SKRIPSI
PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN STATUS KEPEMILIKAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
HESTY JUSTI DIANING 120521009
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN STATUS KEPEMILIKAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris terhadap return
saham berdasarkan penggunaan Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio
(DER) Ukuran Perusahaan, (Size) dan Status Kepemilikan (Variabel Dummy) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data yang digunakan diperoleh dari hasil publikasi pada Bursa Efek Indonesia mengenai data perusahaan yang telah diaudit selama periode penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi liniear berganda. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Perbankan periode 2011-2013, yang berjumlah 39 perusahaan-perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 perusahaan, penarikan sampel menggunakan metode populasi sasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, variabel rasio pasar, return on asset, debt to equity ratio, size dan status kepemilikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Secara parsial, variabel
return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, variabel
earning per share berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, variabel debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham, variabel size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, dan status kepemilikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, SIZE AND OWNERSHIP STATUS TO STOCK RETURN
ON BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This research aims to obtain the empirical evidence toward stock return based on using of Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Size dan Ownership
Status ( Dummy Variable) on Banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This research is associative research and the type of data is quantitative. Those are obtained from data pulished by Indonesia Stock Exchange which has audited for research period. Method of data collection used study literature. The analysis methods used is descriptive statistics and multiple linear regression. The population of this research are Banking companies in 2011-2013, which there are 39 companies. The sample of this research are 26 companies, which was done by using target populationmethod. The result of this study shows return on asset, debt to equity ratio, size and ownership status variable simultaneously have a significant positive effect to return stock. Partially, return on asset has a significant and positive effect to stock return, debt to equity ratio has a significant and positive effect to stock return, size has a significant and negative effect to stock return and ownership status has not significant and positive effect to stock return on Banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang berlimpah
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul
“Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti
persembahkan untuk ayahanda Alm. Heru Purnomo dan ibunda tercinta Netti Khairani, S.Pd.I yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi dalam proses
pembuatan skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua
dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si.,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Khaira Amalia, S.E, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan
motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Nisrul Irawaty, MBA. selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Kakanda Ananda Hesti Utami, A.Md dan adinda Muhammad Abqari Ajmal telah
memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
8. Abangda Rizki Fadhillah Lubis, S.TP. yang selalu ada memberikan motivasi,
nasehat dan saran atas terselesainya skripsi ini.
9. Sahabatku Khairani Lubis, SH. Yang selalu mendukung dan menghibur kepada
penulis.
10. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah, Inez, Sari, Suci, Cekgu (K’Mitha),
Aninda, Supyanti, Azizah, yang telah banyak membantu, memberi semangat dan
menghibur penulis.
11. Teman-teman Mahasiswa S1 Manajemen Ekstesi stambuk 2012 gelombang 1
(satu) yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telang
12. Semua pihak tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih untuk semuanya.
Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Meskipub demikian, penulis
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
benar.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang... 1.2 Perumusan Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Manfaat Penelitian ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Pasar Modal ... 2.2 Saham ... 2.2.1 Pengertian Saham ... 2.2.2 Resiko Saham ... 2.3 Return Saham ... 2.4 Investasi ... 2.5 Laoporan Keuangan... 2.5.1 Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 2.6 Analisis Rasio Keuangan ... 2.7 Retun on Asset (ROA) ... 2.8 Debt to Equity Ratio (DER) ... 2.9 Ukuran Perusahaan ( Size) ... 2.10 Status Kepemilikan ... 2.11 Penelitian Terdahulu ... 2.12 Kerangka Konseptual ... 2.13 Hipotesis ...
3.6 Jenis Data... 3.7 Metode Pengumpulan Data ... 3.8 Teknik Analisis Data ... 3.8.1 Metode Analisis Data ... 3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 1. Uji Normalitas ... 2. Uji Multikolinier ... 3. Uji Heteroskedastisitas ... 4. Uji Autokorelasi ... 3.8.3 Pengujian Hipotesis ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan di Indonesia ... 4.2 Hasil Penelitian ... 4.2.1 Deskriftif Data ... 4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 1. Uji Normalitas ... 2. Uji Multikolinier ... 3. Uji Heteroskedastisitas ... 4. Uji Autokorelasi ... 4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 4.2.4 Uji Hipotesis ... 4.3 Pembahasan ... 4.3.1 Variabel Retun on Asset (ROA) ... 4.3.2 Variabel Debt to Equity Ratio (DER) ... 4.3.3 Variabel Ukuran Perusahaan ( Size) ... 4.3.4 Variabel Status Kepemilikan ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman 1.1 Daftar Rata-rata Return Saham Perusahaan Perbankan
Periode 2011-2013 ... 1.2 Nilai Rata-rata Laba Bersih, Total Hutang, Total Aset,
Status Kepemilikan dan Return Saham di Beberapa di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013 ... 2.1 Daftar Penelitian Terdahuluan ... 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 3.2 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria untuk
Menjadi Sampel ... 3.3 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 3.4 Pengambilan Keputusan Durbin Watson ... 4.1 Perkembangan Return Saham Perusahaan Perbankan
Tahun 2011-2013 ... 4.2 Perkembangan Retun on Asset (ROA) Perusahaan Perbankan
Tahun 2011-2013 ...
4.3 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2013 ...
4.4 Perkembangan Ukuran Perusahaan ( Size) Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2013
4.5 Perkembangan Status Kepemilikan Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2013 ... 4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov ...
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ...
4.1 Histogram Dependent Variable (Return Saham) ... 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ...
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
Tahun 2011-2013 ... Lampiran 2 Hasil Perhitungan Return Saham Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar di di Bursa Efek Indonesia pada
Tahun 2011-2013 ... Lampiran 3 Hasil Perhitungan Returnon Asset (ROA)Perusahaan
PerbankanYang Terdaftar di di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013 ... Lampiran 4 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)Perusahaan
PerbankanYang Terdaftar di di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013 ... Lampiran 5 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan ( Size)Perusahaan
PerbankanYang Terdaftar di di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013 ... Lampiran 6 Status Kepemilikan (Variabel Dummy) Perusahaan
ABSTRAK
PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, UKURAN PERUSAHAAN DAN STATUS KEPEMILIKAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris terhadap return
saham berdasarkan penggunaan Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio
(DER) Ukuran Perusahaan, (Size) dan Status Kepemilikan (Variabel Dummy) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data yang digunakan diperoleh dari hasil publikasi pada Bursa Efek Indonesia mengenai data perusahaan yang telah diaudit selama periode penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi liniear berganda. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Perbankan periode 2011-2013, yang berjumlah 39 perusahaan-perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 perusahaan, penarikan sampel menggunakan metode populasi sasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, variabel rasio pasar, return on asset, debt to equity ratio, size dan status kepemilikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Secara parsial, variabel
return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, variabel
earning per share berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, variabel debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham, variabel size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, dan status kepemilikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, SIZE AND OWNERSHIP STATUS TO STOCK RETURN
ON BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This research aims to obtain the empirical evidence toward stock return based on using of Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Size dan Ownership
Status ( Dummy Variable) on Banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This research is associative research and the type of data is quantitative. Those are obtained from data pulished by Indonesia Stock Exchange which has audited for research period. Method of data collection used study literature. The analysis methods used is descriptive statistics and multiple linear regression. The population of this research are Banking companies in 2011-2013, which there are 39 companies. The sample of this research are 26 companies, which was done by using target populationmethod. The result of this study shows return on asset, debt to equity ratio, size and ownership status variable simultaneously have a significant positive effect to return stock. Partially, return on asset has a significant and positive effect to stock return, debt to equity ratio has a significant and positive effect to stock return, size has a significant and negative effect to stock return and ownership status has not significant and positive effect to stock return on Banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan
tambahan modal untuk dapat mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu
cara bagi perusahaan agar mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan
kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/publik (go public).
Pasar modal adalah pasar yang untuk berbagai instrument keuangan (atau
sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yag
diterbitkan pemerintah, public authoritas, maupun perusahaan swasta yang dapat
diperjualbelikan. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Fungsi ekonomi maksudnya pasar modal menyalurkan dana dari investor
ke perusahaan, sehingga mempelancar akses untuk memperoleh sumber pendaan
investasinya. Sedangkan fungsi keuangan maksudnya reward bagi investor atas hasil
investasinya berupa keuntungan untuk memaksimalkan kekayaan. Pasar modal juga
merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pihak-pihak
pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus fund). Dimana
pihak emiten menjadikan pasar modal sebagai alternatif sumber pendanaan lain untuk
melakukan kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain melalui kredit
sebagai alternatif investasi yang lebih variatif sehingga memberikan peluang untuk
meraih keuntungan yang lebih besar
Investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal
akan menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu agar ivestasi yang
dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return). Memperoleh return merupakan
tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di pasar modal. Para investor
meggunakan berbagai cara untuk memperoleh return yang diharapkan, baik melalui
analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan saham, maupun dengan memanfaatkan
sarana yang diberikan oleh para analisis pasar modal, seperti broker, dealer, dan
manajer investasi. Pola perilaku perdagangan saham di pasar modal dapat memberi
kontribusi bagi pola perilaku harga saham di pasar modal tersebut. Pola perilaku
harga saham akan menentukan pola return yang diterima dari saham tersebut (Budi
dan Nurhatmini dalam Putri, 2012).
Return saham merupakan suatu faktor yang mempengaruhi minat investor
untuk melakukan suatu investasi dalam suatu perusahaan, dengan tingginya tingkat
pengembalian yang diberikan oleh perusahaan kepada investor, maka menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik, sehingga investor
yakin bahwa perusahaan tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap saham
yang telah ditanamkan investor pada pasar modal.
Salah satu jenis sekuritas yang paling popular di pasar modal adalah sekuritas
saham. Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atau
(2005), saham adalah tanda bukti bentuk pengembalian bagian atau peserta dalam
perusahaan terbuka. Saham yang dinilai baik adalah saham yang mampu memberikan
return realisasi yang tidak terlalu jauh dari return ekspektasi.
Pada dasarnya nilai return dari setiap sekuritas berbeda-beda satu sama lainnya.
Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para investor. Return
dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan dan strategi
perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan dianggap gagal keuangannya
jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh
tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya pada waktu jatuh tempo.
Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan
mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang mengarah pada
kebangkrutan. Apabila perusahaan tersebut diindikasikan gagal keuangannya, berarti
perusahaan tersebut tidak mampu mengahsilkan return yang menguntungkan bagi
pihak investor dan pada akhirnya harga sahamnya akan mengalami penurunan.
Pendapatan dari investasi saham atau return dapat berupa deviden dan capital
gain. Deviden merupakan penerimaan dari perusahaan yang berasal dari laba yang
dibagikan, sementara capital gain merupakan pendapatan yang diperoleh dari
selisisih harga saham. Apabila selisish harga tersebut negatif berarti investor
mengalami capital loss dan sebaliknya. Para investor seringkali menginginkan
keuntungan dengan segera sehingga meraka lebih menginginkan keuntungan dalam
Dalam pasar modal, tidak pastinya return yang akan diterima oleh seorang
investor membuat seorang investor harus memilih dengan sangat hati-hati alternatif
investasi yang harus dipilih. Dalam pasar modal, tidak semua saham dari perusahaan
yang memiliki profil yang baik akan memberikan return yang baik pada investor
sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai perusahaan tersebut.
Sebuah perusahaan mungkin saja mengalami return yang fluktuatif setiap saat karena
berbagai macam faktor baik yang bersifat mikro maupun makro. Fluktuasi return
saham perusahaan perbankan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1
Daftar Rata-rata Return Saham Perusahaan Perbankan Periode 2011-2013
14 Bank Internasioanal Indonesia Tbk BNII -0,46 -0,06 -0,22
15 Bank Permata Tbk BNLI -0,24 -0,04 -0,04
16 Bank Sinar Mas Tbk BSIM -0,33 -0,17 0,07
17 Bank Swadesi Tbk BSWD 0 1,60 -0,58
18 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 0,29 0,49 -0,15
Lanjutan Tabel 1.1
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, perusahaan mengalami fluktuasi nilai return
saham dari tahun ke tahun. Ada perusahaan yang mengalami peningkatan return dari
tahun ke tahun, contohnya Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Ada pula perusahaan
mengalami penurunan return selama tahun pengamatan, contohnya Bank Capital
Indonesia Tbk.
Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi
keuangan perusahaan bermanfaat untuk melakukan klarifikasi atau prediksi terhadap
return saham di pasar modal. Analisis rasio juga digunakan untuk membantu
menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan
kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat
mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan
kewajiban perusahaan (Munawir, 2004). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan
adalah Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) Ukuran Perusahaan dan
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Jika Return
On Asset (ROA) semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik,
karena tingkat kembalian semakin meningkat (Hardiningsih et.al., 2002). Apabila
meningkatnya ROA berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin
tinggi yang juga mengakibatkan meningkatnya harga saham yang pada akhirnya juga
berdampak pada kenaikan return saham.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh
beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin tinggi
DER menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas, juga akan
menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur)
sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Hal ini akan berdampak pada
menurunnya harga saham di bursa, sehingga return saham akan menurun (Putri, 2012).
Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan
perusahaan. Ukuran perusahaan (firm size) menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat
penjualan dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur
dengan menggunakan total aktiva. Menurut Gitman dalam Raida (2010) dari segi
kemauan dan prestise investor secara alternatif akan lebih menyakini pada
perusahaan yang berukuran besar untuk menanamkan dananya daripada perusahaan
Status kepemilikan digunakan untuk pengelompokkan atas perusahaan yang
bersifat kualitatif (misal: jenis perusahaan, kebijakan perusahaan, perbedaan situasi
dan lain-lain). Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang dimana
terdapat bank-bank milik pemerintah, milik daerah, milik nasional maupun milik
swasta. Bank milik pemerintah disimbolkan dengan angka 1 (satu) dan bank milik
lainnya (swasta) disimbolkan dengan angka 0 (nol).
Kenyataannya, tidak semua teori yang telah dipaparkan diatas sejalan dengan
bukti empiris yang ada. Seperti yang terjadi dalam perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Berikut ini dapat dilihat
gambaran suatu data empiris mengenai hubungan variabel-variabel independen
dengan return saham.
Tabel 1.2
Nilai Rata-rata Laba Bersih, Total Hutang, Total Aset, Status Kepemilikan dan Return Saham di Beberapa Perusahan Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011-2013
NO KODE Laba Bersih
6 MAYA 273.305.420,33 16.070.555.231 18.044.441.548 0 0,34
7 SDRA 110.850,33 6.449.670,67 6.979.304,33 0 0,69
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat dilihat indikasi adanya fenomena gap.
Dimana adanya perkembangan return saham perusahaan perbankan yang mengalami
fluktuasi. Fluktuasi return saham tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga
perlu diketahui dan diteliti lanjut faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Laba bersih merupakan pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi pajak
dan bunga. Semakin besar kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih
maka semakin meningkat kepercayaan investor untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa ada beberapa perusahan yang memiliki
laba bersih yang tinggi dan adapula yang rendah yang diikuti dengan tinggi dan
rendahnya return saham. Laba bersih tertinggi terjadi pada Bank Mayapada
Internasional Tbk sebesar Rp 273.305.420,33 yang diikuti oleh tingginya return
saham yaitu 0,34%. Begitu juga dengan Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
yang laba bersihnya Rp 1.150.844,33 hal ini juga diikuti dengan tingginya return
saham yaitu 0,21%. Namun hal ini tidak terjadi pada Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk yang mengalami kenaikkan laba bersih sebesar Rp 7.304.840,33 tetapi
kenaikkan laba bersih bersih ini membuat rendahnya return saham yaitu 0,01%.
Hutang (leverage) merupakan suatu kewajiban yang harus dibayarkan oleh
perusahaan setiap tahunnya. Semakin besar biaya hutang yang mesti dibayarkan
perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan berkurang. Dari tabel 1.2 diketahui
bahwa hutang perusahaan juga memiliki hutang yang tinggi dan juga rendah yang
diikuti dengan tinggi dan rendahnya return saham. Hutang tertinggi terjadi pada Bank
return saham rendah yaitu -0,08%. Begitu juga dengan Bank Internasional Indonesia
Tbk yang hutangnya sebesar Rp 107.069.624,33 tetapi hal ini diikuti dengan
rendahnya return saham yaitu -0,25%. Namun hal ini tidak terjadi pada Bank
Himpunan Saudara 1906 Tbk yang memiliki hutang sebesar Rp 6.449.670,67 tetapi
memiliki return saham tertinggi yaitu 0,69%.
Aset merupakan sumber ekonomi yang diharapkan member manfaat usaha
dikemudian hari. Aset disini digunakan dalam ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
(firm size) dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari nilai
equity, nilai perusahaan ataupun hasil nilai aktiva dari suatu perusahaan. Dari tabel
1.2 diketahui bahwa aset perusahaan juga memiliki aset yang tinggi dan juga rendah
yang diikuti dengan tinggi dan rendahnya return saham. Aset tertinggi terjadi pada
Bank Mayapada Internasional Tbk sebesar Rp 18.044.441.548 yang diikuti dengan
tingginya return saham yaitu 0,34%. Begitu juga pada Bank Mandiri (Persero) Tbk
yang asetnya sebesar Rp 640.203.391,33 tetapi hal ini diikuti dengan rendahnya
return saham yaitu 0,06%. Namun hal ini tidah terjadi pada Bank Tabungan
Pensiunan Nasional yang memiliki aset sebesar Rp 58.468.715,33 tetap memiliki
return saham yang tinggi yaitu 0,21%.
Selain hal-hal di atas ada faktor lain yang juga mempengaruhi return saham
yaitu status kepemilikan saham. Dimana status kepemilikan ini terbagi dua yaitu
kepemilikan bank pemerintah dan kepemilikan bank selainnya (swasta). Bank milik
pemerintah disimbolkan dengan angka 1 (satu) dan bank milik lainnya (swasta)
Dari sejumlah besar perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia,
penulis memilih melakukan penelitian pada perusahaan Perbankan. Pemilihan
kelompok perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia karena
saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari jasa perbankan dan
perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup
besar terhadap pendapatan negara.
Histori lain yang mendasari dunia perbankan di Indonesia adalah seperti
diketahui bahwa pada tahun 1998 kondisi-kondisi perbankan sangat memprihatinkan,
ini ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank dampak krisis moneter. Kondisi tersebut
mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
Fenomena ini berakibat pada turunnya minat investor untuk membeli saham
perbankan, konsekuensi yang terjadi harga saham perbankan mengalami penurunan.
Krisis pada tahun 1998 telah berlalu, kini perbankan Indonesia dihadapkan kembali
dengan krisis yang lebih dahsyat yaitu krisis keuangan global yang berawal dari
resesi ekonomi AS pada tahun 2008 sehingga fenomena-fenomena tersebut di atas
menjadi pertimbangan menarik bagi peneliti menuangkan hasil penelitian ini dalam
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam skripsi ini adalah:
“Apakah return on asset, debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan status
kepemilikan berpengaruh terhadap return perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013?”
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari
return on asset, debt to equity ratio, ukuran perusahaan dan status kepemilikan
terhadap return saham perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2011-2013.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memperkaya khasanah penelitian mengenai pengaruh return on asset, debt
to equity ratio dan ukuran perusahaan terhadap return saham.
2. Bagi Peneliti Lainnya
Menjadikan penelitian ini sebagai bahan refrensi dan dasar pengembangan
3. Bagi Investor
Penelitian ini bisa dijadikan alat bantu analisis terhadap saham yang
diperjualbelikan di bursa melalui variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sehingga para investor dapat memilih pilihan investasi yang
dinilai paling tepat.
4. Bagi Perusahaan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar Modal
Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 Pasal 1 butir 13 UU 8/95
menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor dan sebagai
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Pasar modal yang dinyakini sebagai wahana penghimpun dana jangka panjang
merupakan alternatif sumber dana bagi semua perusahaan. Saling ketergantungan ini
mengisi antara peranan pasar modal dan perbankan dalam menarik dana dari
masyarakat dan mengalokasikannya, terkait dengan kebutuhan dari peru
sahaan-perusahaan itu sendiri. Selain sahaan-perusahaan untuk menginvestasi yang mutlak
2.2 Saham
2.2.1 Pengertian Saham
Saham didefenisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau
pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) (Sunariyah, 2004:126).
Jogiyanto (2003:67-77) saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Saham Preferen (Preferent Stock)
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa. Seperti obliagasi membayarkan bunga atas
pinjaman, saham preferent juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden
preferen. Beberapa karakteristik saham preferent sebagai berikut:
a. Hak Preferen terhadap Deviden
Hak preferen terhadap deviden artinya hak untuk menerima deviden
terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
b. Hak Deviden Kumulatif
Hak deviden kumulatif artinya hak kepada pemegang saham preferen untuk
menerima deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan
sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.
c. Devidends in Arrears
Devidends in arrears artinya deviden-deviden periode lalu yang belum
dibagikan dan akan dibagikan nanti dalam bentuk deviden kumulatif.
Hak preferen pada waktu likuidasi artinya hak saham preferen untuk
mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan
saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
2. Saham Biasa (Common Stock)
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka ini
biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham
adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan.setiap pemegang saham memperoleh
sertifikat saham yg tercantum nama, alamat, dan hak suara pemegang saham.
Sebagai surat berharga, saham mengandung perikatan yang setiap
penerbitannya dijamin oleh Undang. Untuk di Indonesia
Undang tersebut berupa Undang Perseroan Terbatas,
Undang-Undang Pasar Modal beserta aturan pelaksanaannya. Beberapa hak dimiliki
oleh pemegang saham biasa sebagai berikut:
a. Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini
berati bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa
yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan
hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat
tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan yang membutuhkan
persetujuan pemegang saham.
Hak menerima pembagian keuntungan artinya hak pemegang saham biasa
untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.
c. Hak Preemptive
Hak preemptive artinya hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan
yang sama jka perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk
tujuan melindungi hak control dari pemegang saham lama an melindungi
harga saham lama dari kemerosotan nilai.
3. Saham Treasuri (Treasury Stock)
Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan yang sudah dikeluarkan
dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan
sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.
2.2.2 Resiko Saham
Sebagai instrument investasi, saham memiliki resiko sebagai berikut
1. Capital Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Resiko Likuiditas
Perusahaan yang sahamnya dimiiki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan
terdapat sisa dari penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa
tersebut dibagi secara proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun
jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan resiko
terberat dari pemegang saham. Untuk itu pemegang saham dituntut untuk
secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
2.3 Return Saham
Return adalah tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor dari kelebihan
investasi yang dilakukan. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu
investasi tentunya investor tidak akan mau berinvestasi. Return saham merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan
atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai
hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. Return saham dapat dibedakan menjadi
dua jenis (Jogiyanto, 2003:109), yaitu:
1. Return realisasi (realized return), merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini
juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa datang.
2. Return ekspektasi (expected return), merupakan return yang diharapkan akan
Perhitungan return saham (total return) terdiri dari captal gain (loss) dan yield
(Jogiyanto, 2003:110). Captal gain (loss) merupakan selisih anatara nilai penjualan
saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari captal gain
disebabkan harga jual saham lebih besar dari harga belinya. Sebaliknya jika harga
jual saham lebih kecil dari harga beli disebut captal loss. Sedangkan yield (deviden)
merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang
diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Besarnya deviden yang dibagikan
tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh badan usaha dan kebijakan
pembagian deviden.
Retun Total = Capital gain (loss) + Yield
Capital gain (loss) merupakanselisih untung (rugi) dari harga investasi
sekarang relative dengan harga periode yang lalu (Jogiyanto, 2003:110) :
Capital gain atau capital loss = ��−��−�
��−� Keterangan:
Pt = Harga saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
Yield merupakan persentase penerimaan kas 29eriodic terhadap harga investasi
periode tertentu dari suatu investasi, untuk saham biasa dimana pembayaran periodik
Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto,
Yield = �� ��−�
Keterangan :
Dt = Deviden kas yang dibayarkan
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:111):
Return Total = ��−��−�
��−�
+
�� ��−�
=
��−��−�+��
��−�
Keterangan :
Pt = Harga saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
Dt = Deviden kas yang dibayarkan
Namun mengingat tidak selamnya perusahaan membagikan deviden kas
secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung
sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:111) :
Return Saham = ��−��−� ��−�
Keterangan :
Pt = Harga saham periode sekarang
2.4 Investasi
Menurut Abdul Halim (2002:2) dalam Farkhan dan Ika (2013) “Pengertian
Invesatasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang”. Untuk melakukan
investasi dipasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri
bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang dijual dan
mana yang tetap dimiliki. Sebagai investor harus rasional dalam menghadapi pasar
jual beli saham. Selain itu,
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan
yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa
keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor
tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka
pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh
keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.5 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan
perusahaan keuangan. Laporan keuangan ini disusun untuk kepentingan manajemen
dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data
keuangan perusahaan (Jumingan, 2006:4).
1. Neraca
Neraca merupakan suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu
waktu tertentu (Brigham dan Houston,2010:87).
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan laporan yang merangkum pendapatan dan beban
perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap kuartal atau
satu tahun(Brigham dan Houston,2010:87).
3. Laporan Laba Ditahan
Laporan laba ditahan merupakan laporan yang menunjukkan berapa banyak laba
perusahaan yang ditahan bila dibandingkan dengan yang dibayarkan sebagai
deviden. Jumlah laba ditahan yang terlihat di sini adalah jumlah laba ditahan
tahunan untuk setiap tahun sejarah perusahaan(Brigham dan Houston,2010:87).
4. Laporan Arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi,
investasi dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode
akuntansi(Brigham dan Houston,2010:88).
2.6 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis perusahaan yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Dengan analisis rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan
dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran
kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian
going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public.
Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk
menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk
menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran
kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham
yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan
investor. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di
BEI akan melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio
keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan
(Husnan, 2003).
Menurut Harahap (2011:297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”. Dalam penelitian ini
rasio keuangan yang digunakan peneliti untuk melakukan analisis adalah Return on
Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan dan Status
Kepemilikan.
2.7 Return on Asset (ROA)
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan
Dendrawijaya (2003) dalam Putri (2012), semakin besar ROA suatu perusahaan maka
semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Dengan
pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengaharapkan keuntungan dari
deviden karena hakikatnya dalam ekonomi konvensional, motif investasi adalah
untuk memperoleh laba yang tinggi, maka apabila suatu saham menghasilkan deviden
yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut akan
berdampak pada peningkatan return saham.
Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Syahyunan,
2013:94):
Return on Asset = ����������
�����������
�
���
%
2.8 Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, di mana semakin tinggi rasio ini
menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang pada
gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajibannya untuk
membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen (Sartono, 2001)
dalam Puspitasari (2012:18). Dan dengan tingginya DER juga dapat mengurangi
minat investor untuk berinvestasi, dengan itu dapat menurunkan harga saham
Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Syahyunan,
2013:93):
Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban
Total Ekuitas
2.9 Ukuran Perusahaan (Size)
Size adalah ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Ukuran
perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset
perusahaan. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai asset
perusahaan sangat besar, sehingga menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya
dengan menglogaritma naturalkan total asset (Sugiarto, 2011).
Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan
rata-rata total aktiva. Perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah memperoleh
pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar memiliki
pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan kecil, sehingga tingkat
pengembalian (return) saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return
saham pada perusahaan berskala kecil. Oleh karena itu, investor akan lebih
berspekulasi untuk perusahaan besar dengan harapan keuntungan (return) yang besar
Secara sistematis size dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugiarto, 2011):
Size = Ln Total Aktiva
2.10 Status Kepemilikan
Status kepemilikan digunakan untuk pengelompokkan atas perusahaan yang
bersifat kualitatif (misal: jenis perusahaan, kebijakan perusahaan, perbedaan situasi
dan lain-lain). Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang dimana
terdapat bank-bank milik pemerintah, milik daerah, milik nasional maupun milik
swasta. Bank milik pemerintah disimbolkan dengan angka 1 (satu) dan bank milik
selainnya (swasta) disimbolkan dengan angka 0 (nol).
2.11 Jenis Bank dari Segi Kepemilikan
Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
memiliki Bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan
penguasaaan saham yang dimiliki Bank yang bersangkutan.
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut (Kasmir,
2004:29-30):
a. Bank milik Pemerintah
Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh Pemerintah,
sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
Contoh Bank milik Pemerintah antara lain:
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
- Bank Mandiri
Sedangkan Bank Milik Pemerintah Daerah BPD) terdapat didaerah tingkat I
dan II masing-masing provinsi yaitu:
- BPD Sumatera Utara
- BPD Sumatera Selatan
- BPD DKI Jakarta
- BPD Jawa Barat
- dan BPD lainnya
b. Bank milik Swasta Nasional
Merupakan Bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula.
Contoh Bank milik Swasta Nasional antara lain:
- Bank Bumi Putra
- Bank Danamon
- Bank Bukopin
- Bank Internasional Indonesia
- Bank Central Asia
- Bank Lippo
- dan Bank Swasta lainnya
Dalam Bank swasta milik nasional termasuk pula Bank-Bank yang dimiliki
oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.
2.12 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Agung
Sugiarto (2011)
Analisa Pengaruh
Beta, Size Perusahaan,
Debt to Equity Ratio
(DER), Price to Book
Value (PBV) terhadap Return Saham pada Perusahaan yang ada
2. Size Perusahaan,
3. Debt to Equity Ratio (DER) 4. Price to Book
Value (PBV)
Size Perusahaan, Debt to Equity Ratio
Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 4 Farkhan dan
The Effect Price to Book Value (PBV),
Dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi
varibel-variabel dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), debt to equity ratio
(DER), ukuran perusahaan dan status kepemilikan sebagai variabel independen
Dalam melakukan analisis para investor akan mempelajari laporan keuangan
yang salah satunya dengan menggunakan analisis rasio keuangan, mengindentifikasi
kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi
operasional dan memahami sifat dasar dan karateristik operasional dari perusahaan
tersebut.
ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total asset maupun modal sendiri. Return on asset
merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur laba perusahaan. Penelitian
Ang (1997) dalam Zulfa (2013) ROA digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah aset yang dimiliki,
ROA akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. ROA yang semakin
tinggi akan meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham relatif meningkat,
demikian pula return saham akan meningkat. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif ROA terhadap return saham.
DER merupakan rasio hutang terhadap modal. DER perusahaan berpengaruh
negatif signifikan terhadap return saham. Rasio DER yang tinggi menunjukkan
komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin
besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan
berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para
kreditur). Akibatnya perusahaan yang bersangkutan menjadi kurang menarik di mata
investor. Penelitian Natarsyah (2003) dan Wahyudi (2003) dalam Sugiarto (2011)
terhadap return saham perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif DER terhadap return saham.
Ukuran Perusahaan (size) adalah ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi
pasarnya. Proxy ini dapat ditentukan melalui log natural dari total asset. Ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Perusahaan kecil
cenderung marginal dalam kemampuan, sehingga harga sahamnya cenderung lebih
sensitif untuk berubah dalam bidang ekonomi dan perusahaan ini mempunyai
kecenderungan yang kecil untuk berkembang dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Penelitian Wahyudi (2003) dan Wang & Xu (2002) dalam Sugiarto (2011)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifkan
terhadap return saham perusahaan. Perusahaan-perusahaan kecil cenderung memiliki
tingkat leverage financial yang tinggi dan problem cash flow. Sedangkan perusahaan
dengan skala besar akan lebih mampu dalam memenuhi permintaan pasar, mampu
beroperasi pada tingkat yang optimal dan pada akhirnya lebih mampu menghasilkan
laba dalam jumlah yang relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan perusahaan
dengan ukuran kecil. Perolehan laba emiten yang cukup besar akan memberikan
signal yang positif terhadap investor, sehingga akan meningkatkan return saham.
Satus kepemilikan saham terbagi menjadi dua yaitu kepemilikan bank
pemerintah dan kepemilikakan bank selainnya (swasta). Status kepemilikan ini akan
dimasukkan ke dalam variabel dummy (dummy variable) yaitu nilai 1 (satu) untuk
kepemilikan bank pemerintah dan nilai 0 (nol) untuk kepemilikan bank selainnya
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian
terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.14 Hipotesis
Berdasarkan landasan, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah
dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh
return on asset, debt to equty ratio, ukuran perusahaan dan status kepemilikan secara
signifikan terhadap return saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Return On Asset (ROA) (X1)
Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
Ukuran Perusahaan (X3)
Status Kepemilikan (X4)
Return
Saham
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau
lebih (Sugiyono,2008:57).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media
internet dengan situs
dan
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013.
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014 sampai dengan
Maret 2015.
3.3. Batasan Operasional
Untuk memusatkan pembahasan dan menganalisis masalah, maka perlu
1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), debt to
equity ratio (DER), ukuran perusahaan dan status kepemilikan.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham.
3. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional suatu variabel adalah definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan cara membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut. Definisi operasional variabel penelitian ini adalah:
3.4.1 Variabel Terikat (Dependen Variable)
Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang menjadi
perhatian utama dalam sebuah pengamatan dan menjadi variabel yang
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel independen (Erlina, 2008:42).
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham
yaitu income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari
investasinya di perusahaan tertentu. Return saham dapat dibedakan menjadi dua
jenis (Jogiyanto, 2003:109), yaitu return realisasi (realized return) merupakan
return yang telah terjadi dan return ekspektasi (expected return) merupakan
return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Return Saham = Pt− Pt−1
Pt−1
3.4.2 Variabel Bebas (independent Variable)
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang dapat
mempengaruhi perubahan dependen dan dapat mempunyai hubungan yang
bersifat negatif ataupun positif bagi variabel dependen nantinya (Ginting dan
Situmorang, 2008:98).
Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan terdiri atas:
1. Return on Asset (ROA)
Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Return on asset (ROA) dapat dihitung dengan cara:
Return on asset (ROA) = Laba Bersih
Total Aktiva X 100%
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio (DER) digunakan untuk mengukur sejauhmana
perusahaan menggunakan hutangnya dan menfaatkan sumber ekonomi
yang ada untuk menciptakan laba. Debt to equity ratio (DER) dapat
dihitung dengan cara:
Debt to equity ratio (DER) = Total Kewajiban
3. Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan (firm size) digunakan untuk mengetahui besar atau
kecilnya perusahaan yang diukur dengan total aktiva perusahaan dengan
menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva perusahaan
tersebut. Ukuran perusahaan (firm size) dapat dihitung dengan cara:
Size = Log Total Aktiva
4. Status Kepemilikan ( Variabel Dummy)
Variabel Dummy digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang
bersifat kualitatif (misal: jenis kelamin, agama, ras, perubahan kebijakan
pemirintah, perbedaan situasi, jenis perusahaan dan lain-lain). Variabel
Dummy merupakan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontinue.
Variabel Dummy hanya mempunyai 2 (dua) nilai yaitu 1 dan nilai 0, serta
diberi simbol D. Status kepemilikan dibagi menjadi dua yaitu bank
pemerintah yang status kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pemrintah
dan bank selainnya (swasta) yang status kepemilikan sahamnya dimiliki
oleh swasta. Oleh karena itu, variabel dummy dalam penelitian ini adalah:
D = 1 , Untuk perusahaan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki
pemerintah. (Kepemilikan saham oleh pemerintah yaitu lebih dari 51%).
D = 0 , Untuk perusahaan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Return Saham
bersih dengan total aktiva Laba Bersih
Total Aktivax100% Rasio
Debt To Equity Ratio (DER)
(X2)
Perbandingan antara total
hutang dengan total ekuitas Total Kewajiban
Total Ekuitas Rasio Ukuran
Perusahaan (Firm Size)
(X3)
Logaritma atas jumlah total aktiva/aset
Ln Total Aktiva Rasio
Status
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Ginting dan Situmorang (2008:128) populasi adalah suatu kelompok
dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber
dari data yang diperlukan. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2008:124) sampel
adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 39 perusahaan, dengan
memilih populasi sasaran yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
memiliki laporan keuangan perusahaan secara lengkap yang telah diaudit dan
dipublikasikan lengkap setiap akhir tahun 2011-2013.
2. Perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selalu memperoleh
laba bersih perusahaan pada tahun 2011-2013.
Berdasarkan kriteria diatas diperoleh sampel penelitian sebanyak 26 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel adalah semua yang
menjadi populasi sasaran, 26 perusahaan dengan dikalikan 3 (tiga) tahun dari laporan
keuangan maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 78 sampel dan
dijelaskan dalam tabel berikut.
Table 3.2
Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria untuk Menjadi Sampel
NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL
1 2
Lanjutan Tabel 3.2
17 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
27 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 32 Bank Windu Katjana Internasional
Tbk
Berdasarkan penjelasan tabel 3.2 maka diperoleh sampel penelitian sebanyak
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel
NO NAMA PERUSAHAAN KODE
1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk AGRO
2 Bank Capital Indonesia Tbk BACA
3 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK
4 Bank Central Asia Tbk BBCA
5 Bank Bukopin Tbk BBKP
6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI
7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP
8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN
10 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
11 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
12 Bank Bumi Arta Tbk BNBA
13 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
14 Bank Internasioanal Indonesia Tbk BNII
15 Bank Permata Tbk BNLI
16 Bank Sinar Mas Tbk BSIM
17 Bank Swadesi Tbk BSWD
18 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN
19 Bank Victoria Internasioanal Tbk BVIC
20 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC
21 Bank Mayapada Internasioanal Tbk MAYA
22 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR
23 Bank Mega Tbk MEGA
24 Bank NISP OCBC Tbk NISP
25 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
26 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang
berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia tentang data laporan keuangan yang
diperoleh dari tahun 2011 sampai tahun 2013, dan juga data dari buku-buku,
referensi, internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:
1. Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka
seperti jurnal-jurnal, buku-buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan
data yang diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui
situs
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah merupakan kegiatan mengolah data yang telah terkumpul
kemudian dapat memberikan interprestasi pada hasil-hasil tersebut. Kegiatan dalam
analisis data meliputi: pengelompokan data setiap variabel yang diteliti, melakukan
untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
3.8.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena
atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu,
organisasional, industry atau perpektif yang lain. Serta bertujuan untuk
menjawab pertanyaan tentang: apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana yang
berkaitan dengan karakteristik populasi atau fenomena tersebut (Erlina,
2008:20).
3.8.2 Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah return on asset (ROA),
debt to equity ratio (DER), ukuran perusahaan dan status kepemilikan
berpengaruh terhadap return saham. Untuk itu digunakan teknik analisis regresi
linear berganda, dengan model sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Dimana:
Y = Return Saham
α = Konstanta
X1 = Return on Asset (ROA)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Ukuran Perusahaan (Size)
β1,2,3,4 = Koefisien regresi variabel independen
e = Error term atau variabel yang tidak diteliti.
3.9 Uji Asumsi Klasik
Mengingat alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan
data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder, maka untuk memenuhi
syarat yang ditentukan sehingga penggunaan model regresi linear berganda perlu
dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu : pengujian
normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi yang secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011:160).
a. Analisis Grafik
Salah satu uji statistik yang bisa digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal,
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab
itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Salah
satu uji statistik yang bisa digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov Smirnov (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis:
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
Pedoman pengambilan keputusan :
• Nilai Sig atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05. Distribusi adalah
tidak normal.
• Nilai Sig atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05. Distribusi adalah
normal.
3.9.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali,
2011:105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas,
maka dapat dilihat melalui nilai VIF dan nilai Tolerance. Dimana, VIF
merupakan suatu estimasi berapa besar multikolinieritas meningkatkan varian
pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel independen/pejelas. Sedangkan
Tolerance untuk mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Situmorang, et al.,
2007:104).
Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan
melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan
membandingkan sebagai berikut: