KOMPETENSI GURU FIQIH DALAM MENGGUNAKAN V ARIASI
METODE PEMBELAJARP.N DI KELAS
(Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta)
Oleh NUROHMAN NIM: 0011017765
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF lUDA Y ATU LLAH
JAKARTA
KOMPETENSI GURU FIQIH DALAM MENGGUNAKAN VARIASI
METODE
PEMBELAJARAN DI
KELAS
(Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Hmu Tarbiyah dal1KegUruari , Jurusan Pendidikan Agama Islam untuk
m・ュ・ュゥィゥセケィャNィエMセj。ヲゥエセセョc。ー。ゥ
Oleh Nurohman
0011017765
ZャIR[Zョセセ
...
Dr. H. Abd. Rahman Ghazaly, M.A:,
NIP.ISO
063 509JURUSAN IlENDIDIKAN AGAMA ISLAM F AKULTAS ILMU T ARBIYAHDAN KEGURUAN
· . "...
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN PANITA UJIAN
Skripsi yang beljudul KOMPETENSI GURU FIQIH DALAM MENGGUNAKAN VARIASI METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta)telah diujikan,dalam sidang munaqasyah Fakultas Iimu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
12 .Tuli 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar Smjana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Pendidika;'l Agama Islam
Jakatia, 12 Juli 2005
Sidang Munaqasyah
Anggota: Ketuh Merangkap Anggota,
'--\'V/
Drs. Abdul Haris, M.Ag NIP. 150275608
Sekretaris Merangkap l\.nggota
Mc
GNセNGォNB
,n
.
/ - - 0
Dr. H. Abd. Rahman Ghazaly, i\1.A.·
セェャ|
セェャ|
セ| セ
KATA PENGANTAn
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat I1ahi Rabbi, atas segala nikmat dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga harapan dan usaha penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dapat terlaksana sebagaimana adanya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membawa l.Imatnya kc alam yang pcnuh ilmu ini. Juga kepada para keluarga dan sahabatnya, para tabi'in dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Meski melalui berbagai hambatan datam penulisan skripsi ini, berkat keuletan dan kesungguhan hati, akhimya penulis dapat menyelesaikannya.
Namun demikian tentunya, tidak terlepas dari bantuan segala pihak, baik berupa moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan tcrima kasih kcpada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Talbiyah dan Keguruan 2. Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A., Ketua JUi"usan Pendidikan Agama Islam 3. Dr. H. Abd. Rahman Ghazaly, M.A., sebagai pembimbing yang dengan sabar dan
ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan masukan kepada penulis.
4. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah banyak memberikan wawasan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis.
5. Drs. Amri, M.M. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta.
6. Bapak A. Nasa'i, RA. serta seluruh dewan guru dan Civitas Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta yang tclah mcmbcrikan balltuan sclam<l pcnulis mcnyclcsaikan skripsi ini.
7. Ayahanda Abdul Wahid (alm) dan lbunda Ratmi tercinta, Bapak Ali Ghozali Muslim, serta kakak-kakak, l-lash'un Ian, Rosikin dan adik-adikku Nurohmi, Nurhasanah dan Ahmad Saifhddin, yang telah memberikan kasih sayang dan pengorbanan yang tidak terhitul1g nilainya serta scnanlinsa mcndo1akan dalam setiap langkah dan aktivitas penulis.
8. Teman-teman kos, Fuad, RendI'o, Slamct, Rahmat, dan Yafi yang selalu memberikan dorongan dan masukan serta semangat untuk mcnulis. Serta Lasmi, Ela Nurlaila (PBA), Lia Mulyawati, dan kawan-kawan HMI yang tidak dapat disebutkan satu persatu Seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam, dan kepada semua pillalC yang tidalc dapat penulis sebutkan satll persatu namun tak mengurangi rasa taJim dan penghargaan penulis.
Pcnulis berdo'a semoga kebaikan mereka mendapat imbalan yang setimpal di sisi Allall swt. Amin.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini, menal11bah perbendaharaan khazanah intelektual para pembaca.
Jakarta, Juni 2005
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL .
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING 11
LEMBAR PENGESAHAN 111
KATA PENGANTAR... IV
DAFTAR lSI VI
DAFTAR TABEL IX
BABI
BAB II
PENDAlfULUAN ..
A. LataI' Belakang Masalah dan Alasan Pemilihan Judul .
B. Pembatasan dan Perllmusan Masalah ..
C. Metode. Pembahasan .
D. Sistematika Penulisan .
l'INJAUAN TEORITIS .
A. Kon1petensi Guru ..
1. Pengertian Kompetensi . 2. Jenis-jenis Kompetensi .. 3. Aspek-aspek Kompetensi . 4. Peranan Kompetensi Guru
vi
1 1 5
6
7
8 8
8
11
14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .,. 59
B. Saran 60
DAFTAR I)USTAKA 62
LAMIlIRAN 65
... ".1,..".;...' " ....".",,.,,..,,,,"...
BABI PENDAI-IULUAN
A. Latar Belakang Masalah dan Alasan Pemilihan Judul
Tugas sebagai guru agama merupakan salah satu tugas prolesional yang memerIukan komitmen moral, kcahlian, serta pengakuan dari Iingkungan, seperti halnya tugas profesionaI Iainnyal. Hanya saja masalah sekarang, sebatas manakah pengakuan masyarakat tentang posisi guru, sebab kenyatammya masyarakat masih tetap mengakui profesi dokter atau hakim dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan profesi guru.
Menurut M. Uzer Usman daIam bukunya Menjadi Guru Profesional :
Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat,bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan.
2. Kekurangan guru di daerah terpene iI, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian menjadi guru.
3. banyaknya guru yang huang menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya.
Faktor lain yang mengakibatkan rendalmya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada diri guru itu sendiri, di
antaranya, rendalmya tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan mereka terhadap materi dan metode pengajaran masih di bawahウエ。ョ、。イセR
Hal ini merupakan tantangan utama dunia pendidikan dewasa ini,apalagi bila dikaitkan dengan upaya yang dilakukan bagi peningkatan mutu pendidikan.8ebab,·
I Nurhayati Djamas,"Reorientasi Pendidikan Agama", Didaktika Islamika,(FakliltasTarbiyah .'
lAIN SyarifHidayatullah Jakarta: Edisi Khusus Desember 2000), h. 66
M Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Ban dung: Remaja Rosdakarya, 1997), eeL
Ke-8, h. 2
2
peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan dan tidak bisa dilepaskan dari kualitas profesional guru3.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan proses pendidikan agama sendiri seperti kelemahan SDM guru agama, kurikulum dan metode pembelajaran, instrumen
,f
evaluasi, sarana clan prasarana serta dukungan lingkungan pendidikan di sekolah juga tidak dapat diabaikan sebagai penyebab masih marjinalnya peran pendidikan agama itu sendiri.
Untuk itu wawasan dan kemampuan profesional guru agama masih harus ditingkatkan agar dalam pelaksanaan tugas sebagai pendidik, pembimbing, komunikator dan teladan di dalam berinteraksi dengan lingkungan pendidikan di sekolah mereka betul-betul Siap4. Guru agama juga dituntut untllk menguasai metode
pembelajaran yang "melibatkan" dan memotivasi partisipasi aktif siswa, baik di dalam proses pembelajaran dan mauplln dalam menggali pengalaman dari proses pendidikan di sekolah. "Bila selama ini guru agama selalu teljebak pada pengajaran agama untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan pada tataran kognitif, ke depan mereka ditllntut untuk mampu mengembangkan metode pembelajaran yang bermuara pada pembentukan sikap dan prilaku (afektif dan psikomotorik)"5,
Kai'ena, hasil dari pendidikan yang berkualitas tidak saja didukung oleh sistem pendidikan yang tepat, ウ。イ。ョセ ,daq prasarana yang memadai, Tetapi lebih dari itu,
....;;
JNurha)'ali Djamas, Op. Cif" h, 67
·1Ibid.
· ,.,..I.L·.,.,..,.."I"."I ..,,,.'t'n." ..'·,.,':,:,.,.. ·""" •."""""·"1".,.;"."",.,..".,,,,
3
diperlukan tenaga pendidik yang bermutu tinggi. Pengalaman telah membenarkan bahwa banyak guru yang kurang memiliki keahlian profesi sebagai guru, baik dalam penguasaan materi pelajaran maupun dalam menggunakan metode pembelajaran.
Sebagai pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Agar dapat mengajar efektif guru harus meningkatkan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar Slswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan secara aktif dalam belajar. Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan mampu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran serta mampu pula melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Karena mendidik di samping sebagai ilmu
juga sebagai "seni". Seni mendidik di sini yang dimaksudkan adalah keahlian di dalam menyampaikan pendidikan (metode mengajar).
