INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN
PENGELOLAAN GRATIFIKASI
オ セ@
Untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan
セN@
yang timbul karen agratifikasisel uruh penyelenggara
a
,
.
negara di lingkungan Kementerian Kesehatan harus menolak penerimaan gratifikasi, apabila terpaksa me nerimanya maka harus melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK atau Unit Pengendalian Gratifikasi Kemente rian Kesehatan yang telah dibentu k melalui SK Inspeklur Jenderal NO.01.T.PS.17.04.215.10.3445 tanggal 30 Juli 2010 tentang Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaKETENTUAN PELAPORAN
GRATIFIKASI
Penerimaan gratifikasi oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara wajib dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifi kasi tersebut diterima.
Puji sefla syuku: kam panjatkan kehachrat Aflah SWT karena atas
perkenan dan rid aNYA ka i dapat ュ・ GL セ ・ャ・ウ 。 ゥォ。ョ@ penyuSlInan
Buku Panduan Memahar i Gra if! aSI bagl selu uh Pega val dl ingkungan Kementenan Kesehatan.
Selama i i pemahaman merlgenai grati1ikasl dl .a I1gal1 J)e98Vtai
masih sangat Kurarlg. Hal erseb ut ditunlu. an dengaJ1 kenyataa bahwa memberi dan menenma suat hool<lh (baea : gratJIL as.) mentadi suat beolu k yang sudah 'urnum dan Wal<lr' sehtngg a dalam
prakleknya mes ゥセ オ ョ@ sudah diatul di da c'n undang·untlang dan
.elentua 1 lainnya. emyata masil1 banyak p€n'l'elenggaJa negara
yarlg belum mema 1aml definisl gra if! :as!.
Buku PandLJan G afikasl 、ャ ィ 。イ。 ー セ 。 ョ@ dapa meOlngkatkan
pemahaman mengenai g(a fikasi sehingga diharapkan jiM budaya pemberian dan penerimaan gra jfikaSl k.eparlaloleh Penye enggara egara dan pegawa Negen dapal dlhef1tikan, maka tindak pldana
pemerasand<ln suap atau prak!e korupsi lai nya dapal dlminima ka 1
atau bahkan dlhl 311gkan.
Akhir kata an I be harap agar bu u '1a Sing a i 1i dapal
bermanraat I>ag i semua pihak セ N ィオ@ uStlya !lagl PegalYal di IIngkungan
Kemenlerian Kesehatan rjalam rangka me 'lUludka 1 Kemen tenan
Kesehatan yang tOOlh balk.
Jakarla
'
l(lSpe ur Jeru:leral.セセ@
. &1'\
... .
ャ セオ 、 ィ G@ p イ。 セGオ、ィ。@
Is 1ak DluarsaE
セip N@
1954 1001 98311 100.
A • .- -
i Ci:.NPengertian gratifikasi terdapat pada Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UndangUndang Nomor 31
N セ@
Tahun 1999 juncto UndangUndang Nomor 20
:\i.,*
Tahun 2001. bahwa:
c=i'
Yang dimaksud dengan "gratifikasi" dalam
ayat
Ini"!'
j O·f'!;I
adalah pemberian dalam at1i luas. yakni mehpvti• 1'1 pemberian uang. barang. rabat (discount). komisi.
ャゥNセ@
,. ;!
pir]arnan tanpa bvnga. tiket peljalanan. fasilitasセ セ ヲ@ penginapan.
perjalanan wisata. pengobatan cuma-. cuma. dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut
Aセ@ baik yang diterima di dalam negeri maupun di
?
\I
luar negeri dan yang dilakukan dengan saranaセ N@ elei<ttonik alau tanpa sarana elei<ttonik.
セ@
Dari penjelasan pasal 128 Ayat (1) dapa! diliha! bahwa
pe .gertian gratifikasi mempunyai makoa yang nelral . artinya tidak terdapat makna tercela atau negalif dari alii kala gralilik(;lsi tersebuL Apabi'a penjelasan ini dihubungkan dengan rurnusan ー。ウ。 セ@ 128
LANGKAH·LANGKAH
ASSESSMENT
"AMATI "
• ATURAN
Bagaimana aturan yang berlaku di instansi Saudara terkait penerimaan gratifikasi?
