• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI eksklusif Setelah 1 Bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI eksklusif Setelah 1 Bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR

YANG MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF SETELAH 1 BULAN DI KLINIK BERSALIN LOLLY MEDAN

TAHUN 2012

RESTU KURNIATIKA

115102088

KARYA TULIS ILMIAH

DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul KTI : Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI eksklusif Setelah 1 Bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan

Nama : Restu Kurniatika

Jurusan : Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama, dan penting bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Akan tetapi, ada suatu hal yang sangat disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusf tidak berlangsung.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI Eksklusif Setelah 1 Bulan di klinik bersalin Lolly Medan tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan Longitudinal. Jumlah sampel peneliti adalah 36 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Lolly Medan.

Hasil :Hasil yang diperoleh adalah adanya peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI setelah 1 bulan yaitu dengan rata-rata penimbangan berat badan bayi baru lahir adalah 3319,4 gram, sedangkan nilai minimum 2000 gram dan nilai maximum adalah 4200 gram. Rata-rata penimbangan berat badan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif setelah 1 bulan adalah 4144,44 gram. Sedangkan nilai minimal 3300 gram dan nilai maximal adalah 4800 gram. Sehinggga dapat dihasilkan rata-rata peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI Eksklusif setelah 1 bulan adalah 819,4 gram. Sedangkan nilai minimal 600 gram dan nilai maximal adalah 1800 gram.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa adanya peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI setelah 1 bulan. Jadi, ASI dapat digunakan dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dalam menangani berat badan.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehtan kepada peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI eksklusif Setelah 1 Bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan Tahun 2012.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar SST di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendaat bantuan, bimbingan dan dukungan keluarga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakulas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang Ns, S.Kep, M.Kep, sebagai ketua Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Sekaligus dosen pembimbing karya tulis ilmiah peneliti yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh staf dosen dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Kepala Klinik Bersalin Lolly Medan yang telah memberikan izin penelitian. 5. Teristimewa kepada kedua orang tua peneliti, adik peneliti tersayang yang telah

memberikan peneliti semangat, nasehat, doa dan juga materi yang ukup besar selama peneliti mengikuti pendidikan D-IV Bidan Pendidik.

(5)

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang telah peneliti perbuat, baik selama pendidikan di Universitas Sumatera Utara dan juga di dalam Karya Tulis Ilmiah ini maupun dalam melakukan penelitian semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kita semua.

Medan 21 Juni 2012

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR SKEMA……… vii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Perumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian………. 3

1. Tujuan umum .……….. 3

2. Tujuan Khusus……….. 3

D. Manfaat Penelitian………. 4

1. Praktik Kebidanan……… 4

2. Penelitian Kebidanan……… 4

3. Bagi Masyarakat atau Pasien……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI………... 5

1. Definisi ASI……… 5

2. Manfaat ASI……… 5

3. Manajemen Laktasi………. 6

4. Fisiologi Pengeluaran ASI……….. 8

5. Volume Produksi ASI………….……… 8

(7)

6. Kandungan Zat Gizi dalam ASI……… 10

7. Cara Menyusui yang Baik dan Benar……… 11

8. Kualitas dan Kuantitas ASI……… 12

9. Tanda Bayi Cukup ASI……….. 13

10. Tanda ASI Kurang……….. 14

11. Penambahan Berat Badan……….. 15

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL A. Kerangka Konseptual……… 16

B. Defenisi Operasional………. 16

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian……… 17

B. Populasi dan Sampe……… 17

C. Tempat Penelitian ……….. 17

D. Waktu Penelitian………. 17

E. Etik Penelitian……… 18

F. Alat Pengumpulan Data……… 18

G. Validasi dan Reliabelitas……… 18

H. Prosedur Pengumpulan Data……….. 19

I. Analisis Data………. 19

BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian……… 21

(8)

1. Interpretasi dan Hasil diskusi……… 24 2. Keterbatasan Penelitian………. 26 3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan dan Pendidikan Kebidanan.. 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 27

B. Saran ………. 28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik data Demografi Ibu Bersalin lolly Medan ……… 22 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir di

Klinik Bersalin Lolly Medan……… 22 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Setelah 1 Bulan

di Klinik Bersalin Lolly Medan……… 23 Tabel 5.4 Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Kerangka Konsep……… 16

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Format pengkajian Berat Badan Bayi Baru Lahir Lampiran II : Format lembar Obserasi Berat Badan Bayi Baru Lahir Lampiran III : Master tabel Penelitian

Lampiran IV : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan penting bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses perumbuhan dan perkembangan bayi. Akan tetapi, ada suatu hal yang sangat disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusf tidak berlangsung (Prasetyono, 2009).

Pemerintah telah menghimbau pemberian ASI ekslusif di Indonesia, tetapi angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9 dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002. Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian susu formula disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang di tempat kerja untuk menyusui atau memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas kesehatan (Amanda. 2008).

(13)

Judul KTI : Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI eksklusif Setelah 1 Bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan

Nama : Restu Kurniatika

Jurusan : Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama, dan penting bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Akan tetapi, ada suatu hal yang sangat disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusf tidak berlangsung.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI Eksklusif Setelah 1 Bulan di klinik bersalin Lolly Medan tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan Longitudinal. Jumlah sampel peneliti adalah 36 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Lolly Medan.

Hasil :Hasil yang diperoleh adalah adanya peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI setelah 1 bulan yaitu dengan rata-rata penimbangan berat badan bayi baru lahir adalah 3319,4 gram, sedangkan nilai minimum 2000 gram dan nilai maximum adalah 4200 gram. Rata-rata penimbangan berat badan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif setelah 1 bulan adalah 4144,44 gram. Sedangkan nilai minimal 3300 gram dan nilai maximal adalah 4800 gram. Sehinggga dapat dihasilkan rata-rata peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI Eksklusif setelah 1 bulan adalah 819,4 gram. Sedangkan nilai minimal 600 gram dan nilai maximal adalah 1800 gram.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa adanya peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI setelah 1 bulan. Jadi, ASI dapat digunakan dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dalam menangani berat badan.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan penting bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses perumbuhan dan perkembangan bayi. Akan tetapi, ada suatu hal yang sangat disayangkan yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusf tidak berlangsung (Prasetyono, 2009).

Pemerintah telah menghimbau pemberian ASI ekslusif di Indonesia, tetapi angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9 dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002. Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian susu formula disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang di tempat kerja untuk menyusui atau memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas kesehatan (Amanda. 2008).

(15)

Adanya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/Men.Kes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. Dalam keputusan ini, diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya para ibu hamil, melahirkan, dan menyusui, senantiasa berupaya memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif sejak pemeriksaan kehamilan (Prasetyono, 2009, hal, 23).

Dalam UU kesehatan No. 36 tahun (2009) yakni, hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif dijelaskan dalam Pasal 128 Ayat 1 yang berbunyi, Setiap bayi berhak mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis. Dengan adanya UU ini, sudah dijelaskan bahwa seorang anak yang baru dilahirkan dalam kondisi normal, berhak mendapatkan ASI secara eksklusif. Dan telah ditegaskan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Dan akan diberikan sanksi yang dijelaskan dalam Pasal 200, yakni ”Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI Eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah)”(Yudhoyono, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan Efendi. M. (1997) didapatkan pemberian ASI setelah umur 2 bulan 31,6%, ASI + susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini susu botol sangat berpengaruh sangat besar.

Hasil penelitian Yuniarti (2005) didapatkan cakupan ASI eksklusif di kota Medan tahun 2003 sebanyak 3.945 orang bayi (27%) dari sasaran 46.988 orang bayi. Disini dilihat masih kurangnya cakupan pemberian ASI eksklusif yang tinggi

(16)

terdapat pada puskesmas Padang Bulan Medan yaitu 327 orang bayi (9,2%) dari 1.183 orang bayi, dibandingkan dengan puskesmas-puskesmas yang lain (Dinkes Kota Medan,2003).