Oleh karcna metode mengajar sebagai alat pencapal tujuan dalam dunia pendidikan, maka diperlukan tentang tujuan itu sendiri, Perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelul1l pendidik menentukan dan memiJih metode yang tepat. Kekaburan di dalam tujuan yang akan di capai menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang tepat6.
Ape.bila kita perhatikan dalam proses perkembangan pendidikan agama Islam di Indonesia, bahwa salah satLl gejala negatif sebagai penghalang yang paling
(, Zllhairini.el aI.,Melodik KhusliS Pendidikon Agomo, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
4
menonjol dalam pelaksanaan pendidikan agama ialah masalah memilih metode mengajar/mendidik agama. Meskipun metode tidak akan berarti apa-apa bila dipandang terpisah dari komponen-komponen lain, dengan pengertian bahwa metode guru dianggap penting dalam hubungannya dengan semua komponen pendidikan lainnya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan agama diperlukan suatu pengetahuan tentang metodologi pendidikan agama, dengan tlljuan agar setiap pendidik agama dapat memperoleh pengertian dan kemampuan mendidik agama yang dilengkapi dengan pengetahuan dan kecakapan profesional7.
Dengan demikian, segal a hal yang berkenaan dengan profesi guru agama hams dikuasai, terutama keahlian yang menyangkut derigan kompetensi guru, karena kompetensi guru itu akan sangat mempengaruhi daJam kegiatan belajar mengajar.
Begitll pula proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, para guru yang berasal dari berbagai PTN dan PTS, serta berasal dari fakultas keguruan (IKIP dan IAIN/UIN Fakultas Tarbiyah), sehingga secara langsung mereka telah memiliki keilmuan baik secara teoritis maupun praktis dalam PBM, serta telah memiliki kompetensi sebagai guru.
Bertitik tolak seputar masalah kompetensi inilah, penulis ingin membahas dalam' skripsi ini, dengan judul : Kompetensi Guru Fiqih dalam Menggunalmn Variasi Metode Pembelajaran di Kelas (ShaH kasllS eli Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta).
5
Ada beberapa hal yang ュ・ャセ。、ゥ alasan penulis mengambil judul tersebut di atas antara lain:
1. Metode pembelajaran merupakan salah satu unsur penting dalam proses belajar mengaJar.
2. Seorang guru harus dapat menguasai beberapa metode belajar
3. Salah satll yang membuat siswa tertarik belajar yaitu apabila seorang guru dapat memvariasikan beberapa metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar (PBM) agar siswa tidak jenuh.
4. Dalam pandangan penulis pelajaran fiqih lebih aplikatif dan memerlukan aplikasi variasi metode pembelajaran
B. PembatasHn dan Perumusan lVIasalah
1. Pembatasan masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan batasan tentang mang lingkup pembahasan permasalahan, yaitu :
a) Kompetensi guru flqih dalam menggunakan vanasl metode pembelajaran di kelas.
b) Kompetensi datam konteks ini adalah keterampilan guru fiqih dalam menggunakan variasi metode pembelajaran di kelas.
c) l\'Ietode pembelajaran dalam konteks 1111 adalab variasi metode
7
D. Sistematil<u Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I
Bab 1/
Pendahllilian. Pada bab ini dijelaskan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
Landasan teori, yang di dalamnya menjelaskan pengertian kompetensi, jenls-Jenis kompetensi, aspek-aspek kompetensi, peranan kompetensi guru, pengertian metode pembelajaran, faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya metode pembelajaran, macam-macam l1letode pembelajaran
Bab III Membahas metodologi penelitian, di dalamnya dijelaskan tentang tempat
dan waktll penelitian, tujuan dan kegunann penelitian, populasi dan sample, tekni.k pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisa data.•>
Bab IV Menyajikan hasil penelitian, yang di dalamnya dikemukakan gambaran umum Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta, analisis tentang kompetensi (keterampilan) guru fiqih dalal1l menggunakan vanaSI metode pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta, falctor yang menjadi pendukung dan penghambat guru dalal1l penggl:naan variasi metode belajar, solusi yang dilalcukan guru figi!. dalam mengatasi hambatan penggunaan variasi metode pembelajaran di MAN 5 Jakarta.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian, ,Jcnis-jenis, Aspck-aspek, dan Penman Kompetensi Guru 1. Pengcrtian Kompetcnsi
Menurut beberapa kamus umum bahasa Indonesia, di antaranya yang disusun oleh WJS. Purwadarminta dan lS. Badlldll, kata kompetensi berarti kewenangan atau hak (kekuasaan), untuk menentllkan dan memutuskan sesuatu hal. Sedangkan akar katanya adalah kompeten, yang mengandungNセイエゥ[ (1) Cakap mengetahui pekeljaan atau persoalan, (2) Berhak, berwenang menentukan scsuatu.I
Asal kata kompetensi itu berasal dari bahasa inggris, yaitu
"Competency" atau "Competencell
yang bermakna kemampuan, wewenang, atau kecakapan.2
Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yaug kttantutatif.3
lstilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna, sebagainlana yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman dari beberapa pendapat, antara lain:
IBadudu J.S, et.a!., Kall1us U1I111111Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), Cet. Ke-5, h. 518
2Jhon M. Echols, et.a!.. Kamlls Inggris-Indone.l'ia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995),
Cel. Ke-XXI, h. 132
3 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru ProjesiofJal, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya Bandung,
19(7),Cel. Ke-8, edisi 2 h. 4
,·j.,<::..t··"·,·.,,,
[image:15.524.75.471.92.501.2]"Descriptive of qualitative nature of teacherbehavior appears to be entirely meaningful" (Broke and Stone, ]975). Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti.
"Competency as a rational ferformanee wich satisfactorily meets the objective for a desired condition" (Charles E. Johnson, 1974). Kompetensi merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai· tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
"The state of legally competent or qualified" (Me. Leod 1989). Keadaan berwewenang atau memenuhi syarat menuntut ketentuan hukum.4
Sedangkan menurut A. Sahertian, yang dimaksud kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.5
Me Ashan (1981: 45) mengcI11ukakan bahwa kompctensi " ..
.is
a knowledge, skill, and abilities that a person achieves, wich become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psychomotor 「・ィ。カゥッイウセZ ..IlKompentensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampi1an dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dapat melakukan prilaku-peilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang sebaik-baiknya. Sejalan dengan hal itu Finch dan Cruilkilton (1979: 222) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang dipertukan untuk menunjahg keberhasilan.6
Zakiyah Darajat dalam bukunya Pendidikan IsJamdalam: K6Iuarga dan SekoJah, kompetensi berarti kewenangan atau kecakapan dalam menentukan
4Ibid. h. 14
5Piet A. Sahertian,et.al.,Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program in Service Education,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 25
6E. Mulyasa, KUl'iku/um Bel'basis Kompetensi, (Ban dung: RCl1laja Rosdja Karya, 2002), Ceo
10
suatu haL7 Sedangkan NY. Roestiyah N.K, memberikan pengertian kompetensi sebagai berikut, kompetensi adalah suFltu yang memadai, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang di tuntut oleh jabatan seseorang.8
Adapun kompetensi guru (teacher competency) "the ability of a teacher to responsibility perform his or her duties appropriately". Kompetensi guru merupakan keman1puan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.9 Sedangkan kompelensi guru agama adalah kewenangan untuk melakukan pendidikan yang diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar.l(l
Dari beberapa definisi tersebut di atas, penulis dapat merumuskan bahwa kompetensi guru merupakan keterampilan, kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya, dan kompetensi guru agama adalah kewenangan atau kemampuan seorang guru agama untuk menentukan mated agama yang diajarkan. Kewenangan seorang guru dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan guru seperti eli UIN pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusanPAL
7Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. (Jakarta: Ruhama, 1994),.
CeL Ke-I, b. 95
&NY. Roestiyah N.K, Masalah-masalah I/mu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. Ke-2, h. 18.
9Moll. Uzer Usman,Op.Cit., h. 14
11
2. Jenis-jenis Kompetensi Guru
Untuk terwujudnya tujuan pendidikan diperlukan oleh semua guru dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka dituntut memiliki kompetensi, sehingga mampu melaksanakan tugas yang dipikllinya dengan baik.
Berikut ini disajikan beberapa asumsi ten tang jenis-jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang guru.
a) Kompetensi Pribadi
Kemampuan pribadi ini meliplIti hal-hal berikut. 1) Mengembangkan kepribadian
(b) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(c) Berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang beljiwa Pancasila.
(d) Mengembangkan sifat-sifat lerpuji yUllg dipersyaratkan bagi jabatan guru.
2) Berinteraksi dan berkomunikasi
(a) Berinteraksi dengan sejawat untuk mcningkatkan kemaIrtpuan professional.
