PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DANKOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
LAMPUNG TENGAH (Tesis)
Oleh MU’ALIMIN
PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DANKOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
LAMPUNG TENGAH
Oleh MU’ALIMIN
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DANKOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
LAMPUNG TENGAH MU’ALIMIN
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kondisi penggunaan media interaktif di SMA Lampung Tengah mata pelajaran TIK, 2) mengembangkan produk multimedia interaktif mata pelajaran TIK, 3) menganalisis tingkat efektifitas penggunaan multimedia interaktif, 4) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan multimedia interaktif, 5) menganalisis peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan multimedia interaktif mata pelajaran TIK, 6) menganalisis daya tarik siswa terhadap multimedia interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel.
Penelitian dengan metode pengembangan ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah kelas XI semester genap. Data dikumpulkan melalui test unjuk kerja dan angket kemudian dianalisis dengan uji-t-test independent.
Simpulan dari penelitian ini adalah: 1) penggunaan multimedia interaktif pembelajaran TIK dapat dilaksanakan di SMA Lampung Tengah, 2) Produk
pengembangan multimedia interaktif dibuat menggunakan Macromedia Flash
CS3 dan Author ware 7, 3) multimedia interaktif mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dengan rata-rata 80,55. 4) tingkat efisiensi pembelajaran menggunakan multimedia interaktif terjadi penghematan waktu lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan multimedia interaktif, 5) pembelajaran multimedia interaktif mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, 6) program multimedia interaktif memiliki unsur kemenarikan yang baik.
ABSTRACT
DEVELOPING INTERACTIVE MULTIMEDIA IN
TEACHING INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY FOR MICROSOFT EXCEL SUBJECT AT CENTRAL LAMPUNG SENIOR
HIGH SCHOOLS
MU’ALIMIN
This research aims at: 1) describing the condition of using interactive media at SMA Lampung Tengah, 2) developing an interactive multimedia product of ICT, 3) analyzing the effectiveness of the interactive multimedia, 4) analyzing the efficiency of the interactive, 5) analyzing the improvement of student learning motivation after the interactive multimedia, 6) analyzing the student interest to ward the interactive multimedia for Microsoft Excel of ICT.
This research of development was applied at SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah class XI even semester. The data were collected through performance test and questionnaires and then analyzed by using independent t-test.
The conclusions of this research are: 1) the use of interactive multimedia learning can be implemented in the school ICT Central Lampung, 2) the development of interactive multimedia products created using Flash CS3 and Macromedia Author ware 7, 3) Interactive multimedia can improve students’ achievement by an average 80,55, 4) the level of efficiency of the use of interactive multimedia learning occurs more time savings compared with no use learning interactive multimedia, 5) Interactive multimedia program has good interest and be able to improve students’ motivation to learn more hardly, 6) Interactive multimedia get student’s interest.
Judul Tesis : PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT
EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LAMPUNG TENGAH
Nama Mahasiswa : MU’ALIMIN
No.Pokok Mahasiswa : 1123011050
Program Studi : Pascasarjana Teknologi Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Herpratiwi, M.Pd Dr. Abdurrahman, M.Si
NIP. 19640914 198712 2 001 NIP. 19681210 199303 1 002
2. Ketua Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Herpratiwi, M.Pd.
Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si.
Penguji Anggota : I. Dr. Eng. Helmy Fitriawan, ST, M.Sc.
II. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP. 19600315 198503 1 003
3. Direktur Program Pascasarjana
Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.
NIP. 19530528 198103 1 002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis dengan Judul “Pengembangan multimedia interaktif mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Microsoft Excel
di SMA Lampung Tengah”adalah karya saya sendiri dan tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara tidak sesuai
dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang
disebut plagiatisme.
2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada
Universitas Lampung.
Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya ketidak
benaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan, dan
bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, Maret 2013
Mu’alimin
M O T T O
“Segala perbuatan, perkataan dan pikiran yang tidak
menyenangkan diri kita dan menimbulkan susah atau
Kupersembahkan Tesis ini untuk
Orang Tuaku
(H. Suyadi, Hj. Kasmilah, Sutejo, S.Pd, Rambat Karnasih,
S.Pd)
Adik-adikku
Almamaterku
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
kekuatan lahir dan batin sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan keadaan
sehat dan baik.
Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan Magister Teknologi Pendidikan pada Program Pascasarjana Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis
mengharapkan saran dari berbagai pihak untuk kebaikan dan kesempurnaannya.
Selama penulis menempuh studi ini banyak pihak yang telah memberi bantuan
berupa bimbingan, arahan, dan dorongan baik moril maupun materiil, oleh
karenanya penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., Rektor Universitas Lampung.
2. Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., Ketua Program Studi Pascasarjana Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Dr. Herpratiwi, M.Pd., Sekretaris Program Pascasarjana Magister Teknologi
Pendidikan Universitas Lampung sekaligus dosen pembimbing I dalam
penyusunan tesis ini.
5. Dr. Abdurrahman, M.Si, Dosen Universitas Lampung sekaligus
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Seluruh keluarga yang selalu mendukung baik moril maupun materiil juga
supportnya yang tiada henti selama ini sehingga tesis ini dapat terselesaikan
8. Pihak yang tidak bisa disebut namanya satu persatu, mereka semua adalah
faktor eksternal bagi peneliti yang selalu memberikan bantuan dan dukungan
berupa referensi dan sarana prasarana lainnya.
Semoga segala kebaikan yang telah dicurahkan tercatat sebagai amal kebajikan
disisi ALLAH SWT, akhir kata mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan seiring dengan tuntutan jaman.
Bandar Lampung, Maret 2013
MU’ALIMIN
DAFTAR ISI
2.4 Pengembangan Materi Pembelajaran --- 51
2.5 Desain Sistem Pembelajar --- 53
2.6 Pengembangan Multimedia Berbasis Komputer dengan Program Macromedia Flash CS3 dan Authorware 7 --- 59
2.6.1 Program Authorware 7 --- 59
2.6.2 Pengenalan Komponen Macromedia Authorware 7 --- 61
2.6.3 Program Macromedia Flash CS3 --- 65
2.7 Belajar Mandiri --- 68
2.10 Kerangka Berpikir --- 75
3.3 Langkah-Langkah Penelitian --- 80
3.3.1 Tahap Pra-Pengembangan --- 82
3.5 Definisi Konseptual dan Operasional--- 87
3.5.1 Efektivitas Pembelajaran --- 87
3.7 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian --- 92
4.1.2.1 Mengembangkan GBPM --- 112
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN --- 145
Tabel 1.1 Kemampuan Siswa Kelas XI dalam Mengoperasikan Software
Microsoft Excel Tahun 2009-2011 --- 5
Tabel 2.1 Pandangan Objektivisme tentang Pemanfaatan Teknologi Multimedia kedalam Pembelajaran (Diadaptasi dari Robblyer & Doering, 2010:39) --- -- 18
Tabel 2.2 Pandangan Konstruktivisme tentang Pemanfaatan Teknologi -- -- Multimedia kedalam Pembelajaran. (Diadaptasi dari Robblyer & Doering, 2010:42) --- -- 20
Tabel 2.3 Klasifikasi Media --- -- 37
Tabel 2.4 SK dan KD TIK Kelas XI SMA Semester Genap --- -- 71
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa --- -- 92
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru --- -- 92
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kemenarikan untuk Uji Kelompok Kecil --- -- 94
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli --- -- 94
Tabel 3.10 Kisi-kisi angket kemenarikan untuk uji coba kelompok besar... 98
Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar... 99
Tabel 3.12 Hasil Uji Normalitas kelas eksperimen SMAN 1 Seputih Banyak 102
Tabel 3.13 Hasil Uji Normalitas kelas eksperimen SMA Paramarta... 102
Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas kelas eksperimen SMAN 1 Seputih Raman.... 103
Tabel 3.15 Hasil Uji Normalitas kelas kontrol SMAN 1 Seputih Banyak... 104
Tabel 3.16 Hasil Uji Normalitas kelas kontrol SMA Paramarta... 104
Tabel 3.17 Hasil Uji Normalitas kelas kontrol SMAN 1 Seputih Raman... 104
Tabel 3.18 Hasil Uji Homogenitas nilai posttest SMAN 1 Seputih Banyak... 105
Tabel 3.19 Hasil Uji Homogenitas nilai posttest SMA Paramarta ... 106
Tabel 3.20 Hasil Uji Homogenitas nilai posttest SMAN 1 Seputih Raman... 106
Tabel 3.21 Hasil Uji Homogenitas pada Uji Coba Kelompok Besar... 106
Tabel 3.22 Hasil Perhitungan IndependentT-Test SMAN 1 Seputih Banyak.... 107
Tabel 3.23 Hasil Perhitungan IndependentT-Test SMA Paramarta... 107
Tabel 3.24 Hasil Perhitungan IndependentT-Test SMAN 1 Seputih Raman... 108
Tabel 3.25 Hasil Uji One-Way Anova……….109
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Ahli Materi --- -- 117
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Ahli Desain Pembelajaran--- -- 118
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Ahli Media Komputer --- -- 120
Tabel 4.4 Perbandingan waktu yang diperlukan dengan waktu yang dipergunakan untuk Kompetensi Dasar Mengolah dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik dan gambar diagram untuk menghasilkan informasi dalam jam pelajaran (45 menit).... 133
Halaman
Gambar 2.1 Model Pengembangan Multimedia Interaktif
(Lee & Owen:2004:1) --- 45
Gambar 2.2 Model Pengembangan Multimedia Interaktif (Riyana, 2007:7) - 46 Gambar 2.3 Model Pengembangan Multimedia Interaktif (Roblyer & Doering, 2010:183) --- 46
Gambar 2.4 Model Dick and Carey (http://www.umich.edu)... 54
Gambar 2.5 Model Model ADDIE dan KEMP (Michael Hanley, 2009) --- 58
Gambar 2.6 Komponen Macromedia Authorware7 --- 61
Gambar 2.7 Fungsi menu Toolbar Macromedia Authorware7 --- 62
Gambar 2.8 Fungsi palet IconsMacromedia Authorware7 --- 62
Gambar 2.9 Tampilan menu Macromedia Flash CS3 ………..… 66
Gambar 2.10 Tampilan LembarDesain Macromedia Flash CS3 --- 67
Gambar 3.1 Model Alur Pengembangan Multimedia Interaktif Mata Pelajaran TIK (Diadaptasi dari Borg & Gall (1983) --- 81
Gambar 3.2 Pretest posttest group design (Tim Puslitjaknov. 2008:6) --- 100
Gambar 4.1 Tampilan test formatif sebelum di revisi --- 122
Gambar 4.2 Tampilan Revisi Penambahan Nomor pada Setiap Materi dan Sub Materi --- 122
Gambar 4.3 Tampilan Revisi Penambahan Help --- 123
Gambar 4.4 Tampilan Revisi Penambahan menu preview dan menu next ---- 123
Gambar 4.5 Tampilan CD Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel ---- 128
Gambar 4.6 Tampilan Cover Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel - 129
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Menu Utama --- 130
Gambar 4.8 Tampilan Halaman Evaluasi Test Formatif 1 --- 131
Lampiran
Halaman
1. Analisis Intruksional Pengembangan Multimedia Interaktif
Materi Microsoft Excel --- 153
2. Silabus/ Garis Besar Program Pengembangan Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel --- 154
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif ---- 156
4. Flowchart Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel --- 160
5. Flowchart Standar Kompetensi --- 161
6. Flowchart Kompetensi Dasar --- 162
7. Flowchart Evaluasi--- 163
8. Flowchart Menu Utama --- 164
9. Flowchart Bantuan Penggunaan Program Tutorial --- 165
10.Flowchart Evaluasi 1,2 dan 3 --- 166
11.Flowchart Evaluasi Formatif --- 167
12.Storyboard Multimedia interaktif Software Pengolah Angka --- 168
13.Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa --- 260
14.Instrumen Unjuk Kerja untuk Siswa --- 261
15.Rekap Hasil Test Unjuk Kerja untuk Anallisis Kebutuhan XI IPA 1--- 262
16.Rekap Hasil Test Unjuk Kerja untuk Anallisis Kebutuhan XI IPA 2--- 263
17.Angket Analisis Kebutuhan untuk Siswa --- 264
18.Rekap Hasil Angket Untuk Analisis Kebutuhan --- 266
19.Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru --- 267
20.Instrumen Kesenjangan Aktifitas Siswa (untuk Guru) --- 268
21.Rekapitulasi Hasil Instrumen Kesenjangan Aktifitas Siswa --- 269
22.Kisi-Kisi Angket Kemenarikan untuk Uji Kelompok Kecil --- 270
23.Angket Kemenarikan untuk Uji Kelompok Kecil --- 271
24.Rekapitulasi Hasil Angket Kemenarikan Uji Coba Kelompok Kecil --- 273
25.Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli --- 275
26.Kisi-Kisi Instrumen Pretest untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 279
27.Instrument Pretest untuk uji coba kelompok besar --- 280
28.Kisi-Kisi Instrumen Post Test untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 281
29.Instrument Post Test untuk uji coba kelompok besar --- 282
30.Hasil Pretest dan Post Test Uji Coba Kelompok Besar SMA Negeri 1 Seputih Banyak --- 283
31.Hasil Pretest dan Post Test Uji Coba Kelompok Besar SMA Negeri 1 Seputih Raman --- 284
32.Hasil Pretest dan Post Test Uji Coba Kelompok Besar SMA Paramarta 285 33.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar pada Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Seputih Banyak --- 286
34.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar pada Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Seputih Raman --- 287
pada Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Seputih Banyak --- 289 37.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar
pada Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Seputih Raman --- 290 38.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar
pada Kelas Kontrol SMA Paramarta --- 291
39.Kisi-Kisi Angket Kemenarikan Untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 292
40.Angket Kemenarikan untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 293
41.Rekapitulasi Hasil Angket kemenarikan Uji Coba Kelompok Besar
SMA Negeri 1 Seputih Banyak, SMA Negeri 1 Seputih Raman,
RIWAYAT HIDUP
Nama : MU’ALIMIN
Tempat/Tanggal Lahir : Sri Kaloko, 08 April 1979
Alamat : Desa Sumber Baru No. 8
Kecamatan Seputih Banyak
Lampung Tengah
Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 3 Sumber Baru Kecamatan Seputih
Banyak Lampung Tengah tahun 1991, melanjutkan di SMP Paramarta lulus tahun
1994, melanjutkan di SMA Paramarta lulus tahun 1997, melanjutkan kuliah di IBI
Darmajaya Fakultas Ilmu Komputer jurusan Teknik Informatika lulus tahun 2004.
