• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAFE SHISHA CORNER BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAFE SHISHA CORNER BANDAR LAMPUNG"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAFE SHISHA CORNER BANDAR LAMPUNG

OLEH

MEIRIAN TRISAPUTRA

Saat ini perkembangan bisnis di Kota Bandar Lampung sudah semakin pesat, aktivitas bisnis mulai bermunculan dan berkembang. Bisnis kuliner berbentuk kafetaria di Kota Bandar Lampung semakin mengalami kemajuan yang pesat sehingga menimbulkan adanya persaingan diantara para pelaku bisnis. Salah satu kafetaria yang ada di Bandar Lampung dan menjadi pilihan konsumen adalah Shisha Corner. Shisha Corner merupakan kafetaria yang menawarkan menu Shisha pertama di Bandar Lampung yang memiliki konsep tata ruang indoor dan outdoor.

Pada tahun 2013 semakin berkembangnya kafetaria di jalan Singosari seperti d’arte, BSA, maka penjualan Shisha Corner pada 2013 yang berada diangka rata-rata akhirnya mengalami penurunan penjualan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya hidup yang terdiri dari aktivitas, minat, dan pendapat terhadap keputusan pembelian di kafe Shisha Corner Bandar Lampung.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metodenon probability samplingdengan teknikpurposive sampling, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden, analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis yang telah dihitung menunjukkan bahwa dimensi Gaya Hidup ( X ) yang terdiri atas aktivitas, minat, pendapat mempengaruhi secara positif variabel Keputusan Pembelian ( Y ), artinya variabel Keputusan Pembelian dipengaruhi secara signifikan oleh dimensi Gaya Hidup sebesar 55,9%.

(2)

PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAFE SHISHA CPRNER BANDAR LAMPUNG

Oleh:

MEIRIAN TRISAPUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(3)

PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAFE SHISHA CORNER BANDAR LAMPUNG

(SKRIPSI)

OLEH

MEIRIAN TRISAPUTRA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Manfaat Penelitian ... 15

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran ... 17

2.2 Perilaku Konsumen ... 18

2.3 Gaya Hidup ... 21

2.4 Keputusan Pembelian ... 24

2.5 Hubungan Gaya Hidup dan Keputusan Pembelian ... 26

2.6 Kerangka Penelitian ... 27

2.6.1 Gaya Hidup... 27

2.6.2 Keputusan Pembelian ... 28

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1 Populasi ... 32

3.2.2 Sampel ... 33

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Pengukuran Variabel ... 35

3.6 Uji Validitas ... 37

3.7 Uji Reliabilitas ... 38

3.8 Metode Analisis Data ... 38

3.8.1 Regresi Berganda ... 38

3.8.2 Uji T ... 39

3.8.3 Uji F ... 40

3.9 Koefisien Determinasi (R²) ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden……… ………...42

4.1.1 Jenis Kelamin…………... . 42

4.1.2 UsiaResponden……….…42

4.1.3 Pekerjaan.. ... .43

4.1.4 Pendidikan. ... .44

4.1.5 Pengeluaran ……… 44

4.1.6 Jumlah Anggota Keluarga ... .45

(7)

4.1.8 Komunitas ……….…….. 47

4.2 Uji Validitas danReliabilitas ……….…. 48

4.2.1 UjiValiditas ………...…. 48

4.2.2 UjiReliabilitas ………..….. 49

4.3 Analisis Kualitatif ……….……….. 50

4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 51

4.3.1.1 Tanggapan atas Aktivitas (X1)……….. 51

4.3.1.2 Tanggapan atas Minat (X2)………52

4.3.1.3 Tanggapan atas Pendapat (X3)……….. 52

4.3.1.4 Tanggapan atas KepuusanPembelian (Y) ………53

4.4 Analisis Kuantitatif………... 54

4.4.1 RegresiBerganda ……… 54

4.4.2 Uji koefisien Regresi SecaraParsial (Uji t) ………. 56

4.4.3 Uji F (Uji Koefisien Secara Bersama-sama) ……….. .57

4.4.4 Uji Determinasi R2………..58

4.5 Pembahasan……… 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………. 61

5.2 Saran ………. 62 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Jawaban 30 Responden

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 4 : Uji Reliabilitas

Lampiran 5 : Jawaban 100 Responden

Lampiran 6 : Frekuensi Demografi Responden

Lampiran 7 : Frekuensi Jawaban Responden

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Daftar Nama Kafetaria di Kecamatan Enggal Bandar Lampung. 4

Tabel 1.2 Daftar Menu dan Harga di Shisha Corner ...6

Tabel 1.3 Penjualan Shisha Corner Tahun 2013–Agustus 2015 ... 9

Tabel 2.1 Referensi Penelitian ... 29

Tabel3.1Operasional Variabel……... 36

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan JenisKelamin …….…… 42

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkanusia ……… 42

Tabel 4.3 Karakteristik Responden BerdasarkanPekerjaan ……….. 43

Tabel 4.4 Karakteristik Responden BerdasarkanPendidikan ……..…… 44

Tabel 4.5 Karakteristik RespondenBerdasarkan Tingkat Pengeluaran …... 45

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 45 Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Jumlah Kunjugan 46 Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Komunitas yang Diikuti.. 47

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas ……….. 48

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ………. 50

Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden Atas Aktivitas (X1) ….………… 51

Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden Atas Minat (X2)……….. 52

(10)

Tabel 4.14 Hasil JawabanResponden Atas KeputusanPembelian ……….. 54

Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial t ... 54

Tabel 4.16 Hasil Uji Parsial t………..……. 56

Tabel 4.17 HasilUji F ……...……….…..57

(11)
(12)
(13)

MOTTO

Work hard, Play hard”

(Meirian Trisaputra )

“My mother is my key to success”

(Chairul Tanjung )

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik

untuk hari tua”

(14)
(15)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karyaku ini yang selalu kusebut sebagai lembaran-lembaran masa depan untuk orang-orang yang

kusayangi

Papaku tersayang H. Zubairi MR dan Mamaku tersayang Hj. Asmah (Almh) sebagai pemberi semangat terbaik dalam hidupku yang tak pernah lelah mendoakan serta menyayangiku, atas semua cinta, pengorbanan, ketulusan, kesabaran dan dukungan

(16)

RIWAYAT HIDUP

Meirian Trisaputra dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 11 Mei 1993, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan H. Zubairi MR dan Hj.Asmah (Almh).

Peneliti menyelesaikan pendidikan formal yang dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Tamansiswa Bandar Lampung pada tahun 2005, kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2011.

(17)

SANWACANA

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang atas limpahan rahmat-Nya, peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Terselesaikan skripsi ini merupakan ikhtiar peneliti yang tidak luput dari bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Teristimewa kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta, H. Zubairi MR dan Hj. Asmah (Almh), terimakasih atas semua limpahan kasih sayang yang luar biasa, doa, segala pelajaran hidup yang telah diberikan serta menjadi motivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini, Semoga Allah SWT selalu memberikan

perlindungan dan karunia-Nya

2. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

(18)

5. Bapak Dr. Ribhan, S,E., M.Si selaku penguji utama pada ujian skripsi yang bersedia hadir dan memberikan kritik dan saran, serta nasihat dan motivasi yang sangat bermanfat bagi peneliti

6. Ibunda Roslina, S.E., M.Si. selaku pembimbing utama yang telah

membimbing dengan sabar dan memberikan arahan kepada peneliti dalam sampai akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Ibunda Faila Shofa, S.E., M.S.M selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan waktunya, masukan, bimbingan, nasihat, serta motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

8. Bapak Hidayat Wiweko S.E., M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik. 9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

10. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 11. Kakak-kakak dan adik kandung tersayang, terimakasih atas dukungan dan

motivasi, yang selalu memberikan kasih sayang serta mengajarkan betapa berharga dan lengkapnya arti dari sebuah keluarga.

(19)

13. Terimakasih kepada bang Farhan yang sudah memberikan izin untuk menjadikan objek sekaligus meneliti di Shisha Corner dan selalu mendukung dan

menyemangati selama ini.

14. Sahabatku Deni, Grihda, Prima, Ghia, Redy, Jp, Tenza, Jaka, Fidya, Tyo, Mm, Try.. Terimakasih atas kebersamaan kalian dengan tanpa diminta selalu

memberikan semangat, solusi, menghibur dan dukungan selama ini.

15. Rekan-rekan Manajemen 2011 Universitas Lampung, Yasser Syamsurya, Agung, Tatang Setia, Erie, Putu, Tama, Diono, Dona, Rio, Aji, Ricky, Agus, Agil, Yulius, Anindia, Ratih, Ratu, Bekel, Eva, Audi, Gita, Farras, Bungsu, Mersa, Joshua, Dio, Dina, Farid, Bayu, Yusan, Yipi dan semua teman-teman yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaan dan sukses buat kita

kedepannya

16. Rekan-rekan Manajemen 2010, Imam, Refky, Aldo, Dery, Rezi, ciko, Syarif, Johannes, Pras, Dicky, Gede, Bella Terimakasih atas doa dan selalu menyemangati selama ini.

17. Terima Kasih untuk Almamater tercinta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 18 Desember 2015

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis di Kota Bandar Lampung sudah semakin tinggi. Aneka ragam aktivitas bisnis mulai

bermunculan dan berkembang, misalnya bisnis properti, bisnis yang tak kalah berkembang adalah bisnis kuliner. Bisnis kuliner berbentuk kafetaria di Kota Bandar Lampung semakin mengalami kemajuan yang pesat sehingga menimbulkan adanya persaingan diantara para pelaku bisnis. Salah satunya kemajuan tersebut di karenakan terjadinya perubahan gaya hidup remaja yang cenderung memiliki tempat untuk berkumpul.

(21)

2

makanan di pinggir jalan, kafetaria, hingga resto-resto besar, yang tetap ramai

dikunjungi pengunjung, artinya adalah persaingan yang terjadi di antara pelaku usaha kuliner itu sendiri akan semakin ketat pula, sehingga memaksa mereka untuk

menciptakan sebuah inovasi yang mampu menarik perhatian konsumen untuk berkunjung dan membeli sebuah produk.

Strategi yang tepat dilakukan demi memenangkan persaingan di pasar, banyak hal yang harus dipersiapkan oleh perusahaan yang ingin terjun ke dunia bisnis ini. Kesiapan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis nantinya akan dapat dilihat dari bertahan atau tidaknya bisnis yang dijalankannya. Perubahan gaya hidup, kebiasaan, selera dan tata cara dalam menikmati dan mengkonsumsi makanan pada masyarakat perkotaan membuat para pelaku bisnis kuliner semakin kreatif

menuangkan ide-ide baru mengenai kafetaria dengan memasukan beragam konsep yang menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung dan mencicipi beragam jenis makanan dan minuman yang disajikan.

(22)

3

menciptakan konsep yang berbeda dari kafetaria yang sudah ada. Hal ini sudah tentu untuk menarik perhatian pengunjung. Pada umumnya pelaku usaha kafetaria terlebih dahulu mensurvei apa yang menjadi tren di pasaran masyarakat atau dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Masyarakat pada umumnya senang dengan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada. Ketika masyarakat kota di perhadapkan dengan begitu banyak pekerjaan, secara fisiologis andrenalin itu berdampak negatif jika digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Maka, otomatis akan dapat merusak kesehatan.

Tidak hanya tempat berkumpul yang berada di alam terbuka saja yang diminati oleh masyarakat, namun kafetaria dengan suasana yang tenang dan nyaman tata ruang nya juga bisa menarik perhatian masyarakat, khususnya para remaja. Tentu saja dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang membuat mereka betah di kafetaria tersebut. Fasilitas-fasilitas yang biasanya mendukung di sebuah kafe adalah selain dengan desain tata ruang yang menarik, fasilitasWiFisebagai jaringan untuk mengakses sosial media di internet. Selain itu juga fasilitas lainnya seperti toilet dan lahan parkir, harus pula diperhatikan kebersihan dan kapasitasnya sehingga tidak mengganggu para pengunjung.

(23)

4

konsep nuansa unik kafetaria yang memiliki kekuatan dalam memanjakan pelanggan, berikut dapat dilihat data nama-nama Kafetaria yang ada di kecamatan Enggal :

Tabel 1.1 Daftar Nama Kafetaria di Kecamatan Enggal Bandar Lampung

No Nama Kafetaria Alamat

1 D’arte Jln. Singosari, Bandar lampung

2 Shisha Corner Jln. Singosari, Bandar lampung 3 EpisodeCafé Jln. Singosari, Bandar lampung 4 BSACafe Jln. Singosari, Bandar Lampung 5 Nudie Jln. Gatot subroto, Bandar Lampung 6 Sosial Place Jln. Way sungkai, Bandar Lampung 7 De rose Jln. Hos Cokroaminoto Bandar Lampung 8 Blooming Jln. Way sungkai, Bandar Lampung 9 Ninos Ice Cream Jln. Ir H. Juanda, Bandar Lampung 10 Kafe Bali Jln. Ir H. Juanda, Bandar Lampung 11 Rose Jln. Hos Cokroaminoto, Bandar Lampung 12 Kopi Kita Jln. Mataram, Bandar Lampung

13 Smanda 86 Jln. Singosari, Bandar Lampung 14 The Coffe Jln. Gatot Subrot, Bandar Lampung 15 Diggers Jln. Gatot Subroto, Bandar Lampung

Sumber : http://kulinerbandarlampung.blogspot.com/2012/02/alamat-dan-telepon-ragam-restoran-di.html(diakses pada 7 juli 2015 pukul 20:30)

(24)

5

2013 yang berjumlah 942.039 jiwa dan bertambah pada tahun 2015 dengan jumlah 979.287 jiwa menurut BPS yang di akses melalui (http://www.bps.go.id diakses pada 7 juli 2015 pukul 21:30) hal ini menunjukan bahwa adanya kesempatan bagi para pelaku bisnis untuk tumbuhnya beragam jenis usaha termasuk sektor kuliner melalui jenis kafetaria dan membuat untuk pelaku usaha yang sudah ada melakukan strategi untuk memprtahankan kosumen agar tidak pindah kepada produk pesaing dan memenangkan pilihan konsumen.

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Shisha Corner yang merupakan tempat konsumen berkumpul dengan rekan atau keluarga untuk menghabiskan waktu

senggang dan berbincang-bincang. Shisha Corner didirikan oleh Nadya Umar pada tahun 2008 berlokasi di jalan Singosari No.20 Enggal, Bandar Lampung. Enggal dipilih sebagai lokasi dari Shisha Corner sebenarnya dikarenakan rumah pendiri Shisha Corner saat itu berada di Enggal dan cocok untuk dijadikan tempat bisnis sebuah Kafetaria. Shisha atau biasa disebut hookah adalah peralatan untuk membakar tembakau beraroma buah-buahan. Cara menghisap Shisha berbeda dengan menghisap rokok tembakau pada umumnya. Shisha menggunakan tabung yang berisi air,

didalam tabung itu, tembakau dipanaskan dengan ditambahkan rasa buah-buahan. Asapnya kemudian dihisap dengan menggunakan selang khusus.

(25)

6

dimaksudkan untuk menampung banyaknya peminat dan memberikan kenyamanan yang khusus diberikan pada pelanggan.

Hal yang berbeda dari Shisha Corner dibandingkan dengan tempat bersantai atau kafetaria yaitu terdapat banyaknya jumlah tabung Shisha yang tersedia dan

banyaknya varian rasa Shisha yang membuat konsumen mempunyai banyak pilihan sebagai daya tarik Shisha untuk menarik minat konsumen untuk berkunjung ke Shisha Corner,. Berkembangnya Shisha Corner tentu didasari pada penerapan konsep yang berbeda dengan jenis usaha kafetaria lainnya, hal ini didsasari pada kemampuan Shisha corner menghadirkan Shisha sebagai pilihan pertama yang ada di Bandar Lampung.

Berdirinya Shisha Corner tentu memiliki strategi dan target didalam penetapan pasar sehingga bisnis terus tumbuh dan mampu bersaing dengan bisnis kafetaria lainnya, pangsa pasar yang dituju Shisha Corner adalah remaja yang senang berkumpul dan bersantai bersama teman atau kerabat dan keluarga. Kenyataannya dapat dilihat dari menu yang di tawarkan oleh Shisha kepada pelanggan. Adapun beberapa menu tersebut sebagai berikut :

Tabel 1.2 Daftar Menu dan Harga di Shisha Corner

Menu Shisha Harga (Rp)

Bubble Gum

25.000,-Grape

25.000,-Orange

(26)

25.000,-7

Tabel 1.2 Daftar Menu dan Harga di Shisha Corner (Lanjutan)

Sumber :Shisha Corner, 2015

Berdasarkan tabel 1.2 dapat kita lihat bahwa menu yang ditawarkan oleh Shisha Corner cukup bervariasi dan harga yang ditawarkan oleh Shisha Corner sangat terjangkau oleh semua kalangan bahkan pelajar sekolah. Setiap hari, pengunjung

Menu Makanan Harga (Rp)

Nasi goreng ayam 18.000,-Nasi ayam goreng 15.000,-Roti bakar keju susu 9.000,-Kentang goreng+sosis

9.000,-Jamur crispy

9.000,-Mie rebus (+nasi) 8.000,- (+3000)

Menu Minuman Harga (Rp)

Blue ocean

10.000,-Capuchino float 10.000,-Strawberry float

10.000,-Lemon tea

8.000,-Coklate milkshake 8.000,-Es teh, sosro, fruit tea

6.000,-Minuman Panas Harga (Rp)

Mochachino panas

9.000,-Milo panas

8.000,-Teh tarik panas

(27)

7.000,-8

Shisha Corner mayoritas adalah anak muda dan keluarga, terkadang juga terdapat komunitas-komunitas tertentu yang datang ke Shisha Corner sekedar bersantai dan berbincang-bincang dengan kawan-kawan.

Berlokasi di tempat bisnis kuliner yang tadinya belum terlalu ramai, perlahan-lahan dengan seiringnya waktu dan munculnya pesaing. Perubahan gaya hidup dan kemajuan teknologi membuat pengunjung tidak hanya memperhatikan faktor menu makanan saja, akan tetapi faktor interior juga menjadi daya tarik tersendiri dalam membuat kenyamanan pelanggan, semakin banyaknya usaha Kafetaria dengan menyajikan interior yang menarik membuat Shisha Corner mulai ditinggal oleh konsumen yang memilih untuk ke tempat pesaing sehingga Shisha Corner kehilangan kekuatan dalam mempertahankan pelanggan, hal ini sejalan dengan penurunan

penjualan. Pada tahun 2008 Shisha Corner mampu mencapai target penjualan, dikarenakan masih sedikitnya kafetaria yang berdiri di daerah Kecamatan Enggal. Pada tahun 2013, perubahan gaya hidup yang mempengaruhi manusia untuk mencari tempat berkumpul, hal ini menjadi pemicu para pelaku bisnis untuk mendirikan tempat berkumpul di daerah yang menjadi sentra kegiatan manusia yang menjadikan daerah Singosari yang telah dikenal sebagai tempat untuk berkumpul atau

(28)

9

sebagai pengagas kafetaria yang menawarkan menu Shisa pertama yang ada di Bandar Lampung, penurunan penjualan dapat dilihat melalui data tabel 1.3 Berikut ditampilkan data penjualan Sisha Corner.

Tabel 1.3 Nilai Penjualan di Shisha Corner Tahun 2013 - Agustus 2015. Tahun Kuartal Penjualan (Rp) %

2013

I

73.634.300,-II 54.097.400,- -26,53%

III 50.189.500,- -7,22%

2014

I 56.590.900,- 12,75%

II 43.398.500,- -23,31%

III 50.052.800,- 15,33%

2015

I 48.050.000,- -4,01%

II 41.970.000,- -12,65%

(29)

10

Gambar 1.1 Grafik batang Penjualan Shisha Corner Tahun 2013–Agustus 2015

Sumber : Tabel 1.3

Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa terjadi naik turunnya penjualan dari Shisha Corner dari tahun 2013 hingga Agustus 2015, namun secara garis besar penjualan Shisha Corner cenderung mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga agustus 2015. Untuk kuartal ketiga pada 2015 belum dapat dihitung dikarenakan belum selesainya kalender 2015. Persoalannya terjadi penurunan karena gaya hidup yang terus berkembang dan adanya persaingan usaha yang terus meningkat sehingga terjadi penurunan yang signifikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian suatu produk baik itu berupa barang maupun berupa jasa terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000

2013 2014 2015

kuartal 1

kuartal 2

(30)

11

(Kotler, 2009 : 188). Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi setiap individu. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Sadar atau tidak, gaya hidup ikut berpengaruh dalam keputusan konsumen dalam pembeliannya. Masing-masing orang memiliki pribadi yang berbeda-beda yang juga mempengaruhi pembeliannya.

Widjaja (2009 : 76) mengutarakan bahwa konsumen termotivasi dalam berbelanja karena unsur dan dorongan kebutuhan yang muncul karena gaya hidup. Terdapat empat kategori yang menjadi motif dalam proses pembelian guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen itu sendiri sehingga tercipta kepuasan terhadap apa yang telah konsumen dapatkan karen gaya hidup yaitu :

• Hasrat Kemewahan (Aspiration Luxuries)

Aspiration luxuries akan memuaskan konsumen dari aspek kebutuhan

emosionalnya. Melalui pembelian konsumen dapat mengekspresikan dirinya, sistem nilai, minatdan hasratnya. Kepuasan muncul dari emosi lebih besar daripada kepuasan pemenuhan kebutuhan praktis atau fungsional.

• Pembelian produk bermanfaat (utilitarian purchases)

(31)

12

• Kesukaan/memanjakan diri (indulgences)

Individu mencoba untuk hidup menikmati sedikit kemewahan tanpa banyak menambah pengorbanan dari pengeluarannya. Gratifikasi dari produk atau jasa ini terletak pada faktor emosional.

• Gaya hidup mewah (lifestyle luxuries)

Gaya hidup menawarkan manfaat dan kegunaan bagi konsumen berupa meningkatkanprestige,imagedansuperior quality dari sebuah merek. Dalam hal ini, peranan merek menjadi gratifikasi konsumen untuk membeli produk atau jasa.

Menurut Plummer (1974 : 35) bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktifitas– aktifitas manusia dalam hal :

1. Pola seseorang dalam menghabiskan waktu 2. Minat seseorang

3. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain

4. Karakter–karakter dasar seperti tahap yang dilalui seseorang dalam kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal. Pendekatan ini menggunakan gabungan beberapa teori, yaitu:

1. Teori hirarki kebutuhan manusia (need hierarchy)yang di

(32)

13

diri. VALS mengidentifikasi nilai-nilai yang dianut masyarakat pada setiap tingkat kebutuhan tersebut.

2. teori tentang dorongan-dorongan kepribadian yang diperkenalkan oleh Riesmen, Glaser dan Denny (1950) didalam VALS, termonologi

otherdirecteddiubah menjadiouter directed(dorongan dari luar). Dalam meramalkan perilaku konsumen, para ahli berpendapat bahwa nilai-nilai individu akan menentukan gaya hidup seseorang, dan gaya hidup seseorang akan menentukan konsumsi atau perilaku seseorang (dalam Ade Octavia 2009).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH DIMENSI GAYA

HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KAFE SISHA CORNER BANDAR LAMPUNG”

1.2 Rumusan Masalah

(33)

14

menampung kegiatan dan minat maka pelaku usaha menyediakan tempat dengan membuat Kafetaria yang mampu menampung dan menjadikan pelung dengan daya saing dan memiliki nilai jual. Berdirinya kafetaria untuk tempat berkumpul secara langsung membuat pengunjung memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap tempat yang dianggap mampu menjangkau keinginan mereka untuk bersosialisasi. Banyaknya kafetaria di Bandar Lampung maka membuat persaingan yang kompetitif dalam memenangkan kosumen, salah satunya adalah dengan adanya Shisha Corner di Bandar Lampung sebagai penggagas kafetaria di wilayah jln. Singosari. Bedasarkan tabel 1.3 menunjukan dengan banyak berdirinya kafetaria–kafetaria di Jl. Singosari telah merubah gaya hidup masyarakat Bandar Lampung memiliki banyak pilihan dalam menentukan tempat untuk bersosialisasi, hal ini membuat Shisha Corner mengalami penurunan konsumen dan penurunan penjualan dan tidak mampu mempertahankan nilai penjualan seperti awal berdirinya Shisha Corner.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada pada tabel 1.3 dan Gambar 1.1 maka dapat diidentifikasi yaitu :

• Apakah aktivitas (activities) berpengaruh terhadap keputusan pembelian

kosumen di Shisha Corner Bandar Lampung ?

• Apakah minat (interest )berpengaruh terhadap keputusan pembelian

kosumen di Shisha Corner Bandar Lampung ?

• Apakah pendapat (opini) berpengaruh terhadap keputusan pembelian

(34)

15

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

• Untuk mengetahui apakah aktivitas (activities) berpengaruh terhadap

keputusan pembelian di Shisha Corner Bandar Lampung.

• Untuk mengetahui apakah minat (interest) berpengaruh terhadap keputusan

pembelian di Shisha Corner Bandar Lampung

• Untuk mengetahui apakah pendapat (opini) berpengaruh terhadap keputusan

pembelian di Shisha Corner Bandar Lampung

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Bagi perusahaan,penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengelola kafeteria agar tetap diminati oleh masyarakat dalam arti mereka harus memperhatikan apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat makan maupun tempat berkumpul.

(35)

16

c) Bagi peniliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini

mengemukakan menurut pandangan mereka masing-masing. Kotler dan Amstrong (2008 : 5) mengartikan pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan tujuan untuk menangkapnnilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

MenurutAmerican Marketing Association(AMA). Kotler dan Keller (2009: 5) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan dua cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.

(37)

8

2.2 Perilaku konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai “perilaku yang konsumen tunjukkan

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan

mereka”(Schiffman, 2010 : 23). Menurut Kotler & Amstrong (2009: 172), “ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.” Antara lain :

Faktor budaya :

• Budaya (culture)

Budaya adalah hal paling dasar yang membentuk keinginan dan perilaku seseorang. Setiap kelompok masyarakat memiliki sebuah budaya, dan budaya tersebut memberikan pengaruh pada perilaku pembelian yang berbeda-beda.

• Sub Budaya (subculture)

Sub budaya terdiri dari suku bangsa, agama, ras, wilayah geografis. Banyaknya subculture memacu seorang marketer untuk sering-sering menciptakan suatu desain produk dan program pemasaran untuk

Pmemenuhi kebutuhan yang beragam tersebut. Subculture didefinisikan sebagai pembedaan kelompok budaya uang ada sebagai segmen yang tidak dapat didefinisikan dalam masyarakat yang kompleks dan lebih besar. • Kelas sosial (social class)

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang memiliki kesamaan nilai ketertarikan, dan perilaku. Kelas sosial atau tingkatan masyarakat

(38)

19

tingkatan masyarakat, misalnya saja seperti pakaian, peralatan rumah tangga, dan aktifitas sehari-hari.

Faktor sosial (social factor)

1. Kelompok referensi (reference group)

Kelompok referensi adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Kelompok yang mempunyai pengaruh secara langsung disebut juga membership group.

2. Keluarga (family)

Keluarga adalah kelompok sosial yang paling penting dalam suatu masyarakat. Anggota keluarga seringkali menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam mempengaruhi perilaku seseorang.

3. Peran dan status (role and status)

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok masyarakat dapat dijelaskan dalam pengertian peran dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat sesuai dengan perannya. Perilaku pembeli, seseorang sering memilih produk yang menyatakan peranan dan status mereka dalam masyarakat.

Faktor personal (personal factors)

1. Umur dan tahap siklus hidup (age and stage in the life cycle)

(39)

20

2. Pekerjaan dan ekonomi (occupation and economic)

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai minat yang hampir sasma terhadap produk dan jasa. 3. Kepribadian dan konsep diri (personality and self concept)

Setiap orang memiliki karakter individu yang akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik

psikologis yang unik dan menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungan.

4. Gaya hidup dan nilai (lifestyle and values)

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan melalui aktivitas, kesenangan, dan pola mereka, sehingga gaya hidup ini merupakan potret interaksi seseorang dengan lingkungan.

Faktor psikologis (psychological factors)

1. Motivasi (motivation)

Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang yang menghasilkan suatu tindakan. Dorongan ini dihasilkan dari hasrat yang ada di dalam diri seseorang yang muncul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi. Pada dasarnya secara psikologis manusia memiliki keinginan-keinginan yang ingin dicapainya. Tetapi tidak semua keinginan tersebut dapat

(40)

21

2. Persepsi (perception)

Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan

informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.

3. Pembelajaran (learning)

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran meliputi perubahan-perubahan pada diri seseorang yang berkembang dari pengalaman.

4. Keyakinan dan perilaku (beliefs and attitudes)

Keyakinan adalah suatu pemikiran deskriptif yang diyakini oleh seseorang terhadap suatu hal. Kepercayaan terhadap suatu produk akan

mempengaruhi pendapat seseorang untuk membeli produk tersebut. Sikap juga sama pentingnya dengan kepercayaan karena tingkah laku akan menunjukkan apakah konsumen menyukai suatu produk atau tidak.

2.3 Gaya Hidup (Lifestyle)

Menurut Kotler & Keller (2008 : 224) Gaya hidup adalah hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteaksi dengan

(41)

22

menghabiskan waktu luang mereka, dan bagaimana mereka memilih untuk menghabiskan pendapatan lebih mereka.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa dari kegiatan atau aktivitas setiap harinya, pendapat dari orang sekitar dan penghasilan lebih yang didapatkan untuk melakukan kegiatan yang memuaskan.

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 175) bahwa sebagian gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu. Perusahaan yang bertujuan melayani konsumen dengan keuangan terbatas akan menciptakan produk dan jasa murah. Konsumen yang mengalami keterbatasan waktu cenderung multitugas melakukan dua atau lebih pekerjaan pada waktu yang sama. Mereka juga membayar orang lain untuk mengerjakan tugas karena waktu lebih penting daripada uang. Perusahaan yang melayani mereka akan menciptakan produk dan jasa yang nyaman bagi kelompom ini. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang.

Gaya hidup juga dapat dikatakan sebagai pola hidupseseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Pengukuran Gaya Hidup menurut Sumarwan (2002) dalam salim (2011 : 106), pengukuran mengenai gaya hidup dapat dilakukan dengan psikografi. Psikografi adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan

(42)

23

pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Mowen dan Minor (2011) dalam Salim (2011 : 106) mengukuractivity questionmeminta kepada konsumen untuk mengindikasikan apa yang mereka lakuakan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka.Interest question memfokuskan pada refrensi dan prioritas konsumen.Opinion questionadalah menyelidiki pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi.

Komponen AIO didefinisikan oleh Reynold dan Darden (dalam engel et al, 1992) sebagai berikut :

1. Kegiatan (activities)

Kegiatan adalah suatu tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di toko atau menceritakan kepada lingkungan di sekeliling mengenai pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

Pengukuran dalam kegiatan plummer (1974 : 35) yaitu hobi, kegiatan sosial, liburan, anggota klub, belanja, olahraga.

2. Minat (interest)

Minat merupakan semacam objek, peristiwa, atau topik adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepada konsumen.

(43)

24

3. Pendapat (opinion)

Pendapat adalah jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulasi dimana semacam pertanyaan diajukan. Pengukuran yang dilakukan dalam pendapat menurut plummer (1974 : 35) yaitu diri sendiri, isu sosial, bisnis, ekonomi, produk, budaya.

2.4 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan sebuah proses saat seorang konsumen

memutuskan akan membeli sebuah produk atau tidak, setelah melalui tahap-tahap pertimbangan dan penyelesaian masalah ketika akan membeli sebuah produk. Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Sedangkan pengertian Keputusan

pembelian menurut Schiffman, (2010 : 547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa dalam membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi - informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.

(44)

25

pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap Kotler & Keller (2008 : 234) yaitu sebagai berikut :

a) Pengenalan Masalah

Mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan. b) Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya, akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif, dengan membaca suatu pengiklanan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam perkiraannya tentang gambaran produk yang diinginkan.

c) Evaluasi Alternatif

Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian

berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan

(45)

26

meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya.

d) Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen harus

mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya. Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan–pertanyaan yang

menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya. e) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.

2.5 Hubungan Gaya Hidup dan Keputusan Pembelian

Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi tiga variabel independen (X), yaitu aktivitas (X1), minat (X2), opini (X3). Sebaliknya variabel dependen (Y) hanya satu yaitu keputusan pembelian.

(46)

27

2.6 Kerangka Pemikiran

2.6.1 Gaya Hidup ( X )

Menurut Kotler dan Keller (2008 : 224) Gaya hidup adalah hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteaksi dengan

lingkungannya. Sedangkan menurut Solomon (2011 : 235) gaya hidup adalah sebuah perspektif pemasaran gaya hidup mengakui bahwa orang seperti

mereka ke kelompok atas dasar hal-hal yang ingin mereka lakukan, bagaimana mereka menghabiskan waktu luang mereka, dan bagaimana mereka memilih untuk menghabiskan pendapatan lebih mereka, adapun komponen AIO didefinisikan oleh Reynold dan Darden (dalam engel et al, 1992) sebagai berikut :

1 Aktivitas (activities)

Kegiatan adalah suatu tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di toko atau menceritakan kepada lingkungan di sekeliling mengenai pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

Pengukuran dalam kegiatan plummer (1974 : 35) yaitu hobi, kegiatan sosial, liburan, anggota klub, belanja, olahraga.

2 Minat (interest)

(47)

28

Pengukuran minat menurut plummer (1974 : 35) yaitu keluarga, pekerjaan, komunitas, rekreasi, makanan, media.

3 Pendapat (opinion)

Pendapat adalah jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulasi dimana semacam pertanyaan diajukan. Pengukuran yang dilakukan dalam pendapat menurut plummer (1974 : 35) yaitu diri sendiri, isu sosial, bisnis, ekonomi, produk, budaya.

2.6.2 Keputusan Pembelian (Y)

Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen. Kotler dan Keller (2009 : 184) mengungungkapkan bahwa keputusan pembelian

merupakan tahap pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk/jasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan keputusan pembelian merupakan suatu tahapan setelah konsumen benar-benar melakukan pembelian.

(48)
[image:48.595.115.490.120.320.2]

29

Gambar 2.1 : kerangka pemikiran Sumber : Joseph T. Plummer

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menguji pengaruh variabel gaya hidup terhadap keputusan pembelian. Namun, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek serta jenis barang yaiut sektor jasa dan variabel gaya hidup penelitian ini menggunakan motif-motif pembelian.

Tabel 2.1 Referensi Penelitian Terdahulu

No judul Judul Jurnal Alat analisis Hasil penelitian 1 The influence of

lifestyle to the

purchase decision of kawasaki ninja bikes in pekanbaru Niruli Almi, Jurnal Manajemen Pemasaran, vol.

13 No. 2, 2012

• Metode Deskriptif Kuantitatif • Analisis parsial • Analisis regresi linier berganda

Terdapat pengaruh yang

sigmifikan secara simultan

antara variabel gaya hidup

dengan keputusan pembelian Aktivitas (X1) Minat (X2) Pendapat (X3)

[image:48.595.114.517.599.754.2]
(49)
[image:49.595.116.515.105.743.2]

30

Tabel 2.1 Referensi Penelitian Terdahulu ( lanjutan )

No judul Judul Jurnal Alat analisis Hasil penelitian 2 Pengaruh gaya

hidup terhadap keputusan pembelian smartphone berbasis android Agus salim, Jurnal manajemen pemasaran,

vol. 18 No. 2,

2011

• Analisis regresi linier

sederhana • Kuesioner

Gaya hidup merupakan

faktor paling utama dalam

keputusan pembelian dan

peneliti melakukan banyak

penelitian yang terkait

dengan gaya hidup, seperti

menentukan segmentasi

konsumen yang

didasarkan pada gaya

hidup.

3 Gaya hidup dan

perilaku

pembelian emas

putih di kota

jambi

Ade Octavia,

Jurnal

Manajemen

Pemasaran

Modern, vol. 1

No. 1, 2009

• Transformasi likert • Tes cronbach’s alpha • Analisis regresi Ditemukan adanya

pengaruh yang signifikan

pada perilaku gaya hidup

terhadap pembelian

4 Analisis

faktor-faktor gaya hidup dan pengaruhnya terhadap pembelian rumah sehat sederhana (studi pada pelanggan perumahan puri

dinas mas PT.

Ajisaka di

semarang}

Sari listyorini,

Jurnal

Administrasi

Bisnis, vol. 1

No. 1, 2012.

• Kuesioner • Analisis regresi linier berganda • Analisis faktor

 Ada 5 faktor

yang

mempengaruhi

seseorang dalam

melakukan

pembelian

 menunjukkan 2

faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

5 The concept and application of life style segmentation Joseph T.Plummer, Journal of marketing, vol. 38, No. 1, 1974.

segmentasi gaya hidup konsumen berguna untuk pemasaran dan

(50)

31

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian verifikatif diterangkan oleh Sugiyono (2012 : 55) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih melalui pengumpulan data dilapangan, sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan

3.2 Penentuan Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Arikunto (2006:130) merupakan keseluruhan subjek

(52)

✁✁

umumnya berkaitan dengan populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Shisha Corner Bandar Lampung.

3.2.2 Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012:61). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Shisha Corner .

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:62). Agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi, maka pengambilan sampelnya harus tepat.

Ukuran populasi dalam penelitian ini sangat banyak dan tidak dapat diketahui secara pasti, sehingga jumlah sampel yang digunakan dihitung dengan rumus sebagai berikut (Widiyanto, 2008:59) :

=

4 ( )

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

Z = Skor pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) maka Z = 1,96

Moe = Margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10% Dilihat dari rumus di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

= (1,96)

4. (10%)

(53)

✂ ✄

Dari hasil perhitungan rumus di atas maka dapat diperoleh jumlah sampel yang diteliti adalah sebesar 97, atau dilakukan pembulatan menjadi 100 responden.

Adapun pengambilan sampel ini dengan menggunakan metodenon probability samplingdengan teknikpurposive samplingyaitu merupakan salah satu metode penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Laki-laki dan wanita yang melakukan pembelian di Shisha Corner Bandar Lampung.

2. Bersedia menjadi responden.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini akan menggunakan jenis data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka seperti data isian kuisioner. Guna memperoleh data yang

representatif, penulia mengambil data dari berbagai sumber yang mendukung penelitian :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal langsung dari objek penelitian, yaitu berupa kuisioner yang diberikan secara langsung kepada responden untuk memperoleh informasi tentang kepuasan konsumen yang diperoleh konsumen.

2. Data Sekunder

(54)

☎ ✆

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Kuisioner

Kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang telah disususn penulis untuk selanjutnya diajukan kepada responden yang terpilih untuk diisi. Dalam penelitian ini kuisioner yang diberikan kepada responden bersifat tertutup, dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dalam kuisioner. Pemilihan kuisioner yang bersifat tertutup ini didasarkan pada petimbangan, antara : praktis, hasilnya mudah diolah, responden tidak perlu membuat jawaban tertulis, dan hemat waktu. 2. Wawancara

Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak Kafe Shisa Corner di Bandar Lampung.

3.5 Pengukuran Variabel

(55)
[image:55.595.82.542.117.638.2]

✝6

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Definisi Indikator Skala

Gaya Hidup (X) Aktivitas (X1) Tindakan nyata seperti liburan, berbelanja, dan berbagai cerita kepada lingkungan sekitar. Joseph T. Plummer (1974)

• Hobi

• Kegiatan

sosial • Liburan • Anggota klub

• Belanja

• olahraga

Likert

(56)
[image:56.595.80.548.121.441.2]

37

Tabel 3.1 Operasional Variabel (Lanjutan)

Variabel Dimensi Definisi Indikator skala

pendapat (X3) Jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon. Joseph T. Plummer (1974)

• Diri sendiri

• Status sosial

• Bisnis • Ekonomi • Produk • Budaya Likert Keputusan Pembelian (Y) Keputusan Pembelian (Y)

Tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap suatu

produk. Kotler (2002 : 184)

• Aktivitas

• Minat

• Pendapat

Likert

3.6 Uji Validitas

Menurut Ferdinand (2002:30) Validitas adalah tingkat ketepatan suatu alat ukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan menggunakan analisis faktor dengan menggunakan bantuan program SPSS 20. Analisis ini digunakan dengan

(57)

38

3.7 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2008:45). Sebuah instrumen pengukuran data dan data yang dihasilkan disebutreliableatau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan

pengukuran. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisiencronbach alpha,yaitu apabila koefisiencronbach alpha > taraf 0,6 maka kuisioner tersebut reliable. Sebaliknya jika koefisiencronbach alpha< taraf 0,6 maka kuisioner tersebut tidak reliable. Tahap kedua adalah dengan membandingkancronbach alphadengancronbach alpha if item delete,dinyatakan reliable jika nilaicronbach alpha if item delete < cronbach alpha.

3.8 Metode analisis Data

3.8.1 Regresi Berganda

Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar dalam

(58)

39

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari dependen variabel apabila nilai independen variabel mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan berskala interval.

Y= a +β1X1+ β2X2+ β3X3+ e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian X1 = Aktivitas

X2 = Minat X3 = Opini

βX = Koefisien Regresi a = Konstanta

e = Standard Error

3.8.2 Uji t

Uji t akan digunakan untuk melihat signifikasi dari pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.

(59)

40

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel Gaya Hidup (x) pada Keputusan Pembelian (Y).

Ha: b1, b2≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel Gaya Hidup (X) pada Keputusan Pembelian (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t hitung < t tabel, padaὰ= 5%

Ha ditolak jika t hitung > t tabel, padaὰ= 5%

3.8.3 Uji F

Uji- F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Ho: b1= b2= 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel Gaya Hidup (X) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Ha: b1≠ b2≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable Gaya Hidup (X) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika F hitung < F tabel padaὰ= 5%

(60)

41

3.9 Koefisien Determinasi (R2)

(61)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa pengaruh dimensi Gaya Hidup yang terdiri atas Aktivitas, Minat, Pendapat berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian di kafe Shisha Corner Bandar Lampung diterima, dengan berdasarkan pada:

1. Hasil uji F yang menunjukkan nilai F hitung sebesar 40.621 dengan signifikasi 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya secara

keseluruhan variabel Dimensi Gaya Hidup secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Di Kafe Shisha Corner Bandar Lampung.

2. Hasil uji t hitung variabel Aktivitas( X1 ) sebesar 6,434 dengan nilai signifikasi 0,000. Hal ini berarti variabel aktivitas ( X1 ) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian di Kafe Shisha Corner Bandar Lampung, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

(62)

62

signifikan terhadap Keputusan Pembelian di Kafe Shisha Corner Bandar Lampung, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Nilai t hitung variabel Pendapat ( X3 ) sebesar 5.743 dengan nilai signifikasi 0,000. Hal ini berarti variabel pendapat ( X3 ) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian di Kafe Shisha Corner Bandar Lampung, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Nilai R2sebesar = 0. 559 hal ini berarti sumbangan variabel X (Gaya Hidup)

berperan dalam mempengaruhi setiap variabel Y (Keputusan Pembelian) sebesar 55,9%, sisanya sebesar 44,1% dipengaruhi varibel lain yang tidak diteliti contahnya product, price, promotion, place.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka beberapa hal yang dapat menjadi masukan pada penelitian ini adalah:

(63)

63

colokan listrik sebagai fasilitas charger dan menambah jangkauan WiFi agar terjangkau sampai ke sudut-sudut kafe sehingga bisa dijadikan tempat untuk menyelesaikan pekerjaan seperti rapat kerja, maupun mengerjakan tugas sekolah dan kampus bagi pelajar. Bila segmen pasar ini bisa dimanfaatkan dengan baik, tentu akan menjadi pasar potensial dan menghasilkan

keuntungan yang lebih besar lagi bagi Sisha Corner.

2. Variabel X3 ( pendapat ) pada hasil hitungan yang didapat, menjadi variabel terlemah kedua di dalam penelitian ini dengan jumlah 39%, khususnya pada butir pernyataan mengenai Shisha Corner menawarkan daftar harga menu yang ekonomis, adalah sebesar 65%. Artinya memang konsumen masih belum bisa menganggap bahwa harga yang ditawarkan Shisha Corner berada pada taraf ekonomis. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan strategi harga yaitu dengan membuat price bundling, seperti daftar menu paket makanan seperti paket nasi goreng ayam + es teh yang bila di pesan secara terpisah maka konsumen akan membayar 24 ribu tapi jika paket tersebut maka konsumen akan membayar 21 ribu.

(64)

64

voucher belanja khusus di Shisha Corner, dengan itu konsumen akan memilih untuk berbelanja di Shisha Corner agar voucher tersebut tidak sia-sia.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto (2006:130),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaslim Saladin . 2003.Manajemen Pemasaran(Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian). Bandung : Linda karya

Engel, J. F., Blackwell, R. D.danMiniard, P. W. 1995.Consumer Behavior, 8th ed. Forth Worth, Texas: The Dryden Press.

Ferdinand, Augusty. 2002.Pengembangan Minat Beli Merk Ekstensi. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

Ghozali, Imam. 2008.Structural Equation Modeling DalamPenelitian Manajemen. Edisike 2 Semarang. BP Undip.

Hair, 2006.Multivariate Data Analysis.New Jersey : Pearson Education.

Kotler dan Armstrong, Garry. 2008.Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009.Marketing Management. Prentice

Hall.

Oktavia, Ade. 2009.Gaya Hidup dan Perilaku Pembelian Emas Putih di Kota Jambi, Universitas Jambi.

Plummer, J.T. 1974. “The Concept and Application of Life Style Segmentation”, Journal of Marketing,Vol. 38, No.1 (Jan., 1974), pp. 33-37.

Riduwan, 2008.Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. CV. Alfabeta

Salim,Agus. 2011. “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian SmartphoneBerbasis Android”.Jurnal Manajemen Pemasaran.

Vol.18.No 2. ISSN: 0854 8153

(66)

Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. (2010).Consumer Behavior Tenth Edition. Pearson Education.

Solomon, Michael R. 2011.Consumer Behavior. Bandung

Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. BP Undip, Semarang. Widjaja, Bernand T., 2009.Lifestyle Marketing, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

http://kulinerbandarlampung.blogspot.com/2012/02/alamat-dan-telepon-ragam-restoran-di.htmldiakses pada juli 2015.

http://www.bps.go.id diakses pada juli 2015

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nama Kafetaria di Kecamatan Enggal Bandar Lampung
Tabel 1.2 Daftar Menu dan Harga di Shisha Corner
Tabel 1.2 Daftar Menu dan Harga di Shisha Corner (Lanjutan)
Tabel 1.3 Nilai Penjualan di Shisha Corner Tahun 2013 - Agustus 2015.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV pada materi Mengenal pemerintahan tingkat pusat

experience the session of having a formative test which is designed to fulfill the following three insights: (1) the change from individual (conventional)

Tebal*Sekat.

Kegiatan edukasi yang muncul dalam rabbit garden mengakibatkan munculnya ruang eedukasi pemeliharaan, perkembangbiakan kelinci dan ruang edukasi yang dapat mengasah

Peran Kepolisian Resort Bangka Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Penampungan Pasir Timah Ilegal Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 2.. Tahun 2002 Tentang Kepolisian

Hali ini terasa waktu menghadapi masalah penyusunan undang-undang dasa. Baru pada tahun 1956, sesudah konstituante yang dilantik pada tahun 1947 dibubarkan dan

Untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh bukti fisik dan jaminan layanan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan dalam menggunakan jasa penyewaan di