• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA(STUDI BIDANG PERDAGANGAN, DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI KOTA KEDIRI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA(STUDI BIDANG PERDAGANGAN, DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI KOTA KEDIRI)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila. Pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir batin, termasuk terpenuhinya rasa aman, rasa tentram, dan rasa keadilan.

Untuk meningkatkan kesejahteraan dan memakmurkan rakyat salah satunya adalah dengan pembangunan ekonomi tentunya yang berpihak kepada rakyat. Pemihakan kepada perekonomian rakyat berarti memberikan perhatian khusus kepada upaya peningkatan ekonomi rakyat. Perhatian khusus ini harus diwujudkan dalam langkah-langkah strategis yang diarahkan secara langsung pada perluasan akses rakyat kepada sumber daya pembangunan disertai penciptaan peluang yang seluas-luasnya bagi masyarakat lapisan bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan sehingga mampu mengatasi kondisi keterbelakangan dengan memperkuat posisi daya saing ekonominya.

(2)

menyediakan barang dan jasa yang relatif murah sehingga dapat diakses oleh masyarakat dari golongan ekonomi lemah1.

Berdasarkan data BPS 2007 ada sekitar 20 juta PKL di seluruh Indonesia atau sekitar 10% dari jumlah penduduk Indonesia2. Ini sangat signifikan, tetapi keberadaannya diabaikan, penghambat lalu digusur tanpa solusi. Padahal kegiatan usahanya itu penopang ekonomi keluarganya bahkan sudah diakui sebagai berkontribusi pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan penduduk yang tinggi di daerah perkotaan menimbulkan berbagai permasalahan yang rumit, karena pihak pemerintah khususnya pemerintah kota belum bisa atau lamban mengantisipasi adanya peningkatan penduduk yang cepat misalnya dengan pengadaan lahan pemukiman, kesempatan kerja, penyediaan sarana dan prasarana dan sebagainya.

Salah satu permasalahan yang timbul selain dari kriminalitas, penggangguran, sampah, banjir dan sebagainya adalah masalah keberadaan pedagang kaki lima (PKL)3. Efek yang ditimbulkan dari keberadaan PKL ini dengan pola ketidakteraturannya misalnya menciptakan kawasan kumuh, kesemrawutan, kemacetan lalu lintas dan mengurangi keindahan atau estetika kota. Permasalahan PKL ini runtut sejak awal dan semakin besar serta tidak mudah teratasi akibat arus migrasi yang tidak pernah berhenti. Dan kebijakan demi kebijakan telah diterapkan pemerintah khususnya pemerintah kota, namun hingga kini belum menampakkan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu perlu

1

Suharto, Edi, Ph.D. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung. Hal 193.

2

http//apkliindo. Blogspot.com/2011/03/serba-serbi-berita-apkli-pedagang-kaki-lima.html. diakses 27 Maret 2011.

3

(3)

adanya evaluasi yang baik dari pemerintah itu sendiri agar kedepannya kinerja aparat pemerintahan bisa lebih baik.

Sektor informal kini menjadi kebijakan eksplisit dalam pembangunan Nasional4, yang mana sektor informal diharapkan dapat berperan sebagai "Katup Penyelamat" dalam menghadapi masalah lapangan kerja bagi angkatan kerja yang tidak dapat terserap dalam sektor modern/formal. Salah satu wujud dari sektor informal adalah kegiatan pedagang kaki lima, kegiatan ini timbul karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan oleh kegiatan formal yang mana kegiatan mereka sering menimbulkan gangguan terhadap lingkungannya dan sering dipojokkan sebagai penyebab timbulnya berbagai permasalahan seperti mengganggu pergerakan pejalan kaki atau menyebabkan kemacetan lalu lintas di kawasan.

Kota Kediri merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang sedang berkembang. Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Salah satunya di bidang perdagangan. Pada bidang perdagangan ini bisa memacu perkembangan perekonomian masyakarakat dan juga untuk meningkatnya jumlah pendapatan APBD Kota Kediri. Bidang perdagangan di kota Kediri mulai dari pasar tradisional, pasar grosir sampai pasar modern semua berjalan baik dan setiap tahun meningkatkan APBD Kota Kediri.

Perkembangan perdagangan di kota Kediri tidak lepas oleh adanya Pedagang Kaki Lima (PKL). Dimana PKL yang jumlahnya ratusan itu memadati jalanan yang ada di Kediri. Keradaan PKL tersebut menjadikan pemandangan yang tidak

4

(4)

indah dipandang karena kesemerawutan tempat berdagangnya dan juga para pembelinya yang sampai memakan badan jalan sehingga dapat menyebabkan kemacetan yang parah ketika di pagi hari.

Tidak dipungkiri nasib PKL semakin tragis, ketika ada wacana relokasi yang harus diterapkan di jalan Sriwijaya yang penjualnya mencapai ratusan itu harus meninggalkan tempat berdagangannya yang selama ini menjadi tumpuan hidup bagi keluarganya. Nasib PKL semakin merana ketika tempat yang dijadikan tempat relokasi nantinya jauh dari tempat yang strategis. Karena jalan Sriwijaya merupakan tempat yang sangat strategis dan juga berpotensi karena tempat tersebut berada di tengah kota Kediri. Yang mana jalan Sriwijaya juga dekat dengan pusat perdagangan.

Ketua paguyupan PKL jalan Sriwijaya M. Hanif mengatakan bahwa meminta agar Pemkot benar-benar serius dalam melakukan relokasi para PKL dan menampung 299 pedagang yang selama ini berjualan di sepanjang trotoar yang lokasinya berdekatan dengan rumah Walikota Samsul Ashar. Dengan semua ini pedagang yang akan direlokasi tentu tidak ada kecemburuan sosial diantara para pedagang.

(5)

tersebut menjadikan tempat tersebut menjadi tempat yang khas di kota Kediri karena tempat tersebut sudah lama berdiri.

Dari paparan diatas sampai saat ini masih menjadi topik pembahasan yang masih belum menemui titik temu dari bidang Perdagangan dan pedagang kaki lima, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi sebagai penengah dan sebagai fasilitator antara keduanya yaitu tentang relokasi PKL di jalan Sriwijaya kota Kediri. Penggusuran atau bisa dikatakan pemindahan pedagang PKL ini masih belum menemui titik temu. Pihak bidang Perdagangan sudah menyiapkan lahan untuk relokasi baru buat para PKL, tetapi pada kenyataannya bidang Perdagangan belum mampu menyiapkan lapak atau ruko yang mampu menampung banyaknya PKL yang ada di jalan Sriwijaya. Bidang Perdagangan menginginkan di jalan Sriwijaya bebas dari para PKL yang memadati jalanan mulai dari pagi sampai siang hari tersebut menjadi lebih indah dan rapi. Karena saat ini melihat kesemrawutan PKL merusak keindahan kota dan juga mengganggu pemakai jalan yang melewati jalan Sriwijaya. Dari pihak pedagang masih belum mau pindah kalau semua pedagang ini belum menpunyai ruko ditempat relokasi yang baru.

Menurut Peter Kimm dalam Kompas mengatakan bahwa5, “kita, sekarang di tepi milenium baru, yang akan menghadapi banyak hal yang dilukiskan sebagai era perkotaan baru. Kita semua adalah saksi dan pemeran serta dalam drama perkotaan dengan pemanasan yang tinggi. Ada resiko menambah kemiskinan, keputusan dan kepincangan dalam banyak hal, dengan potensi beban yang

5

(6)

potensial bagi kita,”. Dari pendapatnya Peter Kimm penulis setuju karena bila

pemerintah salah dalam mengambil keputusan yang menginginkan relokasi PKL maka nantinya apakah pedagang mendapat kesejahteraan setelah direlokasi atau malah para pedagang gulung tikar karena kurang strategisnya penempatan berdagang pada tempat relokasi yang baru. Itu yang sekarang menjadi pekerjaan Intagtamben bidang Perdagangan kota Kediri dalam menyelesaikan permasalahan pemindahan PKL jalan Sriwijaya ke tempat yang baru.

Dari permasalahan tersebut sangat diperlukan kebijakan relokasi pedagang kaki lima. Dalam Tupoksi dijelas bahwa Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian dalam pelayanan perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi kepada masyarakat. dari permasalahan diatas penulis mencoba mengambil judul:

“Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima (Studi Bidang Perdagangan, Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Kediri)

B. Rumusan Masalah

Dari gambaran diatas kita dapat menggariskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

(7)

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kebijakan relokasi pedagang kaki lima bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi kota Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana kebijakan relokasi pedagang kaki lima yang telah dan sedang dilakukan bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi kota Kediri 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang mempengaruhi kebijakan

relokasi pedagang kaki lima bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi di kota Kediri

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis

a. Memberikan tambahan wawasan yang dapat berguna bagi mahasiswa khususnya Ilmu Pemerintahan dan pihak-pihak yang membutuhkannya

b. Sebagai bahan bacaan penambah wawasan dan pengetahuan. 2. Secara Praktis

(8)

c. Penelitian ini dapat sebagai bahan tambahan pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan dalam rangka memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh pedagang kaki lima.

E. Definisi Konsep

Dalam setiap penelitian tentu saja ada sebuah konsep dasar pemikiran, hal ini sangat penting untuk memberikan batasan-batasan berkaitan dengan konsep dasar yang dimaksud peneliti. Selain itu konsep istilah, terdiri dari beberapa kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau mengatakan suatu ide (gagasan) tertentu:

1. Fungsi Pemerintahan

Pelayanan pemerintah daerah merupakan tugas dan fungsi utama pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan tugas dan fungsi utama pemerintah daerah secara umum, yaitu memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pemerintah akan dapat mewujudkan tujuan negara yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat. pelayanan kepada masyarakat tersebut berintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Pemerintah baik pusat atau daerah mempunyai tiga fungsi utama6:

a. Memberikan pelayanan/ services baik pelayanan perorangan maupun pelayanan publik/khalayak,

b. Melakukan pembangunan fasilitas ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi (development for economic growth), dan

c. Memberikan perlindungan/protective masyarakat.

6

(9)

Menurut Muhammad Ryaaas Raasyid fungsi pemerintahan yang hakiki dipandang dari kacamata etika, yaitu7:

a. Pelayanan (service),

b. Pemberdayaan (empowerment), dan c. Pembangunan (development).

Pelayanan akan menimbulkan keadilan dalam masyarakat, pemberdayaaan akan mendorong kemandirian masyarakat, dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Inilah yang sekaligus menjadi misi pemerintahan di tengah-tengah masyarakat. Etika pemerintahan seyogyanya dikembangkan dalam upaya pencapaian misi itu. Artinya, setiap tindakan yang kurang sesuai, tidak mendukung, apalagi yang menghambat pencapaian misi itu, seyogyanya dipandang sebagai etika.

2. Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima (PKL)8 adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya.

Jika kita membuka Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS Poerwadarminta9, makna istilah kaki lima itu mempunyai arti: “lantai

7

Rasyid, ryaas. 1997. Makna Pemerintahan. PT Yarsif Watampone: Jakarta. Hal . 48-49

8

http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagang_kaki_lima.

9

(10)

(tangga) dimuka pintu atau ditepi jalan” dan “lantai diberi beratap sebagai penghubung rumah dengan rumah”.

Menurut Evens & Korff10 definisi pedagang kaki lima adalah bagian dan sektor informal kota yang mengembangkan aktivitas peroduksi barang dan jasa diluar kontrol pemerintah dan tidak terdaftar. Di berbagai kota besar, keberadaan PKL bukan hanya berfungsi sebagai penyangga kelebihan tenaga kerja yang tidak terserap disektor formal tetapi juga mempunyai peran yang besar yang menggairahkan dan meninggkatkan kegiatan perekonomian masyarakat perkotaan.

3. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi

Berdasarkan Perda / SK Walikota11, Nomor: 06 tanggal 25 Agustus Tahun 2008 Dinas Perindustian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Kediri dipimpin oleh Kepala Dinas yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada Walikota Kediri. Dalam menjalankan tugasnya Kepala Dinas dibantu oleh satu orang Sekertaris dan 4 (empat) Kepala Bidang. 4. Kebijakan

Kebijakan publik menurut Young dan Quinn12 adalah tindakan yang dibuat dan diimplikasikan oleh badan pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial untuk melakukannya. Sedangkan

10

Achsan Ali.2008. Model Transformasi Sosial Sektor Informal. In- TRANS Publishing: Malang. Hal 42.

11

Renstra. Intagtanben. Kota Kediri. 2010-2014.

12

(11)

menurut James Anderson13, kebijakan publik yang lebih spesifik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompuk pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.

5. Tata Ruang Kota

Untuk memahami kota penulis mengeluarkan asumsi bahwa kota adalah tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai daerah untuk menetap pada suatu wilayah, yang mana wilayah tersebut terkonsentrasi pada pada beberapa fasilitas kota atau fungsi kota seperti pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pelayanan jasa, pusat komunikasi dan transportasi. Itulah kenapa kota begitu mempesona bagi kalangan masyarakat desa yang setiap tahunnya berbondong-bondong berpindah dari desa ke kota, karena masyarakat bisa mendapat fasilitas-fasilitas yang dengan mudah di dapat.

Menurut Prof. Drs. R. Bintoro, menyatakan bahwa14:

Kota ditinjau dari segi geografis dapat diartikan suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.

13

Wildan, Muhammad jauhari. 2004. Program Pemerintah Kota Kediri Dalam Penertiban Dan PembinaanPedagang Kaki-Lima. Universitas Muhammadiyah Malang. Hal. 12.

14

(12)

F. Definisi Operasional

Dari definisi konseptual yang telah diterangkan diatas dapat dioperasionalkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima. a. Pelaksanaan Kebijakan Relokasi PKL

Dalam pelaksanaan Kebijakan nantinya dilaksanakan oleh bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi yang terkait dengan pedagang kaki lima adalah melaksanakan program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan, dan juga penataan bagi pedagang kaki lima dan asongan. Yang tercantum dalam Renstra Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Tahun 2010-2011.

b. Sosialisasi Kebijakan Relokasi PKL

Untuk melakukan sosialisasi kebijakan maka bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi, melakukan sistem pembinaan dan sistem musyawarah kepada para pedagang kaki lima (PKL). Agar pedagang kaki lima memahami kenapa dilakukan relokasi PKL oleh bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Industri kota Kediri.

2. Proses Penyelesaian Relokasi PKL. a. Anggaran Relokasi PKL.

(13)

Anggaran tersebut bisa diambil dari APBD tahun 2011 yang telah ditetapkan oleh Walikota Kediri.

b. Peran Dinas Terhadap Pelaksanaan Relokasi

Dalam penyelesaian relokasi PKL di kota Kediri peran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi adalah fasilitator antara bidang Perdagangan dengan pedagang kaki lima. Untuk itu pemerintah hanya memberikan masukan kepada kedua belah pihak agar relokasi ini saling menguntungkan kedua belah pihak tanpa ada salah satu yang dirugikan.

3. Kendala Pelaksanaan Relokasi a. Tempat Yang Kurang Strategis

Pembangunan pasar loak yang baru di kelurahan Kaliombo menuai kritik dari sebagian PKL jalan Sriwijaya karena dinilai pembangunan pasar loak tersebut kurang strategis. Tempat yang tengah dibangun itu terletak dipinggiran kota dan pedagang pesimis terhadap laku tidaknya barang yang dijual.

b. Pembangunan Kios

(14)

c. Kurangnya Jumlah Kios

Yang menjadi permasalahan krusial adalah kurangnya kios yang dibangun. Karena hingga saat ini kios yang tersedia kurang dari 300 unit. Ini dikhawatirkan pedagang yang belum mempunyai kios akan tetap berjualan di jalan Sriwijaya.

d. Penataan Los Dagangan

Untuk penataan los Intagtamben masih menyusun tempat yang akan digunakan oleh para pedagang. Dengan adanya los ini pedagang yang menjual dengan barang dagangan sejenis bisa berkumpul jadi satu agar terlihat rapi juga akan memudahkan pembeli dalam membeli barang yang akan dibeli.

G. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan data-data yang lengkap untuk memberi jawaban semua masalah-masalah yang diteliti, oleh karena itu digunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif15. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata – kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.

15

(15)

Menurut Denzin dan Lincon dalam Djam’an Satori16

, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif.

Jadi penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai sifat, keadaan atau hubungan tertentu dalam masyarakat. Dengan begitu peneliti bisa melakukan ekploitasi dan klarifikasi mengenai pernyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan variabel yang dijabarkan melalui sejumlah indikator yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah

a. Observasi

Menurut Alwasilah C. dalam Djam’an Satori17

menyatakan bahwa, observasi adalah penelitian atau pengamatan yang sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan realibitasnya.

Menurut Nasution dalam Djam’an Satori18

mengungkapkan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

16

Ibid. Hal. 23.

17

Djam’an Satori, Prof, M.A. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung. Hal. 104.

18

(16)

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi non partisipatif dimana peneliti hanya bertindak sebagai pengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan kelompok yang diteliti, baik kehadiran diketahui atau tidak. Teknik ini dimaksudkan untuk mengamati tingkah laku yang aktual secara langsung.

b. Wawancara

Wawancara atau interview19 adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksploitasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.

Dalam kaitannya dengan interview, ditegaskan bahwa wawancara adalah usaha pengumpulan informasi dengan pertanyaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula oleh responden.

Wawancara yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dimana pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

19

(17)

c. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data rekaman kejadian masa lalu yang dicetak atau yang ditulis, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, deskripsi program. Adanya dokumentasi yang dapat diperoleh secara langsung oleh obyek penelitian. 3. Subyek penelitian

Subyek pajak penelitian20 adalah benda, hal, orang atau tempat variabel penelitian. Dengan demikian maka subyek penelitian adalah seorang atau lebih yang dipilih dengan sengaja sehingga nara sumber dapat berkumpul, karena dianggap menguasai bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah:

a. Kepala bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi kota Kediri

b. Kasi Sarana Usaha dan Pemasaran bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi kota Kediri

c. Ketua Paguyupan PKL kota Kediri

d. Diambil 10 sampel pedagang karena jumlah pedagang yang menempati area jalan Sriwijaya berjumlah sekitar 300 orang maka peneliti menggunakan teknis purposive sampling yaitu:

20

(18)

1) Pedagang yang di tuakan adalah pedagang yang di tokohkan atau yang di panut oleh pedagang PKL yang ada di jalan sriwijaya. Orang tersebut sangat berperan terhadap jalannya kegiatan PKL. 2) Pedagang berpendidikan adalah peneliti akan mencari informasi

tentang pengaruh pendidikan terhadap barang yang dijual dan juga informasi tentang relokasi PKL.

3) Pedagang skala usaha kecil adalah pedagang dengan barang dagangan yang minim tapi mempunyai pengunjung yang ramai. 4) Pedagang yang lebih 10 tahun adalah pedagang yang menetap di

jalan Sriwijaya yang dapat bertahan lebih dari 10 tahun.

5) Pedagang pendatang adalah pedagang-pedagang yang berasal dari luar kota Kediri yang datang hanya untuk berjualan di jalan Sriwijaya.

6) Pedagang masyarakat lokal adalah pedagang-pedagang yang tinggal disekitar jalan Sriwijaya Kota kediri.

7) Pedagang dengan modal kecil adalah pedagang yang hanya punya modal kecil tapi mempunyai omset yang besar.

8) Pedagang keliling adalah pedagang yang tidak menetap di satu tempat tapi berkeliling dengan memakai gerobak, pikulan misalnya penjual bakso, siomay dll.

9) Pedagang lapak adalah pedagangan yang biasanya membuat kios semi permanen yang setelah selesai berjualan pedagang membongkar dan membawa pulang.

10) Pedagang emperan toko adalah pedagang yang menjual barang-barang dagangannya itu didepan toko atau emperan toko.

Dari 10 kriteria tersebut peneliti akan mengambil setiap kriteria 1 narasumber pedagang, jadi nanti akan ada 10 narasumber yang akan peneliti minta data atau informasi dari para pedagang tersebut. Peneliti menggunakan kriteria tersebut agar memudahkan peneliti dalam mengambil informasi dari para pedagang kaki lima yang ada di jalan Sriwijaya.

4. Lokasi Penelitian

Dalam pemilihan setting objek dan tempatnya, sebagimana tertera pada judul Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima (Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Kediri). Maka

(19)

Perdagangan, Pertambangan dan Energi di kota Kediri, hal ini dikarenakan bidang Perdagangan sebagai salah satu instansi yang akan melakukan penyelesaian relokasi PKL di kota Kediri. Dan juga PKL jalan Sriwijaya merupakan tempat yang akan ditata oleh bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi agar jalan Sriwijaya menjadi tempat yang indah, bersih dan nyaman.

5. Sumber Data a. Data Primer

Menurut Lexy Moleong21, kata-kata serta tindakan obyek yang diamati dan diwawancarai merupakan sumber data yang utama atau primer. Sumber data dicatat melalui catatan secara tertulis, melalui tape recorder, pengambilan foto atau film. Sumber data primer yang peneliti gunakan adalah berupa kata-kata yang peroleh dari sumber informan ataupun orang yang meneliti interview. Dasar pertimbangan informan yang paling berpengaruh dan memahami atas kebijakan relokasi PKL adalah bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi kota Kediri. Dengan adanya sumber data primer penulis berharap bisa mendapat informasi yang lebih lengkap karena langsung berhadapan dengan sumber yang dianggap mewakili dan faham mengenai apa yang akan diteliti.

21

(20)

b. Data Sekunder

Dalam penelitian kualitatif sering disebut bahwa sumber data diluar kata-kata dan tindakan adalah sumber data sekunder, walaupun begitu sumber data ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian. Sumber data sekunder tambahan ini berupa sumber tertulis foto dokumen dan data-data statistik, serta laporan terkait kebijakan relokasi PKL di kota Kediri. Dalam data sekunder ini peneliti melakukan kegiatan terjun kelapangan untuk melihat mengamati mengenai kebenaran akan suatu data dan fakta pada suatu obyek peneliti sehingga memperoleh data yang valid dalam penelitian.

6. Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul, baik melalui observasi, interview, dan dokumentasi, selanjutnya perlu diolah dan dianalisis untuk menjawab penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah diatas penulis menggunakan data deskriptif kualitatif, pada penelitian ini tidak bermaksud untuk menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Maksud utamanya adalah memberikan gambaran untuk mendiskripsikan keadaan obyek atau perasalahan. Dengan kata lain tujuan penelitian deskriptif adalah untuk pencandraan secara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.

(21)

dan dipahami dalam upaya mencari jawaban atas permasalahan yang dirumuskan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif artinya data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta mendalam dengan harapan dapat menarik kesimpulan/verifikasi dari satu kegiatan yang utuh dan bermanfaat untuk diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya. Tahap pelaksanaan analisis data dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan data

Sumber : Teori Miles dan Huberman22

Gambar 1.1 Komponen–Komponen Analisis Data Model Interaksi

Komponen-komponen dalam analisa data model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Reduktion)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. Selanjutnya dilakukan pilihan terhadap data yang diperoleh dilapangan, data mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian

22

Djam’an Satori, Prof, M.A, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung. Hal 39.

Reduksi data Penyajian data

Kesimpulan penarikan/verifikasi

(22)

reduksi data/proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir tersusun.

b. Penyajian Data (Display)

Penyajian data dimaksudkan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penelitian yang dibuat oleh peneliti berupa kata-kata, table dan grafik sesuai dengan data yang diperoleh peneliti. Adapun tujuan peneliti adalah mengklarifikasikan data sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian sehingga data akan lebih mudah untuk dipahami.

c. Menarik Kesimpulan (Verification)

(23)

KEBIJAKAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA

(STUDI BIDANG PERDAGANGAN, DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,

PERTAMBANGAN DAN ENERGI KOTA KEDIRI)

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

FRANSISCO GALIH PRATAMA

(07230041)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(24)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fransisco Galih Pratama Nim : 07230041

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dan Dinyatakan Lulus

Pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 20 Agustus 2011 Jam : 08.00

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji

1. Drs. Asep Nurjaman, M. Si : (...)

2. Drs. Saiman, M.Si : (...)

3. Prof. Dr. M. Mas’ud Said, MM : (...)

4. Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si : (...) Mengesahkan,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(25)

KATA PENGHANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, tiada kata lain hanyalah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya berkat rahmatNya dan hidayahNya, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat akhir bagi setiap perguruan tinggi dan akhirnya memperoleh gelar sarjana pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan spesialisasi Ilmu Pemerintahan pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak kiranya dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan terwujud. Untuk itu diperkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, selaku ketua jurusan Ilmu Pemerintahan. 4. Prof. Dr. M. Mas’ud Said, MM, selaku Dosen Pembimbing I dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Tutik Sulistyowati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku, Suprapto dan Misriani yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

(26)

ada pada diri penulis dan untuk itu diharapkan saran-saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bbagi almamater beserta para pembaca pada umumnya.

Malang, 11 Agustus 2011 Penulis

(27)
(28)

1. Definisi Fungsi-Fungsi Pemerintahan...23

B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional...28

C. Kebijakan Pemerintah...33

1. Proses Pembuatan Kebijakan...35

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kebijakan....36

3. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Dalam Implementasi Kebijakan...37

D. Tata Ruang Kota...38

1. Definisi Kota...38

2. Perencanaan Tata Ruang Kota...39

3. Permasalahan Perkotaan...40

a. Masalah Ruang Terbuka Hijau...40

b. Masalah Pedagang Kaki Lima...41

c. Pemukiman Kumuh...43

E. Pedagang Kaki Lima...44

1. Asal Usul Pedagang Kaki Lima...44

2. Sektor Informal...46

3. Definisi Pedagang Kaki Lima...48

4. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima...51

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kota Kediri...55

1. Letak Geografi...55

2. Topografi...56

3. Penduduk dan SDM...58

4. Kondisi Fasilitas Pelayanan Umum...59

a. Fasilitas Pendidikan...59

b. Fasilitas Perdagangan dan Perbankan...61

c. Kebudayaan dan Pariwisata...62

B. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi...64

1. Latar Belakang...64

2. Maksud dan Tujuan...66

3. Visi dan Misi...68

4. Tujuan dan Sasaran...69

5. Strategi dan Kebijakan...71

6. Struktur Organisasi, Tupoksi dan Sumber Daya...72

7. Sarana dan Prasarana...77

(29)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENYAJIAN DATA

A. Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima...79

1. Pelaksanaan kebijakan relokasi PKL...80

2. Sosialisasi kebijakan relokasi PKL...83

a. Sistem Pembinaan...87

b. Sistem Musyawarah...91

B. Proses Relokasi PKL...92

1. Anggaran Relokasi PKL...92

2. Peran Dinas Terhadap Pelaksanaan Relokasi...93

C. Kendala Pelaksanaan relokasi...94

1. Tempat Kurang Strategis...94

2. Pembangunan Kios...96

3. Kurangnya Jumlah Kios...98

4. Penataan Los Pedagang...100

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...103

B. Saran...105 DAFTAR PUSTAKA

(30)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peraturan Daerah Kotamadya DaerahTingkat II Kediri Nomor 15 Tahun 1990 Tentang Pengaturan Tempat Usaha dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Di Kotamadya Daerah Tingkat II Kediri.

(31)

Daftar Pustaka

Achsan, Ali. 2008. Transformasi Sosial Masyarakat Marginal. Inspire Indonesia: Malang.

Achsan, Ali. 2008. Model Transformasi Sosial Sektor Informal. Inspire Indonesia: Malang.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

Budiarjo, Miriam. 2005. Dasar-dasar Ilmu politik. PT Gramedia Pustaka Utama. Djam’an Satori, Prof, M.A. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta:

Bandung.

Edi, Suharto, Ph.D. 2006. Memberdayakan Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT. Refina Aditama: Bandung.

Edi, Suharto, Ph.D. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung. Gilbert, Alan dan Josef Gugler.2007. Urbanisasi dan Kemiskinan. PT Tiara

Wacana Yogya: Yogyakarta.

Ilham, Drs. 1990. Strategi Pembangunan Perkotaan di Indonesia. Usaha Nasional Surabaya: Surabaya.

----Keputusan Walikota No. 89 Tahun 2001 Tentang Tim Pembina Pedagang Kaki Lima.

Kompas, 2006. Politik Kota dan Hak Warga Kota. Buku Kompas: Jakarta. Kaekola, Akbar. 2009. Kamus Istilah Politik Kontemporer. Cakrawala:

Yogyakarta.

Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

(32)

Permadi, Gilang. 2007. Pedagang Kaki Lima. Yudistira: Jakarta.

----Peraturan Daerah No.15 tahun 1990 tentang Pengaturan Tempat Usaha dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kotamadya Daerah Tingkat II Kediri. ----Peraturan Wali Kota No. 65 Tahun 2008 tentang Urusan Tugas, Fungsi, dan

Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Perdagangan,

Pertambangan dan Energi.

Rasyid, Ryaas. 1997. Makna Pemerintahan. PT Yarsif Watampone: Jakarta. ----Renstra Tahun 2010-2014 tentang Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Perdagangan, Pertambangan,dan Energi.

Said, M, Mas’ud. 2007. Birokrasi Di Negara Birokratis. UMM Press: Malang. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu politik. PT Gramedia Widiasarana

Indonesia: Jakarta.

Syafii, Inu Kencana. Drs. 1991. Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT Eresco: Jakarta.

Tarigan. R. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat. Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua.1991. Balai pustaka: Jakarta.

Usman, Marzuki, 2004. Demasifikasi Pemerintahan. Jendela: Yogyakarta.

Wildan, Muhammad jauhari. 2004. Program Pemerintah Kota Kediri Dalam Penertiban Dan Pembinaan Pedagang Kaki-Lima. Universitas

Muhammadiyah malang.

Yunus, H.S. 2005. Manajemen Kota. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

(33)

Internet

http//www.Bappenas.go.id/node/116/2577//sosialisasi-rencana-pembangunan-jangka-menengah-nasional-2010-2014 wilayah Jawa-Bali. Diakses tanggal 12 Juli 2011.

http//www.pdfbe.com/68/68871d6235a48086-download.pdf.

“Kajian Karekteristik PKL Dalam Beraktifitas Memilih Lokasi Berdagang

Dikawasan Perkantoran Kota Semarang”diakses pada 4 mei 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/pedagang_kaki_lima. Files diakses tanggal 12

Februari 2011.

http //apkliindo. Blogspot.com/2011/03/serba-serbi-berita-apkli-pedagang-kaki-lima.html. diakses 27 Maret 2011.

Gambar

Gambar 1.1 Komponen–Komponen Analisis Data Model Interaksi

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur di panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan jidul ― Penerapan Model

Penelitian   pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi inkuiri untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP kelas IX pada tema Virgin Coconut Oil (VCO) bertujuan

(2) SKPD melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemeliharaan unggas baik yang bersifat komersial, non komersial maupun kesayangan, yang dilaksanakan secara terpadu,

Validasi ini dilakukan agar sistem yang dirancang telah sesuai dengan kebutuhan awal yaitu merancang suatu sistem informasi akuntansi retur penjualan berbasis

Setelah melewati langkah langkah sebelumnya, yaitu pada proses visi serta proses pengembangan data data yang inti, maka bagian pertama yang dilakukan adalah membuat desain

Meskipun secara umum ditemukan hubungan positif dan signifikan antara Persepsi Guru Ekonomi terhadap pengembangan kompetensi profesional tetapi hubungan antara

Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi oleh ketidakpastian yang akan berpengaruh pada kegiatan usaha dimasa yang akan datang dan realisasi

Selanjutnya, Pengertian tenis meja secara sederhana adalah sebuah permainan bola kecil yang dilakukan di lapangan berupa meja yang pada umumnya dilakukan 2 orang atau 4