EKSISTENSI INDUSTRI IKAN ASIN DI DESA HAJORAN
KECAMATAN PANDAN KABUPATEN
TAPANULI TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ADI SAPUTRA HASIBUAN NIM. 3102131001
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
iv ABSTRAK
Adi Saputra Hasibuan, 3102131001. Eksistensi Industri Kecil Ikan Asin di Desa Hajoran Kecamatan PandanKabupaten Tapanuli Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran. (2) Mengetahui pendapatan pekerja pada industri ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Penelitian ini dilakukan di Desa Hajoranpada tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semuapengusaha industri kecil ikan asin di Desa Hajoranyang berjumlah 170 pengusaha. Sampel ditentukan 20% sehingga sampel berjumlah 34 pengusaha. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung dengan analisis data deskriptif kualitatif.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Analisis Kesiapan Guru Geografi SMA Negeri Melaksanakan Kurikulum 2013 Di Kisaran Kabupaten Asahan: . Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari berbagai kelemahan, namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi, sehubungan dengan itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
1. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Ali Nurman,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.
3. Ibu Dra.Minah Sinuhaji, M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
membimbing saya dan telah banyak memberikan waktu dan pemikiran dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Julismin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan.
5. Ibu Dra. Asnidar,M.Si selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Geografi juga
sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam
proses pembuatan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis
dengan segudang ilmu di bangku perkuliahan.
7. Kepada Kepala Desa Hajoran beserta Stafnya dan seluruh Pengusaha yang
telah bersedia di wawancarai oleh penulis.
8. Bapak Hajat Siagian sebagai staf pegawai di Jurusan Pendidikan Geografi
yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis.
9. Teristimewa kepada kedua Orangtua yang tercinta, Ayahanda Alm. H. Gandi
Hasibuan dan Ibunda Hj.Elly Soriati Harahap yang tidak mengenal kata lelah, dan penuh kasih sayang membesarkan, mendidik, yang selalu mendo’akan
dan mendukung penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Kepada
saudara-saudaraku (Bang Godang, Kak Ida, Bang Akbar, Bang Rahmad, dan
Andrian) yang selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Buat teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi khususnya kepada Aisyah
Harahap dan sahabat-sahabat terbaikku (Parlin, Baga, Dedi, Ipar Asfih,
Hardo, Winda, Borhapz, dan Semua B.Reguler 2010 yang selalu memberikan
dukungan). Dan tidak lupa dengan kawan se GEMA Padang Lawas, dan
kawan kos.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca terkhusus
bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Lokasi Penelitian ... 25
ii
B. Populasi Dan Sampel ... 25
C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 25
D. Teknik PengUMRulan Data ... 27
E. Teknik Analisis Data ... 28
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 28
A. Keadaan Fisik ... 28
B. Keadaan Non Fisik ... 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan ... 52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal.
1. Jenis Penggunaan Lahan ... 32
2. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 34
3. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 35
4. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 37
5. Komposisi Penduduk Menurut Etnis ... 38
6. Prasarana Dan Sarana Pendidikan ... 38
7. Sarana Kesehatan ... 39
8. Sarana Transportasi ... 40
9. Fasilitas Jasa Dan Perdagangan ... 41
10. Komposisi Pengusaha Menurut Umur ... 42
11. Jumlah Anak Pengusaha ... 43
12. Tingkat Pendidikan Pengusaha ... 44
13. Suku Pengusaha ... 44
14. Modal usaha pengusaha ... 45
15. Jumlah modal Operasional pengusaha... 46
16. Jenis bahan baku ... 47
17. Jumlah tenaga kerja ... 48
18. Asal pekerja ... 49
19. Biaya transportasi ... 50
20. Pendapatan pengusaha ... 52
x DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal.
1. Kerangka berfikir penelitian ... 21
2. Peta Administrasi Kecamatan Pandan ... 29
i
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal.
1. Daftar Wawancara... 64
2. Uraian Modal Industri Ikan Asin di Desa Hajoran... 67
3. Uraian Bahan Baku Yang Digunakan Pengusaha Ikan Asin Di
Desa Hajoran... 69
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ciri perkembangan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari
perkembangan sektor industrinya. Pengalaman dari perkembangan ekonomi yang
telah berlangsung di Negara maju menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi
harus dengan perkembangan sektor industri. Pertumbuhan industri terutama
industri kecil sekarang ini nampak pesat, hal ini disebabkan karena industri kecil
telah diakui sebagai penunjang utama dalam pembangunan regional. Industri juga
sangat terkait erat dengan tradisi sebagian besar anggota masyarakat dalam sektor
ekonomi kerakyatan.
Dilihat dari posisi sosio-ekonomi dari sector industri kecil di Indonesia
menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatannya berlokasi di daerah pedesaan
dengan sifat dan metode pengusahaan yang tradisional. Selain itu sector industri
kecil ini pada umumnya masih sangat tergantung pada pasaran local serta pola
musiman yang berasal dari sector pertanian.
Dunia industri era pembangunan ini semakin banyak mendapat perhatian
dikalangan masyarakat terutama praktisi bisnis. Pembahasan tentang dunia
industri ini cenderung terpusat pada upaya peningkatan peran dunia industri
terhadap laju pertumbuhan ekonomi masyrakat dalam konteks yang lebih makro
sebagai andil terhadap peningkatan pendapatan nasional.
Perkembangan sector industri mulai dari sector industri kecil ke sector
industri besar, dari sector industri ringan ke sector industri berat, telah
2
jenis produk yang sejenis. Perkembangan industri tersebut berhubungan erat
dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki suatu
daerah atau Negara yang menggelutinya. Industri rumah tanggapun sudah banyak
tersebar di Indonesia teruma di desa-desa yang mana industri tersebut
menggunakan bahan mentah dari sumber daya alam setempat dan tenaga-tenaga
yang digunakan adalah dari anggota keluarganya sendiri.
Dalam membangun sector industri pada kebanyakan Negara dan termasuk
Indonesia, usaha yang dilakukan adalah dengan mendatangkan modal dan tenaga
ahli dengan harapan seluruh masyarakat dapat menikmati dalam bentuk
terwujudnya kesejahteraan dari apa yang dihasilkan oleh industri tersebut. Pada
pembangunan sector industri kiranya perlu dilakukan penelitian mendalam atas
kemampuan penduduk untuk menumbuh kembangkan serta memanfaatkan jenis
industri tertentu sebagai aktifitas penduduk sekaligus sebagai bukti perannya
sebagai penyumbang terbesar terhadap pendapatan masyarakat.
Pembangunan dan pengembangan industri kecil yang dilakukan
pemerintah saat ini telah membantu masyarakat kelas bawah atau menengah untuk
meningkatkan prekonomian mereka baik sebagai pemilik baik sebagai pekerja.
Melalui program pembangunan ini, penanaman saham mendirikan industri di
Indonesia baik yang bersifat kecil, sedang maupun besar berkembang dengan
pesat. Dalam pengembangannya tidak hanya disebabbkan kebijakan pemerintah,
akan tetapi karena ketersediaan factor-faktor pendorong industri diantaranya
factor modal, bahan baku, pekerja, pengangkutan (transportasi), dan pemasaran.
Kegiatan ekonomi pedesaan dapat dikembangkan dengan memanfaatkan
3
nonfisisnya. Jadi sangat tergantung akan sumber daya alam dan manusianya yang
terdapat di desa. Disamping itu, pada dasarnya setiap manusia mempunyai daya
adaptasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan menggunakan
kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Manusia dapat menjadikan
sumber daya alam sebagai kekayaan yang dapat mendukung kehidupannya.
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat ikan yang diawetkan
dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pembuatan ini daging ikan
yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar
untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.
Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari
kerusakan fisikakibat infestasi serangga, ulat, lalat, dan beberapa jasad pernik
perusak lainnya.
Ikan asin adalah ikan dari hasil proses pengaraman dan pengeringan. Ikan
asin mempunyai kadar air rendahkarena penyerapan oleh garam dan penguapan
oleh panas rasa dagingnya asin dan dapat disimpan kurang lebih selam 3 bulan.
Konsentrasi garam yang digunakan dalam proses penggaraman sekitar
20-30%dan kadar air yang tersisa pada daging ikan adalah sekitar 15%.Pengolahan
ikan asin hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat
pengeringan, dan mencegaha agar ikan tidak menjadi busuk.
Masalahnya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya,
terutama musim hujan dimana awan mendung sering kali menutupi langit.
Akibatnya banyak ikan yang tidak terawetkan dengan baik, kualitasnya menurun,
dan bahkan menjadi busuk. Untuk mengurangi kerugian sementara pengolah
4
formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini dugunakan sebagai
bahan tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah
pengurangan bobot ikan yang berlebihan akibat menguapnya cairan tubuh ikan
yang diasinkan. Alternatif bahan pengawet tambahan yang aman adalah khitosan.
Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang, dan kepiting ini belum
popular dan belum di produksi secara missal di Indonesia.
Ikan asin merupakan salah satu makanan khas traditional dari Desa
Hajoran. Daerah yang terkenal sebagai sentra industri kecil ikan asin adalah Desa
Hajoran. Desa Hajoran selama ini merupakan salah satu industri kecil ikan asin
yang terkenal selama puluhan tahun yang lalu baik dari segi rasa dan kualitas ikan
asin yang dihasilkan.
Ikan asin merupakan produk makanan tradisional khas dari Desa Hajoran,
Pembuatan ikan asin mulai di kembangkan oleh masyarakat kira-kira tahun
1970-an. Pada awalnya mereka membuat ikan asin sebatas untuk dikonsumsi sendiri
baik untuk keluarga, tetangga, keperluan hajatan kenduri dan tidak
diperjualbelikan. Demikian juga orang yang bisa membuat dan mengkonsumsi
ikan asin masih sangat terbatas. Baru kira-kira tahun 1990-an ada orang yang
mencoba ikan asin sebagai komiditi perdagangan hal itupun sangat terbatas sekali
karena untuk pemasarannya baru antar desa yang terdekat atau dalam kota
kecamatan karena pada saat itu sarana transportasi masih sangat terbatas.
Pada sekitar tahun 1980-an, sarana transportasi mulai berkembang dan
mulai memberi kontribusi untuk memperluas jaringan pemasaran produksi ikan
5
Sampai pada awal tahun 1990-an para pembuat ikan asin mulai mencoba
melakukan pembuatan ikan asin dengan menggunakan peralatan semi modern.
Industri ikan asin termasuk kedalam jenis industri kecil rumah tangga
sebagaimana industri kecil pada umumnya, maka tenga kerjanya pun relative
sedikit, sebagian besar pengrajinnya halnya memperkerjakan 5 sampai 15 orang
yang biasnya masih merupakan anggota keluarga atau tetangganya sendiri.
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, menunjukkan bahwa faktor fisis
keadaan geografis di kecamatan sibolga Utara sangat mendukung terhadap
pembuatan industri ikan asin.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
identifikasi masalah yang didapat antara lain mengenai masalah faktor produksi
yang menunjang pembuatan industri ikan asin, faktor social-budaya yang
menunjang eksistensi industri ikan asin, pengaruh eksistensi ikan asin terhadap
tingkat pendapatan, pendidikan dan kepemilikan fasilitas hidup dan usaha
pengrajin untuk meningkatkan hasil produksi ikan asin.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang telah dikemukakan diatas maka penulis
memberikan arahan pada penelitian ini, penulis memberi rumusan masalah
sebagai berikut ini:
1. Bagaimana eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku,
6
2. Bagaimana pendapatan pekerja dan pengusaha pada industri ikan asin di Desa
Hajoran.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah ditas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku,
pekerja, transportasi, dan pemasaran di Desa Hajoran.
2. Mengetahui pendapatan pekerja dan pengusaha pada industri ikan asin di
Desa Hajoran.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diperolehnya informasi mengenai faktor-faktor yang mendukung keberadaan
industri kecil ikan asin dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial para
pengrajin di Desa Hajoran
2. Menjadi bahan informasi bagi pihak industri dalam mempertimbangkan
pengambilan kebijakan industri ikan asin
3. Membantu instansi untuk merumuskan langkah-langkah pengembangan
58 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Eksistensi industri berdasarkan, modal operasional produksi tertinggi pada
industri ikan asinadalah Rp.150.000.000,- danterendah Rp 70.000.000,- per
bulan. Sumber modal paling banyak adalah dana sendiri (55,88%) dari jumlah
populasi dan sebagian kecil modal diperoleh dari pinjaman ke BANK. Bahan
baku yang digunakan adalah ikan teter (36,05%), ikan cembolo (32,97%) dan
ikan selar (30,96%), bahan baku tersebut bergantung pada hasil tangkapan .
Pekerja berjumlah 517 pekerja yang berasal dari keluarga, lokal (bukan
anggota keluarga) dan Luar kabupaten. transportasi yang digunakan adalah
speed boat. Pemasaran dilakukan sebagian besar langsung kepada toke dan
sebagian kecil ke pengecer.
2. Pendapatan pengusaha seluruhnya telah dapat memenuhi kebutuhan
primernya. Karena pendapatan pengusaha telah berada di atas UMR
Kabupaten Tapanuli Tengah(Rp 1.575.000). Pendapatan pengusaha terendah
1 bulan terakhir adalah Rp. 15.000.000,- dan tertinggi adalah
Rp.30.000.000,-. Dengan pendapatan rata-rata pengusaha adalah RpRp.30.000.000,-. 20Rp.30.000.000,-.000Rp.30.000.000,-.000,- dan
pendapatan pekerja pada industri ikan asin ini sangat bervariasi. Berdasarkan
UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, dari 517 pekerja terdapat 166 pekerja
yang memperoleh upah pekerja dibawah UMP yaitu pendapatan mereka
59
kurang dari Rp.1.575.000,- dapat disimpulkan bahwa para pekerja belum
layak hidup. Sedangkan selebihnya yakni 351 pekerja memperoleh upah di
atas UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, bahkan ada pekerja sebagian kecil
(11,79%) yang memperoleh upah > Rp.3.000.000,-/pekerja dalam 1 bulan.
B.Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan
beberapa saran antara lain sebagai berikut:
1. Pemerintah diharapkan untuk lebih memperhatikan keberadaan perindustrian
ikan asin dengan membantu memberikan modal bagi para pengusaha
terutama pengusaha dengan skala kecil. Bahan baku yang memiliki harga
yang variatif membuat sebagian pengusaha sulit dalam bersaing, karena itu
dibutuhkan kesetabilan harga yang disesuaikan terutama oleh dinas-dinas
terkait agar tidak terjadi kerugian dalam industri ini.
2. Pendapatan seluruh pengusaha berada diatas angka UMR Kabupaten
Tapanuli Tengah sehingga diharapkan mampu mempertahankan kesetabilan
usaha industri ikan asin dan dapat mengembangkan industri ini menjadi lebih
baik. Pengusaha hendaknya mampu bersaing sehat dengan menjaga
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan.1984. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta:BPFE
Afrianto. E. dan E. liviaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. ISBN
Alamsyah, idham 2007. Analisis Nilai Tambah Dan Pendapatan Usaha Industri ”Kemplang” Rumah Tangga Berbahan Baku Utama Sagu Dan Ikan. Jurnal Pembangunan Manusia. (Online),Palembang: Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya. 2014
Bintarto, 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta:Spring
Binaria.2010.Studi Tentang Kerajinan Tenun Ulos Di Desa Papande Kecamatan Muara. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
BPS. 2012. Kabupaten Tapanuli Tenngah 2013. BPS: Tapanuli Tengah
Wardani.2012.Analisis Industri Kecil Sapu Ijuk di Desa Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli serdang. Medan: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Wie, The Kian. 1989. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: LP3ES
Http://www. Artikel Bagus.com/2012/11 Pengertian-Pendidikan.html
Kartasapoetra, G (Et.al). 1987. Pembangunan Perumusan Industri. Jakarta: PT Bina Aksara
Mulyadi.1990.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:BPFE
Muslim. 2012. Eksistensi Industri Ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten tapanuli Tengah. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. 2014.
Nafarin,M. Dalam Muslim 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Octavia. 2011. Eksistensi Gerabah di Kecamatan Bunut Kabupaten Ashan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS. 2014.
Rionga. 2010. Kajian Industri Mebel di Kelurahan Sei Kambing di Kecamatan Medan Petisah. Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. 2014.
Sumaatmadja.1998. Studi Geografi: Suatu Pendekatan Dan Analisis Geografi. Bandung:Alumni