• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN TUHEMBERUA, KABUPATEN NIAS UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN TUHEMBERUA, KABUPATEN NIAS UTARA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP

KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN TUHEMBERUA KABUPATEN NIAS UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana UNIMED

Oleh : YAAMAN ZEGA

NIM. 8146132027

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRACT

Yaaman Zega. NIM 8146132027. Principal Influence Leadership,

Organizational Culture and Work Motivation Against Teacher Elementary School Teacher Performance in District Tuhemberua, North Nias.

This study aimed to determine the effect of school leadership to the work motivation of teachers, the influence of organizational culture on job motivation of teachers, the impact of school leadership on teacher performance, the influence of organizational culture on teacher performance, and influence work motivation of teachers on the performance of primary school teachers in the district Tuhemberua District North Nias. This study used path analysis with respondents as many as 110 teachers. The findings of the study are principal leadership directly affects the motivation of teachers' work. It can diketahuai of the path coefficient calculation results between school leadership with teacher work

motivation is ρ31 = 0.232 at a price tcount = 2,819> ttable = 1.982. Cultural

organizations directly influence the work motivation of teachers. It can diketahuai of the results were the path coefficient between organizational culture with

teacher work motivation is ρ32 = 0.278 at a price tcount = 3,484> ttable = 1.982.

school leadership directly affects the performance of teachers. It can diketahuai of the path coefficient calculation results between school leadership with teacher

performance is ρ41 = 0,177 to the price tcount = 3,263> ttable = 1.982. Cultural

organization directly affects the performance of teachers. It can diketahuai of the results were the path coefficient between organizational culture with the

performance of teachers, ρ42 = 0.178 at a price tcount = 3,277> ttable = 1.982.

Motivation of teachers' work directly affect the performance of teachers. It can diketahuai of the results were employee motivation path coefficient between

teachers and teacher performance is ρ43 = 0,286 to the price tcount = 3,617> ttable

(6)

iii ABSTRAK

Yaaman Zega. NIM. 8146132027. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara.

(7)

v

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah... 23

1. Kepala Sekolah ... 23

2. Kepemimpinan ... 24

3. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader) ... 26

C. Budaya Organisasi ... 31

D. Motivasi Kinerja Guru ... 38

E. Penelitian yang Relevan... 43

F. Kerangka Berpikir ... 45

G. Hipotesis ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 52

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 52

1. Populasi Penelitian ... 52

2. Sampel Penelitian ... 53

C. Rancangan Penelitian ... 55

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 55

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 57

F. Ujicoba Instrumen ... 59

c. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi ... 66

4 Uji Hipotesis ... 67

a. Perhitungan Analisis Korelasi ... 67

(8)

vi

c. Pengujian Jalur ... 68

d. Pengujian Model Jalur ... 68

H. Hipotesis Statistik ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 71

1. Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 71

2. Deskripsi Data Variabel Budaya Organisasi ... 73

3. Deskripsi Data Variabel Motivasi Kerja Guru ... 75

4. Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru ... 77

B. Uji Persyaratan Analisis ... 79

1. Uji Normalitas ... 79

2. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 80

a. Persamaan Regresi Variabel Motivasi Kerja Guru Atas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 81

b. Persamaan Regresi Variabel Motivasi Kerja Guru Atas Budaya Organisasi ... 82

c. Persamaan Regresi Variabel Kinerja Guru Atas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 82

d. Persamaan Regresi Variabel Kinerja Guru Atas Budaya Organisasi ... 84

e. Persamaan Regresi Variabel Kinerja Guru Atas Motivasi Kerja Guru ... 84

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Berpengaruh Langsung Terhadap Motivasi Kerja Guru ... 91

2. Kepemimpinan Budaya Organisasi Langsung Terhadap Motivasi Kerja Guru ... 92

3. Kepemimpinan Kepala Sekolah Berpengaruh Langsung Terhadap Kinerja Guru ... 93

4. Budaya Organisasi Berpengaruh Langsung Terhadap Kinerja Guru ... 95

5. Motivasi Kerja Guru Berpengaruh Langsung Terhadap Kinerja Guru ... 96

E. Keterbatasan Penelitian ... 97

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Implikasi ... 100

C. Saran ... 104

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal.

1.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Viethzal ... 4

2.1 Teori Jalur Sasaran Menurut Colquitt ... 13

2.2 Paradigma Penelitian ... 50

3.1 Diagram Jalur ... 67

4.1. Histogram Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 72

4.2. Histogram Skor Variabel Budaya Organisasi ... 74

4.3. Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja Guru ... 76

4.4. Histogram Skor Variabel Kinerja Guru ... 78

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian Hal.

1 Instrumen Penelitian ... 111

2 Sebaran Data Ujicoba Instrumen Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 134

3 Perhitungan Validitas Instrumen Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 135

4 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 137

5 Sebaran Data Ujicoba Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 140

6 Perhitungan Validitas Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 141

7 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 143

8 Sebaran Data Ujicoba Instrumen Angket Motivasi Kerja Guru 146 9 Perhitungan Validitas Instrumen Angket Motivasi Kerja Guru 147 10 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Kerja Guru ... 149

11 Data Penelitian Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah 152 12 Data Penelitian Variabel Budaya Organisasi 157 13 Data Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru 162 14 Data Penelitian Variabel Kinerja Guru 167 15 Rekapitulasi Data Variabel Penelitian ... 172

16 Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 176

17 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian ... 180

18 Uji Normalitas ... 183

19 Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana 205 20 Uji Homogenitas Varians Data ... 235

21 Perhitungan Analisis Korelasi Antar Variabel ... 254

22 Perhitungan Analisis Jalur ... 257

23 Pengujian Model Jalur ... 246

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005), menetapkan delapan Standar yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud meliputi: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan. Salah satustandar yang dinilai langsung berkaitan dengan mutu lulusan yang diindikasikan oleh kompetensi lulusan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam rangka serta tujuan untuk mencapai mutu lulusan yang diinginkan, harus ditingkatkan mutu tenaga pendidik (guru), tenaga kependidikan, pengawas, laboran, pustaka, tenaga administrasi, pesuruh.

(12)

2

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi disamping cara-cara yang lain.

Guru adalah orang yang paling penting statusnya di dalam kegiatan belajar mengajar karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan bahtera kehidupan kelas. Bagaimana suasana kelas berlangsung merupakan hasil dari kerja guru. Suasana kelas dapat “hidup”, siswa belajar tekun tetapi tidak merasa terkekang, atau sebaliknya,

suasana kelas “suram”, siswa kurang bersemangat dan diliputi rasa takut, itu

semua sebagai akibat dari hasil pemikiran dan upaya guru (Suharsimi, 2009:293). Dengan demikian guru memiliki peran penting dalam mengelola kondisi kelas guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik tidak saja ditentukan oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru. Baik dan jeleknya prestasi siswa tergantung dari kinerja guru (Yamin, 2010:23).

(13)

3

beberapa kompetensi yaitu Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, Kompetensi Profesional (Pedoman PPL Unnes, 2011:88). Martinis Yamin dan Maisah (2010) menjabarkan sub-kompetensi dari kompetensi paedagogik adalah pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan silabus/kurikulum, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran peserta didik yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar. Dan sub-kompetensi dari sub-kompetensi profesional adalah konsep struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar, materi ajaryang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan antar mata pelajaran terkait, penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari, dan kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

(14)

4

mengajar dengan sangat sederhana, belum sepenuhnya menggunakan acuan kurikulum yang dipersyaratkan, dan tidak konsisten dalam implementasi skenario Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan dan pada proses pembelajaran guru masih dominan menggunakan metode ceramah.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kinerja guru bermasalah di SD Negeri, Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara. Keadaan tersebut tentu disebabkan oleh berbagai macam faktor.Menurut Veithzal dalam Ambarita, dkk (2014:213) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang karyawan atau pegawai seperti Gambar 1.1 berikut :

Human

performance = Ability + Motivation

Ability = Knowledge + Skill

Motivation = Attitude + Situation

Gambar 1.1. Faktor yang mempengaruhi kinerja,Veithzal (dalam Ambarita, dkk 2014:213)

Gambar 1.1 di atas menjelaskan bahwa kinerja guru ditentukan oleh kemampuan (ability) dan motivasi (motivation).

(15)

5

ada beberapafaktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnyayaitu: 1) Kepemimpinan kepala sekolah, 2) Iklim sekolah, 3) Harapan-harapan,dan4) Kepercayaan personalia sekolah.

Faktor-faktor yang dapat menentukan kinerja guru, seperti dikemukakan di atas, satu sama lain saling berkaitan dengan yang lain. Namun terdapat beberapa faktor yang diprediksi memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja guru, yakni kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasidan motivasi.

Kinerja guru tidak lepas dari pengaruh kepemimpinan kepala sekolah. Pengertian kepemimpinan menurut Gary Yulk dalam Sagala (2011:115) “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, memerintah secara persuasif,

memberi contoh, dan bimbingan kepada orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh

(16)

6

guru-guru bekerja dengan sepenuh kapasitas kemampuan. Kepala Sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang manajer, pemimpin, pendidik, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

(17)

7

maupun kelompok. Robbin (2007:241) mengatakan bahwa pada umumnya anggota organisasi akan dipengaruhi oleh aneka sumber daya yang ada. Budaya organisasi adalah suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota organisasi dengan organisasi lain.

Budaya organisasi yang kerap disebut dengan iklim kerja yang menggambarkan suasana dan hubungan kerja antara sesama guru, antara guru dengan kepala sekolah, antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya serta antara dinas di lingkungannya merupakan wujud dari lingkungan kerja yang kondusif. Suasana seperti ini sangat dibutuhkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan pekerjaannya dengan lebih efektif. Budaya organisasi sekolah dapat digambarkan melalui sikap saling mendukung (supportive), tingkat persahabatan (collegia!), tingkat keintian (intimate) serta kerja sama (cooperative). Kondisi yang terjadi atas keempat dimensi budaya sekolah tersebut berpotensi meningkatkan kinerja guru.

(18)

8

pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motif. Artinya pegawai/guru yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.

Berdasarkan gambaran permasalahan di atas, dapat diprediksi bahwa kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasidan motivasi kerja gurumemiliki pengaruh terhadap kinerja guru. Untuk mengkaji prediksi tersebut perlu dilakukan penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasidan Motivasi Kerja Guru

Terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten

Nias Utara”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, antara lain :1). Kemampuan (ability);2). motivasi (motivation); 3).Budaya organisasi; 4). Kepemimpinan kepala sekolah;5). Iklim sekolah;6). Harapan-harapan;dan7). Kepercayaan personalia sekolah.

C. Batasan masalah

(19)

9

Kepemimpinan kepala sekolah, (2). Budaya organisasi, dan (3). Motivasi kerja guru, dengan pertimbangan bahwaketiga faktor diprediksi merupakan faktor yang lebih dominan pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja guru. Penelitian ini dapat dilakukan di tingkat dan jenis-jenis sekolah, namun karena gejala/fenomena yang ditemukan terjadi di sekolah dasar maka penelitian ini dibatasi hanya di Sekolah Dasar Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh langsung Kepemimpinan Kepala Sekolahterhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara?

2. Apakah terdapat pengaruh langsung Kepemimpinan Kepala Sekolahterhadap Motivasi Kerja GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara?

3. Apakah terdapat pengaruhlangsung Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara? 4. Apakah terdapat pengaruhlangsung Budaya Organisasi terhadap Motivasi

Kerja GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara? 5. Apakahterdapat pengaruhlangsung Motivasi Kerja Guruterhadap Kinerja

GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara?

(20)

10

Adapun yang menjadi tujuan penelitianini adalah mengetahui :

1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara.

2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. 3. PengaruhBudaya Organisasiterhadap Kinerja GuruSD Negeri di

Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara.

4. PengaruhBudaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara.

5. PengaruhMotivasi Kerja Guruterhadap Kinerja GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi pengaruh yang berdaya guna bagi kepentingan akademis dalam bidang ilmu pendidikan khususnya pada Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Motivasi Kerja Guru, dan Kinerja Guru.

b. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi dalam meningkatkan kinerja guru di tingkat satuan pendidikan .

(21)

11

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat secara praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Dalam pengembangan sumber daya manusia di sekolah, hal ini penting dengan mengetahui sebab-sebab dan cara-cara meningkatkan kinerja guru, akan meningkat output pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara.

(22)

99 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pemaparan dari penelitian yang diperoleh, dinyatakan beberapa hal yang menjadi simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung positif Kepemimpinan Kepala Sekolah

terhadap Motivasi Kerja GuruSD Negeri di Kecamatan Tuhemberua kabupaten Nias Utara dengan koefisien jalur sebesar 0,232 dan memberikan pengaruh sebesar 5,38 %.

2. Terdapat pengaruh langsung positif Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja Guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua kabupaten Nias Utara dengan koefisien jalur sebesar 0,278 dan memberikan pengaruh sebesar 7,73 %.

3. Terdapat pengaruh langsung positif Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua kabupaten Nias Utara dengan koefisien jalur sebesar 0,177 dan memberikan pengaruh sebesar 3,13 %.

4. Terdapat pengaruh langsung positif Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua kabupaten Nias Utara dengan koefisien jalur sebesar 0,178 dan memberikan pengaruh sebesar 3,16 %.

(23)

100

Utara dengan koefisien jalur sebesar 0,286 dan memberikan pengaruh sebesar 8,18 %.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah diuraikan dapat diberikan implikasi sebagai berikut:

(24)

101

fungsi. (d). Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. Memilikiminat jabatan untuk menjadi kepala sekolah yang efektif dan memiliki jiwakepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tanpa kepribadian yang kuat dari kepala sekolah dan kemampuan mengambil keputusan maka menunjukkan rendahnya motivasi kerja guru.

2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian yang kedua yakni terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SD Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. Jika ingin meningkatkan motivasi kerja guru maka terlebih dahulu perlu meningkatkan budaya organisasi. Budaya organisasi dapat ditingkatkan melalui kemampuan guru beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan guru dalam pembagian tugas yang ada di sekolah untuk melihat dengan jelas apa yang menyebabkan seorang guru turut dalam setiap kegiatan di sekolah. Selain itu, perlu perbaikan kebiasaan-kebiasaan buruk seorang guru.Upaya untuk meningkatkan kebiasaan-kebiasaan buruk seorang guru dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan profesional sebagai guru. Dengan adanya perbaikan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap motivasi kerja guru.

(25)

102

ingin meningkatkan kinerja guru maka terlebih dahulu perlu meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah melalui kepribadian yang kuat dan kemampuan dalam mengambil keputusan. Peningkatan kepemimpinan kepala sekolah melalui kepribadian yang kuat dan kemampuan dalam mengambil keputusan yaitu: (a). Mampu secara mandiri mengembangkan diri sebagai upaya pemenuhanrasa keingintahuannya terhadap kebijakan, teori, praktik baru sehubungandengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi, (b). Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.Kecenderungan untuk selalu menginformasikan secara tranparan danproporsional kepada orang lain atas segala rencana, proses pelaksanaan, dankeefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok danfungsi. (c). Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaansebagai kepala sekolah. Memiliki stabilitas emosi, teliti, cermat, hati-hati dantidak tergesa-gesa dalam setiap menghadapi masalah sehubungan dengan suatutugas pokok dan fungsi. (d). Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. Memilikiminat jabatan untuk menjadi kepala sekolah yang efektif dan memiliki jiwakepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tanpa kepribadian yang kuat dari kepala sekolah dan kemampuan mengambil keputusan maka menunjukkan rendahnya kinerja guru.

(26)

103

Negeri di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara. Jika ingin meningkatkan kinerja guru maka terlebih dahulu perlu meningkatkan budaya organisasi. Budaya organisasi dapat ditingkatkan melalui kemampuan guru beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan guru dalam pembagian tugas yang ada di sekolah untuk melihat dengan jelas apa yang menyebabkan seorang guru turut dalam setiap kegiatan di sekolah. Selain itu, perlu perbaikan kebiasaan buruk seorang guru. Upaya untuk meningkatkan kebiasaan-kebiasaan buruk seorang guru dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan profesional sebagai guru. Dengan adanya perbaikan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja guru. 5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian yang kelima yakni terdapat

(27)

104

secara pribadi; (e). Seharusnya memuji terlebih dahulu sebelum memberikan kritik; (f). Tunjukkan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan bawahan; (g). Dengarkan dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang melakukannya; (g). Bantulah guru tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan dan harga dirinya; (9). Seharusnya bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan. Kondisi ini jelas memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru.

C. Saran

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Utara

a. Untuk meningkatkan kinerja guru, perlu menjadi perhatian Dinas Pendidikan Kabuapten Nias Utara untuk memilih dan menempatkan kepala sekolah yang berkompetensi di sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Nias Utara. Hal ini mengingat tugas dan tanggungjawab kepala sekolah yang sangat besar. Selain itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Utara perlu meningkatkan kinerja guru dalam pengawasan dalam hal perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.

(28)

105

sekolah semakin mengutamakan pencapaian tujuan sekolah dan dapat menetapkan standar kinerja yang diterapkannya di sekolah.

2. Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya di sekolah termasuk dalam melaksanakan kepemimpinan sehingga lebih meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.

b. Kepala sekolah memberikan motivasi kerja kepada guru agar meningkatkan hasil belajar di sekolah, dengan memperhatikan struktur tugas yang jelas, tanggungjawab yang penuh dalam tugas, adanya kerjasama yang baik dapat menghasilkan kinerja yang baik. c. Kepala sekolah disarankan untuk meningkatkan kompetensinya

dalam membangun hubungan antar anggotanya, pengembilan keputusan, mengendalikan jalannya organisasi dan memberikan penghargaan atau sanksi kepada bawahan. Kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru melalui bimbingan terhadap guru dalam hal; perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. 3. Guru.

(29)

106

b. Tetap menjunjung tinggi etika dalam bekerja dan mendasari setiap aktivitasnya di sekolah.

c. Tetap fokus dalam menanamkan rasa cinta dan kegembiraan dalam bekerja sebagai guru dimanapun guru itu belajar.

d. Guru hendaknya mendukung dan bersedia membantu kepala sekolah dalam segala hal yang menyangkut mengenai kemajuan sekolah. Guru hendaknya memberikan saran yang membangun bagi kepala sekolah serta sama-sama bersedia saling mengoreksi satu sama lain untuk meningkatkan kerja masing-masing.

4. Kepada peneliti.

Gambar

Gambar Uraian
Gambar 1.1. Faktor yang mempengaruhi kinerja,Veithzal (dalam Ambarita,

Referensi

Dokumen terkait

Skenario fungsi melihat detail permainan yang disarankan bertujuan agar pengguna dapat memainkan permainan yang sesuai dengan usia anak dan perkembangan anak

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Dari hasil penelitian dan pengukuran kekasaran permukaan terhadap benda kerja yang dibuat dengan proses pemesinan menggunakan mesin Milling CNC didapat bahwa nilai

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif mengenai perkembangan kemampuan kompetensi peserta didik

lainnya) ke dalam perusahaan atau kenaikan aset yang berasal dari penyerahan barang atau jasa sebagai kegiatan utama atau

Tesis utamanya adalah analisa tindakan ( operari ) manusia yang konkret yang menyatakan sifatnya secara penuh sebagai subjektivitas pribadi yang unik dan tidak dapat

[r]

No.KK No.KK No.KK No.KK NIK NIK NIK NIK NAMA NAMA NAMA NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR UMUR