Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
658.154
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
P Jenderal
Pedoman pengelolaan hibah langsung luar negeri dalam bentuk uang yang dilaksanakan di daerah ("Fund
Channeling").---Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-680-6
1. Judul II. FUNDS IV. BUDGETS
658.154 Ind
p
PEOOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI
DALAM BENTUK UANG YANG OILAKSANAKAN 01 OAERAH
("Fund Channeling" )
セ
KEMENTERIAN KESEHATAN RIセ JI. HR. Rasuna Said Blok X·5 Kav. 4-9
MENTERIKESEHATAN REPUB LI K INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayahnya-Nya , maka buku Pedoman Pengelolaan Hibah
Langsung Luar Negeri Dalam Bentuk Uang Yang Dilaksanakan Di Daerah ("FUND CHANNELING ") dapat diselesaikan dengan baik .
Pendapatan Hibah Langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh Kementerian/Lembaga, dan/ atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara . Pendapatan hibah yang diterima oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/ atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah tidak perlu dibayar kembali baik berasal dari dalam negeri atau luar negeri atas Pendapatan Hibah tersebut, Pemerintah mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi KlL atau diteruskan kepada Pemerintah Daerah , Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah .
Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah memberikan acuan kepada para pengelola hibah langsung dalam bentuk uang yang dilaksanakan di daerah secara transparan dan akuntabel.
Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku pedoman ini , Namun tidak lepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa buku Pedoman masih jauh dari sempurna , oleh karena itu , kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya buku pedoman ini.
i
C\
C
...
....
QI
C C 111
セ@
U "'0
C :J
10
MENTERIKESEHATAN REP UBLIK INDO NESIA
セ@
Semoga buk u pedoman Pengelolaan Hibah Langsung Luar Negeri Dalam Bentuk Uang Yang Dilaksanakan Di Daerah ("FUND CHANNELING ") ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pengelolaan hibah langsung dalam bentuk uang di daerah .
Oktober 2014
ng Suseno Sutarjo , M.Kes 95810171984031004
CI
."
... c: (IIDAFTAR 151
c:c:
III
..c: v
"0
KATA PENGANTAR ... ... ... .. .... ... .... .... .... .. ... .. ... ... .... . c:
::s \I..
DAFTAR lSI ... .... ... .. .. ... ... ... ... ... ... ... .. iii
DAFTAR FORMULIR ... .... ... .... ... .... ... .... .. . v
KEPUTUSAN MENTER I KESEHATAN REPULIK INDONESIA NOMOR HK .02.2/Menkes/300/2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI DALAM BENTUK UANG YANG DILAKSANAKAN DI DAERAH ("FUND CHANNELING") BAB I PENDAHULUAN ... ... ... .. .. ... ... ... . A . LATAR BELAKANG .... ... . B. TUJUAN ... ... .. ... .. .... ... ,.. ... .... 2
C. RUANG LlNGKUP .... ... ... ... ... .. ... 2
D. KETENTUANUMUM .. ... .. ... ... ... .... ... .. 3
BAB II PENGORGANISASIAN ... .... .. .. .. .. .... .. .. .... 11
A. STRUKTURORGANISASI... .... ... ... 11
B. PEJABAT PERBENDAHARAAN .... .. .. ... ... ... 12
BAB III MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG YANG DILAKSANAKAN DI DAERAH .... ... ... ... ... .... ... .. 21
A. REGISTRASI HIBAH ... .... ... 21
B. PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING 21 C. PENYESUAIAN PAGU DIPAIREVISI DIPA YANG BERSUMBER DARI HIBAH .. ... 25
D. MEKANISME PENCAIRAN DANA DARI BP KE BPP ... .. ... ... 25
.." c: ::J a.
,..., E. PENGATURAN JASA GIRO ... ... .. ... ... 28
:r
III
F. PENATAUSAHAAN PEMBUKUAN BPP .... ... 28
::J ::J ro
... G. PEMERIKSAAN BPP DAN REKONSILIASI
....
::J PEMBUKUAN BENDAHARA DENGAN
10
UAKPA ... ... ... .... ... ... ... ... ... ... 30
H. PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG ... .. ... .. . 32
I. PROSEDURI TATA CARA PENESAHAN
HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK
UANG ... .. 33
BAB IV AKUNTANSI , PELAPORAN DAN REKONSILIASI 37
LAMPIRAN
TIM PENYUSU N
BAB V MONITORING DAN EVALUASI ... ... .... ... ... . 43
BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ... ... . 47
BAB VII PENUTUP ... ... ... ... ... .... .. .... ... ... .... 51
1. LAMPIRAN 1
2. LAMPIRAN 2
3. LAMPIRAN 3
4. LAMPIRAN 4
5. LAIVIPIRAN 5
6. LAMPIRAN 6
7. LAMPIRAN 7
8. LAMPI RAN 8
9. LAMPIRAN 9
10. LAMPIRAN 10
11 . LAMPIRAN 11
12. LAMPIRAN 12
13. LAMPIRAN 13
Cl C
....
....
OJ C C 111DAFTAR LAMPIRAN
Permohonan Permintaan Nomor Register. 55 U
セ@
"tJ C ::J Ringkasan Hibah (Grant Summary) ... ... 57 LL..
Surat Izin Pembukaan Rekening ... .. . 60
Surat Pernyataan Penggunaan Rekening.. 62
Surat Laporan Terhadap Rekening Yang
Telah Diibuka .... ... ... ... ... ... . 64
Permohonan Persetujuan Rekening yang telah Dibuka ... .. . ... ... .... ... .. 66
Format Buku Kas Umum. Buku Kas
Pembantu BPP ... .. ... ... ... ... ... ... .. .. .. .. 68
Format Berita Acara Pemeriksaan Kas ... 71
Format Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Serah Terima BPP ... ... ... 72
Format LPJ BPP... ... . ... .... ... ... .... 73
Format Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) ... ... .. ... ... ... ... 75
Format Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah
Langsung (SP4HL) ... 78
Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung Tanpa Melalui KPPN
(SPTMHL) ... .... ... 80
14 . LAMPIRAN 14 : Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ... ... ... .... ... ... ... .. ... ... ... . 82
....
15. LAMPIRAN15 Lampiran 1 Berita Acara Rekonsiliasi::J
.0 Penerimaan Hibah Langsung Kas, Barangl
Jasa/Surat Berharga ... .... ... 84
16. LAMPIRAN16 Lampiran 2 Berita Acara Rekonsiliasi
Monitoring Hibah Langsung Langsung Kas 85
17. LAMPIRAN 17 Contoh Perjanjian Kerjasama Antara
Dirjen P2PL selaku Authorized Principal Recipient Malaria dengan
Kepala Dinas Kesehatan ... ... 86
V
en
c:
...
.-.
(II
c: c:
IIJ oS:
MENTERIKE SEHATAN
REPUBLIK INDONESIA "0
c:
;:l
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LL.
NOMOR HK.02 .02/Menkes/300/2014
TENTANG
PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI DALAM BENTUK UANG YANG DILAKSANAKAN 01 DAERAH
(" FUND CHANNELING")
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 470/MENKES/SKI
XI/2013 Tentang Tata Cara Pengelolaan
Hibah Langsung Dalam Bentuk Uangl
Barang/Surat Berharga Melalui Mekanisme Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
b. bahwa untuk pelaksanaan kegiatan
didaerah yang dananya bersumber dari hibah langsung luar negeri dalam bentuk uang , Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4701 MENKES/SKlXII2013 belum mengakomodir aturan penyaluran dana hibah langsung yang kegiatannya dilaksanakan di daerah sehingga;
c. dalam upaya meningkatkan efektivitas dan
efisiensi Pengelolaan Hibah Langsung
MENTERIKE S EHATAN REPUBLIK INDONESIA
....
::J
to Diilaksanakan Didaerah, perlu diatur kembali
ketentuan mengenai pedoman dimaksud;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a , b dan c perlu ditetapkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Tentang Pengelolaan Hibah
Langsung Luar Negeri Dalam Bentuk Uang Yang Dilaksanakan Di Daerah ;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2 . Undang-Undang Nomor Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165) ; 4 . Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007
CI
c:
...
...
OJ
c: c:
.r.
'"
u
"C
c:
::J ...
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 83;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202);
7. Peraturan Pemerintah Nomor45 Tahun 2013
ten tang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
8 . Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran dan
Pendapatan Negara;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1033/
MENKES/SK/XI/2006 tentang Pedoman
Umum Perencanaan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Bidang Kesehatan; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 470/
MENKES/SKlXI/2013 tentang Tata Cara Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang/Barang/Jasa/Surat Berharga Melalui
Mekanisme Anggaran Pendapatan dan
.."
C :l a. ,...,
::r- NセセZLセセM\LNN
..
01
:l
:l MENTERIKESEHATAN
ID
REPUBLIK INDONESI A
...
...
:l
\C 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11441
MENKES/PERNIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) ;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
191/PMK05/2011 tentang Mekanisme
Pengelolaan Hibah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 763);
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2301 PMK .05/2011 tentang Sistem Akutansi Hibah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor861);
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1801
PMK .08/20 12 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
224/PMK.08/2011 Tentang Tata Cara
Pemantauang dan Evaluasi Atas Pinjaman
dan Hibah Kepada Pemerintah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1122);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1901 PMK.05/20 12 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191);
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162 1
PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan
c
Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
C\
C
...
....
QI
C C
<1J .c
v
セ@
セ@
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor IL.
1350);
MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG
LUAR NEGERI DALAM BENTUK UANG
YANG DILAKSANAKAN 01 DAERAH(" FUND CHANNELING")
Setiap pelaksanaan permohonan penerimaan
hibah langsung yang diberikan kepada
Kementerian Kesehatan harus diajukan oleh Pimpinan Unit Eselon I terkait melalui Sekretaris Jenderal
Pengelolaan hibah langsung luar negeri dalam bentuk uang yang dilaksanakan di daerah tercantum dalam lam pi ran merupakan bag ian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
Pengelolaan hibah langsung luar negeri dalam bentuk uang yang dilaksanakan di daerah sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan sebagai acuan bagi Pejabat Pengelola Hibah di lingkungan Kementerian Kesehatan.
..." C ::> a. 1'"1 :l""
0.
::>
::> MENTERIKESEHATAN
to
,.... REPUBLIK INDONESIA
...
::>
\0 KELIMA Keputusan Menteri ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 10 September 2014
Cl
c:
...
...
QI
c: c:
IQ
.s::.
u
'0
c:
:I u...
BABI
•
•
•
<
•
,
•
••
•
CI c:
....
....
BABI
GIc:
PENDAHULUAN
c: 111.c u
'0 ::J
A.
LATAR BELAKANG
c:l.L.
Kesehatan adalah hak setiap manusia, sehingga pembangunan kesehatan menjadi komitmen global yang harus dijalankan semua Negara . Oalam Pelaksanaan pembangunan kesehatan perlu diperhatikan perubahan-perubahan mendasar yang terjadi baik di lingkup nasional maupun global. Perubahan-perubahan yang terjadi menuntut kebijakan dalam pelaksanaan hubungan Luar Negeri.
Pad a era globalisasi , penyebaran penyakit disuatu negara dapat dengan cepat diinformasikan ke negara lain . Oengan demikian keterkaitan dan saling ketergantungan antar negara semakin terasa . Sejalan dengan hal tersebut mendorong para pelaku hubungan internasional seperti organisasi Internasional , organisasi Non Pemerintah , Perusahaan Multinasional, kelompok kelompok minoritas, bahkan individu untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah kesehatan .
Indonesia pad a beberapa tahun lalu termasuk Negara yang masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara maju , sehingga donor banyak membantu Pemerintah Indonesia untuk pembangunan di berbagai bidang termasuk bidang kesehatan baik berupa pinjaman maupun hibah dari berbagai donor.
Pada tahun-tahun sebelumnya bantuan dalam kategori pinjaman masih cukup besar namun karena kemampuan fiscal Pemerintah Indonesia semakin meningkat termasuk untuk pembiyaan kesehatan , dan juga untuk mengurangi beban Pemerintah dalam menanggulangi beban fee atas pinjaman maka kebijakan Pemerintah saat ini mengurangi bantuan dalam bentuk pinjaman tetapi masih melanjutkan bantuan yang berbentuk hibah .
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2301
PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi HIBAH bahwa
pendapatan hibah yang diterima oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang , jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh
"'T1
c:
:J
0. dari pemberi hibah tidak perlu dibayar kembali baik berasal dari
r> :::r
01 dalam negeri atau luar negeri atas Pendapatan Hibah tersebut,
:J
:J Pemerinta h mendapat manfaat secara langsung yang digunakan
10
... untuk mendukung tugas dan fungsi K/L atau diteruskan kepada
...
:J Pemerinta h Daerah , Badan Usaha Milik Negara , dan Badan
\C
Usaha Milik Daerah. Sesuai dengan ketentuan peraturan pengelolaan hibah dari Kementerian Keuangan sebagaimana di lingkungan Kementerian Kesehatan dipertegas dalam Keputusan Menteri Kesehatan nom or 4 70/Menkes/S K/X 1/20 13 Tentang Tata Pengelolaan Hibah Langsung dalam bentuk uang/barang/ jasa /sura t berharga melalui anggaran dan belanja negara di lingkunga n Kementerian Kesehatan. Hibah langsung yang diterima dari berbagai donor hingga saat ini masih berlanjut, hibah dari berbagai donor pada umumnya berupa hibah langsung dan dalam bentuk uang yang kegiatannya banyak bersifat non fisik yang dilaksanakan di tingkat pusat , namun ada pula kegiatan yang dilaksanakan di daerah . Dana hibah tersebut harus dikelola dalam me kanisme APBN.
Pada saat kegiatan dilaksanakan di daerah, maka dana yang ada di pusat harus di salurkan ke daerah , agar penyalurannya tidak menyalahi aturan yang berlaku maka perlu ditetapkan pedoman yang me ngatur tata cara penyalurannya , sehingga seluruh kegiatan proyek hibah dari luar negeri yang akan dilaksanakan di daerah berjalan lancer sesuai aturan yang berlaku, untuk mendukung program-program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidan Kesehatan dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan .
B. TUJUAN
Memberikan acuan kepada para pengelola hibah langsung dalam bentuk ua ng yang dilaksanakan di daerah secara transparan dan akuntabel.
C. RUANG LlNGKUP
Meliputi pengorganisasian penatalaksanaan , mekanisme
pengelolaan , rekonsiliasi dan pelaporan, monitoring dan evaluasi ,
01
c:
....
...
serta pengawasan dan pengendalian hibah langsung dalam <II
c:
bentuk uang yang pelaksanaan kegiatannya dilakukan di daerah c:
10
ke dalam mekanisme APBN. ..c:
u
'0
c:
:I
u..
D. KETENTUAN UMUM
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah Menteri Keuangan .
3. Bendahara Pengeluaran yang selanjutnya disingkat
BP adalah orang yang ditunjuk untuk menerima ,
menyimpan, membayarkan , menatausahakan , dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada KantorlSatker Kementerian Negara/lembaga .
4 . Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya
dlisingkat BPP adalah orang yang ditunjuk untuk membanlu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan terlentu
5. Catatan atas laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CalK adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai .
6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disingkat DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
7. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang yang selanjutnya disingkat DJPU adalah unit eselon I pada Kementerian Keuangan yang bertindak sebagai Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara Pengelola Hibah .
." c:
セ@
D.
,...,
8. Hibah Langsung adalah Hibah yang dilaksanakan tidak::J"
III melalui mekanisme perencanaan
セ@
セ@
ID 9. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang
...
....
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umumセ@
10 Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
membayar seluruh pengeluaran negara .
10. Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disingkat K/L adalah Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian Negara/Lembaga negara.
11. Kuasa Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebut Kuasa BUN adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan pada tingkat Pusat, dan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara pada tingkat Daerah .
12. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa BUN Daerah yang bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan .
13. KantorlSatuan Kerja yang selanjutnya disebut KantorlSatker, adalah unit organisasi lini Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan
kegia tan Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki
kew enangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran . 14. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
KPA adalah Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian l'Jegara/Lembaga yang bersangkutan.
15. Kuasa Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebut Kuasa BUN adalah Pejabat yang memperoleh kewenangan untuk dan atas nama BUN melaksanakan fungsi pengelolaan Rekening Kas Umum Negara.
16. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
0\ c:
...
....
Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN untuk <II
c:
melaksanakan sebagian fungsi BUN. c:
I1J
u
17. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara yang selanjulnya セ@
"0
disingkat LPJ adalah laporan yang dibuat oleh bendahara c:
セ@
atas uang yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban lL.
pengelolaan uang .
18. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat LPJ-BPP adalah laporan yang dibuat oleh BPP atas uang yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban pengelolaan uang.
19. Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut , pemerintah mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi KlL, atau diteruskan kepada Pemerintah Daerah , Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah .
20. Pendapatan Hibah Langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh KlL, dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
21. Perbendaharaan Negara yang pengesahannya dilakukan oleh Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.
22 . Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri yang memberikan hibah kepada Pemerintah Pusat.
23. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
24. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah Pejabat yang diberi kewenangan oleh PAlKPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
""T1 c:: :J
c.
,...,
25. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang:::T selanjutnya disingkat PPSPM adalah .Pejabat yang diberi
a. :J :J
kewenangan oleh PAlKPA untuk melakukan pengujian
ID
atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah
:J pembayaran.
\0
26. Rekening Hibah adalah rekening pemerintah lainnya yang dibuka oleh K/L dalam rangka pengelolaan hibah langsung dalam bentuk uang.
27. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung yang
selanjutnya disingkat SP2HL adalah surat yangditerbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan hibah langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung.
28. Surat Pengesahan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SPHL adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUI\! untuk mengesahkan Pendapatan Hibah Langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung.
29. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung yang selanjutnya disingkat SP4HL adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna.
30. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disin gkat SPT JM adalah surat pernyataan yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang
menyatakan bertanggungjawab penuh atas pengelolaan
seluruh Pendapatan Hibah Langsung/pengembalian
Pendapatan Hibah Langsung dan belanja yang bersumber dari hibah langsung/belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah/belanja modal untuk pencatatan aset tetap/aset lainnya dari hibah/pengeluaran pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah. pembiayaan untuk pencatatan surat berharga dari hibah .
31 . Surat Kuasa Penggunaan Anggaran yang selanjutnya disingkat SKPA adalah dokumen pemberian kuasa dari
Kuasa Pengguna Anggaran tertentu kepada Kuasa
CI
c:
...
Qj
Pengguna Anggaran lainnya untuk menggunakan sebagian -<
c
kredit anggaran dalam rangka melaksana kan sebagianl c
11)
seluruh paket pekerjaan yang telah ditentukan . ..c:
u
"0
32 . Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat c:
::J
u...
SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara .
33. Surat Perintah Bayar yang selanjutnya disingkat SPBy adalah bukti perintah PPK atas nama KPA kepada Bcndahara Pengeluaran/BPP untuk mengeluarkan uang persediaan yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran/BPP sebagai pembayaran kepada pihak yang dituju .
34 . Unit Akuntasi Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut UAKPA adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satker.
01 c:
....
...
Qj
c: c:
'"
or: v"C
C :l I.i...
BAB II
CI
C
....
...
BAB II OJ
C
PENGORGANISASIAN III C
.c
U
"0
C
A . STRUKTUR ORGANISASI ::l
lL..
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program/kegiatan
[image:29.427.89.369.304.484.2]nasional di bidang kesehatan yang dilaksanakan di daerah, peran serta dan keterlibatan personil Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) menjadi hal yang cukup penting . Peran serta personil di SKPD dapat berupa Pejabat Pembuat komitmen (PPK) dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) yang diusulkan oleh pejabat pemerintah daerah yang berwenang dan ditetapkan oleh KPA. Adapun Pejabat perbendaharaan yang akan melaksanakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.
STRUKTUR ORGANI SASI PEJABAT PERBENOAHARAAN TERKAIT PENYALURAN DANA 01 OAERA H
KPA
DAEARAH PPK/KA DINKES
BPP
B. PEJABAT PERBENDAHARAAN
1. Pengguna Anggran
....
Pengguna Anggaran (PA) adalah Pejabat pemegang\0
::l kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga .
Pengguna Anggaran dijabat oleh Menteri Kesehatan memiliki kewenangan menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di lingkungan Kementerian Kesehatan .
2. Kuasa Pengguna Anggaran
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari Menteri Kesehatan untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Kesehatan . Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran diusulkan oleh Pejabat eselon I di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Dalam pelaksanaan anggaran pada Satker, KPA mempunyai tugas dan wewenang:
1. menyusun DIPA;
2. menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara;
3. menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian
tagihan dan menerbitkan SPM atas beban anggaran belanja Negara;
4. Menetapkan Bendahara Pengeluaran dan BPP bila
diperlukan;
5. menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan dan pengelola anggaranl
keuangan;
6 . menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan
rencana penarikan dana ;
7. memberikan supervlsl dan konsultasi dalam
pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana ;
8 . mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi
yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran ; dan
...
