• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PANJANG TERHADAP PENGEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN TK KATOLIK ASSISI MEDAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PANJANG TERHADAP PENGEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN TK KATOLIK ASSISI MEDAN T.A 2015/2016."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK

PANJANG TERHADAP PENGEMBANGAN

SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN

TK KATOLIK ASSISI MEDAN

T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

YUNITA SHINTAULI SIMAMORA

NIM. 1123113030

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: tentukan struktur teks tanggapan permainan tradisional salah satu sarana melatih anak bersosialisasi

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

YUNITA SHINTAULI SIMAMORA, NIM : 1123113030, Pengaruh Permainan Tradisional Bakiak terhadap Pengembangan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi Medan T.A. 2015/2015-6.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih kurang berkembangnya sosial anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan. Hal ini dikarenakan karna kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar anak yang dapat mendukung perkembangan sosial anak dan juga karena kurangnya kegiatan yang dapat mengembangkan sosial anak, seperti bermain, khususnya permainan tradisional bakiak panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap pengembangan sosial anak.

Untuk memperoleh data penelitian, penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Posstest Control Group Desain. Dimana sampel dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok Eksperimen yang menggunakan permainan tradisional Bakiak dan kelompok Kontrol yang menggunakan kegiatan permainan tradisional Gobak Sodor. Tehnik pengambilan sampelnya yaitu secara acak, yang terdiri atas 42 sampel, yaitu 21 sampel di kelompok eksperimen dan 21 sampel di kelompok kontrol.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Permainan Tradisional Bakiak Terhadap Pengembangan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK Katolik Assisi Medan Tahun Ajaran 2015/2016.”

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan moril, materi, maupun doa dalam penulisan skripsi ini, terkhusus kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor UNIMED.

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof.Dr. Yusnadi, M.S selakuWakil Dekan Bidang Akademik FIP UNIMED, Bapak Dr. Aman Simaremare, M.S., selaku wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FIP UNIMED dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M. Pd selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FIP UNIMED.

(6)

iii

5. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang penuh kesabaran dan perhatian dalam memberikan bimbingan, ilmu, saran, koreksian serta motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Edward Purba, M.A, Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, dan Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, saran dan koreksian dalam proses penyelesaian skripsi ini. 7. Para Dosen Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah

membekali berbagai pengetahuan serta pengalaman yang mendukung penyusunan skripsi ini, serta para pegawai di lingkungan FIP UNIMED yang telah membantu dalam penyelesaian surat-surat.

8. Suster Regina Hasugian, FCJM selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta Ibu guru TK Katolik Assisi Medan yang telah membantu penulis selama penelitian.

9. Teristimewa untuk Alm. Ayahanda Saut Simamora yang telah menjadi penyemangat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana dan Ibunda Marince Situmorang, S.Pd tersayang yang selalu mendoakan, membimbing, memberikan kasih sayang dan selalu jadi penyemangat baik dalam bentuk moral maupun materi bagi penulis selama penulis menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan studi di FIP UNIMED.

(7)

iv

11.Seluruh keluarga besar Simamora dan Situmorang yang selalu memberikan kasih sayang buat penulis.

12.Teristimewa buat Andi Nainggolan, S.Kom yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan semangat selama studi di FIP UNIMED dan yang telah meluangkan waktunya buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 13.Seluruh anggota JiBerFi YuAsMiE yang melewati hari-hari dalam suka

dan duka yang selalu melontarkan kata semangat, penghiburan dan penguatan.

14.Teman-teman di Kelas PG. PAUD Reguler A 2012 yang telah senasib sepenanggungan menyelesaikan studi di FIP UNIMED.

