• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN KELAS IV B DI SD NEGERI I BANDAR AGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN KELAS IV B DI SD NEGERI I BANDAR AGUNG"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN

KELAS IV B DI SD NEGERI I BANDAR AGUNG OLEH

NOVITA HENDRA TRISNAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media audio visual dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B SD Negeri 1 Bandar Agung.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

menggunakan teori yaitu pembelajaran, media pembelajaran, dan media audio visual. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa kelas IV B yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten yang berjumlah 15 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, dokumentasi yang berupa foto dan video, wawancara dilakukan pada guru seni budaya dan siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes praktik dan pengamatan aktivitas siswa serta pengamatan aktivitas guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran tari sigeh

penguten menggunakan media belajar dimulai dari guru menyiapkan laptop, LCD, dan sound sistem. Selanjutnya, guru menayangkan video tari sigeh penguten yang terdiri dari tiga sajian yakni video teknik gerak dasar, video rangkaian gerak dasar, dan video sajian tari lengkap dengan musik, tata rias, dan busana.

(2)
(3)

ABSTRACT

THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE AT IV B CLASS OF SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG

BY

NOVITA HENDRA TRISNA WATI

The objective of this research is to describe the use of audio visual median and students’ achievement on the learning of sigeh penguten dance at IV B class of SD Negeri 1 Bandar Agung.

The research method which is used was descriptive qualitative through the theory that is used was the learning, media of learning and audio visual media. The source of the data in this research were the teacher of arts and culture and the students at IV B class who are following the learning of sigeh penguten dance which consist of 15 students. The data collecting techniques which are used were observation, documentary in form of field note, photo and video, interviewing the arts and culture teacher and students, research instrument in form of test and practice and monitoring students’ activities and monitoring teacher’s activities.

The result of this research shows that the implementation of the learning of sigeh pengunten dance through learning media begin with teacher prepare the laptop, LCD, and sound system. Then, teacher shows the video of sigeh penguten dance which consists of three views that is, the video of basic movement technique, the video of basic movement series, and the video view of the complete dance with the music, make up, and costume. After that the teacher shows the video of movements technique first, after the students are able to remember the movement series of the teacher, teacher shows the video views of the complete dance with music, make up, and costume to make the students are able to remember the movement in accordance with the music along the dance. The views of video sigeh penguten dance have done repeatedly until the students really remember it. In learning, the students were more head for the video of sigeh peguten dance therefore the students’ dance movements only limited on the remembering the steps of movement series and were not following the true technique.

(4)

able to modeling the head movement with the exact technique’ appropriate with the video of sigeh penguten dance but the level of false 3-4 times, on the

(5)

PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN KELAS IV DI SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG

Oleh

NOVITA HENDRA TRISNAWATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN KELAS IV B SD NEGERI I BANDAR AGUNG

Nama Mahasiswa :

Novita Hendra Trisnawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913043004

Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. NIP 19840421 200812 2 001 NIP 19590722 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Seni, Pendidikan Seni Tari,

(7)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. ...

Sekertaris : Dr. Muhammad Fuad, M.Hum ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. ...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003

(8)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Novita Hendra Trisnawati

nomor pokok mahasiswa : 0913043004

program studi : Pendidikan Seni Tari

jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar hasil pekerjaan sendiri.

Sepengetahuan saya, tulisan di dalam laporan penelitian ini belum pernah ditulis atau dipergunakan oleh orang lain dan tidak berisi materi yang ditulis dari orang lain, kecuali bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan cara mengikuti tata cara penulisan skripsi yang lazim.

Bandar Lampung, Maret 2013 Yang menyatakan

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada 06 November 1991, sebagai anak pertama dari Bapak Hendro Suyatno dan Ibu Endang Puji Wati, Ama.Pd.SD.

(10)

MOTO

Rasa takut dan bimbang merupakan hal yang dapat mematahkan segalanya dan hanya keberanian serta keyakinan teguh yang dapat mencapai tujuan hidup yang baik.

(Andrew Jackson)

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan kita akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan kita tak akan mengetahui masa depan jika kita menunggu-nunggu.

(11)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan ridhoNya dalam kehidupanku juga keluargaku. Kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang ku sayangi.

 Orang tuaku tercinta Bapak Hendro Suyatno dan Ibu Endang Puji Wati, Ama.Pd.SD., yang selalu memberikan motivasi, do’a dan menanamkan harapan dalam keberhasilanku.

 Bapak angkatku tersayang Kasino, S.Pd., yang selalu mendukungku dalam keadaan suka dan duka serta selalu memberikan semangat dalam

kehidupanku.

 Adik-adikku terkasih, Dian Hendra Rachma Wati, Febby Hutama Putra Endnando dan Mizwar Annas Fauzi yang selalu memberi semangat dan menghiburku dalam keadaan suka dan duka.

 Guru-guruku yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga untukku.

(12)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan hidayah dan ridhoNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Kelas IV B di SD Negeri I Bandar Agung Lampung Timur” sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas. Bimbingan, bantuan dan nasihat dari berbagai pihak sangat membangun dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada.

1. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing I. Terima kasih atas kesediannya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi di sela-sela kesibukan.

2. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku pembimbing II dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Terima kasih atas kesediannya untuk memberi motivasi, bimbingan, saran dan kritik di sela-sela kesibukan.

3. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Penguji dan Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari. Terima kasih atas masukan yang diberikan untuk memperbaiki skripsi ini agar lebih baik.

4. Dwiyana Habsary, S.Sn., M.Hum., yang telah memberikan semangat dan nasihat selama menjalani kuliah di Program Studi Pendidikan Seni Tari. 5. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila.

6. Seluruh staff dan dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

7. Kasino, S.Pd. selaku kepala SD Negeri I Bandar Agung dan Bapak angkatku tersayang yang selalu memberi dukungan, do’a dan limpahan kasih

sayangnya.

8. Andi Supriyono, A.Ma.Pd. selaku guru bidang seni budaya SD Negeri I Bandar Agung, yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam melakukan penelitian.

9. Siswa SD Negeri I Bandar Agung khususnya siswa kelas IV B yang selalu memberikan semangat dalam melakukan penelitian.

10. Orang tuaku teristimewa, Bapak Hendro Suyatno dan Ibu Endang Puji Wati, Ama.Pd.SD. yang selalu mendo’akan dan memperjuangkan semua demi anak-anaknya.

11. Adik-adikku terkasih, Dian Hendra Rachma Wati, Febby Hutama Putra Endnando dan Mizwar Annas Fauzi, kalian adalah semangat dan motivasi mba dalam menyongsong masa depan mba.

(13)

dan do’a dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Seni Tari angkatan 2009, yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

15. Teman-teman KKN dan PPL di SD Negeri I Taman Bogo Purbolinggo, Kadek Feni Aryati, Fitri Wulandari Fauzi, Fertika Dwi Yoswita, Yoan Renate Wibowo, Putri Mandasari, Meditama Situmorang, Silvya Farantika, Metri Setyaning, Ida Bagus Ambara Putra, M. Otavian Kristiana.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 6

2.2 Media Pembelajaran ... 7

2.2.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran ... 9

2.2.2 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media ... 10

2.3 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar ... 12

2.4 Pemilihan Media untuk Pembelajaran ... 13

2.5 Media ... 13

2.3.1 Jenis Media ... 14

2.6 Media Audio ... 16

2.6.1 Karakteristik Media Audio... 18

2.7 Media Audio Visual ... 19

(15)

2.7.3 Ragam Gerak... 23

2.7.4 Busana ... 56

2.7.5 Pendukung Tari ... 57

2.10 Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten ... 57

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 62

3.2 Sumber Data ... 63

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.3.1 Observasi ... 63

3.3.2 Wawancara ... 64

3.3.3 Dokumentasi ... 65

3.3.4 Tes Praktik (Perbuatan) ... 65

3.3.5 Non Tes ... 70

3.4 Instrumen Penelitian... 75

3.5 Teknik Analisis Data ... 76

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat SD Negeri I Bandar Agung ... 78

4.2 Visi dan Misi Sekolah ... 79

4.3 Data Siswa ... 80

4.4 Data Guru ... 80

4.5 Sarana dan Prasarana... 80

4.6 Hasil Penelitian ... 81

4.7 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 81

4.7.1 Pertemuan Pertama ... 82

4.7.2 Pertemuan Kedua ... 85

4.7.3 Pertemuan Ketiga... 87

4.7.4 Pertemuan Keempat ... 88

4.7.5 Pertemuan Kelima ... 89

4.8 Penggunaan Media Audio Visual Pada Tari Sigeh Penguten ... 90

4.8.1 Pengamatan Tes Praktik ... 91

4.8.2 Pengamatan Aktivitas Siswa ... 98

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.3 Kedudukan Media Pembelajaran ... 10

2.1 Hitungan Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 23

2.2 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten... 44

3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik I (Individu) ... 66

3.2 Penentuan Patokan dengan Persentase untuk Skala Lima ... 70

3.3 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 71

3.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 74

4.1 Data Siswa SD Negeri I Bandar Agung...80

4.2 Urutan Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten...83

4.3 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Teknik Gerak Kepala...92

4.4 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Teknik Gerak Tangan ... 93

4.5 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Teknik Gerak Kaki...94

4.6 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Hafalan Urutan Gerak...95

4.7 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Ketepatan Gerak dengan Musik .... 97

4.8 Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Visual Activities ... 98

4.9 Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Listening Activities... 99

4.10 Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Motor Activities ... 101

4.11 Pengamatan Aktivitas Guru...102

4.12 Kemampuan Rata-rata Setiap Aspek Teknik Gerak Kepala, Teknik Gerak Tangan, Teknik Gerak Kaki, Hafalan Urutan Gerak, dan Ketepatan Gerak dengan Musik Menggunakan Media Audio Visual Berdasarkan Indikator Penilaiannya...105

(18)
(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gerak lapah tebeng...42

2.2 Gerak seluang mudik...43

2.3 Gerak jong ippek...44

2.4 Gerak sembah...45

2.5 Gerak kilat mundur...46

2.6 Gerak gubuh gakhang...47

2.7 Gerak ngiyau bias...47

2.8 Gerak tolak tebeng...48

2.9 Gerak ngerujung level rendah...49

2.10 Gerak ngerujung level sedang...49

2.11 Gerak ngerujung level tinggi...50

2.12 Gerak lipetto...51

2.13 Gerak mempan bias...52

2.14 Gerak kenui melayang...52

2.15 Gerak belah hui...53

2.16 Gerak sabung melayang...54

2.17 Gerak merunduk...55

2.18 Gerak samber melayang...55

4.1 Pembelajaran di kelas guru menayangkan dasar gerak tari sigeh penguten dan siswa mengamati video tari...82

4.2 Siswa sedang memperagakan gerak tari yang ada dalam video tari sigeh penguten...86

4.3 Peneliti memberikan contoh gerak tari yang benar...88

4.4 Pembelajaran di kelas siswa memperagakan tari sigeh penguten dengan musik iringan tari...89

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Komponen yang selama ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Idealnya kurikulum pendidikan serta lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna (Sanjaya, 2011: 13).

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, maka

indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh pendidik dengan

memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik, keluasan dan

kedalaman kompetensi dasar dan daya dukung sekolah misalnya, kemampuan guru

(21)

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa siswa dituntut untuk dapat menguasai salah satu tarian daerah setempat atau daerah Lampung sehingga pada pembelajaran seni tari siswa dapat menguasai tari daerah Lampung. Selain itu, tari sigeh penguten termasuk ke dalam KTSP pembelajaran seni budaya yang tertuang pada standar kompetensi (SK) mengekspresikan diri melalui karya seni tari dengan kompetensi dasar (KD) memeragakan tari Nusantara daerah setempat sesuai dengan iringan. Hal ini ditandai dengan sikap siswa dalam mengekspresikan diri melalui tari daerah setempat khususnya tari sigeh penguten karena tarian tersebut termasuk tari yang memiliki ragam gerak dasar. Dipilihnya tari sigeh penguten karena tarian tersebut merupakan tarian khas masyarakat Lampung yang harus dipelajari kepada anak-anak SD Negeri 1 Bandar Agung.

SD Negeri 1 Bandar Agung merupakan sekolah yang berada di Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur. Saat ini disekitar Kecamatan Bandar Sribhawono hanya SD Negeri I Bandar Agung yang sudah menerapkan pembelajaran seni tari. Sekolah yang didirikan pada tahun 1970 ini memiliki 13 ruangan kelas, ruang kantor, koperasi, perpustakaan, mushola dan aula untuk latihan tari. Fasilitas yang dimiliki sekolah ini sudah cukup lengkap dan dapat memudahkan dalam pengambilan data, itulah sebabnya SD ini dijadikan objek dalam penelitian.

Pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri 1 Bandar Agung sudah

(22)

Penggunaan media belajar ini sangat membantu siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten karena guru belum memiliki kemampuan dalam bidang tari. Video tari sigeh penguten yang ditayangkan dari media belajar dijadikan guru sebagai sumber belajar siswa.

Teknologi dan media dapat berperan banyak untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajarannya. Apabila pengajaran berpusat pada siswa, maka siswa merupakan pengguna utama teknologi dan media. Siswa dapat memanfaatkan teknologi dan media dalam serangkaian cara untuk meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan yang berpusat pada siswa memungkinkan para guru menggunakan waktu mereka untuk memeriksa dan memperbaiki masalah siswa dan berkonsultasi dengan para siswa secara individual. Namun, hal ini bukan berarti bahwa teknologi pengajaran dapat atau sebaiknya menggantikan guru, tetapi lebih kepada teknologi dan media dapat membantu para guru menjadi pengelola kreatif dari pengalaman belajar daripada sekedar sebagai pembagi informasi (Smaldino dkk, 2011: 14-16).

(23)

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran, serta memadatkan informasi (Angkowo dkk, 2007: 14). Alat dan sumber belajar walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang ini memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil teknologi. Oleh karena itu, peran dan tugas guru bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai pengelola sumber belajar. Melalui penggunaan berbagai sumber itu diharapkan kualitas pembelajaran akan semakin meningkat (Sanjaya, 2006: 58-59).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung.

(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Guru mata pelajaran seni budaya khususnya dalam pembelajaran seni tari untuk dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat, agar tujuan dalam proses pembelajaran tercapai dengan maksimal.

2. Pihak sekolah lebih memperhatikan sarana dan prasarana terutama dalam ruang lingkup pendidik

3. Menambah dan memberi pengetahuan kepada peneliti mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa perempuan kelas IV B yang berjumlah 15 siswa.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten.

3. Tempat penelitian

Tempat penelitian adalah SD Negeri I Bandar Agung. 4. Waktu Penelitian

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta atau murid. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Implikasi dari pengertian ini adalah tujuan pembelajaran untuk mempersiapkan siswa hidup dalam

masyarakatnya, kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat, siswa belajar secara aktif, guru juga bertugas sebagai komunikator (Hamalik, 2009: 58-65).

Dalam istilah pembelajaran yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa-siswa

(26)

Mengajar (pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam pembelajaran atau instruction guru lebih banyak berperan sebagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa (Sanjaya, 2006: 100-101).

2.2 Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

Materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut. Media juga merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Musfiqon, 2011: 28).

Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih menjadi konkret. Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan: 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio. Contohnya, guru dapat menjelaskan video pertunjukkan tari dalam suatu acara di daerah Lampung. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu

(27)

menghilangkan verbalisme contohnya, guru dapat menjelaskan tentang makna tarian melalui video.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa hingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat contohnya, sebelum guru menjelaskan tentang materi pelajaran, maka guru memutar film tentang pertunjukkan tari atau sebagainya.

Selain memiliki fungsi, media pembelajaran memiliki nilai praktis: 1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. 2. Media dapat mengatasi batas ruang kelas.

3. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.

4. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.

6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.

7. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. 8. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

(28)

Dari berbagai fungsi media tersebut tujuan akhir dari media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini dibangun melalui komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif hanya terjadi jika

menggunakan alat bantu sebagai perantara interaksi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, fungsi media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik memahami secara lebih mudah dan tuntas.

2.2.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran

(29)

Bagan 1.3 Kedudukan Media dalam Pembelajaran

(Musfiqon, 2011: 37)

Dalam proses pembelajaran antara materi, guru, strategi dan media, dan siswa menjadi rangkaian mutual yang saliang mempengaruhi sesuai kedudukan masing masing. Guru berkedudukan sebagai penyalur pesan dan siswa berkedudukan sebagai perantara dalam pembelajaran.Media yang digunakan tanpa didukung metode yang tepat dan guru yang terampil menggunakan media pastilah media tersebut menjadi tidak efektif. Keberhasilan dalam penggunaan media juga dipengaruhi faktor lain yang merupakan komponen pembelajaran.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar - mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami pelajaran. Agar media

Materi Pelajaran

Guru Strategi dan Media

Siswa

(30)

pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka terdapat beberapa prinsip penggunaan media pembelajaran yaitu:

1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran serta sesuai dengan materi pembelajaran. 2. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa

serta memerhatikan efektivitas dan efesien.

3. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

Dalam penggunaan media pembelajaran guru harus menyadari bahwa

penggunaan media tersebut untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan memotivasi belajar siswa. Bukan untuk menutupi kekurangan guru yang kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, contohnya dalam pembelajaran tari guru dapat memutarkan video tarian yang akan diajarkan agar siswa dapat tertarik dan memiliki keinginan untuk mempelajarinya.

(31)

2.3 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa) dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.

1. Konsep dasar media

Media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.

2. Pentingnya media pembelajaran

(32)

2.4 Pemilihan Media untuk Pembelajaran

Media pada dasarnya adalah ‘bahasa guru’, yang artinya dalam proses

penyampaian pesan pembelajaran, guru harus pandai memilih bahasa yang paling mudah dimengerti dan dipahami siswa. Apakah pesan akan disampaikan melalui bahasa verbal, bahasa visual atau bahasa nonverbal lainnya, apakah pesan itu disalurkan melalui peralatan atau melalui pengalaman langsung.

Media pembelajaran lebih condong didominasi oleh apa yang disebut ‘teori

realisme’. Pendekatan ini berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan visual dan audio visual yang mendekati realitas. Dengan kata lain, dalam memilih media, objek-objek sebenarnya lebih disukari dari gambar lukisan, dan lukisan lebih disukai dari gambar garis dan sketsa. Lebih banyak sifat bahan program media yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar (Dwyer, 2008: 185)

2.5 Media

(33)

Dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa (Angkowo dkk, 2007: 10-11).

