• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visioning a New Way to Work

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Visioning a New Way to Work"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Visioning a New Way

to Work

setelah berbagai macam langkah yang telah ditempuh dalam proses pengerjaan proyek sperti mearncang afinitas, mengatur dan rancang model kerja, menganalisis berdasarkan hasil wawancara, serta melakukan proses implementasinya berdasarkan desain. Langkah selanjutnya adalah merancang serta membuat visi terbaru dengan cara mendesain ulang system yang lama menjadi suatu system yang lebih baik lagi tentunya. Adapun pada proses ini aspek pendukungnya adalah afinitas itu sendiri, urutan kerja serta seluruh persona. Dalam proses menciptakan visi ini dianjurkan menggunakan proses rapid cd.

Visi itu sendiri adalah proses awal dimana dalam membangun desain baru yang akan digunakan kedepannya, dan menggunakan pedoman dari data data yang didapatkan dari pengguna. Pada pada pengerjaannya digambar tangan serta dipresentasikan dalam grafis. Dalam visi ini dijelaskan pula hal baru apa saja yang ada dan bagaimana proses kerjanya dari proyek yang tengah dibangun berdasarkan sudut pandang dan data data yang didapatkan dari user.

Konsep yang penting pada pengerjaan visi ini adalah :

 Plus dan minus

 Pengkonsolidasian visi

 Cerita visi

 Mengecek visi dan prosesnya sudah lengkap

Adapun proses proses pada pengerjaan visi ini diantaranya :

1. Persiapan untuk pengerjaan visi, tentunya sebelumnya kita sudah

mengumpulkan berbagai data yang telah didapatkan. Peralatan yang diperlukan juga tidak jauh berbeda dengan proses afinitas. Dan pada saat merekrut orang

(2)

dalam pembuatan visi ini, pilihlah yang memang memiliki kualitas desain yang tinggi.

2. Menjalankan proses visi, sebelumnya membuat pada kertas flipchart dan

dilakukan evaluasi pada proses visi ini dan biasanya memakan waktu lebih kurang 30 menit. Kemudian memperkenalkan proses visi itu bagaimana. Dimana yang perlu ditekankan disini adalah perspektif cerita, menggambarkan tingkat kedetailan proyek, dana ada juga visi berulang. Setelah dijelaskan berbagai macam hal tentang visi, maka yang selanjutnya yang dikerjakan adalah :

a. Mengulas masalah dan ide yang penting dan menarik, yang dimaksud disini adalah pengumpulan seluruh ide dan digabungkan menjadi satu tentunya akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

b. Menentukan parameter untuk visi, adapt dilihat dalam bentuk waktu dan kendala yang dialami dalam bisinis.

c. Pilihlah visi yang paling bagus dan penting yang akan digunakan pertama d. Menjalankan sesi visi

e. Mengevaluasi visi, fungsinya disini adalah mengidentifikasi dan melihat apa saja yang berjalan sesuai dengan rencana dan melihat apa saja yang tidak berjalan dengan semestinya.

3. Mengkonsolidasi satu visi, disini adalah menggabungkan berbagai macam visi yang telah dibuat sebelumnya menjadi satu. Disini diambil visi yang baik dan positif dan meninggalkan visi yang kiranya tidak tepat ataupun negative. Sehingga dengan demikian tim akan mudah melakukan pengkonsolidasian visi.

(3)

Storyboarding

Dalam storyboarding ini merupakan perluasan dari system visi, dimana system kerjanya secara lebih terperinci dalam menyelesaikan berbagai macam tugas yang akan dilakukan pada desain baru tersebut. Guna visi disini merupakan untuk mengidentifikasikan urutan yang relevan, dimana pada setiap urutan mewakili bagian bagian penting pada setiap langkahnya.

Pada storyboard ini mencakup langkah langkah manual, komponen komponen dasar dari lapangan, system kegiatan, bahkan dokumentasi dalam penggunaannya. Pada prosesnya, dengan visi rendah, dimana dilakukan proses yang sama seperti visi yang telah dijelaskan sebelumnya.

Proses proses pada storyboard :

1. Persiapan

a. Menyediakan ruangan, segala data, serta segala alat alat yang dibutuhkan

b. Merekrut orang untuk membuat story board, sebaiknya dilakukan secara berpasangan sehingga tidak terjadi benturan ide ide.

c. Cari tahu ingin mulai dari mana, pilih urutan yang merupakan hal paling utama dalam proyek.

2. Tinjau bagaimana storyboading itu sendiri, disini dituntut setiap orang yang bekerja dalam proyek ini benar benar memahaminya.

a. Lebih rinci ke praktek kerja b. Perangkat digambar tangan

c. Pedoman berdasarkan dari data user

d. Setiap gambar pada storyboarding merupaka 1 langkah dalam cerita. e. Memiliki detail berupa teks pada setiap framenya.

(4)

3. Membuat visi tingkat rendah

a. Mengumpulkan masalah yang didapatkan pada afinitas dan urutan konsolidasi secara lebih spesifik dan menerka apa yang akan terjadi pada saat proses storyboading.

b. Membuat 1 visi tingkat rendah pada storyboad

c. Mengidentifikasi kekurangan serta kelebihan pada visi tingkat rendah

4. Membuat storyboard, dalam proses nya perlu diperhatikan pada setiap frame gambar diperlukan penjelasan secara detail, menggambar orang yang berinteraksi dalam bentuk kartun, dan sebagainya. Dan pada proses ini pada umumnya memakan waktu sekitar 1 jam. Dan cek setiap urutan storyboard supaya sesuai dengan konsolidasi sequence.

