• Tidak ada hasil yang ditemukan

this file 8865 11840 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " this file 8865 11840 1 SM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

95

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pengembangan Modul

Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Poe (

Predict, Observe,

Explain

)

Yurikhe Indah Ayuning Puspa Lulu Nurul Istanti

Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Malang Imam Muchayat

SMK Negeri 1 Malang

Email: lulu.nurul.istanti.fe@um.ac.id

ABSTRACT: The purpose of this research are to produce module of Public Relation and Protocol Administration based on POE for Elevents Grade Office Administration 2 which has been tested its validity and to know the improvement of student learning outcomes after using this module. This type of research is research and development with using Borg & Gall model. Research indicates that the module of Public Relations and Protocol Administration using POE model have been validated and the result is feasible to be used and the student’s learning outcomes in the experimental class are higher than the control class.

Keywords:module, POE, public relation and protocol, learning outcomes

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE untuk kelas XI APK 2 yang telah teruji validitasnya dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan modul tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan menggunakan model Borg & Gall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul Administrasi Humas dan Keprotokolan dengan menggunakan model POE yang telah divalidasi dinyatakan layak digunakan dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Kata Kunci: modul, POE, humas dan keprotokolan, hasil belajar

Manusia dan pendidikan mempunyai hubungan yang erat dan keberadaan keduanya tidak dapat dipisahkan karena pendidikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Menurut Tirtarahardja (2005:153) pendidikan berperan penting dalam mempersiapkan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang, karena pendidikan merupakan faktor dan pilar utama untuk mengantisipasi masa depan. Pendidikan akan mengarahkan pada perubahan terhadap pengetahuan dan perilaku peserta didik menjadi lebih baik. Tujuan utama dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan inilah pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara mengimplementasikan beberapa kurikulum yang ada di Indonesia. Khususnya pada tahun ini pemerintah telah menerapkan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kibirige (2014: 300) mengatakan bahwa kurikulum dikembangkan untuk menegakkan nilai – nilai konstitusional dan demokrasi yang layak untuk memberikan pendidikan yang berkualitas.

(2)

96

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Federasi Serikat Guru (FSGI) Retno Listyarti mengatakan bahwa persoalan Kurikulum 2013 tidak hanya sebatas ketidaksiapan guru, keterlambatan buku tiba di sekolah juga menyebabkan masalah tersendiri bagi para guru. Keterlambatan buku paket Kurikulum 2013 untuk siswa dan guru menurutnya dapat menyebabkan guru kurang memiliki waktu untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum menyelenggarakan proses pembelajaran. Hal ini berbanding terbalik dengan pendapat yang telah dikemukakan olehHidayat (2013:158) bahwa keberhasilan dari implementasi kurikulum 2013 selain dari tenaga pendidik dan kependidikan, keberhasilan dari implementasi Kurikulum 2013 juga ditunjang oleh ketersediaan buku atau bahan ajar sebagai sumber dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu guru mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan pada tanggal 2 Oktober 2016di SMKN 1 Malang yaitu Bapak Imam Muchayat, S, Sos, didapatkan bahwa guru tidak memiliki cukup banyak bahan ajar yang akan digunakan untuk melakukan proses belajar mengajar. Guru hanya mengutip dan mengambil materi di artikel internet yang materinya sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Begitu pula saat memberikan tugas, guru hanya memberikan arahan kepada siswa agar mencari materi di internet. Dari hasil wawancara ini didapati pula bahwa hasil belajar siswa kelas XI APK pada mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan hanya sebesar 62,5. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75 serta siswa juga kurang termotivasi dalam belajar. Hal ini dikarenakan kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa yang disebabkan oleh kurangnya bahan ajar pada Mata Pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah, keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah perlu ditunjang oleh salah satu faktor penting yaitu adanya bahan ajar yang menjadi acuan bagi guru dan siswa dalam berjalannya proses belajar mengajar tersebut.

Berdasarkan problematika di atas, peneliti ingin mengembangkan sebuah bahan ajar berupa modul. Modul merupakan salah satu bentuk dari bahan ajar yang disusun secara utuh dan sistematis, didalamnya terdiri dari seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu perserta didik menguasai tujuan belajar (Daryanto, 2013:9). Majid (2012:176) mendeskripsikan modul sebagai sebuah buku atau bahan ajar yang ditulis dan disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Penerapan modul perlu dilakukan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Modul berfungsi sebagai sarana belajar siswa yang bersifat mandiri, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dengan kecepatan yang mereka miliki masing-masing.

Administrasi Perkantoran adalah salah satu program keahlian yang ada di SMKN 1 Malang yang mana terdapat mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan. Dalam penyajian mata pelajarannya, terdapat Kompetensi Dasar (KD) Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan yang di dalamnya membahas tentang langkah – langkah dalam menulis laporan pertemuan setelah pertemuan tersebut diselenggarakan. Dengan adanya modul dalam kompetensi dasar sistematika penulisan laporan pertemuan dapat dijadikan sebagai penyedia informasi dasar sehingga dapat menjadi bahan berlatih bagi peserta didik.

(3)

97 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

tepat dalam penulisan modul pembelajaran ini. Menurut Warsono (2016:93), model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk mengungkap dan menggali kemampuan siswa dalam melakukan prediksi secara individual. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat dari Kose, Costu & Keser (dalam Şeşen, 2016:186) yang menyatakan bahwa POE digunakan untuk memberikan siswa kesempatan memprediksi hasil dari situasi dengan alasan dan juga memastikan siswa mengamati situasi dan melakukan penjelasan untuk menghapus konflik antara prediksi dan observasi.

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran diawali dari rasa ingin tahu siswa itu sendiri. Guru dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa dengan cara memberikan suatu permasalahan sehingga akan menimbulkan suatu keinginan dari siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan fakta yang kemudian diobservasi, sehingga akan meningkatkan kemampuan berfikir logis siswa. Model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) dapat digunakan untuk menggali pengetahuan awal siswa sehingga dapat memberikan informasi kepada guru mengenai kemampuan berpikir siswa. Saat guru mulai mampu mengenali kemampuan siswa maka guru akan dapat mengkondisikan siswa untuk melakukan diskusi dan memotivasi siswa untuk mengeksplorasi konsep yang dimiliki sehingga dapat membangkitkan keinginan siswa untuk melakukan investigasi. Jadi, model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bentuk angka - angka atau skor setelah guru memberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa inilah kemudian akan dijadikan acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Dimyati, 2006:200).

Teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perlu didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyaningrum dkk (2014) dengan judul “Pengembangan Modul Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) pada Materi Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Hasil penelitian yang dilakukan dengan strategi pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yakni kelayakan modul pembelajaran yang dikembangkan mendapatkan nilai 3,3 setelah dilakukan uji lapangan dan berkategori “Baik” dengan pencapaian hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam kategori “Sedang”.

Penelitian sebelumnya selanjutnya juga dilakukan oleh Suleman dkk (2015) dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dengan Teknik POE terhadap Hasil Belajar Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Siswa di Kelas X SMA Negeri 1 Kabila”. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata – rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yakni kelas yang menggunakan pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) adalah 17,58 dan rata – rata hasil belajar pada kelas kontrol yakni kelas yang tidak menggunakan pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) adalah 17,17”.

METODE

(4)

98

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Adapun langkah – langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi adalah sebagai berikut: 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain produk, 4) Validasi desain, 5) Revisi desain, 6) Ujicoba produk, 7) Revisi produk, dan 8) Ujicoba pemakaian.

Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan analisis potensi dan masalah. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara kepada salah satu guru Mata Pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan di SMKN 1 Malang, dari hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa guru tidak memiliki cukup banyak bahan ajar yang akan digunakan untuk melakukan proses belajar mengajar dikarenakan banyak mata pelajaran dan materi-materi baru sebagai dampak dari diterapkannya kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013, jadi guru hanya mengutip dan mengambil materi di artikel internet yang materinya sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Dari hasil wawancara ini didapati pula bahwa hasil belajar siswa kelas XI APK pada mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan hanya sebesar 62,5. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 serta siswa juga kurang termotivasi dalam belajar. Selanjutnya pada tahap pengumpulan data peneliti melakukan observasi di SMKN 1 Malang guna mengetahui karakteristik, kemampuan, modul yang digunakan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan sebagai bahan untuk pengumpulan data. Modul yang digunakan siswa Kelas XI APK 2 di SMKN 1 Malang ini hanya berupa

softcopy hasil pencarian dari internet.

Pada tahap desain produk, peneliti merancang modul pembelajaran yang sesuai dengan spesifikasi produk yang akan dikembangkan dengan cara menganalisis silabus Administrasi Humas dan Keprotokolan di SMKN 1 Malang untuk menentukan materi yang akan digunakan dalam mengembangkan modul. Analisis ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang dibutuhkan, mengkaji sub pokok bahasan, menentukan tugas –tugas peserta didik seperti tugas individu dan kelompok serta menyusunnya secara sistematis dalam bentuk peta konsep berdasarkan dari tujuan – tujuan pembelajaran. Selanjutnya produk akan divalidasi oleh ahli materi yaitu Bapak Imam Muchayat, S.Sos yang akan menilai modul dari aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian dan keefektifan penggunaan modul. Sedangkan untuk ahli modul akan dilakukan oleh Bapak Drs. H. Mohammad Arief, M.Si yang akan menilai modul dari aspek kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan. Setelah desain produk divalidasi oleh ahli materi dan ahli modul, kritik dan saran yang diberikan akan digunakan peneliti sebagai acuan untuk merevisi atau melakukan perbaikan produk yang dikembangkan oleh peneliti agar lebih baik lagi.

Setelah produk divalidasi dan direvisi, hasil dari modul yang telah direvisi diujicobakan kepada kelompok kecil yakni kelas XI APK 1 yang terdiri dari 6 orang siswa yang masing-masing terdiri dari 2 siswa kemampuan tinggi, 2 siswa kemampuan sedang, dan 2 siswa kemampuan rendah sebagai pengguna modul dan peneliti menyiapkan instrumen penilaian. Berdasarkan hasil validasi kelompok kecil jika masih ditemukan kekurangan, maka produk hasil pengembangan akan direvisi. Setelah produk divalidasi dan direvisi, hasil dari modul yang telah direvisi diujicobakan kepada kelompok besar yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas dimana peneliti melakukan uji coba dengan menggunakan modul berbasis POE (Predict, Observe, Explain) yakni kelas XI APK 2, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan modul melainkan hanya dengan menggunakan metode pembelajaran POE

(5)

99 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

Data yang diperoleh pada pengembangan modul ini adalah data kualitatif-kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari catatan, komentar, kritik, maupun saran-saran yang diberikan oleh validator yang digunakan untuk perbaikan atau revisi modul. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian yang diberikan kepada subjek uji coba dan data dari hasil posttest. Data yang dihimpun melalui serangkaian evaluasi tersebut adalah data dari uji ahli modul, uji ahli materi, uji coba kelompok kecil dan uji kelompok besar.

Instrumen yang digunakan sebagai pengumpulan data pada pengembangan modul ini adalah angket, tes dan wawancara. Pada angket penelitian digunakan untuk mengumpulkan data berupa penilaian berdasarkan BSNP dan data tentang kualitas kelayakan produk. Data yang diperoleh dari angket merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Skala pengukuran dalam angket tersebut menggunakan skala Likert, yang terdiri dari 4 kategori (Sugiyono, 2013:134-135):

Hasil Validasi tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus berikut:

= ∑ Χ 100%

Keterangan:

: Nilai rata-rata (dalam persen) ∑ : Jumlah Skor Responden ∑ : Jumlah Skor Jawaban 100% : Konstanta

(Sumber: Suparti, 2016: 192)

Kesimpulan hasil analisis persentase di atas, dapat diketahui dengan cara mengembangkan jenjang kriteria validitas. Tabel 1 berikut menunjukkan klasifikasi jenjang kriteria validasi.

Tabel 1. Jenjang Kriteria Validitas untuk Analisis Data Validasi

Persentase Keterangan

81% - 100% Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi) 61% - 80% Valid (dapat digunakan namun perlu direvisi kecil)

41% - 60% Kurang valid (disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar) 21% - 40% Tidak valid (tidak boleh dipergunakan)

0% - 20% Sangat tidak valid (tidak boleh dipergunakan) Sumber: Akbar, 2013:42

Pada analisis hasil tes, perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan menggunakan posttest. Kedua hasil dari masing – masing perlakuan tersebut dibandingkan dengan menggunakan rata – rata kelas untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar pada siswa. Jika hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelas kontrol, maka pembelajaran dengan menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) pada Materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan tersebut lebih efektif.

(6)
(7)

100

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil validasi ahli materi, ahli modul dan siswa diperoleh hasil bahwa modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis POE layak untuk digunakan, berikut disajikan hasil pengembangan produk yang dikembangkan oleh peniliti.

Gambar 1. Cover depan dan belakang modul

Hasil validasi ahli materi, ahli modul dan siswa untuk modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) ini terbagi menjadi 2 jenis data, yakni data kuantitatif dan kualitatif. Hasil data kuantitatif validasi produk yang diperoleh dari ahli materi ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Data Kuantitatif Validasi Ahli Materi

No. Aspek yang dinilai Ʃx Ʃxi % Keterangan

1. Kelayakan isi 33 36 91,7 Sangat valid

2. Kelayakan penyajian 29 32 90,6 Sangat valid

3. Keefektifan penggunaan modul 11 12 91,7 Sangat valid

JUMLAH 73 80 91,3 Sangat valid

(Sumber: Data Kuantitatif Hasil Validasi Ahli Materi, 2017)

(8)

101 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Catatan atau Saran Validasi Produk dari Ahli Materi

Saran Rekomendasi

 Modul dibuat lebih menarik minat baca siswa

 Frame pada modul dikurangi

 Gunakan ukuran font standar yaitu 11 atau 12

Layak digunakan

(Sumber: Data Hasil Validasi Produk Angket Ahli Materi, 2017)

Berdasarkan Tabel 3 terdapat saran dan catatan dari ahli materi berkenaan dengan aspek kelayakan kegrafikan modul. Seluruh saran dan catatan dari ahli materi dalam tahap revisi desain produk menjadi bahan acuan untuk melakukan perbaikan dan menyempurnakan isi modul.

Hasil data kuantitatif validasi produk yang diperoleh dari ahli modul ditunjukkan pada Tabel 4 berikut ini

Tabel 4. Data Kuantitatif Validasi Ahli Modul

No. Aspek yang dinilai Ʃx Ʃxi % Keterangan

1. Kelayakan bahasa 32 32 100 Sangat valid

2. Kelayakan penyajian 23 24 95,8 Sangat valid

3. Kelayakan kegrafikaan 21 24 87,5 Sangat valid

JUMLAH 76 80 95 Sangat valid

(Sumber: Data Kuantitatif Hasil Validasi Ahli Modul, 2017)

Tabel 4 menunjukkan perolehan data dari angket ahli modul yaitu sebesar 95% yang berarti modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict, Observe, Explain) pada materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan yang dihasilkan memiliki kriteria sangat valid atau layak digunakan. Sedangkan untuk data kualitatif diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Catatan atau Saran Validasi Produk dari Ahli Modul

Saran Rekomendasi

 Komposisi warna pada cover modul

diperbaiki Sangat layak digunakan

(Sumber: Data Hasil Validasi Produk Angket Ahli Modul, 2017)

Berdasarkan Tabel 5 terdapat saran dan catatan dari ahli modul berkenaan dengan aspek kelayakan kegrafikan modul. Seluruh saran dan catatan dari ahli modul dalam tahap revisi desain produk menjadi bahan acuan untuk melakukan perbaikan dan menyempurnakan isi modul.

(9)

102

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Tabel 6. Data Hasil Angket Ujicoba Kelompok Kecil

No. Nama Siswa Ʃx Ʃxi % Keterangan

1. Siswa 1 36 40 90 Sangat valid

2. Siswa 2 30 40 75 Valid

3. Siswa 3 34 40 85 Sangat valid

4. Siswa 4 31 40 77,5 Valid

5. Siswa 5 37 40 92,5 Sangat valid

6 Siswa 6 31 40 77,5 Valid

Jumlah 199 240 82,9 Sangat valid

(Sumber: Data Hasil Validasi Produk Angket Siswa, 2017)

Tabel 6 menunjukkan perolehan data dari angket siswa atau kelompok kecil yaitu sebesar 82,9% yang berarti modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict, Observe, Explain) pada materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan yang dihasilkan memiliki kriteria sangat valid atau layak digunakan. Sedangkan untuk data kualitatif diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materii.

Saran dan catatan dari siswa berkenaan dengan aspek kelayakan kegrafikan modul. Seluruh saran dan catatan dari ahli modul dalam tahap revisi desain produk menjadi bahan acuan untuk melakukan perbaikan dan menyempurnakan isi modul. Uji coba pemakaian pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict, Observe, Explain). Perbandingan hasil belajar ini dilihat dari nilai rata – rata hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol yang diperoleh dari nilai posttest siswa.

Uji coba pemakaian ini dilaksanakan pada kelas XI APK 2 yakni kelas yang menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE yang berjumlah 31 orang siswa dengan 4 kali pertemuan. Kemudian kelas XI APK 4 yakni kelas yang tidak menggunakan modul melainkan hanya menggunakan metode pembelajaran berbasis POE yang berjumlah 32 orang siswa dengan 3 kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir di masing – masing kelas tersebut, peneliti melakukan posttest untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang selanjutnya hasil dari posttest tersebut diolah dan dibandingkan pada masing – masing kelas. Adapun hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata - Rata Jumlah Siswa Tuntas Belum Tuntas Jumlah Siswa

1. XI APK 2 31 siswa 84 25 5

2. XI APK 4 32 siswa 71,1 11 20

(Sumber: Data diolah oleh Peneliti)

(10)

103 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

Pembahasan

Produk hasil pengembangan dalam penelitian ini adalah berupa bahan ajar dalam bentuk cetak, yaitu modul pembelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan pada materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yang dilengkapi dengan buku pegangan guru. Pada buku pegangan guru berisi materi dan juga latihan soal yang sama dengan modul siswa, hanya saja pada buku pegangan guru juga dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kunci jawaban dan penilaian yang dapat digunakan guru sebagai acuan untuk menilai soal – soal latihan pada modul siswa.

Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh teori kontruktivisme. Menurut Widyaningrum (2014:99) model POE merupakan rangkaian proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa melalui tahap prediksi atau membuat dugaan awal, pengamatan atau pembuktian, dan penjelasan terhadap hasil pengamatan. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat dari Kibirage, Osodo, Tlala, (2014:301) bahwa partisipasi pelajar seluruhnya pada pelajaran dengan menggunakan model POE meliputi 3 karakteristik yaitu prediksi, observasi dan menjelaskan.

Langkah – langkah pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yang digunakan sebagai tahap penggunaan modul hasil pengembangan adalah predict (prediksi), observe

(observasi) dan explain (menjelaskan) yang kemudian langkah – langkah pembelajaran tersebut diimplementasikan dalam modul yang meliputi tiga bagian yaitu Let’s predict, pada tahap ini siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan guru memberikan suatu permasalahan dengan menyajikan sebuah gambar notula untuk diamati dan diprediksi oleh siswa. Kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa bersangkutan dengan gambar tersebut seperti “Menurut Anda apa jenis notula tersebut? Jelaskan pula alasan Anda!”. Apakah notula tersebut sudah sesuai dengan susunan laporan pertemuan atau notula? Jelaskan alasan Anda!”. Selanjutnya siswa akan menjawab pertanyaan tersebut pada modul. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nana (2014:58) pada tahap

predict guru memberikan suatu permasalahan untuk diprediksi oleh siswa, siswa akan menjawab pertanyaan dengan membuat alasan mengapa mereka memprediksi seperti itu, guru juga memberikan kebebasan kepada siswa untuk menuangkan ide dan konsep mereka.

Let’s observe, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan atau demonstrasi untuk menemukan jawaban dan membuktikan hasil dari prediksi mereka mengenai permasalahan yang telah diberikan oleh guru pada tahap predict. Seperti pendapat yang telah dikemukakan oleh (Şeşen, 2016:186) bahwa pada tahap observasi, siswa dapat melihat apakah salah satu prediksi mereka benar atau salah (Hilario, 2015:39).

Let’s explain, pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil percobaan dan pengamatan yang diperolehnya di depan kelas. Tahap ini bisa dilakukan dengan cara mengundi nomor kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Strategi ini diterapkan guru dengan tujuan agar setiap kelompok mempersiapkan diri sehingga semua kelompok terlibat selama proses pembelajaran. Bagi kelompok yang tidak memiliki kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya, guru akan menanyakan apakah inti dari hasil diskusinya sama dengan kelompok lainnya, jika tidak sama maka kelompok tersebut diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat atau sarannya.

(11)

104

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Administrasi Perkantoran. Tingkat kelayakan modul yang telah dikembangkan meliputi lima aspek. Adapun kelima aspek tersebut adalah aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan kegrafikan dan aspek keefektifan penggunaan modul.

Pada aspek kelayakan isi, produk hasil pengembangan berupa modul pembelajaran ini menggunakan model POE (Predict, Observe, Explain) yang terdiri dari satu kompetensi dasar yaitu Menguraikan Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan yang kemudian dikembangkan dalam beberapa indikator dan langkah pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) sehingga menjadi 2 kegiatan belajar yang harus dicapai siswa. Pada Kegiatan Belajar 1, siswa akan mempelajari materi tentang sistematika penulisan laporan pertemuan, sedangkan pada Kegiatan Belajar 2, siswa akan mempelajari cara membuat laporan pertemuan. Materi yang disajikan pada modul disesuaikan dengan silabus mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan yang disusun secara sistematis sehingga keseluruhan indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Modul juga dilengkapi dengan latihan soal pada setiap akhir kegiatan belajar sehingga dapat melatih pemahaman siswa terkait materi yang telah dipelajari. Soal latihan yang disediakan dirancang dengan menggunakan aspek kognitif dan psikomotorik, sehingga kemampuan pengetahuan siswa dan praktek menjadi seimbang.

Pada aspek kelayakan penyajian modul disajikan dengan memperhatikan keruntutan dan kelengkapan penyajian. Materi pada modul disajikan secara runtut dengan berpedoman pada tahapan pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yang dimulai dari prediksi hingga menjelaskan dan disusun sesuai dengan urutan pada silabus. Kelengkapan penyajian modul terdiri dari 3 bagian utama yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Bagian pendahuluan pada modul terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, alur belajar siswa, pendahuluan (latar belakang, prasyarat, kompetensi inti dan dasar, tujuan pembelajaran serta petunjuk penggunaan modul) dan peta konsep. Kemudian bagian isi pada modul terdiri dari halaman judul kegiatan belajar, mari membaca, let’s predict, let’s observe, let’s explain, rangkuman, tugas mandiri, tugas kelompok, soal evaluasi, uji kompetensi dan catatanku. Sedangkan bagian penutup terdiri dari tindak lanjut, glosarium, daftar pustaka, dan biografi penulis.

Pada aspek kelayakan bahasa, bahasa yang digunakan dalam modul disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia yang ditulis dengan tata bahasa, ejaan, struktur kalimat dan penggunaan kalimat yang tepat sehingga siswa mampu memahami pesan yang terdapat dalam modul. Bahasa disajikan secara ilmiah namun tidak kaku dan disesuaikan dengan kemampuan berfikir siswa agar siswa mudah untuk mempelajari modul. Bahasa yang belum familiar bagi siswa dicantumkan dalam glosarium. Glosarium pada modul ini berfungsi untuk mendefinisikan bahasa ilmiah yang tidak dipahami oleh siswa.

Aspek kegrafikan pada modul ini meliputi (a) desain sampul, (b) tata letak, (c) ilustrasi atau gambar, dan (d) tipografi. Desain sampul bagian depan didesain dengan menampilkan gambar Notula sehingga dapat menggambarkan isi dari modul tersebut. Sampul bagian depan dan belakang didesain menggunakan warna dasar hijau dan putih yang dikombinasikan. Selain itu modul juga dicetak dengan menggunakan kertas A4 sesuai dengan standar ISO.

(12)

105 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

Tipografi meliputi ukuran dan jenis huruf dan pemilihan warna. Jenis huruf yang digunakan secara umum dalam modul adalah Times New Roman dengan ukuran 12 pt dan pemilihan warna dominan pada 4 warna yaitu warna orange, biru, merah muda dan hijau. Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan agar mudah untuk dibaca oleh pengguna.

Aspek keefektifan penggunaan modul yang divalidasi oleh ahli materi meliputi pengembangan keinginan siswa untuk menggali informasi lebih dalam, kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan kemandirian belajar siswa. Modul dikembangkan dengan menggunakan permasalahan yang terjadi pada kehidupan sehari – hari dengan cara membuat soal – soal pada tahap POE lebih menggali kemampuan siswa dalam merumuskan hipotesis sehingga siswa akan lebih bisa berfikir kritis. Jika kemampuan siswa sudah tergali maka secara otomatis kemandirian belajar siswa akan muncul sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator karena siswa sudah termotivasi untuk belajar secara mandiri.

Penelitian dan pengembangan modul ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Modul ini diujicobakan kepada kelas XI APK 2 untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menggunakan modul. Pengukuran tingkat hasil belajar siswa dianalisis menggunakan nilai posttest siswa. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict, Observe, Explain) dinyatakan lebih efektif digunakan dalam proses belajar mengajar. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut lebih dominan terjadi pada tahap observe dikarenakan pada tahap ini siswa akan menemukan jawaban dari hasil prediksinya melalui suatu kegiatan atau demonstrasi, dimana pada tahap ini wawasan siswa akan lebih terbuka. Hal tersebut dikarenakan tahapan – tahapan pada modul disajikan secara sistematis dan soal – soal pada tahap POE dibuat dengan melibatkan aspek kognitif dan psikomotorik sehingga siswa dapat berfikir secara kritis.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyaningrum dkk (2014) yang menunjukkan bahwa hasil pengembangan modul layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil validasi ahli dan praktisi yang menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan mendapatkan nilai 3,3 yang berkategori “Baik” dan rata – rata pencapaian hasil belajar siswa pada saat posttest (81,44) lebih tinggi daripada nilai pretest (61,41). Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahayu dkk (2013) yang menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan valid dan rata – rata hasil belajar siswa pada saat pretest hanya sebesar 57 dengan ketuntasan sebesar 11,43% kemudian pada saat posttest meningkat sebesar 82 dengan ketuntasan 97%.

(13)

106

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

siswa, (4) modul dilengkapi dengan soal – soal latihan yang dapat digunakan siswa untuk melatih dan mengukur pemahaman siswa, (5) modul dapat melatih siswa untuk belajar secara mandiri sehingga siswa tidak bergantung pada guru, dan (6) modul dikembangkan melalui proses revisi dan diuji validasi sehingga menghasilkan produk yang layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.

Terdapat beberapa kendala yang dialami oleh peneliti selama uji pemakaian modul yaitu (1) modul yang dikembangkan hanya berisi satu kompetensi dasar yaitu sistematika penulisan laporan pertemuan sehingga peneliti kesulitan untuk mengembangkan materi dan juga membuat penugasan siswa, dan (2) siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran berbasis POE sehingga guru perlu memberikan penjelasan dan arahan tentang model pembelajaran berbasis POE sebelum proses pembelajaran dimulai.

SIMPULAN & SARAN

Simpulan

Berdasarkan kajian produk yang dikembangkan oleh peneliti, terdapat beberapa kesimpulan yang diuraikan sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli materi, ahli modul dan siswa bahwa modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat valid,sehingga modul yang dikembangkan oleh peneliti layak digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, dan (2) Modul yang dikembangkan oleh peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari nilai rata – rata hasil

posttest siswa bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Saran

Berdasarkan hasil uji coba, modul hasil pengembangan yang dikembangkan oleh peneliti telah valid dan layak untuk digunakan. Namun modul yang dikembangkan masih terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan – kelamahan yang terdapat dalam modul kemudian menghasilkan saran untuk pemanfaatan lebih lanjut. Saran – saran tersebut adalah: (1) Saran pemanfaatan, (a) saran bagi guru adalah guru disarankan untuk menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict, Observe, Explain) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan modul dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dengan cara mengungkap dan menggali pengetahuan siswa sehingga siswa lebih bisa berperan aktif dengan banyak berinteraksi dengan guru dan rekan sebayanya. Modul ini juga sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, guru akan terbantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan guru tidak perlu lagi mendominasi aktivitas siswa di kelas karena siswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan modul tersebut. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan konsep, oleh karena itu guru diharapkan untuk mendalami materi yang disajikan dalam modul.

(14)

107 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

disajikan dalam modul untuk melatih dan mengukur kemampuan siswa. Siswa tidak diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran selanjutnya sebelum mampu menguasai tahap yang terdapat dalam modul dengan baik. Jika masih terdapat hal – hal yang belum dimengerti oleh siswa, siswa dapat menanyakan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan karena siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas. (2) Saran diseminasi, produk yang dikembangkan oleh peneliti ini dapat disebarluaskan kepada guru mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan di SMKN 1 Malang. Produk hasil pengembangan ini juga dapat disebarluaskan melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk disebarluaskan kepada guru – guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama. Dengan demikian, modul dapat dikenal oleh masyarakat luas dan dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan proses pembelajaran. (3) Saran pengembangan produk lebih lanjut, berdasarkan hasil ujicoba produk yang telah dilakukan oleh peneliti, diharapkan pengembang produk selanjutnya untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut: (a) Pengembangan materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan pada modul sebaiknya lebih dikembangkan sehingga cakupan materinya lebih luas dengan menambahkan gambar – gambar terkini, (b) Pengembangan modul sebaiknya dilakukan pada mata pelajaran lainnya atau pada kompetensi dasar lainnya selain materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan.

DAFTAR RUJUKAN

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Daryanto. 2013. Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati., Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Hilario, J., S. (2015). The Use of Predict-Observe-Explain-Explore (POEE) as a New Teaching Strategy in General Chemistry-Laboratory. International Journal of Education and Research, 3 (2): 37-48.

Kibirige, I., Osodo, J., Tlala, K.M. 2014. The Effect of Predict-Observe-Explain Strategy on Learnes Misconceptions about Dissolved Salts. Mediterranean Journal of Social Sciences. (Online). 5(4): 300-310. (www.mcser.org), diakses tanggal 6 November 2016.

(15)

108

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Muljati. 2014. Masalah Kurikulum 2013 Bukan Hanya Guru. (Online). (http://sinarharapan.co/news/read/140806114/masalah-kurikulum-2013-bukan-hanya-guru-span-span-), diakses tanggal 5 Februari 2015.

Nana., Sajidan., Akhyar, M., Rochsantiningsih, D. 2014. The Development of Predict, Observe, Explain, Elaborate, Write and Evaluate (Poe2we) Learning Model in Physics Learning at Senior Secondary School. Journal of Education and Practice.

(Online). 5(19): 56-65, (www.iiste.org), diakses tanggal 6 November 2016.

Rahayu, S., Widodo, AT., Sudarmin. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model POE Berbantuan Media “I Am A Scientist”. Journal of Curriculum and Educational Technology. (Online). 2 (1): 129 – 133, (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet), diakses tanggal 10 Maret 2017.

Şeşen, B.A., Mutlu, A. 2016. Predict-Observe-Explain Tasks in Chemistry Laboratory: Pre-Service Elementary Teachers’ Understanding and Attitudes. Journal of Education.

(Online), 6(2): 184-207. (http://dx.doi.org/10.19126/suje.46187), diakses tanggal 6 November 2016.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suleman, F., Sihaloho, M., Alio, L. 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran dengan Teknik Poe terhadap Hasil Belajar Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Siswa di Kelas X SMA Negeri 1 Kabila. Jurnal Pendidikan Kimia. (Online). 3(1). (kim.ung.ac.id), diakses tanggal 6 November 2016 .

Suparti. 2016. Metode Penelitian Pengembangan Inovasi Pembelajaran Beserta Contoh Proposal. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tirtarahardja, U., Sulo, L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Adi Mahasatya.

Warsono., Hariyanto. 2016. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Widyaningrum, R., Sarwanto., Puguh. 2014. Pengembangan Modul Berorientasi Poe

Gambar

Tabel 1. Jenjang Kriteria Validitas untuk Analisis Data Validasi
Tabel 2. Data Kuantitatif Validasi Ahli Materi
Tabel 4. Data Kuantitatif Validasi Ahli Modul No. Aspek yang dinilai Ʃx
Tabel 6. Data Hasil Angket Ujicoba Kelompok Kecil

Referensi

Dokumen terkait

adalah mahasiswa aktif FF Ubaya angkatan 2006-2011, merokok maupun tidak merokok serta berjenis kelam in laki-laki dan perempuan.Hasil yang diperoleh bahwa sebagian kecil m ahasiswa

Kesalahan yang terjadi antara lain adalah tidak bisa memberikan penjelasan tentang luas alas dan luas sisi, salah pemahaman antara diagonal sisi dan diagonal ruang, panjang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan produksi yang tepat untuk 6 periode ke depan dalam usaha pencapaian target produksi tersebut. Dalam penelitian ini,

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran statistik vital kambing Senduro jantan yang meliputi lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan memiliki hubungan yang sangat

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian tepung azolla terfermentasi dapat meningkatkan konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan pada perlakuan T2, sedangkan untuk

Diversity and Species Composition of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Flemingia vestita Under Shifting and Continuous Cropping System.. Souchie,

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik. Untuk mengumpulkan data sikap dan perilaku kerja mahasiswa selama pembelajaran menggunakan

[r]