• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR ILMU STATIKA DAN

TEGANGAN SISWA KELAS

X SMK NEGERI 2

KISARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh : EKO SISWANTO

NIM. 5111511003

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Eko Siswanto. NIM 5111511003. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kisaran . Skripsi. Fakultas TeknikUniversitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan pada kompetensi dasar Menerapkan besaran skalar, vektor, sistem satuan, dan hukum newton dan besaran vektor untuk memepresentasekan gaya, momen dan kopel di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran T.P. 2015/2016 yang berjumlah 35 siswa. Prosedur tindakan dikemas ke dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

Data penelitian diambil dari tes hasil belajar siswa, lembar observasi dan lembar kerja siswa (LKS). Hasil uji coba instrumen penelitian dari 30 soal pada siklus I terdapat 25 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 4 soal mudah, 16 soal sedang dan 5 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 5 soal buruk, 8 soal cukup, 11 soal baik, dan 1 soal baik sekali, uji reliabilitas tes didapat 0,88 (Sangat tinggi). Pada siklus II dari 30 soal diperoleh 25 soal valid, uji tingkat kesukaran terdapat 1 soal mudah, 15 soal sedang dan 9 soal sukar, uji daya pembeda tes didapat 10 soal buruk, 11 soal cukup dan 4 soal baik, uji reliabilitas tes didapat 0,87 (sangat tinggi). Penelitian dikatakan berhasil diukur berdasarkan rata-rata komulatif aktivitas dan hasil belajar siswa memperoleh nilai minimal 75 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas 100 % siswanya tuntas.

Hasil penelitian menunjukkan perolehan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 71,61 dengan persentase lulus 28,57 % meningkat pada siklus II dengan rerata kelas mencapai 82,25 dengan persentase lulus 100 %. Hasil Uji t menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas belajar yakni diperoleh t hitung (11,24) > t tabel (2.054) dengan taraf signifikan 5 %. Selanjutnya hasil belajar siswa, perolehan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75,66 dengan persentase lulus 65,71 % meningkat pada siklus II menjadi 86,86 dengan persentase 100 %. Hasil Uji t menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar yakni diperoleh t hitung (6,80) > t tabel (2.054) dengan taraf signifikan 5 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeam Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran T.P. 2015/2016.

(6)

ii

ABSTRACT

Eko Siswanto. Registration number 5111511003. Application of cooperative Learning Model Team Assisted Individualization (TAI) to Increase Activity and Learning Outcomes At The Statics Science and Voltage of Student Class X State Vocational High School 2 Kisaran Program The Architecture Engineering Expertise. Skripsi. Faculty of Technique - State University of Medan 2016.

This research represent the Research of Class Action aim to apply the study model which can improve the activity and the result of study subjects Science Statics and stress on basic competencies Applying scalar , vector , unit system , and Newton's laws and vectors for Presentation force , torque and coupling of Student Class X Program The Architecture Engineering Expertise of State Vocational High School 2 Kisaran in the teaching year 2015/2016 amounting to 35 students. Action procedure is created into two cycles which is each cycle consisted of twice meeting. Each cycle consisted by the planning step planning, acting, observing and reflecting.

File research taken away from the test of result learning student, sheet of observation and spread sheet student. Result of test-drive from research instrument 30 questions. At cycle I there are 25 valid question, test the difficulty level there are 4 easy question, 16 medium question and 5 difficult question, the distinguishing energy test got 5 ugly question, 8 question enough, 11 good question,and 1 very good question, the reliability test got 0,88 (very high). At cycle II from 30 questions obtained 25 valid question, the test difficulty level there are 1 easy question, 15 medium question and 9 difficult question, the distinguishing energy test got 10 ugly question, 11 enough question and 4 good problem, the reliability test got 0,87 (very high). Research told to succeed measured by pursuant to mean of cumulative activity and the result of learning student get the minimum value 75 and complete by classical if all class 100% the students are complete.

Result of research show activity learn student at cycle I equal to 71,61 with percentage pass 28,57 % mounting at cycle II with tired class average 82,25 with percentage pass 100 %. Result of test t show the significant improvement to learning activity that is obtained t (11,24)> t table (2,054) with significant level 5 %. Hereinafter result of learning student, at cycle I Mean result of learning student at tired cycle I 75,66 with percentage pass 65,71 % mounting at cycle II become 86,86 with percentage 100 %. Result of test t show the significant improvement to result learning that is obtained t( 6,80) > t table ( 2.054) with significant level 5 %. Pursuant to inferential research the result that with the application of cooperative Learning Model Team Assisted Individualization (TAI) can improve the activity and result of learning student at Statics science and Voltage of Student Class X Program The Architecture Engineering Expertise State Vocational High School 2 Kisaran in the teaching year 2015/2016.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan dan hikmat

sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul :

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kisaran” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Teknik.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, melalui kesempatan

ini peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi

kesempurnaan Skripsi ini.

Dalam proses penyusunan Skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan dan informasi. Dalam

kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Parlaungan Hutagaol, M.Pd, selaku dosen pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan waktu, nasehat, bimbingan serta masukan dan saran

yang sangat berharga dalam penyusunan Skripsi ini.

2. Ibu Rosneli, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan.

4. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Teknik Bangunan.

(8)

iv

5. Drs. Nono Sebayang ST., M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan

6. Drs. Sempurna Perangin-angin M.Pd, selaku Dosen Penguji dan Dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing Peneliti selama mengikuti

Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

7. Drs. Ronal Butar-butar, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang banyak

memberikan saran untuk perbaikan pada Skripsi ini.

8. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang banyak

memberikan saran untuk perbaikan pada Skripsi ini.

9. Bapak/Ibu Dosen dan staf tata usaha beserta jajarannya di lingkungan

Universitas Negeri Medan, khususnya di Fakultas Teknik.

10. Pihak SMK Negeri 2 Kisaran khususnya Kepala Sekolah Bapak Harun Arsid

M.Si, Drs. Ponidi Selaku PKS I bidang kurikulum, Ibu Dra. Sondang

Sibagariang selaku Ketua Jurusan TGB sekaligus guru mitra yang telah

membantu untuk mengadakan obeservasi dan penelitian.

11. Teristimewa kepada kedua orang tua terbaik, Ayahanda Armin Krisdianto

dan Ibunda Dewi Asnah yang telah membesarkan, membina, mendidik,

memberikando’a,dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini.

12. Teruntuk adik-adikku Dede Prasetyo, Tri Nindia Utami dan Aditya yang telah

memberikando’a,dukungan dan semangat kepada peneliti sampai saat ini.

13. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan khususnya stambuk

2011 yang telah memberi dukungan dan motivasi.

14. Senior-senior PTB yang telah memberikan bantuan, masukan dan saran.

(9)

iv

15. Abang Tengku muhammad teguh, Zoel avarel, Rian Handoko serta keluarga

besar Anggi Barbel Gym yang telah banyak memberikan motivasi dan

doanya.

16. Khususnya Mas Zek and Friends yang senantiasa memberikan semangat,

motivasi, bantuan, dukungannya serta doa dan nasehatnya.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti memohon maaf atas

keterbatasan yang ada. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi menuju keberhasilan di dalam dunia pendidikan. Akhir

kata peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.

Medan, Januari 2016

Peneliti,

Eko Siswanto NIM. 5111511003

(10)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerangka Teoritis... 13

1. Hakikat Aktivitas Belajar... 13

2. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan ... 17

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif... 21

a. Model Pembelajaran Kooperatif tipe team Assisted Individualization (TAI) ... 22

(11)

iv

b. Karakteristik Model PembelajaranTeam Assisted

Individualization (TAI)... 24

c. Kelebihan Model Pembelajaran TAI ... 25

d. Kelemahan Model Pembelajaran TAI ... 26

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran TAI... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis Tindakan... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C. Partisipan Penelitian... 36

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 36

E. Desain Penelitian ... 38

F. Prosedur Penelitian... 39

G. Teknik Pengumpulan Data... 46

1. Tes... 46

2. Obeservasi... 48

H. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 50

1. Validitas Tes ... 51

2. Uji Reliabilitas Tes ... 52

3. Uji Tingkat Kesukaran Tes ... 53

(12)

iv

4. Uji Daya Pembeda Tes ... 54

I. Teknik Analisis Data ... 56

J. Indikator Keberhasilan ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Siklus I ... 61

1. Tahap Perencanaan... 61

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 62

3. Tahap Pengamatan ... 65

4. Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang... 68

B. Siklus II ... 70

1. Tahap Perencanaan ... 70

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 71

3. Tahap Pengamatan... 74

4. Tahap Refleksi... 77

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

1. Analisa Peningkatan Aktivitas Belajar ... 79

2. Analisa Peningkatan Hasil Belajar ... 80

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Implikasi ... 85

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN...

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa

Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 2

Kisaran ... 5

Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan Dalam Model Pembelajran TAI ... 26

Tabel 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 42

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Skalar, Vektor, Sistem satuan dan

Hukum Newton (siklus I) ... 47

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Vektor Untuk Mempresentasikan Gaya,

Momen dan Kopel (siklus II) ... 47

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tes ... 48

Tabel 3.5 Format Observasi Aktivitas Siswa Saat KBM ... 48

Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Skalar, Vektor, Sistem satuan dan

Hukum Newton Setelah Uji Coba (siklus I) ... 56

Tabel 3.7 Kisi-kisi Tes Materi Besaran Vektor Untuk Mempresentasikan Gaya,

Momen dan Kopel Setelah uji Coba (siklus II) ... 56

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Tes... 59

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 38

Gambar 4.1 Histogram Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I... 67

Gambar 4.2 Histogram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 70

Gambar 4.3 Histogram Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II... 79

Gambar 4.4 Histogram Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II... 82

Gambar 4.5 Histogram Nilai Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 87

(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ... 91

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 93

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 101

4. Naskah Pembelajaran Siklus I ... 109

5. Naskah Pembelajaran Siklus II ... 124

6. Tes Hasil Belajar Siklus I... 135

7. Tes Hasil Belajar Siklus II ... 140

8. Kunci Jawaban Siklus I... 147

9. Kunci Jawaban Siklus II ... 148

10. Lembar Jawaban Siklus I ... 149

11. Lembar Jawaban Siklus II... 150

12. Lembar Kerja Siswa (Siklus I)... 151

13. Lembar Kerja Siswa (Siklus II) ... 153

14. Perhitungan Uji Validitas Tes, Reliabilitas Tes, Indeks Kesukaran Tes dan Daya Pembeda ... 161

15. Tabel Uji Validitas Siklus I... 170

16. Tabel Uji Validitas Siklus II ... 171

17. Tabel Uji Reliabilitas Siklus I... 172

18. Tabel Uji Reliabilitas Siklus II... 173

19. Tabel Indeks Kesukaran Tes Siklus I... 174

20. Tabel Indeks Kesukaran Tes Siklus II ... 175

21. Tabel Daya Pembeda Siklus I ... 176

(16)

xii

22. Tabel Daya Pembeda Siklus II... 177

23. Lembar Obeservasi Aktivitas Siswa Pert.1 Siklus I ... 178

24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pert. 2 Siklus I ... 179

25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pert. 1 Siklus II ... 180

26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pert. 2 Siklus II ... 181

27. Tabel Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 182

28. Tabel Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 183

29. Tabel Perolehan NilaiPostestHasil Belajar Siswa Siklus I ... 184

30. Tabel Perolehan NilaiPostestHasil Belajar Siswa Siklus II... 185

31. Uji t Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa ... 186

32. Uji Normalitas Data Penelitian ... 191

33. Uji Homogenitas Data Penelitian... 199

34. Tabel Nilai-Nilai r... 204

35. Tabel Nilai Distribusi t... 205

36. Tabel Nilai Kritis L Uji Lilliefors ... 206

37. Tabel Nilai Persentil Distribusi F... 207

38. Tabel Distribusi Normal Kumulatif Z... 212

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan

merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam

membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai

problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam

pelaksanaanya. Pendidikan juga diartikan sebagai hasil, dimana pendidikan itu

merupakan wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat

perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai

manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Pendidikan sebagai

proses dan sebagai hasil dalam pelaksanaannya sangat memerlukan adanya

pengkajian yang mendalam dan komprehensif agar proses untuk mencapai hasil

yang dicapai dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia

mulia.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam UUD

No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

(18)

2

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15

yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dibidang tertentu.

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah

dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. SMK

bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan profesional

untuk memasuki lapangan kerja sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan

pendidikan kejuruan yang lebih tinggi.

Hal ini sesuai dengan Spektrum Sekolah Menengah Kejuruan (2008),

SMK memiliki tujuan untuk : (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia

produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di

dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai

dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, (2) menyiapkan

peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi,

beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam

bidang keahlian yang diminatinya, (3) membekali peserta didik dengan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian

hari baik secara mandiri, maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi,

(4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan

(19)

3

Berdasarkan tujuan Sekolah Menengah Kejuruaan di atas, maka Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional seyogyanya

mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memiliki karir,

memasuki lapangan kerja, berkompetisi dan mengembangkan dirinya dengan

sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.

Untuk mencapai tujuan tersebut, UNESCO telah mengemukakan empat

pilar pembelajaran yang terdiri dari learning to know/learning to learn (belajar

yang tidak hanya berotientasi pada produk atau hasil, tetapi harus berorientasi

kepada proses), learning to do (belajar untuk berbuat), learning to be (belajar untuk bekerja sama). Keempat pilar tersebut perlu dikembangkan di lembaga

formal termasuk di SMK dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu.

Keempat pilar tersebut memang sangat berpengaruh dalam pendidikan

khususnya SMK. Terlebih pada pilar learning to do (belajar untuk berbuat). Karena pada pilar learning to do, belajar bukan hanya mendengar dan melihat

dengan tujuan pencapaian pengetahuan, tetapi juga belajar untuk berbuat dengan

tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan

global.

Untuk dapat mewujudkan learningto dotersebut di dalam kelas, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah guru seharusnya lebih kreatif dan inovatif

dalam menyajikan pelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih aktif

dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas dan memperoleh hasil

belajar yang maksimal. Dengan penyajian pembelajaran yang bervariasi siswa

(20)

4

Tidak jarang siswa menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan yang

melelahkan bukan sebagai proses untuk memperdalam ilmu. Untuk itu guru

sebaiknya berupaya membangkitkan pastrisipasi siswa agar siswa lebih bisa aktif

dan kreatif dalam belajar di dalam kelas.

Pada kenyataannya di lapangan, masih banyak guru yang kurang kreatif

dan bervariasi dalam menyampaikan materi pada proses belajar mengajar. Peneliti

juga menemukan kenyataan di lapangan bahwa guru masih melakukan

pendekatan Teacher Centre Learning (TCL) dimana guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam proses belajar mengajar sedangkan siswa hanya

mendengar dan memperhatikan penjelasan guru tanpa terlibat aktif dalam proses

belajar sehingga pembelajaran hanya bersifat satu arah yang hanya didominasi

oleh guru.

Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar mata diklat Ilmu Statika dan

Tegangan siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK

Negeri 2 Kisaran setelah dilakukan observasi pada tanggal 16 Mei 2015 yang

belum sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimum sebagaimana yang

ditetapkan sekolah untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator mata pelajaran yaitu nilai (skor) lebih besar atau sama dengan (≥)

kriteria ideal ketuntasan sebesar≥ 75.

Berikut daftar nilai peserta didik berdasarkan hasil observasi yang

diperoleh dari guru mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan kelas X Program

(21)

5

menerapkan besaran vektor untuk mempresentasekan gaya, momen dan kopel

dapat dilihat persentase yang diperoleh peserta didik adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran

(sumber :Guru Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan)

Melihat daftar hasil belajar di atas dapat dijelaskan bahwa, persentase hasil

belajar siswa belum semuanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥75. Pada tahun 2014/2015, terdapat 23,52%

(8 orang) tidak kompeten, 35,29% (12 orang) cukup kompeten, 26,48% (9 orang)

kompeten, dan 14,71% (5 orang) sangat kompeten. Dari data tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar Mata Diklat Ilmu Statika dan Tegangan masih

tergolong rendah dan perlu adanya peningkatan hasil belajar.

Informasi lain yang diperoleh peneliti pada saat melakukan observasi

dilapangan adalah aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran masih

tergolong rendah, hal ini terlihat dari sedikitnya siswa yang merespon

pembelajaran, sebagian dari mereka masih terlihat pasif. Pasifnya siswa dalam

proses belajar dapat mengakibatkan kurang terlatihnya skill dalam berbicara,

bekerja sama, mengemukakan pendapat, dan bahkan dapat mengakibatkan

kurangnya ilmu pengetahuan yang dapat di transfer oleh siswa sendiri serta

Tahun

Pelajaran Nilai

Jumlah

Siswa Persentasi Keterangan

2014 / 2015

< 75 8 23,52 % Kurang Kompeten

75–79 12 35,29% Cukup Kompeten

80–89 9 26,48% Kompeten

90–100 5 14,71% Sangat Kompeten

(22)