5. Sebarkan storyboad, hal ini berlaku bagi yang mengerjakan proyek dengan anggota lebih dari 2 orang dan pada proses pengerjaannya secara parallel.

6. Mengubah storyboad, jika ada tim yang ingin mengubahnya, dengan mengambil catatan

dan mengulang lagi seperti langkah sebelumnya.

7. Lanjut ke storyboard berikutnya, setelah satu storyboard selesai, maka lanjutkan ke storyboard kedua dan seterusnya dengan mengikuti langkah langkah yang telah didapatkan sebelumnya.

(5)

Testing with Paper

Prototypes

Setelah melewati langkah langkah sebelumnya, yaitu pada proses visi serta proses pengembangan data data yang inti, maka bagian pertama yang dilakukan adalah membuat desain ulang dan beberapa fungsi baru untuk diperlihatkan kepada user. Pada proses rapid cd, disini tim difokuskan bekerja pada system atau lapangan yang baru sesuai dengan yang telah disepakati pada storyboard sebelumnya. Dari beberapa unsure yang terdapat disana, akan membentuk system dan user interface (UI).

Adapun untuk menguji serta memperjelas setiap fungsi yang ada pada system yang sedang kita kerjakan dapat dilakukan dengan membangun prototype bias dengan berupa kertas, serta mencobanya dengan orang orang yang berkaitan dengan system tersebut di lapangan.

Suatu prototype kertas merupakan representasi yang berupa kerja dari proyek yang anda tawarkan. Dibuat semenarik mungkin sehingga memungkinkan dapat digunakan oleh user secara interaktif.

Selain dengan prototype dengan berupa kertas, kita juga perlu membuat tampilan atau desain secara visual, dimana terdapat interface antar pengguna yang ditampilkan pada suatu perangkat misalnya computer, baik itu dalam bentuk warna, ukuran, bentuk, gaya yang digunakan untuk mendukung dan meningkatkan fungsi dari system itu sendiri. Dan disini diusahakan agar dibuat semenarik mungkin.

Adapun proses dari prototype ini :

1. Merencanakan putaran yang ada pada iterasi, dimana dalam konsep produk baru maupun fungsi baru menjadi lebih signifikan diperlukan 3 putaran untuk untuk tiga sampai emapt user yang akan meliputi dua sampai tiga peran. Sedangkan dengan ruang lingkup yang

(6)

kecil, yaitu memakai dua putaran mock up( pergantian kertas prototype) dengan tiga – empat pengguna yang akan meliputi satu – dua peran di dalam sistemnya.

2. Siapkan berbagai data dan ruangan yang memadai

3. Meneliti ulang storyboard yang sudah ada, dan mengidentifikasi setiap komponen, fungsi, serta tata letak user interface nya sehingga data tidak terlihat amburadul.

4. Pada desainnya dip roses rapid cd disarankan menciptakan suatu desain yang berada dalam lingkungan user secara umumnya dan dapat mudah dipahanmi (UED)

5. Selanmjutnya adalah proses brainstorm dimana disini dijelaskan secara rinci seluruh proses dan komponen yang ada pada user interface. Disini kita juga sudah harus mengetahui bagaimana cara mengembangkan user interface ini pada web, ponsel, pada layar desktop ataupun yang lainnya. Selain itu juga perlu ada pengembangan ide ide baru yang diperlukan pada user interface. Selain itu juga perlu mencari beberapa langkah alternative jika terjadi kendala sewaktu waktu.

6. Setelah melengkapi proses di system user interface, maka bagikanlah seluruh proses prosesnya. Jadi tim akan dipecah menjadi bagian bagian yang lebih kecil sehingga setiap bagian tim akan mendapatkan peran masing masing dalam membentuk desainnya. Selain itu kita juga memerlukan kata kunci dalam setiap prosesnya yang akan menjadi primary key.

7. Selanjutnya adalah dengan membangun prototype

8. Setelah ada prototype, cobalah tanyakan pada user apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan? Jika belum maka kita harus mengubah desainnya sesuai dengan kemauan si user. Dengan mengikuti langkah langkah sebelumnya secara berurutan.

Referensi

Dokumen terkait

Bandara Mali Alor merupakan bandara berbasis internasional yang telah melakukan perluasandan pembangunan melewati sayembara nusantara. Bandara Mali juga menjadi salah satu jalur transportasi yang berperan penting, terutama dengan terjadinya peningkatan kepadatan pengunjung. Pada tinjauan perancangan desain, dilakukan beberapa tahap analisis dengan pendekatan 7 aspek, yaitu form and space, experience, building systems, place and context, user experience, dan ideas. Seluruh aspek tersebut akan menganalisa karakter masyarakat setempat dan mempelajari ragam budaya di Pulau Alor untuk meberikan solusi dari masalahyang kerap dialami pengunjung bandara. Proses Desain Interior pada Terminal Bandar UdaraMali diharapkan dapat membantu meningkatkan nilai jual dari Pulau Alor sendiri yang memiliki potensi perkembangan ekonomi setempat terutama dalam bidang pariwisata. Bagian proses dari perancangan Interior Bandara Mali meliputi identifikasi, analisis, kajian data. Hasil dari bahasan tersebut yaitu merupakan pengembangan konsep, pemaparan alur cerita yang baru, suasana, psikologi pengunjung, dan peningkatan fasilitas. Implementasi dari konsep desain adalah penerapan unsur budaya yang dekat dengan alam, sehingga dapat terwujudnya representasi Pulau Alor terhadap pintu atau gate sebagai sambutan selamat datang dengan memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung. Proses desain dilakukan dengan pendekatan psikologi panca indra seperti teori yang dikembangkan oleh Weinscheck (2011;2) Kata kunci: terminal bandara, Pulau Alor, budaya, alam,