• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DAN MASYARAKAT YANG Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dan Masyarakat Yang Terdapat Pasien Pasca Pasung Di Tawangsari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DAN MASYARAKAT YANG Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dan Masyarakat Yang Terdapat Pasien Pasca Pasung Di Tawangsari."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DAN MASYARAKAT YANG TERDAPAT PASIEN PASCA PASUNG DI TAWANGSARI

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

Hafit Prasetyo Bayu Aji J210120011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DAN MASYARAKAT YANG TERDAPAT PASIEN

PASCA PASUNG DI TAWANGSARI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstrak

Pendahuluan. Pasung yaitu sebuah metode penghukuman dengan menghambat pergerakan seseorang, biasanya digunakan untuk pasien dengan gangguan jiwa. Pada tahun 2014 Indonesia mengeluarkan Undang-undang no. 18 BAB IX terkait pemasungan. Sebelum peraturan tersebut keluarga dan masyarakat memasung pasien gangguan jiwa dengan dalih agar tidak merusak atau membahayakan orang lain. Pendidikan kesehatan merupakan cara yang baik agar pengetahuan dan sikap keluarga serta masyarakat menjadi baik, sehingga tidak ada pemasungan atau pemasungan berulang.

Tujuan. Adapun tujuan dari penelitan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap keluarga dan masyarakat pada pasien pasca pasung di Kecamatan Tawangsari.

Metode Penelitian. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif yaitu data yang berbentuk bilangan/ angka, dengan menggunakan metode quasi experiment atau sering juga disebut eksperimen semu. Pengambilan sampel penelitian menggunakan batas minimal sebanyak 37 sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, penyuluhan dengan media power point dan leaflet. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk didapatkan data berdistribusi normal sehingga untuk analisis data menggunakan uji paired sample t test. Hasil yang diperoleh yaitu menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap dan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan dengan Sig. (2-tailed) 0.000. Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan metode ceramah, efektif dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga dan masyarakat di Desa Kedung Jambal.

Kata Kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan, sikap, gangguan jiwa, pasung. Abstracts

Background: Pasung is one of adjudication method by heading movement of patient with mental illness. In 2014, Indonesia issued law number 18 chapter IX related deprivation. Before this regulation, family and community did pasung to prevent the patient to damage or harm others. Health education is a good way to educate families and communities regarding knowledge and attitudes to take care of patient with mental illness, therefore there is no pasung in the future.

Purposes: The aim of this research is to determine the effect of health education on knowledge and attitudes in patient with post-pasung in Tawangsari District.

Methods: the type of research was quantitative study with quasi experiment method. The research sampel were 37 samples. The reasearch instrument used questionnaire, health education used power point and leaflets. The result of normality test used Shapiro-Wilk test obtained normal distribution data, thus as to analyze data used paired sample t test.

Results: there was a statistically significant difference between knowledge and attitudes before and after giving health promotion with sig. (2-tailed) 0.001.

(6)

there is a significant increase of student knowledge and attitudes after doing health education with a value of p < 0,05.

Conclusion. The results of this study showed that health education with the lecture method , can effectively enhance the knowledge and attitudes of families and communities in Kedung Jambal.

Keywords : Health Education, Knowledge, Attitudes, Mental Illness, Pasung

1.PENDAHULUAN

Hasil survey data World Health Organization tahun 2012 (WHO) sekitar 450 juta penduduk di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa, di Indonesia sendiri terdapat gangguan jiwa yang tergolong berat sebnyak 1.7/ 1000 orang (Rikesdas, 2013). Jawa Tengah menepati 6 daerah yang mengalami gangguan jiwa berat, diperkirakan 20.000 hingga 30.000 jiwa dan terdapat perlukan secara tidak berperikemanusian salah satunya dengan cara dipasung (Krisman, 2010). Menurut tim pengarah kesehatan jiwa masyarakat Provinsi Jawa Tengah, menyatakan penderita ggaung jiwa masih tergolo cukup tinggi 2.3% dari jumalah penduduk (Widiyanto, 2015). Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah mendapatkan temuan sebanyak 1.091 kasus pemasungan mulai bulan Januari sampai November (Hendry, 2012). Hasil penelitian Adian (2014), mengemukakan sebanyak 18.2% penderita ganguan jiwa berat dan perna di pasung banyak dilakukan oleh warga daerah pedesaan, sedangkan untuk daerah perkotaan didapatkan 10.7%, data tersebut diperoleh dari Rikesdas pada tahun 2013. Menurut Euis (2014), sebagian orang menilai gangguan jiwa merupakan penyakit yang memalukan, aib bagi keluarga, bahkan ada yang berpendapat sebagai sampah sosial. Sehingga sebagian dari masyrakat memerlakukan orang gangguan jiwa secara diskriminatif, fenomena yang terjadi

dikalangan masyarakat yaitu pemasungan. Bukan menjadi sembu akan tetapi hal ini menyebabkan memperparah kondisi penderita tersebut, dikarenakan lingkungan sekitar mengucilkan bahkan ada yang menghina penderita gangguan jiwa (Kartono, 2009). Apabila mengamati pandangan masyarakat saat ini tentang permasalahan penderita gangguan jiwa

indentik dengan sebutan “orang gila”. Hal tersebut merupakan mindset yang salah, sehingga banyak orang memandang gangguan jiwa merupakan masalah yang negatif dan mengancam, label negatif dengan sebutan orang gila merupakan stigma yang muncul di masyarakat tanpa disadari (Bekti, 2014). Menurut penelitian Lestari, dkk (2014) selain keluarga, masyarakat mempunyai peranan yang penting bagi proses penyembuhan pasein gangguan jiwa.

Di desa Kedung Jambal Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, banyak

masyarakat yang mengatakan orang dengan gangguan jiwa dengan sebutan “wong stres” atau

(7)

Pasung adalah metode penghukuman dengan cara menghambat pergerakan. Pada tahun 2014 Indonesia mengeluarkan Undang-undang no. 18 BAB IX terkait pemasungan. Sebelum peraturan tersebut keluarga dan masyarakat yang memasung pasien gangguan jiwa dengan dalih agar tidak merusak atau membahayakan orang lain. Pada tahun 2011 di Desa Kedung Jambal Kecamatan Tawangsari terdapat 4 penderita gangguan jiwa yang mengalami pemasungan dan pada tahun 2015 terdapat 1 orang gangguan jiwa yang dipasung oleh keluarga, dan sekarang dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Solo dengan bantuan Dinas Sosial

2.METODE

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu kuantitatif, dengan

menggunakan metode penelitian quasi experiment dengan rancangan one group pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini masyarakat Desa Kedung Jambal di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah + 124.970 jiwa yang terdiri dari dukuh Klaseman, Jarum dan Gandekan. Teknik pengambilan dalam penelitian ini yaitu menggunakan batas minimal sebanyak 30 sampel.

3.HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagian besar responden yang berusia 30-40 tahun (37.8%). Usia sesorang mencerminkan kematangan dalam mengambil sebuah keputusan, hal ini menunjukan bahwa semakin bertambahnya usia maka akan semakin bertambah pengetahuannya pula (Aisah dkk, 2010). Jenis kelamin dalam penelitian ini terbanyak adalah pria berjumlah 25 orang dengan presentase 67.6%, untuk pekerjaan responden paling banyak yaitu petani dan pedagang dengan jumlah 11 orang masing-masing presentase yang diperoleh 29.7%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu SMP dengan jumlah 11 orang dan presentase 29,7%. Pendidikan pada level menengah sehinggah dalam pemikiran dan mencerna suatu pengalaman yang baru untuk menambah pengetahuan lebih mudah diterima (Aisah dkk, 2010).

3.1Pengetahuan Keluarga dan Masyarakat gangguan jiwa pasca pasung

(8)

0 0.5 1 1.5 2

Pretetst Posttets

Rata-rata Pengetahuan Responden

Rata-rata Penegtahuan Responden

mempengaruhi pengetahuan seseorang berawal dari informasi yang diperoleh dan sumber informasi lebih banyak.

3.2Sikap Keluarga dan Masyarakat gangguan jiwa pasca pasung

Berdasarkan hasil penelitian sikap responden terdapat peningkatan antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesahatan, terjadi peningkatan sebanyak 7% Diketahui dari 17 responden memiliki sikap positif dan 20 responden memiliki sikap negatif dari hasil pretest, sedangkan untuk hasil posttest diperoleh 21 responden memiliki sikap positif dan 16 responden memiliki sikap negatif. Menurut hasil penelitian Nondyawati (2015) sikap belum

tentu suatu aktivitas atau tindakan, tetapi merupakan suatu tindakan predisposisi sebuah perilaku. Sedangakan menurut Azwar (2013), salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pembentukan sikap manusia yaitu orang lain yang dianggap penting.

3.3Perbedaan pengetahuan Keluarga dan Masyarakat anatara Pretest dan Posttest Hasil uji normalitas didapatkan data berbentuk normal, sehingga untuk melanjutkan uji hipotesis menggunakan uji Paired samples t test yang hasilnya akan disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil uji Paired samples t test Pengetahuan

Data

Rata-rata

Sig. (2-tailed)

Kesimpulan

Pretest Pengetahuan 1.51

.001 H0 ditolak

Posttest Pengetahuan 1.84

Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired samples t test menunjukan, terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan keluarga dan masyarakat, dengan Sig.

(2-tailed) 0.001 dimana jika nilai probabilitas < 0.05 maka hipotesis atau H0 ditolak. Berikut perbedaan

pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan yang disajikan pada

gambar berikut.

Gambar 4.1

Grafik perbedaan rata-rata tingkat pengetahuan keluarga dan masyarakat

(9)

Pendidikan kesehatan merupakan penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan baik pada individu maupun kelompok (Aisah, 2010). Pada pendidikan kesehatan salah satu upaya yang dilakukan berupa pemberian ceramah untuk meningkatkan tingkat pengetahuan, dampak positif dari pendidikan kesehatan yaitu dapat memberikan pengaruh kepada penerima info (Dewi, 2008). Menurut Nondyawati (2015) terjadinya peningkatan pengetahuan setelah pemberian pendidikan kesehatan menujukan adanya dampak positif sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan. Pendidikan kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan pengetahuan responden terhadap

pasien gangguan jiwa pasca pasung. Tingkat pengetahuan responden juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Pengaruh dari lingkungan memberikan dampak pada tingkat pengetahuan

individu dimana orang sering menjumpai suatu hal yang sama akan lebih mudah untuk mengingat, pengetahuan individu atau kelompok dapat meningkat apabila sering menjumpai suatu hal yang baru sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan (Grassi, dkk 2014).

Hasil pretest tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan diperoleh nilai ratat-rata sebesar 1.51. Sedangkan hasil posttest menunjukan nilai rata-rata seesar 1.84. Berdasarkan hasil tersebut tingkat pengetahuan responden mengalami peningkatan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Pengetahuan siswa tentang bahaya merokok di SMPN 3 Kendal setelah dilakukan penkes terjadi peningkatan pengetahuan (Nuradita, 2013). Penelitian yang serupa menunjukkan tingkat pengetahuan keluarga dalam pemberian motivasi pada klien gangguan jiwa, terjadi perubahan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (Nondyawati, 2015). Pengaruh pendidikan kesehatan memberikan dampak yang signifikan terhadap pengetahuan antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan perbedaan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi yaitu pendidikan kesehatan, namun penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol. Akan lebih baik apabila penelitian serupa menggunakan pembanding pada suatu kelompok responden. Dalam penelitian Onyia dkk (2010), yang meneliti tentang pengetahuan dan sikap terhadap alat kontrasepsi darurat pada siswa perempuan di Nigeria membagi responden kedalam bentuk kelompok, yaitu kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apabila terdapat perbedaan pengaruh dan sikap pada kelompok yang diberi intervensi dan yang tidak diberi intervensi.

(10)

pada kelompok perlakuan. Penggunan metode pendidikan kesehatan selain ceramah terdapat cara lain untuk meningkatkan pengetahuan individu. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ouyang dan Hu (2014), yang meneliti pengetahuan wanita tentang kanker payudara di Cina dengan menggunakan metode kelompok dengan pemberian praktik dalam melakukan penkes. Hal ini memudahkan individu dalam memahami dan mengingat penyampaian informasi yang diberikan. Hasil penelitian ini menunjukan peningkatan pengetahuan responden yang cukup tinggi dibadingkan dengan hanya menggunakan metode ceramah

3.4Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap responden tentang gangguan jiwa dengan pasca pasung

Diketahui dari hasil uji normalitas diatas didapatkan data berbentuk normal, sehingga untuk melanjutkan uji hipotesis menggunakan uji Paired samples t test yang hasilnya akan disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji Paired samples t test Sikap

Data Rata-rata Sig.

(2-tailed)

Kesimpulan

Pretest Sikap 50.97

.000 H0 ditolak Posttest Sikap 54.62

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil sikap responden dengan jumlah 37,

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan didapatkan nilai rata-rata sebesar 50.97, nilai tersebut

termasuk kategori sedang. Sedangkan untuk nilai rata-rata setelah dilakukan pendidikan kesehatan

sebesar 54.62, nilai tersebut tergolong baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired samples t

test menunjukan, terdapat pengaruh pendidikan kesehatan sikap keluarga dan masyarakat, dengan

Sig. (2-tailed) 0.000 dimana jika nilai probabilitas < 0.05 maka hipotesis atau H0 ditolak. Berikut

perbedaan sikap sebelum dan sesudah dilakaukannya penddikan kesehatan yang disajikan pada

gambar berikut.

Gambar 4.2

(11)

Sikap merupakan bentuk respon seseorang terhadap objek tertentu, biasanya melibatkan beberapa faktor emosi dan argumen (Azwar, 2011). Meskipun sikap bukan merupakan suatu tindakan langsung melainkan tindakan predisposisi yang bisanya dapat dipengaruhi beberapa faktor terbentuknya sikap, yaitu orang yang dianggap penting (Wawan, 2010). Orang penting yang dimaksud adalah keluarga atau kerabat dan masyarakat yang berada dilingkungan sekitar. Perubahan sikap dari individu dapat dipengaruhi dari lingkungan sosial (Azwar, 2011). Peranan dari orang-orang terdekat bisa memberikan dampak baik positif maupun negatif.

Peranan pengaruh dari orang lain tersebut memberikan dampak perubahan sikap yang lebih baik karena informasi yang dipapat lebih mudah dimengerti jika penyampaiaannya dengan bahasa yang digunakan sehari-hari (Ali, 2013). Peran dan dukungan berupa sikap yang

baik dari keluarga atau masyarakat sangat penting bagi yang mengalami suatu masalah. Masalah yang di maksud dalam hal ini yaitu sikap keluarga dan masyarakat terhadap pasien gangguan jiwa pasca pasung. Menurut Lacko dkk (2012), pandangan negatif masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa dapat merusak individu dengan gangguan jiwa terdapat hubungan dengan beban sosial yang cukup besar.

Dengan pemberian arahan dan sosialisasi berupa pendidikan kesehatan diharapakan dapat merubah sikap negatif tersebut. Sikap responden tentang gangguan jiwa pasca pasung setelah dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan 7%. Berdasarkan hasil tersebut bahwa sikap responden mengalami peningkatan sikap yang positif setelah diberikan pendidikan kesehatan, hal tersebut membuktikan bahwa sikap sesorang dapat dipengaruhi dari penerimaan informasi yang baik dengan pemberian pendidikan kesehatan sehingga dapat berdampak pada penilaian seseorang terhadap suatu hal. Sikap individu atau kelompok dapat dipengaruhi dari pengetahuan, sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang suatu informasi yang didapat. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008), yang meneliti sikap para Pekerja Seks Komersil (PSK) di Semarang mengemukakan pendapat bahwa sikap dapat di bentuk dengan sebuah kegiatan-kegiatan yang positif, salah satunya dengan pendidikan kesehatan dengan metode peer

education sebagai upaya preventif dan promotif dalam pencegahan penyakit menular.

(12)

dalam pemberian pelatihan sikap karyawan pekerja di Cina memiliki pengaruh yang positif. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat peningkatan sikap pada responden yang cukup tinggi dengan menggunakan metode ceramah..

4.PENUTUP 4.1Kesimpulan

(1) Sebagian besar pengetahuan tentang gangguan jiwa dengan pasca pasung, keluarga dan masyarakat sebelum diberlakukan pendidikan kesehatan banyak dalam kategori sedang. (2) Sebagian besar pengetahuan tentang gangguan jiwa dengan pasca pasung, keluarga dan

masyarakat setelah diberlakukan pendidikan kesehatan banyak dalam kategori sedang. (3) Sebagian besar sikap tentang gangguan jiwa dengan pasca pasung, keluarga dan

masyarakat sebelum diberlakukan pendidikan kesehatan banyak dalam kategori negatif. (4) Sebagian besar sikap tentang gangguan jiwa dengan pasca pasung, keluarga dan

masyarakat setela diberlakukan pendidikan kesehatan banyak dalam kategori positif. (5) Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian pendidikan kesehatan terhadap

perubahan tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dan masyarakat. 4.2Saran

(1) Bagi Dinas Kesehatan/ Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan baik Institusi pelayanan kesehatan atau dinas kesehatan rutin untuk mengecek keadaan pasien gangguan jiwa pasca pasung dan mempermudah mendapatkan obat tanpa mengambil ke RSJ.

(2) Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi dan literature terkait pasien gangguan jiwa pasca pasung.

(3) Peneliti lain

Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian dengan menambakan variabel atau menambakan kelompok perlakuan dan tidak dalam pengetahuan dan sikap tentang gangguan jiwa dengan pasca pasung keluarga dan masyarakat.

(4) Masyarakat/ Keluarga

(13)

PERSANTUNAN

Alhamdulillahhirobbil’alamin yang selalu penulis panjatkan atas nikmat yang senantiasa

Allah SWT limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan pembimbing dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menghanturkan terimakasih kepada :

(1) Pihak Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Dinas Perizinan (BAPEDA) Kabupaten Sukoharjo.

(2) Puskesmas Tawangsari dan Kantor Kecamatan Tawangsari.

(3) Kepala desa Kedung jambal dan Ketua RT Gandekan serta Ketua RT Klaseman. (4) Bapak/ Ibu, saudara/ i Dukuh Gandekan dan Klaseman.

(5) Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang Keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Adian. 2014. 1 dari 1.000 Orang Derita Gangguan Jiwa Berat. http://lampost.co/berita/1-dari-1.000-orang-derita-gangguan-jiwa-berat- diakses pada tanggal 03 Maret 2016. Aisah, dkk. 2010. Pengaruh Edukasi Kelompok Sebaya Terhadap Perubahan Perilaku

Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Wanita Usia Subur Di Kota Semarang. Jurnal UNIMUS 2010. ISBN: 978.979.704.883.9, diakses pada tanggal 9 Juni 2016.

Ali, M.H, dkk. 2015. The Effect of AIDS Peer Health Education on Knowledge, Attitudes, and Practices of Secondary School Student in Khartoum, Sudan. AIMS Public Health , 2015, 2(4): 718-726. doi: 10.3934/publichealth.2015.4.718, diakses pada tanggal 18 Juni 2016

Arinze-Onyia, S.U, dkk. 2010. The Effect of Health Education on Knowledge and Attitudes to Emergency Contraception by Female Student of a Tertiary Educational Institution n Enugu, South East Nigeria. Nig. J. Physiol. Sci. 25(December 2010) 165 – 17, diakses pada 14 Juni 2016.

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. . 2013. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bekti, Suharto. 2014. Budaya Pasung dan Dampak Yurudis Sosiologis (Studi Tentang Upaya

Pelepasan Pasung dan Pencegahan Tindakan Pemasungan di Kabbupaten Wonogiri). IJMS- Indonesia Journal on Medical Science- Volume 1 no 2, di akses pada tanggal 16 Oktober 2015.

(14)

Euis, P. 2014. Pemberdayaan Mantan Penderita Gangguan Jiwa. e-SOSPOL No. I Vol. 1; Januari 2014 [2014, I (1): 75-82], : Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Jember. http://jurnal.unej.ac.id/index.php/E-SOS/article/view/494 diunduh pada tanggal 15 Oktober 2015.

Farida & Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Grasssi, M.C, dkk. 2014. Knowledge about Health Effect of Cigarette Smoking and Quitting among Italian University Student: The Importance of Teaching Nicotine Dependence and Treatment in Medical Curriculum. Hindawi Publishing Corporation BioMed Research International Volume 2014, Article ID 321657, diakses pada tanggal 18 Juni 2016.

Hendry, 2012. Penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah banyak dilakukan pemasungan. http://kompas.com/read/Penderita-gangguan-jiwa-di-Jawa-Tengah-banyak-dilakukan-pemasungan. diakses pada tanggal 17 Oktober 2015.

Kartono, Kartini. 2009. Psikologi Abnormal dan Patologi Sosial.. Jakarta: PT Rajawali Pers Lacko-Evans, S, dkk. 2012. Public knowledge, attitudes and behavior regarding people with

mental illness in England The British Journal of Psychiatry (2013) 202, s51–s57. doi: 10.1192/bjp.bp.112.112979, di akses pada tanggal 14 Juni 2016.

Lestari, P, dkk. 2014. “ Kecenderungan atau Sikap Keluarga Penderita Gangguan Jiwa

terhadap Tindakan Pasung (studi kasus di RSJ Amino Gondho Hutomo Semarang)”.

Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 1;14-23. diakses pada tanggal 15 Oktober 2015.

Maramis, W.F. 2006. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Pers Natsir, Abdul dan Muhith, Abdul. 2011. Dasar-dasar keperawatan Jiwa Pengantar dan

Teori. Jakarta: Salemba Medika

Nondyawati, K.A. 2015. Hubungan Pengetahuan dan sikap dengan motivasi keluarga dalam memberikan dukungan pada klien gangguan jiwa. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik, diakses pada 13 Juni 2016.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta . 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Ouyang, Q-.Y, dan Hu, X. 2014. The Effect of Breast Cancer Health Education on Knowledge, Attitudes, and Practice: Community Health Center. Journal Cancer Education (2014) 29:375-381 DOI 10.1007/s13187-014-0622-1, di akses pada tanggal 21 Juni 2016.

Purwoko, Krisman. 2010. Duh 30 Ribu Penderita Gangguan Jiwa Di Indonesia Masih

Dipasung. Tersedia pada:

http://www,republika,co,id/berita/breakingnews/kesehatan/10/09/24/136469-duh30-ribu penderitagangguan-jiwa-di indonesia-masih-dipasung diakses pada tanggal 17 Oktober 2015

Riyanto, A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian. Jakarta: Salemba Medika

Salahudin, M. 2009. “Peran Keluarga terhadap Proses Penyembuhan Pasien Gangguan Jiwa”.

(15)

Videback, S.J. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Wawan dan Dewi, A. 2010. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Numed. Widiyanto, Danar. 2015. Penderita Sakit Jiwa di Jawa Tengah Masih

Tinggi.http://krjogja.com/read/258461/penderita-sakit-jiwa-di-jawa-tengah-masih-tinggi.kr diunduh pada tanggal 17 Oktober 2015.

Gambar

gambar berikut.
Gambar  4.2 Grafik perbedaan rata-rata sikap keluarga dan masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi serta menginventarisasi jenis tumbuhan di kawasan Hutan Lindung Gunung Dempo, dengan menggunakan metode

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

diandra and Dictyodaphne and indicated that Dic- tyodaphne may be a subgenus of Endiandra. However, the subdivision within Endiandra was not established, instead,

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan: (1) apakah prestasi belajar matematika peserta didik dengan diajar menggunakan model pembelajaran Process Oriented Guided

Menurut Kosmiyah (2012), beberapa teori belajar yang relevan dan dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, antara lain: 1) teori belajar humanisme, yaitu proses belajar

Bapak Alexander Chandra Susanto, sebagai pimpinan PT Prima Plastik Internusa, atas waktu, tenaga, dan informasi yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulisan laporan