• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Program Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah Di Wkpp Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tinjauan Program Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah Di Wkpp Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI

PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN

SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH

RINI ARDA SARI

040309007/PKP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI

PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN

SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH

RINI ARDA SARI 040309007/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Hasudungan Butar-Butar, M.Si) (Ir. Lily Fauzia, MSi)

NIP : 131639808 NIP :131763823

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Butar-Butar, Msi selaku ketua pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi selaku anggota pembimbing. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui program penyuluhan pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.

5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

6. Untuk masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

7. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata, yang terdiri dari dua desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menjelaskan dan menguraikan bagaimana pelaksanaan program Penyuluhan Pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata. Adapun hasil dari tinjauan ini adalah :

1. Program penyuluhan pertanian jelas ada untuk masyarakat tani di WKPP Sei Beras Sekata.

2. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian berlangsung seperti dari arahan program pemerintah tetapi di lapangan masih kurang disosialisasikan pada masyarakat/

3. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh petani.

4. Petani menggunakan beberapa teknologi khususnya bibit berlabel biru anjuran pemerintah karena selain unggul tahan hama penyakit, pembelian juga mendapat subsidi dari pemerintah.

5. Sejauh ini program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan berlangsung baik.

6. Masalah-masalah yang dihadapi PPL adalah masyarakat kurang mau berpartisipasi.

7. Upaya –upaya yang dilakukan adalah tetap memberikan penyuluhan pertanian pada kelompok tani.

(4)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ... .... 9

(5)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaaan Kegiatan Penyuluhan di Daerah Penelitian

Untuk Tiga Tahun Terakhir ... ... 38 5.2 Kegiatan Penyuluhan Pertanian di WKPP Sei Beras Sekata ... .... 38 5.3 Materi Penyuluhan Pertanian ... 38 5.4 Beberapa Teknologi yang sudah dilaksanakan di Daerah Penelitian .... 40 5.5 Masalah-Masalah yang dihadapi PPL ... .... 45 5.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... .... 51

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... .... 111 6.2 Saran ... .... 112

DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Tabel 1. Peta WKPP Sei Beras Sekata/Desa Sei Beras Sekata dan

Desa Tanjung Selamat...

2. Tabel 2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Penyu

(7)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 1. Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Perta

nian Padi Sawah dan Penilaian...

2. Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata...

3. Gambar 3. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Tanjung Selamat...

4. Gambar 4. Grafik Batang Produksi Padi Sumatera Utara………

5. Gambar 5. Papan Nama Salah Satu Kelompok Tani di Desa

Sei Beras Sekata Yaitu Kelompok Tani Makmur Jaya...

6. Gambar 6. Papan Nama BPP Medan Krio Pada Tahun 2008-2009…

7. Gambar 7. Papan Nama Baru BPP Medan Krio…

8. Gambar 8. Halaman Kantor BPP (Balai Penyuluhan Medan Krio)

Yang Dimanfaatkan Untuk Areal Penanaman Tanaman Jagung……

9. Gambar 9. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio…

10. Gambar 10. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio…

11. Gambar 11. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio…

12. Gambar 12. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data

Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP dan Poster Dinding Him-

bauan Penyakit Tanaman Pangan………..

13. Gambar 13. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data-

Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP Dan Jadwal Jadi Pemateri-

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Lampiran 1. Peta WKPP Sei Beras Sekata/Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat...

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Butar-Butar, Msi selaku ketua pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi selaku anggota pembimbing. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui program penyuluhan pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.

5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

6. Untuk masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

7. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata, yang terdiri dari dua desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menjelaskan dan menguraikan bagaimana pelaksanaan program Penyuluhan Pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata. Adapun hasil dari tinjauan ini adalah :

1. Program penyuluhan pertanian jelas ada untuk masyarakat tani di WKPP Sei Beras Sekata.

2. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian berlangsung seperti dari arahan program pemerintah tetapi di lapangan masih kurang disosialisasikan pada masyarakat/

3. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh petani.

4. Petani menggunakan beberapa teknologi khususnya bibit berlabel biru anjuran pemerintah karena selain unggul tahan hama penyakit, pembelian juga mendapat subsidi dari pemerintah.

5. Sejauh ini program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan berlangsung baik.

6. Masalah-masalah yang dihadapi PPL adalah masyarakat kurang mau berpartisipasi.

7. Upaya –upaya yang dilakukan adalah tetap memberikan penyuluhan pertanian pada kelompok tani.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat menikmati komoditi beras

Sebagai bahan pangan utamanya. Dalam pembangunan pertanian, beras

merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut

komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia. Selain lebih

dari 90 persen penduduk Indonesia menjadikan beras makanan pokoknya, beras

juga menjadi industri yang strategis bagi perekonomian nasional. Kebijakan

perberasan di Indonesia meliputi kebijakan produksi, distribusi, impor dan

pengendalian harga domestik dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.

Kebijakan produksi pangan, terutama padi, telah dituangkan melalui Inpres No. 9

Tahun 2002 tentang dukungan dalam rangka meningkatkan produktivitas padi di

Indonesia. Sebelumnya pemerintahan orde baru juga telah mengeluarkan berbagai

paket teknologi seperti Bimbingan Masal (Bimas) tahun 1965, Intensifikasi

Khusus (Insus) tahun 1979 dan Supra Insus tahun 1987. Sehingga mampu

mengantarkan Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Namun

kondisi tersebut hanya berlangsung sementara karena setelah itu Indonesia harus

mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhannya (Firdaus, dkk. 2008 : 1-3).

Luas lahan sawah Indonesia mencapai 8,3 juta hektar. Kontribusi padi

sawah pada produksi padi nasional mencapai kurang lebih 95 % (Prasetiyo. 2002

(11)

Produksi padi Sumatera Utara selama periode 1999-2008 rata-rata

mengalami penurunan sebesar 0,15 persen per tahun. Penurunan ini disebabkan

turunnya produksi padi sawah dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar

0,11 persen per tahun, sedangkan produksi padi ladang mengalami penurunan

rata-rata sebesar 0, 37 persen per tahun (Anonimous. 2009 : 135).

Tiada pertanian tanpa tanah, petani, dan benih. Tanah tanpa petani dan

benih, yang ada adalah pengembang (developer). Petani tanpa tanah dan benih,

yang muncul adalah buruh atau pekerja. Sementara itu, benih tanpa tanah dan

petani, yang hadir adalah collecting benih. Ketiganya layaknya “tritunggal”. Satu

sama lain saling berhubungan (Andibya. 2008 : 427).

Globalisasi menuntut penguasaan iptek yang tinggi sehingga klasifikasi

petani didasarkan pada tingkat penguasaan iptek dalam berusahatani. Petani

dibedakan atas tiga kelas, yaitu : Petani tradisional, petani maju, dan petani

modern (Azahari. 2002 : 2).

Kebijakan menteri pertanian Anton Apriyantono menurut pendapat

responden terkendala pada sistem yang tidak siap. Sebagai contoh, ketika

pemerintah menargetkan produksi padi sebesar 2 juta ton pada tahun 2007, maka

pemerintah kemudian membagikan bibit bersertifikat kepada petani. Kenyataan di

lapangan menunjukkan bahwa bibit tersebut terlambat sampai ke petani karena

sistem pembagian yang tidak jelas. Akibatnya target produksi tidak tercapai,

ditambah pula oleh faktor lain seperti bencana alam dan kekeringan. Kebijakan

periode ini diarahkan pada peningkatan kemakmuran petani melalui peningkatan

pendapatan petani melalui kebijakan menaikkan harga dasar gabah. Terjadi

(12)

baik langsung maupun tidak langsung meningkat tajam. Mentan Anton

Apriyantono dianggap berhasil dalam pemberdayaan Gapoktan. Terdapat program

pengurangan susut pascapanen dan wacana penggunaan bibit hibrida. Disamping

itu juga dilakukan sertifikasi beras berlabel untuk memberikan nilai tambah bagi

petani. Mengenai kebijakan proteksi impor sepertinya implementasinya tidak

jelas. Kebijakan perbaikan sarana dan prasarana pengairan tidak signifikan dan

cenderung bersifat rutin saja. Perluasan areal sangat lambat, dan upaya untuk

mengatasi konversi lahan sawah sangat minimal. Pada sisi peningkatan SDM,

terjadi peningkatan kualitas terutama penyuluh dan tenaga pascapanen meskipun

target produksi belum sepenuhnya tercapai (Firdaus, dkk. 2008 : 76-77).

Istilah ‘penyuluhan’ dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang

bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya

bagi masyarakat luas, karena belum ada defenisi yang disepakati, diperlukan

untuk memberikan pandangan serta dampak yang ditimbulkannya. Istilah

“university extension” atau “extension of the university” dipergunakan di Inggris

pada tahun 1840-an. Sekitar tahun 1867-68, James Stuart dari Trinity College

(Cambridge) untuk pertama kalinya memberikan ceramah kepada perkumpulan

wanita dan perkumpulan pekerja pria di Inggris Utara. Stuart kemudian dianggap

sebagai bapak penyuluhan. Menjelang tahun 1880 kegiatan ini telah merupakan

gerakan penyuluhan tempat perguruan tinggi melebarkan sayapnya ke luar

kampus. Sejak awal abad ke-20 istilah ‘penyuluhan pertanian’ mulai digunakan

secara umum di Amerika Serikat untuk menunjukkan bahwa sasaran pengajaran

(13)

semua pihak yang hidup di lingkungan mana pun (Ban dan Hawkins. 1999 :

23-24).

Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses

yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan

kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses

komunikasi. Dengan demikian kelihatanlah bagaimana pentingnya memenuhi

persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik.

Seperti mana suatu komunikasi baru berhasil bila kedua belah pihak sama-sama

siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan. Ini berarti kegiatan penyuluhan

menuntut suatu persiapan. Perlu suatu perencanaan yang matang, dan bukan

dilakukan secara asal-asalan saja. Persiapan dan perencanaan inilah yang hendak

dipenuhi dengan menyusun lebih dahulu suatu disain komunikasi penyuluhan

(Nasution. 1990 : 10).

Pelaksanaan program kegiatan penyuluhan pertanian adalah merupakan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan itu, yang jenis dan waktu penyuluhannya tidak

boleh menyimpang dari yang telah ditentukan pada program. Jadi apa yang

dikerjakan oleh seorang penyuluh haruslah sesuai dengan rencananya. Selesai

menjalankan tugas penyuluhan pada hari/tanggal, tempat dan kegiatan tertentu

sesuai dengan program kerjanya, penyuluh harus dapat mengevalusi hasil kerja

berarti menilai atau menaksir hasil kerja penyuluhan itu, apakah menimbulkan

kesan, kesadaran, minat untuk mengikuti dan melaksanakan pesan-pesan yang

(14)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Apa saja Program Penyuluhan Pertanian mengenai budidaya padi sawah di

daerah penelitian?

2. Apa saja kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah

penelitian?

3. Materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian?

4. Adakah atau apa saja Beberapa teknologi yang diadopsi petani?

5. Sejauh mana Program Penyuluhan Pertanian yang sudah dilaksanakan?

6. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi

penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan?

7. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian

Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

(15)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui Program Penyuluhan Pertanian mengenai budidaya

padi sawah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di

daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang

diberikan di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.

5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang

sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

6. Untuk Masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun

materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

7. Untuk mengetahui Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL

(Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan

(16)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan untuk membuat skripsi yang merupakan salah satu syarat

untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio, Kabupaten

Deli Serdang.

3. Sebagai bahan referensi/sumber informasi bagi pihak-pihak yang

(17)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Penyuluhan

Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus

dipahami dan dilaksanakan secara logis. Langkah-langkah perencanaan program

penyuluhan pertanian tersebut adalah :

Langkah I : Tujuan, Kebijaksanaan dan Prosedur

Jika secara administratif, kegiatan penyuluhan telah ditetapkan pada suatu

daerah, maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Tetapkan wilayah kerja penyuluhan.

2. Tentukan tujuan yang ingin dicapai.

3. Aturlah agar setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

penyuluhan di dalam suatu organisasi dapat mengetahuinya.

4. Jelaskan kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi yang akan

melaksanakan penyuluhan.

5. Susun bagan sistem dan prosedur yang harus diikuti oleh para staf.

Untuk mengetahui hal-hal seperti tersebut di atas, dapat dilakukan dengan

mempublikasikan suatu buku pedoman yang diperuntukan bagi semua penyuluh

(18)

Langkah II: Kumpulkan Informasi Yang Melatar-belakangi Program

Penyuluhan

Pengumpulan informasi yang melatar-belakangi program penyuluhan yang

akan dilaksanakan, dapat dilakukan melalui pertemuan umum, kunjungan kepada

tokoh-tokoh masyarakat, survey, membagikan daftar pertanyaan atau diskusi

dengan kelompok-kelompok tokoh masyarakat yang telah ada.

Langkah III : Pilihlah Panitia Perencana dan Diskusikan Rencana Kerja

Jika pada suatu daerah telah ada organisasi penyuluhan, maka dapat

dipergunakan organisasi rencana penyuluhan yang telah ada, tetapi pada suatu

organisasi baru, maka pertama-tama harus diputuskan terlebih dahulu apakah

dalam menyusun program penyuluhan akan bekerja dengan bentuk kelompok.

Sekali telah diputuskan akan bekerja dengan bentuk kelompok, maka

anggota-anggota yang terpilih selanjutnya berkumpul untuk mendiskusikan informasi yang

menjadi latar belakang program penyuluhan, guna mengembangkan suatu rencana

kerja dengan memanfaatkan saran-saran mereka.

Langkah IV : Konsultasi dengan Para Ahli dan Kumpulkan Informasi Hasil

Penelitian

Untuk menjamin agar prosedur teknis yang akan dilaksanakan sudah

benar, maka informasi yang melatar belakangi program penyuluhan perlu

didiskusikan terlebih dahulu dengan para ahli atau para peneliti. Di samping itu

(19)

masing-masing lembaga tersebut di atas yang akan dimanfaatkan, sebelum mulai

menyusun program penyuluhan.

Langkah V : Menyusun Rencana Kerja

Rencana kerja ini harus dibuat oleh petugas yang akan melaksanakan

penyusunan program penyuluhan. Rencana kerja tersebut haruslah mencakup

informasi yang melatar-belakangi penyusunan program penyuluhan. Informasi

yang akan dikumpulkan berupa :

a. Keadaan-keadaan yang telah ada di daerah tersebut yang terdiri atas :

Lingkungan fisiknya, berupa gambaran tentang topografi wilayah, sungai,

iklim, kehidupan tanaman, hewan dan kehidupan lainnya. Juga mengenai produksi

tanaman, dan distribusi produksi tanaman di wilayah tersebut, rata-rata pemilikan

lahan, jenis tanaman yang dikelola, permasalahan di bidang pemasaran dan

penyediaan sarana produksi pertanian yang diperlukan oleh petani serta system

budidaya tanaman. Informasi berikutnya adalah tata guna tanah yang meliputi data

tentang proporsi lahan yang diusahakan untuk tanaman pangan, perkebunan,

penggembalaan hewan dan lahan yang digunakan untuk kegiatan lain di luar

pertanian serta bagaimana pola pemanfaatannya. Demikian pula tentang kondisi

tanah yang baik jenisnya maupun tingkat kesuburannya. Pemasaran wilayah

tersebut perlu untuk didata erutama tentang jumlah, jenis dan dimana pasar di

daerah itu. Untuk membuat data tentang sarana komunikasi yang tersedia, perlu

dirinci tentang jumlah telepon, jalan kereta api, transportasi air, fasilitas pos dan

komunikasi elektronik. Informasi selanjutnya yang diperlukan adalah tingkat

(20)

banyak penduduk yang hidup dari kegiatan pertanian, tingkat perumahan mereka,

pakaian mereka, sekolah anak-anak mereka dan selanjutnya nyatakanlah tingkat

hidup mereka dalam kondisi memuaskan, baik, sedang atau buruk. Berikutnya

kumpulkan data tentang struktur sosial.

b. Masalah-masalah dan keinginan masyarakat.

Yang perlu diketahui dari masalah-masalah dan keinginan masyarakat ini

adalah hal apa saja yang oleh masyarakat dipandang sebagai masalah dan

hal-hal apa saja yang diinginkan untuk memperbaiki kondisi social mereka. Sepanjang

program menyangkut masyarakat pedesaan maka keinginan dan masalah mereka

akan terpusat pada pertanian.

c. Diskusi tiap masalah yang penting dan pemecahan yang mungkin.

Di sini dapat didiskusikan aspek teknis berasal dari masalah yang ditemui.

Apakah hasil penelitian yang ada telah mampu memecahkan masalah yang

dihadapi? Apakah telah diperoleh bantuan dari para ahli pada waktu menyusun

program dan apakah saran yang diberikan oleh para ahli untuk mengatasi masalah

yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan.

d. Kalender kerja.

Dalam menyusun kalender kerja ini harus dicakup hal-hal antara lain

pekerjaan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan dan kapan

pekerjaan itu dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Kalender kerja ini

(21)

menyangkut komitmen yang bersifat spesifik antara penyuluh lapangan dan para

petani. Isi dari kalender kerja ini harus diringkas dan langsung mengarah kepada

pokok masalah yang akan diatasi. Begitu pula isi dari kelender kerja ini harus

berkaitan erat dengan diskusi masalah-masalah penting seperti tertuang dalam

butir c dan daftar masalah serta keinginan masyarakat pedesaan seperti tertera

pada butir b tersebut di atas.

Langkah VI : Persetujuan dan Revisi

Diskusikan program kerja yang telah disusun oleh penyuluh lapangan

dengan penduduk setempat dan dapatkan persetujuan dari mereka. Demikian juga

persetujuan dari pejabat setempat, para supervisor dan para ahli. Jika program

kerja penyuluhan tersebut memerlukan adanya revisi, lakukanlah revisi agar

program kerja penyuluhan yang kurang memenuhi keinginan dan kurang

memecahkan masalah yang dihadapi penduduk setempat, dapat disempurnakan

sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat setempat.

Langkah VII : Libatkan Orang Lain

Untuk memperkenalkan program kerja penyuluhan kepada masyarakat

setempat, sebarkan program kerja penyuluhan yang telah disusun oleh para

penyuluh lapangan dan libatkanlah setiap orang serta berikan tanggung jawab

tertentu kepadanya.

(22)

1. Buatlah daftar tentang semua hal yang disampaikan oleh masyarakat setempat

selama berlangsungnya survey di daerah tersebut dan rincikan hal-hal mana

yang termasuk bidang pertanian.

2. Buatlah tanggapan terhadap hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat setempat

untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Apakah hal-hal yang disampaikan

oleh masyarakat setempat tersebut benar-benar dipandang penting? Jika

dipandang penting apa alasannya? Klasifikasikan hal-hal yang disampaikan,

manakah yang benar-benar merupakan hal-hal nyata yang diperlukan oleh

masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraanya.

3. Susunlah daftar mengenai hal-hal yang diprioritaskan dan diperlukan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, mulailah dengan prioritas

yang pertama berupa masalah di bidang pertanian dan merupakan kunci untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka dan hal-hal yang tidak berkaitan dengan

bidang pertanian dapat ditempatkan pada prioritas yagn lebih rendah.

4. Ketahuilah, apakah orang yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan sadar

terhadap kegiatan ini? Jika tidak, bagaimana membuat mereka menjadi sadar?

5. Ketahuilah di mana posisi masyarakat setempat yang menjadi sasaran kegiatan

penyuluhan.

Dalam hal ini harus diketahui hal-hal mana yang merupakan keinginan

petani dan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka yang

dapat mereka lakukan sendiri dan mana yang memerlukan bantuan dari luar serta

(23)

Langkah VIII :

Pemimpin-pemimpin yang terdapat di daerah dapat berupa pemimpin

Formal ataupun pemimpin nonformal. Penyuluhan yang akan dijalankan oleh

penyuluh lapangan agar dapat berjalan lancar, maka para pemimpin yang terdapat

di daerah tugas seorang penyuluh lapangan harus diketahui dan dilibatkan di

dalam penyusunan rencana kegiatan penyuluhan, karena hal ini akan dapat

membantu kelancaran tugas penyuluh lapangan di kemudian hari, terutama dalam

penyampaian informasi dan di dalam penerapan teknologi yang dianjurkan,

mengingat kebiasaan para pengikut untuk meniru tingkah laku panutannya

(Suhardiyono.1992 : 91-94).

Penilaian dalam bidang penyuluhan dapat ditujukan ke dalam dan ke luar.

Kedalam :

Untuk mengoreksi diri, mengoreksi kerjasama dengan teman-teman sederajat,

mengoreksi pekerjaan dalam lingkungan instansi di mana kita bekerja.

Keluar :

Untuk mengoreksi kerjasama dengan instansi lain, dengan masyarakat, dengan

petani; yang jadi sasaran antara lain :

1. Sampai dimana pengetahuan, petani tentang sesuatu hal (yang sudah

diajarkan).

2. Berapa banyakkah orang yang sudah melakukan sesuatu dengan metode

yang kita ajarkan.

3. Dapatkah mereka memecahkan sendiri-sendiri masalah-masalah yang

(24)

2.2 Budidaya Padi Sawah

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan

rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut :

- Genus : Oryza Linn

- Famili : Gramineae (Poaceae)

- Species : Ada 25 species, dua di antaranya ialah :

Oryza sativa L

Oryza glaberina Steund

Sedangkan subspecies Oryza sativa L, dua di antaranya ialah :

- Indica (padi bulu)

- Sinica (padi cere) dahulu dikenal Japonica (AAK. 1990 : 15).

Beberapa varietas padi sawah yang diusahakan di WKPP Sei Beras

Sekata adalah :

1. Varietas : Ciherang (1980)

Umur : 140-150 hari.

Anakan Produktif : 14-17 batang

Anjuran : Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau

dengan ketinggian di bawah 500 m dpl.

Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661

131-3-1-///IR64/////IR64

Bentuk gabah : Panjang ramping

Bobot : 1000 butir = 27-28 gr

(25)

2 Golongan : Cere

Hasil : 5 -8,5 t/ha Nomor pedigri:S3383-Id-Pn-41-3-1

Tahan Hama : Wereng coklat biotipe 2 dan 3

Tahan Penyakit : Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV.

Tekstur nasi : Pulen Tinggi tanaman : 107-115 cm Umur tanaman : 116-125 hari Warna gabah : Kuning bersih

Keterangan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3. Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV. Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 5000 m dpl. Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and

Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman

Padi (BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

1997-2010).

2. Varietas : IR. 64 (1985)

Umur : 115 hari.

Potensi hasil : 5 ton/ha

Keterangan : a. rasa nasi enak

b. tahan wereng hijau, wereng cokelat biotip 1,2

dan 3;

c. agak tahan bakteri busuk daun, tahan virus

(26)

3. Varietas Situ Bagendit

Keterangan : Agak tahan terhadap Blast; Agak tahan terhadap bakteri

hawar daun strain III dan IV; Cocok ditanam di lahan

kering dan mampu juga ditanam di lahan sawah.

Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and

Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 -

2010).

Keterangan : Tahan wereng coklat Biotipe 2; agak tahan HDB strain IV

dan wereng coklat biotipe 3; Rentan terhadap penyakit

(27)

meter di atas permukaan laut.

Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and

Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 -

(28)

2.3 Ilmu Usahatani

Analisis usahatani dibuat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan budi daya padi yang dilakukan dan sebagai bahan untuk

mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Perkiraan

biaya dan penerimaan yang tersaji dalam analisis usaha di bawah ini akan berbeda

dengan daerah lain, karena perbedaan agroklimat dan agroekosistem. Namun,

penggunaan sarana dan prasarana produksi pada prinsipnya sama sehingga dapat

dijadikan pedoman perhitungan biaya dan pendapatan di daerah lain. Analisis

usaha ini dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi usaha yang sedang

berlangsung (Sriyanto.2010 : 68).

Klasifikasi usahatani dapat dibedakan menurut corak dan sifat,

organisasi, pola, serta tipe usahatani.

1. Corak dan Sifat

Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan

subsistence. Usahatani komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas

produk sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.

2. Organisasi

Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi 3 yakni, individual,

kolektif, dan kooperatif.

a). Usaha individual ialah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani

sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah, hingga

(29)

b). Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan

bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natura

maupun keuntungan. Contoh usaha kolektif yang pernah ada di Indonesia yaitu

Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI).

c). Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara

individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh

kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil,

dan pembuatan saluran. Contoh usahatani kooperatif yaitu PIR (Perkebunan Inti

Rakyat). PIR merupakan bentuk kerja sama antara perkebunan rakyat dengan

perkebunan besar.

3. Pola

Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi 3, yakni khusus, tidak khusus,

dan campuran.

a). Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu caban

usahatani saja, misalnya usahatani peternakan, usahatani perikanan, dan usahatani

tanaman pangan.

b). Usaha tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang

usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas.

c). Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang

secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contohnya

(30)

4. Tipe

Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan

komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan

usahatani jagung. Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani

(Suratiyah.2009 : 14-15).

2.4Landasan Teori

a. Evaluasi

Tujuan evaluasi akan menentukan data yang harus dikumpulkan untuk

Mengevaluasi program penyuluhan. Dikenal dua jenis evaluasi : evaluasi formatif

yang mengumpulkan informasi untuk pengembangan program penyuluhan yang

efektif, dan evaluasi sumatif yang mengukur hasil akhir suatu program agar dapat

memutuskan apakah program akan diteruskan diperluas, atau diperkecil. Data

yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data

kuantitatif berguna untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi karena

program penyuluhan, sedangkan data kualitatif memberikan informasi mengenai

alasan mengapa agen penyuluha dan petani mengambil tindakan tertentu. Pada

tahun-tahu belakangan ini, kian bertambah kepentingan untuk menggunakan data

kualitatif karena data itulah yang selama ini paling banyak membantu dalam

meningkatkan program penyuluhan. (Van Den Ban, 1990 : 246-247).

Model penelitian evaluasi merupakan salah satu di antara model penelitian

yang cukup popular dikalangan para pejabat penelitian ini juga dikenal sebagai

(31)

dalam rangka menentukan kebijaksanaan dengan terlebih dahulu

mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta

mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta

mempertimbangkan proses teknik yang telah digunakan untuk melakukan

penelitian. Penelitian evaluasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data secara

sistematis yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan dalam

usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam yang sudah dicontohkan

( Arikunto, 2007 :221-222).

b. Sikap

Sewaktu kita berada dalam lingkungan dan situasi sosial, yakni ketika kita

terlibat dalam interaksi social, pernahkah kita merasa betul-betul netral dan

bereaksi tanpa rasa suka dan tidak suka terhadap mitra interaksi kita? Pernahkah

kita dapat melepaskan sama sekali perasaan senang dan tidak senang dari persepsi

dan perilaku kita? Agaknya hal itu sulit untuk terjadi. Selalu saja ada mekanisme

mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan

ikut menentukan kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang

sedang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan dan perasaan kita

terpengaruh oleh ingatan kita akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahui dan

kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi saat ini. Itulah fenomena sikap.

Secara histories, istilah ‘sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert

Spence di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental

seseorang. Pada tahun 1888 Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang

(32)

menghadapi stimulus yang dating tiba-tiba . Nilai (value) dan opini (opinion) atau

pendapat sangat erat berkaitan dengan sikap, bahkan kedua konsep tersebut

seringkali digunakan dalam defenisi-defenisi mengenai sikap (Azwar.1988 : 3-4).

2.5 Kerangka Pemikiran

Penyuluhan Pertanian memiliki Program Penyuluhan Pertanian yang

berguna bagi PPL dan Petani. Bagi PPL program berfungsi sebagai acuan kerja

pelaksanaan penyuluhan pertanian sedangkan bagi petani program penyuluhan

pertanian sebagai perencanaan dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan petani.

Program Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh PPL dan Petani yang

setiap tahunnya akan dievaluasi di Balai Penyuluhan Pertanian.

Dalam mengevalusi program penyuluhan pertanian dapat dilihat dari

berbagi hal yaitu dari segi Formatif dan Summatif sekaligus dilihat pula manfaat

program dari segi ekonomi dan sosial.

Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian terdiri dari dua hal yaitu :

1. Evaluasi Formatif yaitu : Evaluasi pelaksanaan kegiatan program yang

tertera dalam program penyuluhan pertanian secara tertulis.

2. Evaluasi Summatif yaitu : Evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan petani.

Kedua hal yang dievaluasi tersebut akan menunjukkan hasil dengan

(33)

Keberadaan seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di tengah-tengah

kehidupan petani, akan memunculkan sikap yang berbeda-beda dari petani itu

sendiri, baik positif maupun negatif.

Pemunculan sikap itu dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi

pertanian yang berbeda-beda. Adapun karakteristik sosial ekonomi pertanian yang

akan disorot adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, pengalaman

berorganisasi, luas lahan, produktivitas, tingkat kosmopolitan, frekuensi

mengikuti penyuluhan, jumlah tanggungan, produksi, pendapatan, besar

peminjaman (kredit). Secara singkat, kerangka pemikiran mengenai Evaluasi

Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah dan Penilaian dapat dilihat pada skema

berikut :

(34)

Keterangan :

:

Ada Pengaruh

:

Ada Hubungan

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Pertanian Padi Sawah dan Penilaian

2.6 Hipotesis Penelitian

1. Ada Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah

di daerah penelitian.

Program Penyuluhan Pertanian

Balai Penyuluhan Pertanian

Petani PPL

Pelaksanaan Program Pelaksanaan

Program

PPL Kontak Tani

Evaluasi Petani

(35)

2. Ada kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah

penelitian.

3. Ada materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah

penelitian.

4. Ada beberapa teknologi yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

5. Ada program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah

penelitian.

6. Ada masalah-masalah yang dihadapi PPL dalam menyusun materi

penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian

Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program

Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian

BAB III

(36)

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah Penelitian ini ditentukan secara sengaja (Purposive Sampling)

yaitu di WKPP Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

yang terdiri dari 2 (dua) desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung

Selamat.

• Desa Sei Beras Sekata terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk 7016

orang. Penduduk desa Sei Beras Sekata mayoritas suku Karo dan

beragama Kristen dengan 89% sebagai petani, sedangkan mata

pencaharian yang lain sebagai pegawai, buruh bangunan, dan lain-lain.

Luas lahan sawah 412 Ha, sedangkan lahan kering 138 Ha, tegal kebun 31

Ha, 137 Ha pemukiman.

• Desa Tanjung Selamat ter terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk

7312 orang, terdiri dari berbagai suku, yaitu suku Jawa, Karo dan Melayu

dan agama bervariasi antara Islam dan Kristen. Mata pencaharian

penduduknya juga bervariasi antara petani, buruh tani, pegawai dan buruh

bangunan, luas sawah 25 Ha, lahan kering 392 Ha, tegal kebun 95 Ha,

pemukiman 297 Ha.

Adapun alasan peneliti memilih daerah tersebut karena daerah penelitian

ini merupakan sentra produksi padi di kecamatan Sunggal, kabupaten Deli

Serdang.

Tabel 3.2.1. Luas Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2008

NO

(37)

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008 Tabel 3.2.2 Populasi Penduduk di Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung

(38)

2 Tanjung Selamat 7312 52.04

Jumlah 14328 100

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008 Tabel 3.2.3 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bukan Pertanian

DESA PEGAWAI PEDAGANG BURUH

BANGUNAN

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008

Tabel 3.2.4 Persentase (%) Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bukan Pertanian

Tabel.3.2.5 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bidang Pertanian

NO DESA PETANI BURUH TANI JUMLAH

1 Sei Beras Sekata 603 78 681

2 Tanjung Selamat 112 120 232

(39)

Tabel.3.2.6 Persentase (%) Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan

Bidang Pertanian

NO DESA % PETANI % BURUH TANI JUMLAH %

1 Sei Beras Sekata 88.5 11.5 100

2 Tanjung Selamat 48.28 51.72 100

Tabel 3.2.7 Populasi dan Sampel di Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2010

3.2 Metode Penarikan Sampel

Populasi penelitian sampel adalah petani budidaya padi yang melakukan

usahatani di Desa Sei Beras Sekata. Metode penentuan sampel di lakukan dengan

teknik Proportional Stratified Random Sampling, yaitu pemilihan sampel secara

acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada, di mana setiap strata diwakili

oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dalam hal ini

(40)

tersebut dilakukan secara random. Prosedur demikian adalah pengambilan sampel

dengan teknik stratified random sampling (Nazir, 2003 : 293).

Cara pengambilan atau penentuan jumlah petani sample adalah dari

populasi kelompok tani di WKPP Sei Beras Sekata yang berjumlah 529 KK.

Dengan perincian populasi di Desa Sei Beras Sekata berjumlah 469 KK dan di

Desa Tanjung Selamat berjumlah 60 KK, dengan perincian sebagai berikut :

Desa Sei Beras Sekata terdapat 10 Kelompok Tani.

Nama Poktan : Sekata

Jumlah Anggota Kelompok : 42

(41)

27 Anggota 0.5 12.5

Nama Poktan/Gapokta : Arihta Jumlah Anggota Kelompok : 31

(42)

23 Anggota 1.5 37.5

Nama Poktan/Gapokta : Rimo Gelang Jumlah Anggota Kelompok : 38

(43)

30 Anggota 0.5 12.5

Jumlah Anggota Kelompok : 41

(44)

31 Anggota 0.5 12.5

Jumlah Anggota Kelompok : 52

(45)

28 Anggota 0.5 12.5

Jumlah Anggota Kelompok : 60 Orang

(46)
(47)

54 Anggota 0.5 12.5

Jumlah Anggota Kelompok : 65

(48)

31 Anggota 0.5 12.5

Jumlah Anggota Kelompok : 66

(49)
(50)

54 Anggota 0.9 22.5

Jumlah Anggota Kelompok : 30

(51)

25 Anggota 1.2 30.0

Nama Poktan/Gapokta : Perjuangan

Jumlah Anggota Kelompok : 49

(52)

35 Anggota 0.8 20.0

Desa Tanjung Selamat terdapat 1 Kelompok Tani dengan jumlah 60 KK.

(53)
(54)
(55)

60 Bp. Bengkuang 2

Penentuan petani sampel diambil dengan distribusi sebagai berikut :

Tabel 3.2.6 Populasi dan Sampel Kelompok Tani di Desa Sei Beras Sekata Strata Kelas Interval

Berdasarkan Luas

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari petani responden melalui wawancara

dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh

dari Dinas Pertanian, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanaman Pangan dan

Hortikultura dan juga dari Kantor Kepala Desa di daerah penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

- Untuk hipotesis 1, 2, 3, digunakan analisis deskriptif dengan menjelaskan

bentuk program dan pelaksanaan program yang diberikan oleh PPL (Penyuluh

Pertanian Lapangan) kepada petani budidaya padi sawah.

- Untuk hipotesis 4, dianalisis dengan statistik “Chi Square Test”

(56)

Dimana :

f0 = frekuensi hasil yang diperoleh pada setiap kategori faktor

fe = frekuensi yang diharapkan pada setiap kategori faktor

= Jumlah kategori faktor yang diamati HO diterima : X2 Hitung < X2 Tabel

HO ditolak : X2 Hitung > X2 Tabel

Untuk menentukan skor sikap digunakan skala pengukuran sikap dari

Likert dengan rumus :

S

=

Varians skor pernyataan

n = Jumlah responden

(Azwar. 1995 : 54)

Untuk menguji hipotesis 5, 6 dianalisis dengan deskriptif. yaitu dijelaskan

masalah – masalah yang dihadapi petani dan upaya – upaya apa saja yang dapat

dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di daerah

penelitian

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional

(57)

Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian

ini, maka dibuat batasan operasional sebagai berikut :

1. Penyuluhan Pertanian adalah : Pendidikan non formal yang

ditujukan pada petani dan keluarganya untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang di kelola oleh Balai

Penyuluhan Pertanian yang dalam pengawasa Dinas Pertanian.

2. Penyuluh Pertanian Lapangan adalah Orang yang membantu

kegiatan penyuluhan pertanian dan mengelola organisasi

penyuluhan pertanian.`

3. Program Penyuluhan Pertanian adalah rencana kerja

penyuluhan pertanian yang berisi asas dan pelaksanaan

program.

4. Evaluasi Program adalah penilaian petani terhadap program

penyuluhan pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan

Pertanian).

5. Evaluasi formatif adalah usaha untuk meningkatkan efektivitas

melalui kampanye penyuluhan dengan cara mengumpulkan

informasi mengenai reaksi sasaran kelompok dan pengalaman

penyuluh ketika melaksanakan program.

6. Evaluasi summatif adalah usaha mengukur perubahan yang

dicapai melalui program penyuluhan yang telah dilaksanakan,

dan menggunakan pengalaman ini untuk memperbaiki program

(58)

7. Umur responden (X1) adalah lama waktu hidup responden

(tahun) dari lahir hingga ketika dilakukan penelitian.

8. Tingkat Pendidikan responden (X2) adalah lama jenjang

pendidikan yang telah ditempuh oleh responden untuk

memperoleh pengajaran dibangku sekolah (pendidikan formal).

9. Pengalaman Bertani (X3) adalah lama petani menggeluti

usahatani padi sawah.

10.Luas lahan (X5) adalah satuan luas (Ha) areal pertanaman padi

sawah yang diusahakan oleh responden.

11.Produktifitas (X6) adalah hasil panen komoditi padi sawah yang

diusahakan oleh responden.

12.Tingkat Kosmopolitan (X7) adalah wawasan yang dimiliki oleh

petani dalam mengusahakan usahatani yang mereka tekuni

yang salah satunya dapat ditandai dengan kemauan mereka

untuk banyak atau sering membaca.

13.Frekuensi mengikuti kegiatan Penyuluhan (X8) adalah

Seringnya petani mengikuti kegiatan Penyuluhan Pertanian

yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dapat

berupa pertemuan mingguan / bulanan.

14.Jumlah tanggungan (X9) adalah jumlah seluruh angggota

keluarga yang menjadi tanggungan responden.

15.Produksi (X10) hasil panen padi sawah per tahun yang diukur

(59)

16.Pendapatan kotor (X11) adalah seluruh pendapatan pendapatan

yang diterima petani sebelum dikurangi oleh biaya-biaya

produksi lainnya.

17.Pendapatan bersih (X12) adalah pendapatan yang diterima

petani setelah

3.6. Batasan Operasional

1. Tempat penelitian adalah di WKPP Sei Beras Sekata yang terdiri dari dua

Desa yaitu Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat, Kecamatan

Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Sampel penelitian adalah : petani budidaya padi sawah.

(60)
(61)

1. Deskripsi Daerah Penelitian

WKPP Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang. yang terdiri dari 2 (dua) desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa

Tanjung Selamat, tetapi yang menjadi fokus peneliti adalah di Desa Sei Beras

Sekata.

Batas-Batas WKPP Sei Beras Sekata diapit oleh terdiri dari :

• Sebelah Utara Desa Paya Geli

• Sebelah Barat Desa Medan Krio

• Sebelah Timur Desa Suka Maju

• Sebelah Selatan Kecamatan Medan Sunggal.

A. Desa Sei Beras Sekata

• Desa Sei Beras Sekata terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk 7016

orang. Penduduk desa Sei Beras Sekata mayoritas suku Karo dan

beragama Kristen dengan 89% sebagai petani, sedangkan mata

pencaharian yang lain sebagai pegawai, buruh bangunan, dan lain-lain.

Luas lahan sawah 412 Ha, sedangkan lahan kering 138 Ha, tegal kebun 31

Ha, 137 Ha pemukiman.

• Desa Tanjung Selamat ter terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk

(62)

dan agama bervariasi antara Islam dan Kristen. Mata pencaharian

penduduknya juga bervariasi antara petani, buruh tani, pegawai dan buruh

bangunan, luas sawah 25 Ha, lahan kering 392 Ha, tegal kebun 95 Ha,

pemukiman 297 Ha.

b. Keadaan Penduduk

Penduduk di WKPP Sei Beras Sekata :

Tabel 4.2.1 Jumlah Petani di Kecamatan Sunggal, 2008

(63)

Total

Sumber : Kantor Kepala Desa, 2010

2. Data Sosial Ekonomi Petani

Pendapatan petani perkapita di WKPP Sei Beras Sekata disesuaikan

dengan penghasilan dari hasil pertanian. Untuk musim tanam 2009 ini,

pendapatan sangat menurun drastis seiring dengan adanya serangan hama

penyakit yaitu hama penggerek dan penyakit kresek yang melanda kelompok tani,

Sekata, Arihta, Rimo Gelang, Tani Makmur, Makmur Tani, Karya Tani,

sedangkan kelompok yang lain yaitu Karya Jaya, Makmur Jaya, Tani Jaya dan

Perjuangan terkena musibah puting beliung sehingga padi yang siap panen

tumbang, pada saat menjelang Hari Raya, makanya tidak ada yang mau memanen.

Pada saat panen harga anjlok sampai Rp. 1500,-/kg Gkp, karana gabahnya sudah

(64)

Keluarga tani (1 orang petani) = Rp.

13.223.100.000,-b. Tenaga kerja produktif

1. umur = 13 – 17 tahun = 4.197 orang

d. Kepemilikan lahan sawah

1. < 0,25 Ha = 50% (331 orang)

2. 0,26 – 0,5 Ha = 30% (199 orang)

3. 0,6 – 0,9 Ha = 10% (66 orang)

4. 1 Ha = 9% (60 orang)

5. > 1 Ha = 1% (6 orang)

(65)

Administrasi Desa Tanjung Selamat

Gambaran suatu daerah atau desa pada masa lalu sangat penting untuk

diketahui agar kita memahami, mengetahui, membandingkan,

perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dinamika masyarakat dan dinamika suatu desa

tersebut. Berdasarkan wawancara penulis dengan salah seorang warga yang telah

lama bermukim dari tahun 1953 di desa Tanjung Selamat yaitu Bapak Wisnan.

Beliau mengatakan bahwa keadaan Desa Tanjung Selamat :

• Area tanaman padi masih merupakan sawah tadah hujan.

• Prasarana jalan kurang layak pakai oleh sarana transportasi

• Prasarana jalan masih berupa jalan setapak yang berupa tanah belum di

aspal karena area desa masih ditanami oleh pepohonan semak belukar,

beberapa komoditi yang berupa tanaman palawija, hortikultura,

perkebunan seperti padi, jagung, rambutan, pohon jambu dan sebagainya.

• Mayoritas mata pencaharian masyarakat pada tahun 1990 ke bawah

(sebelum tahun 1990) adalah petani.

• Pemukiman penduduk masih jarang

• Jarak antara rumah penduduk masih berjauhan dan bahan bangunan rumah

masih tradisional berupa kayu, beratap rumbia atau rumah yang masih

bergaya sesuai adat istiadat pemilik rumah.

• Fasilitas desa, sarana dan prasarana yang penting pada masa sekarang

seperti listrik, telepon, angkutan umum, PUSKESMAS, sekolah belum

ada.

Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

(66)

dari 6 Dusun yang dipimpin oleh masing-masing kepala dusun dengan perincian

sebagai berikut :

• Dusun I A dipimpin oleh : Bapak Amir

• Dusun I B dipimpin oleh : Bapak Yunus

• Dusun II A dipimpin oleh : Bapak Usmanto

• Dusun II B dipimpin oleh : Bapak Haryanto

• Dusun III dipimpin oleh : Bapak Munus

• Dusun IV dipimpin oleh : Bapak Tarmizi

Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

mempunyai batas – batas administrasi desa yaitu :

Utara : Sei Belawan ( Kelurahan Tanjung Selamat Medan )

Timur : Kelurahan Namo Gajah

Selatan : Desa Tanjung Anom

Barat : Desa Tuntungan ( Desa Sei Beras Sekata )

Keadaan Atau Potensi Alam Desa Tanjung Selamat

Desa Tanjung Selamat pada umumnya daerah dataran rendah dengan luas

desa 455.2 Ha dengan suhu udara rata - rata 320C. Area tanah di Desa Tanjung

Selamat digunakan untuk area persawahan, permukiman, pertanian dengan ukuran

luas area dihitung pada tahun 2001 yaitu :

Sumber : Data Sensus Penduduk tahun 2001

NO AREA LUAS AREA

(67)

2 Permukiman 288,6 Ha

3 Pertanian 140,5 Ha

Jumlah 441,3 Ha

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Angka luas lahan tersebut dari tahun 2006 dan 2007 telah mengalami

perubahan karena sebahagian kecil masyarakat di Desa Tanjung Selamat telah

beralih mata pencaharian. Mayoritas masyarakat yang sebelumnya terlibat dalam

usahatani menjadi masyarakat yang terlibat dalam bidang kewirausahaan atau

bermata pencaharian di bidang non agriculture (tidak dibidang pertanian), antara

lain : pedagang, pemborong, usaha bengkel, usaha rumah makan, usaha kios,

guru.

Partisipasi Masyarakat

Suku yang ada di Desa Tanjung Selamat yaitu : Jawa, Batak Karo, Batak

Toba, Batak Pak-Pak, Melayu. Partisipasi masyarakat dapat dilihat dari aspek

sosial budaya yaitu masyarakat aktif dalam kegiatan perwiritan seperti pengajian

setiap minggu, kegiatan acara keagamaan. Selain itu partisipasi masyarakat dapat

dilihat dari keaktifan masyarakat dalam organisasi-organisasi yang dibentuk di

Desa Tanjung Selamat tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut :

Organisasi Kepemudaan (OKP)

(68)

1 PP (Pemuda Pancasila) 30 Jiwa

2 IPK (Ikatan Pemuda Karya) 25 Jiwa

3 AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan

Indonesia)

25 Jiwa

4 BM PAN (Badan Musyawarah Partai

Amanat Nasional)

20 Jiwa

Jumlah 100 Jiwa

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Masyarakat juga aktif berperan dalam program-program yang dibentuk

oleh bdan pemerintah seperti contohnya kegiatan PKK. Adapun 10 program

pokok PKK di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang dapat dilihat pada tabel berikut :

10 Program Pokok PKK Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal,

Kabupaten Deli Serdang

(69)

No Program Pokok PKK

1 Penghayatan dan pengamalan Pancasila

2 Gotong royong

3 Pangan

4 Sandang

5 Perumahan dan tata laksana rumah

6 Pendidikan dan keterampilan

7 Kesehatan

8 Mengembangkan kehidupan berkoperasi

9 Kelestarian lingkungan hidup

10 Perencanaaan sehat

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Fasilitas Desa

NO Jenis Fasilitas Kegunaan

(70)

2 Alat-alat kebersihan Untuk gotong royong (jumat bersih)

3 Pabrik • Sebagai pabrik kotak telur

• Usaha pengolahan kopi (pabrik kopi) U.D

Sumatera Kopi

• Usaha pembuatan kerupuk

4 Villa Sebagai tempat penginapan

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Beberapa potensi yang dimiliki Desa Tanjung Selamat, Kecamatan

Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

Sarana dan Prasarana

1. Sarana

Sarana-sarana yang terdapat di Desa Tanjung Selamat pada saat ini semakin

lebih baik karena selain adanya bantuan dari pemerintah maka pembangunan

sarana di Desa Tanjung Selamat ini didukung oleh adanya partisipasi dari

masyarakat setempat. Sarana yang ada dapat dipergunakan bagi masyarakat desa

Tanjung Selamat dapat diuraikan sebagai berikut :

Sarana Ibadah

Mesjid 4 Unit

(71)

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Sarana Pendidikan

SMP 1 Unit

SD 3 Unit

TK 4 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Sarana Kesehatan

Puskesmas 1 Unit

Posyandu 2 Unit

Klinik 1 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Sarana Perkantoran

Kantor Desa 1 Unit

Kantor Instansi 1 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

(72)

Stasiun Angkutan Umum 1 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

2. Prasarana

Sistem prasarana wilayah adalah jaringan yang menghubungkan satu pusat

kegiatan dengan pusat kegiatan lainnya, yaitu antara satu permukiman dengan

permukiman lainnya, antara lokasi budidaya dengan lokasi permukiman, dan

antara budidaya yang satu dengan lokasi budidaya lainnya (Tarigan, 2005).

Maka bentuk jaringan yang ada di Desa Tanjung Selamat adalah jalan raya,

jalan antar dusun, jalur sungai, jaringan yang berupa proyek vital yaitu listrik

(PLN), Telkom (Tower) yang berjumlah 1 unit tetap.

Di Desa Tanjung Selamat tidak terdapat POSKAMLING. Namun di Desa

tersebut sudah terdapat adanya pos Arhanudse yaitu pos tentara. Apabila

masyarakat ada yang kehilangan harta benda, maka mereka akan melapor pada

tentara yang berjaga di pos Arhanudse tersebut.

Batalyon Arhanudse merupakan markas bagian dari markas TNI yang berasal

dari MABES (Markas Besar), ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia),

terdiri dari perwira, prajurit Yon Arhanud, prajurit mariner, Komandan Batalyon

(DANYON) Arhanudse.

C. Penyuluhan Pertanian

(73)

No. WKPP

Islam Kristen Katolik Hindu

(74)

KELAS KELOMPOK

No WKPP Pemula Lanjut Madya Utama

1 Sei Mencirim - 7 5 -

No WKPP Pemula Lanjut Madya Utama

1 Lau Bakeri 2 6 3 -

E. Komoditi Usaha Tani

No Kecamatan Komoditi Luas Lahan {Ka)

(75)

Ubi Jalar 27

No. Komoditi Varietas Pengolahan Tanah Takaran Pupuk

Lokal VUB Traktor Nah Cangkul Urea SP KCl Za Organik

Analisa Usaha Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2009

No Komoditi Produksi

1 Padi 63 8.200.000 17.325.000 9.125.000 2,M

2 Jagung 65 5.795.000 9.750.000 3.955.000 1,68

3 Kacang Tanah 20 4.250.000 6.000.000 1.750.000 1,44

4 Kacang Hijau 16 4.550.000 6.400.000 1.850.000 1,40

5 Cabai Merah 48 15.775.000 28.800.000 13.025.000 1,82

6 Kacang Panjang 281 18.650.000 25.200.000 6.840.000 1,35

7 Paria 265 16.775.000 19.875.000 3.100.000 1,18

(76)

9 Semangka 210 10.400.000 18.900.000 8.500.000 1,81

(77)

F. Alat dan Mesin Pertanian

No Fasilitas Jumlah (Unit)

(78)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di

daerah penelitian

Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di

daerah penelitian yaitu 10 paket teknologi pertanian pada umumnya di WKPP

(Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata sudah diterapkan oleh

para anggota kelompok tani / petani antara 60 sampai dengan 7/0% yang paling

rendah adalah penggunaan benih berlabel biru antara 40% sampai dengan 45%,

sedangkan pemupukan secara berimbang juga masih rendah yaitu 30 sampai

dengan 37%. Para petani pada umumnya menggunakan benih berlabel biru tidak

pada saat mau tanam (1 × tanam) melainkan untuk 2 (dua) bahkan 3 ×

pertanaman, sedangkan penggunaan pemupukan berimbang cukup tetapi

kandungan hara yang dikandung oleh pupuk yang dipakai masih kurang.

5.2. Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan di WKPP Sei Beras

Sekata

5.3 Materi – Materi Penyuluhan Pertanian

Materi – Materi Penyuluhan Pertanian adalah :

1. Pengolahan tanah

• Aplikasi Bahan Organik

• Penentuan varietas

(79)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

a. Pelaksanaan penyuluhan pertanian pada tiga tahun terakhir mengalami

peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya.

b. Kelompok tani Karya Tani pada tahun 2009-2010 terpilih menjadi

kelompok tani teladan karena manajemen usahatani yang bagus, adanya

kerja sama antara anggota, pengurus kelompok tani.

6.2Saran

a. Saran Kepada Pemerintah

 Pemerintah harus tetap berpihak kepada masyarakat tani dengan

mendengarkan permasalahan yang sebenarnya ada di dalam

masyarakat dengan terjun langsung ke masyarakat.

 Kebijakan Pemerintah diharapkan mampu dilaksanakan secara flexibel

dari dua sisi yaitu kebijakan bottom up-top down maupun sebaliknya

yaitu top down-bottom up.

 Pemerintah agar menerapkan sistem yang lebih bersih dan jujur, dan

bebas dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme dalam pembangunan program

masyarakat tani yang maju untuk masa depan.

 Distribusi pupuk bersubsidi harus benar-benar diawasi agar hak petani

tidak terabaikan.

(80)

pembelian pupuk Urea bersubsidi bagi para konsumen petani padi

sawah jangan dipaksakan untuk membeli juga 1 paket dengan pupuk

tanaman buah-buahan.

 Anggota kelompok tani harus lebih disosialisasikan agar petani bisa

bekerja sama, semakin kompak untuk mendapatkan keuntungan

bersama.

 Pemerintah diharapkan memperhatikan lagi bangkitnya KUD

(Koperasi Unit Desa), Koperasi Pertanian atau sejenisnya untuk

menaikkan ekonomi kerakyatan.

b. Saran Kepada Petani

 Diharapkan Petani agar tetap mau aktif untuk ikut berpartisipasi dalam

program-program pemerintah.

 Diharapkan agar petani jangan takut, malu bertanya dan terkadang

(81)

DAFTAR PUSTAKA

Andibya.,et all., 2008,. Benih, Kunci Sukses Agribisnis “Langkah Sang Hyang Seri Menuju Kemandirian Pangan Nasional. Gibson books, Jakarta

Anonimous., 2009. Sumatera Utara Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik. Provinsi Sumatera Utara

Anwar, S, 2007. Sikap Manusia” Teori dan Pengukurannya”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Arikunto, 2007. Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Azahari, A..1989. Penyusunan Pola Pendidikan Bagi Petani – Nelayan

Ban, A. W. dan H. S. Hawkins., 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta

Firdaus., dkk.,2008. Swasembada Beras Dari Masa Ke Masa, IPB Press, Bogor

Kartasapoetra, A.G., 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta

Suratiyah., 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta

Prasetiyo, Y. T., 2002. Budi Daya Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah). Kanisius, Yogyakarta

Singarimbun, M. dkk, 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta

Sriyanto, Sugeng., 2010. Panen Padi Dari Bisnis Padi Organik. Agromedia Pustaka, Jakarta

Suhardiyono, L., 1992. Penyuluhan “Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian”. Erlangga, Jakarta

Mardikanto, T., 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret (UNS) Press, Surakarta

Ginting, M., 2000. Penyuluhan, Departemen Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian USU, Medan

(82)

Siegel, S, 1992, Statistik NonParametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Gramedia, Jakarta

Supranto, J, 2001, Statistik, Erlangga, Jakarta

(83)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata

(84)

3214,78 3240,21

2870,94 3107,57 3189,76

204 207,18 136,7 158,26 151,04

0

2004 2005 2006 2007 2008

Padi Ladang Padi Sawah

Gambar 4. Grafik Batang Produksi Padi Sumatera Utara Paddy Production of Sumatera Utara Province

(000 Ton) 2004 – 2008

Sumber / Source : BPS Provinsi Sumatera Utara / BPS-Statistics of Sumatera Utara Province

(85)
(86)

Gambar 8. Halaman Kantor BPP (Balai Penyuluhan Medan Krio) Yang Dimanfaatkan Untuk Areal Penanaman Tanaman Jagung.

(87)

Gambar 10. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio

(88)

Gambar 12. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP dan Poster Dinding Himbauan Penyakit

Tanaman Pangan

Gambar 13. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP Dan Jadwal Jadi Pemateri Bahan Materi

(89)

Gambar 14. Rapat Yang Dihadiri oleh PPL Setiap Hari Rabu Pada Tanggal 11 Agustus Dan Dihadiri Pula Oleh Ibu Siti Sarah S.P. PPL WKPP Sei Beras

Sekata.

(90)

Gambar 16. Penjelasan Materi oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) di Rapat Pada Setiap Minggu Ke Dua Di Hari Rabu di BPP (Balai Penyuluhan

Pertanian) Medan Krio

Gambar 17. Papan Himbauan Tanaman Pangan dan Poster Prinsip-Prinsip Dasar Diskusi Antara Agen Penyuluhan Dan Petani Dengan Model

Gambar

Gambar  1 : Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Pertanian Padi Sawah dan Penilaian
Tabel 3.2.6 Populasi dan Sampel Kelompok Tani di Desa Sei Beras Sekata  Kelas Interval Populasi Sampel
Gambar 9. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio
Gambar 18. Poster Dinding Prinsip-Prinsip Dasar Diskusi antara Agen Penyuluhan dan Petani Dengan Model Partisipasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam menggunakan benih dalam usahataninya adalah faktor produksi benih yang tinggi, faktor kualitas benih yang baik, faktor

Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu di Desa Sempung Polding Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Lae Parira

Dari hasil penelitian, diperoleh nilai modulus drainase pada metode memplotkan curah hujan maksimum harian adalah 15 mm/hari, metode simulasi tinggi genangan harian dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi debit air irigasi di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, (2) Kondisi jaringan

Analisis Rantai Distribusi Komoditas Padi dan Beras (Studi Kasus pada Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang). Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas

Hipotesis 3 bagaimana pengaruh karakteristik penyuluh pertanian terhadap keberhasilan program penyuluhan di daerah penelitian berhasil dianalisis dengan regresi linear

Tempat yang sebaiknya dipilih untuk pengukuran kecepatan aliran yaitu bagian sungai atau saluran yang lurus dengan dimensi seragam, sehingga lebar permukaan air dapat dibagi

Dari hasil matriks internal-eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada peningkatan nilai tukar petani padi sawah di daerah penelitian adalah