Sejak tahun 2009 diangkat PNS menjadi guru di SMA Negeri 1 Lampung Tengah
dan diberikan tugas tambahan kepala laboratorium komputer dasar dan
multimedia di SMA Negeri 1 Seputih Banyak tahun 2010 sampai sekarang.
Pengalaman lain di pendidikan, pernah menjadi dosen tetap di Fakultas Ilmu
Komputer IBI Darmajaya, menjadi dosen di Universitas Saburai, menjadi dosen di
STMIK Surya Intan Kota Bumi, Guru TIK di SMA Negeri 9 Bandar Lampung,
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komputer sebagai hasil teknologi moderen sangat membuka
kemungkinan-kemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan khususnya dalam
pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk
menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran
kepada siswa. Selain itu komputer juga dapat di gunakan sebagai media yang
memungkinkan siswa belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Hal
ini sangat memungkinkan karena komputer mempunyai kemampuan
mengkombinasi teks, suara, warna, gambar, gerak, dan video serta memuat suatu
kepintaran yang sanggup menyajikan proses interaktif.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran
yang ada di kurikulum tingkat Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan kurikulum,
mata pelajaran ini syarat dengan pemanfaatan teknologi komputer sebagai media
pembelajaran (Depdiknas, 2006). Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah
payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk
memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah
dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,
teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi
komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi
komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut
berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya.
Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional didasari bahwa Sistem Pendidikan Nasional harus
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatan kualitas serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai
tuntutan perubahan kehidupan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Untuk mencapai
tujuan ini guru-guru mata pelajaran TIK harus menyiapkan pembelajaran yang
baik, sehingga proses pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Salah satu hal yang harus dilakukan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran
tersebut perlu ada pengembangan multimedia yang dapat di gunakan demi
kelancaran pembelajaran. Pengembangan multimedia ini diperlukan untuk
membantu motivasi belajar siswa secara mandiri mengingat terbatasnya waktu
pembelajaran TIK, sehingga di harapkan dengan motivasi belajar yang tinggi akan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran yang efektif
harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga mampu merangsang
dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dengan demikian akan tumbuh
interaksi antara media pembelajaran dan siswa dalam belajar. Adanya interaksi
positif antara media pembelajaran dan siswa pada akhirnya akan mampu
mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kondisi pembelajaran TIK yang dilaksanakan sampai saat ini adalah
melaksanakan pembelajaran secara teori dan praktik. Mata pelajaran TIK terdapat
empat jam pelajaran setiap minggunya, dimana dua jam pelajaran dilakukan di
dalam kelas secara konvensional yaitu dengan menggunakan berbagai sumber
buku referensi, LKS serta bahan presentasi yang disajikan pada saat pelaksaan
pembelajaran dan 2 jam selebihnya dilakukan secara langsung di Laboratorium
Komputer. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara praktik di
Laboratorium Komputer tidak banyak menimbulkan permasalahan bagi siswa
karena siswa bisa langsung mempraktikkan materi yang di sampaikan guru secara
langsung di komputernya masing-masing, namun pembelajaran yang dilakukan
secara konvensional di dalam kelas menimbulkan masalah tersendiri bagi siswa
dan guru karena secara umum materi yang disampaikan secara teori jauh lebih
susah dipahami oleh siswa dibandingkan dengan siswa mempraktikkan secara
langsung. Begitu juga permasalahan yang dihadapi oleh guru, penyampaian
materi yang susah dipahami oleh siswa akan membutuhkan waktu yang lama
dalam pembelajaran sehingga akan memperlambat target terselesainya tujuan
pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
adalah minimnya Compact Disk(CD) pembelajaran materi Microsoft Excel yang
ada di pasaran yang sesuai dengan kurikulum yang sudah ditentukan dan
kurangnya minat guru TIK untuk membuat software pembelajaran yang bisa
dimanfaatkan untuk membantu pembelajaran.
Secara umum berbagai cara untuk mengatasai masalah tersebut sudah banyak
dilakukan oleh guru mata pelajaran TIK termasuk dengan menambah buku-buku
referensi siswa, memberikan LKS, penyampaian materi melalui presentasi dan
yang lainnya. Namun sampai saat ini semua usaha-usaha tersebut belum
menampakkan hasil yang menggembirakan, sehingga sampai saat ini pun
pelaksanaan pembelajaran TIK yang di dalam kelas masih dilakukan secara
konvensional. Hal tersebut jelas kurang efektif untuk membantu siswa dalam
memahami materi yang di sampaikan. Salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan ini penulis melakukan penelitian pengembangan, Bentuk penelitian
pengembangan yang akan di lakukan adalah membuat sebuah produk media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif mata pelajaran TIK yang diharapkan
bisa membantu kinerja guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Efektifitas suatu pembelajaran sangat di perlukan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa, namun di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
belum dapat mencapai prestasi yang maksimal. Pada materi Microsoft Excel kelas
XI semester dua, terdapat satu SK dengan tiga KD yang harus di selesaikan dalam
satu semester. Pada tahap KD satu dan KD dua materi di dalam KD tersebut
masih mudah dimengerti oleh siswa baik pada saat pelaksanaan pembelajaran di
namun pada saat siswa mulai mempelajari KD yang ketiga yaitu materi mengolah
dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik dan gambar diagram
untuk menghasilkan informasi, siswa mulai mengalami kesulitan belajar yang
komplek. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel hasil penelitian yang penulis
lakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa kelas XI dalam
mengoperasikan Paket Software pengolah angka Microsoft Excel dengan nilai
Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Lampung Tengah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kemampuan Siswa Kelas XI dalam Mengoperasikan Software
Microsoft Excel Tahun 2009-2011
Sumber : Leger SMA Negeri 1 Seputih Banyak
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
mengoperasikan paket software pengolah angka Microsoft Excel masih tergolong
rendah, hal ini bisa di lihat dari nilai ujian semester yang di peroleh siswa mulai
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 belum ada peningkatan yang berarti. Pada
tahun 2009 dengan total siswa di kelas XI 222 siswa, hanya 32 persen siswa yang
mencapai KKM, dan selebihnya 68 persen siswa belum mencapai KKM,
sedangkan di tahun 2010 dengan jumlah siswa 228 orang, hanya 35 persen siswa
yang mencapai KKM dan 65 persen siswa belum mencapai KKM. Tahun 2011
jumlah siswa 264 orang hanya 33 persen saja yang mencapai KKM, selebihnya 67
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang di alami siswa
diantaranya adalah faktor yang muncul pada diri siswa itu sendiri baik itu
motivasi belajar siswa yang rendah, minimnya frekuensi belajar, tingkat
kedisiplinan siswa dalam mengatur jam belajar dan masih kurangnya
produk-produk berupa CD pembelajaran untuk membantu siswa dalam belajar secara
mandiri. Selain itu efektifitas belajar juga di pengaruhi oleh faktor yang muncul
pada guru antara lain kurang tepatnya strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru
dalam memotivasi siswa belajar, kurangnya peran guru dalam memfasilitasi
proses belajar, kurangnya kreaktifitas guru dalam menciptakan pembelajaran
yang bermakna, kurang adanya dorongan terjadinya interaksi, serta kurangnya
pemanfaatan media-media yang dapat memperjelas dan mempermudah
penyampaian pesan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan gairah belajar
siswa untuk menguasai materi pelajaran secara utuh. Faktor lain yang
mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya sarana dan
prasarana terutama laboratorium komputer, dimana rata-rata setiap sekolah di
SMA Lampung Tengah hanya memiliki satu laboratorium komputer sehingga
penggunaan ruang laboratorium untuk praktik siswa pada mata pelajaran TIK
belum maksimal.
Menurut Mulyana (2006:164), pembelajaran dapat berhasil jika guru memiliki
beberapa kesiapan diantaranya menyiapkan proses pembelajaran, memahami dan
menguasai standar kompetensi, memahami siswa, menggunakan metode yang
bervariasi, mampu mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting, mengikuti
perkembangan pengetahuannya mutakhir, dapat memotivasi siswa,
dikembangkan. Pendapat ini selaras dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mensyaratkan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreaktivitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa.
Mengacu pada uraian tersebut di atas, didapatkan temuan bahwa sebagian guru
mata pelajaran TIK di SMA Lampung Tengah masih belum baik dalam
menyajikan strategi dan metode yang tepat dalam pembelajaran, belum mampu
memberikan perhatian pada siswa yang mengalami kesulitan belajar, memberikan
respon terhadap pertanyaan siswa, menggunakan media yang tepat untuk
meningkatkan perhatian serta aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya
dalam bertanya, serta berbagai hal termasuk mengerjakan dan mengumpulkan
tugas yang diberikan guru masih cenderung kurang baik. Strategi dan metode
yang kurang tepat inilah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan aktivitas
dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK cenderung rendah.
Peningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa di atas, harus dilakukan
pembelajaran yang efektif. Pembelajaran efektif dapat terlaksana apabila kegiatan
pembelajaran tidak selalu berpusat pada guru (teacher center) namun akan lebih
baik jika kegiatan belajar lebih berpusat kepada siswa (student center) dan peran
guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut. Pengembangan multimedia
memberikan beberapa keuntungan, oleh karena itu pengembangan multimedia
berbasis komputer memungkinkan siswa untuk meningkatkan aktivitas serta
motivasi dan prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya karena penggunaan
multimedia pembelajaran memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk
menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan
kebutuhan.
Pembelajaran berbasis multimedia di SMA Lampung Tengah belum banyak
dilakukan termasuk di SMA Negeri 1 Seputih Banyak terutama pada pelajaran
TIK itu sendiri, hal ini di sebabkan karena produk software yang layak di pakai
belum di desain untuk dimanfaatkan dalam pengembangan media pembelajaran.
Untuk mengatasi ini perlu adanya pengembangan multimedia yang di
kembangkan dalam bentuk CD interaktif sehingga dapat membantu dan
mempermudah proses pembelajaran. Multimedia yang di gunakan dalam CD
interaktif ini adalah audio, visual, images, teks, grafik, animasi, suara dengan
pembelajaran bantuan komputer. Dengan rancangan pembelajaran komputer yang
bersifat interaktif akan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian singkat di atas maka peneliti ingin mengembangkan software
multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran TIK yang layak untuk di
gunakan di SMA Lampung Tengah sebagai salah satu solusi dalam mengatasi
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada, masalah-masalah yang muncul dapat di
identifikasikan sebagai berikut :
1) kurangnya pemahaman siswa terhadap substansi pembelajaran TIK khususnya
materi Microsoft Excel.
2) prestasi belajar siswa kelas XI mata pelajaran TIK masih cenderung rendah.
3) kurangnya motivasi siswa untuk menerima pembelajaran TIK tanpa
multimedia dalam kemasan CD pembelajaran.
4) belum ada media yang dapat di gunakan siswa untuk mengulang materi
dengan metode belajar mandiri karena terbatasnya alokasi waktu untuk
pembelajaran TIK.
5) guru-guru mata pelajaran TIK belum ada yang membuat software dan
memanfaatkan media secara tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar.
6) belum ada alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas kinerja
dan kualitas hasil pembelajaran TIK yang memenuhi kreteria efektifitas,
efisiensi dan daya tarik.
7) minimnya pemanfaatan software untuk mempelajari materi Microsoft Excel
berbasis multimedia.
8) perlunya pengembangan multimedia interaktif yang dapat digunakan dalam
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, diberikan batasan
permasalahan sebagai berikut:
Penelitian ini hanya membahas pengembangan produk pembelajaran multimedia
interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel pada Kompetensi Dasar
(KD) mengolah dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik,
gambar dan diagram untuk menghasilkan informasi, yang bisa dimanfaatkan
siswa untuk mengulang materi dengan metode belajar mandiri, sehingga dapat
meningkatkan kualitas kinerja dan kualitas hasil yang memenuhi kreteria
efektifitas, efisiensi dan daya tarik.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1) media apa yang selama ini digunakan pada mata pelajaran TIK di SMA
Lampung Tengah.
2) bagaimanakah mengembangkan multimedia interaktif mata pelajaran TIK
pada materi Microsoft Excel berdasarkan potensi di SMA Lampung Tengah.
3) bagaimanakah efektifitas penggunaan multimedia interaktif mata
pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel terhadap proses pembelajaran.
4) bagaimanakah efisiensi penggunaan multimedia interaktif mata
5) bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan
multimedia interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel.
6) bagaimanakah daya tarik siswa terhadap multimedia interaktif mata
pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel di SMA Lampung Tengah.
1.5 Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan multimedia ini
adalah sebagai berikut:
1) mendeskripsikan penggunaan media di SMA Lampung Tengah pada mata
pelajaran TIK.
2) mengembangkan sebuah produk multimedia interaktif mata pelajaran TIK
pada materi Microsoft Excel sesuai dengan potensi yang ada di SMA
Lampung Tengah.
3) untuk menganalisis tingkat efektifitas penggunaan multimedia interaktif mata
pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel terhadap proses pembelajaran.
4) untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan multimedia interaktif mata
pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel terhadap proses pembelajaran.
5) untuk menganalisis peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan
multimedia interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel.
6) untuk menganalisis daya tarik siswa terhadap multimedia interaktif mata
1.6 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.6.1 Secara Teoritis
Hasil penelitian dapat mengembangkan konsep-konsep dalam kawasan
pengembangan khususnya teknologi komputer multimedia.
1.6.2 Secara Praktis
1) sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru.
2) sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi serta minat belajar siswa.
3) dapat digunakan atau dijadikan sumber referensi dalam melakukan
penelitian pengembangan selanjutnya.
4) menambah khasanah guru dan siswa dalam mempelajari pelajaran TIK pada
materi Microsoft Excel.
5) memberikan kemudahan bagi siswa untuk mempelajari SK-KD pada pelajaran
TIK materi Microsoft Excel secara mandiri dan menyelesaikan tugas pada
mata pelajaran lain.
1.7 Spesifikasi Produk
Berdasarkan tujuan di atas maka spesifikasi produk yang diharapkan adalah
sebagai berikut:
1) produk pembelajaran berupa software multimedia interaktif materi microsoft
2) produk pembelajaran ini memiliki fitur dan navigasi yang jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan produk yang secara umum beredar di pasaran maupun di
internet, hal ini dapat dilihat dari desain produk yang elegan sesuai selera
remaja, didukung vitur bernuansa animasi, navigasi yang mudah untuk
membantu pengoperasian program serta feedback interaktif yang membantu
siswa dalam melakukan evaluasi pembelajaran secara langsung.
3) materi pembelajaran berbasis multimedia yang disajikan dalam bentuk CD
interaktif yang bisa dijalankan pada personal komputer walaupun dengan
spesifikasi yang rendah.
4) materi pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa secara individu di
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Teori Belajar
Perkembangan teknologi multimedia komputer memberikan harapan baru
terhadap pemecahan masalah dalam pembelajaran. Tanpa mengurangi peran guru
di kelas lewat pembelajaran klasik, kehadiran teknologi informasi dengan konsep
multimedia yang terus berkembang sudah selayaknya dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, karena multimedia memberi dimensi baru
dengan mengintegasikan bunyi, musik, animasi dan navigasi lain kedalam sebuah
program.
Belajar bukanlah hanya sekedar kegiatan menghafal untuk memperoleh hasil
belajar yang baik, sehingga siswa benar-benar dapat memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan yang diperolehnya, maka siswa perlu dibiasakan untuk
memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan
bergelut dengan ide-idenya. Hal ini selaras dengan pendapat Reigeluth (2007:6)
menjelaskan bahwa Learning Theory is descriptive theory rather than design (or
instrumental) theory, for it describes the learning process.
Maksudnya adalah teori belajar lebih merupakan teori deskriptif dibandingkan
dengan teori desain (instrumental), karena teori belajar menggambarkan asupan
Belajar juga memerlukan manipulasi aktif terhadap bahan ajar yang akan
dipelajari dan tidak bisa terjadi secara pasif. Dalam hal ini yang terpenting adalah
bagaimana cara membantu pelajar untuk belajar, yang berarti mengidentifikasi
cara-cara membantu pelajar membangun pengetahuannya. Salah satu indikator
yang menunjukkan bahwa siswa aktif dalam proses belajar adalah muncul dan
berkembangnya ide, siswa secara individu menemukan dan mentransformasikan
informasi komplek sehingga informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari
akan dapat diserap dan dipahami dan pada akhirnya siswa dapat mencapai
perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya.
Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman, perubahan tersebut tidak
selalu berbentuk tingkah laku yang diamati. Menurut teori kognitif, manusia tidak
memberikan secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan kepadanya, karena
manusia adalah mahluk aktif yang dapat menafsirkan dan bahkan dapat
mendistorsinya, Herpratiwi (2009:20).
Berbagai komponen internal seseorang akan sangat mempengaruhi hasil belajar,
hal ini sesuai dengan pendapat Budiningsih (2005:34), bahwa belajar merupakan
proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan
proses berfikir yang sangat komplek. Proses belajar antara lain mencakup
pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif
yang sudah dimiliki dan terbentuk dalam pikiran seseorang berdasarkan
pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Perkembangan kognitif manusia merupakan hal yang perlu diperhatikan agar
proses pembelajaran dapat menjadi lebih terarah sesuai dengan perkembangan
kognitif tersebut. Menurut Bruner dalam Budiningsih (2005:35), bahwa
perkembangan kognitif manusia terdiri dari:
1) perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam
menanggapi suatu rangsangan.
2) peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system penyimpanan
informasi secara realistis.
3) perkembangan inteletektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara
pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentang
apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan.
4) interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan
anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
5) bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat
komunikasi antara manusia.
6) perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan
beberapa alternative secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat
memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai informasi.
Dari pendapat Bruner di atas maka, peran guru menjadi sangat penting dalam
memberikan arahan kepada siswanya agar tidak banyak melakukan kesalahan dan
harus banyak memberikan kesempatan kepada siswa agar siswa tersebut dapat
memperoleh pengalaman belajar secara optimal serta kemauan belajarnya juga
dapat meningkat. Pengalaman belajar yang diperoleh siswa secara mandiri dalam
bagi siswa karena setiap langkah dan instruksi program yang dijalankan akan
merangsang imajinasi siswa untuk terus terus belajar sampai siswa menemukan
sendiri pengalaman belajarnya dengan menggunakan perangkat keras (hardware)
dan program (software) yang ada.
Selain teori kognitif, paham konstruktivisme tentang teori belajar menyatakan
bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstansformasikan informasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi, Herpratiwi (2009:70).
Pendapat ini diperkuat oleh Von Galservelt dalam Budiningsih (2005:35) bahwa,
ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi
pengetahuan yaitu :
1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman.
2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan
perbedaan.
3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada yang
lainnya. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses menkonstruksi
pengetahuan adalah konstruksi pengetahuan yang telah ada, domain
pengalaman, dan jaringan struktur kognitif yang dimilikinya.
Meski semua teori belajar mengisyaratkan perlunya perubahan untuk menjawab
tantangan modern dalam dunia pendidikan, namun terdapat dua kelompok besar
yang memiliki perbedaan pandangan yang radikal tentang strategi bagaimana
mencapai tujuan pendidikan tersebut. Kelompok pertama adalah penganut
aliran Kognitif. Kelompok lainnya adalah penganut konstruktivisme yang
berevolusi dari cabang lain dari pemikiran dalam teori belajar kognitif, dan
cabang-cabang teori belajar pengolahan informasi dari teori belajar kognitif,
Roblyer & Doering (2010:34).
Tabel Berikut ini merupakan pandangan objektivisme dan konstruktivisme
tentang dukungan teknologi komputer multimedia yang digambarkan oleh
Roblyer & Doering.
Tabel 2.2 Pandangan Konstruktivisme tentang Pemanfaatan Teknologi Multimedia kedalam Pembelajaran.
(Diadaptasi dari Robblyer & Doering, 2010:42)
Teori Belajar Konsepsi Belajar Implikasi Pembelajaran
mereka sendiri
Berdasarkan tabel di atas, hampir semua teori belajar menyarankan pemanfaatan
multimedia dalam pembelajaran karena kemampuan-kemampuan yang
dimilikinya dalam mendukung pembelajaran.
2.1.2 Pembelajaran
Ada perbedaan antara belajar dan pembelajaran, belajar adalah tujuannya
sedangkan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Belajar
dengan menggunakan tutorial adalah pembelajaran dengan mengikuti petunjuk
yang berupa langkah-langkah yang tersusun secara sistematis sehingga pebelajar
bisa melakukan pembelajaran dengan mengikuti panduan yang ada pada tutorial
tersebut.
Pembelajaran adalah proses untuk menuju pada tujuan belajar yaitu perubahan
kearah yang lebih baik dan terjadinya perkembangan dalam membangun
pengetahuan. Menurut Reigeluth (2007:6) Pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk memudahkan belajar. Teori
instructional methods, 3) instructional outcomes. Instructional methods di
definisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai instructional
outcomes yang berbeda di bawah instructional conditions yang berbeda. Pada
dasarnya, semua variabel yang dapat diklasifikasi ke dalam metode pembelajaran
dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran untuk dilihat tingkat
keefektifannya untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Instructional
conditions didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran
dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel-variabel ini berinteraksi
dengan metode pembelajaran, dan pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi oleh
perancang pembelajaran.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal yang berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Reigeluth (2007:6),
beberapa hal penting tersebut antara lain: Apa seharusnya produk pembelajaran
itu, dimana tempat proses pembelajaran dirancang dan dibangun, bagaimana
seharusnya pembelajaran itu di implementasikan, bagaimana seharusnya
pembelajaran itu di evaluasi, bagaimana belajar seharusnya dinilai, apa isi yang
seharusnya dibelajarkan, bagaimana orang mempelajarinya, dan hubungan timbal
balik diantara semua jenis pengetahuan tentang pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka sebelum melaksanakan proses
pembelajaran, tentunya beberapa hal penting tersebut harus diperhatikan, sehingga
proses pembelajaran yang direncanakan bisa lebih optimal.
Dari berbagai pendapat mengenai teori pembelajaran, semua unsur tentang segala
1) metode pembelajaran: Semua hal yang dilakukan dengan bertujuan
memudahkan belajar atau pengembangan manusia.
2) situasi pembelajaran: Semua aspek dari konteks pembelajaran yang berguna
untuk memutuskan kapan dilakukan dan kapan tidak digunakannya sebuah
metode pembelajaran tertentu.
Metode belajar akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila terlebih dahulu
sudah diketahui kondisi ideal yang ada dan apa yang harus dilakukan
dilingkungan belajar tersebut, sedangkan situasi belajar secara umum merupakan
bagian dari sebuah kondisi atau kenyamanan untuk melaksanakan dan
menggunakan sebuah metode dalam pembelajaran. Sedangkan situasi
pembelajaran terbagi menjadi dua kategori penting, yaitu:
1) nilai tentang pengajaran, yakni tentang tujuan pembelajaran, kreteria, metode
dan siapa yang berkuasa.
2) kondisi yakni tentang hakekat atau asal dari isi pengajaran, para pelajar atau
siswa, lingkungan belajar, atau paksaan pembangunan pengajaran.
Menurut Ramsden dalam Smith (2009:29), ada lima kategori utama dalam proses
pembelajaran yaitu:
1) pembelajaran sebagai sebuah peningkatan pengetahuan kuantitatif.
Pembelajaran adalah mendapatkan informasi atau mengetahui banyak hal.
2) pembelajaran sebagai proses mengingat. Pembelajaran adalah proses
menyimpan informasi yang bisa direproduksi.
3) pembelajaran sebagai proses mendapatkan fakta-fakta, keterampilan dan
4) pembelajaran adalah proses memahami atau mengabstrasikan makna.
Pembelajaran melibatkan bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain dengan
subjek permasalahan dengan dunia nyata.
5) pembelajaran sebagai proses penafsiran dan pemahaman akan realitas dalam
sebuah cara yang berbeda. Pembelajaran melibatkan pemahaman akan dunia
dengan menafsirkan kembali pengetahuan.
Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh
melalui pengalaman individu yang bersangkutan. Tumpuhan perhatian ahli
psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana
proses pembelajaran berlaku. Contoh: bagaimana seekor anjing datang berlari
apabila dipanggil namanya. Berbeda dengan hewan, pada manusia lebih unik dan
lebih rumit karena manusia mampu menunjukkan berbagai tingkah laku sehingga
menjadi agak lebih untuk menentukan bagaimana tingkah laku itu dipelajari.
Ahli-ahli psikologi pembelajaran berusaha memahami dan mendalami prinsip-prinsip
umum yang menerangkan proses pembelajaran.
Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra, yaitu: penglihatan (visual)
melihat kejadian suatu peristiwa, pendengaran (auditori) mendengar sesuatu
bunyi, pembauan (olfactory) bau makanan membuat kita merasa lapar, rasa atau
pengecap (taste) lidah kita merasa dan dapat membedakan antara asin dan masam,
sentuhan (tactile) kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara
permukaan licin dan permukaan kasar. Dalam proses pembelajaran tidak hanya
melibatkan penguasaan fakta atau konsep suatu bidang ilmu saja, tetapi juga
hasrat dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita
rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang diluar kesadaran penuh
kita, seperti peristiwa kemalangan atau seorang yang jatuh cinta pada pandangan
pertama, Asrori (2008:6).
Selain dari beberapa pendapat mengenai pembelajaran di atas, kegiatan
pembelajaran juga diartikan sebagai proses penataan beberapa komponen, antara
lain penataan informasi, reorganisasi, perceptual dan proses internal. Kegiatan
pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak
digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi
dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan
dalam pendekatan behaviristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses belajar sangat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi
siswa, Budiningsih (2005:48).
Kegiatan belajar dalam proses pembelajaran lebih mementingkan struktur disiplin
ilmu, dan lebih banyak menekankan pada cara berfikir deduktif. Hal ini tampak
dari konsepsinya mengenai Advance Organizer, Ausubel dalam Budiningsih
(2005:49). Sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari
siswa, menurut Piaget dalam Budiningsih (2005:50), langkah-langkah
pembelajaran:
1) menentukan tujuan pembelajaran.
2) memilih materi pembelajaran.
4) menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut, misalnya
penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya.
5) mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreaktifitas dan
cara berfikir siswa, 6) melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Proses belajar konstruktivistik, secara konseptual proses belajar jika dipandang
dari pendekatan kognitif merupakan proses pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada
pemutahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi
prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang lepas-lepas.
Proses tersebut berupa ”....constructing and restructuring of knowledge and skills
(schemata) within the individual in a complex network of increasing conceptual
consistency….”. Pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu
tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui
interaksi dalan jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas
maupun diluar kelas. Aspek-aspek yang mempengaruhi proses belajar meliputi
peranan siswa, peranan guru, sarana belajar, evaluasi belajar.
Peranan siswa, dalam pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pembelajar, Ia
harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Peranan guru, dalam belajar
konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak
untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami
jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Sarana belajar, pendekatan
konstruktivistik menekankan bahwa peran utama dalam kegiatan belajar adalah
aktifitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu
seperti bahan, media, peralatan, ligkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk
membantu pembentukan tersebut. Evaluasi belajar, pandangan konstruktivistik
mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya
berbagai pandangan dan interprestasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan,
serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Hal ini
memunculkan pemikiran terhadap usaha mengevaluasi belajar konstruktivistik,
Budiningsih (2005:58).
2.1.3 Teori Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Cropley dalam Siregar dan Nara (2011:52) motivasi juga dijelaskan
sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui prilaku tertentu. Hampir senada,
Winkles dalam Siregar dan Nara mengemukakan motifnya adalah adanya
pengerak dalam diri seseorang melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat
suatu manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh, maka ia akan berusaha keras
untuk mencapai tujuan tersebut.
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh
siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam
maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/memuaskan
suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut
berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar
untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong
siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya:
1) mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan
timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2) motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
3) motivasi berfungsi sebagai pengerak, artinya menggerakkan tingkah laku
seseorang.
2.1.3.1 Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam rumusan masalah diatas kami mengamati apakah motivasi itu berpengaruh
dalam prestasti belajar siswa, ternyata sangat berpengaruh yaitu :
motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap
terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan
menaikkan prestasi sehingga melebih prestasi normal.
hasil baik dalam pekerjaan yang disertai oleh pujian merupakan dorongan bagi
orang lain, mungkin kegiatan akan berkurang. Pujian harus selalu berhubungan
erat dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk
melakukan sesuatu dengan hasil yang baik, sehingga padanya timbul suatu
“sense of succes” atau perasaan berhasil.
motivasi berprestasi merupakan harapan untuk memperoleh kepuasan dalam
penguasaan perilaku yang menentang dan sulit.
2.1.3.2 Sumber-Sumber Motivasi Belajar Siswa
Dalam rumusan tersebut juga diamati dari mana saja sumber-sumber motivasi
belajar siswa itu, diantaranya:
motivasi Intrinsik
yaitu motivasi yang bersumber pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik
dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa yang di dorong oleh keinginan
untuk mengetahui, tanpa ada paksaan dorongan orang lain, misalnya keinginan
untuk mendapat ketrampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar
memberikan sumbangan kepada kelompok dan sebagainya.
motivasi Ekstrinsik
yaitu motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Pelajar di
motivasi dengan adanya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan,
2.1.3.3 Guru dan Motivasi Pembelajaran
Dalam rumusan tersebut juga dipertanyakan bagaimana cara guru memotivasi
belajar siswa agar menarik minat siswa untuk belajar, motivasi yang diberikan
guru diantaranya :
1) memberi angka, 2) hadiah, 3) saingan 4) hasrat untuk belajar, 5) ego
envolvement, 6) sering memberi ulangan, 7) mengetahui hasil, 8) kerja sama,
9) tugas yang “challenging”, 10) pujian, 11) teguran dan kesamaan,
12) suasana yang menyenangkan, 13) tujuan yang diakui dan diterima baik oleh
siswa, 14) hargailah pekerjaan siswa.
Dalam studi yang dilakukan oleh Fyan dalam Siregar dan Nara (2011:52) bahwa
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: 1) latar belakang
keluarga, 2) kondisi atau konteks sekolah, 3) motivasi. Faktor yang terakhir
merupakan prediktor yang paling baik untuk prestasi belajar. Studi yang
dilakukan Suciati dalam Siregar dan Nara (2011:52) menyimpulkan bahwa
konstribusi motivasi sebesar 36%, sedangkan Mc Clelland dalam Siregar dan
Nara (2011:52) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement
2.2 Karakteristik Mata Pelajaran TIK di SMA
Teknologi Informasi dan Komunikasi sejak tahun 2004 (kurikulum KBK) telah
masuk pada kurikulum resmi diseluruh sekolah, setidaknya menjadi mata
pelajaran yang wajib dipelajari dimulai sejak tingkat SMP maupun SMA. Mata
pelajaran ini di maksudkan untuk mempersiapkan siswa agar mampu
mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
di picu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikro elektronika yang
berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan
aktivitas manusia banyak bergantung pada teknologi informasi dan komunikasi.
Mata pelajaran TIK perlu di perkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai siswa sedini
mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan
global. Pada tingkat SMA kelas XI, untuk mata pelajaran TIK materi yang
dibahas adalah Microsoft Excel yang terdiri dari satu Standar Kompetensi (SK)
dengan tiga Kompetensi Dasar (KD). Sesuai dengan kurikulum KBK tahun 2004,
materi Microsoft Excel dijadikan sebagai pokok bahasan dikarenakan materi ini
sesuai dengan kebutuhan dan pangsa pasar yang saat ini perkembangannya
semakin kompetetif. Sebagai mata pelajaran yang baru masuk, TIK masih
memiliki kekurangan di sana sini, yaitu:
1) korelasi dengan infrastruktur sangat kental, laboratorium komputer menjadi
penentu utama keberhasilan pelaksanaan pembelajaran TIK di sekolah
sehingga sekolah-sekolah yang tidak mampu mengadakan laboratorium
2) pendalaman materi yang kabur, maksudnya bahwa kurikulum yang ada kurang
dapat merangsang para pendidik mata pelajaran TIK untuk membuat
pendalaman materi yang lebih baik.
6) pendidik mata pelajaran TIK di sekolah saat ini didominasi bukan oleh lulusan
yang semestinya, yaitu oleh guru mata pelajaran lain dan lulusan ilmu
komputer / informatika yang tidak memiliki latar belakang pendidikan sebagai
pendidik.
7) pemahaman bahwa pelajaran TIK adalah pelajaran yang hanya akan
menjadikan siswa menjadi seorang operator berbagai perangkat lunak.
Dari ke-empat alasan di atas menggambarkan bahwa kurikulum TIK di SMA
belum memiliki roh yang seharusnya ada dalam kurikulum TIK (krisis identitas),
padahal TIK semestinya dapat mengantarkan siswa berwawasan luas dan
bertindak arif berdasarkan teknologi mutakhir yang berkembang, sehingga untuk
menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat
dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak
membantu manusia untuk dapat belajar dengan cepat. Dengan demikian selain
sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi
dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat
mengadaptasikan siswa dengan lingkungannya dan dunia kerja.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006
tentang Standar isi mata pelajaran TIK menyebutkan bahwa TIK bertujuan agar
1) menggunakan teknologi komputer dalam kehidupan sehari-hari, dimaksudkan
supaya siswa selalu berperan aktif dalam hal perkembangan teknologi yang
berkembang sangat pesat agar tidak tertinggal jauh dalam menerapkan
teknologi yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2) mengaplikasikan komputer sesuai dengan standar kompetensi kerja. Aplikasi
dalam hal ini adalah bagaimana seorang siswa bisa mengoptimalkan
kompetensi yang dimilikinya untuk diterapkan dalam dunia kerja serta dapat
mendukung standarisasi yang diperlukan perusahaan tempatnya bekerja.
Sejalan dengan uraian diatas, dapat ditekankan bahwa Teknologi komputer yang
diterapkan dikurikulum sekolah diharapkan akan dapat menunjang efektifitas dan
efisiensi dalam dunia pendidikan.
2.3 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar.
Media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur penting, yaitu unsur peralatan
atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawa
(message/software), Heinich dalam Susilana dan Riyana (2007:6).
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu
1) memperjelas pesan agar tidak verbalitas, dengan adanya media diharapkan
pesan yang disampaikan lebih jelas dan terarah serta mudah dipahami oleh
pembelajar.
2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. Maksudnya
adalah dengan media diharapkan dapat mengatasi berbagai
hambatan-hambatan yang sering muncul pada saat pembelajaran, media dapat membantu
mengoptimalkan proses pembelajaran yang dilakukan sehingga anak lebih
terfokus dengan apa yang ditampilkan dan dijelaskan oleh guru.
3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan
sumber belajaran. Dengan adanya media yang gunakan dalam pembelajaran
akan dapat meningkatkan minat dan gairah siswa dalam belajar.
4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestatiknya. Belajar mandiri sangat diperlukan oleh
siswa untuk menemukan permasalahan yang dihadapinya sendiri dan mencari
solusi terhadap permasalahannya secara mandiri dengan memanfaatkan media
yang dipergunakan untuk belajar.
5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi sama. Dengan media diharapkan akan dapat
mengurangi penafsiran siswa yang berbeda-beda dalam pembelajaran
sehingga terdapat kesamaan pemahaman dari kemampuan berpikir siswa yang
hiterogen tersebut.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kempt dan Dayton dalam
Susilana dan Riyana (2007:9), peranan media dalam proses pembelajaran sebagai
1) alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan
pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan
verbal mengenai bahan pembelajaran.
2) alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut
oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat
menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
3) sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang
harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok.
Posisi media dalam pembelajaran adalah merupakan sarana untuk mempermudah
dalam menyampaikan bahan atau materi ajar. Proses pembelajaran pada
hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Media
pempelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan
dapat membantu mengatasi hal tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat Schramm
dalam Miarso (2004:117), salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat
menonjol peranannya bagi teknologi pendidikan adalah media.
Beberapa kesimpulan Schramm tentang media, antara lain:
1) penentuan media sebaiknya merupakan resultante dari analisis tugas belajar,
analisis media itu sendiri dan analisis pembedaan diantara para pembelajar.
2) sistem simbolik digital pada media sangat berguna untuk peristiwa-peristiwa
belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.
3) kode iconic (gambar, diagram, tombol, dan lain-lain) sangat efektif untuk