• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI.38309 Tugas Akhir Semester II tahun akademik 2012/2013

Oleh :

Intan Nurhayati 52007806

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

vii

Daftar Isi

Pengesahan ... i

Pernyataan Orisinalitas Karya Tugas Akhir ...ii

Abstrak (Indonesia) ...iii

Abstrak (Inggris) ...iv

Surat keterangan Penyerahan Hak Ekslusif ... v

Kata pengantar ...vi

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Fokus Permasalahan ... 3

1.3 Permasalahan Perancangan ... 4

1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan ... 4

Bab II Tinjauan Teori dan Data ... 5

2.1.6 Sarana Peralatan RSGM ...9

2.1.7 Persyaratan Teknis Rumah Sakit ... 13

2.2 Studi Antropometri ... 19

2.3 Studi Banding ... 24

Bab III Konsep Perencanaan ...32

3.1 Data dan Karakteristik User ... 32

3.2 Tabel Aktifitas dan Fasilitas ...35

3.3 Struktur Organisasi ... 47

3.4 Alur Sirkulasi ... 47

3.5 Program Kedekatan Antar Ruang ... 50

BAB IV Konsep Perancangan ...51

4.1 Konsep Perancangan ... 51

4.2 Konsep Penggayaan ... 52

4.8 Konsep Pencahayaan ... 56

4.9 Konsep Keamanan ... 58

(5)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan ridha-Nya

hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir beserta laporannya yang berjudul

“Rumah Sakit Khusus Gigi Dan Mulut” dengan lancar.

Dalam hal ini tugas akhir dan laporannya dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan

tingkat S1 di jurusan Desain Interior Universitas Komputer Indonesia. Dilihat dari isi

materi, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir beserta laporannya ini masih banyak

kekurangan dan kelemahannya, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk perbaikan laporan selanjutnya di masa mendatang.

Akhir kata, semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Wassalamu `alaikum wr.wb.

Bandung, Agustus 2013

(6)

xi

Daftar Pustaka

Depkes RI., 2009, Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit, Jakarta.

Menkes., 2004, Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Rumah Sakit Gigi

dan Mulut No.1173/MENKES/PER/X/2004, Jakarta.

Menkes, 2012, Pedoman Teknis Sarana dan Prasaran Rumah Sakit, Jakarta

Menteri Kesehatan RI, 2004, Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit. Departemen Kesehatan RI

Neufert, Ernst, 1993. Data Arsitek Edisi Kedua, terjemahan Sjamsu Amril. Jakarta,

Erlangga

Panero, Julius, Martin Zelnik. 1980. Human Dimension & Interior Space. Great Britain:

The Architectural press Ltd.

(7)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu dari lima Negara dengan jumlah penduduk

terbesar di dunia. Dengan besarnya jumlah penduduk tersebut, maka wajarlah

bila jumlah rumah sakit yang tersedia di Indonesia dan Bandung, khususnya

harus memadai. Rumah sakit merupakan salah satu bagian dari sarana publik

vital yang harus dimiliki setiap negara dan setiap daerah. Setiap rumah sakit

harus memiliki pekerja yang kompeten di bidangnya. Karena kepentingan itulah

rumah sakit bisa dibedakan menurut jenis penyakit yang khusus ditanganinya.

Beberapa rumah sakit yang lazim adalah rumah sakit mata, rumah sakit kanker,

rumah sakit bersalin, rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit jiwa dan rumah

sakit gigi dan mulut (Humaira, 2008).

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit memiliki

andil yang cukup besar dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,

pengobatan serta pemulihan kesehatan. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan

makin tinggi dan makin kritisnya masyarakat dalam memperhatikan mutu

pelayanan yang diberikan oleh sebuah rumah sakit, membuat rumah sakit

memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan kesehatan

masyarakat saat ini (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Krisis ekonomi di Indonesia yang berawal di tahun 1997 telah

(8)

2 pelayanan kesehatan, karena sebagian besar sumber dana digunakan untuk

mempertahankan hidup. Termasuk kesehatan gigi dan mulut, banyak

masyarakat yang belum dapat sepenuhnya memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada karena dianggap mahal, serta banyak fasilitas Rumah Sakit Gigi dan

Mulut yang belum dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan kesehatan

yang bermutu, efektif, dan efisien (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Tidak lagi seperti beberapa dekade yang lalu, bahwa klinik-klinik

kesehatan gigi dan mulut oleh masyarakat kini tidak hanya dipandang sebagai

tempat menghilangkan rasa sakit dan atau menyembuhkan penyakit, tetapi

juga untuk meningkatkan penampilan fisik (merapikan dan mempercantik

kondisi fisik gigi). Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan kebutuhan

terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan dapat digunakan sebagai

indikasi meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi kesehatan gigi

dan mulut (Annisawati, 2011).

Peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan gigi masyarakat

menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki

spesialisasi di bidang kesehatan gigi yaitu dokter gigi. Dan peningkatan

tersebut akan diikuti dengan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi

dan mulut untuk masyarakat. Hal tersebut disebabkan klinik-klinik pelayanan

kesehatan gigi dan mulut yang ada mayoritas merupakan praktek-praktek

tunggal. Banyak anggapan bahwa kesehatan gigi dan mulut identik dengan

mahal dan tidak terjangkau, karena selama ini yang tersedia adalah praktek

tunggal tanpa didukung manajerial yang berorientasi pada publik (Annisawati,

(9)

3 Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sarana pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk

pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui

pelayanan rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medik

(Permenkes 1173/2004).

1.2 Fokus Permasalahan

Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka fokus permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu :

 Sarana yang ada di Rumah Sakit Gigi dan Mulut belum sesuai dengan

standar Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang ditentukan oleh Menteri

Kesehatan RI.

 Perancangan bangunan dan interior Rumah Sakit Gigi dan Mulut masih

kurang menarik perhatian masyarakat banyak.

1.3 Permasalahan Perancangan

Adapun permasalahan perancangan yang dapat dirumuskan dalam

penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

 Bagaimana merancang sarana rumah sakit gigi dan mulut yang

menarik, nyaman, bersih, dan menyenangkan agar tidak menimbulkan

gejala rasa takut yang timbul ketika berada di rumah sakit untuk pasien

(10)

4

 Mendesain ruangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang sesuai dengan

persyaratan dari segi bentuk, warna, dan cahaya.

 Bagaimana merancang interior yang menarik dan nyaman pada

ruangan anak.

1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan

Di setiap penelitian yang dilakukan tentunya memiliki maksud dan tujuan atau

target yang hendak dicapai. Begitu pula dengan penelitian Tugas Akhir mengenai

rancangan interior untuk Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini. Sehingga adapun tujuan

yang hendak dicapai, diantaranya:

 Merancang, mendesain, dan menggubah ruang dalam (interior) rumah sakit

gigi dan mulut yang menarik, nyaman, bersih, dan menyenangkan agar

(11)

5

BAB II

Tinjauan Teori dan Data

2.1

Studi Literatur

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tetap mampu meningkatkan

pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakt agar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang

memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan, dimana berdasarkan Undang-undang RI Nomor

44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 3 menyebutkan bahwa pengaturan

penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan :

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,

masyarakat, lingkungan rumha sakit dan sumber daya manusia

di rumah sakit

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan

(12)

6

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai fungsi menurut UU No.44 tahun 2009 yaitu :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis;

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan; dan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

2.1.3 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 1173 tahun

2004tentang rumah sakit gigi dan mulut menyatakan bahwa Rumah Sakit Gigi

dan Mulut(selanjutnya disingkat RSGM) adalah sarana pelayanan kesehatan

yangmenyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk

pelayananpengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan

peningkatan kesehatan danpencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui

(13)

7

2.1.4 Fungsi dan Tujuan RSGM

Fungsi RSGM adalah :

1. Pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat meliputi;

a) Sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan

tersier,penunjang, rujukan dan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut,

b) Wadah pengembangan konsep pelayanan kedokteran gigi.

c) Pusat unggulan pelayanan kedokteran gigi.

2. Pendidikansarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran gigi jenjang

diploma,dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter gigi spesialis konsultan,

magister, doktordan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran gigi.

3. Penelitian.

a) Pusat penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu kedokteran gigi,

b) Pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran gigi (Depkes RI, 2003).

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173

tahun 2004, menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM

Pendidikandan RSGM non Pendidikan. RSGM Pendidikan adalah RSGM

yangmenyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang juga

digunakan sebagaisarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi

profesi tenaga kesehatankedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan

terikat melalui kerjasama denganfakultas kedokteran gigi.

Tujuan umum RSGM adalah meningkatkan mutu pendidikan, penelitian

danpelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, profesional, modern

dan sesuaidengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan

(14)

8 Tujuan khusus RSGM, yaitu:

1. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masayarakat

secaraoptimal, meliputi

a) Pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang

merupakanwewenang dokter gigi umum,

b) Pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang

merupakanwewenang dokter gigi spesialis,

c) Pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan

wewenang dokter gigi subspesialis/dokter gigi spesialis konsultan.

2. Tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi

lainnya

3. Tersedianya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologikhususnya pada kedokteran gigi.

4. Tersedianya unit pelayanan sebagai sarana rujukan bagi unit yang lebih

rendah.

5. Tersedianya unit penunjang program kegiatan medik kedokteran umum

(rujukansecara pelayanan kesehatan lain setingkat/horizontal), kegiatan

pelayanan kesehatan terintegrasi, pendidikan dan pelatihan tenaga

kesehatan dan penelitian.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh RSGM Pendidikan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 adalah

1. Kebutuhan akan proses pendidikan,

2. Fasilitas dan peralatan fisik untuk pendidikan,

3. Aspek manajemen umum dan mutu pelayanan rumah sakit,

(15)

9 5. Memiliki kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium

KedokteranGigi

2.1.5 Sasaran RSGM

Sasaran RSGM adalah tercapainya mutu pelayanan kesehatan gigi yang

dapat memberi perlindungan kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan

gigi,pendidikan dan penelitian (Depkes RI, 2003).

2.1.6 Sarana Peralatan RSGM

RSGM harus memenuhi persyaratan bangunan, sarana dan prasarana

sertaperalatan sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan yang dimaksud adalah :

1. Lokasi atau letak bangunan dan prasarana harus sesuai dengan rencana umum

tataruang

2. Bangunan dan prasarana harus memenuhi persyaratan keamanan,

keselamatankerja dan analisis dampak lingkungan RS dan sarana kesehatan

lain,

Peralatan harus memenuhi persyaratan kalibrasi, standar kebutuhan

pelayanan,keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja. Ketentuan persyaratan

minimal sarana dan prasarana RSGM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004

meliputi :

1. Ruang Rawat Jalan;

2. Ruang Gawat Darurat

3. Ruang pemulihan/Recovery room ;

(16)

10 5. Farmasi dan Bahan Kedokteran Gigi;

6. Laboratorium Klinik;

7. Laboratorium Teknik Gigi;

8. Ruang Sentral Sterilisasi;

9. Radiologi;

10. Ruang Tunggu ;

11. Ruang Administrasi;

12. Ruang Toilet; dan

13. Prasarana yang meliputi tenaga listrik, penyediaan air bersih, instalasi

pembuangan limbah, alat komunikasi, alat pemadam kebakaran dan tempat

parkir.

Ketentuan persyaratan minimal peralatan menurut Peraturan Pemerintah

Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 meliputi :

1. Jumlah Dental Unit 50

2. Jumlah Dental Chair 50 unit

3. Jumlah Tempat Tidur 3 buah

4. Peralatan Medik meliputi :

a) 1 unit Intra Oral Camera;

b) 1 unit Dental X – ray; c) 1 unit Panoramic x-ray;

d) 1 unit Chepalo Metri x-ray;

e) 1 unit Autoclave / 7 unit Sterilisator;

f) 1 Camera; dan

(17)

11 Menurut Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 RSGM

harus mempunyai tenaga yang meliputi :

1. Tenaga medis kedokteran gigi :

a) Dokter Gigi

b) Dokter Gigi Spesialis yang meliputi:

 Bedah Mulut;

 Meratakan Gigi (Orthodonsi);

 Penguat Gigi (Konservasi);

 Gigi Tiruan (Prosthodonsi)

 Kedokteran Gigi Anak (Pedodonsi);

 Penyangga Gigi ( Periodonsi ); dan

 Penyakit Mulut;

2. Dokter/Spesialis lainnya :

a) Dokter dengan pelatihan PPGD

b) Dokter Anestesi

c) Dokter Penyakit Dalam

d) Dokter spesialis anak

3. Tenaga Keperawatan :

a) Perawat Gigi

b) Perawat

4. Tenaga Kefarmasian:

a) Apoteker

(18)

12 c) Asisten apoteker

5. Tenaga Keteknisisan Medis :

a) Radiografer

b) Teknisi Gigi

c) Analis kesehatan

d) Perekam medis

6. Tenaga Non Kesehatan ;

a) Administrasi

b) Kebersihan

2.1.7 Persyaratan Teknis Rumah Sakit

Persyaratan teknis rumah sakit menurut Menkes, 2010, adalah sebagai berikut

:

1. Atap.

Persyaratan atap.

a) Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat

perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

b) Penutup atap dari bahan beton dilapisi dengan lapisan tahan air.

c) Penutup atap bila menggunakan genteng keramik, atau genteng beton, atau

genteng tanah liat), pemasangannya harus dengan sudut kemiringan sesuai

ketentuan yang berlaku.

d) Apabila rangka atap dari bahan kayu, harus dari kualitas yang baik dan

(19)

13 e) Apabila rangka atap dari bahan metal, harus dari metal yang tidak mudah

berkarat, atau di cat dengan cat dasar anti karat.

f) Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir

(Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004).

2. Langit-langit.

Persyaratan langit-langit.

a) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan

b) Tinggi langit-langit di ruangan, minimal 2,80 m, dan tinggi di selasar (koridor)

minimal 2,40 m.

c) Bahan langit-langit antara lain gipsum, acoustic tile, bahan logam/metal.

d) Permukaan langit-langit berwarna terang, mudah dibersihkan tidak

menggunakan berbahan asbes.

e) Kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti rayap (Kepmenkes

1204/Menkes/SK/X/2004).

3. Ventilasi

a) Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara yang cukup

b) Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk ruang

operasi kombinasi antara fan, exhauster dan AC harus dapat memberikan

sirkulasi udara dengan tekanan positif.

c) Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri.

4. Dinding dan Partisi.

Persyaratan dinding

a) Dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan silau, than api,

(20)

14 b) Dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur.

c) Lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung

pori-pori) sehingga dinding tidak dapat menyimpan debu.

d) Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.

e) Khusus pada ruangan-ruangan yang berkaitan dengan aktivitas anak, pelapis

dinding warna-warni dapat diterapkan untuk merangsang aktivitas anak.

f) Khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah

yang mudah terpicu api, maka dinding harus dari bahan yang tahan api,

cairan kimia dan benturan.

g) Khusus untuk daerah tenang (misalkan daerah perawatan pasien), maka

bahan dinding menggunakan bahan yang kedap suara atau area/ruang yang

bising (misalkan ruang mesin genset, ruang pompa, dll) menggunakan bahan

yang dapat menyerap bunyi.