2.5.1 Jenis Media

Jenis media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja dan diorama.

3. Media proyeksi seperti slide, film strips, film, dan OHP. 4. Lingkungan sebagai media pembelajaran.

Menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran perlu diketahui terlebih dahulu jenis-jenis media yang ada. Ada juga yang memisahkan jenis media sebagai berikut:

1. Media grafis

(34)

2. Media audio

Media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan

dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal. Media audio meliputi radio, alat perekam pita magnetik (tape recorder), piringan hitam, dan laboratorium bahasa.

3. Media proyeksi diam

Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan. Pada media proyeksi diam, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Media proyeksi diam antara lain film bingkai, film rangkai, overhead proyektor (transparansi), transvisi dan proyektor tak tembus cahaya.

Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi belajar yang memiliki enam kategori dasar media yaitu teks, audio, visual, video, perekayasa, orang (Smaldino, 2011: 7).

a) Teks

Teks merupakan karakter yang mungkin ditampilkan dalam format apapun seperti buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya.

b) Audio

(35)

c) Visual

Visual meliputi diagaram pada sebuah poster, gambar pada sebuah papan tulis, foto, gambar pada sebuah buku, kartun dan sebagainya.

d) Video

Merupakan media yang menampilkan gerakan, termasuk DVD, rekaman video, animasi komputer dan sebagainya.

e) Perekayasa

Bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh serta dipegang oleh para siswa. f) Orang-orang

Media ini berupa guru, siswa, atau ahli bidang studi.

2.6 Media Audio

Proses komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas dari aspek pendengaran. Pendengaran itu sendiri merupakan alat untuk

mendengarkan. Mendengar sesungguhnya suatu proses rumit yang melibatkan empat unsur, yaitu (1) mendengar, (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Definisi mendengarkan adalah proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami, dan mengingat simbol-simbol pendengaran (Munadi, 2008: 58-59).

(36)

menimbulkan getaran-getaran yang kemudian merangsang implus-implus saraf sampai ke otak. Unsur kedua dalam proses mendengarkan adalah perhatian. Memperhatikan rangsangan di lingkungan berarti memusatkan kesadaran pada rangsangan khusus tertentu. Indera penerima secara konstan dihujani sekian banyak rangsangan sehingga tidak mungkin menanggapi semuanya sekaligus pada saat yang sama. Ketika memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya disebut perhatian selektif.

Unsur ketiga dalam proses mendengar adalah memahami. Memahami dapat diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang didengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh pengirim pesan atau yang menyampaikan pesan. Kendala utama besar bagi komunikasi antarpesona adalah kecenderungan alamiah kita untuk menghakimi, menilai, menyetujui atau menyanggah

pernyataan orang lain ataupun pernyataan kelompok.

Unsur keempat dalam proses mendengar adalah mengingat. Mengingat adalah menyimpan informasi untuk diperoleh kembali. Apabila sesorang menunjukkan kepada kita arah ke suatu tempat tertentu dan memahaminya tetapi melupakan arah itu sebelum sempat mencatatnya, maka kita mendengarkan tidak

(37)

2.6.1 Karakteristik Media Audio

Memanfaatkan media audio dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan bagaimana kita melakukan proses mendengarkan pesan sehingga pesan tersebut dapat diterima, dipahami dan diingat. Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasalisan/kata-kata) maupun nonverbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain - lain). Adapun, kelebihan media audio sebagai berikut:

1. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta memungkinkan menjangkau sasaran yang luas.

2. Mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar.

3. Mampu memusatkan perhatian siswa pada pengguaan kata-kata, bunyi, dan arti dari kata/bunyi itu sendiri.

4. Dapat menyajikan program pendalaman materi yang dibawakan oleh guru atau orang yang memiliki keahlian dibidang tertentu sehingga tema yang dibahas memiliki mutu yang baik dilihat dari segi ilmiah karena selalu dilengkapi hasil observasi dan penelitian.

(38)

Media audio pun memiliki keterbatasan atau kekurangan. Kekurangan media audio adalah sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication). Di samping itu, penyajian dengan suara hanya mengandalkan salah satu dari kelima indera mempunyai kekurangan ditinjau dari sudut pandang belajar. Mutu penyajian yang hanya menggunakan pendengaran lebih rendah dari mutu

penyajian yang menggunakan audio visual dan bahkan cara visual (penglihatan) mempunyai efek transfer yang lebih kuat dibandingkan pendengaran (Munadi, 2008: 64-65).

2.7 Media Audio Visual

Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua (Sanjaya, 2006: 170).

Media audio visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis:

a. media audio visual yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit atau disebut dengan media audio visual murni. Contohnya: film gerak (movie) bersuara, televisi dan video tari.

(39)

Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatkan indera dan organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual) dan tangan (kinetik) yang memberikan informasi atau pesan yang mudah dimengerti berupa gambar dalam bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.

Guru juga harus mengenal program video yang tersedia, adakalanya saat program video diputar guru memperhatikan siswa secara detail untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan, sebelumnya guru perlu menugaskan siswa untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu pada gerak pada tari sigeh penguten. Setelah itu perlu dilakukan test berapa banyaklah yang dapat mereka tangkap dari program video itu.

2.8 Tari

(40)

Tari merupakan aplikasi budaya suatu masyarakat yang sarat akan simbol- simbol bermakna tertentu bagi masyarakat pendukung budayanya (Habsary, 2003: viii). Untuk memahami dan memaknai nilai seni tari, yang pertama harus ada wujud dan bentuk dari tarian itu sendiri. Tubuh manusia sangat bisa membuat pola gerak pada waktu dan ruang tertentu, namun membuat tarian yang unik menggambarkan tarian yang bernilai, secara tradisional maupun modern (Mustika, 2009: 44). Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna. Penjelasan yang bagaimanapun adanya tentang keberadaan “seni tari”, baik tari

yang berasal dari pelembagaan budaya primitif, pelembagaan tari tradisional yang berkembang di lingkungan istana yang disebut tari klasik, pelembagaan di

lingkungan pedesaan yang disebut tarian rakyat, maupun tari yang berkembang di masyarakat perkotaan yang sering mendapat predikat tarian “pop” serta tari “modern” atau kreasi baru (Hadi, 2007: 13).

Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga formal, seni tari sangat diminati oleh para guru dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada di nusantara khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang berlatar belakang seni tari, banyak guru yang mencoba cara alternatif dengan

(41)

2.9 Tari Sigeh Penguten 2.9.1 Sejarah

Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari Sigeh Pengunten di acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat Lampung. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara proponsi Lampung. Wilayah ini sebagian besar penduduknya berasal dari daerah Sumatera Selatan, perpindahan penduduk tersebuit terjadi pada tahun 1886. Saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirah yang bernama Pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari tepak. Tari tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah kemudian dikenal

dengan tari sigeh penguten. Tarian dahulu yang menarikan hanya keluarga

Pangeran Muhammad Ali. Tari ini dihadirkan pada saat upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang Pesirah dan Penyambutan Tamu Agung. Setelah

(42)

2.9.2 Jenis dan Fungsi

Tari merupakan ekspresi jiwa individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi dari suatu kelompok budaya yang akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan membedakannya dengan budaya lain. Tari sigeh penguten termasuk jenis tari klasik, dan berfungsi mempersembahkan sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, Pesirah dan Tamu Agung.

2.9.3 Ragam Gerak

Tabel 2.1 Hitungan Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten No. Urutan

Gerak

Hitungan Uraian Gerak

1. Lapah Tebeng

1-8

Posisi badan tegap, tangan kanan berada di atas tangan kiri di depan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi lutut kaki kiri. Gerak jalan ke depan diiringi dengan bentuk iringan gupek, yaitu iringan yang memiliki tempo yang cepat.

2. Seluang Mudik

1-2

Kedua tangan diukel di sebelah kanan lalu tangan kiri berada di atas tangan kanan dengan posisi badan mendhak

(43)

3-4

5-6

Selanjutnya mengalir tangan kanan diukel di bawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang

7-8

Tangan kanan diukel kembali di depan dada dengan tangan kiri berada di bawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat

3. Merunduk

1-2

Sikap badan duduk tegak dengan bersimpuh di dua kaki, lalu kedua tangan diukel di depan dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri

(44)

3-4

5-6

Posisi simpuh dan merundukkan badan dengan posisi tangan diletakkan ke bawah tepat di depan kaki serta kepala menunduk ke bawah

7-8

badan kembali duduk tegap dengan arah pandang ke depan

4. Jong ippek

1

Diawali dengan sikap badan duduk tegap, lalu tangan kiri diletakkan di samping kiri dan tangan kanan berada di atas paha

Kaki kiri menjadi

(45)

2

3

Kaki kanan diangkat kearah depan

4

Lanjutan proses hitungan ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap

5

Kedua tangan berdiri ke arah depan sejajar dengan dada

(46)

6

7

Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

8

Kedua tangan diputar dan diletakkan di atas lutut

5. Sembah

1-2

Diawali dengan posisi badan duduk tegap Jong silo ratu, lalu kedua tangan diangkat dengan bentuk tangan sembah

(47)

3-4

5-6

Tangan melakukan proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

7

Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

8

Kedua tangan diputar dan diletakkan di atas lutut

6. Kilat Mundur

(48)

1-2

3-4

Selanjutnya kedua tangan diayunkan ke arah kiri

5-6

Kedua tangan diukel ke dalam di samping kiri badan

7-8

Kedua tangan diayun ke atas dengan kedua tangan menengadah, tangan kiri berada di atas sejajar dengan kepala dan tangan kanan sejajar dengan dada

7. Samber melayang

(49)

1

2

Kedua tangan diukel ke- arah atas

3-4

Kedua tangan melakukan proses ayun ke kanan dan kiri

5-6

Kedua tangan membuka selebar dada dengan posisi jari ditekuk

7-8

(50)

8. Gubuh Gakhang

1-2

Posisi penari menghadap ke sudut kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah

3-4

Kaki kanan melangkah, kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

5-6

Kaki kiri kembali

melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah

7-8

Kaki kanan melangkah, kedua tangan

(51)

9. Ngiyau bias

1-4

Posisi badan penari menghadap ke samping kanan dengan posisi badan mendhak dengan kedua telapak kaki dihadapkan ke arah kanan, lalu kedua tangan diletakkan di atas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali

diletakkan di atas paha

5-8

Arah badan berpindah ke arah kiri dengan sikap badan mendhak dan kedua telapak kaki menghadap ke arah kiri, lalu kedua tangan diletakkan diatas paha dan melakukan proses ukel . Setelah diukel tangan kembali

diletakkan di atas paha 10. Kenui

melayang

1-2

Posisi badan berdiri mendhak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk ke arah dalam

3-4

Kaki sedikit dijinjit dan Kedua tangan melakukan proses mengayun ke arah samping

(52)

5-6

7-8

Setelah diukel kedua tangan kembali diangkat setinggi bahu

11. Ngerujung level tinggi

1-2

Posisi badan penari berdiri mendhak dengan arah badan menghadap ke sudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan. Lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada di depan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada

3-4

Kedua tangan melakukan gerak ukel keluar

Kedua tangan melakukan gerak ukel keluar

(53)

5 – 6

7-8

Kedua tangan sedikit ditarik saat melakukan ukel atau sedikit ditekuk dengan diikuti gerakan kepala dengan

mengahadap tangan kanan (gerakan ini dilakukan dengan arah kanan dan kiri)

12. Sabung melayang

1-2

Posisi penari menghadap ke depan dengan sikap badan mendhak, lalu kedua jari tangan saling bertemu di depan dada

3-4

Kedua tangan

dibentangkan ke samping dengan kaki kiri

membuka

Kaki kanan melangkah dengan posisi silang lalu kedua jari tangan

(54)

5-6

7-8

Kaki kanan berada di depan dengan kedua tangan dibentangkan ke samping, gerakan dilakukan untuk perpindahan tempat

13. Mempan bias

1-2

Sikap badan mendhak menghadap sudut kanan dengan kedua tangan menengadah diatas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan

membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

3-4

Kedua tangan masih menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

(55)

5-6

7-8

Sikap badan kembali menghadap depan dengan kaki kiri sedikit dijinjit (gerakan ini dilakukan penari sebelah kanan dan kiri)

14. Tolak tebeng

1-2

Sikap badan penari mendhak , kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk di samping kanan dengan ditekuk ke dalam

