• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DI SMA KATOLIK KABANJAHE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DI SMA KATOLIK KABANJAHE."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA BE RB ASIS PE NDE KAT AN ME TAKO GNITI F

DENGAN STRATE GI KO NFLI K KO GNITI F DI S MA KATOLI K KAB ANJAHE

Oleh :

HERMANTO WARUWU NIM. 4122111029

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA BERBASIS PENDEKATAN METAKOGNITIF

DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DI SMA KATOLIK KABANJAHE

HERMANTO WARUWU (4122111029)

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan di SMA Katolik Kabanjahe T.A 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA yang berjumlah 35 orang.Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan pemberian pre test untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa. Setelah diberi pre test, subjek penelitian kemudian diberi perlakuan berupa pembelajaran pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif. Setelah diberi perlakuan kemudian siswa diberi post test untuk melihat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dari hasil test yang diberikan diperoleh peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu rata-rata persentase kemampuan memahami masalah meningkat 12,5%; kemampuan merencanakan penyelesaian masalah meningkat 55,47%; kemampuan menyelesaikan perencanaan masalah meningkat meningkat 47,86%; dan kemampuan memberikan kesimpulan meningkat 17,86% dengan kriteria peningkatan sedang. Berdasarkan 3 indikator pembelajaran berbasis pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif merupakan pembelajaran efektif.

Peneliti menyarankan pembelajaran ini dapat menjadi referensi sebagai pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan berkat-Nya diberikan hikmat hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini berjudul Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berbasis Pendekatan Metakognitif dengan Strategi Konflik Kognitif di SMA Katolik Kabanjahe. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Kms. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Hamidah Nasution, M.Si , Bapak Prof.Dr. Hasratuddin,M.Pd, Bapak Drs. M. Panjaitan,M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Togi,M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs.Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

(5)

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis ucapkan kepada Ayahanda H.Waruwu dan Ibunda M.Gurning, orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, menasehati, memberi kasih sayang, mendukung baik moral maupun materil dan selalu mendo’akan penulis di setiap waktu. Semoga kasih dan berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Mama. Amin. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kakak Domuria Kristiana Waruwu, abang Fransiskus Waruwu, dan adik-adik tersayang, Magnus Petronius Waruwu, Agnes Novita Sari Waruwu, dan Friska Fortunelli Waruwu yang telah memberikan do’a, nasehat dan motivasi kepada penulis sehingga penulis terus bersemangat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis juga ucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat “Crackers” Wulan, Siti, Ira, Mimi, Fitri yang telah menjadi sahabat penulis hingga saat ini yang selalu mendukung penulis baik dalam suka maupun duka dan memberi nasehat, motivasi, masukan sekaligus kritik dalam perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terkasih En yang selalu cerewet untuk memotivasi dan memberi dukungan baik dalam suka maupun duka serta memberi masukan untuk penulis dalam penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman senasib sepenanggungan di DIK-B’12 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus. Dan penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, dan orang-orang yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Februari 2017 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xiii

Daftar Lampiran xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Batasan Masalah 9

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 9

1.6 Manfaat Penelitian 10

1.7 Definisi Operasional 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1 Kajian Teoritis 12

2.1.1. Pengertian Pendekatan 12

2.1.2. Pendekatan Metakognitif 13

2.1.3. Pengertian Strategi Pembelajaran 14

2.1.4. Strategi Konflik Kognitif 15

2.1.5. Pembelajaran dengan Strategi Konflik Kognitif 18

2.1.6. Pengertian Belajar 18

2.1.7. Efektivitas Pembelajaran 19

2.1.8. Pembelajaran Matematika 21

(7)

vii

2.1.10. Pemecahan Masalah 23

2.1.11. Kemampuan Pemecahan Masalah 24

2.2 Kajian Materi Peluang 25

2.3 Kerangka Konseptual 26

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 28

3.2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 29

3.3. Jenis Penelitian 29

3.4. Desain Penelitian 29

3.5. Variabel Penelitian 30

3.6. Prosedur Penelitian 30

3.7. Teknik Pengumpulan Data 31

3.7.1. Observasi 31

3.7.2. Angket 31

3.7.3. Tes 32

3.8. Teknik Analisis Data Instrumen 33

3.8.1. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 33 3.8.1.1. Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 33

Siswa

3.8.1.2. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 34

3.8.2. Efektivitas Pembelajaran 34

3.8.2.1. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa 34

3.8.2.2. Data Hasil Respon Siswa Terhadap Pembelajaran 35

3.8.2.3 Ketuntasan Pengalaman Belajar 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37

4.1. Hasil Penelitian 37

4.1.1. Hasil Pre Test Siswa 37

4.1.2. Hasil Post Test Siswa 48

(8)

viii

4.1.3.1. Kriteria Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 63 Matematis Siswa

4.1.4. Analisis Data Efektivitas Pembelajaran 64

4.1.4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 64

4.1.4.2. Hasil Respon Siswa terhadap Pembelajaran 65

4.1.4.3. Ketuntasan Pengalaman Belajar 65

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 66

4.3. Kelemahan Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70

5.1. Kesimpulan 70

5.2. Saran 71

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Mathematical Problem Solving 6

Gambar 2.1. Skema Konflik Kognitif 15

Gambar 2.2. Skema Perkembangan Kognitif 17

Gambar 4.1. Rata-Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah 37

Matematis Siswa dalam Menjawab Soal Pre Test

Gambar 4.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 38

dalam Menjawab Butir Soal No.1 pada Pre Test

Gambar 4.3. Contoh Jawaban Siswa dalam Memahami Butir Soal No.1 39

pada Pre Test

Gambar 4.4. Contoh Jawaban Siswa dalam Merencanakan Penyelesaian 40

Masalah Butir Soal No.1 pada Pre Test

Gambar 4.5. Contoh Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Rencana 40

Penyelesaian Masalah Butir Soal No.1 pada Pre Test

Gambar 4.6. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 41

dalam Menjawab Butir Soal No.2 pada Pre Test

Gambar 4.7. Contoh Jawaban Siswa dalam Memahami Butir Soal No.2 42

pada Pre Test

Gambar 4.8. Contoh Jawaban Siswa dalam Merencanakan Penyelesaian 43

Masalah Butir Soal No.2 pada Pre Test

Gambar 4.9. Contoh Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Rencana 43

Penyelesaian Masalah Butir Soal No.2 pada Pre Test

Gambar 4.10.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 44

dalam Menjawab Butir Soal No.3 pada Pre Test

Gambar 4.11.Contoh Jawaban Siswa dalam Memahami Butir Soal No.3 45

pada Pre Test

Gambar 4.12.Contoh Jawaban Siswa dalam Merencanakan Penyelesaian 46

(10)

x

Gambar 4.13.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 47

dalam Menjawab Butir Soal No.4 pada Pre Test

Gambar 4.14.Contoh Jawaban Siswa dalam Memahami Butir Soal No.4 47

pada Pre Test

Gambar 4.15.Contoh Jawaban Siswa dalam Merencanakan Penyelesaian 48

Masalah Butir Soal No.4 pada Pre Test

Gambar 4.16.Rata-Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah 49

Matematis Siswa dalam Menjawab Soal Post Test

Gambar 4.17.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 50

dalam Menjawab Butir Soal No.1 pada Post Test

Gambar 4.18.Contoh Jawaban Siswa dalam Memecahkan Masalah 51

Butir Soal No.1 pada Post Test

Gambar 4.19.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 52

dalam Menjawab Butir Soal No.2 pada Post Test

Gambar 4.20.Contoh Jawaban Siswa dalam Memecahkan Masalah 53

Butir Soal No.2 pada Post Test

Gambar 4.21.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 54

dalam Menjawab Butir Soal No.3 pada Post Test

Gambar 4.22.Contoh Jawaban Siswa dalam Memecahkan Masalah 55

Butir Soal No.3 pada Post Test

Gambar 4.23.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa 56

dalam Menjawab Butir Soal No.4 pada Post Test

Gambar 4.24.Contoh Jawaban Siswa dalam Memecahkan Masalah 57

Butir Soal No.4 pada Post Test

Gambar 4.25.Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 59

Siswa pada Butir Soal No.1 Pre Test dan Post Test

Gambar 4.26.Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 60

Siswa pada Butir Soal No.2 Pre Test dan Post Test

Gambar 4.27.Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 61

(11)

xi

Gambar 4.28.Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 62

Siswa pada Butir Soal No.4 Pre Test dan Post Test

Gambar 4.29.Rata- Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah 63

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Pada Soal Observasi 3 Tabel 1.2. Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 5 Tabel 2.1. Sintaks Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif 18

Tabel 3.1. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 28

Tabel 3.2. Desain Penelitian 29

Tabel 3.3. Aturan Pemberian Skor Tes 32

Tabel 3.4. Konversi Nilai Rata-Rata Indikator Aktivitas Siswa 35 Tabel 3.5. Konversi Nilai Rata-Rata Respon Siswa 35

Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 64

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 76 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 83 Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I 90 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II 108 Lampiran 5 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 132 Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 135 Lampiran 7 Kisi-kisi Pre Test 139 Lampiran 8 Kisi-kisi Post Test 140

Lampiran 9 Soal Pre Test 141

Lampiran 10 Soal Post Test 143 Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Pre Test 145 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Post Test 149 Lampiran 13 Lembar Validitas Pre Test 153 Lampiran 14 Lembar Validitas Post Test 155 Lampiran 15 Hasil Nilai Pretest dan Postest Kemampuan 157

Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Lampiran 16 Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 159 Siswa pada Soal Pre Test

Lampiran 17 Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 167 Siswa pada Soal Post Test

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini dunia sedang mengalami globalisasi. Di mana pada era globalisasi

ini dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk dapat

mengikuti perkembangan zaman yang terus maju dan semakin modern. Sumber

daya manusia harus sungguh-sungguh dipersiapkan dan benar-benar unggul serta

dapat diandalkan dalam menghadapi persaingan bebas dalam segala bidang

kehidupan sebagai akibat dari globalisasi dunia. Indonesia sebagai sebuah bangsa

yang besar di tengah-tengah dunia harus mampu membangun kualitas manusianya

sendiri dengan cara yang tepat, berkesinambungan dan terarah sehingga bangsa ini

tidak tergerus oleh arus globalisasi yang berkembang secara pesat dan mampu

mencapai tujuan dan cita-cita luhur bangsa.

Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas adalah sebuah wadah yang dipandang dan dapat seyogyanya berfungsi

sebagai alat untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu

tinggi yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap

individu baik bagi kepentingan pribadi maupun dalam kedudukannya sebagai

warga negara. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

manusia yang demokratis dan bertanggung jawab.

Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan mata

pelajaran yang wajib dipelajari, terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat

begitu pentingnya peran matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

(15)

2

Pentingnya pengetahuan matematika ini diungkapkan Hudojo (2005:37) bahwa

“Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu

matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam

menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada

peserta didik sejak SD bahkan sejak TK.” Hasratuddin (2015:27-28) menyatakan

bahwa:

“Matematika merupakan sarana atau cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapai manusia, suatu cara untuk menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung , dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri untuk melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”.

Dalam matematika ada banyak hal yang dapat dipelajari oleh siswa dalam

proses belajar mengajar . Akan tetapi ada beberapa hal penting yang sangat

penting untuk dipelajari oleh siswa. Hal ini diungkapkan Windari,F; Dwina,F;

Suherman (2014:25) bahwa “Pada pembelajaran matematika siswa diharapkan

mampu untuk memecahkan masalah”. Melalui pemecahan masalah maka siswa

akan mampu mempelajari banyak hal tidak hanya tentang berhitung akan tetapi

tentang penalaran, teori, konsep dan lain-lain. Pentingnya penguasaan pemecahan

masalah serta manfaatnya kepada siswa diungkapkan Sumiati (2013:139):

Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif dalam mempelajari, mencari, menemukan sendiri informasi untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori atau kesimpulan. Pemecahan masalah merupakan kemampuan memproseskan informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa, peneliti kemudian melakukan observasi dengan memberikan

tes diagnostik kepada 43 siswa yang berhubungan dengan pemecahan masalah

dalam bentuk soal uraian. Dengan memberikan soal uraian, akan tergambarkan

bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui jawaban yang

dituliskan oleh siswa terhadap soal yang diberikan. Adapun soal yang diberikan

(16)

3

Bu Susi memiliki boneka sebanyak n buah. Jika dijual secara

berpasangan maka ada 780 cara untuk menyusun boneka tersebut. Bu

Andini memesan boneka sebanyak 21 pasang kepada Bu Susi. Apakah

boneka yang dimiliki Bu Susi mampu memenuhi pesanan dari Bu

Andini? Jelaskan alasanmu!

Dari hasil observasi yang diterima oleh peneliti ditemukan

ketidakmampuan pemecahan masalah siswa berupa ketidakmampuan memahami

masalah, ketidakmampuan merencanakan penyelesaian masalah dengan baik,

ketidakmampuan menyelesaikan rancangan masalah dengan baik, dan

ketidakmampuan menarik hasil kesimpulan dari hasil pekerjaan. Adapun beberapa

ketidakmampuan siswa dari tes observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Pada Soal Observasi

No. Kesalahan Siswa Analisis

1 Siswa tidak

mampu

memahami

masalah

2 Siswa tidak

mampu

merencanakan

penyelesaian

masalah dengan

(17)

4

3. Siswa tidak

mampu

menyelesaikan

rancangan

masalah dengan

baik

4. Siswa tidak

mampu menarik

kesimpulan

(18)

5

Dari hasil tes diagnostik yang diberikan kepada 41 siswa terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa , diperoleh hasil tes sebagai

berikut:

Tabel 1.2 Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

No. Penguasaan Aspek Persentase

1 Memahami Masalah 16 siswa (39,02%)

2 Merencanakan

Penyelesaian Masalah 7 siswa (17,07%)

3 Menyelesaikan

Perencanaan Masalah 9 siswa (21,95%)

4 Menarik Kesimpulan 6 siswa (14,63%)

Dari hasil tes diagnostik dapat dilihat bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek

kemampuan pemecahan masalah siswa terutama dalam aspek pemahaman. Dapat

dilihat pada tabel hasil tes diagnostik, siswa paling banyak hanya sekedar

memahami masalah (39,02%) sedangkan untuk merencanakan penyelesaian

masalah, menyelesaikan rencana masalah, dan menarik kesimpulan hanya

beberapa siswa yang mampu melakukannya.

Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah seorang guru

harus mampu untuk menyajikan sebuah pelajaran dengan tepat, jelas, menarik,

dan efektif. Hal ini dimaksudkan sehingga siswa dalam proses pembelajarannya

mampu menerima pengetahuan dari proses belajarnya. Slameto (2013:92)

menyatakan “Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar

siswa yang efektif pula. Belajar di sini adalah suatu aktivitas mencari, menemukan

dan melihat pokok masalah”. Dengan kata lain di dalam proses pembelajaran

dibutuhkan peranan aktif dari siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

(19)

6

rencana dalam rangka memaksimalkan proses pembelajaran secara efektif

sehingga siswa dapat secara aktif mengalami pengalaman belajarnya .

Lebih lanjut Sumiati (2013:26) menyatakan “Agar guru dapat menciptakan

suatu proses pembelajaran yang menekankan pada terjadinya proses pembelajaran

aktif melalui berbagai kegiatan perlu dibuat suatu perencanaan”. Dalam hal ini

perencanaan yang dilakukan harus mampu memuat pengalaman-pengalaman

belajar yang membimbing siswa dalam proses belajarnya. Akan tetapi pada

kenyataannya, masih banyak pengajaran yang dilakukan dengan pendekatan

konvensional yaitu pengajaran satu arah yang dilakukan dari guru kepada siswa.

Oleh sebab itu dibutuhkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat dan

lebih bervariasi. Dengan adanya variasi dari pendekatan atau strategi

pembelajaran maka siswa akan lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar

matematika.

Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan adalah untuk membuat

proses pembelajaran menjadi efisien, efektif dan menyenangkan yang didasarkan

pada struktur kognitif yang dimiliki siswa adalah pendekatan metakognitif. Hal ini

sudah diterapkan oleh Singapura dalam kurikulum pendidikan matematika mereka

yang menggunakan mathematical problem solving. Di mana salah satu bagian

penting dari kurikulum tersebut adalah metakognisi

Gambar 1.1. Mathematical Problem Solving

Dengan menerapkan kurikulum di atas Singapura berhasil memperbaiki dan

(20)

7

http://www.bbc.com/news/business-32608772 (diakses 20 Maret 2016) mengenai

survei yang dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and

Development) pada tahun 2015 dan diikuti oleh 76 negara mengenai kualitas

pendidikan global yang didasarkan pada pendidikan matematika dan sains pada

umur 15 tahun. Singapura menempati peringkat 1 sebagai negara dengan kualitas

pendidikan matematika dan sains terbaik di dunia. Jauh unggul dari Indonesia

yang hanya menempati peringkat 69 dari 76 negara.

Dari keberhasilan Singapura di atas, dapat dilihat perlunya peningkatan

pengetahuan metakognitif siswa dalam setiap proses pembelajaran. Di mana

menurut Tim Dosen (2015:36) “Metakognitif dilakukan dengan berbagai strategi

dalam memecahkan masalah, sehingga dapat mengeksplorasi strategi yang paling

baik, kapan dan di mana. Melalui pendekatan metakognitif siswa dapat memonitor

dan mengatur proses-proses pengetahuan dirinya sendiri”. Adapun yang dimaksud

dengan memonitor adalah kesadaran yang terus menerus untuk melihat proses

berpikir dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri.

Dalam pemecahan masalah selain dibutuhkannya pengajaran yang

efektif, dibutuhkan strategi pembelajaran yang mampu memaksimalkan kegiatan

berpikir siswa sehingga siswa mampu untuk memecahkan berbagai masalah.

Salah satu strategi pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah adalah strategi konflik kognitif. Lee dkk.(2003:595)

menyatakan bahwa “When a child recognizes cognitive conflict, this recognition

motivates him or her to attempt to resolve the conflict”. Dengan meningkatnya

motivasi siswa untuk menyelesaikan berbagai konflik dalam permasalahan secara

terus menerus maka secara tidak langsung siswa akan mampu untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalahnya sendiri. Rahim,R.A;

Noor,N.M; Zaid,N.M (2015:74) menambahkan “Cognitive conflict strategy helps

improve students’ performance by changing degrees of conflict”. Di mana dengan

memberikan pembelajaran dengan strategi konflik kognitif , siswa akan terlatih

(21)

8

dari masalah itu sendiri. Hal inilah yang dimaksud dalam kemampuan pemecahan

masalah yaitu untuk mencapai suatu penyelesaian masalah (problem solving).

Atau dengan kata lain melalui strategi pembelajaran konflik kognitif

siswa akan termotivasi dan memiliki kesempatan untuk dapat berperan aktif

dalam proses pembelajaran, baik dalam mencari dan menemukan sendiri

informasi yang berupa konsep, teori serta kesimpulan dari suatu konsep dan teori

dan meningkatkan kemampuannya sendiri memecahkan masalah. Dapat dikatakan

bahwa strategi konflik kognitif sangat tepat diterapkan sebagai solusi untuk dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, karena dalam

proses pembelajarannya mengharuskan siswa untuk dapat membawa perubahan

konsep atau pemahaman yang dimiliki terhadap adanya suatu masalah menjadi

suatu solusi yang dibutuhkan terhadap masalah tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berbasis Pendekatan Metakognitif Dengan Strategi Konflik Kognitif di SMA Katolik Kabanjahe”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka diperoleh

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Persentase kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah

yaitu kemampuan siswa memahami masalah 39,02%, merencanakan

penyelesaian masalah 17,07%, menyelesaikan rencana penyelesaian masalah

21,95%, dan kemampuan siswa menarik kesimpulan 14,63%

2. Belum diterapkannya pendekatan metakognitif sebagai pembelajaran yang

efektif

3. Strategi konflik kognitif dibutuhkan untuk membantu siswa dalam proses

(22)

9

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi, maka peneliti

membatasi masalah agar penelitian ini terarah. Masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini terbatas pada :

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menggunakan

pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif di SMA Katolik

Kabanjahe

2. Efektivitas pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa di SMA Katolik

Kabanjahe

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang diberi pembelajaran pendekatan metakognitif dengan strategi konflik

kognitif di SMA Katolik Kabanjahe?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran berbasis pendekatan metakognitif

dengan strategi konflik kognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa di SMA Katolik Kabanjahe?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa yang diberi pembelajaran pendekatan

metakognitif dengan strategi konflik kognitif di SMA Katolik Kabanjahe

2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran berbasis

pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif dalam

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMA

(23)

10

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang

diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Dengan menggunakan pendekatan metakognitif dengan strategi konflik

kognitif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika mengenai

pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif dalam meningatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

3. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan

peningkatan mutu pendidikan.

1.7. Definisi Operasional

1. Pendekatan adalah sudut pandang guru dalam mengelola kegiatan belajar dan

perilaku siswa agar peserta didik dapat aktif melakukan tugas belajar

sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.

2. Metakognitif adalah metakognitif merupakan kesadaran individu akan apa

yang diketahuinya dan apa yang tidak diketahuinya.

3. Pendekatan metakognitif adalah sudut pandang yang memfokuskan pada

pengetahuan tingkat tinggi siswa yang dapat digunakan oleh siswa itu sendiri

untuk memonitor dan mengatur proses-proses pengetahuan, seperti penalaran,

pemahaman mengatasi masalah, belajar dan sebagainya.

4. Strategi adalah seperangkat rencana atau kegiatan yang disusun oleh pengajar

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

5. Strategi konflik kognitif adalah seperangkat rencana atau kegiatan yang

disusun dengan mengadakan pertentangan antara pengetahuan atau konsep

(24)

11

yang akan diajarkan kemudian menjembatani keduanya melalui proses

asimilasi dan akomodasi pengetahuan dalam proses pembelajaran.

6. Efektivitas belajar adalah suatu keadaan di mana proses belajar mengajar

terjadi secara baik yang yang memungkinkan siswa untuk memperoleh ilmu

melalui pengalaman belajarnya. Dalam skripsi ini efektivitas pembelajaran

mencakup aktivitas siswa dalam pembelajaran minimal aktif, respon siswa

dalam pembelajaran minimal baik, dan tercapainya ketuntasan pengalaman

belajar siswa.

7. Kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk

mengaplikasikan berbagai konsep dan keterampilan yang dimiliki dalam

menyelesaikan berbagai masalah yang dilakukan dengan cara memahami

masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan perencanaan

(25)

70 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada awalnya diuji dengan pre test, di mana dari hasil pre test diperoleh persentase kemampuan pemecahan matematis siswa yaitu kemampuan memahami masalah 84,64%; kemampuan merencanakan penyelesaian masalah 28,81%; kemampuan menyelesaikan perencanaan masalah 21,78%; dan kemampuan memberikan kesimpulan (evaluasi) 37,41%. Setelah diberikan pembelajaran pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif siswa kemudian diuji dengan menggunakan post test, di mana dari hasil post test diperoleh persentase kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu kemampuan memahami masalah 97,14%; kemampuan merencanakan penyelesaian masalah 84,28%; kemampuan menyelesaikan perencanaan masalah 69,64%; dan kemampuan memberikan kesimpulan (evaluasi) 73,21%. Dengan kata lain siswa mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis di mana kemampuan memahami masalah meningkat sebesar 12,5%, kemampuan merencanakan penyelesaian masalah meningkat sebesar 55,47%, kemampuan menyelesaikan perencanaan masalah meningkat sebesar 47,86%, dan kemampuan memberikan kesimpulan (evaluasi) meningkat sebesar 36,07%. Dengan besar peningkatan ini memiliki besar faktor gain sebesar 0,66 yang memiliki arti peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa merupakan peningkatan yang termasuk ke dalam kategori sedang.

(26)

71

aktivitas siswa termasuk ke dalam kategori aktif. Pembelajaran berbasis pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif di kelas memperoleh respon yang baik dari siswa dalam pelaksanaannya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor respon siswa terhadap pembelajaran termasuk dalam kategori baik. Pembelajaran berbasis pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif mampu memberikan pengalaman belajar yang baik kepada siswa, di mana ada 30 dari 35 siswa (85,71% ) yang mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Atau dengan kata lain pembelajaran berbasis pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif merupakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini berdasarkan 3 indikator efektivitas pembelajran yaitu rata-rata indikator aktivitas siswa berada pada kategori aktif (minimal aktif), rata-rata indikator respon siswa terhadap pembelajaran termasuk dalam kategori baik (minimal baik), dan ketuntasan pengalaman belajar siswa terpenuhi (minimal 75% siswa memenuhi KKM). Di mana sebagai suatu pembelajaran yang efektif pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif masih dibutuhkan perbaikan lebih lanjut dalam penyusunan lembar aktivitas siswa sehingga pengarahan konflik kognitif siswa lebih mampu untuk diarahkan.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Pembelajaran berbasis pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Pembelajaran ini dapat menjadi referensi bagi guru ataupun kepada peneliti lain dalam rangka meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

(27)

72

3. Pembelajaran berbasis pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif masih dilakukan pada materi peluang dengan tujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Diharapkan pendekatan metakognitif dengan strategi konflik kognitif dapat dikembangkan pada berbagai materi matematika seperti pecahan dan geometri baik dengan tujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa atau dengan tujuan meningkatkan kemampuan pembelajaran siswa yang lain.

(28)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,Mulyono.2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta : Rineka Cipta

Anas,A. 2013. “Konsep Pendekatan Dan Metode Pembelajaran Bahasa”. Jurnal Paedagogia. Volume 2, No. 1 Tahun 2013:1-24

Arikunto,Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara:

Battista,M.T. 2010. “Engaging Students in Meaningful Mathematics Learning: Different Perspectives, Complementary Goals”. Journal of Urban Mathematics Education. Volume 3, No. 2 : 34–46

Ersoy,E & Guner,P. 2015. The Place Of Problem Solving Anda Mathematical Thinking In The Mathematical Teaching “. The Online Journal of New Horizons in Education. Volume 5,No. 1: 120-130

Gurney,P. 2007. “Factors for Effective Teaching”. New Zealand Journal of

Teachers’ Work.Volume 4, No. 2 : 89-98

Harahap, Rika Prasetia Ningsih. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik siswa SMP Al-Hidayah Medan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah T.P. 2014/2015. Skripsi FMIPA UNIMED

Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika. Medan: Perdana Publishing

Hollingworth,R.W. & McLoughlin,C. 2001. “Developing Science Student’s Metacognitive Problem Solving Skills Online”. Australian Journal of Educational Technology .Volume 17, No.1: 50-63

Hudojo,Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang

Ismaimuza ,D. 2010. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Matematis Dan Sikap Siswa SMP”. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 4.,No.1 :11-20

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

(29)

74

Lee,G. dkk. 2003. “Development of an Instrument for Measuring Cognitive

Conflict in Secondary-Level Science Classes”. Journal Of Research In

Science Teaching. Volume 40, No. 6: 585–603

Martha, Inneke Rheyza dkk. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Ditinjau Dari Tipe Kecerdasan Musikal, Interpersonal, dan Logik Matematik Pada Materi Persegi dan Persegi Panjang”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Volume 3 No 1: 95-102

Nurhayati. 2008. “Berbagai Strategi Pembelajaran Bahasa dapat Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa”. Jurnal Bahasa & Sastra. Volume 9, No. 2: 110-116

Permata,S.P dkk. 2012. “Penerapan Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang”. Jurnal Pendidikan Part 3 .Volume 1, No. 1 : Hal. 8-13

Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rahim,R.A dkk. 2015. “Meta-analysis on Element of Cognitive Conflict Strategies with a Focus on Multimedia Learning Material Development”. International Education Studies.Volume 8, No. 13; 2015 :73-78

Rahman,S dkk. 2014. “The Use Of Metacognitive Strategies To Develop Research Skills Among Postgraduate Students”. Asian Social Science .Volume 10, No. 19: 271-275

Sanjaya,Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sean, (2015). Asia Tops Biggest Global School Rankings, http://www.bbc.com/news/business-32608772 (diakses 20 Maret 2016)

Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sukinah. 2013. “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 33 Surabaya dalam Pelajaran Matematika Melalui Media Berbantuan Kompter. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Volume 3. Hal 1-16

Sumiati. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

(30)

75

Suparno,Paul. 2009. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisisus

Susanto,Joko. 2102. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Lesson Study Dengan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA di SD”. Jurnal of Primary Educational. Volume 1, No.2:71-77

Tim Dosen. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan : PPs Unimed

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Voskoglou ,M. “Problem Solving In Mathematics Education: Recent Trens And Development”. Quaderni di Ricerca in Didattica (Scienze Matematiche). No.18:22-28

(31)

ii

RIWAYAT HIDUP

Hermanto Waruwu lahir di Sibolga pada tanggal 08 Agustus 1994. Ayah

bernama Heron Hasanaha Waruwu, dan ibu bernama Mida Gurning, Merupakan

anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk TK Maria

Mutiara Sibolga, tahun 2000, penulis masuk SD RK No.3 Sibolga, dan lulus pada

tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Fatima

Sibolga dan lulus pada tahun 2009, pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah

di SMA Katolik Sibolga dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis

diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus

Gambar

Gambar 4.29.Rata- Rata Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah
Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Pada Soal Observasi
Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Pada Soal Observasi
Tabel 1.2 Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS SENI RUPA ANAK USIA D INI MELALUI KEGIATAN SPRAY PAINTING PAD A TK PGRI LEMBANG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Berita Acara Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran Semester Gasal Tahun Akademik 2015/2016 ini telah disepakati/disetujui oleh pihak-pihak yang

Peneliti akan melakukan survei pola konsumsi pangan di Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat untuk mengetahui situasi pangan penduduk yang akan

Formulasi yang tampaknya perlu dicermati, adalah menempatkan peristiwa bahasa campur dan alih kode sebagai sesuatu yang wajar dalam pembelajaran bahasa daerah, bahasa

Selatan yang menyebabkan penyakit pada bagian bawah batang Eucalyptus. grandis dan

Norma social yang terbentuk antar pedagang merupakan norma-norma yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan diantara pedagang asongan juga terdapat nilai-nilai resiprositas yang

Metode Empiris adalah metode pembahasan masalah kredit dengan menggunakan nilai-nilai yang didapat dari perhitungan standard jumlah nilai evaluasi (standard credit scoring),

Langkah yang dilakukan organisasi untuk masing-masing alternatif tersebut biasanya adalah; (1) mencari orang-orang berpotensi dari lulusan sekolah atau perguruan tinggi