15.Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi pengembangan pendidikan.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB : 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Batasan Masalah ... 9

1.4. Rumusan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Masalah ... 10

1.6. Manfaat Penelitian ... 10

BAB : 2 KAJIAN TEORI ... 12

2.1. Kerangka Teori ... 12

2.1.1. Konsep Pengembangan Sosial ... 12

2.1.1.1 Pengertian Pengembangan Sosial ... 12

2.1.1.2. Karakteristik Pengembangan Sosial Anak Usia Taman Kanak-kanak ... 13

2.1.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak ... 24

(9)

vi

2.1.2.1 Langkah Bermain Bakiak dan Manfaat Permainan Bakiak ... 29

2.1.2.2. Peranan Permainan Tradisional Bakiak Terhadap Perkembangan Sosial Anak ... 30

2.1.3. Konsep Permainan Trandisional Gobak Sodor ... 34

2.1.3.1 Pengertian Permainan Gobak Sodor ... 34

2.1.3.2. Langkah Permainan Gobak Sodor ... 35

2.1.3.3. Manfaat Permainan Gobak Sodor ... 37

2.2. Kerangka Konseptual ... 38

2.3. Hipotesis ... 39

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 41

3.3.1. Variabel Penelitian ... 41

3.3.2. Defenisi Operasional ... 42

3.4. Desain Penelitian ... 42

3.5. Instrumen Penelitian ... 43

3.6. Prosedur Pelasksanaan Penelitian ... 46

3.7. Tehnik Analisis Data ... 47

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50

3.8.1. Lokasi Penelitian ... 50

(10)

vii

BAB : 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1. Hasil Penelitian ... 52

4.1.1. Deskripsi Hasil Observasi Pengembangan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun ... 52

4.1.2. Data Hasil Observasi Kelompok Eksperimen ... 53

4.1.3. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol ... 57

4.2. Pengujin Persyaratan Analisis ... 60

4.2.1. Uji Normalitas ... 61

4.2.2 Uji Homogenitas ... 64

4.3. Penguji Uji Hipotesis ... 64

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB : 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

DAFAR PUSTAKA ... 68

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Kegiatan Mingguan, Harian Kelas Eksperimen Dan Kontrol.

Lampiran 2. Data Mentah Hasil Observasi Pengembangan Sosial Di Kelas Eksperimen dan Kontrol.

Lampiran 3. Lembar Pengamatan Pengembangan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun

Lampiran 4. Perhitungan Mean(Rata-Rata), Standar Deviasi Dan Varians Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.

Lampiran 5. Uji Normalitas. Lampiran 6. Uji Homogenitas. Lampiran 7. Uji Hipotesis.

Lampiran 8. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors.

Lampiran 9. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z. Lampiran 10. Tabel Distribusi F.

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Grafik Histogram Data Pengembangan Sosial Kelas

Eksperimen ... 54 Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Pengembangan Sosial Kelas

Kontrol ... 57

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Test Only Control Group Design ... 43

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Pengembangan Sosial Anak Usia 5 – 6 Tahun ... 44

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 51

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kelas Eksperimen ... 52

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pengembangan Sosial Kelas Eksperimen ... 53

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Nilai Pengembangan Sosial Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 58

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.7 Ringkasan Uji Homogenitas ... 60

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (Direktorat PAUD 2005). Karena rentang anak usia dini merupakan rentangan usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan spritual.

Usia dini ( 0-6 tahun) sangat menentukan bagi anak dalam mengembangkan potensinya. Usia ini sering disebut “usia emas” (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas manusia. Bloom ( dalam Mutiah 2010:3) berdasarkan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun awal kehidupan anak.

(15)

2

Periode kritis adalah saat dimana individu memperoleh rangsangan, perlakuan atau pengaruh dari lingkungan pada masa atau saat yang tepat. Apabila saatnya tepat artinya dalam keadaan yang sensitif, keadaan yang siap menerima rangsangan dari luar yang memperolehnya, maka akan terjadi hubungan yang positif dan berdampak yang positif pula. Namun apabila tidak siap, maka tidak akan terjadi hubungan apapun, atau akan sia-sia.

Periode kritis berkaitan dengan kematangan individu. Para ahli memberikan kesimpulan bahwa adanya hubungan antara kematangan dengan proses belajar. Jika kematangan berlangsung dengan baik, maka hasil proses belajar akan lebih baik.

(16)

3

Aspek perkembangan sosial merupakan salah satu dari aspek perkembangan yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaiakan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.

Anak dilahirkan sudah bersifat sosial. Pada saat anak lahir, anak pertama kali menangis sebagai bentuk sosialnya terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui suara tangisannya, anak ingin membangun sebuah hubungan sosial. Pada saat anak tumbuh besar, anak memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang disekitarnya. Anak selalu ingin diperhatikan, diberi perlindungan yang memadai dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Orang tua merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui oleh anak sejak ia lahir. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat, agara anak dapat diterima dilingkungan sekitarnya. Namun untuk mencapai hal ini, diperlukan pola asuh yang baik dari orang tua, agar anak mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya.

