• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan metode simulasi main peran dan pemberian tugas (RESITASI) terhadap hasil belajar fisika (Quasi Eksperimen di MTsN 19 Pondok Labu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan metode simulasi main peran dan pemberian tugas (RESITASI) terhadap hasil belajar fisika (Quasi Eksperimen di MTsN 19 Pondok Labu)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN TUGAS (RESITASI) TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA

(Quasi Eksperimen di MTs N 19 Pondok Labu)

peセpustakaan

セG[セmaGャI

UtI\! SYAHIO JAKARTA

Disusun Oleh :

Fatmawati

103016327155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

DIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

oleh Fatmawati, Nomor Induk Mahasiswa: 103016327155, Progran Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Fakultas.

Jakarta, 29 Januari 2008

Yang Mengesahkan:

Pembimbing I

Drs. Ahmad Sofran, M. Pd NIP. 150231 502

PembimbingII

ᄃエセ

Er 13HertantJ M.Si

(3)

llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 13 Mei 2008 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Fisika.

Jakarta, 13 Mei 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) II'. H. MahmudM. Siregar, M.Si

NIP. 150222 933

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Baig Hana SusantL M.Sc

NIP. 150299475

Penguji I

11'. H. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150222933

PengujiII

Yayan Sudiana, S.SL MA NIP. 150377 451

Mengetahui: Dekan,

|セ

Tanggal

dh'0(,'1'13

zG-O/O'M

(4)

NIM

Jurusan / semester

Angkatan tahun

Alamat

: 103016327155

: Pendidikan IPA (Fisika) /X

: 2003

: JI. Tentara Pelajar No. 75 Rt 06 Rw 02, Limbangan Kulon

Bribes" Jawa Tengah

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi berjudul : "Perbandingan Metode Simulasi dan

Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa", adalah

benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan :

Nama : Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd

NIP : 150231502

Nama : Erina Hertanti, M.Si

NIP : 150293 228

Demikian surat ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya

sendiri.

Jakarta, Juni 2008

(5)

Fisika. Fakultas IImu Tarbiyah dan keguman. DIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar fisika siswa antara yang diajarkan dengan menggunakan metode simulasi dengan yang diajarkan menggunakan metode resitasi.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan kuasi eksperimen. Sample dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N 19 Jakarta yang terdiri dari satu kelompok eksperimen I dan satu kelompok eksperimen 2.

Instmment penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa bempa tes bentuk soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dengan poin biserial dan diuji reliabilitas dengan menggunakan KR-20.

(6)

objective ofthis research knows comparative achievement student physic between learning method simulation with recitation.

The method ofthis experiment by quasi experiment design. Sample ofthis research consist of students is eight grade at MTs N 19 Jakarta which are consist of experiment group 1 and experiment group 2,

The research instrument for measure learning achievement physic. Used test form multiple choice to be examined validity with point biserial and reability using KR-20.

(7)

karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi 1111.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, para sahabat, dan pengikutnya yang setia disepanjang zaman. Amin.

Pada kesempatan ini penulis penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada:

I. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, M A., Dekan Fakultas I1mu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. Mahmud Siregar, M.Si. dan Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si., Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA.

3. Bapak Drs. Ahmad soryan, M.Pd. dan Ibu Erina Hertanti M.si., dosen pembimbing I dan II, terima kasih atas bimbingannya, saran, dan pengarahannya yang diberikan kepada penulis.

4. Para dosen Fakultas Ilmu tarbiyah dan Kegurual1 Jurusan Pendidikan IPA. 5. Bapak Drs. Lutfi, Kepala Sekolah MTs N 19 Jakarta dan guru bidang studi

sains (Ibu Mu'minatus Syarifah M.Si.) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melekukan pel1elitian di sekolah tersebut

6. Kedua orang tua saya (ayah dan Ibu) yang selalu memberikan semangat dan mendoakan penulis, serta kedua kakak dan kedua adik penulis (Iroh, Dani, agun dan Ve), terima kasih atas dukungan serta bantuannya.

7. Teng iwank yang selalu mell1bantu dalall1 penyelesaiall skripsi Illl, terima

kasih atas dukungan dan doanya.

(8)

Allah SWT membalas segala kebaikan dengan balasan yang lebih banyak lagi. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Jakarta, Januari 2008

(9)

DAFTAR 18I... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BABI PENDAHULUAN... 1

BABII

A. Latar Belakang Masalah.. B. Identifikasi Masalah .

C. Pembatasan Masalah . D. Perumusan Masalah .

E. Manfaat Penelitian .

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

DAN IUPOTESIS ..

A. Kajian Pustaka.... 1. Pengertian Belajar. ..

2. Bakikat Belajar IPA Fisika.. 3. Pengertian Basil Belajar.. ...

4. Hakikat Basil Belajar Fisika... .. . 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Basil Belajar.. 6. Pengertian Metode Mengajar.. .. 7. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar... .

8. Metode Simulasi . .. .

a. Pengertian Metode Simulasi....

1 5 5

6

6

7

7

7

9

11

12

13

15

16

17

(10)

BABm

f Tujuan Metode Simulasi... . 24

g. Peranan Guru dalam Simulasl... 26

h. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan

Metode Simulasi... . 27

L Kebaikan dan Kelemahan Metode Simulasi.... 28

9. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)... 29

a. Pengertian Metode Pemberian Tugas

(Resitasi)... 29

b. Metode Pemberian Tugas(Resitasi) dalam

Pembelajaran IPA. 31

c. Langkah-langkah Pemberian Tugas dan

Resitasi... 32

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian

Tugas (Resitasi).. 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 34

C. Kerangka Berpikir... 35

D. Perumusan Hipotesis... 37

METODOLOGI PENEUTIAN... 39

A. Tujuan Penelitian .

B. Waktu dan Tempat Penelitian..

C. Metode Penelitian . D. Populasi dan Sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data...

F. Teknik Analisi Data.... .. .

G. Instrumen Penelitian....

39

39

... 39

... 40

41

. 41

(11)

BABY

2. Kelompok Resitasi (Eksperimen 2). 53 3. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara

Kelompok Simulasi dengan Resitasi... .. 56

B. Analisis Data... . 57

C. Interpretasi Data.... 60

D. Keterbatasan Penelitian... .. 62

PENUTUP 63

A. Kesimpulan .. B. Saran .

... 63

63

DAFTAR PUSTAKA... 64

(12)
[image:12.525.46.435.167.586.2]

Tabel 2: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep

Massa Jenis dan Sifat Zat... .. 46

Tabel 3: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Massa Jenis

dan Sifat Zat... ..

Simulasi....

Tabe1 5: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes Kelompok

Simulasi.

Tabel6: Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas

Eksperimen2 yang diajar dengan Metode Resitasi Tabel7: Data Disnibusi Frekuensi Hasil Belajar Pretes

Kelompok Resitasi .

Tabel8: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes

Kelompok Resitasi .

50

51

52

53

54

55

Tabel 9: Data Selisih pretes dan Postes Kelompok Simulasi dan

Kelompok Resitasi.. 56

Tabel10: Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors... 58

Tabel 11: Hasil Pengujian Homogenitas dengan Uji Fisher... 58

Tabel 12: Hasil pengujian Hipotesis dengan Uji-t.. 59

Tabel 13: Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan

Metode Simulasi .

Tabel 14: Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan

Metode Resitasi....

