DI MADRASAH ALIYAH AL-FALAH JAKARTA
SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
...
Ulll
Universitas Islam NegeriSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
RATNASARI 103011026731
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU T ARBIY AH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UNIVERSITAS SY ARIF IDDAYATULLAH
No. Induk Mahasiswa: 103011026731
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat Lengkap : Jl.Yunus III Rt 02/05 No 31 Kee. Kebon Jeruk
Judul Skripsi
Atas Bimbingan Skripsi oleh:
Jakarta Barat 11540
Hubungan Antara kedisiplin Guru Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidilrnn Agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta
Nama Dosen : Dr. Akhmad Sodiq MA No. Induk Pegawai : 150289321
Selaku : Pembimbing Skripsi
Tertanggal : 29 April 2008 s/d 3 September 2008 Dengan ini penulis menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan basil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidayatuilah Jakarta.
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli penulis atau merupakan hasii ciplakan dari karya orang lain, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 September 2008
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI 1\1ADRASAH ALIYAH Al- FALAH .JAKARTA
SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sy&rat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh RATNASARI
103011026731
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
セッ\ャゥアN@
MA"<o,
NIP: 150289321JURUSAN PENDIDIKAN AG AMA ISLAM FAKUL TAS lLMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERl UNIVERSIT AS SY ARIF HIDAYATULLAH
Skripsi yang berjudul: " Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah AL-Falah Jakarta" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Syaif Hidayautllah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 22 Oktober 2008 dihadapan dewan penguji. karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S.P.d.I) dalam bidang pendidikan agama Islam.
Jakarta, 16 Desember 2008
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (ketua Jurusan I Prodi) Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A Nip: 150236009
Sekretais Jurusan
Drs. Sapiuddiu Shidiq, M.Ag Nip: 150299477
Penguji 1
Prof. Dr. Moh Ardani, MA Nip: 150011680
Megetah11i :
Dekan Fakultas Ilm11 Tabiyah dan Kegum1m
"'"' n.
Fセ@
M•
NIM 103011026731
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS : ILMU TARBIYAH UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH
JUD UL
JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MA.TA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH AL-FALAH
Masalah pokok yang diteliti dalam skripsi ini adalah: terdapat hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar. siswa. tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan mengungkap tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam
b. Untuk menelaah tentang motivasi belajar siswa
c. Untuk mengkaji hubungan kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar siswa.
Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan angket..teknik analisis data adalah menggunakan tabel distribusi frekuensi relative, korelasi product moment dan koefisien determination.
6. Kedua orang tua tercinta: Ayahanda Rochmat H. lvlursyid dan lbunda Fatmah yang selalu memberikan segalanya kepada penulis.
7. Adik-adik serta keluarga yang penulis cintai, atas dorongan yang diberikan kepada penulis
8. Sahabat-sahabat penulis Nurhasanah, Yunita, Maryanah, Mulyati, yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.
9. Kakak Dra. Sorayah yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
I 0. Rekan-rekan seperjuangan di Pendidikan Agama Islam yang selalu memberi motivasi dan masukan kepada penu!is.
11. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. atas segala bantuan dan dorongannya.
Akhimya, penulis berharap semoga Allah swt. memberikau balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah 、ゥ「エセイゥォ。ョN@
Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya clan bagi para pembaca dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan agama Islam. Amin,
Jakarta, 03,Agust\ls 2008
Lembar Pernyataan ... ii
Abstrak ou••••••••••••u••••unuo••••••nuou••••••••••••••U•••••n••••uoo•••••uouDonohouoouuoo iii Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... 0 . . . vi
Daftar Tabel ... viii
Daftar Lampi:ran ... x
BABI PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang masalah ... l B. ldentifikasi masalah ... ... 5
C. Pembatasan dan perumusan masalah ... 5
D. Tujuan penelitian ... 6
E. Kegunaan penelitian ... ... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKllll ..••••...•• 7
A. Kajian teori ... 7
I. Disiplin dan guru ... 7
a. Pengertian disiplin ... ... ... 7
b. Fungsi disiplin ... ... ... 8
c. Jenis-jenis disiplin ... 9
d. Pemeliharaan budaya disiplin ... 11
e. Pengertian guru ... 12
f. Syarat-syarat guru ... ... 13
2. Motivasi ... ... ... 15
a. Pengertian motivasi ... 15
b. Fungsi motivasi ... ... 17
c. Macam-macam motivasi ... 19
b. Tujuan pendidikan agama Islam ... 25
c. Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam ... 26
d. Tujuan akhir pendidikan agama Islam .. . .. .. .. . ... 27
e. Tujuan kurikuler pendidikan agama Islam ... 27
B. Kerangka berfikir ... 29
C. Hipotesis penelitian ... 30
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN ... 31
A. Tempat dan waktu penelitian ... 31
B. Populasi dan sampel ... 31
C. Variabel penelitian ... ... 31
D. Tekhnik pengolahan dan analisis data ... 33
BAB
IV
HASIL PENELITIAN ... 37A. Gambaran umum MA Al-Falah Jakarta ... 37
I. Sejarah singkat berdiri ... 3 7 2. Visi dan misi sekolah ... 38
3. Letak geografis ... 39
4. Keadaan guru, siswa dan karyawan ... 39
5. Sarana dan prasarana ... 41
6. Struktur organisasi ... 42
B. Deskripsi data ... 43
C. Analisis data ... 53
D. Interpretasi data ... 55
BABV PENUTUP ... 58
A. Kesimpulan ... ... .... ... ... 5 8 B. Saran ... 58
Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8
Skor nilai angket ... ... 34
Angka Indeks Korelasi Produck Moment ... ... .... 36
Guru dan Karyawan ... 39
Keadaan Guru Menurut Latar Belakang ... ... 40
Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al-Falah ... 4 i Sarana dan Prasarana ... 42
Guru Pendidikan Agama Islam masuk kelas tepat waktu ... 43
Tabel 9 Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kepada siswa yang telat masuk sekolah . ... ... ... 44
Tabel I 0 Guru Pendidikan Agama Islam mengucap salam sebelum masuk ... 44
Tabel 11 Guru Pendidikan Agama Islam hadir disetiap jam pelajaran ... 45
Tabel 12 Guru Pendidikan Agama Islam berpakaian rapi ... 45
