PENEMPAN MULTISISTEM SILVHKULTUR PAQA
AREAL HUTAN PROBUKSI (PCBPHHK)
DI
HNDONESIA
:
T'BINJAUAN ASPEK
BEKNIEK
SILVIKULTUBP
Oleh :
Sri
Wilarss Budi R.Staf Pengajar Fakultas Kehutanan IPB
Kekayaan sumber daya hutan Indonesia telah memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan pembangunan di Indonesia. Sejarah perjalanan pengelolaan hutan produksi secara intensif telah dimulai sejak tahun 1967 setelah dikeluarkannya Undang-Undang No. I tahun I967 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Undang-Undang No.
6
tahun 1968tentang Penanaman Modal k i n g (PMA). Berbagai sistem silvikultur telah diterapkan untuk mengelola hutan secara lestari melalui SK. Dirjen Kehutanan No. 35jKpts-dd/1972 tentang Tebang Pilih Indonesia (TPI), dan Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) serta Tebang Habis dengan Permudaan Alam (THPA) kemudian diperbaharui dengan SK Menteri Kehutanan No. 485jkpts- II/1989 tentang TPI, THPB dan THPA. Penerapan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPR) dan THPB juga diatur melalui SK. Menteri Kehutanan No. 10172jkpts-II/2002, Disamping itu Uji Coba penerapan sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) juga tertuang dalarn SK. Menhutbun No. 625/kpts-1111998 serta saat ini juga sedang dilangsungkan uji coba Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia-Intensif (SILIN) di 25 IUPHHKA. Terakhir Permenhut No. P.301Menhut-II/2005 dan PP. No. 6 tahun 2007 tentang pemiiihan/penerapan Multisistem Silvikultur yang sarnpai saat
ini
belum ada kesepahaman penerapannya di lapangan.ISBN | 978-979-926 1 -66-3
LOKAKARYA
NASIONAL
i;? &{^', [.-iXT ii 5
]t]*#
Kerjasama
Antara
i-" x lqu
itxs
K*i:
*{m*t*
r:lnstitut Pertanian Bogor
Dengan
*
{r*
iq.'l*i'*{
J*
nt
*
rx
3 S i nx
il
r*:*:**
$t*;
K*
f-l q-; hm r-: m RDepartemen Kehutanan
r
"_i€
PEN
ERAPAN MULTISISTEM SILVIKUTTUR
PADA PENGUSAHAAN HUTAN PRODUKSI
DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
DAN PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN
PROSIDING
LOKAIGRYA NASIONAL
Di IPB
International
Convention
Center
Bogor,
23 Agustus
2008
Penyunting
:Prof.
Dr.
Ir.
Andry Indrawan,
MS.Dr.
Ir. Istomo,
MS.Dn
Ir.
Cahyo
Wibowo,
MS.Ir.
Kasno,
MS.Ati
Dwi Nurhayati, S.Hut.,
MS.Diterbitkan oleh
:Fakultas
Kehutanan IpB
Bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal
Bina
produksi
Kehutanan
Departemen Kehutanan
RI
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR,,...,...
RUMUSAN HASIL LOKAKARYA.''
".''
""
"
SAMBUTAN-SAMBUTANLaporan Ketua Panitia'.
"'.
Sambutan Rektor Institut Pertanian
Bogor."','.'
Sambutan Menteri Kehutanan
Sambutan Dekan Fakultas Kehutanan
IPB,',"".."'
DAFTARISI,..,..,.,..
MAKALAH UTAMA
Sejarah Perkembangan Sistem Silvikultur di Indonesia
(A'ndry
Indrawan
-
Kepala Eagian EkologlHutan Fak.
KehutananIPA"...-"..
""""""'
j"
Kebijakan Penerapan Lebih
Dari
Satu Sistem Silvikultur Pada Areal IUPHK di Indonesia(Hadi S. Pasaribu
-
Dirlen Bina Produksi Kehutanan DephufiKondisi Hutan Produksi Saat Ini
(Yetti Rusli - Kepala Badan Planologi Dephu\
Aspek sosio-ekonomi dan Kebijakan Multisistem Silvikultur
(Iman Santoso - Kepala Pusat Penelitian Sosek dan Kebijakan Hutan
Puslitbanghul Depaftemen
Kehutanan)'..."'
Penerapan Multisistem
Silvikultur Untuk
Meningkatkaninvestasi
diSektor Kehutanan Pada Areal Hutan Produksi di Indonesia
(tJntung Iskandar - Senior Konsultan PT. Prakarsa)
Multisistem
Silvikultur Pilihan
Terbaik
Untuk
Mengakomodir Kompleksnya Persoalan Dalam Pengelolaan Hutan Alam Froduksi (Nana Suparna - Direktur PT. Sari Bumi Kusuma).'..""""
Multisistem Silvikultur Dalam Perspektif Ilmu Manajemen Hutan
(Endang Suhendang
-
Guru Besar Fakultas Kehutanan IPEIKebijakan Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Hutan Produksi di
Indonesia
Kebijakan Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Areal Hutan Produksi
(Moh.
sambas sabarnurdin, Budiadidan
widiyatno-
staf
Pengajar
7L
Fakultas Kehutanan UGtf) ...
Prospek Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Unit Pengelolaan Hutan
Produksi
(Djoko
wahiono dan Anwar
-
Puslitbanghutdan
KonseruasiAlam
g3
Bogof,
Aplikasi Sistem Silvikultur Dalam Praktek Kebijakan Sistem Pengelolaan
Hutan Alam Produksi
(Sofyan P,Warsito - Staf Pengajar Fakultas Kehutanan
UGt'f)
91Tinjauan Aspek Silvikultur
Dalam Penerapan Multisistem SilvikulturPada Areal Hutan Produksi
(Harry Santoso, Syaffari Kosasih dan Nina Mindawati - Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Dephut RI)
..-"..'...
Sistem Silvikultur Untuk Pengelolaan Hutan Alam
(Irdika Mansur - Staf Pengajar Fakultas Kehutanan IPEI
Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Areal Hutan Produksi (IUPHHK)
di Indonesia : Tinjauan aspek teknik silvikultur
99
119
(Sri
Wilarso Budi R-
Staf Pengaiar Fakultas Kehutanan IPE)Tinjauan
Aspek Ekologi Penerapan Multisistem Silvikulturt27
Pada Unit Pengelolaan Hutan Produksi
(CeZep Kusmana - Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB).."".... 139
Multisistem
Silvikultur
:
Pilihan-Pilihan UsahaAtraktif
dan
LayakKombinasi Dalam Satu Unit Pengelolaan Hutan (Konsep Subsidi Silang
Hasil Usaha Berjangka)
(E.G.Togu
Manurung
-
Fakultas Kehutanan
IPB dan
BambanoWidyantoro -
Direkti
PT. FinnantaraIntiga)
"...'.'.."'...'-
153Tinjauan Aspek
Ekonomi/Finansial Penerapan Multisistem SilvikulturPada Areal Hutan Produksi di Indonesia
(Elias - Kepala Bagian Pemanfaatan Hutan Fakultas Kehutanan IPB)
....
161Analisis Finansial Dalam Rangka Penerapan Multisistem Silvikultur Pada Areal Hutan Produksi di Indonesia
(Odang Kariana - Direktur lltama PT' ITCI Kaftika
Utama)
'.
L73Prospek Pemanfaatan
Hasil Hutan Dari Areal Hutan
Produksi
diIndonesia
(Maman Mansyur ldris, Agustinus P, Tampubolon, lamaludin Malik dan Ratih Damayanti - Pusat Penelitan Hasil Hutan Dephut RI)
'.'...""....""
181PHI\I ER,APAru M
UI-TISISTEM SITVIKU[.TUR
PADAAREAL HUTAN
PR.ODUKST(ILIPHHK) Dr
trI{DONESTA ;TXN]AI..IAN ASPEK
TEKNIK
StrL\fIKT"ILTUR.Oleh :
Sri
Wilarso Budi
R.Staf Pengajar Fakultas Kehutanan IPB
PENDAHULTJAN
l{ekaya;:i'i si-JiilL}ei- r"i;iy'a
hutan
Indonesia telaf"r mremberilc,ri-l s*nlbai-lelait yailgsanejat
besar
hagi
perkernbangan pembangunand;
Itrdonesia.
Sejarahperjalanan pengeiolaan
hutan
produksi secara intensift*iah
rlirrrulai sejak tahun1967 setelah
dikeiuarkannya Undang-l"jndarigl'{t:.
.:.
tahun
1967
tentang Penanaman Modal Dalani Negeri (PF{DN) dan Undang-tJneian-q f{CI' 6 t.ahun 1968tentang
Penanaman ModalAsing
(PMA)"
Berbaga!sistttit
silvikriltur
telahditerapkan
untuk
mengelola hutan secara lestari melaluli5K.
Dirjen KehutananNo. 3S/Kpts-ddi1972 tentang Tebang Pilih Indonesia (TFli), dan Tei:ang Habis
dengan PerrnLtdaan Buatan (THPts) serta'febang Habis denEan Pernrudaan Alam
(THPA) kenrudian diperbaharui dengan
SK
Menteri Kehi"itananNo'
485lkpts-it/tggg
tentang TPI, Tt"lPB dan THPA. Penerapan Sistem Silvikultur Tetrang PilihTanam indonesia {TPTi} dan THPB
juga diatur
melalui5K.
Menteri KehutananNo. I0172/kpts-II/2002,
Disampingitu
Uji
Coba penerapan sistenr SilvikulturTebang Pilih Tanam Jalur
(TPTJ)juga
tertuang dalam
5K.
Menhutbun No.625/kpts-Ill199S serta saat
ini
juga
sedang dilangsungkanuji
coba
SistemSilvikuitur Tebang Pilih Tanam
Indonesia-Intensif(5Iilf'j)
d!
25
IuPHl"'lKA,Terakhir Permenhut ttto" P.30iMenhut-il/2005 dan PP. No. 6 tahun 2007 tentang
pemilihan/penerapan Multisistem Silvikultur
yang
sampaisaat
ini
belum adakesepahanran penerapannya di lapangan'
pada dasarnya secara teoritis, semua Sistem Silvikultur cii atas dapat digunakan
untuk
mengelola
hutan
secara lestari
pada suatu
kawasan konsesi
hakpengusahaan
hutan
sepanjang dalam kawasan hutan tersebut sesuai dengankarakteristik yang dipersyaratkan oleh suatu Sistem silvikultur dan tidak terjadi
gangguan-gangguan
yang
luar
biasa
pada
kawasan
tersebut"
Fadat<enyataannya
saat
ini
sumberdaya hutan
di
Indonesiadar! tahun ke
tahunmengalami penurunan
produktivitaslahan,
penurunanfungsi
ekologis danekonomis sebagai
akibat
adanya penebangankayu yang
tidak
benivawasanlingkungan, penebangan
liar,
perambahanhutan dan
kebakaranhutan.
Lajukerusakan
hutan yang paling
besarterjadi
pada periccletahun
1997 sampaidengan tahun 2000 yaitu sebesar 2,8
juta
ha per tahun kemudian pada periode2000 sampai 2006
laju
kerusakannya sebesar 1,2 sampai 1,7juta
ha per tahun(Departemen Kehutanan, 2006)" Kerusakan hutan ini apabiia tidak ditanggulangi
akan menurunkan pendapatan devisa negara
dari
sektor kehutanan, selain itutentu saja akan
menyebabkan penurunanfungsi
periinciungandan
hutannyasencliri.Akihatadanyagangguan-ganggLranhutaniiangterjadi,makaterjadi
pROSIDING LokaKary'a Nasianal Penerdpan Multisisten Sllvtkultur pada Pengusdhaan Hutan Produkst, 2008
perubahan karakteristik siruiktur
dan
komposisi tegakanyang
bervariasi dalamsatu kawasan konsesl serta tentunya terdapat variasi yang cukup lebar dalam hal
kondisi biofisik
lapangan"
Adanya variasi tersebut, maka memungkinkan dalamsatu
kawasan konsesi ciapat diterapkan sistem silvikultur
lebih
dari
satu(multisistenr) dan karena dalam setiap sistem silvikultur mempunyai karakteristik
yang berbeda-becla dalam perlakuan silvikulturnya, maka teknik silvikultur yang
digunakan pada setiap sistern silvikulturpun akan berbeda pula.
Dalam makalah
ini
akan
dibahas
mengenai penEeftianSilvikultur,
SistemSilvikultur
serta Teknik Silvikultur,
Prospek Penerapan Multisistem Silvikulturdalam Peningkatan Produktivitas
Hutan,
Dasar-dasar Pemilihan Sistem Silvikultur serta Teknik Silrrikiritun Elalarn Penerapan Mulltisistem Silvikultur.sstvrKu
LTU $?" sgsrffi M SSLVIKU LTU R DAN TEKSd r K SILWSKI.$ e-TU RSilvikultur
Kehutanan adalah pengeNolaan hutan secara ilmiah untuk mernproduksi barang
dan jasa
secaralestari
(Daniel&
Baker, 1979)dan
bergunabagi
manusia.Menurut Manan (1976) Kehutanan adalah suatu pengetahuan terpakai
-
appliedscience, dapat diumpanrakan sebagai suatu bangunan yang terletak cliatas suatu
fondasi
dari
ilmu-ilmu dasar (basicscince).
Silvikultur merupakantiang
bagibangunan
itu, dan
bukan merupakan bagian yang paling penting, tetapi tanpaSilvikuitur, tidak akan ada ilmu Kehutanan,
Menurut Soeiety of American Foresters (1950) Silvikultur diartikan sebagai :
(1)
The art of producing and tending a forest(2)
Tke app/ication of knowledge of silvics in the treatment of forest(3)
The theory and practice of controlling forest establishment, composition and growth.Silvikultur
meliputi
metode-metode
untuk
membangun
dan
memeliharaksnrunitas pohon-pohon dan vegetasi lain yang mempunyai nilai bagi manusia.
Nila-nilai
tersebut
baik
seeara langsung maupuntidak
langsung berasal daripol-lon
itu
sendiri, tanamanlain,
binatangliar,
dan mineral yang ditemukan diareal
hutan
danjuga
hutan
merupakan sumber keuntunganyang tak
ternilaidimana manusia
dapat
melakukan rekreasi dan kegiatanlain.
Silvikultur juga dalam janEka panjanE dapat secara terus menerus memellharafungsi
penting ekologi dan kesehatan serta pnoduktivitas ekosistem hutan (N)'land, i996).Di dalam "The Silvicultura/ Systems Guidebook"(1995) Silviculture is defined as
managing
farest
vegetation
by
controlling
stand
establishment, growth,compositian,
quality
and
structure,
for
the
fu//
range
ttf
farcst
resource objectives.Silvikultur berkenaan dengan kontrol pembentukan, peftumbuhan, kornposisi dan
kualitas vegetasi hutan sesuai dengan tujuan pengelolaannya, dengan demikian
maka Silvikultur didasarkan pada suatu ilmu dasar yang mempelajari interaksi
PROSIDING Lokakarya Nasional Penerapan Multlsistem Silvikultur pada Pengusahaan Hutan Produksi, 2008
tumbuhan dengan
lingkungannyaatau silvika,
sehinEga perlakuan-perlakuanyang diberikan balam praktek silvikultur akan selalu menEikuti prinsip dasar yang
b.ru]frt
universal, sedangkan perlakuan silvikulturnya sendirl dapat bersifat lokal"Sistenr
Silviktlltur
Matthews (1ggg) mendefinisikan sistem Silvikultur "as the pracess
by
which the Crops constitutinga
forest are
tended, removed,and
replacedby
new Cr1pslresulting
in
the production of stand of distinctiveforri'"
Sistem Silvikultur terbangun oleh tiga ide utama (Matthews, 1989) :
a" Metclcla regenerasi individu pohon dalam hutan b. Bentuk tegakan vang elihasilkan
c. Susunanlkomposisi
tegakan
di
dalam hutan secara
keseluruhan denganmelihat pertimbangan pada silvikulturnya,
perlindungannyadan
efisiensipemanenannya.
