• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH INDIKATOR MAKRO SOSIAL TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH INDIKATOR MAKRO SOSIAL TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

ANALISIS PENGARUH INDIKATOR MAKRO SOSIAL

TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN

LANGKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Sains

Dalam Bidang Ilmu Ekonomi

Oleh :

SURI JUWITA ANANDA

NIM. 8136162028

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Suri Juwita Ananda, Analisis Pengaruh Indikator Makro Sosial Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Langkat. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program-program pengentasan kemiskinan sejak tahun 1960, sehingga dapat berhasil menurunkan persentase kemiskinan sebesar 11,47 % pada tahun 2013 . Hal yang sama juga terlihat di Provinsi Sumatera Utara kemiskinan dapat diturunkan menjadi sebesar 10,38 % pada tahun 2013, akan tetapi tidak terjadi di Kabupaten Langkat. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara di lihat dari sisi pembentuk indikator makro sosial. Kajian ini menggunakan metode estimasi persamaan regresi linier berganda (OLS) dengan menggunakan data sekunder yang dikeluarkan oleh BPS dalam beberapa publikasi. Penelitian ini menggunakan data Tahun 1999-2013. Hasil kajian menunjukkan bahwa Angka rata- rata lama sekolah dan angka buta huruf tidak berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen. Sedangkan Angka harapan hidup dan angka tingkat pengangguran terbuka berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen.

(6)

ABSTRACT

Suri Juwita Ananda, Analysis of Macro Indicators of Social Influence Against Poverty Rate In Langkat Regency. Tesis. Medan : Pascasarjana Program State University of Medan, 2015.

The Indonesian Government has implemented poverty alleviation programs since 1960, so it can be managed to reduce the percentage of poverty was 11.47% in 2013. The same things were seen in North Sumatera Province, Poverty decreased until 10,39 % in 2013. Meanwhile, it didn’t happened in Langkat. The objective of this study to analyze the factors which affecting the level of poverty can not only be seen in macro, but more detail directly on indicator variable itself. In this case, this study will analyze the factors affecting the level of poverty in Langkat North Sumatra province in view of social indicator macro side. This study using Ordinary Least Square (OLS) programme with using secondary data issued by BPS in several publications. This study using data from 1999 to 2013. The results showed that the average length of school and illiteracy is unsignificant effecting on the confidence level of 90 percent. While the life expectancy and the number of open unemployment rate have a significant effecting on the confidence level of 90 percent.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunianya telah dapat diselesaikan tesis ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan pada Program Studi Ilmu Ekonomi. Adapun judul tesis ini adalah Analisis Pengaruh Indikator Makro Sosial Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Langkat.

Penyelesaian tesis ini tentunya tidak terlepas dari jasa-jasa yang diberikan kepada penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program pascasarjana.

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

4. Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D, Sebagai dosen pembimbing I penulis

yang telah memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.

5. Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, Sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta seluruh staf pegawai di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

7. Drs. Misfaruddin, M.Si, Kepala BPS Kabupaten Langkat, atas izin beliau penulis dapat melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

(8)

mencurahkan segenap kasih sayang dan yang selalu mendoakan penulis agar cepat menyelesaikan pendidikan.

9. Suamiku tercinta dan tersayang Hamdi Hasibuan, ST, SH, M.Hum, dan kedua anakku tersayang Jihan Nabilah Hasibuan dan Faiz Albar Hasibuan, atas dorongan, pengertian dan pengorbanannya selama penulis melaksanakan pendidikan.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.

Atas segala bantuan yang diberikan, semoga mendapatkan balasan yang layak dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan tesis ini membawa manfaat dan kebaikan bagi pengembangan ilmu, setidaknya bagi penulis sendiri.

Medan, Agustus 2015 Penulis

Suri Juwita Ananda

(9)

DAFTAR ISI

2.1.2. Teori dan Konsep Variabel Makro Sosial …………. 31

2.1.3. Keterkaitan Variabel Makro Sosial dan Kemiskinan 33 2.2. Penelitian Terdahulu ………. 38

c. Multikolinearitas ………. 47

3.6. Uji Statistik ……….. 48

a. Uji Statistik ……….. 48

b. Uji Statistik t ……… 48

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ……… 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 51

4.1. Gambaran Umum Kemiskinan di Kabupaten Langkat dan Variabel Yang Mempengaruhinya ……….. 51

4.1.1. Kemiskinan ……… 51

(10)

Langkat ………

4.3. Hasil Uji Kesesuaian Model ……… 59

4.4. Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ……….. 60

4.5. Analisis Hasil Estimasi Atas Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Utara 61 4.5.1. Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) ……….. 62

4.5.2. Harapan Hidup ………. 63

4.5.3. Angka Buta Huruf ………. 64

4.5.4. Tingkat Pengangguran Terbuka ……… 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 67

5.1. Kesimpulan ………. 47

5.2. Saran ……….. 68

(11)

DAFTAR TABEL

Hal

(12)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar I.1 Persentase Kemiskinan di Indonesia, Provinsi Sumut dan

Kab Langkat Tahun 2007-2013 ………. 2

Gambar 1.2.. Pertumbuhan Persentase Kemiskinan di Kabupaten/ Kota Provinsi Sumut Tahun 2013 ……….. 4

Gambar 2.1. Perangkap Kemiskinan ………... 15

Gambar 2.2. Lingkaran Kemiskinan ………... 28

Gambar 2.3. Perangkap Malthus (Malthusian Gap) ………... 30

Gambar 4.1. Perkembangan Rasio Penduduk Miskin Kabupaten Langkat Tahun 2000-2013 ... 52

Gambar 4.2. Perkiraan Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Langkat Tahun 2000-2013 ... 53

Gambar 4.3. Rata rata lama sekolah dan Angka Buta huruf Penduduk Kabupaten Langkat Tahun 2000-2013 ... 55 Gambar 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Kabupaten

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Data Penelitian ……….. 73

Lampiran 2 Hasil Estimasi Model Kemiskinan ………. 74

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas (JB Test) ……… 75

Lampiran 4 Hasil Uji Autokorelasi (LM Test) ………. 76

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan secara umum merupakan suatu kondisi dimana tidak

terpenuhinya kebutuhan pokok manusia, seperti pangan, pendidikan, kesehatan,

perumahan, dan lainnya. Hal ini mengandung arti bahwa untuk mengurangi

bahkan menghapuskan kemiskinan harus dipenuhinya kebutuhan pokok manusia

tersebut, dan inilah yang menjadi salah satu tujuan pokok dari pembangunan.

(BPS, 2004)

Banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan, namun dari sekian banyak

faktor penyebab kemiskinan yang paling penting menurut World Bank (2004)

adalah karena kurangnya pendapatan dan aset (Lack of income and assets) untuk

memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan dan

pendidikan yang dapat diterima (accepable). Disamping itu kemiskinan juga

berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan, yang dikategorikan miskin

karena tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan

kesehatan yang umumnya tidak memadai.

Program-program pengentasan kemiskinan sebenarnya telah dilaksanakan

oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1960, namun karena krisis politik di tahun

1965, program ini sempat terhenti. Di tahun 1970 hingga tahun 2000, meskipun

program-program anti kemiskinan kembali dilaksanakan, namun jumlah

(15)

dengan terjadinya krisis ekonomi di tahun 1997-1998 yang menghancurkan

sendi-sendi perekonomian, yang pada gilirannya angka kemiskinan meningkat tajam.

(TKPK, 2002)

Belajar dari pengalaman dalam menuntaskan kemiskinan, pemerintah

Indonesia di tahun 2007 meluncurkan proram-program pengentasan kemiskinan

secara simultan dan menyeluruh. Hasilnya, jumlah penduduk miskin di Indonesia

turun dari tahun 2007 sebesar 16,58% menjadi sebesar 11,47% di tahun 2013

(BPS, 2014).

Kondisi penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia ini, diikuti oleh

penurunan penduduk miskin baik di level propinsi maupun di level kabupaten/

kota di seluruh Indonesia, termasuk di propinsi Sumatera Utara dan di kabupaten

Langkat yang merupakan bagian dari wilayah kesatuan negara Republik

Indonesia.

Sumber : BPS

Gambar 1.1. Persentase Kemiskinan di Indonesia, Propinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Langkat Tahun 2007 – 2013

16.58

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Persen

(16)

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin di Indonesia

dari tahun 2007 yang sebesar 16,58 persen terus mengalami penurunan hingga

tahun 2013 tercatat sebesar 11,47 persen. Kondisi tersebut sama dengan kondisi

untuk propinsi Sumatera Utara, dimana di tahun 2007 sebesar 13,90 persen dan

terus mengalami penurunan hingga menjadi sebesar 10,39 persen di tahun 2013.

Berbeda untuk kondisi kabupaten Langkat, dimana di tahun 2007

persentase penduduk miskin sebesar 18,23 persen lebih tinggi dari kondisi

Sumatera Utara dan Indonesia. Tahun 2008 hingga tahun 2012 persentase

penduduk miskin secara signifikan mengalami penurunan, dimana di tahun 2008

sebesar 14,81 persen dan di tahun 2012 sebesar 10,02 persen. Namun di tahun

2013 terjadi peningkatan persentase penduduk miskin hingga menjadi sebesar

10,44 persen. Namun demikian, kondisi kabupaten Langkat di tahun 2013

menjadi lebih rendah dari kondisi nasional, dan masih lebih tinggi dari kondisi

propinsi Sumatera Utara.

Kondisi ini jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin antara

kabupaten/ kota lainnya di seluruh propinsi Sumatera Utara dari tahun 2012

hingga tahun 2013, terdapat sebanyak 9 kabupaten dan 3 kota yang mengalami

peningkatan persentase penduduk miskin selebihnya sebanyak 13 kabupaten/ kota

yang mengalami penurunan persentase penduduk miskin selama tahun 2012-2013.

Untuk lebih terperinci perkembangan persentase penduduk miskin antara

kabupaten/ kota di propinsi Sumatera Utara selama tahun 2012-2013 disajikan

(17)

Sumber : BPS

Gambar 1.2. Pertumbuhan Persentase Kemiskinan di Kabupaten/ Kota Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013

Dari Gambar 1.2 menjelaskan bahwa pertumbuhan persentase penduduk

miskin kabupaten/ kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2013 bervariasi, dimana

peningkatan penduduk miskin yang terbesar adalah Kabupaten Asahan sebesar

10,21 persen diikuti oleh Kabupaten Batubara sebesar 6,06 persen, Kabupaten

Simalungun sebesar 4,83 persen dan Kabupaten Langkat sebesar 4,14 persen serta

Kota Medan sebesar 3,27 persen.

Sementara itu penurunan persentase penduduk miskin yang paling kecil

adalah Kabupaten Mandailing Natal sebesar 16,88 persen, Kabupaten Labuhan

Batu sebesar 11,19 persen, Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 9,04 persen dan

Kabupaten Samosir sebesar 7,54 persen serta Kabupaten Dairi sebesar 6,45

persen.

Untuk Kabupaten Langkat sendiri, terjadinya peningkatan persentase

(18)

sisi Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

merupakan tolok ukur capaian keberhasilan pembangunan daerah mengalami

peningkatan di tahun 2013. Oleh sebab itu pihak pemerintah kabupaten Langkat

terus melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap program-program anti

kemiskinan baik program dari pusat, program dari propinsi Sumatera Utara

maupun program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Langkat

itu sendiri.

Berdasarkan data BPS (2014), pertumbuhan ekonomi Kabupaten Langkat

di tahun 2007 mencapai 4,91 persen meningkat di tahun 2008 sebesar 5,07 persen.

Namun di tahun 2009 pertumbuhan ekonomi turun menjadi sebesar 5,04 persen.

Hingga tahun 2011 pertumbuhan ekonomi meninkat, masing-masing sebesar 5,74

persen di tahun 2010 dan sebesar 5,78 persen di tahun 2011. Tahun 2012 kembali

mengalami penurunan hingga mencapai 5,66 persen. Tahun 2013 pertumbuhan

ekonomi kabupaten Langkat kembali meningkat menjadi sebesar 6,05 persen.

Secara umum pertumbuhan ekonomi kabupaten Langkat dari tahun 2007 – 2013

menunjukkan peningkatan yang berarti pembangunan yang dilaksanakan di

kabupaten Langkat ditinjau dari sisi pertumbuhan ekonomi relatif menunjukkan

kemajuan.

Dari sisi pencapaian keberhasilan pembangunan lainnya yaitu Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) tidak berbeda jauh dengan pertumbuhan ekonomi,

Indikator keberhasilan pembangunan jika dilihat dari Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) kabupaten Langkat di tahun 2007 sebesar 71,50. Hingga tahun

2013 IPM kabupaten Langkat terus menunjukkan pola peningkatan, dimana

(19)

2009 dan 2010, sebesar 73,62 di tahun 2011, sebesar 73,98 di tahun 2012 dan

sebesar 73,98 di tahun 2013. Secara umum IPM kabupaten Langkat juga

menunjukkan pola peningkatan.

Secara teori, jika indikator keberhasilan pembangunan seperti

pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat akan

menurunkan tingkat kemiskinan, dan sebaliknya jika indikator keberhasilan

pembangunan seperti pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) menunjukkan pola penurunan maka tingkat kemiskinan akan meningkat

(Maipita, 2010)

Jadi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan

kemiskinan tidak hanya dapat dilihat secara makro, namun lebih detail langsung

pada indikator pembentuk variabel itu sendiri. Dalam hal ini, penelitian ini akan

menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di kabupaten

Langkat propinsi Sumatera Utara di lihat dari sisi pembentuk indikator makro

sosial.

Jika dilihat dari data BPS (2014), indikator pembentuk variabel makro

sosial diantaranya terdiri dari angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah

menunjukkan arah yang positif berarti variabel-variabel makro sosial tersebut

mengalami peningkatan selama tahun 2007 hingga tahun 2013, sedangkan

variabel tingkat pengangguran terbuka dan angka buta huruf menunjukkan arah

negatif yang berarti terjadi penurunan selama tahun 2007 hingga tahun 2013.

Secara terperinci data-data variabel makro sosial tersebut disajikan pada

(20)

Tabel 1.1. Indikator Makro Sosial Kabupaten Langkat

Tahun Angka Harapan Hidup Angka Buta Huruf Lama Sekolah Rata-Rata

Tingkat

Pada Tabel 1.1 menunjukkan indikator makro sosial kabupaten Langkat

selama tahun 2007 – 2013, seperti harapan hidup di tahun 2007 sebesar 68,92

tahun terus meningkat hingga tahun 2013 menjadi sebesar 69,25 tahun. Angka

buta huruf di tahun 2007 dan tahun 2008 sebesar 3,19 persen menurun terus

hingga tahun 2013 menjadi sebesar 2,02 persen. Sementara angka rata-rata lama

sekolah di tahun 2007 sebesar 8,70 tahun dan menjadi sebesar 8,82 tahun di tahun

2013. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 10,95 persen di tahun

2007 hingga tahun 2013 menurun menjadi sebesar 7,10 persen.

Tulisan ini mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kemiskinan dilihat dari sisi makro sosial di kabupaten Langkat,

diantaranya adalah tingkat pendidikan yang diukur dengan angka buta huruf dan

rata-rata lama sekolah, tingkat kesehatan yang diukur dengan harapan hidup, dan

(21)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah angka harapan hidup , angka buta

huruf, angka rata-rata lama sekolah, dan angka tingkat pengangguran terbuka

berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Langkat ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah angka

harapan hidup , angka buta huruf, angka rata-rata lama sekolah, dan angka tingkat

pengangguran terbuka berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten

Langkat.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dapat dijadikan alat evaluasi dalam kerangka penilaian arah pembangunan

apakah berperspektif pembangunan propoor atau tidak.

2. Sebagai masukan bagi kaum akademisi untuk lebih banyak lagi melakukan

kajian dan penelitian tentang kemiskinan di Kabupaten Langkat yang relatif

masih jarang dilakukan. Diharapkan dengan semakin banyaknya penelitian

akan semakin terbuka informasi dan cara-cara yang efektif dalam

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan estimasi terhadap model yang di

analisis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel Tingkat

Kemiskinan (TK) di Kabupaten Langkat propinsi Sumatera Utara mampu

dijelaskan oleh variabel-variabel Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), Harapan

Hidup (HH), Angka Buta Huruf (ABH) dan Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) dengan model yang digunakan.

2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel tingkat kemiskinan

menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Harapan hidup

dan tingkat pengangguran terbuka berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Langkat propinsi Sumatera Utara,

sedangkan variabel rata-rata lama sekolah dan angka buta huruf tidak

signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Langkat propinsi

Sumatera Utara.

3. Besarnya nilai koefisien variabel-variabel yang menjelaskan variabel Tingkat

Kemiskinan, yang terbesar adalah variabel harapan hidup diikuti

berturut-turut oleh variabel rata-rata lama sekolah dan variabel tingkat pengangguran

terbuka serta variabel angka buta huruf.

(23)

5..2. Saran

1. Untuk penangangulangan kemiskinan di Kabupaten Langkat propinsi

Sumatera Utara, sebaiknya pemerintah daerah mengaplikasikan kebijakan

dan program-program propoor dan program anti kemiskinan lainnya, seperti

program pembangunan bedah rumah untuk rumah tangga miskin, program

kesehatan dan pendidikan gratis bagi penduduk miskin, program padat karya

yang melibatkan banyak penduduk dan sebagainya.

2. Sebaiknya pemerintah daerah lebih banyak bersosialisasi tentang prospek

daerah yang menjanjikan investor menanamkan modalnya di daerah, seperti

regulasi/ kebijakan yang relatif mudah bagi investor asing untuk

menanamkan modalnya, menjamin kestabilan politik dan keamanan dalam

negeri, serta menciptakan suasana yang kondusif bagi ikmlim investasi.

Dengan banyaknya investasi maka tenaga kerja akan banyak terserap yang

pada akhirnya pengangguran akan dapat teratasi. Tingkat pengangguran yang

rendah akan membawa dampak pengurangan tingkat kemiskinan.

3. Sebaiknya pemerintah lebih meningkatkan sektor kesehatan dengan

peningkatan infrasturktur dan pelayanan kesehatan, seperti peningkatan

dalam pelayanan kesehatan yang semakin mudah dan murah dalam

pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas SDM dan pemberian subsidi

silang bagi masyarakat utamanya penduduk miskin. Peningkatan kesehatan

masyarakat akan meningkatkan harapan hidup penduduk, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tingkat harapan hidup yang tinggi mampu menurunkan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amijaya, Tisna D, 2008, “Analisis Pengaruh Disparitas Pendapatan,

Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia”, Tesis, Jakarta

Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta; Bagian Penerbitan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN, Edisi Kedua.

Atmawikarta, S. 2007, Pemberdayaan untuk Tekan Kemiskinan, makalah pada

Musyawarah Rencana Pembangunan Propinsi Tahun 2007 dengan Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Direktorat Kesehatan Bappenas, Jakarta.

BPS Propinsi Sumatera Utara, 2009-2013, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun

2009-2013, BPS berbagai edisi dan tahun, Medan.

BPS, 2009-2014, Indonesia Dalam Angka Tahun 2009-2014, BPS berbagai edisi

dan tahun, Jakarta.

BPS, 2004. Monitoring dan Kajian Terhadap Program Kemiskinan di Indonesia,

Jakarta.

Balisacan, A. M, E. M. Pernia anda A. Asra, 2002, ”Revisiting Growth and

Poverty Reduction in Indonesia, : What Do Subnational Data Show”?,

Bulletin of Indonesia Economic Studies.

Bappenas, 2004. Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia,

Jakarta.

Barro, Robert, 1991-1998. ”Government Spending in a Simple Model of

Endogenous Growth”, Journal of political Economy,98 : 5102-5125.

Dornbucsh, R. S. Ficher, dan R. Startz, 2004, Macroeconomics, 9th ed,

McGraw-Hill, Boston.

Dwi Atmananti, Hastarini, 2006, “Investasi Sumber Daya Manusia Melalui

Pendidikan”, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol. 2 No. 1

Effendi, A.S. 2006, Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Kongres Ilmu

Pengetahuan Wilayah Kalimantan timur, Samarinda.

Engelbrecht Hans-Jurgen, 2003, “Human Capital and Economic Growth

Cross-Section evidence OECD Countries”, Jurnal Economic Record, East

Ivanhoe, Vol. 79.

Esmara, Hendra, 1986, “Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia”, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Gujarati, Damodar, 2004, Basic Econometries, Fourth Edition, McGraw-Hill

Companies, New York.

(25)

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti, 2008, Dampak Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin,

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/PROS_2008MAK3.pdf

Hureirah, A. 2005. Strategi Penanggulangan Kemiskinan.Ilmu Kesejahteraan

Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNPAS-LSM Mata Air (Masyarakat Cinta Tanah Air), Bandung.

Joe Fernandez, dkk, 2000, Anggaran Pro-Kaum Miskin, Jakarta, Pustaka, LP3ES

Komite Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, 2002, SNPK : Strategi

Nasional Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta, TKPK RI

Kumalasari, 2010, “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan Hidup,

Angka Melek Huruf, Rata-Rata lama sekolah, pengeluaran perkapita dan jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah”, Jurnal

Kustiawan, 2006, “Faktor-faktor internal terhadap kemiskinan masyarakat

kelurahan Sidomulyo kecamatan Samarinda Ilir”, Thesis

Lanjouw, P,M Pradhan,F Saadah,H Sayed,R Sparrow, 2001, “Poverty,

Educationand Health in Indonesia : Who Benefits from Public Spending”?

World Bank Working Paper No 2739 Washington D C. : World Bank

Diakses dari : http://papers ssrn.com/sol3/papers cfm?abstract_id=6344 51&rec=1&srcabs=447165, 6/22/2007 2:41 PM

Listyaningsih, U. 2004, Dinamika Kemiskinan Di Yogyakarta, Pusat Studi

Kependudukan Dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.

Maipita, Indra, 2013, Memahanmi dan Mengukur Kemiskinan, Cetakan I, Penerbit

Absolute Media, Yogyakarta.

Mankiw, N.G, D.Romer, dan D. Weil, 2002, A Contributiion to The Empirics of

the Economic Growth, Quarterly Journal of Economics.

Manurung, A. 2005. “Anallisis Data Kuantitatif”, Gramedia, Jakarta.

Mudakir, 2011, “Analisis pengaruh jumlah penduduk. PDRB, IPM, pengangguran

terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten/ kota Jawa Tengah”, Thesis

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan

Kebijakan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, S. 2005, Ekonomi Kelautan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Munandar, H. Kurniawan, F. dan Santoso, P. 2007. Mencari Hubungan antara

Kebijakan Moneter dengan Kemiskinan dan Ketimpangan Indonesia.

Jakarta: Bank Indonesia.

Prastyo, Adit Agus, 2010, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kemiskinan”, http//eprints.undip.ac.id,

Ranis, Gustav and Stewart, Frances, 2005, Economic Growth and Human

Developmentin Latin America, Cepal No 78 The UN Economic

Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC). Diakses dari

(26)

Rasidin k. Sitepu dan Bonar M.Sinaga, 2004, Dampak Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Indonesia

: Pendekatan Model Computable General Equilibrium.

http://ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf=7idj=48&idv=18 1&idi=48&idr=191.

Ravallion, M and B. Bidani, 1996, How Robuts is Poverty Profile?, World Bank

Economic Review, Vol 8, pp 75-102.

Rivani, A. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Pada

Masyarakat Nelayan Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Tesis Magister Ilmu Ekonomi, Unhas, Makassar.

R. Nurkse, 1953, Problems of Capital Formation in Underdeveloped Countries,

Oxford Basis Blackwell.

Sukirno,Sadono, 1999, Makroekonomi Modern, Penerbit Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Sahdan, G, 2004, Kemiskinan Desa, Menanggulangi Kemiskinan Desa, Jurusan

Ilmu Pemerintahan, STPMD APMD, Yogyakarta.

Samuelson, Paul A dan William D. Nordhaus, 1997, Pengantar Teori Ekonomi”,

Erlangga, Jakarta

Sayogyo, 1982. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan, Dalam

Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia, Gramedia, Jakarta.

Steer, AD, 2006, Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia,

Ikhtisar, Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Kawasan Asia Timur dan

Pasifik, Penerbit Gradasi, Aksara.

Subagio, dkk. 2001. Kemiskinan Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi: Sebuah

Kajian Pemodelan, Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sukmaraga, 2011, “Analisis pengaruh IPM, PDRB perkapita dan jumlah

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di propinsi Jawa Tengah pada tahun 2008”, Thesis

Sumodiningrat, G. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Institute of

Development and Economic Analysis. Pustaka Pelajar.

Suparlan, Supardi, 1995, Kebudayaan Kemiskinan dalam Kemiskinan di

Perkotaan: Bacaan Untuk Antropolog Perkotaan, Yogyakarta: YOI.

Suselo, Sri Lani dan Tarsidin, 2008. Kemiskinan di Indonesia : Pengaruh

Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi, Jakarta: Bank Indonesia.

Suyanto, Bagong, 1995, Perangkap Kemiskinan: Problem dan Strategi

Pengentasannya, Cetakan Pertama Airlangga, University Press, Surabaya.

Tambunan, Tulus T.H, 2001, Perekonomian Indonesia Teori dan Temua Empiris,

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, 2002, “SNPK:

(27)

Todaro, Michael dan Smith, 2006, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedua, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wie, Thee Kian, 1981, Pemerataan Kemiskinan, Ketimpangan,Jakarta : Sinar

Harapan.

Widarjono agus, 2005. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan

Bisnis. Yogyakarta : Ekonisia FE-UI.

Wing Wahyu Winarno, 2007 Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

EViews Cetakan Pertama, YKPN; Yogyakarta.

World Bank Institute, 2004, Dasar-Dasar Analisis Kemiskinan”, Edisi

Terjemahan, Semarang

Wongdesmiwati, 2009, Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan Di

Indonesia: Analisis Ekonometrika,

Yudhoyono. S, B dan Harniati, 2004, “Pengurangan Kemiskinan di Indonesia :

Mengapa Tidak Cukup Dengan Pertumbuhan Ekonomi” ?, Brighten Press,

Gambar

Tabel I.1 Indikator Makro Sosial Kabupaten Langkat ……………………...
Gambar I.1 Persentase Kemiskinan di Indonesia, Provinsi Sumut dan
Gambar 1.1. Persentase Kemiskinan di Indonesia, Propinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Langkat Tahun 2007 – 2013
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin di Indonesia
+4

Referensi

Dokumen terkait

lingkungan istana Kesultanan Banten semenjak awal didirikannya kesultanan itu. Pendiri kerajaan Banten Maulana Hasanuddin, telah dibai’at untuk menganut dan mempraktekkan

Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2014.Effect of Cutting Stem Types

Iqbal Basri, Sitti Rafiah, Nikmatiah Latief, Harpiah Djayalangkara, John Irwan Lisal, Saharuddin, Asty Amalia.. Jumat, 28 Oktober

Dalam menjalankan kegiatan usaha serta dalam upaya menjaga keberlanjutan usaha dan penciptaan nilai bagi lingkungan sosial dan alam, Perusahaan Anda berupaya melibatkan para

The soil salinization problem in Egypt's Nile Delta and related policy issues are addressed in regards to the need to create water supplies for new irrigation projects by, for

Soil moisture content and pressure head values were simulated by the SWAP93 model, using field data obtained in 1976 for grass crop in Gembloux, Belgium, for two different patterns

Dalam menjalankan kegiatan usaha serta dalam upaya menjaga keberlanjutan usaha dan penciptaan nilai bagi lingkungan sosial dan alam, Perusahaan Anda berupaya melibatkan para

Saham Dalam Penitipan Kolektif PT