(17)

4

Robinson (dalam Susanto 2012: 40), mengartikan bahwa sosialisasi adalah sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.

Sosialisasi dari orang tua dan guru di lembaga pendidikan anak usia dini maupun di Taman Kanak-kanak sangat diperlukan oleh anak, karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya ke arah kematangan.

Namun yang terjadi di lingkungan masyarakat ataupun di lembaga pendidikan anak usia dini masih ditemukan anak yang belum sepenuhnya dapat mengembangkan aspek perkembangan sosialnya. Anak terkadang masih sulit untuk dapat bekerjasama dengan sesama temannya disaat bermain yang seharusnya menuntut anak untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Anak belum bisa bersosialisasi dengan orang lain. Ada anak yang tidak sabar dalam mengikuti peraturan permainan sehingga anak jenuh dan bosan untuk mengikuti permainan tersebut hingga selesai dan pada akhirnya anak pun mundur dari permainan tersebut.

Hal ini dapat terjadi karena kurangnya proses sosialisasi dari orang tua, dan juga lingkungan sekitar anak yang sangat menentukan sifat ataupun karakter anak dan juga rangsangan sosialisasi ataupun menerapkan cara yang menarik minat anak agar anak semakin terlatih dalam proses sosial di lingkungannya dan juga dapat melatih emosional anak.

(18)

5

perkembangan sosialnya secara matang. Namun, apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, sering memarahi, acuh tak acuh, tidak memberikan bimbingan, teladan, pengajaran atau pembiasaan terhadap anak dalam menerapkan norma-norma, baik agama maupun tata krama, budi pekerti, cenderung menampilkan perilaku maladjusment, seperti: bersifat minder, senang mendominasi orang lain, bersifat egois (selfish), senang mengisolasi diri, menyendiri, kurang memiliki tenggang rasa, dan kurang memperdulikan norma dan perilaku.

Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak puas bila tidak bersama dengan teman-temannya. Anak tidak lagi puas bermain sendiri di rumah atau dengan saudara kandung atau melakukan kegiatan dengan anggota-anggota keluarga lainnya. Anak ingin bersama teman-temannya dan akan merasakan kesepian serta tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.

Memahami kondisi anak yang seperti ini yaitu selalu ingin bersama dengan teman-temannya, kegiatan bermain merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial anak. Bermain merupakan dunia anak. Anak akan merasakan senang ataupun gembira pada saat anak bermain. Anak memiliki kepuasan tersendiri saat ia bermain.

(19)

6

pembiasaan pada anak untuk mengenal aturan-aturan yang berlaku disekolah, mauoun masyarakat, mematuhi norma-norma dan larangan-larangan,, berlaku jujur, setia. Dalam permainan anak akan menggunakan semua fungsi kejiwaan/ psikologis dengan suasana yang bervariasi.

Salah satu permainan yang dapat membantu pengembangan sosial anak adalah dengan menggunakan kegiatan bermain bakiak. Permainan bakiak merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Sumatera Barat yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970-an. Alat permainan ini terbuat dari dua papan kayu tebal berbentuk sandal yang panjangnya sekitar 125 cm. Pada masing-masing papan terdapat tiga atau empat tali karet untuk pengikat kaki pemain.

Permainan bakiak merupakan permainan yang menuntut anak untuk dapat mengembangngkan aspek sosial anak, seperti dapat berinteraksi dengan teman sebaya, bekerjasama dengan orang lain, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri anak.

(20)

7

permainan tradisional dapat menanamkan nilai budaya dan melatih bagaimana anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.

Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya permainan bakaiak yang dilakukan disekolah karena kurangnya pemahaman guru sehingga permainan ini tidak pernah dilaksanakan. Namun bila dilihat dari manfaatnya, permainan ini dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial anak, seperti mengajarkan anak untuk bekerjasama, bergaul dengan teman sebaya, memahami peraturan, dan lain-lain.

Permainan ini dilakukan dengan cara berkelompok yang mana tiap kelompok terdiri atas tiga atau empat orang anak. Setiap anak harus memasukkan kakinya kedalam lekukan tali yang telah terpasang pada sepasang kayu panjang tersebut. Kemudian anak berjalan dengan menggunakan sepasang kayu tersebut hingga mencapai garis finish. Dalam permainan ini anak dituntut untuk saling bekerjasama dalam tiap kelompok agar mampu tiba di garis finish dengan cepat. Menggunakan bakiak ini merupakan permainan yang lambat untuk mencapai garis finish, karena dibutuhkan kerjasama antar anggota kelompok dan juga dibutuhkan kesabaran agar bisa tiba di garis finish. Dibutuhkan kesabaran karena menggunakan bakiak ini agak sedikit susah sehingga diperlukan kesabaran yang tinggi.

(21)

8

aspek keterampilan sosial yang diamati mengalami peningkatan positif saat melaksanakan kegiatan permainan tradisional bakiak. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan permainan tradisional bakiak pada setiap aspek keterampilan sosial anak yang diamati.

Jadi dengan menggunakan permainan bakiak ini dapat dijadikan sebagai suatu kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan sosial anak, diantaranya anak belajar untuk bekerjasama dengan orang lain dan juga anak belajar untuk mengendalikan sifat amarah dan melatih kesabaran pada diri anak

Penulis memilih TK Katolik Assisi Medan sebagai obyek penelitian karena penulis melihat masih banyak anak didik yang belum memiliki nilai-nilai perkembangan sosial, seperti bekerjasama dengan sesama teman, menjalin interaksi dengan teman sebaya, mengikuti aturan permainan serta menghargai keunggulan orang lain, sebagai kriteria yang menentukan kemampuan sosial anak. Melalui beberapa kali pengamatan dilakukan oleh penulis di TK Katolik Assisi Medan, masih ada ditemukan anak yang belum bisa untuk bekerjasama dengan sesama temannya dan juga masih ada anak yang belum mampu untuk mengikuti peraturan permainan dengan tertib.

(22)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa masalah yang akan diteliti oleh penulis yaitu:

1. Kurangnya proses sosialisasi antara orang tua dan anak yang menyebabkan anak sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Jika anak sering melakukan komunikasi dengan anak, maka anak akan semakin lebih mudah untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya karena sudah terbiasa dengan adanya interaksi antara orang tua dan anak.

2. Anak belum bisa bersosialisasi dengan baik dengan orang lain.

3. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, permainan tradisonal hampir punah.

4. Penggunaan kegiatan bermain seperti permainan bakiak sebagai sarana pengembangan sosial anak di sekolah masih kurang dikembangkan, sehingga mengakibatkan kurangnya interaksi anak dengan orang lain yang merupakan salah satu indikator perkembangan sosial anak.

5. Masih kurangnya pemahaman guru tentang permainan bakiak.

1.3 Batasan Masalah

(23)

10

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat dirumuskan rumusan masalahnya sebagai berikut:

“Apakah ada pengaruh permainan tradisional bakiak panjang terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai apakah ada pengaruh permainan tradisonal bakiak panjang terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK B Katolik Assisi Medan.

1.6 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian a) Teoritis

Bagi pengembangan khazanah ilmu, penelitian ini dapat memberikan informasi pelaksanaan permainan tradisional bakiak terhadap pengembangan sosial anak usia 5-6 tahun.

b) Praktis

1) Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran pengetahuan, informasi dan sekaligus referensi yang berupa bacaan ilmiah.

(24)

11

berguna sebagai bahan evaluasi demi keberhasilan pada masa-masa mendatang serta sebagai acuan dalam membimbing anak didiknya.

3) Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis ilmiah serta dapat digunakan menambah manfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang pernah didapatkan.

(25)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Permainan tradisional bakiak adalah permainan yang menggunakan 2 buah

papan berukuran 125 cm. perkembangan sosial anak dapat dikembangkan

melalui permainan tradisonal bakiak karena akan mempengaruhi

pengembangan sosial anak dengan cara memasukkan kedua kaki kedalam

lekukan tali pada papan yang telah dirancang seperi sandal. Melalui permainan

ini anak akan belajar untuk bekerja sama dengan kelompoknya untuk

mencapai garis finish, melatih sikap kesabaran dalam mengikuti aturan

permainan dan juga mengembangkan bahasa pada anak.

2. Hasil uji hipotesis menunjukkan ada pengaruh yang signifikan permainan

tradisional bakiak terhadap perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK

Assisi Medan. Hasil uji dua rata-rata diketahui t-hitung =3,01 lebih besar dari

(26)

67

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,

maka saran dalam penelitian ini ditujukan kepada:

a) Dalam mengembangkan sosial anak, guru hendaknya mengenalkan

permainan bakiak ini melalui cara penggunaanya dan melatih anak untuk

memainkan permainan ini, sehingga melalui mengenalkan permianan ini

pada anak, anak akan lebih sering memainkan permainan ini dan pada

akhirnya sosial anak akan dapat berkembang.

b) Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan bagi pengembangan

kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.

c) Peneliti lain sebagai bahan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya

(27)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui

Permainan Tradisional. Yogyakarta: Javalitera

Bloom (1993) dalam Mutiah 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Danandjana. J. (2010) dalam Achroni( 2012) Mengoptimalkan Tumbuh Kembang

Anak Melalui Permainan Tradisional. Yogyakarta. Javalitera

Deliana. S. M. 2000. Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMEN DIKNAS)

No 58 Tahun 2009. Jakarta:Depdiknas

DIRJEN PAUD. (2012) Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak

Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Fadlilah, Muhammad. 2014. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Heteringthon (1987) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial

Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Hurlock (1978) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Iswinarti 2010. Permainan Tradisional Anak Indonesia. Jakarta: Erlangga

Joan, Utami. 2011. Bermain bagi Anak Usia Dini. Yogyakarta: Langensari

Muhibin (1999) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Mulyani. S. 2013. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta.: Langensari

(28)

69

Rachmawati. Y. 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Robinson (1981) dalam Susanto.A .2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:Kencana

Soetarno (1989) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Snowman dalam Rachmawati 2010. . Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sujiono. 2005. Memahami Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini. Bandung. Alfabeta

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Syamsuddin (1995) dalam Nugraha 2010. Metode Pengembangan Sosial

Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka

Yusuf. S. (2007). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi Aksara

Widianingsih, Suci, Marmawi, Sri Lestari, (2013). Pembelajaran Proyek dalam

Mengembangkan Kerjasama Melalui Permainan Balok pada Anak Usia 5 –

6 Tahun, Online, Jurnal.Untan.Ac.Id. diakses April 2014

Wiyani. N.A. 2014. Mengelola dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan

Gambar

Gambar 4.1. Grafik Histogram Data Pengembangan Sosial Kelas
Tabel 3.1 Desain Penelitian Test Only Control Group Design  ..................... 43

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional jawa “ jamuran” berpengaruh terhadap ketrampilan sosial anak usia dini di TK Pertiwi 1 Tarubasan

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL JAWA “ JAMURAN ” TERHADAP PERKEMBANGAN KETRAMPILAN SOSIAL ANAK USIA.. DINI DI TK PERTIWI 1 TARUBASAN KARANGANOM KLATEN TAHUN

Dalam permainan tradisional, anak akan mengembangkan kemampuan dalam kerjasama, mampu menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, mampu mengontrol diri,

Partisipasi sosial secara informal pada dapat dilakukan dengan melibatkan anak dalam kegiatan bermain dalam permainan tradisional.

Tedi (2015) menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan lunturnya permainan tradisional yaitu: (a) Sarana dan tempat bermain tidak ada, (b) Adanya penyempitan waktu, terlebih lagi

Permainan tradisional anak-anak di desa misalnya, dikatakan mengandung nilai-nilai budaya tertentu serta mempunyai fungsi melatih pemainnya melakukan hal-hal yang

Dengan di- kenalkannya dan diterapkannya permainan tradisional tersebut pada anak, akan melatih motorik kasar pada anak, itu akan sangat membantu dalam

Anak melakukan simulasi mitigasi bencana melalui permainan tradisional ucing- ucingan Hasil dari kegiatan ini menanamkan pada anak ketika terjadi gempa atau banjir atau bencana