SKRIPSI
PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN GROSIR
DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh : ASWIN GULTOM
110522159
PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi saya yang berjudul “PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI
AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik
guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2013
Aswin Gultom
ABSTRAK
PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan Grosir dan Eceran yang terdapatdi BEI selama periode 2008-2011
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang diperoleh dari 16 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Operating Profit Margin (OPM), dan secara parsial variabel investasi aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap
Operating Profit Margin (OPM) pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI. Secara simultan modal kerja dan investasi aktiva tetap tidak berpengaruh secara signifikan pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
EFFECT OF WORKING CAPITAL AND FIXED ASSETS INVESTMENT TO PROFITABILITY OF WHOLESALE AND RETAIL
LISTED IN BEI
The purpose of this research is to empirically study the effect of Working Capital and Fixed Asset investment on Operating Profit Margin (OPM). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are Wholesale and Retail on BEI during the period of 2008 to 2011.
The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 16 food and beverage, 16 are used as the samples of this study. The statistic method being used is linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.
The result indicates that partially Working Capital variable has not significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) and partially Fixed Asset investment variable has no significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) of Wholesale and Retail on BEI. In simultaneously , working capital and fixed assets investment has not significantly influenced Operating Profit Margin of Wholesale and Retail in BEI.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan,
dan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul:
“PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Akuntansi.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa
dari semua pihak baik secara moril maupun materil khususnya kepada kedua
orang tua penulis S. Br Pakpahan. Dengan segala kerendahan hati, maka penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris
Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,
Ak selaku ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku pembimbing penulis yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi
petunjuk, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Zainal AT Silangit, Ak selaku Dosen pembaca yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga
6. Buat saudara- saudara penulis, Arto, Adi, Mastina, Irawati, Jojor dan
teman terbaik penulis yaitu Rendi, Juan, Ar Razag Subhan Jath,
Natalia Naibaho, Baluat, dan Marta yang selalu memberi dukungan
selama ini.
Semoga Skripsi ini bermanfaat buat kita semua sebagai tambahan
pengetahuan dan dapat menjadi salah satu bahan referensi dalam penyusunan
skripsi berikutnya.
Medan, Juli 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ………... .... 1
1.2. Rumusan Masalah ………... .... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 8
2.1.1Modal ... 8
2.1.2.Modal Kerja ... 8
2.1.3. Jenis Modal Kerja.……… ... 10
2.1.4Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja... ... 12
2.1.5Manajemen Modal Kerja... .... 13
2.1.6Aktiva tetap...………... .... 14
2.1.7Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap…………... 15
2.1.7.1Penggolongan aktiva tetap……….... ... 15
2.1.7.2Karakteristik aktiva tetap………... ... 15
2.1.8Fungsi Aktiva tetap………... ... 15
2.1.9Manajemen Aktiva Tetap………... ... 16
2.1.10Profitabilitas……….... ... 16
2.1.11Pengukuran Profitabilitas………... ... 17
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu………... ... 17
2.3.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008) ... 17
2.3.2 Penelitian Edward Hartawan (2008) ... 18
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 19
2.3.1 Kerangka Konseptual ... 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 .Desain Penelitian ... 23
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
3.3Jenis Data ... 25
3.4Tehnik Pengumpulan Data ... 25
3.5Definisi operasional dan Pengukuran variable ... 25
3.5.1. Definisi Operasional... 26
3.5.2. Pengukuran variabel penelitian ... 26
3.6. Metode Analisa Data ... 27
3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 27
3.6.1.1 Uji normalitas data ... 27
3.6.1.2 Uji multikolinearitas ... 28
3.6.1.3 Uji autokorelasi ... 28
3.6.1.4 Uji heterokedastisitas ... 28
3.7. Pengujian Hipotesis ... 29
3.7.1. Uji signifikansi parsial (t-test) ... 29
3.7.2. Uji signifikansi simultan (F-test) ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian ... 31
4.1.1 Data Deskriptif Statistik ... 31
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 32
4.1.2.1Uji Normalitas ... 32
4.1.2.2Uji Multikolonieritas ... 35
4.1.2.3Uji Heteroskedastisitas ... 36
4.1.2.4Uji Autokolerasi ... 38
4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39
4.1.3.1. Persamaan Regresi ... 39
4.1.3.2. Uji Signifikasi Parsial ... 40
4.1.3.3. Uji Signifikansi Simultan ... 41
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 45
5.2 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 46
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 18
Tabel 3.1 Sampel Penelitian... 26
Tabel 3.2 Definisi Operasional... 26
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif... 31
Tabel 4.2 Uji Normalitas data... 33
Tabel 4.3 Hasil uji Multikolinearitas... 36
Tabel 4.4 Hasil uji Autokolerasi ... 38
Tabel 4.5 Model Summary ...,... 38
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi... 39