• MAKSUD
Apa maksud si pemberi memberikan gratiflkasi kepada saudara?
• AGENDA
Adakah agenda kegiatan yang seaang berlangsung pada saat dilakukannya pemberm gratifikasi kepada Saudara?
• TERBUKA
Apakah pemberian tersebut sah dan dilakukan secara terbuka?
• IDENTITAS
PENGENDALIAN INDIVIDU
Berupa self assessment sederhana yang dapat digunakan oleh masmgmasing pegawai negeri dan penyelenggara negara dalam menghadapi penenmaan gratifikasi. Dengan melakukan assessment "AMATI" diharapkan PNS dan Penyelenggara Negara dapat mengambil sikap yang tepat pada saat dlhadapkan pada pemberian gralifikasi, apakan harus segera menolak, atau dapat menerimanya un tuk kemudian dilaporkan kepada KPK.
dapat dipahami bahwa tidak semua gratifikasi itu benentangan dengan hukum , melainkan hanya gratifikasi yang memenuhi kriteria dalam unsur pasal12B saJa sebagaimana disebutkan:
"Setiap gratifikasi kepada pe.gawai negeri atau
penyelenggara negara aianggap pemberian soap.
apabila berhubungan denganjaoaiannya dan yang
berlawanan dengan keWt!iibannya atau tugasnya.
Berapapun nilai gratifikasi yang diterima seorang Pegawai Negeri Kemen terian Kesenalan , bila patut セ N@
N
diduga berkaiian dengan jabaranlkewenangan yang
•
セ@ •"
イ[BGゥゥゥゥセセセiINjiGZ@
. "_
M セ N@" , . Dyw " • • セOゥゥゥ lZZBBエイNZ@'V"
..
s::-/iii
f), セGv@ ' " . : . . セ@ . " "' . u.. "; セ ⦅@ • _ BG ZM HBG i セ -."''(. n l
trl\c...
·"'."ft
...__.,...,....
0 _-,.."A... . _ ....Ci _ !:::-. IL `Z 」NN オセ ...セ;J .•
i
KONFLIK KEPENTINGAN
I
. DALAM GRATIFIKASI
Oefinisi konfl ik kepentingan adalah :
SrtvaSI dimana seorang Pegawai Negerl yang mendapatkan kekvasaan dan kewenangan berdasarl<.an peraturan penmdangvndangan
memihki atau dldvga memihki kepentingan pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang
dimlliklnya sehlngga dapat mempengaruhi kvalrtas dan kineJja yang seharusnya.·
8eberapa bentuk konflik kepentingan yang dapat
"
••
timbul dari pemberian gratifikasi ini antara lainy .';"
adalah:セN@ 1. Penerimaan gratifikasi dapat membawa vested interest dan kewajiban timbal balik atas
II
I sebuah pemberian sehingga independensi jajaran Kementerian Kesehatan dapat
...
terganggu ;ii
セ@
j@
'
セッj
-";1
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
M
4 PanO. lTlemtlwni c.... セ@ • BGQQQQ|NN セM
Ii セ B|NNj@ 9·· ,.
SISTEM
PENGENDALIAN
GRATIFIKASI
Pengertian :
Sekumpulan perangkat dan mekanisme pengendalian praktik grahfikasi yang di,bangun dan dikembangkan oleh instansi secara berkesinambungan guna menjaga integritas pegawainya dari praktik penerimaan dan pemberian gratifikasi yang dianggap suap.
セ Na@ 6.
