• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit di RS.Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit di RS.Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada An.A dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit

di Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Rafikah Lingga 102500019

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)

Lembar Pengesahan

KARYA TULIS ILMIAH

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit di RS.DR.Pirngadi Medan”.

Selama proses pengambilan kasus dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan USU, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU dan Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan USU, Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap S.Kp, MNS selaku Pembantu dekan III Fakultas Keperawatan USU, Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan USUBapak Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan USU. Terima kasih juga diucapkan kepada Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan nasehat kepada penulis serta selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, kepada Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji saat sidang Karya Tulis Ilmiah ini, dan seluruh staf dosen Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat sebagai bekal dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, dan seluruh staf administratif kampus Keperawatan USU yang telah memberikan bantuan administrasi dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Terima kasih juga diucapkan kepada RS.Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin untuk pengambilan kasus ini, buat seluruh perawat di Ruang IX yang telah membantu dalam melakukan pengambilan kasus, serta kepada pasien dan keluarga yang telah bersedia berpartisipasi dalam pengambilan kasus dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Semua teman-teman DIII Keperawatan USU stambuk 2010 tanpa

terkecuali, terima kasih buat dorongan semangat yang telah diberikan. Juga kepada semua abang/kakak senior dan adek-adek junior di Fakultas Keperawatan USU, terima kasih buat perhatian yang telah diberikan.

(4)

perbaikan dan sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang berharga bagi dunia keperawatan.

Medan, Juli 2013 Hormat Saya

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit 1. Definisi ... 4

2. Volume Dan Distribusi Cairan Tubuh ... 4

3. Komposisi Cairan Tubuh ... 6

4. Fungsi Cairan ... 6

5. Konsentrasi Cairan Tubuh... 6

6. Tekanan Cairan ... 7

7. Pergerakan Cairan Tubuh ... 7

8. Keseimbangan Cairan ... 8

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi keseimbangan Cairan dan Elektrolit ... 8

10.Pengaturan Keseimbangan Cairan ... 9

11.Cara Pengeluaran Cairan ... 10

12.Pengaturan Elektrolit ... 11

13.Masalah Kesimbangan Cairan... 12

14.KetidakSeimbangan Asam Basa………13

15.Kelainan Elektrolit dan Metabolik ... 14

16Pengkajian ... 17

17Diagnosa Keperawatan... 19

(6)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian ... 23

2. Analisa Data ... 35

3. Rumusan Masalah ... 37

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional ... 39

5. Pelaksanaan Keperawatan ... 40

6. Evaluasi ... 40

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 41

B. SARAN ... 41

(7)

.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam tubuh individu yang sehat sekitar 69% dari barat badannya terdiri dari air dan secara umum dianggap terdapat dalam dua kompartemen utama yakni cairan intraselular dan ekstraselular. Kompartemen cairan ekstraselular dapat dibagi lagi menjadi cairan interstisial dan intravascular.

Kurang lebih 2/3 dari jumlah air tubuh adalah cairan intraselular dan sisanya adalah cairan ekstraselular; 2/3 dari cairan ekstraselular adalah cairan interstisial dan sisanya cairan intravascular. Jadi dalam tubuh seorang dewasa normal dengan berat badan 70 kg mengandung cairan tubuh kurang lebih 42 liter, 28 liter adalah cairan intraselular dan 14 liter adalah cairan ekstraselular; dan dari cairan ekstraselular tersebut, 4 liter adalah intravascular (volume plasma) dan sisanya adalah cairan

intravascular dan cairan interstisial.

Air memiliki molekul yang kecil, sangat mudah berdifusi, dan bersifat polar, sehingga berkohesi satu dengan lainya membentuk benda cair dan bukan gas, serta memiliki sifat-sifat termal vital lainya.

(8)

Aliran masa adalah gerakan bersama dari masa larutan dalam arah

suatu gradien tekanan hidrostatik dengan kecepatan yang juga tergantung pada resistensi mekanik aliran. Difusi adalah hasil gerakan tak teratur molekul-molekul secara individual yang berakibat menguraikan akumulasi local dari molekul jenis apapun asalkan molekul tersebut dapat bergerak bebas. Ini berarti suatu zat cenderung bergerak pada setiap gradient konsentrasi yang ada. Difusi sendiri pada cairan hanya penting untuk pergerakan jarak pendek meski pada gas gerakanya cepat, namun difusi merupakan dasar penting untuk mengerti osmosis. Osmosis dapat diartikan sebagai gerakan difusional pelarut pda gradient konsentrasinya sendiri yaitu gradien yang dihasilkan oleh ketidaksamaan distribusi zat terlarut.

A. Tujuan umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan gangguan kabutuhan dasar cairan dan elektrolit

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pasien pada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Untuk mengetahui Analisa data asuhan keperawatan pasien pada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

3. Untuk mengetahui Rumusan masalah asuhan keperawatan pasien gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

4. Untuk mengetahui perencanaan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

5. Untuk mengetahui implementasi asuhan keperawatan pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

(9)

B. Manfaat 1. Bagi penelitian

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk melakukan asuhan keperawatan bagi pasien dengan gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit

2. Bagi instansi kesehatan

Diharapkan hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi instansi dalam memberikan penyuluhan dan informasi atau masukan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan khususnya bagi pasien yang mengalami gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit

3. Bagi instansi pendidikan

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1. Defenisi

Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostasis.tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang yang tersebar didalam sel maupun diluar sel.namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak.

2. Volume dan distribusi cairan tubuh a. Volume cairan tubuh

Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita.jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak,badan dan usia.lemak jaringa sangat sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih

banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW dimana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya.sebagai contoh, bayi baru lahir memiliki TBW 70-80% dari BB; usia 1 tahun 60% dari BB; usia pubertas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB; usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB; sedangkan pada usia diatas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.

(11)

Dalam praktek, pengukuran aktivitas osmotic dipermudah oleh adanya pengaruh konsentrasi zat terlarut pada penurunan titik beku larutan. Satuan aktivitas osmotik (sesuai dengan jumlah molar semua zat terlarut jika semuanya dapat diketahui) disebut osmol (osm). Senyawaan ionic menghasilkan aktivitas osmotic sebanding dengan jumlah partikel sebanding dengan hasil disosiasinya. Sebagai contoh 100 mM larutan senyawa non ionic (missal, gula) akan menghasilkan tekanan osmotik yang sama seperti 50 mM larutan senyawa yang setiap molnya berdisosiasi penuh menjadi dua ion (misalnya, NaCL) atau 33 mM senyawa yang menghasilkan tiga ion dari setiap molnya (misal CaCl2).

Walaupun dapat mengungkapkan aktivitas osmotik per liter larutan, yaitu osmolaritas, namun terdapat keuntungan menggunakan satuan osmolalitas, yaitu osmol per kg air, khususnya karena satuan ini tak tergantung kepada temperature. Osmolalitas 1 osm/kg menghasilkan tekanan osmotic 22,4 atmosfer dan menurunkan titik beku sebesar 1,860C. satuan praktis tekanan osmotik untuk cairan tubuh adalah mosm/kg,

osmolalitas normal sel dan cairan tubuh berada tepat dibawah 300 mos/kg

b. Distribusi cairan

(12)

3. Komposisi cairan tubuh Cairan tubuh mengandung :

- Oksigen yang berasal dari paru-paru;

- Nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan; - Produk metabolism seperti karbondioksida;

- Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul atau disebut juga elektrolit.seperti misalnya sodium klorida dipecah

menjadi satu ion natrium atau sodium (Naᶧ) dan satu ion chlorida (Cl⁻).

Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negative disebut anion.

4. Fungsi cairan

a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh.

b. Transfor nutrisi ke sel.

c. Transfor hasil sisa metabolisme. d. Transfor hormon.

e. Pelumas antar organ.

f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskular. 5. Konsentrasi cairan tubuh

a. Osmolaritas

Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter larutan, di ukur dalam miliosmol.osmolaritas ditentukan oleh jumlah partikel terlarut per kilogram air.dengan demikian osmolaritas menciptakan tekanan osmotic sehingga mempengaruhi pergerakan cairan.

(13)

b. Tonisitas

Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan air dari kompartemen ke kompartemen yang lain.beberapa istilah yang terkain dengan tonisitas adalah sebagai berikut :

- Larutan isotonic yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas sama efektifnya dengan cairan tubuh misalnya NaCl 0,95, ringer laktat, dan larutan 5% dextrose dalam air.

- Larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih besar dari cairan tubuh, misalnya larutan 0,45% NaCl dan larutan 0,33 NaCl.

- Larutan hipotonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih kecil dari cairan tubuh misalnya larutan 5% dextrose dalam saline normal (D5NS), 5% dextrose dalam 0,45% NaCl (D5 ½ Ns), dan 5% dextrose dalam ringer laktat (D5 RL).

6. Tekanan cairan

Perbedaan lokasi antara di interstisial dan pada ruang vascular

menimbulkan tekanan cairan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik atau osmotic koloid.tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabakan karena volume cairan dalam pembuluh darah akibat kerja dari organ tubuh.tekanan onkotik merupakan tekanan yang disebabkan karena plasma protein.

7. Pergerakan cairan tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses berikut ini : a. Difusi

(14)

sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperature

b. Osmosis

Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.

c. Transfor aktif

Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

8. Keseimbangan cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1800-2500ml/hari. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1200-1500ml/hari, feses 100ml, paru-paru 300-500ml, dan kulit 600-800ml.

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit

a. Usia

Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan, dan berat badan.

b. Temperatur lingkungan

(15)

c. Diet

Pada saat tubuh kekurangan nutrisi tubuh akan memecah cadangan energi.

d. Stress

Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menunkan produksi urine.

e. Sakit

Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan jantung, gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.

10.Pengaturan keseimbangan cairan a. Rasa dahaga

Mekanisme rasa dahaga:

 Penurunan fungsi ginjal merangasang pelepasan renin, yang pada

akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat

merangsang hipotalamus untuk melepaskan supstratneural yang bertanggung jawab terhadap sensasi haus.

 Osmoreseptor dihipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan

osmotic dan mengativasi

Jaringan syaraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga b. Antidiuretik hormon(ADH)

(16)

c. Aldosteron

Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan obsorpsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium serum, dan sistem renin-angiotensin serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.

d. Prostaglandin

Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi dalam merespons radang, pengendalian tekana darah, kontraksi uterus, dan mobilitas gastrointestinal. Dalam gimjal, prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium, dan efek ginjal pada ADH.

e. Glukokortikoid

Meningkatkan responsi natriun dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan pada keseimbangan volume darah.

11.Cara pengeluaran cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti: a. Ginjal

 Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima

170 liter darah untuk disaring setiap hari.  Produksi urine untuk semua usia 1ml/kg/jam.

 Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.

 Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH

dan aldesteron. b. Kulit

 Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang

merangsang aktivitas kelenjar keringat.

 Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,

(17)

 Disebut juga isensible water loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.

c. Paru-paru

 Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari

 Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respons terhadap

perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.

d. Gastrointestinal

 Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal

setiap hari sekitar 100-200 ml.

 Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15

cc/kg/BB/24jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan temperature 1 derajat Celsius.

12.Pengaturan elektrolit a. Natrium (sodium)

 Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan

ekstrasel

 Naᶧ memengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf, dan

kontraksi otot.

 Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran

urine. Normalnya sekitar 135-148 mEq/liter. b. Kallium (potassium)

 Merupakan kation utama cairan intrasel.

 Berfungsi sebagai esktabilitas neorumuskular dan kontrakksi otot.  Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesis protein,

pengaturan keseimbangan asam basa, karena ion Kᶧ dapat diubah menjadi ion hidrogen (Hᶧ). nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/liter.

c. Kalsium

 Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung,

pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi.

 Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan

(18)

 Hormon paratiroid mengapsorpsi kalsium melalui gastrointestinal,

sekresi melalui ginjal.

 Hormon tirokkalsitonim menghambat penyerapan Caᶧᶧ tulang.

d. Magnesium

 Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.

 Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochenia, dan

eksitabilitas muskular. Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/liter. e. Klorida

 Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, normalnya sekitar

95-105 mEq/liter. f. Bikarbonat

 HCO₃ adalah bufer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada

cairan ekstrasel dan intrasel.  Bikarbonat diatur oleh ginjal.

g. Fosfat

 Merupakan anion bufer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.

 Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular,

metabolisme karbohidrat, dan pengaturan asam basa.  Pengaturan oleh hormon paratiroid.

13.Masalah keseimbangan cairan a. Hipovolemia

Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolimia. Mekanisme kompensai pada hipovolemia adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung, dan tekanan vaskular), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Hipovelimia yang berlangsung lama dapat menimbulakan gagal ginjal akut.

(19)

jantung meningkat, temperatur meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak-anak adanya penurunan jumlah air mata. Pada pasien syok tampak pucat, denyut jantung cepat dan halus, hipotensi dan oliguri.

b. Hipervolemia

Adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:

 Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air;

 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air;  Kelebihan pemberian cairan;

 Perpindahan cairan intertisial ke plasma.

Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat, asites, edema, adanya ronkhi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.

c. Edema

Edema adalah kelebihan cairan dalam ruang intertisial yang terlokalisasi.

14.Ketidakseimbangan asam basa

Pada keadaan normal pH serum darah dipertahankan sekitar 7,35 -7,45 agar aktivitas sel dan reaksi kimia dapat berjalan secara optimal. Keseimbangan asam basa ditentukan oleh adanya kadar ion hidrogen dalam cairan intra sel maupun ekstrasel. Ion hidrogen adalahhasil akhir dari katabolisme karbohidrat, lemak, dan protein serta penguraian dari asam karbonat (H₂CO₃) yang merupakan senyawa CO₂ dengan air. Jika kadar pH

(20)

Ketidakseimbangan asam basa diklasifikasikan menjadi asidosis metabolic, asidosis respiratorik, alkalosis metabolic, dan alkalosis respiratorik.

a. Asidosis respiratorik

Disebabkan karena kegagalan sisitem pernafasan dalam membuang

CO₂ dari cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan pCO₂ arteri

diatas 45 mmHg dengan penurunan pH < 7,35

Penyebab : penyakit obstruksi, restriksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas pusat pernafasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dan lain-lain

b. Alkalosis respiratorik

Disebabkan karena kehilangan CO₂ dari paru-paru pada kecepatan

yang lebih tinggi dalam produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan

pCO₂ arteri < 35 mmhg, pH > 7,45.

Penyebab : hiperventilasi alveolar, ansietas, demam, meningitis, keracunan aspirin, pneumonia, dan emboli paru.

c. Asidosis metabolik

Tersedia akibat akumulasi abnormal pixed acid atau kehilangan

basa.ph arteri < 7,35, HCO₃ menurun dibawah 22 mEq/liter

Gejala : pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi, dan koma.

d. Alkalosis metabolik

Disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan rasa pada cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/liter dan pH arteri > 7,45.

Penyebab : mencerna sebagian besar basa (misalnya BaHCO₃,

(21)

15.Kelainan elekrolit dan metabolik : muntah, diare dan dehidrasi a. Muntah

Muntah didefenisikan sebagai ejeksi kuat dari isi lambung, penyebab tersering adalah gastroenteritis. Pada bayi, pikirkan refluks gastroesofagus, kebanyakan makan, obstruksi anatomis, dan infeksi sistemik. Pada anak, pikirkan infeksi sistemik, ingesti toksik, apendisitis, sindroma reye, dan pertusis. Jika muntah adalah gejala satu-satunya, pikirkan peninggian tekanan intracranial.

Penilaian. 1. Anamnesis

Nilai pola dan keparahan serta dehidrasi/malnutrisi yang menyertai. Jika neonates, pikirkan kelainan-kelainan congenital. Pada bayi, nilai berapa banyak telah diberi makan (overfeeding), kaitkan dengan posisi refluks, tersedak tau batuk ketika makan.

2. Sindroma reye

Umumnya terjadi setelah penyakit virus dan tampil dengan muntah-muntah, status mental menurun (enselopati).

3. Stenosis pilorik

Terjadi pada usia <2 bulan dan tampil dengan muntah-muntah refrakter setelah diberi makan. Paling sering pada anak laki-laki pertama, dan bisa terdapat gangguan elektrolit berat, tergantung pada durasinya.

4. Pemeriksaan fisik dan laboratorium

(22)

b. Diare

Banyak penyebab diare akut dan kronik. Sebab-sebab infeksi mencakup virus (rotavirus tersering), bakteri (salmonella, shigella, campylobacter tersering), parasit (giardia, Criptosporidium), infeksi

terlokalisir ditampat lain, terkait antibiotic dan keracunan makanan khususnya sari buah, sindroma susu iritatif, intoleransi protein susu, intoleransi laktosa setelah diare infeksi dan radang usus.

Tatalaksana :

1. Diare akut dengan dehidrasi yang tidajk disertai muntah diatasi dengan sejumlah besar cairan dengan komposisi osmol seimbang, contoh pedialyte, ricelyte, atau formula rehidrasi WHO

2. Banyak bukti bahwa pemberian diet bebas laktosa akan mengurangi durasi dan keparahan diare, oleh karena itu, makanan yang disediakan harus sama seperti diet normal si anak dengan menyingkirkan sumber gula tinggi, seperti sari apel, yang bisa menyebabkan diare osmotic

3. Hindari penggunaan obat antiperistaltik pada bayi dan anak

4. Kebanyakan episode diare tidak mendapatkan manfaat dari terapi antimikrobal. Diare bacterial harus dikelola sesuai dengan hasil biakan.

5. Diare dengan muntah diatasi sebagaimana untuk muntah-muntah sampai pasien bisa mentoleransi nutrisi oral.

c. Dehidrasi

Prinsip umum untuk mengatasi dehidrasi 1. Timbang BB anak secara rutin

2. Pastikan menambahkan kehilangan yang sedang berlangsung ke jumlah rumatan+cairan dan elektrolit pengganti

(23)

4. Pada dehidrasi hipotonik dan isotonic, hitung cairan dan elektrolit total (rumatan+pengganti deficit) untuk 24 jam pertama, berikan separuhnya dalam 8 jam pertama dan selebihnya dalam 16 jam berikutnya, pada dehidrasi hipertonik, koreksi deficit cairan dan elektrolit perlahan-lahan dalam 48 jam.

5. Jangan tambahkan kalium ke infuse, kecuali jika urine sudah ada. Pengecualian adalah ketoasidosis diabetic, dimana koreksi hiperglikemia dan asidosis cepat mengakibatkan hipokalemia.

6. Tambah cairan rumatan sebesar 12% untuk setiap derajat Celsius diatas 370C.

Gejala : apatis, lemah, gangguan mental, kram, dan pusing.

Perbandingan antara bikarbonat, pH, dan PaCO₂ pada gangguan asam basa

sederhana dapat dilihat pda tabel dibawah ini :

Gangguan Asam

16. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah kebutuhan Dasar Cairan Elektrolit

1. Pengkajian

(24)

aspek yang perlu dikaji oleh perawat antara lain 1. Riwayat pengkajian

a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)

b. Tanda umum masalah elektrolit

c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan

d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis cairan dan elektrolit

e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan

f. Stasus perkembangan seperti usia atau situasi social

g. Factor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan

2. Pengukuran klinik a. Berat badan

Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan

adanya masalah keseimbangan cairan :  ± 2% : ringan

 ± 5% : sedang  ± 10% : berat

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.

b. Keadaan umum

 Pengukuran tanda vital seperti temperature, tekanan

darah, nadi, dan Pernapasan

 Tingkat kesadaran

c. Pengukuran pemasukan cairan  Cairan oral : NGT dan oral

(25)

d. Pengukuran pengeluaran cairan

 Urine : volume, kejernihan atau kepekatan  Feses : jumlah dan konsistensi

 Muntah  Tube drainese

 IWL

e. Ukur keseimbangan cairan denngan akurat : normalnya sekitar ± 200 cc

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit di fokuskan pada :

a. Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa

b. Kardiovakular : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi jantung

c. Mata : cekung, air mata kering

d. Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran

e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mlut dan lidah, muntah-muntah, dan bising usus

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine, dan analisis gas darah.

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

(26)

1. Actual / risiko deficit volume cairan

Defenisi : kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler dan vaskular

Kemungkinan berhubungan dengan : a. Kehilangan cairan secara berlebihan b. Berkeringat secara berlebihan

c. Menurunya intake oral d. Penggunaan diureti

Kemungkinan data yang ditemukan a. Hipotensi

b. Takikardia c. Pucat d. Kelemahan

e. Konsentrasi urine pekat

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. Penyakit Addison

b. Anoreksia nervosa

c. Pendarahan gastrointestinal d. Muntah, diare

e. Intake cairan tidak adekuat Tujuan yang diharapkan

a. Mempertahankan keseimbangan cairan

b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan sepeti output urine adekuat, tekanan darah stabil, membrane mukosa mulut lembab, turgor kulit baik

(27)

INTERVENSI RASIONAL urine dan feses

- Monitor turgor kulit - Kaji tanda vital - Berat badan - Monitor IV infuse

2. Berikan makanan dan cairan.

3. Berikan pengobatan

antidiare dan antimuntah.

4. Berikan dukungan

verbal dalam pemberian cairan.

5. Lakukan kebersihan mulut sebelum makan.

6. Ubah posisi pasien setiap 4 jam.

7. Berikan pendidikan

kesehatan.

Menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan

Memenuhi kebutuhan makan dan minum

Menurunkan pergerakan usus dan muntah

Meningkatkan konsumsi

2. Volume cairan berlebih

Defenisi : kondisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema

(28)

a. Retensi garam dan air b. Efek dari pengobatan c. Malnutrisi

Kemungkinan data yang ditemukan : a. Orthopnea

b. Oliguria

c. Distensi vena jugulari d. Distress pernafasan e. Edema anasarka f. Edema paru

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. Obesitas

b. Pengobatan dengan kortikosteroid c. Imobilisasi yang lama

d. Cushing syndrome

Tujuan yang diharapkan

a. Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan b. Menurunkan kelebihan cairan

INTERVENSI RASIONAL

1. Ukur dan monitor :

Intake dan output cairan, berat badan, tensi, CVP distensi vena jugularis, dan bunyi jantung

2. Monitor rontgen paru

3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat, dan efek obat

4. Hati-hati dalam pemberian

1. Dasar pengkajian kardiovaskular dan respon terhadap penyakit

2. Mengetahui adanya edema paru 3. Kerjasama disiplin ilmu baru

dalam keperawatan

(29)

cairan

5. Pada pasien yang bedrest : Ubah posisi setiap 2 jam Latihan pasif dan aktif

6. Pada kulit yang edema berikan lotion, hindari penekanan yang terus menerus

7. Berikan pengetahuan

kesehatan.

5. Mengurangi edema

6. Mencegah kerusakan kulit

(30)

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An.A

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 5 bulan

Status perkawinan : -

Agama : Islam

Pendidikan : -

Pekarjaan : -

Alamat : Simpang teladan,pasar 8 Tembung, Medan

Tanggal masuk RS : 18 Juni 2013

NO. Register : 88.71.30

Ruangan/kamar : R3

Golongan darah : AB”

Tanggal pengkajian : 18 Juni 2013

Tanggal operasi : -

Diagnosa medis : GE (Diare dehidrasi ringan)

II. KELUHAN UTAMA

(31)

III. RIWAYAT KESAHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya :

OS pada awalnya diberi oleh Ny.S susu formula dan 3 Jam setelah minum susu os mencret dan muntah.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Sesak os berkurang setelah di beri oksigen 1 liter. B. Quantity /quality

1. Bagaimana dirasakan

Perasaan An.A belum dapat dikaji karena masih berumur 5 bulan. An.A hanya member respon dengan menangis

2. Bagaimana dilihat

OS terlihat lemas, mukosa mulut dan bibir kering, kulit os kering, turgor kembali agak lambat, terjadi penurunan BB 1,2 kg.

C. Region

1. Di mana lokasinya

An. A mengalami mual pada daerah abdomen dan sesak pada dada sehingga An. A di berikan alat bantu oksigen 1 liter.

2. Apakah menyebar

Rasa sakit yang di alami An.A belum dapat dikaji karena masih berumur 5 bulan dan os hanya memberi respon dengan menangis. D. Severity

An.A mengalami diare dehidrasi ringan ditandai turgor os masih baik, mukosa bibir dan mulut kering, kulit kering, dan os tidak ingin minum banyak, terpasang infuse 18 tts/menit.

E. Time

Mencret dan muntah dialami os sejak 5 hari yang lalu, setelah minum susu formula yang diberi oleh Ny.s.

(32)

Ny.S mengatakan bahwa An.A belum pernah mengalami sakit seperti ini, An.A hanya mengalami sakit ringan saja seperti demam,dan batuk biasa dan hanya akan diberi obat yang di beli dari apotek atau puskesmas terdekat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ny.s mengatakan hanya akan memberi kompres dingin jika An.A demam dan akan memberi sirup/obat yang di beli dari apotek atau puskesmas terdekat jika An.A sedang pilek atau batuk.

C. Pernah dirawat/dioperasi

An.A belum pernah mendapat tindakan operasi. D. Lama dirawat

An.A belum pernah dirawat di Rumah sakit sebelumnya. E. Alergi

Tidak ada riwayat alergi

F. Imunisasi

An.A belum mendapat imunisasi yang lengkap karena os masih 5 bulan.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Tn.R dan Ny.S tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan sampai sekarang masih tetap sehat

B. Saudara kandung

An.A belum memiliki saudara karena An.A merupakan anak pertama dari pasangan Tn.R dan Ny.S

C. Penyakit keturunan yang ada

(33)

dari keluarga nya semua merupakan perokok aktif baik saudara laki-laki ataupun perempuan.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Ny. S mengatakan dari keluarga mereka tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

e. Anggota keluarga yang meninggal

Ny.S mengatakan bahwa kakak kandung dan abang ipar beliau sudah ada yang meninggal akibat sakit.

f. penyebab meninggal

Ny.S mengatakan kakak kandung beliau meninggal akibat penyakit lever, sedangkan abang ipar beliau meninggal akibat stroke ringan.

IX. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Kesadaran umum An.A compos mentis, seluruh anggota tubuh lengkap dan berfungsi dengan baik serta tidak ada penyakit ataupun cacat yang dibawa sejak lahir.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37,5 c

- Tekanan darah : 100/80 mmhg - Nadi : 96/i

- Pernafasan : 43/i - Skala nyeri : -

- PB : 37 cm

(34)

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : Kepala berbentuk oval dengan penyebaran rambut merata di seluruh kulit rambut yang berbentuk lurus dan berwarna hitam

- Ubun-ubun : ubun-ubun lunak, datar dan belum tertutup

- Kulit kepala : Kulit kepala berwarna kuning langsat, bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut merata dan keadaan rambut baik dan hitam

- Bau : Kulit kepala tidak berbau

karena ibu pasien rajin membersihkan kulit kepala An.A - Warna kulit : Warna kulit kepala putih

bersih

Wajah

- Warna kulit : warna kulit wajah putih - Struktur wajah : halus dan bersih

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : ke dua bola mata memiliki ukuran yang sama dan tampak cekung

- Palpebra : Palpebra normal dan tidak ada gangguan

- Konjungtiva dan sclera : pucat dan tampak anemis

- Pupil : bulat,letak sentral dan

isokor

(35)

- Visus : Normal

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung ada serta septum nasi normal

- Lubang hidug : Lubang hidung

simetris kiri dan kanan

- Cuping hidung : Cuping hidung tidak ada

Telinga

- Bentuk telinga : Bentuk telinga normal,simetris kiri dan kanan

- Ukuran telinga : Ukuran telinga normal

- Lubang telinga : Lubang telinga bersih dan tidak ada kotoran

- Ketajaman pendengaran : tidak di kaji.

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa bibir kering

- Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gusi kering tidak ada lesi dan tanda-tanda pembengkakan, gigi An.A belum ada

- Keadaan lidah : Keadaan lidah An.A simetris dan berada pada garis tengah dan berwarna merah pudar.

- orofaring : Orofaring An.A normal

Leher

- posisi trachea : posisi trachea medial.

(36)

- suara : suara An.A tampak lemah - kelenjar limfe : normal dan tidak ada tanda

edema, eritema atau guratan merah

- vena jugularis : ada dan teraba - denyut nadi karotis : ada dan teraba

Pemeriksaan Integument

- kebersihan : bersih

- kehangatan : Kulit integument terasa hangat jika di raba

- warna : Warna kulit putih

- turgor : Turgor baik

- kelembapan : kulit kering - kelainan pada kulit : normal

Pemeriksaan Payudara dan Ketiak

- ukuran dan bentuk : Ukuran dan bentuk normal serta simetris.

- warna payudara dan areola : Kuning langsat dan Areola berwarna hitam kecokelatan.

- kondisi payudara dan puting : normal dan tidak ada tanda pembengkakan pada payudara.

- produk ASI : -

- aksilla dan clavikula : Aksila dan clavikula normal dan simetris kiri dan kanan.

Pemeriksaan Thoraks /Dada

- inspeksi thoraks (normal,burrel chest, funnel chest,pigeon chest, fail chest, kifos koliasis)

tidak di lakukan

- pernafasan (frekuensi, irama)

(37)

- Tanda kesulitan bernafas Sesak (+)

Pemeriksaan Paru

- Palpasi getaran suara : Getaran suara paru sama kiri dan kanan

- Perkusi : Resonan

- Auskultasi ( suara nafas, suara ucapan, suara tambahan ) : Suara nafas vesikuler.

Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : Normal

- Palpasi : Tidak ada pembengkakan

- Perkusi : Dullnes

- Auskultasi : Bunyi jantung normal lup-dup

Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi (bentuk, benjolan)

Saat di inspeksi pada bagian abdomen An.A tidak ada

benjolan dan bentuk nya simetris - Auskultasi

Bising usus An.A lebih 36 x/menit

- Palpasi (tanda nyeri tekan,benjolan, ascites, hepar, lien ) Saat dilakukan palpasi di bagian abdomen pada An.A tidak ditemukan tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar dan

lien

- Perkusi (suara abdomen)

(38)

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Genitalia (rambut pubis, lubang uretra)

Normal dan rambut pubis belum ada. - Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus,

perineum )

Lubang anus ada dan tidak ada kelainan.

Lubang anus dari An.A ada, serta tidak ada kelainan pada anus dari An.A

- Pemeriksaan muskuloskletal/ ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema )

Kekuatan otot dari An.A tidak normal dan tampak lemas akibat dehidrasi ringan yang dialami An.A, serta sekujur tubuh tampak edema.

X. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI-HARI

I. Pola Makan dan Minum

- frekuensi makan dan minum

Os makan 1x dalam sehari 2 keping roti

Os minum Asi eksklusif tidak dapat ditentukan

- nafsu /selera makan

Nafsu makan Os tidak ada.

- Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati pada An.A tidak ada.

- alergi

An.A tidak memiliki riwayat alergi.

(39)

Mual dan muntah (+)

- waktu pemberian makan

An.A makan 2 keping roti sore hari.

- jumlah dan jenis makanan

An.A mendapat ASi eksklusif dan disertai makanan ringan pendamping ASI seperti roti milna.

- waktu pemberian cairan /minum

Waktu pemberian cairan baik ASI ataupun air putih tidak dapat ditentukan waktu pemberiannya oleh Ny.S tergantung kapan An.A merasa haus

- masalah makan dan minum (kesulitan menelan,mengunyah )

An.A tidak memiliki masalah dalam hal makan dan minum,An.A juga tidak memiliki masalah menelan dan mengunyah.

II. perawatan diri / personal hygiene

- Kebersihan diri : An.A tampak bersih dan rapi

- Kebersihan gigi dan mulut : mulut tampak bersih dan gigi belum ada

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan bersih dan pendek.

III. pola kegiatan /aktivitas

Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan,eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total

(40)

Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat /sakit

Aktivitas ibadah pasien selama dirawat tidak ada.

IV. pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB :3-5x /hari

- Karakter feses : encer dan berlendir - Riwayat perdarahan : tidak ada

- BAB terakhir : BAB terakhir tanggal 20 juni 2013 - Diare : Diare (+)

- Penggunaan laksatif : Tidak ada

2. BAK

- Pola BAK : pola BAK 8-10x/hari

- Karakter urine : karakter urine kuning jernih - Nyeri/rasa terbakar /kesulitan BAK : Tidak ada

- Penyakit riwayat ginjal /kandung kemih : Tidak ada - Penggunaan diuretic : Tidak ada

(41)

ANALISA DATA

berlendir dan sedikit ampas

BAB 3-5x/hari

KU : kulit kering, mukosa mulut dan bibir kering, mata cekung, BAK 8-10x/hari, BB turun 1,3kg, tidak selera makan.

Bising usus 36x/menit

TTV : suhu 37,5 C, HR 140 x/menit RR 43x/menit TD 100/80mmhg

Terpasang infuse RL 18tts/menit

DS : Ny.S mengatakan BAB An.A encer dan

banyak, sedikit ampas, muntah jika diberi makan atau ASI terjadi sejak 5 hari yang lalu

Minum susu formula

Alergi kadar gula tinggi

Muntah dan mencret ↓

Volume cairan

kurang dari

(42)

Ny.S tampak cemas akan keadaan An.A

ANALISA DATA

No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan

2

DO : sesak (+), Edema

pada bagian wajah, terpasang infus 18 tts/menit, frekuensi nafas 43 x/menit, terpasang oksigen

1 liter.

DS : Ny.S mengatakan An.A terlihat sesak

Alergi susu tinggi laktosa

Muntah dan mencret ↓

(43)

Gangguan pola nafas

ANALISA DATA

No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan

3 DO : An.A tidak selera makan, minum asi hanya sedikit, BB turun 1,3 kg,

TD 80/90 mmhg. Ku : An.A tampak lemas, tidak banyak melakukan gerak dan hanya menangis saja.

DS:Ny.S mengatakan An.A minum Asi hanya sedikit, dan jika dipaksa untuk minum, maka An.A

akan muntah.

Mual dan muntah ↓

Motilitas usus meningkat ↓

Sekresi asam lambung menurun

Haus ingin minum ↓

Rongga usus penuh dengan air

Nutrisi kurang dari kebutuhan

(44)

ANALISA DATA

No Analisa data Etiologi Masalah Keperawatan 4 Do : -

DS : Ny.S mengatakan

bahwa An.A sudah mengalami muntah dan mencret sejak 5 hari yang lalu, dan hanya membeli obat dari puskesmas

Tidak mau bertanya pada pihak puskesmas

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan penanganan akan masalah yang dialami An.A serta penangan di rumah d/d An.A sudah mengalami mencret dan muntah sejak 5 hari lalu, dan

1. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d muntah dan mencret yang dialami An.A sejak 5 hari lalu

2. Gangguan pola nafas b.d sesak yang dirasakan oleh An.A d.d pemberian oksigen 1 liter

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mencret dan muntah yang dialami An.A

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

(45)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi parenteral sesuai

dengan program rehidrasi

- Pantau intake dan out put yang

- Sebagai upaya rehidrasi untuk

(46)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

- Menimbang berat badan bayi /24

Jam

- Memantau tetesan infus RL 18tts/menit

- Memantau dan mengawasi KU

Pasien

- Mengkaji bentuk dan konsistensi BAB An.A

- Menghitung bising usus 28x/menit

- Memberikan cairan oral dan parenteral

- Memantau intake dan output

- Mengkaji tanda-tanda dehidrasi

(47)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

An.A mengalami gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit b/d mual dan muntah yang dialami An.A sejak lima hari yang lalu d.d An.A tampak output yang keluar secara berlebihan, kekurangan berat badan, dan tampak kehilangan nafsu makan. Pengkajian dilakukan pada An.A dari tanggal 18 juni 2013 sampai 21 juni 2013, dan ditemukan masalah :

1. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d ooutput cairan yang berlebihan d.d An.A muntah dan mencret sejak 5 hari yang lalu.

2. Gangguan pertukaran gas b.d sesak yang dirasakan An.A d.d pemasangan alat bantu oksigen

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d muntah dan mencret yang dialami An.A d.d turun BB 1,3 kg,dan An.A tampak tidak selera makan.

4. Kurang pengetahuan orang tua b/d tata cara pemberian tindakan

pertolongan pertama bagi An.A yang mengalami muntah dan mencret di rumah d.d Ny.S baru membawa An.A ke puskesmas setelah mengalami muntah dan mencret selama 5 hari dirumah.

Di lakukan implementasi berdasarkan intervensi yang telah dilakukan selama 4 hari dan hasil evaluasi dari masalah yang dialami An.A yakni masalah teratasi sebagian

B. SARAN

1. Bagi pelayanan kesehatan

(48)

2. Bagi institusi pendidikan

Pendidikan yang lebih meningkatkan pengayaan, penerapan, dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa, serta lebih menambah referensi tentang kebutuhan cairan dan elektrolit.

3. Bagi pasien dan keluarga

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Medika.

G. Jonathan. 2005. Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta. Erlangga.

Murhead Norman, R.D Catto Graeme. 2006. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Binarupa Aksara. Jawa Barat.

A.Graber Mark. 2003. Terapi Cairan elektrolit dan Metabolik. Edisi kedua. Jakarta. Farmedia.

Inayah Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta. Salemba Medika.

(50)

LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Ealuasi Keperawatan

No. DX

Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1 18/06/13 08.00 08.30 09.15 09.45

12.15

- Memantau intake dan output os - Menimbang BB bayi setiap hari

- Mengkaji turgor kulit,fontanel, tingkat kesadaran, dan membrane mukosa bayi. - Mempertahankan akses intravena yang

paten tetesan infus 18tts/menit - Memantau bayi jangan sampai

terdeteksi demam meliputi : Suhu: 37,5ºC

RR :140x/menit HR :43x/menit TD : 90/80 mmhg

- Mempertahankan akses intravena yang paten sesuai dengan program terapi (18tts/menit)

No.DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

2 19/06/13 08.00 09.15 10.00

13.05

13.30

- Memasang alat bantu oksigen pasien 1 liter

- Memantau jalan nafas agar tetap paten - Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi obat untuk mengurangi edema pada An.A (furosemid 1mg/hari melalui intravena dan 2 mg/hari melalui oral tablet)

- Mengukur tanda-tanda vital An.A meliputi :

Suhu :

(51)

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

3 20/06/13 08.00 09.15

I0.15

13.00 13.30

- Mengkaji pola nitrisi dan perubahan yang terjadi pada An.A

- Menganjurkan AN.A untuk berpuasa sementara waktu

- Menganjurkan kepada ibu pasien agar membe rikan makanan pendamping yang kaya akan kandungan karbohidrat

- Menimbang BB An.A per 24 jam

- Menganjurkan kepada Ny.S dalam pemberian makan pada An.A dengan prinsip sedikit tapi sering.

No.DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

4 21/06/13 O8.00 09.15 11.15

12.30

- Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga An.A - Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga An.A

tentang penyakit dan kondisi AN.A saat ini. - Memberikan penjelasan kepada keluarga An.A

tentang proses penyakit yang dialami An.A serta penanganan pertama saat dirumah.

Referensi

Dokumen terkait

Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah terlalu tinggi dan melebihi kadar gula normal.. Kadar gula yang

Beberapa waktu yang lalu, Mbak Rainy juga memberi tahu kalau nomor kontak CS juga diminta salah satu perusahaan mitra.. Ia bilang, salah satu teman butuh seragam dengan

[r]

• Disjunctive mandatory role merupakan role wajib dengan opsi, minimal satu dari role pada titik percabangan tersebut harus ada. Artinya: “etiap E ployee wajib e iliki minimal

 Membuat Modul aplikasi terdiri dari 4 modul yaitu master, transaksi, pengelolaan user dan report..

(3) Standar satuan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar oleh PTN untuk menetapkan biaya yang. ditanggung

• Dalam pemasangan baut mutu tinggi memerlukan gaya tarik awal yang cukup yang diperoleh dari pengencangan awal.. • Gaya ini akan memberikan friksi sehingga cukup kuat untuk

4) Implementasi Rencana Induk Nasional Pembangunan Kebudayaan.. 5) Pengayaan Materi Kebudayaan