• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN TEKS DESKRIPSI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN TEKS DESKRIPSI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN TEKS

LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN TEKS

DESKRIPSI OLEH SISWA KELAS X SMA

NEGERI 2 MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ROULINA NINGSIH BR ARITONANG

NIM 2122111019

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Roulina Ningsih Br Aritonang. NIM. 2122111019. Pengaruh Model Pembeljaran Explicit Instruction Terhadapa Kemampuan Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi Oleh Siswa Kelas X SMA N 2 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan

Penelitian in bertujuan untuk menggambarkan pengaruh Model Pembeljaran Explicit Instruction Terhadapa Kemampuan Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi Oleh Siswa Kelas X SMA N 2 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yakni menggunakan teknik one-group pre-test design. Adapun jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak 30 siswa.Dari hasil penelitian disimpulkan, kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks deskripsi sesudah menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction pada siswa kelas X SMA N 2 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 adalah baik. Nilai rata-rata siswa sebelum menggunakan model Explicit Instruction memiliki rata-rata 49,06 dengan standar deviasi 12,86 sementara sesudah menggunakan model Explicit Instruction 70,26 dengan standar deviasi sebesar 11,10

Dari data di atas bahwa model pembelajaran Explicit Instruction berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks deskripsi. Hal ini terbukti dari hasil Setelah t0 diketahui, maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% dengan dk= N-1 = 30-1 = 29 diperoleh taraf signifikan 5% sebesar 2,04. Berdasarkan nilai t0 dan ttabel di atas, maka dapat diketahui bahwa t0 > ttabel yakni 13,09 > 2,04 . Dengan demikian hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa model Explicit Instruction berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan siswa membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks deskripsi. Untuk itu perlunya guru bidang studi bahasa Indonesia di sekolah setempat meningkatakan pemmbelajaran membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks deskripsi dengan menerapakan model Explicit Instruction, karena pembelajaran ini terbukti berpengaruh dalam meningkatakan kemampuan siswa dalam membandingkan teks laporan hasil observasi.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini

berjudul Pengaruh Model Pembeajaran Explicit Instruction Terhadap

Kemampuan Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi Terhadap

Kemampuan Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi Oleh Siswa Kelas X

SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”. Penulisan Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas

Negeri Medan.

Penulis menerima berbagai masukan dan dukungan dari berbagai pihak,

baik segi material maupun spiritual. Oleh karena itu, rasa hormat dan ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd.,Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia sebagi dosen penguji.

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

6. Drs. Basyaruddin, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis mulai pembuatan outline, proposal

penelitian hingga terselesainya Skripsi ini.

7. Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik

(8)

iii

9. Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

10.Kepala Sekolah dan seluruh Guru, Staf Pegawai SMA Negeri 2 Medan.

11.Ayahanda Anggiat Aritonang dan Ibunda Tohap kasriani Br Nababan.,

yang selalu mendoakan penulis dan memberikan motivasi serta dukungan

secara moril maupun materil,sehingga penulis mampu menjalani masa

perkulihan hingga menyelesaiakan Skripsi ini.

12.Kakanda,Agustina Indriyati Br Aritonang, Adinda Lidiya Kristiani Br

Aritonang, Putri Mariana Br Aritonang, terimakasih buat Calon teman

hidup Penulis Josua Sitorus dan serta seluruh keluarga Aritonang dan

Nababan yang telah memberikan doa dan motivasi.

13.PKK terkasih Kak Rifka waty Pasaribu dan Kak Evi Ujung, serta satu

KTB Christabel yang selalu mendukung penulis dalam doa.

14.Teman-teman seperjuangan di Reguler C 2012 yang tak henti-hentinya

memberikan semangat, terkhusus untuk AZURE yaitu Eva Kristina

Br.Ginting, Sari Aziwirdah, Dedek Hariyanti Sirait, Ira Novita Situmorang

Semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

15.Teman-teman PPL-T UNIMED Tahun 2015 di SMK Dharma Patra P.

Berandan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi ini

(9)

iv

F. Manfaat Penelitian ... . 10

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 12

A. Kerangka Teoritis ... 12

1. Hakikat Model Pembelajaran ... 12

a. Piengertian Model Pembelajaran ... 12

b. Pengertian Model PembelajaranExplicit Instruction ...13

c. Cir-ciri Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 14

d. Langkah-langkah Pembelajaran Explicit Instruction ...14

e. Tujuan Model Explicit Instruction ……… 15

f. Kelebihan Model Explicit Instruction ... 16

g. Kelemahan Model Explicit Instruction ... 16

1. Kemampuan Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi ... 17

2. Teks Laporan Hasil Observasi ...18

a. Pengertian teks laporan hasil observasi ... 18

b. Struktur teks laporan hasil observasi ... 20

c. Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi …... 21

(10)

v

3. Teks Deskripsi ... 23

a. Pengertian teks deskripsi ... 23

b. Struktur Teks Deskripsi ... 24

c. Ciri-ciri Kebahasaan Teks Deskripsi ... 25

d. Contoh Teks Deskripsi ... 26

B. Kerangka Konseptual ... 27

C. Hipotesis Penelitian ...29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Waktu penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian dan Devenisi Operasional Penelitian ... 32

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Defenisi Operasional Penelitian ... 34

a. Model pembelajaran Explicit Instruction... 34

b. Kemampuan membandingkan Teks laporan dengan teks deskripsi ... 35

E. Desain Penelitian ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 37

G. Jalannya Eksperimen ... 43

H. Teknik analisis Data ... 49

(11)

vi

1. Kemampuan Siswa Membandingkan Teks Laporan Hasil

Observasi dengan Teks Deskripsi Sebelum Menggunakan

Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 53

2. Distribusi Frekuensi Data pre-test... 55

3. Kemampuan Siswa Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 56

4. Distribusi Frekuensi Data post-test ... 58

5. Pengaruh Model Pembeajaran Explicit Instruction Terhadap kemampuan Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi ……... 59

a. Uji Normalitas ... 59

b. Uji Homogenitas ... 68

c. UjiHipotesis ... 69

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V HASIL SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 77

B. Saran ... 78

(12)

vii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan ... 31

3.2 Desain Eksperimen One-Group Pre-Test Dan Post-Test ... 36

3.3 Kisi-Kisi Tes Membandingkan Teks Laporan Dengan

Teks Deskrispi Struktur Dan Ciri Kebahasaan ... 37

3.4 Kategori Penilaian ... 39

3.5 Jalan Eksperimen One Group Pre-test and Post-test ... 43

4.1 Data Hasil Kemampuan Siswa Membandingkan Teks Laporan

Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi

Sebelum Penerapan Model Explicit Instruction ... 52

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Siswa Membandingkan

Teks Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi

Sebelum Penerapan Model Explicit Instruction ... 54

4.3 Data Hasil Kemampuan Siswa Dalam Membandingkan Teks Laporan

Hasil Observasi Dengan Teks Deskripsi

Setelah Menggunkan Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 55

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Siswa

Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi

Setelah Penerapan Model Explicit Instruction ... 56

4.5 Frekuensi Data Kemampuan Membandingkan Teks Laporan

(13)

vii

Sebelum Penerapan Model Explicit Instruction ... 58

4.6 Frekuensi Data Kemampuan Membandingkan Teks Laporan

Hasil Observasi Dengan Teks Deskripsi

Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 60

4.7 Uji Normalitas Data Kemampuan Membandingkan Teks Laporan

Hasil Observasi Dengan Teks Deskripsi

Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Explicit instruction ... 62

4.8 Uji Normalitas Data Kemampuan Membandingkan Teks Laporan

Hasil Observasi Dengan Teks Deskripisi

Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 64

(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 81

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... .83

Lampiran 3 Soal Pilihan Berganda Membandingkan Teks Laporan Dengan teks deskripsi ... .92

Lampiran 4 Kunci Jawaban ... 110

Lampiran 5 Lembar kerja Siswa ... 111

Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas Tes ... 117

Lampiran 7 Perhitungan uji reliabilitas tes ... 119

Lampiran 8 Perhitungan tingkat kesukaran tes ... 120

Lampiran 9 perhitungan daya beda soal... 121

Lampiran 10 nomor soal yang dipakai untuk tes ... 123

Lampiran 11 Data Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors ... 126

Lampiran 12 Tabel Nilai-nilai r-Product Moment... 127

Lampiran 13 Daftar Nilai Persentil Distribusi t (df=1-40)... 128

Lampiran 14 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0-Z ... 129

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

jenjang pendidikan. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia menurut

kurikulum 2013, terdiri ada lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/mengolah informasi,

mengomunikasikan. Kelima aspek keterampilan tersebut sangat berhubungan

satu sama lain.

Dalam pembelajaran berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan

sekedar pengetahuan bahasa, melainkan sebagai pengemban fungsi untuk menjadi

sumber aktaulisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis.

Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilakasanakan dengan menerapkan

prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan, semata-mata

kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses

pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna. (3) bahasa

bersifat fungsional yaitu penggunaan bahasa tidak pernah dapat dilepaskan dari

konteks karena bentuk bahasa yang digunakan untuk mencerminkan ide, sikap,

nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan

kemampuan berpikir manusia (Kemendikbud 2013:12)

Sehubungan dengan prinsip yang keempat diatas, perlu dipahami bahwa

terdapat banyak jenis teks masing-masing memiliki struktur yang berbeda di

(16)

2

bahasa Indonesia pada jenjang SMA/MA terdapat 16 jenis teks yaitu teks anekdot,

eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, negosiasi, cerita pendek,

pantun, cerita ulang, eksplanasi, ulasan/reviu film/drama, cerita sejarah, berita,

iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel. (Kemendikbud No.68 Tahun

2013). Salah satu kompetensi dasar yang tersebut dapat berupa teks paragraf, teks

narasi, teks berita dan lain-lainnya. Dalam implementasi kurikulum 2013,

pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks baik

secara lisan maupun tulisan. Teks yang merupakan ungkapan pikiran manusia

yang lengkap di dalamnya memiliki situasi dan konteks diharapkan mampu

mewujudkan peran bahasa Indonesia sebagai penghela dan pengintergrasi ilmu

lain agar dapat dicapai secara maksimal.

Berdasarkan paradigma tersebut, siswa diharapkan berkompeten dalam

memahami berbagai teks. Salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa dalam

kurikulum 2013 adalah membandingkan teks laporan dengan teks deskripsi baik

secara tulisan, adalah syarat yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Kompetensi ini tertuang dalam kurikulum 2013 SMA/MA pada

semester genap, yaitu kompetensi inti: 3.Memahami menerapkan,menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Adapun

tertuang diKompetensi Dasar 3.2 Membandingkan laporan hasil observasi melalui

(17)

3

yang berisi penjabaran umum/melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan

(observasi). Teks laporan (report) ini juga disebut teks klasifikasi karena memuat

klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Jenis teks ini

mendeskripsikan atau menggambarkan bentuk, ciri, atau sifat umum (general)

seperti benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau peristiwa yang terjadi di

alam semesta kita.

Pada umumnya teks laporan hasil observasi memiliki bentuk yang hampir

sama dengan teks deskripsi, tetapi sebenarnya sifat kedua teks tersebut berbeda.

Teks laporan menggambarkan sesuatu secara umum dan sesuai fakta apa adanya

tanpa ada opini/pendapat penulis, sedangkan teks deskripsi menggambarkan

secara khusus (unik dan individual) dan menggambarkan sesuai dengan sudut

pandang penulis.

Kemendikbud (2013:167) menyatakan

“Teks deskripsi yaitu, teks yang menggambarkan suatu objek yang disampaikan dengan gagasan dan ide-ide yang detail sehingga para pembacanya seolah-olah seperti sedang merasakan atau sedang berada dalam gambaran yang dipaparkan oleh sang penulis.Apa yang ditulis bisa meliputi objek, tempat, atau peristiwa. Teks deskripsi memiliki ciri-ciri seperti dalam

paragrafnya menggambarkan atau melukiskan sesuatu,

penggambaran di dalam pargraf tersebut dilakukan dengan sangat jelas dan terperinci dan turut mengikutsertakan sudut pandang. Saat membacanya, pembaca seolah-olah merasakan, melihat, atau mengalami sendiri apa yang sedang dibicarakan di dalam teks tersebut”.

Teks deskripsi merupakan jenis teks yang memaparkan keadaan

(sifat,bentuk,ukuran,warna) sesuatu (manusia atau benda) secara khusus, unik dan

detail. Sehingga, kita dapat menyimpulkan bahwa teks deskripsi adalah jenis teks

(18)

4

adalah keterkaitan antara keselurahan isi dengan bagian-bagiannya.Sedangkan

teks laporan memaparkan ide dari hal-hal yang khusus menjadi hal-hal yang lebih

umum. Dalam teks deskripsi mengandung unsur subjektivitas dan unsur opini,

sedangkan dalam teks laporan, tulisan dibuat berdasarkan fakta yang ditemui di

lapangan dan dituntut untuk menjadi objektif.Salah satu kompetensi yang dituntut

dari teks laporan hasil observasi adalah kemampuan membandingkan teks laporan

hasil observasi dengan teks deskripsi.

Slameto (2010:56) menyatakan

“ Kemampuan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga

jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan afektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Kemampuan sebagai pengetahuan,keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang

diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Setiap individu memiliki

tingkatan kemampuan yang berbeda dalam melakukan tindakan. Kemampuan ini

mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut.

Sementara itu, membandingkan teks merupakan proses mengolah teks

untuk mengetahui persamaan dan perbedaan diantara masing-masing teks yang

diperbandingkan dari struktur dan ciri kebahasaannya. Kecakapan dalam

membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks deskripsi perlu

mendapat perhatian khusus dengan rumitnya struktur dan ciri kebahasaan di

dalamnya. Berdasarkan pengalaman penulis melakukan kegiatan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPL-T) SMK Dharma Patra Pangkalan Berandan

(19)

5

menemukan kesulitan-kesulitan dalam membandingkan suatu teks. Hal ini

dikarenakan para siswa belum benar-benar memahami struktur dan ciri kebahsaan

dari suatu teks. Sulitnya mengidentifikasi ciri kebahasaan dari kedua teks yang

akan dibandingkan juga disebabkan oleh kurang berminatnya siswa membaca.

Jika dihadapkan pada kedua teks yang berbeda untuk dibandingkan, sulit sekali

menumbuhkan minat membaca pada siswa yang sudah tentu juga menyulitkan

siswa dalam membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks

deskripsi.Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bahasa

Indonesia SMA N 2 Medan ibu Apriyani S.Pd menyatakan bahwa materi ini

merupakan sesuatu yang baru bagi siswa dan siswa masih kurang memahami.

Dilihat dari data yang diperoleh dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru masih

menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi, yang kurang minat

siswa di dalam proses pembelajaran.kemampuan membandingkan dengan teks

laporan hasil observasi dengan teks deskripsi masih kurang optimal. Karena pada

saat proses pembelajaran teks laporan hasil observasi kemampuan siswa kurang

optimal dengan nilai rata-rata adalah 70,5. Siswa belum mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal). Nilai KKM pada standar kompetensi di sekolah tersebut

adalah 75. Oleh karena itu, pencapaian nilai membandingkan teks laporan dengan

teks deskrioai siswa belum tuntas (tidak tercapai).

Keadaan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

menerima dan membangun pengetahuan yang baru dan pengalamannya sesuai

dengan materi pembelajaran yang masih rendah. Siswa sulit mencari perbedaan

(20)

6

membandingkan teks dapat disebabkan karena pembelajaran yang monoton

dengan metode ceramah. Sementara itu, pembelajaran membandingkan teks

merupakan suatu keterampilan yang harus diperaktekkan langsung. Namun, yang

ditemui bahwa siswa hanya menerima teori pembelajaran membnadinkan teks

sebagai pelajaran yang sulit.Tentu saja hal ini jauh dari apa yang dicita-citakan

dan dipatokan dalam kompetensi dasar yang harus diperoleh. Hal ini seolah-olah

menggambarkan bahwa pelajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak maksimal. Ini

dikarenakan pengajaran bahasa Indonesia cenderung konvensional yang bersifat

hafalan dan tidak cukup mendukung pengembangan kemmapuan berbahasa yang

dimiliki siswa. Untuk itulah guru dituntut menciptakan suasana kelas menjadi

hidup sehingga dapat menstimulus siswa berpikir untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa siswa.

Peneliti sendiri memilih teks laporan disebabkan karena teks laporan

sering dijumpaipada kehidupan kita sehari-hari dan paling banyak digunakan pada

kegiatan ilmiah dalam proses pembelajaran. Namun demikian dalam pembelajaran

masih ada permasalahan yang ditemukan dalam membandingkan teks laporan

hasil observasi. Hal ini dibuktikan oleh pernyataan Wiedarti (2014:3) yang

mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran teks laporan hasil

observasi masih diperlukan model pembelajaran untuk mencapai hasil

pembelajaran yang maksimal. Hal yang sama disampaikan oleh Muliasari

(2013:5). Selain mengemukakan teks laporan hasil observasi,bahwa guru belum

menemukan model yang tepat dalam membandingkan teks laporan dengan teks

(21)

7

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran,

beliau juga mengemukakan bahwa berbagai permasalahan masih terdapat dalam

pembelajaran teks laporan hasil observasi.Berdasarkan masalah yang

dikemukakan di atas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran yang

selama ini digunakan oleh guru masih kurang tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam memperbaiki kelemahan tersebut guru harus dapat memilih

model yang tepat sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengorientasikan

pembelajaran pada siswa.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membandingkan teks laporan

hasil observasi dengan teks deskripsi , penulis menggunakan model pembelajaran

Explicit Instruction.Explicit Instruction dipandang sebagai model yang paling

kompleks dalam melaksanakan pembelajaran membandingkan teks laporan hasil

observasi dengan teks deskripsi.yang dapat memberikan kondisi belajar aktif

kepada siswa. Pada dasarnya agar semua model berhasil seperti yang

diharapakan, model melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling

membantu dan mendukung ketika mereka belajar suatu materi. Untuk itulah

penulis mencoba menggunakan model pembelajaran untuk mendukung materi

pembelajaran yaitu model pembelajaranExplicit Instruction. Model pembelajaran

Explicit Instruction merupakan pembelajaran langsug yang khusus dirancang

untuk mengembangkan cara belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural

dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan guru dengan pola selangkah demi

selangkah. Model ini juga dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang kecil

(22)

8

Berdasarkan latarbelakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit InstructionTerhadap

Kemampuan Membandingkan Teks Laporan Hasil Observasi Dengan Teks

Deskripsi Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran

2015/2016.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka teridentifikasi

masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam membandingkan teks laporan dengan teks

deskripsi masih kurang optimal.

2. Guru belum sepenuhnya menerapkan model pembelajaran yang sesuai

dengan materi dan tujuan pembelajaran.

3. Belum ditemukan model yang paling tepat dalam pembelajaran

membandingkan teks laporan dengan teks deskripsi.

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka penulis

membatasi masalah yang diteliti agar penelitian ini mencapai sasarannya.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Model

PembelajaranExplicit InstructionTerhadap Kemampuan Membandingkan Teks

Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi Oleh Siswa Kelas X SMA

(23)

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi

dengan teks deskripsi kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran

2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaranExplicit

Instruction?

2. Bagaimanakah kemampuanmembandingkan teks laporan hasil observasi

dengan teks deskripsi kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran

2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran Explicit

Instruction?

3. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Explicit Instruction terhadap

kemampuan membandingkan struktur dan ciri kebahasaan teks laporan

hasil observasi dengan teks deskripsi kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun

pembelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui kemampuan membandingkan struktur dan ciri

kebahasaan teks laporan dengan teks deskripsi kelas X SMA Negeri 2

Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model

pembelajaran Explicit Instruction.

2. Untuk mengetahui kemampuan membandingkan struktur dan ciri

(24)

10

Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model

pembelajaranExplicit Instruction.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Explicit

Instructionterhadap kemampuan membandingkan struktur dan ciri

kebahasaan teks laporan dengan teks deskripsi kelas X SMA Negeri 2

Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoretis dan

praktis. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

menambah ilmu pengetahuan dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya

dalam membandingkan struktur dan ciri kebahasaan teks laporan dengan

teks deskripsi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa setelah menerapkan model pembelajaranExplicit

Instruction diharapkan dapat semakin meningkatkan keterampilan

mengasosiasikan/mengolah informasi, khususnya dalam

halmembandingkan struktur dan ciri kebahasaan teks laporan dengan

teks deskripsi.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberi solusi dan

masukan dalam menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan

(25)

11

deskripsi,sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar,

terarah, dan tetap terkondisi.

c. Bagi kepala sekolah maupun sekolah, sebagai bahan masukan agar

dapat meningkatkan kualitas pengajarannya.

d. Bagi pihak lain, Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti-peneliti

(26)

77 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis diatas data yang diperoleh dari

penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Explicit Instruction

Terhadap kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi

dengan teks deskrispsi oleh siswa kelas X Sma Negeri 2 Medan

Tahun Pembelajaran 2015/2016, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi dengan

teks deskrispsi oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun

pembelajaran 2015/2016 sebelum penerapan model Explicit

Instruction masuk ke dalam kategori kurang dengan nilai rata-rata

yaitu 49,06.

2. Kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi dengan

teks deskrispsi oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun

pembelajaran 2015/2016 setelah penerapan model Explicit

Instruction masuk ke dalam kategori baik dengan nilai rata-rata

yaitu 70,26.

3. Model Explicit Instruction berpengaruh dalam kemampuan

membandingkan teks laporan hasil observasi dengan teks

deskrispsi oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun

(27)

78

4. dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan

df=n-1, df= 30-1 = 29. Karena t0 yang diperoleh lebih besar dari

tabel yaitu 13,09 > 2,04 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan

hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa

penerapan model Explicit Instruction berpengaruh positif terhadap

kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi dengan

teks deskrispsi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari

penelitian ini diuraikan beberapa saran :

1. Model Explicit instruction memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap Kemampuan membandingkan teks laporan hasil observasi

dengan teks deskrispsi oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan

tahun pembelajaran 2015/2016 Oleh karena itu, guru bahasa

Indonesia hendaknya dapat menerapkan model ini untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam membandingkan teks

laporan hasil observasi dengan teks deskrispsi.

2. Para siswa perlu meningkatkan minat dan perhatian terhadap

pembelajaran membandingkan teks, khususnya teks laporan hasil

observasi dengan teks deskripsi. Hal itu berguna untuk

meningkatkan kemampuan intelektual.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut oleh peneliti lain guna

memberi masukan bagi dunia pendidikan khususnya dalam

meningkatkan kemampuan siswa dalam membandingkan teks

(28)

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur PenelitianSuatuPendekatanPraktis. Jakarta: RinekaCipta.

Arnita. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Dalman.2014. Jakarta: Pt Raja Grafindo Prasada

Depdiknas. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:PT Gramadia Pustaka Utama.

Gulo.2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Jakarta: Depdikbud.

Jauhar . 2011. Penerapan metode pembelajaran Explicit instruction. Jakarta: Y rama Widya

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Sebagai Ekspresi Diri dan Akademik.

Mahsun 2014. Analisis Fungsi, Struktur, dan kaidah serta Langkah Penulisannya Jakarta: Ar- Ruzz Media

Ngalimun, 2012. Startegi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Presindo.

Nurulwati. 2010. Model Pembelajaran. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Shoimin,2014. Model Pembelajarn Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineke Cipta

Sugiono. 2012. MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sutikno, Sumadi 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica.

(29)

80

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan praktek berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wideart, Pangesti. 2014. Pelaksanaan pembelajaran teks laporan hasil observasi kelas VII SMP dan kelas SMA Kurikulum 2013 di kabupaten Purworejo. http://ejournal.stkipacitan.ac.id/index.php/jh/article/view/ (diakses tanggal 10 januari 2016)

Gambar

tabel yaitu 13,09 > 2,04 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasikan masalah yaitu penulis ingin memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr.M dengan Gangguan Persepsi Sensori

hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik halus anak. prasekolah usia 4-6 tahun di Yogyakarta.

terjadi di Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta,

Dimyati Khudzaifah, Metode Penelitian Hukum.. Data primer adalah data utama yang diperoleh melalui data-data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-pihak

Masalah gizi rentan terjadi pada semua kelompok umur, terutama       bayi dan anak yang sedang mengalami masa tumbuh kembang (Arisman, 2009).. Anak mulai memahami bahwa makanan yang  

Beep code merupakan hasil dari tes awal hardware yang dilakukan oleh bios komputer yang disebut POST.Power-on self- test (POST) adalah tes yang di lakukan oleh

(4) Hasil perhitungan untuk nilai R 2 sebesar 0.297, berarti 29,69% minat belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi orang tua dan dukungan keluarga, sisanya sebesar

Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat lingkar kampus mengenai manajemen yang baik dan profesional serta pembuatan proposal