• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Pencetakan Cakar Ayam Terhadap Produktivitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Pencetakan Cakar Ayam Terhadap Produktivitas"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FASILITAS KERJA ERGONOMIS PADA

STASIUN PENCETAKAN CAKAR AYAM TERHADAP

PRODUKTIVITAS

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

DIAN LUPITA SARI

0 8 0 4 0 3 2 1 1

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini

dengan baik.

Tugas sarjana ini berjudul “Pengaruh Fasilitas Kerja Ergonomis pada

Stasiun Pencetakan Cakar Ayam Terhadap Produktivitas”. Penelitian ini

dilakukan oleh penulis pada UKM yang bergerak dibidang industri makanan

ringan di desa Tanah tinggi kecamatan pasar bengkel perbaungan kabupaten Deli

Serdang, Sumatera Utara.

Akhirnya, dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari bahwa

penyusunan laporan tugas sarjana ini belum sempurna sehingga memerlukan

perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik

atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan tugas sarjana ini.

Medan, November 2014

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya

penulis telah menyelesaikan tugas sarjana ini. Penulis banyak mendapat

bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, berupa do’a, materil, informasi

maupun administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ayahanda tercinta Zulkarnen Dahlan (Alm) dan Ibu Yulinar, serta saudara

kandung penulis Adelia Karina Sari, Wendy Andrian, dan seluruh keluarga

besar penulis yang telah memberikan motivasi dan doa sebagai sumber

inspirasi kepada penulis.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Industri

USU yang telah memberikan izin, dukungan, dan perhatian kepada penulis.

3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri USU

yang telah memberikan izin, dukungan, dan perhatian kepada penulis.

4. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan

memberi masukan yang sangat berharga.

5. Ibu Ir. Anizar, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan yang

sangat berharga.

6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku koordinator tugas akhir yang telah

(8)

7. Jhoni Hidayat ST, yang telah menemani dan memberikan dukungan selama 7

tahun ini kepada penulis.

8. Nia Fatmi (Coki-coki) yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas

akhir khususnya ucapan terimakasih, daftar isi, kata pengantar dan lain – lain.

9. Seluruh teman – teman Teknik Industri khususnya stambuk 2008, Anti, Dinda,

Citra, Revi, Rina, Amel dan lain – lain yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

10.Teman – teman bimbingan Ibu Anizar (BuAnizTeam), Nur, Benny, Ayu, Refi,

dan Fachri yang telah membantu dan memberikan informasi kepada penulis,

sehingga mempermudah penulis menyelesaikan tugas sarjana ini. Gogogogo

BuAnizTeam.

11.Ibu Tiamsah selaku pemilik UKM Monica Lubis yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian di UKM Monica lubis dan para karyawan yang

memberi dukungan dan informasi mengenai kondisi tempat usaha dan dalam

hal pengambilan data.

12.Bang Nurmansyah, Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, dan Bang Ridho atas

bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

13.Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu, namun telah

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1

1.2. Rumusan Masalah ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-3

1.4. Manfaat Penelitian ... I-4

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4

1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2

2.3.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab ... II-3

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-5

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Pengertian Ergonomi ... III-1

3.2. Keluhan Musculuskeletal... III-2

3.3. Sikap Kerja Duduk ... III-5

3.4. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... III-7

3.5. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data ... III-10

3.6. Beban Kerja ... III-10

3.6.1. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ... III-10

3.6.2. Pengukuran Denyut Jantung ... III-12

3.6.3. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan

Kalori ... III-13

3.6.4. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi ... III-15

3.7. Sampling Kerja (Work Sampling) ... III-16

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.7.2. Prosedur Pelaksanaan Sampling Kerja ... III-18

3.7.3. Penentuan Jumlah Sampel Pengamatan yang dibutuhkan . III-19

3.7.4. Rating Factor dan Allowance ... III-19

3.8. Produktivitas ... III-29

3.8.1. Pengukuran Produktivitas ... III-30

3.8.2. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... III-30

3.9. Respon Time ... III-32

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Objek Penelitian ... IV-1

4.3. Jenis Penelitian ... IV-1

4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2

4.5. Instrumen Penelitian ... IV-3

4.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... IV-4

4.6.1. Standard Operating Procedure (SOP) ... IV-5

4.6.2. Standard Nordic Questionare (SNQ) ... IV-6

4.6.3. Perhitungan Denyut Nadi ... IV-8

4.6.4. Perhitungan Kecepatan Reaksi Operator atau Respon ... IV-9

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.7. Flow Chart Penelitian ... IV-12

V PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... V-1

5.1.2. Denyut Nadi ... V-4

5.2. Pengolahan Data ... V-5

5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuesioner SNQ pada

Stasiun Pencetakan ... V-5

5.2.2. Perhitungan Waktu Proses ... V-10

5.2.3. Fisiologi ... V-12

5.2.3.1.Metode Penilaian Langsung ... V-12

5.2.3.2.Metode Penilaian tidak Langsung ... V-14

5.2.4. Kecepatan Reaksi ... V-16

5.2.4.1.Pengukuran Kecepatan Reaksi Operator sebelum

dan setelah Menggunakan Kursi ... V-16

5.2.5. Data Work Sampling ... V-20

5.2.5.1. Penelitian Pendahuluan ... V-20

5.2.5.2. Definisi Work dan Idle ... V-20

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.5.4. Penentuan Jam Kerja ... V-21

5.2.5.5. Penentuan Populasi ... V-21

5.2.5.6. Penentuan Jumlah Sampel ... V-22

5.2.5.7. Penentuan Bilangan Acak ... V-22

5.2.6. Pengamatan Aktivitas Sampling ... V-26

5.2.6.1. Pengamatan Hari I ... V-26

5.2.6.2. Pengamatan Hari II ... V-27

5.2.6.3. Pengamatan Hari III ... V-27

5.2.6.4. Pengamatan Hari IV ... V-27

5.2.6.5. Pengamatan Hari V ... V-28

5.2.6.6. Pengamatan Hari VI ... V-28

5.2.7. Pengolahan Aktivitas Sampling ... V-28

5.2.7.1. Perhitungan Proporsi Aktivitas ... V-28

5.2.7.2. Perhitungan Akurasi ... V-29

5.2.7.3. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data ... V-31

5.2.7.3.1. Uji Keseragaman Data ... V-31

5.2.7.3.2. Uji Kecukupan Data ... V-32

5.2.7.4. Rekapitulasi Pengamatan dan Jumlah Objek yang

Dilayani dalam Periode Pengamatan ... V-35

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.7.6. Studi Waktu ... V-37

5.2.7.6.1. Penentuan Rating Factor ... V-37

5.2.7.6.2. Penentuan Allowance ... V-45

5.2.7.7. Penentuan Waktu Baku ... V-46

5.2.7.8. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai ... V-47

5.2.7.9. Perhitungan Produtivitas Operator sebelum dan

setelah Menggunakan Kursi Kerja ... V-48

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Tingkat Keluhan ... VI-1

6.2. Analisis Beban Kerja ... VI-6

6.2.1. Analisis Penilaian Secara Langsung ... VI-6

6.2.2. Analisis Penilaian Secara Tidak Langsung ... VI-6

6.3. Analisis Kecepatan Reaksi ... VI-7

6.4. Analisis Produktivitas ... VI-8

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

(15)
(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Daftar Tenaga Kerja ... II-6

3.1. Faktor Kenyamanan Kursi ... III-6

3.2. Penilaian Rating Factor Operator untuk Keterampilan ... III-24

3.3. Penilaian Rating Factor Operator untuk Usaha ... III-27

5.1. Rekapitulasi Data SNQ sebelum Menggunakan Kursi ... V-1

5.2. Denyut Nadi Operator 1 sebelum dan setelah Menggunakan

Kursi Kerja ... V-5

5.3. Rekapitulasi Hasil Kategori Data SNQ ... V-7

5.4. Rekapitulasi Data SNQ Operator 1 Setelah Menggunakan Kursi . V-8

5.5. Data Waktu Proses ... V-10

5.6. Konsumsi Energi Operator Sebelum Menggunakan Kursi Kerja .. V-13

5.7. Konsumsi Energi Operator Setelah Menggunakan Kursi Kerja .... V-14

5.8. Rekapan Perhitungan %CVL Sebelum Menggunakan Kursi

Kerja ... V-16

5.9. Rekapan Perhitungan %CVL Setelah Menggunakan Kursi Kerja V-16

5.10. Data Pengukuran Kecepatan Reaksi Operator sebelum

Menggunakan Kursi ... V-17

5.11. Data Pengukuran Kecepatan Reaksi Operator setelah

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.12. Pembangkitan Bilangan Random ... V-22

5.13. Bilangan Random yang telah diurutkan dan dicoret Bilangan

yang sama / kembar ... V-23

5.14. Pembangkitan Bilangan Random Kedua ... V-24

5.15. Pembangkitan Bilangan Random Ketiga ... V-25

5.16. Bilangan Random ... V-25

5.23. Rekapitulasi Aktivitas Operator ... V-28

5.24. Rekapitulasi Persentase Kegiatan Operator ... V-29

5.25. Perhitungan Proporsi Work dan Idle ... V-29

5.26. Akurasi Work dan Idle Operator ... V-30

5.27. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data ... V-32

5.28. Rekapitulasi Aktivitas Operator Sebelum Menggunakan Kursi

Kerja ... V-35

5.29. Rekapitulasi Aktivitas Operator Setelah Menggunakan Kursi

Kerja ... V-35

5.30. Penilaian Rating Factor Operator untuk Keterampilan ... V-40

5.31. Penilaian Rating Factor Operator untuk Usaha ... V-43

5.32. Rating factor Operator ... V-44

5.33. Allowance Operator Sebelum Menggunakan Kursi Kerja ... V-45

(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi UD Monica Lubis ... II-3

2.2. Layout UD Monica Lubis ... II-7

3.1. Peta Tubuh ... III-8

3.2. Autonomic Reflex Arc ... III-33

4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2

4.2. Kursi Kerja ... IV-4

4.3. Peta Tubuh ... IV-7

4.4. Perhitungan Denyut Nadi Operator menggunakan Heart Rate

Digital ... IV-9

4.5. Operator Menekan tombol Warna ... IV-10

4.6. Display Waktu dan Layar Warna ... IV-10

4.7. Flow Chart Penelitian ... IV-12

5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Sebelum Menggunakan

Kursi ... V-6

5.2. Grafik Rekapitulasi Data SNQ Kategori Sangat Sakit ... V-7

5.3. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah

Menggunakan Kursi ... V-9

5.4. Peta Kontrol Waktu Proses Pencetakan Cakar Ayam ... V-11

5.5. Perbandingan Produktivitas sebelum dan setelah

(19)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

6.1. Keluhan Rasa sakit Operator 1 sebelum Menggunakan Kursi

Kerja ... VI-3

6.2. Keluhan Rasa sakit Operator 1 setelah Menggunakan Kursi

Kerja ... VI-4

6.3. Operator Bekerja sebelum Menggunakan Kursi Kerja ... VI-5

(20)

ABSTRAK

Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja dan operator beraktivitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan agar menjadi lebih mudah. UD Monica Lubis merupakan industri makanan ringan yang memproduksi cakar ayam. Penelitian dilakukan pada stasiun pencetakan. Stasiun ini dipilih karena operator yang bekerja pada stasiun pencetakan sering mengalami keluhan rasa sakit karena bekerja dengan posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan produktivitas kerja dengan memberikan fasilitas kerja ergonomis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menyebarkan kuesioner dan mengambil data pada objek penelitian. Pengumpulan data diambil pada saat operator bekerja dengan posisi berdiri tanpa menggunakan kursi kerja ergonomis dan pengumpulan data pada saat operator bekerja telah menggunakan kursi kerja ergonomis. Hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan bahwa operator mengeluhkan rasa sangat sakit pada bagian kaki yang disebabkan operator bekerja dalam keadaan statis dan setelah diberikan kursi kerja ergonomis operator tidak mengalami keluhan rasa sakit. Perubahan tingkat kelelahan operator juga didapatkan dengan perhitungan denyut nadi sebelum dan sesudah menggunakan kursi serta Whole – body reaction tester yang mengukur kecepatan respon operator dalam menangkap stimulus. Tingkat produktivitas operator didapatkan dengan mengolah data aktivitas sampling operator selama 8 jam kerja sebelum dan sesudah menggunakan kursi. Dari seluruh pengolahan data didapatkan bahwa terjadi perubahan tingkat produktivitas yang semakin meningkat setelah operator bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis dan tingkat kelelahan yang dialami oleh operator menjadi berkurang dan beban kerja termasuk dalam kategori ringan.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan

berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang

tidak memperhatikan kenyamanan, kepuasan, keselamatan dan kesehatan kerja

tentunya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia.

Perancangan stasiun kerja itu (redesign) harus memperhatikan peranan dan fungsi

pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia,

mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja.

UD Monica Lubis adalah industri kecil makanan ringan yang terletak di

desa Tanah Tinggi kecamatan perbaungan kabupaten Deli Serdang Sumatera

Utara. Produk yang dihasilkan UD Monica Lubis adalah cakar ayam dengan

komponen utama adalah ubi rambat. Proses produksi cakar ayam terdiri dari

beberapa tahapan yaitu pemarutan ubi, penggorengan (pencampuran ubi dengan

gula merah dan pewarna makanan ), pencetakan, dan pengepakan.

Stasiun kerja yang akan diteliti pada penelitian ini adalah bagian

pencetakan cakar ayam. Kondisi nyata pada bagian pencetakan adalah tidak

adanya fasilitas kerja yang mendukung operator dalam bekerja dimana operator

bekerja dalam keadaan berdiri secara terus – menerus selama 8 jam kerja per hari.

Penelitian awal yang terlihat pasa operator bagian pencetakan cakar ayam

(22)

saat bekerja. Operator sering mengalami nyeri otot pada bagian kaki, pegal –

pegal dan cepat merasa lelah. Kelelahan akibat kerja diartikan sebagai proses

menurunnya efisiensi, kinerja kerja serta berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik

tubuh untuk melakukan kegiatan.

Beban kerja merupakan beban aktivitas fisik, mental, sosial yang diterima

oleh seseorang yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, sesuai dengan

kemampuan fisik, maupun keterbatasan pekerja yang menerima beban tersebut.

Beban kerja juga merupakan sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh pekerja dalam jangka waktu tertentu. Pekerjaan harus selalu

diusahakan dengan sikap kerja yang ergonomis (Nurmianto, 1998).

Penelitian yang dilakukan oleh Sritomo (2001) menunjukkan bahwa posisi

kerja operator tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu berdiri dan

terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal, dan alat yang

digunakan terlalu kecil sehingga dari posisi kerja operator tersebut dapat

mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan dan rasa nyeri

pada punggung akibat dari membungkuk, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan

kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan fasilitas yang digunakan.

Kondisi nyata menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah ergonomi

yang perlu segera dilakukan perbaikan. Masalah ergonomi tersebut adalah tidak

adanya fasilitas kerja yang mendukung operator dalam bekerja dengan kondisi

berdiri secara terus – menerus. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dalam

upaya mengatasi masalah yang muncul. Penelitian yang dilakukan berupa

(23)

kerja yang telah di rancang sebelumnya pada penelitian Ernitua Purba (2014)

sesuai antropometri yang diharapkan agar perbaikan ini dapat menghilangkan rasa

sakit dan keluhan musculoskeletal, tidak cepat lelah dan dapat meningkatkan

produktivitas kerja.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah tidak terdapat kursi kerja ergonomis

sehingga operator mengeluhkan rasa sakit dan kelelahan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah meningkatkan produktivitas

kerja dengan memberikan kursi kerja ergonomis.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi keluhan rasa sakit (musculoskeletal disorders) pekerja

dengan menggunakan standard nordic questionnaire (SNQ).

2. Mengidentifikasi beban kerja operator dengan melakukan perhitungan denyut

nadi menggunakan heart rate digital dan menggunakan whole - body reaction

tester untuk melihat tingkat kelelahan yang dialami operator sebelum dan

setelah menggunakan kursi kerja ergonomis.

3. Mengetahui tingkat produktivitas sebelum dan sesudah penggunaan kursi kerja

(24)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian adalah :

1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama di

bangku perkuliahan dengan membandingkan teori-teori ilmiah yang ada

dengan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya penilaian sistem

kerja, beban kerja serta aplikasinya di lapangan.

2. Memberi kesempatan kepada penulis untuk memperoleh pengalaman dalam

menyelesaikan permasalahan aktual di perusahaan sehingga perusahaan lebih

efisien dalam bekerja.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pekerja yang akan di teliti dalam penelitian ini hanya operator bagian

pencetakan.

2. Pemecahan masalah dibatasi pada penerapan kursi kerja yang ergonomis

sesuai dengan antropometri tubuh operator dan membandingkan antara

kondisi nyata dengan kondisi setelah diberikan kursi kerja sehingga di

dapatkan produktivitas kerja.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Proses produksi dan prosedur kerja tidak mengalami perubahan selama

penelitian berlangsung.

(25)

3. Instrumen pengukuran yang digunakan berada dalam kondisi yang baik dan

bekerja sesuai fungsinya.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi

serta sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab II ini menjelaskan secara singkat sejarah perusahaan, struktur

organisasi dan manajemen, proses produksi, serta mesin dan peralatan

yang digunakan dalam menunjang proses produksi

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab III ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dan

mendukung penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut adalah teori

ergonomi, bidang kajian ergonomi dan antropometri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab IV ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian, rancangan

penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, metode dan instrumen

(26)

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab V ini berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari

penelitian serta pengolahan data sehingga dapat membantu dalam

pemecahan masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Pada bab VI ini berisi analisis hasil dan pembahasan yang memuat

hasil-hasil pengolahan data. Selain itu juga memberikan perbandingan

kondisi kerja yang ada dengan kondisi kerja yang diusulkan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab VII ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan

masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UD Monica Lubis merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di

bidang produksi cakar ayam. Usaha ini berdiri tahun 2007 oleh Ibu Tiamsah Br.

Simbolon sebagai pemilik usaha sampai dengan sekarang, dengan kata lain usaha

ini sudah berjalan selama 7 tahun. UKM Monica Lubis juga menjual makanan

yang di produksi oleh UKM lainnya seperti rengginang, dodol, dan wajik pulut.

Pekerja di UKM monica Lubis berjumlah 6 orang yaitu 3 orang di bagian

pencetakan cakar ayam, 1 orang di bagian pembungkusan, 1 orang di bagian

pemarutan ubi dan 1 orang di bagian penggorengan.

Lokasi produksi sekaligus tempat penyimpanan produk jadi terletak di

desa Tanah Tinggi kecamatan Perbaungan kabupaten Deli Serdang, Sumatera

Utara.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Bahan baku pembuatan cakar ayam adalah ubi rambat. Bahan tambahan

dan bahan penolong yang digunakan adalah minyak untuk menggoreng, gula

merah dan sedikit penyedap rasa. Ubi yang digunakan adalah ubi rambat yang di

beli dari brastagi sebanyak 2 ton / minggu. UD Monica Lubis memproduksi

rata-rata 500 bungkus cakar ayam dalam 1 hari yang terdiri dari satu bungkus berisi 12

(28)

Sistem pemesanan dilakukan berdasarkan jumlah pesanan yang ditetapkan

oleh pelanggan dan dalam jumlah yang tidak tentu setiap harinya.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana

orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,

terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber day

yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur

tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama

secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta

tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur

organisasi UD Monica Lubis adalah line structure karena pimpinan umumnya

adalah pemilik dari perusahaan itu sendiri. Semua keputusan baik yang bersifat

strategis maupun operasional akan diambil sendiri oleh pemilik. Strategi utama

yang diterapkan pada tipe organisasi usaha semacam ini adalah bagaimana

perusahaan dapat terus dijalankan dan tetap ada permintaan di pasar.

(29)

Pemilik 2.3.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada UD Monica Lubis dibagi

menurut fungsi yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun tugas dan tanggung

jawab setiap bagian dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Pemilik

Pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini adalah pemilik UD Monica Lubis

yang memiliki keseluruhan modal selama proses produksi berlangsung.

Pemilik bertanggung jawab untuk memberikan upah dan memperhatikan

kesejahteraan operator yang bekerja

Adapun tugas pemilik adalah sebagai berikut:

a. Bertugas mengawasi jalannya proses produksi dan kinerja dari operator.

b. Merencanakan, mengarahkan, menganalisa dan mengevaluasi serta

menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.

c. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap tenaga kerja dan

menjalin hubungan baik.

2. Tenaga kerja stasiun pemarutan

Tenaga kerja stasiun pemarutan memiliki tanggung jawab atas semua hal yang

(30)

Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pemarutan adalah sebagai berikut:

a. Menimbang ubi rambat yang akan d parut.

b. Memarut ubi rambat dan membawa ke bagian penggorengan.

3. Tenaga kerja stasiun penggorengan

Tenaga kerja stasiun penggorengan memiliki tanggung jawab atas semua hal

yang berhubungan dengan tingkat kematangan penggorengan cakar ayam

Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun penggorengan adalah sebagai berikut:

a. Menggoreng ubi rambat yang telah di parut dan menambahkan gula

merah ke dalam wadah penggorengan sesuai dengan takarannya.

b. Mengangkat cakar ayamk yang sudah di goreng dan membawa ke bagian

pencetakan.

4. Tenaga kerja stasiun pencetakan

Tenaga kerja stasiun pencetakan memiliki tanggung jawab atas semua hal

yang berhubungan dengan pencetakan cakar ayam

Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pencetakan adalah sebagai berikut:

a. Memasukkan cakar ayam ke dalam cetakan yang telah disediakan dan

dipadatkan dengan cara d tumbuk menggunakan alat tumbuk.

b. Membawa wadah yang berisi cakar ayam ke tempat pengeringan dan

menuangkan cakar ayam tersebut. Proses ini dilakukan agar cakar ayam

tetap renyah dalam bungkusan.

(31)

Tenaga kerja stasiun pembungkusan memiliki tanggung jawab atas semua hal

yang berhubungan dengan pembungkusan kerupuk hingga menjadi produk

siap jual.

Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pembungkusan adalah sebagai

berikut:

a. Mengambil cakar ayam yang telah kering dari sisa minyak penggorengan

ke bagian pembungkusan.

b. Memasukkan cakar ayam ke dalam plastik bungkusan sebanyak 12 buah

dalam 1 bungkusnya, serta memasukkan kertas merek cakar ayam dan

membungkusnya untuk siap diangkut dan dipasarkan. Stasiun

(32)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan

nomos yang berarti hukum alam. Di Amerika Serikat, ergonomi disebut sebagai

“human faktor engineering”. Ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang

ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan

desain perancangan (Nurmianto, 2008).

Ergonomi terkait dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan

kenyamanan manusia di tempat kerja. Dalam ergonomi diperlukan studi tentang

sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya, saling berinteraksi

dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.

Setiap pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan dengan ergonomis akan

mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan meningkatnya

penyakit akibat kerja, performansi kerja menurun yang berakibat kepada efisiensi

dan penurunan daya kerja (Tarwaka dkk., 2004).

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun

(design) maupun rancang ulang (redesign). Hal ini dapat meliputi perangkat keras,

seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (branches), platform kursi,

pegangan alat kerja (work holders), sistem pengendali (controls), alat peraga

(33)

3.2. Keluhan Musculoskeletal1

Studi tentang MSDs pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan

dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah

otot rangka (skeletal) yang meliputi leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian–bagian otot skeletal

yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat

sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang

lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen

dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan

musculoskeletal disorsders (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal.

Apabila pekerjaan berulang tersebut dilakukan dengan cara yang nyaman, sehat

dan sesuai dengan standar yang ergonomis, maka tidak akan menyebabkan

gangguan muskuloskeletal dan semua pekerjaan akan berlangsung dengan efektif

dan efisien. Secara garis besar keluhan otot yang terjadi dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat

menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan hilang apabila

pembebanan dihentikan.

2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.

Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot

masih terus berlanjut.

1

(34)

pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantara keluhan otot skeletal tersebut,

yang paling banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian pinggang (low back

pain = LBP).

Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang

berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi

pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi

apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20%. Peredaran darah ke otot

berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang

diperlukan. Bila suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat

terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang

menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.

Peter vi (2000) menjelaskan bahwa, terdapat banyak faktor yang dapat

menyebabkan terjadi keluhan musculoskeletal sebagai berikut :

1. Peregangan otot yang berlebihan

Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhakan oleh

para pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang

besar seperti aktivitas mengangkat, menarik, mendorong dan menahan beban

yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan otot

yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering

dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan

(35)

2. Aktivitas berulang

Aktivitas berulang merupakan pekerjaan yang dilakukan secara terus

menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkut dan

sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban

kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.

3. Sikap kerja tidak alamiah

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi

bagian bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan

tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan

sebagainya. Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka

semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.

4. Faktor penyebab sekunder

Faktor penyebab sekunder ini adalah berupa tekanan langsung dari

jaringan otot yang lunak atau getaran dengan frekwensi tinggi yang

menyebabkan kontraksi otot bertambah.

Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi

ergonomi untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan

otot skeletal. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan

berbagai faktor subjektif seperti kinerja, motivasi, harapan dan toleransi

(36)

3.3. Sikap Kerja Duduk

Sikap kerja adalah proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh dan

ukuran peralatan yang digunakan pada saat bekerja. Sikap tubuh merupakan

faktor resiko ditempat kerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan

tempat duduk dan meja kerja. Posisi duduk pada otot rangka dan tulang belakang

terutama pada pinggang harus dapat ditahan dengan sandaran kursi agar terhindar

dari rasa nyeri dan cepat lelah. Pada posisi duduk tekanan tulang belakang akan

meningkat dibanding berdiri atau berbaring, bila posisi duduk tidak benar.

Diasumsikan menurut Nurmianto (1998) tekanan posisi tidak duduk 100%, maka

tekanan akan meningkat menjadi 140 % bila sikap duduk tegang dan kaku, dan

tekanan akan meningkat menjadi 190 % apabila saat duduk dilakukan

membungkuk ke depan. Oleh karena itu perlu sikap duduk yang benar dan dapat

relaksasi (tidak statis).

Sikap kerja duduk berhubungan dengan kursi. Kegunaan kursi adalah

untuk menstabilkan postur tubuh berupa:

1. Nyaman selama periode waktu

2. Memuaskan secara fisiologis

3. Tepat digunakan untuk tugas atau kegiatan yang bersangkutan.

Semua kursi tidak nyaman dalam jangka panjang, tapi beberapa kursi menjadi

tidak nyaman lebih cepat daripada yang lain. Pada kursi tertentu, beberapa orang

akan merasa tidak nyaman dibandingkan orang lainnya. Kenyamanan mungkin

dipengaruhi oleh tugas atau aktivitas yang dilakukan pengguna serta lama waktu

(37)

ketidaknyamanan akan tergantung pada interaksi antara karakteristik kursi,

karakteristik pengguna dan karakteristik tugas seperti Tabel 3.1. berikut.

Tabel 3.1. Faktor Kenyamanan Kursi

Karakteristik Kursi Karakteristik Pengguna Karakteristik Tugas

Dimensi kursi Dimensi tubuh Durasi

Sudut kursi Penyakit tubuh Kebutuhan penglihatan

Profil kursi Sirkulasi Kebutuhan pisik

Material Persepsi Kebutuhan Mental

Sumber : Handbook Bodyspace Antropometry, Ergonomics and the Design of Work (Pheasant,

2003)

Kursi yang cocok untuk pengguna dipengaruhi oleh faktor antropometri.

Kesesuaian antara dimensi kursi dan pengguna diperlukan untuk kenyamanan,

tetapi itu saja tidak cukup. Secara umum, kursi yang nyaman dalam jangka

panjang secara fisiologis akan memuaskan. Di satu sisi, hal ini sulit untuk dilihat

bagaimana peristiwa ketidaknyamanan ini terjadi, akan tetapi secara fisiologis

istilah ini dianggap sebagai tanda-tanda peringatan akan terjadinya kerusakan

jaringan. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa kerusakan jaringan tubuh

terjadi karena ketidaksesuaian postur tubuh saat duduk. Ketika duduk di kursi

yang relatif tinggi, maka lutut dan sudut antara paha dan batang tubuh akan

membentuk sudut masing-masing 900. Oleh karena itu, dalam merancang kursi

tujuannya adalah untuk mendukung tulang belakang berada pada posisi netral

tanpa perlu usaha otot. Jika sikap kerja duduk yang dilakukan menggunakan meja,

berikut rekomendasi tinggi meja kerja dengan beberapa kategori kerja sebagai

(38)

1. Untuk tugas yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tinggi meja

kerja yaitu 50-100 mm dibawah tinggi siku

2. Untuk tugas seperti menulis, tinggi meja kerja yaitu 50-100 mm diatas tinggi

siku.

3. Untuk tugas berat seperti melibatkan tekanan pekerja, tinggi meja kerja yaitu

100-250 mm dibawah tinggi siku.

4. Untuk tugas panel control, tinggi meja kerja yaitu berada diantara tinggi siku

(39)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di UD Monica Lubis yang terletak di desa Tanah

tinggi kecamatan pasar bengkel perbaungan kabupaten Deli Serdang Sumatera

Utara. Penelitian dan pelaksanaan tugas sarjana ini direncanakan berlangsung

selama 3 bulan.

4.2. Objek Penelitian

Objek yang dijadikan penelitian adalah operator bagian pencetakan cakar

ayam yang berjumlah 3 orang dengan melihat prosedur kerja operator dan

kemudian melakukan perbaikan dengan memberikan kursi kerja ergonomis untuk

meningkatkan produktivitas. Karakteristik pada objek penelitian ini adalah semua

berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia antara 25-50 tahun.

4.3. Jenis Penelitian2

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan

sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan

2

Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian

(40)

pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai

pembanding.

4.4. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menggambarkan konsep berpikir dalam

melakukan penelitian secara sistematis. Gambar kerangka konseptual dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

FASILITAS KERJA

PRODUKTIVITAS - Work Sampling

TENAGA KERJA (Operator) - Standar Nordic Questionnare (SNQ) - Denyut Nadi (Heart Rate)

- Kecepatan Reaksi

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan gambar 4.1. penggunaan fasilitas kerja sangat berpengaruh

terhadap tingkat produktivitas dan tenaga kerja. Fasilitas kerja yang dimaksud

adalah kursi kerja ergonomis yang digunakan untuk membantu operator dalam

mengerjakan pekerjaannya, sehingga dapat mengurangi tingkat kelelahan dan rasa

sakit pada bagian kaki dan dapat meningkatkan produktivitas. Semakin ergonomis

fasilitas kerja yang digunakan maka bekerja dalam keadaan yang nyaman (denyut

nadi dalam keadaan normal, rasa sakit dan yang dirasakan pada bagian kaki

(41)

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur

variabel- variabel independen dan dependent dalam konsep penelitian. Pada

penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Standard Nordic Questionare (SNQ)

Digunakan untuk mengetahui keluhan rasa sakit yang dialami operator saat

bekerja

2. Heart Rate

Digunakan untuk mengetahui beban kerja tenaga kerja wanita di stasiun

pencetakan cakar ayam dengan menghitung denyut nadi operator.

3. Whole - Body Reaction Terster Model YB-1000

Digunakan untuk mengetahui tingkat kelelahan yang dialami operator sebelum

dan sesudah bekerja dengan mengamati kecepatan reaksi operator dalam

melihat dan menekan tombol warna.

4. Kamera Digital

Digunakan untuk mengambil gambar dan merekam kegiatan operator pada

stasiun kerja pencetakan cakar ayam.

5. Kursi Kerja Ergonomis

Digunakan untuk penelitian terhadap perbandingan antara kondisi nyata dan

(42)

Gambar 4.2. Kursi Kerja

4.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah – langkah pada saat

melaksanakan suatu penelitian. Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

4.6.1. Standard Operating Procedure (SOP)

Mengamati Standar Operating Procedure (SOP) operator sebelum dan

setelah menggunakan kursi kerja. Operator yang diamati berjumlah 3 orang yang

bekerja pada stasiun pencetakan. SOP operator adalah sebagai berikut :

1. Operator bekerja dengan posisi berdiri tanpa menggunakan kursi kerja

(43)

a. Operator 1

1. Operator bekerja dengan posisi berdiri di depan meja kerja

2. Mengambil mangkuk cetakan

3. Memasukkan cakar ayam kedalam mangkuk cetakan

4. Meletakkan mangkuk cetakan disamping kanan dan kiri

5. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan

b. Operator 2 dan 3

Operator 2 dan 3 memiliki SOP yang sama yaitu :

1. Operator bekerja dengan posisi berdiri di samping meja kerja

2. Mengambil mangkuk cetakan yang telah diisi dengan cakar ayam

3. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan

4. Menuangkan cakar ayam ke meja penyaringan minyak

2. Operator bekerja duduk menggunakan kursi kerja ergonomis.

a. Operator 1

1. Operator bekerja dengan posisi duduk di depan meja kerja

2. Mengambil mangkuk cetakan

3. Memasukkan cakar ayam kedalam mangkuk cetakan

4. Meletakkan mangkuk cetakan disamping kanan dan kiri

5. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan

c. Operator 2 dan 3

Operator 2 dan 3 memiliki SOP yang sama yaitu :

1. Operator bekerja dengan posisi berdiri di samping meja kerja

(44)

3. Menumbuk cakar ayam menggunakan gelas tumbukan

(45)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat untuk mengetahui keluhan

yang dialami oleh tenaga kerja selama melaksanakan aktivitas pencetakan cakar

ayam. Pengumpulan data SNQ diberikan kepada ketiga tenaga kerja stasiun

pencetakan sebelum dan setelah menggunakan kursi kerja. Hasil rekapitulasi data

SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator sebelum Menggunakan Kursi

(46)

Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator sebelum Menggunakan Kursi

Sumber: Perhitungan Kuisioner SNQ

Keterangan nomor dimensi tubuh: 0 = Sakit kaku di leher bagian atas 14 = Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 = Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 = Sakit pada tangan kiri

(47)

21 = Sakit pada lutut kanan 22 = Sakit pada betis kiri 23 = Sakit pada betis kanan

24 = Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 = Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 = Sakit pada kaki kiri

27 = Sakit pada kaki kanan

Penilaian berdasarkan kuisioner SNQ untuk pembobotan masing-masing kategori

berikut:

Tidak sakit = bobot 1

Agak sakit = bobot 2

Sakit = bobot 3

Sangat sakit = bobot 4

Penilaian berdasarkan kuisioner SNQ untuk pembobotan yaitu tidak sakit,

agak sakit, sakit dan sangat sakit masing-masing bobotnya adalah 1, 2, 3 dan 4.

Kategori yang dirasakan saat bekerja adalah sebagai berikut:

1. Tidak sakit, artinya bahwa tenaga kerja tidak terasa nyeri sedikitpun pada

bagian tubuh karena kontraksi otot yang terjadi berjalan normal.

2. Agak sakit, artinya bahwa tenaga kerja mulai terasa nyeri, namun rasa nyeri

yang timbul tidak membuat tenaga kerja jenuh atau cepat lelah.

3. Sakit, artinya bahwa tenaga kerja merasakan nyeri yang cukup hebat dan

keadaaan ini membuat tenaga kerja mulai jenuh dan cepat lelah.

4. Sangat sakit, artinya bahwa tenaga kerja merasakan nyeri yang sangat luar

biasa disertai dengan ketegangan (kontraksi otot yang sangat hebat) sehingga

(48)

5.1.2. Denyut Nadi

Denyut nadi operator diukur dengan instrumen heart rate, diukur sebelum

bekerja dan setelah bekerja. Penelitian dilakukan di stasiun pecetakan.

Pengambilan data denyut nadi istirahat (DNI) dilakukan sebelum bekerja pukul

08.00 WIB dan denyut nadi kerja (DNK) setelah bekerja pada pukul 17.00 WIB

selama 3 hari kerja sebelum menggunakan kursi kerja dan 3 hari setelah

menggunakan kursi kerja. Data denyut nadi operator dapat dilihat pada Tabel 5.2

Tabel 5.2. Denyut Nadi Operator 1 Sebelum dan Setelah dan menggunakan Kursi Kerja

Hari Kerja

Sebelum menggunakan Kursi Kerja Setelah menggunakan Kursi Kerja Denyut Nadi

5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuisioner SNQ pada Stasiun Pencetakan

Peneliti memfokuskan pada dua kategori yaitu sakit dan sangat sakit. Hasil

dari kuesioner SNQ menunjukkan bahwa operator 1 mengalami keluhan sakit

pada 4 bagian yaitu : bahu kiri, bahu kanan, tangan kiri dan tangan kanan serta

keluhan sangat sakit pada 10 bagian tubuh yaitu : paha kiri, paha kanan, lutut kiri,

(49)

kaki kiri dan kaki kanan. Operator 2 mengalami keluhan sakit pada 8 bagian tubuh

yaitu : pergelangan tangan kanan, tangan kanan, betis kiri, betis kanan,

pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan. Operator

3 mengalami keluhan sakit pada 7 bagian yaitu : siku kanan, lengan bawah kanan,

pergelangan tangan kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki

kiri dan kaki kanan serta keluhan sangat sakit pada 4 bagian yaitu : lutut kiri, lutut

kanan, betis kiri dan betis kanan. Grafik rekapitulasi SNQ sebelum menggunakan

kursi kerja dan persentase kategori sangat sakit dapat dilihat pada Gambar 5.1.

dan Gambar 5.2.

Sumber: Perhitungan kuisioner SNQ

Gambar 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Sebelum Menggunakan Kursi

Berdasarkan gambar 5.1. menunjukkan bahwa operator 1 yang memiliki

persentase kategori sangat sakit paling banyak pada 10 bagian tubuh yaitu : paha

kiri, paha kanan, lutut kiri, lutut kanan, betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki

kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan, hal ini disebabkan operator

bekerja pada posisi berdiri dalam jangka waktu 7 jam per jam kerja dan dalam

(50)

keadaan kaki statis, operator tidak melakukan pergerakan kaki hanya tangan yang

bekerja, sedangkan operator 2 dan 3 juga bekerja dengan posisi berdiri dan

melakukan pergerakan kaki. Operator 2 dan 3 banyak melakukan pergerakan

sehingga keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator 2 dan 3 tidak sama dengan

keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator 1. Oleh karena itu penelitian

selanjutnya akan difokuskan hanya pada operator 1.

Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Kategori Data SNQ Tenaga Sumber: Perhitungan kuisioner SNQ

Gambar 5.2. Grafik Rekapitulasi Data SNQ Kategori Sangat Sakit

Selanjutnya operator 1 akan diberikan kursi kerja ergonomis untuk

mendukung melakukan aktivitas pencetakan cakar ayam serta diberikan SNQ

(51)

untuk melihat perbedaan antara keluhan rasa sakit sebelum menggunakan dan

setelah menggunakan kursi kerja.

Tabel 5.4. Rekapitulasi Data SNQ Operator 1 Setelah Menggunakan Kursi

No.

Operator 1 Operator 1

0

Sumber: Perhitungan Kuisioner SNQ

Dari tabel diatas didapatkan perbedaan hasil SNQ operator 1 setelah

(52)

selama melakukan aktivitas pencetakan cakar ayam. Dibawah ini ditunjukkan

perbedaan tingkat keluhan rasa sakit dan sangat sakit yang dirasakan operator

pada saat sebelum menggunakan kursi dan setelah menggunakan kursi.

Gambar 5.3. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah Menggunakan Kursi

Dari gambar 5.3. dapat dilihat bahwa keluhan rasa sakit yang di rasakan

oleh operator 1 sangat jauh berkurang setelah menggunakan kursi kerja, Hal ini

menunjukkan bahwa operator merasa nyaman menggunakan kursi kerja dimana

keluhan sangat sakit tidak dirasakan lagi oleh operator pada saat bekerja. Setelah

menggunakan kursi kerja keluhan sangat sakit yang dirasakan oleh operator

sebelumnya tidak dirasakan lagi. Keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator

sangat memperngaruhi kondisi kerja operator dimana operator akan sangat cepat

merasakan lelah dan tingkat konsentrasi operator dalam bekerja juga akan

menurun yang dapat mengakibatkan produktivitas kerja operator tidak produktif.

0

Tanpa Kursi Kerja Menggunakan Kursi

Kerja

Hasil SNQ sebelum dan setelah

menggunakan kursi

(53)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2. Analisis Tingkat Keluhan

Penilaian pada Standard Nordic Quistionnaire (SNQ) menunjukkan

bahwa sebelum menggunakan kursi kerja ketiga operator wanita di stasiun

pencetakan mengalami keluhan rasa sakit dominan dengan kategori sakit dan

sangat sakit.

1. Kategori sakit

Kategori sakit yang dialami oleh operator merupakan keluhan rasa sakit

seperti pegal, denyut pada sendi yang mengakibatkan aktivitas pencetakan

cakar ayam terganggu. Operator pada stasiun pencetakan mengalami keluhan

rasa sakit pada bagian kaki. Hal ini disebabkan operator bekerja dengan posisi

berdiri tanpa menggunakan kursi kerja.

2. Kategori sangat sakit

Kategori sangat sakit yang dialami oleh operator merupakan keluhan rasa

sangat sakit pada bagian kaki seperti denyut pada lutut, betis, pergelangan

kaki tapak kaki, yang berlebihan dan pegal sehingga operator lebih banyak

melakukan istirahat dengan duduk tanpa melakukan aktivitas pencetakan. Hal

ini disebabkan operator bekerja dengan posisi berdiri dalam jangka waktu

yang lama tanpa menggunakan kursi kerja dan operator bekerja dalam posisi

(54)

Penilaian dengan Standard Nordic Quistionnaire (SNQ) juga dilakukan

setelah operator bekerja dengan menggunakan kursi kerja ergonomis dan

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami

oleh operator selama bekerja. Kondisi kerja sebelum menggunakan kursi kerja

ergonomis membuat operator mengeluhkan rasa sakit dan sangat sakit yang sangat

dominan pada bagian paha, lutut, betis, pergelangan kaki hingga ke tapak kaki

yang disebabkan operator berdiri dalam jangka waktu yang lama dan pada saat

operator telah bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis keluhan rasa sakit

yang dialami operator menjadi berkurang dan membantu operator meningkatkan

(55)

Keterangan:

Tidak Sakit Sakit

Agak Sakit Sangat Sakit

Gambar 6.1. Keluhan Rasa Sakit Operator 1 sebelum Menggunakan Kursi Kerja

Berdasarkan kuesioner SNQ sebelum menggunakan kursi kerja didapatkan

bahwa terdapat 10 bagian tubuh operator yang mengalami keluhan rasa sangat

(56)

Keterangan:

Tidak Sakit Sakit

Agak Sakit Sangat Sakit

Gambar 6.2. Keluhan Rasa Sakit setelah Menggunakan Kursi Kerja

Berdasarkan kuesioner SNQ setelah menggunakan kursi kerja didapatkan

bahwa keluhan rasa sangat sakit tidak dirasakan lagi oleh operator setelah bekerja

menggunakan kursi kerja, ini menunjukkan operator nyaman bekerja dalam posisi

(57)

Gambar 6.3. Operator Bekerja sebelum Menggunakan Kursi Kerja

(58)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisa

pembahasan adalah:

1. Berdasarkan kuisioner SNQ yang diberikan kepada operator stasiun

pencetakan cakar ayam diperoleh bahwa keluhan rasa sakit yang dirasakan

oleh operator pada bagian paha, betis dan kaki menjadi berkurang ketika

operator bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis dibandingkan pada saat

operator bekerja dalam keadaan berdiri.

2. Beban kerja berdasarkan nilai konsumsi energi untuk operator saat bekerja

dalam posisi berdiri berada dalam kategori berat dan perlu dilakukan tindakan

perbaikan segera, sedangkan beban kerja pada saat setelah menggunakan kursi

kerja ergonomis berada dalam kategori beban sedang dan operator tidak

mengalami kelelahan.

3. Kecepatan reaksi (respon visual) yang dihasilkan menggunakan Whole-Body

Reaction Tester memperlihatkan bahwa selama 10x percobaan pada saat

operator bekerja sebelum dan setelah menggunakan kursi kerja terdapat

fluktuasi pada waktu reaksi yang diperoleh. Waktu reaksi operator sebelum

menggunakan kursi kerja rata–rata adalah 1,49 detik. Setelah menggunakan

(59)

4. Hasil dari analisis beban kerja dan analisis kecepatan reaksi menunjukkan

bahwa operator mengalami penurunan kelelahan pada saat menggunakan kursi

kerja sehingga operator bekerja secara normal dan menjadi lebih cepat,

allowance yang digunakan menjadi berkurang yang mengakibatkan semakin

cepat cakar ayam dicetak maka kualitas dari cakar ayam menjadi lebih baik

dan waktu kerja semakin cepat untuk menyelesaikan pencetakan cakar ayam.

5. Tingkat produktivitas yang dihasilkan operator mengalami peningkatan

setelah operator bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis, operator merasa

lebih nyaman bekerja dalam posisi duduk dan menggunakan kursi kerja

sehingga kegiatan idle menjadi berkurang. Dengan kata lain operator bekerja

sangat produktiv dan tidak mengalami kelelahan.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Penggunaan fasilitas kerja sangat mendukung sistem kerja terbaik, maka

sebaiknya UKM menyediakan fasilitas kerja atau kursi kerja untuk setiap

operator agar operator nyaman dalam bekerja.

2. Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh penggunaan fasilitas kerja

terhadap produktivitas, maka disarankan bagi para peneliti lainnya untuk

meneliti lebih mendalam ditinjau dari aspek lainnya, seperti: aspek ekonomi

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anizar. 2006. Pengaruh Penerapan Program Ergonomi dalam Mengendalikan Kelelahan Pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Wanita dan Pria pada Industri Perakitan Elektronika di Kota Medan. Jurusan Teknik Industri. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Budiastr, N. 2001. Perbaikan Alat Kerja Pemetik Cengkeh dapat Mengurangi Keluhan Sistem Muskuluskeletal dan Meningkatkan Produktivitas Kerja Pemetik Cengkeh di Desa Medewi (Thesis). Program Pascasarjana. Universitas Udayana: Denpasar.

Budi Ariwibowo. 2011. Uji Keseragaman Data

Kholik, HM, dkk. 2002. Penerapan ergonomi dalam Desain Kursi Kerja Guna

Meningkatkan Produktivtas Kerja Karyawan. Jurusan Teknik Industri.

Universitas Muhammadiyah : Malang.

Kuorinka, I., Jonsson, B., Kilbom, A., Vinterberg, H., Biering-Sorensen, F.,

Andersson, G., Jorgensen, K, Standardised Nordic Questionnaores

(Applied Ergonomics, 1987).

Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna

Widya

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Sutalaksana,I, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Institut Teknologi

Bandung.

Stanton, Naville. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods,

(61)

DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

produktivitas. UNIBAS Press. Surakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya :

Gambar

GAMBAR
Tabel 3.1. Faktor Kenyamanan Kursi
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
Gambar 4.2. Kursi Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Pembukaan dan Evaluasi Penawaran Administrasi dan Teknis (File I) Jasa Ahli Hukum Negosiasi Pinjaman Nomor : BA- 1050/PPBJ/2012 tanggal 7 Juni

Pembuatan kompon karet adalah suatu ilmu yang kompleks dan multidisiplin dalam cara memilih dan mencampuran kombinasi dari elastomer yang tepat dan bahan lainnya

- Melaporkan masalah yang dihadapi sesuai garis tanggung jawab - Melaporkan inventarisasi barang dan obat dalam rapat dinas - Melaporkan kasus pasien yang dihadapi dalam rapat

menunjukkan bahwa sebagian besar bidan memiliki perilaku yang baik sebanyak 27 orang (81.8%) dan sisanya sebanyak 6 bidan (18.2%) memiliki perilaku yang cukup dalam

MenetapKan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENETAPAN PERSENTASE PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PAJAK ROKOK ANTARA PEMERINTAH DAERAH DALAM PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014a. BAB

After nearly 5-year plants landscape restoration design study and three-dimensional spatial fabrication, the research group has basically sorted out the directory of the major plants

[r]

[r]