• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Aliran Permukaan, Hasil Sedimen dan Kualitasnya dengan Model Answers pada Areal Waduk Batujai, NTB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prediksi Aliran Permukaan, Hasil Sedimen dan Kualitasnya dengan Model Answers pada Areal Waduk Batujai, NTB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Forum (1993) 16 (1) : 23

PREDIKSI ALIRAN PERMUKAAN, HASIL SEDIMEN DAN DENGAN MODEL ANSWERS PADA AREAL WADUK

BATUJAI,

(Prediction of runoff, sediment yield their

quality using ANSWERS model at Batujai reservoir area, West Nusa Tenggara)

Oleh:

Gatot dan H.

ABSTRACT

The possibility of ANSWERS model application for predicting runoff and sediment yield is dis- cussed in this paper. Three types of rainfall duration 6; 8 and 10 hours) with three amount of total rainfall of 100; 200 and 300 mm and two different systems of four kinds of land use were used for simulating runoff and sediment yield. The result showed that the runoff initiation was identified at 189 minutes from the start of rainfall when the amount of rainfall total was 200 mm with 8 hour duration (about The initial sediment yield was shown to be about 0.45 kg at 188 minutes from the begining of rainfall rainfall total 300 mm with

6 hour duration. Actual runoff and maximum sediment yield were recorded about 0.0017

and kg respectively. The land use which were considered as potential for erosion protection were mixed and wet rice. The considered land use would reduce runoff and sediment yield about than traditional land use. The type of output indicates that ANSWERS model is pro- mising for predicting runoff and yield.

PENDAHULUAN

Belakang

Untuk kendala air di Pulau Lombok hujan

selama 2-2,5 bulan) menganjurkan untuk menerapkan sistem

rancah, membangun embung-embung dan Waduk Batujai.

duk Batujai pada tahun 1982 dan itu air teratasi.

Sebagian tesis Program Studi Agroklimat, Program Pascasarjana Institut Pertanian Penelitian dibiayai ARMP Pertanian.

(2)

Tetapi masih perlu dipikirkan pengelolaan sedimen dan aliran permukaannya,

daerah aliran-waduk sebagian besar berupa dengan teras yang

baik, lereng dominan 0-3%.

Tahap pertama adalah mengetahui besarnya hasil sedimen dan aliran

mukaan yang dapat melalui pengukuran langsung atau prediksi.

Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, misalnya

pengukuran langsung perlu biaya besar, tenaga memerlukan waktu lama

serta sulit untuk dilakukan pada areal yang luas, hasilnya mendekati

kenyataan. Sedangkan prediksi lebih cepat diketahui hasilnya, tetapi merlukan koreksi yang cermat.

Abdurachman Sukmana (1990); Gnagey (1990) menyarankan untuk

menggunakan model prediksi, dengan karena kebutuhan output

yang mendesak, dalam keadaan keterbatasan waktu, tenaga dan dana. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemungkinan memprediksi se-

aliran permukaan dan kualitasnya dengan model ANSWERS di Waduk

Nusa Tenggara (NTB). Model ini dipilih karena dapat

karakteristik individu dalam daerah tangkapan dan

1981; Wilcox et al., 1990).

Prediksi sedimen di Indonesia Coster dimulai tahun 1910-an

dengan yield" DAS Cilutung Jawa '(dalam Suwardjo,

1981). Pengukuran erosi mulai mendapat perhatian serius dari Lembaga

litian kira-kira tahun 1970-an dimana serangkaian percobaan sistem

petak kecil di Jawa dan luar Jawa mulai dilaksanakan. yang

gunakan adalah USLE (Universal Soil Loss Equation) untuk mengidentifikasi

faktor penyebab erosi. yang diperoleh diantaranya adalah mendapatkan

nilai C dan P (faktor pengelolaan dan (Abdurachman et al.,

teknik pencegahan erosi serta pemulihan lahan kritis (Suwardjo, 1981). itu mulai dikembangkan prediksi dan pencegahan erosi pada skala yang lebih luas yaitu daerah tampung mini. Namun kegiatan kurang kembang karena memerlukan biaya yang lebih besar dan penanganan lebih cermat.

Tantangan baru muncul ketika Departemen Kehutanan menghendaki diksi erosi untuk 22 sub DAS super prioritas. Hasilnya akan digunakan

acuan dalam menyusun pola Rehabilitasi Lahan dan (RLKT)

(Departemen Kehutanan, 1986). Saat itu disepakati untuk menerapkan teknik prediksi dengan peta Tingkat Bahaya Erosi (TBE).

digunakan lebih luas, peta TBE berdasarkan persamaan USLE

(Wishmeier dan Smith, 1978) mengalami kendala. Diantaranya adalah

bahwa penetapan nilai L, S, C dan P terlalu besar (over estimate), sehingga

pengelolaan yang selalu dihutankan. Kendala lainnya

lah bahwa USLE tidak dapat menduga aliran permukaan, sehingga proses

(3)

Penelitian dilaksanakan di daerah aliran Waduk Batujai dari bulan

April 1992, diteruskan dengan dan air di laboratorium

nelitian dan Agroklimat, serta komputasi sampai bulan Septem-

ber 1992.

Untuk menduga hasil sedimentasi rata-rata, maksimum, sumbangan

men tiap serta hubungan antara total hujan, lama hujan

sedimen dan aliran permukaan digunakan model ANSWERS (Areal point Source Watershed Environment Resource Simulation). Model ANSWERS menampilkan karakteristik faktor penyebab erosi seperti lereng, gunaan lahan, hujan dan pengelolaannya secara lebih rinci. Satuan

annya adalah yaitu areal yang dianggap mempunyai parameter

dan erosi sama (Gambar Ukurannya ditetapkan adalah 2

x

2 cm pada peta rupabumi skala 1 :

Gambar DAS yang Dibagi Menjadi

(4)

Model ANSWERS menghubungkan antara dalam

DAS dan menampilkan dengan baik, termasuk mempertimbangkan adanya sa-

luran yang pada model USLE belum ada. model di Indonesia

pertama kali dilakukan di Waduk Batujai, sehingga hasilnya belum

Untuk mengoperasikan model ANSWERS diperlukan dua kelompok data yaitu: Predata yang meliputi: data hujan (total dan lama hujan), (porositas total, kapasitas lapangan, laju infiltrasi pada steady state dan mak-

simum, kejenuhan dan erodibilitas lahan dan

volume intersepsi, penutupan, koefisien kekasapan, kekasapan, indeks manning's serta faktor pengelolaan tanaman), karakteristik

saluran dan koefisien kekasapan); (2) individu yang men-

cakup: kemiringan dan arah lereng, jenis penggunaan lahan,

penangkar hujan, kemiringan saluran, "Best Management Practices" second BMP serta ketinggian rata-rata

Untuk menetapkan kualitas air, diambil contoh air dari Sungai

Tiwuampan, Bubuk, saat pengolahan, saat Monggas,

Muncan dan waduk Batujai. Sedangkan penilaian kualitasnya diklasi-

fikasikan berdasarkan kriteria (1973).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk melihat pengaruh sifat hujan (total dan lama hujan), maka perlu diamati karakteristiknya. Berdasarkan data yang ada, pola hujan di lokasi studi

(1983) terlihat pada Gambar 2.

Total hujan 1300

jam

Lama Hujan of

Gambar 2. Hubungan antara lama hujan dan total hujan (I)

Figure 2. Relationship duration and of (I)

(5)

Sejalan dengan di maka total hujan yang disimulasikan dipilih adalah 100; 200 dan 300 mm, sedangkan lama hujannya adalah: 6; 8 dan 10 jam.

Pengaruh sifat juga diuji pada dua sistem yang dengan

netapan koefisien didasarkan pada hasil penelitian dan (1981)

seperti pada 1.

Berdasarkan hasil simulasi tersebut, maka hasil penelitian akan

ditekankan pada:

1. Pengaruh lama dan total hujan terhadap hasil sedimen dan aliran mukaan pada outlet.

2. Pengaruh lereng, penggunaan lahan, sifat terhadap hasil sedimen

pada individu dengan dua karakteristik

3. Penilaian kualitas air untuk keperluan irigasi.

A B

Pengaruh lama dan total hujan terhadap hasil sedimen dan aliran permukaan pada outlet

Dari serangkaian komputasi yang di lakukan ternyata yang menyebabkan aliran permukaan terbesar adalah total hujan 300 mm dan lama

hujan 6 jam seperti pada 2.

total hujan 300 lama hujan terhadap hasil sedimen

pun aliran permukaan terlihat jelas. Perbedaan ketiga lama hujan terletak

pada terjadinya dan aliran permukaan maksimumnya.

(6)

hujan

Hasil sedimen dan aliran permukaan mulai terjadi masing-masing pada 126

dan 147 sesudah terjadi hujan untuk lama hujan 6 jam. Sedangkan pada

8 dan 10 jam hasil sedimen terjadi 184 dan 216 sesudah terjadi hujan

aliran permukaan pada dan 234 sesudah terjadi hujan.

aliran permukaan dan hasil sedimen ketiga hujan juga

yaitu 147, dan 234 sesudah terjadi

jan. Adapun besarnya masing-masing: 0,0017; 0,0012 Jika

aliran permukaan terhadap hujan 0,001 1; 0,00083

dan besarnya tergolong

air DAS masih

Pengaruh total hujan 300 mm, lama hujan 6 jam terhadap hasil sedimen

(7)

maksimumnya terjadi pada ke 658 sejak hujan untuk lama hujan

6 jam, 6% untuk 8 jam dan 720 untuk 10 jam. hasil sedimen

simum masing-masing yaitu: dan Kg. Jumlah ini cukup

besar karena terjadi pada waktu yang singkat saja yaitu menit-menit terakhir terjadinya run off.

Bagi pelaksana perlu waspada jika hujan telah mencapai

mm

dengan lama hujan 6 jam atau lebih, terjadinya lebih

Pengaruh lereng, lahan terhadap

Pengaruh lereng, penggunaan lahan dan jenis terhadap hasil sedimen

dapat ditetapkan dengan mengasumsikan dua faktor lainnya sebagai peubah tap.

Untuk membahas pengaruh lereng, maka perlu diamati sebaran lereng.

identifikasi menunjukkan bahwa: lereng 3% areal ha

3 8% seluas 8 15% seluas ha

15 25% seluas ha

Untuk melihat lebih jauh pengaruh lereng terhadap hasil sedimen, maka di

bawah disajikan pengaruh lahan terhadap hasil sedimen pada

individu 3).

Terlihat bahwa dengan terasering hasil sedimen pada lcreng 4% dan

0.1 hujan. Penurunan pada lereng yang

dengan formula Baver et (1976) yaitu = C.

(8)

(dimana = terangkut dalam L = panjang lereng dalam ft; S = kemiringan dan C merupakan konstanta yang tergantung sifat dan hujan), maka penterasan akan menekan erosi sebesar

Sebaran jenis di lokasi studi peta tinjau dan

cekan adalah sebagai berikut: dangkal seluas ha

Inceptisol solum dalam seluas ha solum sedang seluas

ha Vertisol solum dalam seluas ha Vertisol so-

lum dangkal seluas 3685, l l ha Inceptisol solum dangkal seluas ha

serta Vertisol solum sedang menempati ha (1

Untuk melihat pengaruh jenis terhadap hasil sedimen akan diamati

beberapa dengan lereng dan penggunaan lahan sama seperti pada 4.

4. jenis dengan 2% yang digunakan sebagai pada hasil

Terlihat hasil sedimen di bagian hulu untuk Vertisol bersolum dangkal berkisar 0.601 sedangkan Inceptisol berkisar 0.202. Penyebabnya diduga

struktur Inceptisol sudah berkembang sehingga tahan terhadap

butir hujan. Sedangkan Vertisol strukturnya sehingga cenderung

dah infiltrasinya. Pola ini ternyata juga berlaku pada dua karakteristik

an (yang maupun jarang).

Hasil sedimen pada Vertisol dan Inceptisol hilir kecil disebabkan

an permukaan dari tertampung oleh diatasnya), sehingga

sedimennya lebih

Penggunaan Lahan

Data jenis dan sebaran penggunaan lahan hasil interpretasi peta

rupabumi dan pengecekan adalah sebagai berikut: seluas

(9)

ha jagung seluas ha ha

dan kebun carnpuran ha

Pengaruh penggunaan lahan terhadap hasil sedimen pada individu

disajikan pada 5.

erosi pada lahan yang ditanami jagung dan kebun campuran

duga karena rendahnya penutupan Akibatnya butiran hujan jatuh

langsung kepermukaan menjadi permukaan dan menyebabkan

erosi.

Kualitas Air

Data kualitas air secara terinci disajikan pada 6. Berdasarkan

kualitas air di lokasi studi syarat untuk

air irigasi. Berarti kondisi DAS baik dan ada peluang untuk kan air untuk keperluan lain seperti pariwisata.

(10)

KESIMPULAN

1. Model ANSWERS dapat diterapkan untuk memprediksi erosi dan

permukaan, karena dapat menggambarkan kondisi satuan waktu.

2. Aliran permukaan dan erosi maksimum terjadi pada total hujan 300

dengan lama hujan 6 jam. Informasi dapat digunakan sistem

formasi peringatan dini terhadap banjir.

3. Kualitas air yang relatif hulu ke menunjukkan kondisi

DAS dalam mengatur tata air masih baik.

S A R A N

1. Perlu tersedia topografi skala yang atau agar

penampilan informasi lebih

2. Ukuran perlu dicari optimalnya dikaitkan dengan biaya dan

kegiatan.

Abdurachman, A., S. Abujamin dan U. 1984. untuk

konservasi Pemberitaan Penelitian dan Pupuk. No. 3: 7-12 p.

Abdurachman, A. dan S. Sukmana. 1990. dengan USLE:

dalam Penerapannya di DAS Hulu. Proyek Air. Deptan. p. 1-14.

Baver, L.D., W.H. Gardner, and W.R. Gardner. 1976. Soil Physics. Fourth edition. Limited. New Delhi. 498 p.

Beasley, D.B., and L.F. 1981. ANSWERS (Areal Non-point Source Watershed Environ- ment Response Simulation). Purdue University. Wet Lafayette, Indiana. 54 p.

Departemen Kehutanan. 1986. Petunjuk Teknik

Rehabilitasi Lahan dan Jakarta. 87 p.

Departemen Pertanian. 1990. Kajian Sumberdaya Tingkat BPP.

Publikasi Kanwil Deptan NTB. 120 p.

Gnagey, R. 1990. Inderosi; Pemantauan Indikator Erosi. Proyek Penyelamatan dan Air. Balitbang. Deptan. p. 55-70.

Hjelmfelt, A.T. 1983. Time distribution of clock hour rainfall. in CREAMS. Afield Scale Model for Chemical, Runoff, and Erosion from Agricultural Management Systems. p. 379-385.

R.E. 1973. Soil and Water Analysis. A Laboratory Manual for the Analysis Soil and Water. Prepared for the Soil Laboratory of the 47 p.

Suwardjo, 1981. Sisa-sisa dalam Air

IPB. 240 p.

B.P., W.J. Rawls, D. L. and J. R. Wright. 1990. Predicting Runoff from Rangeland Catchment: A Comparison of Two Models. Wat. Ress. Research. Vol. 22 No. 10.

p. 2592-2599.

Gambar

Gambar 1. Figure DAS yang Dibagi Menjadi Elemen. 1. Watershed Devided info Elements.
Gambar 2. Figure Hubungan antara lama hujan (T) dan total hujan (I) 2. Relationship between duration 0 and total of rrinfdl (I)
Tabel 3. P& kcmiringan lahan
Tabel 4. '
+2

Referensi

Dokumen terkait

Motilitas spermatozoa merupakan kualitas gerak yang terdiri dari tipe dan kecepatan. Namun jumlah spermatozoa yang mempunyai motilitas tipe C pada kelompok kontrol

Saat kejadian La Niña (SML bernilai negatif) wilayah kabupaten Gorontalo secara umum mengalami peningkatan curah hujan, kondisi ini berpengaruh terhadap awal musim

Dokumen Renja SKPD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis untuk menyikapi isu-isu yang berkembang dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan

ini disusun untnk: mengetahui tingkat vaJidasi pedoman wawancara yang akan digunakan dalain penelitian anaJisis kesalaban siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

Pegadaian Persero Cabang Wonokromo Surabaya ” ini merupakan hasil dari penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan terkait apakah pengaruh brand equity

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan atau pengaruh yang kuat antara variabel kualitas produk (X1) dan daya tarik

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen dari faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap secara parsial

Muhammad Hatim yang merupakan salah satu dari anak Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-Banjari, awalnya Syekh Muhammad Salman Jalil tidak terpikir untuk