• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Dinamika da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Dinamika da"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem domokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-masing.

Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

Demokrasi mencakup kondisi social, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut.

(2)

3. Apasajakah ciri-ciri demokrasi?

4. Apa saja jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia?

5. Bagaimana perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi. 2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi. 3. Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia.

5. Untuk mengetahui perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

6. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

7. Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi mahasiswa pada umumnya.

D. Manfaat

(3)

BAB II

ISI

1. Beberapa Konsep Mengenai Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos/kratein yang berarti kekuasaan. Sehingga demokrasi bermakna kekuasaan yang berada di tangan rakyat.Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi dasar bagi kebanyakan negara-negara di dunia.

Terdapat dua aliran demokrasi yang paling penting, yaitu demokrasi konstitusional dan komunisme.Pada perkembangannya, aliran demokrasi konstitusional kemudian didukung oleh negara-negara di Asia seperti India, Pakistan, Filipina dan Indonesia.Sedangkan China dan Korea Utara mendasarkan diri atas asas-asas komunisme.

Demokrasi yang dianut oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah demokrasi Pancasila.Namun nilai-nilai pokok demokrasi konstitusional ternyata tersirat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang belum diamandemen.Sedangkan pada masa Demokrasi Terpimpin, kehidupan politik Indonesia banyak terpengaruh konsep-konsep komunisme yang dibawa oleh PKI.

Perbedaan yang mendasar antara demokrasi konstitusional dengan komunisme adalah dalam hal pembatasan kekuasaan.Demokrasi konstitusional mencita-citakan pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tunduk pada hokum-hukum sedangkan komunisme mencita-citakan pemerintah yang kekuasaannya tidak dibatasi dan bersifat totaliter.

2. Demokrasi Konstitusional

(4)

kekuasaan tak terbatas pasti akan menyalahgunakannya secara tak terbatas pula.

Pembatasan kekuasaan diselenggarakan dengan suatu konstitusi tertulis.Kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga kekuasaan pemerintah tidak terpusat pada satu orang atau badan. Perumusan yuridis ini dikenal dengan istilah Negara Hukum (Rechtsstaat) dan Rule of Law.Dalam demokrasi konstitusional, hak-hak asasi manusia dianggap paling penting dan pemerintah hanya bertindak sebagai ‘penjaga malam.’Demokrasi pada abad ke-20 tidak lagi membatasi diri pada aspek politik saja melainkan meluas mencakup segi-segi ekonomi sehingga sering disebut sebagai demokrasi ekonomi.

3. Sejarah Perkembangan

Pada permulaan pertumbuhannya demokrasi telah mencakup beberapa asas dan nilai yang diwariskan kepadanya dari massa yang lampau,yaitu gagasan mengenai kebebasan beragama yang di hasilkan oleh aliran Reformasi serta perang-perang yang menyusulnya.

Sistem demokrasi yang terdapat di negara (city-state) Yunani kuno abad ke-6 sampai abad ke-3 S.M. merupakan demokrasi langsung (direct democracy) yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langusung dari demokrasi yunani dapat diselenggarakan secara efektif karena berlangsung dalam kondisi yang sederhana. Wilayahnya terbatas (negara terdiri dari kota dan daerah sekitarnya) serta jumlah penduduk sedikit (300.000 penduduk dalam suatu negara-kota).

(5)

feodal hubungan antara vossal dan legens. Yang kehidupan sosial serta bangsawan dan Raja John dari inggris dimana untuk pertama kali seorang raja yang berkuasa mengikatkan diri untuk mengetahui dan menjamin beberapa hak dan prileges dari bawahnya sebagai imbalan untuk penyerahan dana bagi keperluan perang dan sebagainya.

Sebelum abad pertengahan berakhir dan Pada permulaan abad ke-16 di Eropa Barat muncul negara-negara nasional (national state) dalam bentuk yang modern.

Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat kepada kesustraan dan kebudayaan Yunani Kuno yang selama Abad Pertengahan telah disisihkan. Reformasi serta perang-perang agama yang menyusul akhirnya menyebabkan manusia berhasil melepaskan diri dari penguasaan Gereja,baik di bidang spritual dalam bentuk dogma,maupun di bidang sosial dan politik. Hasil dari pergumulan ini ialah timbulnya gagasan mengenai perlunya ada kebebasan beragama serta ada garis pemisah yang tegas antara soal-soal agama dan soal-soal keduniawian,khususnya di bidang permerintahan. Pemisahan antara Gereja dan Negara.

Monarki-monarki absolut ini telah muncul dalam masa 1500-1700,sesudah berakhirnya Abad pertengahan. Pendobrakan terhadap kedudukan raja-raja absolut ini didasarkan atas suatu teori rasionalistis yang umumnya dikenal sebagai sosial contract (kontrak sosial). Teori kontra sosial beranggapan bahwa hubungan antara raja dan rakyat didasari oleh suatu kontrak yang ketentuan-ketentuannya mengikat kedua pihak.

(6)

rakyat. Ide-ide bahwa manusia mempunyai hak-hak politik menimbulkan Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18,serta Revolusi Amerika melawan Inggris. Sebagai akibat dari pergolakan tersebut,maka pada akhir abad ke-19 gagasan mengenai demokrasi mendapat wujud yang konkret sebagai program dan sistem politik. Demokrasi pada tahap ini semata-mata bersifat politis dan mendasarkan dirinya atas asas-asas kemerdekakaan individu,kesamaan hak(equal rights) serta hak pilih untuk semua warga negara (universal suffage).

4. Demokrasi Konstitusional Abad ke-19 : Negara Hukum Klasik

Sebagai akibat keinginan untuk menyelenggarakan hak-hak Politik secara efektif timbul gagasan bahwa cara yang terbaik untuk mengatasi kekuasan pemerintah ialah dengan suatu konstitusi. Konstitusi itu menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan eksekutif diimbangi oleh kekuasaan parlemen dan lembaga-lembaga hukum. Gagasan ini dinamakan Konstitusionalisme (Constitutionalism) sedangkan negara yang menganut gagasan ini dinamakan Constitutional State atau Rechtsstaat.

Menurut Carl J Friendrich Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah merupakan“Suatu aktivitas yang diselenggarakan atas nama rakyat yang tetap tunduk kepada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk memberi jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak dipergunakan oleh mereka untuk memerintah.”

Konstitusionalisme undang –undang dasar dipandang sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah di satu pihak, dan di pihak lain menjamin hak-hak asasi warga negaranya.

(7)

Jurlius Stahl memakai istilah Rechtsstaat ,sedangkan ahli Anglo Saxon seperti A.V. Dicey memakai istilah Rule Of Law.

Oleh Stahl disebut empat unsur Rechtsstaat dalam arti klasik yaitu: a. Hak-hak manusia.

b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu di negara- negara Eropa Konstinental biasa disebut Trias Politikal.

c. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan (wetmatigheld van bestuur).

d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Unsur- unsur Rule Of Law dalam arti klasik, seperti yang dikemukakan oleh A.V. Dicey dalam introduction to the Law of the Constitution mencakup:

a. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law) tidak ada kekuasaan sewenang-wenang (absence of abitrary power), dalam arti bahwa seseorang boleh dihukum kalau melanggar hukum.

b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality before the law), dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun untuk seorang pejabat.

c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara lain oleh undang undang dasar), serta keputusan-keputusan pengadilan.

(8)

masing-masing maka dengan sendirinya keadaan ekonmi seluruh negara sehat. Negara hanya mempunyai tugas pasif yakni baru bertindak apabila hak-hak manusia dilanggar atau ketertiban dan keamanan umum terancam. Konsepsi negara hukum tersebut adalah sempit maka dari itu sering disebut “Negara Hukum Klasik.”

5. Demokrasi Konstitusional Abad Ke-20 : Rule of Law yang Dinamis Pada permulaan abad ke-20, gagasan mengenai perlunya pembatasan mendapat perumusan yang yuridis. Ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant (1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah Rechtsstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon seperti A.V Dicey memakai istilah rule of law.

