• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PUTUSAN HAKIM NOMOR 27/PID,TIPIKOR/2011/PN. SAMARINDA TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PUTUSAN HAKIM NOMOR 27/PID,TIPIKOR/2011/PN. SAMARINDA TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tindak pidana korupsi merupakan tindak pidana sangat berbahaya dan menimbulkan dampak sistemik yang berkepanjangan terhadap kerusakan yang ditimbulkan yang bersifat multisektoral dan multi dimensional karena menggerogoti keuangan negara yang sejatinya diperuntukkan untuk pembangunan dalam masyarakat luas, sehingga penegakan hukum pidana korupsi harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan. Tindak pidana korupsi itu sendiri tergolong sebagai white collar crime yang diartikan oleh Sutherlan sebagaicrime commited by person of respectability and high social status in the course of their occupation (kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi dan terhormat dalam pekerjaannya), sebagioccupational crimekejahatan yang dilakukan oleh pejabat atau birokrat seperti misalnya tindakan sewenang-wenang yang dapat merugikan masyarakat, korupsi, manipulasi, kolusi, dan berbagai jenis kejahatan yang berkaitan dengan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki. Kejahatan jabatan ini mengandung dua element. Element pertama berkaitan dengan status tindak pidana dan kedua berkaitan dengan karakter jabatan tertentu1.

Dalam mencegah terjadinya korupsi perlu adanya peran serta masyarakat untuk berpartisipasi memberantas korupsi. Korupsi bisa terjadi di mana saja

1Ulhaq.2012. Penerapan Sifat Melawan Hukum Materiil. Jakarta.UNNES LAW http//Journal.

(2)

apalagi di instansi yang rawan akan praktek korupsi. Berbagai survei lembaga internasional menempatkan Indonesia sebagai salah satu Negara paling korup di dunia2.

Kondisi hukum di Indonesia saat ini sering menuai kritik dari pada pujian. Banyak kasus-kasus besar seperti korupsi yang akhirnya sama seperti putusan kecil. Bagaimana mungkin di negeri ini pencuri seekor ayam dan bahkan satu buah semangka dihukum dengan tegas, sementara koruptor milyaran atau bahkan triliunan rupiah dapat ditawar atau dinegoisasi.

Hukum bisa berfungsi sebagai hukum jika diterapkan secara tegas dan tanpa pandang bulu. Seperti istilah “Runcing kebawah tumpul keatas” itulah

istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi hukum di Indonesia3.

Peraturan perundang-undangan (legislation) hukum institusi Negara dirancang dan disahkan sebagai undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi. Secara parsial, dapat disimpulkan pemerintah dan bangsa Indonesia serius melawan dan memberantas tindak pidana korupsi di negeri ini. Tanpa tebang pilih dalam menanganinya. Aparat penegak hukum yang merupakan salah satu faktor yang menetukan pelaksanaan penegakan hukum di Indonesia. Salah satu aparat penegak hukum tersebut adalah hakim yang sangat menentukan dalam putusan-putusannya.

Berdasarkan kelaziman, metode yang digunakan oleh hakim untuk menemukan hukum, diantaranya: metode interpretasi atau hemeneutika,

2Andi Hamzah, 2005, Perbandingan Pemberantasan Korupsi Di Berbagai Negara, Jakarta. Sinar

Grafika. Hal 9

(3)

metode argumentasi, dan penemuan hukum bebas. Metode interpretasi meliputi : (1) menurut bahasa atau gramatikal, (2) teleologis atau sosiologis, (3) sistematis atau logis, (4) historis, (5) perbandingan hukum (komparatif), (6) futuristis. Metode argumentasi yang dapat disebut juga metode konstruksi, meliputi: (1) analogi, (2) penyempitan hukum, (3) akontrario4.

Tugas dari hakim menegakkan keadilan dan hukum. Pasal 1 angka 8 Kitab undang-undang hukum acara pidana (KUHAP) di sebutkan bahwa

“hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh

undang-undang untuk mengadili”. Untuk menegakkan keadilan dan hukum tersebut dengan jalan mencari dasar-dasar, serta asas-asas yang menjadi landasannya melalui perkara yang diajukan kepadanya sehingga keputusannya mencerminkan keadilan.

Seorang hakim dianggap tahu akan hukum sehingga ia tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara dengan alasan tidak jelas, melainkan wajib mengadilinya5.

Hakim dan pejabat lainnya mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya

untuk melakukan “penemuan hukum”, dalam arti kata bukan sekedar penerapan

undang-undang oleh hakim, tetapi juga mencapai kepastian, keadilan kemanfaatan yang setinggi-tingginya6.

4Satjipto Rahardjo. 2006.Hukum dalam Jagad Ketertiban.Jakarta. UKI Press.Hal 172-173 5UU No 48 Tahun 2009 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman

6Achmad Ali. 2002.Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan sosiologis.Jakarta.

(4)

Dalam halnya tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Arna Effendi dimana hakim memberikan dakwaan Subsidair dari jaksa penuntut umum berdasarkan pasal 3 UU No.31 Tahun 1999 Jo. UU No 20 Tahun 2001 pertimbangan hakim tersebut berkaitan dengan penjatuhan jenis pemidanaan dan lamanya pemidanaan. Tujuan pemidanaan dalam perkara korupsi lebih menekankan pada pemulihan kerugian Negara, tetapi dalam perkara ini yang didakwa terbukti malakukan tindak pidana korupsi dalam bentuk menyalah gunakan kewenangan tidak dapat dijatuhi pidana tambahan berupa uang pengganti, namun tujuan pemidanaan dalam perkara ini diupayakan bersifat komprehensif, integrative, dan teleologis, yang memperhatikan terdakwa, maupun yang bersifat melindungi masyarakat mencegah dilakukannya tindak pidana demi pengayoman masyarakat, sehingga ada kepastian, keadilan dan kemanfaatan hukum.

Secara yuridis Terdakwa Arna Effendi terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UU. No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah. Yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (Dua puluh) tahun penjara dan atau pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (Satu miliar rupiah).

(5)

boleh melebihi dari kadar kesalahan yang diperbuat, tidak melukai perasaan keadilan masyarakat, serta bermanfaat bagi negara. Demikian pula mengenai pidana denda yang akan dijatuhkan kepada terdakwa. Teori-teori pemidanaan dan tujuan pemidanaan pada pokoknya memiliki maksud pembalasan terhadap kesalahan yang dilakukan oleh seseorang sehingga timbulnya rasa jera, tanggung jawab, dan membina agar dapat dikembalikan kepada masyarakat.

Terciptanya tujuan dan manfaat pemidanaan tersebut harus sesuai dengan penjatuhan pidana oleh hakim di dalam persidangan. Dalam kasus ini, terdakwa Arna Effendi dijatuhi Pidana penjara 1 tahun 6 bulan dan pidana denda 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah). Pemidanaan bagi kasus tindak pidana korupsi harus lebih mementingkan unsur pembalasan atau efek jera agar ada antisipasi pencegahan masyarakat pada umumnya.

Terdakwa Arna Efendi diputus dengan putusan subsidair oleh hakim, semula terdakwa dituntut dengan dua tuntutan yakni primair dan subsidair dari jaksa penunut umum, akan tetapi hakim lebih mempertimbangkan subsidair kepada terdakwa Arna Effendi. karena tuntutan primair tidak secara sah terbukti meyakinkan hakim. Adapun tuntutan primair sebagai berikut.

(6)

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000.00 (Dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.1000.000.000,00 (satu Miliar rupiah)7.

Sedangkan dalam Subsidair : Melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalah gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana paling singkat 1 (Satu) tahun dan paling lama 20 (Dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (Satu Miliar Rupiah)8.

Jadi jelaslah bahwa putusan hakim kepada terdakwa Arna Effendi menjatuhkan pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999.jo.UU No.20 tahun 2001 yakni subsidair. Dalam hal ini penulis tidak sependapat dengan putusan hakim, karena penulis menilai bahwa terdakwa yang dengan kekuasan dan kedudukannya telah merugikan negara dan daerah terutama tindak pidana ini dilakukan dengan beberapa perbuatan secara melawan hukum berturut-turut yang ada

7Lihat Pasal 2 UU No 31 Tahun 1999 jo.UU No.20 Tahun 2001

(7)

hubungannya satu dengan yang lain dengan sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut (voorgezette handeling) terorganisir. Penyimpangan keuangan yang dikelola PS Persisam Putra Samarinda tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh terdakwa Arna Effendi bersama teman-teman organisasinya.

Perhitungan kerugian keuangan negara yang dilakukan oleh penyidik kejaksaan Negeri Samarinda telah ditemukan penggunaan Dana Bantuan Sosial untuk PS. Persisam Putra Samarinda yang tidak sesuai dengan peruntukannya sehingga mengakibatkan kerugian keuangan negara Cq Pemerintah Kota Samarinda sebesar Rp 1.780.000.000,-.(Satu milyar tujuh ratus delapan puluh juta rupiah).

Hakim juga tidak mempertimbangkan secara seksama menurut doktrin maupun yurisprudensi, bahwa menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan adalah merupakan salah satu bentuk atau wujud perbuatan melawan hukum baik formil maupun materil.

(8)

melawan hukum materiil yang berfungsi positif saja tidak mengikat hal ini bertentangan dengan yurisprudensi dalam kasus yang sama bisa diamati misalnya dalam putusan MA RI No.2064 K/Pid/2006 tanggal 8 januari 2007 atas nama terdakwa H.Fahrani Suhaimi. Atas putusan MA RI No.2064 K/Pid/20069 tersebut seharusnya hakim mempergunakannya sebagai dasar Yurisprudensi untuk tetap menerapkan sifat melawan hukum materiil kepada Arna Effendi karena unsur-unsur yang didakwakan kepadanya terbukti adapun amar putusan H.Fahrani Suhaimi selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa H.Fahrani Suhaimi terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam dakwaan primair secara bersama-sama sebagai perbuatan berlanjut

2. Menjatuhkan pidana oleh karenanya terhadap terdakwa H.Fahrani Suhaimi dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda sebesar Rp 300.000.000 ( tiga ratus juta rupiah ), dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan

3. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan

4. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan

(9)

Bahwa salah satu amar putusan Mahkamah Konstitusi a quo berbunyi sebagai berikut : ”Menyatakan Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang RI No.31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara RI Tahun 2001 No. 139, Tambahan Lembaran

Negara RI No. 4150) yang dengan secara ”melawan hukum” dalam pasal ini

mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti meteril, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam Peraturan Perundang-undangan namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial di masyarakat maka perbuatan tersebut dapat dipidana.

Atas dasar tersebut penulis berpendapat bahwa hakim semestinya menggunakan yurisprudensi yang terjadi sebelumnya seperti halnya kasus H.Fahrani Suhaimi.

Hakim menjatuhi putusan pidana penjara 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda Rp.50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) kepada terdakwa Arna Effendi. Penjatuhan pidana bagi para koruptor diharapkan dapat berefek jera, atau pemidanaan yang berat agar tidak terjadi korupsi di masa yang akan datang atau sebagai pencegahan sehingga lamanya pemidanaan atau besarnya pidana denda yang dijatuhkan harus tepat berdasarkan keadilan di masyarakat.

(10)

penetapan, meniadakan atau menimbulkan suatu keadaan hukum maupun putusan yang bersifat penghukuman yang setimpal dengan perbuatan tindak pidana tersebut. Putusan pengadilan dalam perkara tindak pidana dikeluarkan jika proses penuntutan, pembelaan, dan jawaban atas pembelaan terdakwa telah berakhir. Putusan tersebut dikeluarkan oleh pengadilan berdasarkan surat dakwaan, dikarenakan suatu dakwaan merupakan landasan pemeriksaan pidana10.

Putusan kasus terdakwa tindak pidana korupsi Arna Effendi No.27/Pid.Tipikor/2011/PN.Smda, akan menjadi simbol betapa hukum positif yang harus ditegakkan dengan baik oleh aparat penegak hukum. Pertimbangan hakim dalam kasus ini akan mempengaruhi tindak pidana korupsi di indonesia. Oleh karena itu, pemahaman tentang pertimbangan hakim dalam memutus perkara Tindak Pidana Korupsi Arna Effendi harus benar-benar objektif. B. Rumusan Masalah

Dilihat dari uraian latar belakang diatas, maka penulis membatasi penelitian ini pada rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah putusan hakim No.27/Pid.Tipikor/2011/PN.Smda yang menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah sebagaimana dakwaan pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 jo.UU No 20 Tahun 2001 dan menolak dakwaan pasal 2 UU No 31 Tahun 1999 jo. UU No 20 Tahun 2001 sudah tepat jika ditinjau dari teori pembuktian?

(11)

2. Bagaimanakah dasar pertimbangan hakim yang menjatuhkan pidana penjara 1 tahun 6 bulan dan pidana denda Rp.50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) ditinjau dari aspek keadilan, kepastian dan kemanfaatan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui putusan hakim yang menjatuhkan dakwaan pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 jo. UU No 20 Tahun 2001 dan menolak dakwaan pasal 2 UU No 31 Tahun 1999 jo.UU No 20 Tahun 2001 karena tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, terhadap terdakwa Arna Effendi.

2. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim yang menjatuhkan pidana penjara 1 tahun 6 bulan dan pidana denda Rp.50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) ditinjau dari aspek keadilan, kepastian dan kemanfaatan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum tindak pidana korupsi pada khususnya.

b. Diharapkan dapat menambah bahan referensi dibidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penlitian sejenis di masa yang akan datang.

(12)

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban atas permasalahan yang akan diteliti.

b. Memberikan manfaat untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh. c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi aparat penegak hukum

khususnya Hakim. E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, maka penulisan hukum ini akan ditujukan kepada berbagai pihak sebagai berikut :

1. Peneliti

Diharapkan peneliti khususnya dapat menyelesaikan penelitian ini dari permasalahan yang akan diteliti. dapat dimanfaatkan kembali oleh akademis untuk pengkajian ilmu, khususnya ilmu hukum secara lebih komprehensif dan massif.

2. Masyarakat Umum

Penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum, sebagai wawasan untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang hukum dan berpartisipasi dalam mengontrol penyimpangan-penyimpangan hukum oleh aparat penegak hukum dapat diawasi dengan sebaik-baiknya.

3. Hakim

(13)

karena hakim mempunyai tugas dan fungsi mencari dan menggali untuk menemukan hukum yang sesuai dengan rasa keadilan dan norma-norma yang berada dimasyarakat.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

Jenis Penelitian Berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah, penelitian yang dilakukan termasuk dalam kategori penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan. Penelitian Hukum normatif memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal yaitu penelitian berdasarkan bahan hukum yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder11.

Dalam penelitian hukum terdapat bebarapa pendekatan, yaitu12 pendekatan perundang-undangan (statue approach), pendekatan konseptual (concentual approach), pendekatan analitis (analytical approach), pendekatan perbandingan (comparative approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan filsafat (philosophical approach) dan pendekatan kasus (case approach).

Metode yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan yang digunakan

(14)

Metode pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah metode pendekatan yuridis normatif yakni melihat hukum sebagai norma dalam masyarakat. Metode penelitian yuridis normatif merupakan penelitian hukum secara kepustakaan.

Adapun yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan analitis dan pendekatan kasus.

a. Pendekatan Perundang-Undangan

Suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian. Untuk itu penulis harus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

a) Comprehensiveartinya norma-norma hukum yang ada didalamnya terkait antara satu dengan lain secara logis.

b)All-inclusiveartinya bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada, sehingga tidak akan kekurangan hukum.

c) Sistematic,disamping bertautan antara satu dengan yang lain, norma-norma hukum tersebut juga tersusun secara hirarkis.

b. Pendekatan Analitis

(15)

penerapannya dalam praktik dan putusan-putusan hukum. Hal ini dilakukan melalui dua pemeriksaan:

1) Penulis berusaha memperoleh makna baru yang terkandung dalam aturan hukum yang bersangkutan.

2) Menguji istilah-istilah hukum tersebut dalam praktik melalui analisis terhadap putusan-putusan hukum.

c. Pendekatan Kasus

Pendekatan kasus dalam penelitian normatif bertujuan untuk mempelajari penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum. Terutama mengenai kasus-kasus yang telah diputus sebagaimana yang dapat dilihat dalam yurisprudensi terhadap perkara-perkara yang menjadi fokus penelitian. Jelas kasus-kasus yang terjadi bermakna empiris, namun dalam suatu penelitian normatif, kasus-kasus itu dipelajari untuk memperoleh gambaran terhadap dampak dimensi penormaan. Dalam suatu aturan hukum dalam praktik hukum, serta menggunakan hasil analisisnya untuk bahan masukan dalam eksplanasi hukum.

2. Jenis Bahan Hukum a. Bahan Hukum Primair

(16)

pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah13:

1) Putusan Nomor. 27/Pid. Tipikor/2011/PN. Smda

2) Pasal 2 Undang-Undang No 31 tahun 1999.jo.Undang-Undang No.20 tahun 2001Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 3) Pasal 3 Undang-Undang No 31 tahun 1999.jo.Undang-Undang

No. 20. Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

4) Undang-Undang No 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman. 5) Undang-Undang No 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

(KUHAP).

6) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) b. Bahan Hukum Skunder

Bahan hukum skunder adalah bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primair yang dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primair. Dalam skunder bahan yang digunakan penulis adalah buku-buku, dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan topik bahasan.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang diperoleh dari pustaka, ensiklopedi hukum, jurnal hukum, kamus hukum, internet, penelitian terdahulu yang berkenaan dengan penelitian ini, dan lain-lain.

(17)

3. Tekhnik Pengumpulan Bahan Hukum a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan(Library research), yakni pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas, serta dibutuhkan dalam penelitian. Kepustakaan yang dimaksud adalah berupa buku-buku ilmu hukum, media cetak dan media elektronik yang berkaitan dalam menentukan jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini.

b. Studi Dokumen

Pengumpulan data dengan caramencari dan menggunakan dokumen-dokumen yang menunjang dengan obyek atau kajian yang akan diteliti Yaitu Dokumen Direktori Putusan Mahkama Agung Republik Indonesia. No.27/Pid.Tipikor/2011/PN. Smda.

4.Tekhnik Analisa Bahan Hukum

Dalam analisis data ini, penulis menggunakan analisa isi (Content analisis). Yakni dengan menganalisa secara mendalam tentang isi putusan hakim No.27/Pid.Tipikor/2011/PN.Smda. pada aspek ini yang akan diteliti adalah pertimbangan hakim dalam memberikan putusan kepada terdakwa. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat ditemukan hipotesis kerja yang disarankan oleh bahan hukum.

(18)

menghubungkan teori yang berhubungan dengan masalah dan menarik kesimpulan untuk menentukan hasil.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian hukum ini, penulis menyajikan dalam empat BAB, dengan harapan mempunyai sistematika yang dapat membantu dan memudahkan untuk mengetahui serta memahaminya. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, kegunaan Penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini kajian pustaka berkaitan dengan judul dan masalah yang diteliti yang akan memberikan landasan atau kerangka teori serta diuraikan mengenai kerangka pemikiran. Kajian pustaka ini terdiri dari Tinjauan Umum tentang asas kepastian keadilan dan kemanfaatan, Tinjauan Umum Tentang Korupsi, Tinjauan Umum Tentang Pemidanaan, Tinjauan Umum tentang Putusan Hakim, Tinjauan Umum tentang Pembuktian menurut Keyakinan Hakim dan Alat Bukti.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(19)

berdasarkan data hasil penelitian tersebut yang didukung oleh sumber rujukan teoritis dan praktisnya yang telah penulis paaparkan dalam bab sebelumnya.

BAB IV : PENUTUP

(20)

ANALISIS PUTUSAN HAKIM NOMOR 27/PID,TIPIKOR/2011/PN. SAMARINDA TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN

KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

PENULISAN HUKUM

Oleh :

ABDANI

09400006

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

(21)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM

ANALISIS PUTUSAN HAKIM NOMOR 27/PID,TIPIKOR/2011/PN. SAMARINDA TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN

KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

Disusun dan diajukan oleh : Abdani

NIM : 09400006

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilakukan Ujian Penulisan Hukum Pada tanggal : 7 Februari 2015

Dosen pembimbing Pembimbing I

Cekli Setya Pratiwi, SH., LL.M

Pembimbing II

Haris Thofly, SH. M.Hum.

Mengetahui

Dekan Fakultas Hukum Unversita Muhammadiyah Malang

(22)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM

ANALISIS PUTUSAN HAKIM NOMOR 27/PID,TIPIKOR/2011/PN. SAMARINDA TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN

KERUGIAN KEUANGAN NEGARA Disusun dan diajukan oleh :

Abdani NIM : 09400006

Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji Ujian Penulisan Hukum Pada tanggal : 7 Februari 2015

Susunan Majelis Penguji Ketua Majelis

Cekli Setya Pratiwi, SH., LLM

Sekertaris Majelis

Haris Thofly, SH., M.Hum Anggota Majelis

Catur Wido Haruni, SH, M.Si., M.Hum Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum Mengetahui

Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

(23)

SURAT PERYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Abdani

NIM : 09400006

Program Studi : Ilmu hukum Fakultas : Hukum

Dengan ini meyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tugas akhir penulisan hukum dengan judul Analisis Putusan Hakim Nomor 27 Pid,Tipikor/2011/PN.Samarinda Tentang Tindak Pidana Korupsi Dengan Kerugian Keuangan Negara adalah hasil karya saya, dan dalam naskah Tugas Akhir Penulisan Hukum ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila teryata di dalam Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Tugas Akhir Penulisan Hukum ini Di GUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir penulisan hukum ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 26 Januari 2015 Yang Menyatakan

(24)

Ungkapan Pribadi

Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan

Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan,

tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain

Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap

Motto

(25)

ABSTRAKSI

Nama : Abdani

NIM : 09400006

Judul :Analisis Putusan Hakim Nomor 27 / Pid,Tipikor / 2011 / PN. Samarinda Samarinda Tindak Pidana Korupsi Dengan Kerugian Keuangan 1111111111111 Negara

Pembimbing : Cekli Setya Pratiwi, SH., LL.M : Haris Thofly, SH., M.Hum.

Objek dalam penelitian tugas akhir ini adalah Putusan Hakim Pengadilan Negeri Samarinda NO.27/Pid,Tipikor/2011/PN.Smda. Dengan Terdakwa Arna Effendi didakwa dengan Tindak Pidana Korupsi selaku sekretaris Persisam Putra Samarinda. Penelitian mengambil Rumusan Masalah Putusan Hakim No 27/Pid, Tipikor/2011/PN.Smda menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah sebagaimana dakwaan pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 jo.undang Nomor 20 Tahun 2001 dan menolak dakwaan pasal 2 Undang-undang Nomor 31 Tahu 1999 jo. Undang-Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 apakah sudah tepat ditinjau dari teori pembuktian dan dasar pertimbangan hakim yang menjatuhkan pidana penjara 1 tahun 6 bulan dan denda Rp.50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) ditinjau dari aspek keadilan, kepastian dan kemanfaatan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, sumber data primer diperoleh dari dokumen direktori Mahkama Agung Republik Indonesia. No 27/Pid,Tipikor/2011/PN.Smda dan pasal 2, pasal 3 UU No 31 Tahun 1999.jo.UU No.20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Perundang-undangan. Sumber data skunder dari buku-buku dan sumber data tersier dari ensiklopedi, jurnal, kamus, internet, penelitian terdahulu berkenaan dengan penelitian dan teknik pengumpulan datanya berupa studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Data dianalisa dengan teknik analisa isi (content analysis) dan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian Putusan hakim Terdakwa secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 3. Adapun dalam pasal 2 seharusnya sudah terbukti terdakwa bersalah akan tetapi Hakim menyatakan terdakwa tidak terbukti melanggar pasal 2 yakni unsur dengan cara melawan hukum. Bila dilihat dari asas kepastian, keadilan dan kemanfaatan tidak sesuai dari ketiga asas tersebut. Saran dari penulis diperlukan peningkatan kompetensi Hakim berdasar yurisprudensi dalam kewenangannya menyusun putusan Tindak pidana korupsi

(26)

ABSTRACT

Name : Abdani

NIM : 09400006

Title : Analissis Judge Decision No. 27 / Pid, Corruption / 2011 / PN. Samarinda About Corruption By State Financial Losses

Advisor : Cekli Setya Pratiwi, SH., LL.M : Haris Thofly, SH., M.Hum

Objects in this thesis is a District Court Judge Samarinda Decision 27 / Pid, Corruption / 2011 / PN.Smda. The defendant was charged with Arna Effendi with Corruption as the secretary Persisam Putra Samarinda. The study took a Decision Problem Formulation Judge No. 27 / Pid, Corruption / 2011 / PN.Smda stated defendant was legally and convincingly guilty as charge Article 3 of Law No. 31 Year 1999 jo. Law No. 20 of 2001 and rejected charges of article 2 of Law No. 31 Know 1999 jo. Law No. 20 of 2001 whether it is appropriate in terms of the theory of evidence and rationale judges who impose imprisonment of 1 year and 6 months and fined Rp.50.000.000,00 (Fifty million dollars) in terms of aspects of justice, certainty and expediency. This study uses normative juridical, sources of primary data obtained from the document directory of the Supreme Court of the Republic of Indonesia. No. 27 / Pid, Corruption / 2011 / PN.Smda and Article 2, Article 3 of Law No. 31 of 1999.jo.UU 20 Year 2001 concerning the Eradication of Corruption and Legislation. Secondary data sources from books and tertiary data sources from encyclopedias, journals, dictionaries, internet, previous studies with regard to research and data collection techniques such as literature study and documentation. Data were analyzed with content analysis techniques (content analysis) and qualitative analysis. Based on the research results verdict defendant legally and convincingly violating Article 3. As in section 2 should have proven the defendant guilty but the judge said the defendant was not proven to have violated Article 2 of the elements in a way against the law. When viewed from the principle of certainty, justice and expediency are not appropriate from the third principle. Advice of the author is required to increase the competence of Judges based jurisprudence in preparing decision authority acts of corruption

(27)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, karena dengan Bimbingan dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

Judul “Analisis Putusan Hakim Nomor 27 Pid,Tipikor / 2011 / PN. Samarinda Tentang Tindak Pidana Korupsi Dengan Kerugian Keuangan Negara. Shalawat serta salam senantiasa tetap tercurahkan kepada Revolusi Akbar Nabi Muhammad SAW Sebagai suri tauladan yang membawa kita dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang.

Penulisan tugas akhir ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum di Universitas Muhammadiyah Malang, dengan tersusunnya penulisan tugas akhir ini maka penulis mengucapkan terimakasih :

1. Kepada Ayahku H.Kurni dan Ibuku Hj.Alfain yang senantiasa selalu memberikan dukungan, jasmani maupun Rohani dalam mengerjakan penulisan Tugas Akhir ini.

2. Kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P

(28)

4. Kepada Ibu Cekli Setya Pratiwi, SH., LLM Pembimbing satu yang dengan senantiasa sabar dalam membimbing dan memberi masukan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

5. Kepada Bapak Haris Thofly, SH., M.Hum selaku Pembimbing dua penulisan tugas akhir ini yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

6. Kepada Ibu Catur Wido Haruni, S.H. M.Si., M.Hum Selaku Penguji I 7. Kepada Bapak Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum Selaku Penguji II 8. Kepada Bapak Dr. Tongat, SH., M.Hum Selaku Pembantu Dekan I.

9. Kepada Bapak Bayu Dwi Widdy Jatmiko, SH., M,Hum Selaku Dosen Wali.

10. Kepada Bapak Wasis Suprayitno, SH., M.Si. Yang mengarahkan pra SEMPRO

11. Kepada Bapak Nu’man Aunuh, SH., M.Hum selaku Kepala Prodi Ilmu Hukum.

12. Kepada Adikku yang selama ini menjadi penyemangat

13. Kepada Teman-teman Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan masukan demi sempurnanya sikripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

14. Kepada teman-teman daerah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan doanya.

(29)

Semoga ALLAH SWT membalas dengan imbalan yang setimpal dan dijadikan sebagai bekal Amal Ibadah di Kehidupan yang kekal kelak. Akhirnya Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Perlu kritikan dan saran.

Malang, 7 Februari 2015 Penulis,

(30)

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pengesahan (Setelah Dilakukan Ujian Penulisan Hukum) ... iii

Lembar Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiasi... ... iv

Ungkapan Pribadi/Motto... v A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Asas kepastian, Keadilan Dan Kemanfaatan 1. Pengertian Asas Kepastian... 20

2. Pengertian Asas Keadilan ... 22

3. Pengertian Asas Kemanfaatan... 26

B. Tinjauan Umum Tentang Korupsi 1. Pengertian Korupsi... 27

2. Pengertian Tindak Pidana Dan Tindak Pidana Korupsi... 31

a.Pengertian Tindak Pidana... 31

b.Pengertian Tindak Pidana Korupsi ... 34

C. Tinjauan Umum Tentang Pemidanaan 1. Pengertian Pemidanaan ... 37

2. Tujuan Pemmidanaan... 41

a.Tujuan Pemidanaan Tradisional... 42

b.Tujuan Pemidanaan Pelindung Masyarakat... ... 47

D. Tinjauan Umum Tentang Putusan Hakim 1. Pengertian Hakim... 52

2. Pengertian Putusan ... 54

3. Jenis Putusan ... 54

4. Bentuk Putusan... ... 56 E. Tinjauan Umum Tentang Pembuktian Menurut Keyakinan Hakim

(31)

1. Pembuktiaan... 61

2. Sistem Pembebanan Pembuktian Perkara Korupsi. ... 63

3. Hukum Pembuktian Umum... ... 71

4. Hukum Pembuktian Khusus ... 74

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Objek Putusan ... 79

1. Kasus Posisi ... 79

2. Identitas Terdakwa... 81

3. Dakwaan ... 81

4. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum ... 87

5. Pembelaan ... 88

6. Pertimbangan Hakim ... 89

7. Amar Putusan... 91

B. Analisa Pemenuhan Unsur Dakwaan Di Tinjau Dari Teori Pembuktiaan ... 93

1. Analisa Unsur Dakwaan Primer Pasal 2 Ayat (1) Jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 Sebagaimana Telah Diubah Dan Ditambah Dengan UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ... 93

2. Analisa Unsur Dakwaan Subsider Pasal 20 Jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 Sebagaimana Telah Diubah Dan Ditambah Dengan UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ... 135

C. Analisa Pertimbangan Hakim yang menjatuhkan Pidana 1 (Satu) Tahun 6 (Enam) Bulan Dan Pidana Denda Rp. 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) Di Tinjau Dari Aspek Kepastian, Keadilan Dan Kemanfaatan ... 193

1. Analisa Putusan Hakim Di Tinjau Dari Aspek Kepastian ... 198

2. Analisa Putusan Hakim Di Tinjau Dari Aspek Keadilan ... 200

(32)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Putusan Hakim

Lampiran 2. Surat Tugas

Lampiran 3. Berita Acara Seminar Proposal

(33)

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Achmad Ali. 2002. Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan

soiolSosiologis. Jakarta. Toko Gunung Agung.

..., 2006. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori

PeraPeradilan (Judicial prudence).Jakarta. Kencanaa Prenada Media dddGroup.

Adami Chazawi. 2002. Pengantar Hukum Pidana Bag 1.Jakarta.Grafindo.

…..……..……,2008. Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi.

Bandung.bbbbbP.T Alumni.

Andi Hamzah. 2005. Hukum Acara Pidana Indonesia.Jakarta. Sinar Grafika.

………...,2005. Perbandingan Pemberantasan Korupsi Di Berbagai

222222Negara. Jakarta. Sinar Grafika.

………...2006.Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana

nnnnn0Nasional dan Internasional, Edisi Revisi.Jakarta. Penerbit PT.Raja bbbbbbGrafika Persada.

Bambang Poernomo. 1985.Asas-asas Hukum

Pidana.Jakarta.GhaliabbbbbbnIndonesia.

Bambang Waluyo. 2008. Pidana Dan Pemidanaan. Jakarta. Sinar Grafika

Darwan Prints.1989. Hukum Acara Pidana (Suatu Pengantar).Nnnnnn,Jakarta.Penerbit Jambata.

……….,2002Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bandung.Fffffff0PT.Citra Aditya Bakti

Evi Hartanti. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta. Sinar Grafika

Hermien Hadiati Koeswadji. 1994. Korupsi di Indonesia Dari Delik Jabatan

(34)

Johny Ibrahim. 2006. Pendekatan Penelitian. Malang. Bayu Media Lamintang.1984.Hukum Panitensier Indonesia. Bandung.Armico.

Lilik Mulyadi. 2000. Tindak Pidana Korupsi.Bandung. PT.Citra Aditya Bakti

……….., 2012. Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung.Alumni

L.J Van Apeldoron. 2004. Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta.Pradnya Paramita Mahfud.2006. Konsep Negara Hukum Prismatic. Semarang. Universitas 00000Diponegoro

Maria Farida Indrati.2007.Ilmu Perundang-Undangan.Yokyakarta.Kanisius Muhari Agus Santoso.2002. Paradigma Baru Hukum Pidana.Malang.bbbbbbAverroes Press.

Muladi. 1992. Lembaga Lepas Bersyarat.Bandung: Alumni.

………….,1986. Jenis-jenis Pidana Pokok Dalam KUHP Baru.

Jakarta.,,,,,,,,,,,,BPHN.

Muljatno Sindhudarmoko.(et.al.).2001. Ekonomi Korupsi.Jakarta.Pustaka vvvvvvvQuantum.

M. Yahya Harahap. 2005. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan

bbbbbbbKUHAP.Jakarta. Sinar Grafika

Niniek Suparni. 2007.Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana Dan

bbbbbbPemidanaan. Jakarta. Sinar Grafika.

Oemar Seno Adji, 1985, KUHAP Sekarang. Jakarta.Penerbit Erlangga. Peter Mahmud Marzuki. 2008. Penelitian Hukum. Jakarta.Kencana. Roeslan Saleh. 1984. Stelsel Pidana Indonesia. Bandung.Sinar Grafika. Satjipto Rahardjo.2000.Ilmu Hukum. Bandung. PT Citra Aditya Bakti

……….., 2006. Hukum dalam Jagad Ketertiban.Jakarta.UKI Press.

Sholehuddin.2003 Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana. Jakarta. PT.Raja bbbbbbGrafindo Persada.

(35)

Sudikno Mertokusumo. 1991. Mengenal Hukum. Yogyakarta.Liberty.

...,2010. Mengenal Hukum. Yogyakarta.Universitas hhhhhhAtma Jaya.

Waluyo Bambang. 1981. Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia dan

bbbbbbPenerapannya. Jakarta:Alumni Ahaem Peterhaem,

Wirjono Prodjodikoro. 1974. Bunga Rampai Hukum.Jakarta: Penerbit Ichtiar bbbbbBaru.

B. PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar 1945Pasal 28D ayat 1 Kitab Undang –Undang Hukum Pidana Pasal 1

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dalam pasal 1 butir 8 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pasal 183

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana pasal 195

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 182 ayat 1 KUHP

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana ggggggKorupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana hhhhhhKorupsi

Undang-Undang Nmor.31 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana hhhhhgKorupsi

Undang Nomor 20 Tahun 2001Tentang Perubahan Atas Undang-hhhhhhUndangNomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana bbbbbbKorupsi

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Ketentuan Pokok-Pokok bbbbbbKekuasaan Kehakiman

Undang-Undang No.4 Tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman pasal 31 C. PUTUSAN

(36)

Putusan MK No. 003/ PUU- IV/ 2006 tanggal 25 Juli 2006 Putusan MA RI No 275 K/ Pid/ 1983 tanggal 28 Desember 1983 E. KAMUS

Ensiklopedi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta. Balai Pustaka D. JURNAL

Ulhaq. 2012. Penerapan Sifat Melawan Hukum Materiil. Jakarta.UNNES hhhhdLAW http//Journal. Unnes.ac. id/sju/index. php/ulj

E. KORAN

Lutfi J Kurniawan.2003. Menyingkap Korupsi di Daerah, Malang Trans, edisi 222210 November, Malang.

Fahmi. 2006.Kepastian Hukum.Harian Kompas. edisi Oktober 2006,nnnn00Jakarta

F. INTERNET

AA Oka Mahendra. 2006.“Pemberantasan Korupsi Di

Indonesia”.zzzzttp://www.kimpraswil.com. diakses tanggal 24 November 2014

Bisma Siregar.2014. ”Sang Pengadil Yang Progresif”.http://www.bisma

000siregar.com. Diakses tanggal 11 November 2014, pukul 13.05 wib

http://parismanalush.blogspot.com/2014/09/pengertian-unsurpenyalahgunakan.html. Diaksees tanggal 29 Desember 2014, pukul bbb10.00.06

Komisi Hukum Nasional.”Pembuktian Terbalik Dalam Revisi UU

Pemberantasan Korupsi”.http://www.komisi hukum.com.diakses tanggal 24 November 2014

PenegakanHukum, http://wonkdermayu.wordpress.com./kuliahhukum/penemu

an-hukum-atau-rechtsving/Diakses tanggal 11 111111November 2014,

pukul 13.05.Wib

Referensi

Dokumen terkait

This course will cover the basic concepts of semiotics including the nature of signs, models of signs, the signification process, typology of signs, value

[r]

16. Hanya gunakan sikat pembersih yang disediakan oleh produsen untuk membersihkan filter kantong debu. Jangan gunakan sikat baja atau keras lainnya... 17. Jauhkan sikat pembersih

Hal ini karena peningkatan hasil perkebunan dan pertanian mendorong pemerintah Hindia Belanda menambah transportasi darat yang dapat menembus ke wilayah-

a. Besarnya gaji yang dibayar kepada setiap pegawai harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tingkat pendidikan, jabatan pekerja,

Kartini adalah satu-satunya perempuan pribumi yang ada disana, teman perempuan Kartini hanya anak-anak menir Belanda, jadi tak heran bahwa kartini

[r]

[r]