PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
ANDY CHRISTIAN
073101 0003
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
RUBY MEGA HIDAYAT
073101 0015
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PABRIK BLEACHING EARTH DARI BENTONITE
DENGAN PROSES PENGAKTIFAN ASAM SULFAT
Oleh :
ANDY CHRISTIAN
073101 0003
Disetujui untuk diajukan dalam ujian lisan
Dosen Pembimbing,
PABRIK BLEACHING EARTH DARI BENTONITE
DENGAN PROSES PENGAKTIFAN ASAM SULFAT
Oleh :
RUBY MEGA HIDAYAT
073101 0015
Disetujui untuk diajukan dalam ujian lisan
Dosen Pembimbing,
dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat
menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Bleaching Earth Dari Bentonite Dengan Proses Pengaktifan Asam Sulfat”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan kesarjanaan di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Pembangunan Nasional Surabaya.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Bleaching Earth Dari Bentonite Dengan Proses Pengaktifan Asam Sulfat” ini disusun berdasarkan pada beberapa sumber yang berasal dari beberapa literatur , data-data , majalah kimia, dan
internet.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas
Akhir ini kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT
Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT
Selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia, FTI,UPN “Veteran” Jawa
Timur.
3. Bapak Ir. Sukamto NEP., MS
“Veteran” Jawa Timur.
6. Kedua orangtua kami yang selalu mendoakan kami.
7. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta
dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Kami menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun kami harapkan dalam
sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Kimia.
Surabaya , Juni 2012
dengan kapasitas 60.000 ton bleaching earth/tahun dalam bentuk padat. Pabrik
beroperasi secara kontinyu berjalan selama 24 jam tiap hari dan 330 hari kerja
dalam setahun.
Secara umum, kegunaan terbesar dari bleaching earth adalah bidang
penyerapan, khususnya pada industri minyak bumi sebagai media penjernih warna
minyak. Selain sebagai media penyerap atau media pemutih (pemucat), bleaching
earth dapat digunakan untuk industri penyaringan lilin, minyak kelapa, industri
baja. Secara singkat, uraian proses dari pabrik sodium hexametaphosphate sebagai
berikut :
Pertama-tama bahan baku batuan bentonite dihancurkan, kemudian
dihaluskan dan kemudian diaktifasi dengan menggunakan asam sulfat 5% pada
aktivator. Bleaching earth kemudian difiltrasi dan kemudian dikeringkan pada
flash dryer, kemudian didinginkan dengan cooling conveyor untuk kemudian
ditampung sebagai produk akhir bleaching earth.
Pendirian pabrik berlokasi di Manyar, Gresik dengan ketentuan :
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Sistem Organisasi : Garis dan Staff
Jumlah Karyawan : 194 orang
Sistem Operasi : Kontinyu
* Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 26.624.862.000
* Working Capital Investment (WCI) : Rp. 61.968.747.000
* Total Capital Investment (TCI) : Rp. 88.593.609.000
* Biaya Bahan Baku (1 tahun) : Rp. 209.082.662.000
* Biaya Utilitas (1 tahun) : Rp. 10.277.890.000
- Steam = 818.328 lb/hari
- Air pendingin = 222 M3/hari
- Listrik = 23.280 kWh/hari
- Bahan Bakar = 2.232 liter/hari
* Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 235.198.630.000
* Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 289.522.287.000
* Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 13,5%
* Internal Rate of Return : 20,40%
* Rate On Investment : 22,98%
* Pay Out Periode : 4,3 Tahun
Tabel VII.2. Jenis Dan Jumlah Fire –Extinguisher ………. VII - 7
Tabel VIII.2.1. Baku mutu air baku harian ……….………… VIII-7 Tabel VIII.2.3. Karakteristik Air boiler dan Air pendingin ………… VIII-9 Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas
……….……….……….…… VIII-60
Tabel VIII.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik
Dan Daerah Proses ……….………. VIII-62
Tabel IX.1. Pembagian Luas Pabrik ……….……… IX - 8
Tabel X.1. Jadwal Kerja Karyawan Proses ……….…… X - 11
Tabel X.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja ……….…… X - 13
Tabel XI.4.A. Hubungan kapasitas produksi dan biaya produksi … XI - 8
Tabel XI.4.B. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal sendiri
……….……….……….…… XI - 9
Tabel XI.4.C. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal pinjaman
……….……….……….……… XI - 9
Tabel XI.4.D. Tabel Cash Flow ……….……….…… XI - 10
Gambar IX.2 Peta Lokasi Pabrik ……….……….……… IX - 10
Gambar IX.3 Lay Out Peralatan Pabrik ……….………. IX - 11
Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……….………… X - 14
KATA PENGANTAR ……….……….………. ii
INTISARI ……….……….……….……… iv
DAFTAR TABEL ……….……….……….…… vi
DAFTAR GAMBAR ……….……….……… vii
DAFTAR ISI ……….……….……….………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……….……….……… I – 1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ……….…… II – 1
BAB III NERACA MASSA ……….……….…… III – 1
BAB IV NERACA PANAS ……….……….……… IV – 1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ……….……….. V – 1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ………. VI – 1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA …. VII – 1
BAB VIII UTILITAS ……….……….……… VIII – 1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ……….. IX – 1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ……….………… X – 1
BAB XI ANALISA EKONOMI ……….……….… XI – 1
BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……….. XII – 1
Perkembangan penambangan batuan mineral bentonite dimulai sekitar
awal 1950-an. Kemudian industri bleaching earth aktif dimulai dengan pembuatan
acid clay. Beberapa karakteristik hasil tambang bentonite meliputi :
Calcium-bentonite , Calcium-Calcium-bentonite, Calcium-Calcium-bentonite, dan
Natrium-bentonite.
(http://www.chinachoushan.com/intro-e.htm)
Bentonite berasal dari nama belakang penemunya yaitu Fort Benton yang
merupakan seorang peneliti dari negara bagian Wyoming, Amerika Serikat.
Kegunaan bentonite sama juga dengan barite, yaitu digunakan pada industri
kilang minyak yang berfungsi sebagai bahan filler dan deodorizing agent pada
pengeboran minyak bumi.
Dikenal dengan nama “Bleaching Clay” , bentonite dan fuller’s earth
adalah 2 jenis clay (lempung) yang banyak ditemukan secara alami. Bentonite di
pasaran, tergantung kepada sifat fisika dan kimianya (kapasitas pertukaran basa,
waktu pengendapan, kekuatan mengembang, nilai pH , dan lainnya) serta
komposisi bahannya. Terdapat 2 jenis bentonite :
1. Swelling (Sodium) : bentonite yang bisa mengembang
Calcium bentonite bisa disamakan dengan fuller’s earth , karena terdapat persamaan dari sifat fisiknya dengan calcium-montmorillonite (komponen utama
dari fuller’s earth). Perbedaan calcium bentonite dengan fuller’s earth adalah :
fuller’s earth terbentuk secara sedimentasi alami, sedangkan calcium bentonite terbentuk karena perubahan fisika lempengan batuan dalam waktu bertahun-tahun.
http://www.sscindia.com/technicalinfo.htm
Bleaching earth dikenal dengan nama bleaching clay, bahan pemucat ini
merupakan sejenis tanah liat dengan komposisi utama terdiri dari SiO2, Al2O3, air
terikat (hidrat) serta beberapa ion mineral calcium, magnesium oxide, dan iron
oxide.
Daya pemucat bleaching earth disebabkan karena ion Al +++ pada
permukaan partikel adsorben dapat mengabsorbsi partikel zat warna. Daya
pemucat tersebut tergantung dari perbandingan komponen SiO2 dan Al2O3 dalam
bleaching earth. Adsorben yang terlalu kering akan menyebabkan daya
kombinasinya dengan air akan hilang, sehingga mengurangi daya penyerapan
terhadap zat warna.
Aktivasi bleaching earth dari bentonite dapat dilakukan dengan
penambahan asam mineral seperti HCl atau H2SO4 . Penambahan asam mineral,
akan mempertinggi daya pemucat, karena asam mineral tersebut larut atau
bereaksi dengan komponen berupa tar, garam calcium dan magnesium yang
menutupi pori-pori adsorbern. Disamping itu asam mineral melarutkan Al2O3
sehingga dapat menaikkan perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 menjadi 3 kali
I.2. Manfaat
Kegunaan terbesar dari bleaching earth adalah bidang penyerapan,
khususnya pada industri minyak bumi sebagai media penjernih warna minyak.
Selain sebagai media penyerap atau media pemutih (pemucat), bleaching earth
dapat digunakan untuk industri penyaringan lilin, minyak kelapa, industri baja
(sebagai perekat pasir cetak dalam proses pengecoran baja), sebagai katalisator,
dan pada industri tinta cetak yang berfungsi sebagai filler.
I.3. Aspek Ekonomi
Cadangan mineral bentonite banyak diketemukan di Indonesia,
diperkirakan cadangan mineral bentonite mencapai 8 juta ton (khusus di Jawa
Barat). Beberapa daerah di Indonesia telah diteliti cadangan mineral bentonitenya
seperti : Seurela (Sumatera Utara), Desa Petai, Nia, Lembu (Riau), Kabupaten
Tanjungenim (Sumatera Selatan), Kabupaten Bengkulu Utara (Bengkulu), Jasinga
kabupaten Bogor, Kabupaten Kawalu Tasikmalaya, Kabupaten Subang (Jawa
Barat), Sumber Lawang Sragen, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Grobogan (Jawa
Tengah), Patuk, Sepat, Kabupaten Gunung Kidul (D.I. Yogyakarta), Sokokidul
Trenggalek, Jatipokoh Ponorogo, Donorejo Pacitan, Sumber Lawang Ngawi,
Pandangan Lamongan, kampung Jabon, Sumber Agung Malang (Jawa Timur).
(Sukandarrumidi, 1998)
Pendirian pabrik bleaching earth ini ditujukan untuk : meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia , menambah devisa negara dengan mengurangi
kebutuhan impor bleacing earth, menambah lapangan pekerjaan, memaksimalkan
Perkembangan kebutuhan bleaching earth di dunia pada awal tahun 1995
sampai dengan 1999 mengalami kenaikan sebesar 0,8% per tahun. Pada awal
tahun 2000 sampai 2005, berdasarkan laporan dari BIR (Bentonite Industry
Research, Trend & Market) diperkirakan mengalami kenaikan antara 4% sampai
dengan 5% per tahun. Dengan dasar data riset dari BIR, maka pendirian pabrik
bleaching earth di Indonesia masih dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka
panjang.
(http://www.the-infoshop.com/study/ros13990_economics.html)
Tabel berikut adalah data kapasitas produksi rata-rata industri bleaching
earth di Indonesia, berdasarkan data dari Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Indonesia.
(http://www.dprin.go.id/data/indonesia/kapnas/kap153.htm)
Tahun Kapasitas Produksi (ton/th)
Digunakan metode Regresi Linier (Peters : 760), dengan persamaan :
Pabrik direncanakan berproduksi pada tahun 2012 dengan masa konstruksi selama
2 tahun, maka x = 2012 , sehingga didapat kebutuhan pada tahun 2012,
y = 36.642 + 5.438 (x - 2.008)
= 36.642 + 5.438 (2.012 - 2.008)
= 58.394 ton/th
Untuk kapasitas pabrik terpasang direncanakan 60.000 ton/th
Dengan demikian, maka penting sekali adanya perencanaan pendirian
pabrik bleaching earth di Indonesia. Hal ini membantu industri-industri kimia di
dalam negeri dalam penyediaan bahan baku dan bila memungkinkan untuk
I.4. Sifat Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku :
I.4.A. Bentonite : (PT.GASCO BROTHERS )
Rumus Molekul : Ca- [Al2O3. m SiO2 . (OH)2]. n H2O
Sifat fisika bentonite : - berwarna pucat lunak
- bila diraba terasa licin
- bisa mengembang
Komponen utama : SiO2 (Perry 7ed : 1999)
Berat Molekul : 60
Warna : pucat
Bentuk : tetragonal
Specific Gravity : 2,65
Melting Point ; C : 1425
Boiling Point ; C : 2230
Solubility / 100 parts , cold water : insoluble
Solubility / 100 parts , hot water : insoluble
I.4.B. Sulfuric acid (Perry 7ed : 1999)
Rumus Molekul : H2SO4
Berat Molekul : 98
Warna : tidak berwarna
Bentuk : liquid pekat
Specific Gravity : 1,834
Melting Point ; C : 10,49
Boiling Point ; C : terdekomposisi pada 340 C
Solubility , water : larut
Kadar bahan : 98%
Produk :
I.4.C. Bleaching Earth (PT.GASCO BROTHERS )
Rumus Molekul : H2 [Al2O3. m SiO2 . (OH)2]. n H2O
Sifat fisika Bleaching earth : - berwarna keruh, lunak
- bila diraba terasa licin seperti
sabun
Komponen utama : SiO2 (Perry 7ed : 1999)
Berat Molekul : 60
Warna : pucat
Bentuk : tetragonal
Specific Gravity : 2,65
Melting Point ; C : 1425
Boiling Point ; C : 2230
Solubility / 100 parts , cold water : insoluble
BAB II
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
II.1. Macam Dan Uraian Proses
Pembuatan bleaching earth dapat dilakukan dengan metode yang umum
digunakan untuk bahan-bahan mineral, yaitu dengan proses aktivasi menggunakan
asam mineral. Bahan baku pembuatan bleaching earth pada umumnya
menggunakan bentonite maupun fuller’s earth (Ca-Bentonite). Beberapa
karakteristik hasil tambang bentonite meliputi : Calcium-bentonite ,
Natrium-Calcium-bentonite, Calcium-Natrium-bentonite, dan Natrium-bentonite. Di
beberapa daerah penambangan bentonite di Indonesia, dapat ditemukan
karakteristik bentonite jenis Ca-bentonite dengan kandungan mencapai 8 juta ton.
Aktivasi bleaching earth dari bentonite dapat dilakukan dengan
penambahan asam mineral seperti HCl atau H2SO4 . Penambahan asam mineral,
akan mempertinggi daya pemucat, karena asam mineral tersebut larut atau
bereaksi dengan komponen berupa tar, garam calcium dan magnesium yang
menutupi pori-pori adsorbern. Disamping itu asam mineral melarutkan Al2O3
sehingga dapat menaikkan perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 menjadi 3 kali
(US.Patent no.5,008,226)
Uraian proses aktivasi bentonite :
Pada pembuatan bleaching earth, secara umum proses yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Pertama-tama bentonite dari tambang dihancurkan dan dihaluskan sampai
dengan 200 mesh dan disimpan pada penimbunan bahan baku. Bentonite
kemudian diumpankan pada tangki pencampur untuk aktivasi bentonite dengan
asam mineral. Pada tangki pencampur ditambahkan H2SO4 dengan kadar 5% dan
Produk aktivasi bentonite adalah bleaching earth yang berfungsi untuk
penjernihan minyak. Bleaching earth kemudian difiltrasi dengan filter press untuk
memisahkan impuritis bleaching earth. Setelah proses filtrasi, bleaching earth
kemudian dikeringkan pada dryer dan didinginkan pada cooling conveyor. Produk
bleaching earth kering kemudian dihaluskan sampai dengan 200 mesh dan siap
untuk dipasarkan dengan kemasan kantong plastik ukuran 50 kg.
(sumber : http://suryachem.freeyellow.com)
II.2. Seleksi Proses
Dari uraian diatas, maka dipilih pembuatan bleaching earth dari bentonite
dengan proses aktivasi menggunakan H2SO4, dengan beberapa pertimbangan :
a. Bahan baku yang digunakan adalah calcium-bentonite, mengingat
bentonite jenis ini mudah didapat di Indonesia dengan cadangan yang
cukup besar.
b. Proses aktivasi dengan H2SO4 lebih mudah dilakukan karena tidak
menimbulkan proses samping berupa gas yang berbahaya, jika
menggunakan HCl akan menghasilkan gas chlorine yang bersifat racun.
c. Waktu yang dibutuhkan tiap batch dapat lebih cepat jika menggunakan
ca-bentonite, karena proses aktivasi Na-bentonite membutuhkan waktu
sampai dengan 8 jam karena Na-bentonite banyak menyerap air.
II.2. Uraian Proses
Pembuatan bleaching earth dari bentonite dengan proses pengaktifan asam
sulfat dapat dibagi menjadi tiga unit utama :
A. Unit Pengendalian Bahan Baku (Kode Unit : 100)
B. Unit Aktivasi (Kode Unit : 200)
C. Unit Pengendalian Produk (Kode Unit : 300)
Secara singkat uraian prosesnya sebagai berikut :
Pertama-tama bentonite dari supplier ditampung pada stock pile F-110 dan
kemudian dengan belt conveyor J-111 diumpankan ke hammer crusher C-120.
Pada hammer crusher C-120, bentonite dihancurkan dari ukuran ¼ in menjadi 40
mesh. Bentonite kemudian diumpankan ke ball mill C-130 dengan belt conveyor
J-121. Pada ball mill C-130, bentonite dihaluskan dari ukuran 40 mesh menjadi
200 mesh. Bentonite kemudian disaring apda screen H-131, dimana bentonite
yang tidak lolos ayak direcycle kembali menuju ke ball mill C-130 dengan belt
conveyor J-132, dan bentonite yang lolos ayak ditampung ke silo F-140 dengan
belt conveyor J-133 dan bucket elevator J-134. Bahan baku asam sulfat dengan
kadar 98% dari supplier, pertama-tama diencerkan menjadi 5% pada tangki
pengencer M-122 dan kemudian diumpankan ke aktivator-A R-210 A.
Pada aktivator-A R-210 A terjadi proses aktivasi bentonite menjadi
bleaching earth dengan penambahan asam sulfat encer dengan kadar 5%. pada
Reaksi pelarutan bahan :
Reaksi 1. CaO(S) + H2O(L) Ca(OH)2(L)
Reaksi 2. K2O(S) + H2O(L) 2 KOH(L)
Reaksi 3. Na2O(S) + H2O(L) 2 NaOH(L)
Reaksi aktivasi bentonite :
Reaksi 4. Al2O3(S) + 3 H2SO4(L) Al2(SO4)3(S) + 3 H2O(L)
Reaksi 5. Fe2O3(S) + 3 H2SO4(L) Fe2(SO4)3(S) + 3 H2O(L)
Reaksi 6. MgO(S) + H2SO4(L) MgSO4(S) + H2O(L)
Reaksi 7. Ca(OH)2(L) + H2SO4(L) CaSO4(S) + 2 H2O(L)
Reaksi 8. 2 KOH(L) + H2SO4(L) K2SO4(S) + 2 H2O(L)
Reaksi 9. 2 NaOH(L) + H2SO4(L) Na2SO4(S) + 2 H2O(L)
Kondisi operasi pada aktivator dijaga pada tekanan 1 atm dan suhu 100 C selama
3 jam dengan menggunakan 3 buah aktivator disusun seri. Reaksi berlangsung
secara endotermis, sehingga membutuhkan panas dengan cara mengalirkan steam
pada jaket pemanas untuk menyempurnakan reaksi. Produk reaksi, berupa
campuran bleaching earth kemudian dialirkan ke aktivator-B R-210B untuk
menyempurnakan reaksi. Pada aktivator-B R-210B terjadi reaksi sesuai dengan
aktivator-A dan kemudian dilanjutkan pada aktivator-C R-210C. Produk reaksi
dari aktivator-C berupa campuran bleaching earth dan impuritis, kemudian
diumpankan ke rotary drum vacuum filter H-220.
Pada rotary drum vacuum filter H-220 terjadi proses pemisahan padatan
berupa bleaching earth dengan liquid berupa larutan impuritis secara vacuum.
Produk liquid berupa impuritis yang terlarut kemudian dialirkan ke pengolahan
limbah cair, sedangkan produk padat berupa bleaching earth basah kemudian
Pada flash dryer B-230, bleaching earth dikeringkan dengan bantuan udara
panas secara co-current (searah). Udara panas berasal dari udara bebas yang
dihembuskan dengan blower G-232 dan dipanaskan heater E-233. Bleaching earth
dan udara panas kemudian dipisahkan pada cyclone H-231, dimana udara panas
dibuang ke pengolahan limbah padat, sedangkan produk bleaching earth
diumpankan ke cooling conveyor E-240 untuk didinginkan sampai suhu kamar
(32 C). Bleaching earth kemudian dialirkan dengan bucket elevator J-241 menuju
Kapasitas produksi = 60.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun
Satuan massa = kilogram/jam
1. BALL MILL ( C - 130 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Bentonite dr F-110 * Bentonite ke H-131
SiO2 6095,7300 SiO2 6400,5165
Al2O3 2098,5300 Al2O3 2203,4565
Fe2O3 99,9300 Fe2O3 104,9265
CaO 299,7900 CaO 314,7795
MgO 399,7200 MgO 419,7060
K2O 49,9650 K2O 52,4633
Na2O 49,9650 Na2O 52,4633
H2O 899,3700 H2O 944,3385
9993,0000 10492,6501
* Recycle dr H-131
SiO2 304,7865
Al2O3 104,9265
Fe2O3 4,9965
CaO 14,9895
MgO 19,9860
K2O 2,4983
Na2O 2,4983
H2O 44,9685
499,6501
2. SCREEN ( H - 131 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Bentonite dr C-130 * Bentonite ke F-140
SiO2 6400,5165 SiO2 6095,7300
Al2O3 2203,4565 Al2O3 2098,5300
Fe2O3 104,9265 Fe2O3 99,9300
CaO 314,7795 CaO 299,7900
MgO 419,7060 MgO 399,7200
K2O 52,4633 K2O 49,9650
Na2O 52,4633 Na2O 49,9650
H2O 944,3385 H2O 899,3700
10492,6501 9993,0000
* Recycle ke C-130
SiO2 304,7865
Al2O3 104,9265
Fe2O3 4,9965
CaO 14,9895
MgO 19,9860
K2O 2,4983
Na2O 2,4983
H2O 44,9685
499,6501
3. TANGKI PENGENCER ( M - 122 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* H2SO4 dr F-120 * H2SO4 ke R-210A
H2SO4 5430,6044 H2SO4 5430,6044
H2O 110,8287 H2O 103181,4836
5541,4331 108612,0880
* Air proses dr utilitas
H2O 103070,6549
108612,0880 108612,0880
4. AKTIVATOR ( R - 210 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Bentonite dr F-140 * Campuran ke H-220
SiO2 6095,7300 SiO2 6095,7300
Al2O3 2098,5300 Al2O3 812,5785
Fe2O3 99,9300 Al2(SO4)3 4311,7199
CaO 299,7900 Fe2O3 40,3506
MgO 399,7200 Fe2(SO4)3 148,9484
K2O 49,9650 CaSO4 728,0614
Na2O 49,9650 MgO 8,3484
H2O 899,3700 MgSO4 1174,1148
9993,0000 K2SO4 92,4885
* H2SO4 dr M-122 Na2SO4 114,4361
H2SO4 5430,6044 H2O 105078,3114
H2O 103181,4836 118605,0880
108612,0880
5. ROTARY DRUM VACUUM FILTER ( H - 220 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran dr R-210C * Bleaching earth ke J-221
SiO2 6095,7300 SiO2 6083,5385
Al2O3 812,5785 Al2O3 810,9533
Al2(SO4)3 4311,7199 Fe2O3 40,2698
Fe2O3 40,3506 CaSO4 556,7188
Fe2(SO4)3 148,9484 MgO 8,3317
CaSO4 728,0614 H2O 2101,5662
MgO 8,3484 9601,3783
MgSO4 1174,1148 * Limbah cair
K2SO4 92,4885 Al2(SO4)3 4311,7199
Na2SO4 114,4361 Fe2(SO4)3 148,9484
H2O 105078,3114 CaSO4 171,3426
118605,0880 MgSO4 1174,1148
* Air pencuci K2SO4 92,4885
H2O 7499,8121 Na2SO4 114,4361
SiO2 12,1915
Al2O3 1,6252
Fe2O3 0,0808
MgO 0,0167
H2O 110476,5573
116503,5218
5. FLASH DRYER ( B - 230 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Bleaching earth dr J-221 * Bleaching earth ke H-231
SiO2 6083,5385 SiO2 6083,5385
Al2O3 810,9533 Al2O3 810,9533
Fe2O3 40,2698 Fe2O3 40,2698
CaSO4 556,7188 CaSO4 556,7188
MgO 8,3317 MgO 8,3317
H2O 2101,5662 H2O 151,5268
9601,3783 7651,3389
* Uap air ke H-231
H2O 1950,0394
6. CYCLONE ( H - 231 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Bleaching earth dr B-230 * Bleaching earth ke E-240
SiO2 6083,5385 SiO2 6022,7031
Al2O3 810,9533 Al2O3 802,8438
Fe2O3 40,2698 Fe2O3 39,8671
CaSO4 556,7188 CaSO4 551,1516
MgO 8,3317 MgO 8,2484
H2O 151,5268 H2O 151,5268
H2O uap 1950,0394 7576,3408
9601,3783 * Limbah gas
SiO2 60,8354
Al2O3 8,1095
Fe2O3 0,4027
CaSO4 5,5672
MgO 0,0833
H2O 1950,0394
2025,0375
Kapasitas produksi = 60.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun
Satuan massa = kilogram/jam
Satuan panas = kilokalori/jam
1. TANGKI PENGENCER ( M - 122 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* H2SO4 dr F-120 * H2SO4 ke R-210A
H2SO4 1608,1660 H2SO4 8124,4547
H2O 24,7836 H2O 116816,0305
1632,9496 124940,4852
* Air proses dr utilitas
H2O 23046,7036
* H Solution 100260,8320
2. AKTIVATOR A ( R - 210 A )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Bentonite dr F-140 * Campuran ke R-210 B
SiO2 6852,6165 SiO2 105107,6565
Al2O3 2548,9005 Al2O3 14991,6784
Fe2O3 92,2597 Al2(SO4)3 60042,7425
CaO 306,6428 Fe2O3 569,4147
MgO 560,6073 Fe2(SO4)3 1848,9660
K2O 190,6584 CaSO4 10396,6776
Na2O 271,1935 MgO 176,3609
H2O 2009,5923 MgSO4 19593,0608
12832,4710 K2SO4 1319,6970
* H2SO4 dr M-122 Na2SO4 1982,5140
H2SO4 81186,5292 H2O 3549720,5099
H2O 1167329,2939 3765749,2783
1248515,8231
* H reaksi 2079582,7784
* Q steam 447177,0587 * Q loss 22358,8529
3. AKTIVATOR B ( R - 210 B )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran ke R-210 A * Campuran ke R-210 C
SiO2 105107,6565 SiO2 105107,6565
Al2O3 14991,6784 Al2O3 14991,6784
Al2(SO4)3 60042,7425 Al2(SO4)3 60042,7425
Fe2O3 569,4147 Fe2O3 569,4147
Fe2(SO4)3 1848,9660 Fe2(SO4)3 1848,9660
CaSO4 10396,6776 CaSO4 10396,6776
MgO 176,3609 MgO 176,3609
MgSO4 19593,0608 MgSO4 19593,0608
K2SO4 1319,6970 K2SO4 1319,6970
Na2SO4 1982,5140 Na2SO4 1982,5140
H2O 3549720,5099 H2O 3549720,5099
3765749,2783 3765749,2783
* H reaksi -424818,2058
* Q steam 447177,0587 * Q loss 22358,8529
4. AKTIVATOR C ( R - 210 C )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran ke R-210 B * Campuran ke H-220
SiO2 105107,6565 SiO2 105107,6565
Al2O3 14991,6784 Al2O3 14991,6784
Al2(SO4)3 60042,7425 Al2(SO4)3 60042,7425
Fe2O3 569,4147 Fe2O3 569,4147
Fe2(SO4)3 1848,9660 Fe2(SO4)3 1848,9660
CaSO4 10396,6776 CaSO4 10396,6776
MgO 176,3609 MgO 176,3609
MgSO4 19593,0608 MgSO4 19593,0608
K2SO4 1319,6970 K2SO4 1319,6970
Na2SO4 1982,5140 Na2SO4 1982,5140
H2O 3549720,5099 H2O 3549720,5099
3765749,2783 3765749,2783
* H reaksi -424818,2058
* Q steam 447177,0587 * Q loss 22358,8529
5. FLASH DRYER ( B - 230 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Bleaching earth dr H-220 * Bleaching earth ke H-231
SiO2 104897,5353 SiO2 119258,7549
Al2O3 14961,7572 Al2O3 16987,0135
Fe2O3 568,2858 Fe2O3 645,7742
CaSO4 7950,0578 CaSO4 9048,2888
MgO 175,9386 MgO 199,5015
H2O 70994,4224 H2O 5808,1371
199547,9971 151947,4700
* Udara panas * Uap air & Udara ke H-231
Udara 5655772,7386 H2O 1130301,0655
Udara 4573072,2002
5703373,2657
6. HEATER ( E - 233 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Udara bebas dr G-232 * Udara panas ke B-230
Udara 267744,4498 Udara 5655772,7386
* Q supply 5671608,7251 * Q loss 283580,4363
5939353,1749 5939353,1749
7. COOLING CONVEYOR ( J - 320 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Bleaching earth dr H-231 * Bleaching earth ke F-310
SiO2 118066,0779 SiO2 9484,7551
Al2O3 16817,1562 Al2O3 1365,6359
Fe2O3 639,3600 Fe2O3 51,5620
CaSO4 8957,6645 CaSO4 713,3792
MgO 197,5859 MgO 16,2049
H2O 5808,1371 H2O 474,1131
150485,9816 12105,6502
* Q serap 138380,3314
Kapasitas produksi = 60.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun
Satuan massa = kilogram/jam
Satuan panas = kilokalori/jam
1. BENTONITE STOCK PILE ( F - 110 )
Fungsi : Menampung bentonite dari supplier
Dasar Pemilihan : Bahan berbentuk solid
Fungsi : Mendinginkan dan menyempurnakan proses agglomerasi.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
* Suhu operasi = 30oC (suhu kamar)
Spesifikasi :
Stock pile (gudang) berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.
Kapasitas : 910 m3
Bentuk : empat persegi panjang
Ukuran : Panjang = 12,4 m
Lebar = 12,4 m
Tinggi = 6,2 m
Bahan konstuksi : Beton
Jumlah : 1 buah
2. BELT CONVEYOR - 1 ( J - 111 )
Fungsi : memindahkan bahan dari F-110 ke C-120
Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length
Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in
- skirt seal : 2 in
Belt speed : (10,0 / 32) x 100 ft/mnt = 32 ft/min
Panjang : 42 ft
Sudut elevasi : 16,7 o
Power : 4 Hp
Jumlah : 1 buah
Masuk
3. HAMMER CRUSHER ( C - 120 )
Fungsi : Menghaluskan bahan sampai dengan 40 mesh
Type : Reversible Hammer Mill
Dasar pemilihan : dipilih karena sesuai dengan bahan dan kapasitas.
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 40 ton/jam
Sieve number : No. 40
Model : 505
Rotor Dimension : 30 in x 30 in
Maximum feed : 2 ½ in
Maximum speed : 1200 rpm
Power : 100 hp
Bahan : Heavy Duty Steel
Jumlah : 1 buah
4. BELT CONVEYOR - 2 ( J - 121 )
Fungsi : memindahkan bahan dari C-120 ke C-130
Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length
Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Masuk
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in
- skirt seal : 2 in
Belt speed : (10,0 / 32) x 100 ft/mnt = 32 ft/min
Panjang : 42 ft
Sudut elevasi : 16,7 o
Power : 4 Hp
Jumlah : 1 buah
5. BALL MILL ( C - 130 )
Fungsi : Menghaluskan bahan sampai 200 mesh
Type : Ball Mill Grinding System, Air-Lift Type
Dasar pemilihan : dipilih jenis ini karena sesuai dengan bahan dan
kapasitas.
Kondisi operasi : Tekanan operasi = 1 atm (atmospheric pressure)
Suhu operasi = Suhu kamar
Waktu proses = Continuous
Spesifikasi :
Sieve number : No. 200
Kapasitas maksimum : 315 ton/hari
Mill Speed : 20 rpm
Power : 345 hp
Bola Baja : - Ball charge : 30,0 ton
- Ukuran bola baja : 5” , 3 ½ “ , 2 ½ “
- Jumlah bola 5” : 1944 buah
- Jumlah bola 3½“ : 5666 buah
- Jumlah bola 2½“ : 15553 buah
Jumlah ball mill : 1 buah
6. SCREEN ( H - 131 )
Fungsi : Menyaring phosphate rock hasil ball mill.
Type : Vibrating Screen
Dasar pemilihan : sesuai dengan ukuran, kapasitas dan jenis bahan.
Spesifikasi :
Kapasitas : 10,5 ton/jam
Speed : 50 vibration/dt
Power : 3 Hp (Peter’s 4ed;p.567)
Ty Equivalent design : 200 mesh
Sieve No. : 200
Sieve design : standard 74 micron
Sieve opening : 0,074 mm
Ukuran kawat : 0,053 mm
Jumlah : 1 buah
7. BELT CONVEYOR - 3 ( J - 132 )
Fungsi : memindahkan bahan dari H-131 ke C-130
Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length
Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in
- skirt seal : 2 in
Belt speed : (0,5 / 32) x 100 ft/mnt = 2 ft/min
Panjang : 42 ft
Sudut elevasi : 16,7 o
Power : 4 Hp
Jumlah : 1 buah
8. BELT CONVEYOR - 4 ( J - 133 )
Fungsi : memindahkan bahan dari H-131 ke J-134
Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length
Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Masuk
Keluar
Masuk
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in
- skirt seal : 2 in
Belt speed : (10,0 / 32) x 100 ft/mnt = 32 ft/min
Panjang : 42 ft
Sudut elevasi : 16,7 o
Power : 4 Hp
Jumlah : 1 buah
9. BUCKET ELEVATOR - 1 ( J - 134 )
Fungsi : memindahkan bahan dari J-133 ke silo F-140
Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 80 ft
Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Bucket Speed = (10,0 / 14) x 225 ft/mnt = 161 ft/menit
Putaran Head Shaft = (10,0 / 14) x 43 rpm = 31 rpm
Lebar Belt = 7 in
Power total = 5 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan)
Jumlah = 1 buah
10. SILO BENTONITE ( F - 140 )
Fungsi : Menampung bentonite untuk aktivator
Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis
Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (tekanan atmosfer)
- Suhu = suhu kamar
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 8033 cuft = 228 m3
Diameter : 15 ft
Tinggi : 45 ft
Tebal shell : 3/8 in
Tebal tutup atas : 3/8 in
Tebal tutup bawah : 3/8 in
inlet
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C (Brownell : 253)
Jumlah : 4 buah
11. TANGKI ASAM SULFAT ( F - 120 )
Fungsi : menampung asam sulfat dari supplier
Type : silinder tegak , tutup bawah datar dan tutup atas dish
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan atmospheric
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30 C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 11445 cuft = 324 M3
Diameter : 24 ft
Tinggi : 24 ft
Tebal shell : ¼ in
Tebal tutup atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Jumlah : 2 buah
12. POMPA - 1 ( L - 121 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari F-120 ke M-122
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan tekanan yang rendah.
Masuk
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 13,60 gpm
Total DynamicHead : 30,54 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
13. TANGKI PENGENCER ( M - 122 )
Fungsi : Mengencerkan asam sulfat sampai dengan kadar 5%.
Type : Silinder tegak , tutup atas dan tutup bawah dished.
dilengkapi pengaduk.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
* Suhu operasi = Suhu pengenceran
* Waktu operasi = 1 jam proses
Spesifikasi :
Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 14 ft
Tinggi Shell : 28 ft
Tebal Shell : 3/16 in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 3/16 in
Tinggi Tutup atas : 2,26 ft
Tebal tutup bawah (dished) : 3/16 in
Tinggi Tutup bawah : 2,26 ft
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Sistem Pengaduk Turbin 6-flat blade :
Diameter impeler : 4,667 ft
Panjang blade : 1,167 ft
Lebar blade : 0,934 ft
Power motor : 98 hp
Jumlah tangki : 1 buah
14. POMPA - 2 ( L - 123 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari M-122 ke R-210A
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan tekanan yang rendah.
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 466,50 gpm
Total DynamicHead : 62,66 ft.lbf/lbm
Power : 11,0 hp = 8,3 kW
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
15. AKTIVATOR A ( R - 210 A )
Perhitungan dan penjelasan pada Bab VI Perencanaan Alat Utama
16. AKTIVATOR B ( R - 210 B )
Perhitungan dan penjelasan pada Bab VI Perencanaan Alat Utama
17. AKTIVATOR C ( R - 210 C )
Perhitungan dan penjelasan pada Bab VI Perencanaan Alat Utama
18. POMPA - 3 ( L - 211 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari R-210A ke R-210B
Type : Rotary Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas > 10 c, mengandung solid.
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 465,70 gpm
Total DynamicHead : 56,40 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 86%
Power : 10,5 hp = 7,9 kW
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
19. POMPA - 4 ( L - 212 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari R-210B ke R-210C
Type : Rotary Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas > 10 c, mengandung solid.
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 465,70 gpm
Total DynamicHead : 56,40 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 86%
Power : 10,5 hp = 7,9 kW
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
20. POMPA - 5 ( L - 213 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari R-210C ke H-220
Type : Rotary Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas > 10 c, mengandung solid.
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 465,70 gpm
Total DynamicHead : 56,40 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 86%
Power : 10,5 hp = 7,9 kW
Jumlah : 2 buah (1 cadangan)
in Out
21. ROTARY DRUM VACUUM FILTER ( H - 220 )
Fungsi : memisahkan filtrat dan cake
Type : standard rotary drum vacuum filter
Dasar pemilihan : sesuai dengan bahan
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 3,57 m3
Diameter = 1,2 m
Panjang = 6,1 m
Putaran = 6 rpm
Power = 7,46 kW = 10 hp
Bahan = Carbon Steel
Jumlah = 1 buah
22. SCREW CONVEYOR ( J - 221 )
Fungsi : memindahkan bahan dari H-220 ke B-230
Type : Plain spouts or chutes
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup
Spesifikasi :
Kapasitas : 141 cuft/jam
Panjang : 50 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 24 rpm
Power : 4,5 hp
Jumlah : 1 buah
23. FLASH DRYER ( B - 230 )
Fungsi : Mengeringkan bleaching earth dengan bantuan udara panas.
Type : Silinder tegak , tutup atas dan tutup bawah conis.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
* Suhu operasi = 110oC (berdasarkan titik didih air)
* Waktu proses = kontinyu
Spesifikasi :
Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 16 ft
Tinggi Shell : 48 ft
Tebal Shell : 3/16 in
B - 2 3 0
So lid
So lid + Ud ara Panas
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (conis) : 3/16 in
Tinggi Tutup atas : 2,0 ft
Tebal tutup bawah (conis) : 3/16 in
Tinggi Tutup bawah : 2,0 ft
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Jumlah tangki : 1 buah
24. CYCLONE ( H - 231 )
Fungsi : untuk memisahkan padatan yang terikut udara
Type : Van Tongeren Cyclone
Dasar pemilihan : efektif dan sesuai dengan jenis bahan
Spesifikasi :
Kapasitas : 4725,062 cuft/dt
Diameter partikel : 0,000023ft
Tebal Tutup bawah : ¼ in
Jumlah : 1 buah
25. BLOWER ( G - 232 )
Fungsi : memindahkan udara dari udara bebas ke B-230
Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Spesifikasi :
Bahan : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 5455 cuft/menit
Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas
Effisiensi motor : 80%
Power : 107 hp
Jumlah : 2 buah - multistage
26. HEATER ( E - 233 )
Fungsi : Memanaskan udara dari 30 C menjadi 130 C
Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = berdasarkan dryer
- Waktu proses= continuous Masuk
Keluar
Masuk
Spesifikasi :
Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube , Nt = 914
Passes = 2
Shell : ID = 37,0 in
Passes = 1
Bahan konstruksi shell = Carbon steel
Heat Exchanger Area , A = 2870,7 ft2 = 267 m2
Jumlah exchanger = 1 buah
27. COOLING CONVEYOR ( E - 240 )
Fungsi : Mendinginkan bahan sampai dengan 32 C
Type : Plain spouts or chutes
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup
Spesifikasi :
Kapasitas : 111 cuft/jam
Panjang : 70 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 16 rpm
INLET
OUTLET Tampak
Depan
Tebal jaket standar : 2 in
Power : 5,0 hp
Jumlah : 1 buah
28. BUCKET ELEVATOR - 2 ( J - 241 )
Fungsi : memindahkan bahan dari E-240 ke silo F-310
Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ¼ in
Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 48 ft
Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Bucket Speed = (7,6 / 14) x 225 ft/mnt = 123 ft/menit
Putaran Head Shaft = (7,6 / 14) x 43 rpm = 24 rpm
Lebar Belt = 7 in
Power total = 4 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan)
29. SILO BLEACHING EARTH ( F - 310 )
Fungsi : Menampung produk bleaching earth
Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis
Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (tekanan atmosfer)
- Suhu = suhu kamar
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 5828 cuft = 165 m3
Diameter : 14 ft
Tinggi : 42 ft
Tebal shell : 3/8 in
Tebal tutup atas : 3/8 in
Tebal tutup bawah : 3/8 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C (Brownell : 253)
Jumlah : 4 buah
inlet
BAB VI
PERENCANAAN ALAT UTAMA
AKTIVATOR ( R - 210 A,B,C)
Fungsi : Aktivasi bentonite dengan penambahan asam sulfat 5%.
Type : Silinder tegak , tutup atas dished, tutup bawah conis
dilengkapi pengaduk , jaket pemanas.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
* Suhu operasi = 100oC (Sukandarrumidi : 77)
* Waktu proses = 3 jam (Sukandarrumidi : 77)
* Aktivasi dilakukan dengan 3 buah aktivator disusun seri.
Berdasarkan pertimbangan atas fase zat yang tercampur, dan kapasitas
produksi, maka tangki proses dapat dibedakan jenisnya yaitu : tangki berpengaduk
(mixed flow) dan tangki pipa alir (plug flow). Pada aktivator ini bahan baku asam
sulfat merupakan fase liquid, sedangkan bentonite merupakan solid, maka dipilih
jenis tangki berpengaduk (mixed flow) untuk memudahkan dan mempercepat
Kondisi feed :
1. Feed Bentonite dari tangki F-140 :
Komposisi bahan :
Rate massa = 9993,0000 kg/jam = 22030,5678 lb/jam
campuran =
2. Feed asam sulfat dari tangki M-122 :
Komponen Berat (kg) Fraksi berat (gr/cc) [Perry 7ed;T.2-1]
H2SO4 5430,6044 0,0500 1,834
H2O 103181,4836 0,9500 1,000
108612,0880 1,0000
Rate massa = 108612,0880 kg/jam = 239446,2092 lb/jam
campuran = 62,43
Total rate volumetrik = 153 + 3742 = 3895 cuft/jam
campuran = 70 lb/cuft (produk bawah)
Tahap-tahap Perencanaan
1. Perencanaan Dimensi Aktivator
2. Perencanaan Sistem Pengaduk
1. PERENCANAAN DIMENSI AKTIVATOR
Total rate volumetrik = 3895 cuft/jam
campuran = 76,2 lb/cuft (produk bawah)
Waktu tinggal = 1 jam tiap aktivator , total 3 jam untuk 3 aktivator
Direncanakan digunakan 1 tangki, sehingga volume tangki
= 3895 cuft/jam x 1 jam = 3895 cuft
Asumsi volume bahan (larutan) mengisi 80 % volume tangki sehingga volume
ruang kosong sebesar 20% dan digunakan 1 buah tangki.
Volume tangki = 3895 / 80% = 4869 cuft
Menentukan ukuran tangki dan ketebalannya
Diambil dimension ratio H
D = 2 (Ulrich ; T.4-27 : 248)
Volume tangki = Volume shell + Volume dished + Volume conical
Volume tangki = ¼ . D2 . H + 0,000346 D3 + 0,000263 D3
4869 = ¼ . D2 . 2 D + 0,000346 D3 + 0,000263 D3
D = 15 ft = 180 in
Penentuan tebal shell :
Tebal shell berdasarkan ASME Code untuk cylindrical tank :
t min = C
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
maka f = 36000 psi [Perry 7ed,T.28-11]
P design diambil 10% lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
Dimensi tutup atas, standard dished :
Untuk D = 180 in, didapat rc = 170 in (Brownell & Young, T-5.7)
digunakan persamaan 13.12 dari Brownell & Young.
Tebal standard torispherical dished (atas) :
th =
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
Tutup bawah, conis :
Tutup bawah, conis :
2. PERENCANAAN SISTEM PENGADUK
Dipakai impeler jenis turbin dengan 6 buah flat blade. Dari ( Perry 6ed ; p.19-9 ) :
Diameter impeler (Da) = 1/3 diameter shell = 1/3 x 15 = 5,000 ft
Lebar blade (w) = 0,2 diameter impeller = 0,20 x 5,000 = 1,000 ft
Panjang blade = 0,25 x diameter impeller = 0,25 x 5,000 = 1,250 ft
Penentuan putaran pengaduk :
V = x Da x N (Joshi; hal.389)
Dengan : V = peripheral speed ; m/menit
Untuk pengaduk jenis turbin :
peripheral speed = 200 – 250 m/menit (Joshi; hal.389)
Da = diameter pengaduk ; m
N = putaran pengaduk ; rpm
Diambil putaran pengaduk , N = 50 rpm = 0,9 rps
Da = 5,0 ft = 1,525 m
V = x 1,525 x 50 = 239,425 m/mnt (memenuhi range 200 – 250 m/mnt)
Karena peripheral speed memenuhi range, maka asumsi putaran pengaduk memenuhi syarat.
Da E J H
Power pengaduk :
Untuk NRe > 10000 perhitungan digunakan persamaan 5.5 Ludwig, halaman190 :
P = 3
N 3 D 5K3 = faktor mixer (turbin) = 6,3 [Ludwig,Vol-1,T.5.1,hal.192]
g = konstanta gravitasi ; 32,2 ft/dt2 x lbm/lbf
= 31395,5 lb.ft/dt = 57,1 hp(1 lb.ft/dt=1/550 hp)
Untuk 2 buah impeller, maka power input = 2 x 57,1 hp = 114,2 hp
Perhitungan losses pengaduk :
Gland losses (kebocoran tenaga akibat poros dan bearing) = 10 %(Joshi:399)
Gland losses 10 % = 10 % x 114,2 11,42 hp (minimum=0,5)
Power input dengan gland losses = 114,2 + 11,42= 125,62 hp
Transmission system losses = 20 %(Joshi:399)
Transmission system losses 20 % = 20 % x 125,62 25,12 hp
Power input dengan transmission system losses = 125,62 + 25,12 = 150,74 hp
3. PERENCANAAN SISTEM PEMANAS
Perhitungan Jaket :
Perhitungan sistem penjaga suhu : ( Kern , hal 719 )
Dari neraca panas : suhu yang dijaga = 100C
Q = 447177,0587 kkal/jam = 1774513 Btu/jam
Perhitungan Tinggi Jaket :
UD = 10 (Kern, Tabel 8)
A =
t U
Q
D
=
126 10 1774513
= 1409 ft2
A conis = 0,785 (D x m) 4h2
Dm
0,785d2(Hesse : pers. 4-16)m = 12 in = 1 ft (Hesse : 85)
h : tinggi conical = 1,9 ft
d : Indise Diameter Jaket = 15,08 ft
D : Outside Diameter Jaket = OD + (2 x tebal jaket) = 15,122 ft
A conis = 0,785 (D x m) 4h2
Dm
0,785d2= 303,2 ft2 Ajaket = A shell + A conis1409 = ( . (15,08) . h ) + 303,2
hjaket = 24 ft
Spesifikasi :
Fungsi : Aktivasi bentonite dengan penambahan asam sulfat 5%.
Type : Silinder tegak , tutup atas dished, tutup bawah conis
dilengkapi pengaduk , jaket pemanas.
Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 15 ft
Tinggi Shell : 30 ft
Tebal Shell : ¼ in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 3/8 in
Tinggi Tutup atas : 2,15 ft
Tebal tutup bawah (conis) : ¼ in
Tinggi Tutup bawah : 1,9 ft
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Sistem Pengaduk Turbin 6-flat blade
Diameter impeler : 5,000 ft
Panjang blade : 1,250 ft
Lebar blade : 1,000 ft
Power motor : 151 hp
Sistem Pemanas
Diameter jaket : 15,08 ft
Tinggi jaket : 24,00 ft
Jaket spacing : 3/16 in
Tebal Jaket : 3/16 in
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi
sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan
alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses
produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. dimana
dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat
tercatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki, serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan
selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang
telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah
ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat
segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
tekanan, dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan laju, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisika dan kimia,
seperti densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah :
- Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi.
- Akurasi hasil pengukuran.
- Bahan konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang
berlangsung.
- Mudah diperoleh di pasaran.
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis
pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau
otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat
tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini,
maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang ditentukan.
- Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element / Sensor.
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada
variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari media yang sedang dikontrol
menjadi sinyal yang bisa dibaca (misalnya dengan tekanan fluida).
2. Recieving Element / Elemen Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevaluasi sinyal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi data yang bisa dibaca (perubahan data analog menjadi digital), digambarkan dan dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa sinyal dari sensing
element ke receiving element. Alat kontrol ini mempunyai fungsi
untuk merubah data bersifat analog (tidak terlihat) menjadi data
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap
yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya
harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan
apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan sinyal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat sinyal yang dihasilkan oleh error detector jika sinyal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Sinyal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel
manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi.
Macam instrumentasi pada suatu perencanaan pabrik misalnya :
1. Flow Control ( F C )
Mengontrol aliran setelah keluar suatu alat.
2. Flow Ratio Control ( F R C )
Mengontrol ratio aliran yang bercabang.
3. Level Control ( L C )
Mengontrol ketinggian liquid didalam tangki
4. Weight Control ( W C )
Mengontrol berat solid yang dikeluarkan dari tangki
5. Pressure Control ( P C )
Mengontrol tekanan pada suatu aliran / alat
6. Temperature Control ( T C )
Tabel VII.1. Instrumentasi pada pabrik
NO NAMA ALAT KODE INSTRUMENTASI
1. SILO BENTONITE ( F - 140 ) ( WC )
2. TANGKI ASAM SULFAT ( F - 120 ) ( LI )
3. POMPA - 1 ( L - 121 ) ( FC )
4. TANGKI PENGENCER ( M - 122 ) ( LC )
5. POMPA - 2 ( L - 123 ) ( LC )
6. AKTIVATOR A ( R - 210 A ) ( TC ; LC )
7. AKTIVATOR B ( R - 210 B ) ( TC ; LC )
8. AKTIVATOR C ( R - 210 C ) ( TC ; LC )
9. POMPA - 3 ( L - 211 ) ( LC )
10. POMPA - 4 ( L - 212 ) ( LC )
11. POMPA - 5 ( L - 213 ) ( LC )
12. ROTARY DRUM VACUUM FILTER ( H - 220 ) ( PI ; FC )
13. BLOWER ( G - 232 ) ( FC )
14. HEATER ( E - 233 ) ( TC )
15. COOLING CONVEYOR ( E - 240 ) ( TC )
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri.
- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik
banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
maupun tipe proses yang dikerjakan.
Secara umum bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori , yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia.
3. Bahaya terhadap zat-zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya
VII.2.1. Bahaya Kebakaran
A. Penyebab kebakaran.
- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop
dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsleting aliran listrik
seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.
B. Pencegahan.
- Menempatkan unit utilitas dan unit pembangkitan cukup jauh dari lokasi
proses yang dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan
tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh
dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja
dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran
C. Alat pencegah kebakaran.
- Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
- Pemakaian portable fire-extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila
terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini dapat
dilihat pada tabel VII.1.
- Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida.
- Untuk bahan baku yang mengandung racun, maka perlu digunakan
kantong-kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah-daerah
Tabel VII.2. Jenis dan Jumlah Fire-Extinguisher.
VII.2.2. Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan
maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk
kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain
mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh
maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena
mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahan dapat digunakan sebagai berikut :
A. Vessel.
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan
kerusakan fatal, cara pencegahannya :
- Menyeleksi dengan hati-hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan
korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik
pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang
biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan
lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai
dengan standar ASME (America Society Mechanical Engineering).
- Memperhatikan teknik pengelasan.
- Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan man-hole dan hand-hole ( bila memungkinkan ) yang
memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan
tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger.
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena
kebocoran-kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah
terjadinya thermal expansion.
- Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
- Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara
sendiri-sendiri.
- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut.
Disamping itu juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak
terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi