EVALUASI KINERJA KELOMPOK TANI
(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Kota Madya Medan)SKRIPSI
Oleh :
SARAH FONNA
070309029
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
EVALUASI KINERJA KELOMPOK TANI
(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Kota Madya Medan)SKRIPSI
Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Menyelesaikan
Strata Satu di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
OLEH :
SARAH FONNA
070309029
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
Ir. Hasudungan Butar-Butar, M.Si
NIP. 196111151986031002
NIP. 196308221988032003
Ir. Lily Fauzia, M.Si
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
SARAH FONNA (070309029)
, dengan judul skripsi “
EVALUASI KINERJA
KELOMPOK TANI
”. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Marelan,
Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak
Ir. Hasudungan Butar-Butar, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir.
Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Kecamatan Medan Marelan salah kecamatan yang merupakan sentra pertanian di
Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Terdapat 15 kelompok tani yang
tersebar dalam 4 desa antara lain Desa Tanah Enam Ratus, Desa Rengas Pulau,
Desa Terjun dan Desa Paya Pasir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
komoditas unggulan yang dikembangkan oleh kelompok tani di daerah penelitian,
untuk mengetahui kinerja kelompok tani, untuk mengetahui hubungan
karakteristik ketua kelompok tani terhadap kinerja anggota kelompok tani di
daerah penelitian, untuk mengetahui struktur organisasi kelompok tani di daerah
penelitian apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan, untuk mengetahui
masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh kelompok tani dalam meningkatkan
kinerja kelompok dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani di Kecamatan Medan
Marelan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas unggulan komoditas pertanian
holtikultura adalah tanaman sawi dengan luas lahan 1,724 Ha atau 10,85 % dari
seluruh total luas lahan, komoditas unggulan komoditas pertanian pangan adalah
tanaman padi dengan luas lahan 6,67 Ha atau 42,51% dari seluruh total luas lahan,
komoditas unggulan komoditas pertanian tanaman hias adalah tanaman anggrek
dengan luas lahan 0,12 Ha atau 0,75% dari seluruh luas lahan. Tingkat kinerja
kelompok tani di Kecamatan Medan Marelan tinggi, Karakteristik ketua
kelompok tani dapat mempengaruhi kinerja kelompok tani. Struktur organisasi
kelompok tani di daerah penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh kelompok tani dalam
meningkatkan kinerja kelompok dan ada upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani di Kecamatan
Medan Marelan.
ABSTRACT
SARAH FONNA (070309029)
, thesis entitled
"PERFORMANCE
EVALUATION FARMER GRUPS
The research was conducted in Medan
Marelan District, Municipality of Medan, North Sumatra Province. The research
was guided by Mr. Ir. Hasudungan Butar-Butar, M. Si, chairman of the
commission supervising and Mrs. Ir. Lily Fauzia, M. Si as a member of the
supervising committee. Subdistrict Medan Marelan one district that is a center of
agriculture in the municipality of Medan, North Sumatra Province. There are 15
farmer groups that spread out in four villages, among others, the Kelurahan Tanah
Enam Ratus, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun and the Kelurahan Paya
Pasir. The research objective was to determine the commodities which were
developed by a group of farmers in the area of research, to determine the
performance of farmer groups, to determine the relationship characteristics of
farmer group leader on the performance of members of farmer groups in the study
area, to determine the organizational of farmers groups in Medan Marelan
District, to find out what problems are faced by farmers in improving the
performance of the group and any efforts made to overcome the problems faced
by farmers in the district of Medan Marelan.
Results showed that horticultural commodities are agricultural commodities
mustard plants with total area of 1.724 hectares or 10.85% of the total land area,
agricultural food commodities are rice plants with land area of 6.67 hectares or
42.51% of all total land area, agricultural commodities commodities orchid plants
is a plant with a land area of 0.12 hectares or 0.75% of the total land area. Farmers
level of performance in high Marelan Medan District, chairman of the
characteristics of farmer groups can affect the performance of farmer groups.
Medan Marelan District have organization of farmer grups. There are some
problems faced by farmers in improving the performance of the group and there
were efforts made to overcome the problems faced by farmers in the district of
Medan Marelan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lhokseumawe pada tanggal 4 Januari 1989 dari ayahanda
Fauzi Hasballah dan Ibunda Musniar Ishak. Penulis merupakan anak pertama dari
empat bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1.
Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar Swasta PT. Pupuk Iskandar Muda
Lhokseumawe, lulus pada tahun 2001.
2.
Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Pertama Swasta AL-AZHAR, lulus
pada tahun 2004.
3.
Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan, lulus pada tahun
2007.
4.
Tahun 2007 masuk di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru (SPMB).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kinerja Kelompok Tani”. Studi kasus: Kecamatan Medan Marelan; Kotamadya Medan.
Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis
selama ini.
2. Kepada Adinda Abdan Syakura, Dita Khadijah, Siti Maryam Zuhra
3. Kepada wali penulis Hj. Nuriah Hasballah, SH, Dra. Azmiati Hasballah, Dra.
Chairiah Hasballah, Maimun Hasballah, SH, Ir. Intan Fitriani Hasballah.
4. Kepada keluarga penulis Ishak Yusuf, Zainabon Ali, Julia Ishak, S.Pd
5. Kepada Bapak Ir. Hasudungan Butar-butar, M.Si dan Ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Ketua Kelompok Tani Sedar Bapak Maryoto, Ketua Kelompok Tani Bali Bapak
Mujiono Boimin, dan Ketua kelompok tani lainnya yang ada di Kecamatan Medan
Marelan.
7. Koordinator PPL Kecamatan Medan Marelan Ibu Empu Hanum Lubis, Bapak Camat
beserta seluruh Pegawai kantor camat.
8. Seluruh Petani Sampel dan Instansi yang terkait dengan penelitian ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih atas bantuannya selama mengumpulkan data.
9. Kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis serta semua
rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah
10. Kepada Senior penulis dan teman-teman satu angkatan penulis stambuk 2007 tidak
dapat disebutkan satu-satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
11. Kepada sahabat-sahabat penulis Syaflina, Shabrina Nadhilla, Lovianty Permata
Putri,Citra Dewi Marpaung, Windy Mariam Putri, Ayu Widya Ningsih, Ozyana
Mahenda Sari, Marselia Alamanda, Yuni Yathari Siregar, Dita Antania Hanjani, Jana
Putri Utami, Yusma Dewi, Maina Rosa , Astria Ningsih, Chairiah Ulfa, Jaka Rannez
Manik, Abdul Halim Lubis, Rovillino Fristama, Ilham Aulia, Hilmi Arifandi, Mirza
Mustafa, Fachreza, Mulyadi Saputra, Irwansyah, Ridho Mustika Johanta, Irawan
Santoso, Tegar Wijaya dan Ridwan P. Sormin.
12. Kepada yang terkasih Habibullah Khomeini Hasibuan yang telah membantu
menyemangati penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Kepada teman-teman dan senior satu kelompok bimbingan skripsi Melpa L
Simamora, Royanti Cerlian Banjarnahor, Yessy Haneva Silalahi, Martiana Laia, Sari
Wella Manik, Desi CH Sagala, Eva Julia Simare-mare, Agustina, Glen Dedi, Tome
Sitepu, Rizky Rahmatullah Hrp, Baginda Siregar, Xaverius Ginting dan Holong
Hasugian.
14. Kepada teman-teman dan tim pengajar Briton Curse English, i’ll never forget what
our spent the time together thats awesome experience.
15. Kepada keluarga besar Station FC, UKM Futsal USU dan UKM Sepak Bola USU.
Medan, Desember 2011
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...
i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ...
iii
KATA PENGANTAR ...
v
DAFTAR ISI ...
vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ...
x
DAFTAR LAMPIRAN ...
xi
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ...
1
1.2 Identifikasi Masalah ...
10
1.3 Tujuan Penulisan ...
10
1.4 Kegunaan Penulisan ...
11
1.5 Hipotesis Penelitian ...
11
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka ...
1
2.1.1 Kelompok Tani ...
12
2.1.2 Evaluasi ...
18
2.1.3 Kinerja ...
19
2.2 Landasan Teori ...
20
2.3 Kerangka Pemikiran ... 23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ...
27
3.2 Metode Pengambilan Objek Penelitian ...
28
3.3 Motode Pengumpulan Data ...
30
3.4 Motode Analisis Data ...
31
3.5 Definisi dan Batasan Operasional ...
38
3.5.1 Definisi ... ...
38
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Di Kecamatan Marelan ...
40
4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah...
40
4.1.2 Pemerintah Kecamatan Medan Marelan ...
42
4.1.3 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk
Per Km Dirinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2009 ...
42
4.1.4 Struktur Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin, Kelompok
Umur dan Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut
Kelurahan Di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009....
43
4.1.5 Sarana dan Prasarana ...
46
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Keadaan Kelompok Tani di Kecamatan Medan
Marelan... ... ...
49
5.2 Komositas Unggulan Yang Dikembangkan Oleh Kelompok Tani
Di Daerah Penelitian ...
53
5.3 Kinerja Kelompok Tani di Kecamatan Medan Marelan ...
54
Hubungan Karakteristik Ketua Kelompok Tani terhadap Kinerja
Kelompok Tani ... ...
63
5.4 Struktur Organisasi Kelompok Sesuai Dengan Harapan ...
65
5.5 Masalah-masalah Yang Dihadapi Oleh Kelompok Tani Dalam
Meningkatkan Kinerja Kelompok Tani ... ...
70
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... ... ...
73
6.2 Saran ... ... ...
74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Hal
1.
Indikator Penilaian Kinerja Kelompok Berdasarkan Tingkat
Kemampuan kelompok Tani Disasarkan Pada SK Mentan
No. 41/Kpts/OT. 210/1992 ...
6
2.
Klasifikasi kelompok Tani Berdasarkan Tingkat Kemampuan ...
7
3.
Jumlah Kelompok Tani Di Kecamatan Medan Marelan ...
29
4.
Spesifikasi Pengumpulan Data ...
31
5.
Parameter kinerja Kelompok Tani Kecamataan Medan Marelan ...
33
6.
Luas Wilayah Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009 ... 40
7.
Banyaknya Lingkungan RW, RT, dan Blok Sensus Dirinci Menurut
Kelurahan Di Kecamatan Medan Marelan ... 42
8.
Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk Per Km²
Dirinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009 ... 43
9.
Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur
Dan Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan
Di Kecamatan Medan Marelan ... 44
10.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kecamatan Medan
Marelan ... 45
11.
Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan Di
Kecamatan Medan Marelan ... 46
12.
Banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas, BPU dan BKIA Diperinci
Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Marelan Tahu 2009 ... 47
13.
Jumlah Posyandu, Dokter dan Bidan Dirinci Menurut Keluahan
Di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009 ... 48
14.
Sarana Ibadah Dan Lapangan Olahraga Di Kecamatan Medan
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Hal
1.
Skema Kerangaka Pemikiran Evaluasi Kolompok Tani
Kecamatan Medan Marelan ...
27
2.
Luas Wilayah Tiap Kelurahan Di Kecamatan Medan Marelan ...
41
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Hal
1.
Peta Wilayah Kecamatan Medan ...
78
2.
Keadaan Kelompok Tani Berdasarkan Keadaan Sosial Ekonomi ...
79
3.
Luas Lahan Dan Komoditi Unggulan ...
81
4.
Jawaban Sampel Kinerja Kelompok Tani Berdasarkan Indikator
SK MENTAN NO. 41/Kpts/OT. 210/ 1992 Dan Disesuaikan Dengan
Keadaan Lapangan ...
82
5.
Karakteristik Ketua Kelompok Terhadap Kinerja kelompok Tani
Berdasarkan Peran Serta Ketua Dalam Membantu Masalah
Kelompok ...
83
6.
Struktur Organisasi Ketua Kelompok Sesuai Dengan Harapan
Berdasarkan Struktur Kepengurusan Kelompok Tani ...
84
7.
Struktur Organisasi Ketua Kelompok Berdasarkan Sesuai Dengan
ABSTRAK
SARAH FONNA (070309029)
, dengan judul skripsi “
EVALUASI KINERJA
KELOMPOK TANI
”. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Marelan,
Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak
Ir. Hasudungan Butar-Butar, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir.
Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Kecamatan Medan Marelan salah kecamatan yang merupakan sentra pertanian di
Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Terdapat 15 kelompok tani yang
tersebar dalam 4 desa antara lain Desa Tanah Enam Ratus, Desa Rengas Pulau,
Desa Terjun dan Desa Paya Pasir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
komoditas unggulan yang dikembangkan oleh kelompok tani di daerah penelitian,
untuk mengetahui kinerja kelompok tani, untuk mengetahui hubungan
karakteristik ketua kelompok tani terhadap kinerja anggota kelompok tani di
daerah penelitian, untuk mengetahui struktur organisasi kelompok tani di daerah
penelitian apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan, untuk mengetahui
masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh kelompok tani dalam meningkatkan
kinerja kelompok dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani di Kecamatan Medan
Marelan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas unggulan komoditas pertanian
holtikultura adalah tanaman sawi dengan luas lahan 1,724 Ha atau 10,85 % dari
seluruh total luas lahan, komoditas unggulan komoditas pertanian pangan adalah
tanaman padi dengan luas lahan 6,67 Ha atau 42,51% dari seluruh total luas lahan,
komoditas unggulan komoditas pertanian tanaman hias adalah tanaman anggrek
dengan luas lahan 0,12 Ha atau 0,75% dari seluruh luas lahan. Tingkat kinerja
kelompok tani di Kecamatan Medan Marelan tinggi, Karakteristik ketua
kelompok tani dapat mempengaruhi kinerja kelompok tani. Struktur organisasi
kelompok tani di daerah penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh kelompok tani dalam
meningkatkan kinerja kelompok dan ada upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani di Kecamatan
Medan Marelan.
ABSTRACT
SARAH FONNA (070309029)
, thesis entitled
"PERFORMANCE
EVALUATION FARMER GRUPS
The research was conducted in Medan
Marelan District, Municipality of Medan, North Sumatra Province. The research
was guided by Mr. Ir. Hasudungan Butar-Butar, M. Si, chairman of the
commission supervising and Mrs. Ir. Lily Fauzia, M. Si as a member of the
supervising committee. Subdistrict Medan Marelan one district that is a center of
agriculture in the municipality of Medan, North Sumatra Province. There are 15
farmer groups that spread out in four villages, among others, the Kelurahan Tanah
Enam Ratus, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun and the Kelurahan Paya
Pasir. The research objective was to determine the commodities which were
developed by a group of farmers in the area of research, to determine the
performance of farmer groups, to determine the relationship characteristics of
farmer group leader on the performance of members of farmer groups in the study
area, to determine the organizational of farmers groups in Medan Marelan
District, to find out what problems are faced by farmers in improving the
performance of the group and any efforts made to overcome the problems faced
by farmers in the district of Medan Marelan.
Results showed that horticultural commodities are agricultural commodities
mustard plants with total area of 1.724 hectares or 10.85% of the total land area,
agricultural food commodities are rice plants with land area of 6.67 hectares or
42.51% of all total land area, agricultural commodities commodities orchid plants
is a plant with a land area of 0.12 hectares or 0.75% of the total land area. Farmers
level of performance in high Marelan Medan District, chairman of the
characteristics of farmer groups can affect the performance of farmer groups.
Medan Marelan District have organization of farmer grups. There are some
problems faced by farmers in improving the performance of the group and there
were efforts made to overcome the problems faced by farmers in the district of
Medan Marelan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas pertanian tertentu, seperti produk holtikultura, produk perternakan, produk perikanan dan produk perkebunan. Tidak saja dalam kuantitasnya, tetapi juga meningkatkan tuntutan kualitasnya. Dalam menghadapi globalisasi sistem pemasaran membuat dunia pertanian Indonesia menghadapi tantangan baru untuk dapat bersaing dalam mutu, produktifitas dan efesiensi dengan pertanian negara-negara lain (Margono, 2003; 37).
Pembangunan pertanian dilaksanakan melalui berbagai program, yaitu program peningkatan produksi tanaman pangan, program peningkatan produksi perkebunan, program peningkatan produksi peternakan, program peningkatan produksi perikanan dan pogram peningkatan produksi kehutanan dan program peningkatan produksi tanaman holtikultura. Usaha meningkatkan produksi berbagai komoditi tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan hasil ekspor hasil pertanian dan untuk menanggulangi masalah kemiskinan bagi petani. Keberhasilan pembangunan disektor pertanian tentu saja tidak terlepas dari besarnya peranan dan dukungan para petani Indonesia (Lemhannas, 1997; 99).
ini, proses pembangunan pertanian telah sampai pada tahap yang mensyaratkan adanya partisipasi petani yang lebih besar agar tujuan pembangunan pertanian tercapai. Dalam proses pembangunan pertanian yang berhasil peranan penyuluhan pertanian sangat besar, sehingga penyuluh pertanian disebut sebagai ujung tombak pembangunan pertanian (Mardikanto, 2003; 151).
Pendekatan utama dalam penyuluhan pertanian sampai saat ini masih menggunakan kelompok tani dalam kegiatan penyuluhan. Pendekatan kelompok dipandang lebih efisien dan dapat menjadi media terjadinya proses belajar dan berinteraksi dari para petani, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku bertani yang lebih baik atau berkualitas. Kelompok tani memiliki kedudukan strategis dalam mewujudkan petani yang berkualitas. Petani yang berkualitas dicirikan oleh adanya kemandirian dan ketangguhan dalam berusaha tani demi mencapai kesejahteraan petani dan keluarganya (Deptan, 2000; 2).
tani juga mempersiapkan kader-kader pengurus kelompok yang akan menjadi penerus kelompok tani di masa mendatang (Sastraadmadja, 1993; 18).
Menurut Mardikanto (1993; 57) pandangan secara objektif pengembangan kelembagaan tani, khususnya kelompok tani yang memperlihatkan berkembangnya kelembagaan lokal yang dikelola oleh masyarakat sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Dalam pengambilan keputusan kelompok justru lebih mampu bertahan, bahkan dalam menghadapi pasang-surutnya situasi kelembagaan pertanian ditingkat yang lebih tinggi (kecamatan dan kabupaten). Kelompok seperti inilah yang dinilai mengarah pada terwujudnya efektifitas kelompok petani sebagai kelembagaan pangan pedesaan, yang ditandai dengan kecendrungan bahwa kelompok tani tersebut benar-benar berfungsi sebagai instrumen bagi anggota (petani) untuk memenuhi kepentingan anggota dan biasanya dikembangkan oleh anggota atas kesadaran mereka untuk memenuhi kebutuhan para anggota kelompok. Kelompok yang dibentuk dari bawah semacam ini memiliki kecendrungan lebih sesuai dengan kebutuhan minat anggota, serta memiliki komitmen anggota yang tinggi. Kelompok tani lebih efektif sebagai wahana atau media untuk mewujudkan bargaining position (mencapai posisi harga yang disepakati) untuk mewujudkan kesejahteraan petani.
kompeten, komunikatif dan memiliki komitmen kerjasama yang tinggi dalam pengembangan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan anggotanya secara berkeadilan serta mampu meningkatkan kinerja dan dinamika kelompok tani (Karsidi, 2001; 23).
Dinamika kelompok merupakan suatu metode dan proses yang bertujuan
meningkatkan nilai kerjasama kelompok. Metode dan proses dinamika kelompok
berusaha menumbuhkan dan membangun kelompok yang semula terdiri dari satu
kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara pencapaiannya
yang disepakati bersama. Tujuan dari dinamika kelompok adalah meningkatkan
proses interaksi antara anggota kelompok, meningkatkan produktivitas anggota
kelompok, mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik, lebih maju serta
meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya. Unsur-unsur dinamika kelompok
terdiri dari tujuan kelompok, kekompakan kelompok, struktur kelompok, fungsi
tugas kelompok, pengembangan dan pemeliharaan kelompok, suasana kelompok,
efektivitas kelompok, tekanan kelompok , dan maksud diluar keinginan kelompok
(Kementrian Pertanian, 2008; 5-6).
semula terdiri dari kumpulan individu yang belum saling mengenal satu sama lain
menjadi satu kesatuan kelompok dengan tujuan yang sama.
Penurunan dinamika kelompok mempengaruhi kinerja suatu kelompok.
Penurunan dinamika dapat disebabkan oleh faktor teknis dan faktor sosial. Faktor
teknis misalnya kegagalan panen oleh berbagai serangan hama, kondisi dan
penyediaan air yang buruk, pupuk yang tidak memenuhi kualifikasi, dan
sebagainya. Sedangkan faktor sosial misalnya realisasi dari perencanaan yang
sudah disepakati yang selalu tidak bisa ditepati, kurangnya kepercayaan anggota
terhadap pengurus dalam mengelola modal kelompok, rendahnya kemampuan
menjalin hubungan yang melembaga lain khusunya koperasi unit desa (KUD) dan
sebagainya.
Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan
kinerja petani meliputi; pengembangan aspek kelompok atau organisasi yang
dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisir kegiatan produktif petani;
mengembangkan jaringan antar kelompok atau organisasi petani yang terbentuk
dan berperan dalam pengembangan potensi petani; kemampuan kelompok tani
dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat mendukung pengembangan
mereka, baik dalam bidang informasi pasar, permodalan, teknologi dan
menejemen; serta mengembangakan kemampuan-kemampuan teknis dan
menejenarial kelompok-kelompok petani, sehingga berbagai masalah teknis dan
organisasi dapat dipecahkan dengan baik.
dilakukan pengembangan organisasi, ekonomi jaringan dan faktor-faktor pendukung lainnya. Dengan usaha pemberdayaan masyarakat tani tersebut diharapkan dapat membebaskan petani dari kemiskinan dan keterbelakangan menuju kehidupan yang lebih sejahtera.
Indikator penilaian kinerja kelompok tani didasarkan pada SK Mentan No. 41/Kpts/OT. 210/1992 yang merupakan hasil penyempurnaan indikator kinerja sebelumnya yang diciptakan oleh M. Slamet (1987) dalam Wahyuni (2003) yaitu: 1) tujuan kelompok; 2) struktur kelompok; 3) fungsi tugas; 4) tekanan dalam kelompok; 5) pembinaan kelompok; 6) kekompakan; 7) suasana kelompok; 8) efektifitas kelompok. Indikator penilaian kinerja kelompok tani didasarkan pada SK Mentan No. 41/Kpts/OT. 210/1992 yang indikatornya tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Indikator Penilaian Kinerja Kelompok Berdasarkan Tingkat
Kemampuan Kelompok Tani didasarkan pada SK Mentan
No. 41/Kpts/OT. 210/1992
Indikator Kemampuan Kelompok Tani Nilai
Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani (termasuk pascapanen dan analisis usahatani) dengan menerapkan rekomendasi yang tepat dan mamfaat sumber daya alam secara optimal
300
Kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain
100
secara rasional
Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok dengan KUD
200
Kemampuan menerapkan teknologi dan memamfaatkan informasi serta kerja sama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota kelompok tani
300
Jumlah 1.000
Sumber: Balai Informasi Pertanian Jakarta (1992)
Tabel 1 merupakan indikator penilaian kinerja kelompok tani yang didasarkan pada SK Mentan No. 41/Kpts/OT. 210/1992. Kegiatan penilaian melibatkan kelembagaan yang terkait dengan prosedur antara lain: 1) penelaah laporan dan kegiatan lapangan; 2) penilaian oleh Tim yang terdiri atas PPL, petugas tingkat desa, kecamatan dan kabupaten; 3) penyerahan hasil penilaian kepada camat, selanjutnya kepada dinas pertanian kabupaten atau kota; 4) pengecekan oleh dinas pertanian tingkat provinsi.
Merujuk atas indikator penilaian kinerja kelompok berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani pada tabel 1, maka klasifikasi kelompok tani berdasarkan kemampuannya dapat ditentukan pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Kelompok Tani Berdasarkan Kemampuan
Klasifikasi Jumlah Nilai
Lanjut 251 – 500
Madya 501 – 750
Utama 751 – 1.000 Sumber: Balai Informasi Pertanian jakarta (1992)
Tabel 2 merupakan kalsifikasi kelompok tani berdasarkan kemampuannya. Jumlah nilai pada tabel 2 klasifikasi kelompok tani berdasarkan kemampuan merupakan hasil dari bobot nilai pada tabel 1 indikator penilaian kinerja kelompok tani yang didasarkan pada SK Mentan No. 41/Kpts/OT. 210/1992. Bobot nilai pada tabel 1 dapat mengklasifikasikan kelompok tani berdasarkan kemampuannya.
Menurut BIPP (2001; 2) berdasarkan kemampuannya kelompok tani dibagi ke dalam empat kelas dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Kelompok Tani Pemula, ciri-ciri kelompok tani pemula antara lain:
-
Kontak tani masih belum aktif
-
Taraf pembentukan kelompok tani masih awal
-
Pimpinan formal aktif
-
Kegiatan kelompok bersifat informatif
2.
Kelompok Tani Lanjutan
-
Kelompok tani menyelenggarakan demplot dan gerakan-gerakan
terbatas
-
Pimpinan formal aktif
-
Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama usahatani
sehamparan
3.
Kelompok Tani Madya
-
Kelompok tani melenggarakan kerjasama usahatani sehamparan
-
Pimpinan formal kurang menonjol
-
Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama
-
Usahatani sehamparan
-
Berlatih mengembangkan program sendiri
4.
Kelompok Tani Utama
-
Meningkatkan hubungan dengan KUD
-
Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan
pendapatan
-
Program usahatani terpadu
-
Program disesuaikan dengan KUD
-
Pemupukan modal dan kepemilikan atau penggunaan benda modal
yang dilakukan dalam kelompok; 6) aset yang dimiliki; 7) hubungan petani dengan kelembagaan sekitarnya; 8) persepsi petani terhadap usahatani yang telah dilakukan.
Pengukuran kinerja menurut Soeprihanto (1988; 24) antara lain: 1) prestasi kerja; 2) tanggung jawab; 3) Ketaatan; 4) Kejujuran; 5) kerjasama; 6) kepemimpinan; 7) inisitif.
Pengukuran kinerja menurut Moeheriono (2009; 108-109) antara lain: 1) tujuan organisasi; 2) sasaran dan strategi organisasi; 3) pencapaian visi dan misi organisasi; 4) penilaian individu; 5) finansial; 6) non finansial.
Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kinerja menurut Mangkunegara (2005; 13-14) yaitu, performa individu yang dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi, motivasi yang dipengaruhi oleh sikap dan situasi serta kemampuan yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan kemampuan.
Menurut A. Dale Timple (1992; 31) dalam Mangkunegara (2005; 14) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri dari faktor-faktor internal yaitu sifat, kemauan dan motivasi. Faktor eksternal yaitu lingkungan, perilaku, sikap, tindakan, rekan kerja, pimpinan, fasilitas dan iklim organisasi.
Menurut Moeheriono (2009; 106-108) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri dari hasil kerja, perilaku, atribut, kompetensi, komperatif, keadaan lingkungan, nilai dan budaya, serta imbalan dan pengakuan.
dapat mengidentifikasikan karakteristik kinerja kelompok tani serta mengetahui tingkat kinerja kelompok di daerah penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas maka diperlukan untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu, komoditas utama apa saja yang dikembangkan oleh kelompok tani di daerah penelitian, bagaimana kinerja kelompok tani, apakah ada hubungan karakteristik ketua kelompok tani terhadap kinerja kelompok tani di daerah penelitian, bagaimana organisasi kelompok tani di daerah penelitian, masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh kelompok tani dalam meningkatkan kinerja kelompok tani dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani Kecamatan Medan Marelan.
1.3 Tujuan Penelitian
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani Kecamatan Medan Marelan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini yaitu sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan evaluasi kinerja kelompok tani di Kecamatan Medan Marelan dan sebagai salah satu informasi bagi pihak akademik yang ingin mengadakan penelitian mengenai evaluasi kinerja kelompok tani di Kecamatan Medan Marelan.
1.5 Hipotesis Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Kelompok Tani
Pada hakekatnya pengertian kelompok tani tidak bisa dilepaskan dari pengertian kelompok itu sendiri. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka bagian dari kelompok tersebut. Menurut Mulyana (2005; 23) kelompok pada dasarnya adalah gabungan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mecapai tujuan bersama, dimana interaksi yang terjadi bersifat relatif tetap dan mempunyai struktur tertentu. Struktur merupakan sebuah kelompok adalah susuanan dari pola antar hubungan interen yang mendekati stabil, yang terdiri atas: (1) suatu rangkaian status-status atau kedudukan-kedudukan para anggotanya yang hirarkis; (2) peranan-peranan sosial yang berkaitan dengan status-status itu; (3) unsur-unsur kebudayaan (nilai-nilai), norma-norma yang memepertahankan, membenarkan dan menangungkan struktur.
Menurut Perry dan Perry dalam Winardi (2003; 31 ) mengemukakan bahwa yang menjadi ciri-ciri suatu kelompok adalah: (1) ada interaksi antar anggota yang berlangsung secara anggota secara kontinu untuk waktu yang relatif lama; (2) setiap anggota menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kelompok, dan sebaliknya kelompokpun mengakuinya sebagai anggota; (3) adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan dicapai; (4) adanya struktur dalam kelompok, dalam arti para anggota mengetahui adanya hubungan-hubungan antar peranan, norma tugas, hak dan kewajiban yang semuanya tumbuh didalam kelompok tersebut.
Menurut Wahyuni (2003; 2) kelompok tani merupakan wadah komunikasi antar petani, serta wadah komunikasi antar petani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi.
Departemen Pertanian RI (1980; 2) memberi batasan bahwa kelompok tani adalah sekumpulan petani, yang terdiri dari petani dewasa pria dan wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan kontak tani.
a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok.
b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani. c. Semakin cepatnya proses difusi penerapan inovasi atau teknologi baru.
d. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang petani.
e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan (input) atau produk yang dihasilkannya.
f. Semakin dapat membantu efesiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh petani sendiri.
Sedangkan alasan utama dibentuknya kelompok tani adalah :
a. Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang tersedia.
b. Dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan.
2.1.2 Evaluasi
Menurut Umar (2002; 28) evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diproleh.
Menurut Soekartawi (1995; 20) evaluasi merupakan suatu proses tindakan yang sistematis bertujuan untuk melihat hasil akhir dan seberapa besar mamfaat yang diperoleh.
Menurut Alwi (2001; 85) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi
yang berguna bagi pihak penentu (
decision maker
) untuk menentukan kebijakan
yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut
telah sesuai dengan keinginannya semula.
Menurut Stufflebeam dalam Worthen dan sanders
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999; 239) evaluasi merupakan alat menejemen yang berorientasi pada tindakan dan poses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan efek serta konsekuensinya ditentukan oleh sistematis dan seobjektif mungkin.
(1979; 129) evaluasi
adalah
process of delineating
(proses dari penggambaran)
, obtaining and
providing useful information for judging decision alternatives
(memperoleh dan
mendapatkan informasi yang berguna untuk menentukan alternatif yang sesuai).
Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya
sebuah proses (
process
) perolehan (
obtaining
), penggambaran (
delineating
),
penyediaan (
providing
) informasi yang berguna (
useful information
) dan alternatif
keputusan.
2.1.3 Kinerja
Menurut Mangkunegara (2005; 9) kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu
(lazimnya per jam).
Menurut Wahyudi (2002; 101) mengemukakan kinerja merupakan suatu
evaluasi oyang dilakukan secara periodik dan sisitematis tentang prestasi kerja
atau jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.
Menurut Sulistiyani (2009; 275) kinerja merupakan kombinasi
kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Usaha
tersebut merupakan kontribusi-kontribusi dari individu dalam suatu organisasi
atau instansi menyangkut pelaksanaan dan penyelesaian tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Menurut Bernardin dan Russell (1993; 111) kinerja merupakan catatan
outcome
(pendapatan) yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan
yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
2.2 Landasan Teori
Evaluasi adalah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang
relevan tentang sejauh mana tujuan program penyuluhan di suatu wilayah dapat
dicapai sehingga dapat ditarik kesimpulan dan digunakan untuk mengambil
keputusan. Evaluasi merupakan proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral,
positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu
dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai
atau manfaatnya (Alwi,
Cakupan kegiatan evaluasi yaitu antara lain; (1) pengamatan dan
pengumpulan serta analisa data atau fakta tentang keadan, peristiwa, gejala alam
atau sesuatu objek, (2) penggunaan pedoman evaluasi, (3) pengukuran dan
membandingkan hasil pengamatan dengan pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki, (4) pengambilan keputusan.
Jenis-Jenis Evaluasi antara lain; (1) evaluasi awal (
Pre Evaluation
)
dimaksudkan sebagai alat analisis guna memperbaiki rencana kegiatan.
(2) evaluasi proses atau pelaksanaan (
On Going Evaluation
) dilaksanakan pada
saat kegiatan dilaksanakan.(3) evaluasi akhir (
Post Evaluation
) digunakan untuk
mengetahui pencapaian hasil secara keseluruhan sesuai yang direncanakan
hubungannnya dengan efisiensi dan efektivitas. (4) evaluasi dampak
(
Expost Evaluation
) dilakukan setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan
cara analisis yang mendalam sehingga diperoleh umpan balik.
Adapun prinsip–prinsip evaluasi adalah evaluasi harus berdasarkan fakta,
evaluasi merupakan bagian integral dari proses kegiatan,evaluasi dilakukan dalam
hubungannya dengan tujuan dari program, menggunakan alat ukur yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda, evaluasi dilakukan terhadap metode penyuluhan yang
digunakan, dilakukan terhadap hasil-hasil kuantittif maupun kualitatif dan
evaluasi harus dijiwai oleh prinsip mencari kebenaran (Tayibnapis, 2008; 13-36).
berorientasi pada prestasi, memiliki percaya diri, berperngendalian diri,
kompetensi (Dharma, 1997; 35).
Penilaian kerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermamfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka
dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja seseorang
(Simamora, 2004; 38).
Secara teoristis tujuan penilaian kinerja dikategorikan sebagai suatu yang
bersifat evaluasi dan membangun tujuannya untuk menyelesaikan. Hasil penilaian
digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi, hasil penilaian digunakan
sebagai mengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat membangun
penialaian harus menyelesaikan prestasi riil yang dicapai oleh individu,
kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja dan prestasi yang
dikembangkan. Penilaian kerja menilai kemampuan kerja seseorang dalam
berkerja (Alwi, 2001; 187).
kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota kelompok tani. Indikator kinerja kelompok tani dapat ditinjau dari delapan tolak ukur yang terdiri atas usia kelompok tani; lamanya masa keanggotaan; luas areal usaha tani; bidang usaha; kerjasama yang dilakukan dalam kelompok tani; aset yang dimiliki; hubungan kelompok tani dengan kelembagaan disekitarnya; dan persepsi petani terhadap usaha tani yang telah dilaksanakan (Wahyuni, 2003; 2).
Dalam pelaksanaan kinerja maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja
kelompok tani tersebut yang bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu kelompok
tani berhasil melaksanakan program-program dan mencapai tujuannya. Evaluasi
merupakan suatu proses penelitian sistematik atau yang teratur tentang mamfaat
atau guna beberapa objek. Evaluasi memiliki beberapa pendekatan diantaranya:
pendekatan experemental; pendekatan yang berorientasi pada tujuan; pendekatan
yang berfokus pada keputusan; pendekatan yang berorientasi kepada pemakai;
pendekatan yang responsif; dan evaluasi bebas tujuan (Tayibnapis, 2008; 3).
2.3 Kerangka Pemikiran
belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok tani, para
petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa
pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil.
Kinerja kelompok tani merupakan merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang anggota kelompok tani sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh angota-anggota kelompok tani sesuai dengan perannya dalam
pekerjaannya.
Karakteristik ketua kelompok tani dapat mempengaruhi kinerja kelompok
tani yang dipimpin. Ketua kelompok dapat mempengaruhi kelompok tani dengan
cara kepeminpinan. Adapun tipe-tipe cara memimpin yaitu otoriter
(menganggap kelompok tani adalah organisasi milik pribadi), demokrasi
(menganggap kelompok tani adalah adalah organisasi bersama, suka
mengembangkan sumber daya, suka menerima kritik dan saran), militeris
(cara memimpin dengan perintah, formalitas, disiplin yang tinggi, kaku, sukar
menerima kritik dan saran), dan paternalistis (cara kepemimpinannya sukar
memberi kesempatan kepada anggotanya untuk mengembangkan sumber
dayanya, jarang untuk mengambil keputusan). Suatu kelompok tani membutuhkan
pengurus yang dapat dipercaya dalam memimpin suatu kelompok tani.
Indikator kinerja kelompok tani perlu disesuaikan dengan keadaan
kelompok tani daerah penelitian. Penyesuaian indikator tersebut didukung dengan
beberapa pendekatan indikator kinerja dari beberapa peneliti sebelumnya.
Indikator kinerja kelompok tani tersebut antara lain:
1.
Usia kelompok tani
3.
Bidang usahatani dan luas lahan anggota kelompok tani
4.
Penyusunan laporan secara periodik dan kelengkapan administrasi
kelompok tani
5.
Pelaksanaan rapat pembentukan pengurus kelompok tani
6.
Rapat penyusunan program-program kelompok tani bersama penyuluh
pertanian
7.
Pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan pertanian
(
Bottom Up dan Top Down
)
8.
Pengamatan pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan
pertanian
9.
Pelaksanaan evaluasi program bersama penyuluh pertanian
10.
Kemampuan merencanakan kegiatan meningkatkan produktifitas usaha
tani
11.
Kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain
12.
Kemampuan memupuk modal dan memamfaatkan secara rasional
13.
Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok
tani dan KUD
14.
Kemampuan menerapkan teknologi dan memamfaatkan informasi
kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produksi usaha tani
anggota kelompok tani
Program yang dilaksanakan dapat berupa program kesepakatan bersama yang disusun dan disepakati bersama dalam rapat kelompok tani sesuai dengan kebutuhan kelompok tani (button up) atau program yang dilaksanakan dapat berupa program dari Pemerintah dan Dinas Pertanian yang difasilitasi dan dimediasi oleh penyuluh pertanian (top down).
Indikator-indikator yang mempengaruhi kinerja kelompok tani dapat
menentukan suatu perkembangan dan kemajuan kelompok tani untuk mencapai
tujuan. Tujuan dari kelompok tani untuk melaksanakan usahataninya secara
efektif dan efisien adalah untuk mendapatkan peningkatan produksi yang optimal
dan dapat meningkatkan pendapatan sehingga dapat mensejahterakan hidup petani
dan keluarganya. Tingkatan pendapatan petani dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi seperti motivasi, partisipasi, insentif, kinerja, dan
karakteristik petani.
Kinerja kelompok tani dipengaruhi pula oleh masalah-masalah, baik
masalah intern atau masalah ekstern di dalam kelompok tani tersebut. Masalah
tersebut dapat diidentifikasi dan mencari jalan keluar untuk menyelesaikan
masalah dengan mengupayakan berbagai cara untuk mencari jalan keluar terbaik.
Petani
Kelompok Tani
Kinerja
Kinerja
Masalah-masalah Indikator Kinerja Kelompok Tani
1. Usia kelompok tani 2. Lama keanggotaan
3. Bidang usahatani dan luas lahan anggota kelompok tani
4. Penyusunan laporan secara periodik dan kelengkapan administrasi kelompok tani 5. Pelaksanaan rapat pembentukan
pengurus kelompok tani
6. Rapat penyusunan program-program kelompok tani bersama penyuluh pertanian
7. Pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan pertanian( Bottom Up dan Top Down)
8. Pengamatan pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan pertanian
9. Pelaksanaan evaluasi program bersama penyuluh pertanian
10. Kemampuan merencanakan kegiatan meningkatkan produktifitas usaha tani 11. Kemampuan melaksanakan dan menaati
perjanjian dengan pihak lain 12. Kemampuan memupuk modal dan
Penyuluh pertanian
Keterangan :
: Menyatakan pengaruh
Evaluasi
Kinerja Kinerja d
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Kinerja Kelompok Tani
Kecamatan Medan Marelan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
3.2 Metode Pengambilan Objek Penelitian
Jumlah kelompok tani yang ada di Kecamatan Medan Marelan adalah sebanyak 15 Kelompok tani yang tersebar dalam 4 desa dengan jumlah anggota 442 KK angota kelompok tani. Sampel diambil secara acak yaitu sebanyak 30 KK anggota kelompok tani di Kecamatan Medan Marelan.
[image:46.595.27.565.446.733.2]Dalam penelitian ini, responden ditetapkan dengan cara Simple Random Sampling yaitu proses pengambilan sampel secara acak yang didalamnya semua elemen dalam populasi didefinisikan mempunya kesempatan yang sama, bebas, dan seimbang dipilih menjadi sampel.
Tabel 3. Populasi dan Sampel Kelompok Tani di Kecamatan Medan Marelan
No Kelurahan Nama Kelompok
Tani Jumlah populasi (X) Jumlah Sampel (n) �=∑�� ×� Klasifikasi Kemampuan Kelompok Tani Bidang Usahatani
I. Kelurahan Tanah Enam Ratus
1. Serba Jadi 2. Layon sari 3. Tunas Mekar 4. Melati 65 25 20 25 5 2 1 1 Utama Madya Madya Pemula
Padi, sayur, ternak Padi, sayur, ternak
II. Kelurahan Terjun
1.
Asli
2.
Sepakat
3.
Sedar
4.
Bali
5.
Santai
20 40 45 50 25 1 3 3 4 2 Pamula Pemula Madya Utama Utama Padi, sayurPadi, sayur, ternak
Padi, sayur, ternak
Padi, sayur, palawija,ternak Padi, sayur, ternak,palawija
III. Kelurahan Rengas Pulau
1.
Berdikari
2.
Tridadi
3.
Subur Makmur
4.
MKGR
15 25 20 30 1 2 1 2 Pemula Pemula Pemula Utama SayuranPadi, sayur, palawija Padi, sayur
Ubi kayu, sayur, palawija, ternak
IV. Kelurahan Paya Pasir
1.
Sukarela
2.
Kencana Orchid
22 15 1 1 Lanjut Pemula
Padi, sayur, ternak Tanaman hias
Jumlah
15
442 30Sumber :Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian Medan Marelan 2009
Keterangan :
Y = Total Sampel yang akan diambil (30 sampel) n = Jumlah Sampel Setiap Kelompok Tani
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait serta literatur, sedangkan data primer yang dibutuhkan diperoleh dari metode:
1. Kuesioner. Data kumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah diselesaikan sebelumnya.
2. Wawancara. Wawancara, dilakukan apabila jawaban yang diberikan oleh responden dalam kuesioner belum terungkap jelas sehingga perlu menggunakan wawancara lisan.
Tabel. 4 Spesifikasi Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber Sampel Wawancara
Observasi Pencatatan Dokumen 1. Populasi Sampel
(Kelompok Tani)
PPL - - √
2. Kegiatan Kelompok Tani
PPL √ √ √
3. Identitas Kelompok Tani
Petani √ √ √
4. Luas Areal Usahatani Petani √ √ √ 5. Kelengkapan
Administrasi
Kelompok tani & PPL
√ √ √
6. Bidang Usahatani Petani √ √ √
7. Usia kelompok tani Kelompok tani & PPL
√ √ √
8. Indikator Penilaian Kinerja Kelompok Tani
Kelompok tani & PPL
√ √ √
9. Pelaksanaan Program Penyuluhan oleh Kelompok Tani
Kelompok tani & PPL
√ √ √
10. Masalah – masalah yang dihadapi Kelompok Tani dan mempengaruhi kinerja
Kelompok tani & PPL
3.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh, terlebih dahulu ditabulasikan kemudian diolah secara manual, lalu dijabarkan secara deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat pencatatan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian yang terjadi. Dalam arti ini, penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara daskriptif semata dan tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan, uji hipotesis atau mendapatkan makna dan implikasi dari penelitian tersebut (Wirartha, 2006; 155).
Untuk menyelesaikan masalah pertama digunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui komoditas apa saja yang dikembangkan oleh kelompok tani di daerah penelitian.
Untuk menyelesaikan masalah ke dua digunakan metode analisis deskriptif untuk melihat struktur organisasi kelompok tani di daerah penelitian dan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk menyelesaikan masalah ke tiga digunakan metode analisis deskriptif untuk melihat hubungan karakteristik ketua kelompok tani terhadap kinerja kelompok tani di daerah penelitian.
Untuk menyelesaikan masalah ke empat digunakan metode skoring pada tabel 5 untuk melihat kinerja kelompok tani di daerah penelitian.
meningkatkan kinerja kelompok tani dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok tani Kecamatan Medan Marelan.
Tabel 5. Parameter Kinerja Kelompok Tani Kecamatan Medan Marelan
No Tugas Parameter Skor
1. Usia kelompok tani
a.
Usia kelompok tani
≥ 25
tahun
b.
Usia kelompok tani 16-24
tahun
c.
Usia kelompok tani 11-15
tahun
d.
Usia kelompok tani 6-10
tahun
e.
Usia kelompok tani 1-5
tahun
5 4 3 2 1 2. Lama keanggotaan
a.
Lama keanggotaan
≥
25
tahun
b.
Lama keanggotaan 16-26
tahun
c.
Lama keanggotaan 11-15
tahun
d.
Lama keanggotaan 6-10
tahun
e.
Lama keanggotaan1-5
tahun
3. Bidang usahatani dan luas lahan anggota kelompok tani
a.
Anggota kelompok tani
mengusahakan bidang
tanaman holtikultura,
tanaman pangan dan
ternak dengan luas lahan
≥ 15 rante
b.
Anggota kelompok tani
mengusahakan bidang
tanaman holtikultura,
tanaman pangan dan
ternak dengan luas lahan
10-14 rante
c.
Anggota kelompok tani
mengusahakan bidang
tanaman holtikultura,
tanaman pangan dan
ternak dengan luas lahan
7-9 rante
d.
Anggota kelompok tani
mengusahakan bidang
tanaman holtikultura,
tanaman pangan dan
ternak dengan luas lahan
4-6 rante
e.
Anggota kelompok tani
mengusahakan bidang
tanaman holtikultura,
tanaman pangan dan
ternak dengan luas lahan
1-3 rante
5 4 3 2 14. Penyusunan laporan secara periodik dan kelengkapan administrasi kelompok tani
a.
Ada penyusunan laporan
pelaksanaan program
secara periodik setelah
setiap program
dilaksanakan dan
kelengkapan administrasi
b.
Ada penyusunan laporan
pelaksanaan program
tidak secara periodik
dantidak ada
kelengkapan administrasi
a.
Tidak ada penyusunan
laporan dan tidak ada
kelengkapan administrasi
3
2
1 5. Pelaksanaan rapat pembentukan
pengurus kelompok tani
a.
Rapat pembentukan
pengurus kelompok tani
sekali dalam 3 tahun
sekali
b.
Rapat pembentukan
pengurus kelompok tani
sekali dalam 5 tahun
sekali
c.
Tidak dilaksanakan rapat
pembentukan pengurus
kelompok tani
2
1
6. Rapat penyusunan program-program kelompok tani bersama penyuluh pertanian
a.
Tersusunnya program
kelompok tani sesuai
dengan kebutuhan petani
sekali dalam 1 bulan
b.
Tersusunnya program
kelompok tani sekali
dalam 1 tahun
c.
Tidak ada penyusunan
program kelompok tani
pertanian
3
2
1 7. Pelaksanaan program kelompok tani
dan program penyuluhan pertanian ( Bottom Up dan Top Down)
a.
Program dilaksanakan
sesuai dengan rencana
kerja empat selama 1
bulan
b.
Program dilaksanakan
sekali selama 1 tahun
tetapi tidak sesuai
dengan rencana kerja
c.
Program tidak
dilaksanakan
3
2
1 8. Pengamatan pelaksanaan program
kelompok tani dan program penyuluhan pertanian
a.
Pengamatan pelaksanaan
program kelompok tani
dan program penyuluhan
dilaksanakan sekali
dalam 2 minggu
b.
Pengamatan pelaksanaan
program kelompok tani
dan program penyuluhan
dilaksanakan sekali
dalam 1 bulan
c.
Tidak dilakukan
pengamatan
3
2
1 9. Pelaksanaan evaluasi program
bersama penyuluh pertanian
a.
Evaluasi dilakukan setiap
pengamatan pelaksanaan
program
b.
Evaluasi dilakukan
setelah program
dilaksanakan
c.
Tidak dilakukan evaluasi
3
1 10. Kemampuan merencanakan kegiatan
meningkatkan produktifitas usaha tani
a.
Kelompok tani mampu
merencanakan kegiatan
produktifitas usaha tani
dalam 1 kali dalam
sebulan
b.
Kelompok tani mampu
merencanakan kegiatan
produktifitas usaha tani
dalam sekali dalam
1tahun
c.
Kelompok tani tidak
mampu merencanakan
kegiatan produktifitas
usaha tani
3 2 111. Kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain
a.
Kelompok tani mampu
melaksanakan dan
menaati perjanjian
dengan pihak lain
b.
Kelompok tani mampu
melaksanakan tetapi
tidak mampu menaati
perjanjian dengan pihak
lain
c.
Kelompok tani tidak
mampu melaksanakan
dan menaati perjajian
dengan pihak lain
3
2
1
12. Kemampuan memupuk modal dan memamfaatkan secara rasional
a.
Kelompok tani mampu
merencanakan anggaran
dasar dan rumah tangga
dan mencari bantuan
modal atau saprodi dari
luar serta mengeluarkan
anggaran sesuai dengan
kebutuhan petani
b.
Kelompok tani mampu
merencanakan anggaran
dasar dan rumah tangga
tidak mampu memcari
bantuan modal atau
saprodi dari luar serta
mengeluarkan anggaran
tidak sesuai dengan
kebutuhan petani
c.
Kelompok tani tidak
3
2
mampu merencanakan
anggaran dasar dan
rumah tangga dan tidak
mampu mencari bantuan
modal atau saprodi dari
luar serta mengeluarkan
anggaran tidak sesuai
dengan kebutuhan petani
13. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani dan KUD
a.
Kelompok tani mampu
meningkatkan hubungan
yang melembaga antara
kelompok tani dan KUD
secara berkelanjutan
b.
Kelompok tani mampu
meningkatkan hubungan
yang melembaga antara
kelompok tani dan KUD
tetapi tidak secara
berkelanjutan
c.
Kelompok tani tidak
mampu meningkatkan
hubungan yang
melembaga antara
kelompok tani dan KUD
secara berkelanjutan
3
2
1
14. Kemampuan menerapkan teknologi dan memamfaatkan informasi kerjasama kelompok yang
dicerminkan oleh tingkat produksi usaha tani anggota kelompok tani
a.
Kelompok tani mampu
menerapkan teknologi
dan memamfaat
informasi secara
berkelanjutan
b.
Kelompok tani mampu
menerapkan teknologi
dan mampu
memamfaatkan informasi
tetapi tidak secara
berkelanjutan
c.
Kelompok tani tidak
mampu menerapkan
teknologi dan tidak
mampu menerapkan
informasi
3
2
1 15. Perubahan sikap dan prilaku
terhadap usahatani dalam
meningkatkan kinerja setelah adanya pengetahuan, teknologi, informasi dan sebagainya baik dari penyuluhan atau dari pihak lain
a.
Kelompok tani mampu
merubah pola pikir dan
menerapkan
pengetahuan baru pada
usahataninya secara
berkelanjutan.
b.
Kelompok tani mampu
merubah pola pikir dan
menerapkan
pengetahuan baru pada
usahataninya tidak
secara berkelanjutan.
c.
Kelompok tani tidak
mampu merubah pola
pikir dan menerapkan
pengetahuan baru pada
usahataninya secara
berkelanjutan.
2
1
Keterangan : Parameter Kinerja Kelompok Tani Kecamatan Medan Marelan dibuktikan dengan keberadaan dokumen
Dari tabel 3 penilaian skoring evaluasi kinerja kelompok tani Kecamatan Medan Marelan dikatagorikan sebagai berikut:
1-10 = Tingkat kinerja kelompok tani adalah sangat rendah
11-20 = Tingkat kinerja kelompok tani adalah rendah
21-30 = Tingkat kinerja kelompok tani adalah sedang
31-40 = Tingkat kinerja kelompok tani adalah tinggi
41-51 = Tingkat kinerja kelompok tani adalah sangat tinggi
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
3.5.1 Definisi:
1.
Kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang sesuai dengan perannya
dalam pekerjaannya.
2.
Kelompok Tani adalah wadah komunikasi antar petani, serta wadah
komunikasi antar petani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih
teknologi.
3.
Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan informasi dengan
menggunakan standar dan seperangkat kriteria untuk menarik kesimpulan
dan menyusun pertimbangan.
4. Penyuluh pertanian merupakan suatu sistem pendidikan di luar sekolah (informal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya dengan maksud agar mereka mampu, sanggup, dan berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya sendiri atau bila dimungkinkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekelilingnya.
5. Program penyuluhan pertanian merupakan berbagai macam kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh berbagai pihak yang terliba
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat batasan operasional sebagai berikut:
1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Medan Marelan.
2. Dalam penelitian ini yang dievaluasi adalah kinerja kelompok tani di Kecamatan Medan Merelan.
3. Sampel dalam Penelitian ini adalah anggota kelompok tani dari 15 kelompok tani yang tersebar di empat desa di Kecamatan Medan Marelan.
4. Waktu penelitian adalah tahun 2011.
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Di Kecamatan Medan Marelan
Tempat pelaksanaan penelitian adalah Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun dan Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan, Kotamadya Medan. Keempat kelurahan ini memiliki potensi wilayah pertanian, sedangkan Kelurahan Labuhan Deli potensi wilayah adalah wilayah perairan. Luas wilayah Kecamatan Medan Marelan seluas 44,47 Km², dengan setiap kelurahan sebagai berikut :
Tabel 6. Luas Wilayah dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009
Kelurahan Luas (Km²) Persentas terhadap
Luas Kecamatan (%)
(1) (2) (3)
1.
Tanah Enam Ratus
3,42 7,692.
Rengas Pulau
10,50 23,613.
Terjun
16,05 36,094.
Paya Pasir
10,00 22,495.
Labuhan Deli
4,50 10,12Medan Marelan
44,47 100,00Sumber: Kantor Camat Medan Marelan
Gambar 2. Luas Wilayah Tiap Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009 (Km²)
Ketinggian daerah Kecamatan Medan Marelan 5 meter diatas permukaan laut. Curah hujan reta-rata adalah sebesar 600 mm/tahun dengan suhu udara rata-rata 31ºC. Topografi daerah umumnya daerah rendah.
Ditinjau dari letak geografisnya, daerah penelitian mempunyai batas-batas sebagai berikut :
-
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan
3.42 Km²
10.5 Km²
16.05 Km²
10 Km²
4.5 Km²
LUAS WILAYAH KECAMATAN MARELAN
TAHUN 2009 (Km²)
TANAH ENAM RATUS
RENGAS PULAU
TERJUN
PAYA PASIR
4.1.2 Pemerintah Kecamatan Medan Marelan
[image:61.595.104.529.274.515.2]Kecamatan Medan marelan yang dipimpin oleh seorang camat, saat ini terdiri dari 5 kelurahan yang dibagi atas 88 lingkungan, dan 268 blok sensus sebagai berikut:
Tabel 7. Banyaknya Lingkungan, RW, RT, dan Blok Sensus dirinci menurut
Di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009
Jumlah
Kelurahan
(1)
Lingkungan (2)
RW (3)
RT (4)
Blok Sensus (5)
1.
Tanah Enam Ratus
11 0 0 512.
Rengas Pulau
35 0 0 743.
Terjun
22 0 0 414.
Paya Pasir
9 0 0 155.
Labuhan Deli
11 0 0 55Medan Marelan
88 0 0 236Sumber : Kantor Lurah Se-Kecamatan Medan Marelan
4.1.3 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk Per Km
Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009
[image:62.595.92.516.599.744.2]Kecamatan Medan Marelan dihuni oleh 126.619 jiwa penduduk dimana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Rangas Pulau yakni sebanyak 58.212 jiwa. Jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Paya Pasir yakni sebanyak 10.456 jiwa. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta jumlah wilayhnya, maka Kelurahan Tanah Enam Ratus merupakan kelurahan terpadat yaitu 6.816 jiwa tiap Km² dengan rata-rata RT 4 jiwa.
Tabel 8. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk per Km²
dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2009
Kelurahan
(1)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
(2)
Luas Wilayah
(Km²)
(3)
Kepadatan Penduduk per Km²
(4)
1.
Tanah Enam
Ratus
23.311 3,42 6.816
3.
Terjun
19.241 16,05 1.1994.
Paya Pasir
10.456 10 1.0465.
Labuhan Deli
15.399 4,5 3.422Medan Marelan 126.619 44,47 2.847
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 2009
Dari tabel 8 dapat dilihat Kelurahan Rengas Pulau merupakan kelurahan terpadat penduduk yaitu jumlah penduduk sebanyak 58.212 jiwa penduduk dalam luas wilayah 10,5 Km² dan kepadatan penduduk dalam per Km² adalah 5.544 jiwa, sedangkan Kelurahan Paya Pasir adalah kelurahan terkecil jumlah penduduknya yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 10.456 jiwa dalam luas wilayah 10 Km² dan kepadatan penduduk pek Km² adalah 1.046 jiwa.
4.1.4 Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan
Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Marelan sebanyak 126.619 penduduk terdiri dari 64.183 orang laki-laki serta 61.900 orang perempuan. Berdasarkan kelompok umur, distribusi penduduk Kecamatan Medan Marelan relatif lebih banyak penduduk usia produktif.
[image:63.595.86.516.84.188.2]Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 9. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan
Jenis Kelamin
Kelurahan
(1)
Laki-laki (Jiwa)
(2)
Perempuan (Jiwa)
(3)
Jumlah (Ji