Tabel 13 Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kepada Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 siswa yang ngobrol di kelas ... 46
Guru Pendidikan Agama Islam mematuhi tata tertib sekolah ... Guru Pendidikan Agama Islam mengabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran ... . Guru Pendidikan Agama Islam keluar ketika bel berbunyi ... . Guru Pendidikan Agama Islam menghadiri setiap acara di sekolah ... . Anda belajar dengan kesadaran diri ... .. Anda bertanya kepada guru Pendidikan Agama Islam andajika ada pelajaran Pendidikan Agama Islam yang tidak atau kurang 46
47
47
48 48 mengerti ... ... ... .... ... 49 [image:9.595.53.412.39.723.2]disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam ... SO Tabel 23 Anda mencatat materi pendidikan agama Islam yang
disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam ... .. SI Tabel 24 Anda membaca buku agama yang berkaitan dengan materi
pelajaran sehari-hari sebelum pelajaran agama berlangsung ... 51
Tabel 2S Anda mengulangi materi pelajaran agama Islam yang
disampaikan di sekolah walaupun tidak ada ulangan ... S2 Tabel 26 Anda memperhatikan pelajaran agama Islam yang disampaikan
oleh guru Pendidikan Agama Islam ... 52 Tabel 27 Anda mengamalkan pelajaran agama Islam yang anda peroleh
di sekolah dalam kehidupan sehari-hari ... 53 Tabel 28 Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara
[image:10.595.36.429.76.704.2]NIM
JURUSAN
103011026731
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS : ILMU TARBIYAH UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
JUD UL HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN MOTJVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH AL-FALAH
Lamp iran 1 Angket U ntuk S iswa
Lampiran 2 Berita Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta
Lampiran 3 Berita Wawancara Wakil Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta
Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Pene!itian Lampiran 5 Surat Bimbingan Sla'ipsi
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai arti penting dalam kelangsungan hidup manusia
dalarn upaya mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan pendidikan
pula seseorang dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya bersama dengan individu-individu lainnya sebagai makhluk
sosial. Pendidikan sebagai suatu proses pertumbuhan dan perkembangan
individu akan terus berlangsung sepanjang hayat.
Ramayulis menyatakan bahwa tujuan umum pendiclikan harus diarahkan
untuk mencapai pertumbuhan, keseimbangan, kepribadian manusia menyeluruh
melalui latihanjiwa intelek,jiwa rasional, perasaan dan penghayatan lahir.'
Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta clidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, clan
menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggungja.wab.'
Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan di atas, akan seseorang akan
membutuhkan proses pembelajaran, baik yang bersifat formal, informal, ataupun
nonformal. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
memiliki peranan penting dalam proses perkembangan dan pembentukan
1
H. Ramayulis, I/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) h. 69
2
Undang-undang Repuhlik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
kepribadian pada diri siswanya. Karena itulah dalam proses pembelajaran
tersebut harus terkandung pola interaksi Edukatif atau interaksi belajar
mengajar.
Jnteraksi belajar mengajar adalah kegiatan interaksi dari seseorang
pendidik atau guru yang melaksanakan tugas mengajar dengan siswanya yang
sedang melaksanakan kegiatan mengajar.3 Dengan adanya interaksi belajar
mengajar yang baik, dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung. Karena itu seorang guru memiliki peranan
penting dalam menumbuhkan rasa motivasi belajar ke dalam diri siswanya,
dalam rangka meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga diharapkan akan dapat mewujudkan pembelajaran yang optimal.
Dalam dunia pendidikan modern sekarang ini, guru memiliki peranan yang
sangat penting, tugas dan tanggung jawabnya semakin menjadi sangat berat dan
kompleks, terutama guru Pendidikan Agama !slam. Hal tersebut seperti yang telah
dijelaskan oleh Havighurst bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam
hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam
hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya
dengan siswanya, sebagai per.gatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.'
Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa tugas seorang guru bukan
hanya menyampaikan pengetahuan saja, tetapi juga dapat menjadi orang tua, di
sekolah guru yang dapat menanamkan rasa kedisiplinan baik dalam dirinya sendiri
ataupun kepada siswanya dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik, Tanpa adanya sikap disiplin yang dimiliki oleh seorang guru di
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, maka tidak heran bila hasil
akhir pembelajaran tidak sesuai dengan yang dicita-citakan. Rendahnya disiplin
mengajar guru akan mengakibatkan buruknya mutu pendidikan di sekolah.
Dalam hal ini, Soegeng Rijadarmint, SH mengemukakan bahwa disiplin
sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
3 Sardiman, A.M. Jnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. (Jakarta PT. Raja
prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan atau
kedisiplinan.5
Kedisiplinan harus ditanamkan kepada setiap individu, baik itu para guru
atau pun siswanya. Sebagai pendidik, segala sikap dan prilaku yang dilakukannya,
tentu akan dilihat dan dicontohkan oleh siswanya. Jika seorang guru memiliki
sikap kedisiplinan maka tidak dapat di salahkan bila siswanya juga mengikuti
prilaku sang guru yang disiplin tersebut. Dan dengan disiplin guru akan dapat
menumbuhkan rasa motivasi belajar dalam diri siswa.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atas tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau
keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 6
Menurut Muhaimin motivasi di bagi menjadi dua. Yaitu motivasi Instristik
dan motivasi Ekstrinsik. Motivasi Instrinsik yaitu motivasi yang datang dari
dalam diri peserta didik, sedangkan motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang
datang dari lingkungan di luar diri peserta didik. 7
Motivasi Instristik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri siswa
sendiri akan lebih baik bila didukung dengan motivasi Ekstrinsik. Salah satu
motivasi Ekstrinsik adalah peran guru dalam proses pembelajaran di kelas. Selain
menyampaikan ilmu pengetahuan, guru juga di tuntut untuk melakukan
usaha-usaha yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar kepada
siswanya, agar dapat melakukan aktifitas belajar dengan baik.
Motivasi ekstrinsik dikondisikan oleh sekolah. Salah satunya dengan cara
menerapkan tata tertib yang dipatuhi oleh segenap komunitas sekolah tanpa
terkecuali. Sebagai tenaga pendidik, seorang guru dituntut untuk dapat mematuhi
segala tata tertib yang tel ah diberlakukan di sekolah tersebut dan juga menerapkan
5 Tulus tu'u. S.TH, MM. Pd. Peranan Disiplin dan Priiaku dan Prestasi Siswa
(Jakarta: PT. Grafindo, 2004) h.31
6 Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesionaf (Bandung : PT. Rernaja
Rosdakarya, 2003)h. 28
7 Drs. Muhaimin, M.A, et.al. Paradigma Pendidikan Islam (Bandung :PT. Rernaja
sikap disiplin dalam proses pembelajaran. Guru yang datang tepat waktu dan tidak
meninggalkan kelas sebelum waktu pelajaran selesai merupakan satu contoh sikap
disiplin guru. Dengan disiplin tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
siswa dalam kegiatan belajarnya.
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib di sekolah, maka guru-guru
yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan dalam mematuhi tata tertib atau
peraturan yang telah di berlakukan di sekolah tersebut. Karena ini merupakan
salah satu cara agar dapat mewujudkan kelancaran dalam proses pembelajaran
untuk mencapai visi dan misi sekolah.
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul
"Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam Di Madrasah Aliyah Al- Falah".
Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut:
I. Guru termasuk gum agama Islam merupakan kunci keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, tinggi rendahnya kedisiplinan
guru sangat menentukan keberhasi Ian tercapainya tujuan pendidikan.
2. Betapa pemingnya pendidikan agama lsla.'11 karena selain untuk
mengetahui seluk beluk ajaran Islam juga dengan dipelajarinya secara
mendalam akan membantu dan rnenjadi bekal kesejahteraan hidup
seseorang di dunia dan akhirat.
3. Guru agama Islam yang disiplin mempunyai peranan yang sangat penting
dalam rnemotivasi belajar siswanya, karena tanpa motivasi siswa akan
melewati proses pembelajaran dengan rasa terpaksa.
4. Dipilihnya Madrasah Aliyah Al Falah Jakarta sebagai lokasi penelitian
karena sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti dari segi kedisiplinan
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
I. Bagaimana tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam ?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam?
3. Bagaimana pelaksanaan tata tertib yang di berlakukan kepada para guru
dan siswa di sekolah ?
4. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan
motivasi belajar ke dalam diri siswa ?
5. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam
dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam ?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah a. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dengan berbagai pertimbangan
baik waktu, lokasi dan juga referensi, maka penulis membatasi permasalahan yang
akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Sehingga penulis akan mencoba
membahas tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam sebagai variabel X
dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islan1
sebagai variabel Y, yang akan dilakukan di Madrasah Aliyah Al Faiah Jakarta.
b. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang
penulis teliti dalam skripst ini adalah :
I. Bagaimana tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam di keias
Xl Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah AL-Falah
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Al
3. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam
dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang mgm
dicaPendidikan Agama Islam oleh penulis setelah melak.ukan penelitian ini
adalah:
l. Untuk mengetahui tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam di
kelas XI Madrasah Aliyah Al Falah Jakarta.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Al
Falah Jakarta pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedisiplinan guru
Pendidikan Agama Islam dengan motivasi be!ajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis, dapat memperdalam wawasan dan menambah ilmu
pengetahuan, terutama dalam ha! hubungan antara kedisiplinan guru
Pendidikan Agama Islam dengan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Bagi pihak Madrasah Aliyah Ai- Falah, untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan A.gama Islam dengan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,
sehingga dapata dijadikan acuan dalam proses pembelajaran di Madrasah
Aliyah Al- Falah Jakarta.
3. Bagi Civitas akademis Fakultas Agama Islam, sebagai referensi khazanah
pengetahuan tentang hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan
Agama Islam dengan motivasi bclajar siswa pada mata pelajaran
A. Kajian Teori
1. Disiplin dan Guru a. Pengertian Disiplin
Kata disiplin berasal dari bah as a lnggris "discipline ". Dal am bahasa Arab bias a disebut dengan "Nidhom" atau "Qonun". Menurut istilahnya (secara terminologis), disiplin berarti "seperangkat aturan, tata tertib, tatanan atau hukum yang mengikat seseorang atau sekelompok orang, untuk dipatuhi dan dijalankan sebagaimana mestinya".1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, isti!ah disiplin mengandung beberapa arti, yang pertama adalah tata te1tib, kedua adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib,dan yang terakhir bidang studi yang memiliki objek, system, dan metode tertentu. 2
Menurnt Amir Daien lndrakusuma, disiplin berarti adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan dan iarangan-larangan. Kepatuhan disini bukan hanya patuh karena adanya tekanan-tekanan dari luar. Melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran ten tang nilai dan pentingnya peraturan dan larangan tersebut. 3
Sedangkan menurnt Poerdarminta, disiplin adalali. sikap mental yang
1
Mudir TMI AL-Amien, Disip/in dan Hidup Berdip/in, (Sumenep: AL-Amien Press, tth), h.I
2
Dep. Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990). h. 2008
dinyatakan dengan gerak prilaku yang bersumber dari kesadaran dan kemauan seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan peraturan dan hukurn yang berlaku.4
Sejalan dengan itu Ors. Sudarsono dalam Kamus Konse/ing mengartikan istilah disiplin yaitu control terhadap kelakuan baik oleh sesuatu kekuasaan luar oleh individu sendiri latihan batin dan watak dengan maksud supaya gejala tindak tanduk atau perbuatannya selalu mentaati tata tertib.5 Karena orang yang selalu tertib dalam bekerja, maka akan terlihat keteraturannya dalam bertindak, mengambil keputusan, ataupun bekerja berdasarkan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.6
Elizabeth B. Hurlock menerangkan disiplin sebagai suatu proses dari latihan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan. Seseorang dikatakan telah berhasil mempelajari kalau ia bisa mengikuti dengan sendirinya tokoh-tokoh yang telah mengajarkan sesuatu yaitu orang tua atau guru-guru. Apa yang dipelajari akan mengarahkan kehidupannya agar bisa bermanfaat bagi dirinya mauptm masyarakat dan menimbulkan perasaan bahagia clan sejahtera.7
b. Fungsi Disiplin
Disiplin atau peraturan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan. Sebab disiplin merupakan "a/at" untul( mengatur tatanan kehidupan, sekaligus berfungsi sebagai "daya atau kelaiatan ·· bagi tereiptanya kehidupan yang bahagia dan harmorris.
Ftmgsi disiplin mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik secara orang perorangan, maupun untuk kepentingan hidup bersama. Untuk bisa mencapai prestasi dan kualitas hidup yang tinggi, dan untuk mampu mengenda!ikan diri agar tidak terjerumus kedalam perbuatan-perbBatan yang tidak terpuji, seseorang memerlukan d!siplin dan aturan yang harus dipatuhinya.8
Awai tahun 1914 Bagley mengidenfikasik!m sejwnlah fungsi kedisiplinan sebagai penciptaan dan pelestarian keadaan yang penting terhadap kemajuan kerja
h 59
4 Poedarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Bahli Pustaka, 1997), h. 53
'Ors. Sudarsono, SH, Kamus Konse/ing, (Jakai1a: Rineka Cipta, 1997) h. 54
6 Abdullah Gymnastiar, Menjadikan Hidup Bermakna, ( Bandung: MQS Publising, 2005),
7
teratur yang ada disekolah. Kini, pandangan kedisiplinan ini, didiskripsikan sebagai sebuah rasional managerial (Lovegrove & Lewi 1991), yaitu sesuatu kedisiplinan yang memandang sebagai sekumpulan teknik dan strategi yang diterapkan oleh guru untuk memberikan ketertiban dalam kelas. Ketertiban ini perlu sehingga linkungan belajar memaksimalkan pembelajaran pelajaran sekolah.
Bagley menganggap fungsi kedua daii kedisiplinan adalah persiapan guru terhadap keikut se1taan aktif dalam lingkungan orang dewasa yang terorganisasi, dimana kebebasan diseimbangkan dengan tanggung jawab yang berhubungan dengannya. Pada tahun 1990-an 'ha! ini dideskripsikan sebagai sebuah fungsi pendidikan, dimana kedisiplinan dirasakan sebuah pengalaman guru tentai1g hak pribadi, temtama bagi pribadi yang sedang dalam kon.flik. Oleh karena itu, pandangan pendidikan terhadap kedisiplinan merupakan bentuk pendekatai1 terhadap kedisiplinan yang membe1i pengalaman pendidikan yang berharga secara pontesial.9
Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas. Disiplin diperlukar1 dalam mendidik anak tegas terhadap ha! yang harus dilakukan dan dilarang.
Guru harus belajar melaksanakan tugasnya karena itulah itula_h. tugasnya, karena ia merasa wajib berbuat demikian sekalipun mungkin mgas itu tidah mudah. Pembiasaan diri semacam itu, yai1g tidak al<an dipenuhi secara lengkap dalam keluarga, harus dibebankan kepada sekolah. Dalam kenyataan, memang telah ada system aturan menyeluruh disekolah yang menentukan prilaku guru. Ia harus secara teratur masuk kelas, harus tiba pada wal<tu yang telah ditetapka.'1 dan dengan sikap dan prilaku yang tepat pula. Ia harus sudal1 mempersiapkan yang akan disampaikan oleh siwanya, mengerjakan tugas-tugasnya d311 telah menyelesaikai1 dengan baik, dai1 seterusnya. Dengan demikiaJ1, ada sejumlah kewajib311 y311g harus dipikul guru kewajibaJ1-kewajibaJ1 tersebut membentuk disiplin sekolah. Melalui praktek disiplin sekolah inilah kita dapat men3113J11k311 sem311gat disiplin dalam diii guru.10
c. Jenis-Jenis Disiplin
Ditinjau daii segi pelaksaJ1aaimya dalam kehidup311 sehaii-haii, hidup
9 Ramos Lewis, Dilema Kedisiplinan, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 198
berdisiplin itu harus diimplementasikan lewat tiga jenis disiplin:
I. Disiplin Diri
Y aitu keterikatan dan kepatuhan seseorang terhadap berbagai aturan yang menyangkut dirinya sendiri, seperti disiplin beribadah, disiplin belajar, disiplin berlatih (untuk mengembangkan diri dan meraih prestasi), disiplin mengendalikan diri, disiplin waktu, disiplin mengatur keuangan, dan sebagainya. 11
Disiplin diri adalah salah satu unsur yang paling penting, setelah kemampuan, dalam cerita keberhasilan. Semua kemampuan dalam dunia ini tidak berguna kecuali kalau dapat didisiplinkan agar berfungsi. Sebagai orang bekerja dengan bail< hanya bila disiplin berasal dari luar. Tetapi segala setelah kuasa dari luar dihilangkan, mereka jatuh dalam keadaan ketakproduktifan. Ganjaran kehidupan yang paling besar hanya datang pada orang-orang yang telah menguasai kemalasan dan. kelalaian mereka. Mereka telah mendisiplinkan diri mereka. Dan mereka benar-benar bertanggung jawab atas diri
k 12
mere a.
2. Disiplin Sosial.
Y aitu keterikatan dan kepatuhan terhadap berbagai peraturan yang menyangkut hubungan seseorang dengan sesama manusia dalam menjalankan kehidupan bersama, seperti disiplin rumah tangga, disiplin sekolah, disiplin berorgzmisasi, disiplin berlalu lintas, disiplin bennasyarakat, berbangsa dan bemegara, dan sebagainya.
3. Disiplin Lingkungan
Y aitu kete1ikatan dan kepatuhan terhadap sunatullah yang diberlakukan bagi seluruh makhluknya, seperti tidak main api kalau takut panas, tidak main air kalau takut basah, ikut memelihara kebersihan, kerapian, kesehatan, keindahan, keserasian, dan keseimbangan lingkungan atau alam sekitar, dan sebagainya.
Dari uraian tentang ketiga jenis pelaksanaan hidup berdisiplin tersebut, disimpulkan bahwa pada hidup berdisiplin itu harus diimplementasikan dalam bentuk upaya mengatur dan mengendalikan diri, sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi yang ada disekitamya.
Upaya mengatur dan mengendalikan diri ini harus melahirkan beberapa "daya 11
Mudir AL-Amien, Disiplin dan Hidup ... , h. 9
atau kemampuan" dalam diri manusia yang bermanfaat untuk dirinya sendiri serta untuk orang-orang lain dan lingkungannya, yaitu:
a. Daya dorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan terpuji. b. Daya tahan terhadap berbagai perbuatan buruk dan tercela. c. Daya sesuai dengan lingkungan sekitanya.
Munculnya ketiga daya atau kemampuan tersebut mempakan dampak dari hidup disiplin. Ketiganya harus dimiliki dan dikembangkan seoptimal mungkin, agar seseorang bisa hidup tenang dan bahagia ditengah-tengal1 kelompoknya.13
Sebenamya hidup disiplin itu bukanlah suatu pekerjaan yang berat dan sulit. Siapapun bisa melakukannya dengan mudah. Bahkan hidup disiplin akan terasa ringan dan nikmat, bila dilandasi kesadaran yang tinggi. Dan kemauan yang kuat.
Hal tersebut merupakan "pra syarat"yang hams dipenuhi seseorang, jika ingin hidup berdisiplin menurut arti yang sebenamya. Apalagi jika kemudian dia mampu mengembangkan sampai ketingkat cinta dan khusyu '. maka hidup berdisiplin baginya
kan terasa sebagai sesuatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan dijalankan setiap saat. d. Pcmeliharaan Budaya Disiplin.
Dalam upaya untuk memelihara budaya disiplin kelas yang telah turnbuh dan berkembang, para guru dikelas hendaknya selalu konsisten dan berkesinambungan menunjukkan sikap berprilaku selalu disiplin datang kekelas, disiplin dalam mengajar, dan kegia\an disiplin lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan pendidikan dikelas.
Selanjutnya, dalam upaya untuk mengulangi terhadap pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati, demokratis, dan edukatif. Cara-cara penanggulangan dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan ya_Tlg ada dsiapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahap pencegahan sampai kepada tahap penyembuhan, dengan tetap berturnpu kepada penekanan substansinya bukan pribadi siswa.
siswa, seperti lingkungan rwnah. Oleh karena itu, para guru juga perlu menjalin ke1jasama dengan para orang tua dirwnah, agar kebiasaan disiplin disekolah yang hendak dipelihara itu semakin tumbuh subur.
Rachman mengemukakan bahwa ada 4 tahap dalam memdihara disiplin, yaitu:
I. Tahap Pencegahan
Para guru perlu menciptakan suasana kelas yang disiplin, ketepatan, instruksional, dan perencanaan pendidikan yang disiplin.
2. Tahap Pemeliharaan
Para guru perlu melakukan hubungan sosial, emosional dengan siswa dalam menunjukkan pelilaku disiplin.
3. Tahap Campur Tangan
Para guru perlu menengani prilaku siswa yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajali gejalanya dan mencali akar pennasalahannya dengan tekhnik-tekhnik yang berbasis psikologi pendidikan berupa pembelian sanksi dan hukuman.
4. Tahap Pengaturan
Para guru perlu mengatur prilaku siswa yang menyimpang dali disiplin kelas dengan membelikan bimbingan dan pengarahan yang ュ・ョ、ゥ、ゥセ@ persuasif, dan demokratis agar siswa menyadali prilakunya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin kelas.14
e. Pengertian guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Gum dan Dosan pasal 1
dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik. mengajar, membimbing, mengarahkan. melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
manusia yang potensial dibidang pembangunan.15
Adapun pengertian guru menurut Uzer Usman mengemukakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian セィオウオウ@ sebagai gwu. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum tentu dapat disebut sebagai guni.16
Berdasarkan pengertian di alas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang menjalankan tugas khusus untuk membimbing para siswanya menjadi individu-individu yang cakap, baik kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Sehingga dapat menjadikan siswa mampu untuk merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.
f. Syarat-syarat guru
Guru memiliki peranan yaag sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Karena kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dan tingkat pendidikan yang ad'l dalam bangsa tersebut.
Di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 7 disebutkan ba..hwa guru merupakan suatu profesi bidang pekerjaan khusus yang harus dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,ketakwaan, dan akhlak muiia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperiukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tu gas keprofesionalan, dan
1. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
15 Sardinian A.M, /nteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004). H. 125
Di dalam Undang-undang Guru dan Dosen ini pula dijdaskan bahwa untuk
menjadi guru, seseorang wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikan pendidik, sehat jasmani dan roha.'1i, se1ta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sesuai dengan Undang-undang tersebut. Sardinian, A.M. lebih merinci
syarat-syarat untuk menjadi guru diantaranya adalah:
1. Persyaratan administrasi
Antara lain melipuiti: soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-kurangnya 18 tahun), berkelakuan baik, mengajukan permohonan.
2. Persyaratan teknik
Dalam persyaratan teknik ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah pendidikan guru. Syarat-syarat lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan.
3. Persyaratan psikis
Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis antara lain : sehat rohani, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. 4. Persyaratan fisik
a. Memiliki kemampuan professional b. Memiliki kapasitas intelek.tual c. Memiliki sifat edukasi sosial.17
Selain itu Soejono juga berpendapat yang dikutip oleh Ahmad Tafsir, balrwa
syarat-syarat guru itu ada empat yartu:
I. Tugas pendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut perkembangan seseorang. Oleh karena itu, tugas itu harus dilakukan oleh orang dew as a.
2. Sehat jasmani dan rohani.
3. Memiliki kemampuan mengajar, ,girru perlu sekali mempelajari (menguasai) teori-teori ilmu pendidikan. Dengan pengetahuannya itu diharapkan ia akan lebih berkemampuan menyelengarakan pendidikan.
4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.18
Sehingga dapat disimpulkan ·tentang disiplin guru adalah suatu ketaatan serta
kepatuhan seorang pendidik dalam menjalankan segaia peraturan atau tata tertib yang
17 Saridiman A.M, lnteraksi dan Motivasi .... , h. 126-127
telah diberlakukan di sekolah dengan penuh kesadaran dari dalarn dilinya. Karena guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dalan1 proses pembeh1jaran di kelas. Guru memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran dan perilaku para siswanya. Jika para guru di sekolal1 dapat bersikap disiplin terhadap tata tertib yang ada. maka cenderung para siswa-siswanya pun akan meniru sikap disiplin para gurunya tersebut. Dengan mernbiasakan diri untuk bersikap disiplin, maka diharapkan akan menumbuhkan rasa bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas yang diembannya dan dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang baik.
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motif, atau dalarn bahasa lnggiisnya "motive ''. berasal dari kata "motion''.
yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat hubungannya dengan "gerak", dalarn ha! ini gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga nerbuatan aiau tingkall laku.19 Jadi yang dimaksud dengan motifialall segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.20 Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diaitikan sebagai daya penggerak ya11g telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasakan sangat mendesak.
Motivasi dapat juga diartikan segala sesuatu yang menjadi pendorong tmgkah laku yai1g menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Da11 sesuatu yang dijadika11 motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagi suatu kebutuhan atau tttjuan yang mgill clicapai.21
Aclapun menurut Me. Donald motivasi aclala11 perubahai1 energi dalarn diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan trmggapa11 terhadap adanya tujua11. Dari pengertia11 yang dikemukakan oleh Me. Donald mi mengandung tiga elemen penting yaitu:
h.60
19 H. Ahmad Fauzi, Psikologi Unnim, (Bandung: CV. Pustaka S"tia, 1999), h. 59
wNgalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 1995),
21
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa ataui "feeling", afeksi seseorang.Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam ha! ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, da!am ha! ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. 22
Persoalan motivasi ini, dapat dikaitkan dengan persoalan minat. Karena
seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata
pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu エセイエ・ョエオN@ Seseorang itu
dapai dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia
membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan
dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadarnn untuk melakukan
aktivitas belajar. Oleh karena itu, minat adalah kesadaran seseorang akan suatu
objek misalnya seseorang suatu soa! atau situasi ada sangkur paut dengan dirinya.
Dari beberapa pengertian motivasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
menimbulkan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan. Atau dapat pula diartikan sebagai kekuatan-kekuatan
atau tenaga yang dapat memberikan doronga.n kepada kegiatan belajar murni.
Me.ngenai pengertian belajar, James 0. Whittaker mengatakan sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
Sedangkan menurut Slameto belajar adalah suatu proses atau usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan atau tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. 23
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga
yang yang ditujukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan
perubahan.
Jadi antara motivasi dan belajar mempunyai hubungim yang sangat erat.
Jika seseorang belajar tanpa adanya motivasi atau dorongan, maka hasil belajarnya
akan kurang baik. Akan tetapi jika memiliki motivasi yang kuat atau tinggi maka ia
akan mendapaikan prestasi atau hasil belajar yang baik.
b. Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar karena motivasi akan
menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. S. Nasution
menyatakan ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yak.Pj menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuar1 itu, dengan
mengenyampingkan per Juatan-perbuatan yang tak bennanfaat bagi tujuan itu. 24
Hal ini dapat dipahami, karena siswa yang memihki motivasi belajar tinggi
akan tekun dalam belajar, dan terns belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa
serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar
yang dilakukannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditenrnkan anak didik yang malas
berpartisipasi dalam belajar. Sementara siswa yang lain aktif berpartisipasi dalam
kegiatan, seorang atau dua orang siswa duduk dengan santainya di kursi mereka
dengan alam pemikiran yang jauh entah kemana. Sedikit pun tidak tergerak hatinya
23
untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan pe:njelasan guru dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan fungsi motivasi sebagai berikut:
I) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tctapi karena ada
sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan
dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu
yang akan dipelajaii. Sesuatu yang belum diketahui itu akhimya mendoiong
siswa untuk balajar dalam rangka mencari tahu. Sis.wa pun mengambil
sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. Di sini, siswa mempunyai
keyakinan dan pendirian apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari
tahu tentag sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah
sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai
pendorong ini memengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambit dalam
rangka belajar
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan
suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk
gerakan psikofisik. Di sini siswa sudah mclakukan aktivitas belajar dengan
segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang
cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam
kepastian perbuatan dan aka! pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri
dalam wacana, prinsip, dalil dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang
dikandungnnya.
3) Motivasi sebagai pengai·ah perbuatan
Siswa yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang
hams dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang siswa yang
ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin
dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti siswa akan
dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan
motivasi kepada siswa dalam belajar. 25
Sardinian menyatakan ada tiga fungsi motivasi yaitu:
I) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. · Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dike1jakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.26
Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting,
karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakuk:m aktivitas-aktivitas
tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi yang dapat
memberikan semangat pada siswa dalarn kegiatan belajamya dan memberi
petunjuk atau perbuatan yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian diatas maka harus dilakukan suatu usaha agar siswa
memiliki motivasi 「・ャセェ。イ@ sehingga siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil
belajar yang optimal.
c. Macam-macam Motivasi
Dalam membicarakan macam-macam motivasi, hanya dibahas dari dua
sudnt pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang
yang disebut "motivasi intrinsik" dan motivasi yang berasa! dari luar diri
sescorang yang di sebui "motivasi ekstrinsik".
1) Motivasi intrinsik
Yang 、ゥュ。ォセオ、@ dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena da!am diri sctiap
indiviclu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai conioh seorang
yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia
sudah rajin mencari buku-buku untuk di bacanya.
Jika dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan
belajar), maka yang dimaksud motivasi intristik ini adalah ingin mencapai tujuan
yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit,
seorang siswa belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau
keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara kor.struktif, bukan karena
keinginan yang lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadian
dan sebagainya.
Sedangkan Sardinian A. M mengatakan:
Bahwa siapa siswa yang memiliki motivasi dengan sendirinya dia akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik clan berpengetahuan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan
seremonial.27
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik yaitu motif-motif
yang aktif clan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar
dikatakan ekstrinsik bila anak diclik menempatkan tujuan belajamya di luar
faktor-faktor situasi belajar. siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar
hal yang dipelajarinya.
Sememara mcnurut kutipan Ivor K. Davies dari Maslow, bahwa motivasi
ekstrinsik mengacu kepada faktor-faktor dari luar, dan ditetapkan pada tugas siswa oleh
guru atau orang lain. Motivasi ekstrinsik bisa berupa penghargaan. pujian, lmkuman, atau celaan.28
Jelaslah bahwa motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak
diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar
siswa termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang
pandai membangkitkan minat siswa dalam belajar, dengan ュセュ。ョヲ。。エォ。ョ@ motivasi
ekstrinsik dalam berbagai bentuknya.
Dalam kegiatan bclajar-mengajar motivasi intristik dan ekstiusik bukan
sesuatu yang terpilah namun dalam prakteklah kedua motivasi tersebut saling
berkaitan.
d. Teori Motivasi
Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka di bawah ini akan
dijelaskan beberapa teori dalam motivasi yaitu:
I) T eori Hedonisme
Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya
adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan
kenikmatan. Oleh karena .itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu
pemecahan, manusia cenderung memilih alternative pemecahan yang dapat
mendatangkan kesena.rigan dari pada yang mengakibatkan kesukaran,
kesulitan, penderitaan, dan sebagainya. 2) Teori Naluri
Manusia pada dasamya memiliki tiga dorongan nafsu po>:ok yang dalam bal ini
disebut juga naluri yaitu: pertama, dorongan nafsu (naluri) mempertahankan
diii. Kedua, dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diti. Ketiga, dorongan
nafsu (naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis. Dengan demikian
ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan
tingkah laku manusia yang diperbuamya sehari-hari mendapat domgan oleh ketiga
naluri ten;ebul
3) Temi Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia tidak
dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hid up. Orang paling banyak
belajar dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.
Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan.
Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik
akan memotivasi anak buah atau siswanya, pemimpin ataupun pendidik
itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan
kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
4) Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut adalah teori kebutuhan. Teori
ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakikatnya adalah memenuhi kebuthannya, baik kebutuhan fisik mauun
psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang pemimpin
ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang,
ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebut11an-kebutuhan
orang yang akan dimotivasinya.29
Banyak ahli psikologi yang telah berjasa merumuskan
kebutuhan-kebutuhan manusia ditinjau dari sudut psikologi. Berikut i ni dibicarakan salah satu teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu lima
tingkatan kebutuhan pokok manusia sebagai berikut:
I) Kebutuhan fisilogis; kebutuhan ini mempakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, ウセョ、。ョァ@ dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks dan sebagainya.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlmdungan (safety and security) seperti terjaminnya kearnanan, terlindung dari bahaya.
3) Kebutuhan social (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitngkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan dan kerjasama.
4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan sebagainya.
e. Cara Guru Memotivasi Belajar Sisvva
Mengingat demikian pentingnya peranan motivasi bagi siswa dalam
belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi
belajar siswa-siswinya. Agar siswa dapat mencapai basil be:lajar yang optimal,
maka siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Namun pada
kenyataannya tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
Untuk membantu siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu
dilakukan suatu upaya dari guru agar siswa yang bersangkutan dapat
meningkatkan motivasi belajarnya. Dalam usaha ini banyak cara dapat dilakukan.
Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa, menurut
kutipan Slameto dari DeCecco & Grow Ford mengajukan 4 fungsi pengajar:
1) Menggairahkan siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru selalu memberikan siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan membe1ikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek kelain aspek pelaj aran dalam situasi belajar. "Discovery Leaming" dan metode sumbang saran (brain storming) membe1ikan kebebasan semacam ini. Untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetalman yang cukup mengenai disposisi awal siswa-siswinya:
2) Memberikan harapan realigtis
Guru memelihara harapan-harapan siswa yang realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akadademis siswa pada masa lalu, dengan demikian pengajar dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis. atau terlalu optimis. Bila siswa banyak mengalan1i kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa.
3) Memberikan insentif
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa ( dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan ha! yang sangat berguna untuk meningkatkan us aha siswa. 31
4) Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan memberikan
teguran, nasehat. dan bimbingan serta guru melakukan pendekatan secara individual atau kelompok.
Salah satu ciri guru yang mampu memberikan motivasi adalah antusiasisme, berarti guru peduli terhadap apa "yang mereka ajarkan dan mengkomunikasikan kepada murid-muridnya, bahwa apa yang mereka ajarkan adalah penting. Dan sikap semangat ini terpancar dalam sikap guru terhadap
siswanya32
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahaini, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.33
Menurut Zakiah Daradjat yapg dikutip oleh Mulyasa mengatakan pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhimya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.34
Menurut Tayar Yusuf yang juga dikutip oleh Mulyasa mengartikan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah Swt.35
Pendidikan agama Islam juga diartikan sebagai suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Jslarn serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.36
32 S!ameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang ... , h. 181
33 Dr. El Mulyasa, M.Pd. Pendidikan Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004),h.132
34 Dr. El Mulyasa, M.Pd. Pendidikan Berbasis .... h. 130
セセ@ .
.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bemegara31
Tujuan pendidikan agama Islam menurut Irfan adalah pembentukan
kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh
ajaran Islam. 38 Berdasarkan Kurikulum PAI 2002, yang dikutip oleh Mulyas::t bahwa
pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, serta pengalaman siswa tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam ha! keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bemegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.39
Pengertian pendidikan agama Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah
bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 40
Menurut Mustafa Al-Ghulayani bahwa pendidikan Islam adalah
menanamkan akhlaq yang mulia didalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya
dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlaq itu menjadi
salah satu kemampuan jiwanya kemudian buahnya terwujud keutamaan, kebaikan
dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.41
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama
Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terancang yang diarahkan
kepada suatu pembentukkan kepribadian siswa yang sesuai dengan ajaran Islam
17
Muhamin, paradigama pendidikan Islam ( Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2004) h.
78
18 Ors. lrfan Abd. Ghafar DM, Pd.Ors. Muhamad Jamil B, M.Pd, ReFormulasi
Rancangan pembelajaran pendidikan Agama Islam (Jakarta: Nur-lnsani, 2003) h. 73
"Dr. E. Mulyasa, M.Pd. pendidikan berbasis ... ,h. 135
supaya kelak menjadi anak yang cakap dan terampil dalam menyelesaikan tugas
hidupnya dengan baik dan benar sesuai yang diridhai Allah SWT. Sehingga
tercapai kebahagiaan dunia akhirat.sebagai mana dalam finnan Allah SWT.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 151 yaitu:
Artinya:
Sebagaimana komi te/ah menyempurnakan nikmat kami kepadamu kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu a/-kitab dan a/-hikmah. Ser/a mengajarkan kepada kamu apa yang be/um kamu ketahui.
c. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Islam merupakan agama universal yang diwahyukan Allah kepada nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada manusia sebagai jalan keselamatan
dan nmengatur seluruh aspek kehidupannya menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan diperlukan adanya suatu
usaha merupakan kewajiban bagi manusia dan untuk melaksanakannya
berpedoman pada tata aturan yang telah ditentukan Allah, karena dalam
melakukan suatu perubahan kearah yang lebin baik manusia sendiri yang
melakukannya. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam surat Ar-Rad ayatl I:
J t. ... ).,. ... ,. NセNNNN@ ,, .... ,..,. .... )':J,,.,..-::;,.• セ@
.,,-,., ':> • • • .. ? .. •
1Qd} ...
セ@L
L.
\lft'L:i . ;,.;- ,,.
<JLJL.
ft"-:!.w
I --.:...JI ... .
セNN@ \-! .... ,..' .. ,.. .. \...> セNtMM[@ -;.... .f
Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-ma/aikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dan perubahan
---·---'----baru dalam rangka menciptakan sistem dan metode pendidikan yang baik dan
efektif sesuai dengan tuntutan zaman. Hal tersebut memang merupakan tuntutan
mutlak dalam menciptakan pemikiran-pemikiran dalam perubahan. Perubahan
baru dalam dunia pendidikan Islam. Namun hendaklah tidak melepaskan dan tetap
berpegang pada landasan dan dasar ideologynya, yaitu Al-Quran dan Hadist
sebagai pokok dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Tujuan Akhir Pendidikan Agama Islam
Tujuan akhir adalah tujuan yang hendak dicapai oleh pendidik terhadap
siswa melalui seluruh proses pendidikan. Tujuan akhir tersebutjuga dengan tujuan
tertinggi kerena ia memiliki nilai tertinggi dan gradasi nilai-nilai.
Adapun tujuan akhir pendidikan agama Islam yaitu terwujudaya
kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim disini adalah kepribadian
yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.
Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam terbagi atas
dua macan1, yaitu:
1. Tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu: mendorong seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah.
2. Tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu: membentuk manusia yang
mampu menghadapi segala bentuk kehidupan ya:ng lebih layak dan
bermaniaat bagi orang lain.
Secara umum, tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menciptakan
manusia yang berakhlaq Islami, beriman, bertaqwa dan meyakini itu sebagai
kebenaran tersebut melalui akal dan rasa, didalam seluruh perbuatan dan tingkah
lakunya.42 Ringkasnya bahwa tujuan pendidikan Islam ada!ah membina insani
paripurna yang takarub kepada Allah, bahagia didunia dan akhirat.
e. Tujuan Kurikuler Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Tujuan kurikuler bidang studi peedidikan agama Islam dimadrasah adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan kurikuler bidang studi Al-Quran Hadist
Mata Pelajaran Al-Quran Dan Hadist Bertujuan Agar Siswa Bergairah
Untuk Membaca Al-Quran dan Hadist dengan baik dan benar serta
mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya,, dan mengamalkan
ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk
dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan kurikuler bidang studi Aqidah Akhlaq.
Mata pelajaran aqidah akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang
terpuji, melalui pemberian dan pemupukkan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman siswa tentang akidah dan akhlaq Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang terns berkem bang dan meningkat
kwalitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Serta berakhlaq
mulia dan kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan jenjang pendidikan yag lebih tinggi.
c. Tujuan kuriku!er bidang studi Fiqih
Fiqih dimadrasah bertujuan untuk membekali siswa agar dapat:
I) mengetahui dan mernahami pokok-pokok hukum Islam serta terperinci
dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan
pemahaman tersebut diharapkan rnenjadi pedoman hidup dalam
kehidupan pribadi dan social.
2) melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar. Pengalarnan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggm:g jawab social yang
tinggi dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosialnya.
d. Tujuan kurikulum bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam.
Adapun tujuan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dimadrasah
adalah sebagai berikut:
I) Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam dan
3) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan nilai-nilai Islam berdasarkan cermatan atas fakta sejarah
yang ada.
4) Membekali siswa untuk membentuk kepribadiannya melalui imitasi
terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang
luhur.
B.
Kerangka PemikiranGuru yang selalu dapat melaksanakan tata tertib dengan baik akan memberikan contoh yang baik pula kepada siswanya, sehingga siswa dapat menilai
antara guru yang disiplin dengan guru yang tidak disiplin. K.edisiplinan guru ini,
sedikit banyak akan mempengaruhi siswa tentang kinerja guru tersebut. Dengan
disiplin ini pula akan menimbulkan satu dorongan tersendiri dalam diri
siswa untuk melakukan ha! yang serupa seperti yang dilakukan oleh gurunya. Bila
antara guru dan siswa telah tercipta sikap disiplin yang baik, maka dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran yang sadang bertangsung akan berjalan dangan baik
pula, sehingga dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang lelah dicita-citakan
bersama.
Motivasi merupakan salah satu ha! yang penting untuk dtturnbuhkan dan
dikembangkan ke dalam diri siswa, khususnya dalarn proses pembelajaran.
Motivasi ini erat kaiiannya dengan pencapaian suatu tujuan. Begitu pula dalam
proses pembelajaran. Seorang siswa diharapkan memiliki motivasi belajar yang
tinggi guna mencapai tujuan pembelajaran yang t.elah ditei:apb11 oleh lembaga
pendidikan. Karena hasil belajar akan menjadi optimal, bila ada motivasi dalarn
belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan maka akan semakin baik pula
pencapaian hasil belajar. Dengan adanya motivasi belajar <la.lam diri siswa, maka
siswa tersebut akan mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka ia
akan berusaha meniadakan dan mengelakkan perasaan tidak suka tersebut.
Dengan adanya motivasi belajar ini, diharapkan dapat tenvujud satu perubahan
menjadi mediator pembelajaran, seorang guru juga bertugas sebagai motivator siswa
dalam proses pembelajaran. Salah satu cara guru dalam memotivasi
siswa-siswanya, dapat dengan cars menanamkan kedisiplinan, baik itu dalam dirinya
sendiri ataupun ke d