• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ASUH ORANGTUA PENYANDANG DISABILITAS (TUNANETRA) TERHADAP ANAKNYA DI PANTI KARYA HEPHATA LAGUBOTI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA ASUH ORANGTUA PENYANDANG DISABILITAS (TUNANETRA) TERHADAP ANAKNYA DI PANTI KARYA HEPHATA LAGUBOTI."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

POLA ASUH ORANGTUA PENYANDANG DISABILITAS

(TUNANETRA) TERHADAP ANAKNYA DI PANTI KARYA

HEPHATA LAGUBOTI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NOVITA FRANSISKA SIMANJUNTAK NIM. 3123122045

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Novita Fransiska Simanjuntak, NIM 3123122045, Pola Asuh Orangtua Penyandang Disabilitas (Tunanetra) Terhadap Anaknya di Panti Karya Hephata Laguboti. Jurusan Antropologi Sosial. Program Studi Pendidikan Antropologi/S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang orangtua penyandang disabilitas khususnya tunanetra di Panti Karya Hephata memutuskan untuk menikah dan membentuk rumah tangga dan bagaimana pola asuh yang digunakan terhadap anaknya serta pemenuhan tujuh fungsi keluarganya di Panti Karya Hephata, Desa Sintong Marnipi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Untuk memperoleh data-data tersebut, maka penulis menggunakan metode kualitatif dengan melakukan penelitian lapangan serta teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi. Nara sumber dipilih dengan teknik purposive yakni orang-orang yang berkaitan dengan judul skripsi. Selain itu penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan dengan menggunakan berbagai buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukan bahwa orangtua penyandang disabilitas khususnya tunanetra di Panti Karya Hephata memutuskan untuk menikah karena saling mencintai dan ingin memiliki keturunan sebagai penerus marga. Mereka menggunakan pola asuh demokratis terhadap anak-anaknya. Dimana komunikasi yang tercipta antara orangtua dan anak adalah sejajar dan tercipta ruang diskusi yang memungkinkan bagi anak mengungkapkan pendapat dan pertanyaan. Pola asuh demokratis oleh orangtua penyandang disabilitas terhadap anaknya menghasilkan anak-anak yang percaya diri, terbuka, mempunyai kontrol diri yang baik dan sikap menghargai atas perbedaan yang tinggi.

Orangtua penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata ini termasuk dalam Program Pra Mandiri yang berarti penyandang disabilitas yang sudah dinyatakan sebagai orang sudah mampu mandiri namun belum tergolong benar-benar mandiri atau belum bisa dilepas sepenuhnya. Untuk itu dalam memenuhi lima dari tujuh fungsi keluarganya yakni fungsi sosialisasi atau pendidikan, ekonomi, perlindungan, pemeliharaan serta pembentukan status masih sangat bergantung pada pihak Panti Karya Hephata.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Bapa di surga dan PutraNya Tuhan Yesus Kristus dimana

atas berkat dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola

Asuh Orangtua Penyandang Disabilitas Terhadap Anaknya Di Panti Karya Hephata Laguboti” dengan baik.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik,

namun sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis

menerima masukan berupa saran serta kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini kelak.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh ilmu pengetahuan, semangat,

motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

2. Ibu Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Dra. Nurmala Berutu, M.Pd

3. Ibu Ketua Prodi Pendidikan Antropologi Dra. Puspitawati, M.Si sekaligus sebagai

Penguji II penulis

4. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi penulis yang telah

(8)

saran dan masukan yang sangat membangun serta ilmu pengetahuan baru yang telah

diberikan kepada penulis.

5. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si sebagai Penguji I penulis dan Bapak Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial Drs. Waston Malau. MSP sebagai Penguji II Penulis serta Ibu

Sulian Ekamila, M.SP sebagai Penguji III penulis.

6. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Antropologi yang telah membimbing dan memberikan

ilmu pengetahuan serta nasihat kepada penulis.

7. Teristimewa kepada lelaki terhebat bagi penulis yakni sang ayah Nelson Simanjuntak dan

sosok malaikat tanpa sayap yaitu mama Tiurlan Lumban Gaol. Terima kasih atas doa,

cinta, kasih sayang, semangat, dan motivasi baik secara moril maupun materil bagi

penulis. Semoga panjang umur bapak dan mama hingga penulis dapat membalas jasa

kalian.

8. Saudara-saudara penulis Joy Inossensius Simanjuntak dan Alex Kristian Simanjuntak

yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas

kebersamaan yang telah terjalin selama ini.

9. Kepada Tulang Gia Lumban Gaol dan Nantulang Gia br.Nababan yang telah banyak

membantu penulis dengan motivasi dan bantuan materi maupun moril dari selama

perkuliahan sampai akhir perkuliahan.

10.Bapak Pdt.Osten Matondang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dan

memberikan data kepada penulis.

11.Seluruh informan yakni bapak Jon Pandi Silaban, ibu Lenta Siringo-ringo, bapak Weldrin

(9)

Hutapea yang turut membantu melengkapi data. Semoga keluarga bapak dan ibu

terberkati.

12.Kepada seluruh jajaran staf dan pengasuh Panti Karya Hephata Pak Marusaha, Bu

Meriah, Kak Eva, Kak Asima, Bang Saut dan pengasuh lainnya yang telah membantu

penulis selama tinggal di dalam panti.

13.Bunda Maria dan Santo Antonius dari Padua yang telah menjadi sahabat doa penulis.

14.Sahabat saat suka dan duka dari semester awal Evan Lumban Tobing dan Hikayah Rusfa

Tanjung.

15.Terkhusus buat seorang laki-laki Jori Harianto Sianturi. Terima kasih atas kehadirannya

dalam kehidupan penulis.

16.Bripda Sabar Alfa Gulo yang telah membantu penulis mulai dari awal penelitian hingga

akhir penelitian.

17.Teman-teman satu pembimbing skripsi Rado Artama Panjaitan, Dina Sri Rezeki, Rizqa

Mulya Sari, Sinta Gaarfa, Sri Nurjanah, Hartono Situmorang, Herik Simanjuntak dan

M.Rendy Suteja.

18.Teman-teman sekost Sofi Tambunan, Kak Kristiani Pasaribu, Rika Samosir, Lestari

Aritonang, Martina Samosir, Adik Lola, Adik Rosa, Adik Queen dan Adik Lidu.

19.Teman-teman Antrosos stambuk 2012. Terima kasih atas segala hal yang telah terjadi

selama perkuliahan. Antrosos stambuk 2012 adalah orang-orang terhebat.

20.Teman-teman PPLT di SMK Swasta Karya Pendidik Tahun 2015: Dewi Sihaloho, Pera

Silalahi, Jojor Pasaribu, Perdana Sihotang, Tokmi Tumangger, Reinaldo Tambunan, Dina

Pasaribu, Maria Silaban, Marta Malau, Shela Hutasoit, Miss Shely, Elvima Togatorop

(10)

21.Adik-adik mahasiswa stambuk 2013.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, dukungan dan bantuan dari semua pihak.

Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu

penulis ucapkan banyak terima kasih. Semoga Bapa di Surga dan PutraNya Tuhan Yesus Kristus

memberikan berkat berlimpah untuk kita semua. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Kiranya skripsi ini juga dapat

bermanfaat sebagai bahan referensi pada penelitian selanjutnya.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(11)

i

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.2 Kerangka Teori... 8

2.2.1 Teori Peran ... 8

2.2.2. Sosialisasi ... 10

(12)

ii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

4.1.1 Gambaran Umum Panti Karya Hephata... 30

(13)

iii

4.1.3 Visi dan Misi Panti Karya Hephata... 33

4.1.4 Komposisi Penyandang Disabilitas Panti Karya Hephata ... 34

4.1.5 Program- Program Pelayanan Panti Karya Hephata ... 37

4.1.5.1. Program Bina Diri ... 38

4.1.5.2. Program Pendidikan ... 39

4.1.5.3. Program Bina Karya ... 40

4.1.5.4. Program Pra Mandiri ... 41

4.1.5.5. Program Warga Senior ... 43

4.1.6 Sarana dan Prasarana Panti Karya Hephata ... 44

4.1.7 Struktur Organisasi Panti Karya Hephata ... 46

4.2 Latar Belakang Orangtua Penyandang Disabilitas (Tunanetra) Memutuskan Menikah ... 48

4.2.1 Keluarga Bapak Jon Pandi Silaban dan Ibu Lenta Siringo-ringo ... 48

4.2.2 Keluarga Bapak Weldrin Situmeang dan Ibu Rindu Manullang ... 53

4.2.3 Keluarga Bapak Rumi Purba dan Risma Sitorus ... 56

4.3 Pola Asuh Orangtua Penyandang Disabilitas (Tunanetra) Terhadap Anaknya ... 59

4.2.1 Keluarga Bapak Jon Pandi Silaban dan Ibu Lenta Siringo-ringo ... 59

(14)

iv

4.2.3 Keluarga Bapak Rumi Purba dan Risma Sitorus ... 68

4.4 Fungsi Keluarga Oleh Penyandang Disabilitas (Tunanetra) ... 72

4.4.1 Fungsi Pengaturan Seksual ... 72

4.4.2 Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan ... 74

4.4.3 Fungsi Ekonomi ... 75

4.4.4 Fungsi Perlindungan ... 75

4.4.5 Fungsi Pembentukan Status ... 79

4.4.6 Fungsi Pemeliharaan ... 80

4.4.7 Fungsi Afeksi ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 83

5.2. Saran ... 84

(15)
(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis

terbentuknya suatu keluarga dapat melalui ikatan darah, perkawinan ataupun

adopsi. Sejak orangtua menetapkan keinginnnya untuk menikah dan membentuk

suatu keluarga, mereka sudah memiliki keyakinan bersama untuk membentuk

keluarga yang bahagia dan mempunyai keturunan. Setiap orangtua dalam keluarga

manapun pastinya memiliki keinginan anak-anaknya terlahir di dunia ini dengan

keadaan sehat fisik dan psikologis.

Setelah anak lahir, orangtua akan menggunakan secara totalitas

kemampuan mereka dalam mendidik, membimbing dan mengasuh anak-anaknya

sehingga tumbuh menjadi manusia yang pandai, cerdas, berakhlak dan berguna

bagi masyarakat. Sebaliknya, beberapa orangtua berpikiran maju akan

mempersiapkan betul seorang istri hamil secara fisik dan psikologis untuk dapat

melahirkan anak yang sehat secara fisik, mental dan spritual. Peran orang tua juga

sangat penting sebagai penghubung antara anak dan kebudayaan. Orangtua pada

umumnya memberikan pengetahuan agar perilakunya sesuai dengan nilai-nilai,

norma-norma, adat-istiadat serta hukum dan peraturan yang ada disekitarnya.

Sehingga anak pun dapat diterima dalam masyarakat.

Pada kenyataannya tidak semua orangtua yang melahirkan anak normal

secara fisik dan psikologis mempunyai keadaan fisik dan psikologis yang normal

(18)

memiliki keterbatasan khusus atau disebut dengan penyandang disabilitas. Hal ini

dikarenakan tidak sedikit pasangan disabilitas yang berkebutuhan khusus

memutuskan untuk menikah dan membentuk bahtera rumah tangga hingga

memiliki keturunan. Ketika membina rumah tangga sebagaimana pasangan suami

istri umumnya, mereka menginginkan kehadiran seorang anak di mana anak akan

mendatangkan suatu perubahan baru dalam keluarga mereka.

Salah satu komunitas penyandang disabilitas yang telah berkeluarga

tersebut berada di Desa Sintong Marnipi Kecamatan Laguboti. Mereka bertempat

tinggal di Panti Karya Hephata. Pada Panti Karya Hephata ini terdapat sepuluh

keluarga penyandang disabilitas. Sebagian dari orang tua penyandang disabilitas

yang berusia muda disebut sebagai anggota dari Program Pra Mandiri dan

sebagian lagi yang sudah lansia adalah anggota dari Program Warga Senior.

Anggota dari Program Pra Mandiri dan Warga senior ini pada umumnya adalah

orangtua penyandang tunanetra yang belum mampu hidup mandiri untuk

menghidupi keluarganya. Pihak Panti bersedia untuk membantu dengan

memberikan fasilitas tempat tinggal dan bantuan finansial untuk kebutuhan hidup

keluarga penyandang disabilitas tersebut.

Orangtua ini mampu melahirkan anak-anak yang sehat secara fisik dan

psikologis. Meskipun memiliki keterbatasan secara fisik, orangtua penyandang

disabilitas ini tetap yakin pada kemampuan mereka dalam mengasuh

anak-anaknya dan tidak mempercayakannya pada orang lain. Pihak Panti hanya

memberi bantuan pendidikan yaitu dengan menyekolahkan anak-anak dari

(19)

anak-anaknya dapat mengubah kehidupan mereka. Sehingga mereka berusaha

mengasuh, membimbing, memelihara dan mendidiknya agar menjadi manusia

yang berguna dalam masyarakat. Bahkan orangtua pada Program Warga Senior

telah memiliki cucu-cucu dan anak-anak yang telah memiliki profesi yang cukup

sukses seperti bidan, pendeta, guru dan polisi.

Orangtua dengan kebutuhan khusus yang memiliki anak-anak sehat secara

fisik dan psikologis ini tentunya menggunakan cara tersendiri yang berbeda

dengan orangtua pada umumnya untuk mempersiapkan anak tersebut menghadapi

masa depannya dan untuk mengatasi masalah-masalah emosi anak-anaknya

sehubungan dengan keterbatasan orang tuanya sebagai penyandang disabilitas.

Namun bagaimana mereka penyandang disabilitas mampu melawan

keterbatasannya dalam mengasuh anak-anaknya? Fenomena ini kemudian

membuat peneliti ingin mengetahui tentang “Pola Asuh Orangtua Disabilitas

Terhadap Anaknya di Panti Karya Hephata Laguboti”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh beberapa permasalahan

yang diidentifikasi dilapangan, sebagai berikut:

1. Perkembangan Panti Karya Hephata melayani penyandang disabilitas.

2. Program-program pelayanan Panti Karya Hephatah dalam mendidik dan

merawat penyandang disabilitas.

3. Upaya yang dilakukan penyandang disabilitas melawan keterbatasannya

(20)

4. Pola asuh orangtua penyandang disabilitas terhadap anaknya.

1.3Pembatasan Masalah

Agar tidak meluas dan lebih terarah, maka berdasarkan pada uraian

identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan difokuskan pada “Pola Asuh

Orangtua Disabilitas Terhadap Anaknya Di Panti Karya Hephata Laguboti”. 1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di dalam latar belakang

masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai fokus utama penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa latar belakang orangtua penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata

memutuskan untuk menikah dan berkeluarga?

2. Bagaimana pola asuh orangtua penyandang disabilitas terhadap anaknya?

3. Bagaimana orangtua penyandang disabilitas memenuhi 7 fungsi keluarga?

1.5Tujuan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan yang hendak

dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang orangtua penyandang disabilitas di

Panti Karya Hephata memutuskan untuk menikah dan berkeluarga.

2. Untuk mengetahui pola asuh orangtua penyandang disabilitas terhadap

anaknya.

3. Untuk mengetahui bagaimana orangtua penyandang disabilitas

(21)

1.6 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberi informasi dan

sumbangan untuk penelitian yang mirip dengan masalah ini terutama dalam

bidang ilmu Sosiologi, khususnya pada spesialisasi Sosiologi Keluarga.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan juga menambah wawasan dan pengetahuan

penulis maupun masyarakat mengenai pola asuh orangtua penyandang disabilitas

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1Kesimpulan

Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang

mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditari

kesimpulan sebagai berikut:

1. Latar belakang orangtua penyandang disabilitas Panti Karya Hephata

memutuskan untuk menikah dan membentuk bahtera rumah tangga

dikarenakan alasan seperti karena saling mencintai, karena ingin memiliki

keturunan dan memiliki penerus marga.

2. Pola asuh orangtua penyandang disabilitas terhadap anaknya di Panti Karya

Hephata yaitu pola asuh demokratis. Orangtua penyandang disabilitas ini

selalu berusaha menciptakan ruang komunikasi dengan anak-anaknya

sehingga tercipta komunikasi dua arah. Tetapi mereka tetap menjaga wibawa

dan ketegasan dengan aturan-aturan di rumah sehingga anaknya memiliki

kontrol diri yang baik.

3. Pemenuhan tujuh fungsi keluarga oleh orangtua penyandang disabilitas di

Panti Karya Hephata lebih banyak memerlukan bantuan pihak panti. Pihak

Panti lebih banyak berperan untuk memenuhi lima dari tujuh fungsi keluarga

seperti fungsi sosialisasi atau pendidikan, ekonomi, perlindungan,

pemeliharan dan pembentukan status.

(23)

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang bisa diberikan oleh penulis terkait pola asuh

orangtua penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata adalah sebagai berikut:

1. Para orangtua penyandang disabilitas harus lebih memperhatikan tumbuh

kembang anak agar tidak merasa pesimis dengan keadaan orangtuanya.

2. Agar dapat menggunakan bantuan atau fasilitas yang telah diberikan pihak

Panti Karya Hephata dengan optimal demi keberlangsungan hidup anggota

keluarga.

3. Semoga orangtua penyandang disabilitas berkomitmen lagi kedepannya

untuk dapat hidup mandiri di tengah masyarakat.

4. Semoga para pengurus Panti Karya Hephata konstisten dengan

pelayanannya untuk membantu mewujudkan penyandang disabilitas yang

mandiri dan lebih baik.

5. Semoga masyarakat mampu mengubah pandangan penyandang disabilitas

dari orang cacat menjadi orang yang berkemampuan berbeda.

6. Semoga pemerintah dan masyarakat memberikan dorongan dan bantuan

(24)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Aziz, Safrudin. 2015. Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta

: Gava Media

Bungin, Burhan. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta :Kencana

Horton, Paul B dan Chester L.Hunt. 1999. Sosiologi. Jakarta : Erlangga

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Ihromi, 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Lumbantobing,S.M. 2006. Anak dengan Mental Terbelakang. Jakarta : Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Narwoko, J Dwi & Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar&Terapan

Jakarta : Kencana

Santoso, Hargio. 2012. Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan

Khusus. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang

Batak Toba. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sumber Skripsi :

(25)

Normal. Jurusan Sosiologi Universitas Sumatera Utara

Ayu Supatri. 2014. Pengasuhan Orang Tua yang Memiliki Anak Retardasi

Mental. Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Sumber Jurnal :

Winanti Siwi Respati, dkk. 2006. Perbedaan Konsep Diri Antara Remaja Akhir

Yang Mempersepsi Pola Asuh Orang Tua Authotarian, Permisivve dan

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi penelitian diharapkan selaku pelaksana dalam memberikan bimbingan bagi penyandang disabilitas tubuh agar kiranya dapat meningkatkan taraf kapasitasnya walau latar

POLA ASUH PEMBIMBING ASRAMA ASTER DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DISABILITAS TUNANETRA DI PANTI SOSIAL BINA NETRA WYATA GUNA BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pemilihan Panti Asuhan Tunanetra Terpadu ‘Aisyiyah Ponorogo sebagai lokasi penelitian disebabkan karena menunjukkan fenomena yang menarik dalam pelayanan dan pengelolaan

Akan tetapi, apapun resikonya terpenting dalam perencanaan pembelajaran yang dilakukan di Panti Tunanetra Dan Tunarungu Wicara Distrarastra Pemalang, yaitu bagaimana para

terlahir dengan kondisi normal seperti manusia lainnya. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti keterbatasan orangtua yang menyandang tunanetra dalam mengasuh

kepada difabel tunanetra, hampir sama dengan pendampingan kepada manusia pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada keterbatasan fungsi penglihatan pada difabel

Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kapasitas penyandang disabilitas agar bisa hidup mandiri tanpa ketergantungan kepada orang lain, panti Rehabilitasi Sosial Bina

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa komunikasi terkait regulasi kebijakan penyandang disabilitas tuna daksa di Panti Sosial Budi Bhakti Jakarta telah