Ada 4 unsur Rechtsstaat dalam arti klasik menurut Stahl : a. Hak-hak manusia

b. Pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu (di negara EropaKontinental disebut Trias Politica)

c. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan d. Peradilan administrasi dalam perselisihan

Unsur-unsur Rule of Law dalam arti klasik yang dikemukakan oleh A.V Dicey dalam Introduction to the Law the Constitusion mencakup :

a. Supremasi aturan hukum (tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang dalam arti seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum).

b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (bberlaku bagi orang biasa atau pejabat).

c. Terjaminya hak manusia dalam UU serta keputusan pengadilan.

(9)

ekonomi yang dipelopori ahli ekonomi Inggris John M. Keynes 1883-1946).

Syarat-syarat terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law adalah :

a. Perlindungan konstitusionil (menjamin hak individu dan menentukan cara memperoleh perlindungan hak yang dijamin)

b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak c. Pemilihan umum yang bebas

d. Kebebasan menyatakan pendapat e. Kebebasan berserikat/berorganisasi f. Pendidikan kewarganegaraan

Henry B. Mayo dalam buku Introduction to Democratic Theory mendefinisikan sistem politik yang demokratis ialah kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan prinsip kesamaan politik dan suasana terjaminnya kebebasan politik. Beberapa nilai demokrasi yang dirumuskan oleh Henry B. Mayo :

a. Menyelesaikan perselisihan secara damai dan melembaga

b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam masyarakat yang sedang berubah.

c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. d. Membatasi pemakaian kekerasan.

e. Mengakui adanya keanekaragaman. f. Menjamin tegaknya keadilan.

Untuk melaksanakan nilai demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga, yaitu :

a. Pemerintahan yang bertanggung jawab. b. Suatu DPR yang mewakili golongan.

(10)

e. Sistem peradilan yang menjamin hak dan keadilan.

Pada abad ke-20,terutama sesudah PD II telah terjadi perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang sangat besar. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh banyaknya kecaman terhadap ekses-ekses dalam industrialisasi dan sistim kapitalis. Tesebarnya faham sosialisme yang menginginkan pembagian kekayaan secara merata serta kemenangan dari beberapa partai sosialis.

Gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga negara baik di bidang sosial maupun di bidang ekonomi (staatas-onthounding dan laissez faire) lambat laun berubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyat dan karennya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial.

Sesuai dengan perubahan dalam jalan pikiran ini perumusan yuridis mengenai negara hukum klasik dalam abad ke-19 juga ditinjau kembali dan dirumuskan kembali sesuai dengan tuntutan abad ke-20, terutama sesudah PD II. International Commission of Jurists yang merupakan suatu organisasi ahli hukum internasional sangat memperluas konsep mengenai Rule of Law,dan menekankan apa yang dinamakannya "the dynamic aspects of the Rule of Law in the modern age". International Commission of Jurists juga mengharuskan bahwa di samping hak-hak politik juga hak-hak sosial dan ekonomi harus diakui dan dipelihara, dalam arti bahwa harus dibentuk standar-standar dasar sosial dan ekonomi.

Prasyarat dasar terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law :

(1) Perlindungan konstitusionil

(2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak/independent an impartial tribunals,

(3) Pemilihan umum yang bebas,

(4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat,

(11)

Jelaslah bahwa konsep dinamis mengenai Rule of Law dibanding dengan perumusan abad ke-19 sudah jauh berbeda. Kecenderungan dari fihak eksekutif untuk menyelenggarakan tugas yang jauh lebih banyak dan intensif daripada dulu dalam masa Nachtwachterstaat telah diakui keperluannya. Menurut International Commission of Jurists perumusan yang paling umum mengenai sistim politik yang demokratis adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas, ini dinamakan demokrasi berdasarkan perwakilan."

Sistim politik yang demokratis ialah dimana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Dibawah ini beberapa nilai yang dirumuskan oleh Henry B. Mayo :

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga 2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu

masyarakat yang sedang berubah.

3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. 4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.

5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity) dalam masyarakat yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat,kepentingan serta tingkah laku.

6. Menjamin tegaknya keadilan.

a. Pemerintahan yang bertanggungjawab

b. Suatu dewan perwakilan rakyat yang memiliki kepentingan-kepentingan dalam masyarakat dan yang dipilih dengan pemilu yang bebas dan rahasia dan atas dasar sekurang-kurangnyanya dua calon untuk setiap kursi.

(12)

d. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat. e. Sistim peradilan yang bbs untuk menjamin hak-hak azasi dan

mempertahankan keadilan.

6. Perkembangan Demokrasi di Asia : Pakistan dan Indonesia a. Paksitan

Ketika lahir pada tahun 1947 Pakistan terdiri atas dua bangian, Pakistan Barat dan Pakistan Timur yang satu sama lain terikat karena persamaan agama yaitu agama Islam. Tetapi kedua bagian terpisah secara geografis oleh wilayah India sepanjang 1.600 km dan juga berbeda dalam hal kebudayaan, bahasa, tingkat pendidikan dan sebagiannya. Pakistan Barat lenih pesat kemajuan ekonominya sehingga Pakistan Timur merasa dianaktirikan di semua bidang.

Meninggalnya kedua pelopor kemerdekaan Mohammad Ali Jinnah dan Liaquat Ali Khan sangat memengaruhi perkembangan politik selanjutnta. Dengan demikian Pakistan mengalami krisis kepemimpinan dan keadaan instabilitas politik.

Hali ini terasa waktu menghadapi masalah penyusunan undang-undang dasa. Baru pada tahun 1956, sesudah konstituante yang dilantik pada tahun 1947 dibubarkan dan diganti oleh konstituante baru, sutau undang-undang dasar dapat diterima dengan baik. Tetapi hal ini pun tidak dapat mengakhiri instabilitas politik, sehingga pada tahun 1958 tentara turun tangan dengan membatalkan Undang-Undang Dasar 1956 yang berdasarkan sistem parlementer dan membubarkan kabinet, dewan perwakilan rakyat baik pusat maupun di kedua provinsi, serta parta-partai politik. Jendral Ayub Khan mengambil alih pimpinan negara sebagai presiden revolusioner dengan suatu kabinet presidensial. Pada tahun 1960 diadakan referendum, dimana Ayub Khan dipilih sebagai presiden dengan diberi tugas untuk menyusun undang-undang dasar baru.

(13)

1) Mudah dimengerti oleh rakyat yang buta huruf dan hidup di daerah pedesaan.

2) Memberi kesempatan kepada semua rakyat termasuk lapisan yang paling bawah utnuk secara aktif memikirkan serta memutuskan masalah sosial dan politik yang menyangkut daerahnya sendiri di dalam batas-batas kemampuannya. Dengan demikian ia dapat menghindarkan diri dari pengaruh pemimpin-pemimpin partai. Soal-soal nasional dipercayakan kepada seorang presiden untuk diselesaikan.

3) Menyusun pemerintah yang kokoh yang tidak diombang-ambingkan oleh dewan perwakilan rakyat.

Gagasan Ayub Khan dituang dalam suatu undang-undang dasar yang mulai berlaku bulan Juni 1962 dan dinamakan Demokrasi Dasar (Basic Democracy). Pakistan dibagi dalam 80.000 distrik pemilihan kecil (40.000 di Pakistan Barat dan 40.000 di Pakistan Timur) yang hanya mencakup kira kira 1000 penduduk. Dengan demikian setiap orang dapat memilih seorang kepercayaan sebagai wakil distriknya 80.000 wakil distrik ini yang dinamakan basic democrat, bertindak sebagai pemilih dalam suatu majelis pemilihan (electoral college) yang mempunyai wewenang untuk pemilihan presiden kira-kira 150 anggota dewan perwakilan rakyat

Presiden ditetapkan sebagai kepala eksekutif yang tidak da[at dijatuhkan oleh dewan perwakilan rakyat selama masa jabatan 5 tahun. Presiden mempunyai wewenang untuk memveto rancangan undang-undang yang telah diterima oleh dewan perwakilan rakyat dan mempunyai wewenang untuk membubarkan dewan perwakilan rakyat. Dengan demikian kekuasaan presiden di Pakistan sangat luas.

(14)

Perubahan dari sistem presidensial ke sistem parlementer mewarnai perkembangan demokrasi di Pakistanpersiden bertindak sebagai kepala negara sedangkan perdana menteri menjalankan pemerintahan. Namun, konsep dasar tersebut dalam pelaksanaannya di Pakistan sering terjadi peyimpangan, terutama karena adanya kudeta militer atau kembalinya pemerintahan sipil.

Presiden dapat menurunkan perdana mentri yang berkuasa dengan membubarkan National assembly dan meminta diselenggarakannya pemilihan umu baru (reserve power).

Zulfiqar Ali Bhurtto yang menjad Presiden tahun 1971 turun dari kursi kepresidenan dan menjadi Perdana Mentri sebagaimana diamanatkan oleh UUD tahun 1973 yang mengubah sistem presidensial menjadi sistem presidensial.

Tahun 1978, PM Zulfiqar Ali Bhurtto digulingkan oleh Jendral Muhammad Zia-ul-Haq yamng kemudian mengumumkan dirinya sebagai presiden. Mulai tahun 1978 hingga 1988 Pakistan kembali menganut sistem parlementer.

Setelah kematian Presidan Zia tahun 1988 Pakistan kembali ke sistem parlementer. Benzir Bhurtto, anak dari Zulfikar Ali Bhurtto, terpilih menjadi perdana menteri perempuan pertama yang dipilih secara demokratis dalam sebuah negara Islam.

Sejak tahun 1990 terjadi ketidakstabilan politik di Pakistan di mana presiden dan perdana menteri berkonflik. Perubahan dari sistem parlementer ke sistem presidensial terjadi lagi ketika Jendral Pervez Musharraf pada tanggal 12 Oktober 1999 melakukan kudeta menggulingkan Perdana Menteri Nawaz Sharif.

(15)

Musharraf melalui partai bentukannya Partai Pakistan Muslim league Quaid e-zam (PML-Q) memenangkan pemilu yang diadakan pada Oktober 2002 dan partai yang baru dibentuk tersebut memenangkan kursi parlemen.

b. Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut, selama 25 tahun berdirinya Republik Indonesia ternyata masalah pokok yang kita hadapi ialah bagaimana dalam masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi di samping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis.

Sudut perkembangan demokrasi sejarah Indonesia dapat di bagi dalam empat masa,yaitu:

a. Masa Republik Indonesia I (1945-1959), yaitu masa demokrasi (konstitusional) yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai dan yang karena itu dapat dinamakan demokrasi parlementer.

b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan landasannya,dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.

c. Masa Republik Indonesia III(1965-1998), yaitu masa demokrasi pancasila yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.

d. Masa Republik Indonesia IV(1998-sekarang), yaitu masa reformasi yang mengiginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III.

(16)

memuaskan dalam beberapa negara lain.Persatuan yang dapat digalang untuk selalu menghadapi musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai,karena lemahnya benih-benih demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan dewan perwakilan rakyat.

Undang-undang dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer dimana badan eksekutif yang terdiri atas presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan menteri-menterinya mempunyai tanggung jawab politik.

Faktor-faktor semacam ini,ditambah dengan tidak adanya anggota-anggota,partai yang tergabung dalam konstituante untuk mencapai konsensus mengenai dasar negara untuk undan-undang dasar baru, mendorong ir.soekarno sebagai presiden untuk mengeluarkan dekrit presiden 5 juli yang menentukan berlakunya kembali undang-undang dasar 1945. Dengan demikian masa demokrasi berdasarkan sistem parlementer berakhir.

2) Masa Republik Indonesia II(1959-1965):Masa Demokrasi Terpimpin Ciri-ciri periode ini ialah dominasi dari presiden, terbatas nya peranan partai politik,berkembangnya pengaruh komunis,dan meluas peranan ABRI sebagai unsur sosial politik.

Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat.Undang-undang dasar 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama kurangnya lima tahun.Akan tetapi ketetapan MPRS No.III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hiduptelah membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini (Undang-undang dasar),selain itu banyak lagi tindakan yang menyimpang atau menyeleweng terhadap ketentuan UUD.

(17)

Tambahan pula didirikan badan-badan ekstra konstitusional seperti front nasional yang ternyata dipakai oleh pihak komunis sebgai arena kegiatan,sesuai dengan taktik komunisme internasional yang menggariskan pembentukan front nasional sebagai persiapan kearah terbentuknya demokrasi rakyat. Partai politik dan pers yang di anggap menyimpang dari rel revolusi di tutup, tidak di benarkan sedangkan politik mercu suar dibidang hubungan luar negri dan ekonomi dalam negeri telah menyebabkan keadaan ekonomi menjadi bertambah suram.G30 S/PKI telah mengakhiri periode ini dan membuka peluang untuk di mulainya masa demokrasi pancasila.

(18)

diharapkan terbentuknya partisipasi golongan-golongan dalam masyarakat disamping diadakan pembangunan ekonomi secara teratur dan terencana.Masa Republik Indonesia III (Orde Baru menggantikan Orde Lama) menunjukan peranan presiden yang semakin besar.Presiden Soeharto memiliki pengaruh yang dominan dalam elit politik Indonesia. Keberhasilan memimpin penumpasan G 30 S/PKI dan kemudian membubarkan PKI dengan sebuah Surat Perintah 11 Maret (Super Semar) sehingga Jenderal Soeharto memiliki peluang menjadi presiden berikutnya sebagai pengganti Presiden Soekarno.

Perlunya menjaga kestabilan politik, pembangunan nasional, dan integrasi nasional digunakan sebgai alat pembenaran bagi pemerintah untuk melakukan tindakan-tindakan politik.Contohnya adalah prinsip monoloyalitas pegawai negeri (PNS).

Masa Republik Indonesia III menunjukkan keberhasilan dalam penyelenggaraan pemilu.Pemilu diadakan secara teratur dan berkesinambungan selama periode tersebut berhasil diadakan enam kali pemilu yaitu pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, dan 1977.Undang-Undang Pemilu dikeluarkan pada tahun 1969, hanya setahun setelah Presiden Soeharto dilantik sebagai presiden oleh MPRS pada tahun 1968.Hal ini sesuai dengan slogan Orde Baru pada masa awalnya, yakni melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Nilai-nilai demokrasi dalam pemilu tidak diberlakukan karena tidak ada kebebasan memilih bagi ke-3 peserta pemilu (OPP) untuk memenangkan pemilu.Setelah fusi 1973 menghasilkan 2 partai politik disamping Golka.Hal ini tidak ada perubahan dalam pemilu karena Golkar tetap dapat dipastikan memenangkan pemilu.Hal ini disebabkan karena OPP mendapat dukungan dari pemerintah sedangkan dua partai yaitu PPP dan PDI menghadapi banyak kendala.Pelaksanaan pemilu sebanyak 6 kali tersebut memberikan pendidikan politik yang penting.

(19)

sebagai peluang untuk melakukan KKN yang dilakukan oleh para anggota keluarga penguasa baik dipusat, maupun di daerah.

Menjelang berakhirnya Orde Baru elit politik seakan tidak peduli dengan aspirasi rakyat dan seakan banyak membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan kroni dan merugikan negara dan rakyat banyak.Akibatnya semakin menguatnya kelompok-kelompok yang menentang Presiden Soeharto dan Orde Baru.Yang menjadi pelopor para penentang ini adalah para mahasiswa dan pemuda.Pada bulan Mei 1998 Gerakan mahasiswa berhasil menduduki MPR/DPR yang merupakan langkah awal menjatuhkan Presiden Soeharto dan tumbangnya Orde Baru. Sehingga pada tanggal 20 Mei 1998 Presiden Soeharto mundur dari kursi presiden dan menjadi pertanda dari berakhirnya masa Republik Indonesia III yang disusul munculnya Republik Indonesia IV.

4) Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang) : Masa Reformasi

Tumbangnya Orde Baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan demokratisasi di Indonesia. Orde Baru mengajarkan kepada bangsa Indonesia bahwa pelanggaran terhadaap demokrasi membawa kehancuran bagi negara dan penderitaan rakyat. Sehingga Indonesia bersepakat untuk sekali lagi melakukan demokratisasi yakni proses pendemokrasian sisitem politik Indonesia sehingga kebebasan rakyat terbatasi.

Presiden Habibie dilantik sebagai presiden untuk menggantikan Presiden Soeharto.Langkah yang dilakukan pemerintah Habibie adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah penting dalam demokratisasi. UU Politik meliputi UU Partai Politik, UU Pemilu, UU Susunan, Kedaulatan MPR, DPR, dan DPRD yang sisehkan pada awal 1999. Pada masa pemrintahan Habibie juga terjadi demokratisasi yang tidak kalah pentingnya yaitu penghapusan dwifungsi ABRI, sehingga fungsi sosial politik ABRI dihilangkan.

(20)

empat tahap selama 4 tahun (1999-2002). Beberapa perubhan penting dilakukan terhadap UUD 1945 agar UUD 1945 mampu menghasilkan pemerintahan yang demokratis.Peranan DPR sabagai lembaga legislatif diperkuat, pengawasan presiden lebih diperketat, dan hak asasi manusia memperoleh jaminan yang semakin kuat.Amandemen UUD 1945 memperkenalkan untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung (pilpres).Pilpres pertama dilakukan tahun 2004 untuk memilih lembaga legislatif.

(21)

A. Konsep Mengenai Demokrasi dan Demokrasi Konstitusional

Kedua aliran demokrasi, yakni demokrasi liberal dan komunisme memang sangat bertentangan.Kedua aliran demokrasi ini mempengaruhi dunia politik hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Demokrasi liberal yang mementingkan hak-hak individu tidak pernah bisa berdampingan dengan konsep demokrasi komunisme yang totaliter dengan kekuasaan yang tak terbatas. Dalam menyikapi hal ini sudah sepantasnya Indonesia tetap berpegang teguh kepada demokrasi Pancasila meskipun pada perkembangannya dunia politik Indonesia sempat terpengaruh oleh demokrasi liberal maupun komunisme.

B. Sejarah Perkembangan

Pada permulaan abad ke-16, di Eropa muncul negara-negara nasional (National State) dalam bentuk yang modern. Pada dasarnya teori-teori kontrak sosial merupakan usaha untuk mendobrak dasar dari pemerintahan absolut yang menetapkan hak-hak politik rakyat. Ide-ide itu pun menyimpulkan bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang menimbulkan Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18 serta Revolusi Amerika melawan Inggris. Demokrasi pada tahap ini semata-mata bersifat politis dan mendasar dirinya atas asas-asas kemerdekaan individu.

C. Demokrasi Konstitusional Abad ke-19 : Negara Hukum Klasik

(22)

dalil goverment by laws, not by men yang artinya pemerintahan berdasarkan hukum bukan berdasarkan kemauan penguasa.

D. Demokrasi Konstitusional Abad Ke-20 : Rule of Law yang Dinamis Konsep dinamis mengenai Rule of Law dibanding dengan perumusan abad ke-19 sudah jauh berbeda. Kecenderungan dari pihak eksekutif untuk menyelenggarakan tugas yang jauh lebih banyak dan intensif daripada dulu dalam masa Nachtwachterstaat telah diakui keperluannya. Gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga negara baik di bidang sosial maupun di bidang ekonomi lambat laun berubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyat dan karennya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial. Uraian – uraian di atas juga menonjolkan azas-azas demokrasi sebagai sistim politik. Di samping itu dianggap bahwa demokrasi tidak hanya merupakan suatu sistem pemerintahan, tetapi juga suatu gaya hidup serta tata-masyarakat tertentu, yang karena itu juga mengandung unsur-unsur moral.

