PENGARUH FASILITAS KERJA ERGONOMIS PADA
STASIUN PENCETAKAN CAKAR AYAM TERHADAP
PRODUKTIVITAS
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
DIAN LUPITA SARI
0 8 0 4 0 3 2 1 1D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini
dengan baik.
Tugas sarjana ini berjudul “Pengaruh Fasilitas Kerja Ergonomis pada
Stasiun Pencetakan Cakar Ayam Terhadap Produktivitas”. Penelitian ini
dilakukan oleh penulis pada UKM yang bergerak dibidang industri makanan
ringan di desa Tanah tinggi kecamatan pasar bengkel perbaungan kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara.
Akhirnya, dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari bahwa
penyusunan laporan tugas sarjana ini belum sempurna sehingga memerlukan
perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan tugas sarjana ini.
Medan, November 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya
penulis telah menyelesaikan tugas sarjana ini. Penulis banyak mendapat
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, berupa do’a, materil, informasi
maupun administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ayahanda tercinta Zulkarnen Dahlan (Alm) dan Ibu Yulinar, serta saudara
kandung penulis Adelia Karina Sari, Wendy Andrian, dan seluruh keluarga
besar penulis yang telah memberikan motivasi dan doa sebagai sumber
inspirasi kepada penulis.
2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Industri
USU yang telah memberikan izin, dukungan, dan perhatian kepada penulis.
3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri USU
yang telah memberikan izin, dukungan, dan perhatian kepada penulis.
4. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan
memberi masukan yang sangat berharga.
5. Ibu Ir. Anizar, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan yang
sangat berharga.
6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku koordinator tugas akhir yang telah
7. Jhoni Hidayat ST, yang telah menemani dan memberikan dukungan selama 7
tahun ini kepada penulis.
8. Nia Fatmi (Coki-coki) yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas
akhir khususnya ucapan terimakasih, daftar isi, kata pengantar dan lain – lain.
9. Seluruh teman – teman Teknik Industri khususnya stambuk 2008, Anti, Dinda,
Citra, Revi, Rina, Amel dan lain – lain yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
10.Teman – teman bimbingan Ibu Anizar (BuAnizTeam), Nur, Benny, Ayu, Refi,
dan Fachri yang telah membantu dan memberikan informasi kepada penulis,
sehingga mempermudah penulis menyelesaikan tugas sarjana ini. Gogogogo
BuAnizTeam.
11.Ibu Tiamsah selaku pemilik UKM Monica Lubis yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian di UKM Monica lubis dan para karyawan yang
memberi dukungan dan informasi mengenai kondisi tempat usaha dan dalam
hal pengambilan data.
12.Bang Nurmansyah, Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, dan Bang Ridho atas
bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
13.Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu, namun telah
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1
1.2. Rumusan Masalah ... I-3
1.3. Tujuan Penelitian ... I-3
1.4. Manfaat Penelitian ... I-4
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4
1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1
2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2
2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2
2.3.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab ... II-3
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-5
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Pengertian Ergonomi ... III-1
3.2. Keluhan Musculuskeletal... III-2
3.3. Sikap Kerja Duduk ... III-5
3.4. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... III-7
3.5. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data ... III-10
3.6. Beban Kerja ... III-10
3.6.1. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ... III-10
3.6.2. Pengukuran Denyut Jantung ... III-12
3.6.3. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan
Kalori ... III-13
3.6.4. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi ... III-15
3.7. Sampling Kerja (Work Sampling) ... III-16
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.7.2. Prosedur Pelaksanaan Sampling Kerja ... III-18
3.7.3. Penentuan Jumlah Sampel Pengamatan yang dibutuhkan . III-19
3.7.4. Rating Factor dan Allowance ... III-19
3.8. Produktivitas ... III-29
3.8.1. Pengukuran Produktivitas ... III-30
3.8.2. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... III-30
3.9. Respon Time ... III-32
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Objek Penelitian ... IV-1
4.3. Jenis Penelitian ... IV-1
4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.5. Instrumen Penelitian ... IV-3
4.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... IV-4
4.6.1. Standard Operating Procedure (SOP) ... IV-5
4.6.2. Standard Nordic Questionare (SNQ) ... IV-6
4.6.3. Perhitungan Denyut Nadi ... IV-8
4.6.4. Perhitungan Kecepatan Reaksi Operator atau Respon ... IV-9
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.7. Flow Chart Penelitian ... IV-12
V PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... V-1
5.1.2. Denyut Nadi ... V-4
5.2. Pengolahan Data ... V-5
5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuesioner SNQ pada
Stasiun Pencetakan ... V-5
5.2.2. Perhitungan Waktu Proses ... V-10
5.2.3. Fisiologi ... V-12
5.2.3.1.Metode Penilaian Langsung ... V-12
5.2.3.2.Metode Penilaian tidak Langsung ... V-14
5.2.4. Kecepatan Reaksi ... V-16
5.2.4.1.Pengukuran Kecepatan Reaksi Operator sebelum
dan setelah Menggunakan Kursi ... V-16
5.2.5. Data Work Sampling ... V-20
5.2.5.1. Penelitian Pendahuluan ... V-20
5.2.5.2. Definisi Work dan Idle ... V-20
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.5.4. Penentuan Jam Kerja ... V-21
5.2.5.5. Penentuan Populasi ... V-21
5.2.5.6. Penentuan Jumlah Sampel ... V-22
5.2.5.7. Penentuan Bilangan Acak ... V-22
5.2.6. Pengamatan Aktivitas Sampling ... V-26
5.2.6.1. Pengamatan Hari I ... V-26
5.2.6.2. Pengamatan Hari II ... V-27
5.2.6.3. Pengamatan Hari III ... V-27
5.2.6.4. Pengamatan Hari IV ... V-27
5.2.6.5. Pengamatan Hari V ... V-28
5.2.6.6. Pengamatan Hari VI ... V-28
5.2.7. Pengolahan Aktivitas Sampling ... V-28
5.2.7.1. Perhitungan Proporsi Aktivitas ... V-28
5.2.7.2. Perhitungan Akurasi ... V-29
5.2.7.3. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data ... V-31
5.2.7.3.1. Uji Keseragaman Data ... V-31
5.2.7.3.2. Uji Kecukupan Data ... V-32
5.2.7.4. Rekapitulasi Pengamatan dan Jumlah Objek yang
Dilayani dalam Periode Pengamatan ... V-35
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.7.6. Studi Waktu ... V-37
5.2.7.6.1. Penentuan Rating Factor ... V-37
5.2.7.6.2. Penentuan Allowance ... V-45
5.2.7.7. Penentuan Waktu Baku ... V-46
5.2.7.8. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai ... V-47
5.2.7.9. Perhitungan Produtivitas Operator sebelum dan
setelah Menggunakan Kursi Kerja ... V-48
VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis Tingkat Keluhan ... VI-1
6.2. Analisis Beban Kerja ... VI-6
6.2.1. Analisis Penilaian Secara Langsung ... VI-6
6.2.2. Analisis Penilaian Secara Tidak Langsung ... VI-6
6.3. Analisis Kecepatan Reaksi ... VI-7
6.4. Analisis Produktivitas ... VI-8
VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Daftar Tenaga Kerja ... II-6
3.1. Faktor Kenyamanan Kursi ... III-6
3.2. Penilaian Rating Factor Operator untuk Keterampilan ... III-24
3.3. Penilaian Rating Factor Operator untuk Usaha ... III-27
5.1. Rekapitulasi Data SNQ sebelum Menggunakan Kursi ... V-1
5.2. Denyut Nadi Operator 1 sebelum dan setelah Menggunakan
Kursi Kerja ... V-5
5.3. Rekapitulasi Hasil Kategori Data SNQ ... V-7
5.4. Rekapitulasi Data SNQ Operator 1 Setelah Menggunakan Kursi . V-8
5.5. Data Waktu Proses ... V-10
5.6. Konsumsi Energi Operator Sebelum Menggunakan Kursi Kerja .. V-13
5.7. Konsumsi Energi Operator Setelah Menggunakan Kursi Kerja .... V-14
5.8. Rekapan Perhitungan %CVL Sebelum Menggunakan Kursi
Kerja ... V-16
5.9. Rekapan Perhitungan %CVL Setelah Menggunakan Kursi Kerja V-16
5.10. Data Pengukuran Kecepatan Reaksi Operator sebelum
Menggunakan Kursi ... V-17
5.11. Data Pengukuran Kecepatan Reaksi Operator setelah
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.12. Pembangkitan Bilangan Random ... V-22
5.13. Bilangan Random yang telah diurutkan dan dicoret Bilangan
yang sama / kembar ... V-23
5.14. Pembangkitan Bilangan Random Kedua ... V-24
5.15. Pembangkitan Bilangan Random Ketiga ... V-25
5.16. Bilangan Random ... V-25
5.23. Rekapitulasi Aktivitas Operator ... V-28
5.24. Rekapitulasi Persentase Kegiatan Operator ... V-29
5.25. Perhitungan Proporsi Work dan Idle ... V-29
5.26. Akurasi Work dan Idle Operator ... V-30
5.27. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data ... V-32
5.28. Rekapitulasi Aktivitas Operator Sebelum Menggunakan Kursi
Kerja ... V-35
5.29. Rekapitulasi Aktivitas Operator Setelah Menggunakan Kursi
Kerja ... V-35
5.30. Penilaian Rating Factor Operator untuk Keterampilan ... V-40
5.31. Penilaian Rating Factor Operator untuk Usaha ... V-43
5.32. Rating factor Operator ... V-44
5.33. Allowance Operator Sebelum Menggunakan Kursi Kerja ... V-45
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi UD Monica Lubis ... II-3
2.2. Layout UD Monica Lubis ... II-7
3.1. Peta Tubuh ... III-8
3.2. Autonomic Reflex Arc ... III-33
4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2
4.2. Kursi Kerja ... IV-4
4.3. Peta Tubuh ... IV-7
4.4. Perhitungan Denyut Nadi Operator menggunakan Heart Rate
Digital ... IV-9
4.5. Operator Menekan tombol Warna ... IV-10
4.6. Display Waktu dan Layar Warna ... IV-10
4.7. Flow Chart Penelitian ... IV-12
5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Sebelum Menggunakan
Kursi ... V-6
5.2. Grafik Rekapitulasi Data SNQ Kategori Sangat Sakit ... V-7
5.3. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah
Menggunakan Kursi ... V-9
5.4. Peta Kontrol Waktu Proses Pencetakan Cakar Ayam ... V-11
5.5. Perbandingan Produktivitas sebelum dan setelah
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
6.1. Keluhan Rasa sakit Operator 1 sebelum Menggunakan Kursi
Kerja ... VI-3
6.2. Keluhan Rasa sakit Operator 1 setelah Menggunakan Kursi
Kerja ... VI-4
6.3. Operator Bekerja sebelum Menggunakan Kursi Kerja ... VI-5
ABSTRAK
Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja dan operator beraktivitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan agar menjadi lebih mudah. UD Monica Lubis merupakan industri makanan ringan yang memproduksi cakar ayam. Penelitian dilakukan pada stasiun pencetakan. Stasiun ini dipilih karena operator yang bekerja pada stasiun pencetakan sering mengalami keluhan rasa sakit karena bekerja dengan posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan produktivitas kerja dengan memberikan fasilitas kerja ergonomis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menyebarkan kuesioner dan mengambil data pada objek penelitian. Pengumpulan data diambil pada saat operator bekerja dengan posisi berdiri tanpa menggunakan kursi kerja ergonomis dan pengumpulan data pada saat operator bekerja telah menggunakan kursi kerja ergonomis. Hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan bahwa operator mengeluhkan rasa sangat sakit pada bagian kaki yang disebabkan operator bekerja dalam keadaan statis dan setelah diberikan kursi kerja ergonomis operator tidak mengalami keluhan rasa sakit. Perubahan tingkat kelelahan operator juga didapatkan dengan perhitungan denyut nadi sebelum dan sesudah menggunakan kursi serta Whole – body reaction tester yang mengukur kecepatan respon operator dalam menangkap stimulus. Tingkat produktivitas operator didapatkan dengan mengolah data aktivitas sampling operator selama 8 jam kerja sebelum dan sesudah menggunakan kursi. Dari seluruh pengolahan data didapatkan bahwa terjadi perubahan tingkat produktivitas yang semakin meningkat setelah operator bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis dan tingkat kelelahan yang dialami oleh operator menjadi berkurang dan beban kerja termasuk dalam kategori ringan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan
berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang
tidak memperhatikan kenyamanan, kepuasan, keselamatan dan kesehatan kerja
tentunya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia.
Perancangan stasiun kerja itu (redesign) harus memperhatikan peranan dan fungsi
pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia,
mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja.
UD Monica Lubis adalah industri kecil makanan ringan yang terletak di
desa Tanah Tinggi kecamatan perbaungan kabupaten Deli Serdang Sumatera
Utara. Produk yang dihasilkan UD Monica Lubis adalah cakar ayam dengan
komponen utama adalah ubi rambat. Proses produksi cakar ayam terdiri dari
beberapa tahapan yaitu pemarutan ubi, penggorengan (pencampuran ubi dengan
gula merah dan pewarna makanan ), pencetakan, dan pengepakan.
Stasiun kerja yang akan diteliti pada penelitian ini adalah bagian
pencetakan cakar ayam. Kondisi nyata pada bagian pencetakan adalah tidak
adanya fasilitas kerja yang mendukung operator dalam bekerja dimana operator
bekerja dalam keadaan berdiri secara terus – menerus selama 8 jam kerja per hari.
Penelitian awal yang terlihat pasa operator bagian pencetakan cakar ayam
saat bekerja. Operator sering mengalami nyeri otot pada bagian kaki, pegal –
pegal dan cepat merasa lelah. Kelelahan akibat kerja diartikan sebagai proses
menurunnya efisiensi, kinerja kerja serta berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik
tubuh untuk melakukan kegiatan.
Beban kerja merupakan beban aktivitas fisik, mental, sosial yang diterima
oleh seseorang yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, sesuai dengan
kemampuan fisik, maupun keterbatasan pekerja yang menerima beban tersebut.
Beban kerja juga merupakan sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh pekerja dalam jangka waktu tertentu. Pekerjaan harus selalu
diusahakan dengan sikap kerja yang ergonomis (Nurmianto, 1998).
Penelitian yang dilakukan oleh Sritomo (2001) menunjukkan bahwa posisi
kerja operator tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu berdiri dan
terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal, dan alat yang
digunakan terlalu kecil sehingga dari posisi kerja operator tersebut dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan dan rasa nyeri
pada punggung akibat dari membungkuk, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan
kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan fasilitas yang digunakan.
Kondisi nyata menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah ergonomi
yang perlu segera dilakukan perbaikan. Masalah ergonomi tersebut adalah tidak
adanya fasilitas kerja yang mendukung operator dalam bekerja dengan kondisi
berdiri secara terus – menerus. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dalam
upaya mengatasi masalah yang muncul. Penelitian yang dilakukan berupa
kerja yang telah di rancang sebelumnya pada penelitian Ernitua Purba (2014)
sesuai antropometri yang diharapkan agar perbaikan ini dapat menghilangkan rasa
sakit dan keluhan musculoskeletal, tidak cepat lelah dan dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian adalah tidak terdapat kursi kerja ergonomis
sehingga operator mengeluhkan rasa sakit dan kelelahan.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah meningkatkan produktivitas
kerja dengan memberikan kursi kerja ergonomis.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi keluhan rasa sakit (musculoskeletal disorders) pekerja
dengan menggunakan standard nordic questionnaire (SNQ).
2. Mengidentifikasi beban kerja operator dengan melakukan perhitungan denyut
nadi menggunakan heart rate digital dan menggunakan whole - body reaction
tester untuk melihat tingkat kelelahan yang dialami operator sebelum dan
setelah menggunakan kursi kerja ergonomis.
3. Mengetahui tingkat produktivitas sebelum dan sesudah penggunaan kursi kerja
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian adalah :
1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama di
bangku perkuliahan dengan membandingkan teori-teori ilmiah yang ada
dengan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya penilaian sistem
kerja, beban kerja serta aplikasinya di lapangan.
2. Memberi kesempatan kepada penulis untuk memperoleh pengalaman dalam
menyelesaikan permasalahan aktual di perusahaan sehingga perusahaan lebih
efisien dalam bekerja.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerja yang akan di teliti dalam penelitian ini hanya operator bagian
pencetakan.
2. Pemecahan masalah dibatasi pada penerapan kursi kerja yang ergonomis
sesuai dengan antropometri tubuh operator dan membandingkan antara
kondisi nyata dengan kondisi setelah diberikan kursi kerja sehingga di
dapatkan produktivitas kerja.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Proses produksi dan prosedur kerja tidak mengalami perubahan selama
penelitian berlangsung.
3. Instrumen pengukuran yang digunakan berada dalam kondisi yang baik dan
bekerja sesuai fungsinya.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi
serta sistematika penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab II ini menjelaskan secara singkat sejarah perusahaan, struktur
organisasi dan manajemen, proses produksi, serta mesin dan peralatan
yang digunakan dalam menunjang proses produksi
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab III ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dan
mendukung penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut adalah teori
ergonomi, bidang kajian ergonomi dan antropometri
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab IV ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, rancangan
penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, metode dan instrumen
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab V ini berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari
penelitian serta pengolahan data sehingga dapat membantu dalam
pemecahan masalah.
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Pada bab VI ini berisi analisis hasil dan pembahasan yang memuat
hasil-hasil pengolahan data. Selain itu juga memberikan perbandingan
kondisi kerja yang ada dengan kondisi kerja yang diusulkan
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab VII ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan
masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
UD Monica Lubis merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di
bidang produksi cakar ayam. Usaha ini berdiri tahun 2007 oleh Ibu Tiamsah Br.
Simbolon sebagai pemilik usaha sampai dengan sekarang, dengan kata lain usaha
ini sudah berjalan selama 7 tahun. UKM Monica Lubis juga menjual makanan
yang di produksi oleh UKM lainnya seperti rengginang, dodol, dan wajik pulut.
Pekerja di UKM monica Lubis berjumlah 6 orang yaitu 3 orang di bagian
pencetakan cakar ayam, 1 orang di bagian pembungkusan, 1 orang di bagian
pemarutan ubi dan 1 orang di bagian penggorengan.
Lokasi produksi sekaligus tempat penyimpanan produk jadi terletak di
desa Tanah Tinggi kecamatan Perbaungan kabupaten Deli Serdang, Sumatera
Utara.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Bahan baku pembuatan cakar ayam adalah ubi rambat. Bahan tambahan
dan bahan penolong yang digunakan adalah minyak untuk menggoreng, gula
merah dan sedikit penyedap rasa. Ubi yang digunakan adalah ubi rambat yang di
beli dari brastagi sebanyak 2 ton / minggu. UD Monica Lubis memproduksi
rata-rata 500 bungkus cakar ayam dalam 1 hari yang terdiri dari satu bungkus berisi 12
Sistem pemesanan dilakukan berdasarkan jumlah pesanan yang ditetapkan
oleh pelanggan dan dalam jumlah yang tidak tentu setiap harinya.
2.3. Organisasi dan Manajemen
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber day
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur
tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta
tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur
organisasi UD Monica Lubis adalah line structure karena pimpinan umumnya
adalah pemilik dari perusahaan itu sendiri. Semua keputusan baik yang bersifat
strategis maupun operasional akan diambil sendiri oleh pemilik. Strategi utama
yang diterapkan pada tipe organisasi usaha semacam ini adalah bagaimana
perusahaan dapat terus dijalankan dan tetap ada permintaan di pasar.
Pemilik 2.3.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab pada UD Monica Lubis dibagi
menurut fungsi yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun tugas dan tanggung
jawab setiap bagian dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Pemilik
Pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini adalah pemilik UD Monica Lubis
yang memiliki keseluruhan modal selama proses produksi berlangsung.
Pemilik bertanggung jawab untuk memberikan upah dan memperhatikan
kesejahteraan operator yang bekerja
Adapun tugas pemilik adalah sebagai berikut:
a. Bertugas mengawasi jalannya proses produksi dan kinerja dari operator.
b. Merencanakan, mengarahkan, menganalisa dan mengevaluasi serta
menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.
c. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap tenaga kerja dan
menjalin hubungan baik.
2. Tenaga kerja stasiun pemarutan
Tenaga kerja stasiun pemarutan memiliki tanggung jawab atas semua hal yang
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pemarutan adalah sebagai berikut:
a. Menimbang ubi rambat yang akan d parut.
b. Memarut ubi rambat dan membawa ke bagian penggorengan.
3. Tenaga kerja stasiun penggorengan
Tenaga kerja stasiun penggorengan memiliki tanggung jawab atas semua hal
yang berhubungan dengan tingkat kematangan penggorengan cakar ayam
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun penggorengan adalah sebagai berikut:
a. Menggoreng ubi rambat yang telah di parut dan menambahkan gula
merah ke dalam wadah penggorengan sesuai dengan takarannya.
b. Mengangkat cakar ayamk yang sudah di goreng dan membawa ke bagian
pencetakan.
4. Tenaga kerja stasiun pencetakan
Tenaga kerja stasiun pencetakan memiliki tanggung jawab atas semua hal
yang berhubungan dengan pencetakan cakar ayam
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pencetakan adalah sebagai berikut:
a. Memasukkan cakar ayam ke dalam cetakan yang telah disediakan dan
dipadatkan dengan cara d tumbuk menggunakan alat tumbuk.
b. Membawa wadah yang berisi cakar ayam ke tempat pengeringan dan
menuangkan cakar ayam tersebut. Proses ini dilakukan agar cakar ayam
tetap renyah dalam bungkusan.
Tenaga kerja stasiun pembungkusan memiliki tanggung jawab atas semua hal
yang berhubungan dengan pembungkusan kerupuk hingga menjadi produk
siap jual.
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pembungkusan adalah sebagai
berikut:
a. Mengambil cakar ayam yang telah kering dari sisa minyak penggorengan
ke bagian pembungkusan.
b. Memasukkan cakar ayam ke dalam plastik bungkusan sebanyak 12 buah
dalam 1 bungkusnya, serta memasukkan kertas merek cakar ayam dan
membungkusnya untuk siap diangkut dan dipasarkan. Stasiun
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan
nomos yang berarti hukum alam. Di Amerika Serikat, ergonomi disebut sebagai
“human faktor engineering”. Ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang
ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain perancangan (Nurmianto, 2008).
Ergonomi terkait dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan
kenyamanan manusia di tempat kerja. Dalam ergonomi diperlukan studi tentang
sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya, saling berinteraksi
dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.
Setiap pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan dengan ergonomis akan
mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan meningkatnya
penyakit akibat kerja, performansi kerja menurun yang berakibat kepada efisiensi
dan penurunan daya kerja (Tarwaka dkk., 2004).
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun
(design) maupun rancang ulang (redesign). Hal ini dapat meliputi perangkat keras,
seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (branches), platform kursi,
pegangan alat kerja (work holders), sistem pengendali (controls), alat peraga
3.2. Keluhan Musculoskeletal1
Studi tentang MSDs pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan
dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah
otot rangka (skeletal) yang meliputi leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian–bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat
sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang
lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen
dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan
musculoskeletal disorsders (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal.
Apabila pekerjaan berulang tersebut dilakukan dengan cara yang nyaman, sehat
dan sesuai dengan standar yang ergonomis, maka tidak akan menyebabkan
gangguan muskuloskeletal dan semua pekerjaan akan berlangsung dengan efektif
dan efisien. Secara garis besar keluhan otot yang terjadi dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan hilang apabila
pembebanan dihentikan.
2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut.
1
pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantara keluhan otot skeletal tersebut,
yang paling banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian pinggang (low back
pain = LBP).
Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang
berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi
pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi
apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20%. Peredaran darah ke otot
berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang
diperlukan. Bila suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat
terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang
menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.
Peter vi (2000) menjelaskan bahwa, terdapat banyak faktor yang dapat
menyebabkan terjadi keluhan musculoskeletal sebagai berikut :
1. Peregangan otot yang berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhakan oleh
para pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang
besar seperti aktivitas mengangkat, menarik, mendorong dan menahan beban
yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan otot
yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering
dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan
2. Aktivitas berulang
Aktivitas berulang merupakan pekerjaan yang dilakukan secara terus
menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkut dan
sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban
kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
3. Sikap kerja tidak alamiah
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan
tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan
sebagainya. Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka
semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
4. Faktor penyebab sekunder
Faktor penyebab sekunder ini adalah berupa tekanan langsung dari
jaringan otot yang lunak atau getaran dengan frekwensi tinggi yang
menyebabkan kontraksi otot bertambah.
Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi
ergonomi untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan
otot skeletal. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan
berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi, harapan dan toleransi
3.3. Sikap Kerja Duduk
Sikap kerja adalah proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh dan
ukuran peralatan yang digunakan pada saat bekerja. Sikap tubuh merupakan
faktor resiko ditempat kerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan
tempat duduk dan meja kerja. Posisi duduk pada otot rangka dan tulang belakang
terutama pada pinggang harus dapat ditahan dengan sandaran kursi agar terhindar
dari rasa nyeri dan cepat lelah. Pada posisi duduk tekanan tulang belakang akan
meningkat dibanding berdiri atau berbaring, bila posisi duduk tidak benar.
Diasumsikan menurut Nurmianto (1998) tekanan posisi tidak duduk 100%, maka
tekanan akan meningkat menjadi 140 % bila sikap duduk tegang dan kaku, dan
tekanan akan meningkat menjadi 190 % apabila saat duduk dilakukan
membungkuk ke depan. Oleh karena itu perlu sikap duduk yang benar dan dapat
relaksasi (tidak statis).
Sikap kerja duduk berhubungan dengan kursi. Kegunaan kursi adalah
untuk menstabilkan postur tubuh berupa:
1. Nyaman selama periode waktu
2. Memuaskan secara fisiologis
3. Tepat digunakan untuk tugas atau kegiatan yang bersangkutan.
Semua kursi tidak nyaman dalam jangka panjang, tapi beberapa kursi menjadi
tidak nyaman lebih cepat daripada yang lain. Pada kursi tertentu, beberapa orang
akan merasa tidak nyaman dibandingkan orang lainnya. Kenyamanan mungkin
dipengaruhi oleh tugas atau aktivitas yang dilakukan pengguna serta lama waktu
ketidaknyamanan akan tergantung pada interaksi antara karakteristik kursi,
karakteristik pengguna dan karakteristik tugas seperti Tabel 3.1. berikut.
Tabel 3.1. Faktor Kenyamanan Kursi
Karakteristik Kursi Karakteristik Pengguna Karakteristik Tugas
Dimensi kursi Dimensi tubuh Durasi
Sudut kursi Penyakit tubuh Kebutuhan penglihatan
Profil kursi Sirkulasi Kebutuhan pisik
Material Persepsi Kebutuhan Mental
Sumber : Handbook Bodyspace Antropometry, Ergonomics and the Design of Work (Pheasant,
2003)
Kursi yang cocok untuk pengguna dipengaruhi oleh faktor antropometri.
Kesesuaian antara dimensi kursi dan pengguna diperlukan untuk kenyamanan,
tetapi itu saja tidak cukup. Secara umum, kursi yang nyaman dalam jangka
panjang secara fisiologis akan memuaskan. Di satu sisi, hal ini sulit untuk dilihat
bagaimana peristiwa ketidaknyamanan ini terjadi, akan tetapi secara fisiologis
istilah ini dianggap sebagai tanda-tanda peringatan akan terjadinya kerusakan
jaringan. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa kerusakan jaringan tubuh
terjadi karena ketidaksesuaian postur tubuh saat duduk. Ketika duduk di kursi
yang relatif tinggi, maka lutut dan sudut antara paha dan batang tubuh akan
membentuk sudut masing-masing 900. Oleh karena itu, dalam merancang kursi
tujuannya adalah untuk mendukung tulang belakang berada pada posisi netral
tanpa perlu usaha otot. Jika sikap kerja duduk yang dilakukan menggunakan meja,
berikut rekomendasi tinggi meja kerja dengan beberapa kategori kerja sebagai
1. Untuk tugas yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tinggi meja
kerja yaitu 50-100 mm dibawah tinggi siku
2. Untuk tugas seperti menulis, tinggi meja kerja yaitu 50-100 mm diatas tinggi
siku.
3. Untuk tugas berat seperti melibatkan tekanan pekerja, tinggi meja kerja yaitu
100-250 mm dibawah tinggi siku.
4. Untuk tugas panel control, tinggi meja kerja yaitu berada diantara tinggi siku
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di UD Monica Lubis yang terletak di desa Tanah
tinggi kecamatan pasar bengkel perbaungan kabupaten Deli Serdang Sumatera
Utara. Penelitian dan pelaksanaan tugas sarjana ini direncanakan berlangsung
selama 3 bulan.
4.2. Objek Penelitian
Objek yang dijadikan penelitian adalah operator bagian pencetakan cakar
ayam yang berjumlah 3 orang dengan melihat prosedur kerja operator dan
kemudian melakukan perbaikan dengan memberikan kursi kerja ergonomis untuk
meningkatkan produktivitas. Karakteristik pada objek penelitian ini adalah semua
berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia antara 25-50 tahun.
4.3. Jenis Penelitian2
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian
kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan
2
Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian
pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai
pembanding.
4.4. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian menggambarkan konsep berpikir dalam
melakukan penelitian secara sistematis. Gambar kerangka konseptual dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
FASILITAS KERJA
PRODUKTIVITAS - Work Sampling
TENAGA KERJA (Operator) - Standar Nordic Questionnare (SNQ) - Denyut Nadi (Heart Rate)
- Kecepatan Reaksi
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan gambar 4.1. penggunaan fasilitas kerja sangat berpengaruh
terhadap tingkat produktivitas dan tenaga kerja. Fasilitas kerja yang dimaksud
adalah kursi kerja ergonomis yang digunakan untuk membantu operator dalam
mengerjakan pekerjaannya, sehingga dapat mengurangi tingkat kelelahan dan rasa
sakit pada bagian kaki dan dapat meningkatkan produktivitas. Semakin ergonomis
fasilitas kerja yang digunakan maka bekerja dalam keadaan yang nyaman (denyut
nadi dalam keadaan normal, rasa sakit dan yang dirasakan pada bagian kaki
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur
variabel- variabel independen dan dependent dalam konsep penelitian. Pada
penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Standard Nordic Questionare (SNQ)
Digunakan untuk mengetahui keluhan rasa sakit yang dialami operator saat
bekerja
2. Heart Rate
Digunakan untuk mengetahui beban kerja tenaga kerja wanita di stasiun
pencetakan cakar ayam dengan menghitung denyut nadi operator.
3. Whole - Body Reaction Terster Model YB-1000
Digunakan untuk mengetahui tingkat kelelahan yang dialami operator sebelum
dan sesudah bekerja dengan mengamati kecepatan reaksi operator dalam
melihat dan menekan tombol warna.
4. Kamera Digital
Digunakan untuk mengambil gambar dan merekam kegiatan operator pada
stasiun kerja pencetakan cakar ayam.
5. Kursi Kerja Ergonomis
Digunakan untuk penelitian terhadap perbandingan antara kondisi nyata dan
Gambar 4.2. Kursi Kerja
4.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah – langkah pada saat
melaksanakan suatu penelitian. Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
4.6.1. Standard Operating Procedure (SOP)
Mengamati Standar Operating Procedure (SOP) operator sebelum dan
setelah menggunakan kursi kerja. Operator yang diamati berjumlah 3 orang yang
bekerja pada stasiun pencetakan. SOP operator adalah sebagai berikut :
1. Operator bekerja dengan posisi berdiri tanpa menggunakan kursi kerja
a. Operator 1
1. Operator bekerja dengan posisi berdiri di depan meja kerja
2. Mengambil mangkuk cetakan
3. Memasukkan cakar ayam kedalam mangkuk cetakan
4. Meletakkan mangkuk cetakan disamping kanan dan kiri
5. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan
b. Operator 2 dan 3
Operator 2 dan 3 memiliki SOP yang sama yaitu :
1. Operator bekerja dengan posisi berdiri di samping meja kerja
2. Mengambil mangkuk cetakan yang telah diisi dengan cakar ayam
3. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan
4. Menuangkan cakar ayam ke meja penyaringan minyak
2. Operator bekerja duduk menggunakan kursi kerja ergonomis.
a. Operator 1
1. Operator bekerja dengan posisi duduk di depan meja kerja
2. Mengambil mangkuk cetakan
3. Memasukkan cakar ayam kedalam mangkuk cetakan
4. Meletakkan mangkuk cetakan disamping kanan dan kiri
5. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan
c. Operator 2 dan 3
Operator 2 dan 3 memiliki SOP yang sama yaitu :
1. Operator bekerja dengan posisi berdiri di samping meja kerja
3. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat untuk mengetahui keluhan
yang dialami oleh tenaga kerja selama melaksanakan aktivitas pencetakan cakar
ayam. Pengumpulan data SNQ diberikan kepada ketiga tenaga kerja stasiun
pencetakan sebelum dan setelah menggunakan kursi kerja. Hasil rekapitulasi data
SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator sebelum Menggunakan Kursi
Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator sebelum Menggunakan Kursi
Sumber: Perhitungan Kuisioner SNQ
Keterangan nomor dimensi tubuh: 0 = Sakit kaku di leher bagian atas 14 = Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 = Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 = Sakit pada tangan kiri
21 = Sakit pada lutut kanan 22 = Sakit pada betis kiri 23 = Sakit pada betis kanan
24 = Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 = Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 = Sakit pada kaki kiri
27 = Sakit pada kaki kanan
Penilaian berdasarkan kuisioner SNQ untuk pembobotan masing-masing kategori
berikut:
Tidak sakit = bobot 1
Agak sakit = bobot 2
Sakit = bobot 3
Sangat sakit = bobot 4
Penilaian berdasarkan kuisioner SNQ untuk pembobotan yaitu tidak sakit,
agak sakit, sakit dan sangat sakit masing-masing bobotnya adalah 1, 2, 3 dan 4.
Kategori yang dirasakan saat bekerja adalah sebagai berikut:
1. Tidak sakit, artinya bahwa tenaga kerja tidak terasa nyeri sedikitpun pada
bagian tubuh karena kontraksi otot yang terjadi berjalan normal.
2. Agak sakit, artinya bahwa tenaga kerja mulai terasa nyeri, namun rasa nyeri
yang timbul tidak membuat tenaga kerja jenuh atau cepat lelah.
3. Sakit, artinya bahwa tenaga kerja merasakan nyeri yang cukup hebat dan
keadaaan ini membuat tenaga kerja mulai jenuh dan cepat lelah.
4. Sangat sakit, artinya bahwa tenaga kerja merasakan nyeri yang sangat luar
biasa disertai dengan ketegangan (kontraksi otot yang sangat hebat) sehingga
5.1.2. Denyut Nadi
Denyut nadi operator diukur dengan instrumen heart rate, diukur sebelum
bekerja dan setelah bekerja. Penelitian dilakukan di stasiun pecetakan.
Pengambilan data denyut nadi istirahat (DNI) dilakukan sebelum bekerja pukul
08.00 WIB dan denyut nadi kerja (DNK) setelah bekerja pada pukul 17.00 WIB
selama 3 hari kerja sebelum menggunakan kursi kerja dan 3 hari setelah
menggunakan kursi kerja. Data denyut nadi operator dapat dilihat pada Tabel 5.2
Tabel 5.2. Denyut Nadi Operator 1 Sebelum dan Setelah dan menggunakan Kursi Kerja
Hari Kerja
Sebelum menggunakan Kursi Kerja Setelah menggunakan Kursi Kerja Denyut Nadi
5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuisioner SNQ pada Stasiun Pencetakan
Peneliti memfokuskan pada dua kategori yaitu sakit dan sangat sakit. Hasil
dari kuesioner SNQ menunjukkan bahwa operator 1 mengalami keluhan sakit
pada 4 bagian yaitu : bahu kiri, bahu kanan, tangan kiri dan tangan kanan serta
keluhan sangat sakit pada 10 bagian tubuh yaitu : paha kiri, paha kanan, lutut kiri,
kaki kiri dan kaki kanan. Operator 2 mengalami keluhan sakit pada 8 bagian tubuh
yaitu : pergelangan tangan kanan, tangan kanan, betis kiri, betis kanan,
pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan. Operator
3 mengalami keluhan sakit pada 7 bagian yaitu : siku kanan, lengan bawah kanan,
pergelangan tangan kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki
kiri dan kaki kanan serta keluhan sangat sakit pada 4 bagian yaitu : lutut kiri, lutut
kanan, betis kiri dan betis kanan. Grafik rekapitulasi SNQ sebelum menggunakan
kursi kerja dan persentase kategori sangat sakit dapat dilihat pada Gambar 5.1.
dan Gambar 5.2.
Sumber: Perhitungan kuisioner SNQ
Gambar 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Sebelum Menggunakan Kursi
Berdasarkan gambar 5.1. menunjukkan bahwa operator 1 yang memiliki
persentase kategori sangat sakit paling banyak pada 10 bagian tubuh yaitu : paha
kiri, paha kanan, lutut kiri, lutut kanan, betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki
kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan, hal ini disebabkan operator
bekerja pada posisi berdiri dalam jangka waktu 7 jam per jam kerja dan dalam
keadaan kaki statis, operator tidak melakukan pergerakan kaki hanya tangan yang
bekerja, sedangkan operator 2 dan 3 juga bekerja dengan posisi berdiri dan
melakukan pergerakan kaki. Operator 2 dan 3 banyak melakukan pergerakan
sehingga keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator 2 dan 3 tidak sama dengan
keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator 1. Oleh karena itu penelitian
selanjutnya akan difokuskan hanya pada operator 1.
Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Kategori Data SNQ Tenaga Sumber: Perhitungan kuisioner SNQ
Gambar 5.2. Grafik Rekapitulasi Data SNQ Kategori Sangat Sakit
Selanjutnya operator 1 akan diberikan kursi kerja ergonomis untuk
mendukung melakukan aktivitas pencetakan cakar ayam serta diberikan SNQ
untuk melihat perbedaan antara keluhan rasa sakit sebelum menggunakan dan
setelah menggunakan kursi kerja.
Tabel 5.4. Rekapitulasi Data SNQ Operator 1 Setelah Menggunakan Kursi
No.
Operator 1 Operator 1
0
Sumber: Perhitungan Kuisioner SNQ
Dari tabel diatas didapatkan perbedaan hasil SNQ operator 1 setelah
selama melakukan aktivitas pencetakan cakar ayam. Dibawah ini ditunjukkan
perbedaan tingkat keluhan rasa sakit dan sangat sakit yang dirasakan operator
pada saat sebelum menggunakan kursi dan setelah menggunakan kursi.
Gambar 5.3. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah Menggunakan Kursi
Dari gambar 5.3. dapat dilihat bahwa keluhan rasa sakit yang di rasakan
oleh operator 1 sangat jauh berkurang setelah menggunakan kursi kerja, Hal ini
menunjukkan bahwa operator merasa nyaman menggunakan kursi kerja dimana
keluhan sangat sakit tidak dirasakan lagi oleh operator pada saat bekerja. Setelah
menggunakan kursi kerja keluhan sangat sakit yang dirasakan oleh operator
sebelumnya tidak dirasakan lagi. Keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator
sangat memperngaruhi kondisi kerja operator dimana operator akan sangat cepat
merasakan lelah dan tingkat konsentrasi operator dalam bekerja juga akan
menurun yang dapat mengakibatkan produktivitas kerja operator tidak produktif.
0
Tanpa Kursi Kerja Menggunakan Kursi
Kerja
Hasil SNQ sebelum dan setelah
menggunakan kursi
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.2. Analisis Tingkat Keluhan
Penilaian pada Standard Nordic Quistionnaire (SNQ) menunjukkan
bahwa sebelum menggunakan kursi kerja ketiga operator wanita di stasiun
pencetakan mengalami keluhan rasa sakit dominan dengan kategori sakit dan
sangat sakit.
1. Kategori sakit
Kategori sakit yang dialami oleh operator merupakan keluhan rasa sakit
seperti pegal, denyut pada sendi yang mengakibatkan aktivitas pencetakan
cakar ayam terganggu. Operator pada stasiun pencetakan mengalami keluhan
rasa sakit pada bagian kaki. Hal ini disebabkan operator bekerja dengan posisi
berdiri tanpa menggunakan kursi kerja.
2. Kategori sangat sakit
Kategori sangat sakit yang dialami oleh operator merupakan keluhan rasa
sangat sakit pada bagian kaki seperti denyut pada lutut, betis, pergelangan
kaki tapak kaki, yang berlebihan dan pegal sehingga operator lebih banyak
melakukan istirahat dengan duduk tanpa melakukan aktivitas pencetakan. Hal
ini disebabkan operator bekerja dengan posisi berdiri dalam jangka waktu
yang lama tanpa menggunakan kursi kerja dan operator bekerja dalam posisi
Penilaian dengan Standard Nordic Quistionnaire (SNQ) juga dilakukan
setelah operator bekerja dengan menggunakan kursi kerja ergonomis dan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami
oleh operator selama bekerja. Kondisi kerja sebelum menggunakan kursi kerja
ergonomis membuat operator mengeluhkan rasa sakit dan sangat sakit yang sangat
dominan pada bagian paha, lutut, betis, pergelangan kaki hingga ke tapak kaki
yang disebabkan operator berdiri dalam jangka waktu yang lama dan pada saat
operator telah bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis keluhan rasa sakit
yang dialami operator menjadi berkurang dan membantu operator meningkatkan
Keterangan:
Tidak Sakit Sakit
Agak Sakit Sangat Sakit
Gambar 6.1. Keluhan Rasa Sakit Operator 1 sebelum Menggunakan Kursi Kerja
Berdasarkan kuesioner SNQ sebelum menggunakan kursi kerja didapatkan
bahwa terdapat 10 bagian tubuh operator yang mengalami keluhan rasa sangat
Keterangan:
Tidak Sakit Sakit
Agak Sakit Sangat Sakit
Gambar 6.2. Keluhan Rasa Sakit setelah Menggunakan Kursi Kerja
Berdasarkan kuesioner SNQ setelah menggunakan kursi kerja didapatkan
bahwa keluhan rasa sangat sakit tidak dirasakan lagi oleh operator setelah bekerja
menggunakan kursi kerja, ini menunjukkan operator nyaman bekerja dalam posisi
Gambar 6.3. Operator Bekerja sebelum Menggunakan Kursi Kerja
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisa
pembahasan adalah:
1. Berdasarkan kuisioner SNQ yang diberikan kepada operator stasiun
pencetakan cakar ayam diperoleh bahwa keluhan rasa sakit yang dirasakan
oleh operator pada bagian paha, betis dan kaki menjadi berkurang ketika
operator bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis dibandingkan pada saat
operator bekerja dalam keadaan berdiri.
2. Beban kerja berdasarkan nilai konsumsi energi untuk operator saat bekerja
dalam posisi berdiri berada dalam kategori berat dan perlu dilakukan tindakan
perbaikan segera, sedangkan beban kerja pada saat setelah menggunakan kursi
kerja ergonomis berada dalam kategori beban sedang dan operator tidak
mengalami kelelahan.
3. Kecepatan reaksi (respon visual) yang dihasilkan menggunakan Whole-Body
Reaction Tester memperlihatkan bahwa selama 10x percobaan pada saat
operator bekerja sebelum dan setelah menggunakan kursi kerja terdapat
fluktuasi pada waktu reaksi yang diperoleh. Waktu reaksi operator sebelum
menggunakan kursi kerja rata–rata adalah 1,49 detik. Setelah menggunakan
4. Hasil dari analisis beban kerja dan analisis kecepatan reaksi menunjukkan
bahwa operator mengalami penurunan kelelahan pada saat menggunakan kursi
kerja sehingga operator bekerja secara normal dan menjadi lebih cepat,
allowance yang digunakan menjadi berkurang yang mengakibatkan semakin
cepat cakar ayam dicetak maka kualitas dari cakar ayam menjadi lebih baik
dan waktu kerja semakin cepat untuk menyelesaikan pencetakan cakar ayam.
5. Tingkat produktivitas yang dihasilkan operator mengalami peningkatan
setelah operator bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis, operator merasa
lebih nyaman bekerja dalam posisi duduk dan menggunakan kursi kerja
sehingga kegiatan idle menjadi berkurang. Dengan kata lain operator bekerja
sangat produktiv dan tidak mengalami kelelahan.
7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Penggunaan fasilitas kerja sangat mendukung sistem kerja terbaik, maka
sebaiknya UKM menyediakan fasilitas kerja atau kursi kerja untuk setiap
operator agar operator nyaman dalam bekerja.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh penggunaan fasilitas kerja
terhadap produktivitas, maka disarankan bagi para peneliti lainnya untuk
meneliti lebih mendalam ditinjau dari aspek lainnya, seperti: aspek ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Anizar. 2006. Pengaruh Penerapan Program Ergonomi dalam Mengendalikan Kelelahan Pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Wanita dan Pria pada Industri Perakitan Elektronika di Kota Medan. Jurusan Teknik Industri. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Budiastr, N. 2001. Perbaikan Alat Kerja Pemetik Cengkeh dapat Mengurangi Keluhan Sistem Muskuluskeletal dan Meningkatkan Produktivitas Kerja Pemetik Cengkeh di Desa Medewi (Thesis). Program Pascasarjana. Universitas Udayana: Denpasar.
Budi Ariwibowo. 2011. Uji Keseragaman Data
Kholik, HM, dkk. 2002. Penerapan ergonomi dalam Desain Kursi Kerja Guna
Meningkatkan Produktivtas Kerja Karyawan. Jurusan Teknik Industri.
Universitas Muhammadiyah : Malang.
Kuorinka, I., Jonsson, B., Kilbom, A., Vinterberg, H., Biering-Sorensen, F.,
Andersson, G., Jorgensen, K, Standardised Nordic Questionnaores
(Applied Ergonomics, 1987).
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
Widya
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press
Sutalaksana,I, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
Stanton, Naville. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods,
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
produktivitas. UNIBAS Press. Surakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya :