• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan Kawasaki Motor Ninja: studi kasus CV. Kawasaki Motorave Talang, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan Kawasaki Motor Ninja: studi kasus CV. Kawasaki Motorave Talang, Bogor"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi Kasus C

PROGRAM SA

DEP

FAKULTA

INSTI

us CV. Kawasaki Motorave Talang, Bog

Oleh

LUKMAN NUR HAKIM

H 24076073

SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

EPARTEMEN MANAJEMEN

LTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

STITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Bogor )

EMEN

(2)

i Terhadap Kualitas Pelayanan Kawasaki Motor Ninja (Studi Kasus Pada CV.Kawasaki Motorave Talang, Bogor). Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.

Kendaraan bermotor roda dua atau yang biasa disebut sepeda motor, saat ini semakin bervariasi baik merek maupun model, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco dan merek-merek lainya. Seiring dengan banyaknya pengguna dan permintaan konsumen terhadap motor di Indonesia maka banyak pula industri motor yang berkembang. Perkembangan industri motor harus diikuti pula dengan perkembangan industri jasa pelayanan motor atau purna jual. Hal tersebut berimplikasi terhadap perusahaan yang bergerak di industri servis motor untuk tetap dapat bertahan dalam mempertahankan konsumennya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik pelanggan (2) Menganalisa tingkat kepuasan pelanggan bengkel kawasaki terhadap mutu jasa pelayanan (3) Menganalisa hubungan antara beberapa karakteristik pelanggan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan (Maret - Mei 2010. Data yang di ambil adalah data skunder dan data primer yaitu hasil kuisioner sebanyak 91 pelanggan Motorave yang diambil secaraConvenience.

Karakteristik pelanggan Motorave Talang Bogor terdiri dari 100 persen merupakan laki-laki dan didominasi oleh pelanggan dengan tingkat usia 26–35 tahun sebesar 78,0 persen. Untuk karakteristik pelanggan berdasarkan tingkat pendidikan yang dimilikinya sebesar 38,0 persen berada pada tingkat Strata 1. Sebagian besar pelanggan Motorave Talang Bogor berprofesi sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 44,0 persen. Sedangkan berdasarkan tingkat pendapatan perbulan mayoritas pelanggan Motorave Talang Bogor sebanyak 48,4 persen memiliki pendapatan per bulan Rp. 2.500.001 hingga Rp. 3.500.000, dan pengeluaran per bulan untuk perawatan dan perbaikan sepeda motor sebesar >Rp. 200.000 sebanyak 50,5 persen.

Hasil interprestasi dari matrik IPA (kuadran A) 1. Servis atau pelayanan yang diberikan mekanik sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ditetapkan standar servis. 2. Petugas dapat memberikan informasi yang akurat. 3. Letak yang mudah dijangkau (strategis). Dari hasil perhitungan customer satisfaction index, maka didapatkan hasil untuk atribut kualitas jasa dari bengkel MOTORAVE adalah sebesar 77.48%. artinya tingkat kepuasan total berada pada 0.66-0.80 yang berarti para pelanggan telah puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh bengkel MOTORAVE.

(3)

(STUDI KASUS CV. KA

Sebagai sal

SA

pada Progra

D

Fakulta

Ins

LU

PROGRAM SAR

DEPA

FAKULTAS

INSTI

. KAWASAKI MOTORAVE TALANG

SKRIPSI

salah satu untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

gram Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

ultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

LUKMAN NUR HAKIM

H 24076073

SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

EPARTEMEN MANAJEMEN

LTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

STITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

NG, BOGOR)

(4)

( Studi Kasus CV. Kawasaki Motorave Talang, Bogor )

Nama Mahasiswa : Lukman Nur Hakim

NIM : H24076073

Menyetujui Dosen Pembimbing,

( Ir. Mimin Aminah, MM ) NIP 19660907 199103 2 002

Mengetahui : Ketua Departermen,

(5)

Penulis dilahirkan di kota Tanah Grogot 18 Januari 1986. Penulis

merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Norman dan Norbaynah.

Tahun 1998, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 5

Kuaro, lalu melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Tanah Grogot

dan lulus tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanah Grogot tahun 2001-2004. Tahun 2004, penulis

diterima di Diploma III Fakultas Peternakan dengan Program Studi Teknik Usaha

Ternak Unggas melalui jalur USMI (Ujian Seleksi Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor) dan lulus pada tahun 2007. Setelah lulus Diploma III, tahun 2007 penulis

melanjutkan ke Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,

(6)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat kasih sayang dan karunia-Nya sehingga laporan skripsi berjudul

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Kawasaki Motor Ninja dapat diselesaikan. Penelitian ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Ekonomi dan Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini memberikan

gambaran mengenai karakteristik pelanggan bengkel Kawasaki Motorave Talang Bogor

serta menganalisa tingkat kepuasan pelanggan bengkel Kawasaki terhadap mutu jasa

pelayanan yang diberikan oleh bengkel CV. Kawasaki Motorave Talang, Bogor. Skripsi

ini pun menganalisa hubungan antara karakteristik pelanggan dengan tingkat kepuasan

pelanggan.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Bogor, Maret 2011

(7)

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Ir. Mimin Aminah, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, masukan dan arahan hingga penyelesaian laporan ini.

2. Ir. Abdul Basith, MS dan Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen penguji.

3. Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM yang telah memberikan bimbingan, masukan

dan arahan.

4. Staf Pengajar dan Administrasi Ekstensi Manajemen yang telah membantu

pelaksanaan skripsi penulis.

5. Staf BPRS Amanah Ummah cabang Leuwiliang Bogor : Bapak Abduh dan seluruh

karyawan BPRS Amanah Ummah yang telah memberikan informasi dan membantu

penulis dalam melakukan penelitian.

6. Almarhum Ibunda dan Ayahanda tercinta, kakak-kakak, keponakan serta seluruh

keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya selama ini.

7. Sahabat : Fie-Fie, Vira, Nay, Ema, dan Puji; teman-teman diploma dan ekstensi :

Allay, Wulan, Wahyu, Lukman, Windy, Darus, Ule atas semua dukungan, bantuan

serta doa. Sukses untuk kalian semua.

8. Semua pihak yang membantu penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Semoga kebaikan dan bantuan bapak/ibu serta saudara-saudari dibalas dengan

(8)

vi

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa ... 6

2.1.1 Definisi Jasa ... 6

2.1.2 Klasifikasi Jasa ... 6

2.1.3 Karakteristik Jasa ... 7

2.1.4 Kualitas Pelayanan Jasa... 9

2.1.5 Pengukuran Mutu Jasa…………... 12

2.2. Konsep Segmen, Target, Posisi Pasar... 14

2.3. Produk …... 17

2.4. Bauran Pemasaran …...17

2.5. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja ………. 18

2.6. Customer Satisfaction Index... 18

2.7. Uji Chi Square... 19

2.8. Kepuasan Komsumen………... 19

2.9. Penelitian Terdahulu………... 20

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 23

3.2. Metode Penelitian ... 24

3.2.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2.2 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.2.3 Metode Pengambilan Sampel ... 25

3.2.4 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.2.5 Uji Validitas ... 26

(9)

vii

3.2.10 UjiChi Square... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 36

4.2. Karakteristik Responden ... 40

4.2.1. Karakteristik Dengan Kepemilikan Motor Lain...45

4.3. Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan Bengkel Motorave.... 47

4.4. Penilaian Tingkat Kinerja Pelayanan bengkel Motorave ... 49

4.5. Urutan Prioritas Atribut ... 51

4.6. Analisa Strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menggunakanImportance Performance Analysis... 54

4.7. Analisa Tingkat KepuasanCustomer Satisfaction Index(CSI)... 59

4.8. Uji KorelasiChi Square... 62

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 62

2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(10)

viii

No. Halaman

1. Data penjualan sepeda motor periode Januari-Agustus...1

2. Nilai Kolerasi Uji Validitas Tingkat Kepentingan dan Kinerja ... 27

3. Jenis Produk dan Harga Jual Kawasaki Motorave Talang……… 37

4. Karakteristik Usia dan Pendidikan Terakhir... 40

5. Karakteristik Usia dan Pekerjaan... 40

6. Karakteristik Usia dan Pendapatan per Bulan………... 41

7. Karakteristik Usia dan Pengeluaran Perawatan ………... 41

8. Karakteristik Pendidikan dan Pekerjaan ………..……….. 42

9. Karakteristik Pendidikan dan pendapatan per bulan ... 42

10. Karakteristik Pendidikan dan Pengeluaran Perawatan ... 43

11. Karakteristik Pekerjaan dan Pendapatan per bulan ………... 43

12. Karakteristik Pendidikan dan Pengeluaran dan Perawatan ………... 44

13. Karakteristik Pendapatan per bulan dan Pengeluaran perawatan... 44

14. Karakteristik Pengguna Motor lain dengan Usia ………45

15. Karakteristik Pengguna Motor lain dengan pendidikan…... 45

16. Karakteristik Pengguna Motor lain dengan Pekerjaan ……….. 46

17. Karakteristik Pengguna Motor lain dengan pendapatan per bulan ……… 46

18. Karakteristik Pengguna Motor lain dengan perawatan per bulan ... 47

19. Tingkat Kepentingan Atribut Jasa Bengkel Motorave ………48

20. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Terhadap Seluruh Atribut ……….…... 50

21. Tingkat Keseuaian antara Tingkat Kepentingan Dan Kinerja Pada Setiap Atribut Pelayanan Bengkel Motorave ... 52

22. Urutan Prioritas Atribut Jasa Pelayanan Bengkel Motorave... 53

23. Analisis Tingkat Kepuasan Customer Satisfaction Index ………..……… 60

(11)

ix

No. Halaman

1.Segitiga pemasaran jasa... 9

2.Tujuh kesenjangan kualitas ketidak puasan pelanggan... 14

3.Tingkat kepuasan konsumen ... 20

4.Kerangka pemikiran... 23

5.Diagram Kartesius Matriks IPA... 32

(12)

x

No. Halaman

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kendaraan bermotor roda dua atau yang biasa disebut sepeda motor,

sekarang ini jumlah kepemilikanya semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan

semakin meningkatnya jumlah sepeda motor dengan berbagai merek, seperti

Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco dan merek-merek lainya. Industri

sepeda motor merupakan bisnis yang sedang mengalami kemajuan pesat. Selama

tahun 2009, hampir semua merk kendaraan motor mengalami peningkatan

penjualan, dengan rata-rata penjualan sebesar 475.347 unit atau 10% tiap

bulannya. Adapun data penjualan peningkatan sepeda motor dapat dilihat pada

Tabel 1 .

Tabel 1. Data penjualan sepeda motor periode Januari-Oktober 2009

2009 Honda Yamaha Suzuki Kawasaki

Lain-lain Total

Jan 179,685 162,135 22,369 3,016 531 367,736

Feb 200,486 180,723 29,576 3,219 583 414,587

Mar 204,352 196,695 30,771 3,661 402 435,881

Apr 155,789 189,082 36,901 3,834 225 385,831

Mei 208,266 206,992 36,074 6,000 318 457,650

Jun 216,876 218,614 42,425 7,009 250 485,174

Jul 241,028 250,483 46,886 6,171 270 544,838

Aug 292,262 280,454 48,437 6,611 0 627,770

Sep 199,285 187,904 30,270 4,057 146 421,662

Okt 292,338 279,049 38,065 4,314 - 613,766

Tot 2.190.181 2.150.731 361.774 47.892 2.900 4.753.478

Sumber: Data Penjualan Motor Nasional 20091

Tabel 1 tersebut diatas menunjukkan bahwa penjualan sepeda motor di

Indonesia untuk periode bulan Januari sampai dengan Oktober 2009 cenderung

mengalami peningkatan. Tetapi pada bulan September, penjualan sepeda motor

1

(14)

mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pada bulan September

memasuki hari raya idul fitri, sehingga berpengaruh terhadap minat beli

masyarakat. Selain itu penurunan penjualan sepeda motor juga dikarankan

banyaknya jumlah hari libur pada bulan September, sehingga hari kerja juga

berkurang dan aktivitas penjualan juga berkurang atau lebih rendah dibandingkan

bulan-bulan sebelumnya. (http:kompas.com)

Berdasarkan urutan jumlah penjualan, sepeda motor dengan merek

Kawasaki berada pada urutan keempat, oleh karena itu peningkatan pasar mutlak

dilakukan. Seiring dengan banyaknya pengguna dan permintaan konsumen

terhadap motor di Indonesia maka banyak pula industri motor yang berkembang,

perkembangan industri motor harus diikuti pula dengan perkembangan industri

jasa pelayanan motor atau purna jual. Seiring dengan berjalannya waktu dan

munculnya teknologi baru, maka persaingan industri jasa servis juga mengalami

peningkatan. Hal tersebut berimplikasi terhadap perusahaan yang bergerak di

industri yang sama yakni bidang servis motor untuk tetap dapat bertahan dalam

mempertahankan konsumennya.

Sepeda motor Kawasaki merupakan produk yang di keluarkan oleh PT.

Kawasaki Motor Indonesia (KMI) yang berada di Jakarta. Kalangan pecinta

motor sport di Indonesia tentu sudah tidak asing dengan nama Ninja yakni merupakan salah satu produk dari Kawasaki. Sepeda motor Kawasaki

memproduksi Ninja lewat GPz900R (ZX900A) pada tahun 1984 silam. Dan sejak

pertama kali diperkenalkan, varian ini berhasil menarik minta penggemar motor

sport, tidak hanya dari tampilannya , namun juga dari sisi performa yang tangguh.

Tidak hanya itu, fenomena Ninja pun terus berlanjut ketika Kawasaki

dengan beragam inovasi menyuguhkan produk Ninja dengan berbagai tipe,

diantaranya adalah ZX-6R, ZX-7, ZX-9, ZX-10, hingga ZX-12. Produk ninja

tersebut dihasilkan untuk kebutuhan pasar global yakni Amerika, Eropa dan

Jepang. Sementara itu, untuk pasar Asia Tenggara terutama Indonesia, perusahaan

Kawasaki mencoba memasuki pasar dengan melakukan penyesuaian dari segi

kapasitas mesin. Dimana kapasitas mesin untuk produk Ninja yang dipasarkan di

(15)

tersebut memiliki kapasitas mesin kecil hanya 150 cc hal tersebut masih dapat

menjadi fenomena di Asia Tenggara (oto.detik.com).

Dalam pengembangan usahanya, PT. KMI membuka anak cabang di

seluruh wilayah Indonesia yang disebut dengan main dealer (MD). Salah satunya

adalah PT. Karya Semesta Investama yang menerbitkan Kawasaki Motorave.

Selain berpromosi above the line, KMI juga melakukan aktivitas promosi below the line. Karena KMI melihat langkah itu efisien dan lebih efektif serta lebih mendekatkan KMI dengan konsumen. Namun, pemain (KMI) yang baru hadir di

Indonesia pada 1995 kini makin agresif menggarap pasar. Hal ini ditunjukkan

dengan hadirnya sejumlah ruang pajang baru Kawasaki, termasuk stand-stand di

pusat perbelanjaan (mal) dan tempat ramai lain. Stand tersebut dikenal dengan nama Zona Kawasaki. KMI juga meluncurkan sejumlah produk baru, gencar

berpromosi, menyelenggarakan beberapa event untuk menarik minat pasar, serta menjaga harga jual kembali (resale value) agar tidak jatuh dengan mendirikan

Green Shop,dealer reseller Kawasaki.(oto.detik.com).

Salah satu perusahaan cabang dari KMI adalah CV. Kawasaki Motorave

yang berlokasi di Talang, Bogor. Dalam kegiatan usahanya CV. Kawasaki

Motorave menawarkan dan memberikan layanan kepada para pelanggan sepeda

motor Kawasaki di daerah Bogor. CV Kawasaki Motorave hadir di kota Bogor

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para pelanggan di Bogor. CV

Kawasaki Motorave menawarkan berbagai servis untuk keperluan pengguna

sepeda motor Kawasaki. Dimana pada CV Kawasaki Motorave terdapat bengkel

yang dapat melayani berbagai keluhan para pengguna sepeda motor Kawasaki.

CV Kawasaki Motorave juga menyediakan berbagai spareparts pendukung yang merupakan produk dari Kawasaki.

Seiring meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen dalam

memperoleh layanan yang semakin kompleks, suatu bengkel tidak hanya di tuntut

untuk menyediakan tenaga mekanik yang handal, namun juga mampu memenuhi

segala harapannya dalam menerima suatu layanan pada suatu bengkel mulai dari

saat konsumen tersebut mendaftar, mengurus adminitrasi sampai pada proses

servis sepeda motor yang tidak tidak terlalu lama, serta dalam prosesnya

(16)

suku cadang sampai pada penanganan keluhan konsumen juga di harapkan dapat

berjalan dengan baik dan cukup cepat.

Kepuasan pelanggan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tetapi dapat di

rasakan dan dapat di ukur. Pengukuran kepuasan pelanggan mutlak diperlukan

agar perusahaan tidak membuang uang percuma untuk menentukan prioritas

utama perbaikan kualitas produk atau pelayanan yang di harapkan pelanggan dan

agar adanya komitmen dari karyawan untuk terlibat dalam peningkatan kepuasan

pelanggan. Selain itu perusahaan dapat mengetahui posisi perusahaan dalam

persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Hasil dari kepuasan ini pada akhirnya

dapat memberikan informasi dan bahan evaluasi yang dapat dijadikan pedoman

manajemen perusahaan untuk memperbaiki dan meningkatkan kepuasan

pelanggan melalui pemberian pelayanan dan servis yang berkualitas demi

meningkatkan kinerja perusahaan yang di banggakan oleh pelanggannya.

1.2 Perumusan Masalah

CV. Kawasaki Motorave Ninja adalah salah satu perusahaan pengelola

bengkel kawasaki motor yang berupaya mengetahui seberapa puas konsumen

yang dilayaninya. Setiap bengkel kawasaki memiliki standar servis yang sama.

Namun dengan adanya kebebasan masing-masing perusahaan pengelola untuk

menentukan kebijakan operasional bengkel memungkinkan adanya perbedaan

penilaian konsumen terhadap layanan bengkel dengan mekanik dan karyawan

yang bekerja dengan baik. CV. Kawasaki Motorave Talang berusaha melakukan

pelayanan yang berkualitas agar dapat memberikan suatu dorongan kepada

pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan penyedia jasa.

Berdasarkan wawancara pendalaman dengan manajer dan petugs bengkel,

terungkap bahwa belum dilakukan pengamatan karakteristik pelanggan dan

pengamatan kepuasan pelanggan.

Melihat hal tersebut, disusun serangkaian pertanyaan berikut untuk merumuskan

masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana karakteristik pelanggan bengkel CV. Kawasaki Motorave

(17)

2. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu jasa pelayanan

yang diberikan oleh bengkel bengkel CV. Kawasaki Motorave Talang,

Bogor?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik pelanggan bengkel CV.

Kawasaki Motorave Talang, Bogor dengan tingkat kepuasan pelanggan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi karakteristik pelanggan bengkel CV. Kawasaki

Motorave Talang, Bogor.

2. Menganalisa tingkat kepuasan pelanggan bengkel KAWASAKI terhadap

mutu jasa pelayanan yang diberikan oleh bengkel CV. Kawasaki Motorave

Talang, Bogor.

3. Menganalisa hubungan antara karakteristik pelanggan dengan tingkat

kepuasan pelanggan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan guna meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan pada

konsumen dalam upaya meningkatkan kinerja bengkel KAWASAKI yang

dikelola oleh CV. Kawasaki Motorave Talang, Bogor dalam

mengembangkan pelayanan di masa yang akan datang.

2. Bagi peneliti selanjutnya untuk kajian tentang kepuasan konsumen

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada CV. Kawasaki Motorave Talang, Bogor

dengan responden pengguna sepeda motor jenis ninja di Kota Bogor yang

menggunakan jasa servis sepeda motor. Penelitian ini menganalisis tingkat

kepuasan pelanggan mengenai atribut-atribut produk dan bengkel pada

perusahaan tersebut, dan hubungan antara tingkat kepuasan pelanggan dengan

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jasa

2.1.1. Definisi jasa

Perkembangan suatu perusahaan memiliki keterkaitan terhadap bagaimana

ilmu pemasaran diimplementasikan pada perusahaan tersebut. perkembangan

pemasaran berawal dari tukar menukar barang secara sederhana tanpa

menggunakan alat tukar berupa uang ataupun logam mulia. Dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan, maka semakin dibutuhkan suatu alat tukar

yang berlaku umum dan untuk itulah diciptakan uang. Disamping itu manusia

juga memerlukan jasa yang mengurus hal-hal tertentu, sehingga jasa menjadi

bagian utama dalam pemasaran.

Definisi jasa menurut Kotler (2002) adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat

dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Selanjutnya Rangkuti

(2006) mendefinisikan jasa sebagai pemberian suatu kinerja atau tindakan tak

kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Jadi, jasa atau pelayanan merupakan

suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan

daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses

mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam strategi jasa pemasaran definisi jasa harus

diamati dengan baik karena pengertianya sangat berbeda dengan produk berupa

barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat tergantung

ada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan oleh pihak produsen.

2.1.2. Klasifikasi Jasa

Menurut Kotler (2002), tawaran produk jasa dapat diklasifikasikan

menjadi :

1. Barang berwujud murni

Tawaran yang hanya terdiri dari barang berwujud seperti : sabun,

pasta gigi, ataupun garam. Tidak ada jasa yang menyertai produk

(19)

2. Barang berwujud yang disertai layanan

Tawaran ini terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu

atau beberapa pelayanan kepada pelanggannya. Contoh pelayanan

pada penjualan mobil, seperti : ruang pamer, pengiriman,

perbaikan, dan pemeliharaan.

3. Campuran

Tawaran ini terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang

sama. Misalnya, orang yang mengunjungi restoran untuk

mendapatkan makanan dan pelayanan.

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan

Tawaran yang terdiri dari satu jasa utama yang disertai jasa

tambahan atau barang pendukung. Contohnya adalah penumpang

pesawat terbang yang membeli jasa transportasi, di dalam

perjalanan dia mendapatkan makanan dan minuman.

5. Jasa murni

Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa. Contohnya jasa

menjaga bayi, psikoterapi, dan jasa memijat.

2.1.3. Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2002), jasa memiliki empat karakteristik yang berbeda

dengan barang fisik, yaitu :

1. Tidak Berwujud (intangible)

Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar ataupun dicium

sebelum dibeli. Untuk dapat mengetahui hasil dan bentuk dari jasa

tersebut kita harus membeli jasa yang kita inginkan terlebih

dahulu. Dalam mencari bukti suatu kualitas jasa yang diinginkan,

seseorang akan melihat tempat, orang, peralatan, alat komunikasi,

simbol, dan harganya. Tugas dari penyedia jasa adalah mengelola

bukti tersebut untuk mewujudkan sesuatu yang tidak berwujud.

2. Tidak Terpisahkan (Inseparability)

Pada umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara

(20)

tersebut, baik penyedia maupun konsumen akan mempengaruhi

jasanya.

3. Bervariasi (Variability)

Jasa tergantung kepada siapa yang menyediakan jasa tersebut,

kapan dan dimana jasa tersebut diberikan. Biasanya pembeli jasa

membicarakan dengan orang lain sebelum memilih seorang

penyedia jasa.

4. Mudah Lenyap (Perishability)

Jasa tidak dapat disimpan, dijual lagi atau dikembalikan.

Permintaan jasa sangat berfluktuasi, misalnya sebuah perusahaan

transportasi harus memiliki lebih banyak kendaraan pada jam sibuk

karena banyaknya permintaan, namun hal tersebut bukan

merupakan masalah apabila permintaan merata setiap hari.

Rangkuti (2006), menjelaskan tentang kesuksesan suatu

industri jasa tergantung pada sejauh mana perusahaan mampu

mengelola ketiga aspek ini :

1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan disampaikan kepada

pelanggan.

2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu

memenuhi janji tersebut.

3. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada

pelanggan.

Ketiga aspek tersebut dikenal sebagai segitiga jasa, dimana setiap

sisi mewakili setiap aspek. Kegagalan di satu sisi menyebabkan

segitiga roboh, artinya industri jasa tersebut gagal. Dengan

demikian, pembahasan industri jasa harus meliputi perusahaan,

karyawan, serta pelanggan. Model segitiga jasa tersebut dapat

(21)

Gambar 1.Segitiga pemasaran jasa(Rangkuti, 2006)

2.1.4. Kualitas Pelayanan Jasa

Salah satu cara agar penjualan jasa suatu perusahaan lebih unggul

dibandingkan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang

berkualitas dan bermutu, yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen.

Tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima dapat

dibentuk berdasarkan pengalaman yang mereka peroleh.

Konsumen memilih pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan.

Setelah menikmati jasa tersebut mereka cenderung akan membandingkan

dengan yang mereka harapkan. Jika jasa yang mereka nikmati memenuhi atau

melebihi tingkat kepentingan, mereka akan cenderung memakai kembali produk

jasa tersebut. Sebaliknya, jika jasa yang mereka nikmati ternyata berada jauh di

bawah jasa yang mereka harapkan, para konsumen akan kehilangan minat

terhadap pemberi jasa tersebut dan akan terjadi kesenjangan kualitas antara

kinerja kualitas dan harapan pelanggan. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat

dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut

pandang penilaian pelanggan.

Oleh karena itu perusahaan dalam merumuskan strategi dan program

pelayanan, harus berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan

memperhatikan komponen kualitas pelayanan (Rangkuti, 2006).

Lovelock dan Wright (2005) memformulasikan bahwa terdapat lima

kesenjangan (gap) yang memungkinkan dalam kualitas jasa :

Pelanggan

Karyawan

INTERNAL MARKETING Membuat agar produk yang disampaikan sesuai dengan

yang dijanjikan

INTERACTIVE MARKETING Menyampaikan produk/jasa

yang telah dijanjikan

Manajemen

EXTERNAL MARKETING Menetapkan janji mengenai

(22)

1. Kesenjangan pengetahuan : perbedaan antara apa yang diyakini

penyedia jasa akan diharapkan pelanggan dan kebutuhan dan

kebutuhan dan harapan pelanggan yang sesungguhnya.

2. Kesenjangan standar : perbedaan antara persepsi manajemen

terhadap harapan pelanggan dan standar kualitas yang ditetapkan

untuk penyerahan jasa.

3. Kesenjangan penyerahan : perbedaan antara standar penyerahan

yang ditentukan dan kinerja penyedia jasa yang sesungguhnya.

4. Kesenjangan komunikasi internal : perbedaan antara apa yang

dianggap oleh iklan dan tenaga penjual perusahaan tersebut sebagai

fitur produk, kinerja, dan tingkat kualitas jasa dan apa yang

benar-benar dapat diserahkan oleh perusahaan.

5. Kesenjangan persepsi : perbedaan antara apa yang benar-benar

diserahkan dan apa yang dianggap pelanggan telah mereka terima

(karena mereka tidak dapat menilai kualitas jasa secara akurat).

6. Kesenjangan interpretasi : perbedaan antara apa yang

sesungguhnya dijanjikan penyedia jasa dalam upaya-upaya

komunikasinya dan apa yang pelanggan pikir telah dijanjikan

dalam komunikasi tersebut.

7. Kesenjangan jasa : perbedaan antara apa yang diharapkan

pelanggan akan mereka terima dan persepsi mereka terhadap jasa

yang benar-benar diserahkan.

Masing-masing dari ketujuh kesenjangan kualitas tersebut dapat

merusak hubungan dengan pelanggan. Menghindari kesenjangan jasa dalam

setiap penyerahan jasa akan membantu suatu perusahaan meningkatkan nama

baiknya dalam hal jasa yang bermutu.

Kualitas jasa didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang melebihi

tingkat kepentingan pelanggan (Rangkuti, 2006). Jenis kualitas yang digunakan

untuk menilai kualitas jasa adalah sebagai berikut :

1. Kualitas teknik (outcome), yaitu kualitas hasil kerja penyampaian

(23)

2. Kualitas pelayanan (proses), yaitu kualitas cara penyampaian jasa

tersebut.

Pada dasarnya jasa tidak dapat dievaluasi secara akurat,

pelanggan berusaha menilai kualitas dari jasa tersebut berdasarkan apa

yang dirasakannya, yaitu atribut-atribut yang mewakili kualitas proses

dan kualitas pelayanan.

Menurut Rangkuti (2006), ada sepuluh kriteria umum atau

standar yang menentukan kualitas jasa, yaitu :

1. Reliability(keandalan).

2. Responsiveness(ketanggapan). 3. Competence(kemampuan). 4. Acces(mudah diperoleh). 5. Courtesy(keramahan).

6. Communication(komunikasi). 7. Credibility(dapat dipercaya). 8. Security(keamanan).

9. Understanding(memahami pelanggan). 10.Tangibles(bukti nyata yang kasat mata).

Kesepuluh dimensi tersebut dapat disederhanakan menjadi lima

dimensi, yaitu :

1. Reliability(keandalan).

Kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai dengan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

2. Responsiveness(ketanggapan).

Kemampuan untuk membantu pelanggan dan ketersediaan untuk

melayani pelanggan dengan baik.

3. Assurance(jaminan).

Pengetahuan, kesopanan petugas dan sifatnya yang dapat

(24)

4. Emphaty(empati).

Rasa peduli untuk memberikan perhatian secara individual kepada

pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan dan mudah untuk

dihubungi.

5. Tangibles(bukti langsung).

Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan karyawan dan sarana

komunikasi.

2.1.5. Pengukuran Mutu Jasa

Sebelum pelanggan membeli suatu produk jasa, pelanggan memiliki

harapan tentang kualitas jasa yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan

pribadi, pengalaman sebelumnya, rekomendasi dari mulut ke mulut dan iklan

penyedia jasa. Setelah membeli dan menggunakan jasa tersebut, pelanggan

membandingkan kualitas yang diharapkan dengan apa yang benar-benar mereka

terima.

berada diatas tingkat jasa yang mereka inginkan, akan dipandang

memiliki kualitas yang lebih tinggi. Jika penyerahan jasa berada dalam zona

toleransi, mereka akan merasa jasa itu telah memadai. Namun, apabila kualitas

yang sebenarnya berada dibawah tingkat jasa yang memadai dengan yang

diharapkan pelanggan, perbedaan (kesenjangan kualitas) akan muncul antara

kinerja jasa dan harapan pelanggan. Kesenjangan jasa adalah hal yang penting,

karena hal itulah yang merupakan penilaian pelanggan secara keseluruhan

terhadap apa yang diharapkan dibandingkan dengan apa yang diterima. Tujuan

utama dalam meningkatkan kualitas jasa adalah memperkecil kesenjangan

sedapat mungkin.

Menurut Lovelock dan Lauren (2005), terdapat tujuh kesenjangan

kualitas yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. (Gambar 3).

1. Kesenjangan pengetahuan, yaitu perbedaan antara apa yang diyakini

oleh penyedia jasa akan diharapkan pelanggan dan kebutuhan dan

harapan pelanggan yang sesungguhnya.

2. Kesenjangan standar, yaitu perbedaan antara presepsi manajemen

terhadap harapan pelanggan dan standar kualitas yang ditetapkan untuk

(25)

3. Kesenjangan penyerahan, yaitu perbedaan antara standar penyerahan

yang ditetapkan dan kinerja penyedia jasa yang sesungguhnya.

4. Kesenjangan komunikasi internal, yaitu perbedaan antara apa yang

dianggap oleh iklan dan tenaga penjual perusahaan tersebut sebagai

fitur produk, kinerja, dan tingkat kualitas jasa dan apa yang

benar-benar dapat diserahkan oleh perusahaan.

5. Kesenjangan presepsi, yaitu perbedaan antara apa yang benar-benar

diserahkan dan apa yang dianggap pelanggan telah mereka terima

(karena mereka tidak dapat menilai kualitas jasa secara akurat).

6. Kesenjangan interpretasi, yaitu perbedaan antara apa yang

sesungguhnya dijanjikan penyedia jasa dalam upaya-upaya

komunikasinya dan apa yang mereka pikir telah dijanjikan dalam

komunikasi tersebut.

7. Kesenjangan jasa, yaitu perbedaan antara apa yang diharapkan

pelanggan akan mereka terima dan presepsi mereka terhadap jasa yang

benar-benar diserahkan.

Masing-masing dari ketujuh kesenjangan kualitas tersebut dapat

merusak hubungan dengan pelanggan, kualitas jasa adalah keseluruhan

sikap pelanggan terhadap penyerahan jasa, yang terbentuk dari

(26)

Kebutuhan dan harapan pelanggan

1. Kesenjangan Pengetahuan

Definisi Manajemen tentang kebutuhan-kebutuhan ini 2. Kesenjangan Standar

Penerjemahan kedalam spesifikasi desain/ penyerahan

3. Kesenjangan Penyerahan 4. Kesenjangan Komunikasi Internal

Pelaksanan spesifikasi Desain/penyerahan

5. Kesenjangan Persepsi 6. Kesenjangan Interpretasi

Gambar 2. Tujuh kesenjangan kualitas yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan ( lovelock dan lauren, 2005)

2.2. Konsep Segmentasi, Target, dan Posisi pasar

1. Segmentasi

Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal,

misalnya keinginan, kemampuan keuangan lokasi, sikap pembelian dan

praktek-praktek pembeliannya. Tidak ada cara tunggal dalam melakukan

segmentasi pasar. Manajemen dapat melakukan pengkombinasian dari

beberapa variable untuk mendapatkan suatu cara paling pas dalam

segmentasi pasarnya. (Umar, 2000).

Pengalaman pelanggan dibandingkan dengan harapannya

Janji-janji Iklan dan Penjualan Interpretasi pelanggan terhadap komunikasi

(27)

Beberapa variable utama untuk mesegmentasi pasarnya adalah:

a. Komponen Geografis, seperti componen bangsa, negara, provinsi dan

kabupaten atau kotamadya. Contohnya pada Kawasaki, Kawasaki

untuk segmen pasarnya adalah semua negara, suma kota, semua

propinsi dan kabupaten.

b. Komponen Demografis, seperti usia dan tahap daur hidup, jenis

kelamin dan pendapatan. Contohnya rata rata pengguna kawasaki ninja

berumur antara 18 tahun sampai 30 tahun, dan jenis kelamin laki-laki

tidak terkecuali jenis kelamin perempuan, dengan pendapatan diatas 1

juta perbulan.

c. Komponen Psikografis, seperti kelas sosial, gaya hidup, dan

kepribadian. Contonya pengguna Kawasaki ninja rata-rata untuk kelas

sosial tinggi, dengan gaya hidup tinggi dan biasanya berkpribadian

style.

d. Komponen Perilaku, seperti kesempatan, manfaat yang dicari, status

pengguna, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan

pembeli,dan sikap, contohnya untuk manfaat yang di cari pada

pengguna Kawasaki adalah harga jual kembali masih tinggi dan status

kesetiaan sangat tinggi karena pengguna kawasaki mengerti jenis

motor yang mereka pakai adalah tingkat kesediaan sparepart masih

kurang dibandingkan dengan motor yang lainya

(Honda,Yamaha,Suzuki) dan harga beli pun tinggi.

2. Target Pasar

Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu

mengevaluasi dan dilanjutkan dengan memutuskan beberapa segmen pasar

yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani.

(Umar, 2000)

a. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen, perusahaan harus

mengumpulkan dan menganalisis tentang penjualan terakhir,

proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin laba yang

diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang

(28)

mempunyai pasar sendiri untuk merebut hati konsumennya yaitu

dengan mengandalkan motor yang bejenis sport, Kawasaki mampu

bersaing untuk kelas tersebut yang dominannya kelas menengah

dan gaya hidup yang tinggi.

b. Kemenarikan Struktual Segmen, suatu segmen mungkin

mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang

diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi

profitabilitasnya, jadi perusahaan harus tetap mempelajari

faktor-faktor yang struktual yang utama yang mempengaruhi daya tarik

segmen dalam jangka panjang.

c. Sasaran dan Sumber Daya, perusahaan harus mempertimbangkan

sasaran dan sumberdayanya dalam kaitan dengan segmen pasar.

Walau ada segmen yang bagus akan tetapi dapat ditolak jika tiadk

prosfektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen itu

bagus dalam jangka panjang, tetap harus dipertimbangkan

kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumberdayanya.

Contohnya keterampilan tenaga mekanik bengkel kawasaki untuk

masuk kepasar itu bahkan keterampilan yang lebih baik dari

pesaingnya

3. Posisi Pasar (Positioning)

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki,

selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang akan ditempati dalam

segmen tersebut. Jira preusan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai

yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka ia

memperoleh keunggulan komparatif, (Umar, 2000).

Misalnya untuk PT. Kawasaki Motorave Talang yang melayani 3S yaitu

Sales, Servise, dan Sparepart. Dan ada keunggulan-keunggulan yang

diberikan oleh preusan tersebut melalui 3S tersebut misal dalam pelayanan

(29)

2.3. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan. Segala sesuatu yang termasuk ke

dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan.

Konsep perencanaan produk, antara lain :

a. Produk Inti : Manfaat sesungguhnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi

oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk Generik : Produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk

yang paling dasar.

c. Produk Harapan : Produk formal yang di tawarkan dengan berbagai

atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk

dibeli.

d. Produk Pelengkap : Berbagai atribut produk yang dilengkapi berbagai

manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan

dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

e. Produk Potensial : Segala macam tambahan dan perubahan yang

mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa datang.

2.4 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran

yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam

pasar sasaran. McCathy dalam Kotler 2002, mengklasifikasikan alat-alat

bauran pemasaran menjadi empat kelompok atau lebih dikenal dengan 4P,

yaitu :

1. Product (produk), konsumen akan menyukai produk – produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja atau inovatif. Variabel –

variabel pemasaran produk diantaranya yaitu keragaman produk,

kualitas, desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi,

imbalan, dan sebagainya.

2. Price (harga), variabel-variabel pemasaran harga diantaranya yaitu daftar harga, potongan harga khusus, periode pembayaran, syarat kredit,

(30)

3. Place (tempat), variabel-variabel pemasaran distribusi diantaranya yaitu saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan,

transportasi, dan sebagainya.

4. Promotion (promosi), variabel-variabel pemasaran promosi diantaranya yaitu promosi penjualan, kehumasan (public relation), pemasaran

langsung, dan sebagainya.

2.5. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja

Important-Performance Analysis (IPA) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengukur atribut-atribut atau dimensi-dimensi dari tingkat

kepentingan dengan tingkat pelaksanaan yang diharapkan konsumen dan

sangat berguna bagi pengembangan program strategi pemasaran yang efektif

(Simamora, 2004). Metode ini menentukan apakah suatu atribut dianggap

penting atau tidak oleh konsumen, dan apakah atribut tersebut memuaskan

konsumen atau tidak, sehingga dapat prioritas peningkatan kinerja untuk

masing-masing atribut.

Importance mengacu pada tingkat kepentingan menurut persepsi konsumen. Dari berbagai persepsi tingkat kepentingan konsumen, kita dapat

merumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan. Dengan

menggunakan konsep tingkat kepentingan ini dapat ditangkap persepsi yang

lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut di mata konsumen.

Selanjutnya kita dapat mengaitkan pentingnya variabel ini dengan kenyataan

yang dirasakan oleh konsumen.

2.6. Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen

secara keseluruhan dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat

kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut produk yang diukur. Menurut

Irawan (2003), pengukuran terhadap Costumer Satisfaction Index (CSI) diperlukan karena pertama, hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai

acuan untuk menetukan sasaran-sasaran terhadap penigkatan pelayanan

(31)

2.7. UjiChi Square

Uji Chi Square merupakan salah satu uji statistic non parametric, maka uji chi square dapat diterapkan untuk pengujian data nominal atau kategorik. Chi-Square digunakan untuk menganalisis frekuensi dari dua variabel dengan banyak kategori untuk menentukan apakah ada hubungan

antara kedua variabel. Uji Chi-Square digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain,

khususnya untuk data nominal.

2.8. Kepuasan Konsumen

Pada dasarnya setiap konsumen selalu ingin dipuaskan dan kepuasan

konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting, karena puas atau

tidaknya konsumen sangat mempengaruhi maju dan mundurnya suatu usaha

yang berorientasi kepada konsumen. Menurut Kotler (2002), kepuasan

adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil)

suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari

persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah

harapan maka konsumen akan merasa tidak puas. Sebaliknya jika kinerja

sesuai dengan harapan maka konsumen akan puas.

Menurut Sumarwan (2003) dalam memenuhi kepuasan konsumen,

suatu usaha harus menganalisis dari proses pembelian, yaitu dari tahap pra

pembelian sampai tahap pembelian. Pada tahap ini konsumen mencari

informasi mengenai produk atau jasa dan merek yang akan dibeli. Setelah

konsumen membeli atau memperoleh produk atau jasa biasanya akan diikuti

dengan proses konsumsi atau penggunaan produk atau jasa tersebut. Setelah

proses di atas telah dilakukan maka yang terakhir adalah proses pasca

pembelian , konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi

yang telah dilakukan apakah konsumen merasa puas atau tidak terhadap

produk atau jasa yang dikonsumsinya, maka konsumen akan mengkonsumsi

ulang produk tersebut sehingga konsumen akan loyal terhadap merek produk

(32)

Menurut Engel, et al (1994) kepuasan konsumen merupakan evaluasi

purnabeli, dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau

melampaui harapan konsumen sedangkan ketidakpuasan konsumen muncul

apabila hasil tidak memenuhi harapan. Tingkat kepuasan kosumen dapat

[image:32.598.140.494.207.404.2]

diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 3. Tingkat Kepuasan Konsumen (Engel et al, 1994).

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Abbas (2005) mengenai analisis tingkat

kepuasan pelanggan AHASS Honda Motor studi kasus pada CV Murni Motor

Cileungsi bertujuan untuk mengetahui karakteristik pelanggan AHASS Honda

Motor dari CV Murni Motor Cileungsi, mengidentifikasi kebutuhan pelanggan

dalam menentukan suatu pedoman perusahaan, sehingga menjadi sumber dari

keunggulan daya saing yang berkelanjutan, dan menganalisis sampai sejauh mana

kesesuaian antara tingkat kepentingan unsur-unsur pelayanan menurut pelanggan

dengan kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan ke arah pemenuhan

kebutuhan pelanggan. Hasil peneltian tersebut menunjukkan karakteristik

pelanggan bengkel AHASS CV Murni Motor didominasi oleh pelanggan dengan

jenis kelamin pria, berusia 26-35 tahun, memiliki tinkat pendidikan SLTA dan

dengan tingkta pengeluaran perbulan untuk perawatan dan perbaikan sepeda

motor antara Rp 20.001 –Rp 50.000. pada penelitian ini juga dihasilkan peringkat Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai produk bagi konsumen

Harapan konsumen terhadap produk

Kebutuhan dan keinginan konsumen

(33)

tingkat kepentingan dengan skor rataan terendah adalah atribut petugas dapat

memberikan pelayanan yang bersifat individual kepada pelanggan(6) (skor rataan

3,43) dan yang tertinggi adalah kejujuran dalam bertransaksi (skor rataan 4,54).

Sedangkan dari hasil analisis yang dilakukan terhadap atribut pelayanan, terdapat

tujuh atribut yang dirasakan masih belum atau tidak puas. Adapun tujuh atribut

tersebut adalah pelayanan yang dilakukan sesuai prosedur dan peraturan yang

ditetapkan (2), petugas selalu siap melayani pelanggan bila dibutuhkan (7),

kejujuran dalam bertransaksi (12), petugas tanggap dalam penanganan keluhan

pelanggan (14), petugas cepat dalam penanganan keluhan pelanggan (15),

kenyamanan ruang tunggu (17), dan letak yang mudah dijangkau (strategis) (19).

Selain itu juga pada penelitian ini dibahas mengenai beberapa atribut yang

dirasakan puas oleh pelanggan, yakni petugas dapat memberikan pelayanan yang

bersifat individual kepada pelanggan (6). Kemudian juga terdapat atribut yang

dirasakan sangat puas oleh pelanggan adalah servis yang diberikan sesuai

prosedur dan peraturan yang ditetapkan (standar servis) (1), servis di berikan

dengan cepat (3) juga merupakan atribut yang dirasakan sangat puas oleh

pelanggan. Kemudian terdapat atribut kemudahan dalam proses pelayanan (4),

petugas memahami kebutuhan pelanggan (5), petugas dapat memberikan

informasi yang akurat (8), petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan

(9), kemampuan komunikasi petugas dengan pelanggan (10), petugas

berpenampilan rapi dan sopan (13), kebersihan ruangan secara umum (16), dan

peralatan serta perlengkapan servis termasuk suku cadang ang tersedia lengkap

dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (18) adalah atribut-atribut yang dirasakan

sangat puas oleh pelanggan CV Murni Motor Cileungsi (berdasarkan hasil

penelitian).

Desnawati (2008), juga melakukan penelitian mengenai kepuasan

pelanggan pada dealer bidang otomotif. Desnawati menganalisis kinerja atribut

penentu kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan purna jual PT

Jayamandiri Gemasejati, Bogor. Dalam penelitianya, digunakan metode

Importance Performance Analisis (IPA) dan MetodeCustomer Satisfaction Index (CSI) untuk mengolah data. Melalui penelitian ini JG Bogor dapat mengetahui

(34)

sehingga daoat mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. Dalam

penelitian ini juga dijelaskan mengenai bagaimana karakteristik pelanggan JG

Bogor, bagaimana atribut-atribut kualitas pelayanan purna jual JG Bogor dan

tingkat kinerja atribut kualtias pelayanan tersebut serta bagaimana tingkat

kepauasan dari pelanggan terhadap kualitas pelayanan purna jual JG Bogor. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Exceldansoftware SPSS Version 13,00 untuk mengolah hasil kuisioner yang telah di isi oleh pelanggan JG Bogor. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Desnawati

memperoleh keseluruhan nilai rataan tingkat kepentingan adalah 4,28 dan nilai

rataan tingkat kinerja adalah 3,62 yang berarti terjadi gap antara pelayanan yang

diinginkan dengan pelayanan yang diterima pelanggan sebesar 0,66. Pada hasil

penelitian juga diperoleh kesimpulan bahwa pada diagram IPA terdapat enam

atribut yang menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan oleh JG Bogor dan

harus ditingkatkan kinerjanya. Adapun ke enam atribut tersebut diantaranya

adalah persediaan suku cadang dan komponen motor lainnya dengan kualitas

bagus serta harga yang terjangkau, kemudian jumlah staff mekanik, fasilitas WC,

musholla kantin dan tempat parkir, sistem antrian perbaikan motor, kesigapan

staff pegawai dalam menanggapi keluhan pelanggan, dan pemberian umpan balik

(35)

III. METODE PENELITIAN

[image:35.598.106.506.146.667.2]

3.1. Kerangka Pemikiran

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

Dari Gambar 4 dapat dilihat alur pikir dari penelitian ini yang terdiri

dari faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan, faktor berpengaruh yang

tidak dapat dikendalikan. Keduanya berpengaruh dalam kondisi tentang

penelitian ini yang terdapat dalam data atau informasi aktual melalui Analisis deskriptif

Kondisi karakteristik pelanggan

AnalisisIPA+CSI

Kondisi kepentingan dan kepuasan pelangan

AnalisisChi square

Hubungan karakteristik pelanggan dg tk. kepuasan

Rekomendasi

Meningkatnya persaingan Industri Jasa servis motor/bengkel motor Perkembangan Industri Jasa servis motor/bengkel

motor

CV. KAWASAKI MOTORAVE TALANG

Kondisi Kepuasan pelanggan bengkel MOTORAVE

Tingkat kepentingan dan kepuasan

(36)

wawancara atau kuesioner dan survey atau pengumpulan data sekunder yang

akan menjadi input dalam proses analisa dengan menggunakan metode IPA

dan CSI.

Terdapat faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah dan persaingan

dengan bengkel-bengkel lain, terdapat juga parameter kontrol seperti

peraturan pemerintah dan peraturan perusahaan. Hal diatas akan

menghasilkan output berupa nilai atribut kualitas jasa, kesemuanya berguna

untuk menyusun strategi pemasaran yang pada akhirnya akan menghasilkan

keuntungan berupa bertambahnya jumlah pelanggan bengkel KAWASAKI

CV.KAWASAKI MOTORAVE TALANG BOGOR

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV.KAWASAKI MOTORAVE Jl.

Raya Kedung Halang Nomor 139, Bogor. Waktu dan pelaksanaan

penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Juli 2010.

3.2.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.

a.Data Primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung

atau observasi, wawancara dengan pihak manajemen dan penyebaran

kuesioner bagi para pelanggan sebagai responden. Pertanyaan dalam

kuesioner terdiri dari pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup,

pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan

jawaban sesuai dengan keinginan responden. Sedangkan pertanyaan

tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya telah disediakan, sehingga

responden hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban yang

menurutnya paling sesuai.

b.Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut baik

oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain yang dapat diperoleh

dari berbagai sumber studi literatur diantaranya; Buku-buku, internet,

(37)

3.2.3. Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini mengambil metode nonprobabilitas yaitu convenience sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkannya, dengan kata lain sampel yang dianalisis karena ada pada

tempat dan waktu yang tepat (Siagian, 2002). Responden yang dipilih adalah

pelanggan yang datang ke Bengkel KAWASAKI CV.KAWASAKI MOTORAVE

dan bersedia menjadi responden, dengan frekuensi kedatangan minimal satu kali.

Jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus

SlovindalamUmar (2005), yaitu:

) Ne (1 N n 2 + = ……….(1) dimana:

n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang

masih bisa ditolerir 10%.

Diketahui jumlah pelanggan berdasarkan hasil wawancara dengan pihak

bengkel CV. Motorave Kawasaki Talang hingga Desember 2009 adalah sekitar

1000 orang, sehingga diperoleh sampel sejumlah:

91 999 , 90 ) (0,1) 1000 (1 1000

n 2 = ≈

+

= responden

3.2.4. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui metode wawancara kepada pelanggan

bengkel kawasaki dengan bantuan kuesioner yang telah disiapkan. Data

yang terdapat dalam daftar pertanyaan terdiri atas empat bagian. Bagian

pertama mengenai screening responden ataupun seleksi pemilihan responden, bagian kedua berkaitan dengan identitas responden, bagian

ketiga berisi tentang penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan

dan kinerja atribut kualitas pelayanan bengkel KAWASAKI, dan bagian

empat mengenai kritik dan saran responden terhadap pelayanan bengkel

(38)

3.2.5. Uji Validitas

Setelah kuesioner akhir terbentuk, langkah awal yang dilakukan

adalah menguji validitas kuesioner. Pengujian validitas dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) mengukur

apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Uji validitas digunakan untuk

menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan

dengan skor total. Teknik yang dipakai untuk menguji validitas kuesioner

adalah teknik korelasiproduct moment pearsonberikut :

( )

( )

∑ ∑

− − − = 2 2 2 2 xy Y Y n X X n Y X XY n r …….(2)

Keterangan : rxy= Korelasi antar X dan Y

n = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total

Pengujian terhadap kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan uji

reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 30 orang responden dari pelanggan

bengkel KAWASAKI CV MORORAVE KAWASAKI. Uji validitas

dilakukan dengan menghitung nilai kolerasi antara skor masing-masing

pertanyaan dengan skor total, mamakai rumus teknik kolerasi Product Moment Pearsonyang diolah denganMicrosoft Statistical Package for Social Science(SPSS) versi 13.00for Windows.

Hasil uji validitas untuk masing-masing hasil pengukuran tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja terhadap seluruh pertanyaan lebih besar dari r

tabel pada selang 95 persen yaitu sebesar 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa

semua pertanyaan adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid. Berarti

pelanggan dapat mengerti maksud dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.

(39)
[image:39.598.123.517.110.475.2]

Tabel 2. Nilai korelasi uji validitas tingkat kepentingan dan kinerja

Atribut Kualitas

Pelayanan

Nilai Kolerasi (r)

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

1 0.506 0.393

2 0.556 0.573

3 0.579 0.558

4 0.673 0.617

5 0.732 0.683

6 0.765 0.673

7 0.735 0.776

8 0.702 0.841

9 0.675 0.791

10 0.751 0.667

11 0.580 0.859

12 0.734 0.618

13 0.764 0.589

14 0.656 0.511

15 0.554 0.747

3.2.6. Uji Reliabilitas

Jika alat ukur dinyatakan sahih, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut

diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu

alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Reliabilitas

alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik

alpha cronbachberikut :

        −       −

=

2
(40)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

2

= Jumlah ragam butir

2 1

 = Jumlah ragam total

Untuk mencari nilai ragam digunakan rumus berikut :

(

)

n n

X X

=

2 2

2

...………...(4)

Keterangan :

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik αcronbach. Dalam teknik ini,

instrumen diujicobakan pada 30 responden dan hasilnya dicatat. Hasil tersebut

diolah dengan menggunakan teknik αcronbach, dengan bantuan Microsoft SPSS

versi 13.00 for Windows. Berdasarkan hasil pengolahan dihasilkan nilai αcronbach untuk tingkat kepentingan yaitu α = 0,903 dan tingkat kinerja yaitu

sebesar α = 0,906.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai αcronbach yang lebih

besar dari 0,6. Hal ini dapat disimpulkan, kemungkinan terjadi kesalahan

pengukuran dalam kuesioner cukup rendah sehingga penggunaannya dapat

diandalkan dan mampu memberikan pengukuran yang konsisten apabila

penulis menyebarkan kuesioner secara berulang kali dalam waktu yang

berlainan.

3.2.7. Tabulasi Deskriptif

Data mengenai karakteristik umum konsumen bengkel CV.

KAWASAKI MOTORAVE TALANG, BOGOR akan dikelompokkan

dalam bentuk tabel berdasarkan kesamaan jawaban. Tabel ini kemudian

dianalisis berdasarkan faktor-faktor yang dominan dari variabel-variabel

(41)

3.2.8. Importance - Performance Analysis

Metode yang dipergunakan untuk menganalisis data tingkat

kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan bengkel CV. KAWASAKI

MOTORAVE TALANG, BOGOR adalah metode Importance and Performance Analysis. Metode ini menentukan apakah suatu atribut dianggap penting atau tidak oleh konsumen, dan apakah atribut tersebut

memuaskan konsumen atau tidak, sehingga dapat prioritas peningkatan

kinerja untuk masing-masing atribut. Analisis tersebut juga tidak

menjelaskan hubungan antar atribut, sehingga tidak bisa dijelaskan apakah

atribut yang satu berpengaruh terhadap atribut yang lain atau tidak.

Penentuan prioritas perbaikan kinerja hanya ditentukan oleh nilai relatif,

yaitu nilai rata-rata tingkat kepentingan dan kepuasan, belum

mempertimbangkan sumberdaya dan kemampuan perusahaan untuk

melakukan perbaikan kinerja tersebut.

Analisis importance-performance digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan

dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanannya.

Tingkat kepentingan dari kualitas pelayanan adalah seberapa penting suatu

peubah pelayanan bagi pelanggan terhadap kinerja pelayanan. Untuk

tingkat kepentingan digunakan skala likert 5 tingkat, yaitu sangat penting,

penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima tingkat

tersebut diberi skor sebagai berikut:

a. Jawaban sangat penting diberi skor 5.

b. Jawaban penting diberi skor 4.

c. Jawaban cukup penting diberi skor 3.

d. Jawaban kurang penting diberi skor 2.

e. Jawaban tidak penting diberi skor 1.

Tingkat pelaksanaan adalah kinerja aktual dari mutu pelayanan yang

diberikan oleh bengkel KAWASAKI CV. KAWASAKI MOTORAVE

TALANG, BOGOR, yang dirasakan oleh konsumennya. Untuk tingkat

(42)

baik, kurang baik, dan tidak baik. Kelima tingkat tersebut diberi skor sebagai

berikut:

a. Jawaban sangat baik diberi skor 5

b. Jawaban baik diberi skor 4.

c. Jawaban cukup baik diberi skor 3.

d. Jawaban kurang baik diberi skor 2.

Sebuah variabel yang diwakili oleh huruf X dan Y, dimana X adalah

tingkat kinerja suatu produk sementara Y adalah tingkat kepentingan

konsumen.

Rumus untuk tingkat kesesuaian responden yang digunakan adalah :

% 100 Yi Xi

Tki= x ………...….(5)

Dimana:TKi = Tingkat kesesuaian responden.

Xi = Bobot penilaian pelanggan terhadap tingkat kinerja atribut bengkel KAWASAKI CV. KAWASAKI MOTORAVE TALANG, BOGOR

Yi = Bobot penilaian pelanggan terhadap tingkat kepentingan terhadap atribut bengkel KAWASAKI CV. KAWASAKI MOTORAVE

TALANG, BOGOR

Kinerja bengkel KAWASAKI CV. KAWASAKI MOTORAVE

TALANG, BOGOR dianggap telah memenuhi kepuasan pelanggan jika

TKi > 100%. Dan sebaliknya, jika besar TKi < 100% maka kinerja bengkel

KAWASAKI CV. KAWASAKI MOTORAVE TALANG, BOGOR

dianggap belum dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Setelah diketahui

tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan setiap peubah untuk seluruh

responden, selanjutnya adalah memetakan hasil perhitungan yang telah

didapat kedalam diagram Kartesius. Masing-masing atribut diposisikan

dalam sebuah diagram, dimana skor rata-rata penilaian terhadap tingkat

kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara

posisi atribut pada sumbu Y, ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat

kepentingan terhadap atribut (Y).

n Xi

(43)

n Yi

Yi=

………...………(7)

Dimana:

Xi= Skor rataan setiap atribut i.

Yi= Skor rataan setiap atribut i .

n = Total responden.

Diagram Kartesius adalah diagram yang terdiri dari empat bagian

yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik

(X dan Y), dimana X adalah rata-rata dari bobot tingkat kinerja atribut

produk, sedangkan Y merupakan rata-rata dari tingkat kepentingan seluruh

faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumusnya adalah:

K Xi X

n

i

=

= 1 ………...………(8)

K Yi Y

n

i

=

= 1 ………...…(9)

Dimana:

k = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Nilai X dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik-titik atribut yang

memposisikan suatu atribut terletak dimana pada diagram kartesius.

(44)
[image:44.598.159.434.120.295.2]

Gambar 5. Diagram Kartesius Matriks IPA

Keterangan :

a. Kuadran A (prioritas utama)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan

tingkat kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah.

Peubah-peubah yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan

kinerjanya. Perusahaan harus secara terus menerus melaksanakan

perbaikan.

b. Kuadran B (pertahankan prestasi)

Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan

faktor-faktor yang dianggap pelanggan telah sesuai dengan apa yang

dirasakannya, sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi.

Peubah-peubah yang masuk pada kuadran ini harus tetap dipertahankan

dan harus terus dikelola dengan baik, hal ini dikarenakan semua peubah

ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul dimata pelanggan.

c. Kuadran C (prioritas rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan

tingkat kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah mutu

pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu

penting oleh pelanggan dan pihak perusahaan hanya melaksanakan

dengan biasa saja. Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu Prioritas Utama

(A)

Prioritas Rendah (C)

Berlebihan (D)

Pertahankan Prestasi (B)

Tingkat Kepentingan

X X

Y

(45)

mengalokasikan biaya dan investasi untuk memperbaiki kinerjanya

(prioritas rendah). Namun perusahaan juga perlu tetap mewaspadai,

mencermati, dan mengontrol setiap peubah pada kuadran ini, karena

tingkat kepentingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya

kebutuhan.

d. Kuadran D (berlebihan)

Faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan

dirasakan terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam

kuadran ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat biaya.

3.2.9 Customer Satisfaction Index

Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan secara

keseluruhan dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat

kepentingan dari atribut-atribut mutu jasa yang diukur. Menurut Irawan

(2003), pengukuran terhadap CSI diperlukan karena pertama, hasil dari

pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan

sasaran-sasaran terhadap peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Kedua, Index

diperlukan sebagai hal yang kontinu.

Menurut Stratford (2007), metode pengukuran CSI meliputi

tahapan :

1. Menghitung importance weighting factors (faktor kepentingan terbobot), yaitu mengubah nilai rataan tingkat kepentingan menjadi

angka presentase dari total nilai rataan tingkat kepentingan untuk

seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total importance weighting factors100 %.

2. Menghitung weighted score (skor terbobot), yaitu nilai perkalian antar nilai rataan tingkat kinerja/kepuasan masing-masing atribut

denganimportance weighting factorsmasing-masing atribut.

3. Menghitung weighted total (total terbobot), yaitu menjumlahkan weighted scoredari semua atribut mutu jasa.

(46)

Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat

dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan. Adapun kriterianya

berdasarkan Panduan Survei Kepuasan Pelanggan PT. Sucofindo

dalam Aditiawarman (2000) dengan kriteria :

0,00–0,34 = Tidak puas

0,35–0,50 = Kurang puas

0,51–0.65 = Cukup puas

0,66–0,80 = Puas

0,81–1,00 = Sangat puas

3.2.10. UjiChi Square

Uji Chi Square merupakan salah satu uji statistic non parametric, maka uji chi square dapat diterapkan untuk pengujian data nominal atau kategorik. Menurut Kountur (2005) Chi-Square digunakan untuk menganalisis frekuensi dari dua variabel dengan banyak kategori untuk

menentukan apakah ada hubungan antara kedua variabel. Uji Chi-Square digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu

dengan variabel yang lain, khususnya untuk data nominal.

Pada penelitian ini dilakukan uji Chi-Square tingkat kepuasan pelanggan dengan karakteristik pelanggan yaitu jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, pendapatan rata per bulan

Gambar

Tabel 1. Data penjualan sepeda motor periode Januari-Oktober 2009
Gambar 1. Segitiga pemasaran jasa (Rangkuti, 2006)
Gambar 2. Tujuh kesenjangan kualitas yang menyebabkan ketidakpuasan
Gambar 3. Tingkat Kepuasan Konsumen (Engel et al, 1994).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keenam, terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh teman seperjuangan dan seangkatan tahun 2013 Program Linguistik, Minat Utama Penerjemahan, Program

Berdasarkan Pepres Nom or : 70 Tahun 2012 besert a lam piran-lam pirannya dan m em perhat ikan hasil pemasukan dan evaluasi penilaian dokum en kualifikasi jasa konsult ansi pada Sat

Sarana Promosi Hasil Produksi dengan capaian sebesar 100%. Direncanakan pencapaian program ini pada Tahun 2017 melalui 2. kegiatan yaitu Pembinaan Kemitraan Usaha

Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan

Berdasarkan hasil evaluasi pada algoritma FGWC-PSO dengan menggunakan 4 varian penimbang inersia serta menggunakan enam ukuran validitas, dapat disimpulkan bahwa algoritma

Berdasarkan hasil penelitian, jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam pembuktian dalam struktur aljabar adalah kesalahan penyusunan alur pembuktian yang meliputi (1)

Pada akhir Perkuliahan , Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan memahami landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila sebagai karya besar Bangsa Indonesia yang

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis sosial (sosial analisis) yang dilihat dari teori yang bersifat umum, tetapi dari fakta dan data khusus yang