(b) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan. 3) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
(a) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar. (b) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus. 4) Melaksanakan administrasi sekoIah
(a) Mengenal pengadministrasian sekolah. (b) Melaksanakan kegiatan administrasi seko lah.
5) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran (a) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah.
(b) Melaksanakan penelitian sederhanaII. b) Kompetensi Profesional
Menurut Moh. Uzer usman kemampuan professional ini meliputi hal-hal berikllt :
13
Dari beberapa pendapat tentang macam-macam kompetensi guru yang teJah dikemukakan di atas, menurut penulis ada bebcrapa kompetensi yang menjadi penekanan yaitu:
a. Kompetensi guru dalam pcnguasaan materi, salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah guru harus menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya, yaitu penguasaan yang mengarah pada kepada spesialisasi atas ilmu pengetahuan yang diajarkan, juga penguasaan yang meliputi bahan bidang studi sesuai dengan kurikulum.
b. Kompetensi guru dalam hal metodologi. Melodc adalah sualu cara untuk mencapai tujuan, tujuan mempergunakan suatu metode dalam pendidikan adalah untuk menempuh efektifitas dari kegunaan metode itu sendiri, efektifitas tersebut dapat di.1<.etahui dari kesenangan pendidik(guru) yang menggunakmmya di satu pihak, serta timbulnya minat dari anak didik di lain pihak.
14
3. Aspek-aspek Kompetensi
Yang termasuk dalam aspek-aspek kompetensi guru yaitu; a) Takwa dan Berilrnu Pengetahuan
b) Sehat Jasmani dan Rohani
c) Berakhlak (berkelakuan baik), mencintai jabatannya, adil, sabar, berwibawa, manUSlaWl, bekerjasama dengan guru-guru yang lain dan masyarakat.14
4. Pcranan Kompcntcsi Guru
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki pengajarannya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar-mengqjarI5.
Di Slm peranan kompetensi guru dituntut untuk senantiasa
meningkatkan wawasannya, i1mu pengetahuannya, dan meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang diberikan kcpada siswanya tidak.
14 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi AgamallAIN, fI:1l1t I'el/clidikan Is/am, (Jakarta; Depag
HI, 1982), h. 39-40
..." ..,,, ,,.,.,, i .
15
ketinggalan dengan perkembangan dan kemajllan zaman, serta sesliai dengan harapan masyarakat dalam menciptakan generasi yang mampu berkarya dan memiliki iptek dan imtaq yang seimbang aeas bimbingan guru yang mcmpunyai kompetensi sempurna.
Dengan begitu kepereayaan, kehormatan clan kewibawaan guru akan mendapatkan pengakuan kembali dari masyarakat.
B. Metode Pcmbclajaran
1. Pengertian Mctode pembelajaran
Kata "Mctode" dalam bahasa Indonesia bcrasal dari bahasa Greek (Yunani). "Metha" yang bcrarti melalui atau melcwati dan "Hodos" yang berarti jalan atau cara. Metode bcrarti jaJan atau cara yang harus ditcmpuh atau dilalui untllk mencapai tujuan.16 Scdangkan daJam kamus bahasa Indonesia kontemporer pengcrtia metodc adalah "eara kelja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mcncapai maksudnya".J7 Dalam
metodik kllUSUS pengajaran agama Islam pengertian metode adalah "Suatu
eara kClja yang sistematik dan umum seperti eara kerja ilmu pengetahuan".18
16 Abdurrahmun Getteng, Metodik KIll/SUS I'emlidikan 11gall/If, (Uiang Pan dung: Indonesia, 1987), AI-Thah iriyah, h. I
17 Peter Salim, et.aJ!.,Kamus Bahasa indonesia Kontemporer, lJakarla: Modern English, 1991),
h. 1126
16
Pengertian metode yang lebih khusus diartikan sebagai t1Suatu cara atau siasat menyampaikan bahan ー・ャセェ。イ。ョ agar murid memahami, mempergunakan dengan kata lain menguasai bahanー・ャセェ。イ。ョ tersebut.19
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dalam bukunya Metodik Khusus Agama bahwa : "Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu, sedang mengajar menyajikan atau menyampaikan bahan pelajaran oleh seseorang kepada orang iain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkarl. bahan itU."20
Menurut Zuhairini dalam bukunya Metodik Khusus Pendidikan Agama, metode mengajar adalah :
• Merupakan salah satu komponen daripada proses pendidikan.
• Merupa1<:an alat untuk mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar.
• Merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan.21
Dari perumusan tentang mengajar jelas bahwa tujuan dari mengajar itll ialah agar orang yang diberi pelajaran dapat mencrirna bahan yang disajikan, dapat menguasai bahan-bahan yang telah diterima dan dikuasainya itu. Untuk mewujudkan tujuan pengajaran seperti dikemukakan itu maka ditempuhlah
19 DEPAG RI, Metodik KhllSlIS Pendidikan Agama Is/alii. (Jakarta: DEPAG RI, 1984), Cet.
Ke-2, h.I
20Abu Ahmadi, MetodikKhusus Mengajar Agama, (Semarang: Toha Putra, 1976), Cet. Kc-I,
h. II
,,,,,.·,I,.·,".J,,, ,, , , ,.",,,,,.,.,..,..,., "·,· .. ··,··,·...,,··,,··!·,,·,.•·,,h·,·:.,.i,.,,·.'·"'l"
17
berbagai maeam usaha serta digunakaniah berbagai alat yang salah satunya adalah metode mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode mengajar adalah suatu eara atau jalan yang terenCc1na dan berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Faktor-FaktOl· yang Mcnycbabkan Banyalmya Mctodc Pcmbclajal"an
Sesuai dengan kekhususan-kekhususan yang ada pada masing-masing bahan/materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan maka diperlukan metode-mctode yang berlainan antan] satL! mala pelajaran dengan mala pelajaran Jainnya.
Apabila dijabarkan seem'a terinci, faktor-bktor yang menyebabkan banyaknya metode belajar-mengajar antm"a lain adalah:
• Tujuan yang berbeda dari masing-masing pelajaran sesuai dengan jenis, sifat malipun isi ュセエ・イゥ ー・iセゥ。イ。ョ r:naSi!lg-masing,
Misalnya dari segi tujuan dan sifat pelajaran Tauhid yang membicarakan tentang masalah keimanan tentunya lebih bersifat philosophis, daripada mata pelajaran Fiqih yang bersifat praktis dan menekankan pada aspek keterampilan. Oieh karena itu cara penyajiannya/metode yang dipakai hams bcrbeda.
• Perbedaan Iatar belakang individual anak, baik latar belakang kehidupan, tingkat usianya maupun tingkat kemampuan berfikirnya. Oleh karena itu cara mengajar untuk lingI<at perguruan tinggi tidak dapat disamakan dengan mengajar di Sekolah Dasar.
" ".,-,,':::.,.:..,..,..,.,..,;,... .. I セNN ·..·':1:·.·'·.,,,,,,,,,,// /,·,··.• · , . ..,··.."'''iii'i'.1:·ij·.''""iGZBZGゥゥゥZセᄋZᄋGB[ᄋZGGGGイNGャwiサキイNGHL LLᄋLᄋᄋᄋᄋBゥGセᄋGNMGZLᄋLNᄋᄋNセᄋGᄋNQA|\iセG ..YiI\\"i!i!'''':'m'.\';:,ᄋBLLᄋNᄋᄋGᄋョᄋB[ZGZGNャᄋZュZLZᄋZAZwNLwLセᄋイOLNNセ_ゥャy^BᄋNG . ·"..ᄋN[MNゥBlBLZLNALセGエNセᄋュャセZBGゥAQQQiw[NvL[QNGZゥゥ ,
18
• Perbedaan pribadi dan kemampuan dari para pendidik masing-masing. Seorang guru yang pandai menyampaikan sesuatu dengan lisan, disertai mimik, gerak lagu tekanan suara, akan Iebih berhasil dengan memakai metode ceramah daripada guru lain yang karena pembawaannya, dia tidak pandai berbicara dan beracting di depan kelas.
• Karena adanya saranaffasilitas yang berbcda 「Uエセ。イゥ segi kualitas maupun dalam segi kuantitasnya. Suatu ウセォッャ。ィ yang sudah Iebih lengkap peralatan sekolalmya, baik sarana ーセイァ・、オョァ。ョL kelas dan alat pelajaran untuk praktikum relative lebih \pudah meiakSanakan metode demonstrasi dan eksperimen daripada sekQlah-sekolah yang
b k k d· j'k 22 "
SCI" a e urangan sarana pen Ie I'annya.· .
3. Macam-macam Metodep・ュ「・ャ。ェセャイ。ョ
a) Metode Ceramah
Zuhairini dalam bukunya Metodik Khusus Pendidikan Agama menjelaskan bahwa : "Metode ceramah adalah suam metode di dalam pendidikan dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat bantu mengajar lain misalnya, gambar-gambar, peta, denah dan alat peraga lainnya".23
Pelaksanaan metode ceramah yang wajar terletak dalam pemberian takta atau pendapat dalam waktu yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan apabila cara lain tidak Illungkin ditempuh, misalnya
22Zuhairini. Gp, Cit., h. 80-81
19
karena tidak adanya bahan bacaan dan atal! untuk menyimpulkan dan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru.
Metode ceranlah dapat dikatakan sebagai satu-satunya yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi. Di samping itu metode ini juga dipandang paling efektif dalam mcngatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan c1aya beli dan daya paham siswa.
Metode ceramah ini yang sering dituduh "pencipta siswa bisu" itu temyata merupakan cikal bakal munculnya metode-metode lain, seperti expository learning. Metode ini pada c1asarnya tidak bcrbeda dengan metocle ceramah biasa, kecuali c1alam hal gaya presentasi (penyajian) yang kemudian diikuti dengan kegiatan resitasi bcbcrnpa kandllngan materi oleh beberapa siswa.
Namun demikian, dari kenyataan sehari-hari ditemukan beberapa kelemahan metode ceramah tersebut yaitu : 1) Membllat siswa pasif. 2) Mengandung unsur paksaan siswa. 3) Mcnghambat daya kritis siswa24.
Metode ceramah dapat dilakukan oleh guru apabila : • Untuk memberikan pengarahan, petuqjllk eli awal pembelajaran
• Waktu terbatas, sedangkan materi/informasi banyak yang akan elisampaikan
20
• Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar, sedangkan jumlah siswa banyak25
Menurut Martinis Yamin dalam bukunya strategipembelajaran bebasis kompetensi keterbatasan metode ceramah sebagai berikut:
• Keberhasilan siswa tidak terukur
• Perhatian dan motivasi siswa sulit di ukur • Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah • Materi kurang terfokus, dan
• Pembicaraan sering ngclantur26
Ciri yang men0'1jol pada mclodc ceramah, dalam pclabmnaan pcngajaran di kelas, adalah peranan guru sangat dominan, adapun murid mendengarkan dengan teliti dan mencatat isi ceramah yang disampaikan oleh guru di clepan kelas.
Dalam bidang studi agama Islam metode ini tepat digunakah misalnya .jika ingin menerangkan peJajaran mengenai pengertian keimanan, akhlak dan lain sebagainya.
25 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasi.l' KOlllpetensi, (Jakarta: GaungPersadil .
Press, 2004), h. 65
...•...•••.•••••...·.,.·.•"..·.,."",1LNBGセLLL ..,..,', , . ·,·,..·,··,.·.·.."·,.."·"··,..,..,·.,·.·,·.,·"",,,,,1"',,,;'''''''''''''''' ,..",.,.,.,..".,....,., ""
21
b) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawabnya. Atau suatu metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedang murid menjawab tentang bahan/materi yang ingin dipero leh.27
Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan llntuk merangsang perhatian murid dengan berbagai eara (sebagai appersepsi, selingan dan evaluasi).
Metode ini biasanya digllnakan apabila pelaksanaannya ditujukan untuk:
(I) Meninjau pc1ajan.lll atau 'xnllnah yang laIu, agar anak didik memusatkan perhatian lagi pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga mereka dupat melanjutkan pelajaran berikutnya.
(2) Menyelingi pembicaraan agar tctap mendapatkan perhatian anak didik, atau dengan perkataan lain untnk mengikutsertakan mereka. (3) Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka.28
Oalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajaran yang tepat akan :
(a) Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap masalah yang dibicarakan.
27Zuhairini, et.a!. Op. Cit, h. 86
28 H. Mansyur, Strategi Be/ajar Mengajar, (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
.... . " lBNLセ , , ,.."." .,..", "..>1 ••, ., ••• , , •••, ••• " . , •• , , , ,••,••ᄋᄋᄋᄋᄋZᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋ[ᄋᄋᄋケᄋゥGiセBェGヲ ..::d\':·,,·
22
(b) Meningkatkan partisipasi murid datam kegiatan belajar mengajar. (c) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktifmurid.
(d) Menentukan perhatian murid terhadap masalalJ yang sedang dibahas. (e) Menuntun proses berfikir siswa, scbab pertanyaan yang akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yanag bailc
Scbagai mctode mengajar seharusnya pertanyaan-pertanyaan yang
、ゥセェオォ。ョ olch guru disuslln scdemikian rllpa sehingga pertanyaan yang satu mempunyai hubungan dengan pertanyr.an yang lain. untuk itu perlulah pertanyaan-pertanyaan disusun sekitar satuan pelajaran.
Guru mengharapkan dari murid-murid jawaban yang tepat berdasarkan fakta. Dalam tanya jawab, pertanyaan ada kalanya dari pihak murid, (dalam hal ini guru atau muriel yang menjawab). Apabila murid-murid tidak menjawab barulahgurumemberikarl jawabannya.
Dalam pelajaran agama, metoele tanya jawab dapat diterapkan dalam ュ・ョケセゥゥォ。ョ bahan pelajaran fiqih dan dalClm pelajaran akhlak serta pokok-pokok bahasan lainnya yang mengandung nilai tanya jawab. Misalnya pelajaTan sejarah Islam. Pada pelajaran liqih misalnya pokok bahasan mengenai fiqih mllnakahat, jinayat, mawaris, puasa, haji dan tain-lain.29
23
Kebaikan metode tanya jawab adalah :
• Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih efcktif bila dibandingkan dengan mctodc ceramah yang besifat menolong
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk mcngemukakan pendapat sehingga nampak man yang bclum jclns atau bc:h.ll11 di mengerti
• Mengetahui perbedaan-perbedaan pcndapat yang ada, yang dapat dibawa ke arah suatu diskusi
Sedangkan diantara kelemahall dari mcl(Jde Tanya jawab adalah bahwa Tanya jawab bisa menimbulkan pcnyimpangan dari pokok persoalan, lebih-lebih jika kelompok siswa mcmberi jawaban atau mengajukan pertanyaan yang dapat menimbulkan masalah bam dan menyimpang dari pokok persoalan.3o
c) Metode Diskusi
IT. Hasibuan dalam bukunya proses belajar mengajar menjelaskan bahwa diskusi adalah "suatu proses penglihatan dua ata1.1 lebih indiviclu yang beinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukarkan informasi, mempertahankan pendapat, atau memecahkan masalah".3\
30Gp. Cit,h. 68
31 JJ Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belqjar Mengaiar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
24
Sedangkan metode diskusi cldalah sHalu cam penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kcsempNan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk ュ・ョァ。、。ォ。セャ perbincanga ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun bebagai alternative pemecahan atas suatu masalah.32
Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran dalam satu masalah bersarna yang tcrkandung banyak kemungkinan-kemungkinan jawaban.
Adapun masalah yang baik untuk didiskusikan adalah :
(1) Menarik minat anak-anak yang sesuai dcngan taraf usianya dan merupakan masalah yang up to date.
(2)Mempunyai kemungkinan pemccahan lebih dari satu jawaban yang masing-masing dapat dipertahankan, kemudian berusaha menemukan jawaban yang setepat-tepatnya denganjalan musyawarah (diskusi).33
Metode ini mempuyai kelebihan-kelebihan diantaranya adalah : " Suasana kelas lebih hid up, sebab anak-anak mengarahkan
perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi anak dalan mctode ini lebih baik. e Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti :
toleransi, demokratis, berfikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
.. Kesimpulan hasil diskusi mudab clipahami anak.
32Ibid.
25
• Murid dilatih belajar mematuhi penituran-peraturan dan tata tertib dalam suatu musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang scbcnarnya.34
Adapun keterbatasan dad mctode ini antara lain:
• Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedildt
o Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topic atau masalah yang didiskusikan
• Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru dipcfkenalkan kepada bahan pembelajaran baru
• Apatis bagi siswa yang tak terbiasa berbicara dalam kelas35 Metode diskusi ini dapat digunakan bila:
• Siswa berada di tahap mellcngah atau tahap akhir proses belajar
• Pclajaran Ibrmal atau magang
• Pembahasan pcngctahuan yang tclah dikuasai oleh siswa • Belajar mcngidcntifikasi dan memecahkan masaJah serta
mengambil kcputusan
e Membiasakan siswa berhadhpan dcngan berbagai pendckatan, interpretasi, dan kepribadian
o Menghadapi masalah seem'a bcrkelompok
• Membiasakan siswa untuk bcrargumcntasi dan bcrfikir rasionat36
Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan pentingnya metode diskusi diglUlakan dalam pendidikan a.gmua. Tuhan menganjurkan agar segala sesuatu dipecahkan atas dasar musyawarah dcngan firman-Nya :
34 Ibid,h. 90
35 Martinis Yamin, Op. Cit, h. 70
· .•.•. ,.'w...,,, •• ,•••.I... ᄋᄋNᄋᄋNᄋLᄋᄋᄋLGNNBキNケZNB|Gゥイゥᄋイィ[ィGゥセイGNGᄋᄋBᄋャMAOBᄋZᄋNᄋᄋᄋᄋᄋ
. .
, "" W,"'GゥセG "7'"" , , "" Ir."! ':"'W,,,. ..., ". ,•....,,, "". ,..セセN "",ᄋゥNZNNLNセ GセZᄋZMN|ᄋQGGGセGGLセᄋイZᄋᄋᄋZᄋᄋZᄋゥZG I"j··..·.':7.'"7.,.····1':'!';イセB LLAZLZᄋZゥᄋ|ZᄋセᄋZイGセ ::;',' l.."セ tAZセG '(>, :セᄋGMᄋZQ セセGセ_ゥ[セ I'i:-.:::'.:":,-:;
26
) #; " " . ; " "
セセT[AセwNjセ
セセ
セ
lゥセ
セZ[エ
セゥ。j|
Gセャェエ
セセ
セG「ZMセ|セェjイL
. . . " " /
(fA :ャsセ|I
Artinya "Dan bagi orang-orang yang mematuhi seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang uru.yan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafikan sebagian rizki yang kami berikan kepada mereka".37
Dalam pelajaran agama Islam metode diskusi ini dapat diterapkan dahlin ュ・ョァ\セェ。イォ。ョ pdajaran liqih dan pchliaran scjarah Islam. Dalam
pelajaran tiqih misalnya kita dapat memilih tema mengenai bayi tabung, donor darah, donor mata, perkawinan berbeda agama dan sebagainya.
d) Metode Resitasi (Pemberian Tugas)
Resitasi berasal dari Bahasa Inggris to cite yang berarti mengutip (re-kembali), yaitu siswa mengutip atau mengal11bilsendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu bebjar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya. Metode ini popular dengan bentuk PR (pekeljaan rumah/8.
37 Depag RI,Op. Cit" h. 789
···.· ·...• ,.•,..,I.""j· , " ', , ,,,."',.., , .. ''',M.j''I-" .. r,,'.,
27
Dalam pendidikan agama, metode pemberian tugas ini dapat diterapkan terutama rnateri pelajaran yang bersifat praktis. Misalnya pemberian tugas rneneljernahkan literatur-literatur yang berbahasa asing (Arab, Inggris) membuat paper, kliping, resume dan Jain yang ada hubungannya dengan pelajaran agarna.
Dalam metode ini guru dan murid harus mengetahui beberapa syarat yaitu :
t1) Tugas yang diberikan hams berkaitan dengan pelajaran yang mereka peJajari, sehingga murid disamping sanggup mengeljakmmya juga sanggup mcnghubung,kan dengan pelajaran tcrtctu.
(2) Guru hams mengukur dan mcmpcrkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid akan dilaksanakannya sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang c1irnilikinya.
(3) Guru hams menanam kepada muriel bnhwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kcsadaran sendiri yang timbul dari hati sanubarinya.
(4) Jenis tugas yang diberikan kcpacla muriel hams dimengerti benar-benar sehingga murid tidak ada keraguan dalam mengerjakannya.39
Kebaikan dari metode ini diantaranya bermanfaat untuk mengisi waktu luang dengan hal··hal yang konstruktit: dapat memupuk rasa tanggung jawab dalam diri siswa dan membiasakan siswa untuk giat belajar.40
J9 Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran AglllIIll Is/alii, (.iakarta : Bumi Aksara, 1996).
Edisi. 1, h. 299-300
28
Adapun kelernahan dari rnetode ini sulit untuk dikontrol apakah siswa yang mengerjakannya at au or:mg lain, stllit untuk memberikan tugas karena perbedaan individu anak dalam kcmampuan dan minat belajar, apabila tugas itu berat/ballyak maka akan mcngganggu keseimbangan mental anak.41
e) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan seseorang guru atau orang luar yang ウ・ョァHセェ。 didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang bcnar disertai keterangan-kctcrangan kcpacla seluruh kelas. Murid mengamati dengan teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi.42
Banyak keuntungan psikologis pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode ini, antara lain:
(l) Perhatian siswa dapat lebih c1ipusatkan
(2) Proses belajar lebih terarah pacla matcri yang sedang dipelajari
(3) PCllgalamall dan kesan sebagai hasil pe,nbelqjaran lebih melekat dalam diri siswa.43
41 Ibid.
セR 1-1. Mansyur,Gp. Cit., h. 102
""""""""','0""""",. ,.,.1 "'; "",,"" """""".'" ,.",... ,,,..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,,,,.,, """.'·""""."",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,m."
29
Mengingat beberapa kelebihan dari metode demonstrasi maka dalam pelaksanaan pendidikan Agama Islam banyak hal yang dapat didemonstrasikan, terutama dalam menjelaskan tentang tata cara mengerjakan (kaifiyat) suatu ibadah seperti berwudlu, sholat, haji dan sebagainya.
Sedangkan kelemahan dari metode dcmonstrasi adalah metode
ini
kurang efektif, jika siswa tidak dapat didemonstrasikan di dalam kelas dan demonstrasi akan merupakan metode yang kurang wajar bila benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jclas.f) Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah bentuk l11ctode mengaJar dengan mendramakan atau memerankan cara tingkah Jaku di dalam hubungann sosia1.44
Metode ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan didaktis, lebih baik didramatisasikan dari pada diceritakan, dan apabila pelajaran untuk melatih agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis dan melatih murid wlUk dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang Jain beserta masalahnya.
30
Kelebihan metode ini melatih anak didik tmtuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian, metode ini lebih menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas lebih hidup, anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri, anak dilatih untuk darat menyusun buah pikiran dengan teratur45•
Kelemahan metode ini membutuhkan waktu cukup panjang (banyak), memerlukan persiapan yang teliti dan matang memerlukan banyak kreasi guru. Kadang-kadang anak-anak tidak mau memerankan suatu adegan,karena malu.apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa,dalam arti tujuan pendidikan tidak dapat tercapai.46
g) Metode Problem Solving
Metode problem solving adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengaJaran dengan jalan melatih anak-anak untik menghadapi masalah-masalah dari yang paling sederhana sampaJ ke masalah yang sulit.
45Ibid., h. J01
31
Metode Problem Solving tepat dipergunakan ;
• Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih anak-anak berpikir kritis dan analitis.
• Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih keberanian anak dan rasa tanggung jawab dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan kelak di masyarakat. Oleh karena itu banyak dipergunakan di sekolah lanjutan tingkat atas dan perguruan tinggi.47
Kelebihan dari metode ini situasi belajar akan aktif, hidup, bermutu dan berdaya guna disamping penguasaan bahan pelajaran sekaligus merupakan latihan berfikir kritis dan analitis dalam menghadapi masalah-masalah, melatih siswa berani dan tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Kelemahan metode ini guru akan mengalami kesulitan dalam mengevaluir secara tepat proses pemecahan masalah yang ditempuh anak, banyak menimbulkan resiko, terutama bagi murid yang kurang mampu akan menyebabkan prustasi (putus asa), dan rendah diri, kesulitan mencari/memilih masalah yang tepat, berguna, scsuai dengan kemampuan anak untuk memecahkannya.
h) Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat
32
memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran.48
Kebaikan dari metode karyawisata
ini
adalah memberikan kepuasan terhadap keinginan siswa dengan banyak melihat kenyataan-kenyataan di samping keindahan alarn sekitar di luar kelas, siswa akan bersikap terbuka, onyektif dan luas pandangannya, dan siswa dapat memperoleh tambahan pengalaman melalui karyawisata, sedangkan guru dapat kesempatan menerangkan segala sesuatu.Kekurangan dari metode ini apabila obyek karyawisata tidak sesuai untuk mencapai tujuan, membutuhkan waktu yang cukup panjang, pembayaran karyawisata merupakan beban tambahan siswa, sehingga sangat memberatkan bagi siswa yang orang tuanya kurang mampu.
i) Metode Drill/Latihan Siap
Metode drill/latihan siap ialah suatu metode dalarn pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diajarkan.
Metode drill/latihan siap biasanya digunakan pada pelajaran-pelajaran yang bersifat motoris seperti : pelajaran menulis, pelajaran bahasa dan pelajaran keterampilan, dan pelajaran-pelajaran yang bersifat kecakapan mental dalam arti melatih anak-anak berfikir cepat.
33
Dalam pendidikan agarna, metode ini sering dikapai untuk melatih ulangan pelajaran alquran dan praktek ibadah.
Kelebihan metode ini dalam waktu singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterarnpilan yang diharapkan, para siswa akan memiliki pengetahuan siap, dan akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara kountine dan disiplin
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tcmpat dan Waktu Penclitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil temput eli Madrasah Aliyah Negeri 5 JakaJta yang beralamat di JI. Marunda Bam III Cilincing Jakarta Utara 14120 Teip. (021) 44851573. Penelitian dilakukan selama 6 bulan terhitung dari tanggal 20 Maret - 20 September 2005.
B. Tujuan dan Kcgunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui sejauhmana kompetensi (keterampilall) guru fiqih dalam menggunakan variasi metode pembelajaran di MAN 5 Jakarta. b) Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat guru fiqih
dalam menggunakan variasi metode pembelajaran di MAN 5 Jakarta.
2. Kegunaan Penelitian
a) Seem'a akademis. Untuk mengaplikasikan disiplin ilmu sesuai dengan jurusan penulis, tambahan referensi guna penelitian Ianjutan serta
kontribusi untuk data perpustakaan.
35
b) Secara praktis. Sebagai kontribusi khasanah bagi masyarakat Islam dan golongan education pada umumnya. Lebih khusus terhadap lembaga-lembaga yang menangani masalah pendidikan.
c.
})opulasi dan SampelPopulasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian. Dalam sebuah penelitian terlebih dahulu harus menentukan populasi dan sampel guna membatasi ruang lingkup penelitian sehingga penelitian menjadi terarah.
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek peneliti"n adalah Kepaia Sekolah, Guru Fiqih dan Siswa/i di Madrasah Aliyah Negei 5 Jakarta. Yang rnenjadi populasi adalah siswa kelas 2 (dua) Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta. Adapun sistem penarikan sampel didasarkan atas pendapat Suharsini Arikunto yang mengatakan jika populasi melebihi 100 orang maka sampel dapat diambil 10-15% atau 20-25%.1
Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari keseluruhan individu yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil sampel sebanyak 25% jadi karena populasinya sebanyak 112 orang maIm sampel yang diambil sebanyak 28 orang.
Adapun teknik pengambilan sampel yang pene1iti gunakan adalah teknik
random sampling (sampel acak). Peneliti mengglmakan teknik ini karena semua
anggota populasi mempunyai hak yang sarna untuk terpilih menjadi sampel.
36
D. Telmik Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrumen tersebut juga alat pengumpulan data atau alat ukur variabel yang menjadi konten. Adapun
instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. 0bservasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.2 Dalam hal ini observasi non partisipan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum 10kasi, keadaan gedung, sarana dan prasarana, jumlah siswa, struktur organisasi, kcgiatan bel'ljar mcngajar, dan kegiatan-kegiatan lain yang berlangsung di Madrasah Aliyah Negcri 5 Jakarta.
2. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab an lara dua orang atau lebih secara langsung.3 Metode ini untuk mendapat data dan informasi yang objektif Penulis mengadakan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru Fiqih Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta.
2Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metod%gi Pene/ilian Sosia/, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1998), eet. ke-2, h. 54
"",I""""
37
3. Angket
Angket adalah suatu cara atau metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab responden.4 Berdasarkan studi lapangan penulis mengumpulkan data melalui angket yang disebar kepada 28 responden dari 112 siswa/i yang menjadi populasi. Angket ini berjumlah 13 item.
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Untuk mengolah angket yang telah penulis peroleh dari responden, dilakukan penganalisaan data dengan data statistik distribusi dan frekuensi, yaitu memeriksa jawaban-jawaban dari responden (siswa), lain dijumlahkan, diklasifikasikan dan ditabulasikan ( dibuat tabel ).5 Data yang didapat dari setiap item pe11anyaan akan dibuat satu tabel yang di dalamnya langsung dibuat frekuensi dan prosentase dengan menggunakan rumus:
P=EX 100%
N
Keterangan :
P
=
Prosentase yang dicari F= fTekuensi dari hasil jawaban N = Jumlah seluruh sample64Ibid. h. 194
5Ibid. h. 196
6Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta; Raja Grafindo Persada, 1994), Cet
· , ,.,,,.., ,: , ·1 ,.."...1.,,,,.,! .• " ,. ,."", ,.:,.,. ' " .. ,, ,, , ,., ,.,' ,. ".'·,ww ,., .. ;·.w';"'l.W..·-,1ii>r.. \<'::;.'q,..,.,'·1:",1·.1: ,.';., , ,GNセB ; '·..·fiᄋセ','''.'' '''·'''.''1X!'·:'·;':.:' ..' ,..:., .., ,.,···:···1·.·: ".,., ".,..LNセ[ 'Iセ'I:'·'··'· ,.•.. ,..,., セi .:セᄋᄋGイᄋᄋQ I"'.::.:1",.' 11.·:::·..iZ[ZiセvGNセNZGᄋZᄋᄋNZGZᄋBBN|ᄋZL , ;:../ ·;1:\·I:lJIlrllセHャ^GエセNセLᄋZ[[[iャセG|BゥHᄋZL
BABIV
HASIL I>ENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Ncgcri 5 Jak'lrta 1. Sejarah Singlmt Berdirinya
Madrasah Aliyah Negeri 5 (MAN 5) Jakarta, bermula berasal dari Pendidikan Guru Agama (PGA) yang waktu itl! berorientasi pada pencetak calon-calon Guru Agama yang beralamat di .II. Sungai Landak No. 10 Cilincing Jakarta Uta1'a. Ada 2 (dlla) system dalam lembaga PGA tersebut, yaitu PGA 4 tahun dan PGA 6 tahlln. Pada tahlln 1976 PGA 4 tahun berubah menjadi MTs, dan pada tahun 1979 PGA 6 tahun berkembang menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang kemudian etiberi nama MAN I Fillial Grogol Cabang MAN I Grogol Jakarta Barat dan diangkat PJs Bapak Moh. H. Nasa'i, BA, selang 12 tahun berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama NO. 137 tanggal 11 Juli 1991 MAN I Fillial Grogol berubah nama menjadi MAN Cilincing beralamat di J1. Marunda Baru III NO. VI Cilincing Jakarta Utara. Kemudian di bawah kepemimpinan Bapak Drs. H. Mu'allim, MM tepatnya tanggal 1 Juli 2000 MAN Cilincing berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri 5 (MAN 5) Jakarta, dengan Luas Bangunan 1010 M3 dan luas
39
tanah 3000 M3yang beralamat diJ1. Marunda Baru 1II No. 28 Telp/Fax. (021) 44851573 Cilincing Jakarta Utara Kode Pos 14150.1
2. Lctak Gcografisnya
Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta terletak di J1. Marunda Bam III No. 28 Cilincing Jakarta Utara Telp/Fax. (021) 44851573 Kode Pos 14150. Ditinjau dari lokasinya tempat ini cukup strategis karena bcrada tidak jauh dari jalan raya Marunda Baru. Dan ditinjau dari segi edukatt{(pendidikan) juga sangat nyaman dan tenang karena kelas-kelas dan ruangan-ruangan yang biasa digunakan untuk belajar posisinya masuk kedalam yang jauh dari kebisingan lalu lintas dan masih banyaknya pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan2•
3. Visi dan Misi MAN 5 Jakarta.3
Visi : Unggul, Inovatif dan berwawasan IPTEK yang berlandasakan IMTAQ
I Amri, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 5 jakarta, Wawancara Pribadi. Jakarta, 08Juni 2005
2Ibid
... , ,""., .. · 1.. "'; , ,.•..•.•.,., ..
41
Tabel 1
Sarana dan Prasarana yang dimiliki Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta
No Nama Fasilitas
=1=
.Jumlah1 Gedung Sekolah 1 Buahl 3 Lantai 2 Ruang Belajar 9 ruang
3 Ruang Perpustakaan 1 mang "
4 Ruang Lab. Fisika/Biologi/Kimia 1 ruang
5 Ruang Lab. Komputer 1 ruang
6 Ruang Lab. Bahasa 2 ruang
7 Ruang Aula llokal
8 Masjid I ruang
9 Ruang Guru 1 ruang
10 Ruang Kantor Kepala MAN 1 ruang
i1 Ruang Koperasi 1 ruang
]2
RuangOSISI
I 1 lokal13 Ruang PMRlUKS 1 lokal
14 Ruang Katin 1 lokal
15 Ruang BP 1 lokal
16 Ruang Gudang 1 lokal 17 Ruang Dapur :
1 lakal
18 Ruang WC/Kamar Mandi 10 lokal
19 RuangTU 1 lokal
20 Lapangarl Olahraga
- Basket 1 buah
- Bola Volly 1 buah
- Tenis Meja 1 buah
- Takraw 1 buah
42
5. Kcadaan Guru dan Siswa.s a) Keadaan Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru juga adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya, dengan keilmuan yang dimilikinya, ia dapat menjadikan anak cedas pintar dan disiplin. ladi guru adalah seorang pendidik yang profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian dari tanggung jawab pendidik yang semestinya hams ditunaikan oleh orang tua.
Jumlah Guru di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta sejumlah 33 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabe! di bawah ini.
Tabel2
Keadaan Guru Madrasah A!iyah Negeri 5 Jakarta Tahun Ajaran 2004-2005
No Pcndidikan Laki-Iaki Pcrcmpuan Jurilhih Perscn 'terakhir
1. S2 1 0 1 3.03%
2. SI 15 15 30 90.9%
3. Diploma 2 0 2 6.07%
4 SMA 0 0 0 0%
Jumlah 18 15 33 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru yang lulusan S-2 sebanyak %, lulusan S-1 sebanyak %, ada juga lulusan D3 %, dan lulusan
[image:46.521.80.459.83.580.2]43
SMA sebanyak 0 %. Hal ini menunjakkan bahwa sebagian besar guru di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta adalah lulusan S-1 (sarjana lengkap).
Tabe13
Data GurulPegawai/GTT/Tenaga Honorer
Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta Tahun Ajaran 2004-2005
No NAMA GURU LIl)
I
JABATAN Golol1gan1. Drs. AMRI, MM L
I
Kepsek IV/a 2. H. Moh. Nasa'I, BA L Wakasek IV/a 3. Drs. Muhammad L Guru IV/a 4. Drs. Asrul Dasmala L Guru IV/a 5. Dra. Eny Relawati P Guru IV/a6. Dra.I-Ij.Andi Rosnani P Guru IV/a
7. Dra. Nina Sabrina D Guru IV/a
•
8. Dra. Andi Siti Laila P Guru IV/a
9.
Drs. Aehmad L Wakasek IV/a 10. Dra. Zubaidah I P Guru IV/aIt.
Drs. Supardji L LGuruI
IV/a 12. Dra. Baiq Fatmahari P セ Guru III/d 13. Drs. H. Andi Wahyudi L Wakasek IIIIe 14 Drs. Eko Aryadi L Guru IIIIe 15. Drs. Hamatni L Guru lIIIe 16. Ria Hasfita, S.Pd P Guru IIIIe 17. Dra. Erdawati P Guru nIle 18. Dra. Sri Mulyani P Guru lIIIe 19. Drs. Abidin L Guru Ill/b 20. Rahmat, S.Pd L I Guru IU/a21. Hattini, S.Pd P Guru JIl/a 22. Mimi Rosmiyati, S.Pd P Guru JIl/a
23. Drs. Lantini L Guru Ill/a 24. Nurul Hikmah, S.Ag P Guru IIl/a Septia Fajri, S.Pd -- Guru IIl/a
25. P
26. Deni Sutedi, S.Pd L Guru IIIIa 27. Abdul Choir, S.Pd L Guru III/a 28. Iwan Nurfalah, BA L G. Honorer
-29. Rohimin, S.Ag L G. Honorer
-30. Amanah, S.Ag P G. Honorer-44
33. Ibtakha Padhlan, SE L G. Honorer
-1. H. Dody Pursaksono, L Kaur TU Hllb
S.Sos
2. Undang Edi Ismanto L Bendahara HIla
3. Kuntoro, S.Sos L Pegawai TU HIla
4. Mohammad Irfan Efendi L Pegawai TU lIla
5. Sunan Ghazali, SE L Pegawai TU
-6. Uswatun Zakiyah P IPegawai TU
7.
Sapinatunnajah P ipenjagaPerpustakaa
-n ,
8.
Sanim L Karyawan-9. Maih Purwanto L Karyawan
-10. Engkos Kuswara L Karyawan
-b) Keadaan Siswa
Anak didik (siswa) adalah faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sebab anak didik merupakan subyek yang mendukung keberhasilan pendidikan disamping penunjang lainnya.
Tabe14
Keadaan Siswa Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta Talmn Ajaran 2004-2005
No Kelas LJumlah Total Proscntase
P 1.
III
I
2.
II2
40 51 91 29,64%
3. 113 4. IIIIPA
5.
IIIIPS45 67 112 36,48%
6. II/Bahasa 7. I III/IPA
8.
IIIIIPS 142 62 104 3388% ..•...•..
9. IHIIPS 2 ..' ...::. .
Jumlah 127 180 307 100%
. : :..
45
Dad tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa/i Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta di dominasi olch perempuan yaitu sebanyak 180 siswi dibanding dengan laki-Iaki yangjumlahnya 127 siswa.
6. Strul{tur Organisasi
Kata struktur berasal dari Bahasa lnggris yaitu structure artinya susunan. Begitu juga kata organisasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu
organization artinya hal yang mengatur.6Jadi strllktur organisasi ialah suatu
Sllsunan yang mengatur pembagian kelja kepada kelompok orang.
Dari uraian di atas dapat c1iambil suatu pemahaman bahwa organisasi merupakan suatu usaha yang dilakukan olch sejllmlah orang atau sekelompok orang dengan berbagai macam ketentuan clan aturan yang berupa kewajiban, hak dan tanggung jawab untuk mencapai maksud atau cita-cita yang diharapkan bersama.
Oleh karena itu, jalannya proses belajar mengajar eli Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta memerlukan adanya struktur organisasi yang baik, agar tercipta maksud dan tujuan bersama yang dicita-citakan. Adapun struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta adalah sebagai berikut.
408
46
:::.
,...
.,
セN
i:: .,
-
I セ , I -.t:;,
I ; ;.t. t1 !
i NLセ
I
セ...i
セ
i
I I
j ..,",,_ _ w··i
I
I1&l j ..
I-i£ I
..
' 0 ! :..,:;セ I·
0.( j ".
l:j t ."
....
,
GZセセUl
I
セ)4:
i
iセ
47
B. Analisis Basil Pcnclitian Tcntang Kompctensi Guru Fiqih dalam Mcnggunakan Variasi Metode Pembelajaran di Kclas dan Intcrprctasi Data
Berdasarkan buku fiqih kelas 1 dan 2 Madrasah Aliyah karangan Khotibul Umam yang digunakan sebagai buku panduan wajib bagi siswa-siswi di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta yang meliputi materi tentang: tィ。ィセャヲ。ィL ShaIat, Puasa, Zakat, Haji, Muamalah, Munakahat dan lain-lain Dalam skripsi ini pcnulis batasi pada materi tentang jual-beIi, syirkah, talak, hutang piutang, salam, musyaqah, hibah, shadaqah, hadiah, pernikahan, wakaf, qirad, shalat, ta'ziah, danjenazah.
Untuk mengetahui sejauhmana kompetensi (kelcrampilan) guru fiqih dalam menggunakan variasi mctode pembelajaran di kelas dapat dilihat dari data yang telah diperoleh dan dinyatakan dengan pcrsen, kemudian dianaJisa dan diinterprestasikan hasilnya sebagai berikut:
Tabel5
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih dalam menyampaikan materitentangjual bell
N =28
No Altcrnatif Jawaban F Pcrscn
1 a. Ceramah i3 46,42%
b. Diskusi 1 3,58%
c. Tanya Jawab 14 50%
d. Res itasi 0 0
e. Demonstrasi 0 0
Jumlah \ 28 100%•
- ..セMMMMM
\
[image:51.522.35.464.93.630.2]I , , ,.. " ,., .
48
Dari tabel di atas dapat diketahlli bahwa guru fiqih di MAN 5 Jakarta dalam menggunakan variasi metode pembclajaran tcrgolong kompetcn (terampil) hal ini dapat diJihat dari penggunaan metode yang variatif tidak monoton satu metode saja dan adanya kesesuaian metode yang digunakan guru fiqih dengan materi yang diajarkan, terbukti dari tabel di atas separoh responden mcnjawab guru menggunakan metode Tanya Jawab 50%, yang menjawab menggllnakan metode Ceramah 46,42%, yang mcnjawab menggunakan metode Diskllsi 3,58°lcl, walaupun ada metode yang tidak digllnakan oleh guru fiqih yaitu Mctodc Resitasi 」Q。ャセ Metode Demonstrasi. Hal illi disebabkan karena mated terse but kllrang scsuai <lpabila n-tt:nggunakan kedua metode tersebut.
Tabel6
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih dalam menyampaikan materi tentanglセケゥイォ。ィ
N=28 No Altcrnatif .Jawaban
2 a. Ceramah b. Diskusi
c. Tanya Jawab d. Resitasi e. Demonstrasi Jumlah F 17 () 11
o
o
28セ
Pcrscn 60,71% I 0% 39,28% 0% 0% IOOIYo [image:52.521.35.454.117.594.2]···,·.·..·.."w.-i·\,,··,"·"·.r·':.-"'",.···:·,····
49
[image:53.519.76.414.520.667.2]kesesuaian metode yang digunakan guru fiqih clengan materi yang diajarkan, terbukti dari tabel di atas mayoritas responden menjawab guru menggunakan metode Ceramah 60,71 %, yang menjawab menggunakan metode Tanya Jawab 39,28%, dan tidak ada satu pun responden yang menjawab menggunakan metode Resitasi, Diskusi dan Metode Demonstrasi. Hal ini disebabkan karena materi tersebut kurang sesuai apabila menggunakan ketiga metode tersebut. Adanya fenomena yang terjadi di MAN 5 Jakarta bahwa metode resitasi (pekerjaan rumah) jarang digunakan oleh guru fiqih karena fenomena yang teljadi bahwa apabila metode resitasi terapkan akan menghasilkan hasil yang tidak memuaskan, hal ini dikarei1akan setiap siswa di MAN 5 Jakarta setiap harinya diberi tugas (PR) oleh guru Eksakta (seperli matematika, fisika, dan kimia) yang menyebabkan tugas (PR) fiqih Flkan dinomcrduakan olch siswa, karena pelajaran Eksak di MAN 5 itu lebih diutamakan dari pada pelajaran agama.
Tabel 7
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih datam menyampaikan materi tentangTholek
N=28
No Alternatif Jawaban F Persen
3 a. Ceramah 10 35,7%
b. Diskusi 0 0%
c. Tanya Jawab l8 64,3%
d. Resitasi 0 0%
e. Demonstrasi 0 0%
Jumlah 28 100°1;.
-50
51
Tabel8
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih dalam menyampaikan materi tcntang HUlang !>iulang
N =28
No Alfcrnlitif Jawaban .F Persen
4 a. Ceramah 9 32,14%
b. Diskusi 5 17,86%
c. Tanya Jawab I 1 39,28%
d. Resitasi 0 0%
e. Demonstrasi .,-' 10,72%
.Jumlah 28 100%
I
[image:55.522.49.460.101.430.2],,·.····,···1 ,·t..!
52
setiap harinya diberi tugas (PR) oleh guru Eksakta (sepcrti matematika, fisika, dan kimia) yang menyebabkan tugas (PR) fiqih akan dinomorduakan oleh siswa, karena pelajaran Eksak di MAN 5 itu lebih diutamakan dari pacla pelajaran agama.
Tabel9
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqib dalam menyampaikan materi tentang Salam
N=28
No Alternatif Jawaban F Persen
5 a. Ceramah 28 100%
b. Diskusi 0 0%
c. Tanya Jawab 0 0%
I
d. Rcsitasi 0 0%)
e. Demonstrasi 0 0%
Jumlah 28 100%
[image:56.521.64.461.104.437.2]53
Tabel 10
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih dalam menyampaikan materi tentangmオNセケ。ア。ィ
N=28
No Alternatif .lawaban F l>ersen
6 a. Ceramah 4 14,28%
b. Diskusi IS
I
53,57% c. Tanya Jawab 9 32,14%d. Resitasi 0 0%
e. Demonstrasi 0 0%
[
JumJah 28 100%I
[image:57.522.59.460.100.421.2]54
[image:58.521.64.461.98.424.2](seperti matematika, fisika, dan kimia) yang menyebabkan tugas (PR) fiqih akan dinomorduakan oleh siswa, karena pelajaran Eksak eli MAN 5 iiu lebih diutamakan dari pada pelajaran agama.
Tabel II
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih dalam menyampaikan materi tentangHibah, Shadaqah dan Hadiah
N=28
No Altcrnatif .lawahan F
---M M M M セ
7 a. Ceramah 8
b. Diskusi 17
c. Tanya Jawab '".)
d. Resitasi ()
e. Demonstrasi 0
---_._-Jumlah 28
-Pcrsen
28,57% 60,71% 10,72%
0% 0%
100%
55
[image:59.518.39.459.123.482.2]resitasi (pekeljaan rumah) jarang digunakan oleh guru fiqih karena fenomena yang tCljadi bahwa apabila metode resitasi tcrapkan akan nK:nll,hasilkan hasil yang tidak memuaskan, hal ini dikarenakan sctiap siswa di MAN 5 Jakarta setiap harinya diberi tugas (PR) oleh guru Eksakta (seperti matematika, Jisika, dan kimia) yang menyebabkan tugas (PR) fiqih akan dinomorduakan oleh siswa, karena pelajaran Eksak di MAN 5 itu lebih diutamakan dari pada pelajaran agama.
Tabel 12
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiq ih dalam menyampaikan materi tentangPernikahan
N=28
....
_
...No Alternatif Jawahan Ii' Persen
-3 f. Ceramah 10 35,7%
g. Diskusi 0 0%
h. Tanya Jawab 18
I
64,3%I. Resitasi 0 0%
J. Demonstrasi 0 0%
JumJah 28 100%
- - I
...,...",.,..."..1...,1 ...:.., .. / ,.,·,··<'··j··i'·;:I'·:'···>!··,··,···:..·,
56
menggunakan metodc ccramah 35,7%, dan tidal< ada satu pun responden yang menjawab menggunakan mctode Rcsitasi, Diskusi dan Metode Demonstrasi. Hal ini disebabkan karcna materi tcrsebut kurang sesuai apabila mcnggunakan ketiga mctode tersebut. Adanya fenomena yang teIjadi di MAN 5 Jakarta bahwa mctode rcsitasi (pekeljaan rumah) jarang digunakan oleh guru Jiq ih karena fenomena yang terjadi bahwa apabila metode resitasi terapkan akan menghasilkan hasil yang tidak memuaskan, hal ini dikarenakan setiap siswa di MAN 5 Jakarta setiap harinya diberi tugas (PR) oleh guru Eksakta (seperti matematika, fisika, dan kimia) yang menyebabkan tugas (PR) fiqih akan dinomorduakan olch siswa, karena pelajaran Eksak di MAN 5 itu lebih diutamakan dari pada pelajaran agama.
Tabel 13
tセュァァ。ー。ョ responclen tentang metode yang digunakan guru fiqih cialam menyampaikan materi tentangwakaf
N=28
No Alternatif.Jawaban F II Perscn
9 a. Ccramah 2 7,14%
b. Diskusi 0 0%
c. Tanya Jawab 6 21,42%
d. Resitasi 20 7],44%
e. Demonstrasi 0 0%
Jumlah 28
L
100%57
[image:61.524.35.482.104.580.2]tidale monoton dan adanya kesesuaian metode yang digunakan gurufiqih dengah materi yang diajarkan, terbukti dari tabel di atas sebagian bcsar responden menjawab guru menggunakan metode Resitasi 71,44 %, yang mcnjawab menggunakan metode tanya jawab 21,42%, yang mel1jawab menggunakan mctodc ceramah 7,14%, walau tidak ada responden yang menjawab guru menggunakan metode diskusi dan metode demonstrasi.
Tabel 14
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih dalam menyampaikan materi tcntang Qirad
N=28
--
----._---No Alterl1atif .Jawaban Ii' Pcrscll
-- -_._._._----.
10 a. Ceramah 21 75%
b. Diskusi 0 0%
c. Tanya Jawab 7 25%
d. Resitasi 0 0%
e. Demonstrasi 0 0%
Jumlah 28 100·%
58
menggunakan tanya jawab 25%, dan tidak ada satu pun rcspondcn yang menjawab guru menggunakan metode diskusi, metode resitasi dan mctode demonstrasi. Hal ini disebabkan karena materi tersebut kurang sesuai apabila menggunakan ketiga metode tersebut.
Tabel ] 5
Tanggapan responden tentang metode yang digunakan guru fiqih dalam menyampaikan materi tcntang Shalat
N=28
No Alternatif .Tawaban F Persen
- -f
-1t a. Ceramah 8 28,57%
b. Diskusi 0 0%
c. Tanya Juwab () 0%)
d. Resitasi 0 0%)
e. Demonstrasi
I
20 71,43%.Jumlah
-r-
28 100% [image:62.521.53.462.120.445.2], ,.",..,1,,,,.L ",.,..•...
59
[image:63.519.53.460.96.438.2]disebabkan karena mated tersebut kurang seSUaI apabila menggunakan metode diskusi, resitasi dan tanya jawab..
Tabel 16
Tanggapan responden tentang metodc yang c1igunakan guru fiqih dalam menyampaikan materi tentang Ta1ziah
N=28
No Alternatif .Tawaban F
12 a. Ceramah 10
b. Diskusi 2
c. Tanya Jawab 16
d. Resitasi 0
e. Demonstrasi 0
.
__
..--Jumlah 28
Perscn 35,72%
7,14% 57,14%
0% 0%
lO()'%
..""""""""""""""",.".·.,·,.j.",L,.".,,,.,.,.. ,. . ...,...,.. ,..." ...".,...,..,..,,,./..,....,.'l<.,,,j'''I··Ij·,.":,·..,,,,:...}•.:,...." ..,.."",...,....,.." ... "
60
[image:64.51