Komunikasi data secara wireless (tanpa kabel) seringkali dijumpai akhir-akhir ini dalam aplikasi kompuer, PDA, ponsel, dll. Berbagai macam teknologi digunakan sebagai sarana komunikasi nirkabel seperti RF, Infra Red. Bluetoothh, Wireless LAN, dsb. Demikian juga dalam proyek ini pun juga akan menggunakan modul RF untuk
komunikasi data secara wireless dengan komputer. Modul RF (Radio Frekuensi) yang digunakan adalah TLP433.92A (Pemancar) dan RLP433.92A (Penerima).
Modul RF buatan LAIPAC ini sering sekali digunakan sebagai alat untuk komunikasi data secara wireless menggunakan media gelombang radio. Biasanya kedua modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler atau peralatan digital yang lainnya. Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level TTL
(Transistor-transistor Logic). Jangkauan komunikasi maksimum dari pasangan modul RF ini
adalah 100 meter tanpa halangan dan 30 meter di dalam gedung. Ukuran ini dapat dipengaruhi oleh faktor antena, kebisingan, dan tegangan kerja dari pemancar. Panjang antena yang digunakan adalah 17 cm, dan terbuat dari kawat besi.
RLP 433.92A
TLP433.92A
Gambar 2.20 Bentuk Fisik Modul RF Tampak Depan Tabel 2.8 Susunan kaki Modul TLP dan RLP
Modul TLP433 ini menggunakan modulasi ASK (Amplitudor Shift keying), dimana frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk mengirimkan data secara serial ke modul penerima RLP433.
b. Modul Penerima RF RLP-433
Modul RLP433 ini sama halnya dengan modul TLP yang menggunakan modulasi ASK (Amplifier Shift Keying) dengan frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk menerima data yang dikirim secara serial dari modul pemancar TLP433.
2.7 Perangkat Lunak
2.7.1 Instruksi-instruksi ATMega8535
Beberapa instruksi yang sering digunakan dalam pemrograman IC mikrokontroler ATMega8535 antara lain adalah:
2.7.1.1 Karakter dalam BASCOM
Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet (A-Z dan a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter special (lihat tabel 2.9).
Tabel 2.9 Karakter Spesial
karakter Nama
Blank ‘ Apostrophe
* Asterisk (symbol perkalian) + Plus sign
, Comma
. Period (decimal point)
/ Slash (division symbol) will be handled as\
: Colon
“ Double quotation mark ; Semicolon
< Less than
= Equa l sign (assignment symbol or relational operator) > Greater than
\ Backspace (integer or word division symbol)
2.7.1.2 Tipe Data
Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan memori mikrokontroler. Tabel 2.10 berikut adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya.
Tabel 2.10 Tipe data BASCOM
Tipe Data Ukuran (byte) Range
Bit 1/8 - Byte 1 0 – 255 Integer 2 -32,768 - +32,767 Word 2 0 – 65535 Long 4 -214783648 - +2147483647 Single 4 -
2.7.1.3 Variabel
Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.
Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variable: 1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.
2. Karakter biasa berupa angka atau huruf. 3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.
4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh BASCOM seagai perintah, pernyataan, internal register, dan nama operator (AND, OR, DIM, dan lain-lain).
Sebelum digunakan, maka variable harus dideklarasikan terlebih dahulu. Dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variable (data). Cara pertama adalah menggunakan pernyataan ‘DIM’ (dimensi) diikuti nama tipe datanya. Contoh pendeklarasian menggunakan DIM sebagai berikut:
Dim nama as byte
Dim tombol1 as integer
Dim tombol2 as word
Dim tombol3 as word
Dim tombol4 as word
Dim Kas as string*10
2.7.1.4Alias
Dengan menggunakan alias, variable yang sama dapat diberikan nama yang lain. Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan untuk mengganti nama variable yang telah baku, seperti port mikrokontroler.
LEDBAR alias PortA.1 Tombol1 alias PinB.1 Tombol2 alias PinB.2
Dengan deklarasi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah kondisi PortA.1. Selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias untuk mengakses bit tertentu dari sebuah variable yang telah dideklarasikan.
Dim LedBar as byte
Led1 as LedBar.0 Led2 as LedBar.1 Led3 as LedBar.2
2.7.1.5 Konstanta
Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula konstanta. Konstanta meruupakan variabel pula. Perbedaannya dengan variable biasa adalah nilai yang dikandung tetap. Dengan konstanta, kode program yang kita buat akan lebih mudah dibaca dan dapat mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita akan lebih mudah menulis phi daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variable, agar konstanta bisa dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut adalah cara pendeklarasian sebuah konstanta.
Dim A As Const 5
Dim B1 As Const &B1001
Cara lain yang paling Mudah: Const Cbyte = &HF
Const Cint = -1000
Const Csingle = 1.1
2.7.1.6 Array
Dengan array, kita dapat menggunakan sekumpulan variable dengan nama dan tipe yang sama. Untuk mengakses variable tertentu dalam array, kita harus menggunakan indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer, atau word. Artinya, nilai maksimum sebuah indeks sebesar 65535.
Proses pendeklarasian sebuah array variabel sama dengan variabel, namun perbedaannya kita pun mengikutkan jumlah elemennya. Berikut adalah contoh pemakaian array:
Dim kelas(10) as byte
Dim c as Integer
For C = 1 To 10
a© = c
PortA.1 = a© Next
Program diatas membuat sebuah array dengan nama ‘kelas’ yang berisi 10 elemen (1-10) dan kemudian seluruh elemennya diisikan dengan nilai c yang berurutan. Untuk membacanya, kita menggunakan indeks dimana elemen disimpan. Pada program diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke PortA.1 dari mikrokontroler.
2.7.1.7Operasi-operasi Dalam BASCOM
Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM dan bagaimana sebuah pernyataan terbentuk dan dihasilkan dari operator-operator berikut:
Operator digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi + (tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).
b. Operator Relasi
Operator berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat. Operator relasi meliput i:
Tabel 2.11 Operator Relasi
Operator Relasi Pernyataan
= Sama dengan X = Y
<> Tidak sama dengan X <> Y
< Lebih kecil dari X < Y
> Lebih besar dari X > Y
<= Lebih kecil atau sama dengan X <= Y >= Lebih besar atau sama dengan X >= Y
c. Operator Logika
Operator digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan operasi bolean. Dalam BASCOM, ada empat buah operator logika, yaitu AND, OR, NOT, dan XOR. Operator logika bisa pula digunakan untuk menguji sebuah byte dengan pola bit tertentu, sebagai contoh:
Dim A As Byte A = 63 And 19 Print A A = 10 or 9 Print A Output
16 11
d. Operator Fungsi
Operasi fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.
2.8 Pengaksesan Port Serial Pada Visual Basic
Untuk pengaksesan port serial kita dapat mengaksesnya secara langsung melalui register USART atau menggunakan control MSComm yang telah disediakan Visual Basic.
2.8.1 Pengaksesan Secara Langsung Melalui Register USART
Saluran yang digunakan USART untuk komunikasi baik untuk pengiriman maupun penerimaan data adalah saluran RxD dan saluran TxD serta saluran – saluran untuk control, yaitu saluran DCD, DSR, RTS, CTS, DTR, CTS, DTR, dan RI. Saluran-saluran ini ada yang sebagai output dan ada yang sebagai input. Kecuali Saluran-saluran RxD, saluran–saluran ini dapat diakses secara langsung melalui register USART. Berikut adalah table alamat dan lokasi bit saluran tersebut pada register USART.
