ABSTRACT
MONITORING BY DEPARTMENT OF TRAFFIC AND ROAD TRANSPORTATION (DLLAJ) TANGGAMUS ABOUT PUBLIC TRANSPORT BLACK PLATE
BY
BELLA VIRANDA
There are several requirements in Act 22 of 2009 on traffic and road transport vehicles that are worthy of public transport official with yellow license plates. Concerning the procedures for carrying passengers, public transport must endeavor to Law Road Traffic and Transport. Public transport a lot of experienced transportation problems especially competition with private motor vehicle fleet with black license plates. Many public transport black plate on the highway causing disorder who have violated the terms of the license to use public transport as public transport is happening in the area Tanggamus.
The problem in this research that surveillance How Road Traffic and Transport Department (DLLAJ) Tanggamus to public transport black plate? DLLAJ whether inhibiting factor in controlling the public transport in the black plate Tanggamus ?
Approach the problem in this research using two approaches, that is normative approaches and empirical approach. The data used in this research is divided into two primary data and secondary data. Data collection procedures performed using literature study and field study. The data obtained were then processed and analyzed by descriptive qualitative.
Results of research and discussion are (1) Control of Road Traffic and Transport Department of the public transport vehicles that black plates is done by the form of supervision Supervision Concurrent and Stages Supervision of public transport vehicles that black plates through three stages is, the initial monitoring stage Department of Traffic and Road Transport Tanggamus provide route permits and operating the public transport vehicles to operate, is central monitoring stage Officer of Traffic and Road Transport Tanggamus eligible periodically is every Monday working time to control and supervision of road transport and performance evaluation of public transport companies. End monitoring stage is department that regulates traffic and road transport cooperation with the Police Of Tanggamus. Factors inhibiting the Department of Road Transport Traffic on public transport vehicles black plate is the condition of an employee who is not maximized in the field and the ability of law enforcement officers in the execution of the task is still considered less, the limited number of supervisory personnel as well as public awareness of legal order traffic on the highway is still low.
ABSTRAK
PENGAWASAN DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) KABUPATEN TANGGAMUS TERHADAP ANGKUTAN UMUM
BERPLAT HITAM
Oleh Bella Viranda
Dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan agar kendaraan bermotor layak dijadikan angkutan umum resmi dengan plat nomor kuning terdapat persyaratan. Mengenai tata cara mengangkut penumpang, angkutan umum resmi wajib berpedoman pada Undang-Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2009 dan Peraturan Daerah Tanggamus No.2 Tahun 2014 ada daerah yang diperbolehkan untuk beroperasinya angkutan umum berplat hitam karena tidak ada angkutan resmi hal ini diperlukan pengawasan agar tidak terjadi di daerah lain yang dilarang.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah pengawasan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Tanggamus terhadap angkutan umum berplat hitam? apakah faktor penghambat DLLAJ dalam melakukan pengawasan terhadap angkutan umum berplat hitam di Kabupaten Tanggamus?.
Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Data yang diperoleh lalu diolah kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.
yang sudah ada angkutan resmi, tahap pengawasan tengah yaitu Petugas Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Tanggamus yang memenuhi syarat secara periodik yaitu setiap hari senin waktu kerja dilakukan pengendalian dan pengawasan angkutan jalan serta evaluasi kinerja perusahaan angkutan umum. Tahap pengawasan akhir yaitu dinas yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan kerja sama dengan Kepolisian Resor Tanggamus. (2) Faktor penghambat Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan terhadap kendaraan angkutan umum yang berplat hitam adalah tidak adanya angkutan umum berplat kuning di Desa Gunung Batu Dalam, kondisi pegawai yang belum maksimal di lapangan dan kemampuan aparat penegak hukum dalam pelaksanaan tugas masih dinilai kurang, keterbatasan jumlah personel pengawas serta kesadaran masyarakat akan tertib hukum berlalu lintas di jalan raya yang masih rendah.
PENGAWASAN DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) KABUPATEN TANGGAMUS TERHADAP
ANGKUTAN UMUM BERPLAT HITAM
Oleh
Bella Viranda
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGAWASAN DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) KABUPATEN TANGGAMUS TERHADAP ANGKUTAN UMUM
BERPLAT HITAM
(Skripsi)
Oleh
BELLA VIRANDA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
MOTO
“Ilmu itu lebih baik dari harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau akan
menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sementara harta terhukum. Jika harta itu akan berkurang jika dibelanjakan, maka ilmu akan bertambah jika
dibelanjakan”
(Sayidina Ali bin Abi Thalib)
"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah"
PERSEMBAHAN
Atas Ridho Allah SWT dan dengan segala kerendahan hati, ku persembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orang tua tercinta Munir Sahri S.E.,M.M dan Aprina SE. Kakakku Ramita Rizka Aldina S.H dan Adikku Laudya Fadira.
Terimakasih untuk doa dan motivasi selama ini. Almamater tercinta Universitas Lampung
RIWAYAT HIDUP
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul: “Pengawasan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Tanggamus Terhadap Angkutan Umum Berplat Hitam“ sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Segala kemampuan telah penulis curahkan guna menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih terdapat kekurangan baik dari segi substansi maupun penulisannya. Oleh karena itu, berbagai saran, koreksi, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Penulis menyadari ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, di dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan rasa terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Sugeng P. Harianto Selaku Rektor Universitas Lampung;
3. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara sekaligus Pembahas I (satu) yang telah memberikan kritik saran dan masukan yang membangun dalam penulisan skripsi ini;
4. Bapak Agus Triono, S.H., M.H. selaku Pembahas II (dua) yang telah memberikan kritik saran dan masukan yang membangun dalam penulisan skripsi ini;
5. Bapak S. Charles Jackson, S.H., M.H. selaku Pembimbing I (satu) atas kesediaan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, mencurahkan pemikirannya, memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini agar lebih baik;
6. Ibu Ati Yuniati, S.H., M.H. selaku Pembimbing II (dua) atas kesediaan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, mencurahkan pemikirannya, memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini; 7. Bapak Armen Yasir, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan waktu luang atas segala bimbingan dan mengarahkan penulis agar menjadi lebih baik;
8. Seluruh Dosen bagian Hukum Administrasi Negara, Pidana, Perdata, Hukum Internasional dan Hukum Tata Negara beserta semua Staff dan Kyay-kyay Fakultas Hukum Universitas Lampung;
9. Keluarga Bagian Hukum Administrasi Negara dan Keluarga Besar Fakultas Hukum 2011 terima kasih telah menjadi salah satu bagian terbaik perjalanan hidupku;
Orang Tua yang Luar Biasa Terbaik dan Terhebat di dunia. Terima Kasih selama ini telah mendidik dan membesarkanku hingga saat ini dari kecil hingga dewasa dengan penuh perjuangan, pengorbanan, kasih sayang dan doa terbaik yang tiada henti, Semoga Bella bisa selalu menjadi anak yang membanggakan, membahagiakan dan sukses kelak seperti apa yang Mama Papa harapkan.Gelar Sarjana Hukum Universitas Lampung ini Bella persembahkan untuk Papa dan Mama;
11. Kakakku tersayang Ramita Rizka Aldina, S.H. Terima kasih acik telah menjadi kakak sekaligus sahabat terbaik atas motivasi serta bimbingan dari mulai memasuki masa perkuliahan sampai bisa mendapatkan gelar sarjana hukum. Adikku tersayang Laudya Fadira Semoga kita bisa terus membahagiakan Mama dan Papa dan sukses bersama-sama.
12. Keluarga Besar dari Kakek dan nenekku tersayang Sidi Hi. M. Asri dan Siti Hj. Masnona beserta Atuk Mayor Purn. Abdulbar dan Nyaik Siti Fatimah yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis;
13. Teman-Teman dan Sahabat Kampus Ega, Dhana, Ayulicek, Yolanda, Rani, Hayyuni, Suzan, Upe, Uca, Cindy, Cekidiana, April, Nunik, Chelsi, Tara, Okem dan seluruh teman-teman Hukum Administrasi Negara 2011 yang tidak bisa disebut satu persatu.
14. Sahabat terbaik sejak SMA cewek CCL Devyna Putri, Novianti Listiani, dan Ayuni Dina Tiara Terima Kasih sudah selalu ada saat suka dan duka serta dukungannya selama ini;
Della, Christy, Christin, Deni, Billy, Bang Denta, Bang Darmawan), Terima Kasih atas pengalaman 40 hari yang tak terlupakan bersama kalian;
16. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan Terima Kasih atas doa dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan kalian semua Amin.
Akhir kata, penulis sadari bahwa berakhirnya masa studi ini adalah awal dari perjuangan panjang untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Semoga karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian 6
1.5 Kegunaan Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengawasan 7
2.2Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 12
2.2.1 Tugas dan Fungsi DLLAJ 12
2.2.2 Kewenangan DLLAJ 15
2.3Angkutan Umum 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah 23
3.2 Sumber Data 24
3.3 Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 25
3.4 Analisis Data 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Dinas Lalu Lintas dan AngkutanJalan 28 4.2 Pengawasan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Terhadap
Angkutan Umum Berplat Hitam 40
4.2.1 Bentuk Pengawasan 40
4.2.2 Tahapan Pengawasan 45
4.3 Faktor Penghambat DLLAJ dalam Melakukan Pengawasan
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan 57
5.2 Saran 58
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Transportasi merupakan sarana yang dibutuhkan banyak orang sejak jaman dahulu
dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk angkutan.
Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/ atau barang
yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Mengenai jalurnya bisa melalui
udara seperti pesawat terbang, laut atau perairan seperti kapal atau perahu, dan
darat seperti mobil, pedati dan sebagainya.
Kegiatan dari transportasi memindahkan barang (commodity of goods) dan
penumpang dari satu tempat (origin atau port of call) ke tempat lain atau port of
destination, maka dengan demikian pengangkut menghasilkan jasa angkutan atau
dengan perkataan lain produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan sangat
bermanfaat untuk pemindahan/ pengiriman barang-barangnya.
Pengangkutan-pengangkutan tersebut menimbulkan masalah-masalah dalam
transportasi yang makin berkembang. Salah satunya adalah mengenai
pengangkutan darat dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sejak mesin
motor ditemukan, era pengangkutan dengan kendaraan bermotor lambat laun
mulai dipergunakan dan dibutuhkan oleh banyak orang. Mengenai pengertian
kendaraan bermotor tercantum dalam Pasal 1 Ayat 8 Undang-Undang Nomor 22
2
“Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel”.
Pengangkutan darat dengan kendaraan bermotor mulai dipergunakan untuk
pelayanan umum selain digunakan untuk pribadi. Angkutan umum untuk
kendaraan bermotor roda empat di darat seperti bis kota atau antar kota/ pulau,
mikrolet, taksi, angguna (angkutan serba guna), angkudes (angkutan pedesaan),
dan sebagainya mulai banyak dijumpai seiring dengan waktu.1
Hal tersebut akhirnya diatur oleh suatu peraturan hukum oleh pemerintah dalam
bentuk undang-undang dan peraturan pemerintah tentang lalu lintas dan angkutan
jalan umum diatur dalam ijin trayek, ijin usaha angkutan, ijin operasional,
kelaikan angkutan untuk umum beserta persyaratan lain yang ditentukan.
Terdapat beberapa persyaratan dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkutan jalan agar kendaraan bermotor tersebut layak dijadikan
angkutan umum resmi dengan plat nomor kuning. Plat nomor kuning diberikan
kepada kendaraan bermotor beroda empat yang berarti boleh dioperasionalkan
sebagai angkutan umum. Kendaraan bermotor plat nomor kuning selain itu sudah
dilengkapi asuransi kendaraan maupun asuransi jiwa terhadap awak dan
penumpang.
Kendaraan bermotor beroda empat yang digunakan sebagai angkutan umum
berupa mobil penumpang seperti Daihatsu Luxio, Suzuki APV Arena, Suzuki
Carry dan sejenisnya. Pengertian mobil penumpang menurut Pasal 1 butir 6
1
3
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1992 yaitu setiap kendaraan bermotor
yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk
tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan
bagasi.
Sebagai catatan walaupun keberadaan UU No. 14 Tahun 1992 telah diganti
dengan UU No. 22 Tahun 2009 akan tetapi peraturan pelaksana dari UU No. 14
Tahun 1992 tetap dapat berlaku dikarenakan disebutkan dalam Pasal 324 UU No.
22 Tahun 2009 yang berisi “pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua
peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480)
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan
yang baru berdasarkan Undang-Undang ini”.
Mengenai tata cara mengangkut penumpang, angkutan umum resmi wajib
berpedoman pada UULLAJ. UULLAJ yang mengatur ketentuan angkutan umum
adalah Undang-undang No. 22 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1993, tetapi dalam perjalanannya angkutan umum resmi banyak
mengalami permasalahan transportasi khususnya persaingan dengan armada
kendaraan bermotor pribadi dengan plat nomor hitam. Kendaraan tersebut tidak
seharusnya dipergunakan sebagai angkutan umum akan tetapi sebagai angkutan
pribadi sesuai dengan ketentuan UULLAJ.
Banyaknya mobil pribadi sebagai angkutan umum dari hari ke hari
4
angkutan umum resmi, kendaraan tersebut dianggap mengambil bagian rezeki
atau penumpang yang seharusnya didapat oleh angkutan umum resmi
(penyerobotan).
Mobil pribadi sebagai angkutan umum menerapkan tarif angkutan pada
penumpang yang tidak mengacu pada ketentuan tarif yang ditentukan oleh
pemerintah, halinitentusajamelanggarPasal 42 UULLAJ tentangtarif. Ketentuan tarif tersebut hanya berlaku bagi angkutan umum resmi berplat kuning, selain itu
penumpang tidak dijamin dengan asuransi jiwa. Hal ini dapat merugikan
penumpang sebagai konsumen.
Mobil pribadi yang dijadikan angkutan umum cenderung tidak membayar
retribusi, tidak masuk terminal dan tidak manggunakan jasa pelayanan layak uji
jalan kendaraan yang mencakup uji gas emisi, kondisi ban dan ketebalan kaca
film. Supir angkutan umum berplat hitam tidak mematuhi aturan sehingga
keselamatan penumpang terabaikan dan pemerintah pun dirugikan. Jika semuanya
mematuhi aturan, dana yang diperoleh pemerintah mungkin cukup besar.
Kepolisian dan Dinas Perhubungan harus tegas dalam menyikapi masalah
angkutan berplat hitam yang saat ini marak. Masalah ini telah diatur dalam
Peraturan Daerah (Perda) Tanggamus Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pengendalian
dan Pengawasan Mobil Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang untuk
Umum. Seperti di Kabupaten Tanggamus, banyaknya angkutan umum berplat
hitam menimbulkan ketidaktertiban dijalan raya yang telah melanggar
5
Pemerintah Kabupaten Tanggamus telah mengaturnya dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Tanggamus Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Trayek.
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “PENGAWASAN DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) KABUPATEN TANGGAMUS TERHADAP ANGKUTAN UMUM BERPLAT HITAM”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakan gmasalah yang diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu :
1. Bagaimanakah pengawasan DLLAJ Kabupaten Tanggamus terhadap
angkutan umum berplat hitam?
2. Apakah faktor penghambat DLLAJ dalam melakukan pengawasan
terhadap angkutan umum berplat hitam di Kabupaten Tanggamus?
1.3 TujuanPenelitian
1. Untuk mengetahui pengawasan DLLAJ Kabupaten Tanggamus terhadap angkutan umum berplat hitam;
6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat luasnya kajian ilmu hukum, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada bidang Hukum Administrasi Negara pada umumnya, yaitu melihat dari undang-undang yang terkait dalam pokokpembahasan ini, serta pendapat-pendapat dari para ahli mengenai pokok pembahasan ini. Sedangkanr uang lingkup wilayah penelitian adalah Kabupaten Tanggamus dan pada khususnya dilakukan juga di Desa Gunung Batu Dalam.
1.5 KegunaanPenelitian
Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2 :
1. KegunaanTeoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dibidang Hukum Administrasi Negara dalam lingkup peranan DLLAJ Kabupaten Tanggamus.
2. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah :
1. Upaya peningkatan dan perluasanpengetahuan bagipenulis dalam bidang hukum;
2. Sebagai salah satu syarat akademik bagi penulis untuk menyelesaikan studi pada Fakultas hokum Universitas Lampung;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengawasan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengawasan adalah kesadaran
yang tertuju pada peristiwa atau fakta tertentu sebagai metode dalam
penelitian.1Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur penyimpangan dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.2
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai
sebagai“proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan,
atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau
diperintahkan”.
