• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Berkumur Dengan Larutan Ekstrak Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Dalam Menghambat Akumulasi Plak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Berkumur Dengan Larutan Ekstrak Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Dalam Menghambat Akumulasi Plak"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BERKUMUR DENGAN EKSTRAK

BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum)

DENGAN KONSENTRASI 0,5% DALAM

MENURUNKAN AKUMULASI PLAK

PADA MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

RESTU HAYATI SANDROTO NIM: 110600039

DOSEN PEMBIMBING: ZULKARNAIN, drg., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2015 Restu Hayati S

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum)

Dengan Konsentrasi 0,5% Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada

Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

x + 40 halaman

Plak merupakan salah satu etiologi penyebab penyakit periodontal. Kontrol plak merupakan salah satu cara utama mencegah penyakit periodontal. Penyikatan gigi sebagai pembersih secara mekanis dapat mengurangi plak, namun untuk membersihkan plak secara maksimal diperlukan terapi tambahan berupa pembersihan secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan obat kumur. Bunga cengkeh (Syzygium Aromaticum) merupakan salah satu tanaman yang efektif dalam menghambat pembentukan plak karena bersifat antibakteri. Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam minyak cengkeh (Syzygium

Aromaticum) dapat mencapai 70-90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

(3)

penurunan rerata skor plak yang signifikan dibandingkan dengan obat kumur kontrol (plasebo) mulai dari hari pertama perlakuan dengan rerata skor plak ± standar deviasi 0,128 ± 0,081 pada kelompok perlakuan dan 0,268 ± 0,127 pada kelompok kontrol. Pemeriksaan secara klinis menunjukan bahwa berkumur dengan ekstrak bunga cengkeh lebih efektif menurunkan skor indeks plak dibandingkan dengan obat kumur plasebo. Tidak efek samping yang terjadi selama perlakuan menggunakan obat kumur ekstrak bunga cengkeh.

(4)

PENGARUH BERKUMUR DENGAN EKSTRAK

BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum)

DENGAN KONSENTRASI 0,5% DALAM

MENURUNKAN AKUMULASI PLAK

PADA MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

RESTU HAYATI SANDROTO NIM: 110600039

DOSEN PEMBIMBING: ZULKARNAIN, drg., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan Dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 27 maret 2015

Pembimbing Tanda tangan

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 27 Maret 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Zulkarnain, drg., M.kes ...

ANGGOTA : 1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph. D ...

2. Krisnamurthy, drg., Sp. Perio ...

Mengetahui

KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph. D ... ...

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Berkumur Dengan Larutan Ekstrak Cengkeh (Syzygium

Aromaticum) Dalam Menghambat Akumulasi Plak” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tersayang. Ayah saya Dermawan Sandroto dan ibu saya Kristiani Zebua yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, memberi dukungan moril maupun materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg.,Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

3. Zulkarnain, drg.,M.kes selaku dosen pembimbing dan penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, memberikan pemikiran serta masukan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Eddy dahar, drg., M.kes. selaku dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Khususnya Departemen Periodonsia yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

untuk memberi dukungan, bimbingan kepada penulis sehingga skipsi ini dapat terselesaikan.

8. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua keluarga yang telah memberi semangat, terutama buat kakak saya Kristiana Daeli yang telah banyak membantu sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Para sahabat penulis Yessi, Ribka, Lisna, Margareth, Yuki, Maria, Septika, Vandersun dan seluruh teman-teman angkatan 2011 yang telah memberi dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

10. Para teman-teman di kost bang Junieli, Kak Puji, Kak Maria, Kak Yanti, Dewi, Destri, Jimmy, Denov dan Elpinius yang telah membantu, dan terus memberi semangat kepada penulis.

11. Para senior yang telah memberi dukungan, bimbingan dan saran sellama penyelesaian skripsi ini, bang Khairul, Kak ashwini, kak Frida dan kak Nastiti

12. Teman-teman seperjuangan di Departeman Periodonsia Vinda, Annysa, Dwi, Lisna, Fellicia, Dziah, Febrina, Diah, Feliks, Robert, Soraya, Novita, Elang, Julia, Xinyi, Eka, Michelle, Dan Anushiya

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena kelemahan dan keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga penulis membutuhkan perbaikan, saran dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini nantinya dapat memberikan manfaat dan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi.

Medan, 12 Maret 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

(10)

2.5 Kerangka Teori ... 14

2.6 Kerangka Konsep ... 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 16

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Cengkeh ... 8

2. Struktur Eugenol ... 10

3. Cengkeh setelah dicuci bersih dan kering ... 21

4. Cengkeh di blender ... 21

5. Cengkeh setelah Dihaluskan (simplisia) ... 21

6. Cengkeh di masukan diperkolator ... 21

7. Menguapkan ekstrak ... 21

8. Ekstrak di masukan ke dalam kemasan ... 21

9. Aquadest di panaskan ... 23

10.CMC di timbang ... 23

11.CMC di mixer ... 23

12.CMC didiamkan dalam aquadest yang telah panas... 23

13.Ekstrak di timbang ... 24

14.Ekstrak di mixer ... 24

15.Aquadest dan gelas ukur ... 24

16.Sorbitol ... ... 24

17.Peppermint .... ... 25

18.Pengukuran obat kumur ... 25

19.Memasukan obat kumur kedalam botol ... 25

20.Obat kumur dalam botol... 25

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan Gizi 100 Gr Bunga Cengkeh ... 8 2. Cara pemberian skor untuk indeks plak ... 10 3. Data demografis subjek penelitian kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol ... 23 4. Rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU angkatan 2014 pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-1, ke-4,

ke-7. ... ... 24 5. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU angkatan

2014 pada kelompok perlakuan pada hari ke-0, ke-1,

ke-4, ke-7... . ... 26 6. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan

hari ke-0, ke-1, ke-4, ke-7. ... 26 7. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari ke-0,

hari ke-1, hari ke-4, hari ke-7. ... 27 8. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0,

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian di Departemen Periodonsia

3. Surat Izin Penelitian Di Laboratorium Obat Tradisional Farmasi Usu 4. Lembar Penjelasan

5. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 6. Kuesioner

7. Lembaran Pemeriksaan Klinis 8. Jadwal Kegiatan

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal. Faktor penyebab yang paling mendominasi adalah plak. Plak berperan penting dalam perkembangan penyakit periodontal. 1,2

Plak dental diklasifikasikan atas plak supragingiva dan plak subgingiva berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva didominasi oleh bakteri gram positif dan plak subgingiva didominasi oleh bakteri gram negatif. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengurangi dan mencegah perkembangan plak dalam rongga mulut yaitu kontrol plak.3

Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis dengan menggunakan sikat gigi, pasta gigi, penggunaan benang gigi, alat pembersih interdental dan alat irigasi oral. Sedangkan yang dilakukan secara kimiawi, antara lain menggunakan obat kumur. Obat kumur dapat mengontrol plak bakteri dan gingivitis.4,5

Penggunaan obat kumur semakin meningkat karena sangat efektivitas dalam mengurangi halitosis, menghambat plak gigi, gingivitis, dan desinfektan lidah. Secara umum obat kumur terdiri atas beberapa golongan yaitu golongan bisguanida, campuran fenol-minyak esensial, campuran ammonia kuartenari, bahan oksigenasi, enzim, ion logam dan estrak tanaman (bahan alamiah).6

(15)

Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang sejak lama digunakan dalam industri rokok kretek, makanan, minuman dan obat-obatan. Cengkeh mempunyai banyak khasiat diantaranya sebagai antibakteri, antivirus, antiinflamasi, antikanker, antihistamin, dan antioksidan. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan pada cengkeh adalah bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh. Minyak atrisi yang terdapat pada bunga (10-20 %), tangkai (5-10 % ) dan daun (1-4%).8,9 Cengkeh (Syzygium aromaticum) terkenal dengan aroma yang kuat, mengandung minyak jumlah tinggi yang dikenal sebagai minyak cengkeh. Unsur nabati utama dari minyak cengkeh adalah eugenol. 10 Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam minyak cengkeh yang mencapai 70-90% selain itu, asetil eugenol, furfural, metilamilketon, vanillin, asam olenolat, asam galotanat, karyofilin, alkaloid, resin,serat, gom, saponin, flavonoid, dan tannin.11

Aktivitas eugenol sebagai antimikroba dan antiseptik banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat kumur. 12 Menurut Towaha tahun 2004, bahwa obat kumur yang mengandung etanol cengkeh dapat menghambat bakteri yang menyebabkan terjadinya plak gigi. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan secara invitro menunjukkan bahwa eugenol dapat menghambat bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.12 Berdasarkan penelitian Deo Develas tahun 2012, menujukkan bahwa berkumur dengan larutan ekstrak minyak cengkeh terdapat penurunan skor plak. Penelitian tersebut menggunakan obat kumur sediaan dari Mustika Ratu.13

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh ekstrak cengkeh dalam menghambat akumulasi plak yang akan diberikan kepada mahasiswa FKG USU 2014 dalam bentuk obat kumur.

1.2 Perumusan Masalah

(16)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh obat kumur bunga ekstrak cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan konsentrasi 0,5%berpengaruh dalam menurunkan akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Berkumur dengan larutan ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) efektif dalam menurunkan akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Gigi

2.1.1 Pengertian Plak Gigi

Plak gigi dapat didefinisikan sebagai deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk pada permukaan gigi atau pada permukaan keras lainnya di rongga mulut, seperti restorasi lepasan dan cekat. Kandungan utama plak gigi adalah mikroorganisme. Dalam 1 mg plak terdapat 2x1011 bakteri. Di dalam plak juga terkandung 500 spesies mikroorganisme yang berbeda. Mikroorganisme non bakteri yang ditemukan di dalam plak termasuk mikoplasma, jamur, protozoa dan virus. Mikroorganisme tersebut tumbuh dalam matriks interseluler yang mengandung sel host seperti sel epitel, makrofag, dan leukosit. Pada matriks interseluler terdapat 20-30% dari massa plak yang terdiri dari organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva, dan produk bakteri. Matriks organik terdiri dari polisakarida, protein, glikoprotein, dan lemak. Sedangkan matriks anorganik terdiri dari kalsium yang didominasi fosfor, dengan beberapa jumlah mineral seperti natrium, kalium dan fluor.14,15

Berdasarkan letaknya, plak gigi diklasifikasikan menjadi 2 yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva dapat ditemukan pada atau di atas gingiva margin dan plak subgingiva dapat ditemukan pada atau dibawah margin gingiva diantara gigi dan sulkus gingiva.15,16

2.1.2 Proses Pembentukan Plak

(18)

Pembentukan plak terbagi menjadi tiga fase yaitu pembentukan lapisan pelikel di permukaan gigi, kolonisasi awal bakteri dan kolonisasi sekunder yang disertai maturasi plak. Pada fase pertama, pelikel terbentuk hanya dalam beberapa menit setelah pembersihan gigi berupa lapisan tipis dari protein dan glikoprotein. Pelikel memiliki ketebalan yang sangat tipis (0,5 µm), halus, tidak berwarna, dan translusen. Pelikel mempengaruhi kolonisasi bakteri pada permukaan gigi.14,16

Hanya beberapa menit setelah pembentukan pelikel ditemukan populasi bakteri. Sel-sel bakteri secara berkelanjutan ditransport menuju lapisan pelikel yang menyelubungi gigi melalui saliva, berhubungan dengan diet, atau kontak lain dengan lingkungan luar. Dalam beberapa jam pertama, bakteri yang berikatan pada pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme gram positif, seperti Actinomyces viscous

dan Streptococcus mutans. Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan

bantuan adhesi, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Adhesi akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Sel – sel Actinomyces viscous memiliki struktur protein yang fibrous yang dinamakan fimbria, yang menjulur dari permukaan sel bakteri.14,16

Pengkoloni sekunder adalah mikroorganisme yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih diantaranya Prevotella intermedia,

Porphyromonas gingivalis, Fusobacterium nucleatum. Interaksi yang menimbulkan

bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Koagregasi sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara Fusobacterium nucleatum dengan Streptococcus sanguis, Prevotella loescheii dengan Actinomyces viscous,

Capnocytophaga ochraceus dengan Actinomyces viscous. Pada stadium akhir

pembentukan plak, yang dominan adalak koagregasi diantara spesies gram negatif, misalnya Fusobacterium nucleatum dengan Porphyromonas gingivalis, Porphyromonas gingivalis dengan Treponema denticola.14,16

2.1.3 Kontrol Plak

(19)

yang efektif dapat dilakukan adalah secara mekanis dan kimiawi.5 Kontrol plak secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan obat kumur.

2.2 Obat kumur

2.2.1 Pengertian Obat Kumur

Obat kumur adalah bahan yang digunakan untuk membersihkan gigi, mencegah atau mengurangi akumulasi plak, mengurangi aktivitas bau mulut dan mencegah gingivitis. Pemakaian obat kumur sebaiknya digunakan dalam jangka waktu yang singkat dan tidak dijadikan sebagai faktor utama dalam membersihkan plak gigi. Obat kumur hanya sebagai tambahan, selain menyikat gigi dan pembersihan interdental. Rekomendasi waktu berkumur yang digunakan yaitu 30 detik dan 2 kali sehari setelah menyikat gigi. Komposisi obat kumur adalah bahan antibakteri, alkohol, humektan, surfaktan, beberapa zat perasa, pewarna, pengawet, dan air yang digunakan dalam obat kumur.15,17

2.2.2 Jenis-jenis obat kumur

Berdasarkan bahan aktifnya, obat kumur dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan adalah: 5,17

1. Bisguanida

Golongan bisguanida yang paling dikenal adalah klorheksidin. Golongan ini paling banyak diketahui dan paling banyak dipakai sebagai antiseptik spektrum luas. Klorheksidin secara signifikan dapat mengurangi plak dan gingivitis.

Penggunaan obat kumur golongan bisguanida mempunyai efek samping seperti timbulnya pewarnaan coklat pada gigi dan lidah, perubahan rasa dan deskuamasi mulut pada anak-anak.

2. Golongan fenol (campuran fenol-minyak esensial)

(20)

3. Quaternary ammonium compounds

Golongan ini menunjukkan kemampuan untuk mengurangi plak dan mempunyai efek terhadap kesehatan gingiva. Daya kerjanya adalah dengan meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri sehingga menurunkan metabolisme, menyebabkan lisis dan mengurangi kemampuan bakteri melekat pada gigi. Golongan ini mempunyai efek samping yaitu pewarnaan pada gigi, rasa terbakar, dan kadang-kadang dapat terjadi deskuamasi pada epitel.

4. Ekstrak tanaman

Belakangan ini, banyak penelitian dilakukan dari berbagai jenis tanaman untuk di jadikan sebagai obat kumur. Kelebihan obat herbal dibandingkan obat kumur lainnya menunjukkan efek sampingnya relatif rendah dan komposisi herbal tidak mengandung pengawet buatan dan zat pewarna tambahan.

Beberapa dari ekstrak herbal yang telah dinilai dalam bidang kedokteran gigi sebagai bahan obat kumur adalah lidah buaya, nimba (Azadirachta indica), kemangi (Ocimum sanctum), tea tree oil (Melaleuca alternifolia), curcumin (Curcuma longa), bawang putih, cengkeh (syzygium aromaticum). Tanaman ini dijadikan alternatif sebagai obat kumur karena memiliki efek antimikroba dan antiinflamasi. 6

2.3 Cengkeh

2.3.1 Taksonomi Cengkeh

Taksonomi cengkeh diklasifikasikan sebagai berikut :10 Kingdom : Plantae

(21)

Tanaman ini juga sinonim Caryophyllus aromaticus L; Jambosa caryophyllus N. D.

Z; Syzygium aromaticum. Nama lokal dikenal sebagai Clove (Inggris), Cengkeh

(Indonesia, Jawa, Sunda), Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias), Bungeu lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores), Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore). 19

2.3.2 Struktur Cengkeh

Cengkeh termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Mahkota atau disebut juga tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Pada saat muda, bunga cengkeh bewarna keungu-unguan. Kemudian, berubah menjadi kuning kehijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Bunga cengkeh yang kering bewarna coklat kehitaman dan rasa pedas, hal ini disebabkan cengekeh tersebut mengandung minyak atsiri.20,21

Ketinggian cengkeh dapat mencapai 20-30 meter dan daunnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya menyudut, daunnya mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5-12,5 cm. Bunga cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan. 20,21

(22)

2.3.3 Kandungan Cengkeh

Bunga Cengkeh kering memiliki kandungan aktif seperti eugenol, minyak atsiri, fixed oil (lemak), tannin, protein, selulosa, pentosan, dan mineral.8 selain itu, asetil eugenol, furfural, metilamilketon, vanillin, asam olenolat, asam galotanat, karyofilin, resin,serat, gom, saponin, flavonoid, dan tannin.11

1. Minyak atsiri

Istilah Minyak atsiri dalam bahasa Inggris disebut essential oils. Minyak atsiri terdapat dalam jumlah yang besar yaitu dalam bunga cengkeh (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%). Eugenol asetat (15%), β caryphillen (5-12%), asam krategolik, tanin, asam galotanik, metil salisilat, flavonoid eugenin, kaempferol, rhamnetin, eugenitin triterpenoid seperti asam oleanolik, stigmasterol dan campesterol.8,10

Minyak atsiri memiliki aktivitas antibakteri, antiinflamasi, analgesik dan antioksidan. Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti

Streptococcus mutans dan Streptococcus viridans. Bakteri ini yang dapat

menyebabkan terjadinya plak gigi. Selain itu, minyak atsiri dapat juga menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.8,11

2. Eugenol

(23)

Gambar 2. Struktur eugenol.22

3. Fixed oil (lemak)

Fixed oil biasanya banyak digunakan di industri sebagai bahan kosmetik dan parfum. Kandungan Fixed oil (lemak) di dalam bunga cengkeh berkisar antara 5-10% yang terdiri dari lemak dan resin. Minyak lemak tersebut sebagian besar terdiri dari asam lemak tidak jenuh (94% dari total asam lemak), dan asam lemak tersebut sebagian besar terdiri dari asam stearat yaitu 98%dari total asam lemak jenuh.8

4. Tannin

Tannin berfungsi sebagai antibakteri dan antioksidan. Kandungan tersebut dapat digunakan sebagai bahan aktif pembuatan obat kumur. Obat kumur yang dihasilkan dapat menghambat tumbuhnya bakteri Streptococcus mutans dan

Streptococcus. viridans. Tannin merupakan senyawa fenol bekerja untuk

(24)

Tabel 1: Kandungan Gizi 100 Gr Bunga Cengkeh 10

Cloves (Syzygium aromaticum), Nutritive Value per 100 g

(Source: USDA National Nutrient data base)

Kandungan Nutrisi Persentasi dari RDA

Energi 47 Kcal 2%

Asam pantotenik 0,338 mg 7%

(25)

Kandungan Gizi 100 Gr Bunga Cengkeh

Cengkeh (syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah asli dari Indonesia yang berasal dari Maluku. Cengkeh juga tumbuh secara alami di India, Hindia Barat, Tanzani, Sri Lanka, Brazil dan Madagaskar. Cengkeh telah digunakan di Cina kuno lebih dari 2.000 tahun sebagai rempah-rempah dan aroma dalam masakan. 8,10,19

Sejak zaman Dinasti Han 220-206 SM cengkeh disamping sebagai rempah juga digunakan sebagai pewangi mulut. Di Eropa sejak abad ke 14, campuran ekstrak cengkeh dan kapulaga telah digunakan sebagai antiplak. Selain itu minyak cengkeh dapat dipakai sebagai bahan aktif dalam pembuatan obat kumur karena sifatnya sebagai antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula obat kumur yang dihasilkan dapat menghambat tumbuhnya bakteri S. mutans dan S. viridan yang dapat menyebabkan terjadinya plak gigi dan hampir semua mikroba mulut ditumpas oleh senyawa eugenol.8,12

Menurut Towaha, sejak zaman dahulu masyarakat telah memanfaatkan cengkeh dan minyak cengkeh sebagai obat sakit gigi, obat kumur, obat luka dan penghilang demam. Beberapa studi ilmiah meneliti cengkeh dan mengungkapkan bahwa cengkeh mempunyai sifat farmakologis seperti anastesi dan analgesik.19,20

(26)

bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh mengandung minyak cengkeh yang mempunyai rasa dan aroma khas yang banyak disenangi orang.7,8

2.4 Indeks Pemeriksaan Klinis

2.4.1 Indeks Plak

Indeks plak (IPI) yang diperkenalkan oleh Loe-Silness sedikit berbeda dengan indeks-indeks yang lain yang mengukur plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan penumpukannya. Pengukuran pada setiap gigi dilakukan pada empat sisi, yaitu : distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral.23

Tabel 2. Cara pemberian skor untuk indeks plak 23 KODE KRITERIA

0 Tidak ada plak

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingival bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.

2 Terdapat penumpukan plak pada poket gingival atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas yang dapat terlihat dengan mata

3 Terdapat penumpukkan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada pemukaan gigi dan batas permukaan gingiva bebas, tumpukkan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

Cara penghitungan skor :

(27)

2.5 Kerangka Teori

Minyak Atsiri Eugenol

(28)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel bebas obat kumur ekstrak cengkeh 0,5%

Variabel terikat Akumulasi Plak

Variabel terkendali

1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

2. Sikat gigi yang digunakan 3. Lama berkumur

4. Frekuensi berkumur 5. Volume berkumur

Variabel tidak terkendali 1. Jenis pasta gigi yang

(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang di lakukan adalah Pre and post test with control design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.

Rancangan metode penelitian yang dilakukan adalah double blinded study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun peneliti tidak mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok perlakuan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

1. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU 2. Di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU 3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai pada tanggal Desember sampai Februari 2015

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Sampel penelitian yang digunakan adalah Mahasiswa/i FKG USU 2014. 3.3.2 Sampel penelitian

Besar sampel pada penelitian dihitung dengan menggunakan rumus federer, yaitu:24

(n-1) (r-1) ≥ 15

(30)

Pada penelitian ini akan dilakukan perlakuan dengan 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol dengan menggunakan obat kumur plasebo dan kelompok perlakuan dengan obat kumur larutan ekstrak cengkeh 0,5%. Maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk satu kelompok perlakuan adalah:

Untuk mencegah bias selama penelitian maka jumlah sampel penelitian dijadikan 20 orang untuk 1 kelompok perlakuan, maka jumlah sampel keseluruhan berjumlah 40 orang. Sampel dipilih dengan metode purposive random sampling sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

3.4 Kriteria Sampel Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa/i FKG USU 2014

2. Memiliki gigi berjumlah minimal 20 3. Usia 17-22 tahun

4. Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed consent

5. Akumulasi plak kriteria baik sampai sedang

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Memakai pesawat ortodonti cekat 2. Memakai protesa

3. Terdapat gigi berjejal

(31)

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah obat kumur dengan larutan ekstrak cengkeh.

3.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah akumulasi plak

3.5.2 Variabel Terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah 1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

2. Sikat gigi yang digunakan 3. Lama berkumur

4. Frekuensi berkumur 5. Volume berkumur

3.5.2 Variabel Tak Terkendali

1. Jenis pasta gigi yang digunakan 2. Cara berkumur

3. Diet

3.6 Definisi Operasional

1. Larutan ekstrak cengkeh

Larutan ekstrak cengkeh adalah ekstrak cengkeh yang dilarutkan dengan aquades, sorbitol dan papermint oil. Larutan ekstrak cengkeh yang digunakan adalah pada konsentrasi 0,5%. Sediaan dibuat di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Indeks Plak

(32)

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan cengkeh adalah

1. Timbangan. 2. Kertas perkamen. 3. Perkolator

4. Kapas.

5. Alluminium foil. 6. Blender

7. Kertas saring.

8. Vacuum rotavapor

9. Freeze dryer

Alat yang digunakan dalam peracikan obat kumur ekstrak cengkeh adalah : 1. Spatula.

2. Gelas ukur.

3. Botol kosong untuk obat kumur. 4. Mixer

5. Timbangan. 6. Kertas label

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah : 1. Kaca mulut

2. Pinset 3. Probe 4. Kapas

(33)

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan cengkeh adalah 1. Cengkeh

2. Aquades

3. Disclosing solution 4. Peppermint

5. Etanol 96%. 6. Sorbitol 10%

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Prosedur Ekstraksi Bunga Cengkeh

1. Bunga cengkeh sebanyak 0,8 kg dicuci bersih, dan dikeringkan di dalam lemari pengering selama 1 hari dan dengan suhu 40oC .

2. Bunga Cengkeh diblender, dan diusahakan tidak terlalu halus tapi berbentuk serbuk kasar (simplisia)

3. Setelah itu Simplisia di masukkan ke dalam perkolator yang di bagian dasarnya sudah di letakkan kapas dan kertas saring sedangkan bagian atasnya di letakkan kertas saring dan di masukkan etanol 96% sebanyak 3 cm dari simplisia, kemudian perkolator di tutup dengan aluminium foil.

4. Infus perkolator dibuka dan cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 2 ml/menit.

5. Ekstrak cairan diuapkan dengan vacuum revapator pada suhu 46o untuk menguapkan etanol dan pekatkan dengan water bath.

(34)

icuci bersih dan kering Gambar 3. Cengkeh setelah dicuci bersih dan kering

Gambar 4. Cengkeh di blender

Gambar 6. Cengkeh di masukan perkolator Gambar 5. Cengkeh setelah

Dihaluskan (simplisia)

Gambar 8. Ekstrak di masukan ke dalam kemasan Gambar 7. Menguapkan

(35)

3.8.2 Prosedur Peracikan Obat Kumur

1. Obat Kumur Larutan Ekstrak Cengkeh

Bahan yang digunakan dalam peracikan obat kumur yaitu: Ekstrak bunga cengkeh

Carboxyl methyl cellulosa (CMC) 0,1% = 1 gr Sorbitol 20% = 200 ml

Peppermint = 4 tetes Aquadest

Panaskan aquadest sebanyak 200 ml hingga mendidih, taburkan serbuk CMC 0,1% diamkan selama 30 menit dan ditutup dengan aluminium foil. Pindahkan ke mixer dan di mixer hingga merata. Tambahkan aquadest 100 ml di mixer dan di saring. Kemudian ditambahkan sorbitol 20% di mixer dan dimasukkan ekstrak sedikit demi sedikit (0,5 gr) terus ditambahkan aquadest 100 ml aduk hingga merata, teteskan Peppermint sebanyak 4 tetes dan tes rasanya. Kemudian aquadest ditambahkan secukupnya sampai obat kumur 1000 ml (diaduk hingga merata). Larutan dimasukkan ke dalam botol kosong dan diberi label.

2. Obat Kumur Larutan Plasebo

Bahan: Sorbitol

Peppermint

Pewarna Aquadest

(36)

Gambar 9. Aquadest di panaskan

Gambar 10. CMC di timbang

Gambar 11. CMC didiamkan dalam aquadest yang telah panas

(37)

Gambar 13. Ekstrak di timbang

Gambar 14. Ekstrak di mixer

Gambar 16. Sorbitol

(38)

Gambar 17. peppermint Gambar 18. Pengukuran obat

kumur

Gambar 19. Memasukan obat kumur kedalam botol

(39)

3.8.3 Prosedur Penggunaan Obat Kumur dan Penggunaan Data

Subjek penelitian diskrining terlebih dahulu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian yang memenuhi inklusi diminta kesediaannya untuk mengisi kuesioner dan lembar informed consent. Bagi subjek yang bersedia, dilakukan penyuluhan mengenai metode penyikatan gigi serta diberikan sikat gigi dan pasta gigi.

Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu, satu kelompok kontrol dengan obat kumur plasebo dan satu kelompok perlakuan obat kumur larutan ekstrak bunga cengkeh. Masing-masing subjek penelitian diberikan obat kumur tersebut dan digunakan selama seminggu. Subjek penelitian diinstruksikan untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Pada hari pertama, hari keempat dan hari ketujuh pemakaian obat kumur, dilakukan pemeriksaan indeks plak dengan menggunakan indeks plak loe and silness. Pemeriksaan permukaan gigi dilakukan dengan bantuan probe dan kaca mulut pada oral, vestibular, distovestibular, dan mesiovestibular. Pada tiap bagian permukaan gigi yang diperiksa diberi skor 0-3 sesuai dengan kriteria indeks plak loe dan sillness. Kemudian hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan. Indeks plak diperoleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian dibagi jumlah gigi yang di periksa.

(40)

3.8.4 Alur Penelitian

3.10 Pengolahan dan Analisis Data

Setelah selesai dilakukan pemeriksaan, data yang diperoleh diolah menggunakan program komputerisasi. Untuk melihat penurunan akumulasi plak sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur larutan ekstrak cengkeh dan obat kumur plasebo digunakan uji Anova. Sedangkan untuk melihat perbedaan penurunan akumulasi plak antara obat kumur larutan ekstrak cengkeh dan obat kumur plasebo menggunakan uji T tidak berpasangan (t-test unpaired).

Peracikan obat kumur

Populasi

Subjek penelitian sesuai kriteria inklusi dan ekslusi

Kesediaan mengisi informed consent

1. Pemberian plasebo

2. Pemberian larutan ekstrak cengkeh 0,5%

Pemeriksaan indeks plak pada hari 1, ke-4, dan ke-7

Pencacatan hasil pemeriksaan

(41)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai manfaat ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai obat kumur dalam menurunkan akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2014. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 40 orang yang dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian sampai selesai. Hasil penelitian mengenai manfaat ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai obat kumur dalam menurunkan akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2014 akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 3. Data demografis subjek penelitian kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol

kr Kelompok Kategori Jumlah Persentase

Usia Perlakuan 17

Jenis kelamin Perlakuan Laki-laki

Perempuan

Kontrol Laki-laki

(42)

Tabel 3 menunjukkan data demografi responden berdasarkan umur dan jenis kelamin. Pada kelompok perlakuan, jumlah responden yng paling dominan pada umur 18 tahun yaitu 14 orang (70%), begitu juga dengan kelompok kontrol pada umur 18 tahun yaitu 10 orang (50%). Tabel ini juga menunjukkan bahwa jumlah kelompok perlakuan yang paling dominan adalah sampel perempuan berjumlah 17 orang (85%) dan begitu juga kelompok kontrol yang paling dominan adalah sampel perempuan berjumlah 15 orang (75%).

Tabel 4. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0,

ke-1, ke-4, ke-7.

Hari Kelompok Perlakuan P (Sig.)

N Rerata indeks plak

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05)

Tabel 4 menunjukkan terlihat perbedaan yang bermakna secara statistika (p<0,05) antara indeks plak kelompok perlakuan pada hari ke-0, ke-1, ke-4, ke-7.

Tabel 5. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0,

ke-1, ke-4, ke-7.

Perbandingan P (Sig.)

Hari-0 dan hari-1 0,000*

Hari-0 dan hari-4 0,000*

Hari-0 dan hari-7 0,000*

(43)

Hari-1 dan hari-7 0,000*

Hari-4 dan hari-7 0,133

Uji LSD; p<0,05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05)

Tabel 5 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik terjadi antara hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-4, hari ke-0 dan hari ke-7, hari ke-1 dan hari ke-4, hari ke-1 dan hari ke-7. Sedangkan, perbedaan indeks plak antara hari ke-4 dan hari ke-7 tidak bermakna secara statistik.

Tabel 6. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari ke-0,

hari ke-1, hari ke-4, hari ke-7.

Hari Kelompok Perlakuan P (Sig.)

N Rerata indeks plak

0 20 0,315 ± 0,129

0,339

1 20 0,268 ± 0,127

4 20 0,246 ± 0,117

7 20 0,292 ± 0,129

Uji Anova ; p<0,05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05)

(44)

Tabel 7. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0,

hari ke-1, hari ke-4, hari ke-7.

Perbandingan P (Sig.)

Hari-0 dan hari-1 0,239

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05)

Tabel 7 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (P>0,05) antara indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4, hari ke-7.

Gambar 21. Grafik rerata indeks plak pada kelompok perlakuan (obat kumur ekstrak bunga cengkeh) dan kelompok kontrol (plasebo) pada hari ke-1, 4 dan 7.

(45)

Gambar 21 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Terlihat penurunan rerata skor indeks plak di ke-2 kelompok. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan skor indeks plak pada hari ke-1 dan hari ke-4 sedangkan pada hari ke-7 terjadi peningkatan indeks plak dan penurunan rerata skor indeks plak pada hari ke-1 sampai hari ke-7 kelompok perlakuan.

Tabel 8. Rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU angkatan 2014 pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-1, ke-4, ke-7.

Hari Kelompok N Indeks Plak

Keterangan: Uji t-tidak berpasangan ; p<0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

Pada tabel 8, pada kelompok perlakuan terlihat adanya penurunan skor indeks plak mulai terjadi dari hari ke-1 sampai hari ke-7 pemakaian obat kumur ekstrak cengkeh. Pada kelompok perlakuan, rerata skor indeks plak sebelum pemakaian obat kumur sebesar 0,283. Kemudian pada hari pertama perlakuan, mengalami penurunan sebesar 0,113 menjadi 0,170 ± 0,123. Pada hari keempat perlakuan, mengalami penurunan sebesar 0,094 menjadi 0,076 ± 0,086 dan pada hari ketujuh perlakuan, rerata skor indeks plak menurun sebesar 0,038 menjadi 0,038 ± 0,043.

(46)

pertama, rerata skor indeks plak mengalami penurunan sebesar 0,221 menjadi 0,094 ± 0,091. Pada hari keempat kontrol, rerata skor indeks plak mengalami penurunan sebesar 0,044 menjadi 0,050 ± 0,045. Sedangkan pada hari ketujuh, rerata skor indeks plak bertambah sebesar 0,004 menjadi 0,054 ± 0,041.

(47)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa rerata indeks plak pada kelompok perlakuan lebih rendah dibanding kelompok kontrol. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nurdjannah yang menyatakan bahwa minyak cengkeh dapat dipakai sebagai bahan aktif dalam pembuatan obat kumur karena sifatnya sebagai antibakteri.9

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa terdapat perbedaan bermakna bagi penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap akumulasi plak. Untuk membandingkan penurunan skor indeks plak antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan digunakan uji T tidak berpasangan (t-test unpaired), sedangkan untuk membandingkan antara hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4, dan hari ke-7 digunakan uji Anova.

Pada penelitian terhadap kelompok perlakuan (ekstrak bunga cengkeh), menunjukkan bahwa pada hari ke-7 pemakaian obat kumur ekstrak bunga cengkeh lebih efektif menghambat pertumbuhan plak dibandingkan pemakaian hari ke-1 dan pemakaian hari ke-4. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 yang menujukkan hari ke-0 rerata indeks plaknya sebesar 0,283 mengalami penurunan rerata indeks plak pada hari ke-1 sebesar 0,155, hari ke-4 menurun sebesar 0,076 dan hari ke-7 menurun sebesar 0,038. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan secara invitro menunjukkan bahwa eugenol dapat menghambat bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.22

(48)

pada hari ke-7 mengalami penambahan rerata indeks plak sebesar 0,049. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05).

Jika dibandingkan hasil keduanya antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol mengalami penurunan yang berbeda. Pada kelompok perlakuan mengalami penurunan secara efektif dan bertahap dari hari pertama sampai hari ketujuh pemakaian obat kumur secara klinis maupun secara statistika sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan yang tidak efektif, dimana pada hari pertama dan hari keempat mengalami penurunan akan tetapi hari ketujuh mengalami kenaikan rerata indeks plaknya dibandingkan hari pertama dan keempat. Selain itu, penurunan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan lebih besar dari pada kelompok kontrol.

Penurunan akumulasi plak pada penelitian ini disebabkan oleh kandungan cengkeh seperti minyak atsiri, eugenol, flavonoid, tannin memiliki aktivitas antibakteri sehingga cengkeh sebagai obat kumur dapat menghambat tumbuhnya bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus viridans yang dapat menyebabkan terjadinya plak gigi.7,9 Berdasarkan penelitian secara invitro, ekstrak bunga cengkeh dapat menghibisi pertumbuhan bakteri streptococcus mutans dalam zona 8-15 mm dengan konsentrasi hambat minimum <12,5 mg/ml dan konsentrasi bunuh minimum 50 mg/ml.26

Penurunan akumulasi plak pada kelompok kontrol, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh peningkatan motivasi pasien menjaga kebersihan mulut setelah mengetahui bahwa skor plaknya tinggi pada saat pemeriksaan klinis dilakukan.

(49)

Penelitian ini dilakukan selama 7 hari sehingga efek panjang obat kumur dapat diamati.

Pada penelitian ini kelompok subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Subjek berjenis kelamin perempuan lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya dibandingkan dengan siswa berjenis kelamin laki-laki. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena pada subjek perempuan memiliki kecenderungan untuk lebih menjaga penampilannya termasuk kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu subjek penelitian yang telah berusia 17 tahun keatas memiliki penagetahuan yang luas tentang kebersihan gigi dan mulut sehingga mereka mengetahui cara untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut mereka.26

Konsentrasi ekstrak bunga cengkeh yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian ini diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96% di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra Utara. Pembuatan obat kumur di penelitian ini dilakukan dengan panambahan bahan lain yaitu Carboxyl methyl cellulosa (CMC), sorbitol, dan peppermint oil . CMC digunakan sebagai bahan pengental obat kumur. Penambahan sorbitol pada obat kumur dilakukan untuk menambah rasa manis pada ekstrak bunga cengkeh. Sorbitol adalah pengganti gula yang sering digunakan dalam diet (makanan dan minuman) dan permen karet bebas gula. Sorbitol sangat cocok untuk memproduksi berbagai produk rendah kalori dan telah terbukti aman digunakan hampir setengah abad.27 Penambahan peppermint oil pada obat kumur ekstrak bunga cengkeh dilakukan untuk menyamakan antara aroma obat kumur plasebo dan obat kumur perlakuan.

(50)

BAB 6

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

1. Obat kumur ekstrak bunga cengkeh memiliki pengaruh yang efektif terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari

2. Obat kumur ekstrak bunga cengkeh berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak dibandingkan dengan obat kumur plasebo, terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dalam mengurangi akumulasi plak sejak pemakaian obat kumur hari pertama (p<0,05)

6.2 Saran

(51)

Daftar Pustaka

1.Inna M, Atmania N, Prismasari S. Potential use of cinnamomum burmanii essential oil-based chewing gum as oral antibiofilm agent. J Dent Indo. Yogyakarta, 2010: 80-5

2.iRiset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Keseharan RI. Jakarta, 2013: 10

3.Prasasti D, Hertiani T. Potensi campuran minyak atsiri rimpang temulawak dan daun cengkeh sebagai inhibitor plak gigi. J Ind Medicinal Plant. UGM : Bagian Biologi Farmasi, 2010;3(2); 118-9

4.Wirthlin RM, Armitage GC. Dental plaque and calculus: microbial biofilms and periodontal diseases. In : Periodontics medicine, surgery, and implants, 2000: 100-4

5.Diah. Kontrol plak kemikal dalam pencegahan gingivitis dan periodontitis. J periodontic. Malang: 2010; 1(2):1-6

6.Kothiwale SV, Patwardhan V, Gandhi M, dkk. A comparative study of antiplaque and antigingivitis effects of herbal mouthrinse containing tea tree oil, clove, and basil with commercially avaible essential oil mouthrinse. J Indian Soc Periodontol.2014:18(3):316-20

7.Anas Y, Puspitasari N, Nuria MC. Aktivitas stimulansi ekstrak etanol bunga dan daun cengkeh. Semarang: Thesis: Universitas wahid hasyim.13-15

8.Nurdjannah N. Disversifikasi penggunaan cengkeh. Perspektif. Bogor: 2004:3(2):61-70

9.Dalai MK. Bhadra S. Chaudhary SK, dkk. Anti-cholinesterase activity of the standardized extract of syzygium aromaticum. West Bengal: Pharmacogn Mag. 2014;10(2):276-82

(52)

11.Nurhidayati L, Sulistowati. Penetapan Kadar Eugenol Salam Minyak Atsiri Dari Tiga Varietas Bunga Cengkeh Syzygium Aromaticum Secara Kromatografi. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta:2013:1-2 12.Towaha J. Manfaat eugenol cengkeh dalam berbagai industri di Indonesia.

Jawa Barat: 2012: 79-90

13.Develes D. Efek obat kumur yang mengandung Syzygium aromaticum terhadap gingivitis secara klinis. Jakarta: Skripsi: Universitas Indonesia.1-28

14.Haake SK, Newman MG. Periodontal microbiology. In : Carranza FA. Clinical Periodontology. 9th edition. Los Angeles, california. 2000: 95-100 15.Manson JD, Eley BM. The oral environment in health and disease. In :

Periodontics. 5th edition. London. 2004:21-22,139

16.Bathla S. Dental Plaque. In : Bathla, S. Periodontics revisited.1st edition. New Delhi: JPBMP, 2011:65-70

17.Farah, CS. Mouthwashes. Aust presc. 2009: 6(32):162-4

18.

November 2014)

19.Nacisha AZ. Eksplorasi, potensi dan konservasi mikroba endofit Syzygium aromaticum L marr & perry var. Afo II dari Ternate. Seminar Nasional: Universitas Khairun Ternate.1-2

20.Dhinahar S, Lakshmi T. Role of botanicals as antimicrobial agents in management of dental infections. IJPBS. 2011; (2):696-7

21.Kamatou GP, Vermaak I, Viljoen AM. Molecules. Departement of pharmaceutiucal sciences, faculty of scince, Tshwane University of Technology. 2012: (17):6953-55

22.Wikipedia. Eugenol. < http://id.wikipedia.org/wiki/Eugenol> (8 agustus). 23.Pery DA, Beemsterboer PL. Plaque and disease Control of the periodontal

patient. In. Periodontology of dental hygienist. China: Elsevier, 2001;46 24.Federer, WY. Experimental Desin. Theory and Application. New York.

Gambar

Gambar
Tabel                                                                                              Halaman
Gambar 1. Cengkeh.18
Gambar 2. Struktur eugenol.22
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung proses pemecahan masalah tersebut, komputer merupakan salah satu alat yang sangat membantu dengan menggunakan bahasa pemrograman C++ yang mendekati bahasa masin di

[r]

Market Segmentation Direct Marketing Community Marketing Social Media Conversation Collaborative Care Commercialization Permission Marketing One-to-One Marketing. Concepts

[r]

kami mohon agar kegiatan tersebut mendapatkan peliputan dari media yang terkoordinasi bersama PSIK FIA UB. Demikian surat ini

[r]

Espriex meruPakan hasil kerja sama dengan Pihak PenYeleng- gara Kompetisi Model Bisnis In- ternasiond Yakni Universitas Brigham Young, Universitas Har- var4

In this paper, a single phase power inverter will be controlled by using the proposed control method to produce a sinusoidal output voltage.. Single phase power inverter scheme