Tabel 4.7 Hasil Uji t ... 41
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20
Gambar 4.1 Uji Normalitas data (1) ... 34
Gambar 4.2 Uji Normalitas data (2) ... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Daftar Perusahaan Grosir dan Eceran... 47
Lampiran ii Daftar Sampel Perusahaan yang memenuhi Kriteria... 48
Lampiran iii Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi)... 49
Lampiran iv Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi)... 50
Lampiran v Statistik Deskriptif... 51
Lampiran vi Hasil Uji Normalitas... 51
Lampiran vii Hasil Uji Multikolinearitas... 54
Lampiran viii Hasil Uji Autokorelasi... 54
Lampiran ix Hasil Uji Heterokedastisitas... 54
Lampiran x Hasil Uji Hipotesis Uji-t... 55
Lampiran xi Hasil Uji Hipotesis Uji-F... 55
Lampiran xii Tabel F... 56
ABSTRAK
PENGARUH MODAL KERJA DAN INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
GROSIR DAN ECERAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan Grosir dan Eceran yang terdapatdi BEI selama periode 2008-2011
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang diperoleh dari 16 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Operating Profit Margin (OPM), dan secara parsial variabel investasi aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap
Operating Profit Margin (OPM) pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI. Secara simultan modal kerja dan investasi aktiva tetap tidak berpengaruh secara signifikan pada perusahaan Grosir dan Eceran yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
EFFECT OF WORKING CAPITAL AND FIXED ASSETS INVESTMENT TO PROFITABILITY OF WHOLESALE AND RETAIL
LISTED IN BEI
The purpose of this research is to empirically study the effect of Working Capital and Fixed Asset investment on Operating Profit Margin (OPM). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are Wholesale and Retail on BEI during the period of 2008 to 2011.
The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 16 food and beverage, 16 are used as the samples of this study. The statistic method being used is linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.
The result indicates that partially Working Capital variable has not significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) and partially Fixed Asset investment variable has no significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) of Wholesale and Retail on BEI. In simultaneously , working capital and fixed assets investment has not significantly influenced Operating Profit Margin of Wholesale and Retail in BEI.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi yang semakin meningkat serta semakin banyaknya
perusahaan sejenis yang muncul mengakibatkan persaingan antar perusahaan akan
semakin ketat. Untuk menghadapi hal tersebut perusahaan harus inovatif dan
mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang telah
terjadi dan akan terjadi baik perubahan perekonomian nasional, peraturan
pemerintah, kondisi konsumen maupun kemampuan pesaing, oleh karena itu
perusahaan harus tumbuh, berjalan, dan membangun manajemennya secara
sistimatis dengan berorientasi kepada pertumbuhan dan perkembangan yang
dinamis melalui pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki
perusahaan sehingga perusahaan memiliki motivasi untuk menciptakan
kemampuan bersaing.
Salah satu tujuan setiap perusahaan berdiri adalah untuk menghasilkan laba,
disamping untuk dapat tumbuh berkembang (growth) dan bertahan hidup (going
concern). Setiap perusahaan itu untuk dapat menghasilkan laba haruslah
melakukan aktivitas operasi. Dalam melakukan aktivitas operasi ini setiap
perusahaan akan membutuhkan potensi sumber daya. Modal kerja memiliki sifat
yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja yang terdiri dari kas, piutang,
persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja dimulai
menjadi kas, perputaran modal kerja yang sangat tinggi diakibatkan rendahnya
modal kerja yang ditanamkan didalam persediaan dan piutang, sebaliknya,
perputaran modal kerja yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan pitang
dapat diubah menjadi kas.
Potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan
tersebut salah satunya adalah sumber daya keuangan yaitu modal. Modal adalah
bagian pemilik perusahaan atau kekayaan (aktiva) perusahaan yang diukur dengan
menghitung selisih antara aktiva dikurangi dengan utang.
Pengelolaan modal memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha
menciptakan laba, oleh karena itu manajemen perusahaan dituntut tidak hanya
memikirkan bagaimana memperoleh dan memilih sumber dana yang dibutuhkan
untuk menghasilkan laba, tetapi juga dituntut untuk mengawasi, mengatur, dan
mengendalikan masalah penggunaan modal. Dalam hal ini pimpinan perusahaan
harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar perusahaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah pengambilan keputusan mengenai
modal kerja perusahaan.
Modal kerja merupakan dana atau modal yang diinvestasikan kedalam
aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang
dagang, pembayaran upah buruh, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan
untuk pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan
diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam satu periode
kegiatan operasional perusahaan selanjutnya. Manajemen modal kerja yang efektif
sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan yang
tujuannya adalah menghasilkan laba kekurangan modal kerja untuk memperluas
penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan besar akan
kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit). Untuk menghadapi masalah
tersebut maka perusahaan harus memiliki persediaan modal kerja yang optimum
dalam arti tidak berlebihan dan tidak kekurangan dengan tujuan agar perusahaan
dapat beroperasi secara ekonomis.
Manajemen keuangan selain modal diinvestasikan dalam aktiva lancar dan
piutang dengan jangka waktu pendek (modal kerja), modal juga dapat
diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan jangka waktu panjang. Perusahaan
melakukan investasi aktiva tetap dengan harapan akan mendapatkan return yang
lebih besar daripada sebelum melakukan investasi. Investasi dalam aktiva tetap
dapat ditujukan untuk menambah kuantitas produk, kualitas produk dan lain-lain
dengan harapan perusahaan akan meningkatkan kinerjanya dan dapat memperoleh
pangsa pasar yang lebih baik. Manajemen aktiva tetap yang efektif sangat penting
untuk kelangsungan hidup perusahaan karena apabila perusahaan kekurangan
aktiva tetap untuk menambah jumlah produk, sedangkan permintaan produk besar
maka perusahaan akan kehilangan konsumen yang potensial. Hal ini akan
mengakibatkan hilangnya peluang bagi perusahaan dalam memperoleh laba
karena banyaknya permintaan yang tidak terpenuhi, tetapi jika perusahaan terlalu
banyak memiliki aktiva maka akan terdapat aktiva yang menganggur. Oleh karena
tetap akan mengakibatkan kegiatan perusahaan terganggu dan menurunnya
kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Secara umum tujuan perusahaan adalah menghasilkan laba agar
kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin, sehingga dapat selalu
mengusahakan perkembangan lebih lanjut, karena itu kegiatan menentukan
kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap harus dikaitkan dengan laba
usaha. Efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba
yang dicapai atau meningkatnya volume penjualan tetapi perlu juga dihitung
profitabilitasnya, dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan
adalah usaha meningkatkan profitabilitasnya melalui efisiensi modal kerja dan
investasi aktiva tetap.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian dilakukan oleh
Sinaga (2008) yang berjudul “Pengaruh Modal dan Aktiva Operasi terhadap
Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal
kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas
sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk
mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran
aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis,
memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan
komponennya.
Dari tinjaun penelitian terdahulu tersebut maka peneliti mengambil judul
“Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Grosir dan Eceran yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”
Penelitian ini menggunakan modal kerja dan investasi aktiva tetap sebagai
variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modal kerja dan investasi aktiva
tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan
pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perbedaan yang dilakukan peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang
menjelaskan bagaimana kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba dengan
menggunakan rasio profitabilitas.
Perekonomian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi
global, namun bisnis ritel modern di Indonesia tidak terkendala bahkan masih
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal itu dikarenakan potensi pasar di
Indonesia masih cukup besar dan menguatnya usaha kelas menengah dan kecil,
telah menambah banyaknya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah-atas
yang memiliki gaya hidup belanja di ritel modern.
Pada beberapa tahun terakhir pertumbuhan perusahaan grosir dan eceran
khususnya di wilayah Sumatera Utara cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari
semakin banyaknya perusahaan grosir dan eceran di wilayah Sumatera Utara.
kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap perusahaan tentu akan semakin
besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan diketahui bahwa pada beberapa
perusahaan grosir dan eceran diperoleh bahwa adanya kenaikan modal kerja yang
diikuti dengan kenaikan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dilihat pada
laporan keuangan pada perusahaan grosir dan eceran, namun pada beberapa
perusahaan lain kenaaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas, “Pengaruh modal kerja
dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas pada perusahaan grosir dan
eceran tahun 2008-2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan
masalah, yaitu: “apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh
terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir
dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modal kerja dan
investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial
maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai
pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik
secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
b. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan
penelitian selanjutnya yang sejenis,
c. bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan
mengenai pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap
profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan
eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Modal
Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk dapat menjalankan aktivitas
usaha, oleh karena itu modal merupakan faktor produksi yang sangat penting.
Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis
usaha yang dijalankan. Dalam mengelola modal yang dimiliki oleh perusahaan,
manajer harus dapat menentukan besarnya alokasi modal kerja sehubungan
dengan bidang usaha dari perusahaan tersebut. Menurut bebarapa ahli pengertian
modal, antara lain:
a. menurut Suhati, et al (2009:13), “modal merupakan klaim residu terhadap
aktiva perusahaan setelah total kewajiban dikurangkan .”
b. menurut Winarni, et al (2001:08), “modal merupakan bagian hak pemilik
dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada.”
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal
adalah selisih antara harta dengan kewajiban.
2.1.2 Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai
operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah
buruh, gaji pegawai, dan lain-lain dimana uang yang telah dikeluarkan tersebut
yang pendek melalui hasil penjualan. Menurut beberapa ahli pengertian modal
kerja, antara lain:
a. menurut Ridwan, et al (2002:155), “modal kerja yaitu aktiva lancar yang
mewakili bagian dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan
suatu usaha.”
b. menurut Manahan (2005:55), “modal kerja secara kolektif mencakup aktiva
dan passiva lancar dalam jangka pendek.”
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal
kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva
lancar. Modal kerja berfungsi untuk menjembatani antara pengeluaran dana untuk
operasi sehari-hari dengan penerimaan perusahaan.
Menurut Munawir (2004:100), terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. Dalam hal ini modal kerja di ukur mengggunakan
rasio :
Gross profit margin (GPM)
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin
maka semakin baik.
GPM = Laba Kotor
Net Profit Margin (NPM)
Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan
setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.
NPM = Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan Bersih x 100%
2.1.3 Jenis Modal Kerja
Menurut Dermawan (2006:103), modal kerja dapat dibagi menurut konsep
kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
a. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto :
Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar. Berarti jumlah kas/bank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan.
b. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto:
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar.
c. Konsep Fungsional :
Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Menurut W.B Taylor dalam Dermawan (2006:104), modal kerja suatu
perusahaan dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen
dan variabel.
a. Modal kerja permanen
Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada atau terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari: 1) Modal kerja primer
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha. 2) Modal kerja normal
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi tiga.
1) Modal kerja musiman
Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim,
2) Modal kerja siklis
Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur,
3) Modal kerja darurat
Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya.
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas
operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu
besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga
terjadi dana menganggur (idle fund), padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat
digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila
jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang
mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan,
membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya
yang segera harus dilunasi.
Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat
sebagai berikut:
a. kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba
menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,
b. menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal
c. apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan
mengalami kerugian dalam membayar bunga.
Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup seperti yang
dikemukakan Djarwanto (2004:89), adalah:
a. melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,
b. memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya,
c. memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga,
d. menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Menurut Kamaruddin (2002:06), besarnya modal kerja yang dibutuhkan
oleh suatu perusahaan tergantung pada beberapa faktor.
a. Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (produksi dan penjualan), dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. Selain besar kecilnya usaha, sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerja.
b. Kebijaksanaan tentang penjualan (kredit atau tunai).Persediaan (dengan EOQ = Economic Orde Quantity dan safety stock), dan saldo ke kas minimal, pembelian bahan (tunai atau kredit).
c. Faktor lain :
1. Faktor-faktor ekonomi.
2. Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat.
3. Tingkat bunga yang berlaku. 4. Peredaran uang.
5. Tersedianya bahan-bahan di pasar
2.1.9 Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama
aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total
aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi.
Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan membuat perusahaan
merealisasi kemampuan menghasilkan laba yang rendah, tetapi perusahaan
dengan aktiva lancar yang terlalu rendah dapat mengalami kekurangan dan
kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Menurut beberapa ahli
pengertian manajemen modal kerja, antara lain:
a. Menurut Manahan (2005:55), “manajemen modal kerja merupakan
manajemen aktiva lancar dan passiva lancar.”
b. menurut Syahyunan (2004:36), “manajemen modal kerja adalah kegiatan
yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek perusahaan.”
Menurut Syahyunan (2004:36), adapun sasaran yang ingin dicapai dari
manajemen modal kerja adalah:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
2.1.10 Aktiva tetap
Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan bahwa
perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva
tetap tersebut. Menurut beberapa ahli pengertian aktiva tetap, antara lain:
a. menurut Wibowo, et al (2002:183), ”aktiva tetap (fixed assets)
merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh perusahaan,
digunakan dalam kegiatan (operasi) perusahaan dan tidak dimasukkan
untuk dijualbelikan”.
b. menurut Stice, et al (2004:141), “aktiva tetap adalah property yang
berwujud dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi
bisnis”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan
investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun)
yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Menurut Munawir, (2004:101), rasio yang dinakan untuk mengukur aktiva tetap
adalah dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA).
Return on Assets (ROA)
Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba
dengan aktiva yang tersedia.
ROA = Laba Operasi
2.1.12 Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap 2.1.12.1 Penggolongan aktiva tetap
Secara umum aktiva tetap dibagi menjadi dua, seperti dikemukakan
Wibowo, et al (2002:183), yaitu :
1) Aktiva tetap berwujud (tangible fixed asset)
Misalnya : tanah (land),
Bangunan (building), Peralatan (equipment), dan Mesin (machinery).
2) Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed asset) Misalnya : goodwill
Franchise Trademark, dan
Copy right.
2.1.12.2 Karakteristik aktiva tetap
Menurut Wibowo, et al (2002:185), terdapat beberapa karakteristik dari
aktiva tetap, antara lain:
1. aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang yang relatif permanen yang dimiliki dan digunakan perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual,
2. manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam suatu pos aktiva tetap dikonsumsi oleh perusahaan sepanjang masa manfaat aktiva,
3. bersamaan dengan manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva tetap yang dikonsumsi oleh perusahaan, jumlah tercatat aktiva berkurang untuk mencerminkan konsumsi ini biasanya dalam bentuk penyusutan.