5. Lantai.

Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,

warna terang, dan mudah dibersihkan.

Persyaratan lantai.

a) Terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan yang tidak dapat

menyimpan debu.

b) Mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.

c) Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.

d) Memiliki pola lantai dengan garis alur yang menerus keseluruh ruangan

(21)

15 e) Khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah

yang mudah terbakar, maka bahan penutup lantai harus dari bahan yang

tahan api, cairan kimia dan benturan.

f) Khusus untuk daerah perawatan pasien (daerah tenang) bahan lantai

menggunakan bahan yang tidak menimbulkan bunyi atau area/ruang yang

bising menggunakan bahan yang dapat menyerap bunyi.

6. Pintu.

Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang merupakan

tempat untuk masuk dan ke luar dan pada umumnnya dilengkapi dengan penutup

(daun pintu).

Persyaratan pintu.

a) Pintu ke luar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 120 cm atau dapat

dilalui brankar pasien, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses pasien tirah

baring memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.

b) Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya

serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

c) Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau

perbedaan ketinggian lantai.

d) Pintu Darurat

Setiap bangunan RS yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi

dengan pintu darurat dan lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka

(22)

16 7. Sistem Penghawaan (Ventilasi)

Persyaratan ventilasi

a. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi

mekanis seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan

perlindungan dari udara luar dan pencemaran.

b. Pada ruang–ruang khusus seperti Ruang Isolasi, Ruang Laboratorium maupun Ruang Farmasi, diperlukan Fasilitas Pengelolaan Limbah Udara

Infeksius Paparan Udara.

c. Sistem Tata Udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam pemeriksaan

dan pemeliharaan.

d. Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar

e. Untuk instalasi tata udara sentral, udara segar harus dimasukkan melalui

mesin pengolah udara sentral.

f. Untuk sistem tata udara individu, seperti unit jendela dan unit split, udara

segar boleh dimasukkan langsung ke dalam ruangan.

g. Ruangan yang dilengkapi dengan ventilasi mekanik harus diberikan

pertukaran udara minimal 6 (enam) kali per jam.

h. Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau

penularan penyakit ke ruangan lainnya, harus langsung dibuang ke luar.

i. Ruang bedah dan ruang perawatan penyakit menular yang berbahaya,

pembuangan udaranya harus ke tempat yang tidak membahayakan

lingkungan rumah sakit.

(23)

17 Setiap rumah sakit untuk memenuhi persyaratan sistem pencahayaan harus

mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan/ mekanik, termasuk

pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya.

Persyaratan pencahayaan

a. Rumah sakit tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan

pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.

b. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi rumah sakit

dan fungsi masing-masing ruang di dalam rumah sakit.

c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat penerangan

yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam rumah sakit dengan

mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang digunakan, dan

penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau pantulan.

2.2

Studi Antropometri

(24)

18 Gambar 1.Standar Spasial di Sekitar Tempat Tidur Pasien

Menurut Menurut Panero dan Zelnik (1979) gambar di atas menunjukkan jarak

ruang tempat tidur rumah sakit individu. Jarak ruang dari 30-76,2 cm, akan

memungkinkan untuk sirkulasi dan pengunjung duduk di sekitar tempat tidur. izin ini

juga akan cukup untuk mengakomodasi unit dinding medis standar di satu sisi dan

meja di sisi lain.

gambar di bagian bawah menunjukkan bilik di ketinggian. luastubuh

maksimum pengguna yang lebih besar adalah dimensi manusia utama yang harus

ditampung antropometri untuk jarak yang tepat antara tepi tempat tidur dan tirai. luas

maksimum tubuh 57,9 cm atau kurang dari 30cm dari jarak ruang harus memadai.

untuk memastikan privasi, ketinggian mata atau perawakan orang yang lebih besar

akan menjadi ukuran antropometrik untuk dipertimbangkan dalam membangun

ketinggian tirai.

Standar lebar pintu untuk dilalui tempat tidur

Gambar 2. Standar lebar pintu untuk dilalui tempat tidur

(25)

19 cm x 99 cm).

Standar tempat tidur pasien

Gambar 3. Tempat Tidur

( Sumber : Neufert, 1991)

Standar ruang perawatan gigi

(26)

20 Menurut Menurut Panero dan Zelnik (1979) kemajuan teknologi yang cepat

dalam desain dan fabrikasi sistem peralatan gigi telah mengakibatkan ruang

perawatan gigi mengalami kemajuan besar dan efisiensi. dalam pertimbangan

antropometrik harus ditafsir ulang untuk memungkinkan antarmuka lebih dekat

antara dokter gigi, asisten dokter gigi, dan sistem peralatan gigi. berbagai dimensi 18

sampai 24 atau 45,7 sampai 61 cm direkomendasikan.

Gambar 5. Ruang perawatan / pertimbangan vertikal

(27)

21 Gambar 7. Laboratory

Menurut Menurut Panero dan Zelnik (1979) peralatan gigi dan sistem pengiriman

jelas menunjukkan konsep penyesuaian yang mungkin hanya dapat diterapkan pada

sistem interior lainnya. Total penyesuaian kursi, bangku dokter gigi, dan sistem

pengiriman merupakan kebutuhan antrhopometri primer. Laboratorium gigi, seperti

digambarkan dalam gambar di atas adalah salah satu dari beberapa lingkungan

kerja dasar yang komprehensif. Sementara laboratorium dapat bervariasi dalam

ukuran, tergantung pada dokter gigi khusus, perhatian utama harus untuk

tugas-tugas yang dilakukan dalam posisi berdiri. Meja kerja dan tinggi penyimpanan

lemarir harus ditinjau erat. ketinggian lemari yaitu 91, 4 cm, yang direkomendasikan

sedangkan ketinggian meja kerja mungkin jatuh dalam kisaran dimensi 71,7 sampai

(28)

22

2.3 Studi Banding

Studi banding yang diambil yang merupakan universitas di kota Bandung yang

memiliki kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut yaitu Univeritas Padjadjaran

yang berlokasi di Jl Sekeloa Selatan I, Bandung.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran menyelenggarakan

pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan,

mengembangkan, dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, serta

menyebarluaskan dan mengupayakan penggunannya untuk meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat. Program pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran adalah pendidikan akademik yang terdiri dari :

 Program Sarjana Kedokteran Gigi & Profesi Dokter Gigi

 Program Sarjana Kedoteran Gigi & Profesi Dokter Gigi Berpengantar Bahasa

 Inggris (PKPBI)

 Program Spesialis I Ilmu Bedah Mulut

 Program Spesialis I Ilmu Prostodonsia

 Program Spesialis I Ilmu Ortodonsia

 Program Spesialis I Ilmu Pedodonsia

 Program Spesialis I lmu Periodonsia

 Program Spesialis I Ilmu Konservasi Gigi

 Program Adaptasi

 Program Magister Ilmu Biologi Oral

 Program Magister Ilmu Material Kedokteran Gigi

(29)

23 Untruk menjalankan kegiatan medisnya, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran dilengkapi dengan fasilitas berikut :

 Laboratorium Kerja Mahasiswa

Gambar 8. Laboraturium Kerja

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Laboratorium kerja mahasiswa berfungsi untuk menganalisa hasil

pemeriksaan para pasien dan dilengkapi dengan peralatan yang terdiri dari 30

dental hair. Dari setiap dental unit yang ada selalu disertai dengan wastaffel.

 Lobby

Gambar 9. Lobby

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang pertama pada saat memasuki Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Di

dalam lobby ini pasien dapat melakukan pendaftaran dan terdapat ruang

informasi dan tempat pembayaran.

(30)

24 Gambar 10. Ruang Tunggu

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Berfungsi untuk menunggu dan bersantai

 Ruang tunggu pasien pada dokter gigi spesialis

Gambar 11. Ruang Tunggu Pasien

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang tunggu untuk pasien yang lebih percaya perawatan kesehatan gigi

dan mulutnya oleh tenaga ahli yang professional.

 Laboratorium Teknik

(31)

25 (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Merupakan tempat dimana mahasiswa membuat gigi tiruan untuk

bagian prostodonsia.

 Ruang Klinik

Gambar 13. Ruang Klinik

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Dari setiap spesialis terdiri dari 7 klinik, pada dasarnya desain setiap klinik

spesialis sama yang membedakan dari setiap klinik adalah perbedaan jenis

obat yangobat yang digunakan saja.

 Ruang Rekam Medic

Gambar 14. Ruang Rekam Medic

(32)

26 Ruang tempat penyimpanan data – data berisikan catatan, dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

lain kepada pasien pada Rumah Sakit gigi dan Mulut. Berdekatan dengan

tempat pendaftaran di lobby. Dengan lemari yang dapat digeser.

 Ruang cuci dan ruang sterilisasi

Gambar 15. Ruang cuci

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang cuci dan ruang sterilisasi, dimana tempat pencucian alat -alat

praktek yang kemudian di sterilkan untuk membunuh kuman.

 Kamar Inap

Gambar 16. Kamar Inap

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang dimana pasien menginap. Di RSGM ini terdapat 4 buah ruangan

dengan 8 tempat tidur.

(33)

27

Gambar 17. Ruang Farmasi

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang farmasi berfungsi sebagai tempat menyimpan obat dan

mengumpulkan resep – resep yang kemudian di buatkan obatnya.  Ruang Rapat

Gambar 18. Ruang Rapat

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tempat dimana para dokter berdiskusi mengenai penyakit pasien yang

ditangani.

Nurse station

Gambar 19. Nurse station

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(34)

28  Ruang dokter

Gambar 20. Ruang Dokter

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Ruang dimana dokter meletakkan alat – alat pribadinya pada saat akan berkerja. Di dalam ruang ini terdapat sofa,meja tulis beserta kursi dan lemari.

 Ruang perawat

Gambar 21. Ruang Perawat

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Tempat dimana perawat melatakkan barang – barang pribadinya. Di dalam ruang ini teradapat loker, kipas angin, kursi, tempat penyimpanan

(35)

32

BAB III

Konsep Perencanaan

3.1

Data dan Karakteristik User

3.1.1 Data lokasi

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang berada di Jl.LL.E

Martadinata No.45 Bandung merupakan Rumah Sakit Negeri milik

Pemerintah Kota Bandung. Rumah Sakit khusus Gigi dan Mulut ini

merupakan rumah sakit khusus yang memiliki pelayanan kesehatan

gigi yang terpadu dan paripurna. Setiap keluhan yang dihadapi pasien

akan ditangani secara tuntas. Setiap pasien akan ditangani secara

khusus berdasarkan kasus yang diderita, oleh tenaga professional

dengan peralatan yang lengkap dan steril.

Data Proyek :

Nama Proyek : Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

Lokasi : Jl.LL.E Martadinata No.45 Bandung

Tipe pelayanan : Pelayanan Medis Sub-spesialistik

Status : Rumah Sakit Khusus

Tinggi Bangunan : 2 lantai

(36)

33 3.1.2 Karakteristik User

Berikut adalah karakteristik pengguna yang ada di rumah

sakit khusus gigi dan mulut :

a. Pasien Dewasa

- Mengurus segala kebutuhan administrasi Rumah Sakit,

mulai dari pendaftaran, konsultasi dengan dokter dan

perawat yang bersangkutan, perawatan gigi dan

melakukan pembayaran

b. Anak- anak

- Pasien Anak melakukan aktifitas kesehatan seperti

perawatan gigi.Pada area perawatan gigi anak diberi

fasilitas bermain dengan permainan yang sesuai dengan

usia mereka.

c. Dokter

- Komunikasi dengan pasien harus lancar, demi

kelancaran proses penyembuhan

- Dalam menangani pasien, khususnya pada pasien

anak-anak harus memperhatikan karakteristik anak

(37)

34 d. Perawat

- Membantu dan meringankan tugas dokter.

- Perawat sering bertemu dengan pasien, itu

sebabnya perawat harus memperhatikan

karakteristik setiap pasien.

e. Staff Rumah Sakit

- Mengurus dan mengerjakan pekerjaan yang sesuai

(38)

35

(39)

36

Kontak langsung antara pasien dan bagian

penerima Kursi 3 40 40 45 4800 4800 14400 2.88

Pasien menunggu panggilan sesuai urutan

pendaftaran Ruang tunggu ( Lobby) Publik Kursi tunggu 20 40 40 45 32000 32000 96000 19.2

Kontak langsung antara pasien dan bagian

(40)
(41)

38

* Melakukan Tindakan ( Masalah Jaringan

(42)

39

7 Dokter * Melakukan pemeriksaan

(43)

40

12.374

16.0862

8 Pengunjung, menunggu dan bermain

Ruang Tunggu &

Pasien menunggu panggilan sesuai urutan

pendaftaran Ruang Tunggu Publik Kursi tunggu 20 40 40 45 32000 32000 96000 19.2 Pasien 19.2

24.96

10 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

Ruang Rawat Inap

11 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

Ruang rawat Inap

12 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

Ruang rawat Inap

(44)

41

13 Pasien Istirahat, proses penyembuhan

(45)
(46)
(47)
(48)

45

service menyimpan peralatan Gudang Medis Service

lemari peralatan

10 Staff Service menyimpan alat-alat Janiator Service

(49)

46 Tabel 1. Tabel Aktifitas dan fasilitas

(50)

47

Sirkulasi Staff Medis dan Pengelola

DATANG LAPOR

Bagan 2. Sirkulasi Staff Medis dan pengelola

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(51)
(52)

49

Bagan 5. Sirkulasi Pasien Gawat Darurat

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bak Kolektor Bak Ekualisasi Disinveksi Ozon/ UV

(53)

50

3.5

Program Kedekatan Antar Ruang

Area Penerimaan

Arean Perawatan

Area Service Area Administrasi

Area Rawat Inap

Keterangan :

Dekat

Jauh

Bagan 8. Program Kedekatan Ruang

(54)

51

Bab IV

Konsep Perancangan

4.1 Konsep Perancangan

Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat

dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

mengalami rasa takut ketika berada di rumah sakit karena fasilitas yang tidak

nyaman dan kurang menarik, maka lahirlah sebuah tema perancangan dengan tema

“Fun Garden” yang dikombinasikan dengan unsur-unsur modern yang berasal dari

arsitektural bangunan.

Pengertian Fun adalah sesuatu yang menyenangkan, dimana desain ruangan

yang dirancang pada rumah sakit khusus gigi dan mulut ini dapat meciptakan

suasana yang nyaman, akrab dan ceria. Sehingga pasien akan merasa nyaman

ketika berada di rumah sakit gigi dan mulut.

Pengertian Garden itu sendiri adalah kebun atau taman yang diterapkan pada

perancangan rumah sakit khusus gigi dan mulut berdasarkan psikologi pasien agar

dapat mengurangi gejala rasa takut ketika berada di rumah sakit, dan suasana yang

dekat dengan alam mampu menciptakan perasaan tenang. Terutama pada pasien

anak yang memiliki sifat dan karakteristik, dimana dunia mereka adalah dunia

bermain dan berpetualang. Bermain dapat dilakukan dimana saja bahkan di alam

terbuka sekalipun. Terkadang anak-anak dapat melupakan rasa nyeri atau sakitnya

(55)

52

4.2 Konsep Penggayaan

Gaya yang akan diaplikasikan pada rancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut

adalah Kontemporer. Penggayaan kontemporer merupakan penggayaan yang tidak

terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai dengan jaman

sekarang. Dapat juga diartikan sebagai penggayaan yang merefleksikan situasi dan

waktu yang sedang dilalui.

4.3 Konsep Bentuk

Konsep bentuk yang diterapkan pada rumah sakit ini adalah penerapan dari

bentuk gigi dan rahang mulut dengan bentuk lengkung dan kotak ditambah dengan

bentuk geometris seperti persegi, segitiga, dan bentuk-bentuk geometris lainnya

agar lebih mudah dikembangkan dan disesuaikan dengan tema yang diusung.

Gambar 1. Bentuk Geometris

(Sumber : http://1.bp.blogspot.com/_ s400/geometrik04.jpg)

4.4 Konsep Material

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI, tentang persyaratan

kesehatan lingkungan rumah sakit, dalam pemilihan material pada suatu rumah

sakit harus mempunyai syarat dan kriteria-kriteria tertentu. Berikut kriteria dan

contoh material yang cocok untuk rumah sakit.

 Bersih, tidak mengandung racun, tidak berpolusi dan mudah dalam

(56)

53  Tidak mudah menyerap air dan debu

 Memiliki sifat akustik yang baik terutama pada kamar rawat inap

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI, tentang persyaratan

kesehatan lingkungan rumah sakit, maka material yang digunakan pada Lantai,

dinding dan langit-langit Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sebagai berikut :

Lantai

Material yang digunakan pada ruang penerimaan seperti Lobby adalah

granit. Sedangkan untuk ruang Perawatan menggunakan vinyl sebagai material

utama. Untuk ruang kesehatan menggunakan kramik. Untuk ruang pelayanan

dan pengelola material yang digunakan menggunakan kramik.

Lantai pada ruangan operasi disesuaikan dengan Peraturan menteri

Kesehatan yaitu menggunakan vinyl dengan ketebalan 2,5 mm – 3mm.

Dinding

Pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini sebagian menggunakan bahan

beton dan kaca pada area entrance dan jendela untuk memaksimalkan sinar

matahari masuk ke dalam ruangan. Penggunaan dinding kaca dihindari

terutama pada ruangan untuk anak-anak, hal ini untuk mengurangi resiko

kecelakaan. Finishing yang digunakan pada dinding menggunakan cat, dan

sebagian area yang lainnya menggunakan wallpaper dan kramik.

Ceiling

Penggunaan ceiling yang aman dan sesuai adalah menggunakan

(57)

54

4.5 Konsep Warna

Salah satu masalah yang dihadapi untuk pewarnaan sebuah rumah sakit

adalah karena rumah sakit memiliki kekhususan dalam pelayanan manusianya.

Mereka yang dilayani adalah manusia yang butuh pemeliharaan, pelayanan dan

penyembuhan, baik fisik maupun mental ( Darmaprawira, 2002).

Dalam perancangan Rumah sakit Gigi dan Mulut ini warna-warna yang

digunakan adalah warna lembut dan dominan menggunakan warna hijau yang

sesuai dengan tema yaitu garden. Warna lembut diterapkan karena dapat

membuat manusia menjadi tenang.

Gambar 2. Warna Lembut

(sumber : http://2.bp.blogspot.com/-czVmbzhiEhU /s320/pastel.jpg)

Pada area penerimaan (lobby, ruang tunggu), ruang perawatan seperti

Ortodontia (meratakan gigi), Konservasi (penguat gigi), Prosthodontia (gigi

tiruan), Periodontia (penyangga gigi), Exodontia (meratakan gigi), Pedodontia

(masalah gigi anak) warna yang digunakan adalah warna kuning lembut, hijau

dan beige. Warna kuning lembut melambangkan kesenangan, sedangkan warna

beige melambangkan kesan hangat, tenang, alami dan bersahabat dan warna

hijau agar memberikan kesah segar di ruangan tersebut (Darmaprawira, 2002).

Pada ruang operasi menggunakan warna hijau dan biru kehijauan. Warna

tersebut menurunkan kesilauan mata, karena di ruang operasi menggunakan

(58)

55 Pada ruang khusus anak menggunakan warna Colourfull (warna-warni).

Warna ini diambil berdasarkan karakteristik anak, yang dimana dunia anak

tersebut penuh dengan keceriaan.

Gambar 3. Warna Colourfull

(sumber : http://fc09.deviantart.net/fs70/i/2012/336/6/4/colourfull)

4.6 Konsep Furniture

Konsep furniture yang diambil menyesuaikan dengan bentuk ruang yang diambil

dari bentuk rahang dan gigi. Untuk furniture seperti dental chair , tempat tidur pasien

atau furniture medis lainnya menggunakan bawaan standar rumah sakit.

4.7 Konsep Penghawaan

Depkes RI (1993:14) menetapkan standar mutu udara ruang dalam

rumah sakit sebagai berikut:

a. Suhu ruang 26-27°C dengan kelembaban 40-50%.

b. Untuk penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross

ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang.

c. Untuk penghawaan mekanis dengan exhaust fan, dipasang pada ketinggian

(59)

56 Sesuai dengan peraturan Depkes RI (1993:14) tentang standar mutu

udara ruang dalam rumah sakit, maka penghawaan yang digunakan pada pada

berapa ruangan rumah sakit ini adalah penghawaan buatan yaitu menggunakan

sistem pengatur suhu yang terpusat yaitu AC central yang dilengkapi anti

bakteri. Untuk penghawaan alami Sumber penghawaan ruang pasien berasal

dari jendela dan ventilasi.

4.8 Konsep Pencahayaan

Kementerian kesehatan RI, 2010 menetap-kan standar pencahayaan

ruang dalam rumah sakit sebagai berikut:

a. Rumah sakit tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan

bangunan pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk

pencahayaan alami.

b. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi rumah

sakit dan fungsi masing-masing ruang di dalam rumah sakit.

c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat

penerangan yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam rumah

sakit dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang

digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau

pantulan.

Sesuai dengan peraturan Kementerian kesehatan RI, 2010 tentang

standar pencahayaan ruang dalam rumah sakit, maka standar pencahayaan

yang digunakan pada perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah sebagai

(60)

57 Pada perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini ruangan yang

mengutamakn fungsi, seperti ruangan perawatan, akan diberikan lampu buatan

dan pencahayaan alami dari sinar matahari, namun bagi ruangan yang

membutuhkan kesterilan/ ruang operasiakan lebih menggutamakn penggunaan

cahaya buatan dengan luminitas yang cukup tinggi dengan penerangan

tambahan khusus. Dari warna lampu sendiri di bagi dua, pada area kerja

menggunakan warna general putih, sedangkan diruangan yang dikhususkan

untuk istirahat menggunakan warna redup, dan untuk ruangan yang

membutuhkan estetis menggunakan warna light serta dipadukan dengan lampu

yang di jadikan aksen ruangan. Lampu yang digunakan yaitu lampu Downlight

dan TL Fluoresensi.

4.9 Konsep Keamanan

Konsep keamanan pada rumah sakit khusus gigi dan mulut ini menggunakan

konsep keamanan dengan sistem personil yang dikombinasikan dengan teknologi

yaitu pengawasan dan pengamanan langsung yang dilakukan oleh sekuriti dengan

dibantu oleh sistem keamanan yang terintegrasi dengan bangunan museum seperti

kamera CCTV, smoke/heat detector, fire extinguisher dan sprinkler untuk

(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Intan Nurhayati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Desember 1989

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln. Cipaganti 1 No.6 Bandung

Telepon : 0857-2222-4427

e-mail : intannurhayati56@yahoo.com

PENDIDIKAN

1996-2001 : SDN Sejahtera Bandung

2001-2004 : SLTP Angkasa Bandung

2004-2007 : SMA Pasundan 2 Bandung

2008-2013 : Program Sarjana (S-1) Jurusan Desain Interior

Gambar

Gambar 2. Standar lebar pintu untuk dilalui tempat tidur
Gambar 4. Standar Ruang Perawatan Gigi
Gambar 5. Ruang perawatan / pertimbangan vertikal
Gambar 7. Laboratory
+7

Referensi

Dokumen terkait

terbatas (PT), lain halnya dengan izin usaha sebagai lembaga Keuangan Mikro Syariah. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, setiap Bank pasti berorientasi pada

Dari hasil analisis ini dapat diketahui bahwa dengan adanya objek wisata Taman Nasional Bukit Tiga Puluh ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan

Tujuan penelitian ini untuk membangun sistem informasi pendaftaran pasien berobat pada rumah sakit khusus paru-paru palembang berbasis android, agar mempermudah para

Pada proses tersebut senyawa yang tidak larut, dalam hal ini resin menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan dan melepaskan ion lain kedalam

Fungsi utama dari Gedung Apresiasi adalah sebagai gedung pameran karya seni rupa modern dan kontemporer, pada area pameran ini juga dapat terjadi kegiatan jual-beli

Dari hasil observasi penulis terhadap buku cerita anak yang menbambil tema memasak pada toko buku di Ibukota, didapatkan bahwa buku cerita anak yang baik adalah menggunakan ilustrasi

merupakan teknik pengambilan gambar dari bawah objek yang bertujuan agar dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton pada keadaan yang dialami oleh Fatiya, dengan

downline. Setelah mengajak orang tersebut menjadi downline kita, maka identitas orang tersebut kita daftarkan ke upline dengan cara SMS. Dalam mendaftarkan