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil judul ini karena untuk mengidentifikasikan peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif selama 1 bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan Tahun 2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan di klinik bersalin Lolly Medan tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan di klinik bersalin Lolly Medan tahun 2012.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden

b.Untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan

(17)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi : 1. Praktik kebidanan

Hasil penelitian ini merupakan fakta yang telah di uji kebenarannya sehingga dapat menjadi masukan bagi praktik kebidanan yang jarang di lakukan oleh bidan maupun Rumah sakit. Guna meringankan beban pengeluaran para orang yang baru mempunyai bayi.

2. Penelitin Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau sumber data peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut dengan tema yang sama.

3. Bagi masyarakat atau pasien

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menyusui pada bayi baru lahir.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI

1. Definisi ASI

Air susu ibu (ASI) adalah suatu lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati., Wulandari, 2009).

2. Manfaat ASI

a. Manfaat bagi bayi : (1) Ketika bayi berusia 6-12 bulan, ASI bertindak sebagai makanan tambahan utam bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. guna memenuhi semua kebutuhan bayi, maka ASI perlu ditambah dengan makanan pendamping ASI; (2) ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi; (3) Bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit ketimbang bayi yang tidak memperoleh ASI.; (3) ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkannya. ASI pun selalu dalam keadaan steril dan suhunya cocok; (4) Bayi yang premtur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai kebutuhan bayi. ASI bermanfaat untuk menaikkan barat badan dn menumbuhkan sel otak pada bayi premature.

b. Manfaat bagi ibu : (1) Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan; (2) Lemak di sekitar pinggul berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsung kembali; (3) Resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah daripada ibu yang tidak menyusui; (4) Menyusui bayi lebih menghemat waktu,

(19)

karena ibu tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu atau dot (Prasetyono, 2009).

3. Manajemen Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sementara itu, yang dimaksud dengan manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah, dan kelurga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup pelaksanaan manjemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi:

a. Pada masa kehamilan yaitu: (1) Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak negativ pemberian susu formula; (2) Ibu memeriksa kesehatan tubuh, kehamilan, dan kondisi putting payudara. Selain itu, ibu perlu memantau kenaikan berat badan saat hamil; (3) Ibu melakukan perwatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan hingga siap menyusui; (4) Ibu harus selalu mencari informasi tentang gizi dan makanan tambahan sejak kehamilan trimester kedua. Makanan tambahan yang dibuthkan ibu hamil sebanyak 1 1/3 kali dari makanan yang dikonsumsi sebelum hamil;

(5) Ibu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, termassuk dukungan suami yang dapat memberikan rasa nyaman kepada ibu.

(20)

menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal; (3) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan.

c. Pada masa menyusui yaitu: (1) Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama kelahiran, ibu harus menyusui bayi secara eksklusif selama 4 bulan pertama setelah bayi lahir; (2) Ibu harus selalu mencari informasi tentang gizi makanan ketika masa menyusui agar bayi tumbuh sehat. Saat menyusui, ibu memerlukan makanan 1 ½ kali lebih banyak daripada biasanya, dan minuman minimal 8 gelas per hari; (3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya. Ia perlu ketenangan pikiran, serta menghindarkan diri dari kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat; (4) Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan bila ada permasalahan yang terkait penyusuan; (5) Ibu memeperhatikan gizi atau makanan bayi, terutama pada bayi berusia 4 bulan.sebaiknya,bayi diberi ASI yang kualitas dan kuantitasnya baik.

(21)

beberapa minggu secara terus-menerus, sehingga putting diharapkan dapat menonjol dan berfungsi dengan semestinya (Prasetyono, 2009, hal, 61). 4. Fisiologi pengeluaraan ASI

Saat bayi menghisap payudara, hisapan ini menstimulasi ujung saraf payudara. Saraf memerintahkan otak untuk mengeluarkan dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin merangsang alveoli untuk lebih banyak ASI. Sementara itu, hormon oksitosin menyebabkan sel-sel otot di sekitar alveoli mengerut, mendorong ASI masuk ke saluran penyimpanan sehingga bayi dapat menghisapnya. Semakin sering dan semakin lama bayi menghisap, semakin banyak ASI yang dihasilkan. pengeluaran ASI juga disebut sebagai reflex let down yang mekanisme kerjanya dikontrol oleh reflex neurohormonal. Selain oleh hisapan bayi, reflex let down juga menjadi aktif karena beberapa rangsangan lain, yaitu audotori misalnya saat mendengar bayi menangis dan visual misalnya saat melihat bayi. rangsangan terdebut membuat ibu merasakan pengeluaran ASI tanpa ada hisapan dari bayi. beberapa factor yang dapat memperhambat reflex let down dan menurunkan jumlah pengeluaran ASI adalah kecemasan, ketegangan, flu berat, dan nyeri. Oleh karena itu, dalam memberikan ASI, ibu perlu memperhatikan kenyamanan- duduk yang nyaman dan terbebas dari stress yang dapat menganggu proses menyusui (Nisman, 2011).

5. Volume Produksi ASI

(22)

bulan ke depan. Bayi yang sehat mengkonsumsi 700-800 ml ASI setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan volume pengeluaran air susu mulai menurun. Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI, dan harus mendapatkan makanan tambahan (Prasetyono, 2009, hal.102).

Volume ASI yang diproduksi dipengaruhi oleh kondisi psikis seorang ibu dan makanan yang dikonsumsinya, oleh karna itu ibu tidak boleh merasa stres dan gelisah secara berlebihan. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap volume ASI pada minggu pertama menyusui bayi ( Deddy Muchtadi , dalam Prasetyono, 2009, hlm. 103).

Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-700 ml setiap hari selama 6 bulan pertama, 400-600 ml pada bulan kedua, serta 300-500 ml pada tahun kedua kehidupan bayi. Kekurangan gizi dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada masa kehamilan tidak mencukupi kebutuhan yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sumber energi selama menyusui. Meskipun begitu, peningkatan konsumsi makanan pada ibu hamil belum tentu meningkatkan produksi air susunya. Sebenarnya, gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh ibu itulah yang menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap volume produksi ASI. (Prasetyono, 2009).

(23)

bulan mennjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup (de Carvalho, at al, 1982 dalam ACCSN, 1991). Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam payudara; (b) Prentince (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia satu bulan erat berhubungan dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan inti yang besar dibandingkan bayi yang mendapat formula. De Carvalo (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr).kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah disbanding bayi lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

6. Kandungan zat gizi dalam ASI

(24)

Sebaliknya protein dalam ASI lebih lunak sehingga hampir seluruhnya mudah dicerna dan terserap oleh pencernaan bayi; (3) Kadar lemak ASI lebih tinggi dibandingkan pada susu sapi. Jenis lemak dalam ASI mengandung banyak omega 3, omega 6, dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak. Selain itu, di dalam lemak ASI terdapat enzim yang membuat lemak dapat seluruhnya tercerna oleh bayi; (4) Kadar mineral dalam ASI, seperti kalium, kalsium, natrium, dan fosfor, lebih rendah dibandingkan pada susu sapi. Meskipun demikian, mineral dalam ASI tetap mencukupi tinggi, tetapi hal tersebut justru berbahaya karena apabila sebagian besar tidak dapat diserap maka akan memperberat kerja usus bayi dan mengganggu sistem keseimbangan dalam pencernaan. Hal tersebut bisa merangsang pertumbuhan bakteri yang merugikan. Gejala yang tampak adalah bayi menjadi kembung (Nisman, 2011).

7. Cara menyusui yang baik dan benar

a. Posisi badan ibu dan bayi : (1) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai; (2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala; (3) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke bayi; (4) Rapatkan dada bayi dengan ibu atau bagian bawah payudara; (5) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu; (6) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi; (7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan bokong bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

b. posisi mulut bayi dan putting susu ibu : (1) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menopang di bawah (benuk C) atau dengan menjempit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), di belakang areola ( kalang payudara); (2) Bayi di beri rangsangan agar

(25)

membuka mulut; (3) Posisikan putting susu di atas “bibir atas” bayi dan berhadapan dengan hidung bayi; (4) Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi; (5) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu di sangga atau di pegang lagi; (6) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi.

c. Posisi menyusui yang benar : (1) Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu; (2) Dagu bayi menempel pada payudara; (3) Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (bagian bawah); (4) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi; (5) Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka; (6) Sebagian besar areola tidak tampak; (7) Bayi menghisap dalam perlahan; (8) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu (Ambarwati, Wulandari, 2009)

8. Kualitas dan Kuantitas ASI

Pada dasarnya, kebutuhan bayi terhadap ASI dan produksi ASI sangat bervariasi. Oleh karena itu, ibu sulit memprediksi tercukupi kebutuhan ASI pada bayi. Terkait hal ini, ibu perlu memperhatikan tanda-tanda kelaparan atau kepuasan yang ditunjukkan oleh bayi, serta pertambahan berat badan bayi sebagai indikator kecukupan bayi terhadap ASI. Di bawah ini hal-hal yang berhubungan dengan kualitas dan kuntitas ASI (Prasetyono, 2009, hlm.104).

a. Makanan dan Gizi Ibu Saat Menyusui

(26)

dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, ibu yang menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga keseimbangan konsumsi gizi. b. Kondisi Psikis

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, misalnya kegelisahan, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketenangan emosional. Semuanya itu bisa membuat ibu tidak berhasil menyusui. Jika ibu mengalami gangguan emosi, maka kondisi itu bisa menganggu proses let down

reflek yang berakibat ASI tidak keluar, sehingga bayi tidak mendapatkan ASI

dalam jumlah yang cukup, dan ia pun akan terus-menerus menangis. Tangisan bayi membuat ibu menjadi gelisah dan mengganggu proses let down reflek. Semakin tertekan perasaan ibu karena tangisan bayi, semakin sedikit air susu yang dikeluarkan.

c. Pengaruh Persalinan dan Klinik Bersalin

Sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa rumah sakit atau klinik bersalin menitikberatkan pada kondisi kesehatan ibu dan bayi. Akan tetapi, perihal pemberian ASI kurang mendapatkan perhatian. Sering kali, makanan pertama yang diberikan kepada bayi susu formula, bukan ASI. Hal ini memberikan kesan tidak mendidik kepada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu formula lebih baik dibandingkan dengan ASI.

9. Tanda Bayi Cukup ASI

Tanda bayi cukup ASI adalah (1) Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali; (2) Warna seni biasanya tidak bewarna kuning pucat; (3) Bayi sering BAB bewarna kekuningan berbiji; (4) Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup; (5) Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam; (6) Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui; (7) Ibu dapat

(27)

merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusui; (8) Ibu dapat mendapat suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI; (9) Bayi bertambah berat badannya (Kristiyanasari, 2009)

Tanda kecukupan ASI adalah : (1) Dengan pemeriksaan kebutuhan ASI dengan cara menimbang bayi sebelum mendapatkan ASI dan sesudah minum ASI dengan pakaian yang sama dapat deketahui banyaknya ASI yang masuk; (2) Secara subjektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu bayi merasa puas, tidur pulas setelah mendapat ASI dan ibu merasakan ada perubahan tegangan pada saat menyusui bayinya ibu merasa ASI mengalir deras; (3) Sesudah menyusui tidak memberikan reaksi apbila dirangsang (disentuh pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan) (Sudaryati, dkk. 2005 dalam suherni, 2009,hal, 36).

10. Tanda ASI kurang

a. Tanda – tanda yang mungkin saja ASI benar-benar kurang

Tanda – tanda yang mungkin saja ASI benar-benar kurang adalah ; (1) Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi terkadang bayi lebih cepat menyusu. Diduga produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu; (2) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu; (3) Tinja bayi keras, keringat atau bewarna hijau; (4) Payudara tidak membesar selama kehamilan adalah keadaan yang sangat jarang terjadi, atau ASI tidak datang pasca lahir (Kristiyanasari. 2009, hlm. 58).

b. Tanda ASI Benar – Benar Kurang

Tanda bahwa ASI benar – benar kurang adalah (1) Berat badan bayi meningkat kurang dari rata- rata 500 gram per bulan; (2) BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali; (3) Ngompol rata- rata kurang 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning (Kristyanasari. 2009, hlm. 59).

(28)

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali lebih berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir (Hidayat, 2008).

(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A.Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka peneliti mengembangkan kerangka konsep penelitian yang berjudul “Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 Bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan Tahun 2012.

Bayi baru

Skema 1. Kerangka konsep B. Defenisi Operasional

Variabel penelitian

Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur Peningkatan Berat Badan Bayi Adanya suatu proses pertambahan berat badan Bayi yang ditimbang pada saat bayi baru lahir dan setelah usia 1 bulan Timbangan Bayi

Observasi BB setelah 1 Bulan

Rasio Berat Badan Bayi Baru

Lahir yang Mendapatkan ASI eksklusif

(30)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan Longitudinal yaitu untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan Tahun 2012.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh bayi yang baru lahir di klinik bersalin Lolly Medan, dengan jumlah sebanyak 36 orang.

2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik total sampling yaitu seluruh populasi di jadikan sebagai sampel dengan Kriteria sampel :

1. Bayi Baru Lahir sampai usia 1 Bulan 2. Bayi yang Mendapatkan ASI eksklusif

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Lolly Medan, dengan pertimbangan banyaknya ibu yang melakukan persalinan untuk dijadikan sampel dalam penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2012.

(31)

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan penengung jawab Klinik Bersalin Lolly Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilakan untuk menandatangani

informed consent.

Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga, tidak menuliskan nama responden pada instrument, tetapi mengunakan inisial. Responden juga berhak secara bebas untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan dalam penelitian ini setiap responden tidak ada yang dirugikan dan data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, yang terdiri dari data demografi dan karakteristik responden mengenai usia dan paritas serta berat badan bayi baru lahir.

G. Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas tidak dilakukan karena instrumen penelitian dalam bentuk lembar observasi yang disusun berdasarkan studi literatur dan konsultasi dengan pembimbing yang berkompeten di bidangnya.

(32)

H. Prosedur Pengumpul Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini antara lain : peneliti mengurus ijin penelitian terlebih dahulu di klinik bersalin Lolly Medan. Setelah itu peneliti mengkaji pasien-pasien yang bersalin dan menentukan calon responden. Responden diminta menandatangani surat persetujuan menjadi responden (Informed consent) setelah mengerti dan setuju terlibat dalam penelitian ini, maka peneliti mengisi format pengkajian berat badan bayi baru lahir jika informed consent telah ditandatangani.

Kemudian sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti menimbang berat badan bayi baru lahir terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti menganjurkan kepada responden untuk menyusui bayinya di Klinik Bersalin Lolly Medan. Setelah satu hari responden di Klinik Bersalin Lolly, responden pulang kerumahnya, kemudian peneliti menganjurkan kepada responden untuk menyusui bayinya secara Eksklusif, minimal sampai usia bayi mencapai 1 bulan. Kemudian peneliti menyampaikan kepada responden bahwasannya peneliti akan mengunjungi rumah responden setelah 1 bulan, untuk menimbang berat badan bayinya kembali, dengan menggunakan timbangan bayi yang sama pada saat penimbangan yang pertama. Untuk lebih yakin peneliti kepada responden, selama 10 hari peneliti memantau responden dengan mendatangi rumah responden sekaligus peneliti memandikan bayinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi setelah disusui oleh responden selama 1 bulan,

I. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa lembar observasi apakah penilaian sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (Coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan

(33)

analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Statistik univariat

Pada penelitian ini, analisis data dengan metode statistik univarat digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik responden yaitu paritas dan berat badan bayi baru lahir serta berat badan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan. Hasil yang telah terkumpul akan disajikan dalam bentuk tabel.

(34)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. H asil Penelitian

Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian mengenai peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif di klinik bersalin lolly medan tahun 2012. Jumlah responden adalah 36 orang.

Analisis ini dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Analisis Univarat

Pada penelitian ini, analisis data dengan menggunakan statistik univarat digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik responden yaitu usia ibu dan paritas dicari dalam statistic univariat yaitu berat badan bayi baru lahir dan berat badan bayi setelah 1 bulan. Hasil yang telah terkumpul akan disajikan dalam bentuk tabel.

(35)
[image:35.595.101.532.207.291.2]

Hasil penelitian yang diperoleh paritas responden, mayoritas responden dengan anak ke <3 sebanyak 17 orang (47,22%). Dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah.

Tabel 5.1

Distribusi resonden berdasarkan karakteristik data demografi ibu menyusui di Klinik Bersalin Lolly Medan Februari-Juni 2012

(n=36)

No Karakteristik Responden F %

1 Paritas

<3 3-5 >5

17 16 3

47,22 44,44 8,33

Rata-rata penimbangan berat badan bayi baru lahir adalah 3319,4 gram, sedangkan nilai minimum 2000 gram dan nilai maximum adalah 4200 garam. Dapat dilihat tabel 5.2 dibawah.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Penimbangan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Lolly Medan Februari-Juni 2012

(n=36)

No Variabel Mean Min-Max

1 Penimbangan

Berat Badan Bayi Baru Lahir

3319,4 2000-4200

[image:35.595.104.534.484.544.2]
(36)

Rata-rata penimbangan berat badan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan adalah 4144,44 gram. Sedangkan nilai minimal 3300 gram dan nilai maximal adalah 4800 gram. Dapat dilihat tabel 5.3 dibawah.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Penimbangan Berat Badan Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif Setelah 1 Bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan

Februari-Juni 2012 (n=36)

No Variabel Mean Min-Max

1 Penimbangan Berat Badan Bayi Setelah 1 Bulan

4144,44 3300-4800

[image:36.595.107.532.427.583.2]

Rata-rata peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan adalah 819,4 gram. Sedangkan nilai minimal 600 gram dan nilai maximal adalah 1800 gram. Dapat dilihat tabel 5.4 dibawah.

Tabel 5.4

Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI Eksklusif Setelah 1 bulan di Klinik Bersalin Lolly Medan

Februari-Juni 2012 (n=36)

No Variabel Mean

Peningkatan Berat Badan Bayi

Min-Max Peningkatan Berat

Badan Bayi 1 Peningkatan Berat Badan

Bayi Baru Lahir

yang mendapatkan ASI eksklusif Setelah 1 bulan

819,4 600-1800

(37)

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan diskusi hasil a. Karakteristik responden

Hasil penelitian yang diperoleh paritas responden, mayoritas responden dengan anak ke <3 sebanyak 17 orang (47,22%)

Dari hasil penimbangan berat badan diketahui sebagian besar usia ibu yang memberikan ASI adalah usia 30-34 tahun hampir sama penambahan berat badannya dengan usia ibu 25-29 tahun, walaupun teori menyatakan bahwa usia ibu sangat berpengaruh bagi produksi ASI. Hal ini disebabkan karena gizi yang dikonsumsi oleh ibu menyusui terpenuhi, seperti yang telah dikemukakan oleh Prayetno (2008) yaitu ibu yang menyusui tidak perlu makan yang berlebihan, tetapi cukup menjaga keseimbangan konsumsi gizi.

b. Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 Bulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa adanya peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan yaitu dengan rata-rata penimbangan berat badan bayi baru lahir adalah 3319,4 gram, sedangkan nilai minimum 2000 gram dan nilai maksimum adalah 4200 gram. Rata-rata penimbangan berat badan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan adalah 4144,44 gram. Sedangkan nilai minimal 3300 gram dan nilai maksimal adalah 4800 gram. Sehinggga dapat dihasilkan rata-rata peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan adalah 819,4 gram. Sedangkan nilai minimal 600 gram dan nilai maksimal adalah 1800 gram.

(38)

Dari hasil penelitian yang didapat, hal ini terbukti berdasarkan teorinya Hidayat (2008), yang menyatakan bahwa pada masa pertumbuhan berat badan bayi Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badannya akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badan akan menjadi dua kali lebih berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Hal ini dikarenakan bahwa pada hari pertama dan kedua sejak bayi baru lahir, ASI yang dihasilkan 50-100 ml dan akan terus meningkat pada 10-14 hari setelah persalinan.

Berat badan bayi yang penambahan berat badannya mencapai 1800 gram itu, dipengaruhi oleh usia ibu yang hanya berusia 21 tahun sehingga produksi ASInya masih lebih banyak dibandingakan dengan ibu yang berusia 30-an yang penambahan berat badan bayinya hanya mencapai 600 gram (Prasetyono, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian yang sebelumnya bahwasannya pemberian ASI setelah umur 2 bulan 31,6%, sedangkan sebelumnya pada umur bulan masih lebih baik yaitu 66,7%. Hal ini dikarenakan bahwa ibu yang menyusui beranggapan bahwa bayi yang usianya lebih dari 1 bulan sudah bisa diberikan makanan selain ASI. Sehingga pemberian ASI pada usia 1 bulan lebih banyak dibandingkan usia yang 2 bulan.

Dari hasil penelitian dan hasil penelitian yang sebelumnya, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pemberin ASI secara eksklusif \pada bayi baru lahir sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian ASI secara Ekslusif ini sangat diharuskan, berdasarkan UU no. 36 tahun 2009. Sehingga bayi tidak hanya mendapatkan ASI selama 1 bulan saja, tetapi sampai usia bayi mencapai 6 bulan.

(39)

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, dari proses pengumpulan data hingga penyajian hasil. Beberapa kesulitan saat pengumpulan data yaitu sulit mendapatkan persetujuan responden, serta rumah responden yang tidak terjangkau.

3. Implikasi untuk Asuhan atau Pendidikan Kebidanan

Dari hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa adanya peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI setelah 1 bulan. Jadi, ASI dapat digunakan sebagai intevensi dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dalam menangani berat badan.

(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan berat badan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Lolly Medan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden diperoleh bahwa mayoritas responden mayoritas responden berusia 30-34 tahun sebanyak 12 orang (33,33%). Berdasarkan paritas responden, mayoritas responden dengan anak ke <3 sebanyak 17 orang (47,22%)

2. Adanya peningkatan berat badan pada bayi baru lahir yang rata-ratanya adalah 3319,4 gram, yang meningkat rata-ratanya menjadi 4144,44 gram setelah mendapatkan ASI selama 1 bulan. Sedangkan peningkatan berat badan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif setelah 1 bulan adalah 819,4 gram. Dan diperoleh penambahan berat badan bayi minimal 600 gram sedangkan penambahan berat badan bayi yang maksimal adalah 1800 gram.

Gambar

Tabel 5.2
Tabel 5.4 Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Mendapatkan ASI Eksklusif Setelah

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan

untuk mempermudah pekerjaan memilah benda secara lebih efisien sehingga proses daur ulang dapat berjalan lebih cepat. Dari pengamatan yang dilakukan mesin tersebut

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 31 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 41 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat

Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai formula yang optimum untuk formulasi sediaan krim w/o dari ekstrak etanolik

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang

The next similarities is highest frequency of the types of sentence in both abstracts of the English proceeding of national and international conference are placed

Hasil Belajar “Mengolah Hidangan Sate atau Jenis Makanan Yang di Panggang” Pada Kesiapan Membuka Usaha Food Court yang meliputi sate buntel, sate Madura, sate

Aset keuangan yang diukur pada FVTPL adalah aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan atau yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar