• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pada PT. Sukanda Djaya Medan yang berada di Jl. Soekarno Hatta No. 80 km. 18,7.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pada PT. Sukanda Djaya Medan yang berada di Jl. Soekarno Hatta No. 80 km. 18,7."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA I EXTENTION FAKULTAS EKONOMI

M E D A N

PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP

PRESTASI KERJA KARYAWAN

PADA PT. SUKANDA DJAYA

MEDAN

DRAFT SKRIPSI OLEH ROMA SUMIHAR

050521116

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus, karena berkat dan

karuniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”

Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pada PT. Sukanda Djaya Medan ”

yang berada di Jl. Soekarno Hatta No. 80 km. 18,7.

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan dan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan

Manajemen pada Program Extension S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku ketua Departemen Manajemen

Universitas Sumatera Utara dan ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku sekretaris

Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan, MP selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan saran – saran, dukungan

moril dan kesabaran dalam pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Yulinda, Msi, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran –

saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

saran – saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

6. Segenap dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(3)

7. Staf Departemen Manajemen, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya selama

ini.

8. Pimpinan PT. Sukanda Djaya dan semua rekan – rekan kerja, terima kasih buat

bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Orang tuaku dan saudaraku yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada

penulis.

10.Jayakin Ritonga ”teman istimewaku” yang selalu mendampingi, memotivasi dan

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Teman – teman terbaikku : Lely yang maniez, Iyung yang serba imut, Sherly,

Friska, Tika, K’ Dewi (makasi banyak kak buat bantuannya), K’ Elsa dan teman –

teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih buat

dukungan dan perhatiannya selama ini.

Penulis mohon maaf atas setiap kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi

peneliti selanjutnya yang akan menulis topik yang sama demi perkembangan dan

kemajuan Civitas Akademi.

Medan, Juni 2008

Penulis

(4)

ABSTRAK

Roma Sumihar, (2008). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Sukanda Djaya Medan. Di bawah Bimbingan Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan MP, Prof.Dr.Ritha.F.Dalimunthe,SE,Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Ibu Dra.Yulinda,Msi selaku Penguji I, Ibu Dra.Friska Sipayung,Msi selaku Penguji II.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel stress kerja mempengaruhi prestasi kerja dan untuk mengetahui variabel stress kerja yang mana yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi kerja pada PT. Sukanda Djaya.

Hipotesis penelitian ini variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan dan beban kerja merupakan variabel stress kerja yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi kerja.

Metode penelitian yang digunakan metode regresi linier berganda menunjukkan bahwa konflik kerja (X1), beban kerja (X2), waktu kerja (X3) dan pengaruh kepemimpinan (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja (Y).

Hasil analisa data pada PT. Sukanda Jaya dengan nilai koefisien regresi X1(b1) = 0,995, nilai koefisien regresi X2(b2) = 0,576, nilai koefisien regresi X3(b3) = 0,495, nilai koefisien regresi X4(b4) = 0, 457. selanjutnya diperoleh nilai F hitung sebesar 23,186 lebih besar dari F tabel 2,45. Artinya variabel bebas (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (prestasi kerja) dan pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas adalah berpengaruh positif.

Hasil uji t diperoleh nilai t hitung untuk variabel konflik kerja (X1), beban kerja(X2), waktu kerja(X3), pengaruh kepemimpinan(X4) adalah 4,832 , 4,377 , 5,108, 3.553 lebih besar dari t tabel 2,16. Artinya faktor konflik kerja paling dominan mempengaruhi prestasi kerja, yang kedua faktor beban kerja, yang ketiga faktor waktu kerja, dan yang keempat faktor pengaruh kepemimpinan.

(5)
(6)

2. Penilaian Prestasi Kerja Karyawan... 21

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 23

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 23

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 25

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Analisis Deskriptif Responden ………. 30

1. Usia ………... 30

2. Lama Bekerja ………... 30

3. Jenis Kelamin ………... 31

4. Pendidikan ……….... 32

B. Deskriptif Variabel ……… 32

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

I. Kuesioner Penelitian

II. Tabulasi Jawaban Responden Pada Uji Validitas

III. Hasil Uji Validitas ( Reability )

IV. Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Konflik Kerja, Beban Kerja, Waktu

Kerja, Pengaruh Kepemimpinan dan Prestasi Kerja pada PT. Sukanda Djaya.

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Target Sales PT. Sukanda Djaya 2007... 3

Tabel 2.1 Instrument Skala Likert... 9

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 30

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 31

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 31

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 32

Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Konflik Kerja. 33 Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Beban Kerja... 34

Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Waktu Kerja... 36

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Pengaruh Kepemimpinan... 37

Tabel 4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Prestasi Kerja Karyawan... 39

Tabel 4.10 Item – Total Statistics... 42

Tabel 4.11 Coefficients(a)………. 43

Tabel 4.12 Anova(b)……….. 47

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual……… 5

(9)

ABSTRAK

Roma Sumihar, (2008). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Sukanda Djaya Medan. Di bawah Bimbingan Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan MP, Prof.Dr.Ritha.F.Dalimunthe,SE,Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Ibu Dra.Yulinda,Msi selaku Penguji I, Ibu Dra.Friska Sipayung,Msi selaku Penguji II.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel stress kerja mempengaruhi prestasi kerja dan untuk mengetahui variabel stress kerja yang mana yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi kerja pada PT. Sukanda Djaya.

Hipotesis penelitian ini variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan dan beban kerja merupakan variabel stress kerja yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi kerja.

Metode penelitian yang digunakan metode regresi linier berganda menunjukkan bahwa konflik kerja (X1), beban kerja (X2), waktu kerja (X3) dan pengaruh kepemimpinan (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja (Y).

Hasil analisa data pada PT. Sukanda Jaya dengan nilai koefisien regresi X1(b1) = 0,995, nilai koefisien regresi X2(b2) = 0,576, nilai koefisien regresi X3(b3) = 0,495, nilai koefisien regresi X4(b4) = 0, 457. selanjutnya diperoleh nilai F hitung sebesar 23,186 lebih besar dari F tabel 2,45. Artinya variabel bebas (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (prestasi kerja) dan pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas adalah berpengaruh positif.

Hasil uji t diperoleh nilai t hitung untuk variabel konflik kerja (X1), beban kerja(X2), waktu kerja(X3), pengaruh kepemimpinan(X4) adalah 4,832 , 4,377 , 5,108, 3.553 lebih besar dari t tabel 2,16. Artinya faktor konflik kerja paling dominan mempengaruhi prestasi kerja, yang kedua faktor beban kerja, yang ketiga faktor waktu kerja, dan yang keempat faktor pengaruh kepemimpinan.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap orang pernah mengalami stress walaupun kadangkala tidak

dirasakannya, karena stress ini berkisar dari adanya kegelisahan sampai pada rasa cemas

yang melumpuhkan. Seseorang yang mengalami sedikit rasa gelisah, tidak menyadari

kalau hal itu merupakan stress yang dapat menjadi semakin parah.

Keadaan tersebut dapat mengakibatkan menurunnya prestasi kerja yang sudah pasti

sangat merugikan diri karyawan dan perusahaan tempat ia bekerja. Timbulnya stress

seperti yang dipaparkan di atas pada hakikatnya disebabkan oleh masalah organisasi di

lingkungan kerja, individu karyawan tersebut dan hal lain yang berhubungan dengan

masyarakat. Bisa terjadi seorang karyawan mengalami stress karena ketiga faktor di atas

atau salah satu faktor saja.

Faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan stress pada diri seseorang

antara lain masalah administrasi, stress yang tidak wajar untuk menyesuaikan diri dengan

pekerjaan dan situasi kerja, struktur birokrasi yang tidak tepat, sistem manajemen yang

tidak sesuai, perebutan kedudukan, persaingan yang semakin ketat untuk memperoleh

kemajuan, anggaran yang terbatas, perencanaan kerja yang kurang baik, jaminan

pekerjaan yang tidak pasti, beban kerja yang semakin bertambah dan segala sesuatu yang

ada kaitannya dengan pekerjaan. Faktor dalam diri individu juga mempengaruhi

timbulnya stress. Berbagai masalah yang menyangkut individu dapat mengakibatkan

stress antara lain adalah keinginan dan cita-cita yang tidak realistis, sikap yang merusak

diri, rintangan karir, masalah keuangan, masalah ketidak sesuaian status, konflik antara

masalah pekerjaan dengan masalah rumah tangga, umur yang semakin meningkat,

(11)

karyawan tersebut. Masalah yang menyangkut diri karyawan sering mengakibatkan

timbulnya masalah dalam bidang pekerjaan, apalagi jika pribadi karyawan tersebut tidak

kokoh, sehingga gampang sekali dipengaruhi oleh hal-hal yang seharusnya dapat

dihindari. Selain itu, lingkungan masyarakat yang dapat menyebabkan stress ini antara

lain adat istiadat yang tidak sesuai dengan hati nurani, cara hidup masyarakat dan

sebagainya. Apabila ketiga faktor tersebut mempengaruhi seseorang, maka dapat

dipastikan bahwa stress akan semakin merugikan individu itu sendiri dan perusahaan

tentunya. Untuk itu perusahaan harus memiliki perencanaan yang merupakan suatu

proses dimana karyawan dan manajer bekerja sama merencanakan apa yang harus

dikerjakan karyawan di tahun mendatang, menentukan bagaimana prestasi kerja

karyawan harus diukur dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai

pemahaman bersama tentang pekerjaan tersebut. Prestasi kerja seorang karyawan akan

baik apabila karyawan tersebut memiliki keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja

karena memperoleh penghasilan yang sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan

untuk masa depannya, baik jenjang karir, fasilitas dan yang lainnya.”

PT Sukanda Djaya Medan merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai

tujuan untuk mengembangkan potensi usaha sepenuhnya demi keberhasilan menyeluruh

dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan para karyawan mengembangkan

potensi mereka, serta meraih kebutuhan pribadi masing-masing. Para karyawan di PT.

Sukanda Djaya Medan membutuhkan jam kerja yang sangat tinggi dan kesabaran dalam

melaksanakan aktivitas pekerjaannya dikarenakan pekerjaan mereka adalah di bidang

jasa yang dituntut memberikan pelayanan di bidang distribusi bahan makanan kepada

pelanggan. Adanya target / omset yang ditetapkan secara periodik dalam Rencana Kerja

dan Anggaran Perusahaan, mengharuskan karyawan untuk dapat memenuhi target

(12)

Kondisi yang paling berpotensi menimbulkan stress di PT. Sukanda Djaya adalah

pencapaian target yang tidak maksimal dari penjualan sehingga sangat mempengaruhi

pendapatan karyawan. Disamping gaji yang diperoleh oleh karyawan, insentif

pencapaian target merupakan sesuatu yang diharapkan oleh karyawan PT. Sukanda

Djaya. Dengan adanya pencapaian maksimal atas target yang telah ditetapkan oleh

perusahaan sudah tentu dapat mengurangi stress kerja karyawan. Pada kenyataannya

pencapaian target penjualan di PT. Sukanda Djaya sering tidak tercapai karena tingginya

target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pada Tabel 1.1 berikut ini disajikan data

mengenai pencapaian target sales PT. Sukanda Djaya yang diambil dari bulan Agustus –

Desember 2007.

Tabel 1.1

Target Sales PT. Sukanda Djaya 2007

Bulan Target Pencapaian Target Persentase Pencapaian Target

Agustus 3,650,000,000 2,622,035,879 71.84

September 2,550,000,000 2,238,496,744 87.78

Oktober 3,125,000,000 2,729,264,582 87.34

November 3,000,000,000 2,931,072,156 97.7

Desember 3,350,000,000 2,904,771,208 86.7

Sumber : Data Diolah, Bagian Accounting PT. Sukanda Djaya

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pencapaian target sales PT. Sukanda

Djaya selama bulan Agustus – Desember 2007 rata – rata mencapai 86.27%. Hal tersebut

belum cukup baik karena belum tercapainya target yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Pencapaian target yang tidak maksimal merupakan salah satu pemicu munculnya

(13)

dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Pada PT Sukanda Djaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan

pengaruh kepemimpinan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

prestasi kerja karyawan?

2. Variabel stress kerja manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi

prestasi kerja karyawan?

C. Kerangka Konseptual

Para ahli mengatakan bahwa stress dapat timbul sebagai akibat adanya tekanan atau

ketegangan yang bersumber dari ketidaksesuaian antara seseorang dengan

lingkungannya. Dalam artian apabila sarana dan tuntutan tugas tidak sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami stress. Biasanya stress

semakin kuat apabila seseorang menghadapi masalah yang datangnya bertubi-tubi.

Berbagai hal yang dapat menjadi variabel stress dalam diri seorang karyawan

antara lain konflik kerja antara karyawan, beban kerja yang terlalu berat, waktu kerja

yang tidak sesuai, ketidakseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab dalam

bekerja, perbedaan antara karyawan dengan pihak lain didalam dan diluar kelompok

kerjanya, pengaruh pimpinan yang memimpin karyawan. Kondisi stress kerja yang

dialami seorang karyawan, sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Tidak dapat disangkal bahwa stress yang tidak dapat

(14)

Berdasarkan teori yang dikemukakan, maka dapatlah dibuat secara skematis

kerangka konseptual dalam penelitian, yaitu dapat dijelaskan bahwa variabel stress kerja

(konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan) secara langsung

mempengaruhi prestasi kerja karyawan, yang dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Sumber : Siagian (2006:301) Data diolah Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang masih perlu diuji kebenarannya. Bertitik tolak dari masalah yang diajukan dan

tujuan penelitian serta tinjauan pustaka mengenai stress kerja, maka hipotesis kerja yang

diajukan adalah sebagai berikut :

1. Variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh

kepemimpinan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi

karyawan.

2. Beban kerja merupakan variabel stress kerja yang paling dominan dalam

mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

Stress Kerja :

1. Konflik Kerja

2. Beban Kerja

3. Waktu Kerja

4. Pengaruh Kepemimpinan

(15)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui apakah variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja,

waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan) secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap prestasi karyawan.

b. Untuk mengetahui variabel stress kerja yang manakah yang paling dominan

dalam mempengaruhi prestasi karyawan.

2. Manfaat penelitian

a. Hasil penelitian ini memberikan informasi tambahan untuk perusahaan dan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam dunia industri tentang stress kerja

yang ada hubungannya dengan prestasi kerja karyawan sehingga dapat

dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi stress kerja pada karyawan.

b. Untuk menambah wawasan penulis dan masyarakat umum ataupun bagi

organisasi perusahaan yang menaruh minat terhadap

permasalahan-permasalahan industri dan yang masih peduli dengan nasib para karyawan.

c. Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan

penelitian mengenai prestasi kerja dihubungkan dengan performance dan

kepuasan kerja karyawan.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas tentang keterkaitan antara stress kerja dengan prestasi

kerja karyawan di PT. Sukanda Djaya Medan dengan responden penelitian adalah

(16)

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, definisi operasional

adalah sebagai berikut:

a. Stress Kerja (X)

Stress kerja merupakan variabel independent yaitu variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya variabel dependent. Pemahaman mengenai stress

dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu sumber potensial penyebab

stress.

Adapun sumber tersebut adalah :

1). Konflik kerja (X1)

Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi –

organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka

harus menggunakan sumber daya secara bersama-sama atau menjalankan

kegiatan bersama-sama, atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai

dan persepsi yang berbeda. Konflik kerja juga merupakan kondisi yang

dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya

ketidaksesuaian tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan

pihak lain.

2). Beban Kerja (X2)

Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan pada banyak pekerjaan

yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan

pekerjaan. Pekerja merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan

(17)

3). Waktu Kerja (X3)

Pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan tugas pekerja sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Dalam melakukan pekerjaannya karyawan merasa dikejar

oleh waktu untuk mencapai target kerja.

4). Pengaruh Kepemimpinan (X4)

Dalam setiap organisasi kedudukan pemimpin sangat penting. Seorang pemimpin

melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak yang sangat berarti terhadap

aktivitas kerja karyawan. Dalam pekerjaan yang bersifat stressful para karyawan

bekerja lebih baik manakala pemimpinnya mengambil tanggung jawab lebih

besar dalam memberikan pengarahan.

b. Prestasi Kerja Karyawan (Y)

Prestasi kerja merupakan data dependent yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Prestasi kerja adalah hasil kerja

seorang pegawai selama periode tertentu yang dinilai dengan serangkaian tolak ukur

yang berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan

(Siagian, 2006:225 ).

3. Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah Skala

Likert (Sugiono, 2004:86) sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian

(18)

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Selalu (SLU) 5

2 Sering (SRG) 4

3 Kadang-Kadang (KD) 3

4 Hampir Tidak Pernah (HTP) 2

5 Tidak Pernah (TP) 1

Sumber : Sugiono (2004: 86)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Sukanda Djaya Medan yang berlokasi

di Jl. Soekarno Hatta No. 80 Km. 18,7 Binjai. Penelitian ini direncanakan dilakukan dari

tanggal 5 November 2007 sampai Juni 2008.

5. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Sukanda Djaya

Medan yang berjumlah 40 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode sensus

yaitu penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

(19)

6. Jenis dan Sumber Data

Prosedur pengambilan data penelitian menggunakan data primer dan data

sekunder.

a. Data primer yaitu tentang penyebab dan gejala-gejala prilaku stress kerja

karyawan. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara face to face dan

diskusi dengan karyawan

b. Data sekunder yang meliputi :

1). Data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan

2). Data struktur organisasi dan uraian tugas perusahaan

3). Data jumlah karyawan

4). Buku-buku ilmiah dan literatur lainnya yang diperoleh sehubungan

dengan masalah penelitian yang diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara dengan para karyawan, untuk memperoleh informasi mendalam

tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat stress kerja dan prestasi

karyawan.

b. Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada

responden untuk dijawab, kemudian dari jawaban setiap pertanyaan tersebut

ditentukan skornya dengan menggunakan skala Likert.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu memperoleh data dengan cara meninjau, membaca,

(20)

8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah indikator yang menjadi ukuran masing-masing variabel dan teknik

pengukuran telah digunakan, maka ditentukan teknik analisis data yang disesuaikan

dengan data yang tersedia. Tahapan-tahapan analisis data meliputi:

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan

menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui

pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran

umum perusahaan yang sedang diteliti.

b. Analisis Regresi Linier Berganda (Multi Regresi)

Metode analisis regresi linier berganda (multi regresi) berfungsi untuk mengetahui

pengaruh / hubungan variabel bebas (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja,

pengaruh kepemimpinan) dan variabel terikat (prestasi kerja karyawan) (Sugiyono,

2004: 211). Data yang diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu aplikasi

Software SPSS 12.00 For Windows.

Perhitungan Persamaan Regresi Berganda (Multiply Regression) :

Y = b0 + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Variabel prestasi kerja karyawan

b0 = Konstanta

X1 = Konflik kerja

X2 = Beban kerja

X3 = Waktu kerja

X4 = Pengaruh kepemimpinan

(21)

b1,2,3,4 = Koefisien regresi

Pengujian instrumen adalah :

Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah di dapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner).

Pengujian hipotesis sebagai berikut :

1). Uji F adalah untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh stress kerja

sebagai variabel independent terhadap prestasi karyawan sebagai variabel

dependent secara serentak dengan rumus hipotesis sebagai berikut :

H0 : b1=b2=b3=b4=0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4) secara serentak tidak

ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya variabel bebas ( X1, X2,X3,X4) secara serentak

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika F hitung < t table pada α

H1 diterima jika F hitung > t table pada α

2). Uji t adalah untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai

pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis

sebagai berikut :

H0 : b1 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4) secara parsial tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4) secara parsial mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

(22)

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α

c. Identifikasi Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan model dalam

menerangkan variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati

satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4) adalah

besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan

semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap

variabel terikat. Sebaliknya jika determinan (R2) semakin mengecil atau

mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

(X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model

yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang

(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Sebagai tinjauan penelitian terdahulu, penulis mengambil referensi skripsi yang

ditulis oleh Zuhrina Imatama (2006) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh

Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP)

Kampus Medan. Berdasarkan hasil dari penelitiannya dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Variabel stress kerja yang terdiri dari variabel konflik kerja, beban kerja, waktu

kerja dan pengaruh kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan.

2. Variabel konflik kerja dan beban kerja secara parsial tidak terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja kerja karyawan, sedangkan variabel waktu

kerja dan pengaruh kepemimpinan secara parsial terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja kerja karyawan.

B. Stress Kerja

Ada beberapa alasan mengapa masalah stress yang berkaitan dengan organisasi

perlu diangkat ke permukaan pada saat ini (Nimran, 2000:79-80), alasan tersebut adalah :

1. Masalah stress adalah masalah yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan, dan

posisinya sangat penting dalam kaitannya dengan produktifitas kerja karyawan.

2. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi, stress

juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi.

3. Pemahaman akan sumber-sumber stress yang disertai dengan pemahaman

terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan dan

siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang

(24)

4. Banyak diantara kita yang hampir pasti merupakan bagian dari satu atau

beberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun sebagai bawahan, pernah

mengalami stress meskipun dalam taraf yang amat rendah.

5. Peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain pihak beban kerja tentu

saja akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari yang sudah-sudah.

Sebagai akibatnya pengalaman-pengalaman yang disebut stress dalam taraf

yang cukup tinggi menjadi semakin terasa.

1. Pengertian Stress

Menurut Charles D. Spielberg (Handoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa stress adalah

tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam

lingkungan atau stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stress juga biasa

diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang

berasal dari luar diri seseorang.

Dari pengertian stress tersebut, penulis menyimpulkan bahwa stress merupakan suatu

kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang

dimana karyawan terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian

dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan).

2. Pengertian Stress Kerja

Luthans (Yulianti, 2000:8) mendefinisikan bahwa :

”Stress sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stress kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda.”

Masalah stress kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting

(25)

stress kerja tersebut yaitu orang menjadi gugup, merasakan kecemasan yang kronis,

peningkatan ketegangan pada emosi, proses berfikir dan kondisi fisik individu. Selain

itu, sebagai hasil dari adanya stress kerja karyawan mengalami beberapa gejala stress

yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah

marah dan agresif, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja

sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.

Jadi, terjadinya stress kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara

karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan

dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan, adanya beberapa atribut tertentu dapat

mempengaruhi daya tahan stress seorang karyawan.

Gejala stress di tempat kerja dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut

(Handoyo, 2001:64) :

1). Kepuasan kerja rendah

2). Kinerja yang menurun

3). Semangat dan energi menjadi hilang

4). Komunikasi tidak lancar

5). Pengambilan keputusan jelek

6). Kreatifitas dan inovasi kurang

7). Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.

3. Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja

Sumber stress yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang

menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu macam pembangkit tetapi

dari beberapa pembangkit stress. Karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh

(26)

berdasarkan penelitian yang dapat menimbulkan stress yaitu faktor-faktor intrinsik dan

ekstrinsik dalam pekerjaan (Munandar, 2001 :381- 401).

a. Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

1). Tuntutan fisik : Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stress (stressor).

Suara bising selain dapat menimbulkan gangguan sementara atau tetap pada alat

pendengaran kita, juga dapat merupakan sumber stress yang menyebabkan

peningkatan diri dari kesiagaan dan ketidakseimbangan psikologis kita. Kondisi

demikian memudahkan timbulnya kecelakaan. Ivancevich & Matteson

(Munandar, 2001: 381 – 383) berpendapat bahwa bising yang berlebih (sekitar 80

esibel) yang berulangkali di dengar, untuk jangka waktu yang lama, akan

menurunkan motivasi kerja. Bising oleh para pekerja pabrik dinilai sebagai

pembangkit stress yang membahayakan.

2). Tuntutan tugas : Penelitian menunjukkan bahwa shift/kerja malam merupakan

sumber utama dan stress bagi pekerja pabrik (Monk & Tepas , Munandar, 2001 :

383 – 389). Para pekerja shift malam lebih sering mengeluh tentang kelelahan

dan gangguan perut daripada para pekerja pagi/ siang dan dampak dari kerja shift

terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan-gangguan

perut.

b. Faktor-faktor Ekstrinsik dalam Pekerjaan

1). Beban kerja

Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit

stress, beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja berlebih

atau terlalu sedikit “kuantitatif”, yang timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang

terlalu banyak atau sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan

(27)

yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas, atau tugas

tidak menggunakan keterampilan dana atau potensi dari tenaga kerja. Di samping

itu beban bekerja berlebih kuantitatif dan kualitatif dapat menimbulkan

kebutuhan untuk bekerja selama jumlah jam yang sangat banyak, yang

merupakan sumber tambahan dari stress.

Everly & Girdano (Munandar, 2001:384-389), menambahkan kategori lain dari

beban kerja, yaitu kombinasi dari beban kerja berlebih kuantitaf dan kualitatif.

Beban berlebihan secara fisikal maupun mental, yaitu harus melakukan terlalu

banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Unsur yang

menimbulkan beban berlebih kualitatif ialah desakan waktu, yaitu setiap tugas

diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat.

Beban kerja terlalu sedikit kuantitatif juga dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak terjadi

pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton. Kebosanan dalam

kerja rutin sehari-hari, sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus

dilakukan,dapat menghasilkan berkurangnya perhatian. Hal ini secara potensial

membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan

darurat.

2). Pengembangan Karir

Pengembangan karir merupakan pembangkit stress potensial yang mencakup

ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih dan promosi yang kurang. Pola

pertumbuhan organisasi industri bebeda-beda. Salah satu akibat dari proses

pertumbuhan ini ialah tidak adanya kesinambungan dari mobilitas vertikal dari

para tenaga kerjanya. Peluang dan kecepatan promosi tidak sama setiap saat.

(28)

maupun karena dilupakan, dapat merupakan pembangkit stress bagi tenaga kerja

yang merasa sudah waktunya mendapatkan promosi. Perilaku yang mengganggu

semangat kerja yang rendah dan hubungan antar pribadi yang bermutu rendah,

berkaitan dengan stress dari kesenjangan yang dirasakan antara kedudukannya

sekarang di organisasi dengan kedudukan yang diharapkan.

3). Hubungan dalam Pekerjaan

Hubungan kerja yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejala adanya

kepercayaan yang rendah, dan minat yang rendah dalam pemecahan masalah

dalam organisasi. Ketidakpercayaan secara positif berhubungan dengan

ketidakjelasan peran yang tinggi, yang mengarah kepada komunikasi antar

pribadi yang tidak sesuai antar pekerja dan ketegangan psikologi dalam bentuk

kepuasan pekerjaan yang rendah, penurunan dari kondisi kesehatan dan rasa

diancam oleh atasan dan rekan-rekan kerjanya, menurut Kahn, dkk (Munandar,

2001:395).

4. Dampak Stress Kerja Pada Perusahaan

Rendall Schuller (Rini, 2003:3) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif

karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Secara singkat beberapa dampak

negatif yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa :

a. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional.

b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.

c. Menurunkan tingkat produktivitas.

d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial yang

dialami perusahaan karena tidak seimbangnya antara produktivitas dengan

(29)

5. Dampak Stress Kerja Pada Karyawan

Pengaruh stress kerja ada yang menguntungkan maupun merugikan bagi

perusahaan. Namun pada taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan perusahaan

diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan

sebaik-baiknya. Usaha mengatasi stress dapat berupa perilaku melawan stress atau

berdiam diri (Anoraga, 2006:92). Dalam kehidupan sehari – hari kedua reaksi ini

biasanya yang dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stress.

Perubahan – perubahan ini di tempat kerja merupakan gejala – gejala individu yang

mengalami stress antara lain (Anoraga, 2006:93) :

a. Bekerja melewati batas kemampuan

b. Keterlambatan masuk kerja yang sering

c. Ketidakhadiran pekerjaan

d. Kesulitan membuat keputusan

e. Kesalahan yang sembrono

f. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan

g. Lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri

h. Kesulitan berhubungan dengan orang lain

i. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat

j. Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi,

radang kulit dan radang pernafasan.

C. Prestasi Kerja

1. Pengertian Prestasi

Prestasi kerja pada umumnya dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,

(30)

Prestasi kerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan. Prestasi karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan prestasi kerja baik untuk individu

maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan prestasi kerja

perusahaan ( Robert L. Mathis & John H. Jackson, 2002:78 ).

2. Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Penilaian prestasi kerja karyawan adalah salah satu tugas penting untuk

dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan

prestasi kerja yang objektif bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan

adanya “like dan dislike” dari penilai, agar obyektivitas penilaian dapat terjaga. Kegiatan

penilaian ini penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan – keputusan

personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang prestasi kerja

mereka.

Mathis dan Jackson (2002:83) menyatakan :

”Penilaian prestasi kerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik untuk karyawan, yang merupakan kunci pengembangan bagi mereka di masa mendatang. Disaat atasan mengidentifikasikan kelemahan, potensi, dan kebutuhan pelatihan melalui umpan balik penilaian kinerja, mereka dapat memberitahu karyawan mengenai kemajuan mereka, mendiskusikan keterampilan apa yang perlu mereka kembangkan dan melaksanakan perencanaan pengembangan.”

Ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam menilai prestasi kerja (As’ad,

2000:22 ), yaitu :

a. Subjective Procedures

Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan – pertimbangan terhadap

kecakapan kerja yang dilakukan oleh : superior (atasannya), sub ordinates

(bawahannya), peers (kelompok kerja), rekan-rekan sekerja, out-side observer (para

(31)

Karena prosedur ini bergantung pada opini manusia, maka prosedur ini memiliki

kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh manusia (human error), yaitu :

1). Tipe Liniency, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai yang tinggi

kepada bawahannya.

2). Tipe Strictness, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai yang rendah

kepada bawahannya.

3). Tipe Central Tendency, terjadi apabila orang yang dinilai enggan memberikan

nilai yang tinggi kepada bawahannya.

4). Halo Effect Error, adalah kesalahan kesan umum dari si penilai karena pengaruh

pengalaman sebelumnya.

5). Personal Bias, adalah bentuk kesalahan karena adanya prasangka-prasangka baik

kearah positif maupun kearah negatif.

b. Direct Measures

Metode ini tidak seperti metode yang terdahulu dimana evaluator dimintai

pertimbangannya terhadap perilaku kerja karyawan yang menjadi bawahannya.

Ada 2 (dua) tipe untuk evaluasi ini yaitu :

1). Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit-unit yang diproduksi dan

kualitas produk.

2). Berhubungan dengan personal information, yaitu meliputi absensi, ketepatan

datang, keluhan-keluhan dari karyawan, waktu yang dipergunakan untuk

mempelajari pekerjaan dan sebagainya.

c. Proficiency Testing

Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecakapan karyawan. Dalam hal ini

karyawan yang di tes diminta untuk memerankan pekerjaan seperti keadaan yang

(32)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan

yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa saham dalam mana tiap sekutu

(disebut juga persero) turut mengambil bagian sebanyak satu atau lebih saham

perusahaan. Undang – undang tidak menetapkan berapa orang minimal dengan sah dapat

mendirikan suatu Perseroan Terbatas. Hanya dua orang saja sudah dapat mendirikan

sebuah Perseroan Terbatas.

Dalam rangka meningkatkan penjualan, organisasi perusahaan secara terus-

menerus mencari daerah pemasaran yang lebih luas. Pengembangan daerah pemasaran

ini seringkali tidak dapat diselesaikan dengan memuaskan oleh tenaga penjual

(salesman) yang ada, yang bertolak dari suatu kantor pusat. Penggunaan katalog dengan

pesanan per pos (mail order) atau pengiriman konsinyasi dapat meningkatkan penjualan,

tetapi masih dapat dikatakan gagal untuk mencapai hasil yang dikehendaki.

Pembentukan Kantor Cabang di daerah pemasaran ini dapat menjadi sasaran

pencapaian tujuan pemasaran. Kegiatan penjualan dikendalikan dari kantor penjualan

yang berlokasi di beberapa tempat dengan pengarahan dari Kantor Pusat. Para pelanggan

tidak berhubungan dengan Kantor Pusat, melainkan dengan unit-unit penjualan yang

menyalurkan produk tersebut. Kontak dengan organisasi ini memang lebih mudah dan

lebih cepat. Barang-barang atau jasa-jasa yang dikehendaki dapat disediakan dengan

lebih mudah dan lebih cepat. Kantor Cabang merupakan sebuah organisasi penjualan,

yang menjual barang-barang dari persediaan yang diselenggarakan sendiri dan yang

(33)

PT. Sukanda Djaya Cabang Medan adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang

bergerak di bidang penjualan bahan makanan dan minuman. Perusahaan ini berdiri pada

tanggal 6 Maret 1996 yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No. 80 Km 18,7 Binjai.

Perusahaan ini merupakan perusahaan cabang yang ke-10 (sepuluh) dari 16 cabang yang

ada di seluruh Indonesia dengan alamat Kantor Pusatnya di Jl. Pasir Putih Raya Kav.1

Ancol, Jakarta Timur. Perusahaan ini mendistribusikan jenis bahan makanan antara lain

kentang, keju, daging, sea food, mentega, sayuran yang diproses (dibekukan), dan sosis.

Sedangkan jenis bahan minuman yang didistribusikan adalah jenis sirup, susu dan ice

cream. Bahan makanan dan minuman ini didistribusikan atau dipasarkan ke supermarket/

swalayan, restaurant, dan hotel – hotel yang berada di daerah Medan dan sekitarnya.

Meskipun suatu cabang beroperasi sebagai unit usaha tersendiri,namun masih

berada di bawah pengendalian kantor pusat. Tingkat manajemen sendiri yang harus

dilaksanakan oleh cabang ditentukan oleh kantor pusat. Kebijakan dan standar umum

yang digunakan operasi perusahaan biasanya diterapkan pada semua cabang. Akan tetapi

di luar bidang ini, manajer cabang dapat diberi wewenang penuh, sehingga keefektifan

manajemen dan pengendaliannya ditetapkan berdasarkan laporan keuangan cabang.

Kantor pusat memperlengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan, dan

aktiva lainnya yang mungkin dibutuhkan. Kantor cabang dapat membeli barang

dagangan dari pihak luar dalam memenuhi kebutuhan lokal tertentu, untuk

barang-barang yang tidak tersedia dari kantor pusat. Cabang mengirimkan barang-barang dagangan,

memfaktur pelanggannya, dan melakukan penagihan atas piutang usaha, dan jumlah

yang didepositokan ke rekening banknya sendiri. Saldo bank digunakan untuk membayar

(34)

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Bila sebuah perusahaan, semakin bertambah besar maka persoalan mengenai

organisasi dan manajemen (personalia) semakin bertambah rumit. Kegagalan perusahaan

sesungguhnya adalah kegagalan dalam mengorganisir dan memimpin perusahaan.

Organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

Organisasi tanpa manajemen akan menyebabkan kekacauan sebaliknya manajemen tanpa

organisasi menyebabkan kebingungan.

Perusahaan PT. Sukanda Djaya adalah berbentuk organisasi garis karena ciri-ciri

organisasi garis ini dapat diketahui dengan misalnya bentuk organisasinya masih kecil,

jumlah pegawai yang bekerja pada perusahaan sedikit, antara pimpinan perusahaan dan

karyawan saling kenal dan spesialisasi kerja masih belum begitu tinggi.

Dengan bentuk organisasi garis ini perusahaan mengharapkan agar :

1. Kesatuan perintah dapat terjamin dengan baik karena pimpinan perusahaan berada

pada satu orang.

2. Proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat karena jumlah orang

yang diajak untuk berkonsultasi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.

3. Rasa solidaritas diantara para karyawan umumnya masih tinggi, karena mereka

saling mengenal.

Tetapi bentuk organisasi garis ini masih mempunyai kelemahan-kelemahan,

antara lain :

1. Seluruh organisani terlalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau orang itu

tidak mampu maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.

2. Adanya kecenderungan bahwa pimpinan akan bertindak secara otokratis atau

totaliter.

(35)

Melihat struktur organisasi tersebut maka tugas dan tanggung jawab masing –

masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Cabang (Branch Manager)

a. Bersama – sama dengan bagian penjualan melakukan dan mengusulkan program

penjualan dan aktivitas penjualan agar tercapai target penjualan.

b. Bersama – sama dengan bagian penjualan mencari dan mengusulkan outlet baru

yang berpotensial bagi perusahaan dan melakukan promosi penjualan.

c. Melaksanakan kebijakan perusahaan.

d. Memimpin dan membimbing setiap bagian dari perusahaan.

e. Menyusun kebutuhan barang setiap bulan untuk daerah yang diawasi.

2. Kepala Administrasi (Account Officer)

a. Bekerja sama dengan Kepala Cabang merumuskan atau menyusun anggaran

keuangan perusahaan.

b. Membuat dan menyiapkan laporan penjualan setiap bulannya.

c. Mengelola keuangan perusahaan dengan baik.

d. Melakukan koordinasi dengan Kepala Cabang dalam bidang personalia cabang,

misalnya perekrutan karyawan, permohonan cuti karyawan, sakit, dan lain – lain.

e. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan.

3. Bagian Pemasaran (Sales)

a. Melakukan penawaran kepada customer atau outlet – outlet.

b. Mencari outlet – outlet baru yang berpotensial bagi perusahaan.

(36)

4. Satpam (Security)

a. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan keamanan serta ketertiban

terhadap karyawan dan lingkungan perusahaan dari segala gangguan yang dapat

menghambat kelancaran aktivitas perusahaan.

b. Menerima tamu dan memberitahukan kepada orang yang berkepentingan.

c. Membuat dan memonitor daftar absensi setiap harinya dan melaporkannya

kepada Kepala Administrasi.

d. Memeriksa setiap barang yang keluar dari perusahaan apakah sesuai dengan surat

pengiriman barang atau surat keluar barang.

5. Kasir (Cashier)

a. Menyiapkan semua pembayaran baik yang bersifat tunai dan cek berdasarkan

bukti voucher yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang.

b. Membuat daily cash flow harian, buku penerimaan uang kas dan cek.

c. Membukukan semua pengeluaran kas dan cek.

d. Menerima setoran dari kolektor dan menyetorkannya ke bank atas nama

perusahaan.

6. Kolektor (Collector)

a. Melakukan penagihan piutang dengan cara sistematis kepada pelanggan yang

membeli barang dengan cara kredit berdasarkan daftar piutang yang telah jatuh

tempo.

b. Mencari jalan keluar dengan baik untuk setiap penagihan yang tertunda atau

susah dalam hal penagihannya.

c. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah – jumlah piutang dari

(37)

7. Administrasi (Administration)

a. Mencatat setiap pesanan barang yang datang dari pihak luar (ekstern) dan dalam

(intern) perusahaan.

b. Menerima pesanan barang dari pelanggan pada buku pesanan barang yang telah

dipersiapkan.

c. Membuat surat barang keluar dari gudang sesuai dengan pesanan pelanggan.

8. Teknisi dan transportasi (Technition & Transportation)

a. Teknisi bertanggung jawab terhadap semua kondisi mesin yang ada di

perusahaan.

b. Teknisi bertanggung jawab atas semua mobil pengantaran barang perusahaan.

c. Bagian transportasi terdiri dari driver dan helper bertanggung jawab atas

pengantaran barang kepada para pelanggan.

9. Gudang (Warehouse)

a. Memeriksa jumlah dan keadaan barang di gudang baik secara rutin maupun

berkala.

b. Menyimpan dan mengeluarkan barang sesuai dengan surat yang ada.

c. Memeriksa barang yang kembali atau batal sesuai dengan surat yang ada.

(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Responden

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dari kuesioner

tersebut diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden. Karakteristik

responden dalam penelitian ini antara lain berdasarkan usia, lama bekerja, jenis kelamin

dan pendidikan terakhir di PT. Sukanda Djaya Medan.

1. Usia

Dalam Tabel 4.1 berikut dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan usia :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di PT. Sukanda Djaya Medan, 2008

Usia Frekuensi Persentase

21 – 30 tahun 12 30

31 – 40 tahun 22 55

41 – 50 tahun 5 12,5

> 51 tahun 1 2,5

Jumlah 40 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner), 2008

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa kategori usia yang paling banyak diteliti adalah

usia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 22 karyawan atau 55%, usia 41 – 50 tahun ada

sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5 %, usia diatas 51 tahun sebanyak 1 orang karyawan

atau 2,5 % dan usia 21 – 30 tahun sebanyak 12 orang karyawan atau 30%.

2. Lama Bekerja

(39)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Di PT. Sukanda Djaya Medan, 2008

Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1 – 3 tahun 2 5

4 – 6 tahun 12 30

7 – 9 tahun 16 40

> 10 tahun 10 25

Jumlah 40 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer ( kuesioner ), 2008

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa lamanya bekerja responden yang paling

banyak diteliti adalah antara 7 – 9 tahun sebanyak 16 orang atau 40 %, diatas 10 tahun

sebanyak 10 orang atau 25 %, antara 1 – 3 tahun sebanyak 2 orang atau 5 % dan antara

4 – 6 tahun sebanyak 12 orang atau 30 %.

3. Jenis Kelamin

Dalam Tabel 4.3 berikut dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di PT. Sukanda Djaya Medan, 2008

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 26 65

Wanita 14 35

Jumlah 40 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer ( kuesioner ), 2008

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah pria yaitu

berjumlah 26 orang atau 65% , sedangkan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 14

(40)

4. Pendidikan

Dalam Tabel 4.4 berikut dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan pendidikan :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di PT. Sukanda Djaya Medan, 2008

Pendidikan Frekuensi Persentase

SLTA Sederajat 18 45

Diploma 12 30

Sarjana ( S 1 ) 10 25

Jumlah 40 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner), 2008

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan akhir paling banyak

ditempuh responden adalah SLTA Sederajat sebanyak 18 karyawan atau 45%, tingkat

pendidikan diploma sebanyak 12 orang karyawan atau 30 % dan tingkat pendidikan

sarjana ada 10 orang karyawan atau 25 %.

B. Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh

stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan dengan tanggapan responden sebagai

berikut:

1. Selalu (SLU)

2. Sering (SRG)

3. Kadang – kadang (KD)

4. Hampir Tidak Pernah (HTP)

(41)

1. Konflik Kerja Sebagai variabel X1

Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden TerhadapVariabel Konflik Kerja

Sumber : Pengolahan Data Primer (2008)

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa :

a. Pada pernyataan konflik kerja, antara atasan dan rekan kerja sering tidak sejalan,

responden yang menyatakan selalu sebanyak 20 orang atau 50%, responden yang

menyatakan sering sebanyak 8 orang atau 45%, responden yang menyatakan

kadang-kadang sebanyak 2 orang atau 5%, responden yang menyatakan hampir

tidak pernah, tidak ada dan responden yang menyatakan tidak pernah juga tidak

ada.

b. Pada pernyataan konflik kerja, terjadi karena tugas-tugas yang harus dilakukan

bukan bagian dari pekerjaan karyawan, responden yang menyatakan selalu

sebanyak 13 orang atau 32,5 %, responden yang menyatakan sering sebanyak 25

orang atau 62,5%, responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 2 orang

atau 5%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah, tidak ada dan

responden yang menyatakan tidak pernah juga tidak ada.

c. Pada pernyataan konflik kerja, terjadi karena karyawan tidak dapat bekerja sama

dengan rekan kerja, responden yang menyatakan selalu sebanyak 13 orang atau

32,5 %, responden yang menyatakan sering sebanyak 23 orang atau 57,5%,

(42)

responden yang menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 1 orang atau 2,5% dan

responden yang menyatakan tidak pernah tidak ada.

d. Pada pernyataan konflik kerja, terjadi karena karyawan membawa masalah kantor

kerumah dan sebaliknya, responden yang menyatakan selalu sebanyak 12 orang

atau 30%, responden yang menyatakan sering sebanyak 23 orang atau 57,5%,

responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 3 orang atau 7,5%,

responden yang menyatakan hampir tidak pernah, tidak ada dan responden yang

menyatakan tidak pernah juga tidak ada.

2. Beban Kerja Sebagai Variabel X2

Tabel 4.6

Distribusi Pendapat Responden TerhadapVariabel Beban Kerja

Sumber : Pengolahan Data Primer (2008)

a. Pada pernyataan beban kerja, terjadi karena karyawan sering mendapat pekerjaan

yang selalu kejar target, responden yang menyatakan selalu sebanyak 16 orang

atau 40 %, responden yang menyatakan sering sebanyak 17 orang atau 42,5%,

responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 7 orang atau 17,5%,

responden yang menyatakan hampir tidak pernah, tidak ada dan responden yang

menyatakan tidak pernah juga tidak ada.

b. Pada pernyataan beban kerja, terjadi karena karyawan tidak memahami setiap tugas

yang diberikan pimpinan secara tiba-tiba, responden yang menyatakan selalu

(43)

orang atau 45%, responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 8 orang

atau 20%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah, tidak ada dan

responden yang menyatakan tidak pernah juga tidak ada.

c. Pada pernyataan beban kerja, terjadi karena pekerjaan karyawan yang monoton,

responden yang menyatakan selalu sebanyak 14 orang atau 35%, responden yang

menyatakan sering sebanyak 17 orang atau 42,5%, responden yang menyatakan

kadang-kadang sebanyak 13 orang atau 20%, responden yang menyatakan hampir

tidak pernah, sebanyak 1 orang atau 2,5 % dan responden yang menyatakan tidak

pernah tidak ada.

d. Pada pernyataan beban kerja, terjadi karena tugas karyawan selesai dalam waktu

yang lama, responden yang menyatakan selalu sebanyak 10 orang atau 12,5%,

responden yang menyatakan sering sebanyak 16 orang atau 40%, responden yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 8 orang atau 20%, responden yang

menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 1 orang atau 2,5 % dan responden yang

menyatakan tidak pernah tidak ada.

e. Pada pernyataan beban kerja, terjadi karena karyawan membawa tugas dari kantor

ke rumah untuk diselesaikan, responden yang menyatakan selalu sebanyak 5 orang

atau 12,5%, responden yang menyatakan sering sebanyak 19 orang atau 47,5%,

responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 13 orang atau 32,5%,

responden yang menyatakan hampir tidak pernah sebanyak 3 orang atau 7,5 % dan

(44)

3. Waktu Kerja Sebagai Variabel X3

Tabel 4.7

Distribusi Pendapat Responden TerhadapVariabel Waktu Kerja

Sumber : Pengolahan Data Primer (2008)

a. Pada pernyataan waktu kerja, karyawan melakukan penundaan pekerjaan karena

waktu penyelesaian pekerjaan masih lama, responden yang menyatakan selalu

sebanyak 15 orang atau 37,5%, responden yang menyatakan sering sebanyak 15

orang atau 37,5%, responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 5 orang

atau 12,5%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 4 orang

atau 10 % dan responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 1 orang atau

2,5%.

b. Pada pernyataan waktu kerja, target penyelesaian pekerjaan tidak tercapai,

responden yang menyatakan selalu sebanyak 13 orang atau 32,5%, responden yang

menyatakan sering sebanyak 18 orang atau 45%, responden yang menyatakan

kadang-kadang sebanyak 5 orang atau 12,5%, responden yang menyatakan hampir

tidak pernah, sebanyak 3 orang atau 7,5 % dan responden yang menyatakan tidak

pernah sebanyak 1 orang atau 2,5%.

c. Pada pernyataan waktu kerja, tidak dapat menyanggupi apabila ada perintah

menyelesaikan pekerjaan secara mendadak, responden yang menyatakan selalu

sebanyak 9 orang atau 22,5%, responden yang menyatakan sering sebanyak 18

(45)

atau 22,5%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 2 orang

atau 5 % dan responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 2 orang atau 5%.

d. Pada pernyataan waktu kerja, lebih senang mendapat pekerjaan di waktu siang

dibanding tugas di pagi hari , responden yang menyatakan selalu sebanyak 2 orang

atau 5%, responden yang menyatakan sering sebanyak 8 orang atau 20%,

responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 19 orang atau 47,5%,

responden yang menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 8 orang atau 20 % dan

responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 3 orang atau 5%.

4. Pengaruh Kepemimpinan Sebagai Variabel X4

Tabel 4.8

Distribusi Pendapat Responden TerhadapVariabel Pengaruh Kepemimpinan

Sumber : Pengolahan Data Primer (2008)

a. Pada pernyataan pengaruh kepemimpinan, hormat kepada atasan, responden yang

menyatakan selalu sebanyak 5 orang atau 12,5%, responden yang menyatakan

sering sebanyak 29 orang atau 72,5%, responden yang menyatakan kadang-kadang

sebanyak 5 orang atau 12,5%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah,

sebanyak 1 orang atau 2,5 % dan responden yang menyatakan tidak pernah tidak

ada.

b. Pada pernyataan pengaruh kepemimpinan, takut kepada atasan anda tanpa tahu

penyebabnya, responden yang menyatakan selalu sebanyak 5 orang atau 12,5%,

(46)

menyatakan kadang-kadang sebanyak 8 orang atau 20%, responden yang

menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 1 orang atau 2,5 % dan responden yang

menyatakan tidak pernah tidak ada.

c. Pada pernyataan pengaruh kepemimpinan, senang dengan atasan, responden yang

menyatakan selalu sebanyak 14 orang atau 35%, responden yang menyatakan

sering sebanyak 20 orang atau 50%, responden yang menyatakan kadang-kadang

sebanyak 2 orang atau 5%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah,

sebanyak 1 orang atau 2,5 % dan responden yang menyatakan tidak pernah tidak

ada.

d. Pada pernyataan pengaruh kepemimpinan, jika atasan menyuruh karyawan untuk

menyelesaikan tugas pasti akan terlaksana, responden yang menyatakan selalu

sebanyak 3 orang atau 7,5%, responden yang menyatakan sering sebanyak 8 orang

atau 20%, responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 19 orang atau

47,5%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 8 orang atau

20% dan responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 2 orang atau 5%.

e. Pada pernyataan pengaruh kepemimpinan, pengaruh karisma atasan sangat kuat,

responden yang menyatakan selalu sebanyak 2 orang atau 5%, responden yang

menyatakan sering sebanyak 8 orang atau 20%, responden yang menyatakan

kadang-kadang sebanyak 19 orang atau 47,5%, responden yang menyatakan hampir

tidak pernah, sebanyak 8 orang atau 20% dan responden yang menyatakan tidak

(47)

5. Prestasi Kerja Karyawan Sebagai Variabel X5

Tabel 4.9

Distribusi Pendapat Responden TerhadapVariabel Prestasi Kerja Karyawan

Sumber : Pengolahan Data Primer (2008)

a. Pada pernyataan prestasi kerja karyawan, dipuji oleh atasan bila hasil kerja

memuaskan, responden yang menyatakan selalu sebanyak 12 orang atau 30%,

responden yang menyatakan sering sebanyak 21 orang atau 52,5%, responden yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 7 orang atau 17,5%, responden yang

menyatakan hampir tidak pernah, tidak ada dan responden yang menyatakan tidak

pernah, tidak ada.

b. Pada pernyataan prestasi kerja karyawan, mengutamakan kepentingan umum,

responden yang menyatakan selalu sebanyak 8 orang atau 20%, responden yang

menyatakan sering sebanyak 20 orang atau 50%, responden yang menyatakan

kadang-kadang sebanyak 11 orang atau 27,5%, responden yang menyatakan hampir

tidak pernah, sebanyak 1orang atau 2% dan responden yang menyatakan tidak

pernah, tidak ada.

c. Pada pernyataan prestasi kerja karyawan, dalam meningkatkan prestasi kerja salah

satunya dengan mengurangi absensi, tidak terlambat dan tepat waktu dalam

penyelesaian tugas responden yang menyatakan selalu sebanyak 9 orang atau

(48)

yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 9 orang atau 22,5%, responden yang

menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 2 orang atau 5% dan responden yang

menyatakan tidak pernah, tidak ada.

d. Pada pernyataan prestasi kerja karyawan, hasil kerja yang sangat baik dan dedikasi

yang sangat tinggi dan dipromosikan jabatan yang lebih tinggi, responden yang

menyatakan selalu sebanyak 4 orang atau 10%, responden yang menyatakan sering

sebanyak 20 orang atau 50%, responden yang menyatakan kadang-kadang

sebanyak 16 orang atau 40%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah,

sebanyak 3 orang atau 7,5% dan responden yang menyatakan tidak pernah, tidak

ada.

e. Pada pernyataan prestasi kerja karyawan, dalam melakukan tugas tidak

menunda-nunda pekerjaan , responden yang menyatakan selalu sebanyak 4 orang atau 10%,

responden yang menyatakan sering sebanyak 1 orang atau 37,5%, responden yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 16 orang atau 37,5%, responden yang

menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 3 orang atau 7,5% dan responden yang

menyatakan tidak pernah, tidak ada.

f. Pada pernyataan prestasi kerja karyawan, pengembangan kerja sama dengan

karyawan lainnya sangat baik, responden yang menyatakan selalu sebanyak 4 orang

atau 10%, responden yang menyatakan sering sebanyak 15 orang atau 37,5%,

responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 16 orang atau 40%,

responden yang menyatakan hampir tidak pernah, sebanyak 5 orang atau 12,5%

dan responden yang menyatakan tidak pernah, tidak ada.

g. Pada pernyataan prestasi kerja karyawan, dalam menjalankan tugas kerja, harus

menangani jumlah pekerjaan yang luar biasa banyaknya, responden yang

(49)

sebanyak 14 orang atau 35%, responden yang menyatakan kadang-kadang

sebanyak 13 orang atau 32,5%, responden yang menyatakan hampir tidak pernah,

sebanyak 8 orang atau 20% dan responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak

3 orang atau 7,5%.

Pengujian Validitas Instrumen

Peneliti dapat mengukur sesuatu yang memang ingin diukur. Dalam hal ini

penulis menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan untuk dapat mengukur hal-hal

yang dapat dijadikan data yang valid dalam penelitian.

Pengujian validitas dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi

software spss 12 for windows maka kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut :

Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir tersebut valid.

Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur sedangkan butir-butir pertanyaan

yang valid maka layak untuk dijadikan kuesioner.

Pada pra survei kuesioner yang berisi 25 pertanyaan yang menyangkut variabel

faktor stress kerja mempengaruhi prestasi kerja diberikan kepada karyawan PT.Sukanda

Djaya bagian transportasi sebagai responden sebanyak 10 orang untuk keperluan uji

(50)

Tabel 4.10

Item-Total Statistics

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Reliability Statistics

Number Of Cases = 10

Number Of Items = 25

Alpha = 0,885

Pada kelompok Item – Total Statistics, Scale Mean If Item Deleted menerangkan

rata – rata total jika variabel tersebut dihapus. Corrected Item – Total Correlation

merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk

(51)

2004:116). Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan

dengan r tabel pada

α

0,05 dengan derajat bebas.

1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

2. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

3. r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item – Total Correlation.

4. Pada 25 pertanyaan yang dibuat pada kuesioner semua pertanyaan valid.

Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas stress kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, pengaruh kepemimpinan).

1. Model Regresi Berganda

Tabel 4.11

a Dependent Variabel: Prestasi Kerja

Sumber: Hasil penelitian, 2008 (data diolah)

Model analisis untuk persamaan ini dapat dilihat dari Tabel 4.11 Coefficients pada kolom

Unstandardized Coefficient di kolom B yaitu :

Y = Prestasi Kerja

X1 = Konflik Kerja

X2 = Beban Kerja

X3 = Waktu Kerja

Gambar

Tabel 1.1  Target Sales PT. Sukanda Djaya 2007
Tabel 2.1 Instrumen Skala Likert
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Pelantar KUD pada bulan Februari sampai Maret 2013 dengan interval waktu 6 hari, yang bertujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang,

Para remaja putri untuk berusaha menambah wawasan tentang SADARI, bisa dengan membaca buku-buku tentang kesehatan, artikel-artikel kesehatan di majalah / koran atau dengan

ini, saya ingin menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada para peserta Operasi Bhakti Surya Baskara Jaya, Operasi Bhakti Pelangi Nusantara, dan Operasi Bhakti

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat, dan petunjuk-Nya, sehingga tesis yang berjudul ”Manajemen

Dari paparan dan contoh kasus di atas jelaslah bahwa seni dan budaya merupakan salah satu akses social yang mampu membawa manusia merasakan menjadi bagian dari sebuah komunitas

Dari data yang ditemukan saat menggunakan pembelajaran daring guru harus menyiapkan media yang tepat yaitu dengan penunggunaan aplikasi zoom, google meet, whatsapp , dan youtobe

Rencana ini menjabarkan skenario pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta Karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand atau target

Hal ini dapat dilihat dari tinggi tanaman dan jumlah daun yang diberi perlakuan mulsa alang-alang 6 ton/ha dan 8 ton/ha menunjukkan hasil yang tidak berbeda