Tabel 2.12 Alamat dan lokasi bit pada register USART
Nama Pin Nomor pin pada DB-9 COM1 COM2 Bit Arah
TxD 3 3FBh 2FBh 6 Output
DTR 4 3FCh 2FCh 0 Output
RTS 7 3FEh 2FCh 1 Output
CTS 8 3FEh 2FEh 4 Input
DSR 6 3FEh 2FEh 5 Input
RI 9 3FEh 2FEh 6 Input
Untuk dapat mengaksesnya, kita dapat menggunakan fungsi Port_Out dan fungsi Port_In yang terdapat pada Port_IO.DLL dan untuk menset atau mengclearkan bit-bit tertentu kita dapat menggunakan prosedur Set_Bit atau prosedur Clear_Bit.
Berikut adalah contoh penggunaannya, dengan menset bit DTR, yaitu membuat saluran DTR berlogika low yang dalam port serial IBM PC kompatibel bertegangan +12V. Alamat register pengontrol DTR adalah 3FCh untuk COM1 pada bit 0. Perintahnya adalah sebagai berikut.
Set_Bit (&H3FC, 0)
Untuk mengclearkannya, yaitu membuat saluran DTR berlogika high yang dalam port serial IBM PC kompatibel bertegangan -12V, dan menggunakan perintah: Clear_Bit (&H3FC, 0)
BAB 3
RANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Rangkaian
Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancang, dimana setiap diagram blok memiliki fungsi masing-masing. Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Stasiun Peman-car
Unit Pemancar Data Suhu dan kelembaban
Display LCD Sensor Suhu dan
Kelembaban
Antena pemancar
Stasiun Penerima Unit Penerima Data
Suhu dan Kelembaban PC (Personal Computer) Antena Penerima
Pada diagram blok diatas, adanya pengiriman data antar dua stasiun yaitu stasiun pemancar dan stasiun penerima. Adapun penjelasan dari tiap stasiun adalah sebagai berikut:
Pada stasiun pemancar terdiri dari:
1. Blok Sensor berfungsi untuk mengubah parameter fisis (suhu dan kelembaban) menjadi sinyal-sinyal elektris.
2. Blok stasiun pemancar merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk mengolah data dari sensor suhu dan kelembaban.
3. Blok LCD berfungsi untuk menampilkan data suhu dan kelembaban.
4. Blok pemancar berfungsi untuk mengirimkan data suhu dan kelembaban ke stasiun penerima melalui gelombang radio.
Pada stasiun pemancar, terdiri dari:
1. Blok penerima data suhu dan kelembaban berfungsi untuk menerima data suhu dan kelembaban dari stasiun pemancar melalui gelombang radio.
2. Blok stasiun penerima merupakan blok serial sebagai interface ke PC 3. Blok PC sebagai penampil hasil akhir.
3.1.2 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Kompoen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler ATMega8535. Pada IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Mikrokontroler memiliki saluran 32 port I/O, yaitu port A (pin 33–40), port B (pin 1–8), port C (pin 22–29) dan port D (pin14–21). Dimana pin 10 dan 31 dihubungkan ke Ground dan pin 10, 30 dan 32 di hubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 4 MHz sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu. Rangkaian mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini:
Gambar 3.2 Rangkaian Skematik ATMega8535
Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada mikrokontroler dan aktifnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika dihitung maka lama waktunya adalah :
10 10 1 det
t = =ΩR x C K =x µF m ik
Jadi 1 mili detik setelah power aktif pada IC kemudian program aktif.
3.1.3 Sistem Komunikasi
Pada aplikasi ini, untuk transmitter menggunakan modul TLP433 dan untuk receiver menggunakan modul RLP433. Modul ini menggunakan modulasi ASK (Amplitudo
Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level TTL
(Transistor-transistor Lgic). Data serial dari mikrokontroler ini akan dimodulasi dan dipancarkan
menjadi gelombang radio menggunakan TLP433. Gambar rangkaian sistem pemancar ini dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Pemancar
Pada pemancar, komunikasi terjadi pada pin 2 merupakan data dari pemancar yang terhubung dengan PD.1 (TXD) mikrokontroler. Pin 1 merupakan Ground dan pin 3 merupakan Vcc pada pemancar ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt, dan pin 4 terhubung dengan antena (RF output) yang berfungsi untuk mengirmkan data ke stasiun penerima. Operasi supply voltage pada pemancar ini mempunyai RF output
power 14dBm
Pada bagian penerima, gelombang radio yang dipancarkan oleh modul TLP433 diterima melalui modul RLP433, oleh modul ini sinyal yang diterima akan sidemodulasi sehingga diperoleh sinyal data. Data serial yang diterima akan dikirimkan ke PC (Personal Computer) melalui komunikasi RS-232. Gambar rangkaian sistem komunikasi serial ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Penerima
Pin data pada modul penerima (RLP433) yaitu pin 2 dihubungkan langsung pin TXD (pin 11) pada IC MAX232. Ketika data dikirim dari stasiun pemancar maka RLP433 (penerima) ini akan segera menerima data dan meneruskannya ke IC MAX232 untuk dikirimkan ke PC. Pin 1, 6, 7 merupakan Ground dan pin 4, 5 yang merupakan Vcc ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Dan pin 8 pada RLP433 merupakan antena yang dapat menerima data dari pemancar (TLP433).
3.1.4 Sistem Sensor
Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah SHT11 dengan sumber tegangan 5 volt dan komunikasi bidirectional 2-wire. Sistem sensor ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan pembacaan data. Pengambilan data untuk masingmasing pengukuran dilakukan dengan memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler.
Port B pin 1 (PinB.1) mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada pin Data SHT11 ”00000101” untuk pengukuran kelembaban relatif dan ”00000011” untuk pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan temperatur pada pin Data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan oleh mikrokontroler pada port B pin 0 (PinB.0) agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog to Digital Converter) di dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah
terkonversi dalam bentuk data digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam pengolahan data pada mikrokontroler. Skema pengambilan data dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Skema Pengambilan Data SHT11
3.1.5 Rangkaian Komunikasi Serial
Untuk komunikasi antara penerima data (RLP433) dengan dengan PC (Personal
Computer) digunakan IC MAX232. Penerima dihubungkan dengan MAX232 pada pin
T1IN. Sedangkan MAX232 dihubungkan pada PC lewat DB9 pada pin RX (kaki 2 DB9). Hubungan antara penerima (RLP433) dengan PC (Personal Computer) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.6 Rangkaian skematik konverter tegangan serial RS232
IC MAX232 adalah IC pengubah level RS232 yang memiliki sebuah charge pump yang bisa menghasilkan tegangan +10 V dan -10 V dari tegangan catu daya 5 V.
Tegangan-tegangan ini dihasilkan dengan proses pengisian dan pembuangan 4 buah kapasitor luar yang dihubungkan dengan rangkaian pengganda tegangan internal yang dimiliki oleh IC ini. MAX232 mempunyai 2 penerima (RS-232 ke TTL) dan 2 pengirim (TTL ke RS-232) cukup untuk menghubungkan pin TXD dan RXD port serial PC.
Pada rangkaian interfacing port serial ini terdapat RLP433 (penerima), dimana pin 2 dari RLP433 (penerima) dihubungkan langsung dengan pin TXD (pin 11) pada IC MAX232. Ketika data dikirim dari stasiun pemancar maka RLP433 (penerima) ini akan segera menerima data dan meneruskannya ke IC MAX232 untuk dikirimkan ke PC melalui pin 2 dan ground pada DB9. Pin 1, 6, 7 merupakan gnd dan pin 4, 5 yang merupakan Vcc ini dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Dan pin 8 pada RLP433 merupakan antena yang dapat menerima data dari pemancar (TLP433).
3.1.6 Rangkaian Power Supply
Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini:
Gambar 3.7 Rangkaian Skematik Power Supply
Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian, yaitu rangkaian pada unit pemancar dan unit penerima.
Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan
dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF.
Regulator tegangan 5 Volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 42 disini berfungsi sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.
3.1.7 Rangkaian LCD
Rangkaian skematik LCD ini digunakan untuk menampilkan data suhu dan kelembaban. Rangkaian skematik LCD dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.8 Rangkaian Skematik LCD
Pada gambar rangkaian konektor LCD yang terdiri dari konektor Gnd (Ground), Vcc (5V), VEE, Reset, R/W (Read/Write), Enable, DB4-DB7 dihubungkan langsung ke konektor Mikrokontroler ATMega8535. Adapun potensiometer pada rangkaian diatas berfungsi untuk mengatur cahaya karakter yang ditampilkan pada LCD.
Pin 1 (Gnd) dan pin 2 (Vcc) pada LCD dihubungkan dengan sumber tegangan 5 Volt, dan VEE (pin 3) LCD dihubungkan dengan Gnd dan Vcc. Ini berfungsi untuk mengatur kontras pada LCD, dimana kontras mencapai nilai maksimum pada saat kondisi pin ini pada tegangan tegangan 0 Volt. Pin 4 (Reset) LCD terhubung ke pin mikrokontroler yang berfungsi untuk pengaksesan register data pada logika 1 dan untuk mengakses register perintah pada logika 0. Pin 5 (R/W) pada LCD terhubung dengan mikrokontroler berfungsi untuk mengetahui bahwa LCD sedang pada mode pembacaan (logika 1) dan pada mode penulisan (logika 0). Pin ini dihubungkan langsung ke Gnd untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan. Pin 6 (Enable) LCD berfungsi untuk mengaktifkan clock LCD. Pin 11-14 (D4-D7) LCD merupakan data bus yang berfungsi akan menulis dan membaca data. Pin-pin ini dihubungkan ke mikrokontroler. Pin-pin pada LCD dihubungkan ke PA.0 - PA.5 pada mikrokontroler.
3.2 Perancangan Perangkat Lunak 3.2.1 Diagram Alir Program
Start
Ambil data Suhu dan Kelembaban
Tampilkan Data Suhu dan Kelembaban pada
LCD
Kirim Data Suhu dan kelmbaban ke Kit
penerima
Gambar 3.6 Flowchart Stasiun Pemancar
Pada stasiun pemancar, program diawali dengan rutin pengambilan data pada lingkungan. Kemudian, data-data tersebut diproses untuk ditampilkan pada LCD sehingga dapat diketahui berapa nilai data suhu dan kelembaban pada lingkunga. Nilai
data suhu dan kelembaban yang ditampilkan tadi kemudian dikirimkan ke unit penerima data suhu dan kelembaban. Setelah itu, program akan kembali ke rutin pengambilan data pada lingkungan.
Start
Ambil data suhu dan Kelembaban dari Kit
Pemancar
Kirim Data Suhu dan Kelembaban ke PC
Tampilkan dan simpan data Suhu dan Kelembaban pada PC
Gambar 3.7 Flowchart Stasiun Penerima
Pada stasiun penerima, program diawali dengan rutin pengambilan data dari unit pemancar data suhu dan kelembaban. Kemudian data-data tersebut diproses untuk dikirimkan ke PC (Personal Computer) dan akan ditampilkan dan disimpan pada PC (Personal Computer). Setelah itu, program akan kembali ke rutin pengambilan data dari unit pemancar data suhu dan kelembaban.
BAB 4
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN SISTEM
4.1 Pengujian Sistem Mikrokontroler ATMega8535
Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller ATMega8535 telah bekerja dengan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMega8535. Programnya adalah sebagai berikut:
$regfile = "m8535.dat" $crystal = 4000000 Config Portb = Output Ddrc = &B11111111 Config Pinb.0 = Output Do Set Portb.0 Wait 1 Reset Portb.0 Wait 1 Loop
Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke Portb.0 selama 1 detik dan mematikannya selama 1 detik secara terus menerus. Perintah set Portb.0 memiliki logika high (1) yang berarti LED hidup, dan perintah reset Portb.0 memiliki logika low(0).
Pengujian pada bagian rangkaian power supply ini dapat dilakukan dengan mengukur tegangan pada titik-titik tertentu dari rangkaian ini, dengan menggunakan volt meter digital.
Gambar 4.1 Rangkaian Power supply
Pengujian rangkaian ini juga bisa dibuktikan dengan menggunakan osiloskop, berikut adalah tampilan keluaran pada osiloskop :
Gambar 4.2. Keluaran Trafo 12 Volt
Gambar 4.4. Keluaran 5 Volt
4.3 Pengujian Rangkaian LCD
Rangakaian LCD diuji dengan menampilkan karakter dengan perintah sebagai berikut: $regfile = "m8535.dat"
$crystal = 4000000
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Porta.3 , Db5 = Porta.2 , Db6 = Porta.1 , Db7 = Porta.0 , E = Porta.4 , Rs = Porta.5
Config Lcd = 16 * 2 Cls Do Locate 1 , 1 Lcd "Test LCD" Locate 2 , 1 Lcd "OK!!" Loop
Perintah di atas menampilkan tulisan “Test LCD” pada baris pertama dan tulisan “OK!!” pada baris kedua. Berikut tampilan karakter hasil perintah LCD
4.4 Pengujian Perangkat Lunak Pada PC
Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan semua blok di bagian pemancar dan penerima. Pada blok bagian penerima dihubungkan ke PC, dan semua blok diaktifkan. Kemudian keluaran RS232 pada bagian penerima dihubungkan ke port serial komputer. Jika semua sistem (bagian pemancar dan penerima) menyala maka pendeteksi sinyal akan menyala sehingga data yang dikirimkan akan diterima untuk ditampilkan pada layar PC. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.6 Tampilan saat sistem melakukan pengukuran
4.4.1 Pengujian Kehandalan Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian ini dilakukan dengan cara menjalankan alat selama 24 jam dengan pengambilan data setiap jam. Pengujian sistem ini dilakukan di lapangan FISIPOL USU Medan, pada tanggal 13 November 2009. dari hasil pengujian, didapat data sebagai berikuit:
Tabel 4.1 Data Pengujian selama 1 hari di lapangan FISIPOL USU Medan pada Tanggal 13 November 2009
Jam Suhu (ºC) Kelembaban (%)
7:00 25.2 88 8:00 26.4 86 9:00 28 76 10:00 29.2 70 11:00 30.3 67 12:00 30.7 68 13:00 31.1 68 14:00 31 65 15:00 30.8 67 16:00 30.6 66 17:00 30.2 62 18:00 29.8 70 19:00 28 72 20:00 27.7 74 21:00 27.6 79 22:00 26.6 81 23:00 26.8 82 0:00 26.1 86 1:00 25.8 85 2:00 25.7 85 3:00 25.4 85 4:00 25.2 85 5:00 24.7 86
6:00 24.8 87
Dari tabel 4.1 didapat grafik seperti pada gambar 4 .7 sebagai berikut:
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 7:00 9:0011:0013:0015:0017:0019:0021:0023:00 1:00 3:00 5:00 Suhu Kelembaban
Gambar 4.7 Grafik Suhu dan Kelembaban terhadap Waktu
Dari grafik diatas, dapat diamati perubahan suhu udara dan kelembaban selama satu hari penuh.
4.4.2 Perbandingan Data antara Data Sistem dengan Data yang Dihasilkan Termometer Digital dan Hygrometer
Pada data ini, terdapat perbedaan data antara data yang dihasilkan sistem dengan data yang dihasilkan termometer air raksa dan hygrometer. Dimana data yang dihasilkan