3-4

Kedua ibu jari kaki saling bertemu dan kedua tangan mengayun ke bawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan

(56)

5-6

7-8

Kedua ibu jari kaki saling bertemu sambil bergeser dengan gerak kepala menghadap tangan kanan yang direntangkan

15. Belah hui

1-2

Penari berada pada posisi saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan ke depan dan kedua tangan disilangkan ke depan

3-4

Badan kembali ditarik tegak, dan kedua tangan direntangkan ke samping

(57)

5-6

7-8

Kaki kanan ditarik dengan posisi jinjit, dan kedua tangan

menengadah di atas bahu

16. Ngerujung level rendah

1-2

Sikap badan duduk dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan badannya di sebelah kiri. Tangan kiri berada di sebelah kiri dengan posisi jari merapat mengahadap depan, lalu tangan kanan

direntangkan menghadap sudut kanan setinggi dahi dan kepala menghadap ke gerakan tangan kanan

3-4

Tangan kanan diukel dengan telapak tangan menengadah

(58)

5-6

7-8

Tangan kanan kembali diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakkan mengahadap ke gerakan tangan

17. Ngerujung level sedang

1-2

Sikap badan setengah berdiri dengan lutut kaki menempel di lantai. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada

3-4

Kedua tangan melakukan gerak ukel dengan posisi telapak tangan

menengadah

5-6

(59)

7-8

Tangan melakukan gerak ukel kepala menghadap ke gerakan tangan

18. Lipetto

1

Sikap badan mendhak menghadap ke sudut kanan dengan posisi kanan membelakangi kaki kiri dan kaki kiri dijinjit. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada, kedua tangan ditekuk ke dalam

2

Sikap badan bergerak ke arah sudut kanan dengan kedua tangan diukel ke luar

3

Sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kiri membelakangi kaki kanan dan kedua tangan menengadah melakukan proses ukel

(60)

4

5

Kedua tangan berpindah ke samping kanan dengan sikap badan menghadap ke sudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk ke dalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

6

Kedua tangan diukel ke dalam dan kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

7

Kedua tangan berpindah di kiri dengan tangan kiri diangkat setinggi dahi dan tangan kanan di depan dada tepatnya di samping siku tangan kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan

(61)

8

Gambar 2.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten

Gambar 2.1 Gerak Lapah tebeng (Foto, Trisnawati: 2012)

(62)

Gambar 2.2 Gerak Seluang Mudik (Foto, Trisnawati: 2012)

Motif gerak ini untuk transisi dari posisi berdiri menuju posisi level rendah dengan posisi badan mendhak lalu tangan diukel sebelah kanan dengan posisi tangan kiri ada diatas tangan kanan. Badan jongkok dengan perpindahan posisi tangan.Posisi badan setengah berdiri dengan

perpindahan tangan.Duduk tegak dengan tangan diukel didepan dada dan sikap sikut diangkat.

Gambar 2.3 Gerak Jong Ippek (Foto, Trisnawati: 2012)

(63)

Gambar 2.4 Gerak Sembah (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak ini merupakan gerak transisi dari posisi jong simpuh menuju ke posisi selanjutnya dengan sikap badan duduk tegak dan tangan sembah bergerak ke arah kanan dan kiri.

Gambar 2.5 Gerak Kilat Mundur (Foto, Trisnawati: 2012)

(64)

Gambar 2.6 Gerak Gubuh Gakhang (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerakan ini merupakan salah satu motif dalam tarian ini. Kaki kiri maju kedepan dengan sikap badan mendhak dan kedua tangan maju ke sudut kanan. Selanjutnya kaki kanan maju dengan kedua tangan berada di belakang badan.

Gambar 2.7 Gerak Ngiyau Bias (Foto, Trisnawati: 2012)

(65)

Gambar 2.8 Gerak Tolak Tebeng (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak ini diawali dengan sikap salah satu tangan ditekuk di depan dada dan tangan yang lain diluruskan ke samping arah pandangan mengikuti tangan yang lurus ke samping. Gerakan ini dilakukan tanpa adanya penari

pembawa tepak.

Gambar 2.9 Gerak Ngerujung Level Rendah (Foto, Trisnawati: 2012)

(66)

Gambar 2.10 Gerak Ngerujung Level Sedang (Foto, Trisnawati: 2012)

Yaitu ukel (Jawa=ukel) arah diagonal depan disertai dengan tolehan. Posisi tangan setinggi kepala dan sikap badan setengah berdiri.

Gambar 2.11 Gerak Ngerujung Level Tinggi (Foto, Trisnawati: 2012)

(67)

Gambar 2.12 Gerak Lipetto (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerakan tangan (ukel) dan dilakukan sambil mengubah arah hadap. Sikap badan penari mendhak dan porsi mendhak tersebut akan ditambah ketika akan mengubah arah hadap.

Gambar 2.13 Gerak Mempan Bias (Foto, Trisnawati: 2012)

(68)

Gambar 2.14 Gerak Kenui Melayang (Foto, Trisnawati: 2012)

Kedua tangan digerakkan ke samping badan dengan posisi ditekuk, lalu diayun diangkat setinggi bahu diluruskan masing-masing ke arah kanan dan kiri.

Gambar 2.15 Gerak Belah Hui (Foto, Trisnawati: 2012)

(69)

Gambar 2.16 Gerak Sabung Melayang (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerakan ini dilakukan untuk perpindahan tempat antara penari sebelah kanan dan penari sebelah kiri.

(70)

Gambar 2.18 Gerak Samber Melayang (Foto, Trisnawati: 2012)

Kedua tangan diayun diangkat setinggi bahu lalu diluruskan masing-masing ke arah kanan dan kiri. Gerakan ini dilakukan dengan level rendah dan tinggi.

2.9.4 Busana

1. Kepala/Aksesoris:

a. Siger/Mahkota oleh seluruh penari b. Gaharu/Kembang goyang

c. Sanggul belatung tebak d. Kembang melati e. Anting

2. Badan

a. Tapis Pucuk Rebung/Bitang Perak/Sinjang Betuppal/Tapis Cucuk Pinggir b. Baju kurung brokat

c. Bebe usus ayam d. Selendang tapis

e. Bulu Sertei/Pending/Bebadang f. Kalung buah jukum

(71)

h. Kalung kembang melati i. Gelang burung

j. Gelang kano k. Gelang duri l. Gelang pipih m.Tanggai

2.9.5 Pendukung Tari 1. Penari

Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 5 orang. 2. Durasi

Tari sigeh penguten ini membutuhkan waktu 5-7 menit. 3. Peralatan Tari

Tarian ini menggunakan properti tepak. 4. Iringan Tari

Musik pengiring tarian ini adalah Talo Balak. Irama dalam tarian ini menjadi dua bentuk yaitu, gupek (iringan yang temponya cepat) dan Tarei (iringan yang temponya lambat).

2.10 Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten

Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar- mengajar. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih

(72)

proses pembelajaran akan memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan, selain itu siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh karena media audio visual dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong dalam proses pembelajaran.

Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatkan indera dan organ tubuh yang memberikan informasi atau pesan yang mudah dimengerti berupa gambar dalam bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan

memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi seperti, pengamatan terhadap gerak tari yang ditarikan oleh penari dan mengajarkan makna yang terkandung dalam sebuah tarian.

Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlibatkan contoh keterampilan gerak seperti, gerak pada tari sigeh penguten saat gerak lapah tebeng dan duduk simpuh sebagai penghormatan kepada tamu agung. Melalui media ini siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka menyangkut gerakan tadi. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang tepat untuk

(73)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara utuh (holistik) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010: 6).

(74)

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis (Genzuk, 2003 :7).

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media audio visual dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B SD Negeri 1 Bandar Agung.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten berjumlah 15 siswa. Dipilihnya kelas IV B merupakan rekomendasi guru seni budaya Bapak Andi Supriono karena semangat dan antusias belajar tari sigeh penguten yang cukup baik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik kondisi yang dialami, sumber data primer dan lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui.

3.3.1 Observasi

(75)

Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah titik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan, yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung (Ghony, 2012: 165).

Observasi yang dilakukan peneliti dengan cara melakukan pengamatan untuk memperoleh data yang bertujuan untuk memperoleh data penelitian penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten.

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010: 186).

(76)

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi, surat-surat, foto dan lain-lain dapat dipandang sebagai narasumebr yang dapat diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Foto memberikan bahan deskriptif mengenai situasi pada saat tertentu. Foto lama memerlukan pengetahuan tentang keadaan sosial budaya pada saat foto itu diambil agar dapat memahaminya. Dengan mengajukan pertanyaan foto dapat memberi banyak keterangan. Foto dibuat dengan maksud tertentu dalam keadaan sosio kultural tertentu. Bahan statistik yang tersedia dapat memberikan banyak informasi dan perlu dimanfaatkan, walaupun penelitian naturalistik tidak dengan sengaja mengumpulkannya.

Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa catatan lapangan, foto dan video. Catatan lapangan akan mendukung hasil penelitian observasi dan wawancara mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri 1 Bandar Agung.

3.3.4 Tes Praktik (Perbuatan)

Jenis tes yang digunakan yaitu tes kemampuan menarikan tari sigeh penguten dari hasil penggunaan media audio visual berupa pengamatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Perolehan data tentang hasil belajar tari sigeh penguten menggunakan data kemampuan tes praktik siswa menggunakan media

(77)

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Test Praktik 1 (individu)

No. Aspek Deskriptor Skor Skor

Maksimum 1. Bentuk gerak

kepala

1. Sikap kepala menunduk 2. Sikap kepala

menoleh ke sudut atas 3. Sikap kepala

menoleh ke bawah 4. Sikap kepala

menoleh ke samping 5. Sikap kepala

pandangan ke depan

a) Siswa mampu

memperagakan 5 gerak kepala dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

b) Siswa memperagakan gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 1 dari 5 bentuk gerak kepala

4

5 c) Siswa memperagakan

gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 2 dari 5 bentuk gerak kepala

3

d) Siswa memperagakan gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 3-4 dari 5 bentuk gerak kepala

2

e) Siswa tidak mampu memperagakan 5 bentuk gerak kepala sesuai dengan video tari sigeh penguten

1

Bentuk gerak tangan

1. Sikap tangan mengangkat

a) Siswa memperagakan 4 bentuk gerak tangan dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

gerak tangan namun masih mengalami kesalahan 1 dari 4 bentuk gerak tangan

4

c) Siswa memperagakan gerak tangan namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak tangan

3

d) Siswa memperagakan gerak tangan namun masih mengalami

(78)

kesalahan 3 dari 4 bentuk gerak tangan e) Siswa tidak mampu

memperagakan 5 bentuk gerak tangan sesuai dengan video tari sigeh penguten

a) Siswa memperagakan 4 bentuk gerak kaki dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 1 dari 4 bentuk gerak kaki

4

c) Siswa memperagakan gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak kaki

3

d) Siswa memperagakan gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 3 dari 4 bentuk gerak kaki

2

e) Siswa tidak mampu memperagakan 4 gerak kaki sesuai dengan video tari sigeh penguten

1

2. Hafalan urutan gerak

a) Siswa mampu

memperagakan ragam gerak tari dari ragam gerak pertama hingga akhir sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

delapan belas ragam gerak tari akan tetapi masih mengalami kesalahan 1-2 kali

4

c) Siswa memperagakan delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingkat kesalahan 3-4 kali

3

d) Siswa memperagakan delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingkat kesalahan 5-6

(79)

kali

e) Siswa tidak hafal urutan gerak tari sesuai dengan video tari sigeh penguten sehingga siswa terlihat tidak tertib dan tidak beraturan

1

3. Ketepatan gerak dengan musik

a) Siswa mampu

memperagakan gerakan tari mengikuti irama dan tempo sehingga sesuai dengan iringan musik yang ada dalam video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

gerak tari 1-2 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

4

c) Siswa memperagakan gerak tari 3-4 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

3

d) Siswa memperagakan gerak tari 5-6 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

2

e) Siswa melakukan gerak tari lebih dari 6 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

1

(80)

Hasil belajar tari sigeh penguten siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor 25. Hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan persentase untuk Skala lima.

Tabel 3.2 Penentuan Patokan Dengan Persentase untuk Skala Lima

Interval Persentase Tingkat

Pertama Keterangan

85 - 100 Baik sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang baik

0 - 39 Gagal

(Nurgiyantoro, 1988: 363)

Setelah ini dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan empat aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu teknik gerak kepala, teknik gerak tangan teknik gerak kaki, hafalan urutan gerak, dan ketepatan gerak dengan musik dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 25.

