• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LAMPUNG TENGAH"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

LAMPUNG TENGAH (Tesis)

Oleh MU’ALIMIN

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(2)

PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

LAMPUNG TENGAH

Oleh MU’ALIMIN

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(3)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MULTI MEDIA INTERAKTIF

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

LAMPUNG TENGAH MU’ALIMIN

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kondisi penggunaan media interaktif di SMA Lampung Tengah mata pelajaran TIK, 2) mengembangkan produk multimedia interaktif mata pelajaran TIK, 3) menganalisis tingkat efektifitas penggunaan multimedia interaktif, 4) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan multimedia interaktif, 5) menganalisis peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan multimedia interaktif mata pelajaran TIK, 6) menganalisis daya tarik siswa terhadap multimedia interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel.

Penelitian dengan metode pengembangan ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah kelas XI semester genap. Data dikumpulkan melalui test unjuk kerja dan angket kemudian dianalisis dengan uji-t-test independent.

Simpulan dari penelitian ini adalah: 1) penggunaan multimedia interaktif pembelajaran TIK dapat dilaksanakan di SMA Lampung Tengah, 2) Produk

pengembangan multimedia interaktif dibuat menggunakan Macromedia Flash

CS3 dan Author ware 7, 3) multimedia interaktif mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dengan rata-rata 80,55. 4) tingkat efisiensi pembelajaran menggunakan multimedia interaktif terjadi penghematan waktu lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan multimedia interaktif, 5) pembelajaran multimedia interaktif mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, 6) program multimedia interaktif memiliki unsur kemenarikan yang baik.

(4)

ABSTRACT

DEVELOPING INTERACTIVE MULTIMEDIA IN

TEACHING INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY FOR MICROSOFT EXCEL SUBJECT AT CENTRAL LAMPUNG SENIOR

HIGH SCHOOLS

MU’ALIMIN

This research aims at: 1) describing the condition of using interactive media at SMA Lampung Tengah, 2) developing an interactive multimedia product of ICT, 3) analyzing the effectiveness of the interactive multimedia, 4) analyzing the efficiency of the interactive, 5) analyzing the improvement of student learning motivation after the interactive multimedia, 6) analyzing the student interest to ward the interactive multimedia for Microsoft Excel of ICT.

This research of development was applied at SMA Negeri 1 Seputih Banyak Lampung Tengah class XI even semester. The data were collected through performance test and questionnaires and then analyzed by using independent t-test.

The conclusions of this research are: 1) the use of interactive multimedia learning can be implemented in the school ICT Central Lampung, 2) the development of interactive multimedia products created using Flash CS3 and Macromedia Author ware 7, 3) Interactive multimedia can improve students’ achievement by an average 80,55, 4) the level of efficiency of the use of interactive multimedia learning occurs more time savings compared with no use learning interactive multimedia, 5) Interactive multimedia program has good interest and be able to improve students’ motivation to learn more hardly, 6) Interactive multimedia get student’s interest.

(5)

Judul Tesis : PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MATERI MICROSOFT

EXCEL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LAMPUNG TENGAH

Nama Mahasiswa : MU’ALIMIN

No.Pokok Mahasiswa : 1123011050

Program Studi : Pascasarjana Teknologi Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Herpratiwi, M.Pd Dr. Abdurrahman, M.Si

NIP. 19640914 198712 2 001 NIP. 19681210 199303 1 002

2. Ketua Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Herpratiwi, M.Pd.

Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si.

Penguji Anggota : I. Dr. Eng. Helmy Fitriawan, ST, M.Sc.

II. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.

NIP. 19600315 198503 1 003

3. Direktur Program Pascasarjana

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

NIP. 19530528 198103 1 002

(7)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis dengan Judul “Pengembangan multimedia interaktif mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi materi Microsoft Excel

di SMA Lampung Tengah”adalah karya saya sendiri dan tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara tidak sesuai

dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang

disebut plagiatisme.

2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada

Universitas Lampung.

Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya ketidak

benaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan, dan

bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, Maret 2013

Mu’alimin

(8)

M O T T O

“Segala perbuatan, perkataan dan pikiran yang tidak

menyenangkan diri kita dan menimbulkan susah atau

(9)

Kupersembahkan Tesis ini untuk

Orang Tuaku

(H. Suyadi, Hj. Kasmilah, Sutejo, S.Pd, Rambat Karnasih,

S.Pd)

Adik-adikku

Almamaterku

(10)

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan

kekuatan lahir dan batin sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan keadaan

sehat dan baik.

Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan Magister Teknologi Pendidikan pada Program Pascasarjana Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis

mengharapkan saran dari berbagai pihak untuk kebaikan dan kesempurnaannya.

Selama penulis menempuh studi ini banyak pihak yang telah memberi bantuan

berupa bimbingan, arahan, dan dorongan baik moril maupun materiil, oleh

karenanya penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang

sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

3. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., Ketua Program Studi Pascasarjana Teknologi

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Dr. Herpratiwi, M.Pd., Sekretaris Program Pascasarjana Magister Teknologi

Pendidikan Universitas Lampung sekaligus dosen pembimbing I dalam

penyusunan tesis ini.

5. Dr. Abdurrahman, M.Si, Dosen Universitas Lampung sekaligus

(11)

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Seluruh keluarga yang selalu mendukung baik moril maupun materiil juga

supportnya yang tiada henti selama ini sehingga tesis ini dapat terselesaikan

8. Pihak yang tidak bisa disebut namanya satu persatu, mereka semua adalah

faktor eksternal bagi peneliti yang selalu memberikan bantuan dan dukungan

berupa referensi dan sarana prasarana lainnya.

Semoga segala kebaikan yang telah dicurahkan tercatat sebagai amal kebajikan

disisi ALLAH SWT, akhir kata mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi

dunia pendidikan seiring dengan tuntutan jaman.

Bandar Lampung, Maret 2013

MU’ALIMIN

(12)

DAFTAR ISI

2.4 Pengembangan Materi Pembelajaran --- 51

2.5 Desain Sistem Pembelajar --- 53

2.6 Pengembangan Multimedia Berbasis Komputer dengan Program Macromedia Flash CS3 dan Authorware 7 --- 59

2.6.1 Program Authorware 7 --- 59

2.6.2 Pengenalan Komponen Macromedia Authorware 7 --- 61

2.6.3 Program Macromedia Flash CS3 --- 65

2.7 Belajar Mandiri --- 68

(13)

2.10 Kerangka Berpikir --- 75

3.3 Langkah-Langkah Penelitian --- 80

3.3.1 Tahap Pra-Pengembangan --- 82

3.5 Definisi Konseptual dan Operasional--- 87

3.5.1 Efektivitas Pembelajaran --- 87

3.7 Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian --- 92

(14)

4.1.2.1 Mengembangkan GBPM --- 112

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN --- 145

(15)

Tabel 1.1 Kemampuan Siswa Kelas XI dalam Mengoperasikan Software

Microsoft Excel Tahun 2009-2011 --- 5

Tabel 2.1 Pandangan Objektivisme tentang Pemanfaatan Teknologi Multimedia kedalam Pembelajaran (Diadaptasi dari Robblyer & Doering, 2010:39) --- -- 18

Tabel 2.2 Pandangan Konstruktivisme tentang Pemanfaatan Teknologi -- -- Multimedia kedalam Pembelajaran. (Diadaptasi dari Robblyer & Doering, 2010:42) --- -- 20

Tabel 2.3 Klasifikasi Media --- -- 37

Tabel 2.4 SK dan KD TIK Kelas XI SMA Semester Genap --- -- 71

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa --- -- 92

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru --- -- 92

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kemenarikan untuk Uji Kelompok Kecil --- -- 94

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli --- -- 94

Tabel 3.10 Kisi-kisi angket kemenarikan untuk uji coba kelompok besar... 98

Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar... 99

Tabel 3.12 Hasil Uji Normalitas kelas eksperimen SMAN 1 Seputih Banyak 102

Tabel 3.13 Hasil Uji Normalitas kelas eksperimen SMA Paramarta... 102

Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas kelas eksperimen SMAN 1 Seputih Raman.... 103

Tabel 3.15 Hasil Uji Normalitas kelas kontrol SMAN 1 Seputih Banyak... 104

Tabel 3.16 Hasil Uji Normalitas kelas kontrol SMA Paramarta... 104

Tabel 3.17 Hasil Uji Normalitas kelas kontrol SMAN 1 Seputih Raman... 104

Tabel 3.18 Hasil Uji Homogenitas nilai posttest SMAN 1 Seputih Banyak... 105

Tabel 3.19 Hasil Uji Homogenitas nilai posttest SMA Paramarta ... 106

Tabel 3.20 Hasil Uji Homogenitas nilai posttest SMAN 1 Seputih Raman... 106

Tabel 3.21 Hasil Uji Homogenitas pada Uji Coba Kelompok Besar... 106

Tabel 3.22 Hasil Perhitungan IndependentT-Test SMAN 1 Seputih Banyak.... 107

Tabel 3.23 Hasil Perhitungan IndependentT-Test SMA Paramarta... 107

Tabel 3.24 Hasil Perhitungan IndependentT-Test SMAN 1 Seputih Raman... 108

Tabel 3.25 Hasil Uji One-Way Anova……….109

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Ahli Materi --- -- 117

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Ahli Desain Pembelajaran--- -- 118

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Ahli Media Komputer --- -- 120

Tabel 4.4 Perbandingan waktu yang diperlukan dengan waktu yang dipergunakan untuk Kompetensi Dasar Mengolah dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik dan gambar diagram untuk menghasilkan informasi dalam jam pelajaran (45 menit).... 133

(16)

Halaman

Gambar 2.1 Model Pengembangan Multimedia Interaktif

(Lee & Owen:2004:1) --- 45

Gambar 2.2 Model Pengembangan Multimedia Interaktif (Riyana, 2007:7) - 46 Gambar 2.3 Model Pengembangan Multimedia Interaktif (Roblyer & Doering, 2010:183) --- 46

Gambar 2.4 Model Dick and Carey (http://www.umich.edu)... 54

Gambar 2.5 Model Model ADDIE dan KEMP (Michael Hanley, 2009) --- 58

Gambar 2.6 Komponen Macromedia Authorware7 --- 61

Gambar 2.7 Fungsi menu Toolbar Macromedia Authorware7 --- 62

Gambar 2.8 Fungsi palet IconsMacromedia Authorware7 --- 62

Gambar 2.9 Tampilan menu Macromedia Flash CS3 ………..… 66

Gambar 2.10 Tampilan LembarDesain Macromedia Flash CS3 --- 67

Gambar 3.1 Model Alur Pengembangan Multimedia Interaktif Mata Pelajaran TIK (Diadaptasi dari Borg & Gall (1983) --- 81

Gambar 3.2 Pretest posttest group design (Tim Puslitjaknov. 2008:6) --- 100

Gambar 4.1 Tampilan test formatif sebelum di revisi --- 122

Gambar 4.2 Tampilan Revisi Penambahan Nomor pada Setiap Materi dan Sub Materi --- 122

Gambar 4.3 Tampilan Revisi Penambahan Help --- 123

Gambar 4.4 Tampilan Revisi Penambahan menu preview dan menu next ---- 123

Gambar 4.5 Tampilan CD Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel ---- 128

Gambar 4.6 Tampilan Cover Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel - 129

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Menu Utama --- 130

Gambar 4.8 Tampilan Halaman Evaluasi Test Formatif 1 --- 131

(17)

Lampiran

Halaman

1. Analisis Intruksional Pengembangan Multimedia Interaktif

Materi Microsoft Excel --- 153

2. Silabus/ Garis Besar Program Pengembangan Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel --- 154

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif ---- 156

4. Flowchart Multimedia Interaktif Materi Microsoft Excel --- 160

5. Flowchart Standar Kompetensi --- 161

6. Flowchart Kompetensi Dasar --- 162

7. Flowchart Evaluasi--- 163

8. Flowchart Menu Utama --- 164

9. Flowchart Bantuan Penggunaan Program Tutorial --- 165

10.Flowchart Evaluasi 1,2 dan 3 --- 166

11.Flowchart Evaluasi Formatif --- 167

12.Storyboard Multimedia interaktif Software Pengolah Angka --- 168

13.Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa --- 260

14.Instrumen Unjuk Kerja untuk Siswa --- 261

15.Rekap Hasil Test Unjuk Kerja untuk Anallisis Kebutuhan XI IPA 1--- 262

16.Rekap Hasil Test Unjuk Kerja untuk Anallisis Kebutuhan XI IPA 2--- 263

17.Angket Analisis Kebutuhan untuk Siswa --- 264

18.Rekap Hasil Angket Untuk Analisis Kebutuhan --- 266

19.Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru --- 267

20.Instrumen Kesenjangan Aktifitas Siswa (untuk Guru) --- 268

21.Rekapitulasi Hasil Instrumen Kesenjangan Aktifitas Siswa --- 269

22.Kisi-Kisi Angket Kemenarikan untuk Uji Kelompok Kecil --- 270

23.Angket Kemenarikan untuk Uji Kelompok Kecil --- 271

24.Rekapitulasi Hasil Angket Kemenarikan Uji Coba Kelompok Kecil --- 273

25.Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli --- 275

26.Kisi-Kisi Instrumen Pretest untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 279

27.Instrument Pretest untuk uji coba kelompok besar --- 280

28.Kisi-Kisi Instrumen Post Test untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 281

29.Instrument Post Test untuk uji coba kelompok besar --- 282

30.Hasil Pretest dan Post Test Uji Coba Kelompok Besar SMA Negeri 1 Seputih Banyak --- 283

31.Hasil Pretest dan Post Test Uji Coba Kelompok Besar SMA Negeri 1 Seputih Raman --- 284

32.Hasil Pretest dan Post Test Uji Coba Kelompok Besar SMA Paramarta 285 33.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar pada Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Seputih Banyak --- 286

34.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar pada Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Seputih Raman --- 287

(18)

pada Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Seputih Banyak --- 289 37.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar

pada Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Seputih Raman --- 290 38.Instrumen Uji Efisiensi untuk Uji Kelompok Besar

pada Kelas Kontrol SMA Paramarta --- 291

39.Kisi-Kisi Angket Kemenarikan Untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 292

40.Angket Kemenarikan untuk Uji Coba Kelompok Besar --- 293

41.Rekapitulasi Hasil Angket kemenarikan Uji Coba Kelompok Besar

SMA Negeri 1 Seputih Banyak, SMA Negeri 1 Seputih Raman,

(19)

RIWAYAT HIDUP

Nama : MU’ALIMIN

Tempat/Tanggal Lahir : Sri Kaloko, 08 April 1979

Alamat : Desa Sumber Baru No. 8

Kecamatan Seputih Banyak

Lampung Tengah

Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 3 Sumber Baru Kecamatan Seputih

Banyak Lampung Tengah tahun 1991, melanjutkan di SMP Paramarta lulus tahun

1994, melanjutkan di SMA Paramarta lulus tahun 1997, melanjutkan kuliah di IBI

Darmajaya Fakultas Ilmu Komputer jurusan Teknik Informatika lulus tahun 2004.

Sejak tahun 2009 diangkat PNS menjadi guru di SMA Negeri 1 Lampung Tengah

dan diberikan tugas tambahan kepala laboratorium komputer dasar dan

multimedia di SMA Negeri 1 Seputih Banyak tahun 2010 sampai sekarang.

Pengalaman lain di pendidikan, pernah menjadi dosen tetap di Fakultas Ilmu

Komputer IBI Darmajaya, menjadi dosen di Universitas Saburai, menjadi dosen di

STMIK Surya Intan Kota Bumi, Guru TIK di SMA Negeri 9 Bandar Lampung,

(20)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komputer sebagai hasil teknologi moderen sangat membuka

kemungkinan-kemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan khususnya dalam

pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

kepada siswa. Selain itu komputer juga dapat di gunakan sebagai media yang

memungkinkan siswa belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Hal

ini sangat memungkinkan karena komputer mempunyai kemampuan

mengkombinasi teks, suara, warna, gambar, gerak, dan video serta memuat suatu

kepintaran yang sanggup menyajikan proses interaktif.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran

yang ada di kurikulum tingkat Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan kurikulum,

mata pelajaran ini syarat dengan pemanfaatan teknologi komputer sebagai media

pembelajaran (Depdiknas, 2006). Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah

payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk

memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu

teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi

segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,

manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah

(21)

dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,

teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak

terpisahkan. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi

komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi

komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut

berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya.

Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional didasari bahwa Sistem Pendidikan Nasional harus

mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatan kualitas serta

relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai

tuntutan perubahan kehidupan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Untuk mencapai

tujuan ini guru-guru mata pelajaran TIK harus menyiapkan pembelajaran yang

baik, sehingga proses pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Salah satu hal yang harus dilakukan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran

tersebut perlu ada pengembangan multimedia yang dapat di gunakan demi

kelancaran pembelajaran. Pengembangan multimedia ini diperlukan untuk

membantu motivasi belajar siswa secara mandiri mengingat terbatasnya waktu

pembelajaran TIK, sehingga di harapkan dengan motivasi belajar yang tinggi akan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran yang efektif

harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media

(22)

dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga mampu merangsang

dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dengan demikian akan tumbuh

interaksi antara media pembelajaran dan siswa dalam belajar. Adanya interaksi

positif antara media pembelajaran dan siswa pada akhirnya akan mampu

mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran yang pada

akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kondisi pembelajaran TIK yang dilaksanakan sampai saat ini adalah

melaksanakan pembelajaran secara teori dan praktik. Mata pelajaran TIK terdapat

empat jam pelajaran setiap minggunya, dimana dua jam pelajaran dilakukan di

dalam kelas secara konvensional yaitu dengan menggunakan berbagai sumber

buku referensi, LKS serta bahan presentasi yang disajikan pada saat pelaksaan

pembelajaran dan 2 jam selebihnya dilakukan secara langsung di Laboratorium

Komputer. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara praktik di

Laboratorium Komputer tidak banyak menimbulkan permasalahan bagi siswa

karena siswa bisa langsung mempraktikkan materi yang di sampaikan guru secara

langsung di komputernya masing-masing, namun pembelajaran yang dilakukan

secara konvensional di dalam kelas menimbulkan masalah tersendiri bagi siswa

dan guru karena secara umum materi yang disampaikan secara teori jauh lebih

susah dipahami oleh siswa dibandingkan dengan siswa mempraktikkan secara

langsung. Begitu juga permasalahan yang dihadapi oleh guru, penyampaian

materi yang susah dipahami oleh siswa akan membutuhkan waktu yang lama

dalam pembelajaran sehingga akan memperlambat target terselesainya tujuan

pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

(23)

adalah minimnya Compact Disk(CD) pembelajaran materi Microsoft Excel yang

ada di pasaran yang sesuai dengan kurikulum yang sudah ditentukan dan

kurangnya minat guru TIK untuk membuat software pembelajaran yang bisa

dimanfaatkan untuk membantu pembelajaran.

Secara umum berbagai cara untuk mengatasai masalah tersebut sudah banyak

dilakukan oleh guru mata pelajaran TIK termasuk dengan menambah buku-buku

referensi siswa, memberikan LKS, penyampaian materi melalui presentasi dan

yang lainnya. Namun sampai saat ini semua usaha-usaha tersebut belum

menampakkan hasil yang menggembirakan, sehingga sampai saat ini pun

pelaksanaan pembelajaran TIK yang di dalam kelas masih dilakukan secara

konvensional. Hal tersebut jelas kurang efektif untuk membantu siswa dalam

memahami materi yang di sampaikan. Salah satu cara untuk mengatasi

permasalahan ini penulis melakukan penelitian pengembangan, Bentuk penelitian

pengembangan yang akan di lakukan adalah membuat sebuah produk media

pembelajaran berbasis multimedia interaktif mata pelajaran TIK yang diharapkan

bisa membantu kinerja guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Efektifitas suatu pembelajaran sangat di perlukan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa, namun di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang

belum dapat mencapai prestasi yang maksimal. Pada materi Microsoft Excel kelas

XI semester dua, terdapat satu SK dengan tiga KD yang harus di selesaikan dalam

satu semester. Pada tahap KD satu dan KD dua materi di dalam KD tersebut

masih mudah dimengerti oleh siswa baik pada saat pelaksanaan pembelajaran di

(24)

namun pada saat siswa mulai mempelajari KD yang ketiga yaitu materi mengolah

dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik dan gambar diagram

untuk menghasilkan informasi, siswa mulai mengalami kesulitan belajar yang

komplek. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel hasil penelitian yang penulis

lakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi siswa kelas XI dalam

mengoperasikan Paket Software pengolah angka Microsoft Excel dengan nilai

Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Lampung Tengah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kemampuan Siswa Kelas XI dalam Mengoperasikan Software

Microsoft Excel Tahun 2009-2011

Sumber : Leger SMA Negeri 1 Seputih Banyak

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

mengoperasikan paket software pengolah angka Microsoft Excel masih tergolong

rendah, hal ini bisa di lihat dari nilai ujian semester yang di peroleh siswa mulai

tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 belum ada peningkatan yang berarti. Pada

tahun 2009 dengan total siswa di kelas XI 222 siswa, hanya 32 persen siswa yang

mencapai KKM, dan selebihnya 68 persen siswa belum mencapai KKM,

sedangkan di tahun 2010 dengan jumlah siswa 228 orang, hanya 35 persen siswa

yang mencapai KKM dan 65 persen siswa belum mencapai KKM. Tahun 2011

jumlah siswa 264 orang hanya 33 persen saja yang mencapai KKM, selebihnya 67

(25)

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang di alami siswa

diantaranya adalah faktor yang muncul pada diri siswa itu sendiri baik itu

motivasi belajar siswa yang rendah, minimnya frekuensi belajar, tingkat

kedisiplinan siswa dalam mengatur jam belajar dan masih kurangnya

produk-produk berupa CD pembelajaran untuk membantu siswa dalam belajar secara

mandiri. Selain itu efektifitas belajar juga di pengaruhi oleh faktor yang muncul

pada guru antara lain kurang tepatnya strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru

dalam memotivasi siswa belajar, kurangnya peran guru dalam memfasilitasi

proses belajar, kurangnya kreaktifitas guru dalam menciptakan pembelajaran

yang bermakna, kurang adanya dorongan terjadinya interaksi, serta kurangnya

pemanfaatan media-media yang dapat memperjelas dan mempermudah

penyampaian pesan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan gairah belajar

siswa untuk menguasai materi pelajaran secara utuh. Faktor lain yang

mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya sarana dan

prasarana terutama laboratorium komputer, dimana rata-rata setiap sekolah di

SMA Lampung Tengah hanya memiliki satu laboratorium komputer sehingga

penggunaan ruang laboratorium untuk praktik siswa pada mata pelajaran TIK

belum maksimal.

Menurut Mulyana (2006:164), pembelajaran dapat berhasil jika guru memiliki

beberapa kesiapan diantaranya menyiapkan proses pembelajaran, memahami dan

menguasai standar kompetensi, memahami siswa, menggunakan metode yang

bervariasi, mampu mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting, mengikuti

perkembangan pengetahuannya mutakhir, dapat memotivasi siswa,

(26)

dikembangkan. Pendapat ini selaras dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mensyaratkan bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreaktivitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis

siswa.

Mengacu pada uraian tersebut di atas, didapatkan temuan bahwa sebagian guru

mata pelajaran TIK di SMA Lampung Tengah masih belum baik dalam

menyajikan strategi dan metode yang tepat dalam pembelajaran, belum mampu

memberikan perhatian pada siswa yang mengalami kesulitan belajar, memberikan

respon terhadap pertanyaan siswa, menggunakan media yang tepat untuk

meningkatkan perhatian serta aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya

dalam bertanya, serta berbagai hal termasuk mengerjakan dan mengumpulkan

tugas yang diberikan guru masih cenderung kurang baik. Strategi dan metode

yang kurang tepat inilah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan aktivitas

dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK cenderung rendah.

Peningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa di atas, harus dilakukan

pembelajaran yang efektif. Pembelajaran efektif dapat terlaksana apabila kegiatan

pembelajaran tidak selalu berpusat pada guru (teacher center) namun akan lebih

baik jika kegiatan belajar lebih berpusat kepada siswa (student center) dan peran

guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut. Pengembangan multimedia

(27)

memberikan beberapa keuntungan, oleh karena itu pengembangan multimedia

berbasis komputer memungkinkan siswa untuk meningkatkan aktivitas serta

motivasi dan prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya karena penggunaan

multimedia pembelajaran memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk

menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan

kebutuhan.

Pembelajaran berbasis multimedia di SMA Lampung Tengah belum banyak

dilakukan termasuk di SMA Negeri 1 Seputih Banyak terutama pada pelajaran

TIK itu sendiri, hal ini di sebabkan karena produk software yang layak di pakai

belum di desain untuk dimanfaatkan dalam pengembangan media pembelajaran.

Untuk mengatasi ini perlu adanya pengembangan multimedia yang di

kembangkan dalam bentuk CD interaktif sehingga dapat membantu dan

mempermudah proses pembelajaran. Multimedia yang di gunakan dalam CD

interaktif ini adalah audio, visual, images, teks, grafik, animasi, suara dengan

pembelajaran bantuan komputer. Dengan rancangan pembelajaran komputer yang

bersifat interaktif akan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian singkat di atas maka peneliti ingin mengembangkan software

multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran TIK yang layak untuk di

gunakan di SMA Lampung Tengah sebagai salah satu solusi dalam mengatasi

(28)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada, masalah-masalah yang muncul dapat di

identifikasikan sebagai berikut :

1) kurangnya pemahaman siswa terhadap substansi pembelajaran TIK khususnya

materi Microsoft Excel.

2) prestasi belajar siswa kelas XI mata pelajaran TIK masih cenderung rendah.

3) kurangnya motivasi siswa untuk menerima pembelajaran TIK tanpa

multimedia dalam kemasan CD pembelajaran.

4) belum ada media yang dapat di gunakan siswa untuk mengulang materi

dengan metode belajar mandiri karena terbatasnya alokasi waktu untuk

pembelajaran TIK.

5) guru-guru mata pelajaran TIK belum ada yang membuat software dan

memanfaatkan media secara tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar.

6) belum ada alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas kinerja

dan kualitas hasil pembelajaran TIK yang memenuhi kreteria efektifitas,

efisiensi dan daya tarik.

7) minimnya pemanfaatan software untuk mempelajari materi Microsoft Excel

berbasis multimedia.

8) perlunya pengembangan multimedia interaktif yang dapat digunakan dalam

(29)

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, diberikan batasan

permasalahan sebagai berikut:

Penelitian ini hanya membahas pengembangan produk pembelajaran multimedia

interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel pada Kompetensi Dasar

(KD) mengolah dokumen pengolah angka dengan variasi teks, tabel, grafik,

gambar dan diagram untuk menghasilkan informasi, yang bisa dimanfaatkan

siswa untuk mengulang materi dengan metode belajar mandiri, sehingga dapat

meningkatkan kualitas kinerja dan kualitas hasil yang memenuhi kreteria

efektifitas, efisiensi dan daya tarik.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1) media apa yang selama ini digunakan pada mata pelajaran TIK di SMA

Lampung Tengah.

2) bagaimanakah mengembangkan multimedia interaktif mata pelajaran TIK

pada materi Microsoft Excel berdasarkan potensi di SMA Lampung Tengah.

3) bagaimanakah efektifitas penggunaan multimedia interaktif mata

pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel terhadap proses pembelajaran.

4) bagaimanakah efisiensi penggunaan multimedia interaktif mata

(30)

5) bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan

multimedia interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel.

6) bagaimanakah daya tarik siswa terhadap multimedia interaktif mata

pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel di SMA Lampung Tengah.

1.5 Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan multimedia ini

adalah sebagai berikut:

1) mendeskripsikan penggunaan media di SMA Lampung Tengah pada mata

pelajaran TIK.

2) mengembangkan sebuah produk multimedia interaktif mata pelajaran TIK

pada materi Microsoft Excel sesuai dengan potensi yang ada di SMA

Lampung Tengah.

3) untuk menganalisis tingkat efektifitas penggunaan multimedia interaktif mata

pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel terhadap proses pembelajaran.

4) untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan multimedia interaktif mata

pelajaran TIK pada materi Microsoft Excel terhadap proses pembelajaran.

5) untuk menganalisis peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan

multimedia interaktif mata pelajaran TIK materi Microsoft Excel.

6) untuk menganalisis daya tarik siswa terhadap multimedia interaktif mata

(31)

1.6 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1.6.1 Secara Teoritis

Hasil penelitian dapat mengembangkan konsep-konsep dalam kawasan

pengembangan khususnya teknologi komputer multimedia.

1.6.2 Secara Praktis

1) sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru.

2) sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi serta minat belajar siswa.

3) dapat digunakan atau dijadikan sumber referensi dalam melakukan

penelitian pengembangan selanjutnya.

4) menambah khasanah guru dan siswa dalam mempelajari pelajaran TIK pada

materi Microsoft Excel.

5) memberikan kemudahan bagi siswa untuk mempelajari SK-KD pada pelajaran

TIK materi Microsoft Excel secara mandiri dan menyelesaikan tugas pada

mata pelajaran lain.

1.7 Spesifikasi Produk

Berdasarkan tujuan di atas maka spesifikasi produk yang diharapkan adalah

sebagai berikut:

1) produk pembelajaran berupa software multimedia interaktif materi microsoft

(32)

2) produk pembelajaran ini memiliki fitur dan navigasi yang jauh lebih lengkap

dibandingkan dengan produk yang secara umum beredar di pasaran maupun di

internet, hal ini dapat dilihat dari desain produk yang elegan sesuai selera

remaja, didukung vitur bernuansa animasi, navigasi yang mudah untuk

membantu pengoperasian program serta feedback interaktif yang membantu

siswa dalam melakukan evaluasi pembelajaran secara langsung.

3) materi pembelajaran berbasis multimedia yang disajikan dalam bentuk CD

interaktif yang bisa dijalankan pada personal komputer walaupun dengan

spesifikasi yang rendah.

4) materi pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa secara individu di

(33)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran

2.1.1 Teori Belajar

Perkembangan teknologi multimedia komputer memberikan harapan baru

terhadap pemecahan masalah dalam pembelajaran. Tanpa mengurangi peran guru

di kelas lewat pembelajaran klasik, kehadiran teknologi informasi dengan konsep

multimedia yang terus berkembang sudah selayaknya dimanfaatkan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, karena multimedia memberi dimensi baru

dengan mengintegasikan bunyi, musik, animasi dan navigasi lain kedalam sebuah

program.

Belajar bukanlah hanya sekedar kegiatan menghafal untuk memperoleh hasil

belajar yang baik, sehingga siswa benar-benar dapat memahami dan dapat

menerapkan pengetahuan yang diperolehnya, maka siswa perlu dibiasakan untuk

memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan

bergelut dengan ide-idenya. Hal ini selaras dengan pendapat Reigeluth (2007:6)

menjelaskan bahwa Learning Theory is descriptive theory rather than design (or

instrumental) theory, for it describes the learning process.

Maksudnya adalah teori belajar lebih merupakan teori deskriptif dibandingkan

dengan teori desain (instrumental), karena teori belajar menggambarkan asupan

(34)

Belajar juga memerlukan manipulasi aktif terhadap bahan ajar yang akan

dipelajari dan tidak bisa terjadi secara pasif. Dalam hal ini yang terpenting adalah

bagaimana cara membantu pelajar untuk belajar, yang berarti mengidentifikasi

cara-cara membantu pelajar membangun pengetahuannya. Salah satu indikator

yang menunjukkan bahwa siswa aktif dalam proses belajar adalah muncul dan

berkembangnya ide, siswa secara individu menemukan dan mentransformasikan

informasi komplek sehingga informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari

akan dapat diserap dan dipahami dan pada akhirnya siswa dapat mencapai

perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya.

Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman, perubahan tersebut tidak

selalu berbentuk tingkah laku yang diamati. Menurut teori kognitif, manusia tidak

memberikan secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan kepadanya, karena

manusia adalah mahluk aktif yang dapat menafsirkan dan bahkan dapat

mendistorsinya, Herpratiwi (2009:20).

Berbagai komponen internal seseorang akan sangat mempengaruhi hasil belajar,

hal ini sesuai dengan pendapat Budiningsih (2005:34), bahwa belajar merupakan

proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan

aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan

proses berfikir yang sangat komplek. Proses belajar antara lain mencakup

pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif

yang sudah dimiliki dan terbentuk dalam pikiran seseorang berdasarkan

pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

(35)

Perkembangan kognitif manusia merupakan hal yang perlu diperhatikan agar

proses pembelajaran dapat menjadi lebih terarah sesuai dengan perkembangan

kognitif tersebut. Menurut Bruner dalam Budiningsih (2005:35), bahwa

perkembangan kognitif manusia terdiri dari:

1) perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam

menanggapi suatu rangsangan.

2) peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system penyimpanan

informasi secara realistis.

3) perkembangan inteletektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara

pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentang

apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan.

4) interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan

anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.

5) bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat

komunikasi antara manusia.

6) perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan

beberapa alternative secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat

memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai informasi.

Dari pendapat Bruner di atas maka, peran guru menjadi sangat penting dalam

memberikan arahan kepada siswanya agar tidak banyak melakukan kesalahan dan

harus banyak memberikan kesempatan kepada siswa agar siswa tersebut dapat

memperoleh pengalaman belajar secara optimal serta kemauan belajarnya juga

dapat meningkat. Pengalaman belajar yang diperoleh siswa secara mandiri dalam

(36)

bagi siswa karena setiap langkah dan instruksi program yang dijalankan akan

merangsang imajinasi siswa untuk terus terus belajar sampai siswa menemukan

sendiri pengalaman belajarnya dengan menggunakan perangkat keras (hardware)

dan program (software) yang ada.

Selain teori kognitif, paham konstruktivisme tentang teori belajar menyatakan

bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstansformasikan informasikan

informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan

merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi, Herpratiwi (2009:70).

Pendapat ini diperkuat oleh Von Galservelt dalam Budiningsih (2005:35) bahwa,

ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi

pengetahuan yaitu :

1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman.

2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan

perbedaan.

3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada yang

lainnya. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses menkonstruksi

pengetahuan adalah konstruksi pengetahuan yang telah ada, domain

pengalaman, dan jaringan struktur kognitif yang dimilikinya.

Meski semua teori belajar mengisyaratkan perlunya perubahan untuk menjawab

tantangan modern dalam dunia pendidikan, namun terdapat dua kelompok besar

yang memiliki perbedaan pandangan yang radikal tentang strategi bagaimana

mencapai tujuan pendidikan tersebut. Kelompok pertama adalah penganut

(37)

aliran Kognitif. Kelompok lainnya adalah penganut konstruktivisme yang

berevolusi dari cabang lain dari pemikiran dalam teori belajar kognitif, dan

cabang-cabang teori belajar pengolahan informasi dari teori belajar kognitif,

Roblyer & Doering (2010:34).

Tabel Berikut ini merupakan pandangan objektivisme dan konstruktivisme

tentang dukungan teknologi komputer multimedia yang digambarkan oleh

Roblyer & Doering.

(38)
(39)

Tabel 2.2 Pandangan Konstruktivisme tentang Pemanfaatan Teknologi Multimedia kedalam Pembelajaran.

(Diadaptasi dari Robblyer & Doering, 2010:42)

Teori Belajar Konsepsi Belajar Implikasi Pembelajaran

(40)

mereka sendiri

Berdasarkan tabel di atas, hampir semua teori belajar menyarankan pemanfaatan

multimedia dalam pembelajaran karena kemampuan-kemampuan yang

dimilikinya dalam mendukung pembelajaran.

2.1.2 Pembelajaran

Ada perbedaan antara belajar dan pembelajaran, belajar adalah tujuannya

sedangkan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Belajar

dengan menggunakan tutorial adalah pembelajaran dengan mengikuti petunjuk

yang berupa langkah-langkah yang tersusun secara sistematis sehingga pebelajar

bisa melakukan pembelajaran dengan mengikuti panduan yang ada pada tutorial

tersebut.

Pembelajaran adalah proses untuk menuju pada tujuan belajar yaitu perubahan

kearah yang lebih baik dan terjadinya perkembangan dalam membangun

pengetahuan. Menurut Reigeluth (2007:6) Pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk memudahkan belajar. Teori

(41)

instructional methods, 3) instructional outcomes. Instructional methods di

definisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai instructional

outcomes yang berbeda di bawah instructional conditions yang berbeda. Pada

dasarnya, semua variabel yang dapat diklasifikasi ke dalam metode pembelajaran

dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran untuk dilihat tingkat

keefektifannya untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Instructional

conditions didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran

dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel-variabel ini berinteraksi

dengan metode pembelajaran, dan pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi oleh

perancang pembelajaran.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal yang berkaitan

dengan kegiatan pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Reigeluth (2007:6),

beberapa hal penting tersebut antara lain: Apa seharusnya produk pembelajaran

itu, dimana tempat proses pembelajaran dirancang dan dibangun, bagaimana

seharusnya pembelajaran itu di implementasikan, bagaimana seharusnya

pembelajaran itu di evaluasi, bagaimana belajar seharusnya dinilai, apa isi yang

seharusnya dibelajarkan, bagaimana orang mempelajarinya, dan hubungan timbal

balik diantara semua jenis pengetahuan tentang pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka sebelum melaksanakan proses

pembelajaran, tentunya beberapa hal penting tersebut harus diperhatikan, sehingga

proses pembelajaran yang direncanakan bisa lebih optimal.

Dari berbagai pendapat mengenai teori pembelajaran, semua unsur tentang segala

(42)

1) metode pembelajaran: Semua hal yang dilakukan dengan bertujuan

memudahkan belajar atau pengembangan manusia.

2) situasi pembelajaran: Semua aspek dari konteks pembelajaran yang berguna

untuk memutuskan kapan dilakukan dan kapan tidak digunakannya sebuah

metode pembelajaran tertentu.

Metode belajar akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila terlebih dahulu

sudah diketahui kondisi ideal yang ada dan apa yang harus dilakukan

dilingkungan belajar tersebut, sedangkan situasi belajar secara umum merupakan

bagian dari sebuah kondisi atau kenyamanan untuk melaksanakan dan

menggunakan sebuah metode dalam pembelajaran. Sedangkan situasi

pembelajaran terbagi menjadi dua kategori penting, yaitu:

1) nilai tentang pengajaran, yakni tentang tujuan pembelajaran, kreteria, metode

dan siapa yang berkuasa.

2) kondisi yakni tentang hakekat atau asal dari isi pengajaran, para pelajar atau

siswa, lingkungan belajar, atau paksaan pembangunan pengajaran.

Menurut Ramsden dalam Smith (2009:29), ada lima kategori utama dalam proses

pembelajaran yaitu:

1) pembelajaran sebagai sebuah peningkatan pengetahuan kuantitatif.

Pembelajaran adalah mendapatkan informasi atau mengetahui banyak hal.

2) pembelajaran sebagai proses mengingat. Pembelajaran adalah proses

menyimpan informasi yang bisa direproduksi.

3) pembelajaran sebagai proses mendapatkan fakta-fakta, keterampilan dan

(43)

4) pembelajaran adalah proses memahami atau mengabstrasikan makna.

Pembelajaran melibatkan bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain dengan

subjek permasalahan dengan dunia nyata.

5) pembelajaran sebagai proses penafsiran dan pemahaman akan realitas dalam

sebuah cara yang berbeda. Pembelajaran melibatkan pemahaman akan dunia

dengan menafsirkan kembali pengetahuan.

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh

melalui pengalaman individu yang bersangkutan. Tumpuhan perhatian ahli

psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

proses pembelajaran berlaku. Contoh: bagaimana seekor anjing datang berlari

apabila dipanggil namanya. Berbeda dengan hewan, pada manusia lebih unik dan

lebih rumit karena manusia mampu menunjukkan berbagai tingkah laku sehingga

menjadi agak lebih untuk menentukan bagaimana tingkah laku itu dipelajari.

Ahli-ahli psikologi pembelajaran berusaha memahami dan mendalami prinsip-prinsip

umum yang menerangkan proses pembelajaran.

Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra, yaitu: penglihatan (visual)

melihat kejadian suatu peristiwa, pendengaran (auditori) mendengar sesuatu

bunyi, pembauan (olfactory) bau makanan membuat kita merasa lapar, rasa atau

pengecap (taste) lidah kita merasa dan dapat membedakan antara asin dan masam,

sentuhan (tactile) kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara

permukaan licin dan permukaan kasar. Dalam proses pembelajaran tidak hanya

melibatkan penguasaan fakta atau konsep suatu bidang ilmu saja, tetapi juga

(44)

hasrat dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita

rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang diluar kesadaran penuh

kita, seperti peristiwa kemalangan atau seorang yang jatuh cinta pada pandangan

pertama, Asrori (2008:6).

Selain dari beberapa pendapat mengenai pembelajaran di atas, kegiatan

pembelajaran juga diartikan sebagai proses penataan beberapa komponen, antara

lain penataan informasi, reorganisasi, perceptual dan proses internal. Kegiatan

pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak

digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi

dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan

dalam pendekatan behaviristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif

dalam proses belajar sangat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi

siswa, Budiningsih (2005:48).

Kegiatan belajar dalam proses pembelajaran lebih mementingkan struktur disiplin

ilmu, dan lebih banyak menekankan pada cara berfikir deduktif. Hal ini tampak

dari konsepsinya mengenai Advance Organizer, Ausubel dalam Budiningsih

(2005:49). Sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari

siswa, menurut Piaget dalam Budiningsih (2005:50), langkah-langkah

pembelajaran:

1) menentukan tujuan pembelajaran.

2) memilih materi pembelajaran.

(45)

4) menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut, misalnya

penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya.

5) mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreaktifitas dan

cara berfikir siswa, 6) melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

Proses belajar konstruktivistik, secara konseptual proses belajar jika dipandang

dari pendekatan kognitif merupakan proses pemberian makna oleh siswa kepada

pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada

pemutahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi

prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang lepas-lepas.

Proses tersebut berupa ”....constructing and restructuring of knowledge and skills

(schemata) within the individual in a complex network of increasing conceptual

consistency….”. Pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu

tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui

interaksi dalan jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas

maupun diluar kelas. Aspek-aspek yang mempengaruhi proses belajar meliputi

peranan siswa, peranan guru, sarana belajar, evaluasi belajar.

Peranan siswa, dalam pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pembelajar, Ia

harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Peranan guru, dalam belajar

konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses

pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak

(46)

untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami

jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Sarana belajar, pendekatan

konstruktivistik menekankan bahwa peran utama dalam kegiatan belajar adalah

aktifitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu

seperti bahan, media, peralatan, ligkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk

membantu pembentukan tersebut. Evaluasi belajar, pandangan konstruktivistik

mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya

berbagai pandangan dan interprestasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan,

serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Hal ini

memunculkan pemikiran terhadap usaha mengevaluasi belajar konstruktivistik,

Budiningsih (2005:58).

2.1.3 Teori Motivasi Belajar

Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Cropley dalam Siregar dan Nara (2011:52) motivasi juga dijelaskan

sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui prilaku tertentu. Hampir senada,

Winkles dalam Siregar dan Nara mengemukakan motifnya adalah adanya

pengerak dalam diri seseorang melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat

suatu manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh, maka ia akan berusaha keras

untuk mencapai tujuan tersebut.

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh

(47)

siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam

maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/memuaskan

suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut

berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam proses

pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar

untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong

siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu

kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.

Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya:

1) mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan

timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

2) motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

3) motivasi berfungsi sebagai pengerak, artinya menggerakkan tingkah laku

seseorang.

2.1.3.1 Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

Dalam rumusan masalah diatas kami mengamati apakah motivasi itu berpengaruh

dalam prestasti belajar siswa, ternyata sangat berpengaruh yaitu :

motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap

terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan

menaikkan prestasi sehingga melebih prestasi normal.

hasil baik dalam pekerjaan yang disertai oleh pujian merupakan dorongan bagi

(48)

orang lain, mungkin kegiatan akan berkurang. Pujian harus selalu berhubungan

erat dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk

melakukan sesuatu dengan hasil yang baik, sehingga padanya timbul suatu

“sense of succes” atau perasaan berhasil.

motivasi berprestasi merupakan harapan untuk memperoleh kepuasan dalam

penguasaan perilaku yang menentang dan sulit.

2.1.3.2 Sumber-Sumber Motivasi Belajar Siswa

Dalam rumusan tersebut juga diamati dari mana saja sumber-sumber motivasi

belajar siswa itu, diantaranya:

motivasi Intrinsik

yaitu motivasi yang bersumber pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik

dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa yang di dorong oleh keinginan

untuk mengetahui, tanpa ada paksaan dorongan orang lain, misalnya keinginan

untuk mendapat ketrampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,

mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar

memberikan sumbangan kepada kelompok dan sebagainya.

motivasi Ekstrinsik

yaitu motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari luar individu, apakah

karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan

keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Pelajar di

motivasi dengan adanya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan,

(49)

2.1.3.3 Guru dan Motivasi Pembelajaran

Dalam rumusan tersebut juga dipertanyakan bagaimana cara guru memotivasi

belajar siswa agar menarik minat siswa untuk belajar, motivasi yang diberikan

guru diantaranya :

1) memberi angka, 2) hadiah, 3) saingan 4) hasrat untuk belajar, 5) ego

envolvement, 6) sering memberi ulangan, 7) mengetahui hasil, 8) kerja sama,

9) tugas yang “challenging”, 10) pujian, 11) teguran dan kesamaan,

12) suasana yang menyenangkan, 13) tujuan yang diakui dan diterima baik oleh

siswa, 14) hargailah pekerjaan siswa.

Dalam studi yang dilakukan oleh Fyan dalam Siregar dan Nara (2011:52) bahwa

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: 1) latar belakang

keluarga, 2) kondisi atau konteks sekolah, 3) motivasi. Faktor yang terakhir

merupakan prediktor yang paling baik untuk prestasi belajar. Studi yang

dilakukan Suciati dalam Siregar dan Nara (2011:52) menyimpulkan bahwa

konstribusi motivasi sebesar 36%, sedangkan Mc Clelland dalam Siregar dan

Nara (2011:52) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement

(50)

2.2 Karakteristik Mata Pelajaran TIK di SMA

Teknologi Informasi dan Komunikasi sejak tahun 2004 (kurikulum KBK) telah

masuk pada kurikulum resmi diseluruh sekolah, setidaknya menjadi mata

pelajaran yang wajib dipelajari dimulai sejak tingkat SMP maupun SMA. Mata

pelajaran ini di maksudkan untuk mempersiapkan siswa agar mampu

mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

di picu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikro elektronika yang

berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan

aktivitas manusia banyak bergantung pada teknologi informasi dan komunikasi.

Mata pelajaran TIK perlu di perkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai siswa sedini

mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan

global. Pada tingkat SMA kelas XI, untuk mata pelajaran TIK materi yang

dibahas adalah Microsoft Excel yang terdiri dari satu Standar Kompetensi (SK)

dengan tiga Kompetensi Dasar (KD). Sesuai dengan kurikulum KBK tahun 2004,

materi Microsoft Excel dijadikan sebagai pokok bahasan dikarenakan materi ini

sesuai dengan kebutuhan dan pangsa pasar yang saat ini perkembangannya

semakin kompetetif. Sebagai mata pelajaran yang baru masuk, TIK masih

memiliki kekurangan di sana sini, yaitu:

1) korelasi dengan infrastruktur sangat kental, laboratorium komputer menjadi

penentu utama keberhasilan pelaksanaan pembelajaran TIK di sekolah

sehingga sekolah-sekolah yang tidak mampu mengadakan laboratorium

(51)

2) pendalaman materi yang kabur, maksudnya bahwa kurikulum yang ada kurang

dapat merangsang para pendidik mata pelajaran TIK untuk membuat

pendalaman materi yang lebih baik.

6) pendidik mata pelajaran TIK di sekolah saat ini didominasi bukan oleh lulusan

yang semestinya, yaitu oleh guru mata pelajaran lain dan lulusan ilmu

komputer / informatika yang tidak memiliki latar belakang pendidikan sebagai

pendidik.

7) pemahaman bahwa pelajaran TIK adalah pelajaran yang hanya akan

menjadikan siswa menjadi seorang operator berbagai perangkat lunak.

Dari ke-empat alasan di atas menggambarkan bahwa kurikulum TIK di SMA

belum memiliki roh yang seharusnya ada dalam kurikulum TIK (krisis identitas),

padahal TIK semestinya dapat mengantarkan siswa berwawasan luas dan

bertindak arif berdasarkan teknologi mutakhir yang berkembang, sehingga untuk

menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat

dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak

membantu manusia untuk dapat belajar dengan cepat. Dengan demikian selain

sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi

dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat

mengadaptasikan siswa dengan lingkungannya dan dunia kerja.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006

tentang Standar isi mata pelajaran TIK menyebutkan bahwa TIK bertujuan agar

(52)

1) menggunakan teknologi komputer dalam kehidupan sehari-hari, dimaksudkan

supaya siswa selalu berperan aktif dalam hal perkembangan teknologi yang

berkembang sangat pesat agar tidak tertinggal jauh dalam menerapkan

teknologi yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

2) mengaplikasikan komputer sesuai dengan standar kompetensi kerja. Aplikasi

dalam hal ini adalah bagaimana seorang siswa bisa mengoptimalkan

kompetensi yang dimilikinya untuk diterapkan dalam dunia kerja serta dapat

mendukung standarisasi yang diperlukan perusahaan tempatnya bekerja.

Sejalan dengan uraian diatas, dapat ditekankan bahwa Teknologi komputer yang

diterapkan dikurikulum sekolah diharapkan akan dapat menunjang efektifitas dan

efisiensi dalam dunia pendidikan.

2.3 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar.

Media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur penting, yaitu unsur peralatan

atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawa

(message/software), Heinich dalam Susilana dan Riyana (2007:6).

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu

(53)

1) memperjelas pesan agar tidak verbalitas, dengan adanya media diharapkan

pesan yang disampaikan lebih jelas dan terarah serta mudah dipahami oleh

pembelajar.

2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. Maksudnya

adalah dengan media diharapkan dapat mengatasi berbagai

hambatan-hambatan yang sering muncul pada saat pembelajaran, media dapat membantu

mengoptimalkan proses pembelajaran yang dilakukan sehingga anak lebih

terfokus dengan apa yang ditampilkan dan dijelaskan oleh guru.

3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan

sumber belajaran. Dengan adanya media yang gunakan dalam pembelajaran

akan dapat meningkatkan minat dan gairah siswa dalam belajar.

4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori, dan kinestatiknya. Belajar mandiri sangat diperlukan oleh

siswa untuk menemukan permasalahan yang dihadapinya sendiri dan mencari

solusi terhadap permasalahannya secara mandiri dengan memanfaatkan media

yang dipergunakan untuk belajar.

5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi sama. Dengan media diharapkan akan dapat

mengurangi penafsiran siswa yang berbeda-beda dalam pembelajaran

sehingga terdapat kesamaan pemahaman dari kemampuan berpikir siswa yang

hiterogen tersebut.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kempt dan Dayton dalam

Susilana dan Riyana (2007:9), peranan media dalam proses pembelajaran sebagai

(54)

1) alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan

pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan

verbal mengenai bahan pembelajaran.

2) alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut

oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat

menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

3) sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang

harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok.

Posisi media dalam pembelajaran adalah merupakan sarana untuk mempermudah

dalam menyampaikan bahan atau materi ajar. Proses pembelajaran pada

hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari

sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Media

pempelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan

dapat membantu mengatasi hal tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat Schramm

dalam Miarso (2004:117), salah satu unsur dalam proses komunikasi yang sangat

menonjol peranannya bagi teknologi pendidikan adalah media.

Beberapa kesimpulan Schramm tentang media, antara lain:

1) penentuan media sebaiknya merupakan resultante dari analisis tugas belajar,

analisis media itu sendiri dan analisis pembedaan diantara para pembelajar.

2) sistem simbolik digital pada media sangat berguna untuk peristiwa-peristiwa

belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.

3) kode iconic (gambar, diagram, tombol, dan lain-lain) sangat efektif untuk

Gambar

Tabel 2.1 Pandangan Objektivisme tentang Pemanfaatan Teknologi Multimedia                  kedalam Pembelajaran (Diadaptasi dari Robblyer & Doering, 2010:39)
Tabel 2.2 Pandangan Konstruktivisme tentang Pemanfaatan Teknologi
Gambar/poster (dilengkapi audio)
Gambar 2.1 Model Pengembangan Multimedia Interaktif (Lee & Owen:2004:1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

KEUANGAN NOMOR 1 6/PMK.03/2 013 TENTANG RINCIAN JENIS DATA DAN INFORMASI SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN DATA DAN INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PERPAJAKAN2.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa aspek penangkapan meliputi jumlah alat tangkap optimal, Catch per unit effort ( CPUE ) , potensi maksimum

Dari penelitian di Desa Karangpatihan dapat diketahui bahwasanya Kepala Desa melakukan pembinaan, pemberdayaan dilakukan dengan seorang diri pada awalnya, namun setelah beberapa

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

[r]

„ Kondisi propagasi yang menyebabkan interferensi : „ Propagasi Free Space : antara stasiun bumi dengan satelit, contohnya : B1, B2, C1, C2 dan E. „ Propagasi Troposfer

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Deviden Terhadap Harga Perlembar Saham Pada Perusahaan Makanan

Sehingga kendala dan hambatan yang dihadapi penyidik pegawai negeri sipil balai pengawas obat dan makanan dalam melakukan penyidikan terhadap tindak pidana