9. menyusun laporan keuangan dan kinerja atas QI
pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan C
C
r1)
perundang-undangan. s:
U '0
C
Dalam kekosongan Jabatan, Kepala Satuan Kerja atau :3
u...
Pejabat yang ditunjuk sebagai KPA , PA segera menunjuk seorang Pejabat sebagai Pelaksana KPA, penunjukan KPA berakhir apabila tidak teralokasi anggaran untuk program yang sama pada tahun anggaran berikutnya. KPA yang penunjukannya berakhir bertanggung jawab untuk penyelesaian seluruh administrasi dan pelaporan keuangan.
Dalam Hal PPK dan PPSPM dipindahkan/pensiunl
diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara, KPA menetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan surat keputusan dan berlaku sejak serah terima jabatan. Dalam hal penunjukan KPA berakhir, dalam hal ini maka PPK dan PPSPM secara otomatis berakhir. PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir harus menyelesaikan seluruh administrasi keuangan yang menjadi tanggungjawabnya pada saat menjadi PPK atau PPSPM.
Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindah tugaskanl
pensiun/diberhentikan dari jabatannyal berhalangan
sementara Kepala Satuan Kerja menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran dan Bendahara
tersebut harus menyelesaikan seluruh administrasi
keuangan yang menjadi tanggung jawabnya pada saat menjadi Bendahara Pengeluaran.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
a. PPK melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara.
b. Dalam melaksanakan kewenangan KPA, PPK
mempedomani pelaksanaan tanggung jawab KPA kepada PA.
c. PPK untuk kegiatan di tingkat pusat yang dananya bersumber dari hibah langsung adalah Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan .
...
::J
<0 d. Dalam hal diperlukan , PPK untuk kegiatan di daerah
yang dananya bersumber dari hibah langsung adalah Pejabat Pembuat Komitmen yang ditetapkan oleh KPA berdasarkan usulan pejabat pemerintah daerah yang berwenang.
e. Dalam melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara yang dananya berasal dari hibah langsung , PPK sebagaimana butir 3 dan 4 memiliki tugas dan wewenang:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan
Rencana Penarikan Dana
2) melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan
kepada KPA;
3) menyerahkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada KPA
4) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
dokumen pelaksanaan kegiatan; dan
5) melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berka itan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran yang dananya dari hibah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan .
f. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan
Rencana Penarikan Dana dilakukan dengan :
1) menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan
termasuk rencana penarikan dan penyaluran dananya;
2) mengusulkan revisi POKIOIPA kepada KPA . g. Laporan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan .
h. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang PPK menguji :
1) kelengkapan dokumen tagihan;
CI
c:
...
...
2) kebenaran perhitungan tagihan ; QJ
c: c:
3) kebenaran data pihak yang berhak menerima ro
セ
pembayaran atas beban dana yang bersumber v
dari hibah langsung ; "0
C :l lL.
4. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
PPSPM melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian atas tagihan dan menerbitkan SPM. Tugas dan wewenang PPSPM yang terkait dalam pengelolaan dana yang bersumber dari hibah langsung adalah :
a. Mengesahkan Pembukuan Pendapatan hibah langsung
dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung (SP2HL)
b. Mengesahkan pembukuan pengembalian saldo
pendapatan hibah langsung kepada pemberi hibah (SP4HL)
5. Pengangkatan Bendahara Pengeluaran (BP)/Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP)
a. Menteri Kesehatan atau Pejabat yang diberi kuasa
berwenang mengangkat Bendahara Pengeluaran
untuk melaksanakan tugas-tugas Kebendaharaan. b. Guna kelancaran tugas Menteri Kesehatan atau Pejabat
yang diberi kuasa dapat mengangkat satu atau lebih BPP
c. Pengangkatan BP/BPP harus dituangkan dalam Surat Keputusan , setelah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Menteri Keuangan selaku Kuasa BUN
d . Jabatan Bendahara tidak boleh dirangkap oleh KPA , PPK atau PPSPM
e. Dalam keterbatasan jumlah sumber daya manusia , jabatan BP/BPP dapat saling merangkap dengan izin Kementerian Keuangan.
....,
c:
::J
Q.
f. Pengangkatan BPP dapat dilakukan apabila:
...
11/
::r
1) Terdapat kegiatan yang lokasinya berjauhan
::J
::J dengan tempat kedudukan BP; dan/atau
/I)
...
...
2) Beban kerja BP sangat berat berdasarkan::J
IC penilaian Kepala Satker.
g. Setiap orang yang akan diangkat menjadi Bendahara
Pengeluaran/BPP harus bersertifikat. Sertifikat
Bendahara diperoleh melalui proses sertifikasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan . Dalam hal proses sertifikasi belum terlaksana , persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai Bendahara adalah sebagai berikut:
1) Pegawai Negeri;
2) Pendidikan minimal SLTA alau sederajat; dan 3) Golongan minimal Il.b
h. Tugas dan tanggung jawab BP dan BPP
Dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja yang bersumber dari hibah langsung KPA menetapkan BPI BPP untuk tugas kebendaharaan. Adapun tugas dan tanggungjawabnya BP/BPP adalah sebagai berikut : 1) menerima dan menyimpan dana hibah lang sung
yang berada dalam pengelolaannya;
2) melakukan pengujian dan pembayaran atas
tagihan yang dananya bersumber dari hibah langsung;
3) melakukan pembayaran yang dananya bersumber
dananya dari hibah langsung atas PPK;
4) menolak perintah pembayaran apabila tidak
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
5) menatausahakan transaksi dana yang bersumber dari Hibah Langsung;
6) menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
(LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN.
7) BPP harus menyampaikan laporan
Cl
C
....
...
pertanggungjawaban kepada Bendahara QI
C
Pengeluaran C
III
.s::.
8) mengelola rekening tempat penyimpanan dana v
yang bersumber dari Hibah Langsung;. '0
c:
::J
u....
9) Menyimpan dan menatausahakan sisa dana hibah
langsung
BP/BPP bertanggung jawab secara pribadi
atas uang yang berada dalam pengelolaannya dan wajib menyampaikan laporan pengelolaan dan pertanggung jawaban atas uang dalam
pengelolaannya. BPP wajib menyampaikan
laporan pengelolaan dan pertanggung jawaban
atas uang dalam pengelolaannya kepada
Bendahara Pengeluaran.
i. Petugas pengantar SP2HL , SP4HL, SPMHL
1) Petugas pengantar SP2HL , SP4HL adalah
petugas pengantar SPMHL
2) penunjukan petugas pengantar SPMHL dengan
menambahkan tugas untuk mengantar SP2HL, SP4HL .
"
C :J a.
....,
::T
III :J :J ID
...
...
:J \0
v en
c::
....
...
QI
c:: c::
ro .r:
""0
c::
:::I
u...
BAB III
MEKANISME PENGELOLAAN
HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI
•
!
,
o,
,
Cl\ c:
....
