skripsi
Judul:
SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535
Diajukan Oleh:
070821005
HOTMAIDA SITOHANG
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lembar Persetujuan Judul:
SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535
Diajukan oleh:
Nama : Hotmaida Sitohang NIM : 070821005
Departemen : Fisika
Disetujui oleh: Dosen Pembimbing I
NIP. 130 535 871 Drs. Luhut Sihombing, MS
Dosen Pembimbing II
NIP. 131 918 183 Ahmad Hidayat, ST
Disahkan Oleh Ketua Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
NIP 130 810 771
PERNYATAAN
SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 17 November 2009
HOTMAIDA SITOHANG
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan cinta kasih dan limpah karunia-Nya sehingga penyelesaian tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Luhut Sihombing, MS selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ahmad Hidayat, ST selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membimbing penulis dalam penyelesaian tugas akhir dan penulisan laporannya. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, Bapak Drs. Bisman P, M.Eng.Sc, serta Bapak Drs Kurnia Brahmana M.Si selaku dosen penguji yang memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga diajukan kepada Bapak Prof. Dr.Eddy Marlianto, M.Sc selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku Ketua Departemen Fisika FMIPA USU, dan seluruh staf pegawai di FMIPA USU. Ucapan terima kasih buat rekan-rekan (Kak Martha, Rakimen, Andika, Ardinal, Susiana, Fitri, Marina, Imelda, Lela, kak Riris, kak Udur, Ulis, Roliz, Amoy, Eva dan rekan yang lainnya) yang telah banyak memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Ucapan terima kasih penulis yang sangat special buat Ibunda tersayang, Kakak Tio dan Abang Tio, adik Lina dan Icha, keponakan Tio Alpha Roni tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan baik secara moril maupun materi.
Penulis sadari banyak kekuranagn dalam penulisan dan penusunan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
Medan, Januari 2010
Penulis,
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Tujuan Penelitian 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
1.5 Sistematika Penulisan 2
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori 4
2.2 Mikrokontroler Atmega8535 4
2.2.1 Arsitektur ATMega8535 5
2.2.2 Fitur ATMega8535 6
2.2.3 Konfigurasi PIN ATMega8535 6
2.3 SHT11 Module 8
2.3.1 Konversi Keluaran Sensor 8
2.3.2 Prinsip Kerja Sensor 10
2.4 Komunikasi Serial 12
2.4.1 Karakteristik Sinyal Port Serial 13
2.4.2 Port Komunikasi Serial 14
2.4.3 Flow Control 18
2.4.3 Koneksi Ke RS232 Port 20
2.5 Modul LCD 22
2.5.1 Konfigurasi Pin LCD 23
2.5.2 Posisi Kursor 27
2.6 Modul TLP dan RLP 28
a. Modul Pemancar RF 29
b. Modul Penerima RF 29
2.7.1 Instruksi ATMega8535 30
2.7.1.1 Karakter dalam Bascom 30
2.7.1.2 Tipe Data 31
2.7.1.3 Variabel 31
2.7.1.4 Alias 32
2.7.1.5 Konstanta 32
2.7.1.6 Array 33
2.7.1.7 Operasi dalam Bascom 34
2.8 Pengaksesan Port Serial pada VB 35
2.8.1 Pengaksesan melalui Register USART 35
BAB 3 RANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Perangkat Keras 37
3.1.1 Diagram Blok Rangkaian 37
3.1.2 Rangkaian Sistem Mikrokontroler ATMega8535 38
3.1.3 Sistem Komunikasi 39
3.1.4 Sistem Sensor 41
3.1.5 Rangkaian komunikasi Serial 42
3.1.6 Rangkaian Powr Supply 43
3.1.7 Rangkaian LCD 44
3.2 Perancangan Perangkat Lunak 45
4.2.1 Diagram Alir Program 45
BAB 4 PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN SISTEM
4.1 Pengujian Sistem Mikrokontroler ATMega8535 47
4.2 Pengujian Power Supply 48
4.3 Pengujian Rangkaian LCD 49
4.4 Pengujian Perangkat Lunak 50
4.4.1 Pengujian kehandalan Sistem keseluruhan 50 4.4.2 Perbandingan Data antara Sistem dengan Termometer Analog52 4.4.3 Akurasi data antara Baudrate dengan suhu LCD dan PC 52 4.4.4 Akurasi data antara Baudrate dengan kelembaban LCD 52 4.4.5 Akurasi data antara Jarak dengan suhu LCD dan PC 52 4.4.6 Akurasi data antara Jarak dengan Kelembaban LCD dan PC 53
4.4.8 Metode Pengujian 53
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 54
5.2 Saran 54
DAFTAR PUSTAKA 55
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Konstanta konversi pengukuran RH 9
Tabel 2.2 Konstanta Konversi Pengukuran temperature 10
Tabel 2.3 Konfigurasi pin SHT11 11
Tabel 2.4 Fungsi Susunan Konektor DB9 15
Table 2.5 Konfigurasi Pin dan nama Sinyal konektor DB9 15
Tabel 2.6 Nama-nama register 17
Tabel 2.7 Angka Pembagi 17
Tabel 2.8 Susunan kaki Modul TLP dan RLP 29
Tabel 2.9 Karakter Spesial 30
Tabel 2.10 Tipe data BASCOM 31
Tabel 2.11 Operator Relasi 34
Tabel 2.12 Alamat dan lokasi bit pada register USART 35
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional ATMega853 5
Gambar 2.2 Pin ATMega8535 7
Gambar 2.3 SHT11 Module 8
Gambar 2.4 Grafik Hubungan Kelembaban terhadap Keluaran Digital 9
Gambar 2.5 Diagram Blok SHT11 10
Gambar 2.6 Skema Pengambilan Data SHT11 11
Gambar 2.7 Grafik Akurasi RH dan Temperatur pada berbagai tipe 12
Gambar 2.8 Level Tegangan RS232 14
Gambar 2.9 Port DB9 jantan 14
Gambar 2.10 Port DB9 betina 14
Gambar 2. 11 Susunan Pin Konektor DB9 14
Gambar 2.12 Tampilan HyperTerminal 19
Gambar 2.13 Pemilihan Port Serial 19
Gambar 2.14 Pengaturan Port Serial 20
Gambar 2.15 Diagram Pengkabelan Konfigurasi Null Modem 21
Gambar 2.16 Pengkabelan pada Konfigurasi Loopback Plud 21
Gambar 2.17 IC MAX232 22
Gambar 2.18 Modul LCD karakter 2x16 23
Gambar 2.19 Peta Memori LCD 27
Gambar 2.20 Bentuk Fisik Modul RF Tampak Depan 29
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 37
Gambar 3.2 Rangkaian Skematik ATMega8535 39
Gambar 3.3 Rangkaian skematik pemancar 40
Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Penerima 41
Gambar 3.6 Rangkaian Skematik Konverter 42
Gambar 3.7 Rangkaian Skematik PSA 43
Gambar 3.8 Rangkaian Skematik LCD 44
Gambar 3.9 Flowchart Stasiun Pemancar 45
Gambar 3.10 Flowchart Stasiun Penerima 46
Gambar 4.1 Rangkaian Power supply 48
Gambar 4.2. Keluaran Trafo 12 Volt 48
Gambar 4.3. Keluaran Dioda 12 Volt 48
Gambar 4.4. Keluaran 5 Volt 49
Gambar 4.5 Tampilan hasil dari LCD (Liquid Crystal Display) 49
Gambar 4.6 Tampilan saat sistem melakukan pengukuran 50
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan informasi yang cepat sangat
dibutuhkan diberbagai bidang, baik dalam bidang perindustrian, bidang pertanian,
maupun pada stasiun meteorologi sehingga dapat menunjang kinerja bidang-bidang
tersebut. Salah satu diantaranya adalah informasi tentang cuaca yang meliputi suhu
dan kelembaban pada suatu lingkungan. Namun demikian, keadaan geografis dan
jarak seringkali dapat menghambat dalam memperoleh informasi tersebut. Oleh
karena itu, sangat diperlukan suatu sistem yang dapat mengetahui parameter cuaca
bagaimanapun keadaan geografis dan letak tempuhnya.
Dengan demikian, dibuatlah suatu perancangan Sistem Telemetri Suhu dan
Kelembaban. Dimana sistem ini mempunyai kemampuan untuk memantau cuaca
(suhu dan kelembaban) dan melakukan pengukuran dari tempat yang berjauhan.
Sehingga dengan sistem ini diharapkan dapat mengurangi hambatan untuk
mendapatkan informasi tentang cuaca (suhu dan kelembaban).
Dalam perancangan ini, digunakan sebuah mikrokontroler ATMega8535 yang
merupakan otak dari sistem telemetri cuaca tersebut. Hasil pengukuran yang
merupakan data suhu dan kelembaban secara digital akan ditampilkan dan disimpan
pada PC (Personal Computer) dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual
Basic 6.0.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk merancang suatu sistem telemetri
suhu dan kelembaban menggunakan Mikrokontroler ATMega8535, sehingga hasil
dari pengukuran akan ditampilkan dan disimpan pada PC (Personal Computer).
1.3 Batasan Masalah
Dalam perencanaan penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah sebagai berikut:
1. Informasi hasil pengukuran berupa data suhu dan kelembaban.
2. Alat ini dapat mengukur jarak hingga 100 meter.
3. Alat ini hanya menggunakan kecepatan pengiriman data (baudrate) 1200 bps dan
2400 bps.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Alat ini dapat digunakan untuk memantau keadaan suhu dan kelembaban pada
daerah-daerah terpencil
2. Alat ini dapat dimanfaatkan oleh bidang perindustrian, pertanian maupun pada
stasiun meteorologi.
3. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur ruangan.
1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, batasan masalah, tujuan pengambilan judul, dan sistematika
penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Landasan teori dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan
dalam melakukan pengukuran, dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung lain,
serta bahasa program yang digunakan.
BAB 3 RANCANGAN SISTEM
Analisa rangkaian dan sistem kerja, dalam bab ini dibahas tentang sistem kerja
per-blok diagram.
Pembahasan rangkaian dan program yang dijalankan serta pengujian rangkaian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang
dilakukan dari laporan proyek ini serta saran, apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih
efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
Telemetri suhu dan kelembaban memberikan kemudahan dalam melakukan
pengukuran jarak jauh dengan pemantauan dari tempat yang aman dan
memungkinkan. Pengiriman informasi pada sistem telemetri ini dilakukan secara
wireless menggunakan gelombang radio.
2.2 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler adalah pusat kerja dari suatu sistem elektronika seperti halnya
mikroprosesor sebagai otak komputer. Adapun nilai plus bagi mikrokontroler adalah
terdapatnya memori dan port input/output dalam suatu kemasan IC yang kompak.
Kemampuannya yang programmable, fitur yang lengkap seperti ADC internal,
EEPROM internal, port I/O, komunikasi serial. Juga harga yang terjangkau
memungkinkan mikrokontroler digunakan pada berbagai sistem elektronik, seperti
pada robot, automasi industri, sistem alarm, peralatan telekomunikasi, hingga sistem
keamanan. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dalam 1 (satu) siklus
clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Hal ini
terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda.
AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri
MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum,
AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang
membeda-bedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hamper sama. Piranti
dapat diprogram secara in-system programming (ISP) dan dapat diprogram
2.2.1 Arsitektur ATMega8535
Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional ATMega853
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian
sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D
2. ADC 10 bit sebanyak 10 saluran.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10.EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.
11.Antarmuka komparator analog.
12.Port USART untuk komunikasi serial.
2.2.2 Fitur ATMega8535
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
2. kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Port komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Mode Sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik.
2.2.3 Konfigurasi Pin ATMega8535
Konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin
ATMega8535, sebagai berikut:
1. VCC merupakan PIN yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
2. GND merupakan Pin Ground
3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC. Setiap pinnya
menyediakan internal pull up resistor yang dapat diatur per bit. Outputnya
dapat menyalakan LED secara langsung.
4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus
yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI
5. Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi
khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator
6. Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu
komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
9. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC
10.AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC
2.3 SHT11 Module
SHT11 Module merupakan modul sensor suhu dan kelembaban relatif yang berbasis
sensor SHT11 dari Sensirion. Modul ini dapat digunakan sebagai alat pengindra suhu
dan kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban ruangan maupun
aplikasi pemantau suhu dan kelembaban relatif ruangan.
Spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai berikut:
1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11.
2. Mengukur suhu dari -400C hingga +123,80C, atau dari -400F hingga
3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga ±0,50C pada suhu
250C dan ketepatan (akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga
±3,5%RH .
4. Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire, bukan I2C.
5. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan rangkaian pencegah kondisi sensor
lock-up.
6. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah30 µW.
7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6" sehingga memudahkan
pemasangannya.
Gambar 2.3 SHT11
2.3.1 Konversi Keluaran Sensor
Sensor yang digunakan dalam sistem kelembaban dan temperatur adalah sebuah single
chip multisensor yang berfungsi sebagai sensor kelembaban dan temperature yang
telah terkalibrasi sempurna. Sistem berdasarkan prinsip kelembaban kapasitif dan
semikonduktor. Gambar 2.4 adalah data digital yang dikeluarkan oleh sensor terhadap
nilai kelembaban.
Akibat dari kompensasi ketidaklinieran nilai data keluaran terhadap
kelembaban serta untuk mendapatkan ketelitian yang akurat, maka untuk
mengkonversi data keluaran yang merupakan data digital haruslah mengikuti
persamaan sebagai berikut:
RHlinear = C1 + C2 x SORH + C3 x SORH² (2.1)
Dengan nilai C1, C2 dan C3 pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Konstanta konversi untuk Pengukuran RH
Untuk mendapatkan nilai fisik suhu terhadap nilai keluaran sensor mengikuti
persamaan (2.2)
Temperatur = d1 + d2 x SOT (2.2)
Ket: d1, d2 : konstanta konversi nilai temperature
SOT : Data keluaran digital sensor SHT11
Nilai d1, d2 dipengaruhi tegangan power sensor yang digunakan dan jumlah bit yang
dikeluarkan oleh sensor. Nilai d1, d2 didapatkan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Konstanta Konversi Pengukuran Temperatur
SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi
modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital. Dibagian dalamnya
terdapat kapasitas polimer sebagai eleman untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah
pita regangan yang digunakan sebagai sensor temperatur. Output kedua sensor
digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu
chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu
respon yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi pada ruangan denagn kelembaban yang teliti
menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah
diprogramkan kedalam OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan untuk
mengaklibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran.
Gambar 2.5 Diagram Blok SHT11
Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah
SHT11 dengan sumber tegangan 5 Volt dan komunikasi bidirectonal 2-wire. Sistem
sensor ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan
pembacaan data. Pengambilan data untuk masing-masing pengukuran dilakukan
dengan memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler. Kaki serial Data
yang terhubung dengan mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada pin
Data SHT11 “00000101” untuk mengukur kelembaban relatif dan “00000011” untuk
pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan
temperatur pada pin Data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan
mikrokontroler agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog to
Digital Converter) di dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah terkonversi
data pada mikrokontroler. Skema pengambilan data SHT11 dapat dilihat pada gambar
2.6 berikut ini.
Gambar 2.6 Skema Pengambilan Data SHT11
Tabel 2.3 Konfigurasi pin SHT11
Pin Name Comment
1 GND Ground
2 DATA Serial data bidirectional
3 SCK Serial clock input
4 VDD Supply 2.4-5.5V
Suhu Sebenarnya
Kelembaban Relatifnya
Gambar 2.7 Grafik Akurasi RH dan Temperatur pada berbagai tipe
Gambar di atas menampilkan kinerja dari sensor SHT11, yaitu grafik
perbandingan akurasi RH dan Temperatur pada berbagai tipe jenis sensor. Pada sensor
SHT11 terlihat pada grafik akurasi. Temperatur untuk suhu yang diukur dari 0 - 500C,
maka ralat pada sensor sebesar ±10C. Untuk suhu dari -10 – 600C, maka ralat pada
sensor sebesar 1,40C. Dengan demikian dari grafik didapat suhu maksimal sebesar
20,50C. Sedangkan pada grafik akurasi RH, besar kelembaban yang diukur dari 20 –
80%RH, ralat pada sensor sebesar ±5%RH. Dari berbagai tipe sensor pada grafik
diatas terlihat hasil yang lebih baik dapat diperoleh jika menggunakan sensor SHT11
dengan resolusi dan kualitas yang lebih baik.
2.4 Komunikasi Serial
Pada PC / laptop standar, biasanya terdapat sebuah port untuk komunikasi serial. Pada
prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per
bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer
yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa contoh
penerapan komunikasi serial ialah mouse, scanner dan sistem akuisisi data yang
terhubung ke port serial COM1/COM2.
Dikenal 2 cara komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi data serial
sinkron dan komunikasi data serial asinkron. Pada komunikasi data serial sinkron,
clock dikirimkan bersama-sama dengan data serial tetapi clock tersebut dibangkitkan
sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim maupun pada sisi penerima. Sedangkan
komunikasi data serial asinkron. Tidak diperlukan clock karena data dikirimkan
dengan kecepatan tertentu. Baik pada pegirim maupun penerima.
Kecepatan pengiriman (baudrate) dapat dipilih bebas dalam rentang tertentu.
Baudrate yang umum dipakai adalah 300, 600, 1200, 2400, 9600, dsb (bit/detik).
Dalam komunikasi data serial, baudrate dari kedua alat yang berhubungan harus diatur
pada kecepatan yang sama. Selanjutnya, harus ditentukan panjang data (6, 7, atau 8
2.4.1 Karakteristik Sinyal Port Serial
Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah Standar RS232 yang
dikembangkan oleh Electronic Industri Association and The telecommunication
Industry Association (EIA/TIA) yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.Ini
terjadi jauh sebelum IC TTL populer sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama
sekali dengan level tegangan IC TTL. Standar ini hanya menyangkut komunikasi
antara (Data Terminal Equipment – DTE) dengan alat – alat pelengkap komputer
(Data Circuit Terminating Equipment – DCE).
Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai
berikut:
1. Logika ‘1’ disebut “Mark” terletak antara -3 Volt sampai -25 Volt
2. Logika ‘0’ disebut “Space” terletak antara +3 Volt sampai +25 Volt.
3. Daerah tegangan antara -3 Volt sampai +3 Volt adalah invalid level, yaitu
tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari.
Demikian juga level tegangan dibawah -25 Volt dan diatas +25 Volt juga harus
dihindari karena bisa merusak line driver pada saluran RS232
Gambar dibawah adalah contoh level tegangan RS232 pada pengiriman huruf
“A” dalam format ASCII tanpa bit paritas.
Gambar 2.8 Level Tegangan RS232 pada pengiriman huruf “A” Tanpa Bit Paritas.
2.4.2 Port Komunikasi Serial
Komunikasi serial membutuhkan port sebagai saluran data. Berikut tampil port serial
Gambar 2.9 Port DB9 jantan
Gambar 2.10 Port DB9 betina
Untuk menghubungkan antara 2 buah PC, biasanya digunakan format null
mode, dimana pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangan, pin Sinyal ground (5)
dihubungkan dengan SG di pasangan, dan masing masing pin DTR, DSR dan CD
dihubung singkat, dan pin RTS dan CTS dihubung singkat di setiap devais.
Gambar 2.11 Susunan Pin Konektor DB9
Berikut ini adalah tabel Fungsi Susunan Pin Konektor DB9 :
Tabel 2.4 Fungsi Susunan Konektor DB9
Pin Nama Signal Fungsi
1 DCD Data Carrier Detect, sinyal yang menyatakan bahwa
modem telah menerima sinyal carrier valid dari
modem lain.
3 TXD Sinyal data dari PC ke modem (Pengiriman).
4 DTR Data Terminal Ready, sinyal kendali dari PC ke
modem, untuk mengaktifkan modem.
5 GND Sinyal Ground
6 DSR Data Set Ready, sinyal kendali dari modem ke PC
yang menyatkan bahwa modem siap mengirim atau
menerima data.
7 RTS Request To Send, sinyal kendali dari PC yang
menandakan bahwa PC siap menerima data
8 CTS Clear To Send, sinyal kendali dari modem yang
menandakan bahwa modem siap menerima data.
9 RI Ring Indicator, sinyal kendali ke PC, tanda bahwa
saluran telepon berdering.
Tabel 2.5 Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9
Keterangan mengenai fungsi saluran RS232 pada konektor DB-9 adalah
sebagai berikut:
1. Received Line Signal Detect, dengan salauran ini DCE memebritahukan ke
DTE bahwa terminal masukan ada data masuk.
2. Received Data, digunakan DTE menerima data dari DCE
4. Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan
terminalnya.
5. Signal Ground, saluran grund.
6. Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah
stasiun menghendaki hubungan dengannya.
7. Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh
mulai mengirim data.
8. Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.
9. DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah
siap.
Untuk dapat menggunakan port serial harus diketahui dahulu alamat dari port
serial tersebut. Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan COM2.
Base Address COM1 biasanya 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h). Alamat
tersebut adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung komputer yang
digunakan.Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat menyimpan alamat
tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk COM1 dan 0000.0402h untuk COM2.
Setelah diketahui base addressnya, maka kita dapat menentukan alamat
register-register yang digunakan untuk komunikasi port serial ini. Berikut adalah tabel
register-register yang digunakan beserta alamatnya.
Tabel 2.6 Nama – nama Register
Keterangan mengenai fungsi-fungsi register-register tersebut, adalah sebagai
berikut:
2. TX Buffer, digunakan untuk menampung dan menyimpan data yang akan
dikirim ke port serial.
3. Baudrate Divisor Latch LSB, digunakan untuk menampung byte bobot
rendah untuk pembagi clock pada IC USART agar didapat baudrate yang
tepat.
4. Baudrate Divisor Latch MSB, digunakan untuk menampung byte bobot
rendah untuk pembagi clock pada IC USART sehingga total angka
pembagi adalah 4 byte yang dapat dipilih dari 0001h sampai FFFFh.
[image:30.595.209.423.312.411.2]Berikut adalah tabel angka pembagi yang sering digunakan :
Tabel 2.7 Angka Pembagi
2.4.3 Kontrol Aliran (Flow Control)
Jika kecepaan pengiriman (baudrate) data dari DTE ke DCE (misal dari komputer ke
modem) lebih cepat dari pada transfer data dari DCE ke DTE (modem ke modem)
maka cepat atau lambat kehilangan data akan terjadi karena buffer pada DCE akan
mengalami overflow. Untuk itu diperlukan sistem flow control untuk mengatasi
masalah tersebut. Ada 2 macam kontrol aliran (flow control) yaitu secara hardware
dan secara software.
Kontrol aliran (flow control) secara software atau yang sering disebut dengan
Xon (karakter ASCII 17) dan Xoff (karakter ASCII 19). DCE akan mengirimkan Xoff
ke komputer untuk memberitahukan agar komputer menghentikan pengiriman data
jika buffer pada DCE telah penuh. Jika buffer telah kembali siap menerima data DCE
akan mengirimkan karakter Xon ke komputer dan komputer akan melanjutkan
pengiriman data sampai data terkirim semua. Keuntungan kontrol aliran (flow control)
Kontrol aliran (flow control) secara hardware atau sering disebut dengan
RTS/CTS menggunakan dua kabel untuk melakukan pengontrolan. Komputer akan
menset saluran Request to Send (RTS) jika akan mengirimkan data ke DCE. Jika
buffer di DE siap menerima data, maka DCE akan membalas dengan menset saluran
Clear to Send dan komputer akan mulai mengirimkan data. Jika buffer telah penuh,
maka saluran akan direset dan komputer akan menghentikan pengiriman data sampai
saluran diset kembali.
Untuk mengirim dan menerima data dari port serial, diperlukan program
(software) yang bisa dibuat dengan Delphi atau Visual Basic misalnya, atau bisa juga
menggunakan HyperTerminal yang merupakan program bawaan Windows. Tampilan
[image:31.595.211.421.507.688.2]HyperTerminal dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 2.12 Tampilan HyperTerminal
Gambar 2.13 Pemilihan Port Serial
Masukkan nama koneksi lalu tekan OK, maka akan muncul kotak dialog untuk
komputer yang digunakan) dan tekan tombol OK. Kemudian akan muncul kotak
dialog COM1 Properties (Gambar 2.9) yang berfungsi mengatur baudrate, jumlah bit
data, bit stop dan kontrol aliran (Flow Control). Baudrate 2400 bps, bit data dan bit
paritas None, bit stop 1 dan Flow Control None. Setelah itu HyperTerminal siap
[image:32.595.215.415.184.361.2]digunakan.
Gambar 2.14 Pengaturan Port Serial
2.4.4 Koneksi Ke RS232 Port
Selain sinyal data, terdapat sinyal – sinyal protokol komunikasi serial pada komputer
dan dihubungkan keluar melalui konektor male DB9 (komputer baru) dan DB25
(komput er lama), nama sinyal – sinyal tersebut adalah:
• RD, Receive Data (RXD).
• TD, Transmit Data
• SG, Signal Ground
• DTR, Data Terminal Ready
• DSR, Data Set Ready
• CD, Carrier Detect
• RTS, Request To Send
• CTS, Clear To Send.
Konfigurasi Null Modem digunakan untuk menghubungkan dua DTE, dengan
diagram perkabelan dapat dilihat pada gambar 2.15. Dalam hal ini hanya
bagaimana membuat komputer agar mengira dia berkomunikasi dengan modem DCE
[image:33.595.270.364.466.567.2]bukan dengan komputer lainnya.
Gambar 2.15 Diagram Pengkabelan Konfigurasi Null Modem
Pada gambar di atas terlihat bahwa kaki DTR (Data Terminal Ready)
dihubungkan ke DSR (Data Set Ready) dan juga ke CD (Carrier Detect) pada
masing-masing komputer, sehingga pada saat sinyal DTR diaktifkan maka sinyal DSR dan
CD juga ikut aktif (konsep Modem Semu atau Virtual Modem). Karena komputer
dalam hal ini melakukan pengiriman data dengan kecepatan yang sama, maka kontrol
aliran (flow kontrol) belum dibutuhkan sehigga RTS (Request To Sent) pada
masing-masing komputer saling dihubungkan. Sedangkan untuk pengujian port serial bisa
digunakan konfigurasi Loopback sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.16 berikut.
Gambar 2.16 Pengkabelan pada Konfigurasi Loopback Plud
Konvertor level untuk saat ini tersedia dalam bentuk IC, contoh adalah ICL232
Gambar 2.17 IC MAX232
2.5 Modul LCD (Liquid Crystal Display)
LCD yang digunakan adalah jenis LCD M1632, yang merupakan modul LCD dengan
tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi
dengan desain mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD.
Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD
memiliki CGROM, CGRAM, dan DDRAM. Berikut bagian-bagian dari LCD M1632.
1. DDRAM (Display data Random Accsee Memory) merupakan memori tempat
karakter yang ditampilkan berada. Contoh untuk karakter ‘L’ atau 4CH yang
ditulis pada alamat 00, karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan
kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis pada alamat 40,
maka karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LCD.
2. CDRAM (Character Generator Random Acces Memory) merupakan memori
untuk mengga,barkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat
diubah-ubah sesuai keinginan. Namun, memori akan hilang saat power supply
tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.
3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut sudah
ditentukan secara permanent dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat
mengubahnya lagi. Namun, oleh karena ROM bersifat permanent, pola
karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power supply tidak aktif.
Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan mikrokontroler, perlu
[image:35.595.238.395.120.200.2]diketahui fungsi dari setiap kaki pada LCD.
Gambar 2.18 Modul LCD karakter 2x16
Dari gambar diatas dapat dijelasakan fungsi dari setiap kaki pada LCD,
sebagai berikut:
1. Kaki 1 (GND)
Kaki ini dihubungkan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan
untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul M1632 keluaran
hitachi, kaki ini adalah VCC)
2. Kaki 2 (VCC)
Kaki ini dihubungkan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD
(khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND)
3. Kaki 3 (VEE/VLCD)
Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras
mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt.
4. Kaki 4 (RS)
Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke
register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah,
logika dari kaki ini adalah 0.
5. Kaki 5 (R/W)
Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode
pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode
penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul
LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.
Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini
diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.
7. Kaki 7-14 (D0-D7)
Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data
sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan
data.
8. Kaki 15 (Anoda)
Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 volt
(hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).
9. Kaki 16 (Katoda)
Tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk M1632
yang memiliki backlight).
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan R/W, dimana: Jalur
EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa data
sedang dikirimkan. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN
harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW.
Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk
sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan berikutnya
set EN ke logika low “0” lagi.
Jalur RS adalah jalur Register Select. Ketika RS berlogika low “0”, data akan
dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti clear screen,
posisikursor, dll). Ketika RS berlogika high “1”, data yang dikirim adalah data text
yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf
“1” pada layer LCD maka RS harus diset logika high “1”, jalur R/W adalah jalur
control Read/Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan
dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan
melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin R/W
(bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user). Pada kasus bus data 8 bit, jalur
diacukan sebagai DB0 s/d DB7.
Beberapa perintah dasar yang harus dipahami adalah inisialisasi LCD
Character:
1. Function Set berfungsi untuk mengatur interface lebar data, jumlah dari baris
dan ukuran font karakter
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 1 DL N F X X
Dimana:
X : Don’t care
DL : Mengatur lebar data
DL=1, Lebar data interface 8 bit ( DB7 s/d DB0)
DL=0, Lebar data interface 4 bit ( DB7 s/d DB4)
Ketika menggunakan lebar data 4 bit, data harus dikirimkan dua kali
N: Pengaktivan baris
N=0, 1 baris
N=1, 2 baris
F: Penentuan ukuran font karakter
F=0, 5x7
F=1, 5x8
2. Entry Mode Set berfungsi untuk mengatur increment/ decrement dan mode geser
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
Dimana:
I/D: Increment/ decrement dari alamat DDRAM dengan 1 ketika kode karakter
dituliskan ke DDRAM.
I/D = “0”, decrement
I/D= “1”, increment
S: Geser keseluruhan display kekanan dan kekiri
S=1, geser kekiri atau kekanan bergantung pada I/D
S=0, display tidak bergeser
3. Display On/ Off Cursor berfungsi untuk mengatur status display ON atau OFF,
cursor ON/ OFF dan fungsi Cursor Blink
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 1 D C B
Dimana:
D : Mengatur display
D = 1, Display is ON
D = 0, Display is OFF
Pada kasus ini data display masih tetap berada di DDRAM, dan dapat ditampilkan
kembali secara langsung dengan mengatur D=1.
C : Menampilkan kursor
C = 1, kursor ditampilkan
C = 0, kursor tidak ditampilkan
B : Karakter ditunjukkan dengan kursor yang berkedip
B=1, kursor blink
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
4. Clear Display berfungsi sebagi perintah untuk menghapus layar
5. Geser Kursor dan Display berfungsi untuk menggeser posisi kursor atau display ke
kanan atau kekiri tanpa menulis atau baca data display. Fungsi ini digunakan untuk
koreksi atau pencarian display.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 1 S/C R/L X X
Catatan : x = Dont care
S/C R/L Note
0 0 Shift cursor position to the left
0 1 Shift cursor position to the right
1 0 Shift the entire display to the left
1 1 Shift the entire display to the right
2.5.2 Posisi Kursor
Modul LCD terdiri dari sejumlah memori yang digunakan untuk display. Semua text
yang kita tuliskan ke modul LCd adalah disimpan didalam memori ini, dan modul
LCD secara berurutan membaca memori ini untuk menampilkan text ke modul LCD
[image:39.595.107.528.173.467.2]itu sendiri.
Pada peta memori tersebut, daerah yang berwarna biru (00 s/d 0F dan 40 s/d
4F) adalah display yang tampak. Sebagaimana yang dilihat, jumlahnya sebanyak 16
karakter per baris dengan dua baris. Angka pada setiap kotak adalah alamat memori
yang bersesuaian dengan posisi dari layar. Demikianlah karakter pertama di sudut kiri
atas adalah menempati alamah 00h. Posisi karakter berikutnya adalah alamat 01h dan
seterusnya.
Akan tetapi, karakter pertama dari baris 2 sebagaimana yang ditunjukkan pada
peta memori adalah pada alamat 40h. Demikianlah kita perlu untuk mengirim sebuah
perintah ke LCD untuk mangatur letak posisi kursor pada baris dan kolom tertentu.
Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. Untuk ini kita perlu menambahkan alamat
lokasi dimana kita berharap untuk menempatkan kursor. Sebagai contoh, kita ingin
menampilkan kata ”World” pada baris ke dua pada posisi kolom ke sepuluh. Sesuai
peta memori, posisi karakter pada kolom 11 dari baris ke dua, mempunyai alamat
4Ah, sehingga sebelum kita tulis kata ”World” pada LCD, kita harus mengirim
instruksi set posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah
dengan alamat 80h+4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah Cah ke LCD,
akan menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke 11 dari DDRAM.
Set alamat memori DDRAM:
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 1 A A A A A A A
Dimana:
A : Alamat RAM yang akan dipilih, sehingga alamat RAM LCD adalah 000 0000 s/d
111 1111b atau oo s/d 7Fh.
2.6 Modul TLP dan RLP
Komunikasi data secara wireless (tanpa kabel) seringkali dijumpai akhir-akhir ini
dalam aplikasi kompuer, PDA, ponsel, dll. Berbagai macam teknologi digunakan
sebagai sarana komunikasi nirkabel seperti RF, Infra Red. Bluetoothh, Wireless LAN,
komunikasi data secara wireless dengan komputer. Modul RF (Radio Frekuensi) yang
digunakan adalah TLP433.92A (Pemancar) dan RLP433.92A (Penerima).
Modul RF buatan LAIPAC ini sering sekali digunakan sebagai alat untuk
komunikasi data secara wireless menggunakan media gelombang radio. Biasanya
kedua modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler atau peralatan digital yang
lainnya. Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level TTL
(Transistor-transistor Logic). Jangkauan komunikasi maksimum dari pasangan modul RF ini
adalah 100 meter tanpa halangan dan 30 meter di dalam gedung. Ukuran ini dapat
dipengaruhi oleh faktor antena, kebisingan, dan tegangan kerja dari pemancar.
Panjang antena yang digunakan adalah 17 cm, dan terbuat dari kawat besi.
RLP 433.92A
TLP433.92A
[image:41.595.145.550.568.679.2]Gambar 2.20 Bentuk Fisik Modul RF Tampak Depan
Tabel 2.8 Susunan kaki Modul TLP dan RLP
Modul TLP433 ini menggunakan modulasi ASK (Amplitudor Shift keying), dimana
frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk
mengirimkan data secara serial ke modul penerima RLP433.
b. Modul Penerima RF RLP-433
Modul RLP433 ini sama halnya dengan modul TLP yang menggunakan modulasi
ASK (Amplifier Shift Keying) dengan frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz.
Modul ini berfungsi untuk menerima data yang dikirim secara serial dari modul
pemancar TLP433.
2.7 Perangkat Lunak
2.7.1 Instruksi-instruksi ATMega8535
Beberapa instruksi yang sering digunakan dalam pemrograman IC mikrokontroler
ATMega8535 antara lain adalah:
2.7.1.1 Karakter dalam BASCOM
Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet (A-Z dan
[image:42.595.124.487.534.751.2]a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter special (lihat tabel 2.9).
Tabel 2.9 Karakter Spesial
karakter Nama
Blank
‘ Apostrophe
* Asterisk (symbol perkalian)
+ Plus sign
, Comma
. Period (decimal point)
/ Slash (division symbol) will be handled as\
: Colon
“ Double quotation mark
; Semicolon
< Less than
= Equa l sign (assignment symbol or relational operator)
> Greater than
\ Backspace (integer or word division symbol)
2.7.1.2 Tipe Data
Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya
tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan memori mikrokontroler. Tabel
[image:43.595.124.490.68.356.2]2.10 berikut adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya.
Tabel 2.10 Tipe data BASCOM
Tipe Data Ukuran (byte) Range
Bit 1/8 -
Byte 1 0 – 255
Integer 2 -32,768 - +32,767
Word 2 0 – 65535
Long 4 -214783648 - +2147483647
Single 4 -
2.7.1.3 Variabel
Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau
penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung
data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang
menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.
Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variable:
1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
2. Karakter biasa berupa angka atau huruf.
3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.
4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh BASCOM
seagai perintah, pernyataan, internal register, dan nama operator (AND, OR,
DIM, dan lain-lain).
Sebelum digunakan, maka variable harus dideklarasikan terlebih dahulu.
Dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variable (data).
Cara pertama adalah menggunakan pernyataan ‘DIM’ (dimensi) diikuti nama tipe
datanya. Contoh pendeklarasian menggunakan DIM sebagai berikut:
Dim nama as byte
Dim tombol1 as integer
Dim tombol2 as word
Dim tombol3 as word
Dim tombol4 as word
Dim Kas as string*10
2.7.1.4Alias
Dengan menggunakan alias, variable yang sama dapat diberikan nama yang lain.
Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan
LEDBAR alias PortA.1 Tombol1 alias PinB.1 Tombol2 alias PinB.2
Dengan deklarasi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah
kondisi PortA.1. Selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias
untuk mengakses bit tertentu dari sebuah variable yang telah dideklarasikan.
Dim LedBar as byte
Led1 as LedBar.0 Led2 as LedBar.1 Led3 as LedBar.2
2.7.1.5 Konstanta
Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula konstanta. Konstanta
meruupakan variabel pula. Perbedaannya dengan variable biasa adalah nilai yang
dikandung tetap. Dengan konstanta, kode program yang kita buat akan lebih mudah
dibaca dan dapat mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita
akan lebih mudah menulis phi daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variable,
agar konstanta bisa dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu.
Berikut adalah cara pendeklarasian sebuah konstanta.
Dim A As Const 5
Dim B1 As Const &B1001
Cara lain yang paling Mudah: Const Cbyte = &HF
Const Cint = -1000
Const Csingle = 1.1
2.7.1.6 Array
Dengan array, kita dapat menggunakan sekumpulan variable dengan nama dan tipe
yang sama. Untuk mengakses variable tertentu dalam array, kita harus menggunakan
indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer, atau word. Artinya,
nilai maksimum sebuah indeks sebesar 65535.
Proses pendeklarasian sebuah array variabel sama dengan variabel, namun
perbedaannya kita pun mengikutkan jumlah elemennya. Berikut adalah contoh
pemakaian array:
Dim kelas(10) as byte
Dim c as Integer
For C = 1 To 10
a© = c
PortA.1 = a© Next
Program diatas membuat sebuah array dengan nama ‘kelas’ yang berisi 10
elemen (1-10) dan kemudian seluruh elemennya diisikan dengan nilai c yang
berurutan. Untuk membacanya, kita menggunakan indeks dimana elemen disimpan.
Pada program diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke PortA.1 dari
mikrokontroler.
2.7.1.7Operasi-operasi Dalam BASCOM
Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi,
membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan
menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM dan bagaimana sebuah
pernyataan terbentuk dan dihasilkan dari operator-operator berikut:
Operator digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi +
(tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).
b. Operator Relasi
Operator berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat
digunakan untuk membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat.
[image:47.595.139.507.244.475.2]Operator relasi meliput i:
Tabel 2.11 Operator Relasi
Operator Relasi Pernyataan
= Sama dengan X = Y
<> Tidak sama dengan X <> Y
< Lebih kecil dari X < Y
> Lebih besar dari X > Y
<= Lebih kecil atau sama dengan X <= Y
>= Lebih besar atau sama dengan X >= Y
c. Operator Logika
Operator digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan
operasi bolean. Dalam BASCOM, ada empat buah operator logika, yaitu AND,
OR, NOT, dan XOR. Operator logika bisa pula digunakan untuk menguji
sebuah byte dengan pola bit tertentu, sebagai contoh:
Dim A As Byte
A = 63 And 19 Print A
16 11
d. Operator Fungsi
Operasi fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.
2.8 Pengaksesan Port Serial Pada Visual Basic
Untuk pengaksesan port serial kita dapat mengaksesnya secara langsung melalui
register USART atau menggunakan control MSComm yang telah disediakan Visual
Basic.
2.8.1 Pengaksesan Secara Langsung Melalui Register USART
Saluran yang digunakan USART untuk komunikasi baik untuk pengiriman maupun
penerimaan data adalah saluran RxD dan saluran TxD serta saluran – saluran untuk
control, yaitu saluran DCD, DSR, RTS, CTS, DTR, CTS, DTR, dan RI.
Saluran-saluran ini ada yang sebagai output dan ada yang sebagai input. Kecuali Saluran-saluran RxD,
saluran–saluran ini dapat diakses secara langsung melalui register USART. Berikut
[image:48.595.129.510.534.707.2]adalah table alamat dan lokasi bit saluran tersebut pada register USART.
Tabel 2.12 Alamat dan lokasi bit pada register USART
Nama Pin Nomor pin pada DB-9 COM1 COM2 Bit Arah
TxD 3 3FBh 2FBh 6 Output
DTR 4 3FCh 2FCh 0 Output
RTS 7 3FEh 2FCh 1 Output
CTS 8 3FEh 2FEh 4 Input
DSR 6 3FEh 2FEh 5 Input
RI 9 3FEh 2FEh 6 Input
Untuk dapat mengaksesnya, kita dapat menggunakan fungsi Port_Out dan
fungsi Port_In yang terdapat pada Port_IO.DLL dan untuk menset atau mengclearkan
bit-bit tertentu kita dapat menggunakan prosedur Set_Bit atau prosedur Clear_Bit.
Berikut adalah contoh penggunaannya, dengan menset bit DTR, yaitu
membuat saluran DTR berlogika low yang dalam port serial IBM PC kompatibel
bertegangan +12V. Alamat register pengontrol DTR adalah 3FCh untuk COM1 pada
bit 0. Perintahnya adalah sebagai berikut.
Set_Bit (&H3FC, 0)
Untuk mengclearkannya, yaitu membuat saluran DTR berlogika high yang
dalam port serial IBM PC kompatibel bertegangan -12V, dan menggunakan perintah:
BAB 3
RANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Rangkaian
Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancang,
dimana setiap diagram blok memiliki fungsi masing-masing. Adapun diagram blok
dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah
ini.
Stasiun Peman-car
Unit Pemancar Data Suhu dan kelembaban
Display LCD Sensor Suhu dan
Kelembaban
Antena pemancar
Stasiun Penerima Unit Penerima Data
Suhu dan Kelembaban
PC (Personal Computer) Antena
[image:50.595.113.533.382.713.2]Penerima
Pada diagram blok diatas, adanya pengiriman data antar dua stasiun yaitu
stasiun pemancar dan stasiun penerima. Adapun penjelasan dari tiap stasiun adalah
sebagai berikut:
Pada stasiun pemancar terdiri dari:
1. Blok Sensor berfungsi untuk mengubah parameter fisis (suhu dan kelembaban)
menjadi sinyal-sinyal elektris.
2. Blok stasiun pemancar merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk
mengolah data dari sensor suhu dan kelembaban.
3. Blok LCD berfungsi untuk menampilkan data suhu dan kelembaban.
4. Blok pemancar berfungsi untuk mengirimkan data suhu dan kelembaban ke
stasiun penerima melalui gelombang radio.
Pada stasiun pemancar, terdiri dari:
1. Blok penerima data suhu dan kelembaban berfungsi untuk menerima data suhu
dan kelembaban dari stasiun pemancar melalui gelombang radio.
2. Blok stasiun penerima merupakan blok serial sebagai interface ke PC
3. Blok PC sebagai penampil hasil akhir.
3.1.2 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Kompoen
utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler ATMega8535. Pada IC inilah
semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang
dikehendaki.
Mikrokontroler memiliki saluran 32 port I/O, yaitu port A (pin 33–40), port B
(pin 1–8), port C (pin 22–29) dan port D (pin14–21). Dimana pin 10 dan 31
dihubungkan ke Ground dan pin 10, 30 dan 32 di hubungkan ke sumber tegangan 5
Volt. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 4 MHz sebagai
sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler
dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu. Rangkaian mikrokontroler dapat dilihat
Gambar 3.2 Rangkaian Skematik ATMega8535
Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke
positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen
ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah
power aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada mikrokontroler dan aktifnya
program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika dihitung
maka lama waktunya adalah :
10 10 1 det
t = =ΩR x C K =x µF m ik
Jadi 1 mili detik setelah power aktif pada IC kemudian program aktif.
3.1.3 Sistem Komunikasi
Pada aplikasi ini, untuk transmitter menggunakan modul TLP433 dan untuk receiver
menggunakan modul RLP433. Modul ini menggunakan modulasi ASK (Amplitudo
Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level TTL
(Transistor-transistor Lgic). Data serial dari mikrokontroler ini akan dimodulasi dan dipancarkan
menjadi gelombang radio menggunakan TLP433. Gambar rangkaian sistem pemancar
[image:53.595.205.432.169.451.2]ini dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Pemancar
Pada pemancar, komunikasi terjadi pada pin 2 merupakan data dari pemancar
yang terhubung dengan PD.1 (TXD) mikrokontroler. Pin 1 merupakan Ground dan
pin 3 merupakan Vcc pada pemancar ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt, dan
pin 4 terhubung dengan antena (RF output) yang berfungsi untuk mengirmkan data ke
stasiun penerima. Operasi supply voltage pada pemancar ini mempunyai RF output
power 14dBm
Pada bagian penerima, gelombang radio yang dipancarkan oleh modul TLP433
diterima melalui modul RLP433, oleh modul ini sinyal yang diterima akan
sidemodulasi sehingga diperoleh sinyal data. Data serial yang diterima akan
dikirimkan ke PC (Personal Computer) melalui komunikasi RS-232. Gambar
Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Penerima
Pin data pada modul penerima (RLP433) yaitu pin 2 dihubungkan langsung
pin TXD (pin 11) pada IC MAX232. Ketika data dikirim dari stasiun pemancar maka
RLP433 (penerima) ini akan segera menerima data dan meneruskannya ke IC
MAX232 untuk dikirimkan ke PC. Pin 1, 6, 7 merupakan Ground dan pin 4, 5 yang
merupakan Vcc ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Dan pin 8 pada RLP433
merupakan antena yang dapat menerima data dari pemancar (TLP433).
3.1.4 Sistem Sensor
Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah SHT11
dengan sumber tegangan 5 volt dan komunikasi bidirectional 2-wire. Sistem sensor ini
mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan pembacaan
data. Pengambilan data untuk masingmasing pengukuran dilakukan dengan
memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler.
Port B pin 1 (PinB.1) mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada
pin Data SHT11 ”00000101” untuk pengukuran kelembaban relatif dan ”00000011”
untuk pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan
temperatur pada pin Data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan oleh
mikrokontroler pada port B pin 0 (PinB.0) agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11
memiliki ADC (Analog to Digital Converter) di dalamnya sehingga keluaran data
terkonversi dalam bentuk data digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam
pengolahan data pada mikrokontroler. Skema pengambilan data dilihat pada gambar
[image:55.595.141.508.148.258.2]3.5.
Gambar 3.5 Skema Pengambilan Data SHT11
3.1.5 Rangkaian Komunikasi Serial
Untuk komunikasi antara penerima data (RLP433) dengan dengan PC (Personal
Computer) digunakan IC MAX232. Penerima dihubungkan dengan MAX232 pada pin
T1IN. Sedangkan MAX232 dihubungkan pada PC lewat DB9 pada pin RX (kaki 2
DB9). Hubungan antara penerima (RLP433) dengan PC (Personal Computer) dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.6 Rangkaian skematik konverter tegangan serial RS232
IC MAX232 adalah IC pengubah level RS232 yang memiliki sebuah charge
[image:55.595.156.474.482.666.2]Tegangan-tegangan ini dihasilkan dengan proses pengisian dan pembuangan 4 buah
kapasitor luar yang dihubungkan dengan rangkaian pengganda tegangan internal yang
dimiliki oleh IC ini. MAX232 mempunyai 2 penerima (RS-232 ke TTL) dan 2
pengirim (TTL ke RS-232) cukup untuk menghubungkan pin TXD dan RXD port
serial PC.
Pada rangkaian interfacing port serial ini terdapat RLP433 (penerima), dimana
pin 2 dari RLP433 (penerima) dihubungkan langsung dengan pin TXD (pin 11) pada
IC MAX232. Ketika data dikirim dari stasiun pemancar maka RLP433 (penerima) ini
akan segera menerima data dan meneruskannya ke IC MAX232 untuk dikirimkan ke
PC melalui pin 2 dan ground pada DB9. Pin 1, 6, 7 merupakan gnd dan pin 4, 5 yang
merupakan Vcc ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Dan pin 8 pada RLP433
merupakan antena yang dapat menerima data dari pemancar (TLP433).
3.1.6 Rangkaian Power Supply
[image:56.595.157.439.463.583.2]Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini:
Gambar 3.7 Rangkaian Skematik Power Supply
Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke
seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran,
yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh
Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC
menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan
dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF.
Regulator tegangan 5 Volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan
tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya
sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 42 disini berfungsi
sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga
regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang
cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.
3.1.7 Rangkaian LCD
Rangkaian skematik LCD ini digunakan untuk menampilkan data suhu dan
[image:57.595.204.462.388.579.2]kelembaban. Rangkaian skematik LCD dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.8 Rangkaian Skematik LCD
Pada gambar rangkaian konektor LCD yang terdiri dari konektor Gnd
(Ground), Vcc (5V), VEE, Reset, R/W (Read/Write), Enable, DB4-DB7 dihubungkan
langsung ke konektor Mikrokontroler ATMega8535. Adapun potensiometer pada
rangkaian diatas berfungsi untuk mengatur cahaya karakter yang ditampilkan pada
Pin 1 (Gnd) dan pin 2 (Vcc) pada LCD dihubungkan dengan sumber tegangan
5 Volt, dan VEE (pin 3) LCD dihubungkan dengan Gnd dan Vcc. Ini berfungsi untuk
mengatur kontras pada LCD, dimana kontras mencapai nilai maksimum pada saat
kondisi pin ini pada tegangan tegangan 0 Volt. Pin 4 (Reset) LCD terhubung ke pin
mikrokontroler yang berfungsi untuk pengaksesan register data pada logika 1 dan
untuk mengakses register perintah pada logika 0. Pin 5 (R/W) pada LCD terhubung
dengan mikrokontroler berfungsi untuk mengetahui bahwa LCD sedang pada mode
pembacaan (logika 1) dan pada mode penulisan (logika 0). Pin ini dihubungkan
langsung ke Gnd untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan. Pin 6 (Enable)
LCD berfungsi untuk mengaktifkan clock LCD. Pin 11-14 (D4-D7) LCD merupakan
data bus yang berfungsi akan menulis dan membaca data. Pin-pin ini dihubungkan ke
mikrokontroler. Pin-pin pada LCD dihubungkan ke PA.0 - PA.5 pada mikrokontroler.
3.2 Perancangan Perangkat Lunak 3.2.1 Diagram Alir Program
Start
Ambil data Suhu dan Kelembaban
Tampilkan Data Suhu dan Kelembaban pada
LCD
Kirim Data Suhu dan kelmbaban ke Kit
[image:58.595.249.363.420.648.2]penerima
Gambar 3.6 Flowchart Stasiun Pemancar
Pada stasiun pemancar, program diawali dengan rutin pengambilan data pada
lingkungan. Kemudian, data-data tersebut diproses untuk ditampilkan pada LCD
data suhu dan kelembaban yang ditampilkan tadi kemudian dikirimkan ke unit
penerima data suhu dan kelembaban. Setelah itu, program akan kembali ke rutin
pengambilan data pada lingkungan.
Start
Ambil data suhu dan Kelembaban dari Kit
Pemancar
Kirim Data Suhu dan Kelembaban ke PC
[image:59.595.248.364.160.400.2]Tampilkan dan simpan data Suhu dan Kelembaban pada PC
Gambar 3.7 Flowchart Stasiun Penerima
Pada stasiun penerima, program diawali dengan rutin pengambilan data dari
unit pemancar data suhu dan kelembaban. Kemudian data-data tersebut diproses untuk
dikirimkan ke PC (Personal Computer) dan akan ditampilkan dan disimpan pada PC
(Personal Computer). Setelah itu, program akan kembali ke rutin pengambilan data
BAB 4
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN SISTEM
4.1 Pengujian Sistem Mikrokontroler ATMega8535
Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller ATMega8535 telah bekerja
dengan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan
memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMega8535. Programnya
adalah sebagai berikut:
$regfile = "m8535.dat" $crystal = 4000000 Config Portb = Output Ddrc = &B11111111 Config Pinb.0 = Output Do
Set Portb.0 Wait 1
Reset Portb.0 Wait 1
Loop
Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke
Portb.0 selama 1 detik dan mematikannya selama 1 detik secara terus menerus.
Perintah set Portb.0 memiliki logika high (1) yang berarti LED hidup, dan perintah
reset Portb.0 memiliki logika low(0).
Pengujian pada bagian rangkaian power supply ini dapat dilakukan dengan mengukur
tegangan pada titik-titik tertentu dari rangkaian ini, dengan menggunakan volt meter
[image:61.595.155.483.144.269.2]digital.
Gambar 4.1 Rangkaian Power supply
Pengujian rangkaian ini juga bisa dibuktikan dengan menggunakan osiloskop, berikut
[image:61.595.258.376.378.476.2]adalah tampilan keluaran pada osiloskop :
Gambar 4.2. Keluaran Trafo 12 Volt
[image:61.595.255.378.524.635.2]Gambar 4.4. Keluaran 5 Volt
4.3 Pengujian Rangkaian LCD
Rangakaian LCD diuji dengan menampilkan karakter dengan perintah sebagai berikut:
$regfile = "m8535.dat" $crystal = 4000000
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Porta.3 , Db5 = Porta.2 , Db6 = Porta.1 , Db7 = Porta.0 , E = Porta.4 , Rs = Porta.5
Config Lcd = 16 * 2 Cls
Do
Locate 1 , 1 Lcd "Test LCD" Locate 2 , 1 Lcd "OK!!" Loop
Perintah di atas menampilkan tulisan “Test LCD” pada baris pertama dan tulisan
“OK!!” pada baris kedua. Berikut tampilan karakter hasil perintah LCD
[image:62.595.253.381.659.735.2]4.4 Pengujian Perangkat Lunak Pada PC
Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan semua blok di bagian pemancar dan
penerima. Pada blok bagian penerima dihubungkan ke PC, dan semua blok diaktifkan.
Kemudian keluaran RS232 pada bagian penerima dihubungkan ke port serial
komputer. Jika semua sistem (bagian pemancar dan penerima) menyala maka
pendeteksi sinyal akan menyala sehingga data yang dikirimkan akan diterima untuk
ditampilkan pada layar PC. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada gambar di
[image:63.595.152.478.288.520.2]bawah ini:
Gambar 4.6 Tampilan saat sistem melakukan pengukuran
4.4.1 Pengujian Kehandalan Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian ini dilakukan dengan cara menjalankan alat selama 24 jam dengan
pengambilan data setiap jam. Pengujian sistem ini dilakukan di lapangan FISIPOL
USU Medan, pada tanggal 13 November 2009. dari hasil pengujian, didapat data
Tabel 4.1 Data Pengujian selama 1 hari di lapangan FISIPOL USU Medan pada
Tanggal 13 November 2009
Jam Suhu (ºC) Kelembaban (%)
7:00 25.2 88
8:00 26.4 86
9:00 28 76
10:00 29.2 70
11:00 30.3 67
12:00 30.7 68
13:00 31.1 68
14:00 31 65
15:00 30.8 67
16:00 30.6 66
17:00 30.2 62
18:00 29.8 70
19:00 28 72
20:00 27.7 74
21:00 27.6 79
22:00 26.6 81
23:00 26.8 82
0:00 26.1 86
1:00 25.8 85
2:00 25.7 85
3:00 25.4 85
4:00 25.2 85
6:00 24.8 87
Dari tabel 4.1 didapat grafik seperti pada gambar 4 .7 sebagai berikut:
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
7:00 9:0011:0013:0015:0017:0019:0021:0023:00 1:00 3:00 5:00
[image:65.595.197.471.161.317.2]Suhu Kelembaban
Gambar 4.7 Grafik Suhu dan Kelembaban terhadap Waktu
Dari grafik diatas, dapat diamati perubahan suhu udara dan kelembaban selama satu
hari penuh.
4.4.2 Perbandingan Data antara Data Sistem dengan Data yang Dihasilkan Termometer Digital dan Hygrometer
Pada data ini, terdapat perbedaan data antara data yang dihasilkan sistem dengan data
yang dihasilkan termometer air raksa dan hygrometer. Dimana data yang dihasilkan
sistem memiliki persen kesalahan ±1°C pada suhu dan ±5% pada kelembaban. Data
dapat dilihat pada tabel lampiran 1, dan grafik perbandingan data pada gambar
lampiran 1 dan gambar lampiran 2.
4.4.3 Akurasi Data antara Kecepatan Pengiriman (baudrate) dengan Suhu Penampil LCD dengan Suhu Penampil PC
Nilai kecepatan pengiriman (baudrate) yang diberikan pada saat pengukuran yaitu
1200 bps dan 2400 bps. Data hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel lampiran 2 dan
grafik akurasi data antara baudrate dengan suhu penampil LCD dengan suhu
4.4.4 Akurasi Data antara Kecepatan Pengiriman (baudrate) dengan Kelembaban Penampil LCD dengan Kelembaban Penampil PC
Nilai kecepatan pengiriman (baudrate) yang diberikan pada kelembaban tidak berbeda
dengan suhu pada saat melakukan pengukuran. Data hasil pengukuran dapat dilihat
pa