• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 12 MEDAN PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN NVESTIGASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 12 MEDAN PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN NVESTIGASI."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMPN 12 MEDAN PADA MATERI BANGUN RUANG

SISI LENGKUNG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN INVESTIGASI

Oleh :

Nur Nikmah Lubis 409111056

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ” Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 12 Medan Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD Dengan Pendekatan nvestigasi” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.Yasifati Hia, M.Si , sebagai dosen pembimbing skripsi dan juga sebagai Sekretaris Jurusan Matematika Unimed yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edi Surya, M.Si Ketua Jurusan Matematika Unimed, Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd, dan Bapak Dr. M. Manullang . M.pd, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis, ibu Nursani Pohan S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Ibu Zuraidah S.pd selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 12 Medan yang telah membantu selama penelitian.

(4)

v

Pacar saya Zaka Iskandar Pasaribu S.T, kakak ipar saya Susilawati Nst, Dian Eka Dewi Nst A.mk, Rika Indrianti dan keponakan yang saya sayangi Arya Firzatullah Lubis, Alia Resa Uzma Lubis, Fauzan Alfitrah Lubis, Callista Pelangi Lubis, Dirga Pratama Lubis yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat terbaik penulis Duty Anary Sitepu S.pd, Sri Rahmayani Harahap S.pd, Rodhina S.pd, Ria Maulina S.pd, kawan-kawan seperjuangan Nelly Juliani Sinaga, Ratu Natalia Perangin- angin, Eva, serta teman-teman di Keluarga Besar Matematika DIK B 2009 yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Desember 2015 Penulis,

(5)

iii

Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas IX SMPN 12 Medan Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Dalam

Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Pendekatan Investigasi

Nur Nikmah Lubis (NIM. 409111056)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan penalaran matematika siswa dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan investigasi investigasi pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX-8 SMP Negeri 12 Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 27 siswa kelas IX-8 SMP Negeri 12 Medan. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan investigasi pada materi bangun ruang sisi lengkung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes.

Berdasarkan hasil tes diagnostik awal diperoleh kemampuan penalaran matematika siswa masih sangat buruk. Hal ini tampak dari persentase siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek analogi sebesar 48% (sangat buruk), pada aspek generalisasi sebesar 33% (sangat buruk), pada aspek modus ponens sebesar 33% (sangat buruk), pada aspek modus tollens sebesar 26% (sangat buruk), pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 19% (sangat buruk), dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 7% (sangat buruk).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa pada setiap aspek penalaran matematika setelah siklus I dilaksanakan. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan investigasi menunjukkan persentase jumlah siswa yang menguasai kemampuan penalaran matematika pada aspek analogi sebesar 70,4% dengan kategori cukup, pada aspek generalisasi sebesar 551,8% dengan kategori buruk, pada aspek modus ponens sebesar 48,1% dengan kategori sangat buruk, pada aspek modus tollens sebesar 37% dengan kategori sangat buruk, pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 33,3% dengan kategori sangat buruk, dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 25,9% dengan kategori sangat buruk.

Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh peningkatan jumlah siswa yang menguasai aspek analogi sebesar 81,5% dengan kategori baik, pada aspek generalisasi sebesar 77,8% siswa dengan kategori cukup, pada aspek modus ponens sebesar 81,5% siswa dengan kategori baik, pada aspek modus tollens sebesar 74,2% siswa dengan kategori cukup, pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 74% siswa dengan kategori cukup, dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 66,6% siswa dengan kategori cukup.

Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru termasuk kategori cukup dengan nilai 73,72 dan meningkat menjadi kategori baik dengan nilai 83,09 pada siklus II.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pembelajaran Penalaran Matematika 7

2.1.2. Penalaran Matematika 10

2.1.2.1 Penalaran Induktif 11

2.1.2.1Penalaran Deduktif 13

(7)

vii

2.2. Penelitian yang Relevan 31

2.3. Kerangka Konseptual 31

2.4. Hipotesis Tindakan 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 34

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 34

3.2.1.Subjek Penelitian 34

3.2.2.Objek Penelitian 34

3.3. Jenis Penelitian 34

3.4. Definisi Operasional 35

3.5. Prosedur Penelitian 35

3.5.1 Perencanaan Tindakan 36

3.5.2 Pelaksanaan tindakan dan Observasi 38 3.5.3 Prosedur Analisis dan Interpretasi Data 38

3.5.4 Evaluasi 39

3.5.5 Refleksi 40

3.6 Indikator Kinerja 41

3.7 Kriteria Penilaian Kemampuan Penalaran 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian Siklus I 44

4.1.1. Permasalahan I 44

4.1.2. Pelaksanaan Tindakan I 46

4.1.3. Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematika I 48

4.1.4. Hasil Observasi I 54

4.1.5. Hasil Refleksi Siklus I 55

4.2. Hasil Penelitian Siklus II 56

4.2.1. Permasalahan II 56

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 57

(8)

viii

4.2.4. Hasil Observasi II 65

4.2.5. Hasil Refleksi Siklus II 65

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 66 4.3.1. Pembahasan Hasil Tes Penalaran Matematika 66

4.3.2. Pembahasan Hasil Observasi 70

4.3.3 Pembahasan Model Pembelajaran 73

4.4. Diskusi Hasil Penelitian 78

4.5 Temuan Penelitian 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 83

5.2. Saran 84

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran tipe STAD 16 Tabel 2.2 Langkah–langkah pembelajaran tipe STAD 22

dengan Investigasi

Tabel 3.1 Indikator Kinerja 41

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kemampuan Penalaran Matematika 42 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Observasi 43 Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Mampu Mengerjakan 46 Tes Diagnostik dengan benar

Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 48 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Analogi pada

TKP Matematika I

Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 49 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Generalisasi

pada TKP Matematika I

Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 50 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus Ponens

pada TKP Matematika I

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 51 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus Tollens

pada TKP Matematika I

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 52 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme dengan Prinsip

Persamaan pada TKP Matematika I

Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 53 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme dengan Prinsip

Perbedaan pada TKP Matematika I

Tabel 4,8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 59 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Analogi

(10)

xi

Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 60 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Generalisasi

pada TKP Matematika II

Tabel 4.10. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 61 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus ponens

pada TKP Matematika II

Tabel 4.11. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 62 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus Tollens

pada TKP Matematika II

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 63 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme

dengan Prinsip Persamaan pada TKP Matematika II

Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik 64 Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme

dengan Prinsip Perbedaan pada TKP Matematika II

Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Siswa yang Mengacu 66 Pada Pencapaian Indikator Keberhasilan

Setelah Pemberian Tindakan Siklus I

Tabel 4.15. Tingkat Kemampuan Siswa yang Mengacu 68 pada Pencapaian Indikator Keberhasilan

Setelah Pemberian Tindakan Siklus I

Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Siklus I 71 dan Siklus II

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gambar Tabung 24 Gambar 2.2. Gambar Tabung dan Rangkaiannya 24

Gambar 2.3. Gambar Kerucut 25

Gambar 2.4. Gambar Kerucut Dan Rangkaiannya 26

Gambar 2.5. Gambar Tabung Dan Kerucut 27

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I dan 87

II, Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III 96

Dan IV, Siklus II

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa I 104

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa II 109

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa III 113

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa IV 117

Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 122 Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 125 Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa III 128 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa IV 131

Lampiran 11 Kisi-kisi Tes Diagnostik 134

Lampiran 12 Tes Diagnostik 135

Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 138 Lampiran 14 Tabel Hasil Tes Diagnostik Untuk Setiap Aspek 147 Lampiran 15 Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran 148

Matematika I

Lampiran 16 Tes Kemampuan Penalaran Matematika I 149 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian dan Rubrik Penilaian 150

Tes Kemampuan Penalaran Matematika I

Lampiran 18 Hasil Kemampuan Penalaran Matematika I 154 Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran 155

Matematika II

Lampiran 20 Tes Kemampuan Penalaran Matematika II 156 Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian dan Rubrik Penilaian 157

Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika II

(13)

xiii

Penalaran Matematika I

Lampiran 24 Lembar Validasi Tes Kemampuan 165 Penalaran Matematika II

Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Guru I 168 Lampiran 26 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru I 176 Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Guru II 178 Lampiran 28 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru II 186 Lampiran 29 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I 188 Lampiran 30 Deskripsi Hasik Observasi Kegiatan Siswa I 192 Lampiran 31 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II 193 Lampiran 32 Deskripsi Hasik Observasi Kegiatan Siswa II 197

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan bidang studi yang wajib dipelajari oleh semua siswa SD, SMP, SMA, bahkan sampai semua program studi di Perguruan Tinggi. Setiap orang harus mempelajari matematika, karena matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola dan generalisasi hubungan, sarana untuk mengembangkan aktivitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Matematika menjadi penalaran wajib bagi setiap orang. Bahkan dapat pula dikatakan bahwa matematika merupakan induk segala ilmu pengetahuan, baik eksakta maupun non eksakta. Oleh karena besarnya peranan matematika dalam kehidupan manusia, maka tidak mengherankan kalau matematika selalu menjadi perhatian dan mendapat sorotan dari berbagai pihak, bahkan rendahnya prestasi matematika siswa telah menjadi masalah nasional yang perlu mendapat pemecahan yang segera dan seoptimal mungkin.

Sesuai dengan standar isi mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu menggunakan penalaran matematika. Ini menunjukkan pentingnya kemampuan penalaran matematika siswa SMP.

(15)

2

Depdiknas (dalam Shadiq, 2004:3) menyatakan bahwa “Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami melalui dan dilatihkan melalui belajar materi matematika”. Pola berpikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Kemampuan bernalar tidak hanya dibutuhkan siswa ketika mereka belajar matematika maupun mata pelajaran lainnya, namun sangat dibutuhkan setiap manusia di saat memecahkan masalah ataupun di saat menentukan keputusan. Kemampuan penalaran siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menentukan hubungan-hubungan di antara beberapa pernyataan dan menarik suatu kesimpulan yang benar dari beberapa pernyataan tersebut. Namun kenyataannya, siswa belum bisa menentukan hubungan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan lainnya sehingga ketika diminta menentukan kesimpulan dari beberapa pernyataan mereka tidak mampu.

Berdasarkan hasil survei yang peneliti lakukan terhadap guru Matematika kelas IX pada januari 2014 bahwa dalam proses belajar mengajar di sekolah tersebut model pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan RPP, langkah–langkah penggunaan model belum sesuai dengan yang direncanakan, model pembelajaran dilaksanakan belum sistematis, pembelajaran difokuskan kepada siswa.

(16)

3

Dari hasil tes diagnostik yang peneliti lakukan kepada siswa kelas IX SMP Negeri 12 Medan berjumlah 27 siswa ditemukan beberapa masalah, peneliti mendapatkan 100% belum mampu menyelesaikan soal tes diagnostik tersebut dengan benar, dengan rincian siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan kesamaan dua fakta (aspek analogi) 48%, siswa yang mampu membuat kesimpulan umum dari beberapa pernyataan (aspek generalisasi) 33%, siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek modus ponens 33%, siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek modus tollens 26%, siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek silogisme dengan prinsip persamaan19%, siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek silogisme dengan prinsip perbedaan 7%, Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan pada aspek-aspek penalaran matematika siswa kelas IX tersebut.

Rendahnya penalaran siswa tersebut dilatarbelakangi oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih menggunakan pembelajaran yang bersifat teacher oriented. Pada prosesnya guru menerangkan materi dengan metode

ceramah, siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Sumber utama pada proses ini adalah penjelasan guru. Selain itu, rendahnya penalaran siswa juga dapat diakibatkan oleh model pembelajaran yang monoton. Pada model pembelajaran umumnya guru-guru mengajarkan sebagian besar bahan dan materi dengan cara yang sama yang berdampak kepada kesulitan belajar siswa. Sebab kesulitan belajar siswa tidak selamanya disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi bisa disebabkan karena penggunaan model belajar yang tidak sesuai. Pemilihan model tidak boleh asal pilih, sesuaikan model mana yang cocok untuk setiap materi.

(17)

4

orang anggota yang saling membantu satu sama lain dan merupakan campuran tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan suku . Model pembelajaran ini pada hakikatnya adalah menggali dan mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman materi melalui kerja sama kelompok dan ini sangat baik untuk diterapkan pada mata pelajaran yang sulit dipahami siswa salah satunya adalah mata pelajaran matematika..

Sehingga kooperatif tipe STAD dapat dijadikan model alternatif untuk mengangtifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, saling berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar menukar informasi dan memecahkan masalah, sehingga tidak ada siswa yang pasif dalam menyelesaikan masalah pelajaran, untuk menuntaskan materi pelajarannya. Selain itu perhatian dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar matematika yang masih kurang, Diperlukan pendekatan yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa.

Pendekatan investigasi merupakan suatu pendekatan yang berpusat pada siswa. Dalam pendekatan ini, Setiawan (2006: 7) menyatakan bahwa:

Dalam investigasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Dengan demikian investigasi merupakan pendekatan yang sangat berguna dalam pembelajaran matematika.

Oleh karena itu, dengan pendekatan investigasi selain siswa belajar matematika, mereka juga mendapatkan pengertian yang lebih bermakna tentang penggunaan matematika tersebut di berbagai bidang.

Dalam standar pembelajaran yang dikembangkan oleh NCTM (dalam Lidinillah, 2009: 14) dinyatakan bahwa “Investigasi matematika dianggap sebagai salah satu bentuk atau bagian dari pemecahan masalah serta untuk

mengembangkan kemampuan penalaran matematis siswa”. Ini menunjukkan

bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan investigasi tepat untuk

(18)

5

Bangun ruang sisi lengkung merupakan salah satu pokok bahasan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas IX, Dalam mempelajari bangun ruang sisi lengkung siswa tidak hanya dituntut mampu berhitung, tetapi juga dituntut mampu bernalar dan menggunakan penalarannya untuk menarik sebuah kesimpulan atau konsep.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMPN 12 Medan dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model

Pembelaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Investigasi”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tidak sesuai dengan materi pelajaran.

2. Pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar tidak sesuai dengan materi sehingga perhatian dan keaktifan siswa masih kurang.

3. Rendahnya kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika.

1.3 Batasan Masalah

(19)

6

1.4 Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apakah, melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Investigasi dapat Meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas IX SMPN 12 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui, apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Pendekatan Investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas IX SMPN 12 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan investigasi.

b. Bagi Guru, memperoleh suatu model dan pendekatan yang lebih tepat dalam meningkatkan kemampuan penalaran

(20)

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, pada siklus I kemampuan penalaran siswa dikatagorikan sangat buruk dikarenakan guru masih memberikan rancanagan model pembelajaran dengan mengadakan bimbingan secara individu, sementara pada siklus II kemampuan penalaran siswa sudah mencapai indikator, dikarenakan guru memberikan penambahan-penambahan dalam rancangan pembelajaran dengan mengadakan bimbingan secara klasikal (menyeluruh).

2. Kemampuan penalaran siswa yang diajarakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan investigasi meningkat dilihat dari hasil tes kemampuan penalaran siswa pada setiap aspek di siklus I tetapi belum mencapai indikator keberhasilan. Dan pada setiap aspek di Siklus II kemampuan penalaran siswa meningkat dilihat dari hasil tes kemampuan penalaran dan sudah mencapai indikator keberhasilan. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut sudah memenuhi kriteria ketuntasan karena siswa yang mengikuti tes kemampuan penalaran sudah mencapai indikator keberhasilan.

(21)

85

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpualan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Negeri 12 Medan, dapat menerapakan model yang berpusat pada siswa, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan investigasi. 2. Kepada siswa SMP Negeri 12 Medan disarankan lebih berani dan aktif saat

berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusi-solusi permasalahan dan berani untuk mengugkapkan ide-ide secara terbuka.

(22)

86

DAFTAR PUSTAKA

Darhim, (Tanpa tahun), Teori Belajar Matematika (Bahan PLPG) (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19550303 1980021-DARHIM/Makalah_Artikel/PLPG(TeoriBelajar).pdf)

(diakses April 2014)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2009. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan.

Herdian, (2010), Kemampuan Penalaran Matematis (http://herdy07.wordpress .com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-matematis/) (diakses Januari 2014)

Hudojo. Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang.

Isjoni, (2011), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung

Lidinillah, Dindin Abdul Muiz, (2009), Paradigma Pembelajaran Matematika

Dengan Pendekatan Investigatif: Sebuah Kerangkat Teoritis

(http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_ MUIZ_ LIDINILLAH _(KD- TASIKMALAYA) (diakses April 2014) Mundiri, (2012), Logika, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Riyanto, Yatim, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana, Jakarta

Setiawan (Eds.), (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi, Depdiknas PPPG Matematika Yogyakarta,

(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Pendekatan_investigasi.pdf

) (diakses Mei 2014)

Shadiq, Fajar, (2004), Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi, Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta, 6 – 19 Agustus 2004. Shadiq, Fadjar, (2009), Kemahiran Matematika, Departemen Pendidikan Nasional

(23)

87

Shadiq, Fadjar, dan Nur Amini Mustajab (Ed), (2011), Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika di SD, PPPPTK Matematika, Yogyakarta

Shadiq. Fadjar, (2013), Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa Penting?(http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/ArtikelMatematika/Pena laran dengananalogi_fadjarshadiq.pdf) (diakses April 2014)

Siahaan, S, dkk, 2010, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Yang Berorientasi Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Matematika Diskrit II, Unimed, Medan

Slavin. 1895. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media

Soekadijo, R.G, (1988), LOGIKA DASAR Tradisional, Simbolik, dan Induktif. PT Gramedia, Jakarta

Wardhani, S, (2010), Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika Di SMP/MTs, PPPPTK Matematika, Yogyakarta

(24)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 4.9      Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik
Gambar 2.1. Gambar Tabung                                                                24

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Cara mengatur jarak spasi di ms word - Memberikan spasi pada artikel yang ditulis di ms word bertujuan untuk memberikan jarak antara baris per baris dari setiap paragraf atau

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam

Fenomena yang terjadi saat ini adalah jual beli atau pengalihan fung- si harta benda wakaf yang dikarena- kan sudah tidak dapat difungsikan lagi secara

Untuk siklus ini, kegiatan belajar mengajar dengan metode Jigsaw sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana, meski peran guru masih cukup dominan untuk memberikan

Berdasarkan latar balakang dan identifikasi masalah, permasalahan dalam penelitian secara umum adalah “ Bagaimana mengembangkan alat asessmen untuk melihat kemampuan

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai