• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas-Asas Hukum Perjanjian Pada Masyarakat Karo (Kajian Kasus Di Desa Kubu Colia, Kecamatan Tiga...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asas-Asas Hukum Perjanjian Pada Masyarakat Karo (Kajian Kasus Di Desa Kubu Colia, Kecamatan Tiga..."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN PADA

MASYARAKAT KARO

(Kajian Kasus di Desa Kubu Colia, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten

Karo)

TESIS

Oleh :

AGUSWINTA SEMBIRING

Nim : 923105046

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

A S A S - A S A S H U K U M P E R . J A N J I A N DALAM HUKUM ADAT KARO

( STUDI KASUS DI DESA KUBU COLIA KABUPATEN KARO)

ABSTRAK

Perjanjian adalah suatu peristiwa hukum yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat sejak dahulu sampai saat ini, dari bentuk yang paling sederhana sampai yang shopisticated seperti kontrak-kontrak melalui internet dengan sistem pembayaran online. Di tengah semakin pesat dan rumitnya perkembangan berbagai bentuk kontrak dewasa ini, cukup menarik untuk mengkaji bagajmana bentuk-bentuk dan asas-asas perjanjian beserta cara-cara penyelesaian perselisihan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian pada masyarakat hukum adat Karo. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari bagaimana masyarakat adat di Desa Kubu Colia melaksanakan perjanjian yang m e l a h i r k a n a s a s - a s a s d a n b e n t u k h u b u n g a n h u k u m y a n g d i k e n a l d a l a m masyarakat tersebut dan juga terjadinya pengaruh mempengaruhi antara hukum adat dengan hukum yang ada di luar hukum adat. Dalam penelitian peneliti bertitik tolak dari konsepsi hukum adat, dengan cara mehhat, menganalisa dan mengevaluasi hal-hal khusus yang terjadi dalam praktek perjanjian atau kontrak-kontrak berbagai bentuk perjanjian pada masyarakat adat.

P e n e l i t i a n b e r s i f a t d e s k r i p t i f y a k n i u n t u k m e n g e t a h u i perkembangan fenomena pembuatan perjanjian pada masayarakat Adat Karo dan selanjutnya untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena tersebut. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan juridis sosioiogis untuk mengkaji berbagai data dan dokumen yang tersedia dan dalam beberapa hal dilakukan penelitian yang bersilat empiris untuk memperkaya data dan informasi. Analisa dilakukan dengan metode induktif dan deduktif Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Karo Kecamatan Tiaa Panah Desa Kubu Colia. Pengambilan sampel lokasi dan responden dilakukan secara acak karena pada dasarnya karakter sampel bersifat homogen dalam kaitannya dengan masalah kontrak pada masyarakat adat, disamping itu jua dilakukan wawancara dengan para narasumber yaitu kepala desa, tokoh adat serta mengumpulkan kasus-kasus perjanjian.

(3)

J u a l B el i B uk a n Ta n a h, Ju a l B e l i S a m - s a n g ; Ju a l B el i S e k o p , J u a l B e l i

Ipelelangken, Jual Beli Angsur, Perjanjian Bagi Hasil, Bagi Hasil Atas Ternak. Asas-asas dalam perjanjian pada umumnya harus memperhatikan dan memenuhi ketentuan sebagai berikut: adanya kesepakatan (arih ersada) dilaksanakan secara tunai (sun), dan terang (dihadapan kepala desa), adanya saksi (diketahui anak beru dan senina), adanya panjar (tanda jadi), serta menganut asas kepercayaan (tek aku), dan tidak tercela (tidak bertentengan dengan nilai-nilai adat), terlaksananya perjanjian itu ditandai oleh para pihak yang berjanji dengan saksisaksi dengan penilaian sudah adil atau wajar (enggo bujur). Dalam hal khusus, misalnya terdapat perjanjian jual beli terhadap “barang yang akan ada” yang juga s e r i n g d i d a p a t i d a l a m p r a k t e k j u a l b e l i p a d a m a s y a r a k a t K a r o , y a k n i mernperdagangkan hasil tanaman yang belum panen (ipelelangkett). Bila terjadi perselisihan, maka dapat diadakan penyelesaian oleh Kepala Desa dan lembaga adat yakni “runggun” atau musyawarah adat oleh pihak “sangkep sitelu” yang menganut asas keseimbangan, keselarasan dan keserasian oleh para pengetua adat dalam menyelesaikan perselisihan tersebut. Ada kecenderungan menimalisasi masalah-masalah yang timbul dalam sengketa perjanjian melalui musyawarah “sangkep sitelu”

tersebut.

(4)

THE PRINCIPLES OF CONTRACT LAW IN THE KARO ADAT LAW (CASE STUDIES IN KUBU COLIA, THE SUBDISTRICT

TIGA PANAH OF THE KARO DISTRICT)

ABSTRACT

Contract is a legal act that has been exercised by people within the society hitherto in forms that range from the simplest till the most sophisticated, such as the use of internet coupled with “online” payment. In the midst of increased and complexes development of many forms of contract nowadays, it is interesting to examine how forms of contract as well as their principles embodied, and the modes of settling disputes are implemented in the Karo Adat Law. Therefore, this research is intended to study how an Adat society in a village called Kubu Colia implements Contract that bears out principles and forms of legal relations that are. Communally recognized; as well as the interplay between Adat Law and Laws that are exogenous to the Adat Law. In this research, the researcher starts from the concept of the Adat Law, by means of examining analyzing, and evaluating special matters intricate in contractual practices within the Adat community.

The research is generally descriptive in manner so as to enhance knowledge, about the developing phenomenon in contractual practices within the Karo Adat community, and also so as to further describe those phenomenons in details. The proximity used in this research is that of “Soeio – juridical” for the purpose of examining various data and documents available, and, in some matters, research is done in empirical manner for the purpose of enriching data and information. Analyses applied encompass both inductive and deductive methods. The research takes place at a village called Kubu Colia in the sub district. Tiga Panah of the Karo District of North Sumatera. The selection of sampled locations and respondents are done randomly because basically sample's characters are homogenous in nature with regard to contract in an Adat community. Besides that, interviews with sources are carried out, such as in the village head, and other prominent figure as contractual cases are collected.

Results of the research show that the are a few forms of contract within the Adat community of Kubu Colia. The forms of contract most frequently exercised are sale contract, both regarding land and otherwise, mortgage of from land, and crop-pledge lending with variation such as. Nukur ras Erdaya or Lrhinaga, San, Arungstuzgl, mortgage sale contract, mortgage lending contract, extended -mortgage contract, growing crop mortgage - lending contract, sale contract,

(5)

contract. The principles underlying such contracts usually have to consider and meet criteria such as : having agreement among parties involved (Arils ersada). prosecution in cash (sun), transparent

(confronted by the village head); in the presence of witnesses (knowledgeable by anak beru and senind), having earnest money (tanda jadi) as well as having the adherence to the principles of trust worthiness (tek aku) and untainted-ness (not against the Adat's values, contracts carried out marked with the presence of witnesses that has established enagobujur – just and fair–or adhere to be principles of justness). In some special instances, there may also be sale contract on futures

(barang yang akan aria) that are exercised more often concerning crops that have yet to be harvested (Ipelelangken). When disagreement arises , settlement can be done through the village head and the Adat institution called “Runggun” or can be dc,ne through an Adat's assembly meeting involving the Adat's elderlies called “Sangkep Sitelu” that adheres to the principles of balance, conformity and harmony – there is a tendency to minimalyze problems arising from contractual disputes through the assembly of sangkep shelu.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perlu adanya pengkajian atau penelitian tentang masalah tersebut secara mendalam baik pada aspek Yuridisnya maupun aspek Empirisnya, mengenai kekuatan

Ketiga, perjanjian utang piutang antara unit simpan pinjam tersebut dengan masyarakat peminjam uang, tidak dengan adanya jaminan secara khusus berupa harta benda

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul : “ Pengaruh Hukum Islam Terhadap Pembagian

Selain itu, bekapong sebagai salah satu tradisi yang ada pada masyarakat Lubuk Pinang ini merupakan ketentuan adat Lubuk Pinang yang mana harus dilaksanakan

Ketiga, perjanjian utang piutang antara unit simpan pinjam tersebut dengan masyarakat peminjam uang, tidak dengan adanya jaminan secara khusus berupa harta benda milik debitur

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan dapat di katakan bahwa perkembangan hukum waris islam pada masyarakat suku karo muslim tidak dipengaruhi oleh pengetahuan

i PENERAPAN AKAD ISTIJRAR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI BAHAN BANGUNAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF ASAS-ASAS HUKUM KONTRAK PERDATA DAN ETIKA BISNIS ISLAM Studi Kasus pada Toko Budi