...BAB III OJ
c: c:
rg MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI .I:.
u
DALAM BENTUK UANG YANG DILAKSANAKAN OLEH DAERAH
"0
("FUND CHAN ELLING) c:
:J
セ@
Perjanjian hibah dapat ditandatangani oleh Menteri Kesehatan atau pejabat di diberi kuasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah
Perjanjian hibah paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Jumlah, yaitu nominal hibah yang disepakati
2. Peruntukan, yaitu maksud pemberian hibah
3. Persyaratan, yaitu kondisi-kondisi untuk penarikan hibah
4 . Rencana penarikan per tahun, yaitu perkiraan pencairan
hibah setiap tahun sepanjang masa berlaku perjanjian hibah. Dalam hal rencana penarikan hibah per tahun belum tercantum dalam perjanjian hibah, rencana penarikan hibah tetap harus dicantumkan dalam pengajuan registerasi hibah ke Ditjen Pengelolaan Utang. Rencana penarikan hibah (disbursement plan) harus terus dilakukan updating sepanjang tahun yang telah disesuaikan dengan realisasi penarikan dan rencana penarikan hibah.
A. REGISTRASI HIBAH
Registrasi merupakan proses pendaftaran hibah yang diajukan oleh Kementerian/Lembaga kepada Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang up. Direktorat Evaluasi Akuntansi dan Setelmen (format permohonan nomor register dapat dilihat pad a lampiran 1)
Nomor register tersebut merupakan nomor unique yang diberikan dalam rangka membedakan satu hibah dengan hibah yang lainnya. Proses registerasi hibah merupakan entry point untuk memasukan hibah dalam mekanisme APBN, tanpa adanya nom or registerasi akan berpengaruh terhadap proses pelaksanaan dan pertanggungjawaban hibah selanjutnya.
Beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk memperoleh nomor register adalah sebagai berikut :
a. PA/KPAIExecuting Agency mengajukan surat permohonan
nomor register atas hibah yang diterima kepada Oirektorat
Eval uasi Akuntansi dan Setelmen OJPU dengan
melampirkan :
1) Asli Perjanjian hibah (PH)IMemorandum of
Understanding (MoU) atau salinan perjanjian hibah ( PH)IMemorandum of Understanding (MoU) yang dilegalisir.
2) Grant Summary atau ringkasan hibah yang
ditandatangani oleh Menteri Kesehatan atau pejabat yang diberi kuasa (formulir dapat dlihat di lampiran 2)
b. Atas permohonan tersebut Oit. EAS OJPU menerbitkan
nomor register yang ditujukan kepada pemohon.
c. Nomor register yang telah diperoleh dari Oit. EAS OJPU merupakan dasar pengajuan ijin pembukaan rekening dan pengajuan permohonan revisi OIPA. KPA tidak diperkenankan mengajukan revisi OIPA tanpa nomor register.
Oalam pengajuan nomor register ke Oit. EAS OJPU yang harus diketahui adalah :
a. Pemberian nomor register tidak berdasarkan Negara pemberi
hibah tetapi berdasarkan jumlah perjanjian hibah yang dibuat, misalnya : hibah dari Netherland Leprosy Relief (NLR) yang diberil<an kepada Kementerian sebanyak 5 perjanjian hibah yang berbeda, maka pengajuan no registerasi kepada Oit. EAS OJPU sebanyak 5 hibah dan akan diberikan 5 nomor register.
b. Pemberian nomor register tidak didasarkan atas bentuk hibah , misalnya dalam satu perjanjian hibah, pemberi hibah akan memberikan hibah berupa uang , barang dan jasa, maka pemberian nomor register hibah tidak didasarkan pad a bentu k hibah tersebut.
01
C
.,...
... c. Pemberian nomor register hibah tidak diberikan atas dasar IIIC
lamanya waktu penarikan hibah , misalnya : dalam satu C
10
.J::.
perjanjian hibah ditentukan akan diterima dalam waktu 5 U
tahun (multi years), maka Kementerian tidak perlu untuk "0 C
セ
mengajukan hibah setiap tahunnya, cukup satu kali saja u... untuk satu perjanjian hibah.
B. PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING
Dalam rangka tertib administrasi, menjaga akuntabilitas
pengelolaan uang negara , dana yang bersumber dari hibah lang sung wajib diterima dan ditampung pada satu rekening, dengan prinsip satu register hibah, satu rekening hibah yang di tata usahakan oleh BP/BPP.
1. PEMBUKAAN REKENING
a. Kepala Satker penerima Hibah mengajukan usulan
permohonan pembukaan rekening kepada Eselon I; b. Eselon I meneruskan usulan Kepala Satker penerima
hibah dengan mengajukan permohonan persetujuan
pembukaan Rekening Hibah kepada Sekretaris
Jenderal cq. Kepala Biro Keuangan Dan Barang Milik Negara;
c. Kepala Biro Keuangan dan BMN akan menyampaikan
usulan dimaksud kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan cq. Direktur Pengelolaan Kas negara sesuai format pada lampiran 3;
d. Permohonan persetujuan pembukaan rekening dari
Kepala Satuan kerja penerima hibah tersebut dilampiri surat pernyataan penggunaan rekening dengan format pada lampiran 4;
e. Atas dasar persetujuan pembukaan rekening dari
Kementerian Keuangan, Kepala Satuan kerja KPA
membuka Rekening Hibah untuk mendanai kegiatan yang disepakati dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan .
." C :s a.
,...,
f. Pengelolaan Rekening Hibah dilaksanakan oleh:J"
II< Bendahara Pengeluaran Satker atau oleh Bendahara :s
:s Pengeluaran Pembantu (BPP) .
It>
....
:s g. Rekening Hibah yang telah dibuka sebelum
\0 mendapatkan persetujuan pembukaan rekening, wajib
dilaporkan dan dimintakan persetujuan kepada Menteri Keuangan dengan format laporan terhadap rekening yang telah dibuka sesuai formulir pada lampiran 5 dan Permohonan persetujuan Rekening yang telah dibuka sesuai formulir pada lampiran 6 .
h. Satuan kerja penerima hibah dapat langsung
menggunakan uang yang berasal dari hibah langsung tanpa menunggu terbitnya persetujuan pembukaan Rekening Hibah .
i. Guna standarisasi penamaan rekening hibah, maka
setiap rekening yang di buka oleh BPP pemegang dana hibah langsung didaerah diberi nama sesuai hibah yang diterimanya sebagai contoh : Rek Hibah WHO Kementerian Kesehatan di Dinkes Kab. Sikka .
2. PENUTUPAN REKENING
a. Rekening Hibah yang sudah tidak digunakan sesuai dengan tujuan pembukaannya wajib ditutup oleh Kepala Satker Penerima Hibah dan Saldonya disetor ke Rekening Kas Negara , kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan. b. Tata cara penyetoran dan pencatatan penyetoran saldo
Rekening Hibah ke Rekening Kas Negara diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
c. Jasa giro/bunga yang diperoleh dari Rekening Hibah disetor ke Kas Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan .
d. Menyampaikan bukti penyetoran dan/atau penutupan
rekening kepada Direktorat Perbendaharaan cq.
Direktorat Pengelolaan Kas Negara .
C. PENYESUAIAN PAGU DIPA/REVISI DIPA YANG BERSUMBER DARI HIBAH
1) Setelah diperoleh nomor register hibah dari Dit. EAS DJPU, PAlKPA pad a Satuan kerja penerima hibah langsung dalam bentuk uang di Kementerian Kesehatan melakukan penyesuaian pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk uang dalam DIPA Satuan Kerja,
2) Kepala Satuan Kerja mengajukan permohonan Penyesuaian
pagu belanja yang bersumber dari hibah adalah sebesar yang direncanakan akan dibelanjakan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, atau paling tinggi sebesar penerimaan hibah atau saldo penerimaan hibah melalui revisi Kepada Sekretaris Jenderal cq, Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran;
3) Selanjutnya Biro Perencanaan dan Anggaran meneruskan
usulan terse but kepada Direktur Jenderal Perbendaharaanl Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPB untuk disahkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan;
4) Dalam hal yang sangat mendesak, Satker Penerima Hibah dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari hibah langsung tanpa menunggu terbitnya revisi DIPA.
5) Pada akhir tahun anggaran berjalan, jika terdapat sisa penerimaan hibah yang belum dibelanjakan , Satuan kerja dapat menggunakan sisa penerimaan hibah terse but untuk membiayai kegiatan pada tahun anggaran berikutnya yang dituangkan dalam revisi DIPA tahun anggaran berikutnya,
D. MEKANISME PENCAIRAN DANA DARI BP KE BPP
1) Dalam Pelaksanaan kegiatan/program yang akan
dilaksanakan didaerah, Kepala Satuan Kerja atau KPA penerima hibah langsung di pusat menandatangani Surat Kesepakatan Kerja dengan Kepala Dinas Kesehatan setempat dimana kegiatan/program tersebut dilaksanakan, Sesuai dengan form terlampir
III
..."
c:
::J a.
,..., 2) Kepala Satuan Kerja daerahl PPK daerah menyusun POK
:3" untuk disampaikan kepada KPA dengan melampirkan Surat
::J
::J Pern yataan Bertanggung jawab penuh atas pengelolaan
In
... dana hibah yang diterima .
...
::J<C 3) PPK dan BPP daerah melalui Kepala Satuan Kerja Daerah men gajukan izin pembukaan rekening pada bank untuk menampung dana atas nama BPP hibah Satuan Kerja daerah bersangkutan kepada KPA pusaVEselon I, Kepala Biro Keuangan dan BMN untuk diteruskan kepada Dirjen Perbendaharaan c.q . Direktur Pengelolaan Kas Negara selaku Kuasa BUN . Dalam pelaksanaan pembayaran atas beban dana hibah langsung pada rekening bank dapat dilakukan dengan spesimen PPK dan BPP.
4) Penyaluran dana hibah langsung dari BP kepada BPP
dilakukan berdasarkan Surat Perintah Bayar (SPBy) yang ditandatangani oleh PPK Pusat atas nama KPA berdasarkan surat permintaan dan rincian kebutuhan dana masing-masing BPP yang di tanda tangani oleh Kepala Satuan Kerja/Kepala Dinkes dan telah disetujui oleh KPA yang harus dilampiri :
a. rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;
b. rencana kebutuhan dana ; dan
c. batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang .
5) BP mengirimkan dana melalui transfer ke rekening bank BPP daerah, atas penyaluran dana hibah, selanjutnya BP memberitahukan kepada BPP bahwa dana telah dikirim . BPP membuat bukti penerimaan atas penyaluran dana hibah tersebut sebanyak 2 (dua ) lembar dengan ketentuan: a. lembar ke-1 disampaikan kepada BP sebagai bukti
bahwa dana tersebut telah diterima oleh BPP; b. lembar ke-2 disimpan oleh BPP.
6) Dalam rangka penarikan uang dari rekening BPP, cek untuk pengambilan uang di Bank harus ditanda tangani oleh PPK dan BPP.
7) Pada akhirtahun anggaran/kegiatan, BPP harus menyetorkan
seluruh sisa dana hibah termasuk jasa giro kepada BP [Rek
III C\
c:
....
...
bank BPP pada akhir tahun harus nihil (nul)] . Bukti setor dan QI c:
copy rek bank disampaikan ke BP. c:
s=
8) Atas penerimaan setoran sisa dana hibah dimaksud U
"C
Bendahara Pengeluaran menerbitkan kuitansi/tanda terima c:
::J
u...
setoran dari BPP sebanyak 2 lembar, dengan ketentuan : a. lembar ke-1 disampaikan kepada BPP;
b. lembar ke-2 disimpan oleh Bendahara Pengeluaran.
9) Pada akhir tahun anggaran/kegiatan maka Bendahara
Pengeluaran wajib menyetorkan seluruh sisa uang yang berada dalam pengelolaannya ke Kas Negara kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan .
10) Pad a akhir tahun anggaran, BPP menutup Buku Kas Umum dan Buku-Buku Pembantu dengan ditandatangani oleh BPP dan PPK.
11) Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dilakukan dengan aplikasi yang dibuat dan dibangun
oleh Kementerian Keuangan cq. Direktoral Jenderal
Perbendaharaan.
12) Dalam hal Bendahara tidak dapat melakukan pembukuan
menggunakan aplikasi Bendahara dapat melakukan
pembukuan secara manual baik dengan tulis tangan maupun dengan komputer.
13) Dalam hal pembukuan dilakukan menggunakan aplikasi atau dengan kornputer, Bendahara harus:
a. mencetak Buku Kas Umum dan Buku-Buku Pembantu
paling sedikit satu kali dalam satu bulan yaitu pad a hari kerja terakhir bulan berkenaan (sesuai formulir dapat pad a di lampiran 7); dan
b. menandatangani hasil cetakan dan diketahui oleh PPK atas nama KPA.
14) Model-model Buku Bendahara Pengeluaran/BPP paling sedikit mencantumkan mengenai tanggal, uraian, debet, kredit, dan saldo.
E. PENGATURAN JASA GIRO
Terhadap Uang Negara yang berada di Bank Umum/badan lain, Bendahara berhak memperoleh bunga/jasa giro tingkat bunga yang berlaku umum untuk keuntungan Kas Negara.
F. PENATAUSAHAAN PEMBUKUAN BPP
1. Penata usahaan Kas di BPP daerah.
a.
BPP
di daerah setelah menerima dana hibah langsung dalam bentuk uang dapat menyimpan uang yang diterimanya dalam brankas sesuai dengan ketentuan . b. BPP harus menyimpan sisa uang hibah pada rekeningbank.
c. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang ada pada Kas BPP paling banyak sebesar Rp .50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), apabila menyimpan lebih dari Rp 50.000.000, (lima puluh juta rupiah) BPP membuat Berita Acara yang ditandatangani oleh BPP dan PPK daerah yang ditunjuk.
d. BPP dapat melaksanakan pembayaran sesuai SPBy
yang ditandatangani oleh PPK atas nama KPA. e. SPBy dilampiri dengan bukti pengeluaran berupa:
a) Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK
disertai faktur pembelian.
b) Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen
pendukung lainnya yang diperlukan dan telah disahkan oleh PPK.
f. Berdasarkan SPBy yang telah ditandatangani oleh PPK atas nama KPA, BPP wajib melakukan pengujian atas :
a) kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh PPK;
b) kebenaran atas hak tagih , meliputi:
1. pihak yang ditunjuk untuk menerima
pembayaran ;
2. nilai tagihan yang harus dibayar;
c>
c:
...
