• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI GURU PPKN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENILAIAN AUTENTIK BERDASARKAN K-13 DI SMK NEGERI 9 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPETENSI GURU PPKN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENILAIAN AUTENTIK BERDASARKAN K-13 DI SMK NEGERI 9 MEDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI GURU PPKN

DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENILAIAN AUTENTIK

BERDASARKAN K-13 DI SMK NEGERI 9 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Apriana Sihombing NIM. 3123111006

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Apriana Sihombing. NIM 3123111006. Kompetensi Guru PPKn Dalam Mengimplementasikan Penilaian Autentik Berdasarkan K-13 Di SMK Negeri 9 Medan.Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan penulis sampaikan ke hadirat

Tuhan Yang Maha Kuasa atas setiap berkat,pertolongan, pimpinan bahkan

kemampuan serta kesehatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul “Kompetensi Guru PPKn Dalam

Mengimplementasikan Penilaian Autentik Berdasarkan K-13 Di SMK Negeri 9 Medan” yang disusun untuk melengkapi syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan bagi mahasiswa S-1 di Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini banyak dukungan, doa serta

arahan yang penulis terima,maka pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas negeri

Medan.

2. Ibu Dr.Nurmala Berutu,M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr.Deny Setiawan, MSi selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial

Unimed.

4. Ibu Dr.Reh Bungana P.A.SH.,M.Hum selaku Ketua Jurusan PPKn.

(6)

iii

6. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu, memberikan penuh kesabaran dan perhatian dalam

bimbingan, pengarahan, petunjuk demi terselesaikanya skripsi ini.

7. Bapak Drs. Liber Siagian M.Si, Ibu Sri Yunita S.Pd, M.Pd, Bapak Drs.

Halking, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran

dan masukan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PPKn yang telah banyak memberikan ilmu,

bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi kepada peneliti selama di dalam

maupun di luar perkuliahan dan seluruh staff pegawai Fakultas Ilmu Sosial

Jurusan PPKn

9. Kepala Sekolah SMK Negeri 9 Medan Bapak Sakti S.Pd M.Pd, Bapak

Drs. Japier Simangunsong, Bapak Drs Aldusin Simangunsong, ibu

Hotmauly S,Pd, ibu Fitrah Nursari S.Pd, ibu Sortika Tamba S.Pd selaku

guru mata pelajaran PPKn yang banyak membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini

10.Teristimewa penulis menyampaikan terimasih yang sebesar- besarnya

kepada keluarga, Ayahanda Elimar P. Sihombing dan Ibunda Almh.

Rosmaini Manullang, atas kebesaran hati mereka untuk mendidik,

membimbing, pengorbanan mereka yang tak bisa digantikan dengan

apapun. Saudara-saudara Pangihutan Tua Sihombing, Hotdi Parsaoran,

Kakak tercinta Debora Apriati Sihombing dan Adik tersayang Simson

Sihombing, yang telah menunjukkan dukungan, dan memotivasi penulis

(7)

iv

11.Teman teman seperjuangan “PAN” Primadani Togatorop, Nova Zuwita

Situmorang. Juga sahabat saya dari SD Kathryn Katthy Pasaribu, Rudi

Haryanto Silitonga Yang telah banyak membantu dan mensuport dalam

mengerjakan skripsi ini

12.Terkhusus buat teman teman tersayang teman teman regular A 2012,

canda tawa yang telah kita lalui akan selalu kiranya penulis kenang dan

rindukan.

13.Teman teman kost, kak Wanrina Hutasoit, Bang Riko Silaban, Berman,

Santa, Iwan, ramadhani, Bang Manuntun Damanik yang telah banyak

membantu dan memberikan semangat demi terselesaikannya skripsi ini.

14.Terkhusus buat teman-teman PPLT SMA N 1 KUALA Eka ramadhani,

Ferina Hapsari, Sakban, Juwairiah, Sela, bang tommi dan teman teman

lainnya yang tidak dapat penulis deskripsikan satu per satu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Dan apabila dalam

penulisan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan maka penulis

mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga kebaikan yang diberikan

mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin

Medan, Juni 2016

Apriana Sihombing

(8)
(9)

v A.Latar Belakang Masalah. ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan penelitian ... 6

F. Manfaat penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kerangka Teoritis ... 7

1. Kompetensi Guru ... 7

2. Pengertian Penilaian ... 9

3. Kurikulum 2013 ... 10

4. Penilaian Autentik ... 12

5. Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran PPKn ... 25

Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian ... 29

A.Populasi dan sampel ... 30

(10)

vi

C.Kisi kisi Penelitian ... 31

D.Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 35

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel 1.1. Aspek dan Kompetensi Guru………..8

Daftar Tabel 1.3 Contoh Lembar jurnal ………15

Daftar Tabel 1.2 Tabel 3 ranah afektif,kognitif, psikomotorok ………28

Daftar Tabel 1.4. Kisi-Kisi Penelitian………....…32

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Nota Tugas

2. Surat Ijin penerbitan Penelitian Dari Jurusan

3. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas

4. Surat Keterangan Ijin Penelitian di SMK Negeri 9 Medan

5. Surat Selesai Penelitian di SMK Negeri 9 Medan

6. Surat keterangan dari perpustakaan Jurusan PPKn

7. Surat keterangan dari perpustakaan UNIMED

8. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

9. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Jurusan Pendidikan Pancasila

Dan Kewarganegaraan

10.Pernyataan keaslian Tulisan

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan di seputar penilaian hasil pembelajaran siswa sejalan dengan

perkembangan kurikulum yang dipergunakan.

Sanjaya (2010:16) mengemukakan bahwa :

Penilaian merupakan salah satu komponen yang terkait langsung dengan kurikulum. Kurikulum itu sendiri merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain

Kurikulum menjadi acuan dalam pembentukan proses pendidikan yang akan

dilaksanakan. Bentuk penilaian tersebut menjadi acuan bagi guru dalam

menyusun penilaian

Daryanto (2014:1) menjelaskan bahwa:

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memenuhi kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.

Pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika kurikulum menjadi

penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum mengandung sekian

banyak unsur yang penting supaya pembelajaran terlaksana dengan optimal.

Menurut Yamin (2010:13) “Pada dasarnya, perubahan kurikulum dilakukan

dengan dua cara, yakni dengan mengganti beberapa komponen di dalam

(14)

2

kurikulum.” Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, sudah berapa kali diadakan

perubahan dan perbaikan kurikulum.

Kurniasih (2014:1) mengemukakan bahwa:

Semenjak pasca kemerdekaan tercatat sembilan kali perubahan kurikulum.Pada kurikulum periode 1947 sampai 1994 kurikulum di Indonesia bersifat sentralistik.Namun, ketika penerapan kurikulum KBK dan KTSP telah diberlakukan kurikulum desentralistik dimana sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang diterapkan di setiap satuan pendidikan masing-masing.

Pada tahun ajaran baru 2013/2014 diberlakukan Kurikulum 2013. Dalam

Kurikulum ini terdapat perubahan dan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum

sebelumnya yang mencakup delapan standar nasional pendidikan, yakni standar

isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Delapan standar yang

disempurnakan tersebut, salah satunya menyempurnakan tentang standar

penilaian.Standar penilaian pendidikan adalah standar penilaian pendidikan yang

berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument hasil belajar peserta didik.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 di dunia pendidikan di Indonesia menuntut

adanya penekanan penggunaan model penilaian pada kompetensi kinerja siswa

sesuai dengan mata pelajaran. Siswa tidak hanya dituntut untuk memahami aspek

pengetahuan, melainkan juga apa yang dapat dilakukan dengan pengetahuannya

itu. Salah satu model penilaian yang sesuai dengan konsep tersebut adalah

penilaian autentik. Penilaian autentik sesuai ketentuan Peraturan Menteri

(15)

3

asessment) dan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah dan Kebudayaan No. 104 Tahun 2014 tentang

penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah, yang dimaksud dengan penilaian autentik adalah bentuk penilaian

yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan

dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada

situasi yang sesungguhnya.Penilaian autentik dilakukan melalui kegiatan yang riil,

fungsional, dan alami dengan harapan hasil assessment menggambarkan

kemampuan anak yang sesungguhnya.

Mudjiono (2009:22) menjelaskan bahwa:

Penilaian mengharuskan pembelajaran berpusat pada siswa, sebab pelaku belajar adalah siswa, karna belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu siswa dan dari guru. siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespons dengan tindak belajar.

Penilaian autentik dapat membantu peserta didik untuk menerapkan

informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk

tujuan tertentu. Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi peserta didik

untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar

mengajar. Menurut Khaeruddin (2007: 203), “Penilaian autentik ini mengajak

para siswa untuk menggunakan pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata

(16)

4

Kunandar (2013:67) menjelaskan bahwa:

Fokus penilaian autentik adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan.Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Menurut Daryanto ( 2008:10) “guru adalah yang menilai hasil belajar siswa,

guru yang mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan

pelajaranya maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai

bahan.” Profesionalisme guru dari waktu ke waktu semakin dituntut seiring

dengan kebutuhan pendidikan yang bermutu. Oleh karna itu guru dituntut untuk

menguasai dan terampil melakukan hasil belajar peserta didik. Dengan penilaian

guru bisa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang

telah dilakukan dan sekaligus mendapatkan informasi tentang tingkat pencapaian

kompetensi peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

kompetensi guru dalam penilaian autentik (Authentic Assessment) yang

menekankan pada tiga aspek tersebut (pengetahuan, keterampilan, dan sikap),

khususnya guru mata pelajaran PPKn.Berangkat dari pemikiran dan latar belakang

diatas dipandang perlu dilakuan penelitian yang lebih luas dan dalam yang

bersifat eksplanatif.Maka penulis bermaksud untuk dapat mengetahui informasi

yang akurat tentang berbagai permasalahan berkenaan dengan “Kompetensi Guru

PPKn Dalam Mengimplementasikan Penilaian Autentik Berdasarkan K-13 Di

(17)

5

B. Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas dan lebih mempermudah pelaksanaan penelitian, maka

perlu kiranya merumuskan ruang lingkup yang akan diteliti sehingga data yang

akan dikumpulkan dapat ditentukan dengan tepat.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam pembelajaran PPKn di SMK

Negeri 9 Medan

2. Kompetensi Guru PPKn dalam pengimplementasian penilaian Autentik

di SMK Negeri 9 Medan.

3. Kemampuan Guru PPKn dalam menerapkan penilaian autentik

berdasarkan 3 aspek penilaian di SMK Negeri 9 Medan.

C. Pembatasan Masalah

Dalam suatu penelitian masalah harus cukup jelas artinya tidak terlalu luas

dan tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas mudah menjadi kabur dan

masalah yang terlalu sempit mudah kehilangan arti dan kegunaanya. Untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang akan dibahas maka perlu

diberi batasan dan fokus masalah yang akan diteliti sesuai dengan kemampuan

dan waktu yang terbatas serta kredibiltas yang penulis miliki.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi batasan masalah dalam

penelitian ini adalah “Kompetensi guru PPKn dalam mengimplementasikan

(18)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, maka peneliti

membatasi permasalahan sebagai berikut: Bagaimana kompetensi guru PPKn

dalam mengimplementasikan Penilaian Autentik berdasarkan K-13 di SMK

Negeri 9 Medan?

E. Tujuan Penelitian

Setelah melihat dari latar belakang, identifikasi masalah,batasan masalah

dan perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai adalah: Untuk

mengetahui Kompetensi guru dalam mengimplementasikan Penilaian Autentik

berdasarkan K-13 di SMK Negeri 9 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberi manfaat bagi pengembangan dunia

ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis

berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat:

1. Dapat memberi kontribusi pemikiran terhadap penerapan penilaian

autentik dalam pembelajaran PPKn.

2. Dapat menambah wacana baru yang dapat mengembangkan khasanah

keilmuan.

3. Sebagai sumbangan terhadap perkembangan keilmuan, sebagai wacana

baru dalam bidang pendidikan khususnya mengenai penilaian autentik

(19)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, Kompetensi

guru dalam melakukan penilaian autentik khususnya guru PPKn di SMK Negeri 9

pada umumnya telah mengimplementasikan penilaian autentik berdasarkan K-13

yang mengacu pada 3 aspek penilaian yaitu aspek Sikap, Pengetahuan dan

Keterampilan peserta didik nya, namun pelaksanaanya tidak Holistik.

Terlaksananya jenis penilaian autentik, setiap guru yang diwawancarai

bermacam-macam pelaksanaanya atau implementasinya, dalam penilaian autentik

berdasarkan ranah afektif , ditemukan ada guru yang memakai teknik observasi,

namun ada juga yang mengeluhkan teknik ini dengan alasan banyaknya jumlah

siswa sehingga terkendala dalam pengerjaanya, ada juga yang memakai teknik

penilaian diri dan penilaian antar peserta didik, namun ada juga yang tidak

memakai teknik tersebut, melainkan dengan cara lain. Penilaian sikap dengan

teknik jurnal atau catatan pendidik jarang dilakukan, hanya beberapa yang

melaksankanya. Dalam penilaian autentik berdasarkan ranah pengetahuan,

pelaksanaanya seperti tes tertulis, tes lisan dan penugasan tidak terlalu signifikan

ditemukan hambatan, karena penilaian tersebut sudah tidak asing lagi diketahui

para guru. Penilaian autentik berdasarkan ranah keterampilan, para guru lebih

dominan memakai teknik praktik dalam presentasi, mengemukakan pendapat,

aktif. Dalam teknik portofolio, ada guru yang telah menerapkanya namun lebih

(20)

62

instrument penilaianya, sama hal nya penilaian dengan teknik proyek, karna

dianggap penilaian tersebut memakan waktu yang cukup lama mencakup

persiapan, kerjasama, partisipasi, koordinasi dalam penyusunan maupun dalam

presentasi hasil kerja. Melalui penilaian berdasarkan 3 aspek tersebut, Dapat

disimpulkan, dalam penilaian sikap-lah yang lebih banyak ditemukanya kendala

kendala karna banyak nya aspek yang akan dinilai. Sementara tugas guru bukan

hanya menilai, namun juga mempersiapkan materi dan tugas eksternal lainnya

sehingga tidak semua teknik penilaian dalam penilaian autentik dapat dinilai satu

per satu. Hambatan yang paling sering ditemukan dalam penilaian autentik ini

adalah penilaianya yang rumit, dan merepotkan. Adanya faktor-faktor lain seperti

kurang pintar memakai alat komputer dan faktor umur sehingga membuat para

guru bingung dalam mengimplementasikannya, dan jalan terakhir yang dilakukan

adalah melakukan penilaian konvensional seperti kurikulum sebelumnya, karna

penilaian tersebut dianggap lebih mudah dan lebih paham karna cukup lama

diberlakukanya.

B. Saran

Masalah-masalah dalam penilaian autentik tersebut diindikasikan muncul

karena guru-guru kurang memahami secara mendalam mengenai sistem penilaian

pada kurikulum 2013. Idealnya guru harus disiapkan dalam mengembangkan

instrumen yang baik dan benar. Namun kemampuan tersebut saat ini belum

menyeluruh dimiliki oleh seorang guru. Kondisi dimana muatan penilaian pada

kurikulum 2013 relatif banyak, mulai dari kompetensi yang diukur, teknik

(21)

63

permasalahan-permasalahan tersebut adalah kurangnya pemahaman guru terkait

dengan penilain dengan kurikulum yang baru. Permasalahan ini dapat diatasi

dengan menyelenggarakan pelatihan dan sosialisasi kurikulum yang tuntas,

dengan narasumber yang kompeten. Proses pendampingan oleh tenaga ahli

kurikulum 2013 juga diperlukan. Pedampingan oleh ahli ini akan dapat membantu

guru memecahka permasalahan-permasalahan yang timbul dalam melaksanakan

(22)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, zaenal. 2009.EvaluasiPembelajaran, Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Arikunto, suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta

Majid, abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar,Jakarta : PT

Remaja Rosdakarya

Daryanto.2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta:

Gava Media.

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Rineka cipta.

Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Pilar

Media

Sanjaya,wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta:Kencana.

Sanjaya, wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: kencana

Yamin,Moh. 2010. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan: Panduan

Menciptakan Manajemen Mutu Pendidikan Berbasis Kurikulum yang

Progresif dan Inspiratif. Yogyakarta: DIVA Press.

Supardi. 2014.Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Kurniasih,Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep

(23)

65

Warsono dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Kunandar, 2013. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Supardi.2015.Pembelajaran Autentik Pembelajaran afektif,kognitif, dan

psikomotorik, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Pasaribu, Payerli. 2015. Pendidikan Kewarganegaran Edisi Revisi. Medan:

Unimed Press

Setiawan, Deny. 2014. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Larispa

Dimyati ,Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, metode IT Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengevaluasi kinerja sistem

Perubahan sosial adalah gejala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-

Dalam penelitian eksperimen ini, pengujian hipotesis yang harus dilakukan adalah pengujian tehadap perbedaan efektifitas yang terjadi pada penggunaan metode

Pola arus harmonik di Teluk Awur disebabkan oleh komponen harmonik signifikan dari pasang surut tipe campuran cenderung tunggal (mixed tide prevailling diurnal),

Dengan mengetahui dengan baik terkait dengan beberapa aspek keuangan tersebut, maka pemilik perusahaan dan investor tidak salah langkah dalam memilih usaha

Banyak penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan fasilitas pembelajaran melalui web sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran atau perkuliahan tatap muka

Lain halnya yang dikatakan oleh salah satu peternak sapi potong di Desa Lompo Tengah tentang peran stratifikasi sosial masyarakat terhadap peternak dilihat dari distribusi

Abu Nast ath-Thusi, menjelaskan bahwa maqomat adalah kedudukan seorang hambat dihadapan Allah yang berhasil diperolehnya melalui ibadah, perjuangan melawan hawa nafsu