Sedangkan Departemen Kehutanan
(1989)
mendefinisikanSistem
SilvikultursebagJi
Rangkaiankegiatan
berencana mengenai pengelolaanhutan
yangmeliputi;
Penebangan, Peremajaandan
Pemeliharaantegakan hutan
g.unar.1iu*in
kelestarian produksi kayu atau hasil hutan lainnya, kemudian melaluiSurat Keputusan Menteri Kehutanan No. 150/kpts-Itr/2003, definisi praktis Sistem
Silvikultur adalah sistenr tsudidaya hutan atau teknik bercocak tanam hutan yang
dimulai dari pemilihan bibit, pembuatan tanaman, sampai pada pemanenan atau
penebangannya"
Di
dalam
"The
Silvt'cultural Systems Guidebook(1995)
"Sistem
Silvikultuf' didefi nisikan sebagai berikut:A silvicultural system is a planned program
of
treatments throughout thelife
of
the stand
to
achieve stand structural objectives basedon
integrated resource management goals.A
silvicultural system includes haruesting, regeneration andstanitending-
methods or phases.It
covers all activitiesfor
the entire length of arotation or cutting cYcle.
Dalam prakteknya,
telah
banyak Sistem Silvikultur yang digunakandi
berbagaiNegara. Matthews (1989) menyebutkan terdapat 15 Sistem Silvikultur yang telah digi.rnakan
yaitu;
(1)
The clear cuffingsystem,
(2)
Shelterwood systems, (3).Tie
uniform system,(4).
Thegroup
system,(5)'
The irregular shelterwood system,(6)
Strip systenn(7)
The tropical shelterwoodsysten
$)
fhe
selectioniVstem
(gj
Thegroup
selection system,(L0)
Accessory systems,(lt)
Thecoppiaes
system,
(12)
The
coppice selection system,
(13)
Coppice withstandards,
(L4).
Conversion dan (15) Agro-forestry systems. Adapun TPI, TPTI, TPTJ, SILIN, pada dasarnya adalah modifikasi dari sistem yang telah ada.Teknik
Silvikultur
PRoslDlNGLokakaryaNasionalPenerapanMultislstemsih'ikutturpadaPengusahaanHutanProduksi,2008
perlakuan(treatmenfiterhadap.!.g?runhutanuntukdapatmempeftahankan
dan bahkan meningkatkan
produkfvitasnya.
Setiap perlakuanyang
diberikan mempunyai cara-ca-raatau teknik yang
berbeda tergantung pada level m?nap.ifuluun
itu
eiinerit<an, Dengan Oemitian
pengertiandari Teknik
Silvikultursebenarnya lebilr mengarah ke-pada suatu metode atau cara dalam memberikan
p.irirr.ri
terhadap tJgakan hutan sesui dengantuiuan
yangtelah
ditetapkanot.n p*ng.lola hutann/a.
Ferlakuan yang diberikan dapat pada fase Permudaan'Pemeliharaan mauPun Pemanenan'
Dari uraian mengenai silvikultur, sistem silvikultur dan Teknik silvikultur, maka
dapat dibuat suatu lesimpulan bahwa Silvikultur merupakan suatu
ilmu
untukmengetola
tegakan
hutan
melalui
pengontrolan pembanqunan
tegakan,b*,tui*n*f.rn
?un
kompnsisinyasefta kuilitas dari tegakan yang
dihasiikansesuai denEan
tujuan
pengeloiannya yang telah.ditetapkan sejakawal'
Agariuiuan penlelolain
terseblt
dapat tercapai, maka diperlukan perlakuan yangterencana
dan terpi"gta*
untuk
seluruh siklus
tebangnya
mulai
dariregenerasinya, pemeliharaan,
monitoring
pertumbuhandan
pemanenannya,y;;';
t.*ufuuni
dalamsatu
sistemyaitu
SistemSilvikultur'
Di
dalam setiap perlakuan,terdapat
teknik-teknikyang
digunakan dgn. bersifat spesifik untuksetiap fase kegiatan yang terwadahi dalam Teknik silvikultur'
DASAR-DASAR PEMITIhIAN SISTEM SILVIKULTUR
Di dalam trTTO Policy Development series l,Principle
16
dijelaskan bahwa. The choiceof
silvieultiril
concept shauldbe
aimedat
sustalnedyield
at
minimumcost,
enablinghaiesting
now and
in
the future,
while respecting recognizedsecondary obiectives
untuk
mencapaitujuan
tersebut telah diarahkan kegiatan-kegiatan y-ang harusdilakukan
yaitu:
io
gather
information which providesthe
basisfor
rational choiceof
silvicultural practices, suchas
inventoriesand
measurements fromirii*tn
ana yieU/toi,
as well as data on market demandfor
various end usesof
timber products.
A tiue
progressive silvicultural system should be developed bygraauity
improving oninri"
practlces as better information becornes available' The haruestingintZniity
andihe
design of haruesting pattern should be integralpafts of the silvicultural concePt,
Di
dalamThe
silvicuitural Systems Guidebook (1995) dijelaskan bahwa ketikamenentukan sistem silvikultur pada suatu areal, maka :
1.
Pastikan bahwa sistem silvikultur yang digunakan konsisten dengan tujuanpengelolaan hutan
2.
Pastikan bahwa sistem silvikultur tersebut secara ekologis sesuai denganjenis-jenis yang akan dikelola di daerah tersebut
3.
Pastikanbahwl
sistem silvikultur tersebut dapat meningkatkan dan menjagakesehatan dan produktivitas hutannya
4.
System silvikultur tersebutdi
disain untuk mencapai struktur dan komposisitegakan
yang
telah
mempertimbangkan tujuan
keanekaragaman biologiyang tercantum dalam Rencana Pengelolaan Hutan'
PROSIDING Lokakarya I'lasional Penerapan Multisistem Silvikultur pada Pengusahaan Hutan produksi, 2008
Pemilihan
sistem silvikultur yang akan
diterapkandalam
pengelolaan hutantidaklah
mudah.
Berbagaifaktor
harus dipertimbangkan diantaranya adalah ;tujuan
pengelolaanhutan, iklim dan
kondisi tapak, tegakandan
karakteristikjenis sefta jenis yang diinginkan, (Anonimous, 1999),
Tujuan pengelolaan
Apakah hutan yang dikelola hanya akan diambil kayunya atau
juga
non kayu?Bila
tujuannya adalah
multipurpouse, maka kemungkinandapat
menerapkanlebih dari satu sistem silvikultur dalam satu areal IUPHHK.
Iklim
dan Kondisi Tapak
Banyak
jenis
eiapatturntiuh
dalam kisaran ekologis ynng cukup luas, namundemikian,
peftunrbuhandan tingkat daya tahan
hidupnya sangat bervariasi tergantung konclisi iklimnya dan karakteristik tapaknya" Ferlu diidentifikasi jenisapakah yanE tumbuhnya
paling baik pada
kondisiiklirn
clan tapak tersebut.selanjutnya perlu
juga
diidentifikasi dampakdari
penebangan kayu terhadap erosi dan peRUrunan produktivitasnya,Karakteristik
"E-egmkandan Jenis
PohonPenghitungan
d*nsit*s
pohon, kesehatan tegakan dan kornposisi jenis di dalamhutan akan
rnernbantukiia
dalam menentukan volume r.lannilai
pohon darihutan tersebut cl*n
berapayang dapat
diambil dalam rotasi tertentu sesuaidengan
tujuan yang telah
diiinginkan.
Beberapa pertanyaanyang
dapatmembaniu clalanr hai ini aclalah sebagai berikut :
.
Seberapa luas tegakan yang ada?.
Berapa jumlah pohon dalam tegakan?.
Jenis apa saja yang terdapat dalam tegakan tersebut?.
Berapa unrurdan
berapa ukurandari
setiapjenis
yang ada dalam tegakantersebut?
.
Berapa jenis pohon i/ang menghasilkan buah untuk binatang liar?.
Apakahada
jenis
pohonyang
secara khusus sebagai habitat burung danmamalia?
.
Apakah ada lapisan bahan organikdi
lantai hutan dan kayu yang membusukuntuk mernperkaya nutrisi tanah hutan?
Jenis
Pohonyang diinginkan
Jenis pohon yang diinginkan terkait dengan tujuan penEelolaan hutannya sendiri.
Dengan
mengidentifikasijenis-jenis yang akan
diregenerasikan, maka akanmembantu pernllihan sistem silvikultur yang akan diterapkan, Bila menginginkan
jenis-jenis intoleran, maka sistem THPB lebih tapat, bila menginginkan jenis-jenis
semi toleran, maka sistem Shelterwood, TPTI lebih tepat dan bila menginginkan
jenis-jenis toleran maka sistem TPTI lebih tepat.
PROSIDING Lokakarya Nasional Penerapan Mu/tisistem Silvikulturpada Pengusahaan Hutan Produksi, 2008
Pertimbangan lain yang harus dilakukan adalah biaya tenaga kerja dan biaya lain
untuk
meregenerasikanhutan,
Berikut
beberapa pertanyaanyang
dapat membantu untuk memutuskan pihak pengelola :.
Jenis apakah yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pengelolannya?.
Metode terbaik manakah yang akan digunakan untuk meregenerasikan jenis yang diinginkan?r
Apakahada sumber benih untuk
regenerasialami
di
hutan yang
dikelola sekarang?.
Apakah ada sumber benih terdekat untuk regenerasi alaminya?.
Apakah dapat meregenerasikan jenis yang diinginkan dengan cara trubusan?n
Apakah akan menggunakan mulsa,api atau
herbisidauntuk
mengendalikan gulma.PROSPEK
PENERAPAN
MULTISISTEM SILVIKULTUR
DALAMPENING KATAN PRODT' KTIVITAS
Pada bagian diatas
telah
dijelaskan bahwa pemilihansuatu
sistem silvikulturpada suatu
areal
memerlukanberbagai macam
pertimbangan,salah
satupeftimbangan utama adalah Tujuan pengelolaan
hutannya.
Oleh karena tujuan pengelolaan hutanterkait
dengan kebijakan pada level Makro yang ditetapkanoleh Departemen Kehutanan, maka pengelola IUPHHK
juga
tidak akan terlepasdari kebijakan makro yang telah ditetapkan oleh Departemen Kehutanan.
Penerapan multisistem Silvikultur akan mempunyai prospektif yang cukup baik
dalam
hal
peningkatan produktivitas kawasanhutan
apabiladitunjang
olehkebijakan makro yang mendukung terlaksananya penerapan sistem tersebut di
lapangan,
tidak
hanya
menyangkut
aspek
teknisnya
saja tetapi
juga pemanfaatan hasilyang
tercerminjuga dari
adanyamulti tujuan
pengeloaanhutan.
Dalamkontek
ini
maka perlu
adanyaaturan yang
memperbolehkanpemegang IUPHHK memanfaatkan kayu hasil tanamannya sendiri yang ditanam
pada areal-areal kosong.
Dengan diterapkannya multisistem silvikultur dalam
satu
areal IUPHHK, maka peluang peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan tetap mempertahankanbiodiversitas
secara
keseluruhandi
areal tersebut,
hal
ini
mudah
difahami sebagai berikut :1.
Dengan sistem silvikulturTPTI,
maka dapat dipertahankan komposisi danstruktur hutan alam
besertaflora dan fauna
lainnyayang ada
di
arealtersebut, dan kondisi ini dapat dipeftahankan secara terus menerus.
2.
Sistem Silvikultur TPTJ
memungkinkan peningkatanproduktivitas
padategakan yang ditanam
di
dalamjalur,
dengan pemilihanbibit
yang ungguldan
pemeliharaanyang
intensif, maka produktivitas
akan
meningkat, sedangkan padajalur
yang tidak dibuka akan tetap mempertahankan kondisialamiahnya,
3.
Pada areal-areal yangtidak
produktif dapat dilakukan sistem THPB, dengansistem
ini
maka teknik silvikultur intensif dapat diterapkan, mulai
daripemilihan
jenis
unggul, penyiapan lahan, pemeliharaan secara intensif yang kesemuanya akan mengarah kepada peningkatan produktivitas lahan.PROSIDING Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silviku/tur pada pengusahaan Hutan produksi, 2A0B
4.
Sistem
AEroforestryjLrga dapat
diterapkanproduktif" areal-areal
yang
kurangTEKNIK SITVTKULTUR DALAM PENERAPAN MULTTSISTEM
SILVIKULTUR
Pada setiap sistent silvikultur terdapat teknik silvikultur yanq kemungkinan bisa
sama
atau
berbeda tergantung
dari
sistem silvikultur
yang
digunakan.Persamaan
rnaupun
perbedaan
yang terjadi bisa
dilihat
dari
tingkatintensifltasnya rnaupun teknik silvikulturnya sendiri,
Seeara
ilrnurn l.eknik silvikultur
yang
harus
diperhatikandalam
penerapanMultisisteii: Siirrikultur meliputi;
Pernilihanjenis
tanan'tran, Ferbenihan danPersetnaiarr, Sei*ksi dari Pengangkutan
bibit,
Penyiapan Lahan dan penanamantermasuk
penentuarijarak tanam, dan
pemeriharaan tanamanyang
meliputipenyulaman
tanamaRn pemberantasangulma,
pemupukan, pemlngkasan,penjarangan dan pengendalian hama dan penyakit.
Femili[iam
Jen*sTanaman
Pemilihan jenis tanaman merupakan kegiatan yang sangat penting yang biasanya
dikaitkan dengan tuJuan penanarnan. Dalam sistem silvikuitur
up#u'i
kegiatan penanamanbertujuan
untuk
meninqkatkan produktivitas sumberdaya hutan sehinggadapat
memberikanmanfait
ekologi
dan
ekonomibagi
pengelolamaupun masyarakat sekitarnya. Jika tujuan penanaman telah ditet;pkan,
haka
tahapan pemilihan jenis selanjutnya adalah mempeftimbangkan beberapa aspek
penting lainnya seperti kondisi lingkungan tempat tumbuh dan keberadaan
jenis-jenis
potensial, baikjenis
pohon maupun tanaman pertanian tergantung slstemsilvikultur
yang
dipilih.
Faktor
ringkungan biofisik
yang
dipertim6angkandiantaranya adalah tanah, topografi, dan ikrim, sedangkan raktor budidaya
ienis
mencakup keberadaan
dan
pertumbuhanjenis
di
lokasitarget,
keteriediaanbenih,
mutu
benih, ketahanan hama-penyakit, interaksi asat benitr dan tempattumbuh,
pertumbuhan, kemudahan integrasi dengan
tata
guna
lahan.Peftimbangan konseptual pemilihan
jenis
tanaman dalam rangka peningkatanproduktivitas
hutan
disajikan
pada
Gambar
1.
pemilihan -ienis
taiaman sebagaimana pada Gambar 1 berlaku untuk semua sistem silvikultur yang dipilih, sehingga bersifat universal.Perbenihan dan
Persernaian1.
PerbenihanBenih yang akan digunakan untuk kegiatan penanamaR dianjurkan berasal
dari sumber benih yang diketahui asal usulnya, sedapat rnungkin dari Kebun
Benih,
Namun karena keterbatasan sumber benih dari Kebun Benih, makapaling
tidak
benih dapat
diusahakandari
Tegakan Benih teridentifikasi,dimana sumben benih ini cukup
tersedia
untuk berbagai jenis baik kelnrnpokDipterocarpdr-eae yang paela urnilmnya menggunakan"sistem $ilvikrrltur T'pTI
[image:49.595.66.516.29.400.2]PRosrDrNG Lokakarya Nasional Penerapan Mu/tlsistem
sr/vikurturpadd pengusahadn Hutan produksL
2008
maupun
TprJ
rnaupun
noR
DJpterocarpaceae.yang
pada
umumnyamenggunakan sistem sislvikultur
THPB.
Bila sumber -o.nTr..r
-j.ri
lii
sutit diperoreh,maka
arternatif raindapat
r.runruuikan
pembiakan vegetatif
yang
sudah cukup tersedia
teknoroginyuuui[-
oot,ik
,.0,;;;..rpaceae
maupun non Dipterocarpaceae.
2.
PersemaianPembangunan
.persemaian
dapat dibuat
permanen maupun
sementaratergantung
dari jumiah
bibit
yang oiproautsi
per
tahunnya
dan
rokasipenanaman dengan
tempat persemaiannya.
o[n
d;.;;
liu
llprtrrun
mernburat persemalan permanen maupun sementarajuga dapat etilihat sistem
sirvikurtur apa yang akan diterapkan pada
arear IUpHFIK-nya.
Dalarn sistem sirvikurtur
TprI
pada umumnya rokasi kegiatan penanamannya terpencar-pencar dan hanya bersifat p.nguyuun;'lurunuitu
persemaian yang dibuat sebaiknya persemaian sementarajrraungri;n
untuk
TprJ
dan THPB,sebaiknya membuat
persemaianpermanen,
sekarigussebagai
tempat peneritian pembibitandi
lapangan., Namrn
o.rik",r,
bira jarak seluruh areartidak
merebihi
1CIOkm,
'kes6ruruhanp.muioiiao
untuk
berbagai sistem
Silvikultur seba iknya cJiban g un persemaia n perma nen.
Penyiapan
Lahandan penanaman
1.
Penyiapan lahanSetiap kegiatan penanaman seraru
didahurui dengan penyiapan rahan, namun
terdapat
perbedaan penyiapan lahanpada
,iriur"riruikultur
Tpri,
TprJ,THPB maupun sistem sirvikurtur
rainnya, ruurrn
alrikian,
penyiapan rahanuntuk kegiatan penanaman hendaknya
r.ngkrii
liinrip-prinsip
yang sudahdigariskan
daram.ITro policy
oeielopmentsiiiiri
oan
+.
Beberapa prinsipyang harus diperhatikan dalam penyiapan tahan Jianiaranya adalah
:
prinsipNo
40
trro
po/icy Developmeitsbnes
,+,
yu,!, p.nvi.pun
Lapangan harusdilakukan secara
tepat
untuk
memperbaikikondiri'firik
tanah dan
tidak merusak ringkungan. Karena itu daram punviupun
ra"han baik secara manuar,
mekanis maupun penggunaan bahan t<imia
iarui
oiratur<an secara hati-hati.Di
daram sistem
sirvikutturrpn,
penyiapin-
rur".,lnnvutidak
dirakukanseintensif sistem silvikultur THpB maupun TPTJ.
2.
Penanamanwaktu
tanam tidak ada perbedaan diantara berbagaisistem silvikultur, yang
berbeda adarah penentuan jarak
tanam.
padasisiem siivikurtur
TprI,
jaraktanam tidak
teratur,se.rri
rapih karen. p.nunri,unnyu
tergantung dari
ketersediaan permudaan atam
yang aoa
setetir..,-
p.n.ouogan,
sedangkanpada sistem THPB,
Tffi,
Sarakiinamnya
terah ditentukansecara tepat di awal perencanaan pembuatan tanaman.
PRosrDrNG Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem
silvikulturpada pengusahaan Hutan produksi 2008
(rt
z
UJo
c
ulz
lrJz
o
d UJ lo ut Y Fs€3
EE@€ cc lo J \L -d3 = >lJ*'s
EPRosrDrNG Lokakarya Nasional Penerapdn Mu/tisistem
silviku/tur pada pengusahaan Hutan produksr,
200g
3.
Pemeliharaan TanamanPemeliharaan tanaman yang
berlaku secara umum disemua sistem silvikultur
adalah
penyuraman, pemSersihan_gurma,
oan p"mrpukan.
Beberapa
pemeriharaan
yang bersifat
ongT-.g11
r.rprniai
teknik yang
berbedamisalnya penjarangan. pada sistem
TH'B
puou
LrJrnya
ditanam jenis_jeniscepat tumbuh
yang
sudah
ada
tabef
;;d;,
sehingga pada
saatdilakukan penlarangin akan
o,grnuk;t.ai.'t.tnl.runnun
Jumiah pohon,
sedangkan pada siJtem
TprI,
g:ri
ry.rird;#uran
dan berum tersediaTaber Vorume
dan
Jumrat.' pohon optimat, maka-Metodepenjarangannya
menggunakan metode rain seperii.
rv"toou
ruiu[-*uuprn
MetodeMekanik.
pengendarian hama
dan penyat
it
3rguu*un r.nir,'intensif
pada hutan yang
dikelola dengan sistem Sitvit<uitui f-lf pg
*urprn
fpf:.
PENUTUP
Adanya variasi kondisi biofisik
dan
gangguanyang
hebatyang
mengarah ke fragmentasi daram suatu
,nit
rupunr,
rir.u
,*#
m'ungrdn untuk diterapkan
lebih
dari satu
sistemsilvikultui
oaiam pengelolain hutannya. pemilihan suatu sistem sirvikurtur harus mempertimbangkan
t.rrunir, Jurrrr, tujuan
pengeroraanhutannya
baru
kemuoian metitrul'rut-rirut
v.rg"r#h
mi1ro seperti
kondisispesifik
site, struktur dan
t<omposisi,tegakan,
i[rir,-
iur.nik
pemanenan,dan
teknik regenerasinya'. Penerupun r.uir't
oiri
iaiu
,iriJr"riruikultur
memberikanpeluang
yang rebih o"rur-
r,itrt
'"m'.ningkatlan-projur.tiuitas
tegakan secara
keseluruhan
dengan,.l"lup
r.rp.ir,utir..n
ir:,lin-
u*ur
dari
pengeroraanhutannya'
Teknik,sirvikurtur vungiiguna*an ua6m"p.i-urup.n
rebih dari satu
sistem sirvikurtur daram
satu
rup'Hil[
*ou
o.riirvJiapat
dibagi dua
yaitu,Ii|lll,|,il"illtT.l;ii,
iff:fl:;'iu.''ur
ouru'-p.,igurJLun
hutai
oan
tern'<DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.
1995.
The SilviculturalBritish Columbia Act. Systems Guidebook. Forest practices Code
of
l3??;
jl.":,:s_
j^s l"l:u
ttu re sysrem.
Exre n s io n N otes. La n d own erResource Centre,
Ontlrio,
Canada.DeparLemen
Kehu-tanan.
7972.
surat
Keputusan
Dirjen
Kehutanan
No,35rDD/rr/L972, tentang
:
neoo;an
Tebbng pii*.,rnoonesia, Tebang Habis
dengan
penlnamal,
-tebanj
Habjs
;;ng;;
-p"rruouun
Atam
danPedoman-Pedoman Pengawasa-nnya,
Deparlui,an Kehutanan Jakarta. Departemen
Kehutanan,
1ggg.
Surat
KeputusanMenteri
KehutananNo.
485/kpts-Il/989,
tentang:
sistem,siroir.u,iri"Renletoraan
Hutan
Aram Produksi di Indonesia.Oupurt.r.n
Kehutanan. Jakafta.PRosrDrt'lG Lokakarya llasional Penerapan Muitisistem si/vikiltur pada pengusahaan Hutan produksi, 2008
Depar[emen Kelrutanan.
1993.
Surat Keputusan Dirjen Pengusahaan Hutan No.151/kpts-IV-BPl-lH/1993, tentang
;
Pedornan Tebang Pilihtanam
Indonesia.Departemen Kehutanan, Jakarta.
Depaftemen
Kehutanan"1998.
Surat
KeputusanMenteri
Kehutanan danPerkebunan
No'
625/kpts-Il/1998 tentang: Sistem Silvikultur tebang pilihdan
tanam
Jalur
(TprJ)
dalam
penqelolaanHutan
produksiiiur.
Departemen Kehutanan, Jakafta,Depaftemen Kehutanan.
1993.
Pedomandan
Petunjuk Teknis Tebang pilihTanam
Indonesia
Opn)
pada
Hutan
Alam
Daratan.
DepartemenKehutanan, Direktorat Jenderal pengusahaan Hutan. -lakarta,
Departernen
Kehutanan. 2006.
Eksekutif Data StrateEis KehLitanan.Bidang
Statistik Kehutanan-Departemen Kehutanan, Jakarta"
Daniels,
T'W.,
J.A. Helms dan F.S. Baker. 1979. Principi*snf
Silviculture. John Wiiey & Sons, ltJew York"Evans,
J. 1992.
Piantation Forestry in the Tropics. Clarenejon press, Oxford.ITTO.
L992.
Guidelines ForThe
Sustainable Managementof
Natural TropicalForests. ITTO Policy Development Series L" iniernational Tropical Tlmber
Organization
(ITIO)
InternationalOrganization
Center, 5thFloorpacifico-Yokohama, 1-1-1, Minato-MiraiNishi-ku, yokohama zza-atarzJapan.
ffTO, 1993.
Guidelines For The Establishment and Sustainable Management ofPlanted Tropical Fonests.
ITIO
Policy Development4.
IniernationJl TropicalTimber
Organization
(ITTO)
International
Organization
Center,
5,nFloorPacifico-yokohama, 1-1-1, Minato-MiraiNishi-l<u, yokohama
zz1-ag;-Japan.
Manan,
5.
t976.
silvikultur. proyek
pengembangan/peningkatan perguruan Tinggl. IPB, Bogor"MatLhews, J"D. 1989" silviculturar systems. clarendon press, cxford.
Nyland,
R.D.
l996.
silvicurture. concepts
and
ApplicaUon.McGraww-Hill,Singapore.
smith,
L962. The Practice of sirvicurture. -lohn wiley & sons, New york,