セN@
a
• 7.セセ@
Diperoleh dan hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis kelurunan salu derajat sepanjang lidak mempunyai konflik kepenlingan dengan penerima gratifikasi ; Diperol'eh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana pada angka 6 dan 7 terkail dengan hacliah perkawrnan. khitanan anak, ulang lahun, kegiatan. keagamaalilladatJtradisi dan bukan dari pihakpihak yang mempunyai konftik kepenlingan dengan penenma gratifikasi;
Diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana, dan bukan danpihakpihak yang mempunyai konflik kepenlingan dengan penerima gratifikasi; Diperoletl dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat. seminar, workshop, konferensi , pelatihan, alau kegiatan lain sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar kit. sertifikat dan plakatJcinderamala: dan
Diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk
hidangan/sajian/jamuaniberupa makanan dan
minl.lman yang berlaku umum.
rOJ
-';1
16 Pandvwl lIlemnmigイ・エゥ セ@.
-"g'"
•
セM セ M•
cゥ セ W@ セ@ @ .. .._.o .
M
セ@ {
Nセ@
2. Penerimaan gratifikasi dapat mempengaruhi objektivitas dan penilaian profeslonal jajaran Kementerian Kesehatan ;
3. Penerimaan gratifikasi dapat digunakan sedemikian rupa untuk mengaburkan terjadinya tindak pidana korupsi ;
·
> . . 11. 1 f), , , , •
_
,,{i .
セ 」N• 'f" セM • ..
, .r.
-
. ....
1 I ' • o fセ@
BATASAN DAN SANKSI
'
iオ
.
セ@
TERKAIT GRATIFIKASI
:..
r»:
A, Undang·Undang Republik Indonesia Nomor20
Tahun2001,
tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi:Pasa1128:
1. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya , dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp . 10.000000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih. pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dil'akukan oleh penerima gratifikasi ;
JENIS GRATIFIKASI
YANG TIDAK PERLU
DILAPORKAN:
Oiperoleh dari hacilah langsungfunciian, diskon/rabat, voucher, ooin! reward , atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak terkait kedinasan :
2. Oiperoleh karen a preslari akademis alau non akademis (kejuaraanlperlombaab/kompetisi) dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan; 3. Oiperoleh dari keuntllngan/bungan dan penempt'ltan
dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secala umum;
h. gratifikasi yang menjadi milik negara
,
rl
Jot••
kepada Menteri Keuangan , dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari ォ・セ。@ terhitung sejak tanggal ditetapkan.
セ@
.
6, Unit Pengendalian Gratifikasi membuatrekapitulasi penerimaan Gratifikasi serta melaporkannyakepadaKomisiPemberantasan Korupsi (KPK) selambatIambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal penerimaan tersebut oleh pegawai Kementerian Kesehatan,
b, yang nilainya kurang dari Rp.10.000.000,00 (sepul uh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
2. Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200 ,000.000,00 (dua ratus j,uta rupiah) dan paling banyak Rp, 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) ,
Pasal12 C:
. .
"'I-v. .•
i:!I'/l.I C /T. .,...-i . . , • _ . . NL N@ エエG Ni セ" T ... ⦅ .. - - _. .. ..'"2. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (liga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi
3. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan. wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara. 4. Ketentuan mengenai tata cara penyampaian
laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam UndangUndang lentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korups i.
B. PP 53 Tahun 2010, mengenai Disiplin PNS pasal4, setiap 'PNS dilarang:
angka 7. memberi atau menyanggupi akan m.emberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung alau tidak langsung dan dengan dalih apa pun untuk diangkat dalam jabatan;
d. Pemanggilan yang dimaksud adalah jika diperlukan untuk menunjang obyektivitas dan keakuratan dalam penetapan status gratifikasi . serta sebagai media klarifikasi dan verifikasi kebenara n laporan gratifikasi penyelenggara negara atau pegawai negeri. e. Status kepe milikan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pada Ayat ini Pimpinan KPK diberi kewenangan untuk mela ukan pe netatapan status kepemilikan gratifikasi tersebut.
f. Keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai mana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa penetapan status kepemilikan gratifi kasi bagi penerima gratifikasi atau menjadi milik negara . g. Komisi Pemberanta san Korupsi wajib
I
1
..
- . - セ ャッBG GGGh Goァ@ N@-.
- .
C-W"',,;..,'. . .:<i "::!;:...QN Q N セB L@
__
-!" ... .. _ __". . :'.:.- ' -"", '".,
f .- .
• • .
LL@ セ セ MI"
.-.n , i ' ) "". rI.
-5. Setelah formulir gratifikasi terisj dengan
f
•
lengkap, KPK akan memproses laporan gratifikasi tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur pada Pasal 17 UndangUndang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan uruturutan sebagai berikut:a. Komisi Pemberantasan Korupsi dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal laporan diterima wajib menetapkan status kepemilikan gratifikasi disertai pertimbangan .
b. Pertimbangan yang dimaksud adalah KPK melakukan anatisa terhadap motif dari gratifikasi tersebut, serta hubungan pemberi dengan penerima gratifikasi. In; dilaktJkan untuk menjaga agar penetapan status gratifikasi dapat seobyektif mungkin.
c. Dalam menetapkan status kepemilikan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada • Ayat (1) Komisi Pemberantasan Korupsi
セ N@
dapat memanggil penerima gratifikasiセ L@
untuk memberikan keterangan berkaitan • dengan penerimaan gratifikasi.セ [@
12 PanO"on ITlemOihamigョiヲ Nイ セ@
g . . • &Rセ M - - ' -4- - .
I
C:..
セ 」 N@ _"\,';"" {.i\.. _ _ BZZ セ N@ ⦅ jZ o M , セ.. G@ TN N ⦅ セ L@angka 8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya:
Adapun sanksi terhadap larangan tersebut tercantum dalam Pasal 13 ayat (7) dan (8) : Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) yaitu : a. penurunan pang kat setingkat lebih rendah
selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah ;
c. pembebasan dari jabatan ;
d. pemberhentian dengan hormat tidak alas permintaan sendiri sebagai PNS; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
p."o.,..., l1'Iem.htmi Grlit',f\k8s0
w.
j セNGᄋiG
セ
-#gセ
Na BGエ Z イ L@
'! ,
'. '
i@ M イZNNャセ@
"イ[ Gェエゥゥゥゥ
セセセLLセセ
G[@
OJ .G セOェゥェ
ョ]セB@
セ ・Lセ
B ゥゥ[B セGGGNセ
ゥ ゥ qgGGセ
,. "f '..- NMセ • . セ L@ M M セMNNN@ aM II C,,) "', . , セ N B a j N@
"_."lie.
セ L B MNiGMMN M-.
_1_
,
i)iセ N@
セ@
HAL-HAL YANG HARUS
?
DILAKUKAN PENERIMA
GRATIFIKASI
1. Langkah terbaik yang bisa Anda lakukan (jika Anda dapat mengidentifikasi motif pemberian adalah gratifikasi ilegal} adalah menolak gratifikasi tersebut secara baik, seh'ngga seda pat mungkin tidak menyinggung perasaan pemberi.
2. Jika keadaan memaksa Anda menerima gratifi kasi tersebut, misalnya pemberian erlanjur dilakukan melalui orang terdekat A da (suami, istri, anak dan lainlain) atau ada perasaan tidak enak karena dapat menyinggung pemberi, maka sebaiknya gratifi kasi yang diterima segera dilaporkan ke KPK melalui Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan yang berkantor di Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Gedung Adhyatma Siok A lantai 3 Ruang 304 Jakarta Selatan
?,
:
3. Untuk penerimaan yang merupakan barang yang cepat kadaluwarsa (misal: makanan dan minuman) . maka dapat dlserahkan kepada Lembaga Sosial dengan menyampa ikan bukti tanda penyerahan kepada Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tangga! penerimaan sebagaima na dimaksud. dengan contoh format sebagaimana diatur dalam pedoman ini.
4. Untuk penerimaan yang merupaka n barang-
セ@
,
)
w.
j セNGᄋiG
セ
-#gセ
Na BGエ Z イ L@
'! ,
'. '
i@ M イZNNャセ@
"イ[ Gェエゥゥゥゥ
セセセLLセセ
G[@
OJ .G セOェゥェ
ョ]セB@
セ ・Lセ
B ゥゥ[B セGGGNセ
ゥ ゥ qgGGセ
,. "f '..- NMセ • . セ L@ M M セMNNN@ aM II C,,) "', . , セ N B a j N@
"_."lie.
セ L B MNiGMMN M-.
_1_
,
i)iセ N@
セ@
HAL-HAL YANG HARUS
?
DILAKUKAN PENERIMA
GRATIFIKASI
1. Langkah terbaik yang bisa Anda lakukan (jika Anda dapat mengidentifikasi motif pemberian adalah gratifikasi ilegal} adalah menolak gratifikasi tersebut secara baik, seh'ngga seda pat mungkin tidak menyinggung perasaan pemberi.
2. Jika keadaan memaksa Anda menerima gratifi kasi tersebut, misalnya pemberian erlanjur dilakukan melalui orang terdekat A da (suami, istri, anak dan lainlain) atau ada perasaan tidak enak karena dapat menyinggung pemberi, maka sebaiknya gratifi kasi yang diterima segera dilaporkan ke KPK melalui Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan yang berkantor di Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Gedung Adhyatma Siok A lantai 3 Ruang 304 Jakarta Selatan
?,
:
3. Untuk penerimaan yang merupakan barang yang cepat kadaluwarsa (misal: makanan dan minuman) . maka dapat dlserahkan kepada Lembaga Sosial dengan menyampa ikan bukti tanda penyerahan kepada Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tangga! penerimaan sebagaima na dimaksud. dengan contoh format sebagaimana diatur dalam pedoman ini.
4. Untuk penerimaan yang merupaka n barang-
セ@
,
)
I
1
..
- . - セ ャッBG GGGh Goァ@ N@-.
- .
C-W"',,;..,'. . .:<i "::!;:...QN Q N セB L@
__
-!" ... .. _ __". . :'.:.- ' -"", '".,
f .- .
• • .
LL@ セ セ MI"
.-.n , i ' ) "". rI.
-5. Setelah formulir gratifikasi terisj dengan
f
•
lengkap, KPK akan memproses laporan gratifikasi tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur pada Pasal 17 UndangUndang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan uruturutan sebagai berikut:a. Komisi Pemberantasan Korupsi dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal laporan diterima wajib menetapkan status kepemilikan gratifikasi disertai pertimbangan .
b. Pertimbangan yang dimaksud adalah KPK melakukan anatisa terhadap motif dari gratifikasi tersebut, serta hubungan pemberi dengan penerima gratifikasi. In; dilaktJkan untuk menjaga agar penetapan status gratifikasi dapat seobyektif mungkin.
c. Dalam menetapkan status kepemilikan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada • Ayat (1) Komisi Pemberantasan Korupsi
セ N@
dapat memanggil penerima gratifikasiセ L@
untuk memberikan keterangan berkaitan • dengan penerimaan gratifikasi.セ [@
12 PanO"on ITlemOihamigョiヲ Nイ セ@
g . . • &Rセ M - - ' -4- - .
I
C:..
セ 」 N@ _"\,';"" {.i\.. _ _ BZZ セ N@ ⦅ jZ o M , セ.. G@ TN N ⦅ セ L@angka 8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya:
Adapun sanksi terhadap larangan tersebut tercantum dalam Pasal 13 ayat (7) dan (8) : Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) yaitu : a. penurunan pang kat setingkat lebih rendah
selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah ;
c. pembebasan dari jabatan ;
d. pemberhentian dengan hormat tidak alas permintaan sendiri sebagai PNS; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
p."o.,..., l1'Iem.htmi Grlit',f\k8s0
. .
"'I-v. .•
i:!I'/l.I C /T. .,...-i . . , • _ . . NL N@ エエG Ni セ" T ... ⦅ .. - - _. .. ..'"2. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (liga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi
3. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan. wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara. 4. Ketentuan mengenai tata cara penyampaian
laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam UndangUndang lentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korups i.
B. PP 53 Tahun 2010, mengenai Disiplin PNS pasal4, setiap 'PNS dilarang:
angka 7. memberi atau menyanggupi akan m.emberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung alau tidak langsung dan dengan dalih apa pun untuk diangkat dalam jabatan;
d. Pemanggilan yang dimaksud adalah jika diperlukan untuk menunjang obyektivitas dan keakuratan dalam penetapan status gratifikasi . serta sebagai media klarifikasi dan verifikasi kebenara n laporan gratifikasi penyelenggara negara atau pegawai negeri. e. Status kepe milikan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pada Ayat ini Pimpinan KPK diberi kewenangan untuk mela ukan pe netatapan status kepemilikan gratifikasi tersebut.
f. Keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai mana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa penetapan status kepemilikan gratifi kasi bagi penerima gratifikasi atau menjadi milik negara . g. Komisi Pemberanta san Korupsi wajib
h. gratifikasi yang menjadi milik negara
,
rl
Jot••
kepada Menteri Keuangan , dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari ォ・セ。@ terhitung sejak tanggal ditetapkan.
セ@
.
6, Unit Pengendalian Gratifikasi membuatrekapitulasi penerimaan Gratifikasi serta melaporkannyakepadaKomisiPemberantasan Korupsi (KPK) selambatIambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal penerimaan tersebut oleh pegawai Kementerian Kesehatan,
b, yang nilainya kurang dari Rp.10.000.000,00 (sepul uh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
2. Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200 ,000.000,00 (dua ratus j,uta rupiah) dan paling banyak Rp, 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) ,
Pasal12 C:
·
> . . 11. 1 f), , , , •
_
,,{i .
セ 」N• 'f" セM • ..
, .r.
-
. ....
1 I ' • o fセ@
BATASAN DAN SANKSI
'
iオ
.
セ@
TERKAIT GRATIFIKASI
:..
r»:
A, Undang·Undang Republik Indonesia Nomor20
Tahun2001,
tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi:Pasa1128:
1. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya , dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp . 10.000000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih. pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dil'akukan oleh penerima gratifikasi ;
JENIS GRATIFIKASI
YANG TIDAK PERLU
DILAPORKAN:
Oiperoleh dari hacilah langsungfunciian, diskon/rabat, voucher, ooin! reward , atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak terkait kedinasan :
2. Oiperoleh karen a preslari akademis alau non akademis (kejuaraanlperlombaab/kompetisi) dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan; 3. Oiperoleh dari keuntllngan/bungan dan penempt'ltan
dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secala umum;
セ Na@ 6.
セN@
a
• 7.セセ@
Diperoleh dan hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis kelurunan salu derajat sepanjang lidak mempunyai konflik kepenlingan dengan penerima gratifikasi ; Diperol'eh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana pada angka 6 dan 7 terkail dengan hacliah perkawrnan. khitanan anak, ulang lahun, kegiatan. keagamaalilladatJtradisi dan bukan dari pihakpihak yang mempunyai konftik kepenlingan dengan penenma gratifikasi;
Diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana, dan bukan danpihakpihak yang mempunyai konflik kepenlingan dengan penerima gratifikasi; Diperoletl dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat. seminar, workshop, konferensi , pelatihan, alau kegiatan lain sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar kit. sertifikat dan plakatJcinderamala: dan
Diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk
hidangan/sajian/jamuaniberupa makanan dan
minl.lman yang berlaku umum.
rOJ
---';1
16 Pandvwl lIlemnmigイ・エゥ セ@.
-"g'"
•
セM セ M•
cゥ セ W@ セ@ @ .. .._.o .
M
セ@ {
Nセ@
2. Penerimaan gratifikasi dapat mempengaruhi objektivitas dan penilaian profeslonal jajaran Kementerian Kesehatan ;
3. Penerimaan gratifikasi dapat digunakan sedemikian rupa untuk mengaburkan terjadinya tindak pidana korupsi ;
"
イ[BGゥゥゥゥセセセiINjiGZ@
. "_
M セ N@" , . Dyw " • • セOゥゥゥ lZZBBエイNZ@'V"
..
s::-/iii
f), セGv@ ' " . : . . セ@ . " "' . u.. "; セ ⦅@ • _ BG ZM HBG i セ -."''(. n l
trl\c...
·"'."ft
...__.,...,....
0 _-,.."A... . _ ....Ci _ !:::-. IL `Z 」NN オセ ...セ;J .•
i
KONFLIK KEPENTINGAN
I
. DALAM GRATIFIKASI
Oefinisi konfl ik kepentingan adalah :
-SrtvaSI dimana seorang Pegawai Negerl yang mendapatkan kekvasaan dan kewenangan berdasarl<.an peraturan penmdang-vndangan
memihki atau dldvga memihki kepentingan pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang
dimlliklnya sehlngga dapat mempengaruhi kvalrtas dan kineJja yang seharusnya.·
8eberapa bentuk konflik kepentingan yang dapat
"
••
timbul dari pemberian gratifikasi ini antara lainy .';"
adalah:セN@ 1. Penerimaan gratifikasi dapat membawa vested interest dan kewajiban timbal balik atas
II
I sebuah pemberian sehingga independensi jajaran Kementerian Kesehatan dapat
...
terganggu ;ii
セ@
j@
'
セッj
-";1
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
M
4 PanO. lTlemtlwni c.... セ@
• BGQQQQ|NN セM
Ii セ B|NNj@ 9·· ,.
SISTEM
PENGENDALIAN
GRATIFIKASI
Pengertian :
Sekumpulan perangkat dan mekanisme pengendalian praktik grahfikasi yang di,bangun dan dikembangkan oleh instansi secara berkesinambungan guna menjaga integritas pegawainya dari praktik penerimaan dan pemberian gratifikasi yang dianggap suap.
PENGENDALIAN INDIVIDU
Berupa self assessment sederhana yang dapat digunakan oleh masmgmasing pegawai negeri dan penyelenggara negara dalam menghadapi penenmaan gratifikasi. Dengan melakukan assessment "AMATI" diharapkan PNS dan Penyelenggara Negara dapat mengambil sikap yang tepat pada saat dlhadapkan pada pemberian gralifikasi, apakan harus segera menolak, atau dapat menerimanya un tuk kemudian dilaporkan kepada KPK.
dapat dipahami bahwa tidak semua gratifikasi itu benentangan dengan hukum , melainkan hanya gratifikasi yang memenuhi kriteria dalam unsur pasal12B saJa sebagaimana disebutkan:
"Setiap gratifikasi kepada pe.gawai negeri atau
penyelenggara negara aianggap pemberian soap.
apabila berhubungan denganjaoaiannya dan yang berlawanan dengan keWt!iibannya atau tugasnya.-
Berapapun nilai gratifikasi yang diterima seorang Pegawai Negeri Kemen terian Kesenalan , bila patut セ N@
N
diduga berkaiian dengan jabaranlkewenangan yang
•
セ@ •Pengertian gratifikasi terdapat pada Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UndangUndang Nomor 31
N セ@
Tahun 1999 juncto UndangUndang Nomor 20
:\i.,*
Tahun 2001. bahwa:
c=i'
-Yang dimaksud dengan "gratifikasi" dalam
ayat
Ini"!'
j O·f'!;I
adalah pemberian dalam at1i luas. yakni mehpvti• 1'1 pemberian uang. barang. rabat (discount). komisi.
ャゥNセ@
,. ;!
pir]arnan tanpa bvnga. tiket peljalanan. fasilitasセ セ ヲ@ penginapan. perjalanan wisata. pengobatan
cuma-. cuma. dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut
Aセ@ baik yang diterima di dalam negeri maupun di
?
\I
luar negeri dan yang dilakukan dengan saranaセ N@ elei<ttonik alau tanpa sarana elei<ttonik.
セ@
Dari penjelasan pasal 128 Ayat (1) dapa! diliha! bahwa pe .gertian gratifikasi mempunyai makoa yang nelral . artinya tidak terdapat makna tercela atau negalif dari alii kala gralilik(;lsi tersebuL Apabi'a penjelasan ini dihubungkan dengan rurnusan ー。ウ。 セ@ 128LANGKAH·LANGKAH
ASSESSMENT
"AMATI "
• ATURAN
Bagaimana aturan yang berlaku di instansi Saudara terkait penerimaan gratifikasi?
• MAKSUD
Apa maksud si pemberi memberikan gratiflkasi kepada saudara?
• AGENDA
Adakah agenda kegiatan yang seaang berlangsung pada saat dilakukannya pemberm gratifikasi kepada Saudara?
• TERBUKA
Apakah pemberian tersebut sah dan dilakukan secara terbuka?
• IDENTITAS
PENGELOLAAN GRATIFIKASI
オ セ@
Untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan
セN@
yang timbul karen agratifikasisel uruh penyelenggara
a
,
.
negara di lingkungan Kementerian Kesehatan harus menolak penerimaan gratifikasi, apabila terpaksa me nerimanya maka harus melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK atau Unit Pengendalian Gratifikasi Kemente rian Kesehatan yang telah dibentu k melalui SK Inspeklur Jenderal NO.01.T.PS.17.04.215.10.3445 tanggal 30 Juli 2010 tentang Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaKETENTUAN PELAPORAN
GRATIFIKASI
Penerimaan gratifikasi oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara wajib dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifi kasi tersebut diterima.
Puji sefla syuku: kam panjatkan kehachrat Aflah SWT karena atas
perkenan dan rid aNYA ka i dapat ュ・ GL セ ・ャ・ウ 。 ゥォ。ョ@ penyuSlInan
Buku Panduan Memahar i Gra if! aSI bagl selu uh Pega val dl ingkungan Kementenan Kesehatan.
Selama i i pemahaman merlgenai grati1ikasl dl .a I1gal1 J)e98Vtai
masih sangat Kurarlg. Hal erseb ut ditunlu. an dengaJ1 kenyataa bahwa memberi dan menenma suat hool<lh (baea : gratJIL as.) mentadi suat beolu k yang sudah 'urnum dan Wal<lr' sehtngg a dalam
prakleknya mes ゥセ オ ョ@ sudah diatul di da c'n undang·untlang dan
.elentua 1 lainnya. emyata masil1 banyak p€n'l'elenggaJa negara
yarlg belum mema 1aml definisl gra if! :as!.
Buku PandLJan G afikasl 、ャ ィ 。イ。 ー セ 。 ョ@ dapa meOlngkatkan
pemahaman mengenai g(a fikasi sehingga diharapkan jiM budaya pemberian dan penerimaan gra jfikaSl k.eparlaloleh Penye enggara egara dan pegawa Negen dapal dlhef1tikan, maka tindak pldana
pemerasand<ln suap atau prak!e korupsi lai nya dapal dlminima ka 1
atau bahkan dlhl 311gkan.
Akhir kata an I be harap agar bu u '1a Sing a i 1i dapal
bermanraat I>ag i semua pihak セ N ィオ@ uStlya !lagl PegalYal di IIngkungan
Kemenlerian Kesehatan rjalam rangka me 'lUludka 1 Kemen tenan
Kesehatan yang tOOlh balk.
Jakarla
'
l(lSpe ur Jeru:leral.セセ@
. &-1'\
... .
ャ セオ 、 ィ G@ p イ。 セGオ、ィ。@
Is 1ak DluarsaE
セip N@
1954 1001 98311 100.
A • .- -
i Ci:.NKONSEKUENSIHUKUM
BILA TIDAK MELAPORKAN
GRATIFIKASI
KONSEKUENSIHUKUM
BILA TIDAK MELAPORKAN
GRATIFIKASI
INSPEKTORATJENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN