• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pasien Yang Membutuhkan Pemeriksaan Spirometri Di Instalasi Diagnostik Terpadu Rumah Sakit Pusat Haji Adam malik Pada Bulan Juli Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pasien Yang Membutuhkan Pemeriksaan Spirometri Di Instalasi Diagnostik Terpadu Rumah Sakit Pusat Haji Adam malik Pada Bulan Juli Tahun 2013"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PASIEN YANG MEMBUTUHKAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

DI INSTALASI DIAGNOSTIK TERPADU RUMAH SAKIT PUSAT HAJI ADAM MALIK

PADA BULAN JULI TAHUN 2013

OLEH :

INGE SANDRIE PHUTRI 100100158

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013

(2)

GAMBARAN PASIEN YANG MEMBUTUHKAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

DI INSTALASI DIAGNOSTIK TERPADU RUMAH SAKIT PUSAT HAJI ADAM MALIK

PADA BULAN JULI TAHUN 2013

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk  memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran” 

OLEH :

INGE SANDRIE PHUTRI 100100158

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pasien yang Membutuhkan Pemeriksaan Spirometri di Instalasi Diagnostik Terpadu Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik

pada Bulan Juli Tahun 2013

Nama : Inge Sandrie Phutri NIM : 100100158

Pembimbing Penguji I

Dr. Amira Permatasari Tarigan, Sp.P (K) dr. Marina Yusnita Albar, Sp.M

NIP. 196911071999032002 NIP.198103052006042001

Penguji II

dr. Maya Savira, M.Kes NIP.

197611192003122001

Medan, Januari 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan terhadap pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kelainan obstruksi paru lainnya harus didukung oleh pemeriksaan spirometri yang berkualitas dan akurat. Spirometri adalah metode sederhana untuk mengukur ventilasi paru dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru.

Penelitian ini dirancang dengan tujuan mengetahui kriteria pasien yang membutuhkan pemeriksaan spirometri di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2013. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode total sampling yang mengambil data sekunder berupa data rekam medik dari 100 orang pasien pada bulan Juli 2013 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Dari penelitian ini diperoleh pasien laki-laki sebanyak 69 orang (69%), umur > 55 sebanyak 57 orang (57%), pasien dengan profesi wiraswasta dan pensiunan masing-masing sebanyak 25 orang (25%), indeks brinkman dengan klasifikasi rendah sebanyak 62 orang (62%), indikasi menilai faal paru 49 orang (49%), pasien tanpa keluhan sebanyak 43 orang (43%), pasien rujukan dari departemen paru sebanyak 62 orang (62%), pasien dari poli rawat inap sebanyak 59 orang (59%), dan pasien dengan cara pembiayaan askes sebanyak 47 orang (47%).

(5)

ABSTRACT

The diagnosis and treatment for Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) and other obstructive disorders must be supported by the quality and accuracy of spirometry. Spirometry is a simple method to measure the flow of air by recording the volume of inspiration and expiration.

The aim of this research is to assess the criteria of patients taking spirometry measurements at Haji Adam Malik General Hospital on July 2013. This research is a descriptive study with total sampling method obtaining medical records from 100 patients with spirometry measurements history at Haji Adam Malik General Hospital on July 2013.

This study shows that the distribution of males was larger with 69 samples (69%), most age distribution was > 55 years old (57%), most common occupations were entrepreneurs (25%) and pensionaries (25%), most patients were in light smoking group (62%), most were indicated to evaluate lung function (49%), most patients were without any complaints (43%), most were from pulmonary department (62%) and hospitalized (59%), and the payment method were most obtained by askes (47%).

Keywords: spirometry, pulmonary disorder, lung function

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran pasien yang membutuhkan pemeriksaan spirometri di Instalasi Diagnostik Terpadu Rumah Sakit Pusat Adam Malik pada tahun 2013”. Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran, karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam kelulusan sarjana kedokteran.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak- pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, di antaranya :

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada Dr. dr. Amira Permatasari Tarigan, Sp.P selaku dosen pembimbing yang telah sangat berjasa untuk meluangkan waktu dan pikiran beliau untuk membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Kepada dr. Muara P. Lubis, Sp.OG selaku dosen penasehat akademik penulis selama menjalani perkuliahan.

4. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Ir. H. Suyono HS dan Ibunda Hj. Rr. Endang Darsiningsih yang sangat luar biasa senantiasa memotivasi, memberikan doa, dukungan serta semangat pada penulis. Kerja keras penulis adalah untuk mereka.

5. Kepada saudara/i yang bertugas di Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Diagnostik Terpadu RSUP H. Adam Malik.

(7)

Annisa Raditra, Fatin Fatharani Erizal, Hadhinah Rasiqah, Muhammad Akim Nasution, dan Mufti Muhammad.

7. Kepada Nabila Aljufri, Leila Pratiwi Mentari, Intan Permanasari, Aulia Mestika Diza, Lastri Nelvy, Miranny Andriza, Bella Patricia, Gita Maulita, Imam F. Arief, dan Dasouki Shadlali. Terimakasih banyak atas dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis. 8. Kepada Ranjeetha A/P Namasivayam teman satu dosen

pembimbing yang senantiasa membantu penulis.

9. Kepada teman-teman mahasiswa/i FK USU angkatan 2010.

Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran yang harus berperan serta dalam mengenali indikasi pelaksanaan pemeriksaan spirometri, penulis termotivasi untuk menulis karya tulis ilmiah berjudul “Gambaran pasien yang membutuhkan pemeriksaan spirometri di Instalasi Diagnostik Terpadu Rumah Sakit Pusat Adam Malik pada tahun 2013” ini. Semoga penelitian ini dapat berguna sebagai ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kedokteran dan juga kepada masyarakat umum.

Penulis menyampaikan mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam segi materi maupun tata cara penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini di kemudian hari.

Medan, Januari 2013

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Sistem Pernapasan ... 5

2.1.1 Pengertian Pernapasan ... 5

2.1.2 Saluran Pernapasan ... 5

2.1.3 Fungsi Pernapasan ... 7

2.1.4 Mekanika Pernapasan ... 9

2.2. Anatomi Paru ... 10

2.3. Fisiologi Paru ... 10

2.4. Sistem Pertahanan Paru ... 12

2.5. Volume dan Kapasitas Paru ... 13

2.5.1. Volume Paru ... 13

(9)

2.6. Spirometri ... 15

2.6.1. Defenisi Spirometri ... 15

2.6.2. Deskripsi Spirometri ... 15

2.6.3. Tujuan Spirometri ... 15

2.6.4. Indikasi Spirometri ... 15

2.7. Ventilasi ... 16

2.7.1. Defenisi Ventilasi ... 16

2.7.2. Kelainan Ventilasi ... 16

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 18

3.1. Kerangka Konsep ... 18

3.2. Definisi Operasional ... 18

3.3. Variabel, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur...19

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Rancangan Penelitian ... 21

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 21

4.2.2. Waktu Penelitian ... 21

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 21

4.5 Metode Analisis Data ... 22

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

5.1 Hasil Penelitian ... 23

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian ... 23

5.1.3. Hasil Data Penelitian ... 24

A. Jenis Kelamin ... 24

B. Usia ... 24

C. Pekerjaan ... 25

D. Indeks Brinkman ... 25

E. Indikasi ... 26

(10)

G. Asal departemen ... 29

H. Asal rujukan ... 31

I. Cara pembiayaan ... 32

5.2. Pembahasan ... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Variabel, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur 19 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin 24

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan usia 24

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan 25

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan Indeks Brinkman 25

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan indikasi 26

Tabel 5.6 Krostabulasi indikasi dengan keluhan utama 26 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan keluhan utama 28

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan asal departemen 29

Tabel 5.9 Krostabulasi asal departemen dan keluhan utama 29 Tabel 5.10 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan asal rujukan 31

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan cara pembiayaan 32

(12)

DAFTAR LAMPIRAN 

 

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Data Induk

LAMPIRAN 3 Output Data Hasil Penelitian

LAMPIRAN 4 Lembar Ethical Clearence

(13)

ABSTRAK

Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan terhadap pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kelainan obstruksi paru lainnya harus didukung oleh pemeriksaan spirometri yang berkualitas dan akurat. Spirometri adalah metode sederhana untuk mengukur ventilasi paru dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru.

Penelitian ini dirancang dengan tujuan mengetahui kriteria pasien yang membutuhkan pemeriksaan spirometri di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2013. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode total sampling yang mengambil data sekunder berupa data rekam medik dari 100 orang pasien pada bulan Juli 2013 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Dari penelitian ini diperoleh pasien laki-laki sebanyak 69 orang (69%), umur > 55 sebanyak 57 orang (57%), pasien dengan profesi wiraswasta dan pensiunan masing-masing sebanyak 25 orang (25%), indeks brinkman dengan klasifikasi rendah sebanyak 62 orang (62%), indikasi menilai faal paru 49 orang (49%), pasien tanpa keluhan sebanyak 43 orang (43%), pasien rujukan dari departemen paru sebanyak 62 orang (62%), pasien dari poli rawat inap sebanyak 59 orang (59%), dan pasien dengan cara pembiayaan askes sebanyak 47 orang (47%).

(14)

ABSTRACT

The diagnosis and treatment for Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) and other obstructive disorders must be supported by the quality and accuracy of spirometry. Spirometry is a simple method to measure the flow of air by recording the volume of inspiration and expiration.

The aim of this research is to assess the criteria of patients taking spirometry measurements at Haji Adam Malik General Hospital on July 2013. This research is a descriptive study with total sampling method obtaining medical records from 100 patients with spirometry measurements history at Haji Adam Malik General Hospital on July 2013.

This study shows that the distribution of males was larger with 69 samples (69%), most age distribution was > 55 years old (57%), most common occupations were entrepreneurs (25%) and pensionaries (25%), most patients were in light smoking group (62%), most were indicated to evaluate lung function (49%), most patients were without any complaints (43%), most were from pulmonary department (62%) and hospitalized (59%), and the payment method were most obtained by askes (47%).

Keywords: spirometry, pulmonary disorder, lung function

(15)

BAB I PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Peningkatan pengenalan dan perawatan terhadap pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kelainan obstruksi paru lainnya didukung oleh diagnosis spirometri yang berkualitas dan akurat. Spirometri direkomendasikan untuk diagnosis dan penatalaksanaan PPOK sesuai pedoman yang telah diumumkan oleh American Thoracic and European Respiratory Societies (ATS/ERS) (Levy, 2009). Spirometri adalah metode sederhana untuk mengukur ventilasi paru dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru (Guyton, 2007).

Spirometer mengukur aliran udara pada satuan volume per waktu. Umumnya yang diperoleh dari pengukuran adalah Kapasitas Vital (KV – jumlah aliran udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru yang telah mengembang secara maksimum) dan Volume Ekspirasi Paksa (VEP) pada waktu interval yang bervariasi, seperti 0.5, 0.75, 1, 2 dan 3 detik. Volume Ekspirasi Paksa dalam 1 detik ( VEP1) sejauh ini merupakan parameter yang sering digunakan (Petty, 1975).

Pada dasarnya, spirometer terdiri dari sebuah tong berisi udara yang mengapung dalam wadah berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan menghembuskan udara ke dalam tong tersebut melalui selang yang menghubungkan mulut ke wadah udara, tong akan naik dan turun di wadah air. Naik-turunnya tong tersebut dapat dicatat sebagai spirogram, yang dikalibrasikan ke perubahan volume. Pena mencatat inspirasi sebagai defleksi ke atas dan ekspirasi sebagai defleksi ke bawah (Guyton, 2007).

(16)

Pemeriksaan spirometri dapat mengidentifikasi pasien yang seringkali tidak memiliki gejala namun memiliki riwayat penyakit yang beresiko kematian seperti kanker paru, serangan jantung, dan kelumpuhan (Petty, 1996). Selain itu spirometri juga sering digunakan untuk mengevaluasi keluhan dan gejala (deformitas rongga dada, sianosis, penurunan suara napas, perlambatan udara ekspirasi, overinflasi, ronki yang tidak dapat dijelaskan), evaluasi hasil foto toraks yang abnormal, menilai pengaruh penyakit pada fungsi paru, deteksi dini seseorang yang memiliki resiko menderita penyakit paru, pemeriksaan rutin, menilai efek terapi, menggambarkan perjalanan penyakit, dan mengevaluasi efek samping obat pada paru (Harahap, 2012).

RSUP H. Adam Malik Medan adalah salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan pemeriksaan spirometri. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai Surat Keputusan Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 serta merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Selain itu, RSUP H. Adam Malik telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai Surat Keputusan Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 dan telah ditetapkan secara resmi sebagai pusat pedidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tanggal 11 Januari 1991.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah

(17)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui kriteria pasien yang membutuhkan pemeriksaan spirometri di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri selama bulan Juli 2013.

2. Mengetahui jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri berdasarkan faktor jenis kelamin.

3. Mengetahui jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri berdasarkan faktor usia.

4. Mengetahui jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri berdasarkan status dan derajat merokok. 5. Mengetahui jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan

pemeriksaan spirometri berdasarkan pekerjaan.

6. Mengetahui variasi indikasi beserta frekuensi dilakukannya pemeriksaan spirometri.

7. Mengetahui variasi keluhan utama beserta frekuensi dilakukannya pemeriksaan spirometri.

8. Mengetahui variasi asal departemen yang merujuk beserta frekuensi dilakukannya pemeriksaan spirometri.

9. Mengetahui variasi asal poli yang merujuk beserta frekuensi dilakukannya pemeriksaan spirometri.

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam:

1. Memberikan informasi tentang indikasi pasien yang membutuhkan pemeriksaan spirometri agar dapat digunakan sebagai dasar penentuan pemeriksaan oleh praktisi medis.

2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran khususnya di bidang pemeriksaan spirometri. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin menggali dan

memperdalam lebih jauh topik-topik tentang pemeriksaan spirometri.

(19)

   

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pernapasan

2.1.1. Pengertian Pernapasan

Pernapasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sistem pernapasan dan masuk dalam pernapasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara yang masuk, juga melindungi organ lembut. Penghisapan ini disebut inspirasi dan penghembusan udara disebut ekspirasi (Syaifuddin, 1996).

Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel sehingga diperlukan fungsi respirasi yang adekuat. Agar sel dapat melakukan metabolisme hingga mampu menghasilkan energi, sel membutuhkan adanya suplai oksigen dan nutrisi yang cukup ke dalam tubuh. Nutrisi diperoleh dari aspuan makanan dan cairan (Somantri, 2008).

2.1.2. Saluran Pernapasan

Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Zona Konduksi

(20)

a. Hidung

Rambut, zat mukus, serta silia yang bergerak kearah faring berperan sebagai sistem pembersih pada hidung. Fungsi pembersih udara ini juga ditunjang oleh konka nasalis yang menimbulkan turbulensi aliran udara sehingga dapat mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya akan diikat oleh zat mukus. Sistem turbulensi udara ini dapat mengendapkan partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari 4 mikron. b. Faring

Faring merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernapasan bagian atas. Faring terbagi atas tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, serta laringofaring.

c. Trakea

Trakea berarti pipa udara. Trakea dapat juga dijuluki sebagai eskalator- muko-siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang terikat zat mukus ke arah faring yang kemudian dapat ditelan atau dikeluarkan. Silia dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang terkandung dalam asap rokok.

d. Bronki atau bronkioli

(21)

2. Zona Respiratorik

Zona respiratorik terdiri dari alveoli dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem pernafasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang masuk yang dapat merusak .

(Alsagaff, 2005).

2.1.3. Fungsi Pernapasan

Adapun fungsi pernapasan, yaitu:

1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.

2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh).

3. Melembabkan udara. (Syaifuddin, 1996).

Proses dari sistem pernapasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa tahap, yaitu:

1. Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru.

2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernapasan luar.

3. Transportasi gas melalui darah.

4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut pernapasan dalam.

5. Metabolisme penggunaan O2 di dalam sel serta pembuatan CO2 yang disebut juga pernapasan seluler.

(22)

Pernapasan pada manusia sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini. 1. Efek Ketinggian

Pada tempat yang tinggi biasanya tekanan parsial oksigen (PO2) turun, darah dalam arteri di bawah tekanan parsial oksigen arteri (PaO2), sehingga terjadi peningkatan laju dan kedalaman respiratori.

2. Lingkungan

Pada lingkungan yang panas terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer, hal ini mengakibatkan darah mengalir ke kulit sehingga akan meningkatkan jumlah kehilangan panas dari permukaan tubuh. Vasodilatasi menyebabkan lumen pembuluh darah membesar sehingga resistensi terhadap aliran darah menurun. Pada respons ini, cardiac output meningkat, guna menjaga tekanan darah. Peningkatan cardiac output ini akan membutuhkan oksigen tambahan sehingga laju dan kedalaman pernapasan meningkat. 3. Emosi

Kerja dari jantung dipengaruhi oleh pusat tertinggi dari serebrum melalui hipotalamus, di mana terdapat pusat stimulasi jantung di medula. Jaras motorik dari pusat tersebut dibawa oleh impuls kepada neuron simpatis dan parasimpatis, yang kemudian ditransmisikan ke jantung.

4. Aktivitas dan Istirahat

Latihan/kegiatan akan meningkatkan laju respirasi dan menyebabkan peningkatan suplai serta kebutuhan oksigen dalam tubuh.

5. Kesehatan

(23)

Klien yang merokok atau terpapar polusi udara akan dapat mengindikasi adanya gangguan paru-paru.

(Somantri, 2009).

2.1.4. Mekanika Pernapasan

Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu: 1. Menarik napas (inspirasi)

2. Menghembus napas (ekspirasi) (Syaifuddin, 1996).

Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medula oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa refleks napas juga di bawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah dan kekurangan oksigen dalam darah (Syaifuddin, 1996).

Inspirasi merupakan proses aktif. Disini kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada (tekanan intraktorakal) (Price, 1995). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar (Syaifuddin, 1996).

(24)

2.2. Anatomi Paru

Kedua paru-paru berbentuk seperti kerucut dengan dasar yang lebar dan bagian atas yang sempit. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus, tetapi paru-paru kirinya hanya memiliki dua lobus sehingga ada ruang untuk jantung (Sarah, 1997).

Paru-paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm. Pembentukan paru-paru dimulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut. Selanjutnya pada groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut primary lung bud (Alsagaff, 2005).

Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi dua, yaitu esophagus dan trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronki dan cabang-cabangnya. Bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Ukuran alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru-paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan somatic berhenti (Alsagaff, 2005).

Paru kanan dan kiri berkonsistensi lunak dan berbentuk seperti spons dan sangat elastis. Jika rongga toraks dibuka, volume paru segera mengecil sampai 1/3 atau kurang. Pada anak-anak, paru-paru berwarna merah muda tetapi dengan bertambahnya usia paru menjadi gelap dan berbintik-bintik akibat inhalasi partikel-partikel debu yang akan terperangkap di dalam fagosit paru.

Masing-masing paru berbentuk kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis, dan terdapat bebad di dalam kavitas pleuralisnya masing-masing hanya dilekatkan pada mediastinum oleh radiks pulmonalis (Snell, 2006).

(25)

Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris (Pearce, 2009).

Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus, dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga (Price,1994)

Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi (Price,1994)

(26)

Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada beberapa penyakit misal; fibosis paru, udara dapat menebal dan difusi melambat sehingga ekuilibrium mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat mendukung terjadinya hipoksemia, tetapi tidak diakui sebagai faktor utama (Rab,1996).

2.4. Sistem Pertahanan Paru

Paru-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan terjadinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana mekanisme tubuh pada umumnya, maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan humoral. Beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi atas:

1. Filtrasi udara

Partikel debu yang masuk melalui organ hidung akan : - Yang berdiameter 5-7 µ akan tertahan di orofaring

- Yang berdiameter 0,5-5 µ akan masuk sampai ke paru-paru

- Yang berdiameter 0,5 µ dapat masuk sampai ke alveoli, akan tetapi dapat pula di keluarkan bersama sekresi

2. Mukosilia

Baik mukus maupun partikel yang terbungkus di dalam mukus akan digerakkan oleh silia keluar menuju laring. Keberhasilan dalam mengeluarkan mukus ini tergantung pada kekentalan mukus, luas permukaan bronkus dan aktivitas silia yang mungkin terganggu oleh iritasi, baik oleh asap rokok, hipoksemia maupun hiperkapnia.

3.Sekresi Humoral Lokal

Zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain, terdiri dari : - Lisozim, dimana dapat melisis bakteri

(27)

- Interferon, protein dengan berat molekul rendah mempunyai kemampuan dalam membunuh virus

- IgA yang dikeluarkan oleh sel plasma berperan dalam mencegah terjadinya infeksi virus. Kekurangan IgA akan memudahkan terjadinya infeksi paru yang berulang

4.Fagositosis

Sel fagositosis yang berperan dalam memfagositkan mikroorganisme dan kemudian menghancurkannya. Makrofag yang mungkin sebagai derivat monosit berperan sebagai fagositer. Untuk proses ini diperlukan opsonim dan komplemen. Faktor yang mempengaruhi pembersihan mikroba di dalam alveoli adalah :

- Gerakan mukosiliar - Faktor humoral lokal - Reaksi sel

- Virulensi dari kuman yang masuk - Reaksi imunologis yang terjadi

- Berbagai faktor bahan-bahan kimia yang menurunkan daya tahan paru, seperti alkohol, stress, udara dingin, kortekosteroid, dan sitostatik

(Rab,1996).

2.5. Volume dan Kapasitas Paru

2.5.1. Volume Paru

1. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500 mililiter pada laki-laki dewasa

(28)

3. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mililiter

4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat; volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter

(Guyton, 2007).

2.5.2. Kapasitas Paru

Kombinasi dari dua atau lebih volume paru disebut dengan kapasitas paru.

1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai dari tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.

2. Kapasitas residu funsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam pari pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter).

3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter).

4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 mililiter); jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah dengan volume residu.

(29)

2.6. Spirometri

2.6.1. Defenisi spirometri

Spirometri adalah suatu pemeriksaan fungsi paru rutin yang mengukur jumlah dan kecepatan udara yang keluar dan masuk paru-paru seseorang (NHANES, 2008).

Spirometri merupakan sebuah dasar dari program evaluasi respirasi. Spirometri berperan sebagai pencegahan primer, sekunder, dan tersier dari penyakit paru (Townsend, 2011).

2.6.2. Deskripsi spirometri

Pemeriksaan spirometri dilakukan dengan menggunakan alat bernama spirometer. Spirometer adalah alat untuk mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan; alat ini terdiri dari sebuah tong yang berisi udara yang terapung pada sebuah wadah berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan menghembuskan udara keluar-masuk tong melalui sebuah selang penghubung, tong akan naik turun yang kemudian dicatat sebagai suatu spirogram. Pencatatan tersebut dikalibrasikan ke besarnya perubahan volume (Sherwood, 2001).

2.6.3. Tujuan spirometri

Spirometri berguna untuk memeriksa fungsi paru, mendeteksi penyakit paru, memantau efek dari terapi yang diberikan pada pasien penyakit paru, mengevaluasi dispnea, mengevaluasi kerusakan respirasi, dan mengevaluasi resiko untuk operasi (McCarthy, 2012).

(30)

Indikasi yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut,:

1. Pasien dengan gejala yang belum dapat didiagnosa, seperti : a. Dispnea

b. Mengi c. Batuk

2. Pasien yang dicurigai PPOK, khususnya dengan riwayat merokok dan faktor sebagai berikut :

a. Usia lanjut b. Batuk kronik

c. Bernapas dengan dibantu otot-otot pernapasan bantuan d. Mengi pada setiap hari

3. Pasien yang didiagnosa PPOK 4. Pasien yang didiagnosa asma (Levy, 2009).

2.7. Ventilasi

2.7.1. Definisi Ventilasi

Proses pergerakan udara ke dan dari dalam paru. Proses ini terdiri atas dua tahap :

1. Inspirasi yaitu pergerakan udara dari luar ke dalam paru. 2. Ekspirasi yaitu pergerakan udara dari dalam ke luar paru. (Alsagaff, 2005).

2.7.2. Kelainan ventilasi 1. Hipoventilasi

Hipoventilasi berarti penurunan ventilasi. Penurunan ini ada kaitannya dengan metabolisme atau kecepatan metabolisme yang sedang berlangsung.

2. Hiperventilasi

(31)

3. Takipneu

Takipneu merupakan peningkatan frekuensi pernapasan tanpa memperhatikan ada atau tidaknya perubahan pada ventilasi paru secara keseluruhan. Takipneu dapat timbul bersamaan dengan hiperpneu atau hiperventilasi.

4. Dispneu

Dispneu merupakan kesukaran bernapas dan keluhan subjektif akan kebutuhan oksigen yang meningkat. Dapat juga diartikan sebagai suatu tanda bahwa diperlukan peningkatan pernapasan.

5. Ortopneu

Ortopneu adalah sesak napas yang terjadi bila penderita dalam posisi berbaring. Sesak napas berkurang bila penderita berada dalam posisi tegak. 6. Hiperneu

Hiperpneu adalah peningkatan ventilasi paru yang dihubungkan dengan kebutuhan metabolisme karena kebutuhan oksigen meningkat.

7. Apneu

Apneu berarti pernapasan berhenti atau pernapasan hilang. Apneu yang abnormal terjadi bila menyertai hiperventilasi atau timbul sebagai akibat trauma. Jika apneu berlangsung cukup lama, keadaan ini disebut respiratory arrest.

(Alsagaff, 2005)

(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

1. Pemeriksaan spirometri adalah suatu pemeriksaan fungsi paru rutin yang mengukur jumlah dan kecepatan udara yang keluar dan masuk paru-paru seseorang.

2. Pasien yang memerlukan pemeriksaan spirometri adalah semua pasien yang menjalani pemeriksaan spirometri di IDT RSUP Haji Adam Malik Medan.

3. Jumlah pasien adalah total seluruh pasien yang menjalani pemeriksaan spirometri di IDT RSUP Haji Adam Malik Medan selama waktu penelitian.

4. Jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan sesuai data pasien. 5. Usia adalah jumlah tahun hidup pasien sejak lahir sampai dengan ulang

tahun terakhir pasien yang ada pada data pasien.

6. Pekerjaan adalah status profesi yang sedang pasien jalani. 7. Status merokok adalah riwayat merokok pasien.

1. Jumlah pasien 2. Jenis kelamin 3. Usia

4. Pekerjaan

5. Status dan derajat merokok 6. Indikasi

7. Keluhan utama 8. Asal departemen 9. Asal rujukan 10. Cara pembiayaan

(33)

8. Derajat merokok adalah jumlah waktu merokok pasien dihitung dari hari pertama pasien merokok hingga hari terakhir.

9. Indikasi adalah tanda-tanda atau petunjuk yang dimiliki pasien untuk diperlukannya pelaksanaan pemeriksaan spirometri.

10. Keluhan utama adalah masalah utama yang menjadi keluhan pasien sehingga dibutuhkannya pemeriksaan spirometri.

11. Asal departemen adalah departemen yang merujuk untuk dilakukannya pemeriksaan spirometri di IDT RSUP H. Adam Malik.

12. Asal rujukan adalah asal poli yang mengirimkan pasien untuk dilakukannya pemeriksaan spirometri di IDT RSUP H. Adam Malik. 13. Cara pembiayaan adalah layanan yang digunakan oleh pasien untuk

pembiayaan.

3.3. Variabel, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur

Tabel 3.1 Variabel, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur

Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Jumlah pasien Melihat data pasien

Angka jumlah terkumpulnya lembar data pasien

Nominal

Jenis kelamin Melihat data pasien

Laki-laki atau perempuan

Nominal

Usia Melihat data pasien

< 18 tahun 18 - 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 55 tahun > 55 tahun

Interval

Pekerjaan Melihat data pasien

Pegawai negri sipil, pegawai swasta,

(34)

wiraswasta,

pensiunan, pelajar, ibu rumah tangga, dan lain-lain. Status dan

derajat merokok

Melihat data pasien

Angka hasil perhitungan riwayat merokok pasien

Nominal

Indikasi Melihat data pasien

Menentukan perjalanan penyakit, menilai efek terapi,

menilai fungsi faal paru, toleransi operasi.

Nominal

Keluhan utama Melihat data pasien

Sesak napas, batuk, bersin, dan lain-lain.

Nominal

Asal departemen

Melihat data pasien

Paru, jantung, interna, bedah, dan lain-lain.

Nominal

Asal rujukan Melihat data pasien

Poli rawat inap, poli rawat jalan

Nominal

Cara

pembiayaan

Melihat data pasien

Askes, jamkesmas, asuransi, SKTM, pribadi

Nominal

(35)

 

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien yang memerlukan pemeriksaan spirometri pada Instalasi Diagnostik Terpadu RSUP H. Adam Malik tahun 2013.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam Malik.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Juli – November 2013.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi meliputi semua pasien yang melakukan pemeriksaan spirometri di IDT RSUP H. Adam Malik bulan Juli 2013. Sampel merupakan semua

populasi yang terlibat dalam penelitian sehingga penelitian ini menggunakan total sampling.

4.4. Metode Pengumpulan Data

(36)

4.5 Metode Analisis Data

Data yang didapat dianalisa secara deskriptif. Data yang telah dianalisa akan disajikan dalam bentuk tabel.

(37)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

RSUP H. Adam Malik Medan adalah salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan pemeriksaan spirometri. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai Surat Keputusan Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 serta merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Selain itu, RSUP H. Adam Malik telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai Surat Keputusan Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 dan telah ditetapkan secara resmi sebagai pusat pedidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tanggal 11 Januari 1991.

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian dilakukan secara deskriptif, dengan mengambil data sekunder, yaitu data pasien yang menjalani pemeriksaan spirometri dari rekam medis periode 1 Juli 2013 sampai 31 Juli 2013 di RSUP H. Adam Malik. Berdasarkan teknik total sampling, ditemukan 100 pasien yang menjalani pemeriksaan spirometri di Instalasi Diagnostik Terpadu RSUP H. Adam Malik.

(38)

A. Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 69 69

Perempuan 31 31

Total 100 100.0

Dari Tabel 5.1 didapati bahwa berdasarkan jenis kelamin, diperoleh jumlah sampel laki-laki 69 orang yaitu sebanyak 69% sedangkan perempuan 31 orang yaitu sebanyak 31%. Data lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1.

B. Usia

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

< 18 tahun 1 1.0

18 - 25 tahun 6 6.0

26 - 35 tahun 2 2.0

36 - 45 tahun 18 18.0

46 - 55 tahun 16 16.0

> 55 tahun 57 57.0

Total 100 100.0

Dari Tabel 5.2 didapati bahwa berdasarkan usia, diperoleh jumlah pasien dengan golongan usia < 18 tahun sebanyak 1 orang, golongan usia 18 – 25 tahun sebanyak 6 orang, golongan usia 26 – 35 tahun sebanyak 2 orang, golongan 36 – 45 tahun sebanyak 18 orang, golongan 46 -55 tahun sebanyak 16 orang, dan yang terakhir golongan usia > 55 tahun merupakan yang terbanyak, yaitu 57 orang.

C. Pekerjaan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 15 15.0

(39)

Pelajar 6 6.0

Pensiunan 25 25.0

Petani 14 14.0

PNS 14 14.0

Wiraswasta 25 25.0

Total 100 100.0

Dari tabel 5.3 didapati bahwa berdasarkan pekerjaan diperoleh pasien yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 orang, mahasiswa 1 orang, pelajar sebanyak 6 orang, pensiunan sebanyak 25 orang, petani sebanyak 14 orang, pegawai negri sipil sebanyak 14 orang, dan wiraswasta sebanyak 25 orang.

D. Indeks Brinkman

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Indeks Brinkman

Indeks Brinkman Frekuensi Persentase (%)

Ringan 62 62.0

Sedang 18 18.0

Berat 20 20.0

Total 100 100.0

Dari Tabel 5.4 didapati bahwa berdasarkan Indeks Brinkman, yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun, didapati pasien dengan derajat merokok ringan (0 – 200) sebanyak 62 orang, pasien dengan derajat merokok sedang (200 – 600) sebanyak 18 orang, dan pasien dengan derajat merokok berat ( >600) sebanyak 20 orang.

E. Indikasi

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan indikasi

Indikasi Frekuensi Persentase (%)

(40)

penyakit

Menilai efek terapi 5 5.0

Menilai fungsi faal paru 49 49.0

Toleransi operasi 42 42.0

Total 100 100.0

Tabel 5.6 Krostabulasi indikasi dengan keluhan utama

Keluhan Utama

Indikasi

Total Menentukan

perjalanan penyakit

Menilai efek terapi

Menilai fungsi faal

paru

Toleransi operasi

Batuk

berdahak 1 0 1 0 2

1.0% 0.0% 1.0% 0.0% 2.0%

Batuk berdahak, bersin

1 0 0 0 1

1.0% 0.0% 0.0% 0.0% 1.0%

Batuk berdahak, nyeri dada

0 0 3 1 4

0.0% 0.0% 3.0% 1.0% 4.0%

Sesak

napas 0 0 4 0 4

0.0% 0.0% 4.0% 0.0% 4.0%

Sesak napas, batuk berdahak

0 0 23 0 23

0.0% 0.0% 23.0% 0.0% 23.0%

Sesak napas, batuk berdahak, bersin

0 0 1 0 1

0.0% 0.0% 1.0% 0.0% 1.0%

Sesak napas, batuk berdahak, nyeri dada

0 0 8 2 10

0.0% 0.0% 8.0% 2.0% 10.0%

Sesak

(41)

nyeri dada

1.0% 0.0% 8.0% 3.0% 12.0%

Tidak ada 1 5 1 36 43

1.0% 5.0% 1.0% 36.0% 43.0%

Total 4 5 49 42 100

4.0% 5.0% 49.0% 42.0% 100.0%

Berdasarkan tabel 5.5 dan tabel 5.6 didapati bahwa pasien dengan indikasi menentukan perjalanan penyakit sebanyak 4 orang dengan keluhan batuk berdahak sebanyak 1 orang, batuk berdahak serta bersin sebanyak 1 orang, sesak napas serta nyeri dada sebanyak 1 orang, dan tanpa keluhan sebanyak 1 orang. Pasien dengan indikasi menilai efek terapi sebanyak 5 orang ditemukan tanpa keluhan utama. Pasien dengan indikasi menilai fungsi faal paru sebanyak 49 orang dengan keluhan batuk berdahak sebanyak 1 orang, batuk berdahak serta nyeri dada sebanyak 3 orang, sesak napas sebanyak 4 orang, sesak napas dan batuk berdahak sebanyak 23 orang, sesak napas disertai batuk berdahak dan bersin sebanyak 1 orang, sesak napas disertai batuk berdahak dan nyeri dada sebanyak 8 orang, sesak napas disertai nyeri dada sebanyak 8 orang, dan pasien tanpa keluhan ditemukan sebnyak 1 orang. Sedangkan pasien dengan indikasi toleransi operasi didapatkan sebanyak 42 orang dengan keluhan batuk berdahak disertai nyeri dada sebanyak 1 orang, sesak napas disertai batuk berdahak dan nyeri dada sebanyak 2 orang, sesak napas dan nyeri dada sebanyak 2 orang, sesak napas dan nyeri dada sebanyak 3 orang dan pasien tanpa keluhan utama sebanyak 36 orang.

F. Keluhan Utama

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan keluhan utama

Keluhan Utama Frekuensi Persentase (%)

Batuk berdahak 2 2.0

Batuk berdahak, bersin 1 1.0

Batuk berdahak, nyeri

dada 4 4.0

Sesak napas 4 4.0

Sesak napas, batuk

berdahak 23 23.0

Sesak napas, batuk

berdahak, bersin 1 1.0

Sesak napas, batuk

(42)

Sesak napas, nyeri dada 12 12.0

Tidak ada 43 43.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.7 diperoleh bahwa pasien dengan keluhan utama batuk berdahak didapatkan 2 orang, batuk berdahak serta bersin sebanyak 1 orang, batuk berdahak serta nyeri dada sebanyak 4 orang, sesak napas sebanyak 4 orang, sesak napas serta batuk berdahak sebanyak 23 orang, sesak napas serta batuk berdahak dan bersin didapatkan sebanyak 1 orang, sesak napas serta batuk berdahak dan nyeri dada sebanyak 10 orang, sesak napas dan nyeri dada sebanyak 12 orang, dan pasien tanpa keluhan utama didapatkan sebanyak 43 orang.

G. Asal Departemen

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan asal departemen

Asal Departemen Frekuensi Persentase (%)

Bedah 19 19.0

Bedah Ortopedi 1 1.0

Interna 9 9.0

Jantung 6 6.0

Neurologi 1 1.0

Obgyn 2 2.0

Paru 62 62.0

Total 100 100.0

Tabel 5.9 Krostabulasi asal departemen dan keluhan utama Keluhan

Utama

Asal Departemen

Total Bedah Bedah

Ortopedi

Interna Jantung Neurologi Obgyn Paru

Batuk

berdahak 0 0 0 0 0 0 2 2

0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 2.0% 2.0%

Batuk berdahak, bersin

0 0 0 0 0 0 1 1

0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 1.0% 1.0%

Batuk berdahak, nyeri

(43)

dada

0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 4.0% 4.0%

Sesak

napas 0 0 0 1 0 0 3 4

0.0% 0.0% 0.0% 1.0% 0.0% 0.0% 3.0% 4.0%

Sesak napas, batuk berdahak

0 0 2 0 0 0 21 23

0.0% 0.0% 2.0% 0.0% 0.0% 0.0% 21.0% 23.0% Sesak

napas, batuk berdahak, bersin

0 0 0 0 0 0 1 1

0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 1.0% 1.0%

Sesak napas, batuk berdahak, nyeri dada

0 0 0 0 0 0 10 10

0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 10.0% 10.0% Sesak

napas, nyeri dada

0 0 1 0 0 0 11 12

0.0% 0.0% 1.0% 0.0% 0.0% 0.0% 11.0% 12.0% Tidak

ada 19 1 6 5 1 2 9 43

19.0% 1.0% 6.0% 5.0% 1.0% 2.0% 9.0% 43.0%

Total 19 1 9 6 1 2 62 100

19.0% 1.0% 9.0% 6.0% 1.0% 2.0% 62.0% 100.0%

(44)

sebanyak 2 orang juga ditemukan tanpa keluhan. Dan rujukan terbanyak diperoleh dari departemen paru yaitu sebanyak 62 orang dengan keluhan batuk berdahak sebanyak 2 orang, batuk berdahak serta bersin sebanyak 1 orang, batuk berdahak serta nyeri dada sebanyak 4 orang, sesak napas sebanyak 3 orang, sesak napas serta batuk berdahak sebanyak 21 orang, sesak napas disertai batuk bedahak dan bersin sebanyak 1 orang, sesak napas disertai batuk berdahak dan nyeri dada sebanyak 10 orang, batuk berdahak serta nyeri dada sebanyak 11 orang, dan tanpa keluhan utama paru sebanyak 9 orang.

H. Asal Rujukan

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan asal rujukan

Asal Rujukan Frekuensi Persentase (%)

Poli Rawat Inap 59 59

Poli Rawat Jalan 41 41

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.10 diperoleh bahwa pasien yang berasal dari poli rawat inap adalah sebanyak 59 orang dan pasien yang berasal dari poli rawat jalan adalah sebanyak 41 orang.

I. Cara Pembiayaan

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan cara pembiayaan

Cara Pembiayaan Frekuensi Persentase (%)

Askes 47 47.0

Jamkesmas 34 34.0

Pribadi 4 4.0

SKTM 15 15.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.11 diperoleh bahwa pasien dengan cara pembiayaan askes adalah sebanyak 47 orang, jamkesmas sebanyak 34 orang, pribadi sebanyak 4 orang, dan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebanyak 15 orang.

5.2. Pembahasan

(45)

orang (69%). Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan didapati hanya sebanyak 31 orang (31%). Dari hasil penelitian ditemukan pula bahwa kategori usia dengan frekuensi terbanyak adalah kelompok usia > 55 tahun dengan jumlah 57 orang (57%). Untuk kategori indeks brinkman dengan frekuensi terbanyak adalah kelompok perokok dengan klasifikasi ringan yaitu sebanyak 62 orang (62%). Kategori keluhan utama dengan frekuensi terbanyak adalah tidak ada keluhan dengan jumlah sebanyak 43 pasien (43%).

Data serupa ditemukan pada penelitian oleh Dermawan, dkk. (2013) yang dilaksanakan di Pasar Sunan Giri Jakarta Timur dan laboratorium spirometri RS

Persahabatan dengan jumlah pasien laki-laki lebih banyak yaitu 273 laki-laki

(68,2%) dan 127 perempuan (31,8%). Begitu juga untuk kategori Indeks Brinkman dan keluhan utama pada penelitian oleh Dermawan, dkk. (2013) bahwa kelompok perokok dengan klasifikasi ringan ditemukan paling banyak yaitu sebanyak 161 orang (67,4%) sedangkan klasifikasi sedang sebanyak 66 orang (27,6 %) dan klasifikasi berat sebanyak 12 orang (5%), dan pasien tanpa keluhan merupakan frekuensi terbanyak dari kategori keluhan utama yaitu sebanyak 289 orang (72,2%) dari 428 subjek. Hal ini dapat disebabkan karena selain menilai faal paru indikasi lain dari pemeriksaan spirometri adalah toleransi operasi dan menilai efek terapi. Pasien dari kedua indikasi tersebut seringkali ditemui tanpa adanya keluhan utama.

Namun untuk kategori usia ditemukan hasil yang berbeda dengan penelitian oleh Dermawan, dkk. (2013) yang menyatakan kelompok usia paling banyak adalah 31-40 tahun sebanyak 137 (34,2%) sedangkan kelompok 51-60

tahun sebanyak 43 orang (10,8%) dan kelompok usia > 60 tahun 14 orang (3,5%).

(46)

Pada penelitian didapatkan indikasi pasien yang menjalani pemeriksaan spirometri dengan frekuensi terbanyak adalah untuk menilai fungsi faal paru dengan jumlah 49 pasien (49%). Hal ini dapat disebabkan oleh tujuan utama dari pemeriksaan spirometri yaitu memeriksa fungsi paru.

Untuk kategori asal departemen dengan frekuensi terbanyak adalah departemen paru yaitu sebanyak 62 pasien (62%). Hal ini dapat disebabkan karena pemeriksaan spirometri merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan untuk menilai fungsi faal paru. Spirometri juga pemeriksaan yang dilakukan untuk penderita penyakit obstruksi seperti PPOK. Dan didapatkan pasien terbanyak adalah dari poli rawat inap yaitu sebanyak 59 orang (59%). Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya pasien dengan penyakit paru yang berat sehingga harus menjalani rawat inap. Selain itu dapat juga disebabkan oleh indikasi toleransi operasi dimana rata-rata pasien tersebut merupakan pasien rawat inap.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kategori cara pembiayaan dengan frekuensi terbanyak adalah melalui askes yaitu sebanyak 47 orang (47%). Hal ini dapat dikarenakan RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit pemerintah yang juga adalah pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A sehingga askes banyak digunakan untuk cara pembiayaan.

(47)

 

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran pasien yang membutuhkan pemeriksaan spirometri pada bulan Juli tahun 2013 di RSUP H. Adam Malik, diperoleh kesimpulan seperti berikut:

1. Jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan spirometri adalah sebanyak 100 orang.

2. Jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri dengan dengan jenis kelamin laki-laki ditemukan lebih banyak dari jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 69 orang (69%).

3. Jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri berdasarkan faktor usia dengan frekuensi terbanyak adalah kelompok usia > 55 tahun yaitu sebanyak 57 orang (57%).

4. Jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri berdasarkan status dan derajat merokok dengan frekuensi terbanyak adalah pasien dalam kelompok derajat merokok ringan yaitu 62 orang (62%).

5. Jumlah pasien RSUP H. Adam Malik yang membutuhkan pemeriksaan spirometri berdasarkan pekerjaan dengan frekuensi terbanyak yaitu pasien dengan profesi sebagai wiraswasta dan pensiunan yaitu masing-masing sebanyak 25 orang (25%).

6. Indikasi dari pemeriksaan spirometri dengan frekuensi terbanyak adalah menilai fungsi faal paru yaitu sebanyak 49 pasien (49%).

(48)

8. Asal departemen yang merujuk untuk dilakukannya pemeriksaan spirometri dalam frekuensi terbanyak adalah departemen paru yaitu sebanyak 62 pasien (62%).

9. Asal poli yang merujuk dengan frekuensi terbanyak adalah poli rawat inap yaitu sebanyak 59 orang (59%).

10.Cara pembayaran dengan frekuensi terbanyak adalah dengan askes yaitu sebanyak 47 orang (47%).  

6.2. Saran

1. Waktu penelitian sebaiknya diperluas, sampel penelitian diperbanyak dan dibuat selengkap mungkin, sehingga data yang didapat lebih banyak dan keadaan demografi yang diperoleh semakin akurat.

2. Kepada bagian rekam medis agar dapat menyimpan data rekam medis pasien dengan lebih baik, agar dapat dilakukan penelitian selanjutnya oleh peneliti lain.

3. Edukasi dan promosi tentang pentingnya pemeriksaan spirometri secara rutin bagi masyarakat untuk memantau fungsi paru dan mencegah penyakit paru.

4. Edukasi dan promosi tentang manfaat dan cara penggunaan spirometri sebaiknya ditingkatkan untuk paramedis dan dokter yang bertugas di RSUP H. Adam Malik maupun diluar agar mengetahui pentingnya pemeriksaan faal paru.

5. Pelayanan di Instalasi Diagnostik Terpadu RSUP H. Adam Malik dapat lebih ditingkatkan untuk kualitas dan akurasi hasil pemeriksaan yang lebih baik.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, H., & Mukty, H.A., 2005. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan ketiga. Surabaya: Airlangga University Press, p.7-11.

Dermawan, dkk., 2013. Uji Diagnostik Rasio Tetap Terhadap Batas Bawah Normal VEP1/KVPuntuk Menilai Obstruksi Saluran Napas. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Persahabatan Jakarta.

Guyton, A.C., & Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC, p.499-500.

Harahap, F., & Aryastuti, E., 2012. Continuing Medical Education: Uji Fungsi Paru. CDK-192/ vol. 39 no. 4.

Levy, M.L. et al., 2009. Diagnosic Spiromery in Primary Care: Proposed Standards for General Practice Compliant with American Theoracic Society and European Respiratory Society Recommendations. Primary Care Respiratory Journal.

McCarthy, K., 2012. Pulmonary Function Testing. Medscape Reference.

NHANES, 2008. Respiratory Health: Spirometry Procedures Manual. CDC.

Petty, T.L., 1996. A New Era for Spirometry. IM Internal Medicine.

Petty, T.L., 1975. Pulmonary Diagnostic Technique. Philadelphia: Lea & Febiger, p.1.

(50)

Price, S.A., & Wilson, L.M., 1995. Kumpulan Jawaban Patofisiologi: Buku 1 dan 2. Jakarta: EGC.

Rab, T., & Qlintang, S., 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates.

Sarah, B., 1997. Buku Saku: Fakta Tubuh. Jakarta: Penerbit Erlangga, p.77.

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC, p.430.

Snell, R.S., 2006. Anatomi Klinis untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC, p.88-89.

Somantri, I., 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika, p.1.

Somantri, I., 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika, p.16-17.

Syaifuddin, & Asih, N.L.G.Y., 1996. Anatomi Fisiologi: untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Townsend, M.C., 2011. Spirometry in the Occupational Health Setting. American College of Occupational and Environmental Medicine.

(51)

CURRICULUM VITAE

Nama : Inge Sandrie Phutri

Tempat / tanggal lahir : Pekanbaru/ 14-11-1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pasar 2 Komplek Villa Nirwana Garden Blok 2 No. 8 Kec. Medan Selayang

Medan

Nomor Telepon : 085297487858

Orang Tua : Ir. H. Suyono HS (Ayah)

Hj. Rr. Endang Darsiningsih (Ibu) Riwayat Pendidikan : SDN 007 Mandau (1998 – 2004)

SMP Cendana Mandau (2004 – 2007) SMA Cendana Mandau (2007 – 2010)

Fakultas Kedokteran USU – sekarang

Riwayat Organisasi :

1. Anggota Seksi Pertandingan Basket Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) FK USU Tahun 2011

2. Sekretaris Divisi Hubungan Masyarakat SCOPH PEMA FK USU Periode 2011 – 2012

3. Koordinator Acara Seminar Dokter Keluarga dan Workshop Sirkumsisi SCOPH PEMA FK USU Tahun 2011

4. Anggota Departemen Informasi dan Komunikasi PEMA FK USU Periode 2011 – 2012

5. Panitia Acara Liga Basket USU (LIBAS) Tahun 2011

(52)

7. Anggota Seksi Ilmiah Dies Natalis FK USU ke – 60 Tahun 2012 8. Anggota Seksi Acara Pengabdian Masyarakat Tapanuli Selatan dalam

Rangka Dies Natalis FK USU ke - 60 Tahun 2012

9. Anggota Seksi Acara Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) FK USU Tahun 2012

10. Anggota Seksi Publikasi dan Dokumentasi Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun 2012

11. Wakil Bendahara Umum SCOPH PEMA FK USU Periode 2012 – 2013 12. Anggota Seksi Acara Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun 2013

(53)
(54)

Rusland 

Petani  700  Menilai  fungsi 

PNS  80  Menilai  fungsi 

(55)

Nurlela   Perem

PNS  816  Menentu kan 

(56)

Marolop 

Petani  1200  Menilai  fungsi 

Petani  7  Menilai  fungsi 

Petani  800  Menilai  fungsi 

(57)

Keram 

PNS  780  Menilai  fungsi 

(58)
(59)

 

Petani  780  Menilai  fungsi 

(60)

Frequencies

Notes

Output Created 27-DEC-2013 19:38:51

Comments

Input

Data /Users/Inge/Documents/KTI

/spss kti inge.sav Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none> N of Rows in Working

Data File 100

Missing Value Handling

Definition of Missing

User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax

FREQUENCIES

VARIABLES=JenisKelamin Usia Pekerjaan

IndeksBrinkman Indikasi AsalDepartemen

AsalRujukan KeluhanUtama CaraPembiayaan /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.01

Elapsed Time 00:00:00.00

 

[DataSet1] /Users/Inge/Documents/KTI /spss kti inge.sav   

(61)

Jenis Kelami

n

Usi a

Pekerjaa n

Riwaya t Meroko

k

Indika si

Asal Departeme

n

Asal Rujuka

n

N

Valid 100 100 100 100 100 100 100

Missin

g 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

Keluhan Utama Cara Pembiayaan

N Valid 100 100

Missing 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki - laki 69 69.0 69.0 69.0

Perempuan 31 31.0 31.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

< 18 tahun 1 1.0 1.0 1.0

> 55 tahun 57 57.0 57.0 58.0

18 - 25 tahun 6 6.0 6.0 64.0

26 - 35 tahun 2 2.0 2.0 66.0

(62)

46 - 55 tahun 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Ibu Rumah

Tangga 15 15.0 15.0 15.0

Mahasiswa 1 1.0 1.0 16.0

Pelajar 6 6.0 6.0 22.0

Pensiunan 25 25.0 25.0 47.0

Petani 14 14.0 14.0 61.0

PNS 14 14.0 14.0 75.0

Wiraswasta 25 25.0 25.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Riwayat Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

10 1 1.0 1.0 1.0

100 1 1.0 1.0 2.0

1125 1 1.0 1.0 3.0

1160 1 1.0 1.0 4.0

120 1 1.0 1.0 5.0

1200 3 3.0 3.0 8.0

240 1 1.0 1.0 9.0

300 4 4.0 4.0 13.0

400 6 6.0 6.0 19.0

480 2 2.0 2.0 21.0

500 1 1.0 1.0 22.0

560 1 1.0 1.0 23.0

592 1 1.0 1.0 24.0

(63)

660 2 2.0 2.0 28.0

7 1 1.0 1.0 29.0

700 2 2.0 2.0 31.0

720 1 1.0 1.0 32.0

780 2 2.0 2.0 34.0

80 1 1.0 1.0 35.0

800 4 4.0 4.0 39.0

816. 1 1.0 1.0 40.0

840 1 1.0 1.0 41.0

875 1 1.0 1.0 42.0

900 1 1.0 1.0 43.0

Tidak ada 57 57.0 57.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Indikasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Menentukan

perjalanan penyakit 4 4.0 4.0 4.0

Menilai efek terapi 5 5.0 5.0 9.0

Menilai fungsi faal

paru 49 49.0 49.0 58.0

Toleransi operasi 42 42.0 42.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Asal Departemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Bedah 19 19.0 19.0 19.0

Bedah

Ortopedi 1 1.0 1.0 20.0

Interna 9 9.0 9.0 29.0

(64)

Neurologi 1 1.0 1.0 36.0

Obgyn 2 2.0 2.0 38.0

Paru 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Asal Rujukan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Poli rawat inap 59 59.0 59.0 59.0

Poli rawat

jalan 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Keluhan Utama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Batuk berdahak 2 2.0 2.0 2.0

Batuk berdahak,

bersin 1 1.0 1.0 3.0

Batuk berdahak,

nyeri dada 4 4.0 4.0 7.0

Sesak nafas 4 4.0 4.0 11.0

Sesak nafas, batuk

berdahak 23 23.0 23.0 34.0

Sesak nafas, batuk

berdahak, bersin 1 1.0 1.0 35.0

Sesak nafas, batuk berdahak, nyeri dada

10 10.0 10.0 45.0

Sesak nafas, nyeri

dada 12 12.0 12.0 57.0

Tidak ada 43 43.0 43.0 100.0

(65)

Cara Pembiayaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Askes 47 47.0 47.0 47.0

Jamkesmas 34 34.0 34.0 81.0

Pribadi 4 4.0 4.0 85.0

SKTM 15 15.0 15.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

CROSSTABS 

  /TABLES=KeluhanUtama BY Indikasi AsalDepartemen    /FORMAT=AVALUE TABLES 

  /CELLS=COUNT TOTAL    /COUNT ROUND CELL.   

Crosstabs

Notes

Output Created 27-DEC-2013 19:39:40

Comments

Input

Data /Users/Inge/Documents/KTI

/spss kti inge.sav Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none> N of Rows in Working

Data File 100

Missing Value

Handling Definition of Missing

(66)

Cases Used

Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax

CROSSTABS

/TABLES=KeluhanUtama BY Indikasi

AsalDepartemen /FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Resources

Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.00

Dimensions

Requested 2

Cells Available 131072

 

[DataSet1] /Users/Inge/Documents/KTI /spss kti inge.sav   

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Keluhan Utama *

Indikasi 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

Keluhan Utama *

Asal Departemen 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

Gambar

Tabel 3.1 Variabel, cara ukur, hasil ukur dan skala ukur
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Indeks
Tabel 5.6 Krostabulasi indikasi dengan keluhan utama
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran,

The communication pattern in message delivery in crop farming often seen in a face- to-face communication because there are many communicator that have a role in delivering the

ISI Surakarta; 2) Menyediakan wahana publikasi hasil kreativitas dan keilmuan bagi dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan ISI Surakarta di ruang publik; 3)

Demikian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) BPMPT Provinsi Jawa Barat kepada Gubernur Jawa Barat yang memberikan informasi kinerja BPMPT Provinsi Jawa Barat

Dalam menyampaikan informasi, Sekolah TARUNA TERPADU BOGOR masih menggunakan cara yang manual, hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penulisan ilmiah mengenai Pembuatan

[r]

Multimedia yang digunakan adalah Flash 5.0 yang merupakan salah satu software multimedia keluaran Macromedia yang dapat menggabungkan suara, animasi grafik, dan video, sehingga

Agar pelaksanaan kegiatan non akademik dilakukan secara efektif sesuai Visi dan Misi UNSIQ yang telah ditetapkan, maka selain adanya kebijakan non akademik juga perlu ditetapkan