6

menimbulkan kejenuhan dalam belajar yang akan berdampak pada hasil belajar

siswa yang rendah.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang belum optimal disebabkan oleh

beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54), Ada dua faktor yang mempengaruhi

aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor

internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri, terbagi menjadi tiga

yaitu faktor jasmani (mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor

psikologis (mencakup inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan

dan kesiapan) dan faktor kelelahan 2) faktor eksternal adalah faktor yang diluar

diri siswa, terbagi menjadi tiga, yaitu faktor keluarga (mencakup cara orang tua

mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan) faktor sekolah (mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pengajaran diatas ukuran,

keadaan gedung, metode atau model mengajar dan tugas rumah) faktor

masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, tempat bergaul dan

kehidupan masyarakat.

Dari sekian banyaknya faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil

belajar siswa, metode atau model mengajar guru menjadi fokus utama dalam

penelitian ini. Di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat diperlukan

langkah-langkah yang sistematis untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Hal

yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang

(23)

7

memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model pembelajaran salah satunya adalah

pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif merupakan metode mengajar yang memanfaatkan kelompok-kelompok kecil

menjadi wadah bagi para siswa untuk memperoleh informasi baru. Sebagian guru

berfikir bahwa mereka sudah menerapkan cooperative learning tiap kali menyuruh siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Akan tetapi

kebanyakan guru belum memperhatikan adanya aktivitas kelas yang terstruktur

sehingga peran setiap anggota kelompok belum terlihat.

Dari uraian di atas, peneliti menganalisis terhadap permasalahan di kelas

X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran,

diperlukan adanya suatu inovasi terhadap kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di kelas, sebagai alternatif pemecahan masalah di kelas tersebut.

Peneliti merencanakan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization(TAI).

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert

E.Slavin dalam karyanya Cooperative Learning: Teori, Riset,dan Praktik. Slavin (2005:187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran dibalik individualisasi

pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan,

kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan

sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada

(24)

8

pelajaran tersebut, dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut.

Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa mempelajarinya

dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka

hanya membuang waktu.

Model pembelajaran tipe ini mengkombinasikan keunggulan model

pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran

ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh

karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan

masalah. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara

individual belajar model pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil

belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling

dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab

atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dengan memperhatikan

pentingnya model pembelajaran yang digunakan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul :

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kisaran”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

(25)

9

1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan masih

rendah.

2. Pendekatan yang dilakukan oleh guru cenderung pendekatan TCL dimana

proses belajar mengajar di kelas lebih didominasi oleh guru sehingga

kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah.

3. Hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program keahlian

Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran masih rendah.

4. Guru belum menerapkan model pembelajaran Team Assisted

Individualization pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas

X program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Kisaran

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, serta mempertimbangkan

keterbatasan waktu dan dana serta luasnya cakupan masalah, maka masalah yang

diteliti dibatasi hanya pada :

1. Penelitian dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatife tipeTeam

Assisted Individualization(TAI).

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

bangunan SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Kompetensi dasar yang diteliti adalah menerapkan besaran vektor, sistem

satuan, dan hukum newton dan menerapkan besaran vektor untuk

(26)

10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan setelah dibatasi masalah-masalah yang

diidentifikasi di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik

Gambar Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

diklat Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik

Gambar Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan utama

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata diklat Ilmu

Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization(TAI).

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata diklat Ilmu

(27)

11

Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization(TAI).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teori untuk memperkaya wawasan dalam pemilihan

model pembelajaran untuk mendalami pengetahuan dan pengalaman

sebagai pendidik atau pengajar khususnya dalam meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar pada mata diklat Ilmu Statika dan Tegangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1. Meningkatkan pengetahuan guru mengenai penggunaan model

pembelajaran Kooperatif tipe TAI dalam mengajar.

2. Memberikan pandangan baru tentang pendekatan yang digunakan

dalam pembelajaran ilmu statika dan tegangan.

3. Memberikan motivasi guru agar semakin mantap dalam

mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran

b. Bagi siswa

1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ilmu statika

dan tegangan.

2. Memberikan pengalaman belajar yang baru kepada siswa dengan

(28)

12

3. Membentuk sikap tanggung jawab, kerjasama, aktif, dan keratif

antara siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.

c. Bagi sekolah

Memberikan pemikiran baru kepada sekolah dalam mengembangkan

pembelajaran yang menarik, kreatif dan mudah dipahami oleh siswa.

d. Bagi peneliti

1. Melatih dan menambah pengalaman bagi mahasiswa dalam

pembuatan karya ilmiah.

2. Sebagai masukan bagi mahasiswa calon guru untuk menerapkan

(29)

83

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Persentase aktivitas belajar siswa setelah dilaksanakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengalami peningkatan. Hali ini dapat

dibuktikan bahwa pada siklus I terdapat 25 siswa dalam kategori kurang

aktif dengan persentase 71,43 % dan 9 siswa pada kategori cukup aktif

dengan persentase 25,71 % dan 1 siswa dalam kategori aktif dengan

persentase 2,86 % sedangkan pada siklus II diketahui bahwa tidak ada

siswa dalam kategori kurang aktif dan 8 siswa pada kategori cukup aktif

dengan persentase 25,86 % dan 23 siswa dalam kategori aktif dengan

persentase 65,71 % sedangkan dalam kategori sangat aktif terdapat 4 siswa

dengan persentase 11,43 %. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar

71,61 dengan persentase lulus 28,57 % meningkat pada siklus II dengan

rerata kelas mencapai 82,25 dengan persentase lulus 100 %. Hasil Uji t

menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas

belajar yakni diperoleh t hitung (11,24) > t tabel (2.054) dengan taraf

signifikan 5 %. Oleh karena itu, penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas belajar

(30)

84

siswa pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X

Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Kisaran.

2. Persentase hasil belajar siswa setelah dilaksanakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI mengalami peningkatan. Hali ini dapat dibuktikan

bahwa pada siklus I terdapat 12 siswa dalam kategori kurang kompeten

dengan persentase 34,29 % dan 9 siswa pada kategori cukup kompeten

dengan persentase 25,71 % dan 14 siswa dalam kategori kompeten dengan

persentase 40 %, sedangkan pada siklus II diketahui bahwa tidak ada siswa

dalam kategori kurang kompeten, 2 siswa pada kategori cukup kompeten

dengan persentase 5,71 % dan 21 siswa dalam kategori kompeten dengan

persentase 60 % sedangkan dalam kategori sangat kompeten terdapat 12

siswa dengan persentase 39,29%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus

I mencapai 75,66 dengan persentase lulus 65,71 % meningkat pada siklus

II menjadi 86,86 dengan persentase 100 %. Hasil Uji t menunjukkan

terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar yakni

diperoleh t hitung (6,80) > t tabel (2.054) dengan taraf signifikan 5 %.

Oleh karena itu, penerapan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian

(31)

85

B. Implikasi

Model pembelajaran kooperatif tipeTeam Assisted Individualization(TAI)

merupakan model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok

kecil yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen dan bekerjasama saling

ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi

yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota

kelompok yang lain.

Pembelajaran ini dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, guru mata pelajaran

memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa, menyampaikan tujuan

pembelajaran, memotivasi siswa tentang pentingnya materi pelajaran dan

membangkitkan pengetahuan awal siswa, menjelaskan langkah langkah model

Pembelajaran Kooperatif TAI di kelas dan menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai.

Pada tahap inti yaitu penerapan model pembelajaran Kooperatif TAI

diawali dengan guru menjelaskan materi serta mengembangkan pemikiran siswa

agar dapat menggali kemampuan individu dirinya dalam memecahkan suatu

masalah. Guru membimbing dan mengkondisikan siswa untuk mengamati,

menyelidiki, menganalisis topik yang dipelajari sehingga mereka menemukan

sendiri pengetahuan dan keterampilannya berdasarkan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

tugas yang harus dikerjakan dan mendorong sikap keingintahuan siswa melalui

(32)

86

Setelah semua siswa memperhatikan materi pelajaran yang telah diberikan

kemudian guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok Heterogen setiap

kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok belajar ini disesuaikan

dengan jumlah siswa yang memiliki kemampuan dan daya tangkap yang berbeda,

setiap kelompok ada siswa yang memiliki kemampuan Tinggi, Sedang, dan

Rendah. Data kemampuan siswa tersebut didapatkan melalui hasil Pretest yang terlebih dahulu dilaksanakan sebagai tes penempatan. Setelah kelompok dibagi,

guru memberikan soal LKS kepada masing-masing kelompok dan mengarahkan

siswa untuk mengerjakan soal tersebut secara individu terlebih dahulu apabila

menemukan kesulitan maka diskusikan pada teman sekelompoknya. Pada saat

siswa mengerjakan soal yang diberikan guru, guru dan peneliti mengamati terus

menerus aktivitas yang dilakukan siswa.

Kemudian guru mengarahkan dan memberikan kesempatan kepada

kelompok untuk saling mengkoreksi hasil pekerjaan anggota kelompoknya dan

mencari penyelasaiaan yang benar dan guru memberikan bantuan kepada siswa

yang memerlukannya, kemudian guru mempersilahkan kepada kelompok yang

terbaik untuk mempresentasikan hasil dari diskusinya. Guru dan peneliti

memantau aktivitas yang dilakukan siswa.

Setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi, guru dan siswa

mengadakan refleksi (umpan balik) dalam bentuk tanya jawab mengenai

kesulitan yang dihadapi siswa dan memberikan pemecahannya, mengaitkan

pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses refleksi siswa

(33)

87

baru. Kemudian guru melakukan penilaian terhadap hasil jawaban dan presentasi

siswa dan memberikan penghargaan berupa penguatan kepada kelompok yang

mendapat nilai tertinggi.

Pada tahap penutup, guru dan siswa menyimpulkan pelajaran yang telah

berlangsung. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan

menugaskan siswa untuk mencari informasi dan bahan materi yang akan dipelajari

selanjutnya.. dengan demikian Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dapat

mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif, bersemangat dalam menggali

kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan

yang dimiliki, bertanya, berdiskusi, menganalisis dan mampu menyelesaikan

tugas tepat waktu dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model

pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ini berpusat pada siswa (student centered).

C. Saran

Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka

peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Kepala SMK Negeri 2 Kisaran

Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka

diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai

referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.

2. Bagi Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model

(34)

88

pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa. Guru diharapkan mampu menjadi fasilitator yang terus-menerus

membimbing siswa dalam membangun sendiri pengetahuan dalam

menyelesaikan permasalahan materi pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan

model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model

pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara

individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan

untuk pemecahan masalah diharapkan siswa dapat menggali kemampuan

individu yang dimiliki dan mengembangkan rasa kepercayaan diri. Dengan

demikian siswa diharapkan memiliki keaktifan belajar yang tinggi di dalam

menerima suatu materi pelajaran dengan konsep pembelajaran Kooperatif Tipe

(35)

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2009.Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfa Beta

Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2011).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Rev.ed). Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2009).Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. (2009).Pembelajaran Kooperatif.Yogyakarta : Pustaka Belajar

Isnaini, Muhammad. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe

Team Asisted Individualization (TAI) untuk menigkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar membaca dan mengidentifikasi komponen Elektronika siswa kelas X Teknik Audio Vidio SMK Swasta Bandung Kab. Deli

serdang Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Fakultas Teknik UNIMED. Medan

Panjaitan, Thoga. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Team

Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ilmu statika dan tegangan pada kelas X Bidang Keahlian Teknik

Gambar Bangunan SMK N 2 Siatas Barita T.A 2013/2014”. Skripsi

Fakultas Teknik UNIMED. Medan

Purba, R.Perhitungan Statika Bangunan. Bandung: Angkasa.

Purwanto. 2008.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi 2. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2009.Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.

(36)

90

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media

Sudjana, Nana. (2005).Metode Statistika. Bandung: Taksito

. (2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Rnd. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2009). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mata Diklat  Ilmu Statika dan Tegangan siswa
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................
Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mata Diklat Ilmu Statika dan TeganganSiswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Gambar Banguna SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pelajaran 2015/2016?
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pakan mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat mencegah reaksi oksidasi untuk menghambat radikal bebas

Yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja Barang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kepulauan Aru, berdasarkan :. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) Nomor

Waktu reaksi ini digunakan untuk menghitung nilai K dan ln K, serta suhu campuran yang terbentuk akan digunakan untuk menghitung 1/T dengan menggunakan persamaan

Dari hasil p enelitian y ang telah dilakukan dap at ditarik kesimp ulan: Pertama, bahwa melih at dari berbagai asp ek korp orasi dap at dijadikan subjek delik dalam

[r]

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah leadership style dapat secara langsung mempengaruhi management control systemUMKM sektor garmen yang ada di

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan