EVALUASI BEBERAPA METODE PENENTUAN
NILAI MODULUS DRAINASE PADA LAHAN SAWAH
DI DAERAH DESA SEI BERAS SEKATA
KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
ZULHAKKI 080308001
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
EVALUASI BEBERAPA METODE PENENTUAN
NILAI MODULUS DRAINASE PADA LAHAN SAWAH
DI DAERAH DESA SEI BERAS SEKATA
KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
OLEH:
ZULHAKKI
080308001/KETEKNIKAN PERTANIAN
Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjanadiFakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
Judul Skripsi : Evaluasi Beberapa Metode Penentuan Nilai Modulus Drainase pada lahan Sawah di Daerah Desa Sei Beras Sekata Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang
Nama : Zulhakki NIM : 080308001
Program Studi : Keteknikan Pertanian
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Mengetahui A.n Ketua
Sekretaris Program Studi Keteknikan Pertanian Ainun Rohanah, STP, M.Si
Tanggal Lulus :
(Lukman Adlin Harahap,STP,M.Si) Anggota
Lukman Adlin Harahap, STP, M.Si Nazif Ichwan, STP, M.Si
ABSTRAK
ZULHAKKI: Evaluasi Beberapa Metode Penentuan Nilai Modulus Drainase pada Lahan Sawah di Daerah Desa Sei Beras Sekata Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh SUMONO dan LUKMAN ADLIN HARAHAP.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan membandingkan nilai modulus drainase pada lahan sawah di desa Sei Beras Sekata.
Nilai modulus drainase digunakan sebagai acuan untuk mengeluarkan kelebihan air dari petakan sawah.
Nilai modulus drainase dihitung dengan 3 metode yaitu memplotkan curah hujan maksimum harian, simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian di petakan sawah, dan penggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan Umum.
Dari hasil penelitian, diperoleh nilai modulus drainase pada metode memplotkan curah hujan maksimum harian adalah 15 mm/hari, metode simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian dipetakan sawah adalah 40,3 mm/hari, dan peggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan Umum adalah 44,6 mm/hari.
Kata Kunci: modulus drainase, sawah, Sei Beras Sekata
ABSTRACT
ZULHAKKI: Evaluation of Several Methodsof Determining Drainage ModulusinWetlandRicefieldSeiBerasSekataRegional SunggalDeli Serdang district, supervised bySUMONOandLUKMANADLINHARAHAP.
The aim wastoquantify andto compare themodulusvaluesof wetlandricefield drainageinthe village ofSeiBeras Sekata.
Drainagemodulusvalueis usedas a reference tothrow out waterfrom thewetland ricefield.
Drainagemodulusvalueswas calculated bythreemethods i.eplottingmaximum dailyrainfall, dailyinundationsimulationswitha dailywater balancein themappedfields, and usingthe formulaofthe Departmentof Public Works.
It was found from the research, thedrainagemodulusvalues ondaily maximumrainfallplottingmethodswas15 mm/day, the dailyinundationsimulation methodswithhighdailywater balancemappedfieldswas 40.3mm/day, andformulaof the Departmentof Public Workswas 44, 6 mm/day.
Penulis dilahirkan di Ujunggading pada tanggal 12 Oktober 1990dari
Ayah Namlis Lubis dan Ibu Hilmawati. Penulis merupakan anak pertama dari 3
bersaudara.
Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Lembah Melintang
Ujunggading dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU
melalaui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP). Penulis memilih Program Studi
Keteknikan Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti beberapa
organisasi kampus, diantaranya sebagai Ketua Tim Mentoring Agama Islam FP
USU, Ketua Departemen Kaderisasi Badan Kenaziran Mushalla (BKM) Al
Mukhlisin FP USU, dan Ketua Departemen Humas Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI) komisariat Nusantara USU. Penulis juga pernah
menjadi asisten laboratorium Mekanisasi Pertanian di Program Studi Keteknikan
Pertanian.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) diPT. Horti Jaya
Lestari kebun Dokandi Desa Dokan Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo pada
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan judul “Evaluasi Beberapa Metode Penentuan Nilai Modulus
Drainase pada Lahan Sawah di Daerah Desa Sei Beras Sekata Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang” yang merupakan salah satu syarat untuk
mendapat gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Ir. Sumono, MS selaku ketua pembimbing skripsi ini dan kepada
Bapak Lukman Adlin Harahap, STP, M.Si selaku anggota pembimbing yang telah
membimbing dan memberi masukan, kritik, dan saran kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Disamping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Keteknikan Pertanian, serta semua rekan
mahasiswa yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga dengan adanya
penelitian ini nantinya dapat memberikan informasi bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Medan, Januari 2013
Hal
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PENDAHULUAN ... 1
Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Drainase ... 11
DAFTAR TABEL
No Hal
1. Jumlah kebutuhan air per hari tanaman padi sawah berdasarkan jenis Kebu-
tuhannya (mm/hari) ... 7
2. Curah hujan maksimum harian 2002 - 2012 ... 19
No Hal
1. Tabung pipa pengukur laju perkolasi ... 52
2. Tanaman padi pada derah penelitian ... 53
3. Alat penakar curah hujan ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
1. Flowchart Penelitian ... 28
2. Curah hujan maksimum harian ... 29
3. Grafik log normal curah hujan maksimum harian ... 32
4. Kurva kedalaman dan lama hujan ... 39
5. Data tinggi genangan air sawah dan perkolasi ... 40
6. Data hujan pada sawah desa suka beras sei kata ... 48
7.Mean daily percentage (P) of anual daytime hours for different lattitudes - dan Kc values for paddy rice ... 50
8. Perhitungan nilai evapotranspirasi ... 51
9. Metode simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian ... 51
10. Pengukuran laju perkolasi ... 52
Drainase pada Lahan Sawah di Daerah Desa Sei Beras Sekata Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh SUMONO dan LUKMAN ADLIN HARAHAP.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan membandingkan nilai modulus drainase pada lahan sawah di desa Sei Beras Sekata.
Nilai modulus drainase digunakan sebagai acuan untuk mengeluarkan kelebihan air dari petakan sawah.
Nilai modulus drainase dihitung dengan 3 metode yaitu memplotkan curah hujan maksimum harian, simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian di petakan sawah, dan penggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan Umum.
Dari hasil penelitian, diperoleh nilai modulus drainase pada metode memplotkan curah hujan maksimum harian adalah 15 mm/hari, metode simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian dipetakan sawah adalah 40,3 mm/hari, dan peggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan Umum adalah 44,6 mm/hari.
Kata Kunci: modulus drainase, sawah, Sei Beras Sekata
ABSTRACT
ZULHAKKI: Evaluation of Several Methodsof Determining Drainage ModulusinWetlandRicefieldSeiBerasSekataRegional SunggalDeli Serdang district, supervised bySUMONOandLUKMANADLINHARAHAP.
The aim wastoquantify andto compare themodulusvaluesof wetlandricefield drainageinthe village ofSeiBeras Sekata.
Drainagemodulusvalueis usedas a reference tothrow out waterfrom thewetland ricefield.
Drainagemodulusvalueswas calculated bythreemethods i.eplottingmaximum dailyrainfall, dailyinundationsimulationswitha dailywater balancein themappedfields, and usingthe formulaofthe Departmentof Public Works.
It was found from the research, thedrainagemodulusvalues ondaily maximumrainfallplottingmethodswas15 mm/day, the dailyinundationsimulation methodswithhighdailywater balancemappedfieldswas 40.3mm/day, andformulaof the Departmentof Public Workswas 44, 6 mm/day.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumbuhan padi adalah tumbuhan yang tergolong tanaman air (water plant). Sebagai tanaman air bukanlah berarti bahwa tanaman padi dapat tumbuh
diatas tanah yang terus - menerus digenangi oleh air, baik penggenangan itu yang
terjadi secara alamiah sebagaimana yang terjadi pada tanah rawa - rawa, maupun
penggenangan yang terjadi pada tanah - tanah sawah (Siregar, 1981).
Bertambahnya permintaan akan bahan makanan menyebabkan
meningkatnya posisi penting irigasi dan drainase di daerah tropis. Pengendalian
air yang lebih baik memainkan peranan yang penting bagi pencapaian potensi
produksi maksimum dari varietas - varietas padi modern dan merupakan alat yang
paling menentukan dalam meningkatkan produksi bahan makanan
(Pasandaran dan Taylor, 1984).
Bagi kepentingan pertanian, drainase atau pembuangan/pengairan air
kelebihan tersebut sangat penting, tujuannya untuk mengatur tata air dalam tanah
terutama di daerah/zona perakaran tanaman, agar dengan demikian perkembangan
akar tanaman berada dalam keadaan yang menguntungkan.
Pembuangan air kelebihan (air irigasi, air hujan, genangan-genangan)
perlu dilakukan, karena dengan tindakan atau perlakuan demikian banyak
diharapkan terjadinya perbaikan aerasi tanah, yang akan menjadikan lingkungan
kehidupan mikroorganisme tanah lebih baik. Lingkungan kehidupan
mikroorganisme yang baik dapat membantu kesuburan tanah, karena mikroba
dalam kegiatan-kegiatannya akan membentuk senyawa-senyawa yang diperlukan
yang diperlukan untuk kegiatan hidup mikroorganisme tanah tadi. Dengan
berlangsungnya proses kimia dan fisika tanah, maka kesuburan kimia dan fisika
tanah akan bertambah baik (Kartasapoetra dkk., 1994).
Untuk tanaman padi, keberadaan air dianggap sudah berlebih apabila
terjadi genangan di sawah melebihi 15 cm selama lebih dari 3 (tiga) hari.
Sedangkan untuk tanaman palawija, batas aman tanaman untuk tumbuh dengan
air berlebih adalah pada kapasitas lapang, kapasitas lapang adalah suatu keadaan
tanah yang merupakan tanah paling lembab dan mampu untuk menahan kadar air
terbanyak terhadap adanya gaya tarik bumi atau gaya grafitasi.Air berlebihan akan
dapat timbul apabila: (i) air mengalir di lahan dengan kemiringan sangat datar,(ii)
lahan dengan air tanah dangkal, (iii) terjadi hujan lebat melebihi kapasitas
infiltrasi ke dalam tanah, (iv) adanya banjir dari sungai terdekat (Proyek Irigasi
dan Rawa Jambi, 2002 dalam Ade Sumarna, 2005).
Berdasarkan hal tersebut maka penetuan jumlah air yang harus dibuang
persatuan waktu persatuan luas secara tepat perlu diperhitungkan dengan cermat.
Modulus Drainase sangat dibutuhkan untuk menjaga tinggi penggenangan agar
tetap dalam kisaran 15 cm. Sehingga kerugian yang diakibatkan oleh
penggenangan yang berlebihan akibat air irigasi dan air hujan dapat dikurangi dan
produktifitas lahan dapat ditingkatkan (Sumarna, 2005).
Dalam penentuan nilai modulus drainase ada tiga metode yang sudah biasa
digunakan yaitu: dengan memplotkan curah hujan maksimum harian, simulasi
tinggi genangan harian dengan neraca air harian di petakan sawah, dan
3
masing metode tersebut tergantung dari kondisi tempat dan data yang bisa
digunakan.
Untuk desa Sei Beras Sekata, bisa digunakan ketiga metode diatas karena
dilakukan penelitian secara langsung dilapangan dan dengan meminta data curah
hujan harian selama sepuluh tahun terakhir dari Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika, sementara data - data pendukung lainnya diperoleh dengan
pengukuran secara langsung dilapangan.
Ketiga metode diatas sekaligus digunakan juga karena peneliti ingin
melihat perbandingan dari masing - masing metode meliputi: keakuratan hasil
yang diperoleh, kemudahan atau kesulitan dalam setiap metode, dan diharapkan
dapat menyimpulkan metode mana yang layak digunakan oleh masyarakat bila
ingin mengetahui nila modulus drainase dari areal persawahannya.
Desa sei Beras Sekata merupakan desa yang potensial dalam
menghasilkan beras karena memiliki areal pertanaman padi yang luas, dimana
lebih dari setengah luas daerah ini digunakan untuk areal persawahan. Rata - rata
penduduknya berprofesi sebagai petani padi, dan tanaman padi ditanam sepanjang
tahun.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menghitung dan membandingkan nilai
modulus drainase dengan beberapa metode pada lahan sawah di daerah Desa Sei
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumtera Utara
2. Sebagai informasi bagi masyarakat pengguna lahan persawahan dan
TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan Tumbuh Tanaman Padi
Padi (Oryza sativa L.) tumbuh baik di daerah tropis maupun subtropis. Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat
penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus-menerus maka
tanah sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah
lempung. Untuk kebutuhan air tersebut, diperlukan sumber mata air yang besar,
kemudian ditampung dalam bentuk waduk (danau). Dari waduk inilah
sewaktu-waktu air dapat dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah.
Taksonomi tanaman Padi adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Monocotiledonae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa, L
Tanah yang baik untuk areal persawahan ialah tanah yang mampu
memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang
berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat
keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem
Penggunaan Air Bagi Tanaman Padi
Air dalam kehidupan tanaman berfungsi sebagai penjamin kelangsungan
proses fisiologi dan biologi pertumbuhannya, yaitu:
1. Untuk pemakaian konsumtif (evapotranspirasi)
2. Untuk proses asimilasi
3. Sebagai pelarut unsur-unsur hara
4. Sebagai media pengangkut unsur-unsur di dalam tubuh tanaman
5. Sebagai pengatur tegangan sel (turgor)
6. Sebagai bagian dari tanaman itu sendiri
Air irigasi di areal pertanian, selain berfungsi sebagai penjamin
kelangsungan proses fisiologi dan biologi bagi tanaman, juga berfungsi untuk:
1. Memberikan kelembaban yang diperlukan pada tanah tempat tumbuhnya
tanaman
2. Pencucian garam-garam didalam tanah
3. Melindungi tanah terhadap bahaya kekeringan dimusim kemarau
4. Menyuburkan tanah dan memudahkan pengolahannya.
(Dumairy, 1992).
Kebutuhan Air Tanaman Padi
Kebutuhan air total dengan kata lain permintaan total akan air untuk suatu
daerah / areal pertanian terdiri dari banyaknya air yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman, evapotranspirasi dari tanaman, evaporasi dari daratan, dan
7
Tabel 1. Jumlah Kebutuhan Air Per Hari Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Jenis
Kebutuhannya (mm/hari)
Jenis Kebutuhan Jumlah Kebutuhan (mm/hari)
Evapotranspirasi
*Tergantung jenis tanah dan keadaan air tanah
(Dumairy, 1992).
Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi (Irrigation Water Requirement, IWR) adalah jumlah
air yang harus dimasukkan ke jaringan irigasi melalui pintu pengmabilan utama,
sesuai dengan kebutuhan/permintaan dan dengan memperhitungkan pula jumlah
air yang hilang. Kehilangan air dapat terjadi karena evaporasi dan perkolasi.
Perhitungan kebutuhan air irgasi dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya air
yang harus dimasukkan melalui pintu pengambilan utama, untuk dialirkan ke
petak persawahan melalui saluran-saluran irigasi yang ada (Dumairy, 1992).
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan kehilangan air melalui proses penguapan dari
tumbuh-tumbuhan, yang banyaknya berbeda-beda tergantung dari kadar
kelembaban tanah dan jenis tumbuhan. Pada daerah saluran yang tidak dilapisi
dimana banyak tumbuh berbagai tumbuh-tumbuhan air terjadinya
evapotranspirasi dapat dikatakan selalu besar. Jika air yang tersedia dalam tanah
Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam
rencana pengairan bagi lahan-lahan pertanian dan merupakan proses yang penting
dalam siklus hidrologi (Kartasapoetra dkk, 1994).
Evapotranspirasi dipengaruhi oleh suhu, pelaksanaan pemberian air,
panjangnya musim tanam, presipitasi, dan faktor lainnya. Volume air yang
ditranspirasikan oleh tanam-tanaman tergantung dimana air dibuang dan juga
temperatur dan kelembaban udara, gerakan air, intensitas dan lamanya sinar
matahari, tahapan perkembangan tanaman, jenis dan keadaan alami daun-daunan
(Hansen dkk, 1992).
Nilai Evapotranspirasi dapat ditentukan dengan menggunakan metode
Blaney - Criddle:
Eto = p (0.46 T Mean + 8)...(1)
Dimana: p : rata - rata harian persentase siang
T mean: suhu rata - rata harian (oC)
Maka,
ETc = Kc x ETo...(2)
Dimana: ETc : Evapotranspirasi Aktual / Tanaman (mm/hari)
Kc : Koefisien tanaman
ETo : Evapotranspirasi Acuan (mm/hari)
Tahap I: Menghitung suhu rata-rata harian jika ada alat pengukur otomatis suhu
minimum dan maksimum harian
T max
=
Jumlah nilai T max selama satu bulanJumlah hari dalam satu bulan
T min
=
Jumlah nilai T min selama satu bulan9
T mean
=
T max + T min2
Tahap 2: Menentukan rata-rata harian persentase siang dengan menggunakan tabel
yang tersedia, dengan diketahui data :
• Letak Lintang (Utara atau Selatan)
• Latitude (berapa derajatgaris lintang daerah penelitian tersebut)
Perkolasi
Perkolasi adalah pembebasan air ke dalam lapisan tanah bagian dalam,
berlangsung secara vertikal dan horizontal, perembesan ini sangat dipengaruhi
oleh sifat-sifat fisik tanah (antara lain permeabilitas dan tekstur tanah),
pengendapan-pengendapan lumpur, dan kedalaman muka air tanah.
Berlangsungnya yaitu sebagai akibat dari gaya berat (Kartasapoetra dkk, 1994).
Pengukuran laju perkolasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Silider dengan rumus:
Curah Hujan bagi Tanaman Padi
Untuk meteorologi pertanian yang paling banyak diamati di Indonesia
adalah curah hujan. Data curah hujan tahunan, bulanan, mingguan yang telah
terkumpul selama 10 tahun atau lebih di suatu daerah dapat digunakan untuk
bila kebutuhan air tanaman dari jenis - jenis tanaman telah diketahui
(Guslim, 1997).
Penggenangan
Penggenangan air dapat dilkukan dengan melihat keadaan misalnya,
apabila benih masih terlalu kecil, dan cuaca menunjukkan bahwa akan terjadi
hujan, maka penggenangan air perlu dilakukan agar benih tidak larut dan tidak
rusak oleh air hujan tersebut. Jika benih sudah agak besar, tumbuhnya sudah kuat,
genangan air tidak perlu banyak-banyak, 2 atau 3 hari sebelum benih akan
dicabut, persemaian harus digenangi air lagi, maksudnya agar tanah menjadi lunak
dan memudahkan pencabutan (Sugeng, 1998).
Agar produktifitas dan pertumbuhan tanaman menjadi baik, penggenangan
bukan dilakukan secara sembarangan. Ketinggian air genangan perlu disesuaikan
dengan fase pertumbuhan tanaman sebagai berikut.
a. Awal pertumbuhan
Setelah bibit ditanam, petakan sawah harus digenangi air setinggi 2-5 cm
dari permukaan tanah. Penggenangan air dilakukan selama 15 hari atau
saat tanaman mulai membentuk anakan.
b. Pembentukan Anakan
Pada fase pembentukan anakan, ketinggian air perlu ditingkatkan dan
dipertahankan antara 3-5 cm hingga tanaman terlihat bunting. Bila
ketinggian air lebih dari 5 cm, pembentukan anakan atau tunas akan
terhambat. Sebaliknya bila ketinggian air kuarang dari 3 cm, gulma akan
11
c. Masa Bunting
Pada masa bunting, air sangat dibutuhkan dalam jumlah yang banyak.
Oleh karena itu ketinggian genangan airnya pun harus cukup tinggi, yaitu
sekitar 10 cm
d. Pembungaan
Selama fase pembungaan, ketinggian air diperthankan antara 5-10 cm.
Kebutuhan air pada fase ini cukup banyak. Namun, bila mulai tampak
keluar bunga maka sawah perlu dikeringkan selama 4-7 hari. Ini dilakukan
agar pembungaan terjadi atau berlangsung secara serentak.
e. Pengeringan
Pengeringan dilkukan 10 hari sebelum panen agar semua bulir padi masak
secara merata (Andoko, 2002).
Tahapan pertumbuhan tanaman yang paling peka terhadap kelebihan
genangan adalah di persemaian, selama tanam (pemindahan bibit dari persemaian
ke lahan) dan permulaan masa berbunga (panicle). Secara umum dapat dikatakan apabila tanaman padi tergenang melebihi separuh tinggi tanaman selama lebih
dari 3 hari berurutan maka akan mengurangi produksi secara nyata. Apabila
kurang dari 3 hari maka pengurangan hasil tidak begitu nyata (Kalsim, 1995).
Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Drainase
Sistem pengairan terputus-putus disebut juga sistem intermitten drainage
atau pengairan berkala. Dampak dari sistem pengairan berkala adalah pupuk tidak
banyak hilang, pertumbuhan tanaman rata, dan tanaman berbunga serempak
karena anakan baru tidak tumbuh. Dengan demikian zat hara digunakan secara
juga berdampak menekan beberapa penyakit penting, seperti hawar pelepah dan
busuk batang (Suprayono dan Setyono, 1997).
Tujuan drainase pertanian adalah reklamasi (pembukaan) lahan dan
pengawetan tanah untuk pertanian, menaikkan produktivitas tanaman dan
produktivitas lahan (menaikkan intensitas tanam dan memungkinkan diversifikasi
tanaman) serta mengurangi ongkos produksi. Tujuan tersebut di atas dicapai
melalui dua macam pengaruh langsung dan sejumlah besar pengaruh tidak
langsung. Pengaruh langsung terutama ditentukan oleh kondisi hidrologi,
karakterisitik hidrolik tanah, rancangan sistem drainase yakni: a. Penurunan muka
air tanah di atas atau di dalam tanah, b. Mengeluarkan sejumlah debit air dari
sistem. Pengaruh tak langsung ditentukan oleh iklim, tanah, tanaman, kultur teknis
aspek sosial dan lingkungan (Kalsim, 1995).
Drainase yang cukup meningkatkan susunan tanah dan menaikkan serta
menyempurnakan produksi tanah. Drainase adalah kepentingan utama dalam
reklamasi tanah yang beragam dan kerapkali yang terendam air. Bahkan jika
hanya daerah itu yang telah diusahakan pertaniannya dipertimbangkan, drainase
menguntungkan pertanian irigasi dan masyarakat umum dalam banyak cara.
Sebagai contoh drainase yang baik: (1) memberikan kemudahan pembajakan dan
penanaman seawal mungkin, (2) memperpanjang musim tumbuh tanaman, (3)
menyiapkan kelembaban tanah yang lebih berarti dan makanan untuk tanaman
dengan meningkatkan kedalaman tanah untuk daerah akar, (4) membantu ventilasi
13
bakteri tanah, (7) membersihkan penggaraman tanah, (8) menjamin suhu tanah
yang lebih tinggi (Hansen dkk, 1992).
Modulus Drainase
Tujuan dari drainase lahan adalah untuk membuang sejumlah air dalam
jangka waktu yang wajar. Drainase yang dibangun untuk membuang air kelebihan
yang berasal dari hujan umumnya direncanakan untuk membuang suatu jumlah
tertentu dalam 24 jam. Nilai - nilai yang disarankan adalah kira - kira 1 persen
dari curah hujan tahunan rata - rata. Modulus drainase seperti didefenisikan di atas
biasanya akan berada dalam kisaran antara seperempat dan seperdua kali curah
hujan 24 jam 1-tahunan dan dapat diambil sebagai pendekatan bagi peresapan dari
hujan 24 jam 1-tahunan dikurangi jumlah air yang dibutuhkan oleh tanah untuk
mencapai kapasitas lapang (Linsley dan Franzini, 1991).
Kelebihan genangan di petakan sawah disebabakan oleh: hujan lebat,
limpasan air irgasi atau drainase, rembesan dari saluran irigasi. Penentuan
modulus drainase untuk padi dapat dilakukan dengan cara:
1. Memplotkan hujan maksimum untuk beberapa hari berurutan pada berbagai
periode ulang dan penentuan tinggi genangan maksimum yang masih diizinkan
2. Simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian di petakan sawah.
Penentuan modulus drainase untuk padi sawah berdasarkan perhitungan neraca
air harian:
Wli = WLi-1 + Ri + IRi + Qini - Pi - ETi - Qoi...(4)
Dimana:
Wli : Tinggi genangan air di petakan sawah pada hari ke i (mm)
Qini : Limpasan dari petakan lain pada hari ke - i (mm)
3. Penentuan Modulus Drainase untuk padi sawah dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan:
Dn = RTn + n (I - ET - P) - ∆S...(5)
Dimana:
n : Jumlah hari hujan berurutan
Dn : Pengeluaran air permukaan selama n hari berurutan (mm)
RTn : Hujan maksimum n hari berurutan dengan periode ulang T tahun
(mm)
I : Air irigasi (mm/hari)
ET : Evapotranspirasi (mm/hari)
P : Perkolasi (mm/hari)
∆S : Tampungan tambahan di sawah pada 150 mm lapisan air maksimum,
tampungan ∆S pada akhir hari berurutan (n) diambil maksimum 50 mm.
Sehingga Modulus Drainase (Dm)
=
Dn (mm)n (hari)
Untuk modulus pembuang rencana, dipilih curah hujan 3 hari dengan periode
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakanpada bulanAgustus - September 2012,pada
sawah beririgasi di daerah Desa Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten
Deli Serdang, propinsi Sumatera Utara.
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dari instansi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) meliputi: data curah hujan
harian selama 10 tahun terakhir dari tahun 2002 sampai tahun 2011, data suhu
harian daerah penelitian, dan kertas log normal.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa alat hitung
yang akan digunakan untuk menganalisa data, Pipa sebagai penghitung laju
perkolasi, Penggaris sebagai pengukur tinggi genangan air, Meteran sebagai
pengukur luas petakan sawah, Alat penakar curah hujan, Kamera sebagai
dokumentasi, Lakban sebagai pelapis piva agar tidak pecah, Cutter sebagai alat
pemotong, dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini langsung dilakukan di lapangan dan juga dengan bantuan
penggunaan data sekunder.
Pelaksanaan Penelitian
Penentuan Modulus Drainase dilakukan dengan 3 metode yaitu:
a. Dari data curah hujan harian, dibuat tabel data curah hujan maksimum
harian (mm/hari) yang diperoleh dengan cara menjumlahkan curah hujan
harian yang berurutan menurut tanggal untuk 1, 2, 3, ... ,7 harian.
Tahun Curah hujan maksimum harian (mm/hari)
1 2 3 4 5 6 7
b. Ditentukan urutan frekuensi curah hujan maksimum untuk 1, 2, 3, ..., 7
harian dari yang terbesar sampai terkecil.
Tahun Urutan Rangking Peluang % Periode (T)
Ket: Peluang= m/(n+1) M = Rangking
17
c. Lalu digambar peluang curah hujan maksimum 1, 2, 3, ... , 7 harian pada
kertas Log Normal untuk memperoleh masa ulang 5 dan 10 tahun.
d. Setelah diperoleh lalu dicatat pada tabel curah hujan maksimum untuk
masa ulang 5 dan 10 tahun.
Hari hujan berurutan Curah hujan maksimum harian (mm) T = 5 Tahun T = 10 Tahun
1
2
3
4
5
6
7
e. Selanjutnya dibuat grafik untuk curah hujan dengan periode ulang 5 dan
10 tahun
f. Dari grafik dapat diperoleh nilai Dm (Modulus Drainase) dengan menarik
slope pada garis curah hujan masa ulang 5 dan 10 tahun.
2. Simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian di petakan sawah
dengan penggunaan persamaan (4)
3. Penggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan Umum yaitu pada persamaan
Kondisi Daerah Penelitian
Desa Sei Beras Sekata terletak di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli
Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Topografi desa ini adalah datar dengan
ketinggian tempat 20 m diatas permukaan laut. Desa ini terdiri dari 5 dusun
dengan luas wilayah 719 ha.
Desa Sei Beras Sekata ini berjarak 10 Km dari ibukota kecamatan dengan
jumlah penduduk sebanyak 7.151 jiwa. Secara administratif, batas-batas desa
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Sunggal Kanan
Sebalah Timur : Kota Medan
Sebelah Barat : Desa Suka Maju
Sebelah Selatan : Kecamatan Pancur Batu
Desa Sei Beras Sekata merupakan salah satu daerah yang dialiri oleh
jaringan irigasi Sei Krio. Luas lahan persawahan di desa ini adalah seluas 412 Ha.
Jenis tanaman yang umum ditanam masyarakat di desa Sei Beras Sekata adalah
tanaman padi sepanjang tahun. Pada umumnya varietas padi yang ditanam adalah
padi Mekongga, padi Serang, padi Cingendit, padi Impari, padi Ciherang, dan
padi Sebogo. Sebagian besar petani menanam varietas padi Ciherang dan
Cingendit karena varietas ini memiliki banyak keunggulan diantaranya: tahan
terhadap hama wereng, dapat ditanam pada musim hujan dan kemarau, tekstur
nasi yang dihasilkan lebih pulen, dan tahan terhadap bakteri daun. Masing -
masing varietas padi diatas memiliki umur tanam ± 3 bulan sampai tahap
19
Kebutuhan Air Bagi Tanaman Padi
Kebutuhan air tanaman atau Evapotranspirasi (ETc) berbeda menurut
umur dan fase pertumbuhan. Nilai ETc merupakan perkalian antara Koefisien
Tanaman (Kc) dengan nilai Evapotranspirasi Acuan (ETo). Nilai ETo dihitung
dengan persamaan Blaney - Criddle, rata - rata nilai Evapotranspirasi
Aktual/Tanaman pada bulan Agustus dan September adalah sebesar 0,68 cm/hari.
Nilai Modulus Drainase
Dari hasil penelitian yang dilakuakan dengan menggunakan 3 metode
diperoleh nilai modulus drainase sebagai berikut:
1. Memplotkan curah hujan maksimum harian
a) Nilai curah hujan maksimum harian yang diperoleh dari curah hujan
harian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Curah hujan maksimum harian tahun 2002 - 2011
Tahun Curah hujan maksimum harian (mm/hari)
1 2 3 4 5 6 7
b) Frekuensi curah hujan untuk 1, 2, 3,...,7 harian yang terbesar sampai yang
c) Setelah digambar nilai peluang curah hujan maksimum 1, 2, 3, ... , 7 harian
pada kertas Log Normal (lampiran 3) maka diperoleh nilai curah hujan
maksimum untuk masa ulang 5 dan 10 tahun pada tabeldibawah ini.
Tabel 3. Nilai curah hujan maksimum untuk masa ulang 5 dan 10 tahun
Hari hujan berurutan Curah hujan maksimum harian (mm) T = 5 Tahun T = 10 Tahun
d) Setelah dibuat grafik (Lampiran 3)dan ditarik Slope (kemiringannya) maka
didapat nilai modulus drainase dengan menggunakan metode memplotkan
curah hujan maksimum adalah sebesar 1,5 cm/hari.
2. Simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian dipetakan sawah.
Metode ini menggunakan persamaan 4:
Wli = WLi-1 + Ri + IRi + Qini - Pi - ETi - Qoi
Untuk 3 hari hujan berurutan maka nilai modulus drainase nya:
Dm = (Qo 1 + Qo 2 + Qo 3) / 3 hari
Dm = (4,836 + 3,448 + 3,806) / 3 hari
21
3. Penggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan Umum
Dn = RTn + n (I - ET - P) - ∆S
Untuk periode ulang (T) = 5 tahun
RTn
Pada hari pertama didapatkan hasil air irigasi yang diberikan sebesar -0,10
cm/hari. Air irigasi diperoleh dengan mengurangkan tinggi genangan pada hari ini
terhadap tinggi genangan pada hari sebelumnya. Tinggi genangan pada hari
pertama diketahui lebih rendah dari hari sebelumnya, sehingga menunjukkan
angka minus dalam nilai air irigasi yang diberikan. Terjadinya perbedaan tinggi
genangan air disetiap harinya disebabkan karena air yang masuk ke areal
persawahan tidak dapat dikontrol dengan baik atau terjaga agar tetap konstan. Hal
ini sesuai dengan literatur dari Kalsim (1995) yang menyatakan bahwa kelebihan
genangan di sawah dipengaruhi oleh: hujan lebat, limpasan air irigasi atau
drainase, dan rembesan dari saluran irigasi.
Nilai Modulus Drainase pada sawah desa Sei Beras Sekata setelah
dihitung dengan menggunakan metode memplotkan curah hujan maksimum
adalah sebesar 1,5 cm/hari, metode simulasi tinggi genangan harian dengan neraca
air harian dipetakan sawah sebesar 4,03 cm/hari, dan penggunaan rumus dari
Departemen Pekerjaan Umum sebesar 4,06 cm/hari. Dari ketiga metode yang
digunakan terlihat memberikan hasil yang berbeda - beda. Ini disebabkan karena
Dalam perhitungan nilai modulus drainase dengan ketiga metode terdapat
perbedaan dalam penggunaan data-data yanag akan dihitung. Pada metode
memplotkan curah hujan maksimum harian, nilai evapotranspirasi dan perkolasi
tidak diperhitungkan. Sementara pada metode simulasi tinggi genangan harian
dan penggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan Umum digunakan nilai
evapotranspirasi sebesar 0,68 cm/hari dan nilai perkolasi sebesar 0,027 cm/hari.
Dari ketiga metode dalam penentuan nilai modulus drainase terdapat
kelemahan dan kelebihan masing - masing metodenya. Pada metode memplotkan
curah hujan maksimum harian kelemahannya adalah hasil yang diberikan kurang
akurat karena hanya faktor hujan saja yang diperhitungkan. Tanpa menghitung
faktor - faktor yang lainnya. Sementara kelebihannya adalah cocok digunakan
untuk daerah yang hanya menyediakan data curah hujan saja, bisa digunakan pada
waktu kapan pun, artinya walaupun sudah terjadi 5-50 tahun yang lalu pada
daerah tertentu, namun masih bisa ditentukan nilai modulus drainase yang terjadi
pada masa itu, dan hemat biaya.
Pada metode simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian
dipetakan sawah, kesulitannya adalah pengamat harus berada di sawah setiap
harinya, dan mengamati kejadian - kejadian yang terjadi. Seperti curah hujan yang
terjadi setiap harinya, tinggi genangan sawah setiap harinya, suhu harian, dan
banyak menghabiskan biaya karena banyak perlengkapan yang harus dibeli dalam
perhitungannya. Sementara kelebihan dari metode ini adalah hasil yang
didapatkan lebih akurat karena sudah menggunakan semua faktor yang
mempengaruhinnya. Hal ini sesuai dengan literatur dari Kalsim (1995) yang
23
perhitungan neraca air harian seperti: tinggi genangan harian, hujan, air irigasi
yang diberikan, limpasan dari petakan lain, laju perkolasi, dan laju
evapotranspirasi.
Pada metode penggunaan persamaan dari Departemen Pekerjaan Umum,
kelemahannya adalah pengamat harus mengetahui data curah hujan maksimum
harian yang terjadi pada masa lampau, untuk mendapatkan nilai RTnpada periode 5
atau 10 tahun. Sementara kelebihannya adalah hasil yang diberikan keakuratanya
seperti pada metode simulasi tinggi genangan harian di petakan sawah.
Pada lokasi penelitian, metode yang paling cocok dilakukan adalah metode
simulasi tinggi genangan harian, karena memungkinkan untuk mengetahui semua
faktor-faktor dalam persamaan nya dan hasil yang didapatkan pun lebih akurat.
Ketika sesudah diketahui nilai Modulus Drainase yang terjadi pada suatu
petakan sawah tertentu, maka akan diketahui berapa kelebihan air yang harus
dibuang dari petakan sawah tersebut agar tidak menggangu hasil panen.
Kelebihan air bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Hal ini sesuai dengan
literatur dari Kartasapoetra, dkk (1994) yang menyatakan bahwa maksud drainase
ditinjau dari bidang pertanian telah dikemukakan yaitu untuk mengalirkan
kelebihan air hujan, air pengairan (irigasi) atau genangan air lain dari suatu lahan
usaha tani. Manfaat yang paling utama dengan diketahuinya nilai Modulus
Drainase adalah akan diketahui dan bisa dikendalikan berapa debit air yang
seharusnya dimasukkan ke petakan sawah, demi memperoleh hasil panen yang
maksimal.
Untuk desa Sei Beras Sekata, luas areal persawahannya adalah 412 Ha.
pada setiap harinya adalah sebesar 40,03 mm/hari. Sehingga secara keseluruhan
diperoleh nilai volume air yang harus dibuang untuk daerah desa Sei Beras Sekata
adalah sebesar 164.800 m3/hari atau nilai debit yang harus dikeluarkan adalah
sebesar 6866,67 m3/jam. Ini berarti ketika sudah diketahui berapa debit air sawah
yang harus dikeluarkan setiap harinya agar tetap berada pada tinggi genangan
yang dibutuhkan, maka bisa dirancang bentuk saluran irigasi atau drainase yang
harus dibuat pada daerah tersebut.
Dalam penelitian Sumarna (2005), pada metode memplotkan curah hujan
maksimum diperoleh hasil sebesar 11 mm/hari dan dengan penggunaan rumus
dari Departemen pekerjaan Umum diperoleh hasil sebesar 26,01 mm/hari. Dan
dalam penelitian Manurung (2004), pada metode memplotkan curah hujan
maksimum diperoleh hasil sebesar 10 mm/hari dan dengan penggunaan rumus
dari Departemen pekerjaan Umum diperoleh hasil sebesar 24,6 mm/hari.
Sementara dalam penelitian ini, pada metode memplotkan curah hujan maksimum
diperoleh hasil sebesar 15 mm/hari dan dengan penggunaan rumus dari
Departemen pekerjaan Umum diperoleh hasil sebesar 44,6 mm/hari.
Dari ketiga penelitian diatas dapat dilihat perbedaan hasil dalam setiap
metode yang dilakukan. Ini disebabkan karena perbedaan beberapa faktor antara
lain: lokasi penelitian, curah hujan harian yang terjadi, air irigasi yang diberikan,
evapotranspirasi tanaman, dan perkolasi yang terjadi.
Data curah hujan yang diambil dalam penelitian sebelumnya
menggunakan data curah hujan 15 tahun terakhir, sementara dalam penelitan ini
25
Air irigasi dalam penelitian sebelumnya dibuat nol karena penelitiannya
dilakukan ketika tanaman padi pada sawah sudah mulai menguning sehingga air
irigasi memang sengaja dihentikan dan hanya memanfaatkan air tadah hujan saja.
Sedangkan dalam penelitian ini tanaman padi masih baru ditanam dan air irgasi
nya masih mengalir lancar.
Nilai evapotranspirasi dalam penelitan sebelumnya didapatkan dari
instansi di sekitar daerah penelitian. Sedangkan dalam penelitian ini nilai
evapotranspirasi diperoleh dengan cara pengukuran langsung dilapangan dengan
menggunakan metode Blanney-Criddle.
Nilai perkolasi dalam penelitian sebelumnya juga didapatkan dari instansi
di sekitar daerah penelitian. Sedangkan dalam penelitian ini nilai perkolasi
Kesimpulan
1. Nilai Modulus Drainase dengan metode memplotkan curah hujan maksimum
harian adalah 15 mm/hari, Metode simulasi tinggi genangan harian dengan
neraca air harian dipetakan sawah adalah 40,3 mm/hari, Peggunaan
persamaan dari Departemen Pekerjaan Umum adalah 44,6 mm/hari.
2. Metode yang paling baik dari ketiga metode yang digunakan adalah metode
simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian dipetakan sawah,
karena sudah menggunakan semua faktor - faktor yang mempengaruhi dalam
persamaannya.
Saran
1. Dalam perhitungan nilai modulus drainase untuk daerah desa Suka Beras
Sekata sebaiknya menggunakan metode simulasi tinggi genangan harian
dengan neraca air harian dipetakan sawah, karena memungkinkan untuk
dilakukan dan mendapatkan data - data yang dibutuhkan, dan hasilnya pun
lebih akurat.
2. Perlu penelitian lanjutan untuk evaluasi saluran drainase pada sawah desa Sei
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya: Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 1986. Direktorat Jenderal Pengairan. Standar Perencanaan Irigasi: Jakarta
Dumairy, 1992. Ekonomika Sumberdaya Air Pengantar ke Hidrolika. BPFE: Yogyakarta.
Guslim, 1997. Agroklimatolgi. USU Press: Medan.
Hansen, V.E., Israelsen, O.W. dan Stringham, G.E., 1992. Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi. Penerjemah: Tachyan, E.P. Edisi ke-4. Erlangga: Jakarta.
Kalsim, D.K., 1995. Teknik Drainase Permukaan (Penentuan Debit Rancangan dan Debit Puncak). FATETA IPB: Bogor.
Kartasapoetra, A.G., Sutedjo, M.M., dan Pollein, E., 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Bumi Aksara: Jakarta.
Linsley, R. K. dan J. B. Franzini, 1991. Teknik Sumber Daya Air. Erlangga: Jakarta.
Manurung, S.P., 2004. Penentuan Nilai Modulus Drainase pada Sawah Beririgasi di Daerah Irigasi Serba Jadi Kecamatan Talawi Kabupaten Asahan. Fakultas Pertanian USU: Medan.
Pasandaran, E. dan Taylor, D.C., 1984., Irigasi, Perencanaan dan Pengelolaan. Seri Pembangunan Pedesaan. Gramedia: Jakarta.
Siregar, H., 1981. Budidaya Tanaman Padi di indonesia. Sastra Hudaya: Bogor.
Sumarna, A., 2005. Kajian Drainase pada Padi Sawah Beririgasi di Jaringan Irigasi Langau dan Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai. Fakultas Pertanian USU: Medan.
Sugeng, H.R., 1998. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu: Semarang.
Analisa data Data
Ditentukan Petakan sawah sebagai titik pengukuran
Simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian
di petakan sawah
Penggunaan rumus dari Departemen Pekerjaan
Umum Memplotkan curah
hujan maksimum harian
Dibuat tabung Silinder pengukur Perkolasi
Mulai
Dihitung Modulus Drainasenya
Selesai
29
Lampiran 2. Curah hujan Maksimum 1 harian (mm)
Tahun Urutan Rangking Peluang % Periode (T)
Lampiran 2. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 2 harian (mm)
Tahun Urutan Rangking Peluang % Periode (T)
Lampiran 2. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 3 harian (mm)
Lampiran 2. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 4 harian (mm)
Lampiran 2. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 5 harian (mm)
Tahun Urutan Rangking Peluang % Periode (T)
Lampiran 2. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 6 harian (mm)
31
Lampiran 2. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 7 harian (mm)
Tahun Urutan Rangking Peluang % Periode (T)
2004 258 1 0,0625 6,25 16,00
2003 152 2 0,125 12,5 8,00
2009 133 3 0,1875 18,75 5,33
2010 64 4 0,25 25 4,00
2006 14 5 0,3125 31,25 3,20
2002 0 6 0,375 37,5 2,67
2005 0 7 0,4375 43,75 2,29
2007 0 8 0,5 50 2,00
2008 0 9 0,5625 56,25 1,78
Lampiran 3. Curah hujan Maksimum 1 Harian
Percentage
L O G
33
Lampiran 3. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 2 Harian
Percentage
L O G
Lampiran 3. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 3 Harian
Percentage
L O G
N O R M A
35
Lampiran 3. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 4 Harian
Percentage
L O G
Lampiran 3. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 5 Harian
Percentage
L O G
N O R M A
37
Lampiran 3. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 6 Harian
Percentage
L O G
Lampiran 3. (lanjutan) Curah hujan Maksimum 7 Harian
Percentage
L O G
39
Lampiran 5. Data tinggi genangan air sawah dan perkolasi pada Sawah Desa Sei Beras Sekata
Minggu, 12 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,4 8,9 2,6 3,3 2,1 3,86
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,6 9,3 3,6 4,3 2,2
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,5 8,5 2,4 3,5 1,7 3,72
Perkolasi 0,05 0,02 0,03 0,04 0,03
*Terjadi Hujan pada Pukul 12.30 - 13.00 WIB dan Irigasi Lancar
Senin, 13 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,8 7,1 2,2 3,1 1,9 3,42
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2 8,7 2,9 3,7 2,1
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,8 7,8 2,8 3,8 2,4 3,92
Perkolasi 0,03 0,02 0,05 0,01 0,02
*Tidak Ada Hujan dan Genangan Air pada Sore Hari Tiba-Tiba Tinggi (Irigasi Lancar)
Selasa, 14 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 0 3,1 0 1,5 0 0,92
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 1,8 8,4 2,3 3,2 2
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 0 2,2 0 0,9 0 0,62
Perkolasi 0,02 0,02 0,03 0,02 0,01
41
Rabu, 15 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,9 8,2 3,5 3,2 2,6 4,08
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2 8,2 2,2 3,4 2,1
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,1 8,2 3,3 3,2 2,4 4,04
Perkolasi 0,03 0,03 0,02 0,03 0,01
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Kamis, 16 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 3,3 7,9 3,4 4,6 2,6 4,36
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 1,8 7,5 2,2 3,5 1,4
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 7,6 3,3 4,5 2,6 4,26
Perkolasi 0,03 0,03 0,02 0,02 0,03
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Sabtu, 25 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 3 7,3 3,1 4,1 2,4 3,98
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,1 7,9 2,5 3,5 1,8
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,7 6,9 2,8 3,7 2 3,62
Perkolasi 0,03 0,02 0,03 0,04 0,03
Minggu, 26 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,8 6,9 3,4 4,3 2,6 4
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,1 7,6 2,3 3,5 1,6
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 6,8 3,3 4,5 2,8 4,14
Perkolasi 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Senin, 27 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 3,2 7,5 3,9 4,6 2,7 4,38
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,8 7,9 2,5 3,5 2,1
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 7,6 3,6 4,5 2,6 4,32
Perkolasi 0,03 0,03 0,02 0,01 0,02
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Selasa, 28 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 3,6 8,2 3,6 4,3 2,9 4,52
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,4 7,8 2,2 3,2 1,8
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 8,1 3,8 4,2 2,7 4,42
Perkolasi 0,03 0,02 0,03 0,02 0,03
43
Rabu, 29 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 1,1 3,1 2,1 2,4 1,3 2
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,1 7,5 2,1 2,9 1,6
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 0,1 2,2 1,2 0,5 0,8 0,96
Perkolasi 0,04 0,02 0,01 0,02 0,02
* Tidak Ada Hujan dan Air Mati (Qin=Qout=0)
Kamis, 30 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,2 6,8 3,7 3,4 2,1 3,64
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,1 7 1,8 3 1,9
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,5 7 3,5 3,9 2,6 3,9
Perkolasi 0,02 0,02 0,03 0,02 0,03
* Terjadi Hujan pada Pukul 14.10 - 15.10 dan Air Irigasi Lancar
Jum'at, 31 Agustus 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,3 6,9 4 3,1 1,9 3,64
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,4 7,3 2,3 3 2,4
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,5 7,4 4,3 3,5 2,3 4
Perkolasi 0,03 0,03 0,02 0,03 0,02
Sabtu, 1 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 3,1 7,1 4,3 3,7 2,6 4,16
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,1 7,1 2 2,7 2,1
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 7,3 4,4 3,6 2,6 4,24
Perkolasi 0,03 0,02 0,01 0,04 0,02
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Senin, 3 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,5 6,7 2,3 3,5 2,2 3,44
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 1,8 6,8 1,5 2,6 2
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 7,6 3,3 4,5 2,6 4,26
Perkolasi 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02
* Terjadi Hujan pada Pukul 13.55 - 14.10 dan Air Irigasi Lancar
Selasa, 4 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,4 6,8 3,2 3,7 2,8 3,78
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2 7,3 2 3,1 2,3
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 7 3,3 3,8 2,6 4
Perkolasi 0,02 0,02 0,01 0,01 0,02
45
Kamis, 6 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,1 7,3 2,6 3,4 2,8 3,64
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 3 8,8 3,2 4 2,3
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,2 7,1 2,8 3,2 2,7 3,6
Perkolasi 0,02 0,03 0,02 0,03 0,02
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Jum'at, 7 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,3 7,4 2,9 3,6 1,8 3,6
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,6 8,2 3,1 3,4 2
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,4 7,6 2,9 3,5 1,9 3,66
Perkolasi 0,03 0,04 0,01 0,03 0,01
* Terjadi Hujan pada Pukul 15.00 -16.00 WIB dan Air Irigasi Lancar
Sabtu, 8 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,5 7,3 3,4 3,3 2,2 3,74
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,1 7,6 2,5 3,1 1,5
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,2 7,1 3 3,4 2,4 3,62
Perkolasi 0,03 0,05 0,04 0,02 0,03
Minggu, 9 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 2,5 8,3 2,6 3,1 2,2 3,74
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 2,2 7,7 2,6 3,5 1,9
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,6 8,1 2,5 2,9 2,3 3,68
Perkolasi 0,02 0,04 0,03 0,01 0,01
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Jum'at, 21 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 1,2 1,5 0,3 2 1,3 1,26
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 4,5 7 5,1 6,1 6,4
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 0,9 1,3 0 1,9 1,1 1,04
Perkolasi 0,04 0,03 0,02 0,03 0,04
* Tidak Ada Hujan dan Air Irigasi Lancar
Sabtu, 22 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 1,1 1,2 0,2 1,7 1,3 1,1
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 4,5 6,8 4,5 5,9 6,2
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 0,8 1 0 1,6 1,3 0,94
Perkolasi 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03
47
Minggu, 23 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 0,8 0,9 0 1,8 1,5 1
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 4,6 6,9 4,4 5,8 6,1
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,3 5,5 3,5 3,7 3,3 3,86
Perkolasi 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02
* Terjadi Hujan pada Pukul 15.10 - 16.30 dan Air Irigasi Lancar
Senin, 24 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 1,1 2,7 1,5 1,1 0,8 1,44
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 4,3 6,6 4,2 5,8 5,6
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 2,8 5,9 3,2 3,6 3,1 3,72
Perkolasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03
* Terjadi Hujan pada Pukul 09.00 - 09.20 dan Pukul 16.30 - 18.00 dan Air Irigasi Lancar
Selasa, 25 September 2012
Pukul 07.00 WIB Perkolasi Rata-Rata
(cm/10 jam) Rata-Rata Pagi (cm)
Luar Piva 1,8 2,1 1,6 1,4 1,2 1,62
Pukul 17.00 WIB
Dalam Piva 4,5 6,3 4 5,7 5,5
Tinggi Genangan Rata-Rata Sore (cm)
Luar Piva 3,5 4,2 3,1 3,5 3,8 3,62
Perkolasi 0,03 0,04 0,03 0,04 0,03
Lampiran 6. Data hujan pada sawah desa Suka Beras Sekata
Minggu, 12 Agustus 2012
Waktu Volume Diameter
Tabung Luas Tabung (cm
2
) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
12.30 - 13.00 300 13 132,67 2,26
Selasa, 14 Agustus 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
16.00 - 16.20 690 13 132,67 5,20
Sabtu, 25 Agustus 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
16.15 - 16.45 245 13 132,67 1,85
Kamis, 30 Agustus 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
14.10 - 15.10 720 13 132,67 5,43
Senin, 3 September 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
13.55 - 14.10 100 13 132,67 0,75
Jum'at, 7 September 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
15.00 - 16.00 615 13 132,67 4,64
Sabtu, 8 September 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
49
Minggu, 23 September 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
15.10 - 16.30 735 13 132,67 5,54
Senin, 24 September 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
09.00 - 09.20 150 13 132,67 4,15
16.30 - 18.00 750
* Hujan Sampai jam 17.00 adalah 400 ml
Selasa, 25 September 2012
Waktu Volume
Diameter
Tabung Luas Tabung (cm2) Curah Hujan
(menit) (ml) (cm) L = πr2 (cm)
Lampiran 7. Mean Daily Percentage (P) Of Annual DaytimeHours For Different Latitudes
Lampiran 7. (lanjutan) Kc Values For Paddy Rice
Lat North Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
South Jul Aug Sept Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May June
60° .15 .20 .26 .32 .38 .41 .40 .34 .28 .22 .17 .13
Climate Little wind Strong wind
Growth stage (days) dry humid dry humid
51
Lampiran 8. Perhitungan nilai Evapotranspirasi
Latitude Tanjung Selamat 3. 40o 54" LU, Suhu rata-rata harian bulan Agustus dan September 28o C (BMKG), Dari tabel (lampiran 6) diperoleh nilai rata-rata harian persentase siang untuk bulan Agustus dan September adalah,
P = (0,27 + 0,27) / 2 Eto = p (0.46 T Mean + 8 )
= 0,27 = 0.27 ( 0.46 x 28,01 + 8 )
= 5.64 mm/hari
Etc= Kc x Eto (nilai Kc untuk padi diperoleh dari lampiran 6)
= 1,2 x 5.64 mm/hari
= 6,768 mm/hari
= 0,68 cm/hari
Lampiran 10. Pengukuran Laju Perkolasi
53
Lampiran 11. Tanaman padi daerah penelitian, alat penakar hujan dan saluran tersier
Gambar 2. Tanaman padi pada daerah penelitian