2.1.13 Fungsi Aktiva tetap
Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dapat diterima kembali
keseluruhannya dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara
berangsur-angsur melalui depresiasi. Dengan demikian selain berfungsi sebagai peralatan
perusahaan dalam jangka panjang, tetapi tidak untuk dijual kembali untuk
memperoleh laba.
2.1.14 Manajemen Aktiva Tetap
Aktiva tetap menuntut pemanfaatan maksimum selama umur ekonomisnya,
oleh karena itu perlu dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk
mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi dan penghentian aktiva
tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan,
memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva
tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi
tidak dapat dimanfaatkan oleh fungsi lain.
2.1.15 Profitabilitas
Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:
a. menurut Brigham, Eugene (2001:89), ”profitabilitas adalah hasil bersih
dari serangkaian kebijakan dan keputusan ,”
b. menurut Harahap, (2008 :304), “profitabilitas adalah kemampuan perusa
-haan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya.”
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
2.1.11 Pengukuran Profitabilitas
Menurut Munawir (2004 :99), rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Operating Profit Margin (OPM).
Pada umumnya penilaian tersebut menghubungkan return yang diperoleh
perusahaan selama periode tertentu. Dalam hal ini penilaian profitabilitas yang
akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara keuntungan dengan
tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan jumlah aktiva dalam
periode tertentu.
Operating profit margin (OPM)
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.
OPM= Laba operasi
penjualan bersihx 100%
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.2.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008)
Judul penelitian “Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas
Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan
perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai
variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk
mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran
aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis,
dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi
memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan
komponennya.
2.2.2 Penelitian Edward Hartawan (2008)
Judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel
independennya adalah modal kerja dan aktiva lancar dan variabel dependen
adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah modal kerja
berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, sedangkan aktiva lancar tidak
[image:31.595.118.510.518.753.2]berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No. Nama
Peneliti dan tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Marselina Sinaga (2008) Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
- Perputaran modal kerja - Perputaran
total aktiva
- ROI
- perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. - perputaran aktiva
2. Edward Hartawan (2008) Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
- Jumlah Modal kerja - Jumlah
aktiva lancar
- ROA
- modal kerja
berpengaruh signifikan terhadap return on Assets.
- aktiva lancar
tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual
Modal kerja berupa dana atau modal diinvestasikan kedalam aktiva lancar
yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang,
pembayaran upah guru, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk
pembayaran lainnya. Modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan
hidup perusahaan, apabila perusahaan kehilangan modal kerja untuk perluasan
penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan akan kehilangan
pendapatan dan keuntungan (profit).
Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan jangka
panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan untuk dijual kembali melainkan
untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Arti penting profitabilitas adalah informasi kinerja perusahaan, terutama
profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi
yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk
yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan
pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumberdaya.
Berdasarkan penjelasan sebelumya maka pengaruh jumlah modal kerja dan
jumlah investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat digambarkan dalam
[image:33.595.120.546.303.466.2]kerangka sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar
memungkinkan perusahaan bekerja secara ekonomis dan tidak mengalami
kesulitan keuangan. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya
modal kerja dapat di tambah atau di kurangi sesuai kebutuhan perusahaan.
Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus
dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja di mulai dari saat kas di
investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas,
perputaran modal kerja yang tinggi di akibatkan rendahnya modal kerja yang
ditanam dalam persediaan dan piutang. Sebaliknya, perputaran modal kerja yang Modal kerja
Investasi Aktiva tetap (ROA) (X3)
Operating profit margin(Y)
Variabel independen Variabel dependen
Gross Profit Margin ( X1)
sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang
kas.
Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa modal kerja
memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan profitabilitas yang berarti
semakin besar jumlah modal kerja maka semakin besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Investasi aktiva tetap yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian
signifikan aktiva perusahaan, dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh
secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan
hasil/laba usaha perusahaan. Dengan kata lain bahwa penyediaan aktiva tetap
yang mengalami penyusutan (depresiasi) akan mempengaruhi perusahaan dalam
menentukan tingkat profitabilitas.
Investasi yang terlalu berat ke aktiva tetap adalah tidak menguntungkan
karena adanya beban depresiasi tahunan dan dengan berlalunya waktu aktiva
tersebut akan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Kelebihan aktiva
tetap yang tidak dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ini berarti potensi
modal atau dana telah salah dipergunakan, dengan kata lain bahwa aktiva tetap
yang mengalami penyusutan akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan
tingkat profitabilitas. Perusahaan melakukan investasi tetap dengan harapan akan
2.4.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan
dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “modal kerja dan investasi
aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun
simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian
asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segaia sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sarnpel adalah bagian dari populasi
yang digunakan sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel
yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan
(purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan
suatu kriteria tertentu.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling yang merupakan teknik penentuan anggota sampel dengan
pertimbangan. Adapun kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel
pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2008-2011.
2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menerbitkan dan mempublikasikan
laporan keuangan selama periode pengamatan.
3. Laporan keuangan periode 2008-2011 paca perusahaan-perusahaan tersebut
tetah diaudit oleh auditor independen.
4. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih selama periode
pengamatan.
Berikut ini adalah sampel penelitian yang telah dilakukan dengan purposive
[image:37.595.107.517.323.711.2]sampling yang berjumlah 16 perusahaan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3 4
1 PT. Ace Hardware Indonesia Tbk. √ √ √ √ 1
2 PT. Akbar Indomakmur Stimee Tbk. √ √ √ √ 2
3 PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk. √ √ √ √ 3
4 PT. Hero Supermarket Tbk. √ √ √ √ 4
5 PT. Matahari Putra Prima Tbk. √ √ √ √ 5
6 PT. Millenium Pharmacon International Tbk. √ √ √ √ 6
7 PT. Mitra Adiperkasa Tbk. √ √ √ -
8 PT. Multi Indocitra Tbk. √ - - -
9 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. √ √ √ √ 7
10 PT. Rimo Catur Lestari Tbk. √ √ √ -
11 PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk. √ √ √ √ 8
12 PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. √ √ √ √ 9
13 PT. Tigaraksa Satria Tbk. √ √ √ √ 10
14 PT. Trikomsel Oke Tbk. √ - - -
15 PT. Triwira Insalestari Tbk. √ - - -
16 PT. Wicaksana Overseas International Tbk. √ √ √ -
3.3 Jenis Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk
tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika
digunakan oleh pihak lain.” Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) 2008 dan situs
adalah data laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2008-2011.
Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya
pasti.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dilakukan dengan dua
tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui buku-buku
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data
sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs
dibutuhkan dalam penelitian ini.
3.5 Definisi operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk memenuhi atau membiayai kebutuhan investasi dan kebutuhan
operasional perusahaan dibutuhkan modal kerja yang cukup. Karena tanpa kerja
yang cukup perusahaan tidak akan dapat bekerja secara optimal dalam mencapai
tujuannya. Semua pihak sepakat bahwa rnodal kerja adalah dana yang diperlukan
3.5.1 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi operasional
Variabel Deviasi Sub Variabel Indikator Skala Modal
kerja (X1)
modal kerja adalah suatu investasi perusahaan dalam asset kas jangka pendek, surat-surat berharga, persediaan dan piutang dagang.
-Kas -Piutang -Persediaan -Surat berharga -Hutang lancer
Modal kerja bersih = AL – HL
Rasio
Investasi Aktiva Tetap (X2)
Harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan tidak untuk dijual kembali.
-Tanah -Gedung -Peralatan
Aktiva tetap bersih = Aktiva tetap – Ak. Penyusutan Rasio Profitabilitas (Y) Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri.
Operating
Profit Margin OPM= laba operasi
penjualan bersihx 100%
Rasio
3.5.2 Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen dan variabel
dependen.
a. Variabel independen (bebas)
Variabel independen menurut Widayat (2002:19) adalah “variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab berubah atau timbulnya variable dependen
b. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen menurut Widayat (2002:19) adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variable independen.” Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur melalui Operating
profit Margin (OPM).
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis
regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows v.16.
Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu
diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
3.6.1.1 Uji normalitas data
Menurut Priyatno (2013:34), “uji normalitas dilakukan untuk melihat
tingkat kenormalan data yang digunakan, apakah data berdistribusi normal atau
tidak.” Dalam SPSS metode uji normalitas yang sering digunakan adalah uji One
Sample Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah:
a. Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data berdistribusi
normal.
b. Jika nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05, maka data berdistribusi
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
3.6.1.2 Uji multikolinearitas
Menurut Priyatno (2013:56), “Multikolinearitas adalah dimana terjadi
hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna antarvariabel
independen dalam model regresi .” Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
gejala multikoliniearitas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari
0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikoliniearitas.
3.6.1.3 Uji autokorelasi
Menurut Priyatno (2013:59), “Autokorelasi adalah keadaan dimana pada
model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada
periode sebelumnya (t-1).” Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya
masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji
Durbin-Watson (uji DW). Pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. du < dw < 4 – du, maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi,
b. dw < dl atau dw > 4 – dl, maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi,
c. dl < dw < du atau 4 – du < dw < 4 – dl, artinya tidak ada kepastian atau
kesimpulan pasti.
3.6.1.4 Uji heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2013:62), “heteroskedastisitas adalah keadaan dimana
terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
3.7 Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang
digunakan, yaitu:
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Dimana:
Y = Operating Profit Margin (OPM)
a = konstanta
X1 = modal kerja
X2 = Investasi aktiva tetap
b1,b2, = koefisien regresi
e = Variabel pengganggu
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test.
3.7.1 Uji signifikansi parsial (t-test)
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan H1 ditolak jika thitung < ttabel untuk α = 5 %
H1 diterima dan H0 ditolak jika thitung > ttabel untuk α = 5 %
3.7.2 Uji signifikansi simultan (F-test)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung
dengan Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α = 5 %
H1 diterima dan H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel untuk α = 5 %
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Data Deskriptif Statistik
Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam
penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik
deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data dan standar deviasi dari
dua variabel independen yaitu gross profit margin, net profit margin , return on
asset sebagai variabel yang mempengaruhi operating profit morgin pada
[image:44.595.104.534.450.616.2]perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
OPM
GPM
NPM
DER
Valid N (listwise)
40 40 40 40 40 1.00 -.61 -.40 -.19 4.00 .82 .63 42.15 2.4132 .1266 .0878 6.0581 1.14643 .27813 26742 10. 98785
Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2013)
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. Variabel operating profit margin (OPM) memiliki nilai minimum 1,00;
sebesar 2,4132 dengan standar deviasi 1.14643 dan jumlah observasi
sebanyak 40 sampel.
b. Variabel gross profit margin (GPM) memiliki nilai minimum -0,61; nilai
maksimum 0,82; nilai rata-rata 0,1266 dengan standar deviasi sebesar
0.278I3 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.
c. Variabel net profit margin (NPM) memiliki nilai minimum -0,40; nilai
maksimum 0,63; nilai rata-rata 0,0876 dengan standar deviasi 0,26742 dan
jumlah observasi sebanyak 40 sampel.
d. Variabel return on asset (ROA) memiliki nilai minimum 0,02; nilai
maksimum 0,39; nilai rata-rata 0,1066 dengan standar deviasi 0.10011 dan
jumlah observasi sebanyak 40 sampel.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk
menghindari bias dalam model regresi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Sminov (K-S), dengan
membuat hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal
H1 : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila signifikansi lebii besar dari 0,05 maka diterima, sedangkan jika nilai
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Dari hasil pengelorahan data, diperoleh variabel kepemilikan saham
institusi, GPM, NPM dan ROA terdistribusi secara normal dengan nilai signifikan
sebesar 0,928 > 0,05 maka H0 diterima.
Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uii
asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data (1) Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati normal, dari grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwa
distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data
mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng
kanan.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik
plot. Normalitas data dapat menggunakan normal P- Plot data dalam keadaan
[image:47.595.135.481.149.447.2]Gambar 4.2 Uji Normalitas Data (2) Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal
serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas
Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai
variance inflation factor (YIF).Batas dari tolerance value dibawah 0,01 atau nilai
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Dari data pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak
ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1, hal ini
dapat ilihat dari nilai tolerance GPM sebesar 0,987; NPM sebesar 0,403 dan ROA
sebesar 0,406 tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF GpM sebesar 1,013; NpM
sebesar 2,481 dan ROA sebesar 2,462 iiaat melebihi 10. Maka dapat dilakukan
analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan
data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507
GPM .001 .056 .002 .013 .989 .987 1.013
NPM .459 .203 .458 2.259 .030 .403 2.481
ROA .306 .291 .212 1.052 .300 .406 2.462
2) Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi
heterskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengganti penyebaran
titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan
perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di bursa efek indonesia berdasarkan
masukan variabel independen GPM, NPM dan ROA.
4.1.2.4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara
anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila
datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross
[image:51.595.118.485.326.448.2]sectional).
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
dimension0 1 .636
a .404 .354 17.22268 2.044
a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM
b. Dependent Variable: OPM
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai R sebesar 0,636
menunjukkan bahwa koralasi yang kecil yaitu 63,6%. Nilai adjust R sguare
sebesar 0,404 atau 40,4% mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variable
independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen 63.6%. Durbin -
Watson sebesar 2,044, nilai ini akan dibandingkari dengan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikansi 5% jumlah sampel 20 (n) dan jumlah independen
4 (k=4). Oleh karena nilai DW 2,765 lebih besar dari batas (du) 1,828 dan kurang
dari 4-1,828 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif
4.1.3 Pengujian Hipotesi Penelitian 4.1,3.1. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel dependen dengan
[image:52.595.112.520.264.436.2]variabel independen.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507
GPM .001 .056 .002 .013 .989
NPM .459 .203 .458 2.259 .030
ROA .306 .291 .212 1.052 .300
a. Dependent Variable: OPM
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Berdasarkan hasil analisis regresi seperti tertera pada ringkasan tabel 4.6
diatas diperoleh persamaan model regresi yang distandarkan sebagai berikut:
Y = 2,675 + 0,001 X1 - 0,459 X2+0,306X4+e
Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah:
1. a = 2,675
nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel GPM,
NPM, ROA (Xl : X2 :X3: 0), maka profitabilitas yang diberikan adalah
2. b1 = 0,001
koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel GPM
meningkat satu satuan, maka OPM akan bertambah 0,001 atau 0,01%
dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau ceteris paribus.
3. b2 = 0,459
nilai parameter atau koefisien regresi b2 menunjukkan bahwa setiap
variabel NPM meningkat satu satuan, maka OPM akan menurun sebesar
0,459 atau 45,9% dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan
nol.
4. b3 = 0,306
koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel ROA
meningkat satu satuan, maka OPM akan bertambah 0,306 atau 30,60%
dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau ceteris paribus.
4.1.3.2. Uji Signifikansi Parsial
Pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yang
nyata atau signifikan dalam model regresi dapat dilihat dengan melakukan uji t (T
test). Uji statistik t pada dasamya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan variabel
independen.
Adapun kriteria pengujiannya yaitu:
H0 diterima jika tHitung < tTabel dan signifikansi > 0,05
Tabel 4.6 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507
GPM .001 .056 .002 .013 .989
NPM .459 .203 .458 2.259 .030
ROA .306 .291 .212 1.052 .300
a. Dependent Variable: OPM
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
4.1.3.3. Uji Signifikasi Simultan
Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama tehadap
variabel dependen. Uji F merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah
semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta
membandingkan F hitung dengan F table yaitu ketentuan sebagai berikut:
Jika Fhitung < FTabel dan signifikansi > 5% H0 diterima
Tabel 4.7 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7241.066 3 2413.689 8.137 .000a
Residual 10678.345 36 296.621
Total 17919.411 39
a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM
b. Dependent Variable: OPM
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2013)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Fhitung sebesar 8,137 dan FTabel sebesar 4,085
dengan nilai p value sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa Fhitung > FTabel ( 8,137> 4,805), H1 diterima dan nilai p
value yaitu 0,000 < 0,05 artinya antara, GPM, NPM, ROA memiliki pengaruh
linear terhadap ROA. Dengan kata lain, variabel-variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi jumlah OPM secara signifikan.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengaruh GPM (variable modal kerja) terhadap OPM (profitabilitas)
dengan menggunakan SPSS diperoleh tHitung, sebesar 0,013 dan tTabel 2,026
dengan nilai p value 0,989. Karena thitung < tTabel (0,013 < 2,026) dan nilai p
value 0,989 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan GPM terhadap
OPM.
2. Pengaruh NPM (variable modal kerja) yang diukur dengan menggunakan
p value 0,030. Karena nilai p value 0,030<0,05 dan tTabel ( ttabel (2,259
>2,026) maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa NPM berpengaruh terhadap OPM.
3. Pengaruh ROA (aktiva tetap) yang diukur dengan menggunakan program
SPSS diperoleh tHitung sebesar 1,052 dan tTabel 2,026 dengan nilai p value
0,300 Karena nilai p value 0,300>0,05 dan tHitung < tTabel (1,5052< 2,026)
maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
ROA berpengaruh terhadap OPM.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian secara individual (parsial) diketahui bahwa modal kerja
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat
kepercayaan 95%. Nilai adjusted R square sebesar 0,404 atau 40,4% yang
mengindikasikan bahwa variasi dari profitabilitas dapat dijelaskan oleh variasi
modal kerja dan investasi aktiva tetap hanya sebesar 40,4% dan sisanya 59,6%
dijelaskan oleh faktor lain.
Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa GPM, NPM dan ROA
berpengaruh terhadap OPM secara signifikansi, yang ditunjukkan dengan FHitung
sebesar 8,137 dan FTabel sebesar 4,085 maka H1 diterima dan H0 ditolak, dengan
tingkat signifikansi 0,000 (jauh lebih kecil dari 0,05) artinya antara GPM, NPM
dan ROA memiliki pengaruh linear terhadap OPM. Dengan kata lain,
variable-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi jumlah OPM secara
Dari hasil pengujian variabel secara parsial. variabel GPM berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian tersebut diperoleh melalui uji t
dimana tHitung < tTabel (0,013 <2,026) dengan tingkat signifikansi 0,989 > 0,05.
NPM yang berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan secara signifikan.
Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai tHitung < tTabel
(2,259>2,026) serta signifikansi 0,030 > 0,05.
ROA yang berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan secara signifikan.
Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai tHitung < tTabel
(1,5052< 2,026) serta signifi kansi 0,3 00>0,05.
Berdasarkan hasil pengujian dengan progrem SPSS dalam penelitian ini
mengenai pengaruh variabel independen yaitu GPM, NPM dan ROA terhadap
variabel dependen yaitu profitabilitas baik secara parsial maupun simultan kedua
variabel tersebut berpengaruh signifikan. Selain berpengaruh, hubungan antara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
disimpulkan bahwa :
1. Hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan GPM
(X1) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian
tersebut diperoleh melalui uji t dimana tHitung < tTabel (0,031<2,026) dengan
tingkat signifikan 0,989 > 0,05, artinya GPM secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap profitabilitas terhadap perusahaan grosir dan
eceran yang terdaftar di BEI pada tingkat kepercayaan 95%. Modal ke