E. Perkembangan Demokrasi di Pakistan

Demokrasi di Pakistan kurang baik terlaksannya karena sempat beberapa kali juga berganti ideologi negara dan banyak mengalami kudeta di dalam pemerintahannya dan juga banyak penggulingan bangku kepresidenan dan yang lebih besar pengaruhnya adalah terbelahnya negara tersebut menjadi dua negara yang asalnya satu negara, yaitu Pakistan dan Bangladesh.

F. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

(23)

presiden selama dua kali dan pemilihan presiden tersebut sering kita sebut dengan pemilu (pemilihan umum).

1. Masa Republik Indonesia I (1945-1959)

Sistem parlementer yang sempat dianut Indonesia pada tahun 1945-1959 tidak berjalan dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan banyaknya pihak yang ingin menguasai politik Indonesia pasca kemerdekaan, kerena sistem yang dianut saat itu adalah sistem parlementer, yaitu sebuah sistem politik yang memungkinkan sebuah partai politik untuk sepenuhnya mengatur sebuah Negara. Hal ini menyebabkan banyak pihak saling berebut untuk menguasai Indonesia dimana tiap pihak memiliki visi misi dan juga kepentingan yang berbeda. Seringnya kabinet pemerintahan yang runtuh karena konflik internal serta pihak oposisi yang tidak mampu berperan sebagai oposisi yang konstruktif menandakan bahwa Indonesia pada saat itu belum siap untuk menganut sistem parlementer yang pada beberapa Negara di Asia dapat berjalan dengan baik.

2. Masa Republik Indonesia II (1959-1965)

(24)

Soekarno yang bertindak sebagi Presiden menyalah gunakan kekuasaanya dengan bersifat seenaknya dan tidak mendengar aspirasi rakyat.

3. Masa Republik Indonesia III (1965-1998)

Masa Republik Indonesia III memiliki beberapa kekurangan dan kelebihannya. Kelebihan dari Masa Republik Indonesia III terlihat dengan keberhasilan Presiden Soeharto dalam menjadikan Indonesia sebagai swasembada beras pada pertengahan dasawarsa 1980-an dan pembangunan ekonomi. Namun keberhasilan tersebut tidak diikuti dengan kemampuan untuk memberantas korupsi. Selain itu Korupsi, Kolusi, dan nepotisme berkembang dengan pesat. Sehingga memicu kelompok-kelpom seperti mahasiswa yang menetang Presiden Soeharto dan Orde Baru.

4. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang)

(25)

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam menyikapi hal ini sudah sepantasnya Indonesia tetap berpegang teguh kepada demokrasi Pancasila meskipun pada perkembangannya dunia politik Indonesia sempat terpengaruh oleh demokrasi liberal maupun komunisme.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

(27)

LAMPIRAN

(28)
(29)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang disertai media teka-teki silang efektif meningkatkan prestasi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terhadap mahasiswa laki-laki dan mahasiswi perempuan jurusan akuntansi konsentrasi akuntansi syariah

Bentuk perlindungan hukum terhadap pihak dalam perjanjian kredit bank terhadap masalah digelapkannya benda jaminan fidusia oleh pihak debitur selain terdapat pada

kayu & Hasil hutan lainnya.. Semen

Masuk sekolah ini sebagai...: Siswa

Berdasrkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kriteria konsumen terhadap kemasan bumbu dapur terdiri dari 2 konsep yaitu (1) kemasan ilustratif, yang mewakili

In this work, a new sensitive and rapid adsorptive voltammetric method for simultaneous determination of ultra trace levels of cadmium, copper, lead and zinc was developed based

Refleksi: Siswa mampu menggali informasi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta membandingkan keunggulan dan kelemahan alat