...QJ
3. jadwal waktu pembayaran ; dan
c:
4 . ketersediaan dana yang bersangkutan .
..,
c:.c
v
g . BPP melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy "'0
c:
apabila yang telah ditandatangani oleh PPK atas nama ::J
KPA ; LL.
h. Dalam hal pengujian perintah bayar tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan , BPP harus dapat menolak SPBy yang diajukan kepadanya .
2 . Pembukuan BPP
a. BPP menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh
penerimaan dana hibah langsung yang diterima dari Bendahara Pengeluaran di Pusat.
b. BPP segera mencatat setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran dalam Buku Kas Umum sebelum dibukukan dalam Buku-Buku Pembantu yang terdiri dari Buku Kas Tunai , Buku-Buku Bank dan Buku Pembantu lainnya .
c. Dalam hal BPP menyalurkan dana kepada pelaksana kegiatan/program , BPP menyelenggarakan Buku Pembantu Uang Muka/voucher.
d. Pada akhir tahun anggaran , BPP akan menutup
Buku Kas Umum dan Buku-Buku Pembantu dengan ditandatangani oleh BPP dan PPK atas nama KPA. e. Bendahara yang mengelola lebih dari satu DIPA, harus
memisahkan pembukuannya sesuai DIPA masing- masing .
f. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan
pengeluaran dilakukan dengan aplikasi yang dibuat
dan dibangun oleh Kementerian Keuangan cq.
Direktoral Jenderal Perbendaharaan .
g. Dalam hal Bendahara tidak dapat melakukan
pembukuan menggunakan aplikasi Bendahara dapat melakukan pembukuan secara manual baik dengan tulis tangan maupun dengan komputer.
.." C
j
a.
,..,
h. Dalam hal pembukuan dilakukan menggunakan aplikasiセ@
III atau dengan kornputer, Bendahara harus :
j j
fD a) mencetak Buku Kas Umum dan Buku-Buku
>-'
....
Pembantu paling sedikit satu kali dalam satu bulanto
j
yaitu pada hari kerja terakhir bulan berkenaan; dan
b) menandatangani basil cetakan sebagaimana
dimaksud dan diketahui oleh PPK atas nama
KPA ,
i. BPP harus menatausahakan hasil cetakan beserta
dokumen sumber terkait.
j. Dalam rangka memudahkan pelaksanaan dan
keseragaman pembukuan , ditetapkan model-model buku Bendahara Pengeluaran dan BPP.
k. Model-model Buku Bendahara Pengeluaran/BPP paling
sedikit mencantumkan mengenai tanggal, uraian , debet, kredit , dan saldo .
G. PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI PEMBUKUAN BENDAHARA DENGAN UAKPA
1. Pemeriksaan Kas
a. PPK atas nama KPA melakukan pemeriksaan kas
Bendahara Pengeluaran paling sedikit satu kali dalam satu bulan .
b. PPK melakukan pemeriksaan kas BPP paling sedikit satu kali dalam satu bulan.
c. Pemeriksaan kas dapat dilaksanakan tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu .
d . Pemeriksaan kas dilakukan untuk meneliti kesesuaian antara saldo buku dengan saldo kas.
e. PPK atas nama KPA memastikan bahwa uang yang
diambil oleh Bendahara Pengeluaran dari Bank telah sesuai dcngan kebutuhan dan disesuaikan dengan jumlah uang tunai yang ada di brankas .
Cl
C
...
...
f. Hasil perneriksaan dituangkan dalam Berita Acara III
C
Pemeriksaan Kas. C
ItJ
.s::
g. Berita Acara Pemeriksaan Kas paling sedikit memuat v
"0
hasil pemeriksaan berupa: C
:l
... 1) kesesuaian kas tunai di brankas dan di rekening
dalam rekening koran dengan pembukuan ; 2) penjelasan apabila terdapat selisih antara hasil
pemeriksaan dengan pembukuan.
h. Bentuk dan format Berita Acara Pemeriksaan Kas sebagaimana format terlampir (format dapat dilihat pada lampiran 8)
2. Rekonsiliasi Pembukuan Bendahara dengan UAKPA
a. PPK atas nama KPA melakukan rckonsiliasi internal antara pembukuan Bendahara Pengeluaran setelah mendapat laporan dari BPP dengan Laporan Keuangan UAKPA paling sedikit satu kali dalam satu bulan sebelum dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN
b. Rekonsiliasi internal dimaksudkan untuk meneliti kesesuaian antara pembukuan bendahara dengan Laporan Keuangan UAKPA.
c. Rekonsiliasi internal dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pemeriksaan kas
d. Hasil rekonsiliasi internal diluangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi. (format dapat dilihat pada lampiran 9)
3. Penyusunan Dan Penyampaian Laporan
Pertanggung-jawaban BPP.
a. BPP wajib menyusun LPJ setiap bulan atas uang hibah yang dikelolanya .
b. LPJ BPP disusun berdasarkan pembukuan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu yang telah diperiksa dan diuji·oleh PPK
"
c:
:l 0.
c . LPJ BPP, paling sedikit menyajikan informasi sebagai
r.
::T
III berikut:
:l
:l 1) keadaan pembukuan pada bulan pelaporan ,
ID
...
....
meliputi saldo awal . penambahan. pengurangan . 10:l dan saldo akhir dari Buku Pembantu ;
2 ) keadaan kas pada akhir bulan pelaporan . meliputi uang tunai di brankas dan saldo di rekening bank/ pos;
:3) hasil rekonsiliasi internal antara pembukuan bendahara dengan UAKPA; dan
4) penjelasan atas selisih jika ada, antara saldo buku dan saldo kas.
d . LPJ-BPP ditandatangani oleh BPP dan PPK serta disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat 5 (lima) hari kerja bulan berikutnya dengan dilampiri salinan rekening koran untuk bulan berkenaan(format LPJ BPP dapat dilihat pada lampiran 10)
H. PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG
1. KPA mengajukan SP2HL atas seluruh pendapatan hibah
lang sung luar negeri bentuk uang sebesar yang telah diterima. dan belanja yang bersumber dari Hibah Langsung Luar Negeri sebesar yang telah dibelanjakan pada tahun angg aran berjalan kepada KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah paling tinggi sebesar alokasi dana yang tercantum pada DIPA.
2. SP2HL dibuat menggunakan aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan . formulir dapat dilihat pada lampiran 11.
3. Sisa uang yang bersumber dari hibah langsung bentuk uang dapat dikembalikan kepada Pemberi Hibah sesuai Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan .
4 . Atas pengembalian dana hibah tersebut. PAlKuasa PA
menyampaikan SP4HL yang berasal dari luar negeri kepada KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah .
C\
c:
....
...
5. Format SP4HL dapat dilihat pada lampiran 12. III
c: c:
6. SP4HL dibuat rnenggunakan aplikasi yang disediakan oleh IU
.c
u
Direktorat Jenderal Perbendaharaan .
"0
c: ::s u..
I. PROSEDURITATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG
DALAM BENTUK UANG
1. Penyampaian SP2HL
a. Atas pendapatan hibah langsung bentuk uang dan/atau
belanja yangbersumber dari hibah langsung, PAlKuasa PA rnembuat dan menyampaikan SP2HL ke KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah dengan dilampiri :
1) Copy Rekening Koran terakhir atas rekening hibah ;
2) SPTMHL ;
3) SPTJM ; dan
4) Copy surat persetujuan pembukaan rekening
untuk pengajuan SP2HL pertama kali .
b. Penyampaian SP2HL ke KPPN dilakukan
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun anggaran .
c. Format SPTMHL dan SPTJM dapat dilihat pada
lampiran 13 dan lampiran 1
2. Penyampaian SP4HL
a . Atas pengembalian pendapatan hibah langsung bentuk uang , PAlKuasa PA membuat dan menyampaikan SP4HL dengan dilampiri:
1) Copy Rekening Koran Terakhir atas Rekening Hibah :
2) Copy bukti pengirirnan/transfer kepada Pemberi Hibah dan SPTJM .
b. Penyampaian SP4HL ke KPPN , dilakukan segera
setelah semua kegiatan dalam perjanjian hibah selesai dilaksanakan dan pengembalian hibah telah dilakukan, kecuali dinyatakan lain dalam perjanjian
.." C :s
a.
1"'1 C. Dalam hal sisa dana hibah yang tidak digunakan dan
:::T
a. tidak dikembalikan kepada pemberi hibah, atas sisa
:s
:s dana tersebut disetorkan ke kas negara dan untuk
ID
....
....
selanjutnya dilakukan pengesahan ke KPPN Khusus:s
\C Pinjaman dan Hibah dengan menggunakan dokumen
SP4HL
CI
...
C...
Q/
C
c::
to
セ@
u
""0
C ::J lL.
BAB VI
CI
C
...
...
BAB IV (II
c c;
AKUNTANSI, PELAPORAN DAN REKONSILIASI III
.c u
"0
c; ::J
A. AKUNTANSI lL.
1. Satuan kerja membukukan dokumen sumber transaksi
keuangan atas :
a. belanja yang bersumber dari hibah langsung bentuk uang ;
b. saldo kas di satuan kerja dari hibah;
c. belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah; dan
d . belanja modal untuk pencatatan aset tetap atau aset lainnya dari hibah ;
2. Pendapatan Hibah dalam bentuk uang yang disahkan
oleh KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah menjadi dasar pengakuan pendapatan hibah bagi Bagian Anggaran BUN
3. Belanja yang bersumber dari hibah adalah belanja yang membebani pengeluaran K/L untuk mendukung kegiatan operasional K/L
4 . Belanja yang dilakukan K/L dapat dibebankan ke dalam akun belanja barang (52xxxx) , belanja modal (53xxxx) maupun belanja bantuan social (57xxxx )
5. Belanja yang bersumber dari hibah disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran K/L .
6. Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yang
sampai dengan akhir tahun belum digunakan dan belum disahkan , disajikan dalam Neraca K/L
7. Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yang
telah disahkan dan masih terdapat sisa pada akhir tahun anggaran , disajikan dalam Neraca K/L
8. Aset yang diperoleh dari Pendapatan Hibah dalam bentuk barang disajikan dalam Neraca K/L.
.." C ::J C.
,..., 9. Pendapatan hibah dalam bentuk uang yang diterima dalam
:::T
III mata uang asing (valas) , Satuan kerja disarankan untuk
::J
::J menkonversi seluruh valuta asing tersebut ke dalam mata
ID
... uang rupiah .
....
::J
\0 10. Pendapatan yang disahkan sebesar realisasi jumlah rupiah
berd asarkan hasil konversi . Dalam hal demikian, tidak akan terjadi selisih kurs.
B. REKONSILIASI
Rekonsiliasi Hibah dilaksanakan secara berjenjang paling sedikit satu kali dalam 3 (tiga) bulan .
Rekonsiliasi Hibah dilaksanakan antara :
1. Kepala Satker akan melakukan Rekonsiliasi dengan Donor 2. Kepala Satker melakukan rekonsiliasi dengan Biro Keuangan
dan BMN
3. Biro Keuangan dan BMN atas nama Sekretariat Jenderal melakukan Rekonsiliasi dengan Dit. EAS DJPU atas realisasi Pendapatan Hibah Langsung secara triwulanan .
4 . Rekonsiliasi dapat dilakukan dari tingkat UAPA sampai dengan UAKPA.
5. Dalam hal terjadi ketidakcocokan pada saat Rekonsiliasi , kedua belah pihak melakukan penelusuran .
6. Hasil Rekonsiliasi akan dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi .
a. Biro Keuangan dan BMN atas nama Sekretariat Jenderal melakukan pencocokan data dengan Pemberi Hibah atas realisasi Pendapatan Hibah secara triwulanan . b. Dalam hal terjadi ketidakcocokan data, kedua belah
pihak melakukan penelusuran .
c. Hasil pencocokan data dituangkan dalam Berita Acara .
d. Copy Berita Acara disampaikan kepada DJPU c.q.
Direktorat Evaluasi Akuntansi dan Setelmen.
01
c::
....
....
c.
PELAPORAN QIC C
IU
1. Satker Penerima Hibah akan menyusun laporan keuangan .c
u
yang telah direkonsiliasi . "C
c:: ::l
2. laporan keuangan terdiri dari: lL.
a. laporan Realisasi Anggaran;
b. Neraca ; dan
c. CalK.
3. Tata cara penyusunan laporan keuangan Satuan kerja
mengikuti ketentuan peraturan yang mengatur mengenai Sistem Akuntansi Instansi.
4 . Satker Peneriman Hibah wajib menyampaikan laporan
keuangan berupa lRA dan Neraca setiap bulan setiap semesteran dan tahunan.
5. Pendapatan Hibah langsung dalam bentuk uang yang
sampai dengan akhir tahun belum digunakan dan belum disahkan, disajikan dalam Neraca Kementerian Kesehatan.
6. Pendapatan Hibah langsung dalam bentuk uang yang
telah disahkan dan masih terdapat sisa pada akhir tahun anggaran , disajikan dalam Neraca Kementerian Kesehatan dan merupakan bagian dari Saldo Anggaran lebih .
D. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB DAN REVIU
1. Satuan kerja penerimana wajib membuat Pernyataan
Tanggung Jawab (Statement of Responsibility) atas laporan keuangan semesteran dan tahunan.
2. Pernyataan Tanggung Jawab tersebut memuat pernyataan
bahwa pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
3. Pernyataan Tanggung Jawab dapat dilengkapi dengan
paragraf penjelasan atas suatu kejadian yang belum termuat dalam laporan keuangan.
"
C::J
Q.
4. Bentuk dan isi dari Pernyataan Tanggung Jawab .
f"I
:::T
III
5. Laporan keuangan yang telah dibuat tersebut wajib di ::J
::J
/I) reviu oleh Aparat Pengawasan Internal dan dituangkan
...
dalam laporan hasil reviu berupa Pernyataan Telah Direviu::J
IC ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern.
6. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan
klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dalam Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Hibah , dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan , disajikan pada CaLK .
7. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan
klasifikasi Belanja Hibah menurut organisasi dan menurut fungsi dalam Laporan Realisasi Anggaran Belanja.
C
C\
...
....
QIC
C
ItJ
J:: V '0
C
"-セ@
BABV
,,
,
•
,