• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Keberadaan PPI terhadap Jaringan Sosial Wanita Nelayan (Studi Kasus Wanita “Bakul Seret” di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Keberadaan PPI terhadap Jaringan Sosial Wanita Nelayan (Studi Kasus Wanita “Bakul Seret” di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Ringkasan Hasil Penelitian Kajian Wanita Tahun 2003 96

DAMPAK KEBERADAAN PPI TERHADAP JARINGAN SOSIAL

WANITA NELAYAN (STUDI KASUS WANITA “BAKUL SERET”

DI DESA BENDAR, KECAMATAN JUWANA, KABUPATEN

PATI, JAWA TENGAH)

Yatri Kusumastuti1)

Dari tahun ke tahun jumlah “bakul seret” di Desa Bendar meningkat,

sehingga persaingan di antara para “bakul seret” untuk mendapatkan “ikan

lawuhan” semakin ketat. Untuk itu para “bakul seret” mulai bersaing untuk mengambil peluang agar “ikan lawuhan” senantiasa dijual kepada mereka, dengan kata lain menjadi langganan ABK. Cara para “bakul seret” agar ABK tetap selalu menjual “ikan lawuhan” kepada para bakul yaitu dengan

memberikan uang yang diminta para ABK sebagai uang pinjaman, namun tidak berharap uang tersebuat akan kembali. Uang ini dijadikan semacam

pengikat antara “bakul seret” dengan para ABK, supaya ada perasaan malu

jika para ABK tidak menjual “ikan lawuhan” kepada para “bakul seret”

tersebut, karena para ABK merasa menpunyai hutang. Biasanya uang pinjaman jumlahnya antara Rp. 100.000,00 sampai dengan Rp. 500.000,00.

Disamping itu, “bakul seret” juga memberikan perbekalan, seperti buah

-buahan, gula, kopi, beras dan lain sebagainya. Kadang-kadang juga memberi hadiah pada saat lebaran. Namun apabila ABK tidak menjual ikan

pancingannya kepada “bakul seret” yang telah memberi fasilitas tersebut,

ABK tersebut tidak akan dipercaya lagi, dan akan terdapat semacam “rumor” di kalangan para “bakul seret” sehingga tidak akan ada yang mau menjadi patron bagi ABK tersebut. Kewajiban ABK untuk selalu menjual “ikan

lawuhan” kepada “bakul seret” dianggap sebagai resiko yang harus diterima,

karena yang penting ABK adalah dahulukan selamat (istilah Scoott, 1994).

Dalam Kondisi ini “bakul seret” sebagai “patron” memberikan jaminan

substensi kepada ABK sebagai “klien”. Bagaimanapun juga pada musim

paceklik merupakan saat-saat yang sulit bagi ABK, sehingga mereka sangat

bergantung dengan keberadaan para “bakul seret”.

Para “bakul seret” ini harus pandai melihat kondisi ABK, karena proses

produksi nelayan berbeda dengan petani, nelayan dalam berproduksi tergantung pada kondisi cuaca dan musim ikan, dengan demikian pola pendapatannya cenderung tidak teratur, serba tidak pasti, penuh resiko dan sangat spekulatif. Pola pendapatan nelayan yang tidak teratur mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat nelayan, terlihat dari sistem pemerataan resiko dan hubungan patron-klien dalam bentuk jaminan sosial ekonomi. Sebagai gambaran, pada saat musim paceklik ikan, mereka harus mencari utang ke bakul atau juragan darat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sebaliknya saat musim ikan, nelayan membelanjakan pendapatan secara berlebihan dan membayar hutang. Pendapatan yang diperoleh hanya cukup untuk sekedar hidup tanpa mampu menyisihkan untuk penumpukkan modal atau memperoleh keuntungan lebih banyak.

Dari tahun ke tahun jumlah “bakul seret’ di Desa Bendar meningkat. Pada tahun 1984 hanya berjumlah 5 orang dan pada tahun 1999 meningkat

(2)

Ringkasan Hasil Penelitian Kajian Wanita Tahun 2003 97

menjadi sekitar 75 orang. Sehingga persaingan diantara “bakul seret’” untuk

mendapatkan “ikan lawuhan” semakin ketat, sehingga sering terjadi

pertengkaran diantara para bakul. Dan akhirnya pada sekitar tahun 1993,

terdapat suatu kesepakatan untuk membagi siapa yang ikut membeli “ikan lawuhan” di muara dan siapa yang tetap di PPI Bojomulyo. Ternyata ada 27

orang yang akan pergi ke muara untuk membeli “ikan lawuhan” dan yang

lainnya tetap berada di PPI Bojomulyo. Para “bakul seret’ yang tetap berada di

PPI Bojomulyo masih sering terjadi pertengkaran, akhirnya di antara para bakul ini dibagi-bagi menjadi kelompok kecil. Masing-masing kelompok terdiri atas antara 2 sampai 4 orang, tetapi ada juga yang bekerja secara perorangan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji t yang dilakukan oleh peneliti memperoleh nilai signifi- kansi sebesar 0,004, hal ini menyatakan bahwa Citra Merek berpenga- ruh signifikan terhadap Perilaku

Untuk menemukan minimum-cost matching, pertama-tama X-Diff akan memfilter subpohon yang ekivalen di antara dua akar pohon tersebut dengan cara membandingkan nilai

Hasil penelitian menunjukan bahwa anak sekolah yang diasuh ibu 62,5 %, frekuensi makan pagi kategori cukup 83,93%, konsumsi energi makan pagi kategori kurang 75,0%,

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa Temperatur likuifikasi, waktu fermentasi dan kandungan gula pada pati sorgum sangat mempengaruhi

Karya tari ini secara struktural dibagi ke dalam lima adegan (introduksi, adegan satu, dua, tiga, ending) dengan lebih berfokus pada aktivitas I Wayan Tangguh sebagai

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah seorang guru kimia di kelas XI MIA SMA Negeri 2 Pekanbaru diperoleh informasi bahwa prestasi

Penelitian pada manusia telah dilaporkan oleh Chen et al ., (2013), bahwa prevalensi diabetes dan sindroma metabolik rendah pada lansia dengan riwayat infeksi cacing

Jika Ft melambangkan peramalan pada periode t, dan At melambangkan permintaan aktual pada periode t, maka kesalahan peramalannya deviasinya adalah sebagai berikut : Kesalahan