• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah: kuasi eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah: kuasi eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang"

Copied!
257
0
0

Teks penuh

(1)

(Kuasi Eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

KHOIRUNNISA

NIM: 109016100056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LE MtrAR PEi.'{ G ESAiiAi{ P E rlliiiMBiI\,i G SirR i PS

i

Skripsi yarg be+udr;l Peugarulr Peuggunaan Medla Animasi dengan Aualoe! Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah

disusun oleh Khoirunnisa,

NIM

109016100056, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegru-uan. Universitas isiam i.iegen Syanf Hitiayatuiiah iakarta. 'i'eiair meiaiui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

iakarta, 6 September 2Al4

Yang mengesahkan:

Pembimbing ii,

v4,:*

NIP. 19681228 2AA3A3 I 004

(3)

disusun oieli Khoirunnisa, Niir,t tOqCt61CC055, diajukan kepada Fakuitas Iirnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayahrllah .Iakarta dan telah dinyatakan

lulus daiam Ujian Munaqasah pada tanggal 7 Oktober 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jimsan Pendidikan llmu Pengeiahum:' Aiam (iPA) Pragram Studi Psadidikan Biologi.

Jakarta, November 20tr4

f)^...'+i^ I ;::^^ l{ ;,..^^ ^^^^L

r dlltilcl LlJldll tvrtU ldq6i5dll

r\utLt(r r dlurrd uJ r4lr -vrLtildqas(ur

Dr. Zulflani. M.Pd

NrP. 19760309 200501 2 402

Penguji I

Dr. Ahmad So*,'an. L,l.Fd. NrP. 196s0115 198703 1020

Penguji II

Eny S. Rosyidatun. MA NrP. 19750924 244604 2 001

/4 - tt

-20lq

asi\

R J^--^r^L...i.IvtEuB\rt(UtUl.

Dekan Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Kegwuan,

(4)

Saya yang bertanda tan Nama

NIM

Jurusan/Prodi

Alamat

1.

Namapembimbing I

NIP

Jurusan/Program Studi

2. Namapembimbing

II

NIP

Jurusan/Program Studi

Dr. Sujiyo Miranto, M.pd

1968t228 200303

I 004

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi Dr. Yanti Herlanti, M.pd

19710119 200801 2 Ot}

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi SURAT PERNYATAAN KARYA

ILMIAH

gan dibawah ini: Khoirunnisa

109016100056

Pendidikan IPA/ pendidikan Biologi

Jl. Joglo Baru Rt 03106 Joglo, Kembangan, JakartaBarat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHI{YA

Bahwa skripsi yang berjudur pengaruh penggunaan Media Animasi

dengan Analogi terhadap Hasil Berajar Biorogi Siswa pada Konsep sistem peredaran Darah adalahbenar hasil karya sendiri di bawah bimbingan

dosen:

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dengan sesu,gguhnya

clan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bgkan hasil karya sendiri.

J akarla, 22 S eptemb er 20 I 4 Yang menyatakan

(5)

i ABSTRAK

Khoirunnisa. NIM. 109016100056. Pengaruh Penggunaan Media Animasi dengan Analogi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah (Kuasi Eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik random sampling. Sampel penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 32 siswa. Kelas eksperimen menggunakan media animasi dengan analogi, sedangkan kelas kontrol menggunakan media animasi tanpa analogi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat pilihan (option). Analisis data kedua kelompok menggunakan uji t, diperoleh hasil thitung

sebesar 2,32 dan ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 sebesar 2,04, maka thitung >

ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media animasi

dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah.

(6)

ii ABSTRACT

Khoirunnisa. 109016100056. The Influence of Using Animation Media with Analogy toward The Result of Biology Learning of Student on Concepts of Circulatory System. (A Quasi Experiment at SMP Muhammadiyah 22 Pamulang). Thesis of Biology Education Study Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.

This research aimed to find out the influence of animation media with analogy toward the result of biology learning of student on the concepts of circulatory system. The research was conducted at SMP Muhammadiyah 22 Pamulang. The method used in this research was the quasi experimental method with nonequivalent control group design research. The sampling technique used in this research was a random sampling technique. The research sample of experiment class and control class totalled 32 students. The experiment class used animation media with analogy while the control class used animation media without analogy. The instrument used in this research was the objective test through multiple choice type with four options. A t-test was applied in the data analysis. This obtained tcount 2,32 and ttable 2,04 in the significant level a = 0,05, the tcount >

ttable. It indicated that there is influence of animation media with analogy toward

the result of biology’s learning on the concept circulatory system.

(7)

iii

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

berkat rahmat, ridho dan kasih sayang-Nya penulis memperoleh kemudahan

dalam menyusun skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Animasi

dengan Analogi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih. Dengan ketulusan dan kerendahan hati,

penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifai, M.A Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran

dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.

5. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran

dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.

6. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, Dosen Pendidikan Biologi yang telah

memberikan arahan dan bimbingan terkait uji kelayakan konten media animasi

dengan analogi yang digunakan dalam penelitian ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta

bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

8. Bapak Drs. Hudaefi, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 22 Pamulang,

(8)

iv

skripsi. Bapak Suswanto, S.Pd, Guru bidang studi IPA yang telah memberikan

arahan dan bantuan selama pelaksanaan penelitian skripsi.

9. Bapak Nasehadin, S.Kom, Staf Divisi Multimedia Pustekkom yang telah

memberikan bimbingan dan arahan terkait uji kelayakan media animasi

dengan analogi yang penulis gunakan dalam penelitian.

10.Teruntuk keluarga tercinta, Ayahanda Margono dan Ibunda Endang

Dayaningsih yang tiada henti melantunkan doa, memberikan motivasi dan

pengorbanannya baik segi moril maupun materi kepada penulis. Kakak-kakak

tersayang yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan kepada

penulis.

11.Sahabat-sahabat terbaik, Reni Agustini, Rosita dan Taufik Hidayat, Indria

Yuni Putami dan Vickry Wahyudi yang tiada henti mendampingi, memotivasi

dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat pendidikan Biologi 2009 yang senantiasa memotivasi dan

mendukung penulis, khususnya untuk Dwi Septiana, Istiqomah Nuraini, Unti

Ayuningtyas, Karina Koestiarti, dan Fitri Nurjannah.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca

pada umumnya.

Jakarta, September 2014

(9)

v LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ... 7

1. Hakikat Media Pembelajaran ... 7

2. Media Animasi ... 15

3. Analogi ... 18

4. Model Pengajaran Langsung (Direct Instuction) ... 23

5. Konsep Sistem Peredaran Darah ... 25

6. Hasil Belajar ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 35

(10)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Metode dan Desain Penelitian ... 38

C. Prosedur Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

H. Instrumen Penelitian ... 42

I. Kalibrasi Instrumen ... 45

J. Teknik Analisis Data ... 48

K. Hipotesis Statistik ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 52

2. Hasil Uji Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 53

3. Deskripsi Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 56

1. Uji Normalitas ... 57

2. Uji Homogenitas ... 57

C. Uji Hipotesis ... 58

D. Deskripsi Data Hasil Lembar Observasi ... 59

E. Deskripsi Data Hasil Wawancara tentang Penggunaan Media Animasi dengan Analogi ... 60

F. Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(11)

vii

Tabel 2.1. Klasfikasi Media Berdasarkan Bentuk Fisiknya ... 11

Tabel 2.2 Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat ... 12

Tabel 2.3 Sintaks Model Pengajaran Langsung ... 24

Tabel 2.4 Analogi Sistem Peredaran Darah dengan Sistem Transportasi Bus Transjakarta ... 27

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 39

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes Objektif ... 43

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Daftar Cek Pengetahuan Siswa tentang Bus Transjakarta ... 44

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran dengan ANATES ... 47

Tabel 4.1 Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 52

Tabel 4.2 Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 53

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Per Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

Tabel 4.4 Kategori N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

[image:12.595.118.511.198.580.2]

Halaman

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 14

Gambar 2.2 Peta Konsep Sistem Peredaran Darah ... 26

Gambar 2.3 Penjenjangan Domain Kognitif ... 29

Gambar 2.4 Bagan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses

dan Hasil Belajar ... 32

(13)

ix

Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ... 72

Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol ... 96

Lampiran 3. LKS Pertemuan Pertama ... 107

Lampiran 4. LKS Pertemuan Kedua ... 111

Lampiran 5. LKS Pertemuan Ketiga ... 117

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen ... 122

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes Objektif ... 123

Lampiran 8. Uji Coba Instrumen ... 138

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 148

Lampiran 10. Soal Uji Kompetensi Sistem Peredaran Darah Manusia ... 158

Lampiran 11. Kunci Jawaban Uji Kompetensi (Penelitian) ... 165

Lampiran 12. Data Nilai N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 166

Lampiran 13. Data Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 167

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 169

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 175

Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 181

(14)

x

Lampiran 18. Uji Hipotesis ... 183

Lampiran 19. Analogi Sistem Peredaran Darah dengan Sistem Transportasi Bus Transjakarta ... 187

Lampiran 20. Storyboard Media Animasi dengan Analogi pada Konsep Sistem Peredaran Darah ... 190

Lampiran 21. Media Animasi dengan Analogi pada Konsep Sistem Peredaran Darah ... 195

Lampiran 22. Media Animasi ... 200

Lampiran 23. Daftar Cek Pengetahuan Siswa tentang Bus Transjakarta ... 206

Lampiran 24. Lembar Observasi Mengajar ... 212

Lampiran 25. Perhitungan Lembar Observasi ... 216

Lampiran 26. Hasil Wawancara tentang Media Animasi dengan Analogi ... 218

Lampiran 27. Lembar Observasi Sekolah ... 228

Lampiran 28. Dokumentasi Foto Penelitian ... 230

Lampiran 29. Uji Referensi ... 231

Lampiran 30. Lembar Penilaian Media Animasi dengan Analogi ... 239

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas pembelajaran dan keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi

oleh beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut memiliki hubungan

dan pengaruh yang cukup besar dalam motivasi dan perolehan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Komponen-komponen itu

diantaranya yaitu tujuan pembelajaran, guru sebagai salah satu sumber belajar

dan fasilitator dalam pembelajaran, siswa sebagai sasaran pembelajaran, bahan

ajar, strategi, metode pembelajaran serta media pembelajaran yang digunakan.

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat merupakan salah satu proses

yang dilakukan dalam pembelajaran. Menurut Sugandi yang dikutip oleh

Sigit, komponen strategi pembelajaran antara lain yaitu metode mengajar dan

media pembelajaran yang digunakan.1 Setiap materi ajar yang akan

disampaikan kepada siswa memiliki tujuan pembelajaran dan karakteristik

yang berbeda, sehingga dibutuhkan kemampuan dan keterampilan guru dalam

mengemas pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode dan media

pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi ajar tersebut. Hal

tersebut diharapkan agar tujuan pembelajaran tercapai dan dapat

meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran sehingga pada akhirnya

dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.

Media pendidikan merupakan bagian integral dari proses pendidikan di

sekolah, oleh sebab itu media pendidikan harus dikuasai oleh setiap guru

profesional.2 Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang

penting dalam penyampaian materi ajar kepada siswa. Penggunaan media

pembelajaran sangat membantu ketika guru kesulitan dalam menjelaskan

1 Sigit Widigdo Prayogo, Basyirun, Winarno Dwi Rahardjo, “Keefektifan

Penggunaan Media Animasi Macromedia Flash pada Materi Kompresor”, Automotive Science and Education Journal, 1(1), 2012, h. 34, tersedia on line di http://journal.unnes.ac.id/sju/index/php/asej/article/

View/171.pdf.

2

(16)

2

materi pelajaran tertentu yang kurang maksimal apabila hanya dijelaskan

melalui kata-kata atau ceramah. Hal ini menjadi sebuah tuntutan bagi guru

agar memiliki kompetensi dalam penggunaan media pembelajaran sebagai alat

dalam penyampaian materi ajar, agar tujuan pembelajaran dapat diperoleh

secara maksimal.

Menurut Thomas Wibowo terdapat tujuh alasan yang menyebabkan

sejumlah guru enggan menggunakan media pembelajaran. Pertama

menggunakan media pembelajaran itu repot. Kedua media itu cenderung

canggih dan mahal. Ketiga guru tidak terampil dalam menggunakan media.

Keempat media itu dianggap sebagai hiburan sedangkan belajar itu serius.

Kelima tidak tersedia di sekolah. Keenam terbiasanya menikmati ceramah

atau penjelasan verbal. Ketujuh kurangnya penghargaan dari atasan ketika

guru menggunakan media pembelajaran. Untuk mengatasi semua alasan

tersebut hanya satu hal yang diperlukan, yaitu perubahan sikap guru.3

Keterbatasan pendidik dalam menggunakan media pembelajaran dan

mengaplikasikannya dalam pengajaran menjadi masalah yang perlu

diperhatikan. Tak jarang hal tersebut menjadi kendala dalam terciptanya

suasana pembelajaran yang komunikatif, kreatif, efektif dan efisien. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan secara searah melalui penjelasan verbal

menciptakan suasana yang monoton dan membosankan bagi siswa.

Berbagai faktor yang terkadang menjadi penyebab kurang maksimalnya

penggunaan media pembelajaran yang komunikatif dan kreatif tersebut perlu

menjadi perhatian tersendiri bagi para pendidik. Peranan guru sebagai sumber

belajar dan fasilitator akan lebih maksimal jika didukung dengan penggunaan

media pembelajaran yang baik pula.

Melalui penggunaan contoh-contoh dalam media pembelajaran yang

menarik berupa gambar, foto, video, media asli atau animasi diharapkan

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan

sehingga siswa pun termotivasi dalam pembelajaran yang dilakukan.

3

(17)

Penggunaan media pembelajaran yang beranekaragam tentunya melalui

tahap pemilihan media pembelajaran terlebih dahulu yang disesuaikan dengan

keadaan di sekolah. Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran, karakteristik pembelajaran, peserta didik dan sarana dan

prasarana yang teradapat di sekolah tersebut.

Karakteristik konsep yang diajarkan juga patut menjadi pertimbangan

dalam pemilihan media pembelajaran yang digunakan. Konsep yang menuntut

siswa untuk memahami proses urutan suatu kejadian tertentu seperti sistem

peredaran darah, akan lebih sulit jika dijelaskan dengan kata-kata saja berupa

ceramah. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk

menjelaskan konsep tersebut yaitu media animasi. Hal tersebut juga

diungkapkan oleh Sekar Dwi Ardianti dkk dalam penelitiannya, bahwa

beberapa animasi yang digunakan khususnya pada sistem organ

mempermudah siswa dalam memahami materi yang tidak dapat dilihat dengan

mata biasa.4

Berdasarkan hasil observasi peneliti di sekolah yang dijadikan tempat

penelitian, konsep seperti sistem peredaran darah memiliki beberapa bagian

yang cukup sulit untuk diingat dan dipahami oleh siswa, seperti pada bagian

proses peredaran darah besar dan kecil. Hal itu menyebakan kurangnya

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari sehingga berpengaruh pada

hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Sulitnya pemahaman siswa tersebut juga dapat disebabkan karena siswa

masih belum mengenal dan sukar dalam membayangkan konsep yang akan

dipelajari. Salah satu cara yang mungkin dapat digunakan agar siswa lebih

mudah mengenal dan memahami konsep yang diajarkan yaitu dengan

penggunaan analogi dalam pembelajaran. Menurut buku yang diedit oleh

Allan G. Harrison dan Richard K. Coll bahwa analogi membuat konsep

4 Sekar Dwi Ardianti, Wulan Christijanti, Pramesti Dewi, “Peran Media Animasi dengan

(18)

4

abstrak yang asing menjadi lebih dikenal dengan membandingkan konsep

tersebut dengan objek dan pengalaman keseharian.5

Penggunaan analogi dalam pembelajaran juga disesuaikan dengan konsep

yang akan dipelajari. Salah satu konsep yang dapat diajarkan dengan

mengggunakan analogi yaitu sistem peredaran darah yang sering dikenal

dengan sistem transportasi. Pemilihan analogi yang digunakan juga

disesuaikan dengan pengetahuan umum yang sudah dikenal sebelumnya oleh

siswa. Dalam penelitian ini akan digunakan perumpamaan sistem peredaran

darah dengan sistem transportasi Bus Transjakarta yang mayoritas telah siswa

ketahui dan kenal sebelumnya. Untuk mengetahui persentase pengetahuan

siswa tentang Bus Transjakarta, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data

melalui daftar cek pengetahuan siswa tentang Bus Transjakarta. Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas siswa di sekolah yang akan

diberikan perlakuan media animasi dengan analogi mengetahui tentang Bus

Transjakarta.6 Penggunaan analogi tersebut disesuaikan dengan keadaan yang

ada di sekitar lingkungan siswa agar dapat lebih mudah dipahami dan dilihat

secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan media animasi yang dipadukan dengan analogi diharapkan

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan

sehingga mampu membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari

dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan suatu

penelitian mengenai pengaruh media animasi dengan analogi terhadap hasil

belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Penggunaan Media Animasi dengan Analogi terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah

5

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, Analogi dalam Kelas Sain: Panduan FAR – Cara Menarik untuk Mengajar dengan Menggunakan Analogi, Terj. dari Using Analogies in Middle and Secondary Science Classrooms: The FAR GuideAn Interesting Way to Teach With Analogies oleh Akhlis Nursetiadi, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet.I, h. 2.

6

(19)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah di

antaranya:

1. Kurangnya pemanfaatan media yang tepat dalam proses pembelajaran

yang umumnya dilakukan di sekolah.

2. Siswa sulit memahami materi ajar yang bersifat abstrak dan terdiri dari

penjelasan berupa proses kejadian tertentu jika hanya dijelaskan oleh guru

melalui uraian kata-kata saja.

3.

Kurangnya gambaran umum yang dimiliki siswa tentang konsep yang

akan dipelajari.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dibahas

jelas dan tidak meluas, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh

penggunaan media animasi dengan analogi pada proses pembelajaran.

Sedangkan hasil belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada aspek

kognitif siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti

pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh

penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi

siswa pada konsep sistem peredaran darah?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada

(20)

6

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai pemanfaatan media animasi dengan

analogi dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Memberikan salah satu alternatif bagi pendidik dalam mengatasi

kejenuhan yang sering terjadi pada proses pembelajaran sehingga mampu

meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

3. Memberikan informasi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dan

mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran dengan baik dan

menyenangkan melalui penggunaan media animasi dengan analogi

(21)

7 A. Deskripsi Teoretis

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Pemahaman tentang media pembelajaran akan lebih bermakna jika

mengetahui terlebih dahulu mengenai arti dari kata media dan pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti „tengah’, „perantara’ atau „pengantar’.1

Media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim ke penerima pesan.2 Menurut Gagne dalam buku yang

ditulis oleh Arief S. Sadiman dikatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Adapun Brigss berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset,

film bingkai adalah contoh-contohnya.3

Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi. Dalam suatu proses

komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen

pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen

pesan itu sendiri yaitu berupa materi pelajaran.4

Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar

komunikasi antara guru dan siswa berlangsung dengan baik dan informasi

yang disampaikan dapat diterima oleh siswa, guru perlu menggunakan media

1

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 3.

2

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2007), h. 6.

3 Ibid.

4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(22)

8

pengajaran. Kegiatan belajar mengajar melalui media terjadi bila terdapat

komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima).5

Setelah mengetahui pengertian tentang media dan pembelajaran, berikut

ini disajikan beberapa pengertian tentang media pembelajaran. Menurut Rossi

dan Breidle dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya dikatakan bahwa

media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan

sebagainya.6

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang mampu

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga

dapat tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerima pesan dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.7

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara atau

penyalur pesan yang berisikan materi pelajaran yang sudah terencana dari

pengirim pesan ke penerima pesan yaitu peserta didik guna menciptakan

kondisi pembelajaran yang kondusif.

b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam

proses belajar siswa, yaitu: 8

1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga mampu

menumbuhkan motivasi belajar siswa

2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran

5

Usman, M. Basyiruddin – Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 7.

6

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 204.

7

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 7.

8

(23)

3) metode mengajar yang digunakan akan lebih bervariasi, tidak hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru.

4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena siswa tidak

hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga dapat melakukan

aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa manfaat yang telah disebutkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran bermanfaat untuk menciptakan

kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efisien. Media pembelajaran

bermanfaat untuk meningkatkan motivasi siswa yang akan berpengaruh pada

pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi, sehingga pada akhirnya

berpengaruh positif pada peningkatan hasil belajar siswa.

Mengenai fungsi media pembelajaran, Nana Sudjana seperti dikutip oleh

Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno mengatakan bahwa media memiliki

beberapa fungsi yaitu:9

1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan

fungsi tambahan, media memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian integral dari

keseluruhan situasi mengajar. Media pengajaran merupakan salah satu

unsur yang harus dikembangkan guru.

3) Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan

dan isi pelajaran.

4) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat

hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya

lebih menarik perhatian siswa.

5) Penggunaan media lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar

mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang

diberikan guru.

9

(24)

10

6) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi

mutu belajar mengajar.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media

pembelajaran sebagai alat bantu mewujudkan situasi belajar yang efektif

sehingga membantu siswa dalam memahami penjelasan guru, bukan

semata-mata sebagai alat hiburan sesemata-mata tetapi diutamakan untuk mempertinggi

mutu belajar mengajar.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Para ahli media telah banyak yang membuat klasifikasi media

pembelajaran dengan berbagai pendekatan, salah satunya yatitu klasifikasi

media pembelajaran berdasarkan indera yang terlibat.

Menurut Rudi Bretz dalam buku Media Pembelajaran yang ditulis oleh

Yudhi Munadi mengatakan bahwa ia mencoba membagi media berdasarkan

indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari

setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi media tersebut yaitu:

media audiovisual gerak, audiovisual diam, audiovisual semi gerak, visual

gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak.10

Media auditif (audio) merupakan media yang hanya mengandalkan

kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, dan piringan hitam. Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.

Media visual ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak

seperti film strip, foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual

yang menampilkan gambaran atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film

kartun. Sedangkan media audio visual merupakan media yang mempunyai

unsur suara dan unsur gambar.11 Pelibatan pancaindera dalam penggunaan

media dimungkinkan mampu mempermudah siswa dalam memperoleh

pengetahuan atau informasi yang berguna bagi dirinya.

10

Yudhi Munadi, op. cit., h. 52.

11

(25)

Dengan demikian, media yang digunakan dalam proses pembelajaran

dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu media audio, media

visual, media audio visual dan multimedia, seperti yang terlihat dalam tabel

2.2 pada halaman 12.12 Berdasarkan klasifikasi tersebut, media animasi

termasuk ke dalam multimedia. Dalam buku Azhar Arsyad dikatakan bahwa

meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana multimedia

[image:25.595.115.517.166.578.2]

diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia dapat berupa kombinasi antara teks,

grafik, animasi, suara, dan video.13

Klasifikasi lain yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang disusun

oleh Heinich dan kawan-kawan. Klasifikasi tersebut disajikan dalam Tabel 2.1

berikut:14

Tabel 2.1 Klasifikasi Media Berdasarkan Bentuk Fisiknya

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak diproyeksikan (non projected media)

Realita, model, bahan grafis (graphic material), display

Media yang diproyeksikan (project media)

OHT, Slide, Opaque

Media video (Video) Audio kaset, audio vission, active audio vission

Media video (Video) Video

Media berbasis computer (computer based media)

Computer Assisted Instruction (CAI) Computer Managed Instruction (CMI)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya

merupakan penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah

media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak dapat diproyeksikan,

atau yang dapat diproyeksikan atau apakah media tersebut masuk dalam

golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara

visual, dan seterusnya.15

12

Yudhi Munadi, op. cit., h. 54-55.

13

Azhar Arsyad, op. cit., h. 170.

14

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 123.

(26)

12

Tabel 2.2. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat

Indera yang Terlibat

Nama Media

Sifat pesan Program (Software) Penyalur (Hardware)

Peralatan Proyeksi Pendengaran Media

Audio

Audio verbal dan nonverbal

Program Radio

 Siaran langsung

 Siaran tunda (rekam)

Radio

Program Audio Rekam:

 Sajian bahan diskusi

 Entertainment (Musik)

 Narasi

 Dongeng

 Drama, Poetry

 Pengemb.Kosaka ta

 Belajar konsep

 Model (meniru suara, nada, dll)

 Dan lain-lain

Alat-alat Rekam:

 Phonograph (Gramaphone)

 Audio Tape - Open reel tapes (reel-to-reel) - Cassette

tapes

 Compac Disc

Penglihatan Media Visual Visual-verbal Visual nonverbal-grafis Tulisan Verbal Sketsa, lukisan, photo, grafik, diagram, bagan, peta Buku Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan Visual Opaque Projector

Transparansi OHP Komputer Digital

Projector Visual

nonverbal-Tiga Dimensi

Model Maket (miniatu) Mock Up (alat tiruan) Specimen (barang contoh) Diorama Pendengaran dan Penglihatan Media Audio Visual

Verbal dan nonverbal, terdengar dan terlihat

Program audio visual:

 Film Dokumenter

 Film

Docudokumenter

 Film Drama

 dan lain-lain

Film 8 mm, 16 mm, 35 mm

Film Projector Video:

 Pita Magnetik

 Video Disc

 Chip Memory

Digital Projector

Televisi Multiindera Multimedia Pengalaman

langsung

Komputer

Pengalaman Berbuat: Lingkungan nyata dan Karyawisata

Pengalaman Terlibat : Permainan dan Simulasi, Bermain Peran dan Forum Teater

(27)

d. Dasar Pertimbangan dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk membantu komunikasi

dalam penyampaian pesan dari guru ke peserta didik guna menciptakan

kondisi pembelajaran yang kondusif. Dalam penggunaan media pembelajaran

tersebut, tentunya terlebih dahulu guru harus memilih media pembelajaran

yang sesuai.

Terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan

prioritas pengadaan media pendidikan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut. 16

1) Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif

2) Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif

3) Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif.

Setiap media pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing, guna memperkecil kelemahan pada media

pembelajaran diperlukan adanya pengetahuan terlebih dahulu tentang

kelebihan dan kekurangan media tersebut. Pemilihan dan penggunaan media

pembelajaran sebaiknya juga didasarkan pada kriteria yang dikehendaki.

Kriteria pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran yaitu: 17

1) Tujuan, hendaknya media yang digunakan mendukung tujuan pengajaran

yang telah dirumuskan

2) Keterpaduan (validitas), media yang digunakan hendaknya tepat dan

berguna bagi pemahaman bahan yang diperlajari

3) Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir, daya tangkap dan besar

kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan

4) Ketersediaan, perlu diperhatikan ketersediaan media tersebut di sekolah

dan tingkat kesukaran pemerolehan media tersebut

5) Mutu teknik, media yang digunakan hendaknya memiliki kelajasan dan

kualitas yang baik

16

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 238.

(28)

14

6) Biaya, adanya pertimbangan apakah biaya yang dikeluarkan seimbang

dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.

Dalam pemanfaatan media diperlukan pemahaman mengenai peranan

media pembelajaran. Untuk memahami peranan media dalam proses

mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya

dalam sebuah kerucut yang dinamakan kerucut pengalaman (cone of

experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale pada saat ini digunakan secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa

[image:28.595.118.520.180.602.2]

memperoleh pengalaman belajar secara mudah.18

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan

media tersebut dengan baik.19

18

Wina Sanjaya, op. cit., h. 165.

19

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Jakarta: Alumni, 1994), h. 16. Verbal

Lambang Visual

Visual

Radio

Film

Televisi

Karyawisata

Demonstrasi

Pengalaman Melalui Drama

Pengalaman Melalui Tiruan

Pengalaman Langsung KONKRET

(29)

Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan

kriteria-kriteria tertentu, yaitu tujuan mengajar, bahan pelajaran, metode

mengajar, tersedianya alat yang dibutuhkan, jalan pelajaran, penilaian hasil

belajar, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa, dan situasi pengajaran

yang sedang berlangsung.20

Berdasarkan pemaparan tentang kriteria dan cara pemilihan media di

atas, guru diharapkan mampu memilih media pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran, karakteristik materi ajar, kondisi siswa dan

fasilitas yang tersedia. Hal tersebut dilakukan agar media pembelajaran yang

digunakan mampu menyampaikan pesan kepada siswa dengan baik.

2. Media Animasi

a. Pengertian Media Animasi

Menurut Reiber pada buku Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam

Pendidikan yang ditulis oleh Munir mengatakan bahwa bagian penting lain

pada multimedia adalah animasi. Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang memiliki arti jiwa, hidup dan semangat. Dalam kamus Indonesia Inggris, kata animasi berasal dari kata animation yang berasal dari kata dasar to anime yang berarti menghidupkan.21 Animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek baik tulisan, bentuk benda, warna atau

spesial efek yang seolah-olah hidup karena kumpulan gambar itu berubah

beraturan dan ditampilkan secara bergantian.22

Animasi adalah rangkaian gambar yang disusun secara berurutan. Ketika

rangkaian gambar tersebut ditampilkan dengan kecepatan yang memadai,

rangkaian gambar tersebut akan terlihat bergerak.23

Jadi dapat disimpulkan bahwa media animasi merupakan salah media

yang memiliki nilai estetika dan mampu menyajikan objek baik tulisan,

20

Ibid.

21

Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 317.

22

Ibid., h. 318.

23

(30)

16

gambar, atau warna termasuk konsep dalam pembelajaran yang seolah-olah

hidup karena ditampilkan melalui perubahan kumpulan gambar secara teratur

dan bergantian, sehingga mampu menarik perhatian dan motivasi siswa untuk

terlibat dalam pembelajaran.

b. Macam-macam Animasi dalam Macromedia Flash

Ada beberapa macam animasi dalam Macromedia Flash, antara lain

tweened animation. Teknik tweened Animation memiliki dua tipe animasi, di antaranya yaitu Shape Tweening dan Motion Tweening. Penjelasan mengenai tipe-tipe animasi tersebut yaitu: 24

1) Shape Tweening

Shape tweening biasa digunakan untuk membuat animasi perubahan

bentuk. Shape tweening hanya dapat diterapkan untuk menganimasi obyek

shape. Jika menggunakan banyak shape, semuanya harus dalam layer yang

sama.

2) Motion Tweening

Animasi motion tweening biasa digunakan untuk membuat animasi objek bergerak dari satu posisi ke posisi lain, berputar, dan perubahan

ukuran atau skala. Motion tweening tidak dapat diterapkan pada objek

shape dan hanya dapat diterapkan pada objek instance (symbol), group, dan teks.

3) Frame by Frame

Frame by frame animation merupakan teknik animasi yang tersusun

dari banyak rangkaian gambar yang berbeda. Pada animasi frame by frame, setiap perubahan gerak atau bentuk sebuah objek diletakan pada frame secara berurutan. Animasi yang dihasilkan akan semakin halus jika

semakin banyak frame yang digunakan untuk menampung setiap detil

gerakan sebuah benda.

24

[image:30.595.116.514.208.576.2]
(31)

4) Animasi Motion Guide

Animasi motion guide merupakan animasi yang dapat digunakan

untuk membuat suatu gerakan yang mengikuti suatu jalur yang dibuat.

5) Animasi Masking

Animasi masking merupakan animasi yang digunakan untuk

menampilkan objek yang semula disembunyikan.

6) Animasi Motion Tween Rotate

Animasi motion tween rotate merupakan animasi yang digunakan

untuk membuat animasi perputaran, baik berputar di tempat maupun

sambil berjalan.

c. Manfaat Media Animasi

Animasi memiliki manfaat yang cukup banyak termasuk di dalam

multimedia. Manfaat animasi dalam multimedia diantaranya sebagai berikut. 25

1) Mampu menunjukkan obyek dengan idea (misalnya efek gravitasi pada

suatu obyek

2) Menjelaskan konsep yang sulit dipahami

3) Menjelaskan konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit

4) Memperlihatkan dengan jelas suatu langkah prosedural

Manfaat tersebut juga merupakan manfaat yang dapat diperoleh melalui

pemanfaatan media animasi di dalam proses pembelajaran. Melalui

pemanfaatan animasi diharapkan akan tercipta situasi pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa mampu memahami materi ajar dengan lebih efektif,

efisien dan menarik. Hal tersebut mampu meningkatkan motivasi belajar siswa

dan mampu meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi

ajar sehingga akhirnya berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

25

(32)

18

3. Analogi

a. Pengertian Analogi

Terdapat beberapa pengertian analogi dari beberapa pendapat yang dapat

membantu dalam memahami makna dari analogi. Analogi menurut kamus

berasal dari kata kerja yaitu analogous yang berarti terdapat dua persamaan

dalam fungsi dua buah benda tetapi tidak sama pada bentuknya. Sedangkan

Analogy sebagai kata benda memiliki dua pengertian, yaitu: 26

1. Berhubungan pada beberapa hal terutama pada fungsi atau posisi diantara

dua buah benda yang tidak sama.

2. Dua benda dikatakan sama jika memiliki kesamaan dalam beberapa hal,

maka keduanya akan memiliki kesamaan pula pada hal lainnya.

Menurut jurnal yang ditulis oleh Ahmad Harjono dikatakan bahwa

pengertian analogi adalah pembanding yang dibuat untuk menunjukkan

kesamaan antara ciri-ciri pokok suatu benda atau ide-ide atau seluruh cirinya

berbeda, seperti jantung dengan pompa. Slavin menjelaskan bahwa analogi

mengaitkan konsep-konsep baru dengan informasi yang telah dipahami.27

Pendapat lain juga diungkapkan dalam jurnal yang ditulis Khairurrijal dkk

bahwa analogi adalah proses pembandingan keserupaan-keserupaan antara dua

konsep berbeda.28 Dengan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa analogi

menghubungkan kesamaan antara satu benda yang telah diketahui dengan

benda lain yang informasinya baru akan diketahui.

Pemikiran secara analogi mempunyai tiga hal dasar yaitu kesamaan,

struktur/susunan dan kegunaan. Analogi ditekankan untuk mengidentifikasi

struktur/susunan paralel antara sumber dan beda obyek. Setiap elemen beda

obyek benda harus terhubung dengan hanya satu elemen pada sumber (dan

26 Lucia Ina Trisjanti, Hari Purnomo, dan Muhammad Faqih, “Penggunaan Analogi Sebagai Metoda Rancang Arsitektur”, Jurnal ITS Master, 2011, 16785, h. 6.

27Ahmad Harjono, “Penerapan Strategi Belajar pada Model Pengajaran Langsung ( Direct Instruction)”, Jurnal Dinamika Pendidikan, 2 (1), 2006, h. 22.

28

Khairurrijal, dkk., “Konsep Komponen Listrik (Kapasitor, Induktor, dan Memristor)

(33)

sebaliknya).29 Analogi berusaha mengaitkan antara kesamaan baik struktur

maupun fungsi antara satu objek dengan objek yang lain.

Dalam analogi terdapat istilah analog dan target, objek keseharian,

kejadian atau cerita yang cukup dipahami disebut analog, sedangkan konsep sains yang sedang dibandingkan disebut target. Hubungan antara analog dengan target disebut pemetaan. Pemetaan (mappings) dapat menjadi,

Positif : Memiliki sifat bersama di mana terdapat kesamaan antara target

dengan analog.

Negatif : Memiliki sifat bukan bersama di mana terdapat ketidaksamaan

antara target dan analog.30

b. Tipe Analogi

Menurut Donna P. Duerk terdapat empat tipe analogi, yaitu: 31

1) Analogi Langsung: Digunakan untuk membandingkan suatu obyek

dengan beberapa fungsi bangunan yang kita desain, dimana analogi

tersebut digunakan untuk menstimulasi ide desain.

2) Analogi Personal: Bergantung pada persepsi seseorang jika orang

tersebut berada pada keadaan obyek yang didesain.

3) Analogi Simbolik: Merupakan suatu pengibaratan dari sesuatu yang

sudah dikenal umum.

4) Analogi Fantasi: Mengibaratkan keadaan yang indah atau ideal untuk

menciptakan sumber ide bagi pemecahan masalah.

Curtis dan Reigeluth pada tahun 1984 meninjau 26 buku teks IPA dan

menemukan 216 analogi dan menggolongkannya menjadi tiga tipe. Tiga

tipe analogi tersebut yaitu: 32

29

Lucia Ina Trisjanti, Hari Purnomo, dan Muhammad Faqih, op. cit., h. 2.

30

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, Analogi dalam Kelas Sain: Panduan FAR – Cara Menarik untuk Mengajar dengan Menggunakan Analogi, Terj. dari Using Analogies in Middle and Secondary Science Classrooms: The FAR GuideAn Interesting Way to Teach With Analogies oleh Akhlis Nursetiadi, (Jakarta: PT Indeks, 2013), Cet.I, h. 11.

31

Lucia Ina Trisjanti, Hari Purnomo, dan Muhammad Faqih, op. cit., h. 7-8.

32

(34)

20

1) Analogi sederhana. Analogi yang paling umum dikenal, dasar yang

digunakan sebagai perbandingan tidaklah tetap. Tipe analogi ini lebih

kepada analogi struktur yang deskriptif.

2) Analogi diperkaya. Menjelaskan analogi prosesnya, fungsinya

senantiasa dinamis tidak terbatas pada bentuk permukaannya saja.

Analogi ini ditambah dengan penjelasan cara kerja.

3) Analogi diperluas. Analogi yang diperluas mengandung pemetaan

yang sederhana dan diperkaya.

Mengenai tipe yang manakah yang lebih baik, Gentner dalam

penelitiannya menekankan bahwa analogi struktur membuka kesempatan

munculnya analogi-analogi yang lain, namun hanya hubungan fungsi yang

dapat membangun pemahaman konsep yang lebih utuh. Dia berpandangan

akan banyak ditemukan kemiripan-kemiripan pada analogi, namun para murid

akan lebih mendapatkan manfaatnya saat ditemukan “bukan hanya kemiripan biasa namun kemiripan yang sudah diidentifikasi dengan sistematis”, sehingga mudah dikenali dan dipahami.33

c. Langkah-langkah Penggunaan Analogi

Menurut model pengajaran dengan analogi dari Glynn (ADA Glynn)

terdapat enam langkah yang dapat dilakukan untuk memperoleh

analogi-analogi yang baik, yaitu: 34

1) Mengenalkan konsep target

2) Mengulas lengkap konsep analogi

3) Mengidentifikasi atribut-atribut relevan antara target dan analogi

4) Memetakan keserupaan antara konsep-konsep analogi dan target

5) Mengidentifikasi atau mencari keadaan pengecualian yang mana analogi

tersebut tidak bekerja

6) Mengambil kesimpulan-kesimpulan tentang konsep target.

33

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, op. cit., h. 24.

34

(35)

Penjelasan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam

mengajarkan analogi juga dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Allan G.

Harrison dan Richard K. Coll. Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui

tiga tahapan, yaitu: 35

1) Fokus : Pastikan para murid mengetahui mengapa anda ingin

menggunakan analogi

2) Aksi : Pastikan para murid mengenal objek atau pengalaman

keseharian yang ingin digunakan sebagai analogi.

3) Refleksi : Evaluasi keefektifan penggunaan analogi.

Selain langkah-langkah tersebut, terdapat beberapa hal penting yang harus

diingat ketika menggunakan analogi dalam pembelajaran, yaitu: 36

1) Sebuah analogi seharusnya dikenal murid dan mudah dibayangkan

2) Pemetaan analog-target seharusnya disusun sistematis dan dimulai dari

analogi bentuk sederhana dan berkembang menuju pemikiran tingkat

tinggi

3) Titik kelemahan setiap analogi seharusnya didiskusikan

4) Mengajar analogi seharusnya menarik dan menawarkan gagasan baru.

Terdapat prosedur yang perlu diperhatikan jika terjadi kesulitan dalam

penggunaan analogi, diantaranya yaitu: 37

1) Pertanyaan yang ditujukan untuk target dibuat secara eksplisit sehingga

tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

2) Pengajar menyarankan sebuah kasus analogi yang akan menjadi

pembanding bagi intuisi siswa.

3) Jika siswa tidak yakin terhadap analogi yang dicapai, maka pengajar

berupaya dalam membangun hubungan dengan analogi yang digunakan,

dengan cara meminta siswa untuk membuat perbandingan secara eksplisit

antara pengetahuan dasar yang telah dimiliki dan target.

35

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, op. cit., h. 3.

36

Allan G. Harrison and Richard K. Coll, op. cit., h. 25.

(36)

22

4) Jika siswa tetap tidak dapat menerima analogi yang diberikan, maka

pengajar berupaya untuk menemukan analogi lain yang dapat

menjembatani secara konseptual antara target dan pengetahuan dasar yang

telah dimiliki.

d. Manfaat Analogi

Manfaat penggunaan analogi diantaranya yaitu: 38

1) Membandingkan konsep yang sudah dikenal sebelumnya dengan konsep

yang baru.

2) Merangsang kreatifitas dan berfikir kritis.

3) Mendorong penalaran abstrak.

4) Menghidupkan berbagai pengiriman konten.

5) Menyederhanakan ide-ide yang kompleks dan membantu siswa untuk

lebih mudah mengkonseptualisasikan model yang abstrak.

6) Fungsinya seperti advance organizers.

7) Memungkinkan siswa untuk menghasilkan wawasan baru berdasarkan

pengalaman hidup mereka.

8) Mengajarkan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan belajar.

9) Sebagai alat penilaian diagnostik.

Penggunaan analogi dapat membantu siswa dalam memahami suatu

pelajaran atau bacaan yang diberikan.39 Analogi adalah agen pengubah

konseptual yang efektif karena dapat meningkatkan pemahaman dengan

menghubungkan antara konsep ilmiah dengan pengalaman hidup siswa, dan

menolong siswa untuk membayangkan ide-ide yang abstrak.40

38Joseph Mayo, “Reflective Pedagogy Through Analogy Construction”,

Southeastern Journal of Psychology, 2006, 1 (1), h. 1-2, tersedia on line di http://www.georgiapsychological Society.org/SEJP%20Volume%201%20Number%201%20Mayo.pdf.

39

Ahmad Harjono, op. cit., h. 22.

40Allan G. Harrison, “Analogical Transfer –

Interest Is Just as Important as Conceptual

(37)

4. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

a) Pengertian Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

Menurut Arends dalam jurnal yang ditulis oleh Ahmad Harjono dikatakan

bahwa model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar

yang membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh

informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model

pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar

siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang

terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah.41 Tujuan yang dapat dicapai melalui

model pembelajaran ini terutama adalah penguasaan pengetahuan prosedural

dan atau pengetahuan deklaratif, serta keterampilan belajar siswa.42

Menurut Kardi dan Nur dalam jurnal yang ditulis oleh Ahmad Harjono

dikatakan bahwa para pakar teori belajar umumnya membedakan dua macam

pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) yaitu

pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah

pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.43

Pengajaran secara langsung (direct instruction) merupakan pendekatan

terstruktur dan berpusat pada guru yang digolongkan berdasarkan arahan dan

pengendalian guru, harapan guru yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu

maksimum yang dihabiskan oleh para siswa untuk menyelesaikan tugas

akademis, serta upaya-upaya dari guru untuk meminimalisasi pengaruh

negatif.44

41

Ahmad Harjono, op. cit., h. 24.

42

Jumadi, Jurnal Model-Model Pembelajaran IPA, 2014, h. 4, tersedia on line di http:staff.uny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpendidikan%2FJumadi%2C%2520M.Pd.%2C%2520 Dr.%2FModel%2520Pembelajaran%2520IPA.pdf.

43

Ahmad Harjono, op. cit., h.25.

44

(38)

24

Menurut Kardi dalam buku yang ditulis oleh Trianto, pengajaran langsung

dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja

kelompok.45

b) Sintak Pengajaran Langsung

Dalam penggunaan model pembelajaran perlu diperhatikan

langkah-langkah yang dilakukan. Terlaksananya langkah-langkah-langkah-langkah tersebut dengan baik

akan memberikan dampak yang baik bagi proses pembelajaran dan hasil yang

diperoleh oleh siswa.

Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang berpusat pada

guru.46 Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang ditunjukkan

[image:38.595.115.534.204.649.2]

pada Tabel 2.2.47

Tabel 2.3 Sintaks Model Pengajaran Langsung

Fase Peran Guru

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

2. Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

3. Membimbing pelatihan

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru menjelaskan TPK, Informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar.

Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap

Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik.

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan terhadap situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

45

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 43.

46

Ahmad Harjono, loc. cit.

47

(39)

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik adalah salah satu

fase pada pembelajaran langsung yang mirip dengan resitasi. Fase ini ditandai

dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada siswa dan siswa

menjawab pertanyaan menurut pendapat yang meraeka anggap benar. Guru

selanjutnya merespon jawaban siswa tersebut. Kegiatan ini merupakan aspek

penting dalam pembelajaran langsung karena tanpa mengetahui hasilnya,

latihan kurang bermanfaat bagi siswa. Guru dapat memberikan umpan balik

kepada siswa, baik secara lisan, tes, atau komentar tertulis. Tanpa umpan balik

siswa tak mungkin dapat memperbaiki kekurangan atau kesalahannya dan

tidak mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap.48

5. Konsep Sistem Peredaran Darah

Materi pembelajaran bahan ajar merupakan sekumpulan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap atau nilai. Pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai

pengetahuan fakta, konsep, prinsip dan prosedur.49 Dalam penyampaian materi

ajar tersebut perlu dilakukan perencanaan pembelajaran yang baik agar tujuan

pembelajaran tercapai dengan maksimal. Dalam perencanaan terdapat banyak

hal yang perlu diperhatikan, diantaranya berupa karakteristik materi ajar dan

standar minimal yang digunakan sebagai acuan bagi siswa dalam menguasi

materi ajar tersebut.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs

merupakan sebuah standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh

peserta didik, standar minimum ini juga menjadi acuan dalam pengembangan

kurikulum di setiap satuan pendidikan.50

Berkaitan dengan konsep sistem peredaran darah pada manusia yang

dipelajari untuk tingkat SMP/MTs, memiliki Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:51

48

Ahmad Harjono, op. cit., h. 26.

49

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 37.

50

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 377.

51

(40)

26

1) Standar Kompetensi (SK) : Memahami berbagai sistem dalam

kehidupan manusia

2) Kompetensi Dasar (KD : Mendeskripsikan sistem peredaran darah

pada manusia dan hubungannya dengan

kesehatan

Pada buku sekolah elektronik yang berjudul IPA untuk SMP/MTs Kelas

VIII karangan Henry G, dkk, materi sistem peredaran darah pada manusia

disesuaikan dengan SK dan KD yang telah ditetapkan untuk tingkat

SMP/MTs. Dalam materi sistem peredaran darah tersebut akan dibahas

tentang darah, alat peredaran darah, sistem peredaran darah serta beberapa

penyakit yang terjadi dalam sistem peredaran darah.52 Dalam penelitian ini

materi sistem peredaran darah akan dianalogikan dengan sistem transportasi

Bus Transjakarta. Berikut ini disajikan secara singkat gambaran tentang materi

sistem peredaran darah yang akan dipelajari.

[image:40.595.111.553.200.697.2]

Gambar 2.2 Peta Konsep Sistem Peredaran Darah

52

Henry G, Kuswanto, dan Tuti Hartiningsih, IPA untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.79-80.

Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Darah

Butir-butir Darah

Plasma Darah

Sel Darah Merah

Sel Darah Putih

Trombosit A, B, AB, O

Alat Peredaran Darah

Jantung Pembuluh Darah

Ventrikel Atrium

Kapiler Vena Arteri

Sistem Peredaran Darah

Kelainan dan Gangguan pada Sistem Peredaran

Darah

Peredaran Darah Besar Peredaran Darah Kecil

Hemofilia

Leukimia

Jantung Koroner

Varises

Ambeien

Arterosklerosis

(41)

Berikut ini disajikan beberapa komponen dalam sistem peredaran darah

yang dianalogikan dengan sistem transportasi Bus Transjakarta. Komponen

sistem transportasi Bus Transjakarta yang telah diketahui sebelumnya oleh

siswa disebut dengan analog, sedangkan komponen-komponen pada sistem

peredaran darah yang akan dipelajari oleh siswa disebut dengan target. Berikut

ini disajikan pada Tabel 2.3 mengenai komponen-komponen pada sistem

peredaran darah yang dianalogikan dengan sistem transportasi Bus

[image:41.595.120.513.198.556.2]

Transjakarta.

Tabel 2.4 Analogi Sistem Peredaran Darah dengan Sistem Transportasi Bus Transjakarta53

Analog Target

Bus Transjakarta Darah

Komponen Bus Transjakarta - Bensin

- Bangku penumpang

- Petugas dalam Bus Transjakarta - Supir

Komponen penyusun darah - Plasma darah

- Sel darah merah - Sel darah Putih - Trombosit Jalan Bus Transjakarta Pembuluh darah

Halte Harmoni Jantung

Rute Bus Transjakarta Peredaran darah

Macam-macam transportasi di darat Macam-macam golongan darah Perbaikan jalan Bus Transjakarta Pembekuan Darah

Gangguan pada jalan seperti pohon tumbang

Gangguan pada sistem peredaran darah

6. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang guna

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.54

Menurut Winkel dalam buku yang ditulis oleh Purwanto, dikatakan

bahwa belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, keterampilan dan sikap.55

53

Keterangan lengkap pada lampiran 20.

54

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.2.

55

(42)

28

Perubahan tingkah laku pada diri seseorang tidak semuanya masuk ke

dalam kategori perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses belajar.

Untuk memahami tentang perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar

perlu diketahui terlebih dahulu ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu: 56

1) Perubahan terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

6) Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku

Keenam ciri-ciri tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah

perubahan tingkah laku pada diri seseorang adalah hasil dari proses belajar

yang ia lakukan dengsan melakukan interaksi di lingkungannya.

Dalam kegiatan penyampaian pesan yang disebut belajar tersebut terjadi

perubahan tingkah laku dari individu melalui pengalaman-pengalaman.

Sudjana mendefinisikan hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan

yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.57

Menurut Winkel dalam buku yang ditulis oleh Purwanto, dikatakan

bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya.58

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran guna mengetahui

seberapa jauh individu tersebut menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangakaian pengukuran

dengan menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat yang

ada.59

56

Slameto, Ibid., h. 3-4.

57

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h.22

58

Purwanto, op. cit., h. 45.

59

(43)

Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi

dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip

mana elevator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk

mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi

pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan

(aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan

pengalamanny

Gambar

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ................................................
grafik, animasi, suara, dan video.13
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
gambar, atau warna termasuk konsep dalam pembelajaran yang seolah-olah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai MAPE, ramalan tingkat pengembalian curah hujan maksimum untuk 9 bulan dan 12 bulan ke depan pada periode tahunan memiliki hasil ramalan yang cukup relevan untuk

Monitoring mangrove dengan metode konvensional sangat sulit dilakukan. Sistem penginderaan jauh merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kendala dalam melakukan

dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.. PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR AUDITORIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK KRISTEN SALATIGA. Ita Lestari 1 ,

Berdasarkan kesimpulan dari beberapa poin diatas, dapat dikatakan bahwa secara umum, responden yang dalam penelitian ini adalah dosen Fakultas Ilmu

Lahan garapan memiliki potensi jumlah tumbuhan pangan dan obat yang besar, namun memiliki jarak rata-rata yang cukup jauh dari jalan utama kampung Kerapatan

1) Tanya jawab, pemeriksaan fisik dan T.H.T. rutin pada para pekerja sebagai sampel. 2) Pemeriksaan intensitas kebisingan di lingkungan kerja (pabrik) pada beberapa tempat.

Proses Transformasi Nilai – Nilai Demokrasi melalui Kesenian Benjang dalam Membangun Warga Negara yang Baik.... Hambatan Melestarikan Nilai – Nilai Demokrasi dalam

Sampel penelitian ini berjumlah 25 siswa (10% dari jumlah populasi). Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah Tingkat pendidikan orang tua di SD