• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tumbuh Kembang Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dengan Bayi yang Mendapat ASI Non Eksklusif Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Tumbuh Kembang Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dengan Bayi yang Mendapat ASI Non Eksklusif Chapter III VI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini, kerangka konseptual yang dipakai menggambarkan tentang perbandingan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, pertumbuhan bayi dapat dilihat dari berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan dapat dilihat dari motorik, bahasa, dan sosial. Baik atau tidaknya pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat dipengaruhi oleh pemenuhan nutrisi bayi (0- 6 bulan) baik yang diberikan ASI eksklusif maupun ASI non eksklusif.

Variabel Independen Variabel Dependen

ASI Eksklusif

Pertumbuhan 1. Berat Badan 2. Panjang

Badan 3. Lingkar

Kepala

ASI Non Eksklusif

Perkembangan

Normal

(2)

3.2 Hipotesa

Ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang diberikan ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif.

3. 3 Definisi Operasional No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Pertumbuhan

(3)

Lingkar 2 Perkembangan

(4)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif komparatif, yaitu jenis penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan atau memeriksa dan menguraikan perbedaan variabel pada 2 atau lebih kelompok sampel (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI Non Eksklusif.

4.2 Populasi, sampel dan teknik sampling 4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6 bulan yang terdaftar di klinik bersalin ibu Sumiariani. Populasi diambil berdasarkan jumlah bayi usia 6 bulan yang mengikuti posyandu dengan jumlah populasi 30 orang pada bulan September-Desember 2016.

4.2.2 Sampel

(5)

mengikuti posyandu di klinik ibu sumiariani dengan menggunakan total sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dengan kriteria :

a. Kriteria inklusi:

1) Bayi yang lahir dengan berat badan normal pada usia 6 bulan yaitu 2,5-3,5 kg

2) Bayi dalam keadaan sehat

3) Bayi yang hanya mengkonsumsi ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan.

4) Bayi yang mengkonsumsi ASI non eksklusif yaitu pemberian ASI tidak secara penuh selama 6 bulan awal tetapi diselingi oleh susu formula dan makanan pendamping ASI.

b. Kriteria Eksklusi:

1) Bayi yang memiliki masalah kesehatan bawaan 2) Bayi dengan berat badan lahir rendah.

Jumlah sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah 60 orang dengan 30 responden bayi dengan ASI eksklusif dan 30 responden bayi dengan ASI non eksklusif. Namun, karena keterbatasan waktu peneliti, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 orang dengan 15 responden bayi ASI eksklusif dan 15 responden bayi ASI non eksklusif.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

(6)

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu dengan memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika calon responden bersedia diteliti tetapi tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka persetujuan dilakukan secara lisan. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya. Kerahasiaan catatan tentang data calon responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya menuliskan inisial namanya saja untuk menjaga semua kerahasiaan semua informasi yang diberikan. Data-data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008).

4.5 Instrumen Penelitian 4.5.1 Kuesioner Penelitian

A. Kuesioner Data Demografi

(7)

B. Kuisioner perkembangan bayi menurut KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan perkembangan bayi yang meliputi perkembangan motorik, bahasa dan sosial. Untuk mengetahui perkembangan anak normal atau tidak normal. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak usia 6 bulan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berisi jawaban YA dan TIDAK. Jika jumlah jawaban YA sebanyak 6-10 maka dapat disimpulkan perkembangan anak normal , jika jumlah jawaban YA sebanyak 0-5 maka dapat disimpulkan perkembangan tidak normal.

4.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan realibilitas untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Karena penelitian ini melakukan pengukuran yaitu berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala yang sudah di pakai di Indonesia dan ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan pada kuesioner perkembangan sesuai dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) yang dibuat oleh IDAI dan DEPKES.

