TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI
PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN
SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
OLEH
RINI ARDA SARI
040309007/PKP
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI
PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN
SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
OLEH
RINI ARDA SARI 040309007/PKP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. Hasudungan Butar-Butar, M.Si) (Ir. Lily Fauzia, MSi)
NIP : 131639808 NIP :131763823
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Butar-Butar, Msi selaku ketua pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi selaku anggota pembimbing. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui program penyuluhan pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.
4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.
5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.
6. Untuk masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.
7. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata, yang terdiri dari dua desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menjelaskan dan menguraikan bagaimana pelaksanaan program Penyuluhan Pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata. Adapun hasil dari tinjauan ini adalah :
1. Program penyuluhan pertanian jelas ada untuk masyarakat tani di WKPP Sei Beras Sekata.
2. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian berlangsung seperti dari arahan program pemerintah tetapi di lapangan masih kurang disosialisasikan pada masyarakat/
3. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh petani.
4. Petani menggunakan beberapa teknologi khususnya bibit berlabel biru anjuran pemerintah karena selain unggul tahan hama penyakit, pembelian juga mendapat subsidi dari pemerintah.
5. Sejauh ini program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan berlangsung baik.
6. Masalah-masalah yang dihadapi PPL adalah masyarakat kurang mau berpartisipasi.
7. Upaya –upaya yang dilakukan adalah tetap memberikan penyuluhan pertanian pada kelompok tani.
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ... .... 9
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pelaksanaaan Kegiatan Penyuluhan di Daerah Penelitian
Untuk Tiga Tahun Terakhir ... ... 38 5.2 Kegiatan Penyuluhan Pertanian di WKPP Sei Beras Sekata ... .... 38 5.3 Materi Penyuluhan Pertanian ... 38 5.4 Beberapa Teknologi yang sudah dilaksanakan di Daerah Penelitian .... 40 5.5 Masalah-Masalah yang dihadapi PPL ... .... 45 5.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... .... 51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... .... 111 6.2 Saran ... .... 112
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Tabel 1. Peta WKPP Sei Beras Sekata/Desa Sei Beras Sekata dan
Desa Tanjung Selamat...
2. Tabel 2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Penyu
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman 1. Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Perta
nian Padi Sawah dan Penilaian...
2. Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata...
3. Gambar 3. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Tanjung Selamat...
4. Gambar 4. Grafik Batang Produksi Padi Sumatera Utara………
5. Gambar 5. Papan Nama Salah Satu Kelompok Tani di Desa
Sei Beras Sekata Yaitu Kelompok Tani Makmur Jaya...
6. Gambar 6. Papan Nama BPP Medan Krio Pada Tahun 2008-2009…
7. Gambar 7. Papan Nama Baru BPP Medan Krio…
8. Gambar 8. Halaman Kantor BPP (Balai Penyuluhan Medan Krio)
Yang Dimanfaatkan Untuk Areal Penanaman Tanaman Jagung……
9. Gambar 9. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio…
10. Gambar 10. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio…
11. Gambar 11. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio…
12. Gambar 12. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data
Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP dan Poster Dinding Him-
bauan Penyakit Tanaman Pangan………..
13. Gambar 13. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data-
Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP Dan Jadwal Jadi Pemateri-
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Lampiran 1. Peta WKPP Sei Beras Sekata/Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat...
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Butar-Butar, Msi selaku ketua pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi selaku anggota pembimbing. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui program penyuluhan pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.
4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.
5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.
6. Untuk masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.
7. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata, yang terdiri dari dua desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menjelaskan dan menguraikan bagaimana pelaksanaan program Penyuluhan Pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata. Adapun hasil dari tinjauan ini adalah :
1. Program penyuluhan pertanian jelas ada untuk masyarakat tani di WKPP Sei Beras Sekata.
2. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian berlangsung seperti dari arahan program pemerintah tetapi di lapangan masih kurang disosialisasikan pada masyarakat/
3. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh petani.
4. Petani menggunakan beberapa teknologi khususnya bibit berlabel biru anjuran pemerintah karena selain unggul tahan hama penyakit, pembelian juga mendapat subsidi dari pemerintah.
5. Sejauh ini program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan berlangsung baik.
6. Masalah-masalah yang dihadapi PPL adalah masyarakat kurang mau berpartisipasi.
7. Upaya –upaya yang dilakukan adalah tetap memberikan penyuluhan pertanian pada kelompok tani.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat menikmati komoditi beras
Sebagai bahan pangan utamanya. Dalam pembangunan pertanian, beras
merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut
komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia. Selain lebih
dari 90 persen penduduk Indonesia menjadikan beras makanan pokoknya, beras
juga menjadi industri yang strategis bagi perekonomian nasional. Kebijakan
perberasan di Indonesia meliputi kebijakan produksi, distribusi, impor dan
pengendalian harga domestik dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
Kebijakan produksi pangan, terutama padi, telah dituangkan melalui Inpres No. 9
Tahun 2002 tentang dukungan dalam rangka meningkatkan produktivitas padi di
Indonesia. Sebelumnya pemerintahan orde baru juga telah mengeluarkan berbagai
paket teknologi seperti Bimbingan Masal (Bimas) tahun 1965, Intensifikasi
Khusus (Insus) tahun 1979 dan Supra Insus tahun 1987. Sehingga mampu
mengantarkan Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Namun
kondisi tersebut hanya berlangsung sementara karena setelah itu Indonesia harus
mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhannya (Firdaus, dkk. 2008 : 1-3).
Luas lahan sawah Indonesia mencapai 8,3 juta hektar. Kontribusi padi
sawah pada produksi padi nasional mencapai kurang lebih 95 % (Prasetiyo. 2002
Produksi padi Sumatera Utara selama periode 1999-2008 rata-rata
mengalami penurunan sebesar 0,15 persen per tahun. Penurunan ini disebabkan
turunnya produksi padi sawah dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar
0,11 persen per tahun, sedangkan produksi padi ladang mengalami penurunan
rata-rata sebesar 0, 37 persen per tahun (Anonimous. 2009 : 135).
Tiada pertanian tanpa tanah, petani, dan benih. Tanah tanpa petani dan
benih, yang ada adalah pengembang (developer). Petani tanpa tanah dan benih,
yang muncul adalah buruh atau pekerja. Sementara itu, benih tanpa tanah dan
petani, yang hadir adalah collecting benih. Ketiganya layaknya “tritunggal”. Satu
sama lain saling berhubungan (Andibya. 2008 : 427).
Globalisasi menuntut penguasaan iptek yang tinggi sehingga klasifikasi
petani didasarkan pada tingkat penguasaan iptek dalam berusahatani. Petani
dibedakan atas tiga kelas, yaitu : Petani tradisional, petani maju, dan petani
modern (Azahari. 2002 : 2).
Kebijakan menteri pertanian Anton Apriyantono menurut pendapat
responden terkendala pada sistem yang tidak siap. Sebagai contoh, ketika
pemerintah menargetkan produksi padi sebesar 2 juta ton pada tahun 2007, maka
pemerintah kemudian membagikan bibit bersertifikat kepada petani. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa bibit tersebut terlambat sampai ke petani karena
sistem pembagian yang tidak jelas. Akibatnya target produksi tidak tercapai,
ditambah pula oleh faktor lain seperti bencana alam dan kekeringan. Kebijakan
periode ini diarahkan pada peningkatan kemakmuran petani melalui peningkatan
pendapatan petani melalui kebijakan menaikkan harga dasar gabah. Terjadi
baik langsung maupun tidak langsung meningkat tajam. Mentan Anton
Apriyantono dianggap berhasil dalam pemberdayaan Gapoktan. Terdapat program
pengurangan susut pascapanen dan wacana penggunaan bibit hibrida. Disamping
itu juga dilakukan sertifikasi beras berlabel untuk memberikan nilai tambah bagi
petani. Mengenai kebijakan proteksi impor sepertinya implementasinya tidak
jelas. Kebijakan perbaikan sarana dan prasarana pengairan tidak signifikan dan
cenderung bersifat rutin saja. Perluasan areal sangat lambat, dan upaya untuk
mengatasi konversi lahan sawah sangat minimal. Pada sisi peningkatan SDM,
terjadi peningkatan kualitas terutama penyuluh dan tenaga pascapanen meskipun
target produksi belum sepenuhnya tercapai (Firdaus, dkk. 2008 : 76-77).
Istilah ‘penyuluhan’ dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang
bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya
bagi masyarakat luas, karena belum ada defenisi yang disepakati, diperlukan
untuk memberikan pandangan serta dampak yang ditimbulkannya. Istilah
“university extension” atau “extension of the university” dipergunakan di Inggris
pada tahun 1840-an. Sekitar tahun 1867-68, James Stuart dari Trinity College
(Cambridge) untuk pertama kalinya memberikan ceramah kepada perkumpulan
wanita dan perkumpulan pekerja pria di Inggris Utara. Stuart kemudian dianggap
sebagai bapak penyuluhan. Menjelang tahun 1880 kegiatan ini telah merupakan
gerakan penyuluhan tempat perguruan tinggi melebarkan sayapnya ke luar
kampus. Sejak awal abad ke-20 istilah ‘penyuluhan pertanian’ mulai digunakan
secara umum di Amerika Serikat untuk menunjukkan bahwa sasaran pengajaran
semua pihak yang hidup di lingkungan mana pun (Ban dan Hawkins. 1999 :
23-24).
Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses
yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan
kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses
komunikasi. Dengan demikian kelihatanlah bagaimana pentingnya memenuhi
persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik.
Seperti mana suatu komunikasi baru berhasil bila kedua belah pihak sama-sama
siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan. Ini berarti kegiatan penyuluhan
menuntut suatu persiapan. Perlu suatu perencanaan yang matang, dan bukan
dilakukan secara asal-asalan saja. Persiapan dan perencanaan inilah yang hendak
dipenuhi dengan menyusun lebih dahulu suatu disain komunikasi penyuluhan
(Nasution. 1990 : 10).
Pelaksanaan program kegiatan penyuluhan pertanian adalah merupakan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan itu, yang jenis dan waktu penyuluhannya tidak
boleh menyimpang dari yang telah ditentukan pada program. Jadi apa yang
dikerjakan oleh seorang penyuluh haruslah sesuai dengan rencananya. Selesai
menjalankan tugas penyuluhan pada hari/tanggal, tempat dan kegiatan tertentu
sesuai dengan program kerjanya, penyuluh harus dapat mengevalusi hasil kerja
berarti menilai atau menaksir hasil kerja penyuluhan itu, apakah menimbulkan
kesan, kesadaran, minat untuk mengikuti dan melaksanakan pesan-pesan yang
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja Program Penyuluhan Pertanian mengenai budidaya padi sawah di
daerah penelitian?
2. Apa saja kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah
penelitian?
3. Materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian?
4. Adakah atau apa saja Beberapa teknologi yang diadopsi petani?
5. Sejauh mana Program Penyuluhan Pertanian yang sudah dilaksanakan?
6. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi
penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan?
7. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian
Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui Program Penyuluhan Pertanian mengenai budidaya
padi sawah di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di
daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang
diberikan di daerah penelitian.
4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.
5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang
sudah dilaksanakan di daerah penelitian.
6. Untuk Masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun
materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.
7. Untuk mengetahui Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL
(Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan untuk membuat skripsi yang merupakan salah satu syarat
untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio, Kabupaten
Deli Serdang.
3. Sebagai bahan referensi/sumber informasi bagi pihak-pihak yang
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Program Penyuluhan
Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus
dipahami dan dilaksanakan secara logis. Langkah-langkah perencanaan program
penyuluhan pertanian tersebut adalah :
Langkah I : Tujuan, Kebijaksanaan dan Prosedur
Jika secara administratif, kegiatan penyuluhan telah ditetapkan pada suatu
daerah, maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Tetapkan wilayah kerja penyuluhan.
2. Tentukan tujuan yang ingin dicapai.
3. Aturlah agar setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
penyuluhan di dalam suatu organisasi dapat mengetahuinya.
4. Jelaskan kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi yang akan
melaksanakan penyuluhan.
5. Susun bagan sistem dan prosedur yang harus diikuti oleh para staf.
Untuk mengetahui hal-hal seperti tersebut di atas, dapat dilakukan dengan
mempublikasikan suatu buku pedoman yang diperuntukan bagi semua penyuluh
Langkah II: Kumpulkan Informasi Yang Melatar-belakangi Program
Penyuluhan
Pengumpulan informasi yang melatar-belakangi program penyuluhan yang
akan dilaksanakan, dapat dilakukan melalui pertemuan umum, kunjungan kepada
tokoh-tokoh masyarakat, survey, membagikan daftar pertanyaan atau diskusi
dengan kelompok-kelompok tokoh masyarakat yang telah ada.
Langkah III : Pilihlah Panitia Perencana dan Diskusikan Rencana Kerja
Jika pada suatu daerah telah ada organisasi penyuluhan, maka dapat
dipergunakan organisasi rencana penyuluhan yang telah ada, tetapi pada suatu
organisasi baru, maka pertama-tama harus diputuskan terlebih dahulu apakah
dalam menyusun program penyuluhan akan bekerja dengan bentuk kelompok.
Sekali telah diputuskan akan bekerja dengan bentuk kelompok, maka
anggota-anggota yang terpilih selanjutnya berkumpul untuk mendiskusikan informasi yang
menjadi latar belakang program penyuluhan, guna mengembangkan suatu rencana
kerja dengan memanfaatkan saran-saran mereka.
Langkah IV : Konsultasi dengan Para Ahli dan Kumpulkan Informasi Hasil
Penelitian
Untuk menjamin agar prosedur teknis yang akan dilaksanakan sudah
benar, maka informasi yang melatar belakangi program penyuluhan perlu
didiskusikan terlebih dahulu dengan para ahli atau para peneliti. Di samping itu
masing-masing lembaga tersebut di atas yang akan dimanfaatkan, sebelum mulai
menyusun program penyuluhan.
Langkah V : Menyusun Rencana Kerja
Rencana kerja ini harus dibuat oleh petugas yang akan melaksanakan
penyusunan program penyuluhan. Rencana kerja tersebut haruslah mencakup
informasi yang melatar-belakangi penyusunan program penyuluhan. Informasi
yang akan dikumpulkan berupa :
a. Keadaan-keadaan yang telah ada di daerah tersebut yang terdiri atas :
Lingkungan fisiknya, berupa gambaran tentang topografi wilayah, sungai,
iklim, kehidupan tanaman, hewan dan kehidupan lainnya. Juga mengenai produksi
tanaman, dan distribusi produksi tanaman di wilayah tersebut, rata-rata pemilikan
lahan, jenis tanaman yang dikelola, permasalahan di bidang pemasaran dan
penyediaan sarana produksi pertanian yang diperlukan oleh petani serta system
budidaya tanaman. Informasi berikutnya adalah tata guna tanah yang meliputi data
tentang proporsi lahan yang diusahakan untuk tanaman pangan, perkebunan,
penggembalaan hewan dan lahan yang digunakan untuk kegiatan lain di luar
pertanian serta bagaimana pola pemanfaatannya. Demikian pula tentang kondisi
tanah yang baik jenisnya maupun tingkat kesuburannya. Pemasaran wilayah
tersebut perlu untuk didata erutama tentang jumlah, jenis dan dimana pasar di
daerah itu. Untuk membuat data tentang sarana komunikasi yang tersedia, perlu
dirinci tentang jumlah telepon, jalan kereta api, transportasi air, fasilitas pos dan
komunikasi elektronik. Informasi selanjutnya yang diperlukan adalah tingkat
banyak penduduk yang hidup dari kegiatan pertanian, tingkat perumahan mereka,
pakaian mereka, sekolah anak-anak mereka dan selanjutnya nyatakanlah tingkat
hidup mereka dalam kondisi memuaskan, baik, sedang atau buruk. Berikutnya
kumpulkan data tentang struktur sosial.
b. Masalah-masalah dan keinginan masyarakat.
Yang perlu diketahui dari masalah-masalah dan keinginan masyarakat ini
adalah hal apa saja yang oleh masyarakat dipandang sebagai masalah dan
hal-hal apa saja yang diinginkan untuk memperbaiki kondisi social mereka. Sepanjang
program menyangkut masyarakat pedesaan maka keinginan dan masalah mereka
akan terpusat pada pertanian.
c. Diskusi tiap masalah yang penting dan pemecahan yang mungkin.
Di sini dapat didiskusikan aspek teknis berasal dari masalah yang ditemui.
Apakah hasil penelitian yang ada telah mampu memecahkan masalah yang
dihadapi? Apakah telah diperoleh bantuan dari para ahli pada waktu menyusun
program dan apakah saran yang diberikan oleh para ahli untuk mengatasi masalah
yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan.
d. Kalender kerja.
Dalam menyusun kalender kerja ini harus dicakup hal-hal antara lain
pekerjaan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan dan kapan
pekerjaan itu dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Kalender kerja ini
menyangkut komitmen yang bersifat spesifik antara penyuluh lapangan dan para
petani. Isi dari kalender kerja ini harus diringkas dan langsung mengarah kepada
pokok masalah yang akan diatasi. Begitu pula isi dari kelender kerja ini harus
berkaitan erat dengan diskusi masalah-masalah penting seperti tertuang dalam
butir c dan daftar masalah serta keinginan masyarakat pedesaan seperti tertera
pada butir b tersebut di atas.
Langkah VI : Persetujuan dan Revisi
Diskusikan program kerja yang telah disusun oleh penyuluh lapangan
dengan penduduk setempat dan dapatkan persetujuan dari mereka. Demikian juga
persetujuan dari pejabat setempat, para supervisor dan para ahli. Jika program
kerja penyuluhan tersebut memerlukan adanya revisi, lakukanlah revisi agar
program kerja penyuluhan yang kurang memenuhi keinginan dan kurang
memecahkan masalah yang dihadapi penduduk setempat, dapat disempurnakan
sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat setempat.
Langkah VII : Libatkan Orang Lain
Untuk memperkenalkan program kerja penyuluhan kepada masyarakat
setempat, sebarkan program kerja penyuluhan yang telah disusun oleh para
penyuluh lapangan dan libatkanlah setiap orang serta berikan tanggung jawab
tertentu kepadanya.
1. Buatlah daftar tentang semua hal yang disampaikan oleh masyarakat setempat
selama berlangsungnya survey di daerah tersebut dan rincikan hal-hal mana
yang termasuk bidang pertanian.
2. Buatlah tanggapan terhadap hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat setempat
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Apakah hal-hal yang disampaikan
oleh masyarakat setempat tersebut benar-benar dipandang penting? Jika
dipandang penting apa alasannya? Klasifikasikan hal-hal yang disampaikan,
manakah yang benar-benar merupakan hal-hal nyata yang diperlukan oleh
masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraanya.
3. Susunlah daftar mengenai hal-hal yang diprioritaskan dan diperlukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, mulailah dengan prioritas
yang pertama berupa masalah di bidang pertanian dan merupakan kunci untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka dan hal-hal yang tidak berkaitan dengan
bidang pertanian dapat ditempatkan pada prioritas yagn lebih rendah.
4. Ketahuilah, apakah orang yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan sadar
terhadap kegiatan ini? Jika tidak, bagaimana membuat mereka menjadi sadar?
5. Ketahuilah di mana posisi masyarakat setempat yang menjadi sasaran kegiatan
penyuluhan.
Dalam hal ini harus diketahui hal-hal mana yang merupakan keinginan
petani dan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka yang
dapat mereka lakukan sendiri dan mana yang memerlukan bantuan dari luar serta
Langkah VIII :
Pemimpin-pemimpin yang terdapat di daerah dapat berupa pemimpin
Formal ataupun pemimpin nonformal. Penyuluhan yang akan dijalankan oleh
penyuluh lapangan agar dapat berjalan lancar, maka para pemimpin yang terdapat
di daerah tugas seorang penyuluh lapangan harus diketahui dan dilibatkan di
dalam penyusunan rencana kegiatan penyuluhan, karena hal ini akan dapat
membantu kelancaran tugas penyuluh lapangan di kemudian hari, terutama dalam
penyampaian informasi dan di dalam penerapan teknologi yang dianjurkan,
mengingat kebiasaan para pengikut untuk meniru tingkah laku panutannya
(Suhardiyono.1992 : 91-94).
Penilaian dalam bidang penyuluhan dapat ditujukan ke dalam dan ke luar.
Kedalam :
Untuk mengoreksi diri, mengoreksi kerjasama dengan teman-teman sederajat,
mengoreksi pekerjaan dalam lingkungan instansi di mana kita bekerja.
Keluar :
Untuk mengoreksi kerjasama dengan instansi lain, dengan masyarakat, dengan
petani; yang jadi sasaran antara lain :
1. Sampai dimana pengetahuan, petani tentang sesuatu hal (yang sudah
diajarkan).
2. Berapa banyakkah orang yang sudah melakukan sesuatu dengan metode
yang kita ajarkan.
3. Dapatkah mereka memecahkan sendiri-sendiri masalah-masalah yang
2.2 Budidaya Padi Sawah
Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan
rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut :
- Genus : Oryza Linn
- Famili : Gramineae (Poaceae)
- Species : Ada 25 species, dua di antaranya ialah :
Oryza sativa L
Oryza glaberina Steund
Sedangkan subspecies Oryza sativa L, dua di antaranya ialah :
- Indica (padi bulu)
- Sinica (padi cere) dahulu dikenal Japonica (AAK. 1990 : 15).
Beberapa varietas padi sawah yang diusahakan di WKPP Sei Beras
Sekata adalah :
1. Varietas : Ciherang (1980)
Umur : 140-150 hari.
Anakan Produktif : 14-17 batang
Anjuran : Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau
dengan ketinggian di bawah 500 m dpl.
Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661
131-3-1-///IR64/////IR64
Bentuk gabah : Panjang ramping
Bobot : 1000 butir = 27-28 gr
2 Golongan : Cere
Hasil : 5 -8,5 t/ha Nomor pedigri:S3383-Id-Pn-41-3-1
Tahan Hama : Wereng coklat biotipe 2 dan 3
Tahan Penyakit : Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV.
Tekstur nasi : Pulen Tinggi tanaman : 107-115 cm Umur tanaman : 116-125 hari Warna gabah : Kuning bersih
Keterangan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3. Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV. Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 5000 m dpl. Status : Komersial
Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and
Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi (BBP Padi).
(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1997-2010).
2. Varietas : IR. 64 (1985)
Umur : 115 hari.
Potensi hasil : 5 ton/ha
Keterangan : a. rasa nasi enak
b. tahan wereng hijau, wereng cokelat biotip 1,2
dan 3;
c. agak tahan bakteri busuk daun, tahan virus
3. Varietas Situ Bagendit
Keterangan : Agak tahan terhadap Blast; Agak tahan terhadap bakteri
hawar daun strain III dan IV; Cocok ditanam di lahan
kering dan mampu juga ditanam di lahan sawah.
Status : Komersial
Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and
Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
(BBP Padi).
(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 -
2010).
Keterangan : Tahan wereng coklat Biotipe 2; agak tahan HDB strain IV
dan wereng coklat biotipe 3; Rentan terhadap penyakit
meter di atas permukaan laut.
Status : Komersial
Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and
Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
(BBP Padi).
(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 -
2.3 Ilmu Usahatani
Analisis usahatani dibuat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan budi daya padi yang dilakukan dan sebagai bahan untuk
mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Perkiraan
biaya dan penerimaan yang tersaji dalam analisis usaha di bawah ini akan berbeda
dengan daerah lain, karena perbedaan agroklimat dan agroekosistem. Namun,
penggunaan sarana dan prasarana produksi pada prinsipnya sama sehingga dapat
dijadikan pedoman perhitungan biaya dan pendapatan di daerah lain. Analisis
usaha ini dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi usaha yang sedang
berlangsung (Sriyanto.2010 : 68).
Klasifikasi usahatani dapat dibedakan menurut corak dan sifat,
organisasi, pola, serta tipe usahatani.
1. Corak dan Sifat
Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan
subsistence. Usahatani komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas
produk sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.
2. Organisasi
Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi 3 yakni, individual,
kolektif, dan kooperatif.
a). Usaha individual ialah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani
sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah, hingga
b). Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan
bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natura
maupun keuntungan. Contoh usaha kolektif yang pernah ada di Indonesia yaitu
Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI).
c). Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara
individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh
kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil,
dan pembuatan saluran. Contoh usahatani kooperatif yaitu PIR (Perkebunan Inti
Rakyat). PIR merupakan bentuk kerja sama antara perkebunan rakyat dengan
perkebunan besar.
3. Pola
Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi 3, yakni khusus, tidak khusus,
dan campuran.
a). Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu caban
usahatani saja, misalnya usahatani peternakan, usahatani perikanan, dan usahatani
tanaman pangan.
b). Usaha tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang
usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas.
c). Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang
secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contohnya
4. Tipe
Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan
komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan
usahatani jagung. Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani
(Suratiyah.2009 : 14-15).
2.4Landasan Teori
a. Evaluasi
Tujuan evaluasi akan menentukan data yang harus dikumpulkan untuk
Mengevaluasi program penyuluhan. Dikenal dua jenis evaluasi : evaluasi formatif
yang mengumpulkan informasi untuk pengembangan program penyuluhan yang
efektif, dan evaluasi sumatif yang mengukur hasil akhir suatu program agar dapat
memutuskan apakah program akan diteruskan diperluas, atau diperkecil. Data
yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data
kuantitatif berguna untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi karena
program penyuluhan, sedangkan data kualitatif memberikan informasi mengenai
alasan mengapa agen penyuluha dan petani mengambil tindakan tertentu. Pada
tahun-tahu belakangan ini, kian bertambah kepentingan untuk menggunakan data
kualitatif karena data itulah yang selama ini paling banyak membantu dalam
meningkatkan program penyuluhan. (Van Den Ban, 1990 : 246-247).
Model penelitian evaluasi merupakan salah satu di antara model penelitian
yang cukup popular dikalangan para pejabat penelitian ini juga dikenal sebagai
dalam rangka menentukan kebijaksanaan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta
mempertimbangkan proses teknik yang telah digunakan untuk melakukan
penelitian. Penelitian evaluasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data secara
sistematis yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan dalam
usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam yang sudah dicontohkan
( Arikunto, 2007 :221-222).
b. Sikap
Sewaktu kita berada dalam lingkungan dan situasi sosial, yakni ketika kita
terlibat dalam interaksi social, pernahkah kita merasa betul-betul netral dan
bereaksi tanpa rasa suka dan tidak suka terhadap mitra interaksi kita? Pernahkah
kita dapat melepaskan sama sekali perasaan senang dan tidak senang dari persepsi
dan perilaku kita? Agaknya hal itu sulit untuk terjadi. Selalu saja ada mekanisme
mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan
ikut menentukan kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang
sedang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan dan perasaan kita
terpengaruh oleh ingatan kita akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahui dan
kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi saat ini. Itulah fenomena sikap.
Secara histories, istilah ‘sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert
Spence di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental
seseorang. Pada tahun 1888 Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang
menghadapi stimulus yang dating tiba-tiba . Nilai (value) dan opini (opinion) atau
pendapat sangat erat berkaitan dengan sikap, bahkan kedua konsep tersebut
seringkali digunakan dalam defenisi-defenisi mengenai sikap (Azwar.1988 : 3-4).
2.5 Kerangka Pemikiran
Penyuluhan Pertanian memiliki Program Penyuluhan Pertanian yang
berguna bagi PPL dan Petani. Bagi PPL program berfungsi sebagai acuan kerja
pelaksanaan penyuluhan pertanian sedangkan bagi petani program penyuluhan
pertanian sebagai perencanaan dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan petani.
Program Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh PPL dan Petani yang
setiap tahunnya akan dievaluasi di Balai Penyuluhan Pertanian.
Dalam mengevalusi program penyuluhan pertanian dapat dilihat dari
berbagi hal yaitu dari segi Formatif dan Summatif sekaligus dilihat pula manfaat
program dari segi ekonomi dan sosial.
Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian terdiri dari dua hal yaitu :
1. Evaluasi Formatif yaitu : Evaluasi pelaksanaan kegiatan program yang
tertera dalam program penyuluhan pertanian secara tertulis.
2. Evaluasi Summatif yaitu : Evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan petani.
Kedua hal yang dievaluasi tersebut akan menunjukkan hasil dengan
Keberadaan seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di tengah-tengah
kehidupan petani, akan memunculkan sikap yang berbeda-beda dari petani itu
sendiri, baik positif maupun negatif.
Pemunculan sikap itu dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi
pertanian yang berbeda-beda. Adapun karakteristik sosial ekonomi pertanian yang
akan disorot adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, pengalaman
berorganisasi, luas lahan, produktivitas, tingkat kosmopolitan, frekuensi
mengikuti penyuluhan, jumlah tanggungan, produksi, pendapatan, besar
peminjaman (kredit). Secara singkat, kerangka pemikiran mengenai Evaluasi
Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah dan Penilaian dapat dilihat pada skema
berikut :
Keterangan :
:
Ada Pengaruh:
Ada HubunganGambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Pertanian Padi Sawah dan Penilaian
2.6 Hipotesis Penelitian
1. Ada Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah
di daerah penelitian.
Program Penyuluhan Pertanian
Balai Penyuluhan Pertanian
Petani PPL
Pelaksanaan Program Pelaksanaan
Program
PPL Kontak Tani
Evaluasi Petani
2. Ada kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah
penelitian.
3. Ada materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah
penelitian.
4. Ada beberapa teknologi yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.
5. Ada program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah
penelitian.
6. Ada masalah-masalah yang dihadapi PPL dalam menyusun materi
penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.
Terdapat upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian
Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program
Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian
BAB III
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah Penelitian ini ditentukan secara sengaja (Purposive Sampling)
yaitu di WKPP Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
yang terdiri dari 2 (dua) desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung
Selamat.
• Desa Sei Beras Sekata terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk 7016
orang. Penduduk desa Sei Beras Sekata mayoritas suku Karo dan
beragama Kristen dengan 89% sebagai petani, sedangkan mata
pencaharian yang lain sebagai pegawai, buruh bangunan, dan lain-lain.
Luas lahan sawah 412 Ha, sedangkan lahan kering 138 Ha, tegal kebun 31
Ha, 137 Ha pemukiman.
• Desa Tanjung Selamat ter terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk
7312 orang, terdiri dari berbagai suku, yaitu suku Jawa, Karo dan Melayu
dan agama bervariasi antara Islam dan Kristen. Mata pencaharian
penduduknya juga bervariasi antara petani, buruh tani, pegawai dan buruh
bangunan, luas sawah 25 Ha, lahan kering 392 Ha, tegal kebun 95 Ha,
pemukiman 297 Ha.
Adapun alasan peneliti memilih daerah tersebut karena daerah penelitian
ini merupakan sentra produksi padi di kecamatan Sunggal, kabupaten Deli
Serdang.
Tabel 3.2.1. Luas Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2008
NO
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008 Tabel 3.2.2 Populasi Penduduk di Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung
2 Tanjung Selamat 7312 52.04
Jumlah 14328 100
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008 Tabel 3.2.3 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bukan Pertanian
DESA PEGAWAI PEDAGANG BURUH
BANGUNAN
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008
Tabel 3.2.4 Persentase (%) Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bukan Pertanian
Tabel.3.2.5 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bidang Pertanian
NO DESA PETANI BURUH TANI JUMLAH
1 Sei Beras Sekata 603 78 681
2 Tanjung Selamat 112 120 232
Tabel.3.2.6 Persentase (%) Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan
Bidang Pertanian
NO DESA % PETANI % BURUH TANI JUMLAH %
1 Sei Beras Sekata 88.5 11.5 100
2 Tanjung Selamat 48.28 51.72 100
Tabel 3.2.7 Populasi dan Sampel di Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2010
3.2 Metode Penarikan Sampel
Populasi penelitian sampel adalah petani budidaya padi yang melakukan
usahatani di Desa Sei Beras Sekata. Metode penentuan sampel di lakukan dengan
teknik Proportional Stratified Random Sampling, yaitu pemilihan sampel secara
acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada, di mana setiap strata diwakili
oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dalam hal ini
tersebut dilakukan secara random. Prosedur demikian adalah pengambilan sampel
dengan teknik stratified random sampling (Nazir, 2003 : 293).
Cara pengambilan atau penentuan jumlah petani sample adalah dari
populasi kelompok tani di WKPP Sei Beras Sekata yang berjumlah 529 KK.
Dengan perincian populasi di Desa Sei Beras Sekata berjumlah 469 KK dan di
Desa Tanjung Selamat berjumlah 60 KK, dengan perincian sebagai berikut :
Desa Sei Beras Sekata terdapat 10 Kelompok Tani.
Nama Poktan : Sekata
Jumlah Anggota Kelompok : 42
27 Anggota 0.5 12.5
Nama Poktan/Gapokta : Arihta Jumlah Anggota Kelompok : 31
23 Anggota 1.5 37.5
Nama Poktan/Gapokta : Rimo Gelang Jumlah Anggota Kelompok : 38
30 Anggota 0.5 12.5
Jumlah Anggota Kelompok : 41
31 Anggota 0.5 12.5
Jumlah Anggota Kelompok : 52
28 Anggota 0.5 12.5
Jumlah Anggota Kelompok : 60 Orang
54 Anggota 0.5 12.5
Jumlah Anggota Kelompok : 65
31 Anggota 0.5 12.5
Jumlah Anggota Kelompok : 66
54 Anggota 0.9 22.5
Jumlah Anggota Kelompok : 30
25 Anggota 1.2 30.0
Nama Poktan/Gapokta : Perjuangan
Jumlah Anggota Kelompok : 49
35 Anggota 0.8 20.0
Desa Tanjung Selamat terdapat 1 Kelompok Tani dengan jumlah 60 KK.
60 Bp. Bengkuang 2
Penentuan petani sampel diambil dengan distribusi sebagai berikut :
Tabel 3.2.6 Populasi dan Sampel Kelompok Tani di Desa Sei Beras Sekata Strata Kelas Interval
Berdasarkan Luas
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari petani responden melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh
dari Dinas Pertanian, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanaman Pangan dan
Hortikultura dan juga dari Kantor Kepala Desa di daerah penelitian.
3.4. Metode Analisis Data
- Untuk hipotesis 1, 2, 3, digunakan analisis deskriptif dengan menjelaskan
bentuk program dan pelaksanaan program yang diberikan oleh PPL (Penyuluh
Pertanian Lapangan) kepada petani budidaya padi sawah.
- Untuk hipotesis 4, dianalisis dengan statistik “Chi Square Test”
Dimana :
f0 = frekuensi hasil yang diperoleh pada setiap kategori faktor
fe = frekuensi yang diharapkan pada setiap kategori faktor
∑
= Jumlah kategori faktor yang diamati HO diterima : X2 Hitung < X2 TabelHO ditolak : X2 Hitung > X2 Tabel
Untuk menentukan skor sikap digunakan skala pengukuran sikap dari
Likert dengan rumus :
S
=
Varians skor pernyataann = Jumlah responden
(Azwar. 1995 : 54)
Untuk menguji hipotesis 5, 6 dianalisis dengan deskriptif. yaitu dijelaskan
masalah – masalah yang dihadapi petani dan upaya – upaya apa saja yang dapat
dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di daerah
penelitian
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian
ini, maka dibuat batasan operasional sebagai berikut :
1. Penyuluhan Pertanian adalah : Pendidikan non formal yang
ditujukan pada petani dan keluarganya untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang di kelola oleh Balai
Penyuluhan Pertanian yang dalam pengawasa Dinas Pertanian.
2. Penyuluh Pertanian Lapangan adalah Orang yang membantu
kegiatan penyuluhan pertanian dan mengelola organisasi
penyuluhan pertanian.`
3. Program Penyuluhan Pertanian adalah rencana kerja
penyuluhan pertanian yang berisi asas dan pelaksanaan
program.
4. Evaluasi Program adalah penilaian petani terhadap program
penyuluhan pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan
Pertanian).
5. Evaluasi formatif adalah usaha untuk meningkatkan efektivitas
melalui kampanye penyuluhan dengan cara mengumpulkan
informasi mengenai reaksi sasaran kelompok dan pengalaman
penyuluh ketika melaksanakan program.
6. Evaluasi summatif adalah usaha mengukur perubahan yang
dicapai melalui program penyuluhan yang telah dilaksanakan,
dan menggunakan pengalaman ini untuk memperbaiki program
7. Umur responden (X1) adalah lama waktu hidup responden
(tahun) dari lahir hingga ketika dilakukan penelitian.
8. Tingkat Pendidikan responden (X2) adalah lama jenjang
pendidikan yang telah ditempuh oleh responden untuk
memperoleh pengajaran dibangku sekolah (pendidikan formal).
9. Pengalaman Bertani (X3) adalah lama petani menggeluti
usahatani padi sawah.
10.Luas lahan (X5) adalah satuan luas (Ha) areal pertanaman padi
sawah yang diusahakan oleh responden.
11.Produktifitas (X6) adalah hasil panen komoditi padi sawah yang
diusahakan oleh responden.
12.Tingkat Kosmopolitan (X7) adalah wawasan yang dimiliki oleh
petani dalam mengusahakan usahatani yang mereka tekuni
yang salah satunya dapat ditandai dengan kemauan mereka
untuk banyak atau sering membaca.
13.Frekuensi mengikuti kegiatan Penyuluhan (X8) adalah
Seringnya petani mengikuti kegiatan Penyuluhan Pertanian
yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dapat
berupa pertemuan mingguan / bulanan.
14.Jumlah tanggungan (X9) adalah jumlah seluruh angggota
keluarga yang menjadi tanggungan responden.
15.Produksi (X10) hasil panen padi sawah per tahun yang diukur
16.Pendapatan kotor (X11) adalah seluruh pendapatan pendapatan
yang diterima petani sebelum dikurangi oleh biaya-biaya
produksi lainnya.
17.Pendapatan bersih (X12) adalah pendapatan yang diterima
petani setelah
3.6. Batasan Operasional
1. Tempat penelitian adalah di WKPP Sei Beras Sekata yang terdiri dari dua
Desa yaitu Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat, Kecamatan
Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
2. Sampel penelitian adalah : petani budidaya padi sawah.
1. Deskripsi Daerah Penelitian
WKPP Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli
Serdang. yang terdiri dari 2 (dua) desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa
Tanjung Selamat, tetapi yang menjadi fokus peneliti adalah di Desa Sei Beras
Sekata.
Batas-Batas WKPP Sei Beras Sekata diapit oleh terdiri dari :
• Sebelah Utara Desa Paya Geli
• Sebelah Barat Desa Medan Krio
• Sebelah Timur Desa Suka Maju
• Sebelah Selatan Kecamatan Medan Sunggal.
A. Desa Sei Beras Sekata
• Desa Sei Beras Sekata terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk 7016
orang. Penduduk desa Sei Beras Sekata mayoritas suku Karo dan
beragama Kristen dengan 89% sebagai petani, sedangkan mata
pencaharian yang lain sebagai pegawai, buruh bangunan, dan lain-lain.
Luas lahan sawah 412 Ha, sedangkan lahan kering 138 Ha, tegal kebun 31
Ha, 137 Ha pemukiman.
• Desa Tanjung Selamat ter terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk
dan agama bervariasi antara Islam dan Kristen. Mata pencaharian
penduduknya juga bervariasi antara petani, buruh tani, pegawai dan buruh
bangunan, luas sawah 25 Ha, lahan kering 392 Ha, tegal kebun 95 Ha,
pemukiman 297 Ha.
b. Keadaan Penduduk
Penduduk di WKPP Sei Beras Sekata :
Tabel 4.2.1 Jumlah Petani di Kecamatan Sunggal, 2008
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2010
2. Data Sosial Ekonomi Petani
Pendapatan petani perkapita di WKPP Sei Beras Sekata disesuaikan
dengan penghasilan dari hasil pertanian. Untuk musim tanam 2009 ini,
pendapatan sangat menurun drastis seiring dengan adanya serangan hama
penyakit yaitu hama penggerek dan penyakit kresek yang melanda kelompok tani,
Sekata, Arihta, Rimo Gelang, Tani Makmur, Makmur Tani, Karya Tani,
sedangkan kelompok yang lain yaitu Karya Jaya, Makmur Jaya, Tani Jaya dan
Perjuangan terkena musibah puting beliung sehingga padi yang siap panen
tumbang, pada saat menjelang Hari Raya, makanya tidak ada yang mau memanen.
Pada saat panen harga anjlok sampai Rp. 1500,-/kg Gkp, karana gabahnya sudah
Keluarga tani (1 orang petani) = Rp.
13.223.100.000,-b. Tenaga kerja produktif
1. umur = 13 – 17 tahun = 4.197 orang
d. Kepemilikan lahan sawah
1. < 0,25 Ha = 50% (331 orang)
2. 0,26 – 0,5 Ha = 30% (199 orang)
3. 0,6 – 0,9 Ha = 10% (66 orang)
4. 1 Ha = 9% (60 orang)
5. > 1 Ha = 1% (6 orang)
Administrasi Desa Tanjung Selamat
Gambaran suatu daerah atau desa pada masa lalu sangat penting untuk
diketahui agar kita memahami, mengetahui, membandingkan,
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dinamika masyarakat dan dinamika suatu desa
tersebut. Berdasarkan wawancara penulis dengan salah seorang warga yang telah
lama bermukim dari tahun 1953 di desa Tanjung Selamat yaitu Bapak Wisnan.
Beliau mengatakan bahwa keadaan Desa Tanjung Selamat :
• Area tanaman padi masih merupakan sawah tadah hujan.
• Prasarana jalan kurang layak pakai oleh sarana transportasi
• Prasarana jalan masih berupa jalan setapak yang berupa tanah belum di
aspal karena area desa masih ditanami oleh pepohonan semak belukar,
beberapa komoditi yang berupa tanaman palawija, hortikultura,
perkebunan seperti padi, jagung, rambutan, pohon jambu dan sebagainya.
• Mayoritas mata pencaharian masyarakat pada tahun 1990 ke bawah
(sebelum tahun 1990) adalah petani.
• Pemukiman penduduk masih jarang
• Jarak antara rumah penduduk masih berjauhan dan bahan bangunan rumah
masih tradisional berupa kayu, beratap rumbia atau rumah yang masih
bergaya sesuai adat istiadat pemilik rumah.
• Fasilitas desa, sarana dan prasarana yang penting pada masa sekarang
seperti listrik, telepon, angkutan umum, PUSKESMAS, sekolah belum
ada.
Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang
dari 6 Dusun yang dipimpin oleh masing-masing kepala dusun dengan perincian
sebagai berikut :
• Dusun I A dipimpin oleh : Bapak Amir
• Dusun I B dipimpin oleh : Bapak Yunus
• Dusun II A dipimpin oleh : Bapak Usmanto
• Dusun II B dipimpin oleh : Bapak Haryanto
• Dusun III dipimpin oleh : Bapak Munus
• Dusun IV dipimpin oleh : Bapak Tarmizi
Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang
mempunyai batas – batas administrasi desa yaitu :
Utara : Sei Belawan ( Kelurahan Tanjung Selamat Medan )
Timur : Kelurahan Namo Gajah
Selatan : Desa Tanjung Anom
Barat : Desa Tuntungan ( Desa Sei Beras Sekata )
Keadaan Atau Potensi Alam Desa Tanjung Selamat
Desa Tanjung Selamat pada umumnya daerah dataran rendah dengan luas
desa 455.2 Ha dengan suhu udara rata - rata 320C. Area tanah di Desa Tanjung
Selamat digunakan untuk area persawahan, permukiman, pertanian dengan ukuran
luas area dihitung pada tahun 2001 yaitu :
Sumber : Data Sensus Penduduk tahun 2001
NO AREA LUAS AREA
2 Permukiman 288,6 Ha
3 Pertanian 140,5 Ha
Jumlah 441,3 Ha
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Angka luas lahan tersebut dari tahun 2006 dan 2007 telah mengalami
perubahan karena sebahagian kecil masyarakat di Desa Tanjung Selamat telah
beralih mata pencaharian. Mayoritas masyarakat yang sebelumnya terlibat dalam
usahatani menjadi masyarakat yang terlibat dalam bidang kewirausahaan atau
bermata pencaharian di bidang non agriculture (tidak dibidang pertanian), antara
lain : pedagang, pemborong, usaha bengkel, usaha rumah makan, usaha kios,
guru.
Partisipasi Masyarakat
Suku yang ada di Desa Tanjung Selamat yaitu : Jawa, Batak Karo, Batak
Toba, Batak Pak-Pak, Melayu. Partisipasi masyarakat dapat dilihat dari aspek
sosial budaya yaitu masyarakat aktif dalam kegiatan perwiritan seperti pengajian
setiap minggu, kegiatan acara keagamaan. Selain itu partisipasi masyarakat dapat
dilihat dari keaktifan masyarakat dalam organisasi-organisasi yang dibentuk di
Desa Tanjung Selamat tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut :
Organisasi Kepemudaan (OKP)
1 PP (Pemuda Pancasila) 30 Jiwa
2 IPK (Ikatan Pemuda Karya) 25 Jiwa
3 AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan
Indonesia)
25 Jiwa
4 BM PAN (Badan Musyawarah Partai
Amanat Nasional)
20 Jiwa
Jumlah 100 Jiwa
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Masyarakat juga aktif berperan dalam program-program yang dibentuk
oleh bdan pemerintah seperti contohnya kegiatan PKK. Adapun 10 program
pokok PKK di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli
Serdang dapat dilihat pada tabel berikut :
10 Program Pokok PKK Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal,
Kabupaten Deli Serdang
No Program Pokok PKK
1 Penghayatan dan pengamalan Pancasila
2 Gotong royong
3 Pangan
4 Sandang
5 Perumahan dan tata laksana rumah
6 Pendidikan dan keterampilan
7 Kesehatan
8 Mengembangkan kehidupan berkoperasi
9 Kelestarian lingkungan hidup
10 Perencanaaan sehat
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Fasilitas Desa
NO Jenis Fasilitas Kegunaan
2 Alat-alat kebersihan Untuk gotong royong (jumat bersih)
3 Pabrik • Sebagai pabrik kotak telur
• Usaha pengolahan kopi (pabrik kopi) U.D
Sumatera Kopi
• Usaha pembuatan kerupuk
4 Villa Sebagai tempat penginapan
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Beberapa potensi yang dimiliki Desa Tanjung Selamat, Kecamatan
Sunggal, Kabupaten Deli Serdang
Sarana dan Prasarana
1. Sarana
Sarana-sarana yang terdapat di Desa Tanjung Selamat pada saat ini semakin
lebih baik karena selain adanya bantuan dari pemerintah maka pembangunan
sarana di Desa Tanjung Selamat ini didukung oleh adanya partisipasi dari
masyarakat setempat. Sarana yang ada dapat dipergunakan bagi masyarakat desa
Tanjung Selamat dapat diuraikan sebagai berikut :
Sarana Ibadah
Mesjid 4 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Sarana Pendidikan
SMP 1 Unit
SD 3 Unit
TK 4 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Sarana Kesehatan
Puskesmas 1 Unit
Posyandu 2 Unit
Klinik 1 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Sarana Perkantoran
Kantor Desa 1 Unit
Kantor Instansi 1 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
Stasiun Angkutan Umum 1 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010
2. Prasarana
Sistem prasarana wilayah adalah jaringan yang menghubungkan satu pusat
kegiatan dengan pusat kegiatan lainnya, yaitu antara satu permukiman dengan
permukiman lainnya, antara lokasi budidaya dengan lokasi permukiman, dan
antara budidaya yang satu dengan lokasi budidaya lainnya (Tarigan, 2005).
Maka bentuk jaringan yang ada di Desa Tanjung Selamat adalah jalan raya,
jalan antar dusun, jalur sungai, jaringan yang berupa proyek vital yaitu listrik
(PLN), Telkom (Tower) yang berjumlah 1 unit tetap.
Di Desa Tanjung Selamat tidak terdapat POSKAMLING. Namun di Desa
tersebut sudah terdapat adanya pos Arhanudse yaitu pos tentara. Apabila
masyarakat ada yang kehilangan harta benda, maka mereka akan melapor pada
tentara yang berjaga di pos Arhanudse tersebut.
Batalyon Arhanudse merupakan markas bagian dari markas TNI yang berasal
dari MABES (Markas Besar), ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia),
terdiri dari perwira, prajurit Yon Arhanud, prajurit mariner, Komandan Batalyon
(DANYON) Arhanudse.
C. Penyuluhan Pertanian
No. WKPP
Islam Kristen Katolik Hindu
KELAS KELOMPOK
No WKPP Pemula Lanjut Madya Utama
1 Sei Mencirim - 7 5 -
No WKPP Pemula Lanjut Madya Utama
1 Lau Bakeri 2 6 3 -
E. Komoditi Usaha Tani
No Kecamatan Komoditi Luas Lahan {Ka)
Ubi Jalar 27
No. Komoditi Varietas Pengolahan Tanah Takaran Pupuk
Lokal VUB Traktor Nah Cangkul Urea SP KCl Za Organik
Analisa Usaha Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2009
No Komoditi Produksi
1 Padi 63 8.200.000 17.325.000 9.125.000 2,M
2 Jagung 65 5.795.000 9.750.000 3.955.000 1,68
3 Kacang Tanah 20 4.250.000 6.000.000 1.750.000 1,44
4 Kacang Hijau 16 4.550.000 6.400.000 1.850.000 1,40
5 Cabai Merah 48 15.775.000 28.800.000 13.025.000 1,82
6 Kacang Panjang 281 18.650.000 25.200.000 6.840.000 1,35
7 Paria 265 16.775.000 19.875.000 3.100.000 1,18
9 Semangka 210 10.400.000 18.900.000 8.500.000 1,81
F. Alat dan Mesin Pertanian
No Fasilitas Jumlah (Unit)
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di
daerah penelitian
Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di
daerah penelitian yaitu 10 paket teknologi pertanian pada umumnya di WKPP
(Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata sudah diterapkan oleh
para anggota kelompok tani / petani antara 60 sampai dengan 7/0% yang paling
rendah adalah penggunaan benih berlabel biru antara 40% sampai dengan 45%,
sedangkan pemupukan secara berimbang juga masih rendah yaitu 30 sampai
dengan 37%. Para petani pada umumnya menggunakan benih berlabel biru tidak
pada saat mau tanam (1 × tanam) melainkan untuk 2 (dua) bahkan 3 ×
pertanaman, sedangkan penggunaan pemupukan berimbang cukup tetapi
kandungan hara yang dikandung oleh pupuk yang dipakai masih kurang.
5.2. Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan di WKPP Sei Beras
Sekata
5.3 Materi – Materi Penyuluhan Pertanian
Materi – Materi Penyuluhan Pertanian adalah :
1. Pengolahan tanah
• Aplikasi Bahan Organik
• Penentuan varietas
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
a. Pelaksanaan penyuluhan pertanian pada tiga tahun terakhir mengalami
peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya.
b. Kelompok tani Karya Tani pada tahun 2009-2010 terpilih menjadi
kelompok tani teladan karena manajemen usahatani yang bagus, adanya
kerja sama antara anggota, pengurus kelompok tani.
6.2Saran
a. Saran Kepada Pemerintah
Pemerintah harus tetap berpihak kepada masyarakat tani dengan
mendengarkan permasalahan yang sebenarnya ada di dalam
masyarakat dengan terjun langsung ke masyarakat.
Kebijakan Pemerintah diharapkan mampu dilaksanakan secara flexibel
dari dua sisi yaitu kebijakan bottom up-top down maupun sebaliknya
yaitu top down-bottom up.
Pemerintah agar menerapkan sistem yang lebih bersih dan jujur, dan
bebas dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme dalam pembangunan program
masyarakat tani yang maju untuk masa depan.
Distribusi pupuk bersubsidi harus benar-benar diawasi agar hak petani
tidak terabaikan.
pembelian pupuk Urea bersubsidi bagi para konsumen petani padi
sawah jangan dipaksakan untuk membeli juga 1 paket dengan pupuk
tanaman buah-buahan.
Anggota kelompok tani harus lebih disosialisasikan agar petani bisa
bekerja sama, semakin kompak untuk mendapatkan keuntungan
bersama.
Pemerintah diharapkan memperhatikan lagi bangkitnya KUD
(Koperasi Unit Desa), Koperasi Pertanian atau sejenisnya untuk
menaikkan ekonomi kerakyatan.
b. Saran Kepada Petani
Diharapkan Petani agar tetap mau aktif untuk ikut berpartisipasi dalam
program-program pemerintah.
Diharapkan agar petani jangan takut, malu bertanya dan terkadang
DAFTAR PUSTAKA
Andibya.,et all., 2008,. Benih, Kunci Sukses Agribisnis “Langkah Sang Hyang Seri Menuju Kemandirian Pangan Nasional. Gibson books, Jakarta
Anonimous., 2009. Sumatera Utara Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik. Provinsi Sumatera Utara
Anwar, S, 2007. Sikap Manusia” Teori dan Pengukurannya”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Arikunto, 2007. Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Azahari, A..1989. Penyusunan Pola Pendidikan Bagi Petani – Nelayan
Ban, A. W. dan H. S. Hawkins., 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta
Firdaus., dkk.,2008. Swasembada Beras Dari Masa Ke Masa, IPB Press, Bogor
Kartasapoetra, A.G., 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Suratiyah., 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta
Prasetiyo, Y. T., 2002. Budi Daya Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah). Kanisius, Yogyakarta
Singarimbun, M. dkk, 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta
Sriyanto, Sugeng., 2010. Panen Padi Dari Bisnis Padi Organik. Agromedia Pustaka, Jakarta
Suhardiyono, L., 1992. Penyuluhan “Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian”. Erlangga, Jakarta
Mardikanto, T., 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret (UNS) Press, Surakarta
Ginting, M., 2000. Penyuluhan, Departemen Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian USU, Medan
Siegel, S, 1992, Statistik NonParametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Gramedia, Jakarta
Supranto, J, 2001, Statistik, Erlangga, Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata
3214,78 3240,21
2870,94 3107,57 3189,76
204 207,18 136,7 158,26 151,04
0
2004 2005 2006 2007 2008
Padi Ladang Padi Sawah
Gambar 4. Grafik Batang Produksi Padi Sumatera Utara Paddy Production of Sumatera Utara Province
(000 Ton) 2004 – 2008
Sumber / Source : BPS Provinsi Sumatera Utara / BPS-Statistics of Sumatera Utara Province
Gambar 8. Halaman Kantor BPP (Balai Penyuluhan Medan Krio) Yang Dimanfaatkan Untuk Areal Penanaman Tanaman Jagung.
Gambar 10. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio
Gambar 12. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP dan Poster Dinding Himbauan Penyakit
Tanaman Pangan
Gambar 13. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP Dan Jadwal Jadi Pemateri Bahan Materi
Gambar 14. Rapat Yang Dihadiri oleh PPL Setiap Hari Rabu Pada Tanggal 11 Agustus Dan Dihadiri Pula Oleh Ibu Siti Sarah S.P. PPL WKPP Sei Beras
Sekata.
Gambar 16. Penjelasan Materi oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) di Rapat Pada Setiap Minggu Ke Dua Di Hari Rabu di BPP (Balai Penyuluhan
Pertanian) Medan Krio
Gambar 17. Papan Himbauan Tanaman Pangan dan Poster Prinsip-Prinsip Dasar Diskusi Antara Agen Penyuluhan Dan Petani Dengan Model