104

(13)

Gambar 2 : Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simulasi 52

Gambar 3 : Histogram Hasil Belajar Pretes Fiska Siswa Kelas Resitasi.. ... 53

Gambar 4: Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simulasi... 54

Gambar 5 : Histogram Hasil Belajar Pretes dan Postes Kelas Simulasi

[image:13.525.66.434.160.482.2]
(14)

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas simulasi). 68

Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas resitasi)... 77

Lampiran 4: Lembar Kerja Siswa (kelas simulasi)... 86

Lampiran 5: Lembar Kerja Siswa (kelas resitasi)... 88

Lampiran 6: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar.. 91

Lampiran 7: Tes Hasil Belajar Fisika.. 98

Lampiran 8: Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar.. 103

Lampiran 9: Hasil Belajar Fisika Siswa Kelompok Simulasi... 104

Lampiran 10: Hasil Belajar Fisika Siswa Kelompok Resitasi.. .... 105

Lampiran I]: Validitas Butir Soal.... 106

Lampiran ]2: Reliabilitas Butir Soal.. 107

Lampiran 13: TarafKesukaran.... ]08

Lampiran 14: Perhitungan Validitas (rpbi') dan Reliabilitas... 109

Lampiran IS: Data Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes), Perhitungan

Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelompok Simulasi ] 10

Lampiran ] 6: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok Simulasi .. 1] ]

Lampiran 17: Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes), Perhitungan

Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelas Simulasi.... 112

Lampiran ]8: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

(15)

Lampiran 20: Data distribusi Frel.:uensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok Resitasi.. 115

Lampiran 21: Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes), Perhitungan

Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelas Resitasi... 116

Lampiran 22: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) Kelompok

Resitasi... . .

Lampiran 23: Perhitungan Uji Norl11aiitas Data .

Lal11piran 24: Uji HOl11ogenitas Kelol11pok Simulasi dan

Kelol11pok Resitasi .

Lampiran 25: Perhitungan Uji Hipotesis Data

117

118

122

(16)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju dan berkembang.

Usaha pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas manusia Indonesia salah satunya adalah dengan meningkatkan pembangunan pada sektor pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab". '

(17)

manusia. IImu pengetahuan tersebut diantaranya adalah ilmu pengetahuan alam (lPA).

Salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (lPA) adalah ilmu fisika yang merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alamo llmu fisika yang merupakan dasar dari sains adalah ilmu yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan eksperimen, serta menghubungkan kenyataan-kenyataan berdasarkan metode i1miah sehingga keberadaannya sangat penting bagi perkembangan Hnm pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu setiap orang harns mampu mengembangkan hasil belajarnya dalam pendidikan di era global.

Metode mengajar merupakan bagian dari strategi mengajar, dimana metode mengajar berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberikan latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode mengajar sesuai digunakan untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Banyak metode intruksional yang dapat digunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa, seperti metode ceramah, metode diskusi, metode karya wisata, metode demonstrasi, metode penampilan, metode studi mandiri, metode simulasi, metode induksi dan deduksi, metode studi kasus, metode pemecahan masalah, metode seminar, metode bermain peran, metode proyek, metode praktikum, metode pemberian tugas danresitasi dan lain-lain. Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan.2

(18)

awal siswa, bidang studi atau pokok bahasan, sarana penunjang, jumlah siswa, dan pengalaman selia kewibawaan pengajar.

Belajar fisika dibutuhkan latihan-latihan keterampilan menurut praktek yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan tertentu), atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya. Latihan-latihan dalam bentuk simulasi pada dasamya berlatih melaksakan tugas-tugas yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ciri terpenting dalam permainan simulasi ialah menyenangkan. Membantu para siswa agar memperoleh kesenangan di kelas merupakan suatu pendekatall yang melluju ke arah proses belajar yang aktif dan akan memberikan semua bentuk hasil belajar. Salah satu hasil dari simulasi adalah siswa akan lebih termotivasi, juga suasana di kelas tidak meresahkan, ll1enakutkan, dan perll1ainan simulasi dapat merangsang ll1illat dan gairah anak-anak dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu sarana yang paling berguna pada permainan simulasi. Rasa senang terlibat dalam proses perll1ainan simulasi dapat ll1engakibatkan para siswa akan mampu ll1emahami hal yang dipelajari secara sempurna. Permainan simulasi melahirkan suatu diskusi di ruang kelas yang terpimpin. Kegiatan diskusi dapat membantu siswa-siswa untuk menguasai tugas-tugas, mempraktikan keterampilall mlerpersonal dan melakukannya dengan tepat sehingga dapat mellikmati ell1osmya.

(19)

IPA tetap melalui proses. Oleh karena itu diperlukan kerangka penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran dengan metode simulasi.3

Di sisi lain penyajian materi pelajaran fisika yang lain adalah penyajian pelajaran dengan metode pemberian tugas (resitasi). Tugas yang diberikan kepada siswa dapat dikerjakan di sekolah dan di rumah. Dengan menggunakan metode pemberian tugas dan resitasitersebut siswa diharapkan dapat turut aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif dan efisien. Bila hanya memanfaatkan waktu yang tersedia di sekolah saja, maka tidak akan mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang harus diselesaikan seperti tercantum dalam kurikulum. Hal ini disebabkan oleh padatnya kegiatan pendidikan dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran.

Konsep-konsep fisika di kelas VII semester ganjil cukup sulit dipahami siswa sehingga perlu waktu di luar jam sekolah untuk memperdalam materi yang telah dipelajari. Dalam konsep fisika bukan hanya teori saja, melainkan rumus-rumus yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memecahkan soal-soal fisika diperlukan latihan yang sesering mungkin sehingga siswa terbiasa dengan sosl-soal analisis, maka metode ceramah saja kurang tepat, karena sekarang ini dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan menuntut siswa cerdas tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk dapat mengubah suasana pembelajaran siswa pasif ke arah yang memungkinkan siswa aktif dalam belajar, membimbing siswa lebih banyak menyelesaikan tugas-tugas di sekolah maupun di rumah.

(20)

mayoritas siswa. Dengan metode pelajaran tersebut siswa dapat lebih giat belajar dan memperdalam penguasaan materi pembelajaran serta terbiasa mengisi waktu luang di luar jam pelajaran.4

Dengan melihat !atar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul "Perbandingan Metode Simulasi (Main Peran) dan Pemberian Tugas(Resitasi) Terhadap Basil Belajar Fisika Siswa".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan terdapat beberapa masalah, di antaranya yaitu:

1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa? 3. Metode pembelajaran apakah yang dapat membangkitkan keaktifan siswa

dalam pelajaran fisika?

4. Apakah metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa?

C. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada perbandingan metode mengajar dengan menggunakan metode simulasi dan pemberian tugas

(resitasi) terhadap hasil belajar fisika pada konsep massa jenis dan sifat zat pada dua kelompok siswa yang berbeda. Batasan-batasan masalahnya adalah sebagi berikut:

1. Penelitian dilakukan pada kelas VII SMPIMTs.

2. Perbandingan dilihat dari perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan metode simulasi dengan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas danresitasi.

3. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif yang meliputi ingatan

(retention), pemahaman(comprehension), dan aplikasi (application).

(21)

4. Metode yang digunakan adalan metode simulasi dan metode pemberian tugas (resitasi).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara dua kelompok yang diajar dengan menggunakan metode simulasi dan pemberian tugas(resitasi).

2. Apakah hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan metode simulasi lebih tinggi daripada hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas(resitasi)?

E. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi bagi pihak sekolah dalam memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan situasi serta keadaan Iingkungannya.

2. FITK DIN sebagai lembaga pendidikan bagi calon gum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan kualitas para lulusannya.

3. Bagi gum yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam perencanaan pengajaran khususnya dalam menentukan dan mengkombinasikan metode mengajar yang tepat untuk pengajaran materi fisika.

(22)

A. Kajian Pustaka

1. Pcngcliian Belajar

Usaba pemahaman mengenai makna belajar ini akan diwakili dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa definisi tentang belajar seperti yang dikutip oleh Sardiman, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Cronbach memberikan defmisi: learning is shown by a change in behaviour as result of experience. Belajar ditunjukkan dengan

perubahan pada tingkah laku sebagai basil dari latihanlpengalamannya. b. Horald Spear memberiakn batasan: learning is to observe, to read, to initate, to try something themselves, to listen, to allow direction.

Belajar adalah mengamati, membaca, kemudian memprakarsai untuk mencoba sesuatu sendiri.

c. Geoch, mengatakan:learning is a change in performance as a result of practice. Belajar adalah perubahan dalam perbuatan sebagai hasil dari latihan.'

Dari ketiga defmisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, ュ・ョァ。ュ。エセ

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

(23)

pengalaman".2Menurut pendapat ini, belajar membawa suatu perubaban pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah pengetahuan, melainkan juga berbentuk kecakapan, kebiasaan, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendekatan mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Sedangkan W.S. Winkel dalam bukunya "Psikologi Pengajaran", mengemukakan bahwa "belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai silmp, dimana perubahan ini bersifat secara konstan dan berbekas".3 Dari pendapat ini tampak bahwa belajar hanya dibatasi pada segi mental saja, yaitu proses aktifitas psikis seseorang.

Definisi lain mengemukakan bahwa "belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhalm, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan Iingkungannya". 4 Pendapat ini lebih

menekankan pada proses ataupun usaha yang dilakukan individu dengan lingkungannya yang mungkin bisa berupa pribadi, fakta, konsep atau teori, untuk memperoleh perubahan dirinya.

Menurut I-IiIgard yang dikutip oleh Nasution dalam buku "Didaktik Asas-asas Mengajar" mengatakan bahwa "learning isthe proses by which an activity originates or is changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from

changes by factors not attributable to training". Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latiban (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dar! perubahan-perubahn oleh faktor-faktor yang tid@]<

(24)

termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil belajar.5

Dari definisi-defmisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak ada perubahan dalam diri individu, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada dirinya telah berlangsung proses belajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang lebih baik, perubahan itu teljadi pada perubahan intelektual, maupun perubahan pada pribadi siswa. Belajar merupakan proses perubahan yang pada manusia karena sering malakukan latihan pada dirinya baik latihan dalam lingk:ungan formal ataupun lingkungan informal. Pendidikan modern harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi anak. Pengetahuan tetap penting, akan tetapi harus berfungsi dalam hidup anak dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat dan penyesuaian diri.

2. Hakilmt Belajar IPA Fisika

Fisika adalah ilmu tentang gejala dan perilaku alam sepanjang dapat diamati oleh manusia. Jadi, jelas bahwa teknik-teknik pengamatan

(observasi) merupakan bagian yang amat penting dalam pengajaran fisika.6

Banyak faktor yang dapat membuat pembelajaran fisika menjadi lebili menarik dan menghasilkan prestasi siswa yang tinggi. Namun, satu faktor terpenting untuk hal itu adalah keterlibatan siswa secaraaktifdalam proses pembelajaran. Siswa terlibat secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat, atau berlatih menggunakan objek konkret sebagai bagian dari pelajaran.7

Membicarakan hakikat fisilca sama halnya dengan membicarakan hakikat sains karena fisika merupakall bagiall yang tak terpisahkan dari

(25)

sains. Oleh sebab itu, karakter fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik sains pada U1l1umnya.

Banyak orang menyatakan bahwa sains adalah pengatahuan, khususnya fakta atau prinsip, diperoleh melalui kajian sistematik, sebuah cabang khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau kebenaran yang di atur secara sisitematis. Definisi tersebut lebih menekankan hasil daripada cara 1l1emperoleh hasil. Namun benyak ilmuwan terkenal berpendapat lain, artinya sangat berbeda dengan definisi di atas. Carl Sagan yang dikutip oleh Supriyono Koes, mendefinisikan sains lebih sebagi sebuah cara berpikir daripada satu kumpulan pengetahuan. Saban mengatakan tentang sains:

Tujuan sains adalah untuk menemukan bagaimana alam bekerja, 1l1encari bagaimana aturmlliya, memecahkan keteraturan yang ada dari partikel-pmiikel subnuklir yang mungkin membawa komponen utama suatu materi, makhluk hidup, komunitas sosial manusia, dan kemudian kosmos secara keseluruhan. Persepsi ini mungkin mengalami distorsi oleh latihan dan praduga atau bahkan karena keterbatasan indera yang tentu saja menerima secara langsung tetapi hanya sebagian kecil dari gejala alam. Sains didasarkan atas eksperimen, pada ke1l1ampuan untuk menantang dogma lama, pada keterbukaan untuk melihat alall1 semesta seperti apa yang sesungguhnya. Serta melia sains kadang-kadang membutuhkan keberanian paling tidak keberanian untuk 1l1empertanyakan kebijaksanaan konvensional.8

(26)

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar atau achievenment merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar yang diukur dalam jenjang pendidikan untuk saat ini melibatakan tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Di sekolah hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut dilambangkan dengan angka-angka untuk aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik dilambangkan dengan huruf A, B, C, dan D.9

Prestasi atau hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seeOl'ang ketika mengeljakan tugas atau kegiatan tertentu. Perestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yang yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.1O

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang teljadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif/pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada perilakuII

Bloom dan kawan-kawannya sebagaimana dikutip oleh Depag (1989: 176-177) mengklasifJkasikan hasil belajar menjadi 3 domain yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan sikap. Ranah kognitif, menaruh perhatian pada keterampilan intelektual; psikomotorik berkaiatan dengan keterampilan motorik; dan ranah sikap berkaitan dengan pengembangan

ik '1 . d ·12

perasan, sap, illaI, an emOSI .

9Nana Syaodih Sukmadinata,Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003), h. 52-53.

toTulus Tu'u,Peran disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Grasindo,

2004),h.75.

I I Usman Melayu,Berita STMT Trisakti.Edisi 084, (Januari 1999), h. 55.

(27)

Dari uraian teori dan konsep tentang hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dal1 strategi kognitif yang baru diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suasana atau kondisi pembelajaran. Pengetahuan, keteralUpilan, sikap, informasi, dan strategi kognitif tersebut adalah bam, bukan yang telah dimiliki siswa sebelum memasuki kondisi atau situasi pembelajaran dimaksud. Untuk menentukan tingkat penguasaan, kemampuan dan keterampilan digunakan hasil tes belajar.

4. Hakikat Hasi! Belajar Fisika

Pada dasamya ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang bidang sasal'annya berupa fenomena alam, kemudian IPA dibagi menjadi beberapa cabang disiplin ilnm, diantaranya adalah fisika. Mata pelajara11 fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang terjadi di dalamnya.

Keterbatasan indera manusia menyebabkan banyak gejala dan perilakualalUtidak dapat dialUati secara langsung.13Susunan partikel pada zat adalah salah satu contoh objek alalU yang ada, tetapi manusia tidak dapat melihat bagaimana susunan partikel pada suatu zat. Sebaiknya, para pengajal' fisika membuat pengajaran fisika seperti ini lebih menarik sehingga hasil belajar fisika dapat dicapai lebih optimal.

Dalam kegiatan proses belajar mengajar ada dua aspek utama pada mata pelajaran IPA, yaitu aspek teoritis dan empiris. Kedua aspek ini saling terkait dan saling mengisi. Ide-ide yang melahirkan teori hams diuji secara empiris.14Jika suatu teori tidak dapat dijelaskan melalui ceramah atau eksperiman karena konsep yang abstrak seperti massa jenis dan sifat zat, maka guru dapat memberika11 suatu model pembelajara11 yang dapat 13Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA,Gp. cit.,h. 9.

14 Eko Suyanto, "Perbandingan HasH Belajar Fisika Antara Pembelajaran dengan Metode

(28)

mengkonkretkan sebuah teori yang abstrak sehingga peningkatan pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat yang berpengaruh juga pada hasil belajar fisikanya.

Yang dimaksud hasil belajar fisika di sini mengacu pada pendapat Nana Syaodih Sukmadinata bahwa Hasil belajar atau achievenment

merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar fisika dapat dilihat dari aspek kognitif berupa hasil tes belajar, serta keterampilan motorik siswa, dimana siswa ikut berperan aktif ketika proses belajar mengajar.

5. Faktor-faktoryangMempengaI'uhi Hasi! Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utarna yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengarulmya terhadap hasil belajar yang akan dicapai.15

Adapun uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut:16

a. Faktor dari luar

Faktor dari luar terdiri dari dua bagian penting, yakni: l) Faktorenvironmental input(lingkungan)

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik/alami termasuk di dalarunya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang lebih segar, akan 1;Robertus Angkowo dan Kosasib, Oplima/isasi Media Pembe/ajaran (Mempengaruhi

Motivasi. Hasi/ be/ajar. dan Kepribadian). (Jakarta: PT Grasindo, 2007), b. 50.

(29)

lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap. Lingkungan sosial, bailc yamg berwujud manusia maupun hal-hallainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal yang rumit dan membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu bila ada orang lain yang mondar mandir di dekatnya, keluar masuk kamarnya, atau bercakap-cakap yang cukup keras di dekatnya. Ataupun lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya.

2) Faktor-faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan.

Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-fak1:or keras (hardware),seperti;

a. Gedung perlengkapan belajar b. Alat-alat praktikum

c. Perpustakaan, dan sebagainya

Maupun faktor-faktor lunak(softwear), seperti: a. Kurilculum

b. Bahan/program yang harus dipelajari c. Pedoman-pedoman yang harus dipelajari b. Faktor dari dalam

(30)

minat, perhatian, silmp, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondidsi fisik dan psikis.17

Uraian di atas menjelaskan bahwa faktor Iingkungan atau luar juga sangat penting untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Sarana dan prasarana sekolah sangat mendukung berjalannya proses belajar mengajar. Salah satu dari sarana yang disediakan oleh pihak sekolah yang turut menentukan hasil belajar siswa adalah pendekatan belajar (approach to learning). lni berkaitan dengan upaya belajar yang dilakukan siswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran. Faktor dad dalam diri siswa sangat kuat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai minat dan motivasi yang kuat serta keadaan fisik dan psikisnya bagus untuk belajar maka hasil belajarnya akan optimal.

6. Pcngcrtian Mctodc Mcngajar

Metode dan teknik dapat dibedakan berdasarkan kemungkinan luasnya penggunanan cara penyajian bahan atau pengorganisasian kegiatan belajar mengajar. Kalau cara tersebut hanya cocok ul1tuk bidang studi atau bagian tertentu yang spesifik, disebut teknik, sedangkan kalau dapat dipergunakan dalam berbagai konteks bidang studi, disebut metode.ls

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergnnakan oleh seorang pengajar atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompoklklasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektifpula pencapaian tujuan.19

17Robertus Angkoro dan Kosasih,Op.cit.,h. 50-5l.

(31)

--"--"

Menurut kamus Inggris-Indonesia, kata "metode" berasal dari kata

"method" yang artinya "cara"20 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,

"metode" adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan palaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan21

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpuikan bahwa metode digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan atau materi pelajaran kepada anak didik. Metode mengajar yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses balajar mengajar sehingga banyak waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkan gum bam berhasil, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Semakin baik pemilihan metode mengaj ar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai semakin baik pula hasil belajar yang akan dicapai. Hal ini menunjukkan guru atau pendidik dapat memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai maka tujuan itu akan lebih mudah dicapai.

7. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar a' Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. lui berarti gum memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Metode sebagai strategi pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, gum hams memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien, mengenai pada

20John M. Echols dan Hassan Shadily,Kamus lnggris-Indonesia, (Jakrta: Gramedia

(32)

tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasi teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalanl kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.22

Metode mengajar merupakan faktor luar, termasuk dalam faktor instrumental yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor instrumental ini dirancang oleh pihak sekolah yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran sehingga tercapai pula hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

8. Metode Simulasi

a. Pengertian Metode Simulasi

(33)

yang dibuat mirip dengan aslinya.24 Sedangkan menurut Supriyono, metode simulasi merupakan metode pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar keterampilan dasar sampai ke eksplorasi ruang.25

Menurut Oemar Hamalik dam bukunya Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, menyatakan bahwa simulasi adalah mirip dengan latihan, tetapi tidak dalam realitas sebenarnya, melainkan seolah-olah dalam bayangan yang menggambarkan keadaan sebenarnya dalam arti terbatas, tidak meliputi semua aspek.26Simulasi sering dikaitkan dengan permainan. Terdapat perbedaan di antara kedua permainan tersebut. Di dalam permaiann (games), para pemain melakukan peraingan untuk mencapai kemenangan atau mengalahkan lawannya. Selain itu, permainan lebih memberi hiburan (kesenangan) kepada pemain-pemainnya. Dalam simulasi, unsur persaingan, mencapai kemenangan dan peristiwa tersebut tidak ada, sehingga simulasi lebih bersifat realitas dan mengandung nnsur pendidikan daripada permainan.

Metode simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tnjuan-tujuan tingkah laku. Metode simulasi digunakan pada empat kategori keterampilan, yaitu kognitif, psikomotor, reaktif dan interaktif. Keterampilan-keterampilan tersebnt diperlukan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan produktif yang lebih kompleks.27

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode simulasi adalah suatu metode pembelajaran yang melatih siswa untuk melakukan suatu perbuatan yang bersifat pura-pura yang

24Mulyati Arifin,Pengembangan Program Pengajaran Bidang S/udi Kimia, (Surabaya:

Airlangga University press, 1995). Cet.!, h.127.

25 Supriyono Koes,Op.cit., h. 65-66.

26Oemar Hamilik,Pendidikan Guru Berdasarkan Pendeka/an Kompe/ensi, (Jakarta:

(34)

menggambarkan keadaan sebenarnya dan berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku.

b. Metode Simulasi dalam Pembelajaran Fisika

PembeJajaran konsep IPA (kimia, fisika dan bio Jogi) seJama ini banyak diajarkan denan ceramah dibandingkan dengan kegiatan Jain. lni dilakukan karena kesulitan guru dalam mengajarkan konsep-konsep ini. Beberapa alternatif pembelajaran telah diajarkan melalui kegiatan praktikum, demonstrasi dengan media komputer video. Penggunaan media ini cukup membantu dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa. Akan tetapi, penggunaan media ini memberikan sedikit pengalaman melakukan kegiatan riil, dan kurang dalam memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.

Metode simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran fisika, termasuk dalam konsep perubahan massa jenis dan sifat zat. Di sini, para siswa diminta untuk membentuk kelompok kemudian setiap kelompok untuk mengatur posisi seperti partikel-partikel es batu, air dan udara. Es batu tersebut dipanaskan atau terkena panas matahari, sehingga meleleh menjadi air. Air yang terbentuk dipanaskan sampai mendidih. Para siswa di depan kelas memainkan simulasi bagaimana mereka memainkan sebagai partikeJ-partikel mulai dari es meleleh menjadi air, kemudian mendidih menjadi uap.

(35)

dapat melakukan pengamatan, menuliskan data, melakukan interpertasi dan dapat menyimpulkan kegiatan tersebut.28

c. Langkah-Ianglmh Metode Simlliasi

Model pembelajaran ini memiliki langkah-Iangkah sebagai berikut:29

Tabap I: Orientasi. Menyajikan topik luas tentang simulasi dan konsep-konsep harus digabungkan ke dalam aktivitas simulasi secara langsug. Mejelaskan simulasi dan permainan. Memberi gambaran umum tentang simulasi. Tabap 2: Pelatihan Peserta. Merancang skenario (aturan, peran

prosedur, penskoran, jenis-jenis keputusan yang harus dibuat, tujuan). Menugasi peran. Mengontrol sesi latihan ringkas.

Tabap 3: Pelaksanaan Simulasi. Melaksanakan aktivitas permaian pengadministrasian permainan. Memperoleh umpan balik dan evaluasi (dari kinerja dan dampak keputusan). Menjelaskan kesalahan konsep, menelUskan simulasi. Tabap 4: Menanyai Peserta (beberapa atau semua dari aktivitas

berikut). Merangkum kejadian dan persepsi. Merangkum kesulitan dan pemabaman. Menganalisis proses. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. Meghubugkan aktivitas simulasi ke muatan pelajaran. Mengevaluasi dan merancang kembali simulasi.

Sedangkan langkah-Iangkah yang ditempuh oleh guru bila ia mengajar dengan memakai motode simulasi adalah sebagai berikut:30

a. Persiapan Simulasi

1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.

2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.

3) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang akan disediakan.

28 Sarwanto, "Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran".Jurnal Pendidikan

MIPA ,vol.8 no.l, (Januari 2007), h. 64.

29 Supriyono Koes,Loc.cit., h. 65-66.

(36)

Hal ini daJam 4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. b. Pelaksanaan Simulasi

1). Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. 2). Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

3). Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.

4). SimuJasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir menyeJesaikan masaJah yang sedang disimuJasikan. c. Penutup

1). MeJakukan diskusi baik tentang jaJannya simuJasi maupun materi cerita yang disimulasikan. GulU harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simuJasi.

2). Merumuskan kesimpuJan.

(37)

d. Model Pembelajaran dengan Metode Simulasi

Dampak instruksional disajikan melalui panah garis tebal dan dampak sertaan disajikan melalui panah garis putus-putus]!

Konsep dan keterampilan Model Simulasi

Rasa keefektifan

I

..<>::.. ::::.:::.: .

." · ....··..·.. ·..···.. ·...--p-e-m-i-k-ir-an-kr-i-ti-s-d-an----,

pengambilan keputusan ...•".

...セ Empati

I

Penghadapan

konsekuensi Kesadaran peran peluang

Pengetahuan sistem ekonomi dan politik

e. Telrnik Simulasi

Teknik simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Teknik simulasi digunakan pada empat kategori keterampilan yaitu, kognitif, psikomotorik, reaktif, dan interaktif.32

1) Simulasi dalam matra kognitif

Pemecahan masalah yang khusus, perencanaan, dan tugas-tugas membuat keputusan dapat disimulasikan dengan menyajikan situasi yang nyata dan data kepada siswa. Siswa bertindak selaku pembuat keputusan atau sebagai perencana. Teknik simulasi memiliki keuntungan tertentu, yakni: (1) faktor keselamatan jika mereka membuat pertimbangan yang keliru dalam situasi nyata mungkin akan menimbulkan kerugian/kerusakan terhadap pihak

(38)

lainnya, dan (2) penghematan waktu, karena hasil-hasil keputusan yang biasanya baru tampak setelah beberapa hari/minggu, dengan simulasi sudah dapat diketahui dalam beberapa jam saja.

2) Simulasi dalam matra psikomotor

Simulasi (dalam bentuk off the job training) dilaksanakan pada semua bidang latihan keterampilan psikomotor. Keuntungan pengguna teknik itu ialah memberikan pengalaman, mengurangi bahaya-bahaya yang terjadi pada latihan di lapangan (on the job training), menghemat penggunaan pedengkapan produktif dan meningkatkan dampak latihan. Dengan teknik itu, latihan yang menggunakan perlengkapan, ruang dan waktu, serta keterampilan yang kompleks dapat disederhanakan dan lebih banyak kesempatan yang disediakan bagi para peserta lainnya.

3) Simulasi dalam matra reaktif

Simulasi mengenai gejala-gejala sosial dan gejala-gejala lainnya dimaksudkan untuk mengembangkan sikap dan nilai. Misalnya yang berkenaan dengan masalah-masalah hubungan antarkesukuan, masalah-masalah kekeluargaan, dapat diungkapkan dalam bentuk studi kasus atau drarnatisasi atau sosiodarma. Dalam kesempatan itu, para siswa dapat mengidentifikasi, melihat, dan merasakan masalah-masalah tersebut berdasarkan pandangan/ pendapat para anggota kelompok-kelompok sosiallainnya.

4) Simulasi dalam matra interaktif

(39)

Clark Abt yang dikutip oleh Mulyati Arifin, membagi metode simulasi menjadi tiga yaitu: model, latihan, dan pengajaran Mikro. Ciri-eiri sebagai berikut:33

I) Model: tidak aktif, dalam arti tidak langsung berinteraksi dengan yang hadir, tetapi tetap mewakili beberapa karakteristile dari kenyataan yang ada. Contohnya: globe model dari bumi

2) Latihan: suatu ak1:ifitas yang memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi seeara fisik dan verbaL Dalam olah raga banyak kita

jumpai kegiatan ini. Pelatih memberi latihan yang teratur dan

kemudian seera intensif bila akan beltanding.

3) Simulasi pengajaran: model ini semula banyak digunakan dalam bidang militer, business, kedokteran dan administrasi. dan sekarang ini digunakan dalam pendidikan.

Menurut Cathy Stein Grennbalth (1998) yang di kutip oleh Mulyati Arifin, dengan menggunakan model simulasi dalam pengajaran diharapkan ada 5 hal yang periu diperhatikan yaitu:34

I) Adanya minat yang lebih baik.

2) Pemberian informasi kepada siswa (bimbingan). 3) Keterampilan bertambah.

4) Sileap yang berubah, lebih baile.

5) Adanya penilaian yang dianggap standar pada simulasi.

f. Tujuan Metode Simulasi

Menurut Abu Ahmadi, metode sinmlasi mempunyai tujuan sebagai berileut:35

I) Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir sempa dengan kejadian yang sebenarnya.

33Mulyati Arifin,Loe.cit.,h. 127.

(40)

2) Untuk melatih siswa menguasai keterarnpilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun penting bagi kehidupan sehari-hari. 3) Untuk pelatihan pemecahan masalah.

4) Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa. 5) Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan

situasi-situasi masyarakat di sekitarnya.

6) Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul dan memahami hubwlgan antara rnanusia, bekerja sarna dalam kelompok dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan dan pendapat orang lain, dan memupuk daya kreativitas siswa.

Sedangkan menurut Mulyati Arifin, paling sedikit ada 10 tujuan yang dapat dicapai melalui kegiatan simulasi yaitu:

I) Meningkatkan perubahan sikap. 2) Mengubah sikap tertentu.

3) Menyiapkan siswa menghadapi pekerjaannya di masa yang akan datang.

4) Memahami seseorang untuk memahami peranannya

5) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan konsep-konsep tertentu

6) Mengurangi masalah yang kompleks.

7) Menggambarkan peranan yang mungkin mempWlyai dampak terhadap keamanan manusia.

8) Memberi motivasi kepada siswa. 9) Mengembangkan berpikir analitis.

10) Mengurangi pengaruh dari suatu pihak teltentu.36

(41)

heuristik(mencari sendiri perolehan), dan aktif. Sesuai dengan hal itu, simulasi memiliki tiga sifat utama yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar, ialah:37

I) Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pengajaran di kelas, baik guru maupun siswa mengambil bagian di dalarnnya.

2) Sirnulasi pada umurnnya bersifat pemecahan masalah yang sangat berguna untuk melatih siswa melakukan pendekatan interdisiplin di dalam belajar. Di samping itu, juga mempraktekan keterampilan-keterampilan sosial yang relevan dengan kehidupan masyarakat. 3) Simulasi adalah model mengajar yang bersifat dinamis dalam arti

sangat sesuai untuk menghadapi situasi-situasi yang berubah yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan memberikan jawaban terhadap keadaan yang cepat berubah.

g. Peranan Guru dalam Simulasi

Ada empat peranan yang dapat dilakukan guru dalam memimpin atau mengelola simulasi bagi siswa-siswa, ialah:

1) Menjelaskan (explaining): siswa sebagai pemain peran perlu memahami garis besar berbagai aturan dari kegiatan atau peralatan yang dibutuhkan, atau tentang implikasi dari setiap tindakan yang ia lakukan. Dalam hal ini, guru dapat memberikan penjelasan sekedarnya kepada siswa. Pemahanlan siswa terhadap pokok kegiatan simulasi serta implikasi-implikasinya.

(42)

3) Melatih (coaching): guru juga harus bertindak sebagai seorang pelatih yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa agar mereka dapat bermain dengan baik.

4) Memimpin diskusi(discussing): selama permainan berlangsung, guru akan memimpin kelas dalam suasana diskusi.38

h. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Metode Simulasi

Untuk melaksanakan metode simulasi, guru perlu memiliki kompetensi tingkah laku sebagai berikut:

I) Meneliti suatu situasi, masalah, atau permainan yang membantu kelompok berusaha mencapai tujuan-tujuan instruksional, melalui kegiatan simulasi.

2) Mengorgallisasi kegiatan agal' peranan-peranan dan tanggung jawab jelas, material serta waktu dan ruang yang memadai.

3) Mempersiapkan pengarahan yang jelas kepada siswa yang ikut serta dan mengklasifikasikan kegiatan yang akan membantu pencapaian tujuan-tujuan yang telah diidentifikasikan.

4) Menyatakall pengarahan-pengarahan tersebut secara jelas kepada siswa.

5) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertalian dengan kegiatan tersebut.

6) Memilih siswa untuk melakukan kegiatan yang menyajikan abilitas di dalam kelas atau yang akan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

7) Membantu para siswa yang terlibat dalam fase perencanaan.

8) Melakukan supervisi atas kegiatan untuk meyakinkan bahwa peranan dan tanggung jawab dilaksanakan sebagainJana mestinya sesuai dengan aturan dan petunjuk.

(43)

10) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dipusatkan pada kontribusi kegiatan untuk memperbaiki pemahaman siswa terhadap tujuan yang dicapai dan guna memperbaiki simulasi berikutnya.

i. Kebaikan dan Kelemahan Metode Simulasi

Kebaikan dari metode simulasi adalah:

1) Kegiatan simulasi secara alami mendorong motivasi para siswa agar berpartisipasi.

2) Strategi ini mendorong para guru untuk mengembangkan kegiatan simulasi mereka sendiri dengan atau tanpa bantuan para siswa. 3) Strategi ini memungkinkan berbagai tipe eksperimen yang tidak

mungkin dalam lingkungan nyata.

4) Strategi ini mengurangi tingkat abstraksi, sebab siswa secara langsung terlibat dalam kegiatan.

5) StTategi ini tidak menuntut keterampilan berkomunikasi kepada para siswa Mereka hanya perlu pengarahan yang sederhana saja. 6) Strategi ini menuntut interaksi antarsiswa yang akan menciptakan

keakraban dalam kesatuan kelas.

7) Strategi ini menimbulkan sambutan positif dari para siswa yang lamban, tak beruntung, atau kurang bermotivasi.

8) Kegiatan-kegiatan simulasi memajukan dan mengajari kegiatan berpikir kritis, sebab mereka aktif menganalisis berbagai tindakan serta berbagai konsekuensinya.

9) Strategi ini memungkinkan para guru bekerja sama secara luas dengan para siswa sesuai dengan kemampuan mereka pada waktu itu.

Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode simulasi adalah: 1) Efektivitas strategi dalam memperbaiki belajar bukan berdasarkan

pada penelitian.

(44)

3) Masih banyak orang yang mempertanyakan validitas teknik simulasi berhubung dengan simulasi itu tidak dilaksanakan dalam situasi senyatanya, tetapi hanya bayangan belalca yang masih samar-samar.

4) Strategi ini menuntut pengelompokkan Slswa secara luwes sehingga sering terjadi gerakan perpindahan, baik dalam kelas maupun dalam bangunan, jadi sangat merepotkan guru dan siswa. 5) Kegiatan-kegiatan sinmlasi menunjukkan hubungan yang lebih

informal antara guru dan siswa. Keadaan ini dapat menyebabkan guru dan siswa menjadi kurang merasa senang.

6) Strategi ini kadang-kadang mengundang kritik orang tua berhubung kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bermain-main.39

9. Metode Pembel'ian Tugas(Resitasl)

a. Pengel'tian Metode Pembel'ian Tugas(Resitasl)

Metode resitasi (penugasan) adalah ュ・セッ、・ penyajian bahan dinlan guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar mengajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.40

Pemberian tugas belajar biasanya dikaitkan dengan resitasi. Resitasi adalall suatu persoalan yang bergayut dengan masalah pelaporan anak didik setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas. Tugas yang diberikan bermacam-macam, tergantung dari kebijakan guru, yang penting adalah tujuan pembelajaran tercapai.41

140.

39Oemar Hamalik,Perencanaan Pengajal'an Bel'dasal'kan Pendekatan Sistem, op.cit.,h.

(45)

Menurut Roestiyah NK, tugas dapat diberikan dalarn bentuk daftar sejumlah peItanyaan mengenai mata pelajaran teltentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.42

Pemberian tugas adalah menekankan pada keterlibatan siswa sacara optimal, dalam penbentukan tingkah laku dengan tujuan belajar dan dapat pula dikembangkan suatu upaya bagaimana menciptakan suatu bentuk pengajaran yang mengaktifkan guru maupun siswa dalam proses belajar. Akan tetapi jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak sering tidak diperhitungkan oleh guru, sehingga keterlibatan masing-masing siswa tidak maksimal dan rasa tanggung jawab terhadap tugas sangat minim. Sebaliknya jumlah anggota yang tidak terlalu banyak, partisipasi dari masing-masing siswa akan lebih nampak yang diwujudkan kerja sarna dalam kelompok dan guru pun terlibat secara aktif mengontrol siswanya sekaligus berperan sebagai fasilitator.43

Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada siswa yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu diberikan kepada siswa untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secm'a nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas.44

42Roestiyah NK,Slralegi elajar mengajar,(Jakarta; Bina Aksara, 1988), h. 133. 4J Sri Purwiyatm i, "Perbandingan Hasil Belajar fislka Siswa yang pengajarannya Diberl

Tugas Antara Kelompok Keell dengan Kelompok Besar",Jurnal Pendidikan MIPA,volA no.2 (Jull 2003), h. 55.

,.

(46)

-Tugas yang diberikan kepada sIswa hendaknya mempertimbangkan:

a) Tujuan yang akan dicapai

b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut

c) Sesuai dengan kemampuan siswa.

d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekeIjaan SIswa.

e) Sediakan waktu yang culmp untuk mengerjakan tugas tersebut.

2) Langkah peJaksanaan tugas

a) Diberikan bimbinganlpengawasan oleh guru. b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekelja.

c) Diusahakanldikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.

d) Dianjurkan agar SIswa mencatat hasil-hasil yang Ia peroleh dengan baik dan sistematik.

3) Fase mempertanggungjawabkan tugas Hal yang hams dikerjakan pada fase ini:

a) Laporan SIswa baik lisanltertulis dari apa yang telah dikerjakannya.

b) Ada tanya jawab/disk<lsi kelas.

c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya.

d. Kelebihan dan Kelmt'angan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Metode pemberian tugas (resitasi) sama halnya dengan metode-metode lainnya yaitu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode pemberian tugas(resitasi) yaitu:47

(47)

4) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang kepribadian di daerah masing-masing, kehidupan sosial dan sebagainya.

Kekurangan dari metode pemberian tugas(resitasi) antara lain: 1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga

anak tidak tahu menahu pekerjaan tersebut.

2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbadaan individual anak-anak dalam kemampuan dan minat belajar.

3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas denagn baik, cukup menyalin hasil pekeljaan temannya.

4) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan mengganggu keseimbangan mental anak.

Metode pemberian tugas dapat membangun kreativitas siswa dalam belajar serta dapat memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang didapat di sekolahan. Namun, di sisi lain metode ini kurang maksimal jika tugas yang diberikan harus dibawa pulang oleh siswa. Karena siswa belum tentu akan mengerjakan tugas-tugasnya sendiri. Tidak sedikit siswa yang mempunyai guru privat di rumah untuk membantu tugas-tugas tersebut dan kemungkinan seluruhnya dikeljakan oleh guru privatnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

(48)

Hasil penelitian Sarwanto dalam jurnal yang berjudul "Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran", penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh keterampilan proses dalam pembelajaran IPA melalui metode simulasi akan melibatkan siswa seeara aktif selama proses pembelajaran dan peraneangan yang baik sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian I Wayan Karyasa dan I Wayan Muderawan dalam jurnal yang berjudul "Metode Simulasi dalam Pengajaran Teori Orbital Atom dan Molekul". Penelitian ini menunjukkan bahwa metode simulasi dapat meningkatkan konsep-konsep abstrak dalam teori orbital atom dan molekul dan dapat membuat pembelajaran lebih menarik.

Berdasarkan penelitian Edi Gunawan dalam penelitiannya yang berjudul "Pengaruh Metode mengajar (Ceramah, Ceramah-Praktikum dan Ceramah-Pemberian Tugas) Terhadap Hasil belajar Biologi Siswa" eksperimen di SMP N I Cikarang Barat-bekasi. HasiI penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar biologi yang e]lkupdi atas rata-rata dengan metode Ceramah-Pemberian tugas.

Hasil penelitian Belti Yolida dalam jurnal yang berjudul "Penerapan Metode Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi dan HasiI Belajar Biologi Siswa", penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi dan hasiI belajar siswa.

Berdasarkan penelitian Sri Puriyatni dalam jurnal yang berjudul "Perbandingan HasiI Belajar fisika Siswa yang Pengajarannya Diberi tugas Antara Kelompok Keeil dengan kelompok Besar Kelas 3 IPA2dan 3 SMU N 9

(49)

C. Keranglrn Berpikir

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan begitu pesatnya, dan itu dapat dicapai oleh manusia karena belajar terus menerus untuk menemukan sesuatu yang baru. Belajar halUslah bermakana. Belajar yang bermakna itu dapat berlangsung bila anak didik berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga anak mempunyai pengalaman sendiri dalam menerima pelajaran. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar tidak lagi bersifat teacher centered(berpusat pada guru).

Fisika sebagai bagian dari IPA mempunyai cakupan yang luas terdiri dari konsep-konsep tentang gejala-gejala alam yang banyak dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran fisika yang diberikan kepada siswa salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan proses interaksi belajar melalui kegiatan yang diperlukan dalam menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran konsep IPA selama ini banyak memakai berbagai macam metode, salah satunya adalah metode simulasi. Metode simulasi dapat dijadikan alternatif dalam mengembangkan kreativitas siswa. Melalui metode simulasi dapat mengkonkretkan peristiwa yang tidak kasat mata atau abstrak dengan peragaan fisiko Selain itu peragaan dengan simulasi dapat menciptakan peluang siswa untuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya. Simulasi bermain peran dalam proses balajar mengajar melibatkan para siswa, baik laki-Iaki maupun perempuan, dengan peran tertentu yang mungkin berbeda-beda.

(50)

mencari pengertian kata-kata atau istiIah-istilah yang berkaitan, mengevaluasi, dan membuat keputusan; (3) dapat melibatkan kemampuan komunikasi siswa; (4) yang lebih penting dalam pembelajaran fisika adalah penerapan metode

Dalam penyampaian materi pelajaran fisika sering digunakan metode-metode pengajaran yang lain diantaranya metode-metode pemberian tugas (resifasi).

Metode pemberian tugas (resitasi} ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas belajar dapat diberikan guru di sekolah maupun di rumah. Pemberian tugas dilakukan setelah siswa menerima penjelasan dari guru tentang suatu pokok bahasan tertentu. Melalui metode pemberian tugas ini diharapakn siswa dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif dan efisien. Serungga dapat mencapai hasiI belajar yang lebih baik. Berdasarkan beberapa teori, metode ini juga mempunyai keunggulan lain seperti: dapat membiasakan anak untuk giat belajar karena adanya tugas-tugas yang harus diselesaikan dan dapat memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Metode pemberian tugas ini juga mempunyai kelemahan dimana guru sulit untuk mengetahui bahwa tugas-tugas yang diberikan benar-benar dikerjakan sendiri oleh siswa.

Dengan adanya keunggulan dan kelemahan antala metode mengajar simulasi dan metode pemberian tugas (resitasi) yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran fisika, maka diduga adanya perbedaan hasH belajar fisika siswa apabila dua kelompok siswa yang berbeda diajarkan dengan dua bentuk metode mengajar tersebut metode simulasi lebih unggul dibandingkan dengan pemberian tugas(resitasi).

D. Perumusan Hipotesis

(51)

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika antara siswa yang

diajar dengan menggunakan metode simulasi dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

Hi: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode simulasi dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

(52)

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

I. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan metode simulasi dan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas(resitasi).

2. Untuk mengetahui apakah metode simulasi lebih unggul dibanding dengan metode pemberian tugas(resitasi).

B. Tempatdan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MTs N 19 Pondok Labu Jakarta Selatan. Penelitian dilaksanakall di kelas VII dari tanggal 24 Oktober sampai dengan 26 November 2007, semester I tahun pelajaran2007/2008pada konsep Massa Jenis dan Sifat Zat.

C. MetodePenelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh. Ada dua kelompok penelitian, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen 1 yang menggunakan metode simulasi dan kelompok kedua adalah kelompok eksperimen 2 yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

[image:52.524.44.449.159.511.2]
(53)
[image:53.521.52.446.87.473.2]

Tabell. Desain Penelitian

Pemilihan Sampel Pretest Perlaknan Posttest

(R)E 0 1 XE

O

2

(R)K 01 X K

O

2

Keterangan:

(R)E :kelas eksperimen

(R)K :kelas kontrol

XE :perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen (metode simulasi)

XK : perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol (metode pemberian tugas atau resitasi)

01 : Pretest

O2 : Posttest

Desain observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut

pretest dan observasi sesudah eksperimen disebut posttest. Perbedaan antar

pretestdanposttestdiasumsikan sebagai efek dari perlakuan atau eksperimen.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek peneIitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti1. Dari pengertian tersebut, peneIiti

menentukan populasi dan sampel sebagai berikut:

1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah selurnh siswa MTs N 19 Pondok Labu Jakarta SeIatan yang terdaftar daIam semester ganjil (I) pada tahun ajaran 2007-2008.

(54)

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N 19 Pondok Labu Jakarta Selatan talmn ajaran 2007-2008. Kelas yang diambil adalah kelas VII-I dan kelas VII-2 karena kedua kelas tersebut kemarnpuan siswanya homogen, bukan kelas unggulan dan materi yang akan diajarkan adalah Massa jenis dan Sifat Zat.

3. Sampel

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu kelas VII-l dan kelas VII-2. Masing-masing kelas berjumlah 30 orang dan mempunyai kemampuan yang homogen. Teknik pengambilan sampelnya adalahpurposive samplingkarena teknik pengambilan san1pel non random berdasarkan tujuan. Pengambilan sampel ini dilakukan oleh peneliti dan berdasarkan pertimbangan guru bidang studi yang bersangkutan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

I. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pengajaran yang menggunakn metode simulasi dan pemberian tugas(resitasi)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalal1 hasil belajar fisika siswa Dari penelitian ini akan diperoleh data berupa skor hasil belajar fisika sisiwa yang diperoleh melalui tes hasil belajar fisika berupa pretest dan

posttest.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan urntan satuan dasar. Secara garis besar, analisis data meliputi tiga langkah yaitu: persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian2. Pendekatan

(55)

menggunakan t-test. Akan tetapi sebelunmya dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data.

I. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakab data yang diperoleh dad populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wifori, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho: Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Hi : Data sampel berasal dad populasi tidak berdistribusi normal

@

Urutkan data sampel dari yang kecil ke yang besar

c. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus

Z1=. _X_i-:-X_ S Dimana

Xi = data

X = rata-rata tunggal

8 = saimpangan baku

d. Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z di tulis

F(Z S;Zi) yang mempunyai rumus F(Zi)= 0,5

±

Z

e. Hitung proporsi ZI, Z2,... Zn yang lebih kedl atau sarna dengan Z;. jika proporsi dinyatakan oleh 8 (Z;), maka

S(Zi)

=

BanyaknyaZI' Zz, ...,Z"yang S;Z,

n

f. Hitung selisih absolut F (Z) - 8(Z), pada masing-masimg data

g. Ambil hargaLit;,yang paling besar kemudian dibandingkan dengan nilai L'abdari tabelliliefors

(56)

1) JikaLo<L'abmaka Hoditerima, yang beralii data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

2) Jika Lo> Ltab maka Hoditolak, yang berarti data sampel berasal dari populasi tidak normal.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kedua kelompok eksperiman berdistribusi normal4•

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua populasi yang akan diteliti. Uji homogenitas yang dilakukan adalah dengan zgi Fisher, tetapi terlebih dahulu dengan menelltukan normalitas Ho dallHa.

Ho : a2E = a2K

Ha : a2E > a2K

Ulltuk menguji homogellitas data digullakan rumus:

S'

F - ,

hit-

sr'

2

dimalla

S: :

varialls terbesal' dan

si :

varians terkecil

Adapun kriteria pengujiannya adalah: Ho : diterima, jika Fh<F,

Ho : ditolak, jikaFh>F,

Ho :Data memiliki varians homogell

Ha :

Data tidak memiliki val'ians homogen
(57)

3. Analisis Data

Setelah dilakukaan perhitungan nonnalitas dan homogenitas maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifIkan antara kelompok belajar yang menggunakan metode simulasi dengan kelompok belajar yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

Analisis data menggunakan perhitungan satatistik t-tes, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

to = nilai t hitung

Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok simulasi

My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok resitasi

Nx = jumlah siswa kelompok simulasi

Ny = jumlah siswa kelompok resitasi6

[image:57.524.79.445.114.589.2]

Hasil perhitlmgan statistik tersebut digunakan tmtuk menguji kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel diJakukan taraf signifIkan 0,05. Apabila t-hittmg lebih besar dari harga tabel berarti dapat dikatakan bahwa siswa yang diajar dengan simulasi lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas (resitasi).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan adalah tes hasil belajar fIsika, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa yang menguasai materi yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau

(58)

pilihan ganda. Dntuk mengetahui kemampuan awal siswa maka diberi tes awal, sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan maka diberi postes.

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel independent (bebas) adalah metode pengajaran diantaranya menggunakan metode simulasi (XE) dan metode pemberian tugas atau resitasi (XK)

a. Definisi konseptual

Metode simulasi adalah metode dimana seseorang mempertunjukkan masalah, suatu kejadian, situasi at

Gambar

Tabel 2: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep
Gambar 1: Histogram Hasil Belajar Pretcs Fisika Siswa Kelas Simulasi... .
Tabel1.
Tabell.Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jumlah Saham yang ditawarkan 386.479.800 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.. PRAKIRAAN

Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar PKn materi Peraturan Perundang-undangan pada peserta didik kelas V

Hasil analisis semua kelompok sampel uji FTHJK dari masing-masing lama waktu fermentasi menunjukkan aktivitas imunostimulator tertinggi pada konsentrasi 100 µg/mL

Digoxin merupakan glikosida jantung yang berfungsi sebagai inotropik positif yang termasuk dari salah satu dari pilihan terapi pada pasien gagal jantung yang mulai

Data primer diperoleh dengan hasil pengumpulan data terhadap responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian yang sudah dipersiapkan

Untuk menampilkan tabel daftar pelayanan pengguna KDUXV PHPLOLK GDKXOX GDWD MDGZD O SDGD WDEHO ODOX PHQHNDQ WRPERO ³WDPSLONDQ GDIWDU SHOD\DQDQ´ PDND WDEHO GDIWDU SHOD\DQDQ

Keempat variable independen tersebut yaitu keahlian komite audit, piagam komite audit, ukuran komite audit, dan pertemuan komite audit.Variabel kontrol yang telah