4.6 Pengumpulan Data

(8)

peneliti memulai penelitian dengan mengikuti posyandu yang dilaksanakan setiap tanggal 15. Saat melalukan posyandu peneliti bertanya kepada setiap ibu yang membawa anaknya apakah sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti yaitu bayi usia 6 bulan, apabila kriteria tersebut sudah terpenuhi kemudian peneliti bertanya jenis pemberian ASI yang diberikan. Sebelum memulai pengumpulan data terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan penelitian yang dilakukan, selanjutnya apabila responden setuju diberikan surat pernyataan persetujuan sebagai responden (informed consent). Setelah menandatangani inform consent maka peneliti memulai pengumpulan data dengan mengukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala, dan juga peneliti mengobservasi perkembangan sesuai kuesioner. Proses pengumpulan data dilakukan kurang lebih 10 menit setiap responden. Setelah data terkumpul peneliti mengurutkan data responden menggunakan angka secara sistematis.

4.7 Analisa Data

Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data dari responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data kemudian dilakukan pengolahan.

4.7.1 Analisa Univariat

(9)

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah bayi yang mendapat ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif. Variabel dependen yaitu pertumbuhan dan perkembangan bayi.

4.7.2 Analisa Bivariat

(10)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai perbandingan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI esklusif dengan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif di klinik ibu bersalin bidan Sumiariani Medan Johor dengan jumlah responden sebanyak 30 orang yaitu 15 ASI eksklusif dan 15 ASI non eksklusif.

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memaparkan analisa univariat dan juga analisa bivariat, dimana analisa univariat digunakan untuk data karakteristik demografi responden. Analisa bivariat digunakan untuk perbedaan pertumbuhan yaitu berat badan, lingkar kepala, dan perkembangan yaitu motorik , bahasa dan sosial pada bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif.

5.1.1 Karakteristik demografi responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan penghasilan, jenis kelamin, masalah kesehatan, usia kehamilan dan berat badan lahir.

(11)

Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden(n=30) NO Karakteristik

Responden

ASI Eksklusif ASI Non Eksklusif

F % f %

1. Tidak Sekolah 2. SD

3. SMP 4. SMA 5. PT Pekerjaan

1. Tidak bekerja 2. Bekerja Penghasilan

1. Tidak ada 2. <Rp. 1.900.000 3. >Rp. 1.900.000 Jenis kelamin bayi

1. Laki-laki 2. Perempuan Masalah kesehatan

1. Ya 2. tidak Berat badan lahir

(12)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menjelaskan karakteristik responden untuk ASI Eksklusif mayoritas berada pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 14 orang (93.3%), Pendidikan terakhir SMA sebanyak 10 orang (66,7%), Tidak bekerja sebanyak 13 orang (86,7%), Penghasilan rata-rata kurang dari Rp 1.900.000 sebanyak 8 orang (53,3%), jenis kelamin bayi laki-laki sebanyak 7 orang (46,7%), tidak mempunyai masalah kesehatan sebanyak 15 orang (100%), berat badan saat lahir berada pada rentang 2,5-3,5 sebanyak 11 orang (73,3%) dan usia kehamilan 36 Minggu sebanyak 100 orang (100%) .

Sedangkan pada responden ASI non eksklusif menjelaskan mayoritas berusia 20- 35 tahun sebanyak 13 orang (86,7%), Pendidikan terakhir SMA sebanyak 9 orang (60%), Tidak bekerja sebanyak 12 orang (80%), Penghasilan rata-rata dibawah Rp 1.900.000 sebanyak 5 orang (33,3%), jenis kelamin bayi laki-laki sebanyak 9 orang (60%), masalah kesehatan tidak ada sebanyak 15 orang (100%), berat badan saat lahir berada pada rentang 2,5-3,5 sebanyak 11 orang (73,3%) dan usia kehamilan 36 minggu sebanyak 14 orang (93,3%).

5.1.2. Pertumbuhan Bayi

(13)

Tabel 5.2 Pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif

No Pertumbuhan ASI Eksklusif ASI Non Eksklusif

F % F % 2. Tidak normal

Panjang badan 1. Normal 2. Tidak normal Lingkar kepala

1. Normal 2. Tidak normal

7

Pada tabel 5.2 menjelaskan bahwa dari 15 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif, 7 orang ( 46,7%) memiliki berat badan normal (5-7,5kg) dan 8 orang (53,3%) memiliki berat badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 5-7,5 kg. Sedangkan dari 15 bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, 7 orang (53,3%) memiliki berat badan normal (5-7,5kg) dan 8 orang (46,7%) , memiliki berat badan tidak normal.

