• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Telemetri Suhu Dan Kelembaban Berbasis Mikrokontroler ATMega8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Telemetri Suhu Dan Kelembaban Berbasis Mikrokontroler ATMega8535"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

skripsi

Judul:

SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535

Diajukan Oleh:

070821005

HOTMAIDA SITOHANG

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Lembar Persetujuan Judul:

SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535

Diajukan oleh:

Nama : Hotmaida Sitohang NIM : 070821005

Departemen : Fisika

Disetujui oleh: Dosen Pembimbing I

NIP. 130 535 871 Drs. Luhut Sihombing, MS

Dosen Pembimbing II

NIP. 131 918 183 Ahmad Hidayat, ST

Disahkan Oleh Ketua Departemen Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

NIP 130 810 771

(3)

PERNYATAAN

SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 17 November 2009

HOTMAIDA SITOHANG

(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan cinta kasih dan limpah karunia-Nya sehingga penyelesaian tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Luhut Sihombing, MS selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ahmad Hidayat, ST selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membimbing penulis dalam penyelesaian tugas akhir dan penulisan laporannya. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, Bapak Drs. Bisman P, M.Eng.Sc, serta Bapak Drs Kurnia Brahmana M.Si selaku dosen penguji yang memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga diajukan kepada Bapak Prof. Dr.Eddy Marlianto, M.Sc selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku Ketua Departemen Fisika FMIPA USU, dan seluruh staf pegawai di FMIPA USU. Ucapan terima kasih buat rekan-rekan (Kak Martha, Rakimen, Andika, Ardinal, Susiana, Fitri, Marina, Imelda, Lela, kak Riris, kak Udur, Ulis, Roliz, Amoy, Eva dan rekan yang lainnya) yang telah banyak memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Ucapan terima kasih penulis yang sangat special buat Ibunda tersayang, Kakak Tio dan Abang Tio, adik Lina dan Icha, keponakan Tio Alpha Roni tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan baik secara moril maupun materi.

Penulis sadari banyak kekuranagn dalam penulisan dan penusunan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

Medan, Januari 2010

Penulis,

(5)

ABSTRAK

(6)

ABSTRACT

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 2

1.2 Tujuan Penelitian 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

1.5 Sistematika Penulisan 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori 4

2.2 Mikrokontroler Atmega8535 4

2.2.1 Arsitektur ATMega8535 5

2.2.2 Fitur ATMega8535 6

2.2.3 Konfigurasi PIN ATMega8535 6

2.3 SHT11 Module 8

2.3.1 Konversi Keluaran Sensor 8

2.3.2 Prinsip Kerja Sensor 10

2.4 Komunikasi Serial 12

2.4.1 Karakteristik Sinyal Port Serial 13

2.4.2 Port Komunikasi Serial 14

2.4.3 Flow Control 18

2.4.3 Koneksi Ke RS232 Port 20

2.5 Modul LCD 22

2.5.1 Konfigurasi Pin LCD 23

2.5.2 Posisi Kursor 27

2.6 Modul TLP dan RLP 28

a. Modul Pemancar RF 29

b. Modul Penerima RF 29

(8)

2.7.1 Instruksi ATMega8535 30

2.7.1.1 Karakter dalam Bascom 30

2.7.1.2 Tipe Data 31

2.7.1.3 Variabel 31

2.7.1.4 Alias 32

2.7.1.5 Konstanta 32

2.7.1.6 Array 33

2.7.1.7 Operasi dalam Bascom 34

2.8 Pengaksesan Port Serial pada VB 35

2.8.1 Pengaksesan melalui Register USART 35

BAB 3 RANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Perangkat Keras 37

3.1.1 Diagram Blok Rangkaian 37

3.1.2 Rangkaian Sistem Mikrokontroler ATMega8535 38

3.1.3 Sistem Komunikasi 39

3.1.4 Sistem Sensor 41

3.1.5 Rangkaian komunikasi Serial 42

3.1.6 Rangkaian Powr Supply 43

3.1.7 Rangkaian LCD 44

3.2 Perancangan Perangkat Lunak 45

4.2.1 Diagram Alir Program 45

BAB 4 PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN SISTEM

4.1 Pengujian Sistem Mikrokontroler ATMega8535 47

4.2 Pengujian Power Supply 48

4.3 Pengujian Rangkaian LCD 49

4.4 Pengujian Perangkat Lunak 50

4.4.1 Pengujian kehandalan Sistem keseluruhan 50 4.4.2 Perbandingan Data antara Sistem dengan Termometer Analog52 4.4.3 Akurasi data antara Baudrate dengan suhu LCD dan PC 52 4.4.4 Akurasi data antara Baudrate dengan kelembaban LCD 52 4.4.5 Akurasi data antara Jarak dengan suhu LCD dan PC 52 4.4.6 Akurasi data antara Jarak dengan Kelembaban LCD dan PC 53

4.4.8 Metode Pengujian 53

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 54

5.2 Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Konstanta konversi pengukuran RH 9

Tabel 2.2 Konstanta Konversi Pengukuran temperature 10

Tabel 2.3 Konfigurasi pin SHT11 11

Tabel 2.4 Fungsi Susunan Konektor DB9 15

Table 2.5 Konfigurasi Pin dan nama Sinyal konektor DB9 15

Tabel 2.6 Nama-nama register 17

Tabel 2.7 Angka Pembagi 17

Tabel 2.8 Susunan kaki Modul TLP dan RLP 29

Tabel 2.9 Karakter Spesial 30

Tabel 2.10 Tipe data BASCOM 31

Tabel 2.11 Operator Relasi 34

Tabel 2.12 Alamat dan lokasi bit pada register USART 35

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional ATMega853 5

Gambar 2.2 Pin ATMega8535 7

Gambar 2.3 SHT11 Module 8

Gambar 2.4 Grafik Hubungan Kelembaban terhadap Keluaran Digital 9

Gambar 2.5 Diagram Blok SHT11 10

Gambar 2.6 Skema Pengambilan Data SHT11 11

Gambar 2.7 Grafik Akurasi RH dan Temperatur pada berbagai tipe 12

Gambar 2.8 Level Tegangan RS232 14

Gambar 2.9 Port DB9 jantan 14

Gambar 2.10 Port DB9 betina 14

Gambar 2. 11 Susunan Pin Konektor DB9 14

Gambar 2.12 Tampilan HyperTerminal 19

Gambar 2.13 Pemilihan Port Serial 19

Gambar 2.14 Pengaturan Port Serial 20

Gambar 2.15 Diagram Pengkabelan Konfigurasi Null Modem 21

Gambar 2.16 Pengkabelan pada Konfigurasi Loopback Plud 21

Gambar 2.17 IC MAX232 22

Gambar 2.18 Modul LCD karakter 2x16 23

Gambar 2.19 Peta Memori LCD 27

Gambar 2.20 Bentuk Fisik Modul RF Tampak Depan 29

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 37

Gambar 3.2 Rangkaian Skematik ATMega8535 39

Gambar 3.3 Rangkaian skematik pemancar 40

Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Penerima 41

(11)

Gambar 3.6 Rangkaian Skematik Konverter 42

Gambar 3.7 Rangkaian Skematik PSA 43

Gambar 3.8 Rangkaian Skematik LCD 44

Gambar 3.9 Flowchart Stasiun Pemancar 45

Gambar 3.10 Flowchart Stasiun Penerima 46

Gambar 4.1 Rangkaian Power supply 48

Gambar 4.2. Keluaran Trafo 12 Volt 48

Gambar 4.3. Keluaran Dioda 12 Volt 48

Gambar 4.4. Keluaran 5 Volt 49

Gambar 4.5 Tampilan hasil dari LCD (Liquid Crystal Display) 49

Gambar 4.6 Tampilan saat sistem melakukan pengukuran 50

(12)

ABSTRAK

(13)

ABSTRACT

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan informasi yang cepat sangat

dibutuhkan diberbagai bidang, baik dalam bidang perindustrian, bidang pertanian,

maupun pada stasiun meteorologi sehingga dapat menunjang kinerja bidang-bidang

tersebut. Salah satu diantaranya adalah informasi tentang cuaca yang meliputi suhu

dan kelembaban pada suatu lingkungan. Namun demikian, keadaan geografis dan

jarak seringkali dapat menghambat dalam memperoleh informasi tersebut. Oleh

karena itu, sangat diperlukan suatu sistem yang dapat mengetahui parameter cuaca

bagaimanapun keadaan geografis dan letak tempuhnya.

Dengan demikian, dibuatlah suatu perancangan Sistem Telemetri Suhu dan

Kelembaban. Dimana sistem ini mempunyai kemampuan untuk memantau cuaca

(suhu dan kelembaban) dan melakukan pengukuran dari tempat yang berjauhan.

Sehingga dengan sistem ini diharapkan dapat mengurangi hambatan untuk

mendapatkan informasi tentang cuaca (suhu dan kelembaban).

Dalam perancangan ini, digunakan sebuah mikrokontroler ATMega8535 yang

merupakan otak dari sistem telemetri cuaca tersebut. Hasil pengukuran yang

merupakan data suhu dan kelembaban secara digital akan ditampilkan dan disimpan

pada PC (Personal Computer) dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual

Basic 6.0.

(15)

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk merancang suatu sistem telemetri

suhu dan kelembaban menggunakan Mikrokontroler ATMega8535, sehingga hasil

dari pengukuran akan ditampilkan dan disimpan pada PC (Personal Computer).

1.3 Batasan Masalah

Dalam perencanaan penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Informasi hasil pengukuran berupa data suhu dan kelembaban.

2. Alat ini dapat mengukur jarak hingga 100 meter.

3. Alat ini hanya menggunakan kecepatan pengiriman data (baudrate) 1200 bps dan

2400 bps.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Alat ini dapat digunakan untuk memantau keadaan suhu dan kelembaban pada

daerah-daerah terpencil

2. Alat ini dapat dimanfaatkan oleh bidang perindustrian, pertanian maupun pada

stasiun meteorologi.

3. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur ruangan.

1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, batasan masalah, tujuan pengambilan judul, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

dalam melakukan pengukuran, dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung lain,

serta bahasa program yang digunakan.

BAB 3 RANCANGAN SISTEM

Analisa rangkaian dan sistem kerja, dalam bab ini dibahas tentang sistem kerja

per-blok diagram.

(16)

Pembahasan rangkaian dan program yang dijalankan serta pengujian rangkaian.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang

dilakukan dari laporan proyek ini serta saran, apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih

efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori

Telemetri suhu dan kelembaban memberikan kemudahan dalam melakukan

pengukuran jarak jauh dengan pemantauan dari tempat yang aman dan

memungkinkan. Pengiriman informasi pada sistem telemetri ini dilakukan secara

wireless menggunakan gelombang radio.

2.2 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler adalah pusat kerja dari suatu sistem elektronika seperti halnya

mikroprosesor sebagai otak komputer. Adapun nilai plus bagi mikrokontroler adalah

terdapatnya memori dan port input/output dalam suatu kemasan IC yang kompak.

Kemampuannya yang programmable, fitur yang lengkap seperti ADC internal,

EEPROM internal, port I/O, komunikasi serial. Juga harga yang terjangkau

memungkinkan mikrokontroler digunakan pada berbagai sistem elektronik, seperti

pada robot, automasi industri, sistem alarm, peralatan telekomunikasi, hingga sistem

keamanan. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua

instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dalam 1 (satu) siklus

clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Hal ini

terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda.

AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri

MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum,

AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga

AT90Sxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang

membeda-bedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi

arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hamper sama. Piranti

dapat diprogram secara in-system programming (ISP) dan dapat diprogram

(18)

2.2.1 Arsitektur ATMega8535

Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional ATMega853

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian

sebagai berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D

2. ADC 10 bit sebanyak 10 saluran.

(19)

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10.EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.

11.Antarmuka komparator analog.

12.Port USART untuk komunikasi serial.

2.2.2 Fitur ATMega8535

Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:

1. Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

2. kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM

(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.

3. ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel.

4. Port komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

5. Mode Sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik.

2.2.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

Konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(20)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin

ATMega8535, sebagai berikut:

1. VCC merupakan PIN yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya

2. GND merupakan Pin Ground

3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC. Setiap pinnya

menyediakan internal pull up resistor yang dapat diatur per bit. Outputnya

dapat menyalakan LED secara langsung.

4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus

yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI

5. Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi

khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator

6. Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu

komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal

9. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC

10.AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC

2.3 SHT11 Module

SHT11 Module merupakan modul sensor suhu dan kelembaban relatif yang berbasis

sensor SHT11 dari Sensirion. Modul ini dapat digunakan sebagai alat pengindra suhu

dan kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban ruangan maupun

aplikasi pemantau suhu dan kelembaban relatif ruangan.

Spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai berikut:

1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11.

2. Mengukur suhu dari -400C hingga +123,80C, atau dari -400F hingga

(21)

3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga ±0,50C pada suhu

250C dan ketepatan (akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga

±3,5%RH .

4. Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire, bukan I2C.

5. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan rangkaian pencegah kondisi sensor

lock-up.

6. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah30 µW.

7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6" sehingga memudahkan

pemasangannya.

Gambar 2.3 SHT11

2.3.1 Konversi Keluaran Sensor

Sensor yang digunakan dalam sistem kelembaban dan temperatur adalah sebuah single

chip multisensor yang berfungsi sebagai sensor kelembaban dan temperature yang

telah terkalibrasi sempurna. Sistem berdasarkan prinsip kelembaban kapasitif dan

semikonduktor. Gambar 2.4 adalah data digital yang dikeluarkan oleh sensor terhadap

nilai kelembaban.

(22)

Akibat dari kompensasi ketidaklinieran nilai data keluaran terhadap

kelembaban serta untuk mendapatkan ketelitian yang akurat, maka untuk

mengkonversi data keluaran yang merupakan data digital haruslah mengikuti

persamaan sebagai berikut:

RHlinear = C1 + C2 x SORH + C3 x SORH² (2.1)

Dengan nilai C1, C2 dan C3 pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Konstanta konversi untuk Pengukuran RH

Untuk mendapatkan nilai fisik suhu terhadap nilai keluaran sensor mengikuti

persamaan (2.2)

Temperatur = d1 + d2 x SOT (2.2)

Ket: d1, d2 : konstanta konversi nilai temperature

SOT : Data keluaran digital sensor SHT11

Nilai d1, d2 dipengaruhi tegangan power sensor yang digunakan dan jumlah bit yang

dikeluarkan oleh sensor. Nilai d1, d2 didapatkan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Konstanta Konversi Pengukuran Temperatur

(23)

SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi

modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital. Dibagian dalamnya

terdapat kapasitas polimer sebagai eleman untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah

pita regangan yang digunakan sebagai sensor temperatur. Output kedua sensor

digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu

chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu

respon yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi pada ruangan denagn kelembaban yang teliti

menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah

diprogramkan kedalam OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan untuk

mengaklibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran.

Gambar 2.5 Diagram Blok SHT11

Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah

SHT11 dengan sumber tegangan 5 Volt dan komunikasi bidirectonal 2-wire. Sistem

sensor ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan

pembacaan data. Pengambilan data untuk masing-masing pengukuran dilakukan

dengan memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler. Kaki serial Data

yang terhubung dengan mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada pin

Data SHT11 “00000101” untuk mengukur kelembaban relatif dan “00000011” untuk

pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan

temperatur pada pin Data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan

mikrokontroler agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog to

Digital Converter) di dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah terkonversi

(24)

data pada mikrokontroler. Skema pengambilan data SHT11 dapat dilihat pada gambar

2.6 berikut ini.

Gambar 2.6 Skema Pengambilan Data SHT11

Tabel 2.3 Konfigurasi pin SHT11

Pin Name Comment

1 GND Ground

2 DATA Serial data bidirectional

3 SCK Serial clock input

4 VDD Supply 2.4-5.5V

Suhu Sebenarnya

Kelembaban Relatifnya

Gambar 2.7 Grafik Akurasi RH dan Temperatur pada berbagai tipe

(25)

Gambar di atas menampilkan kinerja dari sensor SHT11, yaitu grafik

perbandingan akurasi RH dan Temperatur pada berbagai tipe jenis sensor. Pada sensor

SHT11 terlihat pada grafik akurasi. Temperatur untuk suhu yang diukur dari 0 - 500C,

maka ralat pada sensor sebesar ±10C. Untuk suhu dari -10 – 600C, maka ralat pada

sensor sebesar 1,40C. Dengan demikian dari grafik didapat suhu maksimal sebesar

20,50C. Sedangkan pada grafik akurasi RH, besar kelembaban yang diukur dari 20 –

80%RH, ralat pada sensor sebesar ±5%RH. Dari berbagai tipe sensor pada grafik

diatas terlihat hasil yang lebih baik dapat diperoleh jika menggunakan sensor SHT11

dengan resolusi dan kualitas yang lebih baik.

2.4 Komunikasi Serial

Pada PC / laptop standar, biasanya terdapat sebuah port untuk komunikasi serial. Pada

prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per

bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer

yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa contoh

penerapan komunikasi serial ialah mouse, scanner dan sistem akuisisi data yang

terhubung ke port serial COM1/COM2.

Dikenal 2 cara komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi data serial

sinkron dan komunikasi data serial asinkron. Pada komunikasi data serial sinkron,

clock dikirimkan bersama-sama dengan data serial tetapi clock tersebut dibangkitkan

sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim maupun pada sisi penerima. Sedangkan

komunikasi data serial asinkron. Tidak diperlukan clock karena data dikirimkan

dengan kecepatan tertentu. Baik pada pegirim maupun penerima.

Kecepatan pengiriman (baudrate) dapat dipilih bebas dalam rentang tertentu.

Baudrate yang umum dipakai adalah 300, 600, 1200, 2400, 9600, dsb (bit/detik).

Dalam komunikasi data serial, baudrate dari kedua alat yang berhubungan harus diatur

pada kecepatan yang sama. Selanjutnya, harus ditentukan panjang data (6, 7, atau 8

(26)

2.4.1 Karakteristik Sinyal Port Serial

Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah Standar RS232 yang

dikembangkan oleh Electronic Industri Association and The telecommunication

Industry Association (EIA/TIA) yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.Ini

terjadi jauh sebelum IC TTL populer sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama

sekali dengan level tegangan IC TTL. Standar ini hanya menyangkut komunikasi

antara (Data Terminal Equipment – DTE) dengan alat – alat pelengkap komputer

(Data Circuit Terminating Equipment – DCE).

Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai

berikut:

1. Logika ‘1’ disebut “Mark” terletak antara -3 Volt sampai -25 Volt

2. Logika ‘0’ disebut “Space” terletak antara +3 Volt sampai +25 Volt.

3. Daerah tegangan antara -3 Volt sampai +3 Volt adalah invalid level, yaitu

tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari.

Demikian juga level tegangan dibawah -25 Volt dan diatas +25 Volt juga harus

dihindari karena bisa merusak line driver pada saluran RS232

Gambar dibawah adalah contoh level tegangan RS232 pada pengiriman huruf

“A” dalam format ASCII tanpa bit paritas.

Gambar 2.8 Level Tegangan RS232 pada pengiriman huruf “A” Tanpa Bit Paritas.

2.4.2 Port Komunikasi Serial

Komunikasi serial membutuhkan port sebagai saluran data. Berikut tampil port serial

(27)

Gambar 2.9 Port DB9 jantan

Gambar 2.10 Port DB9 betina

Untuk menghubungkan antara 2 buah PC, biasanya digunakan format null

mode, dimana pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangan, pin Sinyal ground (5)

dihubungkan dengan SG di pasangan, dan masing masing pin DTR, DSR dan CD

dihubung singkat, dan pin RTS dan CTS dihubung singkat di setiap devais.

Gambar 2.11 Susunan Pin Konektor DB9

Berikut ini adalah tabel Fungsi Susunan Pin Konektor DB9 :

Tabel 2.4 Fungsi Susunan Konektor DB9

Pin Nama Signal Fungsi

1 DCD Data Carrier Detect, sinyal yang menyatakan bahwa

modem telah menerima sinyal carrier valid dari

modem lain.

(28)

3 TXD Sinyal data dari PC ke modem (Pengiriman).

4 DTR Data Terminal Ready, sinyal kendali dari PC ke

modem, untuk mengaktifkan modem.

5 GND Sinyal Ground

6 DSR Data Set Ready, sinyal kendali dari modem ke PC

yang menyatkan bahwa modem siap mengirim atau

menerima data.

7 RTS Request To Send, sinyal kendali dari PC yang

menandakan bahwa PC siap menerima data

8 CTS Clear To Send, sinyal kendali dari modem yang

menandakan bahwa modem siap menerima data.

9 RI Ring Indicator, sinyal kendali ke PC, tanda bahwa

saluran telepon berdering.

Tabel 2.5 Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9

Keterangan mengenai fungsi saluran RS232 pada konektor DB-9 adalah

sebagai berikut:

1. Received Line Signal Detect, dengan salauran ini DCE memebritahukan ke

DTE bahwa terminal masukan ada data masuk.

2. Received Data, digunakan DTE menerima data dari DCE

(29)

4. Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan

terminalnya.

5. Signal Ground, saluran grund.

6. Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah

stasiun menghendaki hubungan dengannya.

7. Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh

mulai mengirim data.

8. Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.

9. DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah

siap.

Untuk dapat menggunakan port serial harus diketahui dahulu alamat dari port

serial tersebut. Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan COM2.

Base Address COM1 biasanya 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h). Alamat

tersebut adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung komputer yang

digunakan.Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat menyimpan alamat

tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk COM1 dan 0000.0402h untuk COM2.

Setelah diketahui base addressnya, maka kita dapat menentukan alamat

register-register yang digunakan untuk komunikasi port serial ini. Berikut adalah tabel

register-register yang digunakan beserta alamatnya.

Tabel 2.6 Nama – nama Register

Keterangan mengenai fungsi-fungsi register-register tersebut, adalah sebagai

berikut:

(30)

2. TX Buffer, digunakan untuk menampung dan menyimpan data yang akan

dikirim ke port serial.

3. Baudrate Divisor Latch LSB, digunakan untuk menampung byte bobot

rendah untuk pembagi clock pada IC USART agar didapat baudrate yang

tepat.

4. Baudrate Divisor Latch MSB, digunakan untuk menampung byte bobot

rendah untuk pembagi clock pada IC USART sehingga total angka

pembagi adalah 4 byte yang dapat dipilih dari 0001h sampai FFFFh.

[image:30.595.209.423.312.411.2]

Berikut adalah tabel angka pembagi yang sering digunakan :

Tabel 2.7 Angka Pembagi

2.4.3 Kontrol Aliran (Flow Control)

Jika kecepaan pengiriman (baudrate) data dari DTE ke DCE (misal dari komputer ke

modem) lebih cepat dari pada transfer data dari DCE ke DTE (modem ke modem)

maka cepat atau lambat kehilangan data akan terjadi karena buffer pada DCE akan

mengalami overflow. Untuk itu diperlukan sistem flow control untuk mengatasi

masalah tersebut. Ada 2 macam kontrol aliran (flow control) yaitu secara hardware

dan secara software.

Kontrol aliran (flow control) secara software atau yang sering disebut dengan

Xon (karakter ASCII 17) dan Xoff (karakter ASCII 19). DCE akan mengirimkan Xoff

ke komputer untuk memberitahukan agar komputer menghentikan pengiriman data

jika buffer pada DCE telah penuh. Jika buffer telah kembali siap menerima data DCE

akan mengirimkan karakter Xon ke komputer dan komputer akan melanjutkan

pengiriman data sampai data terkirim semua. Keuntungan kontrol aliran (flow control)

(31)

Kontrol aliran (flow control) secara hardware atau sering disebut dengan

RTS/CTS menggunakan dua kabel untuk melakukan pengontrolan. Komputer akan

menset saluran Request to Send (RTS) jika akan mengirimkan data ke DCE. Jika

buffer di DE siap menerima data, maka DCE akan membalas dengan menset saluran

Clear to Send dan komputer akan mulai mengirimkan data. Jika buffer telah penuh,

maka saluran akan direset dan komputer akan menghentikan pengiriman data sampai

saluran diset kembali.

Untuk mengirim dan menerima data dari port serial, diperlukan program

(software) yang bisa dibuat dengan Delphi atau Visual Basic misalnya, atau bisa juga

menggunakan HyperTerminal yang merupakan program bawaan Windows. Tampilan

[image:31.595.211.421.507.688.2]

HyperTerminal dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 2.12 Tampilan HyperTerminal

Gambar 2.13 Pemilihan Port Serial

Masukkan nama koneksi lalu tekan OK, maka akan muncul kotak dialog untuk

(32)

komputer yang digunakan) dan tekan tombol OK. Kemudian akan muncul kotak

dialog COM1 Properties (Gambar 2.9) yang berfungsi mengatur baudrate, jumlah bit

data, bit stop dan kontrol aliran (Flow Control). Baudrate 2400 bps, bit data dan bit

paritas None, bit stop 1 dan Flow Control None. Setelah itu HyperTerminal siap

[image:32.595.215.415.184.361.2]

digunakan.

Gambar 2.14 Pengaturan Port Serial

2.4.4 Koneksi Ke RS232 Port

Selain sinyal data, terdapat sinyal – sinyal protokol komunikasi serial pada komputer

dan dihubungkan keluar melalui konektor male DB9 (komputer baru) dan DB25

(komput er lama), nama sinyal – sinyal tersebut adalah:

• RD, Receive Data (RXD).

• TD, Transmit Data

• SG, Signal Ground

• DTR, Data Terminal Ready

• DSR, Data Set Ready

• CD, Carrier Detect

• RTS, Request To Send

• CTS, Clear To Send.

Konfigurasi Null Modem digunakan untuk menghubungkan dua DTE, dengan

diagram perkabelan dapat dilihat pada gambar 2.15. Dalam hal ini hanya

(33)

bagaimana membuat komputer agar mengira dia berkomunikasi dengan modem DCE

[image:33.595.270.364.466.567.2]

bukan dengan komputer lainnya.

Gambar 2.15 Diagram Pengkabelan Konfigurasi Null Modem

Pada gambar di atas terlihat bahwa kaki DTR (Data Terminal Ready)

dihubungkan ke DSR (Data Set Ready) dan juga ke CD (Carrier Detect) pada

masing-masing komputer, sehingga pada saat sinyal DTR diaktifkan maka sinyal DSR dan

CD juga ikut aktif (konsep Modem Semu atau Virtual Modem). Karena komputer

dalam hal ini melakukan pengiriman data dengan kecepatan yang sama, maka kontrol

aliran (flow kontrol) belum dibutuhkan sehigga RTS (Request To Sent) pada

masing-masing komputer saling dihubungkan. Sedangkan untuk pengujian port serial bisa

digunakan konfigurasi Loopback sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.16 berikut.

Gambar 2.16 Pengkabelan pada Konfigurasi Loopback Plud

Konvertor level untuk saat ini tersedia dalam bentuk IC, contoh adalah ICL232

(34)
[image:34.595.260.351.72.162.2]

Gambar 2.17 IC MAX232

2.5 Modul LCD (Liquid Crystal Display)

LCD yang digunakan adalah jenis LCD M1632, yang merupakan modul LCD dengan

tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi

dengan desain mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD.

Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD

memiliki CGROM, CGRAM, dan DDRAM. Berikut bagian-bagian dari LCD M1632.

1. DDRAM (Display data Random Accsee Memory) merupakan memori tempat

karakter yang ditampilkan berada. Contoh untuk karakter ‘L’ atau 4CH yang

ditulis pada alamat 00, karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan

kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis pada alamat 40,

maka karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LCD.

2. CDRAM (Character Generator Random Acces Memory) merupakan memori

untuk mengga,barkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat

diubah-ubah sesuai keinginan. Namun, memori akan hilang saat power supply

tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.

3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori

untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut sudah

ditentukan secara permanent dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat

mengubahnya lagi. Namun, oleh karena ROM bersifat permanent, pola

karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power supply tidak aktif.

(35)

Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan mikrokontroler, perlu

[image:35.595.238.395.120.200.2]

diketahui fungsi dari setiap kaki pada LCD.

Gambar 2.18 Modul LCD karakter 2x16

Dari gambar diatas dapat dijelasakan fungsi dari setiap kaki pada LCD,

sebagai berikut:

1. Kaki 1 (GND)

Kaki ini dihubungkan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan

untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul M1632 keluaran

hitachi, kaki ini adalah VCC)

2. Kaki 2 (VCC)

Kaki ini dihubungkan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD

(khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND)

3. Kaki 3 (VEE/VLCD)

Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras

mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt.

4. Kaki 4 (RS)

Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke

register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah,

logika dari kaki ini adalah 0.

5. Kaki 5 (R/W)

Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode

pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode

penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul

LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.

(36)

Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini

diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.

7. Kaki 7-14 (D0-D7)

Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data

sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan

data.

8. Kaki 15 (Anoda)

Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 volt

(hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).

9. Kaki 16 (Katoda)

Tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk M1632

yang memiliki backlight).

Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan R/W, dimana: Jalur

EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa data

sedang dikirimkan. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN

harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW.

Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk

sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan berikutnya

set EN ke logika low “0” lagi.

Jalur RS adalah jalur Register Select. Ketika RS berlogika low “0”, data akan

dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti clear screen,

posisikursor, dll). Ketika RS berlogika high “1”, data yang dikirim adalah data text

yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf

“1” pada layer LCD maka RS harus diset logika high “1”, jalur R/W adalah jalur

control Read/Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan

dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan

melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin R/W

(37)

(bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user). Pada kasus bus data 8 bit, jalur

diacukan sebagai DB0 s/d DB7.

Beberapa perintah dasar yang harus dipahami adalah inisialisasi LCD

Character:

1. Function Set berfungsi untuk mengatur interface lebar data, jumlah dari baris

dan ukuran font karakter

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 1 DL N F X X

Dimana:

X : Don’t care

DL : Mengatur lebar data

DL=1, Lebar data interface 8 bit ( DB7 s/d DB0)

DL=0, Lebar data interface 4 bit ( DB7 s/d DB4)

Ketika menggunakan lebar data 4 bit, data harus dikirimkan dua kali

N: Pengaktivan baris

N=0, 1 baris

N=1, 2 baris

F: Penentuan ukuran font karakter

F=0, 5x7

F=1, 5x8

2. Entry Mode Set berfungsi untuk mengatur increment/ decrement dan mode geser

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

(38)

Dimana:

I/D: Increment/ decrement dari alamat DDRAM dengan 1 ketika kode karakter

dituliskan ke DDRAM.

I/D = “0”, decrement

I/D= “1”, increment

S: Geser keseluruhan display kekanan dan kekiri

S=1, geser kekiri atau kekanan bergantung pada I/D

S=0, display tidak bergeser

3. Display On/ Off Cursor berfungsi untuk mengatur status display ON atau OFF,

cursor ON/ OFF dan fungsi Cursor Blink

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 1 D C B

Dimana:

D : Mengatur display

D = 1, Display is ON

D = 0, Display is OFF

Pada kasus ini data display masih tetap berada di DDRAM, dan dapat ditampilkan

kembali secara langsung dengan mengatur D=1.

C : Menampilkan kursor

C = 1, kursor ditampilkan

C = 0, kursor tidak ditampilkan

B : Karakter ditunjukkan dengan kursor yang berkedip

B=1, kursor blink

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

(39)

4. Clear Display berfungsi sebagi perintah untuk menghapus layar

5. Geser Kursor dan Display berfungsi untuk menggeser posisi kursor atau display ke

kanan atau kekiri tanpa menulis atau baca data display. Fungsi ini digunakan untuk

koreksi atau pencarian display.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 1 S/C R/L X X

Catatan : x = Dont care

S/C R/L Note

0 0 Shift cursor position to the left

0 1 Shift cursor position to the right

1 0 Shift the entire display to the left

1 1 Shift the entire display to the right

2.5.2 Posisi Kursor

Modul LCD terdiri dari sejumlah memori yang digunakan untuk display. Semua text

yang kita tuliskan ke modul LCd adalah disimpan didalam memori ini, dan modul

LCD secara berurutan membaca memori ini untuk menampilkan text ke modul LCD

[image:39.595.107.528.173.467.2]

itu sendiri.

(40)

Pada peta memori tersebut, daerah yang berwarna biru (00 s/d 0F dan 40 s/d

4F) adalah display yang tampak. Sebagaimana yang dilihat, jumlahnya sebanyak 16

karakter per baris dengan dua baris. Angka pada setiap kotak adalah alamat memori

yang bersesuaian dengan posisi dari layar. Demikianlah karakter pertama di sudut kiri

atas adalah menempati alamah 00h. Posisi karakter berikutnya adalah alamat 01h dan

seterusnya.

Akan tetapi, karakter pertama dari baris 2 sebagaimana yang ditunjukkan pada

peta memori adalah pada alamat 40h. Demikianlah kita perlu untuk mengirim sebuah

perintah ke LCD untuk mangatur letak posisi kursor pada baris dan kolom tertentu.

Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. Untuk ini kita perlu menambahkan alamat

lokasi dimana kita berharap untuk menempatkan kursor. Sebagai contoh, kita ingin

menampilkan kata ”World” pada baris ke dua pada posisi kolom ke sepuluh. Sesuai

peta memori, posisi karakter pada kolom 11 dari baris ke dua, mempunyai alamat

4Ah, sehingga sebelum kita tulis kata ”World” pada LCD, kita harus mengirim

instruksi set posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah

dengan alamat 80h+4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah Cah ke LCD,

akan menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke 11 dari DDRAM.

Set alamat memori DDRAM:

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 1 A A A A A A A

Dimana:

A : Alamat RAM yang akan dipilih, sehingga alamat RAM LCD adalah 000 0000 s/d

111 1111b atau oo s/d 7Fh.

2.6 Modul TLP dan RLP

Komunikasi data secara wireless (tanpa kabel) seringkali dijumpai akhir-akhir ini

dalam aplikasi kompuer, PDA, ponsel, dll. Berbagai macam teknologi digunakan

sebagai sarana komunikasi nirkabel seperti RF, Infra Red. Bluetoothh, Wireless LAN,

(41)

komunikasi data secara wireless dengan komputer. Modul RF (Radio Frekuensi) yang

digunakan adalah TLP433.92A (Pemancar) dan RLP433.92A (Penerima).

Modul RF buatan LAIPAC ini sering sekali digunakan sebagai alat untuk

komunikasi data secara wireless menggunakan media gelombang radio. Biasanya

kedua modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler atau peralatan digital yang

lainnya. Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level TTL

(Transistor-transistor Logic). Jangkauan komunikasi maksimum dari pasangan modul RF ini

adalah 100 meter tanpa halangan dan 30 meter di dalam gedung. Ukuran ini dapat

dipengaruhi oleh faktor antena, kebisingan, dan tegangan kerja dari pemancar.

Panjang antena yang digunakan adalah 17 cm, dan terbuat dari kawat besi.

RLP 433.92A

TLP433.92A

[image:41.595.145.550.568.679.2]

Gambar 2.20 Bentuk Fisik Modul RF Tampak Depan

Tabel 2.8 Susunan kaki Modul TLP dan RLP

(42)

Modul TLP433 ini menggunakan modulasi ASK (Amplitudor Shift keying), dimana

frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk

mengirimkan data secara serial ke modul penerima RLP433.

b. Modul Penerima RF RLP-433

Modul RLP433 ini sama halnya dengan modul TLP yang menggunakan modulasi

ASK (Amplifier Shift Keying) dengan frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz.

Modul ini berfungsi untuk menerima data yang dikirim secara serial dari modul

pemancar TLP433.

2.7 Perangkat Lunak

2.7.1 Instruksi-instruksi ATMega8535

Beberapa instruksi yang sering digunakan dalam pemrograman IC mikrokontroler

ATMega8535 antara lain adalah:

2.7.1.1 Karakter dalam BASCOM

Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet (A-Z dan

[image:42.595.124.487.534.751.2]

a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter special (lihat tabel 2.9).

Tabel 2.9 Karakter Spesial

karakter Nama

Blank

‘ Apostrophe

* Asterisk (symbol perkalian)

+ Plus sign

, Comma

(43)

. Period (decimal point)

/ Slash (division symbol) will be handled as\

: Colon

“ Double quotation mark

; Semicolon

< Less than

= Equa l sign (assignment symbol or relational operator)

> Greater than

\ Backspace (integer or word division symbol)

2.7.1.2 Tipe Data

Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya

tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan memori mikrokontroler. Tabel

[image:43.595.124.490.68.356.2]

2.10 berikut adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya.

Tabel 2.10 Tipe data BASCOM

Tipe Data Ukuran (byte) Range

Bit 1/8 -

Byte 1 0 – 255

Integer 2 -32,768 - +32,767

Word 2 0 – 65535

Long 4 -214783648 - +2147483647

Single 4 -

(44)

2.7.1.3 Variabel

Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau

penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung

data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang

menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.

Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variable:

1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.

2. Karakter biasa berupa angka atau huruf.

3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.

4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh BASCOM

seagai perintah, pernyataan, internal register, dan nama operator (AND, OR,

DIM, dan lain-lain).

Sebelum digunakan, maka variable harus dideklarasikan terlebih dahulu.

Dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variable (data).

Cara pertama adalah menggunakan pernyataan ‘DIM’ (dimensi) diikuti nama tipe

datanya. Contoh pendeklarasian menggunakan DIM sebagai berikut:

Dim nama as byte

Dim tombol1 as integer

Dim tombol2 as word

Dim tombol3 as word

Dim tombol4 as word

Dim Kas as string*10

2.7.1.4Alias

Dengan menggunakan alias, variable yang sama dapat diberikan nama yang lain.

Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan

(45)

LEDBAR alias PortA.1 Tombol1 alias PinB.1 Tombol2 alias PinB.2

Dengan deklarasi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah

kondisi PortA.1. Selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias

untuk mengakses bit tertentu dari sebuah variable yang telah dideklarasikan.

Dim LedBar as byte

Led1 as LedBar.0 Led2 as LedBar.1 Led3 as LedBar.2

2.7.1.5 Konstanta

Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula konstanta. Konstanta

meruupakan variabel pula. Perbedaannya dengan variable biasa adalah nilai yang

dikandung tetap. Dengan konstanta, kode program yang kita buat akan lebih mudah

dibaca dan dapat mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita

akan lebih mudah menulis phi daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variable,

agar konstanta bisa dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu.

Berikut adalah cara pendeklarasian sebuah konstanta.

Dim A As Const 5

Dim B1 As Const &B1001

Cara lain yang paling Mudah: Const Cbyte = &HF

Const Cint = -1000

Const Csingle = 1.1

(46)

2.7.1.6 Array

Dengan array, kita dapat menggunakan sekumpulan variable dengan nama dan tipe

yang sama. Untuk mengakses variable tertentu dalam array, kita harus menggunakan

indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer, atau word. Artinya,

nilai maksimum sebuah indeks sebesar 65535.

Proses pendeklarasian sebuah array variabel sama dengan variabel, namun

perbedaannya kita pun mengikutkan jumlah elemennya. Berikut adalah contoh

pemakaian array:

Dim kelas(10) as byte

Dim c as Integer

For C = 1 To 10

a© = c

PortA.1 = a© Next

Program diatas membuat sebuah array dengan nama ‘kelas’ yang berisi 10

elemen (1-10) dan kemudian seluruh elemennya diisikan dengan nilai c yang

berurutan. Untuk membacanya, kita menggunakan indeks dimana elemen disimpan.

Pada program diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke PortA.1 dari

mikrokontroler.

2.7.1.7Operasi-operasi Dalam BASCOM

Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi,

membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan

menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM dan bagaimana sebuah

pernyataan terbentuk dan dihasilkan dari operator-operator berikut:

(47)

Operator digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi +

(tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).

b. Operator Relasi

Operator berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat

digunakan untuk membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat.

[image:47.595.139.507.244.475.2]

Operator relasi meliput i:

Tabel 2.11 Operator Relasi

Operator Relasi Pernyataan

= Sama dengan X = Y

<> Tidak sama dengan X <> Y

< Lebih kecil dari X < Y

> Lebih besar dari X > Y

<= Lebih kecil atau sama dengan X <= Y

>= Lebih besar atau sama dengan X >= Y

c. Operator Logika

Operator digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan

operasi bolean. Dalam BASCOM, ada empat buah operator logika, yaitu AND,

OR, NOT, dan XOR. Operator logika bisa pula digunakan untuk menguji

sebuah byte dengan pola bit tertentu, sebagai contoh:

Dim A As Byte

A = 63 And 19 Print A

(48)

16 11

d. Operator Fungsi

Operasi fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.

2.8 Pengaksesan Port Serial Pada Visual Basic

Untuk pengaksesan port serial kita dapat mengaksesnya secara langsung melalui

register USART atau menggunakan control MSComm yang telah disediakan Visual

Basic.

2.8.1 Pengaksesan Secara Langsung Melalui Register USART

Saluran yang digunakan USART untuk komunikasi baik untuk pengiriman maupun

penerimaan data adalah saluran RxD dan saluran TxD serta saluran – saluran untuk

control, yaitu saluran DCD, DSR, RTS, CTS, DTR, CTS, DTR, dan RI.

Saluran-saluran ini ada yang sebagai output dan ada yang sebagai input. Kecuali Saluran-saluran RxD,

saluran–saluran ini dapat diakses secara langsung melalui register USART. Berikut

[image:48.595.129.510.534.707.2]

adalah table alamat dan lokasi bit saluran tersebut pada register USART.

Tabel 2.12 Alamat dan lokasi bit pada register USART

Nama Pin Nomor pin pada DB-9 COM1 COM2 Bit Arah

TxD 3 3FBh 2FBh 6 Output

DTR 4 3FCh 2FCh 0 Output

RTS 7 3FEh 2FCh 1 Output

CTS 8 3FEh 2FEh 4 Input

DSR 6 3FEh 2FEh 5 Input

RI 9 3FEh 2FEh 6 Input

(49)

Untuk dapat mengaksesnya, kita dapat menggunakan fungsi Port_Out dan

fungsi Port_In yang terdapat pada Port_IO.DLL dan untuk menset atau mengclearkan

bit-bit tertentu kita dapat menggunakan prosedur Set_Bit atau prosedur Clear_Bit.

Berikut adalah contoh penggunaannya, dengan menset bit DTR, yaitu

membuat saluran DTR berlogika low yang dalam port serial IBM PC kompatibel

bertegangan +12V. Alamat register pengontrol DTR adalah 3FCh untuk COM1 pada

bit 0. Perintahnya adalah sebagai berikut.

Set_Bit (&H3FC, 0)

Untuk mengclearkannya, yaitu membuat saluran DTR berlogika high yang

dalam port serial IBM PC kompatibel bertegangan -12V, dan menggunakan perintah:

(50)

BAB 3

RANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Rangkaian

Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancang,

dimana setiap diagram blok memiliki fungsi masing-masing. Adapun diagram blok

dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah

ini.

Stasiun Peman-car

Unit Pemancar Data Suhu dan kelembaban

Display LCD Sensor Suhu dan

Kelembaban

Antena pemancar

Stasiun Penerima Unit Penerima Data

Suhu dan Kelembaban

PC (Personal Computer) Antena

[image:50.595.113.533.382.713.2]

Penerima

(51)

Pada diagram blok diatas, adanya pengiriman data antar dua stasiun yaitu

stasiun pemancar dan stasiun penerima. Adapun penjelasan dari tiap stasiun adalah

sebagai berikut:

Pada stasiun pemancar terdiri dari:

1. Blok Sensor berfungsi untuk mengubah parameter fisis (suhu dan kelembaban)

menjadi sinyal-sinyal elektris.

2. Blok stasiun pemancar merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk

mengolah data dari sensor suhu dan kelembaban.

3. Blok LCD berfungsi untuk menampilkan data suhu dan kelembaban.

4. Blok pemancar berfungsi untuk mengirimkan data suhu dan kelembaban ke

stasiun penerima melalui gelombang radio.

Pada stasiun pemancar, terdiri dari:

1. Blok penerima data suhu dan kelembaban berfungsi untuk menerima data suhu

dan kelembaban dari stasiun pemancar melalui gelombang radio.

2. Blok stasiun penerima merupakan blok serial sebagai interface ke PC

3. Blok PC sebagai penampil hasil akhir.

3.1.2 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Kompoen

utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler ATMega8535. Pada IC inilah

semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang

dikehendaki.

Mikrokontroler memiliki saluran 32 port I/O, yaitu port A (pin 33–40), port B

(pin 1–8), port C (pin 22–29) dan port D (pin14–21). Dimana pin 10 dan 31

dihubungkan ke Ground dan pin 10, 30 dan 32 di hubungkan ke sumber tegangan 5

Volt. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 4 MHz sebagai

sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler

dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu. Rangkaian mikrokontroler dapat dilihat

(52)
[image:52.595.200.440.77.349.2]

Gambar 3.2 Rangkaian Skematik ATMega8535

Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke

positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen

ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah

power aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada mikrokontroler dan aktifnya

program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika dihitung

maka lama waktunya adalah :

10 10 1 det

t = =ΩR x C K =x µF m ik

Jadi 1 mili detik setelah power aktif pada IC kemudian program aktif.

3.1.3 Sistem Komunikasi

Pada aplikasi ini, untuk transmitter menggunakan modul TLP433 dan untuk receiver

menggunakan modul RLP433. Modul ini menggunakan modulasi ASK (Amplitudo

(53)

Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level TTL

(Transistor-transistor Lgic). Data serial dari mikrokontroler ini akan dimodulasi dan dipancarkan

menjadi gelombang radio menggunakan TLP433. Gambar rangkaian sistem pemancar

[image:53.595.205.432.169.451.2]

ini dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Pemancar

Pada pemancar, komunikasi terjadi pada pin 2 merupakan data dari pemancar

yang terhubung dengan PD.1 (TXD) mikrokontroler. Pin 1 merupakan Ground dan

pin 3 merupakan Vcc pada pemancar ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt, dan

pin 4 terhubung dengan antena (RF output) yang berfungsi untuk mengirmkan data ke

stasiun penerima. Operasi supply voltage pada pemancar ini mempunyai RF output

power 14dBm

Pada bagian penerima, gelombang radio yang dipancarkan oleh modul TLP433

diterima melalui modul RLP433, oleh modul ini sinyal yang diterima akan

sidemodulasi sehingga diperoleh sinyal data. Data serial yang diterima akan

dikirimkan ke PC (Personal Computer) melalui komunikasi RS-232. Gambar

(54)
[image:54.595.211.424.73.221.2]

Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Penerima

Pin data pada modul penerima (RLP433) yaitu pin 2 dihubungkan langsung

pin TXD (pin 11) pada IC MAX232. Ketika data dikirim dari stasiun pemancar maka

RLP433 (penerima) ini akan segera menerima data dan meneruskannya ke IC

MAX232 untuk dikirimkan ke PC. Pin 1, 6, 7 merupakan Ground dan pin 4, 5 yang

merupakan Vcc ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Dan pin 8 pada RLP433

merupakan antena yang dapat menerima data dari pemancar (TLP433).

3.1.4 Sistem Sensor

Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah SHT11

dengan sumber tegangan 5 volt dan komunikasi bidirectional 2-wire. Sistem sensor ini

mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan pembacaan

data. Pengambilan data untuk masingmasing pengukuran dilakukan dengan

memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler.

Port B pin 1 (PinB.1) mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada

pin Data SHT11 ”00000101” untuk pengukuran kelembaban relatif dan ”00000011”

untuk pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan

temperatur pada pin Data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan oleh

mikrokontroler pada port B pin 0 (PinB.0) agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11

memiliki ADC (Analog to Digital Converter) di dalamnya sehingga keluaran data

(55)

terkonversi dalam bentuk data digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam

pengolahan data pada mikrokontroler. Skema pengambilan data dilihat pada gambar

[image:55.595.141.508.148.258.2]

3.5.

Gambar 3.5 Skema Pengambilan Data SHT11

3.1.5 Rangkaian Komunikasi Serial

Untuk komunikasi antara penerima data (RLP433) dengan dengan PC (Personal

Computer) digunakan IC MAX232. Penerima dihubungkan dengan MAX232 pada pin

T1IN. Sedangkan MAX232 dihubungkan pada PC lewat DB9 pada pin RX (kaki 2

DB9). Hubungan antara penerima (RLP433) dengan PC (Personal Computer) dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.6 Rangkaian skematik konverter tegangan serial RS232

IC MAX232 adalah IC pengubah level RS232 yang memiliki sebuah charge

[image:55.595.156.474.482.666.2]
(56)

Tegangan-tegangan ini dihasilkan dengan proses pengisian dan pembuangan 4 buah

kapasitor luar yang dihubungkan dengan rangkaian pengganda tegangan internal yang

dimiliki oleh IC ini. MAX232 mempunyai 2 penerima (RS-232 ke TTL) dan 2

pengirim (TTL ke RS-232) cukup untuk menghubungkan pin TXD dan RXD port

serial PC.

Pada rangkaian interfacing port serial ini terdapat RLP433 (penerima), dimana

pin 2 dari RLP433 (penerima) dihubungkan langsung dengan pin TXD (pin 11) pada

IC MAX232. Ketika data dikirim dari stasiun pemancar maka RLP433 (penerima) ini

akan segera menerima data dan meneruskannya ke IC MAX232 untuk dikirimkan ke

PC melalui pin 2 dan ground pada DB9. Pin 1, 6, 7 merupakan gnd dan pin 4, 5 yang

merupakan Vcc ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Dan pin 8 pada RLP433

merupakan antena yang dapat menerima data dari pemancar (TLP433).

3.1.6 Rangkaian Power Supply

[image:56.595.157.439.463.583.2]

Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini:

Gambar 3.7 Rangkaian Skematik Power Supply

Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke

seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran,

yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh

(57)

Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC

menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan

dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF.

Regulator tegangan 5 Volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan

tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya

sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 42 disini berfungsi

sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga

regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang

cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.

3.1.7 Rangkaian LCD

Rangkaian skematik LCD ini digunakan untuk menampilkan data suhu dan

[image:57.595.204.462.388.579.2]

kelembaban. Rangkaian skematik LCD dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.8 Rangkaian Skematik LCD

Pada gambar rangkaian konektor LCD yang terdiri dari konektor Gnd

(Ground), Vcc (5V), VEE, Reset, R/W (Read/Write), Enable, DB4-DB7 dihubungkan

langsung ke konektor Mikrokontroler ATMega8535. Adapun potensiometer pada

rangkaian diatas berfungsi untuk mengatur cahaya karakter yang ditampilkan pada

(58)

Pin 1 (Gnd) dan pin 2 (Vcc) pada LCD dihubungkan dengan sumber tegangan

5 Volt, dan VEE (pin 3) LCD dihubungkan dengan Gnd dan Vcc. Ini berfungsi untuk

mengatur kontras pada LCD, dimana kontras mencapai nilai maksimum pada saat

kondisi pin ini pada tegangan tegangan 0 Volt. Pin 4 (Reset) LCD terhubung ke pin

mikrokontroler yang berfungsi untuk pengaksesan register data pada logika 1 dan

untuk mengakses register perintah pada logika 0. Pin 5 (R/W) pada LCD terhubung

dengan mikrokontroler berfungsi untuk mengetahui bahwa LCD sedang pada mode

pembacaan (logika 1) dan pada mode penulisan (logika 0). Pin ini dihubungkan

langsung ke Gnd untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan. Pin 6 (Enable)

LCD berfungsi untuk mengaktifkan clock LCD. Pin 11-14 (D4-D7) LCD merupakan

data bus yang berfungsi akan menulis dan membaca data. Pin-pin ini dihubungkan ke

mikrokontroler. Pin-pin pada LCD dihubungkan ke PA.0 - PA.5 pada mikrokontroler.

3.2 Perancangan Perangkat Lunak 3.2.1 Diagram Alir Program

Start

Ambil data Suhu dan Kelembaban

Tampilkan Data Suhu dan Kelembaban pada

LCD

Kirim Data Suhu dan kelmbaban ke Kit

[image:58.595.249.363.420.648.2]

penerima

Gambar 3.6 Flowchart Stasiun Pemancar

Pada stasiun pemancar, program diawali dengan rutin pengambilan data pada

lingkungan. Kemudian, data-data tersebut diproses untuk ditampilkan pada LCD

(59)

data suhu dan kelembaban yang ditampilkan tadi kemudian dikirimkan ke unit

penerima data suhu dan kelembaban. Setelah itu, program akan kembali ke rutin

pengambilan data pada lingkungan.

Start

Ambil data suhu dan Kelembaban dari Kit

Pemancar

Kirim Data Suhu dan Kelembaban ke PC

[image:59.595.248.364.160.400.2]

Tampilkan dan simpan data Suhu dan Kelembaban pada PC

Gambar 3.7 Flowchart Stasiun Penerima

Pada stasiun penerima, program diawali dengan rutin pengambilan data dari

unit pemancar data suhu dan kelembaban. Kemudian data-data tersebut diproses untuk

dikirimkan ke PC (Personal Computer) dan akan ditampilkan dan disimpan pada PC

(Personal Computer). Setelah itu, program akan kembali ke rutin pengambilan data

(60)

BAB 4

PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN SISTEM

4.1 Pengujian Sistem Mikrokontroler ATMega8535

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller ATMega8535 telah bekerja

dengan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan

memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMega8535. Programnya

adalah sebagai berikut:

$regfile = "m8535.dat" $crystal = 4000000 Config Portb = Output Ddrc = &B11111111 Config Pinb.0 = Output Do

Set Portb.0 Wait 1

Reset Portb.0 Wait 1

Loop

Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke

Portb.0 selama 1 detik dan mematikannya selama 1 detik secara terus menerus.

Perintah set Portb.0 memiliki logika high (1) yang berarti LED hidup, dan perintah

reset Portb.0 memiliki logika low(0).

(61)

Pengujian pada bagian rangkaian power supply ini dapat dilakukan dengan mengukur

tegangan pada titik-titik tertentu dari rangkaian ini, dengan menggunakan volt meter

[image:61.595.155.483.144.269.2]

digital.

Gambar 4.1 Rangkaian Power supply

Pengujian rangkaian ini juga bisa dibuktikan dengan menggunakan osiloskop, berikut

[image:61.595.258.376.378.476.2]

adalah tampilan keluaran pada osiloskop :

Gambar 4.2. Keluaran Trafo 12 Volt

[image:61.595.255.378.524.635.2]
(62)
[image:62.595.250.383.68.175.2]

Gambar 4.4. Keluaran 5 Volt

4.3 Pengujian Rangkaian LCD

Rangakaian LCD diuji dengan menampilkan karakter dengan perintah sebagai berikut:

$regfile = "m8535.dat" $crystal = 4000000

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Porta.3 , Db5 = Porta.2 , Db6 = Porta.1 , Db7 = Porta.0 , E = Porta.4 , Rs = Porta.5

Config Lcd = 16 * 2 Cls

Do

Locate 1 , 1 Lcd "Test LCD" Locate 2 , 1 Lcd "OK!!" Loop

Perintah di atas menampilkan tulisan “Test LCD” pada baris pertama dan tulisan

“OK!!” pada baris kedua. Berikut tampilan karakter hasil perintah LCD

[image:62.595.253.381.659.735.2]
(63)

4.4 Pengujian Perangkat Lunak Pada PC

Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan semua blok di bagian pemancar dan

penerima. Pada blok bagian penerima dihubungkan ke PC, dan semua blok diaktifkan.

Kemudian keluaran RS232 pada bagian penerima dihubungkan ke port serial

komputer. Jika semua sistem (bagian pemancar dan penerima) menyala maka

pendeteksi sinyal akan menyala sehingga data yang dikirimkan akan diterima untuk

ditampilkan pada layar PC. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada gambar di

[image:63.595.152.478.288.520.2]

bawah ini:

Gambar 4.6 Tampilan saat sistem melakukan pengukuran

4.4.1 Pengujian Kehandalan Sistem Secara Keseluruhan

Pengujian ini dilakukan dengan cara menjalankan alat selama 24 jam dengan

pengambilan data setiap jam. Pengujian sistem ini dilakukan di lapangan FISIPOL

USU Medan, pada tanggal 13 November 2009. dari hasil pengujian, didapat data

(64)
[image:64.595.191.445.119.761.2]

Tabel 4.1 Data Pengujian selama 1 hari di lapangan FISIPOL USU Medan pada

Tanggal 13 November 2009

Jam Suhu (ºC) Kelembaban (%)

7:00 25.2 88

8:00 26.4 86

9:00 28 76

10:00 29.2 70

11:00 30.3 67

12:00 30.7 68

13:00 31.1 68

14:00 31 65

15:00 30.8 67

16:00 30.6 66

17:00 30.2 62

18:00 29.8 70

19:00 28 72

20:00 27.7 74

21:00 27.6 79

22:00 26.6 81

23:00 26.8 82

0:00 26.1 86

1:00 25.8 85

2:00 25.7 85

3:00 25.4 85

4:00 25.2 85

(65)

6:00 24.8 87

Dari tabel 4.1 didapat grafik seperti pada gambar 4 .7 sebagai berikut:

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

7:00 9:0011:0013:0015:0017:0019:0021:0023:00 1:00 3:00 5:00

[image:65.595.197.471.161.317.2]

Suhu Kelembaban

Gambar 4.7 Grafik Suhu dan Kelembaban terhadap Waktu

Dari grafik diatas, dapat diamati perubahan suhu udara dan kelembaban selama satu

hari penuh.

4.4.2 Perbandingan Data antara Data Sistem dengan Data yang Dihasilkan Termometer Digital dan Hygrometer

Pada data ini, terdapat perbedaan data antara data yang dihasilkan sistem dengan data

yang dihasilkan termometer air raksa dan hygrometer. Dimana data yang dihasilkan

sistem memiliki persen kesalahan ±1°C pada suhu dan ±5% pada kelembaban. Data

dapat dilihat pada tabel lampiran 1, dan grafik perbandingan data pada gambar

lampiran 1 dan gambar lampiran 2.

4.4.3 Akurasi Data antara Kecepatan Pengiriman (baudrate) dengan Suhu Penampil LCD dengan Suhu Penampil PC

Nilai kecepatan pengiriman (baudrate) yang diberikan pada saat pengukuran yaitu

1200 bps dan 2400 bps. Data hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel lampiran 2 dan

grafik akurasi data antara baudrate dengan suhu penampil LCD dengan suhu

(66)

4.4.4 Akurasi Data antara Kecepatan Pengiriman (baudrate) dengan Kelembaban Penampil LCD dengan Kelembaban Penampil PC

Nilai kecepatan pengiriman (baudrate) yang diberikan pada kelembaban tidak berbeda

dengan suhu pada saat melakukan pengukuran. Data hasil pengukuran dapat dilihat

pa

Gambar

Tabel 2.7 Angka Pembagi
Gambar 2.12 Tampilan HyperTerminal
Gambar 2.14 Pengaturan Port Serial
Gambar 2.15 Diagram Pengkabelan Konfigurasi Null Modem
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

KEBERADAAN KOMITE MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2014 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh proporsi komisaris

Menurut anda, apakah gaya penyampaian yang digunakan dalam tayangan iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T mudah diingata. Tidak

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa dengan prestasi tinggi sudah menguasai tiga indikator dengan baik, yaitu mampu menghubungkan gambar, tabel atau

(Merokok adalah kebiasaan buruk karena baunya tidak enak dan bisa merusak kesehatan anda. Selain itu, merokok adalah kebiasaan yang membutuhkan biaya yang

Mungkin dalam hal ini saya mengasumsikan bahwa agan udah pada ngerti cara masuk ke server MySQL baik melalui phpmyadmin maupun cmd prompt.. Namun dalam tutorial ini saya

Selain Faisal Islamic Bank, terdapat bank lain, yaitu Islamic International Bank for Investment and Development yang beroperasi dengan menggunakan instrument keuangan Islam

New York Public Library memiliki sekitar 53,1 juta item yang menjadikannya perpustakaan umum terbesar kedua di Amerika Serikat dan juga terbesar ketiga di