PRADESIGN OF SALICYLIC ACID PLANT FROM PHENOL AND SODIUM HYDROXYDE
CAPACITY 40.000 TONS/YEAR
(Triple Effect Evaporator Design(EV-301, EV-302 & EV-303)) By
WIKE WINGTIAS ARNESA
Salicylic Acid plant produced by reacting phenol and sodium hydroxyde, is planned to be located in Gresik, East Java Province.The plant is established by considering availability of raw materials, transportation facilities, readily available laborand environmental conditions.
This Plant is planned to production salicylic acid crystal with production capacity is 40.000 tons/year,with operating time of 24 hours/day and 330 working days in a year. The raw materials used in this plant are much 4.709,4983 kg/hr of Phenol and Sodium Hydroxyde as 2.043,3427 kg/hr.
Provision of utility plant needs a treatment systemand water supply, steam supply systems, instrument air supply systems, and carbondioxide gas supply system.
Labor needed in this plant as many as 184 people with a business entity form Limited Liability Company (PT) with line and staff organizational structure.
From thee conomic analysisis obtained :
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp.936.480.682.308,- Working Capital Investment (WCI) = Rp.165.261.296.877,- Total Capital Investment (TCI) = Rp. 1.101.741.979.186,- Break Even Point (BEP) = 43,65%
Shut Down Point (SDP) = 27,26% Pay Out Time after Taxes (POT)a = 2,3 tahun Return on Investment after Taxes (ROI)a = 29,30% Interest Rate Return (IRR) = 26,99%
Annual Net Profit (Pa) = Rp. 322.781.158.940,-/tahun By considering above the summary, it is proper establishment of salicylic acid plant for studied further, because the plant is profitable and has good prospects future.
ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK ASAM SALISILAT DARI FENOL DAN SODIUM HIDROKSIDA KAPASITAS PRODUKSI 40.000 TON/TAHUN
(Perancangan Triple Effect Evaporator EV-301, EV-302 & EV-303)) Oleh
WIKE WINGTIAS ARNESA
Pabrik asam salisilat ini berbahan baku fenol dan sodium hidroksida, yang rencananya akan didirikan di Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja, perizinan dan kondisi sosial masyarakat sekitar.
Pabrik ini direncanakan dapat memproduksi kristal asam salisilat sebanyak 40.000 ton/tahun, dengan waktu operasi selama 24 jam/hari serta 330 hari/tahun. Banyaknya bahan baku yang digunakan adalah fenol sebanyak 4.709,4983 kg/jam dan sodium hidroksida sebanyak 2.043,3427 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas asam salisilat ini berupa unit penyedia dan pengolahan air, unit penyedia steam, unit penyedia udara instrumen dan unit penyedia gas karbondioksida.
Jumlah karyawan sebanyak 184 orang dengan bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi jenis line dan staff.
Dari analisis ekonomi, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp.936.480.682.308,- Working Capital Investment (WCI) = Rp.165.261.296.877,- Total Capital Investment (TCI) = Rp. 1.101.741.979.186,- Break Even Point (BEP) = 43,65%
Shut Down Point (SDP) = 27,26% Pay Out Time after Taxes (POT)a = 2,3 tahun Return on Investment after Taxes (ROI)a = 29,30% Interest Rate Return (IRR) = 26,99%
Annual Net Profit (Pa) = Rp. 322.781.158.940,-/tahun Berdasarkan beberapa paparan di atas, maka pendirian pabrik asam salisilat ini layak untuk dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan dari sisi ekonomi dan mempunyai prospek yang relatif cukup baik.
(Perancangan Triple Effect Evaporator (EV-301, EV-302 & EV-303))
Oleh
WIKE WINGTIAS ARNESA
( Skripsi )
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
PRARANCANGAN PABRIK ASAM SALISILAT
DARI FENOL DAN SODIUM HIDROKSIDA DENGAN
KAPASITAS PRODUKSI 40.000 TON/TAHUN
(Perancangan Triple Effect Evaporator (EV-301,EV-302 & EV-303)
(Skripsi)
Oleh
WIKE WINGTIAS ARNESA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Pembuatan Aspirin dari Asam Salisilat... 3
1.2. Data Impor Asam Salisilat... 5
1.3. Data Konsumsi Asam Salisilat pada bidang farmasi... 7
1.4. Data Konsumsi Asam salisilat pada Intermediate Product... 8
1.5. Data Konsumsi Asam salisilat pada Bidang Kosmetik... 9
2.1. Blok Diagram Pembuatan Asam Salisilat Dengan Proses Kolbe ... 44
2.2. Blok Diagram Pembuatan Asam Salisilat Dengan Proses Kolbe - Schmitt... 45
3.1. Diagram kelarutan NaOH... 47
3.2. Diagram kelarutan Sodium Phenolate ... 50
3.3. Diagram kelarutan Asam Salisilat... 53
3.3. Diagram Kelarutan Na2SO4... 54
3.4. Diagram Kelarutan 4- - HBA... 55
6.1. Diagram Cooling Water System... 140
6.2. Mekanisme Siklus Refrigerasi Pada Water Chiller Unit... 142
6.3. Deaerator... 154
7.1. Tata Letak Pabrik... 173
7.2. Tata Letak Alat Proses... 178
7.3. Peta Gresik... 179
8.1. Struktur Organisasi Perusahaan... 184
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Kegunaan Produk ... 3
C. Kapasitas Perancangan ... 4
D. Lokasi Pabrik ... 16
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis - jenis Proses ... 19
B. Perbandingan Proses ... 22
C. Pemilihan Proses ... 24
D. Uraian Singkat Proses... 41
III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK A. Bahan Baku Utama ... 46
B. Bahan Baku Pembantu... 48
C. Produk... 50
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI A. Neraca Massa ... 56
A. Alat Proses ... 73
B. Alat Utilitas ... 98
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Penyediaan Air ... 134
B. Unit Penyediaan Steam ... 152
C. Unit Penyediaan Proses dan Udara Instrumen... 155
D.Unit Pembangkit Tenaga Listrik... 155
E. Laboratorium ... 156
F. Instrumentasi dan Pengendalian Proses... 156
G. Pengolahan Limbah... 163
H. Unit CO2 Plant... 166
VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 167
B. Tata Letak Pabrik ... 170
C. Prakiraan Area Lingkungan ... 175
D. Tata Letak Peralatan Proses ... 176
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN OPERASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 180
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 183
C. Tugas dan Wewenang ... 185
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ... 193
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 193
F. Penggolongan Karyawan dan Jumlah Karyawan ... 196
B. Evaluasi Ekonomi ... 210
X. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 214 B. Saran ... 214
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN B. PERHITUNGAN NERACA ENERGI LAMPIRAN C. SPESIFIKASI PERALATAN PROSES LAMPIRAN D. SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS LAMPIRAN E. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Data Impor Asam Salisilat ... 5
1.2. Data Konsumsi Asam Salisilat pada Bidang Farmasi ... 6
1.3. Data Konsumsi Asam Salisilat pada Intermediate Product ... 7
1.4. Data Konsumsi Asam Salisilat pada Kosmetik ... 9
1.5. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2007 – 2013 ... 11
1.6. Jumlah Penduduk Dunia ... 12
1.7. Data Produksi Pabrik Asam Salisilat di dunia... 13
2.1. Harga Bahan Baku dan Produk Kolbe Process... 24
2.2. Harga Komponen/ Tahun Kolbe Process... 27
2.3. Harga Bahan Baku dan Produk Kolbe – Schmitt Process... 28
2.4. Harga Komponen/ Tahun Kolbe – Schmitt Process... 31
2.5. Data Energi Pembentukan pada Suhu 25 OC... 32
2.6. Data Energi Bebas Gibbs pada Suhu 25OC ... 32
2.7. Data Cp (kJ/mol.K) Masing – masing Komponen... 34
2.8. Perbandingan Proses Pembuatan Asam Salisilat... 40
4.1. Neraca Massa di Dissolving Tank I (DT- 101)... 57
4.2. Neraca Massa di Reaktor I (RE - 201)... 57
4.3. Neraca Massa di Evaporator I (EV - 301)... 57
4.4. Neraca Massa di Evaporator II (EV - 302)... 58
4.5. Neraca Massa di Evaporator III (EV - 303)... 58
4.6. Neraca Massa di Crystallizer (CR - 301)... 58
4.7. Neraca Massa di Mixing Point I (MP - 301)... 59
4.8. Neraca Massa di Rotary Dryer I (RD- 301)... 59
4.10. Neraca Massa di Reaktor II (RE - 301)... 60
4.11. Neraca Massa di Reaktor III (RE - 302)... 60
4.12. Neraca Massa di Dissolving Tank II (DT - 301)... 61
4.13. Neraca Massa di Centrifuge I (CE - 301)... 61
4.14. Neraca Massa di Reaktor IV (RE - 401)... 62
4.15. Neraca Massa di Dissolving Tank III (DT - 501)... 62
4.16. Neraca Massa di Centrifuge II (CE - 501)... 63
4.17. Neraca Massa di Mixing Point II (MP - 501)... 63
4.18. Neraca Massa di Rotary Dryer II (RD - 501)... 64
4.19. Neraca Massa di Cyclone II (CY - 501)... 64
4.20. Neraca Panas Dissolving Tank I (DT - 101)... 65
4.21. Neraca Panas Pada Reaktor I (RE - 201)... 65
4.22. Neraca Panas pada Evaporator (EV – 301/302/303)... 66
4.23. Neraca Panas pada Barometric Condensor (CO – 301)... 66
4.24. Neraca Panas Pada Crystallizer (CR-301)... 67
4.25. Neraca Panas Pada Mixing Point I (MP - 301)... 67
4.26. Neraca Panas Pada Rotary Dryer I (RD - 301)... 67
4.27. Neraca Panas Pada Cyclone I (CE 301)... 68
4.28. Neraca Panas Pada Heater I (HE 301)... 68
4.29. Neraca Panas Pada Reaktor II (RE-301)... 68
4.30. Neraca Panas Pada Reaktor III (RE-302)... 69
4.31. Neraca Panas Pada Dissolving Tank II (DT- 301)... 69
4.32. Neraca Panas Pada Centrifuge I (CE - 301)... 69
4.33. Neraca Panas Pada Reaktor IV (RE - 401)... 70
4.34. Neraca Panas Pada Dissolving Tank III (DT - 501)... 70
4.35. Neraca Panas Pada Centrifuge II (CE 501)... 71
4.36. Neraca Panas Pada Rotary Dryer II (RD 501)... 71
4.37. Neraca Panas Pada Cyclone II (CY - 501)... 72
4.38. Neraca Panas Pada Mixing Point II (MP - 501)... 72
4.39. Neraca Panas Pada Heater II (HE - 501)... 72
5.1. Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (ST - 101)... 73
5.3. Spesifikasi Solid Storage (S-101)... 74
5.4. Spesifikasi Tangki Pelarutan (DT-101)... 75
5.5. Spesifikasi Tangki Pelarutan (DT-301)... 76
5.6. Spesifikasi Tangki Pelarutan (DT-501)... 77
5.7. Spesifikasi Reaktor (RE-201)... 78
5.8. Spesifikasi Evaporator Efek I (EV-301)... 76
5.9. Spesifikasi Evaporator Efek II (EV-302)... 79
5.10. Spesifikasi Evaporator Efek III (EV-303)... 80
5.11. Spesifikasi Barometric Condensor (CD-301)... 80
5.12. Spesifikasi Crystallizer (CR – 301)... 81
5.13. Spesifikasi Heater (HE-301)... 82
5.14. Spesifikasi Heater (HE-501)... 82
5.15. Spesifikasi Rotary Dryer ( RD – 301 )... 83
5.16. Spesifikasi Rotary Dryer ( RD – 501 )... 84
5.17. Spesifikasi Fan (F-301)... 85
5.18. Spesifikasi Fan (F-501)... 85
5.19. Spesifikasi Reaktor (RE-301)... 86
5.20. Spesifikasi Reaktor (RE-302)... 87
5.21. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-301)... 88
5.22. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-101)... 88
5.23. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-302)... 89
5.24. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-303)... 90
5.25. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-304)... 90
5.26. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-501)... 91
5.27. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-502)... 92
5.28. Spesifikasi Centrifuge I (CE-301)... 92
5.29. Spesifikasi Centrifuge II (CE-302)... 93
5.30. Spesifikasi Pompa Proses (P103 A/B)... 94
5.31. Spesifikasi Pompa Proses (P101 A/B)... 94
5.32. Spesifikasi Pompa Proses (P102 A/B)... 95
5.33. Spesifikasi Pompa Proses (P201 A/B)... 95
5.35. Spesifikasi Pompa Proses (P302 A/B)... 96
5.36. Spesifikasi Pompa Proses (P401 A/B)... 97
5.37. Spesifikasi Pompa Proses (P501 A/B ... ... 97
5.38. Spesifikasi Bak sedimentasi (SB – 701)... ... 98
5.39. Spesifikasi Tangki Alum (ST–701)... 98
5.40. Spesifikasi Tangki Kaporit (ST – 702)... 99
5.41. Spesifikasi Tangki Soda Kaustik (ST– 703)... ... 100
5.42. Spesifikasi Clarifier (CL–701)... 100
5.43. Spesifikasi Sand Filter (SF–701)... 101
5.44. Spesifikasi Tangki Air Filter (ST – 704)... 102
5.45. Spesifikasi Domestic Water Tank (DOWT – 701) ... 103
5.46. Spesifikasi Hydrant Water Tank (ST–711)... 103
5.47. Spesifikasi Cooling Tower (CT–701)... 104
5.48. Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (ST–705)... 105
5.49. Spesifikasi Tangki Dispersan (ST-706)... 106
5.50. Spesifikasi Tangki Inhibitor (ST–712)... 106
5.51. Spesifikasi Cation Exchanger (CE–701)... 107
5.52. Spesifikasi Anion Exchanger (AE–701)... 108
5.53. Spesifikasi Demin Water Tank (DWT–701)... 108
5.54. Spesifikasi Deaerator (DE–701)... ... 109
5.55. Spesifikasi Tangki Hidrazin (ST–710)... ... 110
5.56. Spesifikasi Tangki Kondensat (ST-709)... 111
5.57. Spesifikasi Boiler (BO-701)... 111
5.58. Spesifikasi Blower Steam (B– 801)... ... 112
5.59. Spesifikasi Air Dryer (AD – 401)... 112
5.60. Spesifikasi Air Compressor (AC-801)... 113
5.61. Spesifikasi Cyclone (CY – 801) ... ... 113
5.62. Spesifikasi Blower Udara 2 (B – 802)... 114
5.63. Spesifikasi Blower Udara 3 (B – 803)... 114
5.64. Spesifikasi Blower Udara 4 (B – 804)... 114
5.65. Spesifikasi Blower Udara 5 (B – 805)... 115
5.67. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 701)... 115
5.68. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 702)... 116
5.69. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 703)... 117
5.70. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 704)... 117
5.71. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 705)... 118
5.72. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 706)... 118
5.73. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 707)... 119
5.74. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 708)... 120
5.75. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 709)... 120
5.76. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 710)... 121
5.77. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 711)... 122
5.78. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 712)... 122
5.79. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 713)... 123
5.80. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 714)... 123
5.81. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 715)... 124
5.82. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP – 716)... 125
5.83. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP - 717)... 125
5.84. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP-718)... 126
5.85. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP-719)... 126
5.86. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP-720)... 127
5.87. Spesifikasi Pompa Utilitas (PP-721)... 128
5.88. Spesifikasi Kolom Absorber (AB – 701)... 129
5.89. Spesifikasi Kolom Stripper (SP – 701)... 130
5.90. Spesifikasi Reboiler (RB – 701)... ... 130
5.91. Spesifikasi Heat Exchanger (RB – 701)... 131
5.92. Spesifikasi Condensor (CD – 701)... 131
5.93. Spesifikasi CO2 Storage Tank (ST-701)... 132
6.1. Standar Air untuk Kebutuhan Domestik... 135
6.2. Kebutuhan air pendingin... ... 138
6.3. Kebutuhan air umpan boiler... 143
6.4. Kebutuhan air proses... 144
6.6. Daftar Instrumentasi Alat... 162
6.7. Syarat-Syarat Kualitas (Mutu) Air Limbah... 165
7.1. Perincian Luas Area Pabrik Asam Salisilat ... 175
8.1. Jadwal Kerja Masing-Masing Regu... 195
8.2. Perincian Tingkat Pendidikan... 197
8.3. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat Proses... 198
8.4. Jumlah Operator Bedasarkan Jenis Alat Utilitas... 199
8.5. Jumlah Operator Bedasarkan Jenis Alat di CO2 Plant... 199
8.6. Perincian Jumlah Karyawan Berdasarkan Jabatan... 200
9.1. Fixed Capital Investment... 206
9.2. Manufacturing Cost... 207
9.3. General Expenses ... 208
9.4. Biaya Administratif ... ... 208
9.5. Minimum acceptable persent return on investment... 210
9.6. Acceptable payout time untuk tingkat resiko pabrik... 211
Moto
“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang
–
orang yang paling
tinggi derajatnya, jika kamu orang
–
orang yang beriman”
(Qs. Al
–
Imran : 139)
”Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia maka
wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang
menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya memiliki
ilmu
”
(HR: Turmudzi)
”Sesungguhnya be
rsama kesulitan ada kemudahan, maka
apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah
bekerja keras untuk urusan yang lain”
Sebuah Karya
Kupersembahkan dengan sepenuh hati untuk :
Allah SWT, berkat Rahmat dan Ridho-Nya aku dapat
menyelesaikan karyaku ini
Kedua Orang Tuaku sebagai pengganti atas pengorbanan yang
sudah tak terhitung jumlahnya, terima kasih atas
do’
a, kasih
sayang dan pengorbanannya selama ini
Adik dan Keluarga Besarku,
terima kasih atas do’a
, bantuan
dan dukungannya selama ini
Sahabat-Sahabatku, Terima kasih telah menjadi bagian
hidupku selama ini. Semua cerita hidup ini, akan ku ingat dan
simpan selamanya. Semoga suatu saat nanti kita bersua
kembali dengan kisah-kisah kesuksesan kita
Civitas Akademika Jurusan Teknik Kimia Universitas
Lampung, Terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan,
semoga senantiasa berevolusi untuk menghasilkan produk
–
RIWAYAT HIDUP
Wike Wingtias Arnesa, Penulis buku ini dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat pada tanggal 03 Januari 1992, sebagai putri sulung dari 2 bersaudara pasangan Bapak Arian Antoni dan Ibu Wisri Hendelita.
Penulis menyelesaikan pendidikan Dasar di SD Negeri 13 Pasar Remaja Sawahlunto, Sumatera Barat pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muara Enim, Sumatera Selatan pada tahun 2010.
Pada bulan Juli tahun 2010, penulis secara sah terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) 2010. Selama menjalani masa perkuliahan, penulis juga pernah menjadi Anggota Riset dan Edukasi (RISTEK) di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia/HIMATEMIA Fakultas Teknik Universitas Lampung (periode 2012/2013).
di PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG dengan Tugas Khusus yaitu “Evaluasi Kinerja Secondary Reformer (103 –D)“ di P-IV. Di tahun 2014, penulis juga melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Temperatur Terhadap Produk Cair Yang Dihasilkan Dari Limbah Plastik Jenis PET Dengan Metode Catalytic Cracking”. Pada tahun 2015 penulis melakukan publikasi penelitian tingkat nasional di Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi VI yang berjudul “Pengaruh Rasio Berat Katalis Terhadap Berat Plastik Bekas PET Pada Proses
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Prarancangan Pabrik Asam Salisilat dari Fenol dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Produksi 40.000 ton/tahun” dengan baik.
Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh derajat kesarjanaan (Strata-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Azhar, M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia dan Dosen Penguji I Seminar Tugas Akhir.
xii
5. Bapak Darmansyah, S.T.,M.T. sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasihat serta sarannya, demi kelancaran perkuliahan penulis.
6. Seluruh Dosen dan Staf Teknik Kimia yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan membantu kelancaran dalam pengerjaan.
7. Orangtuaku Bapak Arian Antoni, Ibu Wisri Hendelita dan adikku Anggi Denico Vareza tersayang yang telah memberikan nasehat, doa, semangat, serta dukungan baik moril maupun materil selama ini.
8. Damayanti, S.T., sebagai partner Tugas Akhir dan Penelitian yang telah menjadi teman diskusi, teman berbagi kesulitan pengerjaan dan selalu berbagi semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Sahabatku Novianti Diah Anggraeni, S.T dan Rangga Aris Munandar, S.T., Alhamdulillah kita berempat bisa meraih gelar sarjana bersama.
10. Saudara – saudara seperjuangan “tekim 10” yaitu : nico, vbe, nurul, lisa, echa, uni tia, masika, yoannika, aziz, octe, riana, fatrin, chimut, ari, ira, nina, ocha, silvia, debora, bulan, siska, dwi, fahmi, omen, teo, sandi, okta, handoko, reza, alfaiz, tiwi, yogi, tauhid, wildan, yunike dan masih banyak lagi yang telah memberikan dukungan, motivasi, semoga kita selalu sukses dan tetap semangat.
xiii
13. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.Terima kasih.
Bandar Lampung, 28 Desember 2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giat melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi yang sedang digiatkan oleh pemerintah untuk mencapai kemandirian perekonomian nasional. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah menitik beratkan pada pembangunan di sektor industri. Pembangunan industri ditujukan untuk memperkokoh struktur ekonomi nasional dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional, meningkatkan ekspor, menghemat devisa untuk menunjang pembangunan selanjutnya.
bahan kimia semakin meningkat. Kebutuhan asam salisilat di Indonesia masih diimpor dari negara lain. Hal ini menjadi salah satu alasan perlunya didirikan pabrik asam salisilat di Indonesia. Adapun faktor – faktor lain yang menjadi landasan pendirian pabrik pembuatan asam salisilat ini sebagai berikut:
1. Dengan adanya pabrik ini diharapkan dapat mendorong perkembangan industri Indonesia secara umum.
2. Dari segi sosial dan ekonomi dengan adanya pabrik ini dapat menyerap tenaga kerja dan secara tidak langsung meningkatkan perekonomian masyarakat.
3. Dengan adanya pabrik ini diharapkan dapat mendorong berdirinya industri kimia lain, yang menggunakan asam salisilat sebagai bahan baku utama atau bahan baku penunjang.
4. Dalam sasaran jangka panjang, dengan bertambahnya permintaan asam salisilat di pasaran dunia, diharapkan Indonesia menjadi salah satu produsen yang memproduksi asam salisilat sekaligus dapat menambah devisa negara.
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting. Adapun kegunaannya adalah :
1. Dalam Bidang Farmasi
Untuk pembuatan aspirin (menghilangkan rasa sakit, nyeri atau demam), mencegah pembekuan darah, desinfektan, obat untuk penyakit kulit seperti kutil, jamur, dan terapi pada rematik juga encok.
2. Intermediate Product
Bahan Intermediate dalam pembuatan salicylic acid salts dan juga untuk agrokimia (pemberantasan hama pada tanaman).
3. Dalam Kosmetik
Dapat menangani masalah jerawat, kulit iritasi dan sebagai sunscreen. Hal ini terdapat di dalam bedak dan lotion.
Kapasitas produksi pabrik akan mempengaruhi perhitungan teknis maupun ekonomis dalam perancangan pabrik. Semakin besar kapasitas produksi maka kemungkinan keuntungan juga akan semakin besar. Kapasitas produksi yang direncanakan sebesar 40.000 ton / tahun dengan beberapa pertimbangan antara lain :
1. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada pabrik ini yaitu :
a. Fenol dalam bentuk cair diperoleh dari PT. Indopherin Jaya Probolinggo, Jawa Timur dengan kapasitas produksi sebesar 12.000 ton/tahun. Dan PT. Kumenindo Kridanusa, Balongan dengan kapasitas produksi sebesar 160.000 ton/tahun dengan kemurnian 99,99%.
b. Sodium Hidroksida dalam bentuk padat dari PT. Asahimas Subentra Chemical, Banten. Kapasitas produksi pabrik ini sebesar 370.000 ton/tahun dengan kemurniannya 98%.
c. Asam sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia, Gresik. Kapasitas produksi pabrik ini sebesar 550.000 ton/tahun deengan kemurniannya 98%.
d. Karbon dioksida diproduksi sendiri pada pabrik ini
2. Data Impor Asam salisilat di Indonesia
Tabel 1.1. Data Impor Asam Salisilat
Tahun
Data impor (ton/tahun)
2007 1.651,271
2008 1.537,784
2009 2.357,744
2010 2.461,150
2011 2.854,189
2012 3.358,530
2013 3.610,636
Sumber : Badan Pusat Statistik 2007-2013
Gambar 1.2. Data Impor Asam Salisilat y = 357.72x - 716,460.68
R² = 0.96
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
2006 2008 2010 2012 2014
K ap asi tas (To n ) Tahun
Data Impor Asam Salisilat
Data Impor Asam Salisilat
memiliki nilai R tinggi pada gambar 1.1, maka diperkirakan kebutuhan asam salisilat Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar:
y = 357,72x – 716.460,68 y = 6.133,72 ton/tahun
3. Jumlah Konsumsi Asam Salisilat di Indonesia
Asam salisilat dikonsumsi sebanyak 0,2 kg/orang tiap tahunnya
(www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/)
[image:30.595.113.562.460.594.2]Jumlah Konsumsi Asam salisilat di Indonesia, dapat dijadikan parameter untuk menentukan kapasitas produksi asam salisilat di Indonesia. Adapun jumlah konsumsi asam salisilat sebagai berikut :
Tabel 1.2. Data Konsumsi Asam Salisilat pada Bidang Farmasi Tahun Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) Jumlah Konsumsi (ton)
2007 227,499 3.900
2008 230,016 4.420
2009 232,560 5.254
2010 235,641 6.583
2011 238,331 7.490
2012 244,478 8.632
2013 248,754 9.893
Gambar 1.3. Data Konsumsi Asam Salisilat pada bidang farmasi
Dari grafik di atas, dilakukan regresi non linear dengan trendline polynomial untuk memprediksi jumlah konsumsi asam salisilat di bidang farmasi Indonesia. Sehingga diperoleh persamaan garis, yaitu :
y = 52,39x2– 603,6x + 3.133,43 Dengan korelasi, R2 = 1
Di mana y adalah jumlah konsumsi (ton) dan x adalah jumlah penduduk. Dari perolehan persamaan di atas dapat dapat diprediksi jumlah konsumsi asam salisilat pada bidang farmasi di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 21.853 ton
Tabel 1.3. Data Konsumsi Asam Salisilat pada Intermediate Product
Tahun Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) Jumlah Konsumsi (ton)
2007 227,499 895
2008 230,016 995
2009 232,560 1.880
2010 235,641 2.980
2011 238,331 3.790
2012 244,478 4.880
2013 248,754 5.950
Sumber : http://www.datacon.co.id ; www.geotraces.org
y = 52.39x2 + 603.68x + 3,133.43 R² = 1.00
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000
0 2 4 6 8
Ju m lah Kon su m si (t o n )
Jumlah Penduduk pada tahun ke-
Konsumsi Pada Bidang Farmasi
Konsumsi Pada Bidang Farmasi
Gambar 1.4. Data Konsumsi Asam salisilat pada Intermediate Product
Dari grafik di atas, dilakukan regresi non linear dengan trendline polynomial untuk memprediksi jumlah konsumsi asam salisilat pada bahan Intermediate Product di Indonesia. Sehingga diperoleh persamaan garis, yaitu :
y = 63,04x2– 383,04x + 260 Dengan korelasi, R2 = 0,99 (mendekati 1)
di mana y adalah jumlah konsumsi (ton) dan x adalah jumlah penduduk. Dari perolehan persamaan di atas dapat dapat diprediksi jumlah konsumsi asam salisilat pada Intermediate Product di Indonesia pada tahun 2020 sebesar
17.978,4 ton
y = 63.04x2 + 383.04x + 260.00 R² = 0.99
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
1 2 3 4 5 6 7
Ju m lah k o n su m si ( to n )
Julmlah penduduk pada tahun ke-
Konsumsi pada
Intermediate Product
Konsumsi pada Intermediete Product
Tabel 1.4.. Data Konsumsi Asam Salisilat padaKosmetik Tahun Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) Jumlah Konsumsi (ton)
2007 227,499 2.975
2008 230,016 3.875
2009 232,560 4.950
2010 235,641 5.500
2011 238,331 6.900
2012 244,478 7.870
2013 248,754 8.950
Sumber : http://www.datacon.co.id ; www.ncbi.nlm.nih.gov
Gambar 1.5. Data Konsumsi Asam salisilat pada Bidang Kosmetik
Dari grafik di atas, dilakukan regresi non linear dengan trendline polynomial untuk memprediksi jumlah konsumsi asam salisilat pada bahan Intermediete Product di Indonesia. Sehingga diperoleh persamaan garis, yaitu :
y = 24,70x2– 797,56x + 2.175,71 Dengan korelasi, R2 = 1 y = 24.70x2 + 797.56x + 2,175.71
R² = 1.00
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000
1 2 3 4 5 6 7
Ju m lah k o n su m si ( to n )
Jumlah penduduk pada tahun ke-
Konsumsi pada Kosmetik
Konsumsi pada Kosmetik
perolehan persamaan di atas dapat dapat diprediksi jumlah konsumsi asam salisilat pada Intermediate Product di Indonesia pada tahun 2020 sebesar
18.182,75 ton
Maka Jumlah Konsumsi Asam Salisilat di Indonesia pada tahun 2020 adalah: = 21.853 ton + 17.978,4 ton + 18.182,75 ton
= 58.015 ton
Kebutuhan Asam Salisilat di Indonesia yang belum terpenuhi di tahun 2020 : = Kebutuhan Asam Salisilat 2020 – Data Impor 2020
4. Jumlah Penduduk a. Penduduk Indonesia
Tabel. 1.5. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2007 – 2013
Tahun Jumlah Penduduk ( Juta Orang )
2007 227,499
2008 230,016
2009 232,560
2010 235,641
2011 238,331
2012 244,478
2013 248,754
Sumber : BPS, 2007 – 2013
Jumlah Penduduk di Indonesia pada tahun 2020 dapat diperkirakan dengan persamaan sebagai berikut:
Y = Y0 ekt
Keterangan : Y = Jumlah penduduk pada tahun ke i Y0 = Jumlah Penduduk pada tahun ke 0 k = Konstanta
t = waktu (tahun) Menentukan Konstanta k:
Y(2013) = Y(2011) ekt
Diperoleh konstanta, k = 0,0214 Jumlah Penduduk tahun 2020 adalah :
t = 9 tahun Y(2020) = Y(2013) e0,0214 t Y(2020) = 248,754 e0,0214 ( 9 )
Y(2020) = 288,952 Juta Jiwa
b. Penduduk Dunia
Tabel 1.6. Jumlah Penduduk Dunia
Tahun Jumlah Penduduk (Miliar Jiwa)
2005 6,5
2010 6,9
2015 7,3
2020 7,8
Sumber : UN Data, 2005 – 2020
Kebutuhan Asam Salisilat di dunia pada tahun 2020:
1.566.062,875 ton
5. Data Produksi Asam Salisilat
Tabel 1.7. Data Produksi Pabrik Asam Salisilat di dunia
Negara Perusahaan
Kapasitas (ton/tahun)
China Hebei Jingye 10.000
China Huayin Jinqiancheng 3.500
Brazil Novacyl 32.000
China Shandong Xinhua 12.000
China Zhenjiang Gaopeng 10.000
Total 67.500
Sumber : http://www.novacyl.eu; /http://www.hbjyjt.com,
http://www.grandviewresearch.com/press-release/global-salicylic-acid-market
KP = DK - DI – DP ....(1.1)
di mana :
KP = Kapasitas Produksi Pada Tahun 2020 DK = Data Kebutuhan Pada Tahun 2020 DI = Data Impor Pada Tahun 2020
DP = Data Produksi Telah Ada Pada Tahun 2020
KP = DK - DI – DP
KP = 1.566.062,875 ton – 6.133,72 ton – 67.500 ton KP = 1.492.429,155 ton
Pabrik sasaran yang membutuhkan produk asam salisilat di Indonesia adalah :
Tabel 1.8 Pabrik Sasaran Asam Salisilat
Nama Pabrik Kegunaan Produk Lokasi
Jumlah Kebutuhan 2013
(ton)
PT. Bayer Farma Indonesia Farmasi Jl. Raya Jakarta Bogor Km 28. Jakarta Timur, DKI Jakarta 4.320
PT. Beiersdorf Indonesia
Intermediate Product
Jl. Raya Randuagung Km 75. Malang, Jawa Timur 3.700
PT. Abbot Indonesia Kosmetik
Jl. Raya Jakarta Bogor Km 37. Depok, Jawa Barat
1.850 PT. Hexpharm Jaya & Co LTD Farmasi Jl. Gadog 1 Cipanas, Cianjur, Jawa Barat 3.550 PT. Hisamitsu Pharma Indonesia Farmasi
Jl. Hr M Mangundiprojo, Sidoarjo, Jawa Timur
1.300
PT. Kalbe Farma
Intermediate
Product Jl. Moh.Thamrin Kawasan Delta Silicon, Bekasi, Jawa Barat
3.690
PT. Konimex Farmasi
Desa Sanggrahan, Sukoharjo, Jawa Tengah
1.902
PT. Kimia Farma
Intermediate Product
Ds Jombok, Jombang, Jawa Timur
3.412
PT. Schering Plough Kosmetik
Jl. Pandaan Km 48, Pasuruan, Jawa Timur
3.500
PT. Otsuka Indonesia Kosmetik
Jl. Sumber Waras 25, Malang, Jawa Timur
2.580
PT. Selpaasindo Pharco
Intermediate
Product Jl. Brigjen Katamso, Sidoarjo, Jawa Timur
2.700
PT. Armoxindo Farma Farmasi Jl. Farmasi No.1, Cianjur, Jawa Barat
3.496
PT. Meccaya
Intermediate
Product Jl. Raya Hasanuddin Km 39, Bekasi, Jawa Barat
2.400
PT. Soho Industri Farmasi
Jl. Pulo Gadung, Jakarta Timur, DKI Jakarta
930
PT. Zenith Pharmaceuticals Farmasi
Jl. Tambak Aji 1, Semarang, Jawa Tengah
670
D.Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada suatu perancangan karena akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik. Secara singkat dapat dikatakan bahwa orientasi perusahaan dalam menentukan lokasi pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan teknis dan ekonomis yang seoptimal mungkin. Berdasarkan faktor-faktor di bawah ini maka pabrik yang akan didirikan berlokasi di Kawasan Industri Gresik, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Penyediaan Bahan Baku
Lokasi pabrik sebaiknya dekat dengan penyediaan bahan baku, untuk menghemat biaya transportasi. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asam salisilat adalah Fenol yang diperoleh dari PT. Indopherin Jaya Probolinggo,Gresik sedangkan H2SO4 dan NaOH diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik dan PT. Asahimas Subentra Chemical, Banten.
2. Pemasaran Produk
Untuk menjalankan proses produksi pabrik diperlukan sarana pendukung seperti pembangkit tenaga listrik dan penyediaan air. Air untuk keperluan pabrik, baik untuk proses maupun untuk keperluan sanitasi dan lainnya perlu diperhatikan. Untuk penggunaannya, air ini harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan terutama untuk keperluan proses dan steam. Sumber air diperoleh dari sungai yang berada di sekitar pabrik yakni Sungai Bengawan Solo.
4. Fasilitas
Lokasi pabrik yang berada di kawasan industri akan mempermudah mendapatkan fasilitas yang ada misalnya sarana untuk belanja dan prasarana yang menunjang lainnya serta jaringan telekomunikasi yang baik karena daerah kawasan industri merupakan daerah yang dapat padat penduduk.
5. Letak Geografis
Lokasi yang dipilih memiliki kondisi geografis yang cukup baik berupa dataran rendah dan rata. Struktur tanah yang cukup baik sehingga memungkinkan tidak adanya faktor gangguan cuaca maupun bencana alam seperti gempa bumi dan banjir.
6. Tenaga Kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik, tenaga kerja untuk pabrik ini dapat direkrut dari :
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para pencari kerja. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
7. Sosial Masyarakat
II. DESKRIPSI PROSES
A. Jenis Proses
Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti: Proses Kolbe dan Kolbe – Schmit.
1. Proses Kolbe
Asam pertama kali ditemukan oleh R. Piria pada tahun 1839, dengan menggabungkan salicylic aldehyde dengan potassium hydroxide. Pada tahun 1843 Calhours mengembangkan dengan menggunakan minyak dari daun wintergreen untuk menjadi produk methyl salicylate. Pada tahun 1853 A.Hofman mengubah anthranilic acid menjadi asam salisilat dengan menggunakan nitrous acid dan pada tahun 1873 Kolbe dan Lautemann mensintesis asam salisilat dari phenol, sodium dan carbon dioxide.
pengadukan yang konstan, kemudian diuapkan dan dilakukan pengeringan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air. Produk yang dihasilkan berupa sodium phenolate, sodium phenolate telah kering kemudian dihancurkan di dalam metal retort dan direaksikan dengan menambahkan carbon dioxide pada suhu 100oC, setelah itu temperatur akan naik secara perlahan hingga mencapai 200oC, produk yang dihasilkan pada proses ini adalah crude sodium salicylate.
Crude sodium saliyclate dilarutkan dengan air dan dilakukan penggendapan dengan mineral acid, seperti sulfuric acid, penambahan asam berfungsi untuk mengendapkan asam salisilat yang kemudian dilakukan pemurnian (Markham J.H, 1919).
Berikut ini merupakan reaksi yang digunakan pada proses pembuatan asam salisilat (C6H4(OH)COOH) dengan mengunakan proses Kolbe:
C6H5OH(Aq) + NaOH(Aq) → C6H5ONa(S) + H2O(L) C6H5ONa(S) + CO2(gas) → C6H5OCO2Na(s)
C6H5OCO2Na(s) → C6H4 (OH) (COONa)(s)
2. Proses Kolbe – Schmitt
Proses Kolbe – Schmitt adalah proses lanjutan yang telah dilakukan oleh Kolbe dan Lautemann. Proses Kolbe – Schmitt merupakan proses yang paling sering digunakan untuk mensintesis asam salisilat. Pada proses Kolbe – Schitt, produk berupa asam salisilat dihasilkan dengan cara mereaksikan fenol (C6H5OH) dengan sodium hydroxide (NaOH). Rasio molar reaksi yang digunakan antara fenol dengan sodium hydroxide yaitu 1:1, selain menghasilkan sodium phenolate, reaksi tersebut juga akan menghasilkan produk samping berupa air (H2O) (US Patent No. 4.376.867, 1983).
Sodium phenolate (C6H5ONa) dan carbon dioxide dimasukan ke dalam reactor. Sehingga membentuk sodium salicylate pada suhu 100oC, setelah itu temperatur akan naik secara perlahan hingga mencapai 170oC. Sodium saliylate (C6H4(OH)(COONa)) yang terbentuk dilarutkan dengan menggunakan air untuk mendapatkan asam salisilat yang murni. Sodium saliylate yang terbentuk, kemudian dilakukan pengasaman dengan penambahan mineral acid seperti sulfuric acid (H2SO4). Pengasaman sendiri dilakukan pada dissolving tank setelah itu, sodium saliylate masuk ke dalam centrifuge dan rotary dryer sehingga menghasilkan asam salisilat (Kirk-Othmer, 2006).
C6H5OH(Aq) + NaOH(Aq) → C6H5ONa(S) + H2O(L) C6H5ONa(S) + CO2(gas) → C6H5OCO2Na(s)
C6H5OCO2Na(s) → C6H4 (OH) (COONa)(s)
C6H4 (OH) (COONa)(S) + H2SO4(Aq) → C6H4 (OH) (COOH)(S) + Na2SO4(L) Sumber : (R.Poliakoff, 1961)
B. Perbandingan Proses 1. Proses Kolbe
2. Proses Kolbe – Schmitt
Pada proses Kolbe – Schitt, produk berupa asam salisilat dihasilkan dengan cara mereaksikan fenol (C6H5OH) dengan sodium hydroxide (NaOH). Rasio molar reaksi yang digunakan antara phenol dengan sodium hydroxide yaitu 1:1, selain menghasilkan sodium phenolate, reaksi tersebut juga akan menghasilkan produk samping berupa air (H2O).
Berdasarkan US Patent No. 4.376.867 tahun 1983, NaOH yang digunakan untuk tahapan reaksi ini adalah 50% (w/w). Sehingga NaOH padatan yang dibeli harus diencerkan terlebih dahulu dengan menambahkan air dengan perbandingan 1:1. fenol dan sodium hydroxide direaksikan membentuk sodium phenolate, kemudian sodium phenolate direaksikan dengan carbon dioxide pada suhu 100oC, setelah itu temperatur akan naik secara perlahan hingga mencapai 170oC pada tekanan 5 bar, yang selanjutnya dilakukan penambahan mineral acid dan pemurnian produk sehingga menghasilkan asam salisilat.
C. Pemilihan Proses
1. Berdasarkan Tinjauan Ekonomi a. Proses Kolbe
Tabel 2.1 Harga Bahan Baku dan Produk Kolbe Process
No Komponen Harga
(USD/Kg)
Harga (Rp/Kg)
1 C6H5OH 2,403 34.576,171
2 NaOH 0,8854 12.742,002
3 CO2* -
4 H2SO4 0,3677 5.292,099
5 C6H4(OH)(COOH) 6,800 97.858,80
Sumber : - //www.ICIS.com, diakses pada tanggal 8 September 2015. -Kurs 1 USD = Rp14.391,000
//www.bi.go.id/id/monoter/informasi.kurs/transaksi.bi/default, diakses pada tanggal 8 September 2015.
C6H5OH(Aq) + NaOH(Aq) → C6H5ONa(S) + H2O(L) C6H5ONa(S) + CO2(gas) → C6H5OCO2Na(s)
C6H5OCO2Na(s) → C6H4 (OH) (COONa)(s)
C6H4 (OH) (COONa)(S) + H2SO4(Aq) → C6H4 (OH) (COOH)(S) + Na2SO4(L)
BM : 94 + 2(40) + 44 + 98 138 + 142 + 2(18)
M + 158,978 + 79,489 +79,489 - + - + -
B 54,847 + 109,694 + 54,847 + 54,847 54,847 + 54,847 + 27,423 S 24,642 + 49,284 + 24,642 + 24,642 54,847 + 54,847 + 27,423
Mol
Yield yang dihasilkan = 50%
Massa = 40.000 Ton/Tahun = 40.000.000 Kg/ Tahun =
= 5050,5050 Kg/Jam / 50% Massa = 10101,0101 Kg/ Jam
Mol
= 10101,0101 Kg/ Jam / 138,12407 Kg/Kmol
% Konversi
69%
umpan Kmol/Jam
Massa C6H5OH =
(87.378.631,7199 Kg/ Tahun)
Mol NaOH umpan =
= 211,9709 Kmol/Jam
Massa NaOH = mol NaOH x BM
= 211,9709 Kmol/Jam x 40 Kg/Kmol
= 8478,2381 Kg/ Jam (74.269.365,4739 Kg/ Tahun)
Mol CO2 umpan = = 105,9855Kmol/Jam
Massa CO2 = mol CO2 x BM
= 105,9855 Kmol/Jam x 44 Kg/Kmol
= 4.664,4154 Kg/ Jam (40.860.279,1277 Kg/ Tahun)
Mol H2SO4 umpan = = 105,9855 Kmol/Jam
= 105,9855 x 98 Kg/Kmol
= 10.394,5826 Kg/ Jam (91.056.543,8044 Kg/Tahun)
Tabel 2.2. Harga Komponen/ Tahun Kolbe Process
No Komponen Massa
(Kg/Tahun)
Massa x Harga (Rp/Tahun) 1 C6H5OH
87.378.631,7199 1.438.675.468.644,5500
2 NaOH
74.269.365,4739 946.340.434.848,9630 3 CO2*
40.860.279,1277 0,0000 4 H2SO4
91.056.543,8044 546.646.925.773,7100 5 C6H4(OH)(COOH)
40.000.000,0000 4.312.100.800.000,0000
b. Proses Kolbe – Schmitt
Tabel 2.3 Harga Bahan Baku dan Produk Kolbe – Schmitt Process
No Komponen Harga
(USD/Kg)
Harga (Rp/Kg)
1 C6H5OH 2,403 34.576,171
2 NaOH 0,8854 12.742,002
3 CO2* -
4 H2SO4 0,3677 5.292,099
5 C6H4(OH)(COOH) 6,800 97.858,80
Sumber : - //www.ICIS.com, diakses pada tanggal 8 September 2015. -Kurs 1 USD = Rp14.391,000
//www.bi.go.id/id/monoter/informasi.kurs/transaksi.bi/default, diakses pada tanggal 8 September 2015.
C6H5OH(Aq) + NaOH(Aq) → C6H5ONa(S) + H2O(L) C6H5ONa(S) + CO2(gas) → C6H5OCO2Na(s)
C6H5OCO2Na(s) → C6H4 (OH) (COONa)(s)
C6H4 (OH) (COONa)(S) + H2SO4(Aq) → C6H4 (OH) (COOH)(S) + Na2SO4(L)
M + 66,361+ + - + - + -
B 28,867 + 57,734+ 28,867 +28,867 28,867 + 28,867 + 14,4335 S 4,313 + 8,627 + 4,313 + 4,313 28,867 + 28,867 + 14,4335
Mol
Yield yang dihasilkan = 95%
Massa = 40.000 Ton/Tahun = 40.000.000 Kg/ Tahun =
= 5050,5050 Kg/Jam / 95% Massa = 5.316,3211 Kg/ Jam
Mol
= 5.316,3211 Kg/ Jam / 138,12407 Kg/Kmol
= 38,4895 Kmol/Jam
% Konversi
87%
umpan Kmol/Jam
Massa C6H5OH =
Mol NaOH umpan =
= 88,4815 Kmol/Jam
Massa NaOH = mol NaOH x BM
= 88,4815 Kmol/Jam x 40 Kg/Kmol
= 3.539,0104 Kg/ Jam (31.001.731,5045 Kg/ Tahun)
Mol CO2 umpan =
= 44,2408 Kmol/Jam
Massa CO2 = mol CO2 x BM
= 44,2408 Kmol/Jam x 44 Kg/Kmol
= 1.947,0337 Kg/ Jam (17.056.014,8809 Kg/ Tahun)
Mol H2SO4 umpan = = 44,2408 Kmol/Jam
Massa H2SO4 = mol H2SO4 x BM
= 44,2408 Kmol/Jam x 98 Kg/Kmol
Tabel 2.4. Harga Komponen/ Tahun Kolbe – Schmitt Process
No Komponen Massa
(Kg/Tahun)
Massa x Harga (Rp/Tahun) 1 C6H5OH
36.473.839,0119 1.261.125.683.040,5100
2 NaOH
31.001.731,5045 395.024.137.958,7320 3 CO2*
17.056.014,8809 0,0000 4 H2SO4
38.009.083,6207 201.147.834.320,0210 5 C6H4(OH)(COOH)
40.000.000,0000 3.914.352.000.000,0000
Jadi selisih harga produk dan bahan baku sebesar: = Harga Produk – Harga Bahan Baku = Rp 2.057.054.344.680,7400 /Tahun
2.. Berdasarkan Tinjauan Termodinamika
ΔH menunjukkan panas reaksi yang dihasilkan selama proses berlangsungnya reaksi kimia. Besar atau kecil nilai ΔH tersebut menunjukan jumlah energi yang dibutuhkan maupun dihasilkan. ΔH bernilai positif (+) menunjukan bahwa reaksi tersebut membutuhkan panas untuk berlangsungnya reaksi sehingga
Tabel 2.5 Data Energi Pembentukan pada Suhu 25 OC
Komponen ΔHf 298 (Kj/Kmol)
C6H5OH -96670
NaOH -469150
CO2 -393770
H2SO4 -909300
C7H6O3 -365210
Na2SO4 -1387000
H2O -285830
Sumber: (Perry, 2008),(Coulson, 2003),(Yaws, 1996), (David R. Lide,2005).
Diketahui data energi bebas Gibbs (ΔGf°) pada 25 oC untuk masing – masing komponen :
Tabel 2.6. Data Energi Bebas Gibbs pada Suhu 25OC
Komponen ΔGf 298 (Kj/Kmol)
C6H5OH -33125
NaOH -379494
CO2 -394380
H2SO4 -744500
C7H6O3 -466350
Na2SO4 -1268400
H2O -237553
Reaksi pada suhu 298K:
∆Hrx = (∆Hproduk - ∆Hreaktan) 298
∆H298 = (∆H298 C6H4 (OH) (COOH) + ∆H298 Na2SO4 +∆H298 2H2O) – (∆H298 C6H5OH + ∆H298 2 NaOH + ∆H298 CO2 + ∆H298 H2SO4)
∆H298 = ((-365210) + (-1387000) + (2 x-285830)) – (-96670 +(2 x-469150) + (-39377+(-285830)
∆H298 = -340.223 Kj/Kmol
∆Grx = (∆Hproduk - ∆Hreaktan) 298
∆G298 = (∆G298 C6H4 (OH) (COOH) + ∆G298 Na2SO4 +∆G298 2H2O) – (∆G298 C6H5OH + ∆G298 2 NaOH + ∆G298 CO2 + ∆G298 H2SO4)
∆G298 = ((-466350) + (-1268400) + (2 x -237553)) – ((-33125) + (-379494 x 2) + (-39380) + (-744500)
Dari persamaan reaksi:
Maka untuk menentukan ΔHro
digunakan persamaan Smith & Van Ness (4-4), (4-19) 6 edition page 132:
….. (2.1)
∫
Dimana :
….. (2.2)
∫
….. (2.3)
∫ ∫
[image:58.612.143.499.481.655.2]….. (2.4) a. Proses Kolbe
Tabel 2.7. Data Cp (Kj/Kmol.K) Masing – masing Komponen
Komponen A B C D
C6H5OH 38,6220 1,0983 -2,49 x 10-3 2,28 x 10-7 NaOH -31,8000 0,8455 -3,07 x 10-3 5,07 x 10-6 CO2 27,4370 0,0423 -1,96 x 10-5 6,00 x 10-9 H2SO4 9,4860 0,3380 -3,81 x 10-4 2,13 x 10-7 C7H6O3 36,7800 0,3199 3,79 x 10-4
Na2SO4 -8,0400 0,9340 -2,24 x 10-3 2,14 x 10-6 H2O 33,9330 -0,0084 2,99 x 10-5 -1,78 x 10-8
Sehingga dapat dihitung:
∆A = ΣAproduk - ΣAreaktan
∆A = (36,7800+ (-8,0400) + (2 x 33,9330)) - ((38,6220) + (2 x-31,8000) + (27,4370) + (9,4860))
∆A = 84,6610 Kj/Kmol.K
∆B = ΣBproduk - ΣBreaktan
∆B = (0,3199+ 0,9340+ (2 x-0,0084)) + (1,0983- (2 x 0,8455) + 0,0423+ 0,3380)
∆B = -1,9325 Kj/Kmol.K
∆C = ΣCproduk - ΣCreaktan
∆C = ((3,79 x 10-4) + (-2,24 x 10-3) + ( 2 x (2,99 x 10-5)) – ((2,49 x 10-3) + (2x (-3,07 x 10-3)) + (-1,96 x 10-5) + (-3,81 x 10-4))
∆C = 0,0022 Kj/Kmol.K
∆D = ΣDproduk - ΣDreaktan
∆D = ((2,14 x 10-6) + (2 x (-1,78 x 10-8))) - ((2,28 x10-6) + (2 x (5,07 x 10 -6
)) + (6,00 x 10-9) + ( 2,13 x 10-7))
Untuk menentukan ΔHro
digunakan persamaan (2.2) :
∫
∫
∫
∫ = -466.815,2391 KJ
Maka:
∫
∆Hro = -340.223+ (-466.815,2391)
∆Hro = -807.038 KJ
Untuk menentukan ΔGro
digunakan persamaan (2.4) :
∫ ∫
∫
Sehingga didapatkan ∫ = -131.401,6825 Kj
Maka:
-578.242 Kj
b. Proses Kolbe – Schmitt
Sehingga dapat dihitung:
∆A = ΣAproduk - ΣAreaktan
∆A = (36,7800+ (-8,0400) + (2 x 33,9330)) - ((38,6220) + (2 x-31,8000) + (27,4370) + (9,4860))
∆A = 84,6610 Kj/Kmol.K
∆B = ΣBproduk - ΣBreaktan
∆B = (0,3199+ 0,9340+ (2 x-0,0084)) + (1,0983- (2 x 0,8455) + 0,0423+ 0,3380)
∆B = -1,9325 Kj/Kmol.K
∆C = ΣCproduk - ΣCreaktan
∆C = ((3,79 x 10-4) + (-2,24 x 10-3) + ( 2 x (2,99 x 10-5)) – ((2,49 x 10-3) + (2x (-3,07 x 10-3)) + (-1,96 x 10-5) + (-3,81 x 10-4))
∆C = 0,0022 Kj/Kmol.K
∆D = ((2,14 x 10-6) + (2 x (-1,78 x 10-8))) - ((2,28 x10-6) + (2 x (5,07 x 10 -6
)) + (6,00 x 10-9) + ( 2,13 x 10-7))
∆D = -1,05 x 10-5 Kj/Kmol.K
Untuk menentukan ΔHro
digunakan persamaan (2.2) :
∫
∫
( )
∫
∫ = -384.711,2376 KJ
Maka:
∫
∆Hro = -340223+ (-384.711,2376)
Untuk menentukan ΔGro
digunakan persamaan (2.4) :
∫ ∫
∫
Sehingga didapatkan ∫ Kj
Maka:
∫ ∫
Tabel 2.8. Perbandingan Proses Pembuatan Asam Salisilat
Kriteria Proses
Kolbe Kolbe - Schmitt
Bahan Baku - Phenol
- Sodium Hydroxide - Dry Carbon Dioxide - Sulfuric Acid
- Phenol
- Sodium Hydroxide - Dry Carbon Dioxide - Sulfuric Acid
Suhu (oC) 200 170
Tekanan (atm) 6 6
Yield (%) 50 95
Produk Samping p-hydrobenzoic acid 4-hydroxybenzoic acid
∆Hro (KJ) - 807.038 - 724.934
∆Gro (KJ) -578.242 - 521.404
Keuntungan Rp. 1.047.455.849.939,8200/Thn Rp. 2.057.054.344.680,7400 / Thn
Berdasarkan tabel 2.8 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Yield yang diperoleh pada proses Kolbe sebesar 50 % sedangkan yield pada proses Kolbe – Schmitt adalah 95 %, hal ini menandakan bahwa yield pada proses Kolbe – Schmitt lebih tinggi dari pada proses Kolbe sehingga produk yang didapat akan lebih banyak.
3. Pada proses Kolbe suhu yang digunakan lebih besar yaitu 200 oC yang berdampak pada penggunaan energi yang lebih besar, sedangkan pada proses Kolbe – Schmitt suhu yang digunakan sebesar 170 oC.
4. Keuntungan yang diperoleh pada proses Kolbe – Schmitt lebih besar bila dibandingkan dengan proses Kolbe (Perhitungan Ekonomi Kasar)
Berdasarkan kedua proses di atas, dipilih proses kedua yaitu proses Kolbe – Schmitt.
D. Uraian Singkat Proses
Proses pembuatan asam salisilat secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam salisilat adalah fenol (C6H5OH) dan sodium hydroxide (NaOH). Berdasarkan US Patent No. 4.376.867 tahun 1983, NaOH yang digunakan untuk tahapan reaksi ini adalah 50% (w/w). Sehingga NaOH padatan yang dibeli harus diencerkan terlebih dahulu dengan menambahkan air dengan perbandingan 1:1.
2. Proses Pembentukan Sodium Salicylate
Setelah penghilangan air pada crude sodium phenolate, sodium phenolate yang terbentuk kemudian direaksikan dengan carbon dioxide pada reactor 301 dengan temperatur yang digunakan 100oC, setelah itu temperatur akan naik secara perlahan hingga mencapai 170oC, sehingga menghasilkan sodium salicylate di reactor 302.
Sodium salicylate yang terbentuk selanjutnya dilakukan penambahan air proses pada dissolving tank, air berfungsi untuk menghasilkan suatu konsentrat di dalam larutan sodium salicylate kemudian sodium salicylate masuk ke dalam centrifuge untuk mengurangi kadar air sebelum masuk ke dalam reactor 401.
3. Proses Pembentukan Asam Salisilat
Konsentrat sodium salicylate akan masuk ke dalam reactor 401 yang selanjutnya dilakukan penambahan mineral acid seperti sulfuric acid. Sulfuric acid yang digunakan sebesar 60% dengan temperatur reaksi 60 oC, sulfuric acid berfungsi untuk mengendapkan asam salisilat, sehingga didapatkan asam salisilat dan by product berupa Na2SO4
4. Purifikasi Produk
untuk melarutkan Na2SO4, kemudian asam salisilat dikeringkan dalam rotary dryer, sehingga akan didapatkan asam salisilat dengan kemurnian 99,5%.
5. Penyimpanan dan Penjualan Produk
Produk asam salisilat yang sudah berupa kristal disimpan dalam kantong polypropylene dengan berat 25 Kg, yang kemudian dijahit dan siap untuk distribusikan dengan menggunakan truk container.
6. Produk Samping
Gambar 2.1. Blok Diagram Pembuatan Asam Salisilat Dengan Proses Kolbe. VESSEL
NaOH
MIXING
METAL RETORT
Sodium Salicylate
PURIFICATION
Salicylic Acid Phenol
Dry Carbon Dioxide
Mineral Acid
Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Asam Salisilat Dengan Proses Kolbe - Schmitt Dissolving Tank
NaOH
Sodium Phenolate Reactor
Sodium Salicylate Reactor
Sodium Salicylate Reactor
Centrifuge
Dryer Phenol
Carbon Dioxide
H2SO4
Water
III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
A.Bahan Baku 1. Fenol (Phenol)
Nama Lain : Carbolic acid, benzenol, phenylic acid, hydroxybenzene, phenic acid
Rumus Molekul : C6H5OH Rumus Bangun : OH
BM : 94 gr/mol
Wujud : Cair
Warna : Tak berwarna
Densitas : 1,07 gr/cm3 (20°C) Titik Didih : 182 ºC (1 atm) Titik Leleh : 40,5 oC
Komposisi : 99,99% C6H5OH (0,01 % H2O) Kelarutan : 1 gr/ 15 ml H2O
2. Sodium Hidroksida ( Sodium Hydroxide )
Nama Lain : Sodium oxidanide, Caustic soda, Lye, Ascarite, White caustic Sodium hydrate Rumus Molekul : NaOH
BM : 40 gr/mol
Wujud : Padat
Warna : Putih
Densitas : 2,13 gr/cm3 (25 oC) Titik Didih : 1390 oC
Titik Leleh : 318,4 oC
Komposisi : 98% NaOH ( 2% H2O)
Gambar 3.1. Diagram kelarutan NaOH
(Sumber : Perry’s Ed 8th
, 2008) 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
0 20 40 60 80
S o lu b il ity (g/100 g H 2 O)
Temperature (oC)
[image:71.595.141.510.137.714.2]Solubility diagram for NaOH
3. Karbon dioksida (Carbon dioxide)
Nama Lain : Carbonic acid gas, Carbonic anhydride, Carbonic oxide, Carbon oxide, Carbon(IV) oxide, Dry ice (solid phase)
Rumus Molekul : CO2 Rumus Bangun : C
O O
BM : 44 gr/mol
Wujud : Gas (25oC)
Warna : Tak berwarna
Densitas : 1,539 gr/cm3 (25 °C) Titik Didih : -78,5 oC
Titik Leleh : -56,6 oC
Komposisi : 99,7 % CO2 (0,3% H2O)
(Sumber : Perry’s Ed 8th, 2008)
B.Bahan Pembantu
1. Asam Sulfat ( Sulfuric Acid )
Rumus Molekul : H2SO4 Rumus Bangun : O
BM : 98 gr/mol
Wujud : Cair (30°C; 1 atm)
Warna : Bening, tidak berwarna
Densitas : 1,834 gr/m3 Titik Didih : 340 ºC Titik Leleh : 10,49 ºC
Komposisi : 98% H2SO4 (2% H2O)
(Sumber : Perry’s Ed 8th
, 2008)
2. Air
Rumus Molekul : H2O
Rumus Bangun : O
H H
BM : 18 kg/kmol
Wujud (25°C; 1 atm) : Cair
Warna : Jernih, tidak berwarna
Densitas (25°C) :1 g/cc Titik Didih : 100 oC
C.Produk
1. Produk Intermediet
a. Sodium Phenolate
Nama Lain : Sodium Phenoxide
Rumus Molekul : C6H5ONa
Rumus Bangun :
BM : 170 kg/kmol
Wujud : Cair
Warna : Putih
Densitas : 1,27 gr/cm3 (20°C) Titik Leleh : 65 oC
Titik Didih : 181,8 ºC (1 atm)
Gambar 3.2. Diagram kelarutan Sodium Phenolate 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
0 10 20 30 40 50 60
S o lu b il ity (g/100 g H 2O)
[image:74.595.138.494.84.694.2]Temperatur (oC)
b. Sodium Phenyl Carbonate
Nama Lain : Sodium Phenoxide
Rumus Molekul : C6H5(OCO2)(Na)
BM : 160 kg/kmol
Wujud : Cair
Warna : Putih
Densitas : 0,994 gr/cm3 (20°C)
c. Sodium Salicylate
Rumus Molekul : C6H4(OH)(COONa)
Rumus Bangun :
BM : 160 kg/kmol
Wujud : Cair
Warna : Putih
2. Produk Utama
Asam Salisilat ( Salicylic Acid )
Nama Lain : 2-Hydroxybenzoic acid Rumus Molekul : C7H6O3
Rumus Bangun :
BM : 138 kg/kmol
Wujud : Padat, monoclinic crystal (30°C; 1 atm)
Warna : Putih
Densitas : 1,443 gr/cm3 (20°C) Titik Leleh : 159 oC
Titik Didih : 255,85 ºC (1 atm)
Gambar 3.3. Diagram kelarutan Asam Salisilat
(Sumber : Othmer Ed 4th , 1999 ; Mullin, 2001 )
3. Produk Samping
a. Natrium Sulfat ( Sodium Sulfate ) Rumus Molekul : Na2SO4
Rumus Bangun : Na+ O- Na+ O S O O-
BM : 142 gr/mol
Wujud : Padat
Warna : Putih
Densitas : 2,664 gr/cm3 Titik Didih : 1.429 ºC Titik Leleh : 884 ºC
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 50 100 150
S o lu b il ity (g/100 g H2 O)
Temperature (oC)
Solubility diagram for Salicylic Acid
Gambar 3.4. Diagram Kelarutan Na2SO4
(Sumber : Perry’s Ed 8th
, 2008)
b. 4-HBA ( 4- Hydroxybenzoic acid) Rumus Molekul : C7H6O3
Rumus Bangun :
BM : 138 gr/mol
Wujud : Padat
Warna : Putih
Densitas : 1,497 gr/cm3 (20 oC) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
0 10 20 30 40
S o lu b il ity (g/100 g H 2 O)
Temperature (oC)
Solubility diagram for Na2SO4
Titik Leleh : 215 ºC
Gambar 3.5. Diagram Kelarutan 4- - HBA
(Sumber : Perry’s Ed 8th
, 2008 ; Mullin, 2001) 0
10 20 30 40 50 60
0 50 100 150
S
olub
il
ity
(g
/100
g
H2
O)
Temperature (oC)
Solubility diagram for 4-HBA
V. SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses
1. Tangki Asam Sulfat (ST - 101)
Tabel 5. 1. Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (ST - 101)
Alat : Tangki penyimpan Asam Sulfat
Kode : ST-101
Fungsi : Menyimpan Asam Sulfat
Bentuk : Silinder tegak (vertical) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical
Kapasitas : 331,4264 m3
Dimensi : Diameter shell (D) 30 ft Tinggi shell (Hs) 24 ft Tebal shell (ts) 0,6250 in Tinggi atap 5,3301 ft
Tebal head 1 in
Tinggi total(Ht) 29,3301 ft Tekanan Desain 29,6400 psi
Bahan : Stainless Steel SA-240 grade S
2. Tangki Fenol (ST-102)
Tabel 5.2. Spesifikasi Tangki Fenol (ST-102)
Alat : Tangki penyimpan Fenol
Kode : ST-102
Fungsi : Menyimpan Fenol
Bentuk : Silinder tegak (vertical) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical
Kapasitas : 754,3140 m3
Dimensi : Diameter shell (D) 40,0000 ft Tinggi shell (Hs) 30,0000 ft Tebal shell (ts) 0,3750 in Tinggi atap 7,0235 ft Tebal head 1,0000 in Tinggi total(Ht) 37,0235 ft Tekanan Desain 26,3404 psi
Bahan : Stainless Steel SA-240 grade S
Jumlah : Dua
[image:81.595.115.526.148.521.2]3. Solid Storage (S-101)
Tabel 5.3. Spesifikasi Alat Solid Storage (S-101)
Alat : Solid Storage
Kode Alat : S-101
Fungsi : Menyimpan NaOH 98% dalam fasa solid selama 10 hari
Tipe : Silo Storage
Kapasitas : 282,7147 m3
Diameter konis bawah (d) Tebal shell (ts)
Tebal konis (tc) Tinggi storage (Ht)
= = = = 9,0752 0,75 1,25 34,0580 ft in in ft Tekanan Desain : 48,9849 psi
Bahan konstruksi : Stainless Steel SA – 167 Grade 11 Type 316
Jumlah : 1 buah
4. Tangki Pelarutan (DT-101)
Tabel 5.4. Spesifikasi Tangki Pelarutan (DT-101) Alat : Dissolving Tank
Kode : DT - 101
Fungsi : Untuk melarutkan NaOH 98% dengan H2O sehingga diperoleh : larutan NaOH 50%
Suhu : 90 C Tekanan : 1 atm
Tipe Tangki : Vertical Tank, Elliptical Flanged and Dished head Dimensi Shell :
Diameter shell (D) 5,0000 ft Tinggi shell (Hs) 9,5605 ft Tebal shell (ts) 0,1875 in Dimensi Pengaduk :
Tipe Pengaduk Marine propeller 3 Blade Putaran Pengaduk 155 rpm
Daya Pengaduk 3,6233 Hp Dimensi Coil :
Diame