(14)

Lingkar kepala dari tabel menunjukkan bahwa dari 15 bayi yang diberikan ASI eksklusif, 13 orang (86,7%) memiliki lingkar kepala normal (40-44cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 40-44cm. Sedangkan dari 15 bayi yang diberikan ASI non eksklusif, 11 orang (73.3%) memiliki lingkar kepala normal (40-44cm) dan 4 orang (26.7%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 40-44cm.

5.1.3 Perbandingan pertumbuhan bayi yang di berikan ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif.

Perbandingan pertumbuhan yang dilihat dari berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala, untuk mengetahui dapat dilihat normal dan tidak normal ASI eksklusif dan ASI non eksklusif.

Tabel 5.3 Perbandingan pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif No Pertumbuhan N Mean Std

1. ASI Eksklusif 2. ASI Non

Eksklusif Panjang badan

1. ASI Eksklusif 2. ASI Non

Eksklusif Lingkar kepala

(15)

Berdasarkan tabel 5.3 nilai mean berat badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar 7.406 dengan standar deviasi sebesar 1.137 sedangkan berat badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 7.233 dengan standar deviasi sebesar 1.023 terbukti bahwa berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif lebih besar dari berat badan rata-rata bayi ASI non eksklusif. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p) berat badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0.046, lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif adalah berbeda signifikan dari berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif (p<0.05).

Nilai mean panjang badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar 62.333 dengan standar deviasi sebesar 4.980 sedangkan panjang badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 65.266 dengan standar deviasi sebesar 6.605 dari nilai diatas dapat kita lihat bahwa panjang badan bayi ASI non eksklusif lebih besar dari panjang badan bayi ASI eksklusif. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p) panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0,651 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang badan bayi ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah tidak berbeda signifikan.

(16)

eksklusif adalah sebesar 0,837 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkar kepala rata-rata bayi ASI eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari lingkar kepala rata-rata bayi ASI non eksklusif (p>0.05) .

5.1.4 Hubungan Antara Pemberian ASI dengan Perkembangan

Hubungan antara pemberian ASI dengan perkembangan dapat dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.4

Hubungan Antara Pemberian ASI dengan Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan

Pemberian ASI

Perkembangan

Total

p-value Normal Tidak normal

N % N % N %

ASI eksklusif 15 100 - - 15 100.0 0.000

ASI non eksklusif 10 66.7 5 33.3 15 100.0

Total 25 58.3 5 41.7 30 100.0

(17)

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penjabaran penelitian diatas dapat kita lihat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI Ekslusif dan non eksklusif sebagai berikut.

5.2.1 Pertumbuhan bayi ditinjau dari pemberian ASI

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Menurut Damayanti (2010) manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai nutrisi, yang merupakan sumber gizi yang sangat ideal bagi bayi karena komposisi ASI seimbang dan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan bayi, ASI juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh , meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih saying, dalam penelitian ini pertumbuhan bayi jika kita lihat dari pemberian ASI masuk dalam kategori baik, hal ini bisa kita lihat pada table 5.2 diatas dimana pertumbuhan jika kita lihat darai 3 aspek yaitu, berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala jika kita rata-ratakan berada pada posisi yang normal.

5.2.2 Perkembangan ditinjau dari pemberian ASI

(18)

5.2.3 Perbedaan Pertumbuhan bayi Usia 6 Bulan yang di berikan ASI Eksklusif dan non eksklusif.

A. Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberikan ASI Eksklusif Dan Non Eksklusif.

Hasil penelitian menggunakan uji chi square bahwa nilai mean berat badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar 7.406 kg dengan standar deviasi 1.137 sedangkan berat badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 7.233 kg dengan standar deviasi 1.023 Terbukti bahwa berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif lebih besar dari berat badan rata-rata bayi ASI non eksklusif, hal ini menunjukkan bahwa ASI ekslusif lebih baik dari ASI non eksklusif untuk pertumbuhan bayi pada usia 6 bulan. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p) berat badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0,046 lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa berat badan rata-rata bayi ASI Eksklusif adalah berbeda signifikan dari berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif (p<0.05).

(19)

dan menyebabkan gangguan pencernaan atau diare. Hal ini disebabkan oleh sistem imun yang belum sempurna.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, 7 orang ( 46,7%) memiliki berat badan normal (5-7,5kg) dan 8 orang (53,3%) memiliki berat badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 5-7,5 kg. Sedangkan dari 15 bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, 8 orang (53,3%) memiliki berat badan normal (5-7,5 kg) dan 7 orang (46,7%) , memiliki berat badan tidak normal.

Berat badan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih berat dibandingkan dengan berat Badan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, bayi yang mendapatkan ASI memiliki berat badan dalam rentang berat badan normal, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif memiliki berat badan berada pada rentang rendah dikarenakan kandungan lemak pada ASI cenderung lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak pada ASI non Eksklusif Sehingga, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih berat dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI non eksklusif.

B. Perbedaan panjang badan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI Eksklusif dan non Eksklusif.

(20)

ini menunjukkan bahwa ASI non Ekslusif lebih baik dari ASI eksklusif untuk pertumbuhan bayi pada usia 6 bulan. Selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p) panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0,651, lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang badan rata-rata bayi ASI eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari panjang badan rata-rata bayi ASI non eksklusif (p<0.05).

Jenis asupan dapat memengaruhi pertumbuhan bayi. Salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan bayi adalah dengan mengukur pertambahan panjang badan bayi. Pada penelitian ini nilai probabilitas (sig-p) panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non Eksklusif adalah sebesar 0,651, lebih besar dari 0.05 yang berarti tidak ada hubungan antar jenis ASI dengan panjang badan bayi.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Dewey et al. (1992) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan pada pertambahan panjang bayi yang diberi ASI Ekslusif dengan yang diberi ASI non Ekslusif.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi, 13 orang (86,7%) memiliki panjang badan normal (60-70cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 60-70cm. Sedangkan dari 15 bayi, 10 orang (66,7%) memiliki panjang badan normal (60-70cm) dan 5 orang (33,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 60-70cm.

(21)

Pertambahan panjang melonjak dengan cepat, bukan dengan pola lambat dan bertahap. Tinggi rata-rata adalah 65 cm pada usia 6 bulan (Wong, 2008).

Panjang badan merupakan salah satu ukuran pertumbuhan linear. Ukuran tersebut menyatakan status gizi pada masa lampau. Pertumbuhan panjang badan relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek apabila dibandingkan dengan berat badan (Supariasa et al., 2002).

Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Conita, D (2014) , yang menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada pertumbuhan tinggi badan antara bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan yang ASI non eksklusif. Nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat berbeda dari kandungan nutrisi yang terdapat dalam susu formula ataupun makanan lainnya sehingga menyebabkan terjadi perbedaan tinggi badan antara kelompok ASI Eksklusif dan non eksklusif. Panjang tungkai merupakan komponen dari panjang massa anak-anak yang sangat berhubungan erat dengan pola pemberian makan saat bayi. (IDAI dalam Sakartini, 2013).

Panjang badan pada bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif cenderung lebih cepat bertambah dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan asupan ASI eksklusif, namun panjang badan pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sesuai dengan berat badan bayi. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki berat badan lebih ideal, artinya panjang badan sesuai dengan berat badan bayi, bayi memiliki berat badan dan panjang badan yang proporsional.

(22)

(2002), anak yang pada saat bayinya mendapat ASI secara signifikan lebih tinggi daripada anak yang pada saat bayinya mendapat susu formula.

Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, pertumbuhan bayi terlihat normal antara berat badan dan panjang badan sesuai dengan usianya. Berbeda dengan ASI non ekslusif, hal ini dikarenakan ASI non eksklusif merupakan larutan kompleks yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat utama dalam ASI non eksklusif adalah laktosa. Di dalam usus halus laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Produksi enzim laktase pada usus halus bayi kadang-kadang belum mencukupi, untungnya laktase terdapat dalam ASI.

Sebagian laktosa akan masuk ke usus besar, dimana laktosa ini akan difermentasi oleh flora usus (bakteri baik pada usus) yaitu laktobasili. Bakteri ini akan menciptakan keadaan asam dalam usus yang akan menekan pertumbuhan kuman patogen (kuman yang menyebabkan penyakit) pada usus dan meningkatkan absorpsi (penyerapan) kalsium dan fosfor. ASI eksklusif hanya menyerap kalsium dan fosfor sesuai dengan kebutuhan bayi. Sedangkan ASI non eksklusif tidak.

C. Perbedaan lingkar kepala bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan non eksklusif

(23)

lingkar kepala rata-rata bayi ASI non eksklusif lebih besar dari lingkar kepala rata-rata bayi ASI eksklusif, selanjutnya, nilai probabilitas (sig-p) lingkar kepala bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0.837, lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkar kepala rata-rata bayi ASI Eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari lingkar kepala rata-rata bayi ASI eksklusif (p<0.05).

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi, 13 orang (86,7%) memiliki lingkar kepala normal (40-44cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 40-44cm. Sedangkan dari 15 bayi, 11 orang (73.3%) memiliki lingkar kepala normal (40-44cm) dan 4 orang (26.7%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 40-44cm.

Pertumbuhan lingkar kepala bayi berjalan sangat cepat selama 6 bulan pertama, lingkar kepala bertambah setiap bulannya sekitar 1,5 cm. Ukuran rata-rata adalah 43 cm pada usia 6 bulan. Pertambahan ukuran kepala mencerminkan pertumbuhan dan diferensiasi sistem saraf (Wong, 2008).

(24)

Pertambahan yang relatif konstan juga dapat diketahui dari proporsi besar kepala dengan panjang badan. Saat lahir, kepala berukuran seperempat bagian dari panjang badan dan setelah dewasa, besar kepala hanya seperdelapan dari panjang badan. Oleh karena itu, lingkar kepala ini hanya efektif pada 6 bulan pertama sampai umur 2-3 tahun, kecuali pada keadaan tertentu seperti bentuk kepala yang besar pada anak yang menderita hydrocephalus. Pada dua tahun pertama ini, pertumbuhan otak relatif pesat (Nursalam, 2005).

Pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir pertumbuhan otak. Berat otak waktu lahir adalah sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun beratnya hampir mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram 75%, dan mencapai 90% pada usia 6 tahun. Pertumbuhan ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak sehingga bila ada hambatan atau gangguan pada pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanya juga terhambat (Nursalam, 2005).

Komposisi yang terdapat dalam ASI non eksklusif juga sudah lengkap, di dalamnya terkandung AA dan DHA yang telah digembar-gemborkan produsen susu formula untuk meningkatkan kecerdasan anak. Hal ini perlu diketahui Ibu sebelum hamil, sehingga Ibu lebih siap untuk memberikan tambahan ASI non eksklusif.

5.2.4 Perbedaan Pekembangan Bayi Usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan non eksklusif .

(25)

normal. Berbeda dengan perkembangan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI non eksklusif dimana perkembangan normal hanya sebesar 66,7 % dan perkembangan tidak normal sebesar 33,3%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah (2012) yang berjudul “Hubungan Pemberian susu formula dengan tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan di RSU Assalam Gemolong”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan susu formula sebesar 89,19% mengalami keterlambatan perkembangan, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 67,57% mengalami tahap perkembangan yang normal. Hal ini juga sesuai dengan teori yang diungkapkan Hanlock (2008) bahwa pengisapan ASI dengan adanya refleks mengisap merupakan stimulan dini terhadap tumbuh kembang anak. Perkembangan anak dapat terganggu oleh kondisi lingkungan atau fisik yang kurang mendukung seperti kurang gizi dan stimulasi dari lingkungan.

(26)

makanan padat, sedangkan ASI tetap diberikan hingga umur 2 tahun (Roesli, 2005).

Selain pemberian ASI eksklusif dan ASI non eksklusif ada jug akebiasaan para orang tua memberikan makanan pendamping ASI. Pemberian MP-ASI pada bayi dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan pendidikan ibu. Sedangkan dampak pemberian MP-ASI adalah Krisnatuti dan Yenrina (2002), menambahkan bahwa seorang bayi dibawah umur 4 bulan telah diberi makanan tambahan maka bayi tersebut akan sulit tidur pada malam hari, selain itu bayi juga akan mengalami gangguan-gangguan lainnya yaitu sakit perut, mencret, atau sembelit (susah buang air besar) infeksi, kurang darah. dan alergi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan perkembangan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi ASI non eksklusif.

(27)

Pemberian susu formula atau makanan pendamping ASI adalah pemberian makanan tambahan atau minuman oleh ibu kepada bayinya baik diberikan ASI atau susu formula. Susu formula untuk bayi biasanya mengandung banyak kasein. Kandungan dadih yang banyak ditujukan untuk menyerupai ASI, sedangkan kandungan kasein dianggap lebih disukai bayi. Meskipun demikian, tidak ada susu formula yang sebanding dengan ASI bagi bayi baru lahir.

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indo-nesia (SDKI) tahun 2007, menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%, pada saat yang sama jumlah bayi dibawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007. Hanya sejumlah 14% ibu di tanah air yang memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka sampai bayi berusia 6 bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya mendapat-kan ASI kurang dari 2 bulan saja.

(28)

5.3 Keterbatasan Penelitian

(29)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang perbandingan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif dan ASI non eksklusif, dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada perbedaan signifikan pertumbuhan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif dan ASI non eksklusif, dimana berat badan rata-rata bayi ASI eksklusif lebih besar dari berat badan rata-rata bayi dan berbeda signifikan .Hal ini diindikasikan oleh nilai sig-p <0.05.

2. Pada penelitian ini panjang badan bayi ASI non eksklusif lebih besar dari panjang badan bayi ASI eksklusif dan tidak berbeda signifikan antara ASI Eksklusif denga ASI non eksklusif, hal ini dapat dilihat dari nilai sig-p >0.05.

3. Rata-rata Lingkar kepala bayi ASI non eksklusif lebih besar dari lingkar kepala rata-rata bayi ASI eksklusif ini tidak berbeda signifikan antara ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif, hal ini dapat dilihat dari nilai sig-p >0.05

(30)

6.2 Saran

Mengingat pentingnya melakukan pengamatan tentang tumbuh kembang bayi, maka dengan ini disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada Klinik Ibu Sumiariani disarankan untuk terus melakukan promosi kesehatan terutama terkait dengan tumbuh kembang bayi sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat dapat lebih ditingkatkan. 2. Kepada ibu bayi usia 6 bulan disarankan untuk lebih meningkatkan

pengetahuannya tentang pentingnya mengawasi tumbuh kembang bayi sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat diawasi sejak dini. 3. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis

Gambar

Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden(n=30)
Tabel 5.2 Pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif
Tabel 5.3 Perbandingan pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan

ThebeliefthattheAssassinscouldstrikeeverywhereandany­ wherespreadthroughouttheChristianandMoslemworld.TheFrench chroniclerGuillaumedeNangistellsofhowtheOldManofthe Mountain sent

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang

Enterprise Architecture Framework pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderan Achmad Yani dan menghasilkan suatu pemodelan sistem informasi dengan.. menggunakan

Karena kajian naskh yang berkaitan dengan penghapusan, menghilangkan atau penggantian sebuah hukum ke hukum yang lain sesuai dengan pengertian dua kata tersebut

99 diperoleh pengetahuan dan sikap responden secara kumulatif baik.Responden yang memilki pengetahuan kurang baik tidak semuanya memiliki sikap yang kurang baik maka

Sayangnya usaha yang dilakukan selama ini justru membawa pengkaji pada perdebatan tersendiri. Aksin Wijaya membagi sikap pengkaji terhadap naskh menjadi tiga

Kecenderungan yang dapat dilihat dari hasil penelitian ini adalah pola makan yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya obesitas. Obesitas terjadi jika seseorang