Sujamto berpendapat bahwa pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilaikenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugasdan kegiatan, apakahsesuai dengan yang semestinya atau tidak. Inti tentang pengawasan yaitu bahwa:3
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008, hlm.47
2
https://wahyu410.wordpress.com/2010/11/13/pengawasan/tertanggal 2 Februari 2015
3
8
1. Pengawasan merupakan proses kegiatan pengamatan terhadap seluruhkegiatan organisasi;
2. Melalui pengawasan, kegiatan-kegiatan di dalam organisasi akan dinilaiapakah berjalan sesuai dengan rencana atau tidak;
3. Pengawasan adalah salah satu fungsi dan wewenang pimpinan pada berbagaitingkatan manajemen di dalam suatu organisasi;
4. Pengawasan harus dilakukan secara konsisten dan berlanjut sehingga gerak organisasi dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan secara efektif danefisien;
5. Melakukan pengawasan diperlukan standar penilaian sebagai alatevaluatif terhadap kegiatan-kegiatan yang diawasi.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan.Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah: a. Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;
9
c. Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.
Proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan, diantaranya yaitu :4
a. Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan) sehingga dalam melakukan pengawasanmempunyai standard yang jelas;
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan;
d. Pengambilan tindakan koreksi melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan-penyimpangan yangterjadi.
Pengawasan merupakan kontrol atas jalannya pelaksanaan program. Tanpa adanya kontrol atas program, kesinambungan antar tahapan tidak dapat berlangsung dengan baik. Pengawasan adalah penemuan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif.Sedangkan pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali. 5
4
Suriansyah Murhani, Manajemen Pengawasan Pemerintah Daerah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 32
5
10
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu :6 1. Penetapan standar pelaksanaan;
2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan;
3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan;
4. Pengembalian tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.
Jenis-jenis pengawasan terbagi menjadi 4 (empat) yaitu pengawasan langsung, pengawasan tidak langsung, pengawasan formal, dan pengawasan infromal.7
1. Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara mendatangi dan melakukan pemeriksaan di tempat (on the spot) terhadap obyek yang diawasi. Jika pengawasan langsung ini dilakukan terhadap proyek pembangunan fisik maka yang dimaksud dengan pemeeriksaan ditempat atau pemeriksaan setempat itu dapat berupa pemeriksaan administratif atau pemeriksaan fisik di lapangan.
6
M. Munandar, Perencanaan Kerja, Penkoordinasian Kerja dan Pengawasan Kerja, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2007, hlm.31
7
11
2. Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan tidak langsung merupakan pengawasan yang dilakukan tanpa mendatangi tempat pelaksanaan pekerjaan atau obyek yang diawasi atau pengawasan yang dilakukan dari jarak jauh yaitu dari belakang meja.
Dokumen yang diperlukan dalam pengawasan tidak langsung antara lain :
a. Laporan pelaksanaan pekerjaan baik laporan berkala maupun laporan insidentil;
b. Laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari pengawan lain; c. Surat-surat pengaduan;
d. Berita atau artikel di mass media; e. Dokumen lain yang terkait.
3. Pengawasan Formal
Pengawasan formal adalah pengawasan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat yang berwenang (resmi) baik yang berifat intern dan ekstern; Misal : pengawasan yang dilakukan oleh BPK, BPKP dan ITJEN.
4. Pengawasan Informal
Pengawasan informal yakni pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat atau social control, misalnya surat pengaduan masyarakat melalui media massa atau melalui badan perwakilan rakyat.
12
organisasi tercapai dan apabila terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk dilakukan perbaikan.
2.2 Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan ( DLLAJ )
Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) adalah suatu instansi yang dibentuk
pemerintah yang berfungsi untuk mengawasi dan mengatur masalah transportasi
khususnya angkutan jalan. Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
dibentuknya DLLAJ mengingat bahwa lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai
peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai
bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional
harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan dalam
rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah.
DLLAJ merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Perhubungan yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2.2.1. Tugas dan Fungsi DLLAJ
Perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional menuntut
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan perkembangan
13
penyelenggaraan negara sehingga menimbulkan suatu tugas untuk DLLAJ yang
diantaranya yaitu;
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang lalu lintas dan angkutan jalan;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang lalu lintas
dan angkutan jalan;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan lalu lintas dan
angkutan jalan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyelenggarakan fungsi:8
1. Merencanakan kegiatan dan program dibidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2. Mengkoordinasikan dan mendistribusikan tugas kepada para kepala seksi di lingkungan bidang lalu lintas dan angkutan jalan sesuai bidang tugas masing-masing agar pelaksanaan tugas tepat waktu;
3. Memberikan petunjuk kepada kepala seksi dibidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan baik tertulis maupun lisan agar tugas-tugas dapat dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Penyiapan bahan pengendalian dan pengawasan manajemen Lalu Lintas dan
rekayasa Lalu Lintas dan bimbingan keselamatan dan ketertiban Lalu Lintas; 5. Penyiapan penyusunan dan penetapan jaringan transportasi Jalan;
6. Penyiapan pemberian perijinan,pelayanan dan pengendalian kelebihan muatan dan tertib pemanfaatan jalan;
8
14
7. Penyiapan rencana dari program pembangunan,pemasangan,pemeliharaan alat pengawasan dan alat pengamanan rambu-rambu lalu lintas jalan Propinsi dan lintas kabupaten / Kecamatan;
8. Penyiapan dan koordinasi dengan bidang-bidang dan instansi terkait dalam rangka transportasi lokal;
9. Penyiapan penetapan standar batas maksimum muatan dan berat kendaraan pengangkutan barang dan tertib pemanfaatan antar Kabupaten/ Kecamatan; 10. Penyiapan bahan untuk penetapan lokasi pengerahan rancang bangun dan
persetujuan pengoperasian terminal penumpang tipe B;
11. Pembinaan Pengendalian, Monitoring, Evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan tugas;
12. Memeriksa dan mengoreksi hasil kerja kepala seksi dilingkungan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai petunjuk dan ketentuan yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan;
13. Mengkoordinasikan dan menyiapkan rencana pengoperasian prasarana transportasi jalan;
14. Penyiapan dan koordinasi dengan bidang-bidang dan instansi terkait dalam rangka penyusunan transportasi lokal;
15. Menyelenggarakan administrasi di lingkungan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
15
2.2.2. Kewenangan DLLAJ
Kewenangan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika; 2. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan
kabupaten;
3. Penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum;
4. Pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan kabupaten;
5. Pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi;
6. Penetapan lokasi dan pengesahan rancang bangun terminal penumpang; 7. Pembangunan dan pengoperasian terminal penumpang;
8. Pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;
9. Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam satu kabupaten; 10. Penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kabupaten; 11. Pemberian rekomendasi izin trayek angkutan perdesaan/angkutan kota;
12. Penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan jalan kabupaten;
13. Penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi yang wilayah pelayanannya dalam satu kabupaten;
16
15. Penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam kabupaten;
16. Penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan kabupaten;
17. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan kabupaten; 18. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di
jalan kabupaten;
19. Pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor; 20. Pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
21. Pelaksanaan penyidikan pelanggaran : peraturan daerah bidang LLAJ, pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan, pelanggaran ketentuan pengujian berkala, dan perizinan angkutan umum;
22. Pengumpulan, pengolahan data, dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah kabupaten;
23. Pemberian rekomendasi izin usaha bengkel umum kendaraan bemotor;
24. Pemberian rekomendasi izin trayek angkutan kota yang wilayah pelayanannya dalam satu wilayah kabupaten;
25. Penyelenggaraan pelayanan, pengawasan dan pengendalian perizinan kegiatan usaha jasa pos dan telekomunikasi;
26. Fasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pos dan telekomunikasi; 27. Pemberian rekomendasi persyaratan administrasi dan kelayakan data teknis
17
28. Koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial dan pengembangan kemitraan media;
29. Menyelenggarakan kesekretariatan/ketatausahaan Dinas.
2.3 Angkutan Umum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang angkutanjalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satutempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Sedangkan kendaraanumum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakanoleh umum dengan dipungut bayaran.Pengangkutan orang dengan kendaraanumum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang dilayanidengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek.
Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan ataubarang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau mengirimkan barang dari tempat asalnya ke tempat tujuannya.Prosesnya dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan. Sementara angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang menggunakan kendaraan umum yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara.
18
per penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Karena merupakan angkutan massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dantujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal dan atau tempat perhentian.Angkutan umum massal memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap.9
Pelayanan angkutan umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.Angkutan umum berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia akanpergerakan ataupun mobilitas yang semakin meningkat, untuk berpindah dari suatutempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah ataupun jauh. Angkutan umumjuga berperan dalam pengendalian lalu lintas, penghematan bahan bakar atau energi dan juga perencanaan & pengembangan wilayah.Esensi dari operasional angkutan umum adalah memberikan layananangkutan yang baik dan layak bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya, baik untuk masyarakat yang mampu memiliki kendaraan pribadi sekalipun (choice), danbagi masyarakat yang terpaksa harus menggunakan angkutan umum(captive).Ukuran pelayanan angkutan umum yang baik adalah pelayanan yangaman, cepat, murah, dan nyaman.10
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35Tahun 2003 tentangPenyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, adabeberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan olehumum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Trayek
9
Djoko Setijowarno, Fakta Kebijakan Transportasi Publik di Indonesia, Jakarta, Jaringan Masyarakat Peduli Kesalamatan Transportasi Publik, 2005, hlm. 86
10
19
adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.
Berdasarkan Undang- Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menyebutkan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari:
1. Angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota lain, sebuah moda transportasi perkotaan yang merujuk kepada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja. Jenis kendaraan yang digunakan adalah Mini Bus atau bus kecil;
2. Angkutan perdesaan yang merupakan pemindahan orang dalam dan atauantar wilayah perdesaan;
3. Angkutan lintas batas negara yang merupakan angkutan orang yangmelalui lintas batas negara lain.
Adapun moda transportasi terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Moda transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan moda, ukuran kota dan kerapatan permukiman, faktor sosial-ekonomi;
20
3. Modatransportasi udara: pesawat terbang.Transportasi udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat ditempuh dengan moda darat atau laut, di samping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurusserta praktis bebas hambatan.
Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan di darat, berlayar di perairan laut dan pedalaman, serta moda yang terbang di udara. Moda yang di darat juga masih bisa dikelompokkan atas moda jalan, moda kereta api dan moda pipa.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan moda transportasi, antara lain :
1. Sifat-sifat dari muatan; 2. Biaya transportasi; 3. Tarif transportasi;
4. Pendapatan pemakai jasa; 5. Kecepatan angkutan; 6. Kualitas pelayanan.
21
1. Angkutan umum adalah suatu sistem angkutan umum yang menggunakan mobil penumpang umum (MPU), bus sedang dan bus kecil;
2. Angkutan kota adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah kota dengan menggunakan nmobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek;
3. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakanoleh umum dengan dipungut bayaran.
Transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector).Sedangkan manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
2. Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya a.Pelayanan untuk perorangan atau kelompok;
b.Pertukaran atau penyampaian informasi; c. Perjalanan untuk bersantai;
22
3. Manfaat Politis
Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana.
4. Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman. 11
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam
pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris:
1. Pendekatan Yuridis Normatif
Pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari bahan-bahan pustaka yang berupa literatur dan perundang-undangan
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, dalam hal ini adalah
yang berkaitan dengan pengawasan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Tanggamus terhadap angkutan umum plat hitam.
2. Pendekatan Yuridis Empiris
Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara
menggali informasi dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui secara
lebih jauh mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini penulis melakukan
wawancara dengan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Tanggamus
sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap angkutan jalan
khususnya dalam hal ini angkutan umum berplat hitam, pemilik kendaraan plat
24
3.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara lisan dari pihak-pihak yang
terkait dalam penelitian ini melalui wawancara. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara kepada informan yang
telah ditentukan. Informan tersebut adalah Kepala Bidang Angkutan Jalan
Kabupaten Tanggamus dan para pemilik angkutan berplat hitam.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari peraturan
perundang-undangan, buku-buku hukum, dan dokumen yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat seperti
peraturan perundang-undangan terdiri dari Undang-Undang No.22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1993 tentang Angkutan Umum, Keputusan Menteri No. KM 35
Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dijalan dengan
Kendaraan Umum, Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus No.2
Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Trayek, Peraturan Daerah Kabupaten
Tanggamus No.4 Tahun 2012 tentang Pengendalian dan Pengawasan
25
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer, yang
dapat memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer.
Terdiri dari buku-buku, literatur dan hasil penelitian yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan-bahan penunjang lain yang ada relevansinya dengan pokok
permasalahan, memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan sekunder. Bukan merupakan bahan hukum,
secara signifikan dapat dijadikan bahan analisa terhadap penerapan
kebijakan hukum dilapangan, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ensklopedia, bulletin, majalah, artikel-artikel di internet dan bahan-bahan
lainnya yang sifatnya seperti karya ilmiah berkaitan dengan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini.
3.3 Prosedur Pengumpulan Data dan Metode Penelitian
3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh
prosedur sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara
membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literatur yang ada
26
perundang-undangan, majalah-majalah serta dokumen lain yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian
langsung pada tempat atau objek penelitian yang dilakukan dengan
wawancara kepada para informan yang sudah ditentukan.
3.3.2 Pengolahan Data
Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai
berikut :
a. Identifikasi
Identifikasi data yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan
dengan peranan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
Tanggamus.
b. Editing
Editing yang meneliti kembali data yang diperoleh dari keterangan para
responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk mengetahui apakah
data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk proses selanjutnya.
Semua data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang
ada dalam penulisan ini, editing dilakukan pada data yang sudah terkumpul
diseleksi dan diambil data yang diperlukan.
c. Klasifikasi Data
Klasifikasi data yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok yang
27
d. Penyusunan Data
Sistematisasi data yaitu penyusunan data secara teratur sehingga dalam data
tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar dan tepat.
3.4 Analisis Data
Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu
menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan
efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis guna
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
58
setiap hari senin waktu kerja dilakukan pengendalian dan pengawasan angkutan jalan serta evaluasi kinerja perusahaan angkutan umum. Terakhir tahap pengawasan akhir yaitu Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Tanggamus sebagai Dinas yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan kerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan dalam mewujudkan dan memelihara Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2. Faktor penghambat Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan terhadap kendaraan angkutan umum yang berplat hitam adalah kondisi pegawai yang belum maksimal di lapangan dan kemampuan aparat penegak hukum dalam pelaksanaan tugas masih dinilai kurang, keterbatasan jumlah personel yang berwenang dalam melaksanakan pengawasan dan penindakan terhadap angkutan umum berplat hitam masih menjadi kendala sulitnya koordinasi dengan pihak kepolisian serta kesadaran masyarakat akan tertib hukum berlalu lintas di jalan raya yang masih rendah.
5.2Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, M. 2007. Perencanaan Kerja, Penkoordinasian Kerja dan Pengawasan Kerja. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.
Murhani, Suriansyah. 2008. Manajemen Pengawasan Pemerintah Daerah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Probonagoro, Warpani, Suwardjsoko. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas Angkutan Jalan. Bandung. Penerbit ITB.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
R Cecil, Andrew. 2011. Penegakan Hukum Lalu Lintas. Jakarta. Nuansa Cendikia.
S, Warpani. 1990.Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung. Penerbit ITB. Setijowarno, Djoko. 2005. Fakta Kebijakan Transportasi Publik di Indonesia.
Jakarta. Jaringan Masyarakat Peduli Kesalamatan Transportasi Publik.
Sujamto. 1996. Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia. Jakarta. Sinar Grafika. Susantono, Bambang. 2010. 1001 Wajah Transpotasi Kita. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.
Tim Kreatif. 2010. Sistem Informasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara Nasional.Bandung. Fokus Media.
Victor, M. Situmorang, Jusuf Juhir. 1994. Aspek Hukum Pengawasan Melekat. Yogyakarta. Rineka Cipta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Umum.
Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus No. 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Trayek.
Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus No. 4 Tahun 2012 tentang Pengendalian dan Pengawasan Mobil Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang untuk Umum.