Setelah skor siswa diperoleh maka menjadi nilai dengan rumus berikut. Nilai Akhir = Jumlah skor Siswa x 100%

Jumlah skor Maksimal

3.3.5 Nontes

(81)

Tabel 3.3 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No. Aspek Deksriptor Penilaian Skor Kriteria

1. Visual activities a) Seluruh siswa

memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menayangkan video

5 Baik sekali

b) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi 3 siswa tidak memperhatikan

4 Baik

c) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat 5 siswa tidak

memperhatikan

3 Cukup

d) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat 7 siswa tidak

memperhatikan

2 Kurang

baik

e) Seluruh siswa tidak memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menayangkan video sehingga siswa tidak dapat memperagakan gerak dengan baik atau tidak sesuai dengan video tari sigeh penguten

1 Gagal

2. Listening activities a) Seluruh siswa

mendengarkan urutan gerak sesuai dengan ketepatan hitungan gerak tari sigeh penguten

5 Baik sekali

b) Siswa mendengarkan urutan gerak akan tetapi terdapat 3 siswa yang kurang memahami pelafalan urutan gerak

4 Baik

c) Siswa mendengarkan

(82)

terdapat 5 siswa yang kurang memahami pelafalan urutan gerak d) Siswa mendengarkan

urutan gerak akan tetapi terdapat 7 siswa yang kurang memahami pelafalan urutan gerak

2 Kurang

baik e) Seluruh siswa tidak

mendengarkan urutan gerak yang ada dalam video tari sigeh penguten

1 Gagal

3. Motor activities a) Seluruh siswa melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan gerakan yang ada dalam video tari sigeh penguten

5 Baik sekali

b) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 3 siswa yang tidak

melakukan percobaan gerak

4 Baik

c) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 10 siswa yang tidak melakukan percobaan gerak

3 Cukup

d) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 7 siswa yang tidak

melakukan percobaan gerak

2 Kurang

baik

e) Seluruh siswa tidak

melakukan percobaan 1 Gagal

Total skor maksimum 15

(83)

saat pembelajaran di kelas dengan skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 15. Setelah skor didapat maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa = Jumlah skor Siswa x 100% Jumlah skor Maksimal

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru di dalam kelas.

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No. Instrumen Kegiatan Guru P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 1. Memberi apersepsi dan motivasi

2. Memberitahukan KD dalam pembelajran hari ini

3. Memberitahukan indikator/tujuan pembelajaran

4. Menjelaskan kegiatan tugas yang harus dilakukan peserta didik

5. Menggunakan metode demonstrasi 6. Memberikan klarifikasi bentuk gerak yang

benar

7. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran

8. Memfasilitasi peserta didik untuk berfikir kritis, menganalisis, memecahkan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut 9. Memfasilitasi peserta didik berkompetensi

untuk meningkatkan prestasi siswa 10. Memberi konfirmasi melalui berbagai

sumber terhadap hasil pembelajaran menggunakan media audi visual 11. Berperan sebagai nara sumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan, dengan bahasa yang baik dan santun 12. Memberi motivasi kepada peserta didik

(84)

13. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengecek ketercapainya tujuan pendidikan

14. Menyimpulkan hasil belajar 15. Memberi tugas untuk pertemuan

berikutnya

(Sumber: Instrumen Supervisi Akademik Sertifikasi Guru) Keterangan:

P.1 = Pertemuan pertama P.2 = Pertemuan kedua P.3 = Pertemuan ketiga P.4 = Pertemuan keempat P.5 = Pertemuan kelima

Instrumen tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila guru telah melakukan instrumen tersebut makan kolom akan diberi tanda check list sebagai penanda.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam instrumen penelitian digunakan panduan observasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi dan lembar pengamatan tes praktik.

1. Panduan observasi

(85)

2. Panduan wawancara

Alat yang digunakan pada saat melakukan wawancara berupa alat tulis dan handphone. Panduan wawancara berisi pertanyaaan tentang penelitian. 3. Panduan dokumentasi

Catatan harian digunakan peneliti untuk mengumpulkan data pada saat pengamatan (observasi) dan wawancara. Catatan harian ini untuk menulis data sehingga data-data yang didapat lengkap. Panduan dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto dan catatan harian berupa alat bantu kamera foto.

4. Lembar pengamatan tes praktik

Lembar tes praktik yang digunakan instrumen berupa aspek penilaian yang sudah ditentukan. Lembar pengamatan tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari sigeh penguten dengan menggunakan media audio visual.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

(86)

Hal yang diperoleh akan dianalisis untuk mendeskripsikan mengenai penggunaan media audiovisual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IVB di SD Negeri 1 Bandar Agung.

Langkah-langkah dalam analisis data:

1). Mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan media belajar.

2). Menganalisis hasil gerak tari sigeh penguten dengan menggunakan media audio visual yang dianalisis dengan menggunakan lembar pengamatan tes praktik.

3). Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut.

Nilai Siswa =

4). Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan tolok ukur sebagai berikut.

Interval Persentase

Tingkat Pertama Keterangan

85 - 100 Baik sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang baik

(87)

5). Mereduksi data dengan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian.

6). Memproses penyajian data dengan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 2.1 Hitungan Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
Gambar 2.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan media audio visual pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari dengan materi tari melinting dapat meningkatkan minat belajar peserta didik berdasarkan hasil lembar

d) Siswa melakukan 2 Kurang.. percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat lebih 7 siswa yang tidak melakukan percobaan

Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian untuk mengetahui penggunaan media audio visual pada kegiatan pembelajaran tari untuk

Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran gerak tari sigeh penguten melalui metode demonstrasi

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe STAD dan hasil belajar siswi dalam pembelajaran tari Sigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD

Penggunaan media audio visual pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari dengan materi tari melinting dapat meningkatkan minat belajar peserta didik berdasarkan hasil lembar

Hasil penelitian ini berupa laporan hasil penelitian yang diperolehan dari proses pembelajaran tari melinting dengan menggunakan audio visual di MTs Negeri 2

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan apresiasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Woiha pada materi seni tari lulo dengan memanfaatkan media audio visual baik yang