• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATA KULIAH Kelas 2 L Era Yuwono P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS MATA KULIAH Kelas 2 L Era Yuwono P"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

TEKNIS PERBENDAHARAAN DAN PENERIMAAN

Oleh :

Della Nurramadhanti R 3102160624

Kelas 2-L

Dosen Pengampu:

Era Yuwono

PROGRAM STUDI DIPLOMA I KEPABEANAN DAN CUKAI

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

(2)

PERBANDINGAN PMK No 67/PMK.011/2010 DENGAN PMK No

13/PMK.010/2017

No Kategori PMK No 67/PMK.011/2010 PMK No 13/PMK.010/2017 1. Barang Ekspor yang

dikenakan bea keluar

a. rotan,

b. kulit,

c. kayu,

d. kelapa sawit,

e. Crude Palm Oil

(CPO), dan produk turunnnya, serta

f. biji kakao

a. kulit dan kayu; b. biji kakao;

c. kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya; d. produk hasil

pengolahan mineral logam; dan

e. produk mineral logam dengan kriteria tertentu. 2. Harga referensi kelapa

sawit, CPO, dan produk

a. Untuk Harga Referensi sampai dengan USD 700 (tujuh ratus dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetap~an dalam Kolom 1 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. b. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 700 (tujuh ratus dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 750 (tujuh ratus lima puluh dollar

Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 2 pada Lampiran II Peraturan Menteri

a. untuk Harga Referensi sampai dengan USD750.00 (tujuh ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 1 pada Lampiran I Huruf C.

b. untuk Harga

Referensi lebih dari USD750.00 (tujuh ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD800.00

(3)

Keuangan ini. c. Untuk Harga

Referensi lebih dati USD 750 (tujuh ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 800 (delapan ratus dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 3 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. d. Untuk Harga

Re£erensi lebih dari USD 800 (delapan ratus dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 850 (delapan ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tari£ Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 4 pada Lampiran 11 Peraturan Menteri Keuangan ini. e. Untuk Barga

Re£erensi lebih dari USD 850 (delapan ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 900 (sembilan ratus dollar Amerika Serikat) per ton, tari£ Bea Keluar adalah sebagaimana

kolom 2 pada Lampiran I Huruf C.

c. untuk Harga

Referensi lebih dari USD800.00

(delapan ratus dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD850.00 (delapan ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 3 pada Lampiran I Huruf C.

d. untuk Harga

Referensi lebih dari USD850.00

(delapan ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD900.00 (sembilan ratus dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 4 pada Lampiran I Huruf C.

e. untuk Harga

Referensi lebih dari USD900.00

(4)

ditetapkan dalam Kolom 5 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. f. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 900 (sembilan ratus dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 950 (sembilan ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 6 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. g. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 950 (sembilan ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 1,000(seribu dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 7 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. h. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 1,000 (seribu dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 1,050 (seribu lima puluh dollar

Amerika Serikat) per

lirna puluh dollar Arnerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagairnana tercanturn dalarn kolom 5 pada Lampiran I Huruf C.

f. untuk Harga

Referensi lebih dart USD950.00 · (sernbilan ratus lirna puluh dollar Arnerika Serikat) per ton sarnpai dengan

USDl,000.00 (seribu dollar Arnerika Serikat) per ton, tartf Bea Keluar adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 6 pada Lampiran I H.uruf C.

g. untuk Harga

Referensi lebih dart USDl,000.00 (seribu dollar Arnerika Serikat) per ton sampai dengan

USDl,050.00 (seribu lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tartf Bea Keluar adalah sebagairnana tercanturn dalam kolom 7 pada Lampiran I Huruf C.

h. untuk Harga

(5)

ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 8 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. i. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 1,050 (seribu lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 1,100 (seribu seratus dollar

Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 9 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangim ini. j. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 1,100 (seribu seratus dollar

Amerika Serikat) per ton sampai" dengan USD 1,150 (seribu seratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 10 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. k. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 1,150 (seribu seratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton

USDl,050.00 (seribu lirna puluh dollar Arnerika Serikat) per ton sampai dengan USDl,100.00 (seribu seratus dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 8 pada Lampiran I Huruf C.

i. untuk Harga

Re�erensi lebih dari USD 1, 100.00 (seribu seratus dollar Arnerika Serikat) per ton sampai dengan USDl,150.00 (seribu seratus lirna puluh dollar

Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagairnana tercanturn dalam kolom 9 pada Lampiran I Huruf C.

j. untuk Harga

Referensi lebih dari USDl,150.00 (seribu seratus lima puluh dollar

Amerika Serikat) per ton sarnpai dengan

(6)

sampai dengan USD"1,200 (seribu dua ratus dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 11 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. l. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 1,200 (seribu dua ratus dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USD 1,250 (seribu dua ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 12 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. m. Untuk Harga

Referensi lebih dari USD 1,250 (seribu dua ratus lima puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana ditetapkan dalam Kolom 13 pada Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.

adalah sebagaimana tercanturn d�am kolom 10 pada Lampiran I Huruf C.

k. untuk Harga

Referensi lebih dart USDl,200.00 (seribu dua ratus dollar Amerika Serikat) per ton sampai dengan USDl,250.00 (seribu dua ratus lirna puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 11 pada Lampiran I Huruf C.

l. untuk Harga

Referensi lebih dart USDl,250.00 (seribu dua ratus lirna puluh dollar Amerika Serikat) per ton, tarif Bea Keluar adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 12 pada Lampiran I Humf C.

3. Tarif bea keluar rotan a. Rotan Washed and Sulphurized (W/S)

dart jenis rotan Taman/Sega

(Calamus caesius)

(7)

-dan Irit (Calamus trachycoleus)

dengan diameter 4 mm sampai dengan 16 mm (20%)

b. Rotan Setengah Jadi dari segala jenis rotan dalam bentuk poles .halus yaitu rotan yang telah dipoles sepanjang batang tanpa kulit ari. (15%)

c. Rotan Setengah Jadi dari segala jenis rotan dalam bentuk hati rotan yaitu hasil proses pembelahan rotan, berbentuk bulat atau persegi, tanpa kulit

sepanjang batang. (15%)

d. Rotan Setengah Jadi dari segala jenis rotan dalam bentuk kulit rotan yaitu lembaran kulit rotan yang diperoleh dari penguIitan rotan bulat. (15%) 4. Barang ekspor berupa

campuran Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya yang dikenakan bea keluar Dan tarif bea keluar

- a. Campuran dari minyak nabati atau fraksinya yang berbeda yang mengandung bahan utama minyak kelapa sawit atau minyak kernel kelapa sawit atau fraksinya da1am bentuk padat. b. Campuran dari

(8)

minyak kelapa sawit dalam bentuk cair. c. Campuran dari

minyak nabati yang berbeda dengan baban utama minyak kernel kelapa sawit dalam bentuk cair.

d. Campuran dari minyak nabati yang berbeda dengan baban utama olein kernel kelapa sawit dalam bentuk cair. e. Campuran dalam

bentuk cair dengan bahan utama dari jenis yang tertera dalam Lampiran II Huruf C Peraturan Menteri ini dengan selain bahan utama pada nomor 1 (satu) sampai dengan nomor 4 (empat) lampiran ini. f. Campuran yang

tidak dapat

climakan dari lemak atau minyak nabati atau dari fraksi lernak atau minyakyang

berbeda dari minyak kelapa sawit

(termasuk kernel kelapa sawit) 5. Barang ekspor berupa

kelapa sawit, crude palm oil (CPO), dan produk turunannya yang dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar

a. Buah dan Kernel Kelapa Sawit b. Crude Palm Oil

(CPO) c. Crude Olein d. RBD Palm Olein e. RBD Palm Kernel

Olein

a. Tandan Buah Segar b. Biji Sawit, dan

Kernel Kelapa Sawit

c. Buah Sawit

(9)

f. Crude Stearin g. Crude Palm Kernel

Oil

h. Crude Kernel Olein i. Crude Kernel

Stearin

j. RBD Palm Kernel Oil

k. RBDPalm Oil l. RBD Palm Stearin m. RBD Palm Kernel

Stearin n. Biodiesel dari

minyak sawit (FottyAcidMethyl

Esters)

o. RBD Palm Olein daIam kemasan bermerek ≤ 25 kg

Sawit dan Kernel Sawit

e. Tandan Buah Kosong dari Kelapa Sawit

f. Cangkang Kernel Sawit dalam bentuk serpih dan bubuk dengan ukuran partikel

g. Crude Palm Oil (CPO)

h. Crude Palm Kernel Oil (CPKO)

i. Crude Palm Olein j. Crude Palm Sterin k. Crude Palm Kernel

Olein

l. Crude Palm Kernel Stearin

m. Pa1m Fatly Acid Distillate (PFAD) n. Palm Kernel Fatty

Acid Distillate (PKFAD)

o. Split Fatty Acid dari Crude Palm Oil, Crude Palm Kernel Oil, dan/atau fraksi mentahnya dengan kandungan asam lemak bebas ≤ 2% p. Split Palm Fatty

Acid Distillate (SPFAD) dengan kandungan asam lemak bebas ≥70% q. Split Palm Kernel

(10)

Oil

v. RBD Palm Kernel Olein

w. RBD Palm Kernel Stearin

x. RBD Palm Olein dalam kemasan bermerk dan dikemas dengan berat netto ≤25kg y. Biodiesel dari

Minyak Sawit dengan Kandungan Metil Esta lebih dari 96,5% - volume 6. Barang ekspor yang

dikenakan bea keluar berupa produk hasil pengolahan mineral logam

- a. Konsentrat tembaga dengan kadar ≥15% Cu

b. Konsentrat besi (hematit, magnetit) dengan kadar ≥62 % Fe dan ≤1%TiOz c. Konsentrat besi

laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar ≥50% Fe dan kadar

(Al203+Si02) ≥10%

d. Konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit} dengan kadar ≥56% Fe dan 1 % < Ti02

≤25%

e. Pellet konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit} dengan kadar ≥ 54% Fe dan 1% < Ti02 ≤25%

f. Konsentrat mangan dengan kadar ≥49% Mn

(11)

h. Konsentrat seng dengan kadar ≥51% Zn

i. Konsentrat ilmenite dengan kadar ≥45% Ti02

j. Konsentrat rutil dengan kadar ≥90% Ti02

Sanksi administrasi dibidang pabean berupa denda besarnya dinyatakan dalam bentuk:

a. nilai rupiah tertentu;

b. nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum;

c. persentase tertentu dari bea masuk yang seharusnya dibayar;

d. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar.

e. persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari bea masuk yang seharusnya dibayar.

Dinyatakan dalam

Ketentuan

Undang-undang

kategori sanksi

1. Nilai rupiah

tertentu Langsung dikenakan dengan denda nilai rupiah tertentu.

Pasal 10A ayat 8 Orang yang mengeluarkan barang impor dari kawasan pabean atau tempat lain setelah memenuhi persyaratan tapi belum mendapat persetujuan pengeluaran dari pejabat bead an cukai.

Denda sebesar Rp25.000.000

Pasal 11A ayat 6 Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat 5

(12)

Pasal 45 ayat 3 Orang yang mengeluarkan barang dari TPB sebelum diberikan persetujuan oleh pejabat bead an cukai tanpa bermaksud mengelakkan kewajiban pabean

Denda sebesar Rp75.000.000

Pasal 52 ayat 1 Orang yang tidak menyelenggaraka n pembukuan

Denda sebesar Rp50.000.000 Pasal 52 ayat 2 Orang yang tidak

memenuhi ketentuan yang dimaksud pada pasal 51 ayat 1,2, atau ayat 3

Denda sebesar Rp25.000.000

Pasal 81 ayat 3 Pengangkut atau pengusaha yang memberikan bantuan yang layak

sebagaimana dimaksud pada ayat 2

Denda sebesar Rp5.000.000

Pasal 82 ayat 3 huruf b

Permintaan berupa menyerahkan barang untuk diperiksa,

membuka sarana pengangkut dan membuka setiap bungkusan atau pengemas yang akan diperiksa tidak dipenuhi

Denda sebesar Rp25.000.000

Pasal 86 ayat 2 Orang yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 yang menyebabkan pejabat bea dan cukai tidak dapat melaksanakan

(13)

audit

Pasal 89 ayat 4 Membuat pejabat bea dan cukai tidak dapat melaksanakan ketentuan pada pasal 87 dan 88

Denda sebesar Rp5.000.000

Pasal 90 ayat 4 Orang yang tidak melaksanakan perintah penghentian pembongkaran sebagaimana pasal 90 ayat 3

Denda sebesar Rp25.000.000

Pasal 91 ayat 4 Pengangkut yang menolak

memenuhi permintaan pejabat bead an cukai

sebagaimana dimaksud pada pasal 91 ayat 1,2 dan 3

Denda sebesar Rp5.000.000

2. Nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum

Besarnya denda yang dinyatakan dalam nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum ditetapkan secara berjenjang dengan ketentuan apabila dalam 6 (enam) bulan terakhir terjadi:

 1 x

Pasal 7A ayat 7 Pengangkut yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 7A ayat 1

Denda minimum : Rp5.000.000 Denda Maksimum : Rp50.000.000 Pasal 7A ayat 8 Pengangkut yang

tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 7A ayat 3,4,6

Denda minimum : Rp10.000.000 Denda

Maksimum : Rp100.000.000 Pasal 8A ayat 2 Pengusaha atau

importir telah memenuhi kewajiban sesuai pasal 8A ayat 1 tetapi barang impor yang telah dibongkar kurang

(14)

–> 2 x denda minimum

 3 x s/d 4

x

pelanggaran –> 5 x denda minimum;

 5 x s/d 6

x

pelanggaran –> 7 x denda minimum;

 Lebih

dari 6 x pelanggaran –> 1 x denda maksimum.

dari yang diberitahukan dalam

pemberitahuan pabean dan tidak dapat

membuktikan bahwa kesalahan tersebut berada diluar

kemampuannya

Denda Maksimum : Rp250.000.000

Pasal 8A ayat 3 Pengusaha atau importir telah memenuhi kewajiban sesuai pasal 8A ayat 1 tetapi barang impor yang telah dibongkar lebih dari yang diberitahukan dalam

pemberitahuan pabean dan tidak dapat

membuktikan bahwa kesalahan tersebut berada diluar

kemampuannya

Wajib membayar bea masukatas barang impor yang lebih dibongkar dan Denda minimum : Rp25.000.000 Denda

Maksimum : Rp250.000.000

Pasal 8C ayat 3 Pengangkut yang telah memenuhi kewajiban sesuai pasal 8C ayat 1 tetapi jumlahnya kurang atau lebih dari yang

diberitahukan dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut berada diluar

kemampuannya

Denda minimum : Rp5.000.000 Denda Maksimum : Rp50.000.000

Pasal 8C ayat 4 Pengangkut yang

(15)

kewajibannya sesuai pasal 8C ayat 2

Denda Maksimum : Rp250.000.000 Pasal 9A ayat 3 Pengangkut yang

tidak memenuhi kewajibannya sesuai pasal 9A ayat 1

Denda minimum : Rp10.000.000 Denda

Maksimum : Rp100.000.000 Pasat 10A ayat 3 Pengangkut telah

memenuhi kewajiban sesuai pasal 10A ayat 1 tetapi barang impor yang telah dibongkar kurang dari yang

diberitahukan dalam

pemberitahuan pabean dan tidak dapat

membuktikan bahwa kesalahan tersebut berada diluar

kemampuannya

Wajib membayar bea masukatas barang impor yang kurang dibongkar dan Denda minimum : Rp25.000.000 Denda

Maksimum : Rp250.000.000

Pasal 10A ayat 4 Pengangkut telah memenuhi kewajiban sesuai pasal 10A ayat 1 tetapi barang impor yang telah dibongkar lebih dari yang diberitahukan dalam

pemberitahuan pabean dan tidak dapat

membuktikan bahwa kesalahan tersebut berada diluar

kemampuannya

Wajib membayar bea masukatas barang impor yang lebih dibongkar dan Denda minimum : Rp25.000.000 Denda

(16)

3. Persentase tertentu dari bea masuk yang seharusnya dibayar

Denda =

% Denda x BM seharusnya dibayar

Pasal 10B ayat 6 Orang yang tidak melunasi bea masuk atas barang impor

sebagaimana dimaksud pada pasal 10B ayat 2 huruf b atau c dalam jangka waktu yang ditetapkan menurut UU

Wajib membayar bea masuk yang terutang dan denda sebesar 10% dari BM yang dilunasi

Pasal 10D ayat 5 Orang yang terlambat mengekspor kembali barang impor sementara dalam jangka waktu yang diizinkan

Wajib membayar denda sebesar 100% dari BM yang harus dibayar

Pasal 10D ayat 6 Orang yang tidak mengekspor kembali barang impor sementara dalam jangka waktu yang diizinkan

Wajib membayar bea masuk yang terutang dan denda sebesar 100% dari BM yang harus dibayar Pasal 43 ayat 3 Pengusaha TPS

yang tidak mempertanggung jawabkan barang yang seharusnya ada di tempat tersebut

Wajib membayar denda sebesar 25% dari BM yang harus dibayar

Pasal 45 ayat 4 Pengusaha TPS yang tidak mempertanggung jawabkan barang yang seharusnya ada di tempat tersebut

Wajib membayar bea masuk yang terutang dan denda sebesar 100% dari BM yang harus dibayar

4. Persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari

Besarnya denda yang dinyatakan dalam persentase tertentu

minimum

Pasal 16 ayat 4 Importir yang salah

memberitahukan nilai pabean untuk penghitungan bea

(17)

kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar

sampai dengan maksimum dari kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar

ditetapkan secara berjenjang berdasarkan perbandingan antara

kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar dengan bea

masuk atau bea keluar yang telah dibayar dengan ketentuan apabila kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar:

a. sampai dengan 25% (dua puluh lima persen) dari bea masuk atau bea keluar yang telah dibayar, dikenai denda sebesar 100% (seratus persen) dari kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar;

b. di atas 25% (dua puluh lima persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari bea masuk atau bea keluar yang telah

masuk sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran BM

Paling banyak : 1000% dari BM yang kurang dibayar Pasal 17 ayat 4 Penetapan

kembali seperti yang dimaksud pasal 17 ayat 2 apabila

diakibatkan kesalahan nilai transaksi yang diberitahukan sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran BM

Paling sedikit : 100% dari BM yang kurang dibayar

Paling banyak : 1000% dari BM yang kurang dibayar

Pasal 82 ayat 5 Setiap orang yang salah

memberitahukan jenis dan/ atau jumlah barang dalam

pemberitahuan pabean atas impor sehingga

mengakibatkan kekurangan pembayaran BM

Paling sedikit : 100% dari BM yang kurang dibayar

Paling banyak : 1000% dari BM yang kurang dibayar

Pasal 82 ayat 6 86A

Setiap orang yang salah

memberitahukan jenis dan/ atau jumlah barang dalam

pemberitahuan pabean atas ekspor sehingga tidak terpenuhinya pungutan negara dibidang ekspor

Paling sedikit : 100% dari pungutan negara di bidang ekspor yang kurang dibayar

Paling banyak : 1000% dari pungutan negara dibidang ekspor yang kurang dibayar Apabila dalam

pelaksanaan audit kepabeanan ditemukan adanya

(18)

dibayar, dikenai denda sebesar 200% (dua ratus persen) dari kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar;

c. di atas 50% (lima puluh persen) sampai dengan 75% (tujuh puluh lima persen) dari bea masuk atau bea keluar yang telah dibayar, dikenai denda sebesar 400% (empat

ratus persen) dari kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar;

d. di atas 75% (tujuh puluh lima persen) sampai dengan 100% (seratus persen) dari bea

masuk atau bea keluar yang telah dibayar, dikenai denda sebesar 700% (tujuh ratus

persen) dari kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar; atau e. di atas 100% (seratus persen) dari bea masuk atau bea keluar

kekurangan pembayaran BM disebabkan kesalahan pemberitahuan jenis dan/ atau jumlah barang

100% dari BM yang kurang dibayar

(19)

yang telah dibayar, dikenai denda sebesar 1000% (seribu persen) dari kekurangan pembayaran bea masuk atau bea keluar.

5. Persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari bea masuk yang seharusnya dibayar.

Besarnya denda yang dinyatakan dalam persentase minimum sampai dengan maksimum dari bea masuk yang seharusnya dibayar

ditetapkan secara berjenjang berdasarkan perbandingan antara bea masuk atas

fasilitas yang disalahgunakan dengan total bea masuk yang mendapat fasilitas dengan ketentuan apabila kekurangan pembayaran bea masuk:

a. sampai dengan 20% (dua puluh persen), dikenai denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar; b. di atas 20% (dua puluh

Pasal 25 ayat 4 Orang yang tidak memenuhi

ketentuan tentang pembebasan BM yang ditetapkan UU

Wajib membayar BM yang terutang dan denda

Paling sedikit : 100% dari BM yang kurang dibayar

Paling banyak : 500% dari BM yang kurang dibayar Pasal 26 ayat 4 Orang yang tidak

memenuhi

ketentuan tentang pembebasan atau keringanan BM yang ditetapkan UU

Wajib membayar BM yang terutang dan denda

Paling sedikit : 100% dari BM yang kurang dibayar

(20)

persen) sampai dengan 40% (empat puluh persen), dikenai denda sebesar 200% (dua ratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar; c. di atas 40% (empat puluh persen) sampai dengan 60% (enam puluh persen), dikenai denda sebesar 300% (tiga ratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar; d. di atas 60% (enam puluh persen) sampai dengan 80% (delapan puluh persen),

dikenai denda sebesar 400% (empat ratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar; atau e. di atas 80% (delapan puluh persen) sampai dengan 100% (seratus persen), dikenai

(21)
(22)

SANKSI ATAS IMPOR DENGAN TARIF BEA MASUK 0% :

Terhadap pelanggaran yang dikenai sanksi administrasi berupa denda yang dihitung berdasarkan persentase dari bea masuk, dalam hal tarif atau tarif akhir bea masuk atas barang yang berkaitan dengan pelanggaran tersebut besarnya 0% (nol persen), dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Syarat : tidak ada barang lain yg dikenai denda Pelanggaran yg ditemukan dari hasil Audit

Salah satunya :

1. Orang yang mengeluarkan barang impor belum mendapat persetujuan pengeluaran dari pejabat bea dan cukai, : –> sanksi denda sebesar Rp25.000.000,00 .

2. Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspor :–> sanksi denda sebesar Rp5.000.000,00

3. Orang yang mengeluarkan barang dari tempat penimbunan berikat sebelum diberikan persetujuan oleh pejabat bea dan cukai tanpa bermaksud mengelakkan kewajiban pabean, : –> sanksi denda sebesar Rp75.000.000,00

4. a. Importir, eksportir, pengusaha TPS, TPB, PPJK, atau pengusaha pengangkutan wajib menyelenggarakan pembukuan. Sanksi : –> denda sebesar

Rp50.000.000,-b. Pembukuan wajib diselenggarakan dengan baik agar menggambarkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya, dan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya. Pembukuan wajib diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, mata uang rupiah, dan bahasa Indonesia, atau dengan mata uang asing dan bahasa asing yang diizinkan oleh

menteri.Laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik, surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan wajib disimpan selama 10

(sepuluh) tahun pada tempat usahanya di Indonesia. Sanksi : –> denda sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)

Dikenai denda 1 x untuk pelanggaran yang sama.

Sanksi administrasi dibidang cukai berupa denda besarnya dinyatakan dalam:

a. Nilai rupiah tertentu;

b. Kelipatan tertentu dari nilai cukai; c. Persentase tertentu dari nilai cukai;

d. Nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum; atau

e. Kelipatan minimum sampai dengan maksimum dari nilai cukai.

Dinyatakan Dalam

Ketentuan Undang

-Undang

Kategori Sanksi

1. Nilai Rupiah tertentu

Dikenakan denda senilai rupiah tertentu

Pasal 16 ayat 4

Pengusaha Pabrik, Pengusaha

Penyimpanan,

Denda

(23)

Importir BKC / Penyalur yang wajib memiliki izin yang tidak menyelenggaraka n pembukuan Pasal 16

ayat 5

Pengusaha pabrik skala kecil, penyalur skala kecil yang wajib memiliki izin dan pengusaha TPE yang wajib memiliki izin yang tidak melakukan pencatatan

Denda

Rp10.000.000

Pasal 16b

Pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir BKC, atau penyalur yang wajib memiliki izin yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16a

Denda

Rp25.000.000

Pasal 39

ayat 2 Setiap orang yang menyebabkan pejabat bea cukai tidak dapat menjalankan audit cukai

Denda

Rp75.000.000

2. Kelipatan tertentu dari nilai cukai

Pasal 16

ayat 6 Pengusaha pabrik yang tidak memberitahukan BKC yang selesai dibuat

sebagaimana dimaksud pasal 16 ayat 3

Denda dua kali nilai cukai dari BKC yang tidak

diberitahukan

Pasal 25 ayat 4

Pengusaha pabrik atau pengusaha

(24)

tempat penyimpanan yang

mengeluarkan BKC dari pabrik atau tempat penyimpanan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 25 ayat 1

BKC yang dikeluarkan

3. Persentase tertentu dari nilai cukai

Pasal 7a ayat 7

Pengusaha pabrik yang pelunasan cukainya dengan pembayaran berkala yang tidak membayar cukai sampai jangka waktu

pembayaran berkala berakhir

Wajib membayar cukai yang terhutang dan sanksi

administrasi sebesar 10% dari nilai cukai yang terhutang Pasal 7a

ayat 8

Pengusaha pabrik atau importir BKC yang mendapat penundaan yang dimaksud pada pasal 7a ayat 2 dan 3 yang tidak membayar cukai sampai jatuh tempo penundaan

Wajib membayar cukai yang terhutang dan sanksi

administrasi sebesar 10% dari nilai cukai yang terhutang

4. Nilai rupiah minimum sampai maksimum

a. apabila pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah);

b. apabila

Pasal 14 ayat 7

Setiap orang yang menjalankan kegiatan sebagaimana dimaksud pasal 14 ayat 1 tanpa memiliki izin

(25)

pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah);

c. apabila pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 5 (lima) kali

Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah);

d. apabila pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 7 (tujuh) kali

Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah); atau e. apabila pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

(26)

rupiah).

Apabila dalam 5 tahun terakhir : a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); atau

Pasal 25 ayat 4a

Pengusaha pabrik atau pengusaha tempat

penyimpanan yang memasukan BKC ke pabrik atau tempat penyimpanan tanpa

mengindahkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 25 ayat 1

(27)

e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Apabila dalam 5 tahun terakhir : a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp1.000.000,00 (satu

juta rupiah); b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 5 (lima) kali

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); d. pelanggaran dilakukan keempat kali,

Pasal 26 ayat 3

Pengusaha pabrik atau pengusaha tempat

penyimpanan yang tidak melaporkan pemindahan BKC yang belum dilunasi cukainya karena keadaan darurat

sebagaimana dimaksud pasal 26 ayat 2

(28)

dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 7 (tujuh) kali

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); atau

e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

dalam 5 (lima) tahun

terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp5.000.000,00 (lima

juta rupiah); b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah); c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi

Pasal 27

ayat 4 Setiap orang yang tidak memenuhi ketentuan tentang pengangkutan BKC sebagaimana dimaksud pasal 27 ayat 2

(29)

administrasi berupa denda sebesar 5 (lima) kali

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah); d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 7 (tujuh) kali

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah); atau

e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp5.000.000,00 (lima

juta rupiah); b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi

Pasal 31 ayat 3

Pengusaha tempat penyimpanan yang melanggar ketentuan mengenai larangan sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat 1b

(30)

berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah); c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 5 (lima) kali

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah); d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 7 (tujuh) kali

Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah); atau

e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda

Pasal 35 ayat 4

Setiap orang yang menyebabkan pejabat bea cukai tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 35 ayat 1, 2, dan 3

(31)

sebesar

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 5 (lima) kali

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 7 (tujuh) kali

Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); atau e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar

(32)

0 (seratus juta rupiah).

dalam 5 (lima) tahun

terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp25.000.000,00 (dua

puluh lima juta rupiah);

b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah); c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 5 (lima) kali

Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah); d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 7 (tujuh) kali

Pasal 36

ayat 2 Pengusaha pabrik,pengusaha penyimpanan, importir BKC, penyalur, pengusaha TPE, pengguna BKC yang mendapat fasilitas

pembebasan cukai yang terhadapnya dilakukan

pemeriksaan yang tidak

menyediakan tenaga atau peralatan atau tidak

menyerahkan buku, catatan, dan/atau dokumen pada waktu pemeriksaan sebagaimana dimaksud pasal 36 ayat 1

(33)

Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah); atau e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp250.000.000,0 0 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp2.500.000,00 (dua

juta lima ratus ribu rupiah); b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali

Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah); c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda

Pasal 37

ayat 4 Setiap orang yang menyebabkan pejabat Bea Cukai tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 37 ayat 1 dan pengangkut yang tidak mengindahkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 37 ayat 2

(34)

sebesar 5 (lima) kali

Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah); d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 7 (tujuh) kali

Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah); atau

e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar

Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). 5. Kelipatan

minimum sampai dengan maksimum dari nilai cukai

apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar;

b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi

Pasal 8 ayat 3

Pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir BKC, atau setiap orang yang melanggar ketentuan tidak dipungutnya cukai sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat 2

(35)

berupa denda sebesar 4 (empat) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar; c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 6 (enam) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar;

d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 8 (delapan) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar; atau e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan

Pasal 9 ayat 3

Pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir BKC, atau setiap orang

(36)

pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar;

b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar; c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 6 (enam) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar;

d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 8 (delapan) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar; atau e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

yang melanggar ketentuan tentang pembebasan cukai sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat 1 atau 2

(37)

sanksi administrasi berupa denda sebesar 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali nilai cukai dari barang kena cukai yang kedapatan kurang atau lebih;

b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali nilai

cukai dari barang kena cukai yang kedapatan kurang atau

lebih;

c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 6 (enam) kali nilai

cukai dari barang kena cukai yang

Pasal 23 ayat 3

Pengusaha pabrik atau pengusaha tempat

penyimpanan yang melakukan pelanggaran

(38)

kedapatan kurang atau

lebih;

d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 8 (delapan) kali nilai

cukai dari barang kena cukai yang kedapatan kurang atau

lebih; atau e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar 10 (sepuluh) kali nilai cukai dari barang kena cukai yang kedapatan

kurang atau lebih. apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar;

b. pelanggaran dilakukan kedua

Pasal 27 ayat 3

Setiap orang yang tidak memenuhi ketentuan tentang pengangkutan BKC yang belum dilunasi cukainya sebagaimana dimaksud pasal 27 ayat 1

(39)

kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar; c. pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 6 (enam) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar;

d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 8 (delapan) kali nilai

cukai yang seharusnya dibayar; atau e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

sanksi administrasi berupa denda sebesar 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

a. apabila pelanggaran

Pasal 29 ayat 2a

Pengusaha pabrik atau importir BKC

(40)

dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali nilai cukai yang seharusnya dilunasi; b. apabila pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali nilai

cukai yang seharusnya dilunasi; c. apabila pelanggaran dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 6 (enam) kali nilai

cukai yang seharusnya dilunasi; d. apabila pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 8 (delapan) kali nilai cukai yang

yang melekatkan pita cukai atau membubuhkan tanda pelunasan cukai lainnya pada BKC yang tidak sesuai dengan pita cukai atau tanda pelunasan cukai lainnya yang diwajibkan yang menyebabkan kekurangan pembayaran cukai

(41)

seharusnya dilunasi; atau e. apabila pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seharusnya dilunasi.

apabila dalam 5 (lima) tahun terakhir: a. pelanggaran dilakukan pertama kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali nilai cukai dari pita cukai atau tanda pelunasan cukai lainnya yang didapati telah dipakai;

b. pelanggaran dilakukan kedua kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali nilai

cukai dari pita cukai atau tanda pelunasan cukai lainnya

yang didapati telah dipakai; c. pelanggaran

Pasal 32 ayat 2

Pengusaha pabrik, importir BKC, penayalur atau pengusaha TPE yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai atau

pembubuha pelunasan cukai lainnya yang melanggar ketentuan larangan sebagaimana dimaksud pasal 32 ayat 1

Denda paling sedikit dua kali nilai cukai dan paling banyak sepuluh kali nilai cukai dari pita cukai atau tanda

(42)

dilakukan ketiga kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 6 (enam) kali nilai

cukai dari pita cukai atau tanda pelunasan cukai lainnya

yang didapati telah dipakai; d. pelanggaran dilakukan keempat kali, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 8 (delapan) kali nilai

cukai dari pita cukai atau tanda pelunasan cukai lainnya

yang didapati telah dipakai; atau e. pelanggaran dilakukan kelima kali atau lebih, dikenai

Referensi

Dokumen terkait

3.4.2 Setelah menyimak video pembelajaran yang telah ditampilkan guru tentang teks percakapan yang melibatkan tindak tutur memberi dan meminta informasi terkait

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat, kasih, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah

Dari hasil pengukuran yang didapat dari skateboard listrik yang telah dibuat dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian kecepatan menggunakan sensor accelerometer

meletakkan ligatur sutra pada subgingiva sevikal gigi anterior rahang bawah selama 7 hari. Setelah ligatur dilepas, tikus dibagi dalam 4 kelompok yaitu ekstrak kulit manggis dosis

STAF URKEU SUBBAG RENMIN BIDKEU-. SLTA DIK TUK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengetahui kualitas Lembar kegiatan Siswa (LKS) pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik materi pecahan kelas V SD/MI, (2)

his Policy Brief focuses on support to democracy within international development aid, drawing its recommendations from a more extended book (Development First, Democracy

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan pada Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, terutama yang berkaitan dengan pengaruh anggaran