• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak daun sirih (Piper betle, L.) pada daging sapi giling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak daun sirih (Piper betle, L.) pada daging sapi giling"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)

KAJIAN AICTIVITAS

ANTIBAKTERl DAN ANTIOKSIDAN

EKSTRAIC DAUN SIFUH (Piper

hetle

L.)

PADA DAGING

SAP1

GILING

OLEH

:

SETYORINI

SUGIASTUTI

*

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(92)

S E T Y O R L ~ ~ SUGIASTUTI. JSajian Alctivitas An!iba!cte!-i d a i ~ Anlioksidan Ekstrak Daun Sirih (Pipcr betle, L.) Pada Daging Sapi Giling. Dibinlbing ole11 ANTON APRIYANTONO, DBDI FARDIAZ., dan BETTY SRI LAICSMI JENIE.

Pcinanfxata~~ dd-::n sirill ( P i p r bdle, L.) d~lz!n dvnii! pcngohata11 sudall lama diltenal, hai i ~ i berkaitaii dengan adanya lcandungan senyawa fenolik alanli yang mempunyai alctivitas sebagai antibaltleri. Reberapa pe~lelitian tcrdahulu telah meinbuktilcan bahwa selain bersifat antibakteri, senyawa fenolilc yang terdapat dalaii daun sirill menlpunyai aktivitas sebagai antiolcsidan.

Selain dalain duilia pengobatan, dewasa ini muiai dikeinbangkan Iceinungltii~al ppemanfaataii daun sirih sebagai bahan adifif pangan yailil sebagai baha11 antibakteri dan aantioltsidail a!aini. Penelitian ini be~lujuan mempelajari aktivitas antibakteri dan antioltsida;~ elcsb-ak a a u i ~ sirih pada bahan pa!lyan. Bahan pangan yang digunaltan adalah daging sapi giling dengan perti~nbangan daginy sapi adalah ballan paiigan yang mudaii rusalt bailc ole11 celnaran mikroo~-ganjslne maupuii kal-eiia adanya proses oksidasi seliingga cepat inenjadi tengik.

Berdasarlcaa hasil peiigujial~ 111enggu11akan nletode sumur difusi, ekstrak daun sirih lnempunyai a1cf:ivitas antibalcleri terhadal) Sta~~liylococcus our-eus, Sal~?~o~~eNrr tjplii~i~tiriz~nz, Esclierickia coli (inewaltili golongai~ bakteri patogen maltanan) dan Pseu(1omo11ns j7uorescerls (mewaltili golongan bakteri perusak nialtai~an). Hal ini dituujultkan dengall adanya area bening pada daeraii sekitar SLIBILI~. Pe~lgujian dilai~jutlca~i dengan lmenent~~kan nilai hllC (Mirlirmrni Iiihibitor:)~ Cor~centmtioli) dari eltstralt daun sil-ih terhadal) bakteri-bakteri tersebut. Hasil men~!nj~~lckan ballwa nilai PvliC untult Stnpliyfococc~ts rrtcreus adalah 3 mg/m! media sedangltaii untuk Escherichin coli, S ~ ~ l n z o ~ i e l l ~ 1 1 i i i i i 1 tltrrt P.seudoniorinsj~ro~zsce~is adalah 2 mglinl media.

Peilgujian terhadap aktivitas antioksidan eekstralc daun sirill dilakul<a~~ dengall menggu~~akan sisteln inodel beta lcaroten-asam liiioleat dan sebagai pembanding digunaltan BIIT yang merupalsan ballan autioksidan sinletik yang diizinkan untuk ballan pangan. Hasil pengujian menunjukkati bahwa ekstrak daun sirih mempunyai aldivitas antioksidan lebih besar dibandingkan deugan BHT, dimana pada Itonsentl-asi 100 ppm, ekstrak daun sirih nlempunyai nilai faktor protektif yang mendeltati llilai falctor protektif BHT dengan konsentrasi 400 pp111.

(93)

SURAT PERNYATAAN

Dengall ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul :

ICAJIAN AICTIVZTAS ANTIBAKTERP DAN ANTIOKSIDAN

EKSTRAK DAUN

SIRIH

(Piper betle

L.) PADA DAGING SAP1

GILING

Adalall be~lar hasil ltarya saya sendiri dan belunl pernah dipubliltasiltzn. Semua

s~un~ber data dan informasi yang telal: digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenararmya.

(94)

ICAJIAN AKTIVITAS

ANTIBAIflERI DAN ANTIOICSIDAN

EZCSTRAK

DAUN SIRZH (Piper

hetle,

L.)

PADA DAGING SAP1 GILING

SETYOlUNI SUGIASTUTI

Tesis

sebagai salah satu syarat untulc me~llperoleh

gelar

Magister Saills pada

Program Studi Iln~u

Pangan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(95)

Judul Tesis : Icajian aktivitas antibakteri dall antioltsidan ekstrak daun sirih (Piper betle,

L.)

pada daging sapi giling

Nama : Setyorini Sugiastuti NRP : 97152

Prograin Studi : 1111111 Pangan

Menyetujui,

Dr.11.. A I I ~ ~ I I Al~riyalltollo. MS Ketua Kolnisi

/

I'rof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc Prof. Dr. Ir. ~ l t t y Sri Laksini Jenie. MS

Allggota kolllisi Anggota lcolnisi

Mengetahui,

(96)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilal~irkan di Yogyakarta, pada tanggal 26 Novenlber i954 dari

Bapalc H. Soegiri Tjokrodidjojo SH (almarhun~) dan I l ~ u Hj. Eni Soegiri,

nierupakan putri pertama dari elupat bersaudara. Penulis menyelesaikan

pendidikan Strata satu pada Fakultas Famlasi Universitas Pancasila Jakarta tahun

1987 dan ~nenyelesailcan program Apoteker.tahun 1991 pada Universitas yang

sama.

Sejak tahun 1987 penulis belceja sebagai staf pengajar di Falultas Far~nasi

Universitas Pancasila Jakarta, dan pada tahun 1992 dianglca? sebagai Pegawai

Negeri Sipil yang dipekerjaltan pada Faltultas Fa~nlasi Universitas Pancasila

Jakarta.

Pada tahun 1997 penulis diterilna di Progranl Studi Ilmu Pangan pada

Program Pascasarjana I~lstitut Pertanian Bogor dengal biaya dari Beasiswa

(97)

PRAKATA

Puji da11 syukur penulis panjatltan icehadhirat Allah SWT yaug telah

memberiltan rahmat, karunia d m petunjukNYA sehingga dal~at ine~~yelesailtan

karya il~niah yaug berjudul " KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN

ANTIOICS!CAN EKSTRAK DAUAT SI,WH'(Piper b d e , L.) IJPB-4 DAG-DJG SAP1 GILING "

Pada kesemnpatall ini penulis mengucal>ltan terima kasih yang sebesai.

'i- Bapalc Dr. Ir. Aillo11 Apriyantono, MS sebagai ketua komisi pembimbing; Bapak Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, h4Sc dan Ibu Prof. Dr. Ir. Betty Sri Laltslnie

Jenie, MS selaltu ltolcisi pe~nbinlbing, yang telah banyak memberikan

bimbinga~i, saran, masukail sehingga terselesainya penelitian ini.

3 Departemen Pendidikan Nasioual, Direktorat Jenderal Pelldidikan Tinggi yang

telah ine1nbia;rai pendidikm penulis.

'i- ICopertis Wilayah 111 dan Pinipillan Universitas Pancasila Jakarta yang telab

memberikan lteselnpatan kepada penolis untuk mela~~jutkan studj di Program

Pascasarjana.

3 Ayahanda (almarhun) dan ibunda besei?a selxuh keluarga. besar Soegiri

Tjolaodidjojo atas segala doa, dukungan dan dorongan 1110ri1, perhatian,

pengertian dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat mellyelesaikan sludi.

). Tetnan-ternan IPN khususnya IPN '97, atas p5rsahabatan dan kekeluargaan

yang tidak dapat dilupaltan.

b Anailda : Iml.on, Ariyauli, Alif, Ridho, Ada~n, Ulutn & Yulia, Udin, Vera dan

seluruh anal-anakku di Bogor, lerima kasih alas segalanya.

P

Para t e h ~ i s i dan laboran, P a l Sobirin, Pak Mul, Mas Taufik, Mbak Sri, Mbak

Antin, Bi Omah yang telah nlenlbantu selama pe~lelitian.

Penulis mengharapkan laitik dan saran demi kebaikan k a ~ y a illma11 ini.

Semoga karya il~niah ini bennanfaat.

Bogor, Februari 2002

(98)

DAFTAR IS1

DAFTAR GAMBAR vii

... DAFTAR LAMPIRAN ... v;l:

PENDAHULUAN 1

. . . .

. . .

. . .

. . .

.

. . .

.

.

. . .

.

.

i . .

Tujuail Penelit~an

.

... 5 .

Hil~otesa Penel~t~an ... 5

TINJAUAN PUSTAKA

.. ...

.

Tanaman Sirill

.

...

.

Senyawa Ant~olts~dan .., ,.... ...

.

Senyawa Aniibakteri ... Beberal~a Jenis Bakte-el-i Patogen dan Pei-~lsak Maltanan ...

Stapl~)~lococczu ccurezw Esclteric/~ia coli

Sabizo~zella t ~ ~ ~ h i l 7 l ~ l ~ i ~ t l l Z

Pse~rdo~i~o~zctsjl~tor-esce115

...

. . . ..

.

..

.

. . .

. . . ..

. . . ..

.

. .. . ...

..

. .. . .

...

. .

...

Dazing Sapi

...

...

BAHAN DAN METODE PENELITIAN .. .,..,,... .

.

.

Telnpat dan Waktu Penel~tlan ... Bahan dail AAt . . .

. . . .

. . . .

..

..

. ...

.

...

.

. .

..

.

. .. .

.. . .

. . . .

..

, . . .

.

, ,

.

, . .. .

..

. . .. .

. .

, .

..

.

..

.

, . . .

. .

. . .

. .

Metode Penehhan ...

.

.

... .. . Persiapan Sampel ....

Penetapan Icadar Air Daun Penlbuatan Ekstrak

Peng~ljian Aktivitas Antioksidan

Pengujian Akti~~itas Antibakteri ... Pengujiail Alttivitas ,411tibalc:eri Eksfrak .Daun Sirih

. . .

dala~u Daging Sap1 Gil~ng

...

.

.. .

..

.

...

..

.

.

.

.. .

.. .

. .

,

..

.

.. .

..

. . ..

. , . . .

..

. . .

.. .

. ..

. . . .

.

..

Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Sirih

. . .

dalam Daging Sap1 Gihng

...

... HASIL DAN PEMBAHASAN

...

32

. .

Peinbuatan Eltstrak Daun S l n l ~

...

. . .

...

32 Pengujiail Aktivitas kltibakteri Ekstrak Daun Sirih

...

35 Menentukan Minimum Inhibitory Concentration (MIC)

...

38 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih dalain Daging Sapi Giling

...

41
(99)

IBSIMPULAI\I DAN SARAN

...

49

...

I<esimpniail 49

...

Saran

...

.

.

... . . . 50
(100)
[image:100.605.87.523.119.804.2]

DAFTAR GAMBAR

...

Ganlbar 1. Rumus bangun kavibetol, kavikol, da11 0-hidroksikavikol 8

.

.

Gamba- 2. Melta~~isme reaksi o k s ~ d a s ~ lemak ... 11

Ga~llbar 3. Histogran1 aktivitas antibakte~i ekstrak eta1101 daun sirill

...

36

Ga~nbai- 4. Histogra~n penga~llatan aktivitas antibakteri

ekstrak etanol daun sirih pada awal kolltak (0 jam)

...

39

Gambar 5. Histogra~l~ penga~laial aktivitas antibaktel-i

eltstrak etanol daun sirih setelall penyimpa11ail24 jam

...

39

Gambar 6. Grafik aktivitas mtibakteri eltstrak etmol daun sirih . . .

dala~ll dagiilg s a p g111ng ... 42 Gambar 7. Grafik aktivitas antioltsida~l ekstrak etanol daun sirih

. . .

(101)

DAFTAR LAMPIRAN

Lanpiran 1. Kadar air daun sirih segar dan serbuk daun sirih

serta rendemen ekstrak etanol daun sirill

...

57

Lzinpiran 2. Peinbuatan ekstrak eta1101 daun sirih dei~gan

inetode Hammersclunidt dail Pratt (1978) ~nenggunakan

modifikasi pelarut untuk elcstraksi ... 58 Lainpiran 3. Pengujim aktivitas antibalcteri menggunalcan

metode suillur dif~isi ...

Lainpiran 4. Diameter areal hanlbatan (mm) aktivitas anlibalcteri

.

.

eltstrak eta1101 daun sin11 ... 60 Lampiran 5. Mcnentulian ililai MIC inenggunakan neto ode hitungan cawan 61

La~npiran 6. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak eta1101 dauil sirih

pada dagiilg sapi giling, dengan illetode hitungan cawan ... 62

Lainpiran 7. Pengujian aktivitas antioltsidan

deng&n ssjstem model P-karoten dan asain linoleat ... 63

L a i r 8. Pengujial~ aktivitas antioksidan elcstrak eta1101 dauu sirih . . .

pada daging sap1 gili~ig ... 64 Lampiran 9. Perhitungan Nilai Pertumbuhan Reiatif antibaktel-i dala~n

dagiilg sapi giling penyinlpanan suhu refrigerasi ... 66 Lampiran 10. Alctivitas antioksidail ekstrak etauol daun sirih pada

...

daging sapi giling 67

(102)

PENDAHULUAN

L a t a r Belakang

Pernailfaatan daun sirih (Piper betle T;.) dalaitl bidang pertgobatan sudah

cukup lama diltenai di seluruh dullia te1-nlasuk bagi barigsa Indonesia. Sebagai

contoh pema~~faatail daan sirih dalant bidang pengobatan adalah untuk ulencegah

pendarahan di hidung (rnimisan), obat kumur, dan obat sariawan. Selailt

b e ~ n ~ a n f a a t dalam bidang pengobatan, di beberapa daerah di Indonesia daun sirih

digunalcan sebagai salah satu periengkapan upacara adzt misal untuk penyambutan

tamu.

Beberapa penelitian untuk illengltaji manfaat daun sirih dalam dunia

pengobatan sudah banyak dilakulcai~ bailc di. Indonesia maupun di beberapa negara

di dunia. Penelitiail tersebut dilakukan tel-hadap daun sirih yang masih segar

maul,ni~ terhadap ekstrak daun sirill. Penelitiah yang dilakukan oleh Arifin (1990)

~nenunjuldtal~ bahwa ekstrak air daun sirih mempunyai aklivitas anlibakleri

terhadap Haenzol~hih~s i ~ ~ f l u e ? ~ z u e , Stapl7~dococcus uur-eus dait Slr-e~)tococc~~.s

Izaenzoliticus beta, dimana keliga bakteri tersebul n~erupaltan bakteri penyebab

sakit tenggoroltan. Seinentara itu hasil pene!itiail Suwolldo ef al. (1091)

n~enyiittpulltai~ bahwa dauil sirih baik yang merupakan daun sirill segar yang

diperas maupull elcstrak air-alkohol daun sirih mengandung senyawa yaug bersifat

bakterisidal yaitu membunuh bakteri penyebab penyakit periodontal (gingivitis)

dan balcteri pembenh~lc plaklkaries gigi (Streptococcus mutans).

M e n u n ~ t hasil penelitian Prayogo dan Sutarjadi (1991): penggunaan daun

sirill dalam dunia pengobatan tersebut dikarenakan adanya kandungan minyak

(103)

dan eugenol. Icomponen fetlol tersebut mel~lpunyai daya alltiseptik yang sangat

kuat. Berdasarkan hasil penelitian Garg dan Jain (1992), Icandungan lnillyak atsiri

dari dauil sirih se!ain mempuiiyai daya antibakteri juga liielnpunyai alctivitas

sebagai antifungi, dan antiparasitis, sedanglcan Evails et al. (1984) lnelaporltall

bahwa kandungan minyak atsiri daun sirill meinpunyai efek futlgisida (membunuh

fungi) dan neinatosida (membunuh cacing).

Berdasarkau beberapa penelilian di atas, dapat disilnpulkall bahwa daun

sirih mengandung senyawa yang mempu~iyai aktivitas sebagai antibakteri. Dengan

adanya alctivitas antibakteri tersebut, selain dipergunakan daiam bidailg

pengobatan, da~111 sirih diharapican juga bem~anfaat dalam bidang pangan.

Pemanfaatan daun sirill dalan bidallg p a g a n diharapkan dapat dipergunalcali

sebagai bahan aditif pangail yang me~llpunyai iiungsi sebagai antibalcteri ala~ni

yang dapat menghanibat peltumbuhan balcteri penyebab kerusakan pangan.

l e ~ ~ e i i t i a n terhadap manfaat daun sirih dalaln dunia pangax akhir-akhir ini inulai

diltembanglcan. Pada tal~un 1997, Suka~slninah m e l ~ k u k a n penelitian yang

me~lyimpulkan bahwa ekstrak eta1101 d a u ~ i sit-ill hijau menghambat pertumbuhan

lliilcroba perusak makaiian dan miluoba patozen makatlan. Penelitia~i selalljutnya

dilakukan oleh Jellie et al. (2001) yang me111pe1aja1-i aktivitas antimikroba ekstrak

daun sirih terhadap 5 bakte~i patogen malca~lan (Bacillus cereus, S. auretrs,

Salmonella typl1i1lt7rriunt, Escherichia coli dan Listeria ntoitocytoge~zes~ dan

8 lllikroorganisnie perusak makana11 (Pseudomonas aeruginosa, P. fluor'escerts,

Lactobacillus plantarum, Bacillus stear'other'nzophilus, Aspergillus niger;

Penicilliu~n rubrurn, Candida utilis dan Saccharonzyces cerevisiae). Jenie et al.

(104)

air dingin, air panas, eta1101 dan kombinasi distilasi dengan ekstraksi etanol.

Peilelitiail tersebut menyimpulkan bahwa ekstrak daun sirih kuning yang

diekstralcsi dengall air panas 11a11ya mengl~a~nbat B. slearo~he~~nroplzilus,

P.

fluorescens dan

P.

aef.ugiirosa dengan hainbatall yang paling besar terhadal,

bakteri B. stearotherinophilus, sedailgkal ekstrak utuh (merupakan campuran

ekstrak volatil d m 11011 volatil) daun sirih hij'ru dapat ineilgha~nbat seillua bakteri

patogen.

Selaill melllpuilyai aktivitas ai~tibakteri, kompolle~l yailg terdapat dalaill

daun sirih tenlyata juga mempunyai aktivitas ailtioksidail yaitu dapat mei~ghambat

terjadillya reaitsi oksidasi lemak penyebab kerusalcan pangan. Penelitian tentang

alttivitas aiitioltsidan dauil sirih sudah laina dikembangkan. Huailg et (11. (1986)

n ~ e ~ ~ y a t a l c a i ~ bal~wa konlponen oleoresin dari daun sirih dan akamya yailg

dielcstraltsi dellgall pelaut metal01 dan etil eter menui~jukkan alttivitas

ailtioltsida~l yyag tillggi (dengan a~ltioksida~l index =. 5 , l ) saat ditainbahlca~l dalam

lemalc babi pada suhu 90' C. Pellelitian selanjutnya dilakukaii ole11 Andanvulan

(1996) yang n~elaltukall lcarakterisasi ai~tioksidan daun sirili dengall cara

peinisahan oleoresill daun sirili. Hasil penelitiail Andarwulan tersebut

menui~juldtan bahwa temyata ekstrak etanol daun sirih (setelah baunya

dihilangkan dengan alat Soxhlet) mempunyai ziktivitas antioksidan lebih kuat

dibandingkan dengan ekstrak metan01 daun sirill.

Pemanfaatan daun sirih sebagai bahan antibakteri alanli da11 antioksidan

alaini memnpu~yai keuntungan karena kemunglcinan senyawa alami tersebut lebih

aman apabila dikonsumsi dibandingkan dengal penggunaan bahatl tambahan

(105)

Icelcl~awatiran tentang efek sampingnya yang merugilcan bagi lcesehatan lcarena

bahan tersebut biasanya mei-upalcan bahan ltimia diinana efek sampingnya tidak

dapat terdeteksi dengan cepat (terakumulasi dalan~ tubuh).

Penelitiail yang dilakulcan oleh Andawulan dan Sukain~inah inenggunalcan

eltstrak daun sirih yang masih mempunyai aroina spesifik daun sirih cukup kuai

serta mengandung wama bijau kasena adanya kiorofil pada daun sirih. Beberapa

penelitian telah dilaltukan untuk mnencari ineiode proses penghilai~gan aroma daun

sirih (Cahyono, 1995), dan proses penghilangan lclorofil (Dewi, 1998j, telapi

belunl ineillberikan hasil yang maksin~al, yaitu aroma dan wama daun sirih belunl

liilang sempuma.

Daging sapi merupakan salah saru bahan pangan hewani yaug mudah r ~ ~ s a k

bail< disebablcal~ ole11 mikroorganisme maupun kerusalcan oksidasi lelnalc

(mei~galtibatkan timbulnya ketengikan). B~I-bagai cara dilakultan uilulc

mneinperl~ai~jang umur sinlpan daging sapi tersebut, bailc perlalcuan fisilc (dengan

menyiinpan dalain leinari pendingin) nlaupun perlakuan lcimiawi (dengan

penainba!~an bahan pengawet). Pada umumnya pengawet yang digunaltan unlok

daging adalah bahan sepelii NaCI, serta yang populer adalah penggullaall garain

nilrat dan nitrit. Belalcangan diketahui bahwa penggunaan nitrit sebagai bahan

pengawet daging sapi temyata nxempunyai efek negatif yang dapa! merugikal

bagi tubuh mailusia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata garan1

nitrit di dalanl tubuh inanusia lama kelamaan akan memnbentuk nitrosamiu yang

bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan terjadinya kanker) sehingga dapat

menlbahayakan kesehatan. Ole11 sebab itu penelitian pemanfaatan bahan alanli

(106)

banyak dilalculcall adalah pemanfaatan relllpah-rempah (jahe, lcunyit d a l lain-lain)

sebagai bahan pengawet daging.

Penelitiai~ iili altau menentukan ililai Miniilnlm Inhibitory Concetltration

(MIC) yaitu dosis ~nillirnuil~ dari eltstrak daun sirih yang dapat menghambat

peitumbuhan bakteri serta inengkaji manfaat dauil sirih sebagai bahail 11engawet

alami terctanla uiltuk daging dengan hardpan dapat illenanbah jellis ltomcditi

bahail alalni untuk bahail aditif pangan.

T u j u a n Perlelitian

Tujuan penelitian i11i adalah :

1. IvIengltaji aktivitas antibakteri ekstrak dauil sirih terhadap balcteri patogerr

dan bakteri perusak makana11 serta inenentukan Nilai Mil~il;zz~~iz lizllibitoiy

Co17cent~ution (MIC).

2. Mengltaji alclivitas ailtioltsidall eltstrak dau11 sirill.

3. Mengltaji penerapan e l s t r a ~ daun sirill sebagai antibaktcri dail ailtioksidan

pada daging sapi giling yang disimpan pada suhu refrigerasi.

Hipotesa Penelitian

Dauil sirih yang telah dihilangkan koinponen luillyak atsiriilya masill

(107)

TINJAUAN PUSTAIGA

Tanamail Sirih (Piper 6etle L.)

Tanaman sirih termasuk tanaman perdu yang meranbat dan llle~npunyai

lcIasifiltasi sebagai b e r i k ~ ~ t (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991) :

Divisi : Spennalophyla

Sub divisi : Angiospelmae

ICelas : Dicolyiedonae

Bangsa : Diperales

Marga : Piper

Jenis : Piper betle L.

Selaiijutnya Syainsuhidayat dan I-Iutapea (1991) mendesla-ipsikan tananlan

sirill sebagai berikut : batangnya berkayu, bulat, berbuku-buku, beralur dan

benuarna hijau. Daunnya bempa d a ~ u l tunggal, bulat panjang, pangkal bentuk

jantung, ujung meruncing, tepi rata, panjang 5 - 8 cm, lebar 2 - 5 cm, berlangkai, pernlukaan halus, pertulangan menyirip warna hijau sarnpai hijau tua. Bunganya

berupa bunga majemuk, berbentuk buiir, daun pelindung i 1 mln, beniulc bulat

panjang, bulir jantar~ panjang 1,5-3 cm, benang sari dua, pendek, bulir betina

panjang 1 , 5 4 cm, lcepala putik tiga sarnpai lima, warna putih hijau kekuningan.

Buahnya rne~upakan buah buni, bulat, warna hijau keabu-abuail: sedalglcan

(108)

Materia Medika Indonesia jilid IV (Departemen I<ese!~atal~, 1980)

melnbagi sirill dalam beberapa lnacaln berdasarltan bentl~uk da~111, wanla dan

lingkat kepedasan :

1. Daun sirib yang betwarua hijau lua dengari rasa pedas merailgsalg

terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2. Daun sirih yang b e i w m a kuning, terdapat di daerah SumaLera dan Jawa

Barat.

3. Sirih kalti merpati, daui~ beiiva~xa lcuiling dengan lulang daun berwama

merdl.

4. Sirih hitail yang dit:anam kllusus untuk obal.

Heyne (1987) membagi genotipe sirih sesuai dengall ciri lci~asnya yaitu :

I . Sirih lawa : daun berwama hijau tua, rasa keras dan sengale, banyak

digunalcan di Jawa Tengall dan Jawa Tiiilur.

2. Sirih k~uling : lebih lunak dan bau lrurang lajain banyalt disukai di Jawa

Baral.

3. Sirih Banda : daunnya lebar besar, beiwarna hijau kehitainai~,

dibudidayakan di daerah Banda, Seram Tilnur dan Anboil.

4. Sirih cengkell : tu~nbuh kecil berdaun kecii berwarna kuning, rasa dau

aromanya sepelti cengkeh.

5. Sirih hitail1 : rasa daun kuat sekali, dibudidayakan untuk keperluan

(109)

Daun sirih sudah lama dilcenal ole11 'masyarakat Indonesia sebagai bahan

untuk pengobatan tmdisional. Hemaui dan Yuliani (1992) menulisltan beberapa

contoh lchasiat daun sirih dalain pengobata~l tradisional yaitu antara lain ulltulc

pengobatan awal hidung berdarah (mimisan), untuk obat sariawan, obat

lteputihan, obal lcu~nur ~ultuk menghilangkan bau mulut dan saltit gigi.

Penggunaan daun sirih uiltuk pengobatan bisa dalam bentuk daui? segar alaupu~l

dalanl bentuk rebusan daun sirih.

Kandu~lgan siinplisia daur! sirih adalah nlinyak atsiri yang sebagian besar

mel-upakan senyawa hidroksikavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol,

Icar~~alcrol, terpinen, sesltuitei~en, fenilpropan, dan tanin (DepICes, 1980), sebagian

[image:109.605.112.476.408.555.2]

dari iuii~yalc atsiri ini rumus bangunnya terlihat pada Gallbar 1

Gambar 1. RU~IIUS bangun a) Kavibeto: b) ICavikol c) o-hidroksilcavilcol

M e n u n ~ t Danvis (1992) dalam I00 g daun sirih segar, meilgandung : air

85,4 mg, protein 3 , l mg, len~ak 0,8 mg, karboi~idrat 6,l mg, sera1 2,3 mg, ballan

nlineral 2,3 mg, besi 7 nlg, besi ion 3,5 nlg, kalsium 230 mg, ibsfor 40 mg,

karoten (dalam bentuk vitamin A) 9600 IU, tiamin pg, riboflavin 30 pg, a s a n

(110)

Daun sirill juga m e ~ l g a ~ ~ d u n g alkaloid arakene yang khasiatnya salna

dengall kokain, seda~~gkan daun sirill yang masill rnuda mengandung 1lli11yak

atsiri, diastase dan gula lebih banyak dibaudingkan dengan daun yang lebih tua,

dengan lliasidungan taninnya salua (Dalwis, 1992).

Pe~nanfaatan daun sirih dalam dunia pengobatan tersebut selasna ini masill

berdasaskan resep turun ternnurun warisan nneek snogang baugsa Indonesia.

Dewasa ini penelitian telltang khasiat daun sirih dalam dunia pengobatan seinakiu

ditingltatkan. Arifill misalnya, pada tahun 1990 telah dapat ~nengevaluasi

aktivitas antibatuk dari ekstrak daun sirill. Kutsiatun (1391) melle!iti pengaruh

campusan ekstrak bawang putih dan daun sirih terhadap lcadar gula d a d 1 pada

tikus putih. Istyorilli (1990) ~neneliti pengaruh calnpuran ekstrak bawang putih

dan daun sirih terhadap kadar kolesterol serum darah tikus putill. Nuringsih

(1992) telah melakultan penelitian terhadap daya autibakteri minyak sirih yaug

diperoleh dellgan cara ekstraksi yang berbeda terhadal~ S i ~ p l ~ ) ~ l o c o c c u s cruie7.1~

dc117 Eschcrichia coli dan setelah diialcukan ideutjfikasi menggunaka~l nuetode

kro~llatografi lapis tipis dan k~omatografi gas, temyata hasil eltstralc yang

diperoleh lnelnpunyai ko~nponen yalg berbeda.

Penelitian tentang ma~lfaat daun sirih bagi pengobatall ;uga ban)/ak

dilalcuka~l di luar negeri, lnisalnya di India telal~ dilakukan peneliiian me~lgenai

efek pemberian ekstl.ak daun sirih secara oral terhadap enzim-enzim pencemaan

dari palzltreas dan mukosa intestinal serta terhadap produksi elnpedu pada tikus

(Prabhu, MS et al. 1995). Selain daunny8, ekstrak tangkai daun sirih y a w

diberikan secara sub cutan mempu~yai efek aniifertilitas terlladap tikus albino

(111)

Hwang et al. (1992) n~elakukan peuelitian dirnana diketemukail senyawa

fen01 terlcandung di dalam bunga sirih dan berfungsi sebagaif2avoring agent yaitu

hidroksikavikol, eugenol, isoeugenol, kuersetin, eugenol metil ester dan safrole.

Senyawa Autioksidan

Senyawa antioksidan secara umum didefinisikan ole11 Schule~: (1990)

sebagai suatu sniyawa kimia yang dapat menunda, meillperlainbat atau meilcegah

terjadinya proses oksidasi. Proses oltsidasi tersebut biasanya terjadi dalaill prodult

terutama yalg berleinak dengan kandungan asan lemak tidak jenuh sehingga

dapat menyebabkan kerusakan produk atadpun ketengilca~~.

Meltanisme oksidasi asam lemak tidak jeiluh meilui-ut I-Iainiltoi~ (1983)

dan Gordon (1990) terdiii dari 3 tahap yaitu : a) inisiasi, b) propagasi dan c)

teiminasi. Pada tahap inisiasi terjadi pemnbentukan radikal bebas (R*) alcibat i ,

reaksi antara asam leinak (RE) dengal beberapa katalisator, rnisalrlya olrsigen,

panas, ion logam, dm cahaya. Tahap selanjutilya adalah tahap propagasi din~ana

terjadi realtsi antara radikal bebas (Re) yang terbentuk pada tahap iilisiasi dengall

oksigen menghasilkail radiltal peroksida (ROC*). Radikal perolcsida yang

terbentub akan mengiltat ion hidrogeil dari molekul lelnak yang lain rnembentuk

hidroperoksida (ROOH) dan radikal lelnak lain (R'). Tahap terakhir adalah

tahap teiminasi ditandai dengan terbentuknya produk-produk non radilcal seperti

aldehida, keton, alkohol dan asam-asam dengan karakteristik dam1 cita rasa tengik

(112)

Mekanisme reaksi oksidasi leillak dapat dilihat sebagai berikut :

Tahap inisiasi : ROOH

-

2 ROO.

+

Ha

A

ROOH

-

RO*

+

OH-

2ROOH S ROO

+

Hz0

+

ROOa

Tallla11 propagasi : R= + c2 A

-

ROO-

ROO*

+

R ' H G= R'*

+

ROOH

Tahap te~~ninasi : ROO.

+

R'

00. S ROOR'

+

o2

R'

.

+

R O ~

-

2 ROR'

Ganlbar 2. Melcanisme reaksi oksidasi lemak (Gordon, 1990).

Berdasarkan fu~lgsiilya, Ingold (1968) di dalanz Gordon (1990)

menggolongltan antiolcsidan ~nenjadi dua golongan yaitu : a) antioltsidan primer

dan b) ai~tiolcsidan sekunder. Antioksidan primer (antioksidan pemecal~ rantai)

yaitu antiolcsidan yang dapat bereaksi dengan radikal bebas untuk mengubahnya

menjadi bei~tuk yang stabil. Suatu senyawa antioksidan digolongkan dalam

antiolcsidan primer apabila senyawa tersebut dapat menlberikan aton1 hidrogen

(H) yang aka11 bereaksi dengall radikal lemak (Re) ~nenjadi bentuk yang lebih

stabil. Antioksidan sekunder (antioksidan pencegah) yaitu golongan antioksidan

yang dapat menghambat otooksidasi lemak dengan berbagai mekanisine misalnya

dengan menangkap ion logam, menangkap oksigen, lnembentuk hidroperoksida

~nenjadi bentuk non radikal, mengabsorbsi radiasi ultra violet atau mendealdifkan

singlet olcsigen (Gordon, 1990).

Menumt asalnya, antiolcsidan dibedakan menjadi 2 kelonlpok yaitu

(113)

Antioksidan sintetik yaitu berasal dari sintesa realcsi kimia. Beberap

antiolcsidan sintetik yang sering digunakan dalam industri pangan adalah a~ltara

lain : Bvfylated Hyrlrox)~tolz~eize (BHT), Butgated Hydroxyanisole (BHA), propil

galat, Tertiarybutyl hydroquinon (TBEQ) dan tokoferol (Buck, 1991). Akan

tetapi penggunaan antioksida~l sintetik akhir-akhir ini banyalc meninlbulkaxl

keltawatiran akan akibat sampingnya. Ole11 sebab itu akhir-akl~ir iini para allli

teIah melakukan penelitian untuk mendapatkan sellyawa alaini sebagai alten~atif

penggunaan antioksidan sintetik.

Antiolcsidan alami yaitu antioksidan yang diperoleh dari hasil elcstraksi

bahan alani). Antioksidan alarni dalam bahan pangan diperoleh dal-j : a)

antioltsidan berupa senyawa endogen yang terdiri dari satu atau lebih senyawa

yang terdapat dalan bahan pangan, b) antioksidan yang terbentuk akibat reaksi

selama pengolahan, c) antiolcsidan yang me^-l-opakan senyawa elcsogen yaitu

dengall penambahan antioksidan yang diisolasi d a ~ j sulllber alami (F'ratt 1992).

Menu~ut Pratt (1992), antioksidan alami banyak terdapat dalam tanaman

dan komponen tersebut terkandung pada seluruh bagial~ tananan seperti akar,

daun, bunga, biji, batang, kulit, ranting dan buah. Adapun antioksidan tersebut

meliputi golongan senyawa tuiunan fenolat, turunan selljrawa hidroltsinat,

kumarin, tokoferol (Sidik, 1997). Un~umnya antioksidan tersebut merupakan

antioksidan primer yaitu sebagai penangkap oksigen, menangkap radikal bebas

dan mencegah terjadinya reaksi berantai.

Penggunaan bahan antioksidan baik alan~i maupun sintetik dalam bahan

pangan hams memenuhi persyaratan tertentu yaitu : a) tidak beracun dan tidak

(114)

dan wama pada le~nak atau bahan pangail, c ) larut senlpuma dalanl lemak dan

minyalc, d ) efelctif dalani jumlah yai~g relatif ltecil (lllerrurut rekomendasi Food

and Drug Administration) dosis yang diizinkan dalan~ bahan adalah 0,01 - 0,1 %

dan e ) tidak mahal serta selalu tersedia (Coppen, 1983 dan Ketaren, 1986).

Pengenlbangan penelitian terhahadap pemanfaatan ekstrak daun sirih sebagai

senyawa aniioksidan dalan ballan pangan telah dilakukan oleh Nainggolan

( 1 997), dimana ekstralc daun sirill tel-sebut di~pliltasikan pada produk coolcies d m

pennett butter. Dari penelitian tersebut dapat disi~npulkan bahwa penambahau

elcstralc daun sirih dalam bentuk etnulsi dapat mempei-panjang umur s i n ~ p a ~ kedua

macam produk pangan tersebut. Dwiyanti (1996) mela!c~11can uji ketahanan panas

elcstrak antioksidan daun sirih diinana disimpulkan bdlwa antioksidan daun sirill

stabil pada suhu dibawah 125' C , tidak stabil pada suhu diatas 125" C dan mulai

rne~~galami Ice~~usaltan pada suhu 180' C .

Settyawa At~tibakteri

Senyawa antibakteri adalah senyawa k i ~ n i a atau biologi yang dapat

mengha~nbal pertumbuhan dan aictivitas bakteri.

Menurut Fardiaz (1992), lcompone~l antibakteri terdapat dalanl ballall

pangan lnelalui salall satu dari berrbagai cara yaitu : a) terdapat secara alamiah d i

dalaln bahan pangan, b ) ditalnbahkkan dengan sengaja

ice

dalanl makana1 d m c)

terbentuk selama pengolahan atau oleh jaszd renik yang tumbul~ selama

fermentasi makanan.

Antibakteri yang terdapat dalam bahan pangan dapat bersifat bakterisidal

(115)

( m e ~ n b u ~ ~ u l ~ kapang), kngistatik (me~lghambzt pe~?ulllbuha~~ lcapa~~g) d m

gennisidal ~mengl~ambat germinasi spora bakteri) (Fardiaz, 1992)

Mekanis~ne senyawa antibakteri dalam mcnghanbat pertumbuban balctei

menurut Pelczar el al. (1988) ada beberapa cara yaitu :

1. Merusak stri~ktur dinding sel dengan cara menghanbat proses

pembentukal~nya atau menyebabkan lisie pada dinding sel yalg sudah

2. Mengubah permdoilitas membran sitoplasma. Dellgall rusalaya melnbran

siloplasma aka11 menyebabkan terhambatnya pe~.tuinbuhal sel atau

nlatinya sel.

3. Menyebablca~~ terjadinya denalurasi l)rotein

4. Menghanlbat lcerja e~lziin di dalam sel, sehingga me~~gakibatkan

terganggunya lnetabolisme atau inatinya sel.

Menurut Pelczar et al. (1988) seilyaiya ki~nia utalna yang ~aemililci sifat

antibakteri adalah : a) fen01 dan senyawa fenolat, b) alkohol, c) halogen d )

logain berat dan persenyawaannya, e) deterjen, f) aldehid dail g) ke~no-

sterilisator gas.

Antibakteri alami berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakulcai~

5

tenlyata banyak terdapat pada rempah-rempah. Hal ini diqebabltan karena adanya

kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam rempah-rempah misalnya eugenol

pada cei~gkeh, kurkumin pada kunyit, ginger01 pada jahe dan sebagainya.

Dewasa ini telah banyak dibuktikan bahwa senyawa antibakteri alan~i juga

terdapat dalam daun sirih. Sifat antibakceri tersebut disebabkan karena kandungan

(116)

Selain inenlpunyai alctivitas antibakteri, koinponeil minyak atsiri yang

diperolel~ dengan cara ekstralcsi menggunakan pelarut kloroform mernpunyai

alctivitas fungisidal dail nematosidal (Evans, et al. 1984).

Seperti halnya senyawa ai~tiolcsidan. alani, maka seilyawa ai~tibaktcri

alainipun apabila dipergunakail di dalanl pangan meinpunyai persyaratan bahwa

senyawa tersebut tidak berbau, !id& beracuu serta tidak menimbuilcatl pel-ubahan

citarasa pada lnakanan dan tallan terhadap proses pengolaha11 mak- ~rnan.

Penelitiau Astuti (1997) inenyatakan bahwa meslcipun bubuk daun sirih kuiling

yailg ditambaldcan pada daging sapi segar &pat ineinperpai~jang uinur

peilyiinpanan, tetapi daging tersebut tidak disukai panelis lcarena bubuk daun sirill

tersebut menyebaIA~an perubahail warna dail aroma daging.

Beberapa Jenis Balcteri Perusajt darl Patogen Maka~ian

stup/zyzococc~ds ucfl'ezds

Staj~l?ylococcus nurei~s termasuk dalam fainilia Micrococcacea.e d m

merupaltan bakteri gram positip, berbentuk kokus dengall diameter 0,7 - 0,9 pin. Balcteri ini dapat hidup secara aerob ataupull anaemb fakultatif, bersifst no11 motil

dan tidak membentuk spora. Bakteri irii sering diketemukai~ pada rnalcailall yailg

inengandung protein tinggi misalnya sosis, telur (Fardiaz, 1992).

S. aureus tumbuh secara aerobik pada temperatur zntara 7OC sampai 4S°C

dail mempunyai suhu optimum pertumbuhan 35°C sampai 40°C. BBkteri ini dapat

tallan hidup pada suhu beku, dimana pada suhu - 18"C, akan tahan hidup pada daging sapi selama 6 bulan (Parker, 2000). Kisaran pH untuk perturnbullan

(117)

sorbat. Sebagai contol~, dl dalam daglng olahan, peilggunaail asam sorbat dengan

lco~lsentrasi 5000 ppin akan berslfat bakterisidal.

Bakteri ini dapat lnemproduksi pigmen bemanla kuning sampai oranye.

Bakteri ini bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin yang tahan panas,

dimala ketahalal panasnya lnelebihi sel vegetatifilya.

Escheric/tiu coli

Eschericlziu coli telillasuk dalam suku,Escherzcl~iae dan merupalcm bagiail

dari fanlili Enfeuobncteriaceae. Bakteri ini d~kenal scbagai oxzdase-lzegative,

tei-inasuk dalain golongan bakteri grailx negatif, berbentulc batalg deilga~i ~tkurail

1,l - 1,5 pnl

x

2 - 6 11111, bersifat motil kareila adanya flagela (Willsbaw et nl.

Aktivitas air (a,") optimum untuk pertulnbuhan E. coli adalah 0,96

sedanglean pH optimum adalah 7 - 7,s. Balcteri ini meinpunyai kisaran suhu

pertumbuhan yailg sangat luas yaitu 15°C - 45°C dengall suhu optimum 37°C

.

Baleten ini resisten pada pemanasau suhu 55°C selaina 60 menit atau pada suhu

60°C selalna 15 menit.

E. coli merupaltzul flora 1101-nlal yang terdapat pada salurac pencemazn

manusia dan hewan. Bakteri ini digunakan sebagai indikator terhadap sauitasl.

Bakteri ini dapat menghasilkan toksin yang bersifat sitotoksik sehlngga

menyebabkan hemoragik kolitik daan hemolitik uremik. Hemoragik lcolitik

menyebablcan pemt h a m yang diikuti diare berdarah setelah walctu inkrlbasi 3 - 8 hari, sedangkan hemolitik uremik menyebabkai gaga1 ginjal dan anemia (Fardiaz,

1992). Berdasarkan penyakit diare yang ditimbulkan, Willshaw et ul. (2000)

(118)

enterotoksigenilt (ETEC), enteroinvasif (EIEC) dan produksi sitotoltsin vero

(VTEC). Dari lteempat katagori tersebut yang diltetemukail dalam daging sapi

serta daging sapi olahan (tem~asuk sosis, b e e f i u ~ ~ e r ) adalah VTEC.

Bakteri mi tem~asuk dalam famili Entovobacteriaceae, yang menipaka11

bakteri gram negatif berbentuk batailg dan tidak berspora. S. typhinzui-iut7z

bersifa! motil dengan flagela peritrikat (Fardiaz, 1992). Menurut Pelczar dan

Reid (1977) balteri ini mompunyai ukuran panjang 2,0 - 3,O prn dan lebar 0,5 -

0,7 pm marnpu tu~nbuh pada kondisi aerobik nlaupun anaerob.

S. typlzinzurizltn tumnbuh pada kisaran suhu 2°C sampai 47"C, sedangkal

pada kisaran pH 3,6 sanpai 9,5 (dengan pH optilllulll untuic pertumbuhan 6,5 -

7,5) balcteri ini dapat tumbuh pada kisaran suhu 25°C sanpai 43°C. Nilai a,,,

optimum untuk pertun~buhail adalah 0,94 - 0,99.

Bakteri ini merupaltan bakteri patogen yang berbahaya, selain dapat

menyebabkan gejala gastrointestinal (gangguan pe~ut), juga dapat menyebablta~l

demam tifus (S. tjphi;7zuriutn) dan paratifus (S. paratyphd. (Fardiaz, 1992).

Makanan yang sering terkontaminasi ole11 S. &phiiiii~?i~111 adala!l telul; S::SU,

ikan, daging ayam, daging sapi serta hasiI olahannya.

Pseudomo~zas fluoresceits

Pseudoinonas jluorescens termasuk 'dalam familia Pseudonzo~zadaceae.

Bakteri ini merupakan bakteii gram negatif dengan sel berbentuk batang, lurus

(119)

Menurut Fardiaz (1992), bakteri ini bersifat aerob obligat dan oltsidase

positif, serta bersifat lnotil dengan flagela polar. Berdasarkan kemanpuain~ya

inemproduksi senyawa-senyawa yang meni~nbulkan bau busuk lneinbuat bakteri

ini sering ditemui pada bahan pangan yang telah busuk. P. f2uorescens

merupalcan bakteri uta~aa penyebab kerusakau daging.

Pseudo~nonas sp tergolong balcteri psikrofilik ymg mamnpu hidup pada

suhu mendeltati O°C ltecuali P. fluoresceiis dan P. aerugiizosa yang dapat t~~rnbuh

pada suhu 37'C.

Bakteri ini iidalc tahail terhadap panas (mati pada suhu 43" C), tidak Lahan

C02 dau keadaail kering, nam~111 dapat tu~nbuh dengan baik pada a , 0,070 - 0,998 (Fardiaz, 1992).

Dsgil~g Sapi

Dagiilg sapi merupakan salah sztu sunlber prcteiil hewani yang sailgat

diperlultan ole11 tubuh manusia. Dalain mengkollsulllsi dagiilg sapi, dapat dellgall

cara diolah, misalnya digoreng, dipanggang, disate, ataupun dagiilg tersebut

diolall menjadi bentuk daging olahan lain misahlya korilcd, sosis, dendeng, abon

(Soepamo, 1998).

Me~lurut Soeparno (1998), daging rnengandung protein sebagai koinponeil

bahan kering yang terbesar. Nilk nutrisi daging yang tinggi disebabka~l karena

daging mengandung asam-asam amino essellsial yang lengkap dan seimbang.

Daging terdiri atas 64%-80% air, 16%-20% protein, 6%-10% lemak dau 1% abu

(Lund et al, 2000).

Daging mempunyai nilai nutrisi yang s a g a t tinggi, dimam nulrisi tersebut

(120)

makanw ataupun patogen nlakanan (Jay, 2000). Menurut Soepanlo (1998)

daging memenulli persyaratal~ untuk perkembangail 1mi1o;oorganisme pelusak atau

pembusuk karet~a : a) ~neinpunyai kadar air yang tinggi (kira-kira 68% - 75%), b j kaya akan zat yang ~nengandung nitrogen dengall kompleksitas yang berbeda,

c) inengandnng sejumlah karbohidrat yang dapat difennentasikan, d) kaya akan

mineral dail keleilgkapan faktor untuk pertumbuha~l inikroorga~isme, dail e)

inenlpuilyai pH yai~g meilguiltungkan bagi sejumlah mikroorganisme

@H

sekitar

5,3 -- 6,s).

Me~lurut Lawrie (1991); faktor yang paling penti11g dalaln pertumbuhail

mikroba adalah te~nperatur. Semakin tinggi tenlperatur, Inaka selnalciil tillggi

tiugkat pertumbuhan mikroba. Berdasarkail ha1 tersebut. inaka pellyimpanan

dagiilg bail< daging segar mawpun daging olahan biasailya dilaluka~l pada suhu

rendall (biasanya pada refrigerttor ataufieeze~-).

Beberapa jenis bakteri yang terdapat d a l m daging segir anlal-a laill

Pseurlo~nolzus (lnerupakan bakteri perusak makanan) serta Sulmonellu, E. coli dan

S. aureus (lnerupakan bakteri patogell makanan). (Jay, 2000 dan ICotula er ul.,

(121)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratoriuln Mikrobiologi Pal~gal~,

Laboratorium Biokimia dm Kiinia Pangan Pusat Studi Pangan dan Gizi, selTa

La1)oratoriuin Mikrobiologi Pangan, Laboratoriunl Kimia Pailgall jur~~sall

Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian

Bogor.

Penelitian ini dilaksanalta~l inulai 'uula1-1 September 1999 sanlpai dengall

bulan September 2001.

Bahati Dan Alat

Bahan balcu yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih jenis

sirib lcuning yang ditanam di pelcarangan rurnah penduduk di daerall Sicdang

Barang Bogor Jawa Barat. Daun siiih pang diambil u n t ~ ~ k salnpel adalal~ daun

yang sudah tua dan penganlbilan untuk penelitian dilakukan sebanyak tiga lcali,

pada waktu yang berbeda.

Daging sapi yang digunakan adalah daging bagian has dalan tanpa len~ak.

Daging sapi diperoleh dari pasar tradisional di daerah Bogor. Pemilihan daging

dari pasar tradisional dengan pertimbangan bahwa daging tersebut diharapkan

belum mernperoleh perlakuan pengawetan.

Bahari lain adalah kultur bakteri uji yaifu : Staphylococcus auueus (BCE

2267), Esche~ickia coli (BCE 2225), Salinonella typhinzurium (BCE 1772),

Pseudomonas fluoresense (BCE 2137) yang dipergunakan untuk pengujian

(122)

Mikrobiologi Pangan Pusat Studi Pangan d m Gizi dan Laboratoriurn

Ivlikrobiologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakullas Teknologi

Pertanian Institut Perta~uan Bogor.

Media yang dipergunakan : Nutrient Broth (Difco, Germany), Nutrient

Agar (Difco, Gemany), Plate Count Agar (Oxoid) dan larutan NaC1 (E. Merck,

Germmy) sebagai larutan peilgencer.

Bahan kimia yang dipergunakan adalah ballan kimia dengan lcualitas pro

analisis : etanol absolut (E. Merck, Gennany) asan asetat glasial (E. Merck,

Gernlany), asain trikloroasetat

(E.

Merck, Gennarly), asam tiobarbitmat

(E. Merck, Gennany) natriurn hldroksida, asam linoleat (Wako pure Chemical

Industries, LTD. Japan), kloroform (E. Merck, Gem~aily),

F

Karoten (E. Merck,

Gennany), BHT (Sigma-Aldrich, Germany).

Peralaiail utama yaug dipergunakan adalah : seperangkat alat distilasi uap,

neraca analitik, oven, otoklaf, inkubator, blender, penangas air, rotavapor, alat

penggoyarg (slialcer.), alat sentrifus, alat pengering beku, refrigerator,

Speltrofotoineter W - VIS (Spectronic 21 D, Miltor, Roy, gelas.

Metode Penelitian Tahap Pertama

Tallap pertama adalah tahap untuk ~nendapatkan ekstr

daun sirih. Komponen volatil yang terdapat dalam daun sirih dihilangkan terlebili

dahulu dengan cara destilasi uap air. Setelah komponen volatilnya dipisahkan,

(123)

dilakukan elcstraksi menggunalcan pelarut etanol absolut terhadap residu tersebut

sehingga diperoleh komponen ekstrak non volatilnyz.

I'ersiapan sampel

Daun sirih yang &an digunakzn sssbagai sampel dipilih ymg sudah h a ,

dan masih segar. Setelah daun sirih dipanen, dibersihkan, dicuci dari kotoran

yang masih menempel, dan ditiriskan, kemudian daun sirill tersebut disimpan

dalanl sullu beku @eezer) selama semalanl. Daun sirih yang sudah beltu tersebut

ltemudian dikeringbekultai? dengan alat freeze dryer, sela~na 48 jam. Proses

pengeringan dengan cara kering beku ini meinpunyai kelebihan dibandingkan

dellgal proses pengeringan dibawah sinar matahari, dimana proses pengeringan

belcu dapat me~lcegah lterusakan atau hilangnya konlponen aktif daun siri!l.

Pengeringan ini dimaksudkan untuk rnenuntnkan kandungan air dari daun sirih

dirnana air tersebut aka11 menu~unltan efisiensi ekstraksi yang akan dilakukan,

karena eltstraksi tersebut menggunakan pelarut organik. Menurut Harbome

(1996), bahan tumbuhan yang akan diekstraksi lebih baik disimpan dalatn keadam

kering agar tetap dalarn keadaan baik apabila dipergunakan dalanl waktu yang

lama. Setelah dilakukan proses kering balm, daun sirill dihancurkar~ dan

selanjutnya sampel yang bernpa tepung daun sirih disimpan dalam freeze),

.

Penetapan kadar air daun sirih

Penetapan kadar air dilakukan terhadap daun sirih segar dan tepung dann

sirih. Metode yang digunakan adalah metode oven (Apriyantono, et al. 1989).

Sampel daun sirih segar yang sudah dicuci bersih dan ditiriskan, ditimhang

(124)

alunliniun~ tersebut sebelumnya telah diketdlui bobot konsta~mya). Setelah itu

dimasukkan ke dala~n oven pada suhu 105°C selama kurang lebih 6 jam.

ICe~nudian sa1n11el dirnasulckan ke dalanl desilcator, didinginkan selmla 15 menit.

Setelah dingin cawan ditiinbang. Cawan dikeringkan keinbali dalanl oven sanlpai

diperolell berat konstan. Pengerjaan yailg sama dilakt~kan tel-liaciap sanlpel tepuilg

d a m sirih.

ICadar air sampel diperhitungltan terhadap berat basah.

Perbitungai; Radar Air

Di~naua W1 adalah berat sa~npel sebelunl dilceringkan.

W2 adalah berat sampel sesudal~ dilceringkau.

Pembualan ekstrali daun sirih

Daun sirih mengalldung koinponen millyak atsiri yang meinpunyai arolna

spesifik sangat kuat. Untuk n~enghilanglcan aroma daun sirih tersebut dilakuka~~

proses distilasi uap air terhadap tepung daun sirih. Distilat yang dihasilkai~

ditampung, disini distilat bempa millyak atsiri kelnudian residunya dilteringka~~

ke~nbali menggunakan alat pengering beku Cfreeze d v e r ) .

Residu yang telah kering tersebut kemudian diekstraltsi untuk

mendapatkan komponen ekstrak non volatilnya menggunakan metoda

Hammersclmidt dan Pratt (1978) dengan nlodifikasi pelamt yang digunakan,

yaitu menggunakan pelarut etanol absolut pro analisis dan modifikasi waktu

(125)

Tepung residu daun sirill ditambahkan larutan etanol absolut pro analisis

dan dihomogenltan dengan cara digoyang menggunakan mesin penggoyang

(shaker) pada kecepatan 30 i-pm selama 3 jam. Selanjutnya ditamnbahkan etanol absolutpro artalisis dan dipanaskan dalanl penangas air suhu 70°C sela~na 1 jam.

Hasil peiuanasan tersebut kernnudim disaring menggunakan kegas saring

Whatrnan no. 42, diperoleh filtrat pertama dan residu. Selanjutnya residu dicuci

dengan eta1101 panas, dan larutan yang diperoleh dicampurkan dengan filtrat

pertama. C a m p r a n lcedua filtrat tersebut ke~nudian diuapkan pelar~~tnya

men~gunakan alat Vacuuni Rotary Evaporator suhu pe~nanasan 50°C. Hasilnya

nlerupalian ekstrak non volatil daun sirih. Skema pembuatan eltstrak daun sirih

dapat dilihat pada la~npiran 2.

Tahap Kedua

Pada penelitian tahap lcedua ini dildcukm pengujian aktivitas antibakteri

dan antioltsidan dari ekstrak etanol daun sirih yang diperoleli dari pelalcsanaan

tahap pertama.

Aktivitas antibakterinya diuji dengall ~nenggunakan nletode difusi sunlur

dan dilanjutkan dengan ~nenentukan nilai MIC (Mi11itizu171 Iizhibitor:~

Concerzfrafion).

Pengujian aktivitas antioltsidan ekstrak daun sirih dilakukan menggunakan

nletode model e~nulsi P-karoten dan asanl linoleat oleh Eanmerschmidt dan Pratt

(126)

Pellgujiall aktivitas antibakteri

Balcteri uji yang dipergur.akan : S. azlreus yang merupaka~l balcteri granl

positif, sedangkau E. coli, S. typhin~uvizm~,

P.

fluorescens merupaka~ bakteri

gran negatif. Eakteri-bakteri tersebut juga merupakan bakteri pen~sak m a k a ~ a ~ ~

(P. flt~oresce!zs) serta .meiupakan balcteri patogen nnlalca~~ai~ (3. aui-em, E. coli,

S. t~y~hinzzcriatm).

Metode yang digunakz~~ addall metode sulnur difusi, dengan

perlimbangan bal~wa metode ini. lne~lnerlukan waktu lebil-i singkat dibanding

dcngan metode hitungan cawan, lcarena pengujian disini hanya secara kualitatif

yaitu mengetahui ada atau tidalcnya aktivitas antibakteri ekstralc daun sirih.

PI-osedur metode suniur difusi adalah sebagai berilcut :

Kultul- murni bakteri uji diinokulasilcan Ice dalarn agar iniring nutrient agar

(NA) dan diinlcubasi pada suhu 37°C sela~na 24 ja~n. I<emudian dii~loltulasiltan

ke dala~x larutan nutrient broth (NB), dikocolc honlogen dan diinkubasikan pada

suliu 37°C sela~na 24 jam. Selaujutnya diambil lautan bakteri uji din~asuldtan Ice

dala~n rnedia larutal agar steril yang sudah dita~nbal? dei~gan Bacto Agar 0,5 %

supaya media tersebut menjadi tegar. Ca~npuran tersebut ditua11gka11 Ice dalam

cawan petri steril dan dibiarkan mernbeku. Setelah agar membeku, dibuat lubang

(sumur) dengan diameter selcitar G mm menggunakan pipet Pasteur yang ujungnya sudah dipotong sehingga panjangnya menjadi lebih kurang 5 mln. Eslctralc daun

sirih kelnudian dimasukkan ke dala~n lubang sumur dan diinlcubasi pada suhu

37OC selama 24 jam. Areal bening ymg terjadi menunjukkal daerah

penghambatan dan diukur mulai dari tepi sumur. Konsentrasi ekstrak etanol yalg

(127)

lconlrol digunalcan larutan eetnol absolut, dimana larutall tersebut tidak

meniu~jukkan aktivitas antibakteri. Skenla pengujian aktivitas antibakteri dapat

dilihat pada lampiran 3.

Setelah diketahui bahwa ekstrak daun sirih mempunyai aktivitas

antibakteri maka dilaujutkan dengall penentuan nilai MIC (~Wi~ziniunz inhibitoiy

Concentratiol?). MIC adalali konsentrasi terendah dari kompone~i autibakteri

dimana tidak terjadi pe~tun~buhan bakteri pada masa inkubasi 24 jam. Melode

analisis u~llulc mene~ltukall nilai MIC adalah metode llitungan cawan ddegan

menggunalcan cara lnetoda agar tuang (Fardiaz, 1989).

Diambil larutan balcteri uji, dimasul&an ke dalanl erle~ilneyer 50 1111 yang

telah berisi larutan Nutrient Broth. Ken~udian ke dalani~ya di ta~nbalikan ekslrak

daim sirih yang sudah ditentukan ko~~se~ltrasinya. Campuran antara larutan bakteri

uji dan ekstrak daun sirill ini dibuat d e ~ g a n bebaapa konsentrasi yang berbeda.

Setelah lai-utan tersebut homogen, diambil 1 rnl d m diiimsukkan Ice dalaln tabung

bel-ulir yang berisi 9 ml lar~ltan Nacl steril, kemudian di kocoic homogen. Dialnbil

1 1111 dari larutan tersebut, di~nasukkan ke dala~n 9 tnl l a ~ u t a l ~ NaCl steril,

dihornogenlcan. Deluikian seterusnya sampai diperolell bebelapa ko~lsentrasi.

Dari pellgenceran yang dikel~endalci, dipipet 1 ml kemudian dimasukkan Ice dalau~

cawan steril. Ke dala~n cawan petri tersebut dituangkal Nutrient Agar steril,

sebanyak kurang lebih 15 1x1, dibiarkan agar me~nadrrt. Setelah agar memadat,

cawan tersebut diinkubasikan pada suhu 37" C selama 24 jam. Setelall masa

il~lcubasi, koloni yang terbentuk dihitung. 'Perhitungan jumlah koloni dapat

n~enggunakan "Quebec Colony Counter". Setiap pengenceran dilakukan

(128)

Selain ~lletode hitungan hitungan cawan, ada beberapa metode lain yang

dapat digunalcan untuk menghitung jumlah inikroba dalam bahan pangan yaitu

antara lain dengan metode llitungan nlikroskopik langsu~ig daa lnetode

turbidimetri (kekenlhan) menggunakan alat Spektrofotometer (Fardiaz, 1989).

Metode hitungan mikroskopik langsung meskipun merupakan metode yang cepat

dan nmurah aka11 tetapi memnpunyai beberapa kklenlahan antara lain, sel-sel bakteri

yang mati tidalc dapat dibedakan dari sel yang hidup, sehingga keduanya aka11

terhjtung (Fardiaz, 1989). Metode turbidimetri pengamatannya berdasarkan

terjadinya kekeruhan sarnpel setelah diillkubasi selama 24 jam.

Pemilihan metode hitungan cawan iili berdasarkan bahwa ekslrak etanol

daun sirih yang diperoleh sangat kental dan warnanya hijau kehitamal, apabila

dicampurlcan dengall la111ta11 bakteri uji akan terjadi kekeruhan meskipun beluln

diinbubasi. Metode hitunga~l cawa~l merupakan metode yalg paling sensitif untuk

n~enentukan jumlah jasad renilc, dikaenakan pada metode ini hanya sel hidup saia

yang dapat dihitung dan dapat untuk n~engliitung beberapa jenis jasad renilc

sclcaligus (Fardiaz, 1989).

P e n g ~ ~ j i a n alilivitas antioksidan

Metode yang digunakm : Siste~n emulsi model P-karotell d a ~ i asain

linoleat oleh Hanlmerschmidt dan Pratt (1978) sebagai berikut :

Dibuat larutan yang terdiri dari campuran P-karoten dan klorofonn. Dari

larutan tersebut dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalan labu rotuvupor,

kloroformnya diuapkan menggunakan vacuurn rotar), evaporator sul1~140"C. Sisa

penguapan tadi ditambah asam linoleat, dilambah tween 40 dan akuades j e r d l

(129)

S e l a ~ ~ j u t ~ l y a dari campurail tersebut dipipet sebailyak 5 ml di~nasukkan lte dala~n

tabung realcsi bertutup dilnana di dalamnya terdapat 2 mg sanpel kering: larutan

yang diperoleh diulcur absorbansinya pada ?L = 470 im, lcemudia~l 1aruta11

tersebut diinkubasikan pada pellarigas air suhu 50°C selatl~a 30 menit dan dibaca

absorba~~si~lyapada h = 470 im. Skema pengerjaan dapat dilihat pada lampiran 6.

T a l ~ a p Ketiga

Setelah dilcetal~ui bahwa elcstrak d a m sirih ineinpuilyai alctiviias

a~~tibalcteri dan a~~tiolcsidan, ~nalca dilakukall peilelitiail tahap ketiga yaitu

pellerapall elcstrak daun sirih ke dala~n daging sapi giling untuk diuji aktivitas

antiolcsidan dan antibakterinya.

Per~gujian aktivitas antibekteri ekstrak dauu sirih dalam dagi~ig sapi giling

Uji aktivitas antibakteri ekstrak sirih dala111 daging sapi giling

menggu~~akan metode agar tuailg sepel-ti pada penelitian t h a p kedua dengal?

larutan agar yang digunakan adalah Plate Count Agar (PCA) steril.

Persiapan sampel uji

Daging sapi giling ditic~bang secara zseptis dengan berat sekitar kurang

lebih 10 gram kemudian ditatnba'nkatl elcstrak daun sirih sesuai dellgall nilai MIC

yang sudah didapat pada penelitian tahap kedua. Selanjutnya daging tersebut

dikenas dalan kantung plastik yang sudah disterilisasi dan d i s h p a n pada

refigerator. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali yaitu hari ke - 0, 3, 6

(130)

Analisis sampel uji dengan cara mengl~itul~g total mikroba (Fardiaz, 1989)

Dagi~lg giling yang sud& disimpan tersebut ditambahkan larutan Nacl

steril, dimasuldta~l dalan kantong plastik steril, kemudian dil~a~curlcan dengan

alat slonzalcer selama 1 menit. Larutan sa~npel diambil 1 ml, dilnasukkan dala~n

cawan petri steril dan dituangi media agar PCA, dihomogellkan d m dibiarlcan

membeku. Setelah agar membeku, disimpan dalaln i~~kubator sul~u 37'C selallla

2 hari. Setelah diinlcubasi, koloili yang t ~ ~ m b u h pada cawan dibitung jutnlahnya

dimana jumlah ini menui~juldcan juinlah mikroba yang ada pada dagilig sapi segar.

Pengujian dilalcukan pada setiap hari penganlatan. Slcema pengerjaan dapat dilihat

pada lampirar~ 7.

Aktivitas antibakteri dinyatakan sebagai Nilai Pertumbuhan Relatif (NPR)

yaitu nilai log N, / log N, ;

dilnana : N, adalah juinlah koloili balcteri setelah t waktu peilyimpanan (hari);

N,

adalah jumlah lcoloni balcteri pada saat awal (ltonlrol).

Apabila llilai pertumbuhan relatif sama dengan satu rnenu~~juldcan selama

walctu penyimpanm (hayi) tidak ierjadi perturnl~uhan mikroba, sedallgkall bila

nilai pertumbuha~l relatif lebih besar dari satu berarti terjadi pertumbuhan mikroba

da11 bila llilai pertumbuha~l relatif lebih kecil dari salu il~enul~juklca~l terjadinya

penurunm jumlal~ milroba.

Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak daun sirih dalam daging gifing (Raharjo ct nl. 1993 dan Shahidi el al. 1995).

Pengujian aktivitas antioksidan ekstr& daun sirih pada daging segar terdiri

(131)

Tahap oksidasi dilalcukan dengan metode Shahidi et al. (1995)

Daging sapi giling sebanyak SO bagian ditambah 20 bagian air bebas ion

dan elcstrak daun sirih sebanyak nilai MIC yang sudah diperoleh dari penelitian

tahap kedua. Selanjutnya dilakukan pemanasan pada suhu 85°C selama 40 menit,

dellgall dilalmkai pengadukan setiap 5 menit. Kemudian didinginkaii, setelah

dingin daging tersebut dimasukkan ke dalain kemasan plastik klip dan disiillpan

pada reii-igerator. Pengainatan dilak~kan setiap selang 3 hari yailu hari ke - 0, 3, 6,

dan 9.

Tahap aualisis dilakukan dengall nletode asain tiobarbiturat (Rallardjo el al. 1993)

Sainpel yang sudah disimpan ditallbai~ asain trik!oroasetat (TCA) 5 %,

diblender selama kurang lebih 1 menit. Selanjutnya dilakultan pemisahan fillrat

dengan cara sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 x g selama 5 menit. Filtratuya

dia~nbil dengall penyaringan nmnggunakan micro fiber glass GF/C, hasilnya

ditepatkan inenjadi 50,O 1111 dengan larutan TCA 5 %. Larutan tersebut diainbil

5 1111 dan ditanlbah dengan 5 1111 laruta11 TBA 80 mM. Selanjutnya dilakultan

penlaillasan pada suhu 93OC - 95°C selamc 5 menit. Setelall didinginkan kemudian ditambahkan 0,2 ml larulan buffer fosfat 3 % pH 7,2. Larutan ditepatkan pada pH 7 dengan petlambahan lalutan NaOH 5N. Selanjutnyz

dilalcukan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 525 nm.

Sebagai pembanding dipergunakan BHT (Butylated Hydroxytoluei~e)

yang menlpakan ballan antioksidan sintetik yang diperbolehkan untuk paugan.

Larutan BHT yang dipergunakan adalah 200 ppm, sebagai larutall kontrol

(132)

Perhitungan penghanlbata~l antioksidan berdasarkan pada terbentuknya

hasil realcsi oksidasi yar~g berupa malonaldehid. Malollaldehid yang terbentuk

bereaksi dengan larutan TBA menibeiltuk lautan konlpleks bemarlla meral:.

Semakin tinggi jum!ah malonaldehid yang bereaksi dengan TBA maka semalcin

pekat warm merah yang terbentuk.

Nilai TBARS (TBA-Reactive Substance dalaul pglg ) diperoleh dari

perlcalian nilai absorbansi dengan fakdor 8,l.

Perlgharnbatan oksidasi (%) dari eksrrak daun sirih dihitung dengall rillnus :

TBARS Contoh

Pellghambatan (%) = 1 .. ---...---.----.---..

X

100 o/oo.

TBARS IControl

(133)

HASXL

DAN PEMBAHASAN

Pen~buatan ekstrak daun sirih

Metode yang digunakan untuk pembuatan ekstrak daun sirih adalah

dengan metode ekssaksi menggunakan pelarut organik.

Daun sirih yang diguilakzil untuk penelitian ini adalah daun sirih segar <

Gambar

Gambar 5. Histogra~l~ penga~laial aktivitas antibaktel-i eltstrak etanol daun sirih setelall penyimpa11ail24 jam ..............
Gambar 1. RU~IIUS bangun a) Kavibeto: b) ICavikol
Gambar 3. Histogram aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirih.
Gambar4. Histogram pengan~atan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun
+4

Referensi

Dokumen terkait

dari al- Qur‟an tidak dapat disentuhkan kepada anak didik menjadi menyatu dengan kepribadiannya mana kala hati mereka ada penyakitnya.

Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung Kiambang ( Salvinia molesta. ) dengan aditif multienzim dalam pakan terhadap performans itik Tegal dilaksanakan pada

Manfaat penelitian identifikasi morfologi, molekuler dan analis filogenetik lalat buah Bactrocera bryoniae di Pulau Bali berdasarkan ITS1 dan MT-CO1 yaitu memberikan

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan model regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai variabel dependen. Nilai R 2 menunjukkan seberapa besar

Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa F = 46,105 pada P &lt; 0,05 , dengan demikian maka terdapat pengaruh antara nilai intrinsik pekerjaan, pertimbangan

Sedangkan pengertian perencanaan pajak (Tax Planning) menurut Resmi (2003:212) dapat diartikan sebagai “Upaya ya ng dilakukan oleh wajib pajak untuk menghemat pajak

Indosat adalah penyelenggara telekomunikasi dan informasi terkemuka di Indonesia yang memberikan layanan jasa selular (Mentari, Matrix dan IM3), jasa telekomunikasi tetap atau

Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh dari sikap guru berdiskusi melalui supervise akademik adalah 79,38 